SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA...

99
SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA BANGUNAN RUKO 3 LANTAI DI BALIKPAPAN TUGAS AKHIR APRINDA BUDI UTAMI NIM : 140309239492 POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN JURUSAN TEKNIK SIPIL BALIKPAPAN 2017

Transcript of SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA...

Page 1: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA BANGUNAN

RUKO 3 LANTAI DI BALIKPAPAN

TUGAS AKHIR

APRINDA BUDI UTAMI

NIM : 140309239492

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

BALIKPAPAN

2017

Page 2: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

ii

SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA BANGUNAN

RUKO 3 LANTAI DI BALIKPAPAN

TUGAS AKHIR

KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU

SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

APRINDA BUDI UTAMI

NIM : 140309239492

POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

BALIKPAPAN

2017

Page 3: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

iii

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA BANGUNAN RUKO 3

LANTAI DI JALAN BALIKPAPAN BARU II

Disusun Oleh:

APRINDA BUDI UTAMI 140309239492

Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing II

Dr. Emil Azmanajaya,ST.,MT

NIP : 19770224 201212 1 001

Dosen Pembimbing I

Mersianty,ST.,MT

NIP : 19770130 201504 2 001

Ka. Prodi Teknik Sipil

Drs. Sunarno, M.Eng

NIP. 19640413 199003 1 015

Dosen Penguji I

Mahfud, S.Pd. MT

NIP. 19661102 199303 1 005

Dosen Penguji II

Totok Sulistyo, S.T.,M.T

NIP. 19720902 200012 1 003

Page 4: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

iv

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Aprinda Budi Utami

Tempat/Tgl Lahir : Pontianak, 20 April 1996

NIM : 140309239492

Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul “SISTEM INSTALASI

ELEKTRIKAL PADA BANGUNAN RUKO 3 LANTAI DI BALIKPAPAN”

adalah bukan merupakan hasil karya tulis orang lain, baik sebagian maupun

keseluruhan, kecuali dalam kutipan yang kami sebutkan sumbernya.

Demikian pernyataan kami buat sebenar benarnya dan apabila pernyataan

ini tidak benar kami bersedia mendapat sanksi akademis.

Balikpapan, Juli 2017

Mahasiswa

Aprinda Budi Utami

NIM : 140309239492

Page 5: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

v

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang bertanda

tangan di bawah ini:

Nama : Aprinda Budi Utami

NIM : 140309239492

Program Studi : Teknik Sipil

Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko 3

Lantai Di Balikpapan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk

memberikan hak kepada Politeknik Negeri Balikpapan, untuk menyimpan,

mengalih media atau memformat-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan

data(database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di : Balikpapan

Pada tanggal : 2017

Yang menyatakan

(Aprinda Budi Utami)

Page 6: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah ini kupersembahkan kepada

Ayah dan Ibu tercinta

Budi Martono dan Wahyu Hadi Kresnotami

Kedua saudara tersayang

Yuanita Budi Utami dan Faiz Andika Fajri

Sahabat yang selalu memberi dukungan dan bantuan

Ella, Deby, Fathul, Arba, Nindy PJ, dll

Page 7: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

vii

ABSTRACT

Building are consists of three important components namely structure, architect

and utility or also known as ME (mechanical and electrical) in the building. All three

related to each other. If the structure puts the power forward, the architect puts more

emphasis on beauty, then ME (mechanical and electrical) puts more emphasis on

function. Electrical system is a series of power supply equipment to meet the needs of

low voltage electrical power. General requirements of electrical installations have the

intent and purpose is to have a good electrical installation.

In this research, electrical system installation palnning is done on three floors of

shop house on Jalan Balikpapan Baru II. Planning consists of data collection, analysis

of electrical materials and calculation of cost budget plan.

Electrical power requirements consisting of lighting and electrical get the result

of the calculation of power requirements and lighting requirements as follows, for the

first floor is 416 Watt, second floor is 2974 Watt and third floor is 2371 Watt. Required

cost for installation of electrical system get result Rp 16.742.268,- for the entire system

of electrical installation of shop.

Key words: Mechanical and Electrical, Electricity, Electrical Installation

Page 8: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

viii

ABSTRAK

Bangunan suatu gedung terdiri dari tiga komponen penting yaitu struktur, arsitek

dan utilitas atau yang dikenal juga dengan istilah ME (mekanikal dan elektrikal) di

gedung. Ketiganya satu sama lain saling terkait. Jika struktur mengedepankan kekuatan,

arsitek lebih menekankan pada keindahan, maka ME (mekanikal dan elektrikal) lebih

mengedepankan pada fungsi. Sistem elektrikal merupakan suatu rangkaian peralatan

penyediaan daya listrik untuk memenuhi kebutuhan daya listrik tegangan rendah.

Persyaratan umum instalasi listrik mempunyai maksud dan tujuan adalah untuk

terselenggaranya dengan baik instalasi elektrikal.

Pada penelitian ini dilakukan perencanaan sistem instalasi elektrikal pada ruko

tiga lantai di Jalan Balikpapan Baru II. Perencanaan terdiri atas pengumpulan data,

analisis bahan elektrikal dan perhitungan rencana anggaran biaya.

Kebutuhan daya listrik yang terdiri dari penerangan dan elektrikal per lantai

mendapatkan hasil dari perhitungan kebutuhan daya dan kebutuhan penerangan sebagai

berikut, untuk lantai satu sebesar 416 Watt, lantai dua sebesar 2974 Watt dan lantai tiga

sebesar 2371 Watt. Kebutuhan biaya yang diperlukan untuk pemasangan sistem

elektrikal mendapatkan hasil sebesar Rp 16.742.268,- untuk keseluruhan sistem instalasi

elektrikal ruko.

Kata kunci: Mekanikal dan Elektrikal, Daya Listrik, Instalasi Elektrikal

Page 9: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat, limpahan rahmat dan hidayah Nya kami dapat menyelesaikan Tugas

Akhir dengan judul “Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko 3 Lantai Di

Jalan Balikpapan Baru II”. Laporan Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk mengerjakan Tugas akhir pada program Diploma di Jurusan Teknik

Sipil, Politeknik Negeri Balikpapan.

Penulis menyadari dalam penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan selesai

tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ramli, S.E.,M..M sebagai Direktur Politeknik Negeri Balikpapan.

2. Bapak Ida Bagus Dharmawan, S.T.,M.T selaku wakil direktur I Politeknik

Negeri Balikpapan.

3. Bapak Hadi Hermansyah, S.Si.,M.Si Selaku kepala bagian akademik dan

kemahasiswaan Politeknik Negeri Balikpapan.

4. Bapak Drs. Sunarno, M.Eng selaku Kepala Jurusan Teknik Sipil.

5. Ibu Mersianty,ST.,MT selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing

saya hingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Bapak Dr. Emil Azmanajaya,ST.,MT selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membimbing saya hingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil yang telah mengajari kami selama di

Politeknik Negeri Balikpapan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

8. Kedua orang tua yang senantiasa mendukung secara material, moril serta do’a

yang tiada hentinya kepada kami.

9. Teman-teman kelompok diskusi saya, yang telah banyak memberikan saran

juga kritikan kepada saya demi terciptanya karya tulis yang sempurna

10. Teman–teman 3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Balikpapan angkatan 2014

yang telah banyak membantu saya dalam proses penyusunan karya tulis ini.

11. Semua pihak yang penulis tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dalam

penyusunan tugas akhir ini hingga selesai.

Page 10: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

x

Balikpapan, Juli 2017

Penulis

Page 11: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

xi

DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN .......................................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI .................................................................... v

LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................... vi

ABSTRACT ............................................................................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ix

DAFTAR ISI.............................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

1.3 Batasan Masalah .............................................................................................. 2

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................... 4

2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 4

2.2 Prinsip-Prinsip Dasar Instalasi ......................................................................... 5

2.3 Pendistribusian Sumber Listrik ........................................................................ 6

2.4 Standar Pencahayaan Pada Bangunan ............................................................. 7

2.5 Penggunaan Material ..................................................................................... 12

2.5.1 Komponen Utama .......................................................................................... 12

2.5.2 Lampu ............................................................................................................ 16

2.5.3 Penghantar...................................................................................................... 18

2.5.3.1 Jenis dan Ukuran Penghantar ......................................................................... 20

2.5.4 Saklar ............................................................................................................. 23

Page 12: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

xii

2.5.5 Stop Kontak ................................................................................................... 24

2.5.6 Pipa ................................................................................................................ 25

2.5.7 Box Panel ....................................................................................................... 26

2.5.8 Pipe Fitting (Pipa Sambungan) ...................................................................... 27

2.6 Standar Harga Satuan Pokok Pekerjaan (HSPK) Instalasi Elektrikal ............ 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 29

3.1 Data Umum .................................................................................................... 29

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 29

3.3 Data Lapangan ............................................................................................... 30

3.4 Diagram Alir Penulisan.................................................................................. 30

3.5 Proses Penelitian ............................................................................................ 32

3.5.1 Pengawasan dan Tanggung Jawab ................................................................. 33

3.5.2 Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Elektrikal ............................................ 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 36

4.1 Sistem Instalasi Elektrikal.............................................................................. 36

4.2 Skema Sistem Instalasi Elektrikal .................................................................. 36

4.3 Peralatan dan Komponen Pemasangan Instalasi Elektrikal ........................... 37

4.4 Kebutuhan Elektrikal Pada Tiap Lantai ......................................................... 40

4.4.1 Perhitungan Kebutuhan Daya Listrik Pada Tiap Lantai ................................ 40

4.4.2 Kebutuhan Elektrikal Pada Tiap Lantai Untuk 1 Pintu ................................. 53

4.4.3 Kebutuhan Elektrikal Pada Tiap Lantai Untuk 4 Pintu ................................. 55

4.4.4 Perhitungan Kebutuhan Kabel Instalasi Elektrikal Pada Tiap Lantai Untuk

1 Pintu ............................................................................................................ 57

4.4.5 Perhitungan Kebutuhan Kabel Instalasi Elektrikal Pada Tiap Lantai Untuk

4 Pintu ............................................................................................................ 58

4.5 Kebutuhan Biaya Bahan Pekerjaan Instalasi Elektrikal................................. 59

4.5.1 Perhitungan Kebutuhan Biaya Bahan Pekerjaan Instalasi Elektrikal Untuk

Ruko 1 Pintu .................................................................................................. 59

4.5.2 Perhitungan Kebutuhan Biaya Bahan Pekerjaan Instalasi Elektrikal Untuk

Ruko 4 Pintu .................................................................................................. 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 62

5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 62

Page 13: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

xiii

5.2 Saran .............................................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 63

LAMPIRAN ............................................................................................................... 64

Page 14: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penyaluran Distribusi Listrik ................................................................... 6

Gambar 2.2 Arde/Grounding/Pentanahan .................................................................. 12

Gambar 2.3 Bargainser (Meteran Listrik) .................................................................. 13

Gambar 2.4 Miniature Circuit Breaker (MCB) ......................................................... 15

Gambar 2.5 Meter Listrik (kWh Meter) .................................................................... 16

Gambar 2.6 Spin Control ........................................................................................... 16

Gambar 2.7 Lampu Downlight .................................................................................. 17

Gambar 2.8 Lampu SL & PL ..................................................................................... 17

Gambar 2.9 Lampu TL .............................................................................................. 17

Gambar 2.10 Lampu Pijar .......................................................................................... 18

Gambar 2.11 Lampu LED.......................................................................................... 18

Gambar 2.12 Kabel NYA .......................................................................................... 21

Gambar 2.13 Kabel NYAF ........................................................................................ 21

Gambar 2.14 Kabel NYM .......................................................................................... 22

Gambar 2.15 Kabel NYY .......................................................................................... 23

Gambar 2.16 Saklar ................................................................................................... 24

Gambar 2.17 Stop Kontak.......................................................................................... 25

Gambar 2.18 Pipa PVC .............................................................................................. 25

Gambar 2.19 Pipa Union............................................................................................ 25

Gambar 2.20 Pipa Fleksibel ....................................................................................... 26

Gambar 2.21 Pipa Galvanis ....................................................................................... 26

Gambar 2.22 Box Panel.............................................................................................. 27

Gambar 2.23 Pipe Fitting (Pipa Sambungan) ............................................................ 27

Gambar 3.1 Denah Lokasi ......................................................................................... 29

Gambar 3.2 Diagram Alir Metodologi Penelitian...................................................... 31

Gambar 4.1 Skema Sistem Instalasi Elektrikal .......................................................... 36

Gambar 4.2 Lampu SL & PL ..................................................................................... 38

Gambar 4.3 Lampu TL .............................................................................................. 38

Gambar 4.4 Saklar ..................................................................................................... 39

Gambar 4.5 Stop Kontak............................................................................................ 39

Page 15: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

xv

Gambar 4.6 Elbow ..................................................................................................... 39

Page 16: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja ..................................................... 9

Tabel 2.2 Tingkat Pencahayaan Rata-Rata, Renderansi dan Temperatur Warna

yang Direkomendasikan ............................................................................ 10

Tabel 2.3 Pencahayaan Pada Tempat Kerja Dengan Komputer ................................ 12

Tabel 2.4 Standar Warna Kabel ................................................................................. 20

Tabel 2.5 Harga Peralatan Listrik .............................................................................. 28

Tabel 2.6 Upah Tenaga Kerja .................................................................................... 28

Tabel 3.1 Jadwal Perancangan ................................................................................... 30

Tabel 4.1 Beban Elektrikal Di Lantai 1 ..................................................................... 53

Tabel 4.2 Beban Elektrikal Di Lantai 2 ..................................................................... 54

Tabel 4.3 Beban Elektrikal Di Lantai 3 ..................................................................... 54

Tabel 4.4 Beban Elektrikal Di Lantai 1 ..................................................................... 55

Tabel 4.5 Beban Elektrikal Di Lantai 2 ..................................................................... 56

Tabel 4.6 Beban Elektrikal Di Lantai 3 ..................................................................... 56

Tabel 4.7 Kebutuhan Kabel Di Lantai 1 .................................................................... 57

Tabel 4.8 Kebutuhan Kabel Di Lantai 2 .................................................................... 57

Tabel 4.9 Kebutuhan Kabel Di Lantai 3 .................................................................... 57

Tabel 4.10 Kebutuhan Kabel Di Lantai 1 .................................................................. 58

Tabel 4.11 Kebutuhan Kabel Di Lantai 2 .................................................................. 58

Tabel 4.12 Kebutuhan Kabel Di Lantai 3 .................................................................. 59

Tabel 4.13 Biaya Bahan Instalasi Elektrikal .............................................................. 59

Tabel 4.14 Biaya Bahan Instalasi Elektrikal .............................................................. 60

Page 17: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambar Bestek ....................................................................................... 64

Lampiran 2 Gambar Perencanaan Sistem Instalasi Elektrikal ................................... 68

Lampiran 3 HSPK Balikpapan 2017.......................................................................... 76

Page 18: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan dalam hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dengan membangun berbagai sarana dan aset penunjang

dalam kehidupan bermasyarakat. Seiring dengan globalisasi, pembangunan dalam

berbagai bidang pun terpacu untuk mampu bersaing dengan tuntutan zaman.

Bangunan tersebut dapat memfasilitasi suatu komunitas, kesehatan, mendukung

kegiatan dan bisnis. Pembangunan ini pun tidak hanya muncul di kota-kota besar

di Indonesia saja, namun juga diberbagai wilayah lainnya. Konstruksi bangunan

terdiri dari bagian-bagian yang saling mendukung satu sama lain. Masing-masing

bagian bangunan tersebut memiliki karakteristik tersendiri karena memang dibuat

untuk tujuan tertentu. Bahan baku pembuatan bagian bangunan tersebut juga

berbeda-beda sesuai dengan peruntukan awalnya. Pada dasarnya, bagian-bagian

konstruksi bangunan meliputi bangunan bawah yang terdiri dari : pondasi dan

balok beton. Sedangkan bangunan atas terdiri dari : dinding, kolom, ventilasi,

balok latei, balok ring, kuda-kuda dan atap.

Selain itu, bangunan suatu gedung terdiri dari 3 komponen penting yaitu

struktur, arsitek dan utilitas atau yang dikenal juga dengan istilah ME (mekanikal

dan elektrikal) di gedung. Ketiganya satu sama lain saling terkait. Jika struktur

mengedepankan kekuatan, arsitek lebih menekankan pada keindahan, maka ME

(mekanikal dan elektrikal) lebih mengedepankan pada fungsi. Sekuat apapun

bangunan atau seindah apapun bangunan, jika tidak ditunjang dengan suatu sistem

mekanikal dan elektrikal, maka bangunan tersebut tidak ada fungsinya. Jadi

sangat jelas antara ketiga komponen dalam suatu gedung yang saling terkait satu

sama lain. Dengan demikian sistem mekanikal dan elektrikal termasuk salah satu

komponen yang sangat penting. Setiap gedung oleh perancangnya dimungkinkan

dikonsep dalam suatu paradigma tersebut. Dan konsep mekanikal elektrikal untuk

memenuhi sesuai dengan fungsinya. Pada umumnya sistem mekanikal suatu

gedung terdiri dari : sistem plumbing, sistem pemadam kebakaran, sistem tata

Page 19: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

2

udara dan sistem transportasi vertikal. Sedangkan sistem elektrikal suatu gedung

terdiri dari : sistem elektrikal/arus kuat, sistem penangkal petir, sistem telepon,

sistem tata suara, sistem alarm api, sistem data/jaringan komputer dan lain-lain.

Sistem elektrikal merupakan suatu rangkaian peralatan penyediaan daya

listrik untuk memenuhi kebutuhan daya listrik tegangan rendah. Dalam rangkaian

peralatan yang disediakan meliputi sarana penyesuaian tegangan listrik

(trafo/transformator), sarana penyaluran utama (kabel feeder) dan panel hubung

utama atau LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel) dan panel distribusi

utama ditiap gedung atau SDP (Sub Distribution Panel) dan terakhir panel-panel

ditiap lantai (PP-LP untuk penerangan, Panel Stop Kontak, Panel Stop Kontak

UPS, Panel UPS OK dan PVAC untuk power AC). Sistem elektrikal sangat

penting untuk ditata sesuai dengan aturan dan syarat agar tidak membahayakan

penghuninya. Persyaratan umum instalasi listrik mempunyai maksud dan tujuan

adalah untuk terselenggaranya dengan baik instalasi elektrikal. Peraturan ini lebih

diutamakan pada keselamatan penghuni terhadap bahaya sentuhan serta kejutan

arus, keamanan instalasi elektrikal beserta perlengkapannya dan keamanan

gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana sistem instalasi elektrikal pada bangunan ruko?

2. Berapa kebutuhan biaya bahan yang diperlukan untuk pemasangan

sistem instalasi elektrikal pada bangunan ruko?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini antara lain:

1. Perhitungan pencahayaan pada bangunan ruko dan perhitungan biaya

bahan yang diperlukan untuk sistem instalasi elektrikal pada bangunan

ruko.

2. Tata instalasi elektrikal pada bangunan ruko.

Page 20: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

3

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dicapai antara lain:

1. Merencanakan sistem instalasi elektrikal pada bangunan ruko 3 lantai di

Balikpapan.

2. Menghitung kebutuhan biaya bahan yang diperlukan untuk pemasangan

sistem instalasi elektrikal.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang akan dicapai antara lain:

1. Mengetahui sistem instalasi elektrikal yang baik.

2. Mengetahui bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pemasangan instalasi

elektrikal.

3. Mengetahui besarnya biaya bahan yang akan dikeluarkan dalam

pemasangan sistem instalasi elektrikal.

Page 21: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Instalasi listrik adalah suatu sistem/rangkaian yang digunakan untuk

menyalurkan daya listrik untuk kebutuhan manusia dalam kehidupannya. Instalasi

pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Instalasi penerangan listrik.

2. Instalasi daya listrik.

Yang termasuk didalam instalasi penerangan listrik adalah seluruh instalasi yang

digunakan untuk memberikan daya listrik pada lampu. Pada lampu ini daya

listrik/tenaga listrik diubah menjadi cahaya yang digunakan untuk menerangi

tempat/bagian sesuai dengan kebutuhannya. Instalasi penerangan listrik ada 2

(dua) macam, yaitu:

1. Instalasi didalam gedung.

2. Instalasi diluar gedung.

Instalasi didalam gedung adalah instalasi listrik didalam bangunan gedung

(termasuk untuk penerangan teras dan lain-lain) sedangkan instalasi diluar

bangunan gedung (termasuk disini adalah penerangan halaman, taman, jalan

penerangan papan nama dan lain-lain).

Tujuan utama dari instalasi penerangan adalah untuk memberikan

kenyamanan terhadap keadaan yang memerlukan ketelitian maka diperlukan

penerangan yang mempunyai kuat penerangan besar. Sedangkan untuk pekerjaan-

pekerjaan yang tidak memerlukan ketelitian tidak perlu menggunakan penerangan

yang mempunyai penerangan besar.

Sedangkan instalasi daya listrik adalah instalasi yang digunakan untuk

menjalankan mesin-mesin listrik, pompa air dan lain-lain. Pada mesin-mesin

listrik ini energi diubah menjadi energi mekanis sesuai dengan kebutuhan

manusia.

Ketentuan yang berkaitan dengan perencanaan instalasi listrik yang ada

pada PUIL 2000 pasal 4.1.2 tentang ketentuan rancangan instalasi listrik, beserta

Page 22: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

5

sub pasal 4.1.2.1 bahwa rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan

dan uraian teknik, yang digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan

pemasangan suatu instalasi listrik, dan pasal 4.1.2.2 bahwa rancangan instalasi

listrik harus dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca dan dipahami oleh para

teknisi listrik. Untuk itu harus diikuti ketentuan dan standar yang berlaku.

Menurut Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL, 2000: 105) pasal 4.1.2

beserta sub pasalnya sebagaimana telah dijelaskan diatas, hal-hal tersebut meliputi

menggambar diagram control, diagram daya dan layout alat yang direncanakan.

Rancangan instalasi listrik harus dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca dan

dipahami oleh pihak teknisi listrik. Untuk itu harus diikuti ketentuan dan standar

yang berlaku.

Menurut F.S Prabhakara dalam bukunya yang berjudul Industrial and

Commercial Power System Handbook, perencanaan suatu sistem dibagi menjadi :

1. Conceptual design yang memiliki tiga unsur penting yang harus

diperhatikan yaitu :

a. Syarat desain meliputi : tujuan dari perencanaan.

b. Kriteria atau standar desain, meliputi : keamanan, keandalan,

ketersediaan, ketercapaian, keindahan, ekonomis.

c. Aspek-aspek desain, meliputi : tegangan, pentanahan, proteksi dari

gangguan.

2. Detailed design yaitu meliputi gambar dan spesifikasi komponen yang

akan digunakan. (F.S Prabhakara, 1987: 28)

Menurut Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi

No.03P/40/M.PE/1990, instalasi ketenagalistrikan adalah bangunan-bangunan

sipil dan elektronik, mesin-mesin, peralatan, salinan-salinan dan perlengkapan

lainnya yang digunakan untuk pembangkitan, konversi, transformasi, penyaluran,

distribusi dan pemanfaatan tenaga listrik (PUIL, 2000: 1).

2.2 Prinsip-Prinsip Dasar Instalasi

Beberapa prinsip instalasi harus menjadi pertimbangan pada pemasangan

suatu instalasi listrik, tujuannya adalah agar instalasi yang dipasang dapat

Page 23: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

6

digunakan secara optimum. Adapun prinsip-prinsip dasar tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Keamanan, yang dimaksud adalah keamanan secara elektrik untuk

manusia, ternak dan barang lainnya apabila terjadi keadaan tidak normal

dalam suatu instalasi listrik.

b. Keandalan, yang dimaksud adalah andal secara mekanik maupun secara

elektrik (instalasi bekerja pada nilai nominal tanpa timbul kerusakan).

Keandalan juga menyangkut ketepatan pengaman untuk menanggapi jika

terjadi gangguan.

c. Ketersediaan, yang dimaksud adalah kesiapan suatu instalasi melayani

kebutuhan baik daya, gawai, maupun perluasan instalasi yang mencakup

spare dari suatu instalasi, peralatan yang digunakan dan sebagainya.

d. Ketercapaian, yang dimaksud adalah pemasangan perlatan instalasi yang

mudah dijangkau oleh pengguna dan didalam mengeoperasikan peralatan

tersebut juga mudah dan dapat dijangkau oleh konsumen.

e. Keindahan, yang dimaksud keindahan adalah pemasangan instalasi listrik

harus sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang posisi peralatan-

peralatan listrik sesuai pada tempatnya.

f. Ekonomis, yang dimaksud ekonomis adalah biaya yang dikeluarkan

untuk instalasi harus sehemat mungkin karena besarnya biaya saja tidak

selalu menjamin mutu suatu instalasi, namun walaupun demikian mutu

peralatan tetaplah menjadi perhatian utama.

2.3 Pendistribusian Sumber Listrik

Gambar 2.1 Penyaluran Distribusi Listrik

Page 24: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

7

Listrik itu dihasilkan oleh Pembangkit Listrik dari suatu proses mengubah

energi potensial menjadi energi kinetik menjadi energi listrik. Energi potensial itu

sumbernya dari air, batu bara, gas dan lain sebagainya. Terdapat beberapa jenis

pembangkit listrik berdasarkan bahan bakar atau sumber energinya yaitu PLTA

(Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTG

(Pembangkit Listrik Tenaga Gas), PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel),

PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) dan masih banyak jenis pembangkit

lainnya.

Energi yang dihasilkan oleh pembangkit berupa daya listrik dimana daya

listrik yang selanjutnya disalurkan melalui saluran transmisi namun sebelumnya

tegangannya dinaikkan ke level tegangan tinggi untuk disalurkan. Tegangan sisi

pembangkit biasanya berkisar 10 s.d 11 kV agar peyalurannya efektif disalurkan

melalui tegangan tinggi seperti 70 kV, 150 kV, 275 kV dan 500 kV. Daya listrik

yang sudah bertegangan tinggi tadi disalurkan menuju ke gardu induk. Dari gardu

induk disalurkan ke saluran transmisi tegangan diturunkan dari 150.000 Volt ke

70.000 Volt. Dari saluran transmisi ke gardu distribusi inilah tegangan dari 70.000

Volt diturunkan lagi menjadi tegangan 50.000 Volt untuk disalurkan.

Saluran tegangan menengah dari gardu distribusi yaitu 20.000 Volt yang

merupakan pemasok listrik untuk suatu daerah biasanya kita jumpai dipinggir

jalan seperti “tiang jemuran”. Untuk daerah yang letaknya jauh dari Gardu Induk

biasanya ada lagi gardu-gardu distribusi yang berfungsi untuk mempertahankan

tegangan pada saluran tegangan menengah agar tetap sebesar 20.000 Volt dan

juga membagi lagi jalur tegangan menengah ke beberapa daerah lain. Dari saluran

tegangan 20.000 Volt inilah selanjutnya daya listrik diturunkan lagi tegangannya

ke 220/380 Volt kemudian masuk ke rumah-rumah. Trafo-trafo distribusi

biasanya terdapat pada tiang-tiang listrik dan untuk satu trafo distribusi dapat

menyuplai ke beberapa rumah tergantung dari kapasitas trafo distribusi tersebut.

2.4 Standar Pencahayaan Pada Bangunan

Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang maka

diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem

Page 25: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

8

pencahayaan di ruangan termasuk tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5

macam, yaitu:

1. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting).

Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke

benda yang perlu diterangi. Sistem ini dinilai paling efektif dalam

mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat

menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena

penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang

optimal, disarankan langit-langit, dinding sertar benda didalam ruangan

perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan.

2. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting).

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda

yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan

dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung

dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang

diplester putih memiliki efisien pemantulan 90%, sedangkan apabila

dicat putih efisien pemantulan antara 50-90%.

3. Sistem Pencahayaan Difus (general diffuse lighting).

Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda

yang perlu disinari, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan

dinding. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect

yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya ke atas. Pada

sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.

4. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan

dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah.

Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan

perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan

praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.

5. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)

Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan

dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh

Page 26: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

9

ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu

diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini

adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan

kerugiannya mengurangi efisien cahaya total yang jatuh pada permukaan

kerja.

Banyak faktor risiko di lingkungan kerja yang mempengaruhi keselamatan

dan kesehatan pekerja salah satunya adalah pencahayaan. Menurut Keputusan

Menteri Kesehatan No. 1405 tahun 2002, pencahayaan adalah jumlah penyinaran

pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara

efektif. Pencahayaan minimal yang dibutuhkan menurut jenis kegiatannya seperti

berikut:

Tabel 2.1 Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja

JENIS

KEGIATAN

TINGKAT

PENCAHAYAN

MINIMAL (LUX)

KETERANGAN

Pekerjaan kasar

dan tidak terus-

menerus

100 Ruang penyimpanan & ruang

peralatan/instalasi yang

memerlukan pekerjaan yang

kontinyu

Pekerjaan kasar

dan terus-

menerus

200 Pekerjaan dengan mesin dan

perakitan kasar

Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang kontrol,

pekerjaan mesin &

perakitan/penyusun

Pekerjaan agak

halus

500 Pembuatan gambar atau bekerja

dengan mesin kantor, pekerjaan

pemeriksaan atau pekerjaan dengan

mesin

Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan

teksti, pekerjaan mesin halus &

Page 27: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

10

perakitan halus

Pekerjaan amat

halus

1500

Tidak

menimbulkan

bayangan

Mengukir dengan tangan,

pemeriksaan pekerjaan mesin dan

perakitan yang sangat halus

Pekerjaan terinci 3000

Tidak

menimbulkan

bayangan

Pemeriksaan pekerjaan, perakitan

sangat halus

Sumber : KEPMENKES RI. No. 1405/MENKES/SK/XI/02

Dalam SNI 03-6197-2000 mengenai konservasi energi pada sistem

pencahayaan mengatur tentang persyarataan umum pencahayaan, sebagai berikut:

Tabel 2.2 Tingkat Pencahayaan Rata-Rata, Renderansi dan Temperatur Warna

yang Direkomendasikan

Fungsi Ruangan Tingkat

pencahayaa

n (Lux)

Kelompo

k

renderasi

warna

Temperatur warna

War

m

white

<3300

K

Cool

white

3300 K

- 5300

K

Dayligh

t >5300

K

Rumah tinggal :

Teras 60 1 atau 2 ● ●

Ruang tamu 120-150 1 atau 2 ●

Ruang makan 120-250 1 atau 2 ●

Ruang kerja 120-250 1 ● ●

Kamar tidur 120-250 1 atau 2 ● ●

Kamar mandi 250 1 atau 2 ● ●

Dapur 250 1 atau 2 ● ●

Garasi 60 3 atau 4 ● ●

Perkantoran :

Ruang Direktur 350 1 atau 2 ● ●

Ruang kerja 350 1 atau 2 ● ●

Ruang komputer 350 1 atau 2 ● ●

Ruang rapat 300 1 ● ●

Ruang gambar 750 1 atau 2 ● ●

Gudang arsip 150 1 atau 2 ● ●

Ruang arsip aktif 300 1 atau 2 ● ●

Lembaga pendidikan :

Ruang kelas 250 1 atau 2 ● ●

Page 28: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

11

Perpustakaan 300 1 atau 2 ● ●

Laboratorium 500 1 ● ●

Ruang gambar 750 1 ● ●

Kantin 200 1 ● ●

Hotel dan Restauran :

Lobi, koridor 100 1 ● ●

Ruang serba guna 200 1 ● ●

Ruang makan 250 1 ● ●

Kafetaria 200 1 ● ●

Kamar tidur 150 1 atau 2 ●

Dapur 300 1 ● ●

Rumah sakit/Balai pengobatan :

Ruang rawat inap 250 1 atau 2 ● ●

Ruang operasi, ruang

bersalin 300 1 ● ●

Laboratorium 500 1 atau 2 ● ●

Ruang rekreasi dan

rehabilitas 250 1 ● ●

Pertokoan/Ruang pamer :

Ruang pamer dengan

obyek berukuran

besar (misalnya

mobil)

500 1 ● ● ●

Toko kue dan

makanan 250 1 ● ●

Toko bunga 250 1 ●

Toko buku dan alat

tulis/gambar 300 1 ● ● ●

Toko perhiasan,

arloji 500 1 ● ●

Toko barang kulit

dan sepatu 500 1 ● ●

Toko pakaian 500 1 ● ●

Pasar swalayan 500 1 atau 2 ● ●

Toko mainan 500 1 ● ●

Toko alat listrik (TV,

radio/tape, mesin

cuci dan lain-lain)

250 1 atau 2 ● ● ●

Toko alat musik dan

olahraga 250 1 ● ● ●

Industri (Umum) :

Gudang 100 3 ● ●

Pekerjaan kasar 100-200 2 atau 3 ● ●

Pekerjaan menengah 200-500 1 atau 2 ● ●

Pekerjaan halus 500-1000 1 ● ●

Pekerjaan amat halus 1000-2000 1 ● ●

Pemeriksaan warna 750 1 ● ●

Page 29: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

12

Rumah ibadah :

Masjid 200 1 atau 2 ●

Gereja 200 1 atau 2 ●

Vihara 200 1 atau 2 ●

Sumber : SNI 03-6197-2000

Penerangan untuk membaca dokumen lebih tinggi dari pada penerangan

untuk melihat komputer, karena tingkat penerangan yang dianjurkan untuk

pekerja dengan komputer tidak dapat berdasarkan satu nilai dan sampai saat ini

masih kontroversial. Grandjean menyusun rekomendasi tingkat penerangan pada

tempat-tempat kerja dengan komputer berkisar antara 300-700 lux seperti berikut:

Tabel 2.3 Pencahayaan Pada Tempat Kerja Dengan Komputer

Keadaan Pekerja Tingkat Pencahayaan

(LUX)

Kegiatan komputer dengan sumber

dokumen yang terbaca jelas

300

Kegiatan komputer dengan sumber

dokumen yang tidak terbaca jelas

400-500

Tugas memasukan data 500-700

Sumber : E. Grandjean and Kogi. K

2.5 Penggunaan Material

2.5.1 Komponen Utama

1. Arde/Grounding/Pentanahan

Gambar 2.2 Arde/Grounding/Pentanahan

Page 30: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

13

Untuk pertama melakukan instalasi arde harus dipasang terlebih

dahulu yaitu dengan cara menanamkan ke tanah, tetapi usahakan arde yang

ditanam tidak mengenai benda keras didalam tanahnya dikarenakan akan

menghambat arus listrik. Instalasi arde dengan melakukan penancapan stick

arus pelepas ke tanah dengan kedalaman tertentu (sebaiknya 18 meter).

Guna arde untuk pencegah terjadinya kontak antara makhluk hidup dengan

tegangan listrik yang terekspos akibat terjadi kegagalan isolasi. Arde yang

terpasang di rumah ada 2 macam yaitu untuk instalasi listrik rumah dan

untuk penangkal petir. 2 sistem ini harus dipisahkan pemasangannya paling

tidak dengan jarak 10 meter. Tidak semua area bisa mendapat nilai

grounding yang baik dan benar, hal ini sangat bergantung oleh berbagai

macam aspek seperti :

Jumlah kadar air : bila air tanah dangkal/penghujan maka nilai tahanan

sebaran mudah didapatkan.

Jumlah mineral/garam : kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi

tahanan karena semakin berlogam maka listrik semakin mudah

menghantarkan.

Tingkat keasaman : semakin asam PH tanah maka arus listrik semakin

mudah menghantarkan.

Isi tekstur tanah : untuk daerah yang bertekstur pasir dan porous akan

sulit untuk mendapatkan tahanan yang baik karena untuk jenis tanah ini

air dan mineral akan mudah hanyut.

2. Bargainser (Meteran Listrik)

Gambar 2.3 Bargainser (Meteran Listrik)

Page 31: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

14

Bargainser (Meteran Listrik) terpasang di tiap rumah yang

berlangganan listrik PLN. Bagian ini adalah batas antara PLN dan

pelanggan. Lepas dari ini adalah tanggung jawab pelanggan. Bargainser

adalah masih tanggung jawab PLN. Jadi alat ini milik PLN dan disegel oleh

PLN. Hanya petugas resmi dari PLN yang berhak membuka bargainser ini.

Saat membuka biasanya segel dirusak dan kemudian dipasang segel baru

sesudah ditutup kembali. Karena itu, bila terjadi masalah dengan bagian ini,

segera panggil petugas PLN. Fungsi-fungsi dari bargainser adalah:

a. Pembatas daya yang digunakan oleh pelanggan (sesuai dengan kontrak

pemasangan)

b. Mencatat daya yang dipakai oleh konsumen. Karena itu ada yang

menyebutnya “kWh Meter” atau “Meteran Listrik” (kWh : kilowatt

hour)

c. Saklar utama pemutus aliran listrik bila terjadi kelebihan pemakaian

daya oleh pelanggan, adanya gangguan hubung singkat dalam instalasi

listrik rumah pelanggan atau sengaja dimatikan untuk keperluan

perbaikan instalasi listrik rumah.

Dalam bargainser ini terdapat komponen utama yaitu:

a. Miniature Circuit Breaker (MCB)

Miniature Circuit Breaker (MCB) inilah yang bertugas memutus

aliran listrik saat terjadi beban yang berlebihan oleh konsumen atau bila

terjadi gangguan hubung singkat dari suatu peralatan listrik di rumah. Saat

melakukan perbaikan instalasi listrik rumah, komponen ini sebaiknya

dimatikan. Miniature Circuit Breaker (MCB) sendiri terdiri dari MCB 1

Phasa, 2 Phasa dan 3 Phasa. Pada dasarnya MCB 2 Phasa adalah gabungan

dari dua buah MCB 1 Phasa, sedangkan MCB 3 Phasa merupakan gabungan

tiga buah dari MCB 1 Phasa.

Page 32: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

15

Gambar 2.4 Miniature Circuit Breaker (MCB)

b. Meter Listrik (kWh Meter)

Meter Listrik (kWh Meter) sebagai penunjuk besarnya daya listrik

yang telah digunakan pelanggan. Satuannya dalam kWh (kilowatt hour).

Indikatornya terlihat dari angka-angka yang tercatat. Bagian-bagian Meter

Listrik (kWh Meter) terdiri dari :

Layar LCD berfungsi untuk menampilkan berbagai informasi pada

meteran.

Nomor Seri Meter yaitu nomor yang digunakan untuk membeli pulsa

listrik (token).

Lampu LED Indikator berfungsi sebagai indicator yang menandakan

keadaan tertentu pada meteran.

Kontraktor Status LED teridri dari : Status Kredit menunjukkan status

sisa pulsa listrik, Tamper menunjukkan indikasi kesalahan/kebocoran

arus listrik dan 1000 imp/kWh menunjukkan pemakaian energi listrik

yang dinyatakan 1 kWh = 1000 pulse (digunakan untuk proses kalibrasi

meter).

Tombol Backspace berfungsi untuk menghapus angka terakhir yang

sedang dimasukkan jika terjadi salah tekan angka, baik dalam mode

pengisian pulsa listrik ataupun ketika mengakses kode menu.

Tombol Enter berfungsi untuk menjalankan perintah baik pada

pengaksesan kode menu maupun pada proses pengisian kode token isi

ulang.

Page 33: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

16

Gambar 2.5 Meter Listrik (kWh Meter)

c. Spin Control

Spin control merupakan sebuah komponen yang bekerja dengan

berputar bila terjadi pemakaian daya listrik. Semakin besar daya yang

dipakai maka perputaran akan semakin cepat. Besarnya daya pemakaian

akan dicatat oleh “meter listrik” dan bila kelebihan akan dibatasi oleh

MCB.

Gambar 2.6 Spin Control

2.5.2 Lampu

Lampu adalah sebuah peranti yang memproduksi cahaya. Kata “lampu”

dapat juga berarti bola lampu. Lampu pertama kali ditemukan oleh Sir Joseph

William Swan. Lampu terdiri dari :

a. Lampu Downlight memiliki fungsi secara lebih sempurna serta terfokus

untuk menerangi daerah yang berada dibawahnya langsung.

Page 34: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

17

Gambar 2.7 Lampu Downlight

b. Lampu SL & PL adalah jenis lampu yang mempunyai kepanjangan

power light untuk PL yaitu lampu dengan cahaya kuat dan tajam dan

terkesan panas. Sedangkan soft light untuk SL yaitu lampu dengan

cahaya lembut atau disebut juga sebagai cool light (cahaya sejuk).

Gambar 2.8 Lampu SL & PL

c. Lampu TL (Tubular Lamp) atau Lampu Flourescent adalah lampu yang

cukup efisien dalam mengubah energi listrik menjadi energi cahaya,

terutama jika dibandingkan dengan lampu jenis kawat pijar.

Gambar 2.9 Lampu TL

Page 35: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

18

d. Lampu Pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui

penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan

menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut

menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga filamen

tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi.

Gambar 2.10 Lampu Pijar

e. Lampu LED (Light Emitting Diode) adalah lampu indikator yang

terpasang diperangkat elektronik yang biasanya memiliki fungsi untuk

menunjukkan status dari perangkat elektronik. Lampu LED memiliki usia

pakai dan efisiensi listrik beberapa kali lipat lebih baik daripada lampu

pijar dan tetap jauh lebih efisien daripada lampu neon.

Gambar 2.11 Lampu LED

2.5.3 Penghantar

Penghantar adalah bahan yang digunakan untuk menghubungkan suatu titik

ke titik yang lain. Penghantar yang digunakan untuk instalasi listrik adalah berupa

Page 36: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

19

kawat berisolasi atau kabel. Jenis penghantar yang lazim digunakan adalah

tembaga dan aluminium.

a. Kabel Tembaga.

Tembaga yang digunakan untuk penghantar pada umumnya

tembaga elektrostatis dengan kemurnian 99,5%. Tahanan jenis (ῆ) yang

telah dijadikan standar internasional sama dengan 0,017241 Ohm

mm²/m pada suhu 20˚C.

b. Kabel Alumunium.

Alumunium untuk beban penghantar harus pula pada alumunium

murni, yaitu dengan kemurnian sekurang-kurangnya 99,5% juga dengan

tahanan jenis tidak boleh melebihi 0,028264 mm²/m pada suhu 20˚C,

berat alumunium jauh lebih ringan dibanding berat tembaga.

c. Rel (Busbar)

Rel mempunyai sifat kaku dan merupakan penghantar pejal yang

dibuat dari berbagai bentuk seperti segi empat, batang, pipa persegi

maupun berongga. Rel dapat dipasang sebagai penghantar tunggal (satu

rel perfasa) atau berbagai penghantar ganda yakni dua rel atau lebih

perfasa.

Alumunium lebih ringan daripada tembaga, namun kekuatan tarik alumunium

lebih kecil dibanding kekuatan tarik tembaga. Untuk itu penghantar alumunium

yang ukurannya besar dan pemasangannya direntangkan memerlukan penguat

baja atau paduan alumunium pada bagian tengahnya. Terdapat syarat-syarat

dalam pemasangan kabel pada bangunan yaitu:

a. Sebagai penghantar digunakan kabel berisolasi ganda (misalnya NYM)

yang terdiri atas dua atau tiga inti tembaga pejal dengan penampang tiap

intinya minimum 1,5 mm².

b. Kabel lampu tidak boleh lebih kecil dari 0,5 mm².

c. Kabel listrik berpenghantar tembaga dan berisolasi PVC yang terpasang

secara permanen didalam rumah harus dengan ukuran minimal 2,5 mm².

Kabel listrik memiliki identifikasi kode warna yang dibuat sesuai standar.

Menurut PUIL 2000 tabel 7.2-1 Kabel dengan inti tunggal memiliki standar

sebagai berikut :

Page 37: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

20

Tabel 2.4 Standar Warna Kabel

No Warna Selubung Penggunaan

1 Merah Fasa R

2 Kuning Fasa S

3 Hitam Fasa T

4 Biru Netral

5 Kuning-Hijau Pentanahan

6 Warna lainnya Kontrol

Sumber : PUIL, 2000: 505

2.5.3.1 Jenis dan Ukuran Penghantar

Ukuran luas penampang penghantar dan jenis penghantar yang dipasang

dalam suatu instalasi penerangan maupun instalasi daya ditentukan berdasarkan :

a. Kemampuan Hantar Arus (KHA) dari penghantar.

b. Jatuh tegangan tidak diperbolehkan.

c. Temperatur sekitar dan sifat lingkungan.

d. Kekuatan mekanis penghantar.

e. Kemungkinan perluasan.

Dalam situasi instalasi baik instalasi daya maupun instalasi penerangan

digunakan berbagai jenis kabel, antara lain :

1. Kabel NYA

Kabel NYA yaitu kabel dengan penghantar/inti tembaga

berselubung PVC. Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi

PVC, untuk instalasi luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada warna

merah, kuning, biru dan hitam. Kabel tipe ini umum dipergunakan di

perumahan karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya

hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe

kabel udara) dan mudah digigit tikus.

Page 38: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

21

Gambar 2.12 Kabel NYA

Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam

pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah

menjai sasaran gigitan tikus dan apabila ada isolasi yang terkelupas

tidak tersentuh langsung oleh orang.

Kode Pengenal Jenis Kabel:

N : Kabel standar penghantar tembaga.

Y : Isolasi dari PVC.

A : Penghantar berisolasi PVC (berinti satu penghantar).

2. Kabel NYAF

Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar

tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-

panel yang memerlukan fleksibilitas yang tinggi.

Kode Pengenal Jenis Kabel:

N : Kabel standar penghantar tembaga.

Y : Isolasi dari PVC.

A : Penghantar berisolasi PVC (berinti satu penghantar).

F : Penghantar kawat halus.

Gambar 2.13 Kabel NYAF

Page 39: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

22

3. Kabel NYM

Kabel NYM adalah penghantar yang terbuat dari tembaga polos

berisolasi PVC, yang uratnya satu hingga lima. Jika lebih dari satu

urat-uratnya dibelit menjadi satu dan kemudian diberi lapisan

pembungkus inti dari karet atau plastik lunak supaya bentuknya

menjadi bulat. Lapisan pembungkus inti harus lunak, supaya mudah

dikupas pada waktu pemasangan. Sesudah itu baru diberi selubung

PVC berwarna putih. Untuk pemasangan kabel NYM berlaku

ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a. NYM boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau

kayu atau ditanam langsung pada plesteran, juga di ruang lembab

atau basah, di tempat kerja atau gudang dengan bahaya ledakan

atau kebakaran.

b. NYM boleh juga dipasang langsung pada bagian-bagian lain dari

ruangan konstruksi, rangka dan sebagainya, asalkan cara

pemasangannya tidak merusak selubung luar kabelnya.

c. NYM tidak boleh dipasang langsung dalam tanah.

Kode Pengenal Jenis Kabel:

N : Kabel standar penghantar tembaga.

Y : Isolasi dari PVC.

M : Kabel berselubung PVC (biasanya berinti dua, tiga, atau empat

dengan isolasi PVC dua lapis).

Gambar 2.14 Kabel NYM

Page 40: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

23

4. Kabel NYY

Kabel NYY adalah dirancang untuk instalasi tetap didalam tanah

yang dimana harus tetap diberikan perlindungan khusus (misalnya :

duct, pipa PVC/pipa besi). Kabel protodur tanpa sarang logam,

instalasi bisa ditempatkan didalam dan diluar ruangan, dalam kondisi

lembab/kering, memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam)

ada yang berinti 2,3 dan 4. Memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat

dari NYM. Isolasi NYY terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus.

Kode Pengenal Jenis Kabel:

N : Kabel standar penghantar tembaga.

Y : Isolasi dari PVC.

Y : Kabel berselubung PVC (biasanya berinti dua, tiga, atau empat

dengan isolasi PVC dua lapis).

Gambar 2.15 Kabel NYY

2.5.4 Saklar

Saklar merupakan alat untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan

listrik. Saklar banyak macam dan jenisnya, misalnya untuk kebutuhan instalasi

penerangan, instalasi tenaga dan banyak lagi jenisnya, yang sering kita jumpai

pada kehidupan sehari-hari dirumah maupun dimana saja.

Untuk instalasi penerangan umumnya digunakan saklar untuk menyalakan

dan mematikan lampu. Saklar menurut fungsinya dibedakan menjadi :

a. Saklar kutub satu.

b. Saklar kutub ganda.

c. Saklar kutub tiga.

d. Saklar kelompok.

e. Saklar seri.

Page 41: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

24

f. Saklar tukar.

g. Saklar silang.

Terdapat syarat-syarat dalam pemasangan saklar pada bangunan yaitu:

a. Tinggi pemasangan ± 150 cm diatas lantai.

b. Dekat dengan pintu dan mudah dicapai tangan/sesuai kondisi tempat.

c. Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila pemasangan lebih dari satu.

Gambar 2.16 Saklar

2.5.5 Stop Kontak

Stop kontak merupakan tempat untuk mendapatkan sumber tegangan.

Tegangan ini diperoleh dari hantaran fasa dan nol yang dihubungkan dengan

kontak-kontak stop kontak. Stop kontak dipasang untuk memudahkan

mendapatkan tegangan yang diperlukan bagi peralatan listrik yang dapat

dipindahkan. Terdapat syarat-syarat dalam pemasangan stop kontak pada

bangunan yaitu:

a. Tinggi pemasangan ± 150 cm diatas lantai, apabila kurang dari 150 cm

harus dilengkapi tutup.

b. Masih dicapai tangan.

c. Dipasang sedemikian rupa, sehingga penghantar netralnya berada

disebelah kanan atau disebelah bawah.

Page 42: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

25

Gambar 2.17 Stop Kontak

2.5.6 Pipa

Didalam instalasi listrik banyak sekali dipakai pipa. Pipa digunakan sebagai

pelindung kabel atau hantaran dari gangguan. Dengan pipa, pemasangan hantaran

atau kabel lebih rapi. Pipa yang digunakan biasanya terdiri dari :

a. Pipa PVC merupakan bahan isolasi, sehingga dalam pemasangannya

tidak akan mengakibatkan terjadinya hubungan pendek antara

penghantar dengan pipa. Pipa PVC lebih ringan dan pengerjaannya

mudah.

Gambar 2.18 Pipa PVC

b. Pipa union (besi/baja) merupakan pipa yang terbuat dari plat besi dan

dibuat oleh pabrik tanpa menggunakan las.

Gambar 2.19 Pipa Union

Page 43: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

26

c. Pipa fleksibel dibuat dari logam yang mudah diatur dan lentur.

Gambar 2.20 Pipa Fleksibel

d. Pipa galvanis untuk tiang lampu taman biasa disebut pipa ledeng.

Gambar 2.21 Pipa Galvanis

2.5.7 Box Panel

Box Panel adalah bagian luar dari panel yang berfungsi sebagai

tempat dari rangkaian-rangkaian panel itu sendiri. Box Panel dibuat untuk

pengamanan dan kerapihan suatu instalasi listrik.

Page 44: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

27

Gambar 2.22 Box Panel

2.5.8 Pipe Fitting (Pipa Sambungan)

Pipe fitting (pipa sambungan) adalah sebuah benda yang dipergunakan

untuk menyambung dua buah pipa atau lebih dan bisa berbentuk elbow, tee,

reducer dan lain-lain. Jenis-jenis pipe fitting (pipa sambungan) sebagai

berikut :

a. Shock pipa PVC, digunakan untuk menyambung dua bagian yang lurus

dari pipa PVC atau aksesoris pipa PVC lainnya.

b. Elbow/Knee/L pipa PVC, adalah shock berbentuk L yang berfungsi untuk

menyambung pipa PVC dengan pipa PVC lain atau dengan aksesoris di

tempat yang membutuhkan belokan.

c. T pipa PVC, digunakan untuk membuat cabang saluran pipa PVC.

Gambar 2.23 Pipe Fitting (Pipa Sambungan)

Page 45: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

28

2.6 Standar Harga Satuan Pokok Pekerjaan (HSPK) Instalasi Elektrikal

Dalam merancang perancangan instalasi elektrikal diperlukan bahan-bahan

sistem instalasi elektrikal yang akan dipakai dan diperlukan juga harga yang

menentukan dari bahan-bahan sistem instalasi elektrikal tersebut. Terdapat

HSPK/Standar Harga Satuan Pokok Pekerjaan yang sudah menentukan harga dari

suatu bahan dan upah tenaga kerja, sebagai berikut:

Tabel 2.5 Harga Peralatan Listrik

No Nama Barang Satuan Harga (Rp)

1 MCB Box bh 84.200

2 MCB 1 phase 4 A bh 73.000

3 MCB 1 phase 6 A bh 95.400

4 MCB 1 phase 16 A bh 95.400

5 Kabel NYA 1,5 mm mtr 2.200

6 Kabel NYA 2,5 mm mtr 4.000

7 Kabel NYM 2 x 2,5 mm mtr 14.300

8 Kabel NYM 3 x 2,5 mm mtr 14.900

9 Saklar tunggal bh 28.100

10 Saklar ganda bh 30.900

11 Stop kontak bh 28.100

12 Pipa PVC 5/8" btg 16.900

13 Pipa PVC 1/2 aw btg 95.400

14 Lampu SL 15 Watt bh 203.800

15 Lampu TL 40 Watt bh 48.700

Sumber : HSPK Kota Balikpapan 2017

Tabel 2.6 Upah Tenaga Kerja

No Uraian Upah

Kerja (Rp) Keterangan

1 Buruh tidak terampil 97.300 1 hari = 7 jam kerja

2 Buruh terampil/pekerja 121.600 1 hari = 7 jam kerja

3 Tukang kayu 129.800 1 hari = 7 jam kerja

4 Tukang batu 129.800 1 hari = 7 jam kerja

5 Tukang besi 129.800 1 hari = 7 jam kerja

6 Tukang cat 129.800 1 hari = 7 jam kerja

7 Kepala tukang 145.900 1 hari = 7 jam kerja

8 Mandor 137.800 1 hari = 7 jam kerja

Sumber : HSPK Kota Balikpapan 2017

Page 46: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Data Umum

Data yang dipakai untuk instalasi elektrikal ini berupa denah ruko 3 lantai di

Jalan Balikpapan Baru II. Data ruko 3 lantai bertujuan untuk merencanakan sistem

instalasi elektrikal pada bangunan ruko 3 lantai di Balikpapan Baru dan

menghitung kebutuhan biaya yang diperlukan untuk pemasangan sistem instalasi

elektrikal.

Gambar 3.1 Denah Lokasi

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Studi kasus ini dilaksanakan sejak bulan Februari 2017 s/d Juni 2017.

Semua pekerjaan termasuk penyusunan tugas akhir bertempat di Politeknik Negeri

Balikpapan. Dengan data yang didapatkan dari Jalan Balikpapan Baru II berupa

denah ruko 3 lantai.

Page 47: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

30

Tabel 3.1 Jadwal Perancangan

Jadwal Perancangan Sistem Instalasi Elektrikal Februari-Juni

1 2 3 4 5

Persiapan data ruko 3 lantai

Rumusan masalah

Studi Pustaka

Analisis data

Penyusunan laporan

Hasil dan kesimpulan

3.3 Data Lapangan

Pembangunan Ruko 3 lantai di Jalan Balikpapan Baru II membutuhkan

rancangan instalasi elektrikal yang sesuai dengan kebutuhan listrik saat ini sampai

tahun-tahun yang akan datang. Perancangan instalasi ini bertujuan mendapat

gambaran jumlah kapasitas daya sehingga sesuai dengan rancangan dan

perancangan ini dilakukan untuk menghitung seluruh biaya yang diperlukan

dalam pemasangannya. Perancangan dihitung untuk kepenuhan penghuni dalam

bangunan 300 m².

3.4 Diagram Alir Penulisan

Diagram alir pelaksanaan Perancangan Instalasi Elektrikal Ruko 3 Lantai

Balikpapan antara lain sebagai berikut :

Page 48: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

31

Gambar 3.2 Diagram Alir Metodologi Penelitian

Page 49: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

32

a. Rumusan masalah.

Sebelum melakukan perancangan sistem elektrikal pada ruko 3

lantai, ketahui terlebih dahulu rumusan masalah yang akan dikerjakan.

b. Studi pustaka.

Saat merancang sistem elektrikal pada ruko 3 lantai, yaitu

mempelajari buku-buku, artikel, makalah, standar-standar perencanaan

elektrikal yang mendukung untuk perancangan sistem elektrikal pada

suatu proyek gedung bertingkat.

c. Merancang sistem instalasi elektrikal.

Setelah studi pustaka dipelajari, langkah selanjutnya yaitu

merancang sistem instalasi elektrikal yang akan bekerja pada ruko 3

lantai dengan Software AutoCAD dengan menentukan keperluan pipa,

kabel, dan lain sebagainya.

d. Menghitung kebutuhan biaya sistem instalasi elektrikal.

Setelah melakukan perancangan, selanjutnya perhitungan biaya

keseluruhan bahan yang dipakai dalam instalasi.

e. Penyusunan laporan.

Setelah melakukan perancangan dan perhitungan instalasi

elektrikal pada ruko 3 lantai, langkah selanjutnya yaitu menulis analisis

yang sudah dilakukan pada langkah-langkah sebelumnya didalam

penulisan tugas akhir.

f. Kesimpulan dan saran.

Selesai melaukan penyusunan laporan, selanjutnya membuat

kesimpulan dan saran dari isi laporan tersebut.

3.5 Proses Penelitian

Untuk pemasangan suatu instalasi elektrikal lebih dahulu harus dibuat

gambar-gambar rencananya berdasarkan denah bangunan, dimana instalasinya

akan dipasang jika spesifikasinya dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari

pihak bangunan. Harus diperhatikan spesifikasi dan syarat pekerjaan ini

menguraikan syarat yang harus dipenuhi pihak pemborong, antara lain mengenai

pelaksanaannya material yang digunakan, waktu penyerahannya dan sebagainya.

Page 50: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

33

Gambar-gambarnya harus jelas, mudah dibaca dan dimengerti. Gambar

denah bangunannya biasanya disederhanakan. Dinding-dindingnya digambar

dengan garis tunggal agar tipis, saluran-saluran listriknya karena lebih penting

maka digambar lebih tebal. Supaya gambarnya rapi harus dipilih garis yang tepat.

Gambar situasi, untuk menyatakan letak bangunan dimana instalasinya akan

dipasang, serta rencana penyambungan dengan jaringan PLN.

1. Gambar instalasinya meliputi :

a. Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan

sarana peralatan, misalnya titik lampu, saklar, kontak-kontak, perlengkapan

hubung bagi.

b. Rencana penyambungan peralatan listrik dengan alat pelayanannya

misalnya antara lampu dengan saklarnya, motor dan pengasutnya dan

sebagainya.

c. Hubungan antara peralatan listrik dan sarana pelayanannya dengan

perlengkapan hubung bagi yang bersangkutan.

d. Data teknis penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang.

2. Diagram instalasi garis tunggal meliputi :

a. Diagram perlengkapan hubung bagi dengan keterangan mengenai

ukuran/daya nominal setiap komponen.

b. Keterangan mengenai beban yang terpasang dan pembaginya.

c. Ukuran dan jenis hantaran yang akan digunakan.

d. Sistem pentanahannya.

3. Gambar perincian atau keterangan yang diperlukan misalnya :

a. Perkiraan ukuran fisik perlengkapan hubung bagi.

b. Cara pemasangan alat-alat listriknya.

c. Cara pemasangan kabelnya.

d. Cara kerja instalasi kontrolnya kalau ada.

3.5.1 Pengawasan dan Tanggung Jawab

Pengawasan pemasangan instalasi elektrikal dan tanggung jawab

pelaksana dan pelaksanaan pekerjaan antara lain ditentukan sebagai berikut :

Page 51: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

34

1. Setiap pemasangan listrik harus mendapat ijin dari instalasi yang

berwenang, umumnya dari cabang PLN setempat.

2. Penanggung jawab pekerjaan instalasi harus seorang yang ahli berilmu

pengetahuan dalam pekerjaan instalasi listrik dan memiliki ijin dari

instansi yang berwenang.

3. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus diawasi oleh seorang

pengawas yang ahli berpengetahuan tentang listrik, menguasai

pengaturan perlistrikan, berpengalaman dalam pemasangan instalasi

listrik dan bertanggung jawab atas keselamatan para pekerjanya.

4. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh orang-

orang yang berpengalaman tentang listrik.

5. Pemasangan instalasi listrik yang selesai dikerjakan harus dilaporkan

secara tertulis kepada bagan pemeriksa (umumnya PLN setempat)

untuk diperiksa dan diuji.

6. Setelah dinyatakan baik secara tertulis oleh bagan pemeriksa dan

sebelum diserahkan kepada pemilik, instalasinya harus dicoba dengan

tegangan dan arus kerja penuh selama waktu yang cukup lama, semua

peralatan yang dipasang harus dicoba.

7. Perencana suatu instalasi elektrikal bertanggung jawab atas rencana

yang telah dibuatnya.

8. Pelaksana pekerjaan instalasi listrik bertanggung jawab atas

pekerjaannya selama batas waktu tertentu. Jika terjadi suatu kecelakaan

karena kesalahan pemasangan ia bertanggung jawab atas kecelakaan

tersebut.

3.5.2 Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Elektrikal

Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Elektrikal meliputi :

1. Tanda-tanda.

2. Peralatan listrik yang dipasang.

3. Cara pemasangannya.

4. Polaritasnya.

5. Pentanahannya.

Page 52: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

35

6. Tahanan isolasi.

7. Continuenitas rangkaian.

Page 53: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sistem Instalasi Elektrikal

Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang

dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi

untuk mencapai suatu tujuan. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian

yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-

item penggerak. Sistem mekanikal dan elektrikal merupakan suatu sistem yang

ada didalam sebuah gedung/bangunan yang tidak dapat dipisahkan dari pemakaian

gedung. Mekanikal dan elektrikal memiliki cakupan pekerjaan listrik dan mekanik

contohnya seperti instalasi listrik.

Daya adalah kecepatan melakukan kerja. Daya sama dengan jumlah energi

yang dihabiskan per satuan waktu. Satuan SI daya adalah watt (W) yaitu satu

joule per detik.

4.2 Skema Sistem Instalasi Elektrikal

Gambar 4.1 Skema Sistem Instalasi Elektrikal

Skema sistem instalasi elektrikal pada bangunan ruko terdiri dari :

1. PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) ialah pembangkit listrik yang

menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover).

Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan

energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Mesin

Page 54: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

37

diesel sebagai penggerak mula PLTD berfungsi menghasilkan tenaga

mekanis yang dipergunakan untuk memutar rotor generator.

2. Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem

distribusi PLN yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke

konsumen atau untuk mendistribusikan tenaga listrik pada konsumen

atau pelanggan, baik itu pelanggan tegangan menengah maupun

pelanggan tegangan rendah.

3. Trafo/Transformator adalah alat yang memindahkan tenaga listrik antar

dua rangkaian listrik atau lebih melalui induksi elektromagnetik.

4. Meter listrik/kWh meter adalah alat yang digunakan pihak PLN untuk

menghitung besar pemakaian daya konsumen.

5. ATS (Automatic Transfer Switch), alat ini berfungsi untuk memindahkan

koneksi antara sumber tegangan listrik satu dengan sumber tegangan

listrik lainnya secara otomatis.

6. Genset (Generator Set) adalah sebuah perangkat yang mampu

menghasilkan daya listrik. Genset ini merupakan seperangkat atau

gabungan antara Generator/Alternator dan Engine yang dapat digunakan

sebagai alat pembangkit listrik.

7. Penerangan adalah alat untuk menerangi ruangan. Penerangan dalam

suatu ruang juga diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai

dengan kebutuhannya.

8. Peralatan adalah suatu alat ataupun bisa berbentuk tempat yang gunanya

untuk mendukung berjalannya pekerjaan. Contohnya seperti saklar yang

berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik atau untuk

menghubungkannya dan stop kontak yang berfungsi sebagai muara

penghubung antara arus listrik dengan peralatan listrik.

4.3 Peralatan dan Komponen Pemasangan Instalasi Elektrikal

Peralatan elektrikal yang terpakai dalam pemasangan sistem instalasi

elektrikal pada bangunan ruko 3 lantai yaitu :

a. Lampu SL & PL adalah jenis lampu yang mempunyai kepanjangan

power light untuk PL yaitu lampu dengan cahaya kuat dan tajam dan

Page 55: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

38

terkesan panas. Sedangkan soft light untuk SL yaitu lampu dengan

cahaya lembut atau disebut juga sebagai cool light (cahaya sejuk).

Gambar 4.2 Lampu SL & PL

b. Lampu TL (Tubular Lamp) atau Lampu Flourescent adalah lampu yang

cukup efisien dalam mengubah energi listrik menjadi energi cahaya,

terutama jika dibandingkan dengan lampu jenis kawat pijar.

Gambar 4.3 Lampu TL

c. Saklar merupakan alat untuk menghubungkan dan memutuskan

hubungan listrik. Saklar banyak macam dan jenisnya, misalnya untuk

kebutuhan instalasi penerangan, instalasi tenaga dan banyak lagi

jenisnya, yang sering kita jumpai pada kehidupan sehari-hari dirumah

maupun dimana saja. Untuk instalasi penerangan umumnya digunakan

saklar untuk menyalakan dan mematikan lampu. Saklar menurut

fungsinya dibedakan menjadi : Saklar kutub satu dan saklar kutub ganda.

Page 56: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

39

Gambar 4.4 Saklar

d. Stop kontak merupakan tempat untuk mendapatkan sumber tegangan.

Tegangan ini diperoleh dari hantaran fasa dan nol yang dihubungkan

dengan kontak-kontak stop kontak. Stop kontak dipasang untuk

memudahkan mendapatkan tegangan yang diperlukan bagi peralatan

listrik yang dapat dipindahkan.

Gambar 4.5 Stop Kontak

e. Elbow

Elbow berfungsi sebagai untuk mengubah arah pipa. Dalam

praktek pemipaan sering ditemui perubahan arah pipa dan itu hal lazim

dalam sebuah instalasi, umumnya elbow tersedia dengan ukuran sudut

45˚ dan 90˚, meskipun bisa didapatkan ukuran lainnya.

Gambar 4.6 Elbow

Page 57: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

40

4.4 Kebutuhan Elektrikal Pada Tiap Lantai

Kebutuhan daya per lantai dapat ditentukan dengan menghitung jumlah

beban yang terpasang pada masing-masing lantai. Umumnya PLN hanya

menyediakan beberapa pilihan standar Daya Listrik yaitu 220 VA (1A), 450 VA

(2A), 900 VA (4A), 1300 VA (6A), 2200 VA (10A), 3500 VA (16A), 4400 VA

(20A), 5500 VA (25A) dan seterusnya.

4.4.1 Perhitungan Kebutuhan Daya Listrik Pada Tiap Lantai

Untuk menentukan daya listrik yang sesuai dengan standar maka jumlah

lampu pada suatu ruang ditentukan/dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

N = E x L x W

∅ x LLF x CU x n

Dimana :

N = Jumlah titik lampu

E = Kuat penerangan/target kuat penerangan yang akan dicapai (Lux)

L = Panjang ruang (m)

W = Lebar ruang (m)

Ø = Total lumen lampu/Lamp luminous flux

LLF = Faktor cahaya rugi/Light loss factor (0,7-0,8)

CU = Faktor pemanfaatan/Coeffesien of utilization (50-65%)

n = Jumlah lampu dalam 1 titik lampu

Ø = W x L/w

Dimana :

W = Daya lampu

L/w = Lumen per watt/Luminous efficacy lamp

1. Kebutuhan Watt lampu pada lantai 1. Dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

a. Teras menentukan penerangan sebesar 60 lux. Untuk lampu PL 14W

dengan type ESSENTIAL 14W 220-240V mempunyai luminous

efficacy lamp sebesar 57 Lm/W, jadi :

Ø = W x L/w

Ø = 14 x 57 = 798 lumen

Luas ruang = 5 m x 1,2 m

Page 58: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

41

Diketahui :

E = 60 lux

L = 5 m

W = 1,2 m

n = 1 bh

LLF = 0,8 (antara 0,7-0,8)

CU = 65% (antara 50-65%)

Ø = 798 lumen

Ditanya = N ?

Penyelesaian :

N = E x L x W

∅ x LLF x CU x n

N = 60 x 5 x 1,2

798 x 0,8 x 65% x 1=

360

414,96= 0,86 ~ 1 lampu

Menurut standar SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi

10W/m²

Jumlah W/m² = Jumlah titik lampu x Watt lampu

Luas ruang

= 1 x 14

5 x 1,2=

14

6= 2,33 W/m²

b. Ruang Usaha difungsikan sebagai toko alat listrik yang menentukan

penerangan sebesar 250 lux. Untuk lampu TL 80W dengan type T5

HO FQ Constant 80 Watt mempunyai luminous efficacy lamp

sebesar 123 Lm/W, jadi :

Ø = W x L/w

Ø = 80 x 123 = 9840 lumen

Luas ruang = 11,8 m x 5 m

Diketahui :

E = 250 lux

L = 11,8 m

W = 5 m

n = 1 bh

LLF = 0,8 (antara 0,7-0,8)

CU = 65% (antara 50-65%)

Ø = 9840 lumen

Page 59: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

42

Ditanya = N ?

Penyelesaian :

N = E x L x W

∅ x LLF x CU x n

N = 250 x 11,8 x 5

9840 x 0,8 x 65% x 1=

14750

5116 ,8= 2,88 ~ 3 lampu

Menurut standar SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi

10W/m²

Jumlah W/m² = Jumlah titik lampu x Watt lampu

Luas ruang

= 3 x 80

11,8 x 5=

240

59= 4,07 W/m²

c. Dapur menentukan penerangan sebesar 250 lux. Untuk lampu PL

42W dengan type TORNADO (SPIRAL) 42W 220-240V

mempunyai luminous efficacy lamp sebesar 85 Lm/W, jadi :

Ø = W x L/w

Ø = 42 x 85 = 3570 lumen

Luas ruang = 3 m x 2 m

Diketahui :

E = 250 lux

L = 3 m

W = 2 m

n = 1 bh

LLF = 0,8 (antara 0,7-0,8)

CU = 65% (antara 50-65%)

Ø = 3570 lumen

Ditanya = N ?

Penyelesaian :

N = E x L x W

∅ x LLF x CU x n

N = 250 x 3 x 2

3570 x 0,8 x 65% x 1=

1500

1856 ,4= 0,81 ~ 1 lampu

Menurut standar SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi

10W/m²

Jumlah W/m² = Jumlah titik lampu x Watt lampu

Luas ruang

Page 60: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

43

= 1 x 42

3 x 2=

42

6= 7 W/m²

d. Toilet menentukan penerangan sebesar 250 lux. Untuk lampu PL

30W dengan type ESSENTIAL 30W 220-240V mempunyai

luminous efficacy lamp sebesar 73 Lm/W, jadi :

Ø = W x L/w

Ø = 30 x 73 = 2190 lumen

Luas ruang = 2 m x 2 m

Diketahui :

E = 250 lux

L = 2 m

W = 2 m

n = 1 bh

LLF = 0,8 (antara 0,7-0,8)

CU = 65% (antara 50-65%)

Ø = 2190 lumen

Ditanya = N ?

Penyelesaian :

N = E x L x W

∅ x LLF x CU x n

N = 250 x 2 x 2

2190 x 0,8 x 65% x 1=

1000

1138 ,8= 0,88 ~ 1 lampu

Menurut standar SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi

10W/m²

Jumlah W/m² = Jumlah titik lampu x Watt lampu

Luas ruang

= 1 x 30

2 x 2=

30

4= 7,5 W/m²

2. Kebutuhan Watt lampu pada lantai 2. Dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

a. Teras menentukan penerangan sebesar 60 lux. Untuk lampu PL 14W

dengan type ESSENTIAL 14W 220-240V mempunyai luminous

efficacy lamp sebesar 57 Lm/W, jadi :

Ø = W x L/w

Ø = 14 x 57 = 798 lumen

Page 61: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

44

Luas ruang = 5 m x 1,2 m

Diketahui :

E = 60 lux

L = 5 m

W = 1,2 m

n = 1 bh

LLF = 0,8 (antara 0,7-0,8)

CU = 65% (antara 50-65%)

Ø = 798 lumen

Ditanya = N ?

Penyelesaian :

N = E x L x W

∅ x LLF x CU x n

N = 60 x 5 x 1,2

798 x 0,8 x 65% x 1=

360

414,96= 0,86 ~ 1 lampu

Menurut standar SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi

10W/m²

Jumlah W/m² = Jumlah titik lampu x Watt lampu

Luas ruang

= 1 x 14

5 x 1,2=

14

6= 2,33 W/m²

b. Ruang Tamu 1 menentukan penerangan sebesar 185 lux (antara 120-

250 lux). Untuk lampu PL 35W dengan type ESSENTIAL 35W 220-

240V mempunyai luminous efficacy lamp sebesar 78 Lm/W, jadi :

Ø = W x L/w

Ø = 35 x 78 = 2730 lumen

Luas ruang = 3,8 m x 2,02 m

Diketahui :

E = 185 lux

L = 3,8 m

W = 2,02 m

n = 1 bh

LLF = 0,8 (antara 0,7-0,8)

CU = 65% (antara 50-65%)

Ø = 2730 lumen

Page 62: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

45

Ditanya = N ?

Penyelesaian :

N = E x L x W

∅ x LLF x CU x n

N = 185 x 3,8 x 2,02

2730 x 0,8 x 65% x 1=

1420 ,06

1419,6= 1 lampu

Menurut standar SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi

10W/m²

Jumlah W/m² = Jumlah titik lampu x Watt lampu

Luas ruang

= 1 x 35

3,8 x 2,02=

35

7,68= 4,56 W/m²

c. Ruang Tamu 2 menentukan penerangan sebesar 185 lux (antara 120-

250 lux). Untuk lampu PL 42W dengan type TORNADO (SPIRAL)

42W 220-240V mempunyai luminous efficacy lamp sebesar 85

Lm/W, jadi :

Ø = W x L/w

Ø = 42 x 85 = 3570 lumen

Luas ruang = 8 m x 5 m

Diketahui :

E = 185 lux

L = 8 m

W = 5 m

n = 1 bh

LLF = 0,8 (antara 0,7-0,8)

CU = 65% (antara 50-65%)

Ø = 3570 lumen

Ditanya = N ?

Penyelesaian :

N = E x L x W

∅ x LLF x CU x n

N = 185 x 8 x 5

3570 x 0,8 x 65% x 1=

7400

1856 ,4= 3,98 ~ 4 lampu

Menurut standar SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi

10W/m²

Jumlah W/m² = Jumlah titik lampu x Watt lampu

Luas ruang

Page 63: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

46

= 4 x 42

8 x 5=

168

40= 4,2 W/m²

d. Kamar Tidur menentukan penerangan sebesar 185 lux (antara 120-

250 lux). Untuk lampu PL 30W dengan type ESSENTIAL 30W 220-

240V mempunyai luminous efficacy lamp sebesar 73 Lm/W, jadi :

Ø = W x L/w

Ø = 30 x 73 = 2190 lumen

Luas ruang = 3,8 m x 2,85 m

Diketahui :

E = 185 lux

L = 3,8 m

W = 2,85 m

n = 1 bh

LLF = 0,8 (antara 0,7-0,8)

CU = 65% (antara 50-65%)

Ø = 2190 lumen

Ditanya = N ?

Penyelesaian :

N = E x L x W

∅ x LLF x CU x n

N = 185 x 3,8 x 2,85

2190 x 0,8 x 65% x 1=

2003 ,55

1138,8= 1,76 ~ 2 lampu

Menurut standar SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi

10W/m²

Jumlah W/m² = Jumlah titik lampu x Watt lampu

Luas ruang

= 2 x 30

3,8 x 2,85=

60

10,83= 5,54 W/m²

e. Dapur menentukan penerangan sebesar 250 lux. Untuk lampu PL

42W dengan type TORNADO (SPIRAL) 42W 220-240V

mempunyai luminous efficacy lamp sebesar 85 Lm/W, jadi :

Ø = W x L/w

Ø = 42 x 85 = 3570 lumen

Luas ruang = 3 m x 2 m

Diketahui :

Page 64: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

47

E = 250 lux

L = 3 m

W = 2 m

n = 1 bh

LLF = 0,8 (antara 0,7-0,8)

CU = 65% (antara 50-65%)

Ø = 3570 lumen

Ditanya = N ?

Penyelesaian :

N = E x L x W

∅ x LLF x CU x n

N = 250 x 3 x 2

3570 x 0,8 x 65% x 1=

1500

1856 ,4= 0,81 ~ 1 lampu

Menurut standar SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi

10W/m²

Jumlah W/m² = Jumlah titik lampu x Watt lampu

Luas ruang

= 1 x 42

3 x 2=

42

6= 7 W/m²

f. Toilet menentukan penerangan sebesar 250 lux. Untuk lampu PL

30W dengan type ESSENTIAL 30W 220-240V mempunyai

luminous efficacy lamp sebesar 73 Lm/W, jadi :

Ø = W x L/w

Ø = 30 x 73 = 2190 lumen

Luas ruang = 2 m x 2 m

Diketahui :

E = 250 lux

L = 2 m

W = 2 m

n = 1 bh

LLF = 0,8 (antara 0,7-0,8)

CU = 65% (antara 50-65%)

Ø = 2190 lumen

Ditanya = N ?

Penyelesaian :

Page 65: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

48

N = E x L x W

∅ x LLF x CU x n

N = 250 x 2 x 2

2190 x 0,8 x 65% x 1=

1000

1138 ,8= 0,88 ~ 1 lampu

Menurut standar SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi

10W/m²

Jumlah W/m² = Jumlah titik lampu x Watt lampu

Luas ruang

= 1 x 30

2 x 2=

30

4= 7,5 W/m²

3. Kebutuhan Watt lampu pada lantai 3. Dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

a. Teras menentukan penerangan sebesar 60 lux. Untuk lampu PL 14W

dengan type ESSENTIAL 14W 220-240V mempunyai luminous

efficacy lamp sebesar 57 Lm/W, jadi :

Ø = W x L/w

Ø = 14 x 57 = 798 lumen

Luas ruang = 5 m x 1,2 m

Diketahui :

E = 60 lux

L = 5 m

W = 1,2 m

n = 1 bh

LLF = 0,8 (antara 0,7-0,8)

CU = 65% (antara 50-65%)

Ø = 798 lumen

Ditanya = N ?

Penyelesaian :

N = E x L x W

∅ x LLF x CU x n

N = 60 x 5 x 1,2

798 x 0,8 x 65% x 1=

360

414,96= 0,86 ~ 1 lampu

Menurut standar SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi

10W/m²

Jumlah W/m² = Jumlah titik lampu x Watt lampu

Luas ruang

Page 66: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

49

= 1 x 14

5 x 1,2=

14

6= 2,33 W/m²

b. Ruang Tamu 1 menentukan penerangan sebesar 185 lux (antara 120-

250 lux). Untuk lampu PL 35W dengan type ESSENTIAL 35W 220-

240V mempunyai luminous efficacy lamp sebesar 78 Lm/W, jadi :

Ø = W x L/w

Ø = 35 x 78 = 2730 lumen

Luas ruang = 6,3 m x 2,02 m

Diketahui :

E = 185 lux

L = 6,3 m

W = 2,02 m

n = 1 bh

LLF = 0,8 (antara 0,7-0,8)

CU = 65% (antara 50-65%)

Ø = 2730 lumen

Ditanya = N ?

Penyelesaian :

N = E x L x W

∅ x LLF x CU x n

N = 185 x 6,3 x 2,02

2730 x 0,8 x 65% x 1=

2354 ,31

1419,6= 1,66 ~ 2 lampu

Menurut standar SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi

10W/m²

Jumlah W/m² = Jumlah titik lampu x Watt lampu

Luas ruang

= 2 x 35

6,3 x 2,02=

70

12,73= 5,5 W/m²

c. Ruang Tamu 2 menentukan penerangan sebesar 185 lux (antara 120-

250 lux). Untuk lampu PL 35W dengan type ESSENTIAL 35W 220-

240V mempunyai luminous efficacy lamp sebesar 78 Lm/W, jadi :

Ø = W x L/w

Ø = 35 x 78 = 2730 lumen

Luas ruang = 5,44 m x 5 m

Diketahui :

Page 67: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

50

E = 185 lux

L = 5,44 m

W = 5 m

n = 1 bh

LLF = 0,8 (antara 0,7-0,8)

CU = 65% (antara 50-65%)

Ø = 2730 lumen

Ditanya = N ?

Penyelesaian :

N = E x L x W

∅ x LLF x CU x n

N = 185 x 5,44 x 5

2730 x 0,8 x 65% x 1=

5032

1419,6= 3,54 ~ 4 lampu

Menurut standar SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi

10W/m²

Jumlah W/m² = Jumlah titik lampu x Watt lampu

Luas ruang

= 4 x 35

5,44 x 5=

140

27,2= 5,15 W/m²

d. Kamar Tidur 1 menentukan penerangan sebesar 185 lux (antara 120-

250 lux). Untuk lampu PL 30W dengan type ESSENTIAL 30W 220-

240V mempunyai luminous efficacy lamp sebesar 73 Lm/W, jadi :

Ø = W x L/w

Ø = 30 x 73 = 2190 lumen

Luas ruang = 3,8 m x 2,85 m

Diketahui :

E = 185 lux

L = 3,8 m

W = 2,85 m

n = 1 bh

LLF = 0,8 (antara 0,7-0,8)

CU = 65% (antara 50-65%)

Ø = 2190 lumen

Ditanya = N ?

Penyelesaian :

Page 68: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

51

N = E x L x W

∅ x LLF x CU x n

N = 185 x 3,8 x 2,85

2190 x 0,8 x 65% x 1=

2003 ,55

1138,8= 1,76 ~ 2 lampu

Menurut standar SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi

10W/m²

Jumlah W/m² = Jumlah titik lampu x Watt lampu

Luas ruang

= 2 x 30

3,8 x 2,85=

60

10,83= 5,54 W/m²

e. Kamar Tidur 2 menentukan penerangan sebesar 185 lux (antara 120-

250 lux). Untuk lampu PL 35W dengan type ESSENTIAL 35W 220-

240V mempunyai luminous efficacy lamp sebesar 78 Lm/W, jadi :

Ø = W x L/w

Ø = 35 x 78 = 2730 lumen

Luas ruang = 2,85 m x 2,5 m

Diketahui :

E = 185 lux

L = 2,85 m

W = 2,5 m

n = 1 bh

LLF = 0,8 (antara 0,7-0,8)

CU = 65% (antara 50-65%)

Ø = 2730 lumen

Ditanya = N ?

Penyelesaian :

N = E x L x W

∅ x LLF x CU x n

N = 185 x 2,85 x 2,5

2730 x 0,8 x 65% x 1=

1318 ,13

1419,6= 0,93 ~ 1 lampu

Menurut standar SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi

10W/m²

Jumlah W/m² = Jumlah titik lampu x Watt lampu

Luas ruang

= 1 x 35

2,85 x 2,5=

35

7,13= 4,91 W/m²

Page 69: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

52

f. Dapur menentukan penerangan sebesar 250 lux. Untuk lampu PL

42W dengan type TORNADO (SPIRAL) 42W 220-240V

mempunyai luminous efficacy lamp sebesar 85 Lm/W, jadi :

Ø = W x L/w

Ø = 42 x 85 = 3570 lumen

Luas ruang = 3 m x 2 m

Diketahui :

E = 250 lux

L = 3 m

W = 2 m

n = 1 bh

LLF = 0,8 (antara 0,7-0,8)

CU = 65% (antara 50-65%)

Ø = 3570 lumen

Ditanya = N ?

Penyelesaian :

N = E x L x W

∅ x LLF x CU x n

N = 250 x 3 x 2

3570 x 0,8 x 65% x 1=

1500

1856 ,4= 0,81 ~ 1 lampu

Menurut standar SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi

10W/m²

Jumlah W/m² = Jumlah titik lampu x Watt lampu

Luas ruang

= 1 x 42

3 x 2=

42

6= 7 W/m²

g. Toilet menentukan penerangan sebesar 250 lux. Untuk lampu PL

30W dengan type ESSENTIAL 30W 220-240V mempunyai

luminous efficacy lamp sebesar 73 Lm/W, jadi :

Ø = W x L/w

Ø = 30 x 73 = 2190 lumen

Luas ruang = 2 m x 2 m

Diketahui :

E = 250 lux

L = 2 m

Page 70: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

53

W = 2 m

n = 1 bh

LLF = 0,8 (antara 0,7-0,8)

CU = 65% (antara 50-65%)

Ø = 2190 lumen

Ditanya = N ?

Penyelesaian :

N = E x L x W

∅ x LLF x CU x n

N = 250 x 2 x 2

2190 x 0,8 x 65% x 1=

1000

1138 ,8= 0,88 ~ 1 lampu

Menurut standar SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi

10W/m²

Jumlah W/m² = Jumlah titik lampu x Watt lampu

Luas ruang

= 1 x 30

2 x 2=

30

4= 7,5 W/m²

4.4.2 Kebutuhan Elektrikal Pada Tiap Lantai Untuk 1 Pintu

1. Kebutuhan Elektrikal Pada Lantai 1

Di lantai 1 selain untuk ruang usaha terdapat toilet.

Tabel 4.1 Beban Elektrikal Di Lantai 1

Jadi Daya Listrik yang diperlukan adalah sekitar 416 Watt, jika

dikonversikan menjadi arus listrik maka dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

Arus = Watt

Volt=

416 Watt

220 Volt= 1,89 Ampere

MCB untuk Daya Listrik pada lantai 1 yaitu 450 VA / 450 Watt (2A).

No Nama Peralatan Beban (W)

1 Penerangan teras 14

2 Penerangan ruang usaha 240

3 Penerangan dapur 42

4 Penerangan toilet 30

5 2 unit Kipas angin dinding @45watt 90

Total 416

Page 71: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

54

2. Kebutuhan Elektrikal Pada Lantai 2

Di lantai 2 terdapat ruang tamu, 1 kamar tidur, dapur dan toilet.

Tabel 4.2 Beban Elektrikal Di Lantai 2

No Nama Peralatan Beban (W)

1 Penerangan teras 14

2 Penerangan ruang tamu 1 35

3 Penerangan ruang tamu 2 168

4 Penerangan kamar tidur 60

5 Penerangan dapur 42

6 Penerangan toilet 30

7 2 unit AC (Air Conditioner) 1 PK @840

Watt

1680

8 1 unit TV LED 32” 80

9 1 unit Kulkas 120

10 1 unit Rice cooker 395

11 1 unit Dispenser 350

Total 2974

Jadi Daya Listrik yang diperlukan adalah sekitar 2974 Watt, jika

dikonversikan menjadi arus listrik maka dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

Arus = Watt

Volt=

2974 Watt

220 Volt= 13,52 Ampere

MCB untuk Daya Listrik pada lantai 2 yaitu 3500 VA / 3500 Watt

(16A).

3. Kebutuhan Elektrikal Pada Lantai 3

Di lantai 3 terdapat ruang tamu, 2 kamar tidur dan toilet.

Tabel 4.3 Beban Elektrikal Di Lantai 3

No Nama Peralatan Beban (W)

1 Penerangan teras 14

2 Penerangan ruang tamu 1 70

3 Penerangan ruang tamu 2 140

Page 72: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

55

4 Penerangan kamar tidur 1 60

5 Penerangan kamar tidur 2 35

6 Penerangan dapur 42

7 Penerangan toilet 30

8 2 unit AC (Air Conditioner) 1 PK @840

Watt

1680

9 1 unit Mesin cuci 300

Total 2371

Jadi Daya Listrik yang diperlukan adalah sekitar 2371 Watt, jika

dikonversikan menjadi arus listrik maka dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

Arus = Watt

Volt=

2371 Watt

220 Volt= 10,78 Ampere

MCB untuk Daya Listrik pada lantai 3 yaitu 3500 VA / 3500 Watt

(16A).

4.4.3 Kebutuhan Elektrikal Pada Tiap Lantai Untuk 4 Pintu

Untuk mendapatkan kebutuhan penerangan pada ruko 4 pintu maka

beban penerangan dan beban pemakaian elektrikal dikali 4 untuk

mendapat kebutuhan elektrikal pada ruko 4 pintu.

1. Kebutuhan Elektrikal Pada Lantai 1

Di lantai 1 selain untuk ruang usaha terdapat toilet.

Tabel 4.4 Beban Elektrikal Di Lantai 1

2. Kebutuhan Elektrikal Pada Lantai 2

Di lantai 2 terdapat ruang tamu, 1 kamar tidur, dapur dan toilet.

No Nama Peralatan Beban (W)

1 Penerangan teras 56

2 Penerangan ruang usaha 1040

3 Penerangan dapur 168

4 Penerangan toilet 120

5 2 unit Kipas angin dinding @45watt 360

Total 1744

Page 73: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

56

Tabel 4.5 Beban Elektrikal Di Lantai 2

No Nama Peralatan Beban (W)

1 Penerangan teras 56

2 Penerangan ruang tamu 1 140

3 Penerangan ruang tamu 2 672

4 Penerangan kamar tidur 240

5 Penerangan dapur 168

6 Penerangan toilet 120

7 2 unit AC (Air Conditioner) 1 PK @840

Watt

6720

8 1 unit TV LED 32” 320

9 1 unit Kulkas 480

10 1 unit Rice cooker 1580

11 1 unit Dispenser 1400

Total 11896

3. Kebutuhan Elektrikal Pada Lantai 3

Di lantai 3 terdapat ruang tamu, 2 kamar tidur dan toilet.

Tabel 4.6 Beban Elektrikal Di Lantai 3

No Nama Peralatan Beban (W)

1 Penerangan teras 56

2 Penerangan ruang tamu 1 280

3 Penerangan ruang tamu 2 560

4 Penerangan kamar tidur 1 240

5 Penerangan kamar tidur 2 140

6 Penerangan dapur 168

7 Penerangan toilet 120

8 2 unit AC (Air Conditioner) 1 PK @840

Watt

6720

9 1 unit Mesin cuci 1200

Total 9484

Page 74: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

57

4.4.4 Perhitungan Kebutuhan Kabel Instalasi Elektrikal Pada Tiap Lantai Untuk

1 Pintu

Kabel dari MCB ke beban atau lampu penerangan digunakan kabel

NYM 3 x 2,5 mm². Penggunaan kabel NYM dari MCB ke beban

dikarenakan karateristik kabel yang lebih aman dibandingkan dengan

kabel type lain selain itu kabel NYM lebih fleksible dan dilindungi PVC.

1. Kebutuhan kabel untuk lantai 1

Tabel 4.7 Kebutuhan Kabel Di Lantai 1

No Fungsi Kabel Panjang

kabel (m)

1 Penerangan teras 3,44

2 Penerangan ruang usaha 11,05

3 Penerangan Dapur 1,93

4 Penerangan toilet 0,87

Total 17,29

2. Kebutuhan kabel untuk lantai 2

Tabel 4.8 Kebutuhan Kabel Di Lantai 2

No Fungsi Kabel Panjang

kabel (m)

1 Penerangan teras 3,45

2 Penerangan ruang tamu 16,66

3 Penerangan kamar tidur 4,9

4 Penerangan Dapur 1,93

5 Penerangan toilet 0,87

Total 27,81

3. Kebutuhan kabel untuk lantai 3

Tabel 4.9 Kebutuhan Kabel Di Lantai 3

No Fungsi Kabel Panjang

kabel (m)

1 Penerangan teras 3,45

Page 75: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

58

2 Penerangan ruang tamu 19,2

3 Penerangan kamar tidur 1 4,9

4 Penerangan kamar tidur 2 1,28

4 Penerangan Dapur 1,93

5 Penerangan toilet 0,87

Total 31,63

4.4.5 Perhitungan Kebutuhan Kabel Instalasi Elektrikal Pada Tiap Lantai Untuk

4 Pintu

Kabel dari MCB ke beban atau lampu penerangan digunakan kabel

NYM 3 x 2,5 mm². Penggunaan kabel NYM dari MCB ke beban

dikarenakan karateristik kabel yang lebih aman dibandingkan dengan

kabel type lain selain itu kabel NYM lebih fleksible dan dilindungi PVC.

Maka kebutuhan kabel instalasi elektrikal dikali 4 untuk mendapat

kebutuhan elektrikal pada ruko 4 pintu.

1. Kebutuhan kabel untuk lantai 1

Tabel 4.10 Kebutuhan Kabel Di Lantai 1

No Fungsi Kabel Panjang

kabel (m)

1 Penerangan teras 13,76

2 Penerangan ruang usaha 44,2

3 Penerangan Dapur 7,72

4 Penerangan toilet 3,48

Total 69,16

2. Kebutuhan kabel untuk lantai 2

Tabel 4.11 Kebutuhan Kabel Di Lantai 2

No Fungsi Kabel Panjang

kabel (m)

1 Penerangan teras 13,8

2 Penerangan ruang tamu 66,64

3 Penerangan kamar tidur 19,6

Page 76: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

59

4 Penerangan Dapur 7,72

5 Penerangan toilet 3,48

Total 111,24

3. Kebutuhan kabel untuk lantai 3

Tabel 4.12 Kebutuhan Kabel Di Lantai 3

No Fungsi Kabel Panjang

kabel (m)

1 Penerangan teras 13,8

2 Penerangan ruang tamu 76,8

3 Penerangan kamar tidur 1 19,6

4 Penerangan kamar tidur 2 5,12

4 Penerangan Dapur 7,72

5 Penerangan toilet 3,48

Total 126,52

4.5 Kebutuhan Biaya Bahan Pekerjaan Instalasi Elektrikal

Dalam perhitungan kebutuhan biaya bahan pekerjaan instalasi elektrikal

maka diperlukan harga bahan untuk peralatan elektrikal yang bersumber dari

Harga Satuan Pokok Pekerjaan (HSPK) tahun 2017 yang dapat dilihat pada

lampiran 2.

4.5.1 Perhitungan Kebutuhan Biaya Bahan Pekerjaan Instalasi Elektrikal Untuk

Ruko 1 Pintu

Tabel 4.13 Biaya Bahan Instalasi Elektrikal

NO ITEM PEKERJAAN SATUAN VOL HARGA

SATUAN JUMLAH

1 2 3 4 5 6

PEKERJAAN

INSTALASI LISTRIK

1 MCB box bh 1,00

84.200,00

84.200,00

2 MCB 1 phase 2 A bh 1,00

48.000,00

48.000,00

3 MCB 1 phase 16 A bh 2,00

95.400,00

190.800,00

4 Lampu essential 14 watt bh 3,00

24.700,00

74.100,00

Page 77: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

60

5 Lampu essential 30 watt bh 7,00

26.000,00

182.000,00

6 Lampu essential 35 watt bh 8,00

96.200,00

769.600,00

7 Lampu tornado (spiral)

42 watt bh 7,00

76.000,00

532.000,00

8 Lampu TL 80 watt bh 3,00

112.000,00

336.000,00

9 Saklar tunggal bh 8,00

28.100,00

224.800,00

10 Saklar ganda bh 10,00

30.900,00

309.000,00

11 Stop kontak bh 8,00

28.100,00

224.800,00

12 Kabel NYM 3 x 2,5 mm² m 76,73

14.900,00

1.143.277,00

13 Pipa fitting PVC-Elbow bh 29,00

2.310,00

66.990,00

TOTAL

4.185.567,00

4.5.2 Perhitungan Kebutuhan Biaya Bahan Pekerjaan Instalasi Elektrikal Untuk

Ruko 4 pintu

Tabel 4.14 Biaya Bahan Instalasi Elektrikal

NO ITEM PEKERJAAN SATUAN VOL HARGA

SATUAN JUMLAH

1 2 3 4 5 6

PEKERJAAN

INSTALASI LISTRIK

1 MCB box bh 4,00

84.200,00

336.800,00

2 MCB 1 phase 2 A bh 4,00

48.000,00

192.000,00

3 MCB 1 phase 16 A bh 8,00

95.400,00

763.200,00

4 Lampu essential 14

watt bh 12,00

24.700,00

296.400,00

5 Lampu essential 30

watt bh 28,00

26.000,00

728.000,00

6 Lampu essential 35

watt bh 32,00

96.200,00

3.078.400,00

7 Lampu tornado (spiral)

42 watt bh 28,00

76.000,00

2.128.000,00

8 Lampu TL 80 watt bh 12,00

112.000,00

1.344.000,00

9 Saklar tunggal bh 32,00

28.100,00

899.200,00

10 Saklar ganda bh 40,00

30.900,00

1.236.000,00

Page 78: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

61

11 Stop kontak bh 32,00

28.100,00

899.200,00

12 Kabel NYM 3 x 2,5

mm² m 306,92

14.900,00

4.573.108,00

13 Pipa fitting PVC-Elbow bh 116,00

2.310,00

267.960,00

TOTAL

16.742.268,00

Page 79: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

62

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Kebutuhan daya listrik yang terdiri dari penerangan dan elektrikal dengan

hasil per lantai dari perhitungan kebutuhan daya dan kebutuhan

penerangan mendapat hasil sebagai berikut, untuk lantai 1 kebutuhan

elektrikalnya sebesar 416 Watt, untuk lantai 2 kebutuhan elektrikalnya

sebesar 2974 Watt dan untuk lantai 3 kebutuhan elektrikalnya sebesar

2371 Watt.

2. Kebutuhan biaya yang diperlukan untuk pemasangan sistem elektrikal

dari perhitungan kebutuhan daya listrik yang mencakup perhitungan daya

dan perhitungan penerangan mendapatkan hasil Rp 16.742.268,- untuk

keseluruhan sistem instalasi elektrikal ruko.

5.2 Saran

1. Apabila hasil dari perhitungan kebutuhan elektrikal pada ruang terlalu

terang atau kurang terang, maka dapat disiasati dengan mengganti lampu

dengan watt yang lebih tinggi atau lebih rendah.

2. Jika kebutuhan biaya untuk lampu terlalu mahal, maka lampu bisa diganti

dengan watt yang lebih rendah dengan biaya yang lebih rendah tapi

dengan konsekuensi titik lampu lebih diperbanyak untuk tiap ruangnya.

Page 80: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

63

DAFTAR PUSTAKA

Grandjean, E., K. Kogi., 1972, Introductory Remarks, Kyoto Symposium on

Methodology of Fatique Assesment, Industrial Fatique Research cominitee

of the Japan Assesment of Industry Health, Japan.

Anonim., 2002, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1405/menkes/sk/xi/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan

Kerja Perkantoran dan Industri.

Anonim., 2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik., 2000, (PUIL 2000). Badan

Standarisasi Nasional, Jakarta.

Prabhakara, F.S., 1987, Industrial and Commercial Power System Handbook.

Anonim., 2017, Standar Harga Satuan Pokok Pekerjaan (HSPK) Kota Balikpapan,

Pemerintah Kota Balikpapan, Balikpapan.

Anonim., 2000, SNI 03-6197-2000, Konservasi Energi Sistem Pencahayaan Pada

Bangunan Gedung. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional Indonesia,

2000.

Page 81: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko
Page 82: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko
Page 83: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko
Page 84: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko
Page 85: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko
Page 86: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko
Page 87: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko
Page 88: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko
Page 89: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko
Page 90: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko
Page 91: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko
Page 92: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko
Page 93: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

76

Lampiran 2

DAFTAR HARGA BAHAN

X.4.

Harga Peralatan

Listrik

X.4.1.

Pengadaan

Material Listrik

NO

.

NAMA BARANG UKURAN/TIP

E

SATUA

N

HARGA

(RP)

MER

K

1 Arde Instalasi

Listrik

btg 308.600

2 Bola lampu 65 w

philips

EHL Twister

840/865

bh 347.600

3 Bola lampu 45 w

philips

EHL Twister

840/865

bh 271.600

4 Bola lampu

massimo 45 w

bh 218.800

5 Bola lampu

massimo 65 w

bh 252.500

6 Bola lampu

massimo 105 w

bh 308.600

7 Bola lampu

essential 18 w

philips

bh 50.500

8 Bola lampu augen

65 w philips

bh 252.500

9 Bola lampu HPLN

250 w philips

bh 196.400

10 Bola lampu meteor bh 140.300

11 Bola lampu sorot 80

w,merah,biru,kunin

g

bh 308.600

12 Bola lampu son 70

w

bh 196.400

13 Bola lampu son 150

w

bh 218.800

14 Bola lampu meteor bh 140.300

15 Bola Lampu Rotari set 504.900

16 Bola lampu sorot 80

w par

bh 252.500

17 Bola lampu sorot

120 w par

bh 252.500

18 Bola lampu sorot

150 w

bh 308.600

Page 94: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

77

19 Bola lampu sorot

200 w

bh 308.600

20 Bola lampu TL

36,40 w philips

bh 308.600

21 Bola lampu HPIT

400 w

bh 308.600

22 Bola lampu genie 5

w

bh 39.300

23 Bola lampu genie 8

w

bh 43.200

24 Bola lampu genie

11 w

bh 46.100

25 Bola lampu genie

18 w

bh 50.500

26 Bola lampu cendle

10 w E 14 masko

bh 50.500

27 Bola lampu TLS 14

w essent philips

bh 19.700

28 Lampu slang warna

warni

bh 30.900

29 Lampu celling

clamp brass 25 w

bh 476.900

30 Lampu hias oulex bh 280.500

31 Gardel light GPL

005

bh 73.000

32 Wall leten grey 60

w

bh 437.600

33 Box ballast bh 981.800

34 Box MCB 3 phs bh 84.200

35 Ballast BSN 400 w

philips

bh 504.900

36 Ballast BSN 250 w

philips

bh 443.200

37 Ballast BSN 150 w

philips

bh 252.500

38 Ballast BSN 70 w

philips

bh 196.400

39 Ballast BHL 400 w

philips

bh 504.900

40 Ballast BHL 150 w

philips

bh 252.500

41 Ballast TL 36 w

philips

bh 42.000

42 Box penggerak bh 1.402.500

43 Box KWH mtr set 2.805.000

44 Body protection set 308.600

45 Beugel 3,8,9,10 ,13 bh 44.900

Page 95: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

78

"

46 Beugel 13 " bh 50.500

47 Besi siku 5x5x5 cm mtr 95.400

48 Besi siku 3x3x3 cm mtr 50.500

49 Besi NP 5 cm mtr 28.100

50 Besi UNP 6 x 1'2,5

m

btg 95.400

51 Besi UNP 8 x 1,5 m btg 140.300

52 Besi UNP 8 x 75 m btg 140.300

53 Besi UNP 8 x 60 m btg 140.300

54 Besi UNP 8 x 1m btg 196.400

55 CCO 120-150/150 bh 73.000

56 Eye daylight 6 A bh 95.400

57 Elboch PVC 11/2 "

d

ktk 38.000

58 Drat skrup

5/16x11/2 "

bh 4.500

59 Drat skrup 3/8x 2 " bh 4.500

60 Dos timbul bh 16.900

61 Fitting turunan E 27 bh 78.600

62 Fitting poeselin E

40/ WD 40

bh 50.500

63 Fuse HRC 200 A bh 106.600

64 Panel NDP komplit unit 19.635.00

0

65 Fixe dead 35/70

mm

set 101.000

66 Fhiser S 6 bh 5.100

67 Fhiser S 12,14 bh 22.500

68 No.Fuse breker 3

phs 60 A

bh 1.402.500

69 Magnet contactor bh 1.094.000

70 MCB I phase 6 A

masko

bh 51.000

71 MCB I phase 4 A

MG

bh 73.000

72 MCB I phase 6 A bh 95.400

73 MCB I phase 16 A bh 95.400

74 MCB I phase 20 A bh 95.400

75 MCB I phase 25 A bh 140.300

76 MCB I phase 32 A bh 140.300

77 MCB I phase 40 A bh 308.600

78 MCB I phase 50 A bh 308.600

79 MCB I phase 63 A bh 392.700

80 MCB 3 phase 16 A bh 289.000

81 MCB 3 phase 20 A bh 289.000

82 MCB 3 phase 25 A bh 328.200

Page 96: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

79

83 MCB 3 phase 32 A bh 328.200

84 MCB 3 phase 40 A bh 328.200

85 MCB 3 phase 50 A bh 953.700

86 MCB 3 phase 63 A bh 1.065.900

87 M.Baut 3/6x 1 " bh 2.900

88 M.Baut 1/2x 2 " bh 2.500

89 M.Baut 3/8x11/2 " bh 2.900

90 M.Baut 1/2x 4 " bh 2.900

91 M.Baut 1/2x15 cm bh 8.500

92 Kap lampu HPIT

400 w philips

bh 2.550.000

93 Kap lampu sorot

HPIT 80 w philips

bh 325.000

94 Kap lampu sorot

HPIT 400 w philips

bh 3.000.000

95 Kap lampu zetalux

150 w philips

komplit

bh 1.550.000

96 Kap lampu down

light zetalux

bh 196.000

97 Kap lampu PJ

luminer

unt 9.930.800

98 Kap lampu taman

bulat

bh 308.600

99 Kap lampu PJU

osiwa

roll 981.800

100 Kap lampu HP 300

w

bh 981.800

101 Kap lampu Pastro

204

bh 981.800

102 Kap lampu pijar bh 95.400

103 Kap lampu taman

Fiber

bh 50.500

104 Kap lampu down

light 11 w

bh 84.200

105 Kap lampu down

light 18 w

bh 106.600

106 Kap TBC 288/414

1x4

bh 1.065.900

107 Kap lmp taman

bulat susu TQ 2 TL

bh 252.500

108 Kas zekring 8 grup /

12 grup hanger

bh 504.900

109 Kas zekring 18 grup

/ 24 grup hanger

bh 1.009.800

110 Kabel NYA 1,5 mm mtr 2.200

111 Kabel NYA 2,5 mm mtr 4.000

Page 97: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

80

112 Kabel NYA 4 mm mtr 7.000

113 Kabel NYM 2 x 2,5

mm

mtr 14.300

114 Kabel NYM 3 x 2,5

mm

mtr 14.900

115 Kabel NYM 3 x 4

mm

mtr 19.700

116 Kabel NYM 4 x 4

mm

mtr 25.600

117 Kabel NYY 3 x 4

mm

mtr 19.700

118 Kabel NYY 4 x 4

mm

mtr 61.200

119 Kabel NYY 4 x 6

mm

mtr 61.500

120 Kabel NYY 4 x 10

mm

mtr 109.400

121 Kabel NYY 1 x 70

mm

mtr 109.400

122 Kabel duct 100 x 60 btg 252.500

123 Kabel duct 16 x 25 btg 84.200

124 Kabel duct 10 x 25 btg 84.200

125 Kabel duct 40 x 25 btg 95.400

126 Kabel ties 25 mm bks 67.400

127 Kabel ties 35 mm bks 73.000

128 Kabel twiested

4x16 mm

mtr 50.500

129 Kabel twiested

2x10 mm

mtr 10.100

130 Kabel twiested

3x50+1x35mm

mtr 50.500

131 Kabel NYMHY 2 x

0,75 mm

mtr 8.500

132 Kabel NYMHY 3 x

0,75 mm

mtr 10.100

133 Kabel schon 70 mm

Al/Cu

bh 62.000

134 Kabel schon 25 mm bh 11.300

135 Kabel NYMF 10

mm

mtr 34.300

136 Kabel NYMF 16

mm

mtr 40.200

137 Kabel NYMFGBY

4x6 mm

mtr 40.200

138 Kabel NYMFGBY

4x10 mm

mtr 73.000

139 Kabel NYMFGBY mtr 252.500

Page 98: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

81

4x 25 mm

140 Kabel NYMFGBY

4x 50 mm

mtr 375.900

141 Kabel NYMFGBY

4x 70 mm

mtr 493.700

142 Klem beugel 11/2

x3 "

set 73.000

143 Klem beugel 11/2 x

4 "

set 73.000

144 Klem beugel 11/2 x

5 "

set 73.000

145 Klem beugel 11/2 x

7,9 "

set 84.200

146 Klem kabel No.10

mm

ktk 50.500

147 Klem kabel No.12

mm

ktk 73.000

148 Klem kabel No.19

mm

ktk 73.000

149 Klem stenlis bh 19.700

150 Klem sleng 1/2 " bh 8.500

151 Kapasitor bh 130.000

152 Isolasi schot 23 btg 138.600

153 Isolasi unibal bh 41.000

154 Ignitor SN 58 bh 129.100

155 Ignitor SN 150 bh 129.100

156 Terminal kabel 25

mm

bh 154.300

157 Tap sadapan bh 22.500

158 Tap conector

doubel baut

bh 44.900

159 Time swicht bh 1.178.100

160 Tiang lampu taman bh 308.600

161 Tiang besi 9 M btg 3.366.000

162 Tiang besi 9 M

4,5,6 "

btg 3.646.500

163 Tiang besi 9 M

cabang dua (2)

btg 3.758.700

164 T.dos PVC 5/8" bh 14.100

165 T.dos clipsal bh 22.500

166 Treck schoor set 1.402.500

167 Suspension bh 78.600

168 Service widge

clamp

bh 28.100

169 Panel MCB 2 grup

Dexta

bh 73.000

170 Pole brecket 3 " set 50.500

Page 99: SISTEM INSTALASI ELEKTRIKAL PADA ... - spmi.poltekba.ac.idspmi.poltekba.ac.id/spmi/fileTA/APRINDA BUDI UTAMI_3TS1_SISTEM...Judul TA : Sistem Instalasi Elektrikal Pada Bangunan Ruko

82

171 Pipa PVC 5/8 " btg 16.900

172 Pipa PVC 1/2 aw btg 95.400

173 Pipa PVC 11/4 d bh 50.500

174 Pipa ornament 11/2

x 11/2 M

btg 196.400

175 Pipa ornament 11/2

x 1 M

btg 196.400

176 Pipa ornament 11/2

x 2 M

btg 252.500

177 Paku skrup 11/4 " bh 2.900

178 Paku skrup 11/2 " bh 2.900

179 Paku beton 2 " bh 3.400

180 Plat stenlis mtr 19.700

181 Lerge engle 35 x70

mm

set 207.600

182 Steker 2 P bh 14.100

183 Steker AC bh 84.200

184 Stater S 10 bh 8.500

185 Stanol klg 16.900

186 Sock pvc 2 " aw bh 11.300

187 Sock lampu selang /

flexible

bh 16.900

188 Skalar doubel

clipsal

bh 30.900

189 Skalar tunggal

clipsal

bh 28.100

190 Skalar bell clipsal bh 140.300

191 Stop ktk cab 4

panjang

bh 14.100

192 Stop ktk cab 4 segi

4

bh 140.300

193 Stop ktk AC clipsal bh 84.200

194 Stop ktk clipsal bh 28.100

195 Rel tembaga sisir bh 154.300

196 Rel dudukan MCB mtr 50.500

197 Ring 3/8 ".5/8 " 1/2

"3/4 "

bh 2.900

198 Join sleep 70 mm bh 50.500

199 Join sleep 70 mm bh 50.500

200 OK mtr 3 phase set 168.300

201 Handel ohm saklar

63 A 3 phs

bh 1.683.000

Sumber : HSPK Balikpapan 2017