15 - tinjauan implementasi pengembangan klaster kompetensi inti industri sekjen -tayang...

44
TINJAUAN IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KLASTER TINJAUAN IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KLASTER DAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH DAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH Oleh: Sekretaris Jenderal Disampaikan pada Rapat Kerja Departemen Perindustrian dengan Dinas Perindustrian Kabupaten/Kota di Kawasan Timur Indonesia 1 dengan Dinas Perindustrian Kabupaten/Kota di Kawasan Timur Indonesia Makassar, 28 Maret 2008

Transcript of 15 - tinjauan implementasi pengembangan klaster kompetensi inti industri sekjen -tayang...

  • TINJAUAN IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KLASTER TINJAUAN IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KLASTER DAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAHDAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH

    Oleh: Sekretaris Jenderal

    Disampaikan pada Rapat Kerja Departemen Perindustriandengan Dinas Perindustrian Kabupaten/Kota di Kawasan Timur Indonesia

    11

    dengan Dinas Perindustrian Kabupaten/Kota di Kawasan Timur Indonesia

    Makassar, 28 Maret 2008

  • DAFTAR ISIBAGIAN I : Strategi dan Pendekatan Pengembangan Industri Nasional

    A. StrategiA. StrategiB. PendekatanC. Pengembangan Klaster Industri PrioritasD. Pengembangan Industri Unggulan dan Kompetensi Inti Industri Daerah

    BAGIAN II : Tinjauan Implementasi Pengembangan Klaster Industri Prioritasj p g g

    A. UmumB. Klaster Industri Makanan dan MinumanC. Klaster Industri Pengolahan Hasil Laut (Ikan)D. Klaster Industri Tekstil dan Produk TekstilE. Klaster Industri Alas KakiF. Klaster Industri Turunan Minyak Kelapa SawitG. Klaster Industri Barang Kayu / Furniture (termasuk Rotan dan Bambu)H. Klaster Industri Pengolahan Karet dan Barang dari KaretI Klaster Industri Pulp dan KertasI. Klaster Industri Pulp dan KertasJ. Klaster Industri Mesin dan Peralatan ListrikK. Klaster Industri Petrokimia

    BAGIAN III : Tinjauan Implementasi Pengembangan Industri Unggulan Daerah

    A M t ik I d t i P g l h K diti U gg l P i iA. Matrik Industri Pengolahan Komoditi Unggulan ProvinsiB. Penugasan kepada Dinas Perindustrian Kabupaten/Kota untuk menyusun Peta Panduan Pengembangan

    Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota masing-masing

    BAGIAN IV : Keterkaitan Antara Pengembangan Klaster Industri Prioritas, Industri Unggulan Provinsi, dan Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota (Studi Kasus: Kabupaten Padang Pariaman)Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota (Studi Kasus: Kabupaten Padang Pariaman)

    A. Klaster Industri Prioritas di Sumatera BaratB. Industri Pengolahan Komoditi Unggulan Provinsi Sumatera BaratC. Penentuan Produk Unggulan Kabupaten Padang PariamanD. Rantai Usaha Olahan Kakao

    22

    D. Rantai Usaha Olahan KakaoE. Strategi Pengolahan Industri Kakao di Kabupaten Padang PariamanF. Roadmap Pengembangan Kompetensi Inti Industri di Kabupaten Padang PariamanG. Rencana Aksi Pengembangan Kompetensi Inti Industri Kabupaten Padang Pariaman

    2

  • 1.1. StrategiStrategi dandan PendekatanPendekatanPengembanganPengembangan IndustriIndustri NasionalNasional

    33

  • A.A. StrategiStrategi

    a) Strategi Pokok a) Strategi Pokok (Peningkatan Daya Saing):(Peningkatan Daya Saing):

    b) b) Strategi Operasional:Strategi Operasional:

    Memperkuat keterkaitan pada semua Memperkuat keterkaitan pada semua tingkatan rantai nilaitingkatan rantai nilai

    Pengembangan Lingkungan Bisnis Pengembangan Lingkungan Bisnis yang Nyaman dan Kondusif;yang Nyaman dan Kondusif;tingkatan rantai nilaitingkatan rantai nilai

    Meningkatkan nilai tambah sepanjang Meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai dengan membangun rantai nilai dengan membangun kompetensi intikompetensi inti

    yang Nyaman dan Kondusif;yang Nyaman dan Kondusif;Mendorong pertumbuhan dengan Mendorong pertumbuhan dengan fokus klaster industri prioritas; dan fokus klaster industri prioritas; dan Kompetensi IntiKompetensi Inti IndustriIndustri DaerahDaerahkompetensi intikompetensi inti

    Peningkatan Produktivitas, Efisiensi, Peningkatan Produktivitas, Efisiensi, dan Pendalaman Struktur;dan Pendalaman Struktur;Pengembangan Industri Kecil danPengembangan Industri Kecil dan

    Kompetensi Inti Kompetensi Inti IndustriIndustri DaerahDaerah

    Pengembangan Industri Kecil dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah.Menengah.

    4444

  • B.B. PendekatanPendekatan

    Implementasi pembangunan industri nasional dilakukan secaraImplementasi pembangunan industri nasional dilakukan secarasinergi dan terintegrasi di seluruh daerah.

    Sinergi dengan daerah, dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan,( )yaitu :

    Pengembangan 32 Klaster Industri Prioritas

    Top-Down (By Design)

    g g(basis industri manufaktur, industri agro,industri alat transportasi, industritelematika, industri kreatif, dan IKM), yangdipilih berdasarkan kemampuan nasional untuk

    A.dipilih berdasarkan kemampuan nasional untukbersaing di pasar domestik dan internasional.

    B. Bottom-UpPengembangan industri pengolahan komoditiunggulan daerah menuju Kompetensi IntiIndustri Daerah (pemberdayaan produki d t i l d h)

    55

    industri unggulan daerah)

  • C.C. PengembanganPengembangan KlasterKlaster IndustriIndustri PrioritasPrioritas

    Terpilih 32 industri prioritas I. AGROI. AGROTerpilih 32 industri prioritasdari 365 industri, dengan

    total output 78% total ekspor 83%

    1.1. Makanan dan minuman Makanan dan minuman (kakao, coklat, buah(kakao, coklat, buah--buahan, kelapa, buahan, kelapa, tembakau, kopi, gula)tembakau, kopi, gula)

    22 Hasil lautHasil laut

    I. AGROI. AGRO

    total ekspor 83%

    F k

    2.2. Hasil lautHasil laut3.3. Kelapa sawitKelapa sawit4.4. Produk kayuProduk kayu5.5. KaretKaret

    II. ALAT ANGKUTII. ALAT ANGKUT 1.1. Industri Material Dasar (besi Industri Material Dasar (besi dan baja, alumunium, dan baja, alumunium, semen petrokimia minyaksemen petrokimia minyak

    IV. Basis IndustriIV. Basis IndustriManufakturManufaktur

    Fokus

    Industri Prioritas

    1.1.OtomotifOtomotif2.2.PerkapalanPerkapalan3.3.KedirgantaraanKedirgantaraan4.4.PerkeretaPerkereta--apianapian

    semen, petrokimia, minyak semen, petrokimia, minyak nabati, selulosa, keramik)nabati, selulosa, keramik)

    2.2. Industri Komponen & Industri Komponen & Penunjang (permesinan, Penunjang (permesinan, otomotif, elektonika)otomotif, elektonika)

    3.3. Industri Permesinan Industri Permesinan (perkakas, alsintan, (perkakas, alsintan, peralatan listrik & mesinperalatan listrik & mesinV. IKM TertentuV. IKM Tertentu

    III. III. TELEMATIKA *)TELEMATIKA *)

    peralatan listrik & mesin peralatan listrik & mesin listrik, mesin & peralatan listrik, mesin & peralatan pabrik, mesin penggerak pabrik, mesin penggerak umum, alat konstruksi & umum, alat konstruksi & peralatan pabrik)peralatan pabrik)

    1.Makanan Ringan2.Garam Rakyat3.Minyak Atsiri4.Kerajinan Tradisional5.Batu Mulia dan Perhiasan6.Gerabah / Keramik Hias

    V. IKM TertentuV. IKM Tertentu

    CatatanCatatan: 10 : 10 klasterklaster dalamdalam RPJMN 2004 RPJMN 2004 -- 2009: 2009: (1) (1) industriindustri makananmakanan dandan minumanminuman; ; (2) (2) industriindustri pengolahpengolah hasilhasil lautlaut; ;

    6.Gerabah / Keramik Hias(3) (3) industriindustri tekstiltekstil dandan produkproduk tekstiltekstil; ; (4) (4) industriindustri alas kaki; alas kaki; (5) (5) industriindustri kelapakelapa sawitsawit; ; (6) (6) industriindustri barangbarang kayukayu ((termasuktermasuk rotanrotan dandan bambubambu); ); (7) (7) industriindustri karetkaret dandan barangbarang karetkaret; ;

    66

    (8) (8) industriindustri pulp pulp dandan kertaskertas; ; (9) (9) industriindustri mesinmesin listriklistrik dandan peralatanperalatan listriklistrik; ; dandan(10) (10) industriindustri petrokimiapetrokimia. .

    *) *) TermasukTermasuk IndustriIndustri KreatifKreatifIndustriIndustri KreatifKreatif adalahadalah prosesproses peningkatanpeningkatan nilainilai tambahtambah hasilhasil daridari eksploitasieksploitasi kekayaankekayaan intelektualintelektualberupaberupa kreatifitaskreatifitas, , keahliankeahlian dandan bakatbakat individuindividu menjadimenjadi suatusuatu produkproduk yang yang dapatdapat dijualdijual sehinggasehinggameningkatkanmeningkatkan kesejahteraankesejahteraan bagibagi pelaksanapelaksana dandan orangorang--orangorang yang yang terlibatterlibat..

  • D.D. PengembanganPengembangan IndustriIndustri UnggulanUnggulan dandan KompetensiKompetensi IntiInti

    1. Bottom1. Bottom--up Policy: up Policy: PengembanganPengembangan KompetensiKompetensi IntiInti IndustriIndustri DaerahDaerah

    IndustriIndustri DaerahDaerah

    MembangunkanMembangunkan komkomppeetensitensi intiinti industriindustri

    p yp y g gg g pp

    daerahdaerah melaluimelalui pengembanganpengembangan industriindustripengolahanpengolahan produkproduk--produkproduk unggulanungguland hd hdaerahdaerah;;

    TelahTelah teridentifikasiteridentifikasi produkproduk--produkprodukunggulanunggulan daerahdaerah perper propinsi,propinsi, yangyang akanakandisepakatidisepakati untukuntuk didorongdidorong bersamabersama dengandenganPPemerintahemerintah DaerahDaerah;;PPemerintahemerintah DaerahDaerah;;

    TelahTelah teridentifikasiteridentifikasi kompetensikompetensi intiinti

    77

    industriindustri beberapabeberapa kabupatenkabupaten//kotakota..

  • 2. Pembangunan 2. Pembangunan IndustriIndustri didi DaerahDaerah

    Langkah-langkah Pengembangan

    1. Menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif,

    Hasil yang Diharapkan

    Terselesaikannya ketidakserasian p y g ,antara lain melalui: pelayanan perizinan one stop service; penghapusan perda bermasalah; pemberianinsentif kepada penanam modal; pembangunaninfrastruktur

    ykarena adanya disparitas antar wilayah;Terjadinya kerjasama antar daerahberlandaskan kedekatan dan potensiyang sama serta masuk dalam rantai

    2. Mengembangkan industri unggulan provinsi, antaralain melalui: pembangunan kawasan industri khususkerjasama antara Propinsi, kabupaten/kota denganpemerintah pusat; pengembangan proyek percontohanproduk unggulan; penetapan industri unggulan melalui

    nilai komoditi yang akan dikembangkan

    Sasaranproduk unggulan; penetapan industri unggulan melaluiperda.

    3. Membangun kompetensi inti industri daerah untukkabupaten/kota, antara lain melalui: pemilihan komoditiunggulan yang akan dikembangkan; penetapan dan

    Memanfaatkan sumber daya termasuk sumber daya alam yang dimiliki daerah secara optimal.M b k i d t i k b b i unggulan yang akan dikembangkan; penetapan dan

    penyusunan strategi kompetensi inti industri daerah; peningkatan keterampilan dan keahlian sumber dayamanusia; peningkatan efektivitas pengembangan IKM di sentra dengan pendekatan One Village One Product

    Menyebarkan industri ke berbagai daerah.Meningkatkan daya saing daerah berlandaskan keunggulan daerah yang dimiliki (OVOP).

    4. Mengembangkan kerjasama antar daerah baik yang memiliki potensi yang sama dan kedekatan daerahmaupun berdasarkan cakupan rantai nilai melalui:

    dimiliki.Meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai komoditi unggulan daerah.Membangun keunikan yang dimiliki daerah.

    88

    maupun berdasarkan cakupan rantai nilai, melalui: pertukaran sumber daya; pembentukan industrial regional management (regional market, core competence, networking).

    daerah.Melakukan kerjasama antar daerah.Terbangunnya kerjasama yang harmonis antar daerah.

  • 3. 3. IndustriIndustri UnggulanUnggulan ProvinsiProvinsi

    NO PROVINSI INDUSTRIUNGGULAN1 NanggroeAcehDarussalam IndustriPengolahanHasilLaut

    Industri Minyak Atsiri

    NO PROVINSI INDUSTRIUNGGULAN16 JawaTimur IndustriPerkapalan17 Bali Industri TelematikaIndustriMinyakAtsiri

    2 SumateraUtara IndustriPengolahanKelapaSawitIndustriPengolahanKaret

    3 SumateraBarat IndustriPengolahanKakao4 Riau IndustriPengolahanKelapaSawit

    I d i P l h K l

    17 Bali IndustriTelematikaIndustriBarangSeni

    18 KalimantanBarat IndustriPengolahanKaret19 KalimantanTengah IndustriPengolahanRotan20 KalimantanSelatan IndustriPengolahanKelapaSawit21 K li t Ti I d t i P l h K kIndustriPengolahanKelapa

    5 KepulauanRiau IndustriPengolahanHasilLautIndustriPerkapalan

    6 Lampung IndustriPengolahanJagungIndustriPengolahanTepungdanPasta

    21 KalimantanTimur IndustriPengolahanKakaoIndustriPengolahanKaret

    22 NusaTenggaraBarat IndustriPengolahanHasilLaut23 NusaTenggaraTimur IndustriPengolahanKakao

    IndustriPengolahanJagung7 Jambi IndustriPengolahanKelapaSawit

    IndustriPengolahanKaret8 Bengkulu IndustriPengolahanHasilLaut

    IndustriPengolahanKaret9 Sumatera Selatan Industri Pengolahan Karet

    24 SulawesiUtara IndustriPengolahanKelapaIndustriPengolahanHasilLaut

    25 Gorontalo IndustriPengolahanJagung26 SulawesiTengah IndustriPengolahanHasilLaut

    Industri Pengolahan Kakao9 SumateraSelatan IndustriPengolahanKaret10 BangkaBelitung IndustriPengolahanHasilLaut

    IndustriBarangLogam11 Banten IndustriTekstildanProdukTekstil12 DKIJakarta IndustriPengolahanKayu

    d l / k

    IndustriPengolahanKakao27 SulawesiSelatan IndustriPengolahanHasilLaut

    IndustriPengolahanKakao28 SulawesiBarat IndustriPengolahanKakao29 SulawesiTenggara IndustriPengolahanKakao30 M l k I d i P l h H il LIndustriKerajinanBatuMulia/Perak

    13 JawaBarat IndustriTelematikaIndustriKreatif

    14 JawaTengah IndustriTekstildanProdukTekstilIndustriPengolahanKayu

    30 Maluku IndustriPengolahanHasilLaut31 MalukuUtara IndustriPengolahanKelapa32 Papua IndustriPengolahanKakao

    IndustriPengolahanKopi33 IrianJayaBarat IndustriPengolahanHasilLaut

    99

    15 DIYogyakarta IndustriKulitdanAlasKakiIndustriPengolahanKayu

    IndustriPengolahanKayu

  • 2.2. TinjauanTinjauan ImplementasiImplementasiPengembanganPengembangan KlasterKlaster IndustriIndustriPrioritasPrioritasPrioritasPrioritas

    1010

  • A.A. UmumUmum

    Sesuai dengan RPJM dan arah kebijakan pengembangan industri melalui pendekatan Sesuai dengan RPJM dan arah kebijakan pengembangan industri melalui pendekatan klaster, telah dipilih 10 (sepuluh) klaster industri inti dan beberapa klaster industri penunjang klaster, telah dipilih 10 (sepuluh) klaster industri inti dan beberapa klaster industri penunjang dan terkaitdan terkaitdan terkait.dan terkait.Atas dasar hal tersebut sejak tahun 2005 pengembangan industri lebih difokuskan dan Atas dasar hal tersebut sejak tahun 2005 pengembangan industri lebih difokuskan dan diarahkan pada pengembangan industri berdasarkan pendekatan pengembangan klaster. diarahkan pada pengembangan industri berdasarkan pendekatan pengembangan klaster. Kegiatan pengembanganKegiatan pengembangannyanya meliputi:meliputi:Kegiatan pengembanganKegiatan pengembangannyanya meliputi: meliputi:

    1)1) Pembentukan Working Group/Forum Komunikasi Kerjasama Industri pada masingPembentukan Working Group/Forum Komunikasi Kerjasama Industri pada masing--masing klaster industri, masing klaster industri,

    2)2) Sosialisasi klaster industri, Sosialisasi klaster industri, 3)3) Perbaikan iklim usaha dan dukungan program kelembagaan, Perbaikan iklim usaha dan dukungan program kelembagaan, 4)4) Fasilitasi pengembangan kerjasama antara industri inti, industri terkait dan industri Fasilitasi pengembangan kerjasama antara industri inti, industri terkait dan industri

    penunjang, serta penunjang, serta 5)5) Penyusunan road map dan diagnosis pengembangan klaster industriPenyusunan road map dan diagnosis pengembangan klaster industri5)5) Penyusunan road map dan diagnosis pengembangan klaster industri. Penyusunan road map dan diagnosis pengembangan klaster industri.

    Pada tahun 2006 dan 2007, di dalam upaya mengorganisasikan dan memfasilitasi Pada tahun 2006 dan 2007, di dalam upaya mengorganisasikan dan memfasilitasi komponenkomponen--komponen yang terlibat dalam pengembangan klaster industri di daerah, komponen yang terlibat dalam pengembangan klaster industri di daerah, Departemen Perindustrian telah membentuk beberapa Kelompok Kerja (Pokja) Departemen Perindustrian telah membentuk beberapa Kelompok Kerja (Pokja) p p p j ( j )p p p j ( j )Pengembangan Klaster Industri di beberapa Daerah. Pengembangan Klaster Industri di beberapa Daerah. Sebagian besar pengembangan klaster Industri telah melaksanakan tahapan diagnostik dan Sebagian besar pengembangan klaster Industri telah melaksanakan tahapan diagnostik dan sosialisasi serta membangun kolaborasi secara sinergi dengan seluruh pemangku sosialisasi serta membangun kolaborasi secara sinergi dengan seluruh pemangku

    11111111

    kepentingan melalui forumkepentingan melalui forum--forum komunikasi dan kelembagaan yang dibangun pada tingkat forum komunikasi dan kelembagaan yang dibangun pada tingkat pusat maupun daerah.pusat maupun daerah.

  • 11 Kl tKl t I d t iI d t i K kK k

    B.B. KlasterKlaster IndustriIndustri MakananMakanan dandan MinumanMinuman1. 1. KlasterKlaster IndustriIndustri KakaoKakao

    Sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 telah dilakukan rencana aksi untuk menunjang program peningkatan mutu biji kakao antara lain :program peningkatan mutu biji kakao antara lain :

    Menunjuk fasilitator untuk memfasilitasi Kolaborasi antar anggota klaster dengan dukungan Pemerintah Daerah, Petani, dan industri kelapa;g , , p ;Bantuan mesin dan peralatan fermentasi biji kakao di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Luwu dan Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Kabupaten Padang Pariaman dan Lampung TimurBantuan mesin dan peralatan pengolahan dan fermentasi biji kakao di Sumatera Barat;Bantuan mesin dan peralatan pengolahan dan fermentasi biji kakao di Sumatera Barat;Kajian Pusat Pengembangan Industri Kakao di Sulawesi;Perbaikan planting management (budidaya tanaman, pemeliharaan/perawatan termasuk pemberantasan hama, dan panen sering serta sarungisasi buah kakao) dalam rangka p , p g g ) gmeningkatkan produktivitas menjadi 1.000-1500 Kg/ha.Merevisi dan menerapkan SNI biji kakao.Pembentukan dan pemberdayaan working group di Sulawesi Selatan.

    12121212

  • 2. 2. KlasterKlaster IndustriIndustri GulaGula

    Dalam rangka pengembangan klaster industri gula, telah dilakukan berbagai upaya antara lain :Menunjuk fasillitator di lokasi pengembangan klaster;Melakukan rapat-rapat secara intensif antara industri gula, petani, Pemerintah Pusat dan p p g , p ,Pemerintah Daerah khususnya dalam rangka revitalisasi industri gula nasional;Menyusun kebutuhan investasi untuk restrukturisasi industri gula;Menyusun kemampuan nasional di bidang industri permesinan & rancang bangun perekaysaan dalam rangka Pembangunan Pabrik Gula Merah Putih;perekaysaan dalam rangka Pembangunan Pabrik Gula Merah Putih ;Mempercepat peningkatan produktifitas tanaman melalui pembongkaran ratoon & penanaman bibit unggul;Mengalokasikan dana sebesar Rp. 250 milyar untuk mendukung 3 pabrik gula di PTPN XIV;g p y g p gMengusulkan agar industri gula rafinasi baru harus mempunyai pasokan bahan baku dari dalam negeri;Mempersiapkan penerapan SNI wajib gula rafinasi.Menginventarisasi kebutuhan gula rafinasi untuk industri kecil dan industri rumah tangga;Menginventarisasi kebutuhan gula rafinasi untuk industri kecil dan industri rumah tangga;Mempertegas pengaturan peredaran gula rafinasi hanya boleh dijual untuk industri makanan dan minuman

    13131313

  • 3. 3. KlasterKlaster IndustriIndustri KelapaKelapa

    Dalam rangka pengembangan klaster industri kelapa, telah dilakukan berbagai upaya antara lain :Diagnostik dan kolaborasi antar anggota klaster dengan dukungan Pemda, Petani, dan industri kelapa;Pemberdayaan Forum Komunikasi melalui Focused Group DiscussionsKoordinasi dengan Departemen Pertanian untuk peremajaan tanaman kelapa; Pemberian bantuan mesin untuk meningkatkan kualitas kopra, pengolahan VCO dan minyak kelapakelapa.Pemanfaatan kayu kelapa untuk industri furniture;Pilot project dan bantuan peralatan industri pengolahan kelapa terpadu

    14141414

  • 4. 4. KlasterKlaster IndustriIndustri PengolahanPengolahan TembakauTembakau

    Bentuk fasilitasi yang dilakukan oleh Departemen Perindustrian pada tahun 2007 antara lain:Mengadakan pengembangan kemitraan antara petani tembakau dengan industrirokok/eksprotir di Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.Meningkatkan mutu bahan baku tembakau dengan bantuan unit peralatan omprongan di NusaMeningkatkan mutu bahan baku tembakau dengan bantuan unit peralatan omprongan di Nusa Tenggara BaratMembentuk dan memberdayakan Working Group di Nusa Tenggara BaratPemberdayaan Forum Komunikasi melalui FGD-FGD (Focused Group Discussions)M d i li ik d I d t i T b k d i i k di t l hMenyusun dan menyosialisasikan roadmap Industri Tembakau. roadmap ini kemudian telahdiacu oleh Dep. Pertanian untuk membuat roadmap pengembangan Tembakau, roadmap pengembangan cengkeh, dan oleh Dep. Keuangan dalam perumusan dan penetapankebijakan pengenaan cukai. Lebih lanjut roadmap ini menjadi rujukan baik dari kalangankebijakan pengenaan cukai. Lebih lanjut roadmap ini menjadi rujukan baik dari kalanganpemerintah maupun dunia usaha sehingga tahapan pengembangan industri rokok ke depanlebih jelas dan pasti.Inisiasi penyusunan RUU Pengendalian Dampak Tembakau yang komprehensif dan integratif.I i i i b t k KOMIT (K it I d t i T b k )Inisiasi pembentukan KOMIT (Komunitas Industri Tembakau).Peningkatan pengendalian produk rokok ilegal di beberapa lokasi di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DI. Yogyakarta, Sumatera Utara; melalui penyuluhan dan pembinaan industri kecilrokok dan kelompok petani tembakau.rokok dan kelompok petani tembakau.

    15151515

  • 5. 5. KlasterKlaster IndustriIndustri PengolahanPengolahan KopiKopi

    Bentuk fasilitasi yang dilakukan oleh Departemen Perindustrian pada tahun 2007 antara lain:Mengadakan pengembangan kemitraan antara petani kopi dengan industri pengolahan diLampung.Meningkatkan mutu bahan baku kopi dengan bantuan unit peralatan pengolahan di Lampung, dan Kabupaten Tarutung.Membentuk dan memberdayakan Working Group di LampungPemberdayaan Forum Komunikasi melalui FGD (Focused Group Discussions)Pemberdayaan Forum Komunikasi melalui FGD (Focused Group Discussions)Menyusun dan menyosialisasikan roadmap Industri Pengolahan Kopi. Peningkatan kerjasama luar negeri dan promosi dengan aktif pada sidang-sidang ICO (International Coffee Organization) di London.

    16161616

  • 6. 6. KlasterKlaster IndustriIndustri PengolahanPengolahan BuahBuah

    Bentuk fasilitasi yang dilakukan oleh Departemen Perindustrian pada tahun 2007 antara lain:Mengadakan pengembangan kemitraan antara petani buah dengan industri pengolahan diKabupaten Kuningan, Jawa Barat.Meningkatkan mutu bahan baku Jeruk dengan bantuan unit peralatan pengolahan di Mamuju, Sulawesi Barat.Meningkatkan mutu bahan baku Markisa dengan bantuan unit peralatan pengolahan diSulawesi SelatanSulawesi Selatan.Membentuk dan memberdayakan Working Group di Jawa Barat.Pemberdayaan Forum Komunikasi melalui FGD (Focused Group Discussions)Diversifikasi produk olahan mangga dengan mengadakan serangkaian festival penganekaragaman produk olahan mangga bagi beberapa kelompok PKKMeningkatkan promosi dan pemasaran bekerjasama dengan outlet makanan di kota Bandung.Mengadakan pertemuan produsen olahan mangga skala kecil dengan pedagang danindustriawan skala menengah dan besar di Kabupaten Kuninganindustriawan skala menengah dan besar di Kabupaten Kuningan.

    17171717

  • C.C. KlasterKlaster IndustriIndustri PengolahanPengolahan HasilHasil LautLaut ((IkanIkan))

    Sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 telah dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :Melakukan koordinasi dengan Departemen Kelautan dan Perikanan serta Pemerintah Daerah dalam rangka peningkatan pengawasan di perairan laut Indonesia, pemetaan

    t i ik d i d t i l h ik di I d i d k it t lpotensi ikan dan industri pengolahan ikan di Indonesia, mendorong kemitraan antara nelayan dengan industri pengolahan hasil laut, Integrasi penangkapan ikan sampai dengan pengolahannya, penelitian dan pengembangan, Perluasan wilayah kawasan industri pengolahan hasil laut di kawasan timur Indonesiapengolahan hasil laut di kawasan timur IndonesiaPemberdayaan working group melalui FGD (Focused Group Discussions)Mengutamakan pasokan bahan baku ikan segar untuk industri pengolahan ikan dalam negeri melalui pembatasan ekspor ikan segar.M l k k di ifik i d k k h ik l h i jiMelakukan diversifikasi produk ke arah ikan olahan siap sajiPenciptaan iklim investasi dan usaha yang kondusif melalui pemberian insentif dibidang fiskal, administrasi termasuk jaminan hukum dan kestabilan keamanan.Pembangunan infrastruktur untuk mendukung industri pengolahan hasil laut seperti g g p g ppenampungan ikan, Power Generator, Cold Stotage, Fish Pre- Processing , Pabrik es Containerized dll.Peningkatan kualitas SDM di bidang industri pengolahan ikan dengan pendidikan dan

    l tihpelatihan.

    18181818

  • B t k f ilit i dil k k l h D t P i d t i d t h 2007 t l i

    D.D. KlasterKlaster IndustriIndustri TekstilTekstil dandan ProdukProduk TekstilTekstilBentuk fasilitasi yang dilakukan oleh Departemen Perindustrian pada tahun 2007 antara lain:

    Mengadakan pelatihan SDM di bidang disain pakaian jadi modern, cotton classer, CAD/CAM, dying & finishing serta audit energy. Disamping itu juga diadakan pelatihan pengembangan serat rami sebagai bahan baku alternatif.serat rami sebagai bahan baku alternatif.Mengkoordinasikan penanganan limbah batubara untuk pembuatan bata press.Melakukan rekondisi mesin beberapa industri pemintalan dan penyempurnaan di Majalaya dan PekalonganM b t K ji P b I d t i TPT N i lMembuat Kajian Pengembangan Industri TPT NasionalPemberdayaan working group melalui FGD-FGD (Focused Group Discussions).

    19191919

  • Pada tahun 2007 telah dilakukan kegiatan yang berpedoman kepada rencana aksi yang

    E.E. KlasterKlaster IndustriIndustri Alas KakiAlas Kakiada a u 00 e a d a u a eg a a ya g be pedo a epada e ca a a s ya g

    merupakan lanjutan dari kegiatan 2006 yang meliputi:Memperkuat UPT Kulit Magetan dengan bantuan mesin/peralatan untuk meningkatkankemampuan pelayanan kepada industri kecil penyamakan kulit di LIK Magetan;M l k k l tih t h d 60 SDM d l b R&D B d Dikl t dMelakukan pelatihan terhadap 60 orang SDM pada lembaga R&D, Badan Diklat danPerguruan Tinggi dibidang teknologi proses, Enterpreneur Motivation Training danManajemen Pemasaran dan Keuangan;Memfasilitasi pertemuan antara pelaku usaha dengan lembaga pembiayaan dalam rangkap p g g p y gkemudahan mendapatkan modal kerja terutama bagi IKM klaster;Melakukan sosialisasi tentang keunggulan pengembangan industri alas kaki dengan klasterdalam rangka mobilisasi perusahaan bergabung dengan klaster serta diseminasi rencanak i kl t di J B taksi klaster di Jawa Barat;

    Mengadakan promosi yang bersifat internasional didalam negeri dan luar negeri secarabersama-sama, yaitu :

    Indo Leather and Footwear (ILF) yang bertempat di PRJ Kemayoran Jakarta bekerja( ) y g p y jsama dengan Event Organizer dengan peserta sekitar 200 perusahaan. Global Shoes di Dusseldorf (Jerman) dengan 17 perusahaan peserta yang sebagianberasal dari Jawa Timur dan merupakan anggota klaster.

    Melakukan pertemuan dengan perwakilan UE FESI dan KBRI guna peningkatan ekspor keMelakukan pertemuan dengan perwakilan UE, FESI dan KBRI guna peningkatan ekspor keUE dengan memanfaatkan kesempatan Anti Dumping yang dikenakan kepada Vietnam danChina;Mengadakan Seminar Internasional Pengembangan Industri Alas kaki Nasional dengan

    20202020

    g g g gmengundang pembicara dari Luar Negeri (FESI);Melakukan kunjungan ke China dalam rangka tindak lanjut MOU tahun 2006 antaraAprisindo dan Asosiasi Kulit dan Alas kaki China.

  • F.F. KlasterKlaster IndustriIndustri TurunanTurunan MinyakMinyak KelapaKelapa SawitSawitPada tahun 2007 telah dilakukan upaya berbagai pemecahan masalah yaitu:Pada tahun 2007 telah dilakukan upaya berbagai pemecahan masalah yaitu:

    Mengadakan pertemuan secara intensif antara Pemerintah Pusat dengan industri CPO danindustri hilirnya serta dengan Pemerintah Daerah.Pemberdayaan working group melalui FGD (Focused Group Discussions)Melakukan kajian pengembangan infrastruktur untuk mendukung pengembangan klasterindustri CPO di Sumatera Utara,Melakukan inisiasi pembentukan Pusat Keunggulan Industri oleokimia (Center of Excellence for Oleochemical Industry) dalam rangka skema IJEPA Pusat ini dibentuk untukfor Oleochemical Industry) dalam rangka skema IJEPA. Pusat ini dibentuk untukmeningkatkan daya saing industri oleokimia melalui peningkatan penelitian danpengembangan, peningkatan kemampuan SDM dan peningkatan mutu. Penyusunan blue print pengembangan industri oleokimia;Mendorong pengembangan industri permesinan dalam rangka pengembangan klasterindustri CPO; Peningkatan pasokan CPO/PKO melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal perkebunan sawit dan mengutamakan pasokan industri dalam negeri;perkebunan sawit dan mengutamakan pasokan industri dalam negeri;Secara aktif berpartisipasi dalam Roundtable on Suistanable Palm Oil, suatu forum yang bertujuan untuk mendorong pengembangan industri kelapa sawit yang sesuai dengankaidah-kaidah pembangunan berkelanjutan.Pengenaan Pungutan Ekspor untuk CPO, CPKO dan beberapa produk turunannya;Penerapan PPN yang ditanggung oleh Pemerintah untuk produksi minyak goreng curah;Melakukan penjualan minyak goreng dengan harga khusus.

    21212121

  • G.G. KlasterKlaster IndustriIndustri BarangBarang KayuKayu/Furniture (/Furniture (termasuktermasuk Rotan Rotan dandan BambuBambu))

    Beberapa hal yang telah dilakukan terutama untuk pemecahan masalah adalah: Mengadakan pertemuan secara intensif antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan produsen bahan baku, dan industri furniture.g p ,Pemberdayaan working group melalui FGD (Focused Group Discussions)Memfasilitas terbentuknya pusat design furniture di Cirebon Memfasilitasi kerjasama antara Daerah penghasil bahan baku dengan Daerah produsenfurniture;furniture; Melakukan kajian tekno ekonomis pemanfaatan kayu kelapa sawit dan karet sebagai bahanbaku industri furniture;Memfasilitasi kerjasama antara asosiasi dan pengusaha furniture, Pemda dan Perhutani dalamj p g ,rangka pembangunan terminal kayu di Jawa Timur dan Jawa Tengah Pembangunan Pusat Pengembangan Industri Rotan Terpadu di Palu;Pembangunan & fasilitasi Unit Pelayanan Teknis Rotan dan Pendidikan Sekolah MenengahKejuruan Rotan;Kejuruan Rotan;Menyusun Roadmap pengembangan industri rotanBantuan peralatan khususnya untuk pengolahan dan pengeringan kayu ke beberapa sentraindustri dalam rangka meningkatkan mutu produk kayu.g g p y

    22222222

  • Beberapa hal yang telah dilakukan terutama untuk pemecahan masalah adalah:

    H.H. KlasterKlaster IndustriIndustri PengolahanPengolahan KaretKaret dandan BarangBarang daridari KaretKaretBeberapa hal yang telah dilakukan terutama untuk pemecahan masalah adalah:

    Mengadakan pertemuan secara intensif antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan produsen karet, dan industri turunan karet.Pemberdayaan working group melalui FGD (Focused Group Discussions)Memfasilitasi peningkatan pasokan gas bumi untuk industri sarung tanganUpaya untuk menghapuskan BMAD Carbon Black;Upaya untuk memasukkan perizinan industri Crumb Rubber dengan persyaratan khusus;Penerapan SNI wajib untuk beberapa jenis ban;Penerapan SNI wajib untuk beberapa jenis ban;Melakukan pendekatan dengan beberapa industri utama untuk melakukan investasi diIndonesia;Mengirim surat kepada seluruh Gubernur produsen bahan olahan karet untuk membinapetani/industri agar memenuhi SNI crumb rubber;Bantuan peralatan pembuatan aneka compound untuk peningkatan kualitas produksi barang-barang karet di Bandung, Jawa Barat.

    23232323

  • Beberapa hal yang telah dilakukan terutama untuk pemecahan masalah adalah:

    I.I. KlasterKlaster IndustriIndustri Pulp Pulp dandan KertasKertasBeberapa hal yang telah dilakukan terutama untuk pemecahan masalah adalah:

    Melakukan koordinasi secara intensif antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah denganprodusen bahan baku, dan industri Pulp dan kertas.Pemberdayaan working group melalui FGD (Focused Group Discussions)

    fMengupayakan peningkatan efisiensi produksi melalui : penerapan cleaner production, konservasi energi dan menggunakan bahan bakar alternatif yang lebih murah, seperti : batubara, biodiesel, dll. Melakukan kerjasama dengan Departemen Kehutanan untuk percepatan realisasi tanaman HTIMelakukan kerjasama dengan Departemen Kehutanan untuk percepatan realisasi tanaman HTI dan penggunaan bibit tanaman dari klon unggul yang memiliki produktivitas tinggi dan waktupanen lebih cepat.Meningkatkan kolektivitas kertas bekas di dalam negeri.M d i d t i l d k t t k l k k l l li k hMendorong industri pulp dan kertas untuk melakukan pengelolaan lingkungan secara sungguh-sungguh dalam rangka memenuhi standar baku mutu lingkungan yang berlaku.Meningkatkan kerjasama diantara Industri Pulp dan Kertas nasional melalui wadah Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) untuk melakukan lobi ke berbagai pihak terkait terkait kepentingandan Kertas Indonesia (APKI) untuk melakukan lobi ke berbagai pihak terkait terkait kepentinganIndustri Pulp dan Kertas.Penyusunan SOP penanganan limbah industri pulp dan kertas

    24242424

  • J.J. KlasterKlaster IndustriIndustri MesinMesin dandan PeralatanPeralatan ListrikListrik

    Pada tahun 2006 telah dilakukan kolaborasi antara para anggota klaster industrimesin/peralatan listrik untuk mendapatkan peta kemampuan dan program pengembanganuntuk mendukung Program percepatan pembangunan PLTU Batubara 10.000 MW dankemandirian pembangunan ketenagalistrikan dalam jangka panjangkemandirian pembangunan ketenagalistrikan dalam jangka panjang.Pada tahun 2007 dibangun konsep program pengembangan antar industri, lembaga litbang daninstansi pemerintah terkait lainnya dalam rangka mendukung kemampuan pembuatan turbinoleh industri dalam negeri yang tertuang dalam MOU antara PT NTP PT Barata Indonesia PToleh industri dalam negeri yang tertuang dalam MOU antara PT NTP, PT Barata Indonesia, PT Pindad, BPPT dan Depperin.Pada saat ini sudah terbentuk kolaborasi antara EPC nasional dengan industri mesin/peraltanlistrik khususnya untuk pembangunan PLTU Batubara skala kecil dan menengah utamanya diy p g g yluar Jawa.

    25252525

  • K.K. KlasterKlaster IndustriIndustri PetrokimiaPetrokimia

    Beberapa hal yang telah dilakukan pada tahun 2007 adalah:Mengadakan pertemuan secara intensif antara industri petrokimia hulu dan hilir, pemasokbahan baku dan Pemerintah Daerah.Pemberdayaan working group melalui FGD (Focused Group Discussions)Pemberdayaan working group melalui FGD (Focused Group Discussions)Melakukan kajian pengembangan infrastruktur di Banten dan Jawa Timur,Memfasilitasi pemanfaatan batubara baik sebagai bahan bakar untuk utilitas maupunsebagai bahan baku melalui proses gasifikasi;Melakukan inisiasi pembentukan Pusat Keunggulan Industri Petrokimia (Center of Excellence for Petrochemical Industry) dalam rangka skema IJEPA. Pusat ini dibentukuntuk meningkatkan daya saing industri petrokimia melalui peningkatan litbang, peningkatan kemampuan SDM dan peningkatan mutupeningkatan kemampuan SDM dan peningkatan mutu.Penyusunan blue print pengembangan industri petrokimia; Pembentukan Pusat Informasi industri petrokimia di Banten.

    26262626

  • 3.3. TinjauanTinjauan ImplementasiImplementasiPengembanganPengembangan IndustriIndustri UnggulanUnggulanDaerahDaerahDaerahDaerah

    2727

  • A.A. MatriksMatriks IndustriIndustri PengolahanPengolahan KomoditiKomoditi UnggulanUnggulan ProvinsiProvinsi

    ra U

    tara

    ra B

    arat

    an R

    iau

    g u ra S

    elat

    anB

    elitu

    ng

    arta

    arat

    enga

    hak

    arta

    mur tan

    Bara

    tta

    n Te

    ngah

    tan

    Sela

    tan

    tan

    Tim

    ur

    si U

    tara

    lo si T

    enga

    hsi

    Sel

    atan

    si B

    arat

    si T

    engg

    ara

    Uta

    ra

    ya B

    arat

    No Industri PengolahanNo Industri Pengolahan

    NAD

    Sum

    ater

    aSu

    mat

    erR

    iau

    Kepu

    laua

    Lam

    pung

    Jam

    biBe

    ngku

    luSu

    mat

    erBa

    ngka

    BBa

    nten

    DKI

    Jak

    aJa

    wa

    BaJa

    wa

    TeD

    I Yog

    yaJa

    wa

    Tim

    Bali

    Kalim

    ant

    Kalim

    ant

    Kalim

    ant

    Kalim

    ant

    NTB

    NTT

    Sula

    wes

    Gor

    onta

    lSu

    law

    esSu

    law

    esSu

    law

    esSu

    law

    esM

    aluk

    uM

    aluk

    u U

    Papu

    aIri

    an J

    ayTo

    tal

    No Industri Pengolahan

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

    A Makanan, Minuman & Tembakau 1 Industri Pengolahan Kelapa Saw it 9 2 5 8 6 2 2 3 3 6 3 49

    No Industri Pengolahan

    1 Industri Pengolahan Kelapa Saw it 9 2 5 8 6 2 2 3 3 6 3 492 Industri Pengolahan Kelapa 6 8 8 2 3 5 6 6 4 7 553 Industri Hasil Laut 4 8 6 8 9 3 3 6 3 3 2 5 7 13 4 4 8 8 2 1 1074 Industri Pengolahan Kakao 6 6 7 1 5 6 5 4 7 6 535 Industri Pengolahan Lada 6 3 6 156 I d t i P l h G l A 6 66 Industri Pengolahan Gula Aren 6 67 Industri Pengolahan Pala 8 88 Industri Berbasis Tebu/gula 3 3 6

    9 Industri Pengolahan Kopi 4 5 9 1 5 4 6 3410 Industri Pengolahan Jagung 7 2 5 3 6 2311 Industri Pengolahan Tepung & Pasta 6 6 1212 Industri Pengolahan Mete 2 2 413 Industri Baw ang Merah 2 214 Industri Pengolahan Makanan Ringan 7 7 6 4 4 19 2 2 5115 Industri Rokok / Tembakau 6 1 716 Industri Garam Beryodium 3 317 Industri Pengolahan Buah 9 4 3 5 5 26B Tekstil, Barang Kulit & Alas kaki 1 Industri Kulit dan Alas kaki 1 2 11 5 3 222 Industri Keraj Sulaman / Tenun 4 3 12 4 23

    2828

    j3 Industri Tekstil & Produk Tekstil 9 3 5 4 13 34

  • ara

    rat

    iau

    lata

    nun

    g

    h a ara

    ten

    gah

    elat

    anim

    ur

    ra gah

    atan

    at gga

    ra

    rat

    NAD

    Sum

    ater

    a U

    taSu

    mat

    era

    Bar

    Ria

    uKe

    pula

    uan

    Ria

    Lam

    pung

    Jam

    biBe

    ngku

    luSu

    mat

    era

    Sela

    Bang

    ka B

    elitu

    Bant

    enD

    KI J

    akar

    taJa

    wa

    Bara

    tJa

    wa

    Teng

    ahD

    I Yog

    yaka

    rtaJa

    wa

    Tim

    urBa

    liKa

    liman

    tan

    BaKa

    liman

    tan

    TeKa

    liman

    tan

    SeKa

    liman

    tan

    TiN

    TB

    NTT

    Sula

    wes

    i Uta

    rG

    oron

    talo

    Sula

    wes

    i Ten

    gSu

    law

    esi S

    ela

    Sula

    wes

    i Bar

    aSu

    law

    esi T

    eng

    Mal

    uku

    Mal

    uku

    Uta

    raPa

    pua

    Irian

    Jay

    a Ba

    rTo

    tal

    No Industri Pengolahan

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33C

    No Industri Pengolahan

    C Barang Kayu & Hasil Hutan1 Industri Pengolahan Rotan 5 9 2 6 1 4 6 3 6 422 Industri Kerajinan Purun / Anyaman 4 3 1 4 123 Industri Pengolahan Kayu 1 8 5 4 1 1 10 2 5 1 384 Industri Gambir 7 2 9DD Pupuk, Kimia & Barang dari Karet1 Industri Pengolahan Karet 8 5 9 8 4 3 1 6 11 6 612 Industri Minyak Atsiri 6 9 2 6 233 Industri Minyak Jarak 9 1 4 144 Industri Olefin/Petrokimia 5 5EE Semen & Bahan Galian Non Logam1 Industri Genteng / Batubara 2 22 Industri Semen 5 1 6F Logam dasar, Besi & Baja1 Industri Barang Logam 2 2 3 6 13G Al A k M i & P lG Alat Angkut, Mesin & Peralatan1 Industri Perkapalan 4 6 1 2 132 Industri Alsintan 4 15 193 Industri Sk. Cadang / Komp. Otomotif 10 4 144 Industri Telematika 1 1 2H B l iH Barang lainnya 1 Industri Perhiasan 1 4 52 Industri Kreatif 1 13 Industri Barang Seni 1 14 Industri Kerajinan Batu Mulia / Perak 1 2 1 1 55 Industri Kerajinan Gerabah 1 2 6 9

    2929

    5 Industri Kerajinan Gerabah 1 2 6 9

    1. Angka di dalam matriks menunjukkan jumlah kabupaten/kota yang memiliki industri pengolahan tertentu di suatu provinsi2. Kotak yang diarsir merupakan produk prioritas yang akan ditangani dalam w aktu jangka menengah

    Catatan:

  • B.B. PenugasanPenugasan kepadakepada DinasDinas PerindustrianPerindustrian KabupatenKabupaten/Kota /Kota untukuntuk menyusunmenyusun PetaPeta PanduanPanduan PengembanganPengembanganyy g gg gKompetensiKompetensi IntiInti IndustriIndustri KabupatenKabupaten/Kota /Kota masingmasing--masingmasing

    Saat ini seluruh provinsi (33 provinsi) telah memiliki peta panduan pengembangan industri unggulan provinsinyamasing-masing.Dinas Perindustrian Kabupaten/Kota diharapkan dapat menyusun peta panduan pengembangan kompetensi intiindustri daerahnya masing-masing sesuai dengan outline berikut:

    1 GAMBARAN KABUPATEN/KOTA SAAT INI1. GAMBARAN KABUPATEN/KOTA SAAT INIDisajikan PDRB per sektor berdasarkan harga berlaku tahun ........

    2. PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN

    L A l P t i P d k i J l h I d t i

    3 PENENTUAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH

    No Komoditi UnggulanLuas Areal

    (Ha)Potensi

    (Ha)Produksi

    (Ton)Jumlah

    Petani (KK)Industri

    (unit)

    (maksimal 5 komoditi)

    3. PENENTUAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH(Contoh: Kabupaten Padang Pariaman)

    5 PRODUK UNGGULAN

    2 PRODUK UNGGULAN PRIORITAS

    1 PRODUK UNGGULAN FOKUS

    bordirkelapa terpadukakaobatu batamakanan ringan

    kakaopengolahankelapa terpadu

    produk olahankakao

    3030

    Kompetensi Inti Industri Daerah: Industri produk olahan kakao fermented (mengolah hingga menjadi kakao pasta, bubuk, lemak, dan cair).

    makanan ringan

  • 4. KEKUATAN, PERMASALAHAN, PELUANG DAN TANTANGAN (SWOT) INDUSTRI ........(Sesuai dengan kompetensi inti industri daerah)

    K k t d t d k i k il i t b h t k j i t i t kt i d t i (i d t i i tia. Kekuatan: data produksi, ekspor, nilai tambah, tenaga kerja, investasi, struktur industri (industri inti, penunjang, terkait)

    b. Permasalahan: c. Peluang:d T t t k i (d l i d l i)d. Tantangan: termasuk persaingan (dalam negeri dan luar negeri)

    5. TARGET PENGEMBANGAN INDUSTRI.......a. Jangka Menengah 2010-2015b. Jangka Panjang 2016-2030

    6. STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI.....7. RENCANA TINDAK

    a. Rencana Tindak Jangka Menengah (2010-2015)

    No Rencana Tindak

    Pemangku Kepentingan

    Pusat Daerah Swasta Lain-Lain

    1. Penanganan Usaha Tani dan Penanggulangan Hama PBK

    Deptan, Puslit. Kakao Jember

    Pemda, Disbun, Unhas

    Askindo, Apkai, Aiki, Apikci

    Asean, Cocoa Club. gg g , , p

    2. ........ dst

    b. Pokok-pokok Rencana Tindak Jangka Panjang (2016-2030)

    N P gk K ti g No Rencana Tindak

    Pemangku Kepentingan

    Pusat Daerah Swasta Lain-Lain

    1. Penanganan Usaha Tani dan Penanggulangan Hama PBK

    Deptan, Puslit. Kakao Jember

    Pemda, Disbun, Unhas

    Askindo, Apkai, Aiki, Apikci

    Asean, Cocoa Club.

    3131

    2. ........ dst

  • 8. KERANGKA PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI SEKTOR INDUSTRI KABUPATEN/KOTA................Mencakup: a) Sasaran Jangka Menengah (2010-2015); b) Sasaran Jangka Panjang (2016-2030); c) Strategi; d) Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010-2015); e) Pokok-pokok Rencana AksiS a eg ; d) o o po o e ca a s Ja g a e e ga ( 0 0 0 5); e) o o po o e ca a sJangka Panjang (2016-2030); f) Unsur Penunjang; g) SDM; h) Infrastruktur; serta i) Pasar.

    3232

  • 9. LOKASI PENGEMBANGAN (Lokasi pengembangan saat ini dan arah ke depan: sesuaikan dengan rencana umum tata ruang)

    10. RENCANA AKSI PENGEMBANGAN INDUSTRI .

    11. PENUTUP

    LAMPIRANA. Proyeksi Pertumbuhan KomoditiB. Proyeksi Ekspor

    3333

  • 4.4. KeterkaitanKeterkaitan AntaraAntaraPengembanganPengembangan KlasterKlaster IndustriIndustriPrioritasPrioritas IndustriIndustri UnggulanUnggulanPrioritasPrioritas, , IndustriIndustri UnggulanUnggulanProvinsiProvinsi dandan KompetensiKompetensi IntiIntiI d iI d i K bK b /K/KIndustriIndustri KabupatenKabupaten/Kota/Kota

    Studi Kasus: Kabupaten Padang Pariaman

    3434

  • A.A. KlasterKlaster IndustriIndustri PrioritasPrioritas didi Sumatera BaratSumatera BaratSejalan dengan program pengembangan klaster industri kakao, sejak tahun 2004 sampai dengan tahun2007 telah dilakukan rencana aksi untuk menunjang program peningkatan mutu biji kakao. Khusus untukProvinsi Sumatera Barat telah diberikan bantuan mesin dan peralatan pengolahan dan fermentasi bijikakao.Sesuai kegiatan pengembangan klaster industri semen yang dimulai pada tahun 2005, telah dilakukantahapan diagnostik, sosialisasi dan mobilisasi, disepakati dua lokasi/daerah pengembangan industri semen yaitu Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan.

    B.B. IndustriIndustri PengolahanPengolahan KomoditiKomoditi UnggulanUnggulan Sumatera BaratSumatera BaratTelah teridentifikasi industri pengolahan komoditi unggulan di provinsi Sumatera Barat, yaitu:

    Industri pengolahan hasil laut (8 kabupaten/kota)Industri pengolahan kakao (6 kabupaten/kota)Industri pengolahan makanan ringan (7 kabupaten/kota)Industri kulit dan alas kaki (1 kabupaten)Industri tekstil dan produk tekstil (9 kabupaten/kota)Industri gambir (7 kabupaten/kota)Industri minyak atsiri (9 kabupaten/kota)Industri minyak jarak (9 kabupaten/kota)

    35353535

    y j ( p )Industri semen (5 kabupaten/kota)Industri alsintan (15 kabupaten/kota)

  • C.C. PenentuanPenentuan ProdukProduk UnggulanUnggulan KabupatenKabupaten Padang Padang PariamanPariaman

    DAFTAR DUA SATUDAFTAR PANJANGPRODUK

    UNGGULAN

    DUA PRODUK

    UNGGULAN PRIORITAS

    KOMPETENSI INTI INDUSTRI

    RANTAI NILAI

    SATU PRODUK

    UNGGULANFOKUS

    Bordir Kelapa

    Kakao Pengolahan

    Produk Olahan Kelapa

    terpadu Kakao Batu bata

    Pengolahan Kelapa terpadu

    Olahan Kakao

    Batu bata Makanan

    ringan

    3636

    KRITERIA NGT/ AHP FGD/ NGT AHP & Borda

  • D.D. RantaiRantai Usaha Usaha OlahanOlahan KakaoKakao

    Kakao siap

    Dipetik kupasPisah biji

    Peng-eraman

    Fermentasi

    Diputar tiap hari

    Petani Kakao

    siap panen

    K l

    2-3 hari 4 hari

    85-100 biji /bin con

    Dijemur

    Pilahbiji

    Kelas A

    Masuk karung

    i60kg

    Kelas B

    goni

    2-3 hari

    Lebih besar 100/ biji /bin con

    Kelompok Tani

    Pasar DNDistributor

    Pengumpul Biji Kakao Koperasi Pabrik CoklatPedagang besar

    3737Pasar LNEksportir

  • E.E. StrategiStrategi PengembanganPengembangan IndustriIndustri KakaoKakao didi PariamanPariaman

    Fokus : Industri Pengolahan Kakao

    Kompetensi Inti : Kemampuan mengolah biji kakao Kompetensi Inti : Kemampuan mengolah biji kakao menjadi pasta, lemak, bubuk dan coklat

    Sasaran : Memberdayakan Masyarakat Lokal

    Tujuan : Meningkatkan Nilai Tambah di tingkat masyarakat lokal

    3838

  • F.F. Road Map Road Map PengembanganPengembangan KompetensiKompetensi IntiInti IndustriIndustriK b tK b t P d P d P iP i

    Strategi Jangka Pendek Jangka Menengah

    KabupatenKabupaten Padang Padang PariamanPariaman

    Meningkatkan Pembuatan clone-clone baru untuk bibit kakao yang

    1. Meningkatkan mutu bibit kakao di Kabupaten Padang Pariaman

    2. Mendapatkan dan meningkatkan dalam pembuatan clone clone baru untuk bibit kakao

    1. Penggunaan bahan baku berkualitas baik :meningkatkan dalam pembuatan clone clone baru untuk bibit kakao bibit kakao yang

    tahan lama melalui perluasan lahan kakao

    pembuatan clone-clone baru untuk bibit kakao yang tahan lama.

    - Kerjasama dengan Lembaga Penelitian- Menyediakan dan pembudidayaan bibit unggul

    clone-clone baru untuk bibit kakao yang tahan lama melalui perluasan lahan kakao

    2. Peningkatan produktivitas lahan:y p y gg3. Penggunaan teknologi pertanian

    - Pelatihan petani- Memberi pendampingan mulai pra-tanam

    hingga pasca panen (menyiapkan lahan

    g pPenggunaan tanaman tumpang sari (Kelapa Pisang Kakao) dan tanaman antara yang memaksimumkan penggunaan hingga pasca-panen (menyiapkan lahan,

    mengatur jarak tanam, memupuk, memelihara, cara dan waktu pemanenan, memilih tanaman antara)

    memaksimumkan penggunaan lahan dengan tetap memelihara kualitas pohon kakao

    )- Memberi contoh cara bercocok tanam kakao

    yang benar (mengadakan demonstration plot)4. Peningkatan produktivitas lahan :

    Penyesuaian sistem bertanam kakao dengan

    3939

    - Penyesuaian sistem bertanam kakao dengan pola bertani masyarakat Padang Pariaman

  • Road Map Pengembangan Kompetensi Inti. (lanjutan)

    Strategi Jangka Pendek Jangka MenengahPeningkatan kualitas biji kakao

    Peningkatan dari unfermentasi menjadi fermentasi (menyediakan alat permentasi dan pengeringan)

    1. Pengawasan kualitas produk kakao produksi Padang Pariaman

    2. Sertifikasi kualitas produk kakao Padang dan pengeringan) 2. Sertifikasi kualitas produk kakao Padang Pariaman

    3. Inovasi dalam peningkatan kualitas (kerjasama dengan lembaga pengembangan teknologi)

    4. Kerjasama dengan balai penelitian dan perguruan 4. Kerjasama dengan balai penelitian dan perguruan tinggi (Baristand Padang, UNAN, IPB)

    Penguasaan teknologi pengolahan kualitas tinggi

    Mengembangkan kemampuan dalam bidang teknologi produksi sesuai standar Pelatihan instruktur

    Pembangunan PPC (Pusat Pengembangan Coklat) yang memfasilitasi pengolahan dan pengujian mutu

    -Pelatihan instruktur-Bantuan teknik produksi-Bantuan peralatan

    Memperkenalkan industri - Promosi kepada buyer di dalam /di luar 1. Hubungan perdagangan langsung dengan buyer coklat Padang Pariaman di dalam negeri/luar negeri

    ynegeri melalui pameran nasional dan internasional

    g g g g g g ydi dalam/di luar negeri dan dalam negeri

    Meningkatkan kemitraan industri kakao dengan para

    - Membentuk Working Group untuk kakao&produksi kakao

    Pengembangan jaringan dan MOU dengan industri industri produk lanjutanindustri kakao dengan para

    petani kakaokakao&produksi kakao

    - Membentuk jaringan dengan lembaga-lembaga penelitian petani dan industri / perguruan tinggi

    industri produk lanjutan

    4040

    Mengembangkan industri berbasis coklat pada pangan

    Mengembangkan teknologi dengan bantuan Baristan Padang

  • G.G. RencanaRencana AksiAksi PengembanganPengembangan KompetensiKompetensi IntiInti IndustriIndustriK b tK b t P d P d P iP iKabupatenKabupaten Padang Padang PariamanPariaman

    No Rencana Aksi

    2008

    2009

    2010

    2011

    2012 Stakeholder

    2 2 2 2 2

    1 Perumusan Organisasi dan Bisnis Plan PPC (PusatPengembangan Coklat) Depperin, IPB

    2 Pembang nan PPC Depperin

    PUSAT

    2 Pembangunan PPC Depperin3 Pembangunan Sekolah Kakao (SMK) Depperin, 4 Perumusan Kawasan Industri Depperin, ITB5 Pembangunan Contoh Pabrik Depperin

    6 Perumusan dan Perencanaan Pemusatan Industri Depperin

    7 Training Instruktur Dan Guru Askindo,BBIHP,BBIA,IPB8 Pembentukan Kelembagaan Kelompok Petani Deptan9 F ilit i M D i9 Fasilitasi Magang Depperin10 Peningkatan Mutu Olahan Kakao Baristan,BBIA, BBIHP11 Peningkatan Kerjasama Dengan Daerah Lain Depperin,Deptan,BBIHP12 Monitoring Dan Evaluasi Depperin13 Pengembangan Kawasan Industri Pariaman Depperin13 Pengembangan Kawasan Industri Pariaman Depperin14 Peranan Bantuan Pemasaran Depdag, Askindo15 Pengadaan Peralatan Untuk PPC Depperin

    16 Peningkatan SDM Depperin,BBIA,BBIHP, Baristan

    4141

    Baristan

    17 Seminar dan Pameran Internasional tentangkakao/coklat di Padang Pariaman Depperin, Askindo,BBIA

  • Rencana Aksi Pengembangan Kompetensi Inti (lanjutan)

    No Rencana Aksi

    2008

    2009

    2010

    2011

    2012 Stakeholder

    DAERAH1 Perizinan/persyaratan Sekolah Dikora, Bapeda2 Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal untuk SMK Dikora3 Penyediaan Lahan Kawasan Industri Koperindag, DPRD4 Pembangunan Gedung PPC & Kawasan Koperindag, Bapeda5 Implementasi Pemasaran Koperindag, Askindo6 Perumusan Kelembagaan Kawasan Industri Koperindag, DPRD

    7 Badan Promosi Pariaman (pemusatan untuk kakao) Koperindag, Badan PromosiPadpar8 Fasilitasi Infrastruktur Kawasan Dinas PU, DPRD

    9 Pengadaan Personil (PPC, Kawasan,Badan,Balai, danGuru) Koperindag, Bapeda

    10 Pendirian Badan/Kawasan Industri Koperindag, BapedaDi t b UNAN B i t11 Balai Penelitian dan Pengembangan Kakao Dipertambun, UNAN, BaristanPadang

    4242

  • NilaiNilai--nilai yang memotori nilai yang memotori

    I novatif

    y gy gKunci Sukses Pelaksanaan:Kunci Sukses Pelaksanaan:

    I novatifN ilai tambah tinggiD aya saing berkelanjutany g jO rientasi pasar globalN etworkingE fisien dan ProduktifS inergi antar sektorI ptekI ptekA liansi strategis

    4343

    RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN26 29 Februari 2008 4343

  • 4444

    4444