158049193-perencanaan-pelabuhan

18
Proposal Perencannan Pelabuhan PENDEKATAN METODOLOGI PERENCANAAN PELABUHAN Pada ilmu geodesi, pengukuran hidrografi secara terus menerus memainkan peranan yang luar biasa penting dalam berbagai bidang rekayasa engginering terutama dalam suatu rencana pembangunan pelabuhan. Dimana perencanaan pembangunan pelabuhan harus memiliki suatu data-data hidrografi dengan cara melakukan kegiatan survey bathymetri, pengukuran pasang surut air laut pengukuran kedalamaan air laut dan pengukuran arus, gelombang dan angin. Survey bathymetri dapat didefinisikan sebagai pekerjaan pengumpulan data melalui metode penginderaan atau perekaman dari dasar laut yang kemudian menghasilkan profil-profil relief dasar laut, sehingga dapat digambarkan dalam bentuk kontur dan disajikan dalam bentuk peta bathymetri. Dalam hal ini survey bathymetri bertujuan untuk menentukan kedalaman titik-titik tertentu di dasar laut beserta posisi horizontal dari titik-titik fix. 1. Pengamatan Pasang Surut Air Laut Pasang surut air laut adalah gerakan vertikal dari permukaan air laut yang terjadi secara periodik, dimana gerakan vertikal ini disebabkan oleh karena pengaruh gaya tarik benda-benda langit (terutama bulan dan matahari) terhadap bumi, gaya gravitasi bumi serta gaya sentripetal akibat adanya rotasi bumi. Pengamatan pasang surut air laut didalam pemetaan Bathymetri dilakukan untuk menentukan sifat-sifat pasang surut air laut disuatu lokasi. Dalam pengamatan pasang surut air laut dilakukan untuk penentuan duduk tengah (mean sea level) dan muka surutan (chart datum), dimana masing-masing merupakan bidang referensi bagi ketinggian titik-titik didarat dan kedalaman titik- titik didasar laut. 1.1. Data yang dicatat saat pengamatan pasut : 1. Data waktu yang memiliki interval waktu 1 jam tapi disarankan melakukan pengamatan setiap 0.5 jam ( 30 menit ). 2. Data tinggi permukaan air.

Transcript of 158049193-perencanaan-pelabuhan

Page 1: 158049193-perencanaan-pelabuhan

Proposal Perencannan Pelabuhan

PENDEKATAN METODOLOGI

PERENCANAAN PELABUHAN

Pada ilmu geodesi, pengukuran hidrografi secara terus menerus memainkan

peranan yang luar biasa penting dalam berbagai bidang rekayasa engginering terutama

dalam suatu rencana pembangunan pelabuhan. Dimana perencanaan pembangunan

pelabuhan harus memiliki suatu data-data hidrografi dengan cara melakukan kegiatan

survey bathymetri, pengukuran pasang surut air laut pengukuran kedalamaan air laut

dan pengukuran arus, gelombang dan angin.

Survey bathymetri dapat didefinisikan sebagai pekerjaan pengumpulan data

melalui metode penginderaan atau perekaman dari dasar laut yang kemudian

menghasilkan profil-profil relief dasar laut, sehingga dapat digambarkan dalam

bentuk kontur dan disajikan dalam bentuk peta bathymetri. Dalam hal ini survey

bathymetri bertujuan untuk menentukan kedalaman titik-titik tertentu di dasar laut

beserta posisi horizontal dari titik-titik fix.

1. Pengamatan Pasang Surut Air Laut

Pasang surut air laut adalah gerakan vertikal dari permukaan air laut yang

terjadi secara periodik, dimana gerakan vertikal ini disebabkan oleh karena

pengaruh gaya tarik benda-benda langit (terutama bulan dan matahari) terhadap

bumi, gaya gravitasi bumi serta gaya sentripetal akibat adanya rotasi bumi.

Pengamatan pasang surut air laut didalam pemetaan Bathymetri dilakukan untuk

menentukan sifat-sifat pasang surut air laut disuatu lokasi.

Dalam pengamatan pasang surut air laut dilakukan untuk penentuan duduk

tengah (mean sea level) dan muka surutan (chart datum), dimana masing-masing

merupakan bidang referensi bagi ketinggian titik-titik didarat dan kedalaman titik-

titik didasar laut.

1.1. Data yang dicatat saat pengamatan pasut :

1. Data waktu yang memiliki interval waktu 1 jam tapi disarankan

melakukan pengamatan setiap 0.5 jam ( 30 menit ).

2. Data tinggi permukaan air.

Page 2: 158049193-perencanaan-pelabuhan

Proposal Perencannan Pelabuhan

1.2. Tipe Pasut :

1. Pasut Setengah harian ( Semi Diurnal )

Tipe pasut dengan selang waktu 12 jam (1/2 hari) terjadi 1x air pasang

dan 1x air surut. Jadi dalam 1hari penuh (24 jam) terjadi 2x air pasang

dan 2x air surut.

2. Pasut Harian (Diurnal)

Tipe pasang surut dimana waktu 24 jam (1hari) hanya terjadi 1x air

pasang dan 1x air surut.

3. Pasut Campuran

Tipe pasang surut dimana dalam waktu 24 jam (1hari) terjadi air pasang

dan surut dengan jumlah yang tidak beraturan.

1.3. Macam-macam kedudukan permukaan air laut :

Mean Sea / Tide Level

Mean Low WaterMean Lower Low Water

Mean High WaterMean Higher High WaterHighest Observation

MLWMLLW

MHWMHHW

MSL / MTL

Lowest Observation

a. Mean Higher High Water (MHHW) adalah tinggi rata-rata pasang

tertinggi dari dua air tinggi harian pada suatu periode waktu yang

panjang. Jika hanya satu air tinggi terjadi pada satu hari, maka air

tinggi tersebut diambil sebagai air tinggi tertinggi. Dapat terjadi 1x

atau 2x setahun.

Gambar

Kedudukan muka air laut

Page 3: 158049193-perencanaan-pelabuhan

Proposal Perencannan Pelabuhan

b. Mean High Water (MHW) adalah tinggi air rata-rata pada semua

pasang tinggi. Dapat terjadi 1x atau 2x sebulan.

c. Mean Sea Level (MSL) atau Duduk Tengah adalah muka laut rata-rata

pada suatu periode pengamatan yang panjang, sebaiknya selama 18,6

tahun.

d. Mean Low Water (MLW) adalah tinggi air rata-rata pada semua surut

rendah. Dapat terjadi 1x – 2x dalam waktu 1 bulan.

e. Mean Lower Low Water (MLLW) adalah tinggi rata-rata air terendah

dari dua air rendah harian pada suatu periode waktu yang panjang. Jika

hanya satu air rendah terjadi pada satu hari, maka harga air rendah

tersebut diambil sebagai air rendah terendah. Dapat terjadi 1x - 2x

dalam waktu setahun.

1.4. Pelaksanaan Pengamatan Pasut

Dalam pelaksanaan pengamatan pasut, peralatan yang digunakan, yaitu:

Pengamatan pasut secara manual.

Alat yang digunakan berupa palem ukur atau mistar ukur.

Pengamatan pasut secara mekanis

Alat yang digunakan berupa Tide Gauge.

Pengamatan Pasut secara elektronis

Alat yang digunakan adalah AWLR (Automatic Water Level

Recorder).

1.5. Periode Waktu Pengamatan Pasut

Dalam pengamatan pasut memiliki periode, yaitu:

Periode 39 jam.

Duduk tengah (mean sea level ) yang didapatkan dari pengamatan

pasut selama 39 jam. Namun disarankan waktu pengamatan dilakukan

48 jam.

Periode 15 hari / piantan

Duduk tengah yang didapatkan dari pengamatan pasut selama 15

piantan. (1 piantan = 24 jam 50 menit).

Periode 29 hari / piantan.

Page 4: 158049193-perencanaan-pelabuhan

Proposal Perencannan Pelabuhan

Duduk tengah yang diperoleh dari pengamatan pasut selama 39

piantan.

1.6. Pengolahan Data Pengamatan Pasut

Pengamatan pasut biasanya menggunakan 15 piantan dan 29 piantan data

pengamatan yang diperoleh dan diproses dengan cara / metode :

a. Metode Admiralty ( nilai konstanta pasut )

Metode Admiralty merupakan metode empiris berdasarkan

tabel – tabel pasang surut yang dikembangkan pada awal abad ke-20.

Metode ini terbatas untuk menguraikan data pasang surut selama 15

atau 29 hari dengan interval pencatatan 1 jam. Metode ini menghitung

amplitudo dan ketertinggalan fase dari sembilan komponen pasang

surut, yaitu M2, S2, B2, K2, O1, K1, P1, M4 dan MS4 serta muka air

laut rata-rata (MSL). Tinggi muka laut rata-rata (MSL) biasanya

ditetapkan dari seatu bench mark (BM) tertentu yang dijadikan acuan

levelling di daerah survei. Metode Admiralty umumnya diterapkan

untuk data pasut 15 dan 29 hari.

b. Metode Least Squere ( konstanta terkecil )

Metode ini memiliki persamaan sebagai berikut :

ni

k

t

k

tiniioon tBtASSSt coscoscos

1 1

Dimana :

Ai dan Bi : konstanta harmonic dari komponen ke-i

K : jumlah komponen pasut yang dihitung

Tn : waktu pengamatan

Dengan analisis harmonik pasang surut, solusi persamaan

tersebut di hitung dengan asumsi persamaan linier,yang menghasilkan :

1. Tinggi muka air laut rata-rata (MSL)

1 ko AS

2. Amplitudo dari n buah komponen pasut

21

211 BAC

3. Ketertinggalan fase dari n komponen pasut

Page 5: 158049193-perencanaan-pelabuhan

Proposal Perencannan Pelabuhan

Bukit

Lembah

i

ii A

BarcP tan

Sehingga persamaan kedua tanda i dapat dituliskan sebagai berikut :

k

tiniion PtCSth

1cos)(

c. Metode Deret Fourier

P. van der Stock mengklarifikasikan karakteristik pasatu suatu

daerah berdasarkam perbandingan amplitudo dari komponen diurnal

dan semidiurnal, dyang dirumurkan sebagai berikut :

22

11

SMOKF

Tipe pasang surut suatu daerah dapat diklarifikasikan sebagai berikut :

1. Semi Diurnal bila 0 < F < 0.25

2. Campuran Semidiurnal bila 0.25 < F < 1.5

3. Campuran Diurnal bila 1.5 < F < 3.0

4. Diurnal bila F > 3.0

1.7. Hasil Pengamatan Pasang Surut

Hasil Pengamatan dalam satu piantan berupa gelombang

longitudinal, yang terdiri dari 1 bukit dan 1 lembah.

2. Pengukuran Kedalaman Air ( Pemeruman / Echosounding )

Penentuan kedalaman laut merupakan penentuan kedalaman titik tertentu

didasar laut terhadap muka surutan ( CD=Chart Datum ) lautnya beserta posisi

horisontalnya untuk mendapatkan data kedalaman serta gambaran mengenai

Gambar. Pasang Surut

Page 6: 158049193-perencanaan-pelabuhan

Proposal Perencannan Pelabuhan

topografi dasar laut yang umunya akan disajikan dalam bentuk peta. Alat yang

digunakan dalam pemeruman atau echosounding adalah perum gema

(Echosounder).

Pemeruman atau echosounding adalah suatu cara pengukuran kedalaman air

dengan mempergunakan prinsip pantulan gelombang suara. Echosounding tidak

mengukur kedalaman air secara langsung tetapi mengukur waktu yang diperlukan

gelombang suara untuk menempuh jarak dari tranducer kedasar laut dan kembali

lagi ke transduser.

Pada dasarnya pengukuran Echosounding adalah pengukuran cross section.

Dikerenakan kondisi perairan yang cukup dalam dan sering kali bentangnya cukup

panjang, maka pelaksanaan pengukuran diperlukan teknik khusus untuk mengukur

elevasi dasar selat. Elevasi dasar selat dapat diperoleh bila kedalaman ini dapat

diukur. Pengukuran kedalaman ini dilakukan dengan metode pantulan gelombang

yang dipancarkan dari tranducer. Tranducer dipasang disamping badan perahu

(mengarah kebawah kedasar perairan).

Interval waktu kemudian dikonversi menjadi kedalaman, yaitu dengan

menggali interval waktu tersebut dengan kecepatan gelombang suara dalam air.

transduser

t2t1

Kedalaman (D) = V. 2T = V .

2)( 21 tt

Dimana :

V adalah kecepatan gelombang suara dalam air.

Gambar

Waktu Tempuh Gelombang Suara

Page 7: 158049193-perencanaan-pelabuhan

Proposal Perencannan Pelabuhan

“Recorder” merupakan unit terpenting dari suatu alat perum gema. Interval

waktu gelombang suara yang dipancarkan tranducer diukur oleh recorder. Adapun

arus listrik diterima recorder dari “synchronous oscillator”. Kemudian sinyal-

sinyal waktu dikirim oleh recorder ke “transmitter” yang bersamaan dengan itu

dihasilkan pulsa-pulsa energi listerik. Oleh transmitting energi listrik tersebut

dikirim ke “transmitting transducer”. Pada transmitting tranducer energi listrik

ditransformasikan menjadi pulsa energi gelombang suara dan dipancarkan secara

vertical kedasar perairan.

Gelombang suara akan dipantulkan dasar laut kembali kepermukaan laut dan

diterima oleh “receiver transducer”. Kemudian oleh receiving tranducer pulsa

gelombang suara tersebut ditransformasikan kembali menjadi pulsa energi listrik

dan dikirimkan ke receiver. Oleh receiver sinyal-sinyal tersebut diperkuat dan

dikirim kerecorder. Pada recorder diukur interval waktu yang diperlukan pulsa

gelombang suara untuk menempuh jarak dari tarnduser kedasar perairan dan

kembali ke tranducer.

Ketelitian hasil pemeruman tergantung dari pengukuran interval waktu t.

Berhubungan dengan hal tersebut perlu didapatkan harga V yang sebenarnya,

karena pada kenyataannya harga V tersebut berubah-ubah. Kecepatan gelombang

suara dalam air ( dalam hal ini air laut ) dipengaruhi temperature, tekanan dan

kadar garam. Alat perum gema dirancang dengan harga kecepatan gelombang

suara dalam air laut yang disebut “Hypotethical Velcocity of sound” dimana V (

rata-rata ) = 1.5000 m/detik.

Sebelum dilakukan pengukuran Echosounder, terlebih dahulu dilakukan

pengaturan alat Echosounder hingga memenuhi syarat pengukuran. Persyaratan

pengaturan alat Echosounder tersebut dinamakan barchek.

2.1. Barcheck

Barchek adalah kegiatan yang bertujuan untuk

mencocokkan/menyesuaikan kedalaman perairan yang terukur dengan hasil

yang terekam/tergambar dikertas echosounder.

Barchek dilakukan :

- pada awal dan akhir sounding

- pada jam tertentu ( sekali minimal 2x ).

Page 8: 158049193-perencanaan-pelabuhan

Proposal Perencannan Pelabuhan

2.2. Penentuan Posisi Horizontal Titik Fix

Pelaksanaan pengukuran atau penentuan posisi titik-titik sounding

perlu dilakukan, untuk mengetahui posisi kedalaman titik-titik perum.

Penentuan posisi biasanya dilakukan secara periodik sepanjang lajur perum

dan titik-titik yang ditentukan posisinya (secara periodik) itu disebut titik Fix

Perum. Fix Perum inilah yang ditentukan posisinya dengan metode

penentuan posisi, sedangkan titik-titik lainnya diantara titik-titik Fix Perum

tersebut dapat ditentukan dengan cara interpolasi dari titik-titik Fix Perum

tersebut.

Penentuan posisi titik-titik Fix Perum biasanya dilakukan dengan cara

mengikatkan ke titik-titik yang ada di darat. Pada prinsipnya penentuan titik-

titik Fix Perum itu dapat pula tanpa menggunakan titik-titik di darat,

melainkan menggunakan metode satelit, misalnya dengan moteda GPS.

Titik Fix perum mempunyai informasi tentang posisi horisontal dan

kedalaman yang teramati pada saat bersamaan. Penentuan posisi horisontal

titik-titik fix merupakan penentuan posisi dinamis dari kapal survei yang

sedang bergerak pada jalur survei yang ditentukan. Umumnya, penentuan

posisi suatu titik di laut ditentukan secara relatif terhadap titik yang lain yang

telah diketahui posisinya.

Berbagai macam metode penentuan posisi di laut dapat dilakukan

misalnya dengan metode pengikatan ke muka, pengikatan ke belakang,

hiperbola, triangulasi, trilaterasi, dan metode yang saat ini umum dipakai

adalah dengan menggunakan satelit navigasi Global Positioning System

(GPS). GPS menyediakan kode sinyal satelit khusus yang dapat diproses di

receiver GPS, antara lain menghitung posisi, kecepatan sinyal (velocity), dan

waktu. Sedikitnya dibutuhkan 4 sinyal satelit untuk menentukan posisi tiga

dimensi (x, y, z) dan offset waktu (t) pada jam receiver.

Peralatan yang terkait dengan proses pengamatan titik fix adalah

peralatan penentuan posisi dan peralatan pengukur kedalaman. Pada proses

pengambilan datanya, kedua alat tersebut harus secara bersamaan melakukan

pengamatan. Hal ini disebabkan oleh kondisi dinamis dari wahana kapal

yang membawa kedua peralatan tersebut. Pergerakan kapal dengan

kecepatan tertentu harus mengikuti pola sounding yang telah direncanakan.

Pola sounding yang dimaksud yakni pola sounding paralel.

Page 9: 158049193-perencanaan-pelabuhan

Proposal Perencannan Pelabuhan

2.3. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengukuran

Pengukuran dipengaruhi oleh beberapa factor yang harus diperhatikan.

Factor-faktor tersebut adalah pengaruh cuaca, lalu lintas kapal, kecepatan

perahu, dan kecuraman/kemiringan daerah.

Pengaruh cuaca

Apabila cuaca buruk selama pengukuran dan menyebabkan perahu

terbawa angin kuat, maka pengukuran tidak pada jalur yang sebenarnya

karena perahu sulit diarahkan. Hal ini dapat menyebabkan bentuk

kedalaman yang tercatat pada kertas echo terlihat ganjil. Oleh sebab itu

pada pelaksanaannya apabila cuaca yang buruk harus segera dihentikan.

Pengaruh Lalu lintas Kapal

Pengaruh dari kecepatan perahu itu sendiri

Jika kecepatan perahu terlalu rendah, maka perahu tersebut akan berjalan

tidak lurus, hal ini akan mempengaruhi hasil pengukuran yaitu tidak

sesuainya total jarak yang dihasilkan oleh pengukuran dengan jarak

sesungguhnya. Sebaliknya jika perahu terlalu cepat maka hasil dari

rekaman akan terlalu rapat, sehingga akan mempersulit delam

penggambaran. Oleh karena itu diusahakan perahu berjalan dengan

kecepatan yang sedang yaitu kurang lebih 15 s/d 20km/jam.

Daerah yang curam dan miring

Alat Penentuan Posisi

Alat Pengukur Kedalaman Laut

Sistem Waktu

Arah Kapal Data Posisi Data Kedalaman Data Waktu

TITIK FIX

Gambar

Sistem dalam Penentuan Titik Fix

Page 10: 158049193-perencanaan-pelabuhan

Proposal Perencannan Pelabuhan

Pada daerah yang curam dan miring pengukuran dengan echosounder

akan menghasilkan penerimaan yang lemah, ini disebabkan karena

pantulan dari tenaga bunyi yang dipancarkan jauh dari penerimaan

tranducer. Untuk mengatasi hal ini pengaturan ketajaman/intensitas

diatur peda posisi maksimum, sehingga catatan kedalaman akan tampak

lebih jelas.

2.4. Penentuan Chart Datum

Chart Datum adalah bidang yang digunakan sebagai dasar pengukuran

kedalaman air. Biasanya CD diambil berdasarkan surutan air terendah (

dengan penambahan jarak 1-2 dm dari surutan air terendah tersebut kedalam

laut ). Nilai kedalaman air yang akan diplot pada peta adalah nilai yang

dihitung dari CD (bukan dari permukaan air laut saat pengukuran).

3. Penelitian Sedimen

Metode geologi adalah metode penyelidikan secara langsung. Hal ini

digunakan untuk menentukan komposisi dan struktur dari permukaan dan sub-

permukaan geologi dengan mempelajari fakta-fakta yang dapat diamati, dan

beberapa kasus yang ditangani oleh seorang ahli geologi. Contoh dari material

yang berbeda banyak dihasilkan dan dapat diidentifikasikan untuk ditentukan,

sebagai contoh, apakah mereka dapat mewakili endapan dangkal atau batu-batuan.

Tujuan pengambilan contoh material (soil investigation) dasar laut adalah

untuk menentukan jenis, komposisi, serta distribusi materi-materi sedimen

maupun batuan pada permukaan dasar laut dalam daerah survei yang

bersangkutan. Untuk keperluan perencanaan jalur pipa, pengetahuan yang benar

tentang jenis, komposisi, dan distribusi materi pada permukaan dasar laut dalam

daerah surveinya adalah suatu hal yang sangat penting dan harus dimiliki, dimana

pengetahuan tersebut antara lain berguna untuk :

1. Membantu mengoreksi data sub bottom profiller terutama untuk daerah

yang menunjukkan kenampakan obyek tertentu secara signifikan.

2. Perencanaan desain dan konstruksi.

3. Perencanaan lego jangkar atau posisi jangkar baik dalam hal pemilihan

lokasi maupun sifat dan karakteristik jangkar yang akan digunakan

bagi kapal-kapal yang terlibat dalam pekerjaan rekayasa tersebut.

Page 11: 158049193-perencanaan-pelabuhan

Proposal Perencannan Pelabuhan

Penelitian sedimen dilakukan dengan mencari lokasi-lokasi yang

menandakan terdapat obyek-obyek yang mencurigakan seperti batuan singkapan

atau gundukan yang besar. Lokasi ini di ditunjukkan secara grafis dari data side

scan sonar dan sub bottom profiling yang menunjukkan adanya lokasi atau obyek

yang mencurigakan tersebut misalnya singkapan batu karang.

Pengambilan contoh material dasar laut ini perlu disediakan beberapa sistem

alat yang tepat untuk pengambilan contoh material dasar laut yaitu :

1. Dredger, adalah tipe alat yang digunakan untuk mengeruk material lepas

yang terdapat pada permukaan dasar laut, yaitu seperti sedimen halus,

kerikil, batu-batuan, dan lain sebagainya.

2. Grab Sampler, adalah tipe alat yang digunakan untuk mengambil material

pembentuk permukaan dasar laut pada lokasi-lokasi tertentu, dan umumnya

mempunyai daya tembus sampai sekitar 1 meter.

3. Corer, adalah tipe alat yang digunakan untuk mengambil material

pembentuk dasar laut pada kedalaman satu sampai beberapa puluh meter 9)

di lokasi-lokasi tertentu.

Contoh sedimen / material dasar laut dari setiap stasiun dalam daerah survey

dianalisa, yang bertujuan untuk menentukan jenis serta sifat dan karakteristik

contoh material atau sedimen, seperti warna, diameter butiran, tekstur, komposisi,

tingkat kelembaban dan sebagainya.

TToottaall aannggkkuuttaann sseeddiimmeenn ((QQ)),, ddeennggaann rruummuuss::

Q = 6,8 Pe

Dimana Pe adalah kekuatan gelombang

4. Penelitian Sifat Fisika dan Kimia Air Laut

Penelitian sifat-sifat fisik dan kimia air laut dimaksudkan untuk memperoleh

informasi, baik yang sifatnya kuantitatif maupun kualitatif tentang sifat-sifat fisik

dan kimia air laut, seperti temperatur, salinitas, densitas, tekanan, konduktifitas,

derajat keasaman (pH) serta kadar unsur-unsur atau zat-zat yang dikandungnya

(oksigen, fosfat, nitrit, nitrat, silikat, chlorida, ammonia, dan lain sebagainya)

dalam daerah survai yang bersangkutan, pada kedalaman-kedalaman yang

diperlukan.

Page 12: 158049193-perencanaan-pelabuhan

Proposal Perencannan Pelabuhan

Suhu dan salinitas merupakan parameter oseanografi yang penting dalam

sirkulasi untuk mempelajari asal usul massa air (Dahuri, 1996). Suhu air

merupakan faktor yang banyak mendapat perhatian dalam pengkajian-pengkajian

kelautan. Data suhu air dapat dimanfaatkan bukan saja untuk mempelajari gejala-

gejala fisika di dalam laut, tetapi juga dalam kaitannya dengan kehidupan hewan

atau tumbuhan, bahkan dapat juga dimanfaatkan untuk pengkajian meteorologi.

Suhu air di permukaan dipengaruhi oleh kondisi meteorologi, antara lain curah

hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin dan intensitas

matahari. Oleh sebab itu suhu di permukaan biasanya mengikuti pula pola

musiman (Nontji, 1987).

Di dalam survei hidrografi untuk perencanaan jalur pipa, penelitian sifat

fisik dan kimia air laut bertujuan untuk mengetahui tingkat korosifitas air laut

terhadap pipa dan pemilihan ukuran dan bahan pipa yang akan dipasang di dasar

laut haruslah diperhitungkan nilai ketahanannya.

Penelitian ini dilakukan di beberapa stasiun pengamatan serta kedalaman-

kedalaman tertentu yang diperkirakan dapat mewakili seluruh daerah survei yang

bersangkutan. Terdapat beberapa jenis alat yang digunakan yakni antara lain botol

air nansen, atau dengan alat CTD (conductivity, temperature and dept).

Pengambilan air sebaiknya dipilih pada saat kondisi perairan tersebut tidak keruh

untuk dapat mengambil air yang berkualitas. Metode yang dilaksanakan dalam

penelitian sifat-sifat fisik dan kimia air laut, yaitu :

1. Pengambilan contoh air laut (sea water sampling); dimana contoh-contoh air

laut ini selanjutnya dianalisa di laboratorium untuk mendapatkan informasi

tentang sifat-sifat fisik dan kimianya.

2. Pengukuran langsung dengan menggunakan instrumen tertentu

5. Angin

Angin merupakan parameter lingkungan penting sebagai gaya penggerak

dari aliran skala besar yang terdapat baik di atmosfir maupun lautan (Dahuri,

1996). Menurut Kramadibrata (1985), karena letak bumi terhadap matahari yang

berbeda-beda dan berubah-ubah sepanjang tahun, maka pada beberapa bagian

bumi timbul perbedaan temperatur udara. Hal ini menjadikan perbedaan tekanan

udara di bagian-bagian tersebut. Akibat adanya perbedaan tekanan udara inilah

Page 13: 158049193-perencanaan-pelabuhan

Proposal Perencannan Pelabuhan

terjadi gerakan udara yaitu dari tekanan tinggi menuju ke tekanan rendah. Gerakan

ini disebut sebagai angin.

Data pengamatan angin dapat diperoleh dari Badan Meteorologi dan

Geofisika (BMG). Data yang diperoleh adalah arah () dan kecepatan angin.

KKeecceeppaattaann aannggiinn ppaaddaa kkeettiinnggggiiaann nn mmeetteerr ((UUnn)),, ddeennggaann rruummuuss::

Un = U(z) (n/z)1/7

DDiimmaannaa ::

ZZ :: kkeettiinnggggiiaann ppeenngguukkuurraann kkeecceeppaattaann aannggiinn ((mmeetteerr))

6. Pengukuran Arus

Gelombang yang datang menuju pantai dapat menimbulkan arus pantai yang

berpengaruh terhadap proses sedimentasi/abrasi di pantai. Pola arus pantai ini

ditentukan terutama oleh besarnya sudut yang dibentuk antara gelombang yang

datang dengan garis pantai. Jika sudut datang itu cukup besar, maka akan

terbentuk arus menyusur pantai (longshore current) yang disebabkan oleh

perbedaan tekanan hidrostatik.

Jika sudut datang relatif kecil atau sama dengan nol (gelombang yang datang

sejajar dengan pantai), maka akan terbentuk arus meretas pantai (rip current)

dengan arah menjauhi pantai di samping terbentuknya arus menyusur pantai.

Diantara kedua jenis arus pantai ini, arus menyusur pantailah yang mempunyai

pengaruh lebih besar terhadap transportasi sedimen pantai (Dahuri, 1996).

Arus adalah pergerakan muka air laut dari suatu lokasi ke lokasi yang lain

yang disebabkan oeh angin dan pasang surut air laut. Perubahan taraf permukaan

air laut akibat pasang surut berpengaruh timbulnya arus air laut di beberapa lokasi

bumi yang berbeda, mengakibatkan pergerakan air laut secara horisontal.

Perpindahan air di bawah permukaan ini umumnya disebut arus pasut (tidal

stream/current). Arah arus pasang umumnya berlawanan dengan arus surut.

Kecepatan arus pasang dijabarkan:

V = Vmaks x cos (fase)

Dalam hal ini:

Vmaks adalah kecepatan maksimal arus yang terjadi pada suatu waktu.

Data yang diperlukan untuk mengamati gerakan horisontal dari air laut

adalah waktu, kecepatan dan arah alirannya pada permukaan hingga dasar laut.

Page 14: 158049193-perencanaan-pelabuhan

Proposal Perencannan Pelabuhan

Dengan mengamati arus di setiap interval baris kedalaman pada suatu kolom air

akan memberikan perekaman menyeluruh mengenai setiap arus di bawah

permukaan dan dapat dihitung untuk menghasilkan rata-rata seluruh nilai arus

pada kedalaman seluruhnya. Timbulnya arus karena dipengaruhi musim,angin dan

pasut air laut. Waktu pengamatan arus adalah pada saat pasang purnama selama 1

piantan dengan interval waktu selama 1 jam.

Kedudukan arus terdiri dari 3 kedudukan : arus permukaan, arus tengah dan

arus bawah.

Salah satu peralatan yang digunakan untuk mengamati arus adalah Current

Meter (CM).

Pelampung pencari Pelampung pencari alternatif

Pelampung di bawah permukaan

Current meter dengan interval tertentu dan data direkam oleh alat perekam di dalam pelampung di bawah permukaan

Pemberat (anchor)

Pergerakan arus

Gambar

Pemasangan Current Meter di Dasar Laut

Daratan Air Laut 0.2 D

0.6 D 0.8 D

D Arus Permukaan

Arus Tengah Arus Bawah

Gambar. Kedudukan Arus

Page 15: 158049193-perencanaan-pelabuhan

Proposal Perencannan Pelabuhan

Alat ini secara berurutan terdiri dari pemberat (anchor), acustic release,

current meter, dan pelampung. Cara mengoperasikannya, yakni secara bersamaan

rangkaian alat ini ditenggelamkan ke dasar laut dengan posisi pemberat di dasar

laut dan posisi acustic release, current meter dan pelampung melayang.

7. Gelombang

Hampir tak pernah terlihat permukaan laut dalam keadaan tenang sempurna,

selalu saja ada gelombang, bisa berupa riak kecil ataupun gelombang yang besar.

Setiap gelombang mempunyai tiga unsur yang penting yakni panjang, tinggi dan

periode. Antara panjang gelombang dan tinggi gelombang tidak terdapat

hubungan yang pasti, tetapi gelombang yang mempunyai panjang yang jauh akan

mempunyai kemungkinan mencapai gelombang yang tinggi pula (Nontji, 1987).

PPaannjjaanngg ggeelloommbbaanngg ((LL)),, ddeennggaann rruummuuss::

L = T2

TTiinnggggii ggeelloommbbaanngg ((HH)),, ddeennggaann rruummuuss:: H = 0,031 (Un)2

PPeerriiooddee ggeelloommbbaanngg ((TT)),, ddeennggaann rruummuuss::

L/g)(2 T atau L/g)((2 T 2

Dimana :

L = panjang gelombang

T = Periode gelombang

H = Tinggi gelombang

U = ketinggian (m)

G = percepatan gravitasi ( 9.8 kg.m/s2)

= konstanta ( 22/7 )

Gelombang yang ditemukan di permukaan laut pada umumnya terbentuk

karena adanya proses alih energi dari angin ke permukaan laut, atau pada saat-saat

tertentu disebabkan oleh gempa di dasar laut. Gelombang ini merambat ke segala

arah membawa energi tersebut yang kemudian dilepaskannya ke pantai dalam

bentuk hempasan gelombang (Dahuri, 1996).

Menurut Nontji (1987), gelombang yang terhempas ke pantai akan

melepaskan energi. Makin tinggi gelombang makin besar tenaganya memukul ke

Page 16: 158049193-perencanaan-pelabuhan

Proposal Perencannan Pelabuhan

pantai. Pasir laut atau terumbu karang yang membuat dangkalnya suatu perairan

berfungsi sebagai peredam pukulan gelombang. Oleh sebab itu pengambilan pasir

laut, pengambilan atau perusakan terumbu karang memberikan kesempatan lebih

besar bagi gelombang untuk menggempur dan merusak kestabilan garis pantai.

Page 17: 158049193-perencanaan-pelabuhan

Proposal Perencannan Pelabuhan

RENCANA KERJA

PERENCANAAN PELABUHAN

Rencana pelaksanaan pekerjaan proyek ini adalah melalui beberapa tahapan

pekerjaan yang berurutan. Tahapan-tahapan pekerjaan yang dimaksud dapat

dijelaskan sebagai berikut :

7.1.1 Pekerjaan awal termasuk pekerjaan persiapan meliputi;

a. Melakukan mobilisasi personil, peralatan dan bahan.

b. Melakukan pengumpulan data awal antara lain peta rupa bumi dan peta

lingkungan pantai.

c. Melakukan pengumpulan studi-studi serta di literatur lain yang terkait.

d. Membuat jadual rencana kerja secara detail

7.1.2 Pekerjaan Survey

7.1.2.1 Pengukuran Topografi

Pengukuran topografi yang dimaksud diantaranya adalah melakukan

pengukuran pada daerah yang mewakili daerah survey. Menunjukkan

nilai titik-titik tinggi dan detail (situasi) yang berada di daerah pesisir

pantai.

Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. 1 (satu) unit Total Station

b. 2 (dua) unit GPS Geodetic

c. 1 (satu) unit GPS Handheld

7.1.2.2 Pengamatan Pasang Surut

Dalam pengamatan pasang surut air laut dilakukan untuk penentuan

duduk tengah (mean sea level) dan muka surutan (chart datum),

dimana masing-masing merupakan bidang referensi bagi ketinggian

titik-titik didarat dan kedalaman titik-titik didasar laut.

Peralatan yang digunakan untuk pengamatan pasang surut adalah 1

(satu) unit Valeport 704.

Page 18: 158049193-perencanaan-pelabuhan

Proposal Perencannan Pelabuhan

7.1.2.3 Pengukuran Kedalaman Laut

Pengukuran kedalaman laut merupakan penentuan kedalaman titik

tertentu didasar laut terhadap muka surutan ( CD=Chart Datum )

lautnya beserta posisi horisontalnya untuk mendapatkan data

kedalaman serta gambaran mengenai topografi dasar laut yang

umunya akan disajikan dalam bentuk peta.

Alat yang digunakan dalam pemeruman atau echosounding adalah

perum gema (Echosounder).

7.1.2.4 Pengukuran Arus

Pengukuran arus dilakukan dengn melekukan pengukuran terhadap

pergerakan muka air laut dari suatu lokasi ke lokasi yang lain yang

disebabkan oeh angin dan pasang surut air laut. Perubahan taraf

permukaan air laut akibat pasang surut berpengaruh timbulnya arus

air laut di beberapa lokasi bumi yang berbeda.

Alat yang digunakan dalam pengukuran arus adalah Currentmeter.

7.1.3 Penyajian Hasil

Penyajian hasil adalah peta bathymetry dalam bentuk cetakan (hardcopy)

dan dalam bentuk file (softcopy).