14030925 9094 WAHYU HIDAYAT -...
Transcript of 14030925 9094 WAHYU HIDAYAT -...
i
SELAI PEPAYA MINI (CARICAE FRUCTUS) DENGAN
PEMANFAATAN MADU SEBAGAI BAHAN PEMANIS ALAMI
PENGGANTI GULA
TUGAS AKHIR
KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK
MEMPEROLEH GELAH AHLI MADYA DARI POLITEKNIK NEGERI
BALIKPAPAN
WAHYU HIDAYAT
NIM : 140309259094
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JURUSAN TATA BOGA
BALIKPAPAN
2017
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
SELAI PEPAYA MINI (CARICAE FRUCTUS) DENGAN
PEMANFAATAN MADU SEBAGAI BAHAN PEMANIS
ALAMI PENGGANTI GULA
Diajukan kepada
Jurusan Tata Boga Politeknik Negeri Balikpapan Untuk Memenuhi Salah
Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya
Disusun Oleh :
WAHYU HIDAYAT
NIM: 140309259094
Menyetujui,
Penguji I
Farida,M.Pd
NIK 2011.90.024
Penguji II
Abdul Gafur, S.Pd., M.Pd
NIP : 19890218 201504 1 001
iii
LEMBAR PENGESAHAN
SELAI PEPAYA MINI (CARICAE FRUCTUS) DENGAN
PEMANFAATAN MADU SEBAGAI BAHAN PEMANIS
ALAMI PENGGANTI GULA
Disusun Oleh :
WAHYU HIDAYAT
NIM : 140309259094
PROGRAM STUDI TATA BOGA
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Tata Boga
Yogiana Mulyani, MM.Par
NIP 19720328 199603 2 002
Pembimbing I
Nur Amaliah, S.Tp.,M.Si
NIK 2016.90.010
Pembimbing II
Drs. Bambang Djati Kusuma,MM
NIP : 19660517 199303 1 005
iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Wahyu Hidayat
Tempat/Tanggal Lahir : Balikpapan/22 Desember 1996
NIM : 140309259094
Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul “SELAI PEPAYA MINI
(CARICAE FRUCTUS) DENGAN PEMANFAATAN MADU SEBAGAI
BAHAN PEMANIS ALAMI PENGGANTI GULA” adalah bukan merupakan
hasil karya tulis orang lain, baik sebagaimana pun keseluruhannya, kecuali dalam
kutipan yang kami sebutkan nama sumbernya. Demikian pernyataan yang kami
buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar kami
bersedia mendapat sanksi akademis.
Balikpapan, 5 September 2017
Mahasiswa,
Wahyu Hidayat
NIM : 140309259094
Mengetahui,
Pembimbing I
Nur Amaliah, S.Tp.,M.Si
NIK 2016.90.010
Pembimbing II
Drs. Bambang Djati Kusuma,MM
NIP : 19660517 199303 1 005
v
Karya ilmiah ini kupersembahkan kepada
Ayahanda dan ibunda tercinta
Fakih fadilah yang selalu menemani
Kerabat dan teman-teman kontrakan yang telah mendukung
vi
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang bertanda
tangan dibawah ini :
Nama : Wahyu Hidayat
Nim : 140309259094
Program Studi : Tata Boga
Judul TA : Selai Pepaya Mini (Caricae Fructus) Dengan
Pemanfaatan Madu Sebagai Bahan Pemanis Alami
Pengganti Gula
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan hak
kepada Politeknik Negeri Balikpapan untuk menyimpan, mengalih media atau
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempubikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat : Balikpapan
Pada Tanggal : 05 September 2017
Yang Menyatakan
( Wahyu Hidayat )
vii
ABSTRAK
Wahyu Hidayat, Selai Pepaya Mini (Caricae Fructus) Dengan Pemanfaatan
Madu Sebagai Bahan Pemanis Alami Pengganti Gula, Tugas Akhir, Balikpapan,
Program Studi Tata Boga, Politeknik Negeri Balikpapan, 2017.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk 1) mengetahui proses
pembuatan selai pepaya mini dengan madu, 2) untuk mengetahui bahwa madu
dapat dijadikan pengganti gula dalam pembuatan selai, 3) untuk mengetahui
penilaian tingkat kesukaan warna, tekstur, aroma dan rasa dari selai pepaya mini
dengan madu, 4) untuk mengetahui mutu hedonik pada selai pepaya mini dengan
madu.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua tahap penelitian. Tahap
pertama adalah penelitian pendahuluan yang dilakukan dengan cara melakukan uji
eksperimen. Tahap kedua adalah penelitian lanjutan yang dilakukan dengan cara
melakukan uji organoleptik. Penelitian ini melibatkan 25 panelis agak terlatih dari
Mahasiswa Tata Boga semester 4 untuk melakukan uji kesukaan dan dianalisa
menggunakan analisa statistik deskriptif.
Berdasarkan hasil yang penulis diperoleh terhadap Selai pepaya mini
dengan madu mendapatkan perlakuan terbaik untuk uji hedonik dari segi warna
dengan rata-rata 3.92, segi tekstur dengan rata-rata 3.88, segi aroma dengan rata-
rata 3.88, dan segi rasa dengan rata-rata 3.88 dan untuk uji mutu hedonik segi
warna dengan rata-rata 3.96, segi tekstur dengan rata-rata 3.64, segi aroma dengan
rata-rata 4.00, dan segi rasa dengan rata-rata 3.88
Kata kunci : Selai, Pepaya mini, Madu
viii
ABSTRACT
Wahyu Hidayat, Papaya Mini Jam (Caricae Fructus) With Honey Use As Natural
Sweetener Substitute Sugar Substitute, Final Project, Balikpapan, Food and
Beverage Department, Balikpapan State Polytechnic, 2017.
The purpose of this study is to 1) Knowing the process of making a mini
papaya jam with honey, 2) To know that honey can be used as a sugar substitute
in the manufacture of jam, 3) To know the appraisal of color, texture, aroma and
taste of the mini papaya jam with honey, 4) To find out the hedonic quality of the
mini papaya jam with honey.
In this study the authors use two stages of research. The first stage is a
preliminary study conducted by conducting an experimental test. The second
stage is a follow-up study conducted by performing organoleptic tests. The study
involved 25 slightly trained panelists from Culinary Students for 4th semester to
conduct favorite tests and analyzed using descriptive statistical analysis.
Based on the results obtained by the authors obtained on the mini papaya
Jam with honey get the best treatment for hedonic test in terms of color with an
average of 3.92, the texture with an average of 3.88, the aroma with an average of
3.88, and the taste with an average of 3.88 And for color hedonic quality test with
an average of 3.96, textured facet with an average of 3.64, aromatic facet with an
average of 4.00, and an average taste of 3.88
Keywords: Jam, Papaya mini, Honey
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.Karena
berkat rahmatNya penyusunan tugas akhir guna memperoleh gelar Ahli Madya
pada Jurusan Tata Boga Politeknik Negeri Balikpapan ini dapat terselesaikan.
Adapun judul dari Proposal Tugas Akhir yang penulis susun adalah : Selai Pepaya
Mini (Caricae Fructus) Dengan Pemanfaatan Madu Sebagai Bahan Pemanis
Alami Pengganti Gula.
Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada
semua pihak yang membantu penulis selama proses pembuatan Tugas Akhir ini
oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada :
1. Ibu Yogiana Mulyani MM.Par selaku kepala program studi Tata Boga
Politeknik Negeri Balikpapan.
2. Ibu Nur Amaliah, S.TP.,M.Si selaku pembimbing 1 yang telah banyak
memberi arahan dan masukan kepada saya dalam penyusunan proposal tugas
akhir ini.
3. Bapak Drs.Bambang Djati Kusuma,.MM selaku pembimbing 2 juga telah
banyak memberikan bimbingan, arahan dan masukan kepada saya dalam
penyusunan proposal tugas akhir ini.
4. Bapak , Mama dan serta teman-teman saya yang telah banyak mendukung
penuh selama penyususunan proposal Tugas Akhir.
5. Semua pihak yang penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini bukanlah karya yang
sempurna, dan masih banyak ditemui kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang membangun.
Balikpapan, 4 Mei 2017
Wahyu Hidayat
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. iv
LEMBAR PERSEMBAHAN .......................................................................... v
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
ABSTRACT ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Batasan Masalah .................................................................................. 2
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ......................................................................................... 4
1. Buah Pepaya ..................................................................................... 4
a. Definisi Pepaya .......................................................................... 4
b. Definisi Pepaya Mini ................................................................. 7
c. Klasifikasi Ilmiah Pepaya Mini ................................................. 8
d. Komposisi Kandungan Nutrisi atau Gizi Buah Pepaya Mini .... 8
e. Manfaat Buah Pepaya Mini ....................................................... 9
2. Madu ................................................................................................ 10
a. Definisi Madu ............................................................................ 10
b. Jenis-Jenis Madu ........................................................................ 10
c. Komposisi Kandungan Gizi atau Nutrisi Madu ......................... 12
xi
d. Standar Nasional Indonesia Madu ............................................. 12
e. Manfaat Mengkonsumsi Madu .................................................. 13
3. Selai .................................................................................................. 15
a. Definisi Selai .............................................................................. 11
b. Bahan Pebuatan Selai ................................................................. 17
c. Standar Mutu Selai ..................................................................... 17
d. Proses Pengolahan Selai ............................................................ 19
e. Resep Acuan Selai ..................................................................... 21
4. Teori Uji Organoleptik ..................................................................... 21
a. Definisi Uji Organoleptik .......................................................... 21
b. Syarat Uji Organoleptik ............................................................. 22
c. Tujuan Uji Organoleptik ............................................................ 22
d. Hal-hal Yang Tercangkup Dalam Pengujian Organoleptik ....... 22
e. Beberapa Masalah Yang Memerlukan Pemecahan Segi
Organoleptik .............................................................................. 32
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................ 34
C. Kerangka Berfikir ................................................................................ 36
BAB III METEODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 37
1. Penelitian Pendahuluan .................................................................... 37
2. Penelitian Lanjutan .......................................................................... 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan .................................................................... 37
2. Penelitian Lanjutan .......................................................................... 38
C. Populasi,Sampel dan Teknik Sampling ............................................. 38
1. Populasi ............................................................................................ 38
a. Penelitian Pendahuluan .............................................................. 38
b. Penelitian Lanjutan .................................................................... 38
2. Sampel .............................................................................................. 39
a. Penelitian Pendahuluan .............................................................. 39
b. Penelitian Lanjutan .................................................................... 39
xii
3. Teknik Sampling .............................................................................. 39
a. Penelitian Pendahuluan .............................................................. 39
b. Penelitian Lanjutan .................................................................... 40
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ....................................... 40
1. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 40
2. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 41
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 43
F. Prosedur Penelitian .............................................................................. 44
1. Penelitian Pendahuluan .................................................................... 44
2. Penelitian Lanjutan .......................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 47
1. Pemanfaatan Madu Sebagai Pemanis Alami Dalam Pembuatan Selai
Pepaya Mini ..................................................................................... 47
2. Proses Pembuatan Selai Pepaya Mini Dengan Madu ...................... 49
B. Hasil dan Pembahasan Penelitian ...................................................... 52
1. Uji Hedonik ...................................................................................... 52
2. Uji Mutu Hedonik ............................................................................ 58
C. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 67
B. Saran ..................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 69
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pepaya Bangkok ......................................................................... 4
Gambar 2.2 Pepaya Callina ........................................................................... 5
Gambar 2.3 Pepaya Cibinong ........................................................................ 5
Gambar 2.4 Pepaya Mini atau Hawai ........................................................... 6
Gambar 2.5 Pepaya Mas ................................................................................ 6
Gambar 2.6 Pepaya Arum Bogor ................................................................... 6
Gambar 2.7 Pepaya California ....................................................................... 7
Gambar 2.8 Madu Monoflora ........................................................................ 10
Gambar 2.9 Madu Multiflora ......................................................................... 11
Gambar 2.10 Madu Monoflora ........................................................................ 11
Gambar 2.11 Jam ............................................................................................. 15
Gambar 2.12 Jelly ............................................................................................ 16
Gambar 2.13 Marmalade ................................................................................. 16
Gambar 2.14 Kerangka Berfikir ...................................................................... 36
Gambar 3.15 Alur Proses Penelitian Pendahuluan .......................................... 44
Gambar 3.16 Alur Proses Penelitian Lanjutan ................................................. 46
Gambar 4.17 Buah Pepaya Mini (caricae fructus) dan Madu ......................... 50
Gambar 4.18 Menimbang Pepaya Mini ........................................................... 50
Gambar 4.19 Proses Pengolahan Selai Pepaya Mini Dengan Madu ............... 51
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi Zat Gizi Buah Pepaya Mini per 100 Gram .............. 8
Tabel 2.2 Komposisi Zat Gizi atau Nutrisi Madu ...................................... 12
Tabel 2.3 Standar Mutu Madu Berdasarkan SNI ....................................... 13
Tabel 2.4 Standar Mutu Selai Buah Berdasarkan SNI ............................... 18
Tabel 2.5 Standar Resep Pembuatan Selai ................................................. 21
Tabel 3.6 Lembar Uji Hedonik .................................................................. 42
Tabel 3.7 Lembar Uji Mutu Hedonik ......................................................... 43
Tabel 4.8 Resep Eksperimen 1 Resep Acuan Selai Pepaya ....................... 48
Tabel 4.9 Resep Eksperimen 2 Resep Acuan Selai Pepaya ....................... 49
Tabel 4.10 Selai Pepaya Mini Dengan Madu (A1) ...................................... 52
Tabel 4.11 Selai Pepaya Mini Dengan Gula (A2)........................................ 53
Tabel 4.12 Statistik Uji Hedonik Warna ...................................................... 53
Tabel 4.13 Selai Pepaya Mini Dengan Madu (A1) ...................................... 54
Tabel 4.14 Selai Pepaya Mini Dengan Gula (A2)........................................ 54
Tabel 4.15 Statistik Uji Hedonik Tekstur .................................................... 55
Tabel 4.16 Selai Pepaya Mini Dengan Madu (A1) ...................................... 55
Tabel 4.17 Selai Pepaya Mini Dengan Gula (A2)........................................ 56
Tabel 4.18 Statistik Uji Hedonik Aroma ..................................................... 56
Tabel 4.19 Selai Pepaya Mini Dengan Madu (A1) ...................................... 57
Tabel 4.20 Selai Pepaya Mini Dengan Gula (A2)........................................ 57
Tabel 4.21 Statistik Uji Hedonik Rasa ......................................................... 58
Tabel 4.22 Selai Pepaya Mini Dengan Madu (A1) ...................................... 59
Tabel 4.23 Selai Pepaya Mini Dengan Gula (A2)........................................ 59
Tabel 4.24 Statistik Uji Mutu Hedonik Warna ............................................ 60
Tabel 4.25 Selai Pepaya Mini Dengan Madu (A1) ...................................... 60
Tabel 4.26 Selai Pepaya Mini Dengan Gula (A2)........................................ 61
Tabel 4.27 Statistik Uji Mutu Hedonik Tekstur ........................................... 61
Tabel 4.28 Selai Pepaya Mini Dengan Madu (A1) ...................................... 62
Tabel 4.29 Selai Pepaya Mini Dengan Gula (A2)........................................ 63
Tabel 4.30 Statistik Uji Mutu Hedonik Aroma ............................................ 63
xv
Tabel 4.31 Selai Pepaya Mini Dengan Madu (A1) ...................................... 64
Tabel 4.32 Selai Pepaya Mini Dengan Gula (A2)........................................ 64
Tabel 4.33 Statistik Uji Mutu Hedonik Rasa ............................................... 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pepaya memiliki kandungan vitamin yang cukup lengkap yaitu
provitamin A (karotenoid), vitamin E, vitamin C, perpaduan dari tiga
vitamin tersebut sangatlah penting sebagai antioksidan di dalam tubuh.
Kandungan vitamin C didalam buah pepaya yaitu 48x lipat dari buah apel.
Dalam buah pepaya juga mengandung mineral, magnesium, kalium dan
serat untuk memperlancar pencernaan, kandungan enzim papain dalam
buah pepaya bermanfaat untuk memperlancar pencernaan protein dalam
tubuh dan protein dalam buah pepaya sekitar 4-6 g/kg.
Kalimantan Timur khususnya di Kota Balikpapan kini menjadi
salah satu sentra buah pepaya. Di Balikpapan setidaknya per minggu bisa
menghasilkan 300 ton pepaya mini. Petani pepaya mini terkontrasi di
Balikpapan Utara dan Timur(Chaerulsyah,2013). Dengan mudahnya buah
pepaya ini didapatkan maka banyak sekali masyarakat yang membuat
aneka olahan yang berbahan dasar dari buah pepaya. Aneka olahan pepaya
yang mudah kita temui dipasar yaitu keripik pepaya, es buah pepaya, jus
pepaya, permen pepaya, sari buah pepaya, asinan dan manisan pepaya dan
lain-lain. Namun, untuk olahan selai pepaya masih sulit untuk kita
memperolehnya, walapun ada itu bukan yang diproduksi secara komersial.
Selai adalah salah satu produk makanan yang memiliki tekstur
kental dibuat dengan campuran buah 45% dan gula 55%. Selai juga
memiliki tingkat kegemaran di kalangan masyarakat sebagai pendamping
menyantap roti. Selai pada umumnya penggunakan gula pasir sebagai
penambah rasa manis. Namun, beberapa produsen selai pada umumnya
kurang memperhatikan bahaya gula pasir bagi kesehatan manusia bila
dikonsumsi setiap hari (Fikriawan,2015).
2
Untuk menghindari kebiasaan masyarakat mengkonsumsi gula
pasir maka penulis melakukan penggantian gula pasir ini dengan madu
alami. Kandungan yang terdapat dialam madu itu sendiri yaitu Fruktosa
38,2%, Glukosa 31,3%, Maltosa 7,1%, Sukrosa 1,3%, Air 17,2%, Gula
1,5%, lain-lain 3,4%. Madu juga menjadi salah satu komoditi di
Balikpapan setidaknya dalam setahun dapat menghasilkan 50 Ton madu
hutan asli (Jati, 2015)
Dengan adanya masalah yang terdapat diatas yaitu penggunaan
gula pasir pada pembuatan selai dan jarangnya dijumpai produk selai
berbahan dasar pepaya mini. Sehingga penulis dalam Tugas Akhir ini
memilih judul Selai Pepaya Mini (Caricae Fructus) Dengan
Pemanfaatan Madu Sebagai Bahan Pemanis Alami Pengganti Gula.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pengolahan buah pepaya mini menjadi selai ?
2. Bagaimana tingkat kesukaan konsumen terhadap selai berbahan dasar
pepaya mini dan madu dari warna, tekstur, aroma dan rasa ?
3. Bagaimana mutu dari segi warna, tekstur, aroma dan rasa pada selai
pepaya mini dengan madu ?
C. Batasan Masalah
Dari beberapa penjelasan diatas, penulis dalam melakukan
penelitian ini perlu memberikan batasan-batasan sebagai pedoman dalam
melakukan penelitian yaitu, mengetahui proses pembuatan selai berbahan
dasar buah pepaya mini (Caricae Fructus), untuk mengetahui apakah
madu dapat digunakan sebagai bahan pemanis pengganti gula pasir yang
tidak baik dikonsumsi secara terus menerus dan mengetahui kesukaan dan
mutu produk dengan cara uji organoleptik.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui proses pengolahan selai pepaya mini
3
2. Untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap selai pepaya
mini dan madu dari segi warna, tekstur, aroma dan rasa
3. Untuk megetahui mutu selai yang dihasilkan dengan bahan dasar
pepaya mini dan madu dari segi warna, tekstur, aroma dan rasa
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
semua kalangan pihak terkait, antara lain :
a. Bagi Akademik :
1. Menambah kepustakaan akademik
2. Memberikan masukan bagi proses pengembangan penelitian yang
sejenis untuk kedepannya
3. Menambah referensi acuan atau resep pembuatan selai dengan
manfaat untuk kesehatan
b. Bagi penulis :
1. Memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang proses
pembuatan selai berbahan dasar pepaya mini dan madu sebagai
pengganti gula
2. Memberikan pengalaman untuk mengembangkan penelitian tingkat
lanjut
3. Memberikan keterampilan untuk merencanakan, melakukan dan
melaporkan penelitian ilmiah ini di bidang pangan
c. Bagi masyarakat :
1. Agar masyarakat mengetahui bahwa pepaya mini dapat dijadikan
selai dan madu sebagai pengganti gula yang terdapat pada selai
2. Memberikan informasi kepada masyarakat bagimana proses
pembuatan selai pepaya mini
3. Memberikan nilai jual yang lebih tinggi untuk buah pepaya mini
setelah menjadi produk pangan
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Buah Pepaya
a. Definisi Pepaya
Pepaya mini adalah salah satu tanaman yang banyak
tumbuh di daerah tropis. Pepaya juga cukup terkenal di Indonesia
bahkan di dunia dan daerah perdesaan. Tanaman ini berasal dari
meksiko bagian selatan. Bersama pedagang bangsa portugis di
abad ke 16, tanaman ini turut menyebar ke benua Afrika dan Asia
serta Negara India. Dari India, tanaman ini menyebar ke berbagai
Negara Tropis lainya, termasuk Indonesia dan pulau-pulau di
Lautan Pasifik di abad ke 17 (Kalie, 2000).
Pepaya memiliki beberapa jenis yang dapat kita jumpai,
yaitu :
1) Pepaya Bangkok
Gambar 2.1 Pepaya Bangkok
Sumber : Internet (2017)
Pepaya jenis ini merupakan jenis pepaya yang super
besar dan mempunyai daging buah yang tebal dengan rasa
sangat manis.
5
2) Pepaya Callina
Gambar 2.2 Pepaya Callina
Sumber : Internet (2017)
Pepaya jenis ini merupakan jenis tanaman California
yang dimuliakan menjadi varietas atau juga IPB-9. Pepaya ini
adalah hasil pemuliaan PKBT-IPB.
3) Pepaya Cibinong
Gambar 2.3 Pepaya Cibinong
Sumber : Internet (2017)
Pepaya jenis ini mempunyai ciri tersendiri yaitu buah
yang sudah masak biasanya berwarna kuning di bagian ujung
buah sedangkan bagian kulit yang lain berwarna hijau.
6
4) Pepaya Mini atau Hawai
Gambar 2.4 Pepaya Mini atau Hawai
Sumber : Internet (2017)
Pepaya jenis ini mempunyai bentuk yang kecil dan
berbentuk bulat penuh dan juga ada yang sedikit memanjang.
5) Pepaya Mas
Gambar 2.5 Pepaya Mas
Sumber : Internet (2017)
Pepaya jenis ini merupakan pepaya yang sudah langkah,
karena jarang sekali para petani membudidayakan tanaman ini.
Dikarenakan tanaman ini tumbuh di daerah tertentu.
6) Pepaya Arum Bogor
Gambar 2.6 Arum Bogor
Sumber : Internet (2017)
7
Varietas tanaman pepaya ini merupakan hasil
pemuliaan yang dikembangkan oleh prof.dr.Sriani Sujiprihatin
dari pusat kajian buah buahan tropika IPB.
7) Pepaya California
Gambar 2.7 Pepaya California
Sumber : Internet (2017)
Pepaya jenis ini yang menjadi primadona diseluruh
pasar Indonesia dan menjadi penghasil ekonomi terbanyak
karena memiliki banyak penggemar.
b. Definisi pepaya mini
Pepaya mini merupakan salah satu jenis dari pepaya, pada
umumnya pepaya mini ini disebut dengan Pepaya Hawai yang
memiliki ukuran buah yang kecil. Bentuknya bisa bulat penuh atau
bulatan yang agak memanjang. Melainkan porsinya yang pas dan
cocok untuk dinikmati bobot pepaya mini ini berkisar di angka 0,5
Kilogram saja. Bagi mereka yang menyukai buah pepaya sekali
makan, pepaya mini ini adalah jawaban yang paling tepat. Selain
praktis, pepaya yang banyak di kembangkan di Balikpapan ini
ternyata juga memiliki rasa manis yang segar. Daging buahnya
agak tebal dengan warna merah juga kuning yang cerah
(Setiawan,2009)
8
c. Klasifikasi Ilmiah Buah Pepaya Mini
Menurut Juwita (2000) dalam skripsi jurusan farmasi.
Dalam sistematika tumbuhan, tanaman pepaya mini
diklasifikasikan kedalam:
1) Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
2) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembulu)
3) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan Biji)
4) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
5) Class : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
6) Sub class : Dilleniidae
7) Ordo : Violales
8) Family : Caricaceae
9) Genus : Carica
10) Spesies : Carica Pepaya L
d. Komposisi Kandungan Nutrisi atau Gizi Buah Pepaya mini
Tabel 2.1 Komposisi Zat Gizi Buah Pepaya mini per 100 gram
Zat Gizi Jumlah Satuan
Air 86,7 g
Besi 1,7 mg
Energi 46 kkal
Fosfor 12 mg
Kalsium 23 mg
Karbohidrat 12,2 m
Lemak 0 m
Protein 0,5 m
Vitamin A 356 si
Vitamin B1 0,04 mg
Vitamin C 78 mg
Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI (1992)
9
e. Manfaat Buah Pepaya Mini
Menurut Tapan (2005), buah pepaya ini memiliki banyak
manfaat terutama untuk kesehatan, yaitu :
1) Manjaga Kesehatan Mental
Hasil Penelitian yang dilakukan melaporkan bahwa
mereka yang mengkonsumsi 0,9 mg beta karoten per hari,
mengalami 2 kali lipat menderita kesulitan mengingat,
kesulitan memecahkan berbagai kesoalan dan sering bingung
(disorientasi) dibandingkan dengan mereka yang
mengkonsumsi beta karoten lebih dari 2,1 mg per hari.
2) Mengatasi radang sendi
Manfaat beta karoten dalam memperlambat laju
perkembangan penyakit radang sendi telah diteliti oleh
seorang ilmuan dari Baltimore. Pasien yang menderita
penyakit ini memiliki adar beta karoten darah dengan rata-
rata tidak lebih dari 29% dari orang sehat pada umumnya.
3) Mengatasi kanker prostat
Suplemen beta karoten juga bisa menurunkan resiko
terkena kanker prostat.
4) Sebagai pelindung kulit
Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti
jerman dan Israel menyimpulkan bahwa konsumsi beta
karoten bisa melindungi kulit dari efek sinar matahari.
Dengan mengukur tingkat kemerahan dan radang kulit, para
peneliti tersebut menemukan bahwa dengan mengkonsumsi
suplemen beta karoten sebelum terkena sinar matahari
langsung dengan dikombinasikan dengan krim pelindung
matahari, lebih baik dalam melindungi kulit dibandingkan
menggunakan krim saja.
10
2. Madu
a. Definisi Madu
Madu adalah cairan yang menyerupai sirup, madu lebih
kental dan berasa manis, dihasilkan oleh lebah dan serangga lainya
dari nectar bunga. Madu berasal dari nectar tumbuhan yang
diproses oleh lebah pekerja menjadi madu dan disimpan dalam sel-
sel sarang lebah sebagai sumber karbohidrat. Jenis lebah yang
terdapat di Indonesia dan menghasilkan madu adalah lebah lokak
(Apis cerana), lebah liar (Apis dorsata) dan lebah eropa (Apis
Mellifera). Rasa yang tedapat didalam madu ditentukan oleh jenis
bunga apa yang dihisap oleh lebah, misalnya : madu randu, madu
rambutan, madu kelengkeng, madu kaliandra, madu manga, madu
bunga liar, madu hutan, madu multifora dan lain-lain
(Molan,1999).
b. Jenis-Jenis Madu
Madu memiliki banyak ragam dan jenis dan keragaman
jenis madu ini diperoleh dan tergantung dari sumber bunga yang
dihisap oleh lebah dan juga habitat dimana mereka tinggal.
Sebab madu tidak hanya menghisap nektar dari satu bunga
sejenis saja akan tetapi bisa ratusan bahkan ribuan jenis nektar
bunga. Dari keragaman jenis bunga ini timbul berbagai tingkat
rasa, warna, tekstur dan manfaat. Sehingga antara madu satu
dengan madu jenis lainnya berbeda-beda, yaitu :
1) Madu Monoflora
Gambar 2.8 Madu Monoflora
Sumber : Internet (2017)
11
Merupakan jenis madu yang diperoleh dari satu jenis bunga
saja. Jenis madu ini dihasilkan lebah madu dari satu jenis
nektar bunga yang di hisap oleh lebah.
2) Madu Multiflora
Gambar 2.9 Madu Multiflora
Sumber : Internet (2017)
Merupakan jenis madu bersumber dari sejumlah nektar
yang berasal dari berbagai jenis bunga. Untuk madu jenis ini
memiliki rasa yang sangat beragam dan manfaatnya juga
banyak sebab sumber nekar lebih dari satu bunga.
3) Madu Tawon Gung
Gambar 2.10 Madu Tawon Gung
Sumber : Internet (2017)
Madu jenis ini dihasilkan oleh lebah hutan merupakan
lebah asli madu asia yang paling produktif menghasilkan madu.
Lebah jenis ini membuat sarang dengan hanya satu sisiran yang
menggantung di dahan dan ranting pohon, langit-langit terbuka
dan tebing jurang bebatuan.
12
c. Komposisi Kandungan Gizi atau Nutrisi Madu
Tabel 2.2 Komposisi Zat Gizi Madu per 100 gram
Zat Gizi Jumlah Satuan
Protein 0,3 g
Karbohidrat 82,4 g
Serat 0,2 g
Gula 82,12 g
Sodium 4 mg
Kalium 52 mg
d. Standar Nasional Indonesia Madu
Standar mutu madu di Indonesia terutama untuk
kepentingan komersil mengacu pada SNI 01-3545-1994. Kadar air
dari madu maksimal 22%, dengan kandungan sukrosa maksimal
10% (berat sukrosa per berat madu atau b/b). Standar mutu madu
lebih lengkap dengan melihat tabel berikut :
Sumber : Persatuan Ahli Gizi Indonesia (2009)
13
Tabel 2.3 Standar Mutu Madu berdasarkan SNI 01-3545-1994
Jenis Uji Satuan Persyaratan
Aktivitas enzim diastase DN Minimal 3
Hidroksimetil fufural
(HMF)
mg/kg Maksimal 40
Air % Maksimal 22
Gula pereduksi (dihitung
sebagai glukosa)
% b/b Minimal 60
Sukrosa % b/b Maksimal 10
Keasaman Ml NaOH 1
N/kg
Maksimal 40
Padatan yang tak larut
air
% b/b Maksimal 0.5
Abu % b/b Maksimal 0.5
Timbal
(Pb)
mg/kg Maksimal 1.0
Tembaga (Cu) mg/kg Maksimal 5.0
Cemaran Arsen mg/kg Maksimal 0.5
Sumber : Dewan Standarisasi Nasional (1994)
e. Manfaat Mengkonsumsi Madu
1) Mencegah kanker dan jantung
Madu memiliki manfaat yang sangat besar untuk
kesehatan manusia. Salah satunya adalah untuk mencegah
penyakit kanker dan resiko jantung. Madu mengandung
senyawa flavonoid yang sangat besar. Senyawa ini memiliki
peran sebagai antioksidan. Tubuh memerlukan antioksidan
untuk melawan semua radikal bebas yang bisa menyebabkan
kanker dan jantung.
14
2) Mengobati penyakit pencernaan
Madu memiliki khasiat yang besar untuk mengatasi
asam lambung, gangguan lambung, atau luka dalam saluran
pencernaan. Madu bisa melawan semua penyebab sakit
lambung dengan cara yang sangat halus. Konsumsi madu untuk
mengobati penyakit ini tidak akan menimbulkan efek samping.
3) Membentuk kekebalan tubuh
Madu mengandungkan zat antioksidan yang sangat
tinggi. Madu juga bisa melawan perkembangan bakteri dalam
tubuh. Madu juga bisa melawan semua jenis penyakit dan
membentuk sistem imunitas tubuh. Minum madu satu sendok
makan setiap hari akan membentuk sistem kekebalan tubuh.
4) Mengatasi sakit tenggorokan
Penyakit tenggorokan manjadi salah satu gangguan
yang biasa menyerang anak-anak dan orang dewasa. Penyakit
tenggorokan ini dapat muncul saat sedang flu atau tanpa flu.
Madu mengandung dekstometorfan yang bekerja meredahkan
penyakit tenggorokan seperti jenis obat tenggorokan lain.
Bahkan madu akan membuat tidur lebih nyenyak sehingga
mempercepat proses penyembuhan.
5) Meningkatkan sel darah merah
Tubuh kita sangat emerlukan sel darah merah untuk
mengangkutoksigen keseluruh tubuh. Salah satu gangguan
penyakit yang disebabkan kekurangan sel darah merah adalah
seperti anemia. Kondisi ini sangat rentan untuk ibu hamil dan
wanita yang sedang mengalami menstruasi.
6) Menjadi pengganti gula
Madu memiliki kandungan gula senyawa alami yang
bisa dicerna oleh tubuh. Madu mengandung setidaknya
senyawa dekstrin dan pati yang sangat baik untuk mendukung
metabolism tubuh.
15
3. Selai
a. Definisi selai
Selai merupakan salah satu produk makanan yang dibuat
dengan memasak halusan buah yang dicampur gula dengan atau
tanpa penambahan air. Selai yang baik harus berwarna cerah,
jernih, kental seperti agar-agar tetapi tidak terlalu keras, serta
mempunyai rasa buah asli (Margono,1993)
Asam, pectin dan gula merupakan faktor yang perlu
diperhatikan dalam proses pembuatan selai. Asam berperan dalam
menurunkan pH bubur buah sehingga terbuntuk struktur gel yang
baik dan mencegah terjadinya kristalisasi gula. Gula berfungsi
dalam pembentukan tekstur, penampakan dan flavor pada selai.
Pectin berperan dalam pembentukan gel selai terutama ketika 50%
karboksil telah termetilasi. Proses pemanasan dalam pembuatan
selai bertujuan untuk menghomogenkan campuran buah, gula, dan
pectin serta menguapkan sebagian air sehingga terbentuk struktur
gel (Fatonah,2002).
Suhu pemanasan dan konsentrasi gula merupakan faktor
yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan selai.
Keseimbangan pectin, gula dan asam akan mempengaruhi mutu
selai yang akan dihasilkan. Asam sitrat atau pectin mampu
mencegah terjadinya reaksi pencoklatan dengan mempersingkat
waktu pemasakan (Sundari dan Komari,2010).
Berdasarkan jenisnya selai dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Jam
Gambar 2.11 Jam
Sumber : Internet (2017)
16
Jam Memiliki tekstur serat halus buah, lepas, dan lembut.
Total padatan terlarut pada jam mencapai 65%. Pemanasan jam
menggunakan api kecil agar tidak terjadi pengkaramelan dan
buah matang dengan sempurna.
2) Jelly
Gambar 2.12 Jelly
Sumber : Internet (2017)
Jelly dibuat dari sari buah yang hanya diambil sarinya,
pembuatan jelly sedikit lebih sulit dibandingkan selai. Jika
pemanasan sari buah dan gula terlalu lama akan menjadi
permen dan jika kurang lama akan menjadi sirup. Sehingga
sangat perlu keahlian khusus dalam membuat jelly. Tekstur
jelly yang bagus adalah bening, mudah dioles dan tidak
terdapat serat buah.
3) Marmalade
Gambar 2.13 Marmalade
Sumber : Internet (2017)
Marmalade sangat menyerupai jelly namun terdapat
potongan buah didalamnya, misalkan potongna kulit jeruk atau
nanas. Dalam pembuatan marmalade penambahan air tiga kali
17
lebih banyak untuk membuat tekstur potongan buah yang
ditambahkan matang sempurna dan lembut.
b. Bahan Pembuatan Selai
Menurut Ryan (2013) dalam pembuatan tugas akhir berjudul
Selai Buah Naga Kulit Merah Daging Merah menyatakan bahwa
bahan baku dari selai sebagai berikut :
1) Bahan utama
Bahan utama dalam pembuatan selai buah pepaya mini
adalah daging buah pepaya mini. Kandungan dalam buah
pepaya mini yang terkait dalam pembuatan selai yaitu serat
pangan, gula dan air.
2) Bahan tambahan
a) Gula rafinasi
Rafinasi berasal dari kata refinery yang berartinya
menyuling, menyaring atau membersihkan. Gula rafinasi
adalah gula berasal dari tebu yang sudah dipisahkan dari
zat-zat lainnya serta mempunyai mutu kemurnian yang
tinggi.
b) Air
Air merupakan komponen penting dalam bahan
makanan karena air dapat mengetahui penampakan, tekstur,
tingkat kerenyahan produk akhir serta cota rasa makanan.
Reaksi pembentukan gel memerlukan air sebagai penentu
tingkat keberhasilan produk yang diinginkan.
c) Jeruk nipis
Jeruk nipis merupakan salah satu jenis jeruk. Buah
jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam, jeruk nipis
mengandung asam sitrat.
c. Standar Mutu Selai
Menurut Badan Standar Nasional 1995 selai buah
merupakan makanan semi basah yang dapat dioleskan yang
18
dibuat dari pengolahan buah-buahan, gula dengan atau tanpa
penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan
yang diijinkan. Syarat mutu selai buah dapat dilihat pada Tabel
2.4.
Table 2.4 Standar Mutu Selai Buah Berdasarkan SNI 01-3746-
1995
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
1.1 Bau - Normal
1.2 Rasa - Normal
1.3 Warna - Normal
1.4 Tekstur - Normal
2 Padatan terlarut %b/b Min.65
3 Identifikaasi Buah - Sesuai label
4 Bahan tambahan makanan
4.1 Pewarna tambahan
4.2 Pengawet Sesuai SNI 01-022201987
4.3 Pemanis buatan Negatif
5 Cemaran logam
5.1 Timbal (Pb) Mg/Kg Maks. 1,5
5.2 Tembaga (Cu) Mg/Kg Maks. 10,0
5.3 Seng (Zn) Mg/Kg Maks. 40,0
5.4 Timah (Sn) Mg/Kg Maks. 40,0
6 Cemaran Arsen (As) Mg/Kg Maks. 1,0
7 Cemaran mikroba
7.1 Angka lempeng logam total Koloni Maks. 5,
7.2 Bakteri bentuk ecoli APM <3
7.3 Kapang dan Khamir Koloni Maks. 50
Sumber : Dewan Standarisasi Nasional, 1995
19
d. Proses Pengolahan Selai
Pegolahan selai pada buah pepaya mini hampir sama
dengan pembuatan selai pada umumnya yaitu pengupasan kulit
buah dan membuag biji buah kemudian dilakukan penghancuran
daging buah dengan menggunakan blender untuk menghasilkan
bubur buah kemudian dilakukan pemasakan dan setelah masak
kemudian dilakukan pendiginan dan dilanjutkan proses terakhir
yaitu pengemasan.
1) Sortasi
Proses ini bertujuan untuk memilih buah yang baik
dan kurang baik serta memisahkan kulit buah, biji buah
degan daging buah untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan. Serta memisahkan bahan yang layak diolah
dengan bahan yang tidak layak untuk diolah. Dalma proses
ini dipilih dua bagian yaitu ampas buah serta daging buah
yang utuh. Buah yang layak digunakan adalah buah yang
tidak terlalu masak ataupun tidak terlalu tua. Serta daging
buah yang tidak terlalu keras maupun lunak.
2) Pembuatan bubur buah
Pada proses ini bahan daging buah dimasukan
kedalam mesin blender kemudian dihancurkan untuk
menjadi bubur buah sebagai bahan pembuatan selai. Proses
penghancuran ini dlakukan sampai halus.
3) Pemasakan
Pada proses ini bahan baku telah menjadi buhur
kemudian dimasak di atas api dengan menngunakan teknik
au bain marie, kemudian bubur buah diaduk hingga
megental dan dihindari supaya tidak sampai gosong. Suhu
pemasakan selai yaitu 103-105 ºC selama 15-20 menit.
Kondisi setelah dimasak terjadi perubahan pada warna yaitu
20
dari warna kuning cerah menjadi kuning tua, tekstur menjadi
lembut.
4) Pendinginan
Tahap ini merupakan tahap setelah produk yang
sudah jadi kemudian didinginkan sebelum dikemas. Suhu
pendinginan yang digunakan pada suhu ruang, karena bila
selai masih dalam kondisi panas langsung dikemas maka
hasil selai akan rusak serta akan merusak kemasan bila
dikemas dalam kemasan plastic. Pendinginan dilakukan
sampai selai benar-benar dingin waktu yang diperlukan 3-15
menit. Pendinginan dilakukan dengan cara didiamkan pada
suhu kamar atau dimasukan kedalam wadah kemudian
direndam menggunakan air supaya proses pendinginan dapat
berjalan cepat. Kondisi saat dingin selai menjadi liat.
5) Pengemasan
Proses ini disebut juga pembungkusan, pewadahan
atau pengepakan. Adanya wadah atau pembungkus dapat
membantu mencegah atau mengurangi, melindungi bahan
pangan atau produk yang ada didalamnya, dan melindungi
bahaya pecemaran serta bahaya fisik (gesekan benturan dan
getaran). Pengemasan juga berfungsi untuk memudahkan
dalam penyimpanan, pengangkutan, distribusi, alat promosi
dan media informasi (Syarif dkk,1993).
21
e. Resep Acuan Selai
Berikut ini adalah resep acuan dalam pembuatan standar
selai adalah sebagai berikut :
Tabel 2.5 Standar Resep Pembuatan Selai
STANDAR RESEP
Standar Selai
Portion :
1
Portion Size :
300 gram
BAHAN BERAT SATUAN
Buah Pepaya 250 gram
Gula 150 gram
Air Jeruk Nipis 10 ml
Cara Membuat :
1. Bersihkan buah pepaya dan pisahkan dari bijinya,
potong ke bagian kecil daging buah pepaya lalu
haluskan
2. Masukan kedalam panci lalu tambahkan gula dan
air jeruk nipis diamkan hingga 6 jam dan aduk
setiap 1 jam.
3. Setelah 6 jam masukan kedalam panci dan
panaskan menggunakan api kecil dan tetapi di
aduk selama 20 menit
4. Lalu dinginkan selai tersebut kedalam suhu ruang
5. Selaipun siap di keman atau di konsumsi
(Dsouza, 2012)
4. Teori Uji Organoleptik
a. Definisi Uji Organoleptik
Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensori merupakan
cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat
utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk.
Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam
penerapan mutu. Pengujian organoleptik dapat memberikan
22
indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari
produk (Susiwi,2009).
b. Syarat Uji Organoleptik
Syarat agar dapat disebut uji organoleptik adalah sebagai
berikut :
a) Ada contoh yang diuji yaitu benda perangsang.
b) Ada panelis sebagai pemroses respon.
c) Ada pernyataan respon yang jujur, yaitu respon yang spontan,
tanpa penalaran, imaginasi, asosiasi, ilusi atau meniru orang
yang lain.
c. Tujuan Uji Organoleptik
Tujuan diadakannya uji nonganoleptik terkait langsung
dengan selera. Setiap orang di setiap daerah yang memiliki
kecenderungan selera tertentu sehingga prosuk yang akan
dipasarkan harus disesuaikan dengan selera masyarakat setempat.
Selain itu diseuaikan pula dengan target konsumen, apakah anak-
anak atau orang dewasa.
Tujuan organoleptik adalah untuk :
1) Pengembangan produk dan perluasan pasar.
2) Pengawasan mutu, meliputi baha mentah, produk dan
komoditas.
3) Perbaikan produk.
4) Membandingkan produk sendiri dengan produk pesaing.
5) Evaluasi penggunaan bahan, formulasi dan peralatan baru.
d. Hal-hal yang tercangkup dalam pengujian organoleptik
a. Panelis
Untuk penilaian mutu atau analisa sifat-sifat sensorik
suatu kondisi panel bertinfak sebagai instrument atau alat.
Panel adalah suatu atau sekelompok orang yang bertugas untuk
menilai sifat atau mutu benda berdasarkan kesan yang
subyektif. Jadi penilaian makanan secara panel adalah
23
berdasarkan kesan subyektif dari para panelis dengan prosedur
sensorik tertentu yang harus dituruti.
Dalam penilaian organoleptik dikenal beberapa macam
panel. Penggunaan panel-panel ini data tergantung dari
tujuannya. Ada 6 macam panel yang biasa digunakan, yaitu :
1) Pencicip perorangan (individual expert)
Pencicip perorangan adalah orang yang sangat ahli
dengan kepekaan spesifik yang sangat tinggi yang
diperoleh karena bakat atau latihan-latihan yang sangat
intensif. Panel perseorangan sangat mengenal sifat ,
peranan dan cara pengolahan bahan yang akan di nilai dan
menguasasi metode – metode analisis organoleptik dengan
sangat baik. Keuntungan menggunakan panelis ini adalah
kepekaan tinggi, bisa dapat di hindari, penilaian efesien dan
tidak cepat fatik. Panel perseorangan biasanya di gunakan
untuk mendeteksi jangan yang tidak terlalu banyak dan
mengenali penyebabnya. Keputusan sepenuhnya ada pada
seorang.
2) Panel pencicip terbatas (small expert)
Panel terbatas terdiri dari 3-5 orang yang
mempunyai kepekaan tinggi sehingga bisa lebih di hindari.
Panelis ini mengenal dengan baik faktor – faktor dalam
penilaian organoleptik dan mengetahui cara pengolahan dan
pengaruh bahan baku terhadap hasil akhir. Keputusan
diambil berdiskusi diantara anggota – anggotanya.
3) Panel terlatih (trained panel)
Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang yang
mempunyai kepekaan cukup baik. Untuk menjadi terlatih
perlu didahului dengan seleksi dan latihan-latihan. Panelis
ini dapat menilai beberapa rangsangan sehingga tidak
24
terlampau spesifik. Keputusan di ambil setelah data
dianalisis secara bersama.
4) Panel tak terlatih (untrained panel)
Panel tidak terlatih terlatih terdiri dari 25 orang
awam yang dapat dipilih berdasarkan jenis suku – suku
bangsa , tingkat social dan pendidikan. Panel tidak terlatih
hanya diperbolehkan menilai alat organoleptik yang
sederhana seperti sifat kesukaan, tetapi tidak boleh
digunakan dalam. Untuk itu panel tidak terlatih biasanya
dari orang dewasa dengan komposisi panel pria sama
dengan panelis wanita.
5) Panel agak terlatih
Panel agak terlatih terdiri dari 15 – 25 orang yang
sebelumnya dilatih untuk mengetahui sifat – sifat tertentu.
Panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan terbatas
dengan menguji datanya terlebih dahulu. Sedangkan data
yang sangat menyimpang boleh tidak di gunakan dalam
keputusannya.
6) Panel konsumen (consumer panel)
Menurut Funna (2013) Dalam penilaian
organoleptik seorang panelis membutuhkan indra yang
berguna dalam menilai sifat indrawi suatu produk yaitu :
1) Penglihatan yang berhubungan dengan warna dan
tekstur
2) Indra peraba yang berkaitan dengan struktur, tekstur
dan konsistensi. Struktur merupakan sifat dari
komponen penyusun, tekstur juga merupakan sensasi
tekanan yang dapat diminati dengan mulut atau
perabaan dengan jari, dan konisstensi merupakan
tingkat kekentalan dan kecairan
25
3) Indra pembau, pembau digunakan sebagai suatu
indicator terjadinya kerusakan pada produk, missal ada
bau busuk yang menandakan produk tersebut telah
mengalami kerusakan.
4) Indra pengecap, dalam hal kepekaan rasa, maka rasa
manis dapat dengan mudah dirasakan pada ujung lidah,
rasa asin pada ujung dan pinggir lidah, rasa asam pada
pinggir lidah dan rasa pahit pada bagian belakang lidah.
b. Laboratorium Penilaian Organoleptik
Laboratorium penilaian organoleptik adalah suatu
laboratorium yang menggunakan alat pengukur berdasarkan
kemampuan pengindraanya. Laboratorium ini perlu persyaratan
tertentu agar diperoleh rekasi kejiwaan yang jujur dan murni
tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
1. Unsur-unsur penting dalam laboratorium penilaian
organoleptik adalah sebagai berikut :
1) Suasana : Meliputi kebersihan, ketenangan,
menyenangkan, kerapihan, teratur serta tata cara
penyajian estetis.
2) Ruang : Meliputi ruang penyimpanan sampel atau
tempat pengolahan, ruang pencicipan, ruang tunggu
para panelis dan ruang pertemuan para panelis.
3) Peralatan dan Sarana : Meliputi alat menyimpan
sampel, alat penyajian sampel, dan alat komunikasi
(system pencahayaan, format isian, format instrukdi,
alat tulis).
2. Persyaratan Laboratorium Penilaian Organoleptik
Untuk menjamin suasana tenang seperti yang
disebutkan diatas diperlukan persyaratan-persyaratan
khusus didalam laboratorium :
26
1) Isolasi : Agar tenang maka laboratoirum harus terpisah
dari ruang lain atau kegiatan lain, pengadaan suasana
santai diruang tunggu, dan tiap anggota perlu tempat
pencicipan tersendiri.
2) Kedap suara : Tempat pencicipan harus kedap suara,
laboratorium harus dibangun jauh dari keramaian.
3) Kadar bau : Ruang penilaian harus bebas dari bau-
bauan asing (bebas bau parfum/rokok), jauh dari
pembuangan kotoran dan ruang pengolahan.
4) Suhu dan Kelembaban : Suhu ruang harus dibuat tetap
seperti suhu kamar (20-25ºC) dan kelembaban diatur
sekitar 60%.
5) Cahaya : Cahaya dalam ruang tidak terlalu kuat dan
tidak terlalu redup.
3. Bilik Pencicip (Booth)
Bilik pencicip terdapat dalam ruang pencicipan,
bilik ini berupa sekat-sekatan dengan ukuran panjang 60-80
cm dan lebar 50-60 cm. Bilik yang terisolir dan cukup
untuk duduk satu orang panelis. Hal ini dimaksudkan agar
tiap panelis dapat melakukan penilaian secara individual.
Setiap bilik pencicip dilengkapi dengan :
1) Jendela (untuk memasukan sampel yang diuji).
2) Meja (untuk menulis/mencatat kesan, tempat meletakan
sampel, gelas air kumur).
3) Kursi bundar.
4) Kran pipa air, penampung air buangan.
4. Dapur Penyiapan sampel
Dapur penyiapan sampel harus terpisah tetapi tidak
terlalu jauh dari ruang pencicipan. Bau-bauan dari dapur
tida boleh mencemari ruang pencicipan. Kebersihan
27
penyiapan sampel tidak boleh terlihat atau terdengar penelis
diruang pencicipan.
c. Metode Pengujian Organoleptik
Pengujian organoleptik mempunyai macam-macam
cara. Cara-cara pengujian itu dapat digolongkan dalam
beberapa kelompok :
1) Pengujian Pembedaan
Pengujian pembedaan digunakan untuk menetapkan
apakah ada pembedaan sifat sensorik atau organoleptik
sntara dua contoh. Meskipun dalam pengujian dapat saja
sejumlah contoh dijadikan bersama tetapi untuk
melaksanakan pembedaan sealau ada dua contoh yang
dapat di pertentangkan.
Uji-uji digunakan untuk menilai pengaruh macam-
macam perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam
pengolahan pangan bagi industry, atau untuk mengetahui
adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk dari
komoditi yang sama. Yang terakhir ini terutama dari segi
konsumen.
Macam-macam uji perbedaan sebagai berikut :
a) Uji Pasangan
Dalam pengujian dengan uji pasangan, dua
contoh disajikan bersamaan atau berurutan dengan
nomor kode berlainan. Masing-masing anggota panel
diminta untuk menyatakan ada atau tidak adanya
perbedaan dalam sifat yang diujikan. Agar pengujian ini
efektif, sifat atau kriteria yang diuji harus jelas dan
dipahami panelis.
28
b) Uji Segitiga
Uji segtiga digunakan untuk mendeteksi
perbedaan yang kecil. Pengujian ini lebih banyak
digunakan karena lebih peka dari pada uji pasangan. Uji
mula-mula diperkenalkan oleh 2 ahli statistik Denmark
pada tahun 1946. Dalam pengujian ini kepada masing-
masing panelis disajikan secara acak 3 contoh berkode.
Pengujuian ketiga contoh itu biasanya dilakukan
bersamaan tetapi dapat pula berurutan. Panelis diminta
memilih satu antara 3 contoh yang berbeda dari 2 yang
lain. Dalam uji ini tidak ada contoh baku atau
pembanding.
c) Uji Dua-Trio
Uji ini seperti halnya pada uji segitiga, tiap-tiap
anggota panel disajikan 3 contoh, 2 contoh dari bahan
yang sama dan contoh ketiga dari bahan yang lain.
Bedanya ialah bahwa salah satu dari dua contoh yang
sama dicicip atau dikenali dulu dan dianggap sebagai
contoh baku, sedangkan kedua contoh lainnya
kemudian. Dalam penyungguhannya ketiga contoh itu
dapat diberikan bersamaan.
d) Uji Pembanding Ganda (Dual Standards)
Uji pembanding ganda juga disebut Dual
Standard. Bentuk pengujian pembanding ganda
menyeruapi uji dua-trio. Jika pada uji dua-trio
digunakan satu contoh baku sebagai pembanding, maka
pada uji pembanding ganda digunakan dua contoh baku
sebagai pembanding yaitu A dan B.
29
e) Uji Pembanding jamak
Uji perbandingan jamak juga disebut multiple
comparison. Uji ini prinsipnya hampir sama dengan uji
perbandingan pasangan. Jika pada uji perbandingan
pasangan hanya dua contoh disajikan, maka pada uji
perbandingan jamak banyak contoh, yaitu tiga atau
lebih contoh disuguhkan secara bersamaan.
f) Uji Rangsangan Tunggal (Single Stimulus)
Uji rangsangan tunggal juga disebut uji A dan
bukan A. Uji ini kembangkan di Universitas Brown.
Pengertian contoh bukan A ialah semua contoh yang
tidak mempunyai sifat – sifat sensorik seperti yang
dispesifikasikan dengan contoh A. Contoh A dapat pula
diganti dengan contoh B yaitu dengan sifat sensorik
tertentu atau yang lebih dispesifikasi tetapi berbeda
dengan contoh A.
g) Uji Tunggal atau monadik
Uji tunggal juga disebut uji monadik. Uji ini
terutama diperuntukkan bagi komoditi atau contoh yang
mempunyai kesan kemudian (after taste) yang kuat.
Bahan – bahan contoh demikian jika disajikan dalam
jumlah banyak dan bersamaan waktunya, contoh yang
satu akan mempengaruhi penilaian contoh berikutnya.
2. Uji Penerimaan
Uji penerimaan menyangkut penilaian seseorang
akan suatu sifat atau mutu suatu bahan yang menyebabkan
orang menyenangi. Jika pada uji pembedaan panelis
menggemukakan kesan akan adanya perbedaan tanpa
disertai senang atau tidak, maka pada uji penerimaan,
panelis mengemukakan tanggapan pribadi yaitu kesan yang
30
berhubungan dengan kesukaan atau tanggapan senang atau
tidaknya terhadap sifat sensorik atau mutu yang dinilai.
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai macam-
macam uji penerimaan sebagai berikut :
a) Uji kesukaan
Uji kesukaan juga disebut uji hedonik. Dalam uji
hedonik, panelis diminta untuk menyatakan tentang
kesukaan atau ketidaksukaan. Tingkat-tingkat kesukaaan
ini disebut skala hedonik. Skala hedonik dapat
direntangkan atau diciutkan menurut skala yang
dikehendakinnya
b) Uji Mutu Hedonik
Berbeda dengan uji kesukaan, uji mutu hedonik tidak
menyatakan suka atau tidak suka, melainkan menyatakan
kesan tentang baik atau buruk. Kesan baik atau buruk ini
disebut kesan mutu hedonik. Kesan mutu hedonik lebih
spesifik daripada sekedar kesan suka atau tidak suka.
Rentangkan skala hedonik berkisar dari ekstrim baik
sampai ke ekstrim jelek.
3. Uji Skalar
Jika pada uji – uji organoleptik terdahulu tidak
langsung menyangkut suatu besaran, maka pada uji scalar
panelis diminta menyatakan besaran kesan yang
diperolehnya. Besaran itu dapat dinyatakan dalam bentuk
besaran scalar atau dalam bentuk skala numerik.
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai jenis – jenis
Uji Skalar sebagai berikut :
31
a) Uji Skalar Garis
Bentuk garis harus berubah adalah bentuk yang
paling biasa dalam menyatakan besaran scalar. Garis itu
mempunyai titik pangkal dan mempunyai arah.
Sepanjang garis itu skala dengan jarak yang sama. Arah
saklar dapat satu maupun dua.
b) Uji Skor
Uji skor disebut pemberian skor atau scoring.
Pembelian skor ialah memberikan angka nilai atau
menempatkan nilai mutu sensorik terhadap bahan yang
diuji pada jenjang mutu atau tingkat skala hedonik.
Tingkat skala mutu ini dapat dinyatakan dalam ungkapan
– ungkapan skala mutu yang sudah menjadi baku.
c) Uji Perbandingan Pasangan
Uji perbandingan pasangan juga disebut paired
comparison. Uji ini hampir menyerupai uji pasangan.
Bedanya terletak pada pertanyaan, Jika pada uji
pasangan dinyatakan ada atau tidak adanya perbedaan,
maka pada uji perbandingan pasangan pertanyaan itu
dapat ditambahkan lagi “mana yang lebih” dari dua
contoh yang diuji. Kelebihan ini dapat berarti lebih baik,
dapat pula lebih buruk.
d) Uji Perbandingan Jamak
Uji perbandingan jamak juga disebut multiple
comparison. Uji ini prinsipnya hampir sama dengan uji
perbandingan pasangan. Jika pada uji perbandingan
pasangan hanya dua contoh disajikan, maka pada uji
perbandingan jamak banyak contoh, yaitu tiga atau lebih
contoh disuguhkan secara bersamaan.
32
e) Uji Perjenjangan
Uji perjenjangan juga disebut uji pengurutan atau
ranking. Dalam uji ini panelis diminta membuat urutan
contoh – contoh yang diuji menurut perbedaan tingkat
mutu sensorik. Dalam urutan jenjang ini, jarak antara
jenjang ke atas dan kebawah tidak harus sama.
4. Pengujian Deskripsi
Pada uji-uji sebelumnya, penilaian sensorik
didasarkan pada sifat sensorik. Penilaian ini juga disebut
penilaian satu dimensi. Mutu suatu komoditi pada
umumnya ditentukan oleh beberapa sifat sensorik.
Pengujian deskripsi merupakan penilaian sensorik yang
berdasarkan sifat-sifat sensorik yang lebih kompleks,
meliputi banyak sifat sensorik.
e. Beberapa Masalah Yang Memerlukan Pemecahan Segi
Organoleptik
a. Pengembangan Produk
Suatu produk baru yang maupun tiruan secara umum
perlu diketahui aseptabilitasnya. Untuk ini dapat dilakukan uji
hedonik dan uji perbedaan.
b. Perbaikan Produk
Perbaikan produk dapat di ukur secara obyektif maupun
subyektif atau secara organoleptik. Dalam uji ini perlu
diketahui : apakah produk baru berbeda dan lebih dari produk
lama? Apakah produk baru lebih disukai dari produk lama?
c. Penyesuaian Proses
Termasuk dalam penyesuaian proses ialah penggunaan
alat baru, pemakaian bahan baru dan perbaikan proses.
Tujuannya untuk efisiensi atau menekan biaya pengolahan
tanpa mempengaruhi mutu. Jadi uji yang digunakan adalah uji
pembedaan, uji sakalar ataupun uji hedonik.
33
d. Mempertahankan Mutu
Masalah yang sangat penting dalam industry adalah
mempertahankan mutu dan keseragaman mutu. Agar hal
tersebut dapat dicapai maka perlu diperhatikan pengadaan
bahan mentah, pengolahan atau produksi dan pemasaran. Uji
yang digunakan adalah : Uji pembedaan, uji sakalar ataupun uji
hedonik.
e. Uji Simpan
Selama penyimpanan atau pemasaran produk akan mengalami
penurunan utu maka perlu dilakukan pengujian. Hasil uji ini
sekaligus dapat menetapkan umur simpan. Uji yang dilakukan
adalah uji pembedaan, uji saklar, uji hedonik, dan uji deskripsi.
f. Pengkelasan Mutu
Dalam pengekelasan mutu perlu dilakukan sortasi yang teliti
menurut kriteria baku dan spesifikasi baku yang ditetapkan. Uji
yang dipakai adalah uji saklar.
g. Pemilihan Produk atau Bahan terbaik
Untuk keperluan suatu proses perusahaan perlu memilih salah
satu atau lebih bahan sejenis (varietas tertentu), maka uji yang
dilakukan meliputi uji pembedaan, uji penjenjangan, uji saklar
dan uji deskripsi.
h. Uji Pemasaran
Uji pemasaran tidak dilakukan dalam laboratorium melainkan
ditempat umum, dipasar atau di took. Untuk itu digunakan uji
pembedaan sederhana dan uji hedonik.
i. Kesukaan Konsumen
Diantara beberapa produk yang sama, ingin diketahui produk
mana yang paling disukai. Uji organoleptik yang digunakan
adalah uji hedonik.
34
j. Seleksi Panelis
Uji organoleptik yang banyak digunakan untuk memilih
anggota sampel adalah uji pembedaan, uji saklar dan uji
diskripsi.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Pengaruh Penggunaan Madu Pada Pembuatan Selai Pepaya
Penelitian ini dilakukan oleh (Hartati, 2010) dalam Skripsi.
Penelitian ini tentang pengaruh penggunaan madu untuk
penganekaragaman produk olahan berbahan madu. Pada penelitian ini
digunakan variable presentasi campuran buah pepaya dan madu, yaitu :
A (buah pepaya 100% dan madu 0%), B (buah pepaya 85% dan madu
45%), C (buah pepaya 70% dan madu 30%). D (buah pepaya 55% dan
madu 45%), E (buah pepaya 40% dan amdu 60%). Dari hasil
organoleptik menunjukan bahwa yang disukai panelis adalah selai
dengan kondisi jumlah pemakaian buah pepaya 70% dan jumlah
pemakaian madu 30%. Hasil uji organoleptik rata-rata untuk parameter
: rasa 3,70 (suka), warna 3,35 (biasa) dan tekstur 3,55 (suka).
Sedangkan hasil uji kimia rata-rata yang diperoleh adalah kadar air
17,63%, kadar gula total 90,73% dan padatan terlarut 84,08%.
2. Penambahan Gula Pada Kombinasi Buah Nanas Dan Pepaya
Terhadap Mutu Selai
Penelitian ini dilakukan oleh ( Heppi Negrita Winoto, 2011)
dalam Skripsi. Penelitian ini adalah untuk mengetahui kombinasi
campuran buah yang tepat antara nenas dan papaya terhadap mutu
selai. Penelitian terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah penelitian
pendahuluan yang dilakukan untuk memberi gambaran tentang
penentuan konsentrasi gula. Tahapan selanjutnya adalah penelitian
utama. Pada penelitian utama digunakan kadar gula yang dihasilkan
pada penelitian pendahuluan, yaitu gula dengan konsentrasi 45% dan
50%. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan
2 (dua) kelompok percobaan sebagai ulangan. Untuk melihat
35
perbedaan antar perlakuan akan dilanjutkan dengan pengujian LSD
(Least Significant Different) atau BNT (Beda Nyata Terkecil) taraf
5%.
Variabel yang diamati dari selai adalah pengamatan berupa
rendemen, padatan terlarut total, kekentalan, kadar asam total, kadar
gula total, nisbah gula asam dan uji organoleptik terhadap tekstur,
warna, aroma, rasa dan daya oles.
3. Kandungan Vitamin C dan Organoleptik Selai Bunga Sepatu
Dengan Penambahan Jeruk Siam
Penelitian ini dilakukan oleh (Desyi Nur’aini, 2013) dalam
Skripsi. Tanaman bunga sepatu merupakan tanaman yang biasanya
dikenal orang sebagai tanaman pagar saja ataupun tanaman hias.
Tanaman kembang sepatu memiliki banyak manfaat dalam
pengobatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui kandungan vitamin C
dan estetika selai dengan uji organoleptik mahkota bunga kembang
sepatu dengan penambahan jeruk siam.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
rancangan acak lengkap. Simpulan kandungan vitamin C tertinggi
dalam selai pada penambahan jeruk siam 15 ml. dari uji organoleptik
selai paling disuka pada penambahan jeruk siam 15 ml.
C. Kerangka Berfikir
Dalam pembuatan Tugas Akhir (TA) ini penulis mengangkat judul
“Selai Pepaya Mini (Caricae Fructus) Dengan Pemanfaatan Madu
Sebagai Bahan Pemanis Alami Pengganti Gula”. Dalam penelitian ini
proses pertama yaitu pembuatan pure pepaya mini, pembuatan pure
pepaya mini tidak ditambahkan air, karena air akam membuat rasa dari
pepaya mini ini berkurang dan menyebabkan warna khas dari pepaya ini
menjadi hilang. Fungsi dari madu adalah untuk menggantikan gula sebagai
pemanis yang terdapat di selai.
Dalam penelitian ini penulis melakukan eksperimen selai pepaya
mini dengan madu berdasarkan resep acuan selai pepaya dengan gula.
36
Untuk mengetahui produk selai pepaya mini dengan madu penulis
melakukan perbandingan produk dengan selai pepaya mini dengan gula
yang berada dipasar.
Metode memasak yang penulis gunakan yaitu Au Bain Marie agar
madu yang terdapat di selai tersebut tidak mengalami kerusakan yang di
akibatkan terkena panas langsung. Penulis juga memperoleh formula yang
tepat untuk pembuatan selai tersebut . Penulis juga melakukan uji hedonik
dan uji mutu hedonik kepada 25 orang panelis agak terlatih agar penulis
mendapatkan hasil apakah produk selai tersebut dapat diterima oleh
konsumen dan memiliki mutu yang baik.
Gambar 2.13 Kerangka Berfikir
Pembuatan Pure Pepaya Mini
Penggunaan Pure Pepaya mini pada Produk
Selai
Pembuatan selai pepaya mini dengan
penambahan madu sebagai bahan pemanis
Memperoleh formula Selai
pepaya mini yang tepat
Mengetahui proses
pengolahan selai
pepaya mini
Selai pepaya mini dengan madu sebagai
pemanis alami pengganti gula
Uji Hedonik
Hasil uji organoleptik dari segi mutu dan
kesukaan selai dengan pemanfaatan madu
sebagai pemanis alami pengganti gula
Uji mutu hedonik
Gambar 2.14 Kerangka Berfikir
37
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian
ekperimen di Bidang Tata Boga. Penelitian eksperimen dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
(Sugiyono,2012). Penulis melakukan survey ke beberapa pasar yang
ada di Balikpapan untuk mendapatkan bahan baku dan membuat produk
olahan pepaya mini berupa selai dan penulis melakukan survey
langsung kepetani madu agar memperoleh mutu madu yang baik.
2. Penelitian Lanjutan
Jenis penelitian lanjutan yang penulis pakai adalah uji
organoleptik. Uji organoleptik adalah uji yang menggunakan indera,
baik indera penglihatan, indra pencicipan, indera pembauan dan indera
perabaan. Penulis menyebarkan lembar uji hedonik dan uji mutu
hedonik kepada 25 panelis yang agak terlatih dari mahasiswa jurusan
Tata Boga Politeknik Negeri Balikpapan angkatan tahun 2014 yang
berjumlah 40 Mahasiswa untuk mengetahui tinggkat kesukaan kepada
produk selai pepaya mini dengan madu.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
Waktu penelitian pendahuluan telah dilakukan pada bulan April
2017 sampai dengan bulan Mei 2017. Tempat penelitian dilakukan di
rumah peneliti di jalan Marsma R Iswahyudi Rt. 02 No 25, Sungai
nangka.
38
2. Penelitian Lanjutan
Waktu penelitian lanjutan telah dilakukan pada bulan Mei 2017
sampai dengan bulan Juni 2017. Penulis melakukan penelitian akhir
yang berupa produk akhir selai dan pengujian organoleptik. Tempat
penelitian dilaksanakan di Laboratorium Tata Boga Politeknik Negeri
Balikpapan yang tapatnya berada di Jl.Soekarno Hatta Km 8.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Adapun populasi, sampel dan teknik pengumpulan data yang
penulis lakukan adalah sebagai berikut :
1. Populasi
a. Penelitian Pendahuluan
Populasi adalah wilayah genelisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai mutu dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono,2012). Populasi dalam penelitian ini
adalah Buah Pepaya Mini di Balikpapan dan penulis mendapatkan
bahan baku untuk siap diolah yaitu di pasar Sepinggan Balikpapan
Selatan, pasar Klandasan Balikpapan Barat dan pasar Kebun Sayur
Balikpapan Barat.
b. Penelitian Lanjutan
Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensorik merupakan cara
pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama
untuk mengukur daya penerimaan terhadap produk (Funna,2013).
Populasi dalam penelitian lanjutan ini adalah mahasiswa jurusan Tata
Boga Politeknik Negeri Balikpapan angkatan tahun 2014 yang
berjumlah 40 Mahasiswa.
39
2. Sampel
a. Penelitian Pendahuluan
Sampel adalah sebagaian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan penelitian tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu
(Sugiyono,2012). Dalam penelitian ini penulis menggunakan
sampel pepaya mini sebanyak 250 gram dan madu 150 gram sesuai
dengan resep acuan
b. Penelitian Lanjutan
Uji organoleptik atau uji indera atau uji sensorik merupakan cara
pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai sebagai alat
utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk
(Funna,2013). Sampel dalam penelitian lanjutan ini disebut juga dengan
istilah panelis. Adapun panelis yang di ambil adalah panelis agak
terlatih yaitu Mahasiswa Tata Boga Politeknik Negeri Balikpapan
angkatan 2014
3. Teknik Sampling
a. Penelitian Pendahuluan
Teknik sampling adalah pengambilan sampel. Teknik
pengambilan sampel yang penulis lakukan yaitu simple random
sampling yaitu penulis mendapatkan sampel dengan membeli secara
acak di pedagang buah pepaya mini yang berada di pasar dengan
harga 5.000 Rp/kg. Ciri Pepaya mini yang baik yaitu berukuran
rata-rata 500 gr dan permukaan buahnya halus, kulit buahnya
berwarna kuning kemerahan dan memiliki aroma yang harum.
Kupas buah pepaya mini, pisahkan daging buah dari bijinya,
haluskan daging buahnya tanpa penambahan air, lalu masak dengan
metode au bain marie bersama madu.
40
b. Penelitian Lanjutan
Teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah teknik
purposive. Teknik purposive merupakan teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu, untuk menguji dan menilai dari tingkat
kesukaan produk. Penulis memilih panelis dari 25 mahasiswa
Politeknik Negeri Balikpapan Jurusan Tata Boga angkatan tahun 2014
secara acak sebagai panelis yang akan diberikan lembar uji hedonik dan
uji mutu hedonik untuk memberikan penilain tingkat kesukaan dari segi
warna, tekstur, aroma dan rasa dari selai pepaya mini dengan madu
sebagai pemanis alami
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan yaitu sebagai berikut :
a. Studi Kepustakaan
Sumber informasi berupa bahan-bahan pustaka atau
berbagai macam bahan bacaan dalam perpustakaan yang
menghimpun informasi dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan
dan sumber pendukung lainya dari internet.
b. Eksperimen
Suatu penelitian dimana peneliti sengaja membangkitkan
atau membuat suatu kejadian atau keadaan timbul, lalu mencari
akibatnya. Dengan kata lain, peneliti mencari hubungan sebab
akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti
dengan mengeliminasi atau mengurangi dan menyisihkan faktor-
faktor lain yang bias mengganggu.
c. Observasi
Penulis melakukan pengamatan dipasar untuk meninjau
bahan baku agar mudah diperoleh untuk proses pembuatan produk.
d. Dokumentasi
Dokumentasi dapat digunakan sebagai pengumpul data data
apabila informasi yang dikumpulkan bersumber dari dokumen,
41
seperti: buku, jurnal, surat kabar, majalah, notulen rapat dan
sebagainya.
e. Angket
Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara
menyebarkan angket kepada responden berupa pernyataan tertulis
untuk ditanggapi secara langsung oleh responden.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen merupakan alat atau suatu fasilitas yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah
dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Instrument dapat berupa lembar ceklist,
angket, foto dan lainnya.
Instrument penelitian bertujuan untuk mengetahui daya terima
konsumen terhadap sifat organoleptik yang meliputi aspek warna,
tekstur, aroma dan rasa adalah dengan menggunakan lembar uji
hedonik dan lembar uji mutu hedonik . Jenis skala hedonik yang
digunakan adalah rentangan skala lima tingkatan.
Nilai untuk menyatakan tingkat kesukaan diberikan dengan
kriteria sebagai berikut.
42
Tabel 3.6 Lembar Uji Hedonik
Isilah kolom nilai sesuai tanggapan yang anda berikan dengan tanda (√)
dan isilah biodata berikut :
Nama : Kelas : Tanggal :
Aspek
Penilaian
Skala Hedonik Skala
Numerik
Nilai
A1 A2
Warna
Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak Suka 2
Sangat Tidak Suka 1
Tesktur
Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak Suka 2
Sangat Tidak Suka 1
Aroma
Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak Suka 2
Sangat Tidak Suka 1
Rasa
Sangat Suka 5
Suka 4
Agak Suka 3
Tidak Suka 2
Sangat Tidak Suka 1
43
Tabel 3.7 Lembar Uji mutu hedonik
Isilah kolom nilai sesuai tanggapan yang anda berikan dengan tanda (√) dan
isilah biodata berikut :
Nama : Kelas : Tanggal :
Aspek
Penilaian
Skala Hedonik Skala
Numerik
Nilai
A1 A2
Warna
Sangat Menarik 5
Menarik 4
Agak Menarik 3
Tidak Menarik 2
Sangat Tidak Menarik 1
Tesktur
Sangat Kental 5
Kental 4
Agak Kental 3
Tidak Kental 2
Sangat Tidak Kental 1
Aroma
Sangat Khas Pepaya 5
Khas Pepaya 4
Agak Khas Pepaya 3
Tidak Khas Pepaya 2
Sangat Tidak Khas pepaya 1
Rasa
Sangat Enak 5
Enak 4
Agak Enak 3
Tidak Enak 2
Sangat Tidak Enak 1
E. Teknik Analisis Data
Data dari penelitian akan dianalisa penulis secara deskriptif.
Menurut Sugiyono (2012), menyatakan bahwa statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah berkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi.
Sedangkan pada penelitian lanjutan, data yang terkumpul dari hasil
uji hedonik dianalisis secara statistika deskriptif dengan melihat tingkat
44
kesukaan konsumen terhadap selai dengan menggunakan buah pepaya mini
dan madu sebagai pemanis alami pengganti gula menggunakan SPSS 20.
F. Prosedur Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
Gambar 3.15 Alur Proses Penelitian Pendahuluan
1) Bahan
Untuk melakukan penelitian ini penulis membutuhkan bahan
baku selai yaitu :
a) Daging Pepaya mini sebanyak 250 gram
b) Madu sebanyak 150 gram
c) Air Jeruk Nipis sebanyak 10 ml
2) Prosedur pengolahan
Untuk melakukan penelitian ini penulis menerapkan
beberapa langkah kerja yaitu :
a) Membersihkan buah pepaya mini dan memisahkan dari biji
buah
b) Menghaluskan menggunakan blender tanpa menggunakan ait
untuk menghasilkan Puree pepaya mini yang bermutu
c) Panaskan air lalu masak menggunakan teknik Au Bain Merrie
selama 10-15 menit atau sampai mengental
d) Lalu tambahkan madu dan air jeruk nipis
e) Lalu aduk selama 5-7 menit
Persiapan Bahan Pembuatan Puree
Pepaya mini Proses
Pembuatan Selai
(Pencampuran
Puree Pepaya
mini dan Madu)
Pendinginan Selai Pengemasan Selai
45
f) Anggkat adonan selai tersebut dan dinginkan kedalam suhu
ruang
g) Kemudian siap utuk dikemas.
3) Peralatan yang digunakan
Untuk melakukan penelitian ini penulis membutuhkan
peralatan pendukung seperti :
a) Pisau
Pisau yang di gunakan adalah pisau khusus buah, dalam
penelitian ini pisau digunakan untuk mengupas buah pepaya dan
memotong daging buah pepaya.
b) Bowl
Bowl yang digunakan adalah bowl dengan ukurang
sedang yang penulis gunakan untuk meletakan bahan baku agar
tidak tercampur dengan bahan lainnya dan agar tidak
bersentuhan langsung dengan meja.
c) Sauce Pan
Sauce pan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ukuran kecil yang digunakan untuk meletakan air yang
digunakan sebagai penghantar panas dalam teknik memasan Au
Bain Marie.
d) Sendok
Sendok yang digunakan dalam penelitian ini digunakan
untuk mengambil bahan baku yang siap untuk diolah.
e) Ballon Wisk
Ballon wisk dalam penelitian ini digunakan untuk
mengaduk selai yang sedang diolah agar tingkat kematangan
yang diinginkan merata dengan sempurna.
f) Kompor
Kompor yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kompor dengan bahan baku gas karena memiliki api yang stabil
46
dan merata dan digunakan sebagai sumber panas dalam megolah
selai.
g) Talenan
Talenan yang digunakan dalam penelitin ini adalah
talenan khusus buah agar tidak adanya kontaminasi dari bahan
lainya. Talenan dalam penelitian ini digunakan sebagai alas
memotong pepaya agar lebih terjaga kebersihannya.
h) Blender
Blender dalam penelitian ini penulis menggunakan
blender dengan sumber daya listrik agar memudahkan proses
pengolahan. Blender dalam penelitian ini digunakan untuk
meghaluskan pepaya agar menjadi puree.
2. Penelitian Lanjutan
Dalam proses penelitian pendahuluan dalam pembuatan selai
pepaya mini dengan pemanfaatan madu sebagai pemanis alami
pengganti gula, dilakukan dengan alur proses penelitian pendahuluan
sebagai berikut:
Gambar 3.16 Alur Proses Penelitian Lanjutan
Persiapan Diri Persiapan
laboratorium
untuk penelitian
organoleptik
Persiapan bilik
pencicip
Persiapan dapur
untuk penyimpan
sampel
Melakukan uji
organoleptik terhadap
selai pepaya mini
dengan madu
Mengolah data
hasil dari uji
organoleptik
Menyimpulkan
hasil pengolahan
data uji
organoleptik
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Pemanfaatan Madu Sebagai Pemanis Alami Dalam Pembuatan Selai
Pepaya mini
Selai pada umumnya adalah hidangan pendamping untuk
menyantap roti dan berbahan dasar sari buah dan menggunakan gula pasir
sebagai pemanisnya. Dalam pembuatan selai ini penulis mengganti madu
sebagai bahan pengganti gula dan menggunakan teknik Au Bain Marie.
Menurut Ekawatiningsih, dkk (2008) Au Bain Marie yaitu, teknik
memasak basah yang dimana wadah tempat bahan makanan tersebut tidak
langsung bersentuhan dengan api melainkan memanfaatkan panas dari uap
air yang dididihkan.
Kemudian Selai pepaya mini dengan pemanfaatan madu sebagai
bahan pemanis alami ialah selai dengan menggunakan bahan dasar pepaya
mini dan madu sebagai pemanis selai tersebut dan takaran ukuran dan
proses pengolahan yang digunakan juga di sesuaikan. Dalam hal ini
penulis membuktikan bahwa pepaya mini dengan madu dan menggunakan
teknik pengolahan Au bain marie dapat menghasilkan selai yang sesuai
dengan standarisasi selai nasional. Hal tersebut dapat dilihat dari
ekperimen yang dilakukan sebnyak 3 kali, antara lain :
a. Eksperimen Pertama
Eksperimen ini sesuai dengan resep acuan dan dilakukan di
rumah penulis pada tanggal 30 April 2017 dengan komposisi bahan
sebagai berikut:
48
Tabel 4.8 Resep Eksperimen 1 Resep Acuan Selai Pepaya
STANDAR RESEP
Standar Selai Portion Size :
328 gram
BAHAN BERAT SATUAN
Buah Pepaya Mini 250 gram
Madu 150 gram
Air Jeruk Nipis 10 ml
Cara Membuat :
1. Bersihkan buah pepaya dan pisahkan dari bijinya, potong
ke bagian kecil daging buah pepaya lalu haluskan
2. Masukan kedalam panci lalu tambahkan madu dan air jeruk
nipis.
3. Lalu panaskan menggunakan Teknik Au Bain Merrie dan
di aduk selama 30 menit
4. Lalu dinginkan selai tersebut kedalam suhu ruang
5. Selaipun siap di kemas atau di konsumsi
Evaluasi pada ekperimen pertama adalah selai pepaya mini
dengan madu mempunyai tekstur yang cair dan tidak memiliki daya
oles, rasa asam yang dimiliki terlalu kuat sehingga menggurangi rasa
pepaya mini tersebut. Rekomendasi dari eksperimen pertama adalah
perlu ditambahkan bubuk agar sebagai bahan pengental, dan
menghilangkan bahan tambahan air jeruk nipis karena tingkat
keasaman yang dimiliki oleh madu sudah cukup sehingga rasa pepaya
mini tidak hilang.
b. Eksperimen kedua
Eksperimen ini menggunakan resep yang telah dimodifikasi
sesuai dengan rekomendasi pada percobaan pertama dan dilakukan di
rumah penulis pada tanggal 7 Mei 2017 dengan menggunakan
komposisi bahan sebagai berikut :
49
Tabel 4.9 Resep Eksperimen 2 Resep Acuan Selai Pepaya
STANDAR RESEP
Standar Selai Portion Size :
260 gram
BAHAN BERAT SATUAN
Buah Pepaya Mini 250 Gram
Madu 150 Gram
Cara Membuat :
1. Bersihkan buah pepaya dan pisahkan dari bijinya, potong
ke bagian kecil daging buah pepaya lalu haluskan
2. Masukan kedalam panci lalu tambahkan bubuk agar
3. Lalu panaskan menggunakan Teknik Au Bain Merrie dan
di aduk selama 40 menit dan tambahkan madu dan masak
kembali selama 20 menit
4. Lalu dinginkan selai tersebut kedalam suhu ruang
5. Selaipun siap di kemas atau di konsumsi
Evaluasi dari eksperimen ketiga adalah selai pepaya mini
dengan madu yang dihasilkan memiliki tekstur yang kental dan
memiliki daya oles sesuai dengan standar selai, rasanya masih
memiliki rasa khas pepaya dan memiliki tingkat keasaman yang pas.
Penulis menggunakan resep eksperimen ketiga untuk menjadi acuan
resep dalam pembuatan selai pepaya mini dengan madu.
2. Proses Pembuatan Selai Pepaya Mini Dengan Madu Sebagai Pemanis
Alami
Pada proses pembuatan selai pepaya dengan madu ada beberapa
tahap yang dilakukan oleh penulis sebagai berikut :
50
a. Pemilihan Bahan
Gambar 4.17 Buah Pepaya Mini (Caricae Fructus) dan Madu
Dalam memilih bahan harus dapat mencermati beberapa aspek
yaitu dari segi mutu bahan yang akan digunakan. Buah pepaya dan
madu harus yang berkualitas baik, pilih buah pepaya mini yang jika
diremas secara perlahan buah pepaya mini yang matang sedikit empuk
ketika ditekan dan memiliki kulit berwarna orange atau merah dan
bebas dari luka yang terdapat di kulit pepaya sedangkan untuk madu
pilih yang berwarna lebih gelap, bersih dari serpihan kecil dan tidak
terlalu encer.
b. Menimbang Bahan
Setelah itu penulis melakukan penimbangan dengan tujuan
agar selai yang dihasilkan dapat sesuai memenuhi standar resep.
Gambar 4.18 Menimbang Pepaya Mini
51
c. Mengolah Bahan
Pada tahap ini semua bahan dan alat harus sudah dalam
keadaan bersih dan sudah di ukur seberapa perlunya, berikut adalah
langkah-langkah membuat selai :
Gambar 4.19 Proses Pengolahan Selai Pepaya Mini Dengan Madu
Proses pembuatan selai pepaya mini dengan madu sebagai
berikut :
1. Didihkan air didalam panci atau sauce pan
2. Proses selanjutnya yaitu tuang bubur pepaya mini tersebut kedalam
mangkuk atau bowl stainless steel yang memiliki diameter lebih
besar dari panci agar tidak ada uap air yang masuk kedalam bubur
tersebut.
3. Letakkan bowl tersebut keatas panci yang berisi air dan terus
diaduk dengan menggunakan ballon wisk agar kekentalannya
merata selama 40 menit lalu tambahkan madu lalu masak kembali
dengan keadaan api kecil sambil di aduk.
1. Didihkan Air 2. Proses Pemanasan
3. Hasil Akhir
52
B. Hasil dan Pembahasan Penelitian
Tahap selanjutnya penulis menyebarkan angket kepada panelis pada
tanggal 10 juni 2017 dengan jumlah panelis 25 orang. Panelis diberikan
lembar angket uji hedonik dan uji mutu hedonik mengenai aspek warna,
aroma, tekstur dan rasa pada selai pepaya mini dengan madu dan selai pepaya
dengan gula.
1. Uji Hedonik
Uji hedonik merupakan salah satu uji organoleptik yaitu suatu
kegiatan penguji yang dilakukan oleh beberapa panelis yang mana panelis
memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap
produk tersebut, berikut adalah hasil dari uji hedonik dari segi warna,
tekstur, aroma dan rasa :
a. Hasil Perolehan Uji Hedonik Warna
Hasil uji hedonik warna selai pepaya mini dengan madu dan
selai pepaya dengan gula dapat dilihat pada tabel 4.10 dan 4.11 di
bawah ini :
Tabel 4.10 Selai Pepaya Mini Dengan Madu (A1)
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 3 12.0 12.0 12.0
4 21 84.0 84.0 96.0
5 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Berdasarkan pada tabel 4.10 uji hedonik tarhadap warna
pada selai pepaya mini dengan madu sebagai pemanis alami, tidak
ada panelis (0%) yang menyatakan sangat tidak suka, tidak ada
panelis (0%) menyatakan tidak suka, sebanyak 3 orang panelis
(12%) menyatakan agak suka, sebanyak 21 orang panelis (84%)
menyatakan suka, sebanyak 5 orang panelis (4%) menyatakan
sangat suka.
53
Berdasarkan pada tabel 4.11 uji hedonik tarhadap warna
pada selai pepaya dengan gula, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, tidak ada panelis (0%) menyatakan
tidak suka, sebanyak 14 orang panelis (56%) menyatakan agak
suka, sebanyak 10 orang panelis (40%) menyatakan suka, sebanyak
1 orang panelis (1%) menyatakan sangat suka.
Tabel 4.12 Statistik Uji Hedonik Warna
A1 A2
N Valid 25 25
Missing 0 0
Mean 3.92 3.48
Median 4.00 3.00
Mode 4 3
Std. Deviation .400 .586
Variance .160 .343
Range 2 2
Minimum 3 3
Maximum 5 5
Sum 98 87
Hasil yang diperoleh dari tabel 4.12 menunjukan bahwa
konsumen menyatakan suka terhadap warna dari selai pepaya mini
dengan madu (A1) dengan rata-rata 3.92, sedangkan untuk selai
pepaya dengan gula (A2) konsumen menyatakan agak suka dengan
rata-rata 3.48. Panelis lebih menyukai warna dari selai pepaya mini
dengan madu dikarenakan penambahan madu yang menyebabkan
warna dari pepaya mini lebih terlihat mengkilat.
Tabel 4.11 Selai Pepaya Dengan Gula (A2)
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 14 56.0 56.0 56.0
4 10 40.0 40.0 96.0
5 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
54
b. Hasil Perolehan Uji Hedonik Tekstur
Hasil uji hedonik warna selai pepaya mini dengan madu dan
selai pepaya dengan gula dapat dilihat pada tabel 4.13 dan 4.14 di
bawah ini :
Tabel 4.13 Selai Pepaya Mini Dengan Madu (A1)
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 5 20.0 20.0 20.0
4 18 72.0 72.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Berdasarkan pada tabel 4.13 uji hedonik tarhadap tekstur
pada selai pepaya mini dengan madu, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, tidak ada panelis (0%) menyatakan
tidak suka, sebanyak 5 orang panelis (20%) menyatakan agak suka,
sebanyak 18 orang panelis (72%) menyatakan suka, sebanyak 2
orang panelis (8%) menyatakan sangat suka.
Tabel 4.14 Selai Pepaya Dengan Gula (A2)
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
2 2 8.0 8.0 8.0
3 9 36.0 36.0 44.0
4 14 56.0 56.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Berdasarkan pada tabel 4.14 uji hedonik tarhadap tekstur
pada selai pepaya dengan gula, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, sebanyak 2 orang panelis (8%)
menyatakan tidak suka, sebanyak 9 orang panelis (36%)
menyatakan agak suka, sebanyak 14 orang panelis (56%)
menyatakan suka, tidak ada panelis (0%) menyatakan sangat suka.
55
Tabel 4.15 Statistik Uji Hedonik Tekstur
A1 A2
N Valid 25 25
Missing 0 0
Mean 3.88 3.48
Median 4.00 4.00
Mode 4 4
Std. Deviation .526 .653
Variance .277 .427
Range 2 2
Minimum 3 2
Maximum 5 4
Sum 97 87
Hasil yang diperoleh dari tabel 4.15 menunjukan bahwa
konsumen menyatakan suka terhadap tekstur dari selai pepaya mini
dengan madu (A1) dengan rata-rata 3.88, sedangkan untuk selai
pepaya dengan gula (A2) konsumen menyatakan agak suka dengan
rata-rata 3.48. Panelis lebih menyukai tekstur dari selai pepaya mini
dengan madu dikarenakan penambahan madu yang menyebabkan
tekstur dari pepaya mini lebih memiliki daya oles yang baik.
c. Hasil Perolehan Uji Hedonik Aroma
Hasil uji hedonik warna selai pepaya mini dengan madu dan
selai pepaya dengan gula dapat dilihat pada tabel 4.16 dan 4.17 di
bawah ini :
Tabel 4.16 Selai Pepaya Mini Dengan Madu (A1)
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 7 28.0 28.0 32.0
4 11 44.0 44.0 76.0
5 6 24.0 24.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Berdasarkan pada tabel 4.16 uji hedonik tarhadap aroma
pada selai pepaya mini dengan madu, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, sebanyak 1 orang panelis (4%)
56
menyatakan tidak suka, sebanyak 7 orang panelis (28%)
menyatakan agak suka, sebanyak 11 orang panelis (44%)
menyatakan suka, sebanyak 6 orang panelis (24%) menyatakan
sangat suka.
Tabel 4.17 Selai Pepaya Dengan Gula (A2)
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 12 48.0 48.0 52.0
4 11 44.0 44.0 96.0
5 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Berdasarkan pada tabel 4.17 uji hedonik tarhadap aroma
pada selai pepaya dengan gula, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, sebanyak 1 orang panelis (4%)
menyatakan tidak suka, sebanyak12 orang panelis (48%)
menyatakan agak suka, sebanyak 11 orang panelis (44%)
menyatakan suka, sebanyak 1 orang panelis (4%) menyatakan
sangat suka
Hasil yang diperoleh dari tabel 4.18 menunjukan bahwa
konsumen menyetakan suka terhadap aroma dari selai pepaya mini
Tabel 4.18 Statistik Uji Hedonik Aroma
A1 A2
N Valid 25 25
Missing 0 0
Mean 3.88 3.48
Median 4.00 3.00
Mode 4 3
Std. Deviation .833 .653
Variance .693 .427
Range 3 3
Minimum 2 2
Maximum 5 5
Sum 97 87
57
dengan madu (A1) dengan rata-rata 3.88, sedangkan untuk selai
pepaya dengan gula (A2) konsumen menyatakan agak suka dengan
rata-rata 3.48. Panelis lebih menyukai aroma dari selai pepaya mini
dengan madu dikarenakan penambahan madu dan penggunaan pepaya
mini yang menyebabkan aroma dari selai tersebut lebih beraroma
pepaya dan madu.
d. Hasil Perolehan Uji Hedonik Rasa
Hasil uji hedonik warna selai pepaya mini dengan madu dan
selai pepaya dengan gula dapat dilihat pada tabel 4.19 dan 4.20 di
bawah ini :
Tabel 4.19 Selai Pepaya Mini Dengan Madu (A1)
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 5 20.0 20.0 20.0
4 18 72.0 72.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Berdasarkan pada tabel 4.19 uji hedonik tarhadap rasa pada
selai pepaya mini dengan madu, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, tidak ada panelis (0%) menyatakan
tidak suka, sebanyak 5 orang panelis (20%) menyatakan agak suka,
sebanyak 18 orang panelis (72%) menyatakan suka, sebanyak 2
orang panelis (8%) menyatakan sangat suka.
Tabel 4.20 Selai Pepaya Dengan Gula (A2)
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 11 44.0 44.0 44.0
4 12 48.0 48.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Berdasarkan pada tabel 4.20 uji hedonik tarhadap rasa pada
selai pepaya dengan gula, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan
58
sangat tidak suka, tidak ada panelis (0%) menyatakan tidak suka,
sebanyak 11 orang panelis (44%) menyatakan agak suka, sebanyak
12 orang panelis (48%) menyatakan suka, sebanyak 2 orang
panelis (8%) menyatakan sangat suka.
Tabel 4.21 Statistik Uji Hedonik Rasa
A1 A2
N Valid 25 25
Missing 0 0
Mean 3.88 3.64
Median 4.00 4.00
Mode 4 4
Std. Deviation .526 .638
Variance .277 .407
Range 2 2
Minimum 3 3
Maximum 5 5
Sum 97 91
Hasil yang diperoleh dari tabel 4.21 menunjukan bahwa
konsumen menyatakan suka terhadap rasa dari selai pepaya mini
dengan madu (A1) dengan rata-rata 3.88, sedangkan untuk selai
pepaya dengan gula (A2) konsumen menyatakan suka dengan rata-rata
3.65. Panelis lebih menyukai rasa dari selai pepaya mini dengan madu
dikarenakan penambahan madu dan penggunaan pepaya mini yang
menyebabkan rasa dari selai tersebut lebih terasa pepaya dan madu.
2. Uji mutu hedonik
Uji mutu hedonik merupakan salah satu uji organoleptik yaitu
suatu kegiatan penguji yang dilakukan oleh beberapa panelis yang mana
panelis memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat mutu produk tersebut,
berikut adalah hasil dari uji mutu hedonik dari segi warna, tekstur, aroma
dan rasa :
59
a. Hasil Perolehan Uji mutu hedonik Warna
Hasil uji mutu hedonik warna selai pepaya mini dengan madu
dan selai pepaya dengan gula dapat dilihat pada tabel 4.22 dan 4.23 di
bawah ini :
Tabel 4.22 Selai Pepaya Mini Dengan Madu (A1)
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 2 8.0 8.0 8.0
4 22 88.0 88.0 96.0
5 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Berdasarkan pada tabel 4.22 uji mutu hedonik tarhadap
warna pada selai pepaya mini dengan madu sebagai pemanis alami,
tidak ada panelis (0%) yang menyatakan sangat tidak suka, tidak
ada panelis (0%) menyatakan tidak suka, sebanyak 2 orang panelis
(8%) menyatakan agak suka, sebanyak 22 orang panelis (88%)
menyatakan suka, sebanyak 1 orang panelis (4%) menyatakan
sangat suka.
Tabel 4.23 Selai Pepaya Dengan Gula (A2)
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 14 56.0 56.0 60.0
4 10 40.0 40.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Berdasarkan pada tabel 4.23 uji mutu hedonik tarhadap
warna pada selai pepaya dengan gula, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, sebanyak 1 orang panelis (4%)
menyatakan tidak suka, sebanyak 14 orang panelis (55%)
menyatakan agak suka, sebanyak 10 orang panelis (40%)
menyatakan suka, tidak ada panelis (0%) menyatakan sangat suka.
60
Tabel 4.24 Statistik Uji mutu hedonik
Warna
A1 A2
N Valid 25 25
Missing 0 0
Mean 3.96 3.36
Median 4.00 3.00
Mode 4 3
Std. Deviation .351 .569
Variance .123 .323
Range 2 2
Minimum 3 2
Maximum 5 4
Sum 99 84
Hasil yang diperoleh dari tabel 4.24 menunjukan bahwa selai
pepaya mini dengan madu (A1) memiliki mutu warna khas pepaya
dengan rata-rata 3.96, sedangkan untuk selai pepaya dengan gula (A2)
memiliki mutu warna agak khas pepaya dengan rata-rata (3.36). Mutu
warna dari selai pepaya mini dengan madu dikarenakan teknik
pengolahan yang tidak langsung bersentuhan dengan api yang
menyebabkan warna selai lebih terang dan tidak adanya warna gelap
karena menggunakan madu.
b. Hasil Perolehan Uji mutu hedonik Tekstur
Hasil uji mutu hedonik tekstur selai pepaya mini dengan madu
dan selai pepaya dengan gula dapat dilihat pada tabel 4.25 dan 4.26 di
bawah ini :
Tabel 4.25 Selai Pepaya Mini Dengan Madu (A1)
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 9 36.0 36.0 36.0
4 16 64.0 64.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
61
Berdasarkan uji mutu hedonik pada tabel 4.25 tarhadap
tekstur pada selai pepaya mini dengan madu sebagai pemanis
alami, tidak ada panelis (0%) yang menyatakan sangat tidak suka,
tidak ada panelis (0%) menyatakan tidak suka, sebanyak 9 orang
panelis (36%) menyatakan agak suka, sebanyak 16 orang panelis
(64%) menyatakan suka, tidak ada panelis (0%) menyatakan sangat
suka.
Tabel 4.26 Selai Pepaya Dengan Gula (A2)
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 16 64.0 64.0 64.0
4 9 36.0 36.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Berdasarkan uji mutu hedonik pada tabel 4.26 tarhadap
tekstur pada selai pepaya dengan gula, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, tidak ada panelis (0%) menyatakan
tidak suka, sebanyak 16 orang panelis (64%) menyatakan agak
suka, sebanyak 9 orang panelis (36%) menyatakan suka, tidak ada
panelis (0%) menyatakan sangat suka.
Tabel 4.27 Statistik Uji mutu hedonik
Tekstur
A1 A2
N Valid 25 25
Missing 0 0
Mean 3.64 3.36
Median 4.00 3.00
Mode 4 3
Std. Deviation .490 .490
Variance .240 .240
Range 1 1
Minimum 3 3
Maximum 4 4
Sum 91 84
62
Hasil yang diperoleh dari tabel 4.27 menunjukan selai pepaya
mini dengan madu (A1) memiliki mutu tekstur yang kental dengan
rata-rata 3.64, sedangkan untuk pepaya mini dengan gula (A2)
memiliki mutu tekstur yang agak kental dengan rata-rata 3.36. Mutu
tekstur dari selai pepaya mini dengan madu dikarenakan proses
pengolahan dengan teknik au bain marie yang memerlukan waktu
lebih lama yang menyebabkan tekstur selai lebih homogen dan
memiliki daya oles yang maksimal.
c. Hasil Uji mutu hedonik Aroma
Hasil uji mutu hedonik tekstur selai pepaya mini dengan madu
dan selai pepaya dengan gula dapat dilihat pada tabel 4.28 dan 4.29 di
bawah ini :
Tabel 4.28 Selai Pepaya Mini Dengan Madu (A1)
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 5 20.0 20.0 20.0
4 15 60.0 60.0 80.0
5 5 20.0 20.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Berdasarkan uji mutu hedonik pada tabel 4.28 tarhadap
aroma pada selai pepaya mini dengan madu sebagai pemanis alami,
tidak ada panelis (0%) yang menyatakan sangat tidak suka, tidak
ada panelis (0%) menyatakan tidak suka, sebanyak 5 orang panelis
(20%) menyatakan agak suka, sebanyak 15 orang panelis (60%)
menyatakan suka, sebanyak 5 orang panelis (20%) menyatakan
sangat suka.
63
Tabel 4.29 Selai Pepaya Dengan Gula (A2)
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
2 3 12.0 12.0 12.0
3 11 44.0 44.0 56.0
4 11 44.0 44.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Berdasarkan uji mutu hedonik pada tabel 4.29 tarhadap
aroma pada selai pepaya yang berada dipasar, tidak ada panelis
(0%) yang menyatakan sangat tidak suka, sebanyak 3 orang panelis
(12%) menyatakan tidak suka, sebanyak 11 orang panelis (44%)
menyatakan agak suka, sebanyak 11 orang panelis (44%)
menyatakan suka, tidak ada panelis (0%) menyatakan sangat suka.
Tabel 4.30 Statistik Uji mutu hedonik
Aroma
A1 A2
N Valid 25 25
Missing 0 0
Mean 4.00 3.32
Median 4.00 3.00
Mode 4 3a
Std. Deviation .645 .690
Variance .417 .477
Range 2 2
Minimum 3 2
Maximum 5 4
Sum 100 83
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown
Hasil yang diperoleh dari tabel 4.30 menunjukan bahwa selai
pepaya mini dengan madu (A1) memiliki mutu aroma khas pepaya
dengan rata-rata 4.0, sedangkan untuk selai pepaya dengan gula (A2)
memiliki mutu aroma agak khas pepaya dengan rata-rata 3.32. Mutu
aroma dari selai pepaya mini dengan madu dikarenakan proses
64
pengolahan au bain marie yang tidak langsung bersentuhan dengan api
yang menyebabkan tidak adanya aroma hangus dan lebih tercium
aroma khas pepaya.
d. Hasil Uji mutu hedonik Rasa
Hasil uji mutu hedonik rasa selai pepaya mini dengan madu
dan selai pepaya dengan gula dapat dilihat pada tabel 4.31 dan 4.32 di
bawah ini :
Tabel 4.31 Selai Pepaya Mini Dengan Madu (A1)
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 3 12.0 12.0 16.0
4 19 76.0 76.0 92.0
5 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Berdasarkan uji mutu hedonik pada tabel 4.31 tarhadap rasa
pada selai pepaya mini dengan madu sebagai pemanis alami, tidak
ada panelis (0%) yang menyatakan sangat tidak suka, sebanyak 1
orang panelis (4%) menyatakan tidak suka, sebanyak 3 orang
panelis (12%) menyatakan agak suka, sebanyak 19 orang panelis
(76%) menyatakan suka, sebanyak 2 orang panelis (8%)
menyatakan sangat suka.
Tabel 4.32 Selai Pepaya Dengan Gula (A2)
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
2 1 4.0 4.0 4.0
3 13 52.0 52.0 56.0
4 11 44.0 44.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Berdasarkan uji mutu hedonik pada tabel 4.32 tarhadap rasa
pada selai pepaya yang berada dipasar, tidak ada panelis (0%) yang
menyatakan sangat tidak suka, sebanyak 1 orang panelis (4%)
65
menyatakan tidak suka, sebanyak 13 orang panelis (52%)
menyatakan agak suka, sebanyak 11 orang panelis (44%)
menyatakan suka, tidak ada panelis (0%) menyatakan sangat suka.
Tabel 4.33 Statistik Uji mutu hedonik
Rasa
A1 A2
N Valid 25 25
Missing 0 0
Mean 3.88 3.40
Median 4.00 3.00
Mode 4 3
Std. Deviation .600 .577
Variance .360 .333
Range 3 2
Minimum 2 2
Maximum 5 4
Sum 97 85
Hasil yang diperoleh dari tabel 4.33 menunjukan bahwa selai
pepaya mini dengan madu (A1) memiliki rasa khas pepaya dengan
rata-rata 3.88, sedangkan untuk selai pepaya dengan gula (A2)
memiliki mutu rasa agak khas pepaya dengan rata-rata 3.40. Mutu rasa
dari selai pepaya mini dengan madu dikarenakan proses pengolahan au
bain marie yang tidak langsung bersentuhan dengan api yang
menyebabkan selai tersebut lebih terasa khas pepaya dan rasa pemanis
yang digunakan yaitu madu.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilakukan sesuai dengan prosedur
ilmiah, namun demikian penelitian ini yang masih memiliki keterbatasan
yaitu:
1. Hanya membuat produk saja tanpa memperhatikan atau menguji
kandungan gizi yang terdapat pada produk selai pepaya mini dengan madu
sebagai pemanis alami pengganti gula. Untuk menguji kandungan gizi
66
produk tersebut dbutuhkan pengujian laboratorium dan akan memakan
waktu lebih lama dalam penelitian
2. Keterbatasan waktu yang diperlukan untuk mengetahui seberapa lama
daya simpan produk selai pepaya mini dengan madu sebagai pemanis
alami.
3. Kurangnya ketersediaan buku referensi yang terkait dengan pepaya mini
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, dengan
melakukan tahapan penelitian seperti pengumpulan data-data,
menyebarkan angket, dan menganalisa data diperoleh beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Tahap proses pembuatan selai pepaya mini dengan madu sebagai
pemanis alami pengganti gula yaitu bersihkan daging buah pepaya
mini dari kulit dan biji, lalu blender agar memperoleh bubur pepaya
yang halus, lalu olah menggunakan teknik au bain marie agar tidak
mengurangi rasa dan aroma dari buah pepaya mini dan agar mencegah
kerusakan pada madu.
2. Pemilihan bahan baku sangatlah penting mulai dari tingkat
kematangan dan tingkat keaslian dari madu itu sendiri, agar
memperoleh hasil yang diinginkan
3. Berdasarkan dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa madu dapat
dijadikan pengganti gula pada pembuatan selai pepaya mini.
4. Berdasarkan hasil penyebaran angket uji hedonik kepada 25 panelis
diperoleh hasil tingkat kesukaan panelis terhadap selai pepaya mini
dengan madu berdasarkan warna panelis menyatakan suka dengan
rata-rata 3.92, berdasarkan tekstur panelis menyatakan suka dengan
rata-rata 3.88, berdasarkan aroma panelis menyatakan suka dengan
rata-rata 3.88, dan berdasarkan rasa panelis menyatakan suka dengan
rata-rata 3.88.
5. Berdasarkan hasil penyebaran angket uji mutu hedonik kepada 25
panelis diperoleh hasil tingkat mutu terhadap selai pepaya mini dengan
madu berdasarkan mutu warna panelis menyatakan khas pepaya
dengan rata-rata 3.96, berdasarkan mutu tekstur panelis menyatakan
kental dengan rata-rata 3.64, berdasarkan mutu aroma panelis
68
menyatakan khas pepaya dengan rata-rata 4.00, dan berdasarkan mutu
rasa panelis menyatakan khas pepaya dengan rata-rata 3.88.
B. Saran
Setelah penulis menyimpulkan hasil data diatas maka penulis
menyarankan sebagai berikut :
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai nilai gizi yang
terkandung dalam selai pepaya mini dengan madu sebagai pemanis
alami.
2. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui seberapa lama daya
simpan produk selai pepaya mini dengan madu sebagai pemanis alami
pengganti gula
3. Perlu adanya buku referensi yang terkait dengan pepaya mini
69
DAFTAR PUSTAKA
Astuti. (2014). Madu Ampuh Melancarkan BAB. Diambil pada tanggal 25 Maret
2017, dari https://daerah.sindonews.com/read/922737/151/madu-ampuh-
melancarkan-bab-1415689236
Chaerulsyah. (2013). Balikpapan Kini Menjadi Sentra Buah Pepaya Mini.
Diambil pada tanggal 25 Maret 2017, dari
https://m.tempo.co/read/news/2013/09/18/090514246/balikpapan-kini-
menjadi-sentra-buah-pepaya
Desyi Nur’aini. (2013). Kandugan Vitamin C dan Organoleptik Selai Bunga
Sepatu Dengan Penambahan Jeruk Siam. Skripsi Sarjana, tidak
diterbitkan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dewan Standarisasi Nasional. (2004). Madu. SNI 01-3545-1994. Dewan
Standarisasi Nasional, Jakarta
Dewan Standarisasi Nasional. (1995). Selai. SNI 01-3746-1995. Dewan
Standarisasi Nasional, Jakarta
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. (1992). Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Jakarta : Bhartara Karya Aksara
Dsouza. (2012). How to Make Papaya jam. Diambil Pada 25 Maret 2017, Dari
Https://www.justtryandtaste.com
Eko, susilo. (2013). Manfaat Madu Untuk Kesehatan Tubuh Manusia. Skripsi
Sarjana, tidak diterbitkan, Universitas Sumatera Utara. Medan
Fikriawan. (2015). Pembuatan Selai Sebagai Modal Keterampilan Masyarakat.
Skripsi Sarjana, tidak diterbitkan, Universitas Sematera Utara. Medan
Funna, rifky ary. (2013). Jurnal Helmi Soekamti. Sumber : www.academia.edu.
Diambil pada 27 April 2017
Hartiati. (2010). Pengaruh Pepaya Madu Pada Pembuatan Selai Pepaya. Skripsi
Sarjana, tidak diterbitkan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Heppi Negrita Winoto. (2011). Penambahan Gula Pada Kombinasi Buah Nanas
dan Pepaya Terhadap Mutu Selai. Skripsi Sarjana, tidak diterbitkan,
Univesitas Nasional
70
Interagency Taxonomic Information System. (2011). Caricaceae of North
America Update. Canada
Juwita. (2000). Karakteristik dan Protease Lainnya dari Getah Buah Pepaya
Dalam Serbuk Papain Kasar dari Salah Satu Koperasi di Indonesia.
Skripsi, Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, ITB. Bandung
Kalie. (2000). Bertanam pepaya. Jakarta : Penebar Swadaya
Kurniawan. (2012). Selai Pepaya Sebagai Upaya Diversifikasi Produk Olahan
Pangan. Tugas Akhir Diploma, tidak diterbitkan, Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Lisdiana. (2009). Membuat aneka selai. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Margono. (1993). Buku Panduan Teknologi Pangan. Di ambil pada tanggal 25
April 2017, dari https://www.ristek.go.id
Molan. (1998). The Evidence for Honey Promotion Wound Healing. Primary
Intention The Australian Journal of Wound Management. 6 :148-158
Persatuan Ahli Gizi Indonesia. (2009). Tabel Komposisi Pangan Indonesia.
Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Ryan. (2013). Selai Buah Naga Kulit Merah dan Daging Merah. Tugas Akhir.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Setiawan. (2009). Pengaruh Pektin Berbahan Dasar Kulit Pepaya Mini Dalam
Pembuatan Selai. Jurnal Teknologi Pangan, Hal: 9-16
Sundari, Komari. (2010). Formulasi Selai. PGM. 33(1): 93-101
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : ALFABETA
Susiwi. (2009). Penilaian organoleptik. Universitas pendidikan Indonesia
Syarif,dkk.(1993). Teknologi Penyimpanan Pangan. Jakarta : Arcan
Tapan. (2005). Penyakit Degeneratif. Jakarta : Elek Media Komputindo
Winarno. (1982). Madu, Teknologi, Khasiat dan Analisa. Ghalia Indonesia,
Bogor.
REKAPITULASI HASIL JAWABAN DATA ANGKET
UJI HEDONIK SELAI PEPAYA MINI DENGAN MADU
No Nama Warna Tekstur Aroma Rasa
1 Aditya Syahputra 4 4 4 4
2 Afifah 4 3 2 3
3 Andi Syam 4 3 4 3
4 Ayu Yuniar 4 4 5 4
5 Ayun Shidhia 4 3 4 4
6 Billy Christoper Wong 4 4 3 4
7 Damayanti 3 4 4 4
8 Erlisa 4 4 5 5
9 Erni Sulasih 4 4 5 4
10 Fakih Fadilah 4 4 4 4
11 Faridatul Munawaroh 4 4 3 4
12 Ineke Dwitiya Lestari 3 4 3 4
13 M Wafil Marom 4 4 4 4
14 Marsela 4 5 5 4
15 Muh Agung Adiat Sah 4 4 4 4
16 Nur Adni Adhela 4 4 5 4
17 Nur Rahmi O.A 4 4 3 5
18 Putri Ramadhani 4 4 4 3
19 Rokhmat Akbar 4 4 4 4
20 Ruth Yunita Siregar 4 3 3 4
21 Shoimah 4 4 3 4
22 Suciyana Ramadhani 4 3 4 3
23 Tegar Mukti W 5 4 4 3
24 Tijar Rully Pradirja 4 5 3 4
25 Uswatun Chasanah 3 4 5 4
LAMPIRAN 1
REKAPITULASI HASIL JAWABAN DATA ANGKET
UJI MUTU HEDONIK SELAI PEPAYA MINI DENGAN MADU
No Nama Warna Tekstur Aroma Rasa
1 Aditya Syahputra 4 4 4 4
2 Afifah 4 3 4 2
3 Andi Syam 3 3 4 4
4 Ayu Yuniar 4 3 4 4
5 Ayun Shidhia 4 4 3 4
6 Billy Christoper Wong 4 3 4 4
7 Damayanti 4 4 4 4
8 Erlisa 5 4 5 4
9 Erni Sulasih 4 4 3 4
10 Fakih Fadilah 4 4 4 4
11 Faridatul Munawaroh 4 4 4 4
12 Ineke Dwitiya Lestari 4 4 4 4
13 M Wafil Marom 4 4 4 4
14 Marsela 4 4 5 5
15 Muh Agung Adiat Sah 4 4 4 4
16 Nur Adni Adhela 4 3 4 4
17 Nur Rahmi O.A 3 4 4 3
18 Putri Ramadhani 4 4 3 3
19 Rokhmat Akbar 4 3 4 4
20 Ruth Yunita Siregar 4 3 3 3
21 Shoimah 4 4 5 5
22 Suciyana Ramadhani 4 4 5 4
23 Tegar Mukti W 4 3 5 4
24 Tijar Rully Pradirja 4 3 4 4
25 Uswatun Chasanah 4 4 3 4
LAMPIRAN 2
REKAPITULASI HASIL JAWABAN DATA ANGKET
UJI HEDONIK SELAI PEPAYA DENGAN GULA
No Nama Warna Tekstur Aroma Rasa
1 Aditya Syahputra 4 4 3 3
2 Afifah 3 2 4 3
3 Andi Syam 4 4 3 5
4 Ayu Yuniar 4 3 3 5
5 Ayun Shidhia 4 4 3 3
6 Billy Christoper Wong 3 3 4 4
7 Damayanti 3 4 4 4
8 Erlisa Novia Swandari 4 4 3 4
9 Erni Sulasih 4 4 5 4
10 Fakih Fadilah 4 3 3 4
11 Faridatul Munawaroh 3 3 2 3
12 Ineke Dwitiya Lestari 5 4 3 4
13 Marsela 3 4 4 3
14 Muh Agung Adiat Sah 3 4 4 3
15 M. Wafil Marom 3 2 3 4
16 Nur Adni Adhela 3 3 4 4
17 Nur Rahmi O.A 3 4 4 3
18 Putri Ramadhani 3 4 3 3
19 Rokhmat Akbar 3 3 4 4
20 Ruth Yunita Siregar 3 4 4 4
21 Shoimah 3 4 3 4
22 Suciyana Ramadhani 4 3 4 3
23 Tegar Mukti W 4 3 3 3
24 Tijar Rully Pradirja 4 3 4 3
25 Uswatun Chasanah 3 4 3 4
LAMPIRAN 3
REKAPITULASI HASIL JAWABAN DATA ANGKET
UJI MUTU HEDONIK SELAI PEPAYA DENGAN GULA
No Nama Warna Tekstur Aroma Rasa
1 Aditya Syahputra 3 3 2 3
2 Afifah 3 4 3 4
3 Andi Syam 3 3 4 3
4 Ayu Yuniar 4 3 3 4
5 Ayun Shidhia 3 3 3 4
6 Billy Christoper Wong 3 4 4 3
7 Damayanti 4 4 4 4
8 Erlisa Novia Swandari 3 4 3 4
9 Erni Sulasih 3 4 4 3
10 Fakih Fadilah 3 3 4 3
11 Faridatul Munawaroh 3 3 3 3
12 Ineke Dwitiya Lestari 3 3 3 4
13 Marsela 3 3 4 4
14 Muh Agung Adiat Sah 2 3 4 4
15 M. Wafil Marom 4 3 3 3
16 Nur Adni Adhela 4 3 4 2
17 Nur Rahmi O.A 4 3 2 3
18 Putri Ramadhani 4 3 3 3
19 Rokhmat Akbar 4 4 2 3
20 Ruth Yunita Siregar 4 4 4 4
21 Shoimah 4 4 3 4
22 Suciyana Ramadhani 4 3 4 3
23 Tegar Mukti W 3 3 3 3
24 Tijar Rully Pradirja 3 3 4 4
25 Uswatun Chasanah 3 4 3 3
LAMPIRAN 4
CURRICULUM VITAE
DATA DIRI
Nama : Wahyu Hidayat
TTL : Balikpapan, 22 Desember 1996
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Marsma R Iswahyudi Rt 02 No 25,Balikpapan
No.Telp : 0822 5430 1227
Email : [email protected]
Kewarganegaraan : Indonesia
Nama Ayah : Dul Haji
PENGALAMAN KERJA
27 Juni-27 Desember 2016 : On the job training di Hotel Blue Sky Balikpapan
29 Mei 2016 : Live Cooking Dimsum di Festival Makanan
Balikpapan
08 Januari-08 April 2013 : On the job training di Hotel Grand Senyiur
Balikpapan
Freelance : Casual di Platinum, Hakaya dan Swissbel
Freelance : Fotographer dan Videographer event
RIWAYAT PENDIDIKAN
2014-2017 : Politeknik Negeri Balikpapan Jurusan Tata Boga Diploma III
2011-2014 : SMK Negeri 4 Balikpapan Selatan Jurusan Tata Boga
2008-2011 : SMP Negeri 10 Balikpapan Selatan
LAMPIRAN 6
2002-2008 : SD Negeri 006 Balikpapan Selatan
2001-2002 : TK Kenari Balikpapan Tengah
PENGHARGAAN
2017 : Kelas Perunggu di Salon Culinaire Food dan Hotel Indonesia Jakarta
2017 : Sertifikasi Kopetensi Commis Pasrty
2016 : Sertifikasi Kopetensi Cook
2016 : Seminar tentang film nasional di Literature Art Festival 2k16
2015 : Peserta di East Borneo Innovation Cuisine Cooking Competition
PENGALAMAN BERORGANISASI
2017-Sekarang : 1000 Guru Balikpapan Sebagai Tim Design Grafis
2015-2016 : Ketua HMJ Tataboga Politeknik Negeri Balikpapan