BIDANG ELEKTRIKAL
Transcript of BIDANG ELEKTRIKAL
BIDANG ELEKTRIKAL
1
Pekerjaan Elektrikal
Materi Pelatihan Instruktur MTU Bidang Pekerjaan Elektrikal
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan RakyatDirektorat Jenderal Bina Konstruksi
Balai Material dan Peralatan Konstruksi
Edisi 1 2016
2
Pekerjaan Elektrikal
DIREKTUR JENDERALBINA KONSTRUKSI
Kata Sambutan
umber daya manusia merupakan modal utama sektor jasa kon-struksi di samping teknologi, ma-terial, dan modal usaha. Salah S
satu faktor yang berperan penting dalam membangun efisiensi dan kualitas infra-struktur adalah kehandalan dan kompe-tensi SDM khususnya pekerja konstruksi. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi pekerja konstruksi merupakan suatu ke-harusan untuk membangun infrastruktur yang baik (best built environment) serta menghindari terjadinya kegagalan bangu-nan / konstruksi. Pelatihan pekerja kon-struksi menggunakan Mobile Training Unit (MTU) merupakan salah satu upaya yang dilakukan Direktorat Jenderal Bina Kon-struksi untuk mempercepat peningkatan kuantitas dan kualitas pekerja konstruk-si di Indonesia karena dapat menjangkau kantong-kantong pekerja konstruksi yang ada di pelosok daerah, melalui pelayanan pelatihan dan uji keterampilan.
3
Pekerjaan Elektrikal
Ir. Yusid Toyib, M.Eng, Sc
Direktur Jenderal Bina Konstruksi
Jakarta, 2016
Instruktur pelatihan konstruksi sebagai katalisator tersebarnya pengetahuan dan ket-erampilan pekerja konstruksi sangat dibutuhkan untuk menunjang terselenggaranya pelatihan dan uji keterampilan yang baik dan profesional. Oleh sebab itu, Buku Materi Pelatihan Instruktur / Training of Trainers (TOT) – MTU ini disusun sebagai salah satu bahan ajar yang digunakan untuk melatih para calon instruktur bidang jasa konstruksi dengan menggunakan MTU.
Saya percaya, Buku Materi Pelatihan Instruktur / Training of Trainers (TOT) – MTU ini sangat bermanfaat untuk para instruktur bidang jasa konstruksi dan dapat menjadi panduan dalam melakukan tugasnya. Semoga dengan disusunnya buku ini dapat menjadi bagian yang penting dalam upaya mewujudkan kemandirian dan keunggulan konstruksi indonesia demi kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indo-nesia
4
Pekerjaan Elektrikal
BAB I
BAB II
BAB III
5 317 43
479
Pengantar
Pelaksanaan K3
Materialdan Peralatan
BAB IV
BAB V
BAB VI
Perencanaan danPersiapan Pekerjaan
PekerjaanInstalasi Listrik
Lembar Kerja(Job Sheet)
Daftar Isi
5
Pekerjaan Elektrikal
BAB IPengantar
6
Pekerjaan Elektrikal
• Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi ? Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan peng-etahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten.Standar kompetensi dijelaskan oleh kri-teria unjuk kerja.
• Apakah artinya menjadi kompeten di tempat kerja ? Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh ketrampi-lan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.
Modul ini didesain untuk dapat digunakan pada pelatihan klasikal dan pelatihan in-dividual/mandiri :
• Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih.
• Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peser-ta dengan menambah unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan pelatih.
1.2.1. Desain modul
1.1 Konsep dasar pelatihan berbasis kompetensi
1.2 Penjelasan modul
7
Pekerjaan Elektrikal
BAB IIPelaksanaan K3(Keselamatan Kesehatan Kerja)
8
Pekerjaan Elektrikal
A. Penerapan K3L
Penutup telinga Jika bekerja didaerah bising
Isolasi tangan terhadap sentuhan listrik atau benda kasar
Mengamankan kepala dari sentuhan atau jatuhnya benda
Mengisolasi bocornya arus terhadap lantai kerja
Menjangkau daerah kerja yang tinggi
Cope
Sarung tangan
Helm
Sepatu beralas karet
Tangga
9
Pekerjaan Elektrikal
BAB IIIPengetahuan Bahan dan Peralatan
10
Pekerjaan Elektrikal
1. Panel
2. Komponen dari Panel Penerangan
Panel instalasi daya dan penerangan harus saling independen satu dengan lainnya kecuali dalam pertimbangan tertentu dapat disatukan dengan tetap memisahkan sistem proteksi pada masing-masing. Panel yang dipasang diluar ruang (out door) terutama pada panel penerangan harus termasuk sumber tenaga terpasang pada sirkit dari penerangan jalan dan tunnel serta rambu-rambu lalulintas dan rambu-rambu petunjuk dengan tetap harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Semua panel penerangan harus memenuhi kriteria yang telah diberakukan. Kom-ponen-komponennya harus direncanakan untuk 3 fase, sambungan 4 kawat, ber-operasi 50 Hz pada 380/200 volts.
Semua komponen harus sesuai dengan hal-hal berikut :
a. Pemutus Sirkuit Pemutus sirkuit kotak padat, tipe pemutus udara, beroperasi pada 600 volt AC. Pemutus sirkuit harus mempunyai 3 kutub kecuali disebutkan lain. Pemu-tus sirkuit harus menyediakan waktu balik untuk overload dan aksi segera dan
a. Panel harus berventilasi dan harus struktur free standing pada pondasi be-ton minimum 40 cm di atas permukaan tanah.
b. Atap rumah panel harus memiliki puncak rangkap dan puncak harus pada pusat dari panel.
c. Panel dan jendela harus dibuat dari lempeng baja dilapisi penuh dan tidak kurang dari 3,2 mm dalam tebal dan dengan rangka baja yang perlu. Penge-lasan untuk sambungan luar harus dihaluskan. Panel harus mempunyai dasar perencanaan yang harus mengijinkan pengelasan titik pada kanal dan harus dipasang pada pondasi beton seperti terlihat pada Gambar.
d. Panel dan kawat harus telah terpasang lengkap di Pabrik. Kawat utama dan kecil harus dapat masuk untuk pemeliharaan dan pengawasan, dan kawat kecil harus diisolasi efektif dari kawat utama. Diagram kawat yang terpasang pada pelat alumunium, harus terpasang permanen pada jendela bagian da-lam dari panel.
e. Tiap panel harus mempunyai satu atau lebih pelat nama untuk identifikasi. Pelat nama harus terbuat dari plastik laminasi dengan karakter putih pada lapisan hitam bila dipotong atau dipasang.
A. Pengetahuan Bahan Standart
11
Pekerjaan Elektrikal
3. Kabel, ground, sambungan dan pipa saluran kabel
a. Kabel penerangan Kabel penerangan jalan harus dari tipe dan ukuran sesuai Gambar. Kabel harus ditarik ke dalam tiang melalui pipa yang dipersiapkan pada pondasi tiang itu, dan harus dihubungkan ke terminal pada box terminal yang dipasang dalam tiang. Semua tiang harus mempunyai circuit breaker kecil setara IP-10 ampere, 240 volt, dipasang pada bagian bawah tiang dan dapat dicapai dari/mel-alui hand hole tiang itu. Sekering harus melindungi kabel-kabel tiang dan ballast. Kabel yang dipasang dalam tiang harus mempunyai dua konduk-tor ukuran 2,5 mm seperti dijelaskan pada butir (2) di bawah ini. Kabel ha-rus dipasang dengan baik pada rumah lampu sedemikian rupa sehing-ga terminal pada rumah lampu tidak dibebani oleh berat kabel itu. Kabel penerangan jalan harus mempunyai empat kawat (core) sampai tiang terakhirnya.
overload sepuluh kali arus normal. Pemutus sirkuit harus tipe kontak tahanan lengkung dan dilengkapi dengan handle bebas dan pemadam lengkung. Pemu-tus sirkuit berkapasitas pemutus (Ik) 16.000 ampere didasarkan JIS C8370, kecuali pemutus lebih besar dari 225 ampere mempunyai kapasitas pemutus Ik 25.000 ampere atau seperti disetujui Direksi Pekerjaan. Pemutus untuk arus utama harus dilengkapi dengan kontak tambahan yang harus berdekatan bilamana pemutus ditutup dan 380 volt shunt trip coil.
b. Tombol Tajam Tombol-tombol tajam harus mempunyai 3 mata pisau dengan kapasitas 200 ampere didasarkan JIS C8308 atau disetujui Direksi Pekerjaan.
c. Kontrol Peralatan Sirkuit penerangan ganda (multiple) harus dikontrol oleh tombol pengatur wak-tu.
d. Tombol Waktu / Sensor Cahaya Penyalaan/pemadaman penerangan jalan mempunyai dua macam elemen kontrol, dimana yang satu untuk “on” bila terjadi kegelapan dan “off” bila terang, serta yang lain untuk 50% penerangan pada malam hari untuk meng-hemat energi. Baik pemasangan “on” atau “off” harus ada selama 24 jam, dan penambahan minimum (toleransi) pemasangan minimum satu menit. Tombol waktu harus beroperasi pada 220 volt, 50 Hz. Tombol waktu yang dipasang pada panel penerangan harus mempunyai alat penggerak darurat (emergency) selama 48 jam atau lebih bilamana sumber tenaga yang akan datang gagal. Pemasangan timer untuk penerangan dasar adalah 100% nyala pada jam 6.00 dan jam 24.00 dan nyala 50% antara jam 24.00 sampai jam 6.00.
12
Pekerjaan Elektrikal
b. Kabel dan Kawat Kabel harus sesuai untuk beroperasi pada voltase tertentu dalam udara terbuka, pipa atau saluran dalam kondisi suhu kerja maksimum 70 0C. Warna kabel harus memenuhi standar peraturan warna Indonesia. Kabel harus didatangkan ke lokasi kerja pada drum kayu yang kuat, yang masing-masing diberi label yang menyatakan berat kotor, nomor seri, panjang kabel dan lain-lain. Permukaan luar drum harus ditutupi agar kabel tetap terlindung selama pen-gangkutan dan bagian dalam ujung kabel harus dilindungi dengan penutup dari logam atau alat lainnya. Kedua ujung kabel harus disekat untuk mencegah masuknya air.
Ujung kabel harus selalu ditu-tup sehingga tahan terhadap gangguan air. Drum kabel di-gunakan untuk memudahkan penarikan, pemindahan loka-si serta gangguan lalu lintas disekitarnya.
Semua kabel dalam tiang harus mempunyai dua konduktor untuk tiap lam-pu. Kabel harus dari uku-ran 600 volt, atau tipe
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Kabel penerangan jalan yang akan dipasang di bawah tanah harus diisola-si dengan PVC, pelapis baja galvanisasi, dan pelat PVC tipe NYFGbY atau
tipe yang setara yang disetu-jui oleh Direksi Pekerjaan. Konduktor harus mempunyai luas penampang minimum 10 mm2, untuk pemasan-gan di bawah tanah. Kabel tanah yang disambung ke panel atau tiang harus ta-han mekanis, kemis serta elektris Semua kabel yang akan digunakan harus diuji dan disetujui oleh Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK) atau PLN, sebelum Direksi Pekerjaan menyetujuinya.
13
Pekerjaan Elektrikal
c. Sambungan Ground
Kabel, tiang baja dan ka-binet harus dipasang se-cara mekanis dan elek-trik agar tercipta sistem yang kontinyu, dan harus disambungkan ke tanah (ground). Bonding Jumper dan grounding jumper har-us dari kawat tembaga den-gan luas penampang yang
sama. Bonding jumper harus digunakan dalam semua non-metal. Sedangkan boks metal harus menggunakan raf mur kunci ganda. Rangkaian kabel, tiang penerangan dan panel untuk membuat sistem ground yang kontinyu harus memenuhi standar. Bila Direksi Pekerjaan memerintahkan, setiap tiang pen-erangan harus dihubungkan ke tanah (ground). Setiap tiang harus disambung kawat Pentanahan dengan kuat secara elektris dan tahan terhadap gang-guan mekanis Ukuran kawat hubungan ground harus minimum 6 mm, den-gan konduktor tembaga, atau sebagaimana persetujuan Direksi Pekerjaan. Batang untuk hubungan ground harus tembaga dengan diameter min-imum 10 x 1.500 mm minimum, dengan kedalaman minimum 1,2 me-ter di bawah permukaan tanah dan dilas panas atau dihubungkan dengan alat hardware (perangkat keras) ke kawat ground 6 mm . Kontraktor harus meneliti tiap lokasi tiang dan mengukur resistensi grounding lokasi itu. Setelah memperoleh data, Kontraktor harus memin-ta persetujuan Direksi Pekerjaan untuk lokasi itu. Resistensi grounding harus 5 Ohm atau kurang, atau se-bagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Detail grounding harus diajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui.
d. Material Sambungan Listrik Sambungan harus dibuat dengan konektor tekanan (tidak dipatri) un-tuk menghubungkan kawat baik secara mekanis maupun elektrik. Isolasi tipe cor damar epoxy harus dicetak pada cetakan plastik yang jernih. Material yang digunakan harus sebanding dengan material isola-si yang ditentukan dalam Gambar Kontrak atau Spesifikasi ini dan juga harus memenuhi ketentuan JIS C 2804, C 2805, C 2806, atau har-us mempunyai kualitas yang sesuai dengan ketentuan Direksi Pekerjaan. Pita isolasi untuk sambungan harus memenuhi ketentuan JIS C 2336. Konektor harus dari tipe cepat putus hubungan (quick-disconnect) tanpa se-kering, seperti in-line connector yang disetujui Direksi Pekerjaan.
14
Pekerjaan Elektrikal
e. Pipa Saluran Kabel (conduit pipe) Pipa yang dipasang di bawah tanah, di atas tanah atau pada permukaan struk-tur harus terbuat dari baja. Pipa kabel yang dipasang di bawah tanah disebut ducts dan dipasang sesuai gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Permu-kaan luar dan dalam semua pipa baja harus dilapisi seng secara merata den-gan proses galvanisasi hotdip. Pipa yang akan dipasang menyatu dalam beton harus pipa PVC yang memenuhi ketentuan JIS C 8430.
f. Talam Kabel (cable trays)
Detail mengenai material dan pemasangan dalam kabel harus sesuai dengan gam-bar. Tray kabel disusun den-gan rapi, indah dan efisien tempat sehingga memprmu-dah perawatannya.
g. Kontak Tusuk Pengertian kontak tusuk : susunan gawai ( device ) pemberi arus dan penerima arus untuk menghubungkan dan memutuskan saluran yang dapat dipindah-pindahkan dengan bagian dari suatu instalasi .
Contoh dari gambar susunan antara penerima arus dan pemberi arus jenis CEE .
Biasanya jenis kontak tusuk adalah bermacam-macam cara, sesuai dengan penggunaannya, misalkan untuk rumah tangga dan untuk industri.
Gambar : Sambungan kotak kontak dan tusuk kontak
15
Pekerjaan Elektrikal
Dalam hal ini yang akan kita bahas adalah ada 2 jenis yaitu :
- Kontak tusuk jenis CEE (untuk industri)- Kontak tusuk schuko (kontak pengaman rumah tangga)
Kalau tadi dikatakan bahwa kontak tusuk terdiri dari alat penerima arus dan pemberi arus.
- Alat pemberi arus : Kotak-kontak atau stop kontak.
Hal ini adalah untuk menghindari jika suatu mesin terjadi kegagalan isolasi, maka mesin tersebut sudah ditanahkan terlebih dahulu sebelum fase masuk atau keluar paling akhir dibanding yang lain.
Jika kontak tusuk menggunakan Pentanahan harus mempunyai konstruksi :
− Kotak Kontak : lubang Hp lebih menonjol keluar dari lubang fase
Tujuan :
1. Supaya kalau ditusuk steker, HP terhubung lebih dahulu dari pada fasenya . 2. Kalau dilepas HP lepas paling belakang
Stop Kontak 3 fase inbouw
Lubang Hp lebih besar dari yang lain.
Stop Kontak 3 fase uitbouw
16
Pekerjaan Elektrikal
Sususnan urutan fase untuk stop kontak 3P + N+HP adalah sebagai berikut :
Gambar 2 : Panel Daya Tertutup bentuk almari
Stop kontak : 3P + N +HP
Ada beberapa komponen yang dipasang pada panel distribusi listrik antara lain: Saklar utama/pemisah, Pengaman Lebur Miniatur Circuir Beaker (MCB) ELCB Sak-lar Terminal, rel omega, busbar, yang semuanya berada didalam panel. Rangka bagian depan, atas bawah dan bagian belakang tertutup rapat, sehinga petugas pelayanan akan terlindung dari bahaya sentuh bagian-bagian aktif. Untuk panel distribusi tertutup pasangan dalam biasanya pada bagian depan terpasang alat ukur, tombol dan saklar. Perhatikan Gambar 2.
• Konstruksi dan Macam-Macam Panel Distribusi
17
Pekerjaan Elektrikal
Gambar 3 : Panel harus kuat dan kokoh
Sedangkan konstruksi panel pasangan luar harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
a. Rangka terbuat dari bahan yang tahan cuaca luar.
b. Lubang ventilasi harus dilindungi, agar binatang atau benda–benda kecil serta air yang jatuh tidak mudah jatuh di dalamnya.
c. Semua komponen di dalam panel, yang hanya dapat dilayanai dengan jalan membuka tutup yang terkunci (ayat 610 c 11 sub 3).
d. Rangka panel harus terbuat dari bahan yang tidak dapat terbakar, tahan lembab dan kokoh ( 610 A1).
• Harus berbentuk LEMARI ATAU KOTAK TERTUTUP dengan bahan yang memadai ( ayat 821 A5 )
• Saluran kabel ditutup dengan paking kedap air
Konstruksi Panel pada ruang lembab :
18
Pekerjaan Elektrikal
• Harus dari jenis TERTUTUP DAN KEDAP DEBU (ayat 823 A2)
• Rangka dari bahan bahan TAHAN KOROSI ATAU DILINDUNGI sehingga cukup bebas dari korosi dan tertutup RAPAT (ayat 824 A1)
• Berupa LEMARI HUBUNG BAGI YANG TERTUTUP DAN TAHAN KERUSA-KAN MEKANIS (ayat 830 A1)
• Jika PHB terbuat dari bahan dan konstruksi biasa harus diberi perlindungan sehingga tahan gangguan mekanis (ayat 610 B 2) Konstruksi Panel pada ruang/tempat pekerjaan pem-bangunan,
• Lemari hubung bagi harus diberi perlindungan terhadap PERCIKAN AIR (ayat 845 A6), Perhatikan gambar sebagai berikut
Konstruksi Panel pada ruang berdebu :
Konstruksi Panel pada ruang dengan bahan debu gas korosif :
Konstruksi Panel pada perusahaan kasar
Gambar 4 : Panel pada pekerjaan bangunan
Berdasarkan peraturan (PUIL1987) penempatan kotak hubung bagi adalah
• Mudah dicapai
• Stinggi-tingginya 1,5 meter dari lantai untuk rumah
• Setinggi-tingginya 1,2 meter dari lantai untuk tempat umum
1. Syarat Penempatan Panel Distribusi
19
Pekerjaan Elektrikal
Gambar 5. Panel dengan dilengkapi pengaman ELCB
Gambar 6: Panel dilengkapidengan daftar nomor pengaman
Sedangkan gambar berikut ini con-toh Panel yang mempunyai penga-man beberapa kelompok dan harus ada daftar nomor untuk tiap kelom-pok untuk melayani tiap ruangan atau beban dan nomor alat penga-man yang dilayani, sehingga mudah dalam pelaksanaan pemeliharaan dan pengujian. Lihatlah konstruksi panel yang dilengkapi daftar nomor berikut ini:
• Panel distribusi dilarang dipasang pada kamar mandi, kamar kecil, diatas kompor (PUIL 640 b 6)
• Ditempat-tempat untuk pekerjaan kasar dengan adanya gangguan mekanis panel hubung bagi konstruksinya harus kuat atau diberi perlindungan terhadap mekanis. Panel yang kokoh dengan pengaman untuk bagian yang bertegan-gan dan terdapat beberapa pengaman ELCB, MCB, lihat gambar berikut ini:
20
Pekerjaan Elektrikal
Telah kita ketahui panel berfungsi untuk membagi daya instalasi. Disuatu industri pada umumnya perlengkapan hubung baginya dibagi atas panel untuk penerangan dan panel untuk tenaga (motor-motor). Dan pada umumnya panel tenaga diberi pengaman tegangan nol. Dengan terpisahnya panel penerangan dan tenaga, maka jika terjadi ganguan dari panel tenaga tidak mempengaruhi penerangan. Perhati-kan Gambar diagram sebagai berikut:
Untuk instalasi yang lebih besar dipasang perlengkapan hubung bagi (panel) uta-ma yang memberi suplai kepada dua panel utama lainnya yaitu panel tenaga dan panel penerangan. Perlengkapan panel ini juga dilengkapi dengan saklar utama. Dalam penentuan kompo-nen atau perlatan dalam panel seperti sklar, pengaman, penghantar dan lainya harus disesuaikan dengan peraturan yang berlaku(PUIL)
Sebagai pengaman lainya panel harus dihubung tanahkan yang berfungsi untuk memperkecil tegangan sentuh listrik bila terjadi kebocoran isolasi. Besar penam-pang penghantar harus disesuaikan PUIL. Guna mengetahui besar tegangan antar fase, arus dan lainya dapat dengan mudah diketahui maka panel dilengkapi den-gan instrumen pengukur, misalnya Volt meter, ampere meter, lampu indikator .
2. Fungsi dan Spesifikasi Komponen Pengaman dan Kontrol Panel Distribusi
Gambar 9. Diagram instalasi panel tenaga dan penerangan terpisah
21
Pekerjaan Elektrikal
a. Syarat Komponen :
b. Macam-macam Komponen :
1. Jenis komponen harus sesuai dengan penggunaannya
2. Kemampuan harus sesuai dengan keperluannya , misalnya : kemampuan sakelar harus sesuai dengan beban
1. Sakelar : Jumlah kutub minimun sama dengan jumlah fase (ayat 630 B1)
2. Kemampuan : minimun sama dengan pengaman lebur ,tetapi paling kecil 10 A ( ayat 601 D2 )
Fungsi Komponen pada Panel
Gambar 10. Diagram saklar masuk dan keluar pada panel
Gambar 11. Bentuk saklar utama pada panel Distribusi daya Listrik
3 Kutub 16 A
1 Kutub 16 A1 Kutub 10 A
1 Kutub 10 A1 Kutub 16 A
1 Kutub 16 A
4. Saklar Panel
Pada penggunaan saklar utama masuk pada umumnya menggunakan saklar rotari jumlah kutubnya sesuai fasenya. Saklar ini berfungsi untuk menghubu-ng-kan dan atau memutuskan arus uta-ma yang masuk ke rangkaian komponen panel. Untuk panel yang besar pada umumnya menggunakan NFB sekaligus saklar dan pengaman dengan kapasitas arus yang memadai. Konstruksi Saklar utama sebagai berikut:
22
Pekerjaan Elektrikal
Gambar 12: Bentuk NFB derngan kapasitas 100 A
5. NFB, Pengaman Lebur dan MCB
Sedangkan konstruksi No Fuse Breaker (NFB) adalah sebagai berikut
a. Kemampuan :
Pengepas patron pengaman tipe D untuk melindungi patron tidak tertukar dengan kemampuan yang lebih besar.
Pengaman lebur arus nominal 25 A atau kurang , harus menggunakan tipe D ( 630 B 19 )
• Daya pemutusan harus sama dengan DAYA HUBUNG PENDEK/SING-KAT pada tempat kejadian (ayat 630 B9 sub 1)
• Besarnya pengaman tidak boleh lebih dari KHA KABEL YANG DILIND-UNGI ( ayat 412 C 2 , ayat 412 C 5)
Pengaman lebur dan pemutus tenaga :
Konstruksi elemen sekering jenis D
10 A 20 A 16 ANYA 1.5 mm NYA 2.5 mmNYA 1.5 mm(o) (o) (o)2 2 2
a) Boleh b) Tidak boleh c) Boleh
Tidak masuk
23
Pekerjaan Elektrikal
Gambar 13: konstruksi Pemutus tenaga dengan MCB 1 dan 3 phase
Keterangan :
1. Jendela dari kaca
2. Tutup kepala
3. Patron lebur
4. Pengepas sekerup
5. Kontak masukan
6. Kontak keluaran
7. Rumah
Pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik melebihi dari kemampuan. Misalnya adanya konsleting dan lainnya. Pemutus tenaga ada yang untuk satu phase dan ada yang untuk 3 phase. Untuk 3 phase terdiri dari tiga buah pemutus tenaga 1 phase yang disusun menjadi satu kesatuan. Pemutus tenaga/MCB mempunyai posisi saat menghubungkan maka antara terminal masukan dan terminal keluar-an MCB akan kontak. Pada posisi saat ini MCB pada kedudukan 1 (ON), dan saat ada gangguan MCB dengan sendirinya akan melepas rangkaian secara otomatis kedudukan saklarnya 0 (OFF), saat ini posisi terminal masukan dan keluaran MCB tidak sambung. Gambar dibawah menunjukan MCB saat OFF.
Konstruksi elemen sekering jenis D
24
Pekerjaan Elektrikal
1. Alat ukur indikator :
a. Harus jelas petunjuk besaran yang diukur , misalnya :ampermeter , Voltmeter.(ayat 630 C 1 )
b. Voltmeter untuk mengetahu besarnya tagangan kerja
c. Voltmeter penyambungannya harus di paralel dengan yang akan diukur
d. Ampermeter berfungsi untuk mengetahui besarnya arus Amperemeter pen-yambungannya harus diseri dengan besaran arus listrik yang akan diukur pada arus yang kecil. Sedangkan untuk arus listrik yang besar diperlukan peralatan listrik transformator arus.
Komponen alat kontrol yang dimaksudkan yaitu : SAKELAR, TOMBOL, LAMPU SINYAL, SAKELAR MAGNET DAN KAWAT PENGHUBUNG.
a. Kemampuan : Sesuai dengan penggunaannya (ayat 630 E1)
b. Tanda : Harus Harus mempunyai tanda/warna yang sesuai, misalnya tombol warna merah untuk mematikan (OFF), tombol warna hijau untuk MENGHIDUPKAN (ON), sehingga memper mudah petugas pelayanan (ayat 630 E2)
Komponen alat kontrol :
1. Spesifikasi Alat Kontrol :
B. Pengetahuan Peralatan Standart
Gambar 15: Konstruksi alat-alat ukur pada panel
25
Pekerjaan Elektrikal
a. Saklar Tombol. Saklar tombol sering dinamakan tombol tekan (push button), ada dua macam yaitu tombol tekan normally open(NO) dan tombol tekan normallly close (NC). Konstruksinya tombol tekan ada beberapa jenis, yaitu jenis tunggal ON dan OFF dibuat secara terpisah dan ada juga yang seporos, jenis ini untuk satu tombol dapat untuk ON dan OFF tergantung keinginan penggunaan nya. Tombol tekan tunggal terdiri dari dua terminal, sedang tombol tekan ganda terdiri dari empat terminal
b. Lampu Indikator Lampu tanda/indikator berfungsi untuk memberi tanda bagi operator bahwa panel dalam keadaan kerja/bertegangan atau tidak. Warna merah sebagai tanda panel dalam keadaan kerja, maka harus hati-hati. Sedang-kan warna hijau bahwa panel dalam keadaan ON arus mengalir kerangka-ian/beban listrik. Lampu indikator ini juga berfungsi sebagai tanda tegan-gan kerja 3 phase dengan warna lampu merah kuning ,hijau.
1. Jenis Alat Kontrol :
Gambar 16 : Konstruksi saklar tombol(Push Button)
Gambar 17 : Lampu indikator pada panel
Terminal Saklar
OFF ON
26
Pekerjaan Elektrikal
c. Saklar Magnet Saklar magnet bekerja berdasarkan magnet listrik. Saklar Magnet terdiri dari kumparan magnet dan beberapa terminal. Bagian yang penting ialah kontak utama dan kontak bantu.
Kontaktor magnet banyak variasinya diantaranya ada yang dilengkapi dengan 4 kontak utama dan 1 kontak bantu. Kontak utama dengan termi-nal 1 3 5 untuk disambung pada 2 4 6 yang disambung kebeban. Kontak bantu dengan kode 13 14 yang berfungsi untuk mengunci saklar magnet, agar magnet pada kontaktor tetap kerja walaupun tombon tekan ON dile-pas
i. Penampang kabel :
Sesuai dengan pengaman yang melindunginya
ii. Warna kabel dan rel ( ayat 701 E 1 ) :
iii. Bahan dan kemampuan rel :
• Merah untuk inti
• Kuning untuk inti
• Hitam untuk inti
• Biru untuk inti
• Hijau - Kuning inti
• Dari bahan tembaga atau logam lain yang memenuhi syarat penghantar listrik (ayat 630 D1)
( rel ) FASE R
( rel ) FASE S
( rel ) FASE T
( rel ) NETRAL
( rel ) PENGHANTAR BUMI
d. Hantaran dan rel
Gambar 18 : Konstruksi Magnetik Kontaktor
20 ANYA 1.5 mm ( 0 )2NYA 2.5 mm ( 0 )
20 A 2
27
Pekerjaan Elektrikal
Untuk mempermudah penyambungan saluran masuk dan keluar agar ter-atur dan aman ,harus menggunakan TERMINAL ( ayat 601 A4 )
iv. Penggunaan rel ( ayat 630 D3 ) :
Sedapat mungkin PHB menggunakan rel kecuali :
• Penghantar dibelakang pengaman mempunyai kemampuan dibawah 63 A .
• Penghantar penghubung yang dipasang dibelakang atau pada dinding PHB .
• Saluran pembantu , saluran sinyal dan saluran untuk penguku-ran .
a. Bahan ( ayat 630 F 1 ) Dari tembaga atau logam yang me-menuhi standart.
b. Kemampuan ( ayat 630 F 3 ) Minimun sama dengan kemamp-uan sakelar dari rangkaian yang bersangkutan
• Kemampuan harus sesuai dengan aurs yang mengalir (lihat PUIL 87 daftar 630-1
e. Terminal
Gambar 19 : Tata letak Rel dalam panel daya listrik
28
Pekerjaan Elektrikal
1. Mekanik :
a. Macam-macam Alat Tangan dan penggunaannya
A. Alat Tangan
Pengerjaan mekanik :Memotong, Mengikir, Membaut, Menyambung dan Memasang
Penyambungan / pekerjaan kabel
Tools set
Obeng, Tang berisolasi
29
Pekerjaan Elektrikal
b. Pemeliharaan Alat Tangan
Salah
Salah
Benar
Benar
Membuat lubang
Penarik kabel yang akan ditaarik dengan motor
Mesin Bor tangan
Kawat Rajut
Penggunaan alat dan penyimpanan alat yang tidak sesuai prosedur yang ada akan menghasilkan kualitas dan efisiensi yan rendah :
30
Pekerjaan Elektrikal
Tang ini bukan untuk memutar baut atau mur
Gigi kikir harus selalu bersih dari beram
Gigi-gigi gergaji diusahakan selalu dalam keadaan tajam
Pemakaian ujung obeng harus pas dan sesuai dengan alur kepala baut
Penggunaan ujung obeng salah, akibatnya ujung obeng atau alur baut akan rusak
Ujung obeng yang aus atau rusak dapat dibentuk dengan gerinda
31
Pekerjaan Elektrikal
BAB IVPerencanaan dan Persiapan Pekerjaan
32
Pekerjaan Elektrikal
Sebelum melakukan pekerjaan pemasangan, perakitan, pengukuran dan pengujian pada instalasi listrik harus diperhatikan beberapa hal sebagai berikut.
a. Gambar diagram rangkaian kerja, layout, denah atau gambar lainnya harus selalu disiapkan terlebih dahulu. Kemudian kebutuhan komponen atau alat serta pendukungnya dapat direncanakan. Misal, Setelah membaca layout instalasi kita dapat menghitung kebutuhan komponen yang akan dipasang.
b. Alat dan bahan, dalam mempersiapkan alat dan bahan harus dibaca spe-sifikasi dan kapasitas kerja alat atau bahan tersebut. Spesifikasi yang tidak sesuai dapat berakibat kerugian secara teknis dan ekonois. Misal, motor 220 V/ 50 Hz artinya motor tegangankerja satu fase pada frekuensi 50 Hz.
c. Tempat dan lingkungan, lancar dan tidaknya pelaksanaan pekerjaan juga san-gat dipengaruhi oleh tempat atau lingkungannya. Oleh karena itu kepastian, ke-bersihan dan kelonggaran area kerja sangat membantu kelancaran pekerjaan. Ruangan yang sempit dan penuh dengan barang sangat mengganggu sis-tem kerja siapapun.
A. Perencanaan Pekerjaan
Layout intalasi
Spesifikasi motor listrik Spesifikasi MCB
Layout PHB Letak Meter Listrik
33
Pekerjaan Elektrikal
• Pembacaan Gambar
Pelaksana pekerjaan harus selalu merujuk pada semua Gambar yang terkait un-tuk meyakinkan lokasi dan rute serta ketentuan yang diberlakukan dari semua pelayanan pelengkap untuk memelihara jarak yang cukup antara pelayanan kelis-trikan dan lainnya. Gambar yang disediakan harus menunjukkan pengaturan yang umum dari pekerjaan. Pelaksana pekerjaan harus menyediakan Gambar Kerja yang menunjukkan rute yang pasti dari kabel dan saluran bawah tanah dan di atas tanah, jalur yang pasti dari semua saluran dan trunking, lokasi manhole, box sam-bungan dan tarikan, jumlah dan ukuran kabel pada setiap saluran atau trunking, pengaturan hubungan akhir dari panel penerangan jalan, detail saluran kabel dan metode pemasangan panel penerangan jalan untuk disetujui oleh berwenang da-lam pekerjaan sebelum memulai tiap bagian pekerjaan. Semua Gambar Kerja har-us diserahkan dalam periode yang ditentukan dibawah :
i. Detail dari saluran kabel dan metode pemasangan panel penerangan dan kabel masuk ke bangunan.
ii. Semua Gambar Kerja yang lain harus dicantumkan detailnya
iii. Program yang menyatakan tanggal dan pekerjaan dari bagian yang berbe-da harus terjadi, bersama-sama.
iv. Setelah selesai dilakukan pengujian, pelaksana harus membuat Gambar “As built” dari Gambar Rencana dan diagram sirkit, yang menyatakan se-cara jelas tiap perubahan yang telah dibuat dari perencanaan orisinil/awal.
v. Setelah pekerjaan selesai dan kondisinya diterima, pelaksana harus menyerahkan kepada owner pekerjaan sebayak 3 (tiga) kopi manual untuk pemeliharaan dan operasi dari semua instalasi kelistrikan dan daftar suku cadang untuk keperluan permintaan suku cadang.
B. Persiapan Pekerjaan
Tempat dan lingkungan
34
Pekerjaan Elektrikal
Standar gambar dalam menyelesaikan pekerjaan dapat menggunakan standar yang berlaku sesuai peraturan bagi pekerjaan yan akan diselesaikan, adapun standar itu diantaranya dari :
JIS : Japanese Industrial Standard
IEE : Institute of Electrical Engineers
ASTM : American Society for Testing Materials
DIN : German Industry Standard (Deutche Industrie Normal)
NEC : National Electrical Code (USA)
NEMA : National Electrical Manufacturers Association (USA)
UL : Underwriters Laboratories, Inc.
PLN : Perusahaan Listrik Negara
PUIL : Persyaratan Umum Instalasi Listrik
1. Jaringan listrik 3 fase
Sustainbilitas atau kualitas jaringan 3 fase sangat dipengaruhi oleh pembagian be-ban antar fase yang seimbang atau mendekati seimbang setiap saat. Sedangkan biaya operasional bulanan yang harus ditanggung akan banyak dipengaruhi faktor kerja dari beban terpasang.
Gambar 2 : Sistem jaringan 3 fase
35
Pekerjaan Elektrikal
2. Sistem sambungan jaringan listrik 3 fase
Sistem sambungan jaringan listrik 3 fase menggunakan system 3, 4 atau 5 kawat, masing-masing system digunakan sesuai dengan kondisi serta kebutuhan yang ada di lokasi atau tempat kerja. Keuntungan serta kelemahan dari setiap system akan sangat mempengaruhi penentuan pemilihan system yang dipakai. Sebagai pertimbangan penentuan system jaringan diantaranya vareasi kebutuhan tegangan kerja, komponen proteksi yang akan dipakai serta type customer.
Gambar 3a : Sistem sambungan jaringan IT, TN dan TT
36
Pekerjaan Elektrikal
3. Gambar diagram garis tunggal (single line diagram) dan Wiring diagram (diagram pengawatan)
4. Gambar kerja
Gambar diagram garis tunggal dipakai untuk mempermudah pemahaman gambar rangkaian serta mengurangi space ruang gambar yang semakin sempit. Dalam kebutuhan pemasangan kedua macam gambar tersebut harus selalu dilengkapi sehingga mempermudah pelaksanaan pekerjaan, adapun contoh diagramnya sep-erti berikut dibawah :
Gambar kerja dipakai untuk membantu pelaksanaan pekerjaan lebih pada tingkat ditail tatacara pelaksanaan pekerjaan sehingga akan meyakinkan kepastian para pelaksana di lapangan.
3x380/220 V~
F1
M3~
F2
K1
Gambar 3a: Single line diagram Gambar 3b: Wiring diagram
37
Pekerjaan Elektrikal
5. Rangkaian daya dan kontrol
Khusus untuk gambar diagram rangkaian motor dipisahkan antara power diagram (rangkaian diagram daya/ utama) dan control diagram (diagram kontrol / pengen-dali).
Gambar 4 : Pelayanan lampu dengan dua sakelar
Gambar 5a : Rangkaian Daya Gambar 5b : Rangkaian kontrol
38
Pekerjaan Elektrikal
6. Denah ruang dan tipe instalasi listrik
Tataletak komponen istalasi listrik dan penyambungannya harus mengikuti denah ruang yang telah ditentukan. Pada gambar instalasi dalam dinding gambar dia-gram diarahkan mendekati pelaksanaan dilapangan sehingga jelas perbedaan an-tara instalasi dalam dan luar dinding.
Gambar 6a : Instalasi luar dinding
39
Pekerjaan Elektrikal
Gambar 6b : Instalasi dalam dinding
Gambar 7 : Rekapitulasi daya
7. Rekapitulasi daya terpasang
Rekapitulasi daya dipakai untuk menentukan kepastian pembagian beban ter-pasang antar fase sehingga menampilkan pembagian beban daya yang seimbang.
40
Pekerjaan Elektrikal
1. Gambar diagram panel distribusi
Untuk mengalirkan energi listrik dari pusat atau gardu induk step down (GI Step down) ke beban Listrik (konsumen) harus melewati panel daya dan panel distribusi listrik. Panel daya adalah tempat untuk menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik dari gardu listrik step down ke panel-panel distribusinya. Sedangkan yang dimaksud panel distribusi daya adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik dari panel daya ke beban (konsumen) baik untuk instalasi tenaga maupun untuk instalasi penerangan. Perhatikan gambar diagram satu garis panel daya dan panel distribusi daya listrik dibawah ini.
Panel daya maupun panel distribusi daya merupakan keharusan, hal tersebut akan memudahkan:
Untuk itu didalam pembuatan panel harus diperhatikan hal-hal yang penting agar:
a. Pembagian energi listrik secara merata dan tepatb. Pengamanan instalasi dan pemakaian listrikc. Pemeriksaan, perbaikan atau pemeliharaan
a. Mudah dilayanai dan amanb. Dipasang pada tempat yang mudah dicapai
Gambar 1 : diagram satu garis Panel Daya dan Panel distribusi daya listrik
41
Pekerjaan Elektrikal
2. Prosedur penggunaan alat ukur
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan alat ukur AVO meter adalah sebagai berikut:
• Penempatan alat ukur harus aman sesuai dengan sepesifikasi alat.• Rangkaian alat ukur harus sesuai dengan penggunaan• Saklar pemilih batas ukur harus sesuai dengan besaran yang akan diukur• Pembacaan skala harus tepat
Pengukur : arus listrik, tegangan, resistansi
Pengukur : Isolasi hantaran, Resistensi elektroda tanah
Alat ukur listrik : AVO, tang amper, tes pen
Megger Earth Tester
AVO meter
Tes pen
Tang amper
42
Pekerjaan Elektrikal
Mengukur tegangan pada KK 1 fase
Mengukur resistensi elektrode
Mengukur urutan fase pada kotak kon-tak 3 fase. Jika alat ukur berputar sesuai dengan arah anak panah, maka urutan fasenya benar.
Mengukur tegangan dan arus listrik pada jaringan 3 fase
Tegangan listrik
Elektrode pentanahan
Pengukur urutan fase
Arus dan tegangan
43
Pekerjaan Elektrikal
BAB VPekerjaanInstalasi Listrik
44
Pekerjaan Elektrikal
Sebelum melakukan pemasangan instalasi penerangan dan daya ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam proses pelaksanaannya :
1. Pemasangan komponen
Ketinggian sakelar sejajar dengan KK (bila pasangan deret horisontal) Tinggi 100 sd. 110 cm dari lantai jadi.
Khusus untuk KK yang tingginya kurang dari 125 cm maka harus dipasang dengan pelindung (tutup). Tinggi KK pada dinding dari lantai paling rendah 20 sd. 30 cm.
Kotak kontak
1. Antena TV2. Kabel LAN3. Fase
Sakelar
Untuk memutus dan nyambungkanaliran listrik
A. Instalasi Penerangan dan Daya Listrik 3 Fase
45
Pekerjaan Elektrikal
2. Pemasangan pipa kabel
Semua pipa yang telah dipasang pada tembok atau tulangan beton harus diikat dan ujungnya ditutup rapat. Pemasangan diatur serapi mungkin dan disesuaikan dengan lingkungan/ posisinya apakah ada pipa atau saluran lain yang akan terganngu atau mengganggu.
KK dengan ketinggian 20-30cm diatas lantai
Pipa fleksibel pasangan pada lantai kayu atau jenis non beton
Ikatan pipa terhadap tulangan be-ton
46
Pekerjaan Elektrikal
Hasil tarikan kabel pada pipa
Pemasangan pipa tambahan setelah dinding selesai ( penamba-han)
Ujung pipa setelah lantai di cor
47
Pekerjaan Elektrikal
BAB VIJob Sheet
48
Pekerjaan Elektrikal
Latihan 2
• Merencanakan Perlengkapan Hubung Bagi Bengkel untuk penerangan dan Tenaga.
Untuk instalasi yang dihubungkan dengan tiga fase, bebannya harus dibagi serata mungkin atas masing - masing fase.
Instalasi di ruangan yang memerlukan aliran listrik dengan gangguan sekecil mungkin,harus dihubungkan dengan lebih dari satu rangkaian akhir dan sedapat mungkin dengan fase yang berbeda.
Dibawah ini tabel untuk menentukan jumlah titik beban maksimun yang boleh dihubungkan dengan satu rangkaian akhir fase satu berlaku untuk NYA dalam pipa instalasi dengan suhu keliling 300 C.
Cara menentukan / merencanakan keseimbangan beban dilakukan den-gan jalan coba - coba . Beban tiap - tiap kelompok dikatung , kemudian dicoba - coba dimasukkan dalam tiap - tiap fase sehingga diperoleh keseimbangan . Oleh karena itu akan mudah ditentukan keseimbangan beban ini apabila jumlah kelompok dapat dibagi 3 dan beban setiap kelompok sama atau hampir sama .
Faktor - faktor yang menentukan besarnya penampang kawat adalah :
1. Kuat arus yang dibutuhkan beban.2. Jenis kabel.3. Kerugian tenaga dan kerugian tegangan maksimun yang
diperkenankan.4. Ukuran minimun kawat penghantar yang diperkenankan.
a. Menentukan jumlah kelompok.
b. Menentukan keseimbangan beban.
c. Menentukan ukuran penghantar.
1. Teori Perencanaan PHB Bengkel
“ PHB Motor Kompresor 3 fase Star - Delta KK 1 dan 3 fase serta Lampu Penerangan “
49
Pekerjaan Elektrikal
1. Dihitung / dijumlah berapa watt seluruh muatan.
Proteksi diatasnya dalam menghitung nominal pengaman dapat mengguna-kan keserempakan K, sehingga :
Bila dihendaki menggunakan PUIL 2000 dapat dilihat pada pasal 556 hal 185 gambar 552.
Besarnya muatan dihitung besar arus listrik dengan rumus :
1 Pengaman ≥ 1 beban
I pengaman ≥ K x I beban total
K berkisar antara 0,6 -0,9.
Untuk ukuran proteksi harus lebih besar atau sama dengan arus beban .
Untuk arus bolak - balik tiga fase.
Untuk arus se arah
Untuk arus bolak - balik satu fase.
d. Menentukan besarnya ukuran pengaman (proteksi).
P I =
U x Cos ϕ
P I =
√3 x U x Cos ϕ
P I =
U
50
Pekerjaan Elektrikal
Contoh percencanaan :
Diketahui suatu ruangan bengkel dengan ukuran :
Gambar : Denah ruang dan tata letak lampu
Ruang bengkel : 9 x 6 x 3.5 m
Ruang istirahat : 4 x 3 m
Ruang gudang : 3.5 x 3 m
WC/Kamar mandi : 2 x 3 m
51
Pekerjaan Elektrikal
Gambar : Denah ruang dan tata letak Kotak kontak
Spesifikasi beban dan jumlah titik
1. Ruang bengkel terdiri dari :
12 titikLampu TL 2 x 40 w
Kotak kontak 3 titik 3 fase ( KKB ) = 900 VA
Kotak kontak 2 titik3 fase ( KKK ) = 2400 VA
Kotak kontak 2 titik1 fase ( KKB ) = 200 VA
Kotak kontak 2 titik 1 fase ( KKK ) = 600 VA
= 3 HPMotor kompresor
52
Pekerjaan Elektrikal
2. Ruang istirahat terdiri dari :
3. Ruang gudang terdiri dari :
4. Toilet/WC terdiri dari :
1. Keselamatan kerja :
Problem / permasalahan : a. Gambar diagram b. Rekapitulasi daya
• Hati-hatidengantegangansumber380V/220v• Janganmenguji-cobaalatjikatidaksepengetahuaninstruktur
Kotak kontak 1 titik 1 fase ( KKB ) = 100 VA
1 titikLampu TL 2 x 40 w
2 titikLampu TL 20 w
Kotak kontak 1 titik 1 fase ( KKB ) = 100 VA
3 titik = 920 VALampu Pijar 25 watt
53
Pekerjaan Elektrikal
Kriteria Penilaian Pemasangan
Kriteria PenilaianNo.Skormaks
Bobot(B)
Jumlah(PS x B)
PerolehanSkor (PS)
Kekuatan pemasangan pipa lurus dan tidak pipih (ada.penggepengan )
Kekuatan pemasangan klem dengan jarak klem sesuai cara kerja
Kekuatan pemasangan fitingdengan toleransi ukuran ± 1 Cm
1 1
1Kekuatan pemasangan KK dantoleransi ukuran ± 1 Cm
1
1 1Pemasangan water mur rapatdan kuat
5B. Penyambungan kabel 7
8.
7.
6.
5.
Kekuatan pemasangan sakelardengan toleransi ukuran ± 1 Cm
1 14.
Kekuatan sambungan terminal PHB dan toleransi kabel tidak mengganggu
1 2
8A. Pemasangan Komponen 9
9. Kekuatan sambungan terminal dan toleransi kabel tidak mengganggu
1 2
1 110. Kekuatan sambungan terminal sakelar dan toleransi kabel tidak mengganggu.
11. Kekuatan sambungan terminal K-Kontak polaritasnya sesuai PUIL.
1 1
1 1
Kekuatan pemasangan K-sambungdengan toleransi ukuran ± 1 Cm
1 1
1 1
1 1
3.
2.
Kekuatan PHB dengan toleransiukuran ± 2 Cm 1 2
1.
12. Warna isolasi kabel sesuai PUIL.
4 8C. Fungsi Instalasi
13. Saluran rangkaian akhir ke 1 melayani dua buah K-Kontak.
Saluran rangkaian akhir ke 2 melayani sakelar tukar.
Saluran rangkaian akhir ke 3untuk cadangan.
1
1
1
1
1
1
1 214. Tegangan nominal P-N, P-HP220V dan N-HP nol.
15. Masing-masing sakelar tukar dapat mematikan dan meng-hidupkan lampu dengan benar
1 2
16. Terminal fase ditengah, terminal HP dikerangka logam dan lainya untuk terminal nol.
1 1
Nilai Akhir
54
Pekerjaan Elektrikal
Kriteria PenilaianNo.Skormaks
Bobot(B)
Jumlah(PS x B)
PerolehanSkor (PS)
Kekuatan pemasangan pipa lurus dan tidak pipih (ada.penggepengan )
Kekuatan pemasangan klem dengan jarak klem sesuai cara kerja
Kekuatan pemasangan fitingdengan toleransi ukuran ± 1 Cm
1 1
1Kekuatan pemasangan KK dantoleransi ukuran ± 1 Cm
1
1 1Pemasangan water mur rapatdan kuat
5B. Penyambungan kabel 7
8.
7.
6.
5.
Kekuatan pemasangan sakelardengan toleransi ukuran ± 1 Cm
1 14.
Kekuatan sambungan terminal PHB dan toleransi kabel tidak mengganggu
1 2
8A. Pemasangan Komponen 9
9. Kekuatan sambungan terminal dan toleransi kabel tidak mengganggu
1 2
1 110. Kekuatan sambungan terminal sakelar dan toleransi kabel tidak mengganggu.
11. Kekuatan sambungan terminal K-Kontak polaritasnya sesuai PUIL.
1 1
1 1
Kekuatan pemasangan K-sambungdengan toleransi ukuran ± 1 Cm
1 1
1 1
1 1
3.
2.
Kekuatan PHB dengan toleransiukuran ± 2 Cm 1 2
1.
12. Warna isolasi kabel sesuai PUIL.
4 8C. Fungsi Instalasi
13. Saluran rangkaian akhir ke 1 melayani dua buah K-Kontak.
Saluran rangkaian akhir ke 2 melayani sakelar tukar.
Saluran rangkaian akhir ke 3untuk cadangan.
1
1
1
1
1
1
1 214. Tegangan nominal P-N, P-HP220V dan N-HP nol.
15. Masing-masing sakelar tukar dapat mematikan dan meng-hidupkan lampu dengan benar
1 2
16. Terminal fase ditengah, terminal HP dikerangka logam dan lainya untuk terminal nol.
1 1
Nilai Akhir
Keterangan :
• Betul:SkorMaksimum• Salah:0 • Penilai: ParafPeserta: • Tanggal:
( B ) •NA = • (P S X B )
x100
55
Pekerjaan Elektrikal
Latihan 3
Lakukan praktik pemasangan instalasi motor 3 fase dengan pengendali tombol tekan dari dua tempat dan KK 3 fase dilengkapi lampu operasi dan gangguan, menggunakan kabel NYM dan kanal pada papan perco-baan yang telah disediakan.
a. Tang pembulatb. Tang potongc. Tang kombinasid. Obeng minus no. 1,2,3,4,5e. Obeng plus no. 1,2,3,4f. Pisau pengupas kabelg. Perusut/Jara
• Gambar kerja lihat gambar layout• Tugas :
• Alat-alat :
1. Benda kerja / Gambar kerja
2. Alat dan Bahan
3. Daftar Bahan Instalasi Tenaga
Pemasangan Instalasi Daya 3 Fase
h. Gergaji besii. Pemotong pipa PVCj. Pemotong pipa galvanisk. Referasi kayul. Water pasm. Mistar/meteran kayu 2mn. Loto. Palu besi
No NoNama Bahan Nama Bahan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Kabel NYM 5 x 2.5mm2
Kabel NYM 5 x 1.5mm2
Kabel NYM 4 x 1.5mm2
Kabel NYM 3 x 1.5mm2
Kabel NYM 2 x 1.5mm2
Kanal persegi
Klem kabel NYM no. 10
Klem kabel NYM no.12
Klem kabel NYM no.14
Pipa galvanis E19
Klem pipa galvanis E19
Dos sambung jalan 7, lengkap(ebonit)
Dos sambung jalan 2, lengkap (ebonit)
Box 2 lampu indikator lengkap
Box tombol tekan start-stop,lengkap
Kotak-kontak 3 fase, (3P+N+PE)
Simulator motor
Lasdop WAGO
Terminal strip 6mm2
Sekrup pelat ukuran 3x1.5 mm
Sekrup plat ukuran 4x1.5mm
Sekrup pelat ukuran 4x2.0mm
Sekrup pelat ukuran 4x2.5mm
Kanal PVC/Alu ukuran 110x40mm
Kanal plat baja ukuran 100x60mm
Penyangga kanal plat baja 100 mm
Penutup ujung akhir kanal plat baja
56
Pekerjaan Elektrikal
No NoNama Bahan Nama Bahan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Kabel NYM 5 x 2.5mm2
Kabel NYM 5 x 1.5mm2
Kabel NYM 4 x 1.5mm2
Kabel NYM 3 x 1.5mm2
Kabel NYM 2 x 1.5mm2
Kanal persegi
Klem kabel NYM no. 10
Klem kabel NYM no.12
Klem kabel NYM no.14
Pipa galvanis E19
Klem pipa galvanis E19
Dos sambung jalan 7, lengkap(ebonit)
Dos sambung jalan 2, lengkap (ebonit)
Box 2 lampu indikator lengkap
Box tombol tekan start-stop,lengkap
Kotak-kontak 3 fase, (3P+N+PE)
Simulator motor
Lasdop WAGO
Terminal strip 6mm2
Sekrup pelat ukuran 3x1.5 mm
Sekrup plat ukuran 4x1.5mm
Sekrup pelat ukuran 4x2.0mm
Sekrup pelat ukuran 4x2.5mm
Kanal PVC/Alu ukuran 110x40mm
Kanal plat baja ukuran 100x60mm
Penyangga kanal plat baja 100 mm
Penutup ujung akhir kanal plat baja
4. Keselamatan Kerja
5. Informasi terdiri dari :
a. Awas tegangan kerja 380 V antar fase, jangan menyentuh pada ba-gian yang bertegangan.!
b. Pada saat melakukan pengawatan atau melakukan perubahan rangkaian, pastikan sumber daya dalam keadaan off.
c. Sebelum mencoba rangkaian, laporkan kepada instruktur terlebih dahulu
d. Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan yang tajam.
a. Gambar Kerja
b. Gambar Rangkaian Utama
c. Gambar Rangkaian Kontrol
d. Gambar Diagram Singkat
e. Gambar Diagram Pengawatan
57
Pekerjaan Elektrikal
a. Gambar Kerja
58
Pekerjaan Elektrikal
b. Gambar Rangkaian Utama
1
KK 3 Fase
F4
59
Pekerjaan Elektrikal
c. Gambar Rangkaian Kontrol
A1
A2
13
14
53
54
3
4
1
95
96
97
98
5 6
1 - 45
K.Utama NC NO
2
7
2 3 64 5
60
Pekerjaan Elektrikal
d. Gambar Diagram Singkat
M
2
35
3
3
4 5
645
61
Pekerjaan Elektrikal
e. Gambar Diagram Pengawatan
L1L2L3
EPN
L1 L3
L2
PE V1 PE L2 N 1 3 5
N U1 W1 L1 L3 PE 2 4 6
7
6. Langkah Kerja
1. Persiapkan alat praktik yang diperlukan.
2. Hitung jumlah kebutuhan bahan yang diperlukan
3. Tentukan tata letak komponen instalasi berdasarkan gambar kerja pada papan percobaan.
4. Lakukan pemasangan komponen instalasi pada papan percobaan.
5. Lakukan pengawatan antar komponen instalasi dengan memasang kabel melalui pipa instalasi dan kanal
6. Lakukan pengawatan di dalam setiap komponen instalasi
62
Pekerjaan Elektrikal
7. Cara Kerja/Petunjuk
1. Sebelum praktik dimulai, Anda diharuskan untuk merencanakan ke-butuhan bahan yang diperlukan. Untuk keperluan tersebut, guna-kan format sebagai berikut:
Format Kebutuhan Bahan Instalasi
No Nama Bahan Spesifikasi Satuan Jumlah
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
........................
.....
........................
.....
........................
.....
........................
.....
........................
.....
........................
.....
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
7. Lakukan ujicoba fungsi rangkaian, setelah mendapat persetujuan instruktur.
8. Setelah selesai, bongkar kembali instalasi, kembalikan alat dan ba-han pada tempatnya.
9. Buatlah satu kesimpulan akhir dari praktik praktik Anda.
63
Pekerjaan Elektrikal
2. Untuk membaut maupun mensekrup komponen ke papan perco-baan, gunakan obeng dengan ukuran yang sesuai, lihat gambar di bawah
1. Lebar ujung obeng
2. Panjang alur (slot) baut/sekrup
3. Tebal ujung obeng
4. Lebar slot.
Keterangan :
Ujung obeng terlalu sempit
Ujung obeng terlalu tipis
Ujung obeng cocok dengan lebar slot baut
64
Pekerjaan Elektrikal
3. Kotak (dus) sambung yang digunakan, dapat diambil dari jenis persegi atau bulat.
Dus sambung persegi
Dus sambung pertinak jalan 7, persegi
Jalur masuk dan keluar kabel,harus dilengkapi watermur
Pengencang watermur
Pengencang watermur
Dus sambung bulat
65
Pekerjaan Elektrikal
Dus sambung conduit jalan-3, bulat
D : adalah jarak antara sisi dalam dus
Sambungan watermur dan ujung isolasi kabel yang tidak ikutdikupas (5-8mm)
Kabel NYM masuk/keluar
Sambungan kabel dengan terminal sekrup
Pengencang water mur
Penutup lubang dus sambungan yang tidak terpakai
Penutup jalan dus sambung yang tidak digunakan
Tempat terminal- terminal sambungan
66
Pekerjaan Elektrikal
4. Cara penyambungan kabel di dalam dus sambungan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu :
• penyambungan dengan terminal sekrup (seperti gambar pada halaman sebelumnya)
• penyambungan dengan terminal setrip
• penyambungan dengan menggunakan lasdop (langsung pun-tir)
• penyambungan dengan menggunakan klem WAGO.
Penyambungan dengan terminal setrip
a. kupas kabel pejal dengan cara seperti gambar disamp-ing
b. ambil terminal setrip seban-yak yang diperlukan, dengan memotongnya menggunakan pisau
67
Pekerjaan Elektrikal
a. Hanya untuk kabel dengan inti pejal
b. Kupas ujung kabel sepanjang 11-13mm, dan jangan sampai membengkok
Penyambungan dengan klem WAGO
Kabel dengan inti pejal
68
Pekerjaan Elektrikal
c. Masukkan ke dalam termi-nal wago dengan menekan masuk ke dalam secara lurus
e. Sambungan kabel dengan klem wago, dapat pula dipa-kai untuk kepentingan uji-te-gangan jika terjadi kerusakan rangkaian
d. Untuk melepas kabel dari klem wago, pegang inti ka-bel, putar wago ke kiri dan ke kanan, bersama dengan itu tarik inti ke arah luar
69
Pekerjaan Elektrikal
5. Lampu indikator yang digunakan dapat disusun dari box dan dua lampu indikator sebagai berikut :
6. Tombol tekan start-stop yang digunakan adalah sebagai berikut, atau diperoleh dengan memanfaatkan box lampu indikator dan mengganti komponen lampu dengan tombol berikut ini:
7. Kotak kontak (KK) 3 fase yang digunakan mempunyai kontak 3 fase + 1 netral + 1 arde, seperti gambar dibawah ini:
Diganti dengan komponen lampu indikator
Komponenlampu indikator
Komponenlampu indikator
Komponentombol tekan
Kotak kontak 3 fase dengan 3P+N+Arde
Pada bagian kabel masuk KK, harus dilengkapi dengan water mur PG 16
Arah masuk tusuk kontak/steker
70
Pekerjaan Elektrikal
8. Simulator motor yang digunakan mempunyai bentuk sebagai beri-kut:
9. Sambungan yang digunakan di dalam simulator motor adalah sam-bungan mata itik, caranya :
Sambungan mata itik
U1 V1 W1
U2 V2 W2 PE
SIMULATOR MOTOR
U1 V1 W1
U2 V2 W2 PE
SIMULATOR MOTOR
b.a.
71
Pekerjaan Elektrikal
c.
e.
d.
f.
72
Pekerjaan Elektrikal
g.
i.
h.
j.
73
Pekerjaan Elektrikal
10. Untuk memasang klem pada pipa, perhatikan gambar berikut :
11. Gergaji kanal. Untuk Keperluan menggergaji kanal baik lurus mau-pun bersudut menggunakan gergaji di bawah ini :
Sudut penggergajian dapatdiatur sesuai kebutuhan(90°, 45°, 30°)
Pipa
Klem pipa
Titik yang telah ditentukan untuk baut
Sekrup klem (dianjurkan sekrup berkepala panhead)
Klem PVC untuk pipa PVC
Klem untuk
Klem galvanis untuk pipa galvanis
kabel NYMKlem galvanis
74
Pekerjaan Elektrikal
12. Pilih kanal dan aksesorisnya yang yang sesuai dengan kebutuhan (ukuran maupun bahan)
13. Untuk melakukan ujicoba fungsi rangkaian, cobalah dengan aktivi-tas sebagai berikut:
• menekan tombol start S1atau S2, motor harus berputar dan lampu tanda H1 menyala,
• melepas tombol start S1 atau S2, motor harus tetap berputar dan lampu tanda H1 tetap menyala,
• menekan tombol stop S01 atau S02, motor harus berhenti dan lampu tanda H1 mati,
• menekan tombol tes thermorelai, motor harus berhenti dan lam-pu tanda H2 menyala.
100mmKanal atap/plafon
Kanal dinding
Klem penyangga kanal
Penutup ujung akhir kanal
75
Pekerjaan Elektrikal
Perhatian :
Dalam hal komponen instalasi yang disarankan untuk digunakan tidak tersedia dalam jumlah yang cukup, atau tidak ada, maka dapat diganti dengan komponen yang sejenis. Ukuran untuk tata letak komponen tetap dimulai dari lantai hingga ke garis tengah setiap komponen.
76
Pekerjaan Elektrikal
Perencanaan PHB penerangan diawali dari penentuan beban yang harus ditanggung. Beban listrik yang dinyatakan dalam besaran arus nominal pada rangkaian akhir. Besarnya beban listrik dapat ditentukan dengan menggu-nakan rumus :
Selanjutnya menentukan pemutus tenaga untuk rangkaian akhir rangkaian cabang dan rangkaian utama.
Sebagai contoh untuk PHB 3 fase rumah bertingkat 3 :
Beban PHB terinci pada tabel berikut :
a. Untuk rangkaian akhir
1. Untuk arus bolak balik satu fase
2. Untuk arus bolak balik tiga fase
A. Perencanaan PHB 1 fase Dan 3 fase
PHB (Papan, Hubung, Bagi)Proses Pembuatan Panel Distribusi 3 fase untuk Rumah bertingkat
P I =
U x Cos ϕ
P I =
√3 x U x Cos ϕ
KelompokKuat Arus
TiapKelompok
PenampangKabel yangdigunakan
Pemutus Dayayang digunakan
1
2
3
4
5
6
6,36 A
8,86 A
6,36 A
6,136 A
6,36 A
8,86 A
1,5 mm2
1,5 mm2
1,5 mm2
1,5 mm2
1,5 mm2
1,5 mm2
10 A
10 A
10 A
10 A
10 A
10 A
77
Pekerjaan Elektrikal
a. Penentuan MCB / Pemutus tenaga
• Pada rangkaian akhir karena beban tiap kelompok hampir sama maka digunakan komponen MCB dengan kemampuan arus 10 A.
• Pada rangkaian cabang / fase digunakan MCB dengan kemampuan arus 15 A dan.
• Pada pemutus tenaga utama digunakan MCB 20 A .
Ukuran pemutus daya digunakan MCB 20 AUkuran penampang saluran utama 4 mm2
b. Untuk rangkaian cabang ( tiap fase )
c. Untuk rangkaian utama
c. Menentukan komponen, alat ukur dan perlengkapannya
KelompokKuat Arus
TiapKelompok
PenampangKabel yangdigunakan
Pemutus Dayayang digunakan
1
2
3
4
5
6
6,36 A
8,86 A
6,36 A
6,136 A
6,36 A
8,86 A
1,5 mm2
1,5 mm2
1,5 mm2
1,5 mm2
1,5 mm2
1,5 mm2
10 A
10 A
10 A
10 A
10 A
10 A
Fase BebanFase
UkuranPenampang
Kabel
UkuranPemutus Daya
I
II
III
15,22 A
12,496 A
15,22 A
2,5 mm2
2,5 mm2
2,5 mm2
15 A
15 A
15 A
78
Pekerjaan Elektrikal
b. Penentuan Kwh meter
b. Penentuan Kwh Meter. Kwh meter yang digunakan dipilih yang memiliki kemampuan tegangan fase - nol 220 volt atau fase - fase 380 Volt, sedangkan kemampuan arusnya ≥ 20 A.
c. Penentuan Pengaman Arus Sisa ( ELCB ). Karena ELCB digunakan untuk mengamankan seluruh rangkaian insta-lasi maka digunakan ELCB tiga fase dengan sensitifitas 30 mA dan ke-mampuan hantar arus ≥ 20 A.
d. Penentuan Sakelar Langkah Sakelar langkah yang diperlukan adalah sakelar langkah den-gan tegangan koil 220 Volt dan kemampuan kontak 1 am-per untuk beban 2 lampu TL 20 W . Karena terdapat dua tangga maka dibutuhkan dua buah sakelar langkah .
e. Penentuan Terminal Keluaran PHB Terminal keluaran PHB diharapkan setidak - tidaknya memiliki kemamp-uan menghantar arus sama dengan kemampuan penghantar yaitu 10 A .
f. Pemutusan lampu Tanda Untuk lampu indikator ada tidaknya tegangan tiap fase dipasang lampu tanda tiga warna, masing - masing warna merah untuk fase 1 , kuning untuk fase 2 dan hijau untuk fase 3. Lampu yang digunakan lampu 5 W / 220 Volt , ketiga lampu dipasang dipintu panel.
79
Pekerjaan Elektrikal
a. Gambar diagram PHB
d. Membuat gambar
80
Pekerjaan Elektrikal
b. Gambar diagram pengawatan
81
Pekerjaan Elektrikal
c. Gambar tata letak komponen
82
Pekerjaan Elektrikal
1. Buatlah panel dengan perencanaan seperti gambar yang sudah disedia-kan pada pembahasan sebelumnya
2. Alat dan Bahan
• Hati - hati dalam menggunakan pisau , mata pisau sangat tajam awas terkena tangan
4. Keselamatan kerja
Alat :
Bahan :
B. Praktian (panel) PHB 1 fase dan 3 fase
a. Tang pembulat
b. Tang kombinasi
c. Obeng No. 3 , 4, 5
d. Obeng kembang
e. Pisau pengupas kabel
f. Perusut / Jara
g. Pemotong pipa PVC
h. Tang pemotong kabel
i. Tang pengupas kabel
j. Water pas
k. Gergaji besi
l. Kikir setengah lingkaran
m. Lot
n. Kikir bulat
No. Nama Bahan Sat No. Nama Bahan Sat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Set
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Box PHB
Sakelar Utama 3 Fase
MCB 1 Fase dan 3 Fase
Kontaktor
Water mur
Lampu indikator
Kanal PVC
KWH Meter 3 fase
Meter
Meter
Meter
Buah
Biji
Biji
Biji
Biji
Kabel NYAF 0,75 mm2
Kabel NYAF 2,5 mm2
Bus bar Tembaga
Sepatu kabel 0,75 dan 2,5
Sekrup ukuran 1/2x3mm
Sekrup ukuran 3/4x4mm
Sekrup ukuran 1,5x7mm
Sekrup ukuran 5/8x6mm
83
Pekerjaan Elektrikal
• Hati – hati menggunakan peralatan mesin dan gunakan kacamata pengaman
• Hati - hati dengan tegangan sumber 220 v
Alat Pengukur Tahanan Isolasi
Pengukuran tahanan isolasi harus dilakukan dengan alat khusus yang baik dan telah ditera. Alat tersebut dinamakan Meger ( Mega ohm meter). Meger harus dapat membangkitkan tegangan searah sekurang-kurangnya sama dengan tegangan nominal instalasi tersebut, tetapi tidak boleh kurang dari 500 V . ( ayat 322 A4 ) Megger adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur tahanan isolasi suatu instalasi listrik.
5. Pemakaian Alat Ukur Isolation Tester
Bagian-bagian tombol pada megger :
1. OFF
berfungsi untuk memutuskan power
berfungsi untuk pengukurantegangan AC
untuk mengetahui kondisi batterymasih bagus atau tidak
2. AC V
3. Remote Batt Check
berfungsi sebagai pengganti tombolmerah yang ada di colok ataupenggunaan secara terus menerus
4. Continuous use
berfungsi sebagai batas ukur
5. Untuk No.5,6,7
84
Pekerjaan Elektrikal
Cara pengoperasian megger :
Pengukuran
1. Sebelum Megger dipakai untuk mengukur tahanan isolasi, ceklah bat-ery alat ukur. Caranya tekan tombol ‘Remote Batt Check’, lihat gera-kan jarum penunjuk. Jika jarum bergerak di daerah skala dengan ket-erangan ‘Batt Good’, berarti kondisi batery masih baik, alat ukur dapat dipakai untuk melakukan pengukuran, demikian sebaliknya.
2. Tekan tombol batas ukur Didalam pemilihan batas ukur : misal instalasi/peralatan yang diukur memiliki tegangan kerja 220 V maka digunakan BU 250 V/50 M Ω. Apabila tegangan kerja sumber 380 V, maka batas ukur megger yang dipilih adalah 500 V/100 M Ω dst.
3. Hubungkan kedua ujung colok (lead) megger pada terminal-terminal pengukuran yang telah ditentukan
4. Kemudian tekan tombol Continuous use ( pemakaian terus-menerus) atau tekan tombol merah yang ada di colok (Pemakaian sesaat ).
5. Bacalah hasil penunjukkan jarum penunjuk untuk mengetahui seber-apa besar nilai tahanan isolasinya.
• Bagian instalasi yang diukur adalah :
• Pengukuran dilakukan terhadap :
1. Yang terletak diantara 2 pengaman arus lebih.
2. Yang terletak sesudah pengaman arus lebih.
1. Matikan sakelar utama pada panel utama dan sub-sub panel
2. Bukalah tutup panel utama
3. Lepas pengaman lebur dan pemisah netral
4. Rangkaian pengukuran seperti pada gambar 1
5. Catatlah hasil pengukuran ke dalam tabel 1
Lakukan pengukuran Tahanan Isolasi dari suatu panel dengan langkah se-bagai berikut :
1. Penghantar fase ke bumi.
2. Penghantar netral ke bumi.
3. Penghantar fase ke netral
4. Penghantar fase ke fase.
85
Pekerjaan Elektrikal
Tabel 1
Tugas
Gambar rangkaian
• Lakukan Pengukuran tegangan pada panel!
• Cek hubungan sambungan pada panel yang disediakan!
lepas
jaringan beban
R
S
T
N
PEMΩ
No Yang diukur R. Isolasi(Ohm) BU Megger Kesalahan/
Gangguan
01
02
03
04
05
06
07
08
PE-R
PE-S
PE-T
PE-N
R-S
S-T
T-R
T-N
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
...................
86
Pekerjaan Elektrikal
Merencanakan Pekerjaan Pemasangan Pentanahan dan Penangkal Petir
C. Pentanahan dan Penangkal Petir
1. Pendahuluan
Peranti listrik yang badannya terbuat dari logam dan tanpa Pentanahan akan berbahaya bila terjadi kegagalan isolasi. Tegangan sentuh lebih dari 50 V ber-bahaya bagi manusia.
Untuk menghindari hal tersebut di atas , peranti listrik yang rumahnya terbuat dari logam perlu dibumikan.
Gambar 1. Tanpa Pentanahan
Gambar 2. Dengan Pentanahan
R
M3 ∼
STPEN
RSTPEN
87
Pekerjaan Elektrikal
Penghantar Fase adalah :
Penghantar Pentanahan adalah :
Penghantar netral ( N ) adalah :
Penghantar nol ( PEN ) adalah :
2. Pengertian Istilah
Penghantar dari fase banyak yang bukan penghantar netral.
Penghantar dengan impedans rendah, yang secara listrik menghubungkan tit-ik yang ditentukan pada sebuah perlengkapan ( instalasi atau sistem ) dengan elektroda bumi.
Penghantar yang dihubungkan dengan titik netral sebuah sistem dan mampu membantu pengaliran energi listrik.
Penghantar yang dibumikan dengan tugas rangkap , yaitu sebagai penghan-tar pengaman dan penghantar netral.
Sebelum mempelajari pengaman dengan Pentanahan lebih lanjut , ada beber-apa pengertian istilah yang perlu dimengerti yaitu :
Gambar 3. Penghantar Dengan Pentanahan
M3 ∼
N
L1L2L3
PE
PE PE
N
88
Pekerjaan Elektrikal
Penghantar pemtanah adalah :
Resistans elektroda tanah adalah :
Penghantar pengaman (PE) adalah :
Resistensi pentanahan adalah :
Elektroda tanah adalah :
Resistensi pentanahan total adalah :
Impedansi tanah ( biasa disebut resistans Pentanahan ) adalah :
Tegangan elektroda adalah :
Tegangan langkah adalah :
Catatan :
Penghantar pengaman yang menghubungkan terminal pemtanah batang atau pemtanah utama ke elektroda bumi.
Resistans antara elektroda tanah atau sistem Pentanahan dan tanah acuan / referensi
Penghantar yang secara listrik , menghubungkan bagian berikut untuk penga-manan terhadap kejutan listrik : bagian konduktif terbuka , bagian konduktif asing , elektroda tanah , titik sumber yang dibumikan atau netral buatan.
Jumlah elektroda tanah dan resistans penghantar pembumi.
Sebuah atau sekelompok penghantar yang mempunyai kontak yang erat den-gan anah dan mengantarai hubungan listrik dengan tanah.
Resistans dari seluruh sistem Pentanahan yang terukur di suatu titik.
Resistans tanah antara dua elektroda yang ditanam dalam tanah atau Jumlah resistans elektrode tanah dan resistans penghantar pembumi.
Tegangan antara elektroda dan titik acuan yang ditetapkan , biasanya pada katode
• Bagian tegangan elektrode tanah antara dua titik dipermukaan tanah , yang jaraknya sama dengan satu langkah biasa.
• Kecuali jika dinyatakan lain , tegangan elektroda diukur pada ter-minal yang tersedia.
89
Pekerjaan Elektrikal
Tegangan sentuh adalah :
Sistem Pemtanah Pengaman adalah :
Catatan :
Tegangan yang timbul antara dua bagian yang dapat tersentuh dengan ser-empak karena terjadi gangguan isolasi.
Tindakan pengamanan dengan sistem pemtanah pengaman dilakukan :
• Berdasarkan perjanjian , istilah ini hanya dipakai dalam hubun-gan dengan pengaman terhadap sentuh tak langsung .
• Dalam hal tertentu , nilai tegangan sentuh dapat dipengaru-hi cukup besar oleh impedans orang yang menyentuh bagian tersebut .
1. membumikan titik netral sistem listrik di sumbernya; dan
2. membumikan badan perlengkapan listrik yang terbuat dari logam dan instalasi listrik.
3. Tujuan pentanahan pengaman :
4. Tahanan penyebaran
Untuk mengurangi besarnya tegangan sentuh Untuk mengalirkan kembali arus gangguan ke titik bintang jaringan suplai se-hingga pengaman lebur akan putus dalam waktu singkat .
Jika terjadi kegagalan isolasi pada peranti listrik yang rumahnya dibumikan, maka pada bagian logam rumah peranti listrik yang rusak akan bertegangan terhadap bumi, selama pengaman lebur instalasi tersebut belum putus. Arus yang mengalir dari elektrode tanah akan menyebar di dalam tanah . Oleh ka-rena itu tahanan tanah juga disebut tahanan penyebaran. Besarnya tahanan ini dapat diformulasikan seperti berikut :
Dekat dengan elektrode tanah , luas penampang tanah sama dengan luas penampang elektrode ( kecil ) , sehingga tahanannya besar. Pada jarak 20 m dari elektrode , luas penampang tanah makin besar sehingga tahanannya kecil sekali. Arus yang mengalir dari elektrode tanah akan menyebar di dalam tanah.
Tahanan penyebaran ( Rb ) :
ρ . 1
ARb =
ρ = tahanan jenis bumi1 = jarak bumiA = luas penampang tanah
90
Pekerjaan Elektrikal
∼
20 m Bumi referensi 20 m
R = 0R = 0 R = 0
∼
E1
E2
20m
P
220V
N
40V
Gambar 4. Distribusi Tegangan Langkah
91
Pekerjaan Elektrikal
Gambar 5. Pemasangan Elektrode Pita
Oleh karena itu tegangan antara titik - titik pada tanah referensi kecil sekali ( mendekati nol ), sedangkan semakin dekat elektroda , tegangan antar titik - titiknya semakin besar. Bila terjadi arus bocor ke tanah maka orang yang berjalan di dekat elektroda akan berbahaya. Semakin besar langkahnya , se-makin besar tegangan langkahnya dan semakin besar arus yang mengalir pada orang tersebut .
5. Elektroda Pentanahan
Bahan yang dipakai elektroda Pentanahan adalah tembaga , baja berlapis seng atau baja berlapis tembaga. Jenis - jenis elektroda Pentanahan adalah sebagai berikut : ( ayat 320 A )
a. Elektroda pitab. Elektroda batangc. Elektroda pelatd. Elektroda lain ( jaringan pipa air dan selubung kabel tanah )
92
Pekerjaan Elektrikal
Latihan 3
1. Cara Pentanahan
a. Dengan eletroda Pentanahan sendiri
b. Dengan elektroda jaringan pipa air
Cara Pentanahan instalasi listrik yang memakai sistem pemtanah penga-man :
Memasang Instalasi Pentanahan
Μ
L1
L2L3PEN
L1
L2L3
Gambar 6. Cara Pentanahan dengan Elektroda Pentanahan Sendiri
Gambar 7. Cara Pentanahan dengan Elektroda Jaringan Pipa Air
Μ
L1L2L3PEN
L1L2L3PEN
Μ
93
Pekerjaan Elektrikal
c. Beberapa perlengkapan dengan satu Pentanahan pengaman
Gambar 8. Cara Pentanahan dengan Satu
Pentanahan Pengaman
kWh
Μ3∼
L1L2L3 NPE
L1 L2 L3 N PE
kWh
380 V220 V
L1L2 L3PEN
220 V
L1L2L3PEN
L1L2L3 NPE
94
Pekerjaan Elektrikal
2. Persyaratan
a. Resistans Pentanahan tidak boleh lebih :
50 Rp = , IA = k x IN IA
Rp
IAINK
= Resistans Pentanahan badan perlengkapan / instalasi (Ohm)
= Besar arus pemutus alat pengaman arus lebih / lebur (A)
= Arus nominal pengaman lebur / pengaman arus lebih.
= Suatu faktor yang besarnya tergantung dari karakteristik alat pengaman.
Untuk pengaman lebur k = 2,5 s/d 5 ,sedangkan alat pengaman lainnya k = 1,25 s/d 3,5
Suatu pengaman lebur akan putus pada arus IA = 2,75 IN dalam waktu 5 detik. Apabila instalasi menggunakan pengaman lebur 10A maka resist-ans Pentanahannya :
Misal resistans trafo 0,5 ohm, resistans penghantar 0,18 ohm, resistans Pentanahan 2,5 ohm dan resistans Pentanahan pengaman 1,82 ohm serta tegangan 220 V , maka :
Contoh :
50 Rp = = 1,82 ohm2,75x10
R Trafo R Penghantar Rp Rp Trafo
Tegangan sentuh
220V
0,5 Ω 0,18 Ω 1,82 Ω 2,5 ΩΙ
Rtot
U 220 I= = = 44 A
R 5
95
Pekerjaan Elektrikal
b. Jaringan distribusi dan instalasi yang memakai Pentanahan penga-man , pengaman dengan penghantar netral pengaman dilarang .
c. Penghantar pengaman harus dilindungi dari gangguan mekanis .
d. Pemasangan instalasi Pentanahan harus sesuai dengan PUIL.
e. Cara pemasangan penghantar Pentanahan dari beberapa perlengka-pan dan penyambungan perlengkapan listrik yang menggunakan ka-bel fleksibel dengan PE sebagai berikut :
Bila Pentanahan rangkaian menggunakan jaringan pipa air minum , resistan lingkar ( RLK ) tidak boleh melebihi harga berikut :
Tegangan sentuh = I . Rp = 44 . 1,82 = 80,08 V
L1L2L3PEN
ΙF
ΙF
ΙF
RLK = I
Ue
A
, IA = k . IN
Ue = Tegangan fase terhadap tanah ( volt )
IA = Besar arus pemutus pengaman lebih/pengaman lebur(A)
96
Pekerjaan Elektrikal
Salah
Rp
R N
Benar
R NPE
Benar
R S T
Μ
PE
Benar
R S T N PE
f. Luas penampang nominal penghantar pengaman harus sekurang - kurangnya sesuai PUIL.
97
Pekerjaan Elektrikal
1. Pengertian
2. Prinsip Kerja :
Sistem penghantar pengaman adalah :
Perhatikan gambar instalasi dengan pengamanan sistem penghantarpengaman berikut ini.
• Sistem pengamanan pada instalasi listrik yang rangkaiannya tidak dibumikan atau dibumikan melalui tahanan yang tinggi , dengan cara membumikan secara baik semua badan logam perlengkapan yang satu dengan lainnya termasuk bagian konduktif bangunan , pipa air, sehingga bila terjadi kegagalan isolasi tercegahlah timbulnya tegan-gan sentuh yang tinggi.
Sistem Penghantar Pengaman
RS
TN
Μ
PE
Tidak dibumikan
RS
TN
Μ
PE
V1 V2Z <
98
Pekerjaan Elektrikal
Bila terjadi kegagalan isolasi pada peranti listrik , tidak ada tegangan an-tara badan peranti listrik dengan tanah . Orang yang menyentuh peranti listrik tetap aman .Orang menyentuh dua peranti listrik yang rusak juga akan tetap aman karena tegangan antara dua badan alat kecil . Voltme-ter yang digunakan untuk memeriksa gangguan hubungan ke tanah akan memberi tahu petugas bila terjadi kegagalan isolasi / gangguan.
Suatu instalasi 3 x 380 / 220 V seperti gambar pada, apabila terjadi gang-guan maka Voltmeter akan menunjukkan keadaan sbb :
Penunjukan VoltmeterGangguan
V 1 V 2
110 V Tidak ada 110 V
0 220 V Netral hubung bumi
L 1 hubung bumi 220 V 0
220 V 380 V L 2 atau L3 hubung bagi
3. Penggunaan
4. Persyaratan
Hanya diperbolehkan pada instalasi terbatas , misalnya pada pabrik yang mempunyai sumber sendiri atau trafo sendiri dengan kumparan terpisah atau sumber darurat , rumah sakit .
a. Rangkaian lis-trik tidak boleh dibumikan . Bila berdekatan dengan sumber tegangan ting-gi , rangkaian perlu dibumi-kan melalui cel-ah pengaman.
tidak boleh dibumikan
99
Pekerjaan Elektrikal
b. Semua badan , bagian kontruk-si yang konduktif , jaringan pipa logam dan semua penghantar yang berhubungan dengan tanah dihubungkan dengan penghantar pengaman .
c. Untuk memeriksa keadaan isolasi instalasi atau gangguan tanah per-lu dipasang alat pengamat berupa Voltmeter atau penunjuk isolasi.
d. Penghantar pengaman harus diberi warna hijau- kuning . Penghan-tar pengaman dapat digabungkan bersama dengan penghantar fase rangkaian tersebut dalam satu selubung atau dapat terdiri dari peng-hantar terpisah tanpa isolasi. Penghantar tanpa isolasi harus diberi tanda.
e. Resistan Pentanahan dari seluruh penghantar pengaman tidak boleh lebih dari 50 ohm.
f. Perlengkapan yang memakai kabel fleksibel , harus memilih kabel fl-eksibel dengan peng-hantar pengaman .
g. Luas penampang nominal penghantar pengaman harus sesuai dengan PUIL .
Celah pengaman
100
Pekerjaan Elektrikal
Latihan 4
Pengadaan instalasi proteksi sambaran petir meliputi penangkal petir ekster-nal dan penangkal petir internal. Hal-hal yang berkaitan dengan sistem pro-teksi, teknologi dan biaya investasi yang diperlukan ditentukan oleh tingkat perlindungan penangkal petir yang diinginkan. Sedang tingkat perlindungan yang diinginkan ditentukan oleh jenis, tipe dan fungsi bangunan dan peralatan yang akan dilindungi serta resiko yang timbul jika terjadi kegagalan perlind-ungannya.
Memasang Penangkal Petir
Gambar 9. Penangkal Petir dilihat dari Atas
101
Pekerjaan Elektrikal
Sesuai dengan ketentuan International Electrotechnical Commission TC 81, sistem penangkal petir yang sempurna harus terdiri atas 3 bagian:
Yang disebut Proteksi External adalah instalasi dan alat-alat di luar sebuah struktur untuk menangkap dan menghantar arus petir ke sistem Pentana-han atau berfungsi sebagai ujung tombak penangkap muatan listrik/arus petir di tempat tertinggi.Proteksi External yang baik terdiri atas:
1. Proteksi Eksternal
• Air Terminal atau Interseptor.• Down Conductor.• Equipotensialisasi.
Gambar 10. Penangkal Petir dilihat dari Samping
102
Pekerjaan Elektrikal
Bagian terpenting dalam instalasi sistem penangkal petir adalah sistem Pentanahannya. Kesulitan pada sistem Pentanahan biasanya karena berbagai macam jenis tanah. Hal ini dapat diatasi dengan menghubung-kan semua metal (Equipotensialisasi) dengan elektrode tunggal yang ke bumi. Hal ini sesuai dengan IEC TC 81.
Proteksi Internal berarti proteksi peralatan elektronik terhadap efek dari arus petir. Terutama efek medan magnet dan medan listrik pada instalasi metal atau sistem listrik. Sesuai dengan standar DIV VDE 0185, IEC 1024-1.
Proteksi Internal terdiri atas:
Untuk dapat mengantisipasi perkembangan peralatan listrik dan elek-tronika, maka peralatan proteksi dalam Konsep Daerah Proteksi yang berorientasi pada EMC juga mempunyai tugas yang disesuaikan den-gan kebutuhan tersebut.
• Tingkat perlindungan Biasa atau Normal, yaitu untuk bangu-nan- bangunan biasa yang bila terjadi kegagalan perlindungan tidak menyebabkan bahaya beruntun, seperti bangunan perumahan, ge-dung-gedung.
• Tingkat Perlindungan Tinggi, yaitu untuk bangunan-bangunan atau instalasi yang lain jika terjadi kegagalan perlindungan dapat berba-haya bagi keselamatan jiwa, atau dapat menimbulkan bahaya ikutan yang lebih besar, seperti instalasi eksplosif mudah meledak, bangu-nan-bangunan dengan tingkat penggunaan tinggi dan banyak orang berada di dalamnya, instalasi komunikasi penting dan lain-lain.
• Tingkat Perlindungan Sangat Tinggi, yaitu untuk bangunan atau in-stalasi yang jika terjadi kegagalan perlindungan dapat menyebabkan ba-haya ikutan yang tidak terkendali seperti pusat instalasi nuklir.
2. Proteksi Pentanahan/Pentanahan
3. Proteksi Internal
4. Peralatan Proteksi Petir
Tingkat perlindungan suatu sistem proteksi sambaran petir dikelompokkan dalam :
• Pencegahan sambaran langsung.• Pencegahan sambaran tidak langsung.• Equipotesialisasi.
103
Pekerjaan Elektrikal
Instalasi penangkal petir eksternal meliputi :
1. Pengadaan susunan finial penangkal petir2. Pengadaan sistem penyaluran arus petir3. Pembuatan sistem Pentanahan
1. Pengadaan Susunan Finial Penangkal Petir. Susunan finial penangkal petir dapat berupa Finial Batang Tegak; Susunan Finial Mendatar dan Finial finial lain dengan memanfaat-kan benda logam yang terpasang di atas bangunan seperti atap logam, menara logam, dll. Tingkat perlindungan yang diinginkan menentukan susunan dan jumlah finial, dimensi dan jenis bahan finial serta konstruksinya dan semua ini secara besaran arus petir ditentukan oleh tingginya Arus Puncak Petir (I) dan Muatan Arus Petir (Q). Finial batang tegak biasa digunakan untuk bangunan atap runcing, menara telekomunikasi, dll. Satu hal yang perlu dipertimbangkan untuk bangunan tinggi seperti menara komunikasi adalah adan-ya kemungkinan kejadian sambaran samping, yang berarti har-us dapat diantisipasi bahwa petir dapat menyambar mengenai antena-antena dari samping. Antena yang tersambar petir akan dialiri arus petir dan arus petir yang mengalir dapat diperkirakan besarnya berdasar sudut lindung finial terpasang, yang dengan demikian akan dapat diperkirakan pula resiko yang timbul.
2. Pengadaan sistem penyaluran arus petir Arus sambaran petir yang mengenai finial harus secara cepat di-alirkan ke tanah dengan pengadaan sistem penyaluran arus petir melalui jalan terpendek. Dimensi atau luas penampang, jumlah dan rute penghantar ditentukan oleh kuadrat arus impuls sesuai dengan tingkat perlindungan yang ditentukan serta tingginya arus puncak petir. Resiko bahaya yang dapat ditimbulkan dari penyalu-ran arus petir ini terutama adalah adanya induksi elektromagnetik pada peralatan elektronik di dalam bangunan.
Penangkal Petir Eksternal
Biaya investasi yang diperlukan untuk ketiga tingkat perlindungan di atas pada dasarnya terbagi dalam biaya investasi Penangkal Petir Eksternal dan biaya investasi Penangkal Petir Internal dan minimisasi biaya total dapat dilakukan dengan menerapkan konsepsi bahwa penangkal petir ek-sternal merupakan bagian tak terpisahkan dari penangkal petir internal.
104
Pekerjaan Elektrikal
3. Pembuatan Sistem Pentanahan Sistem Pentanahan berfungsi sebagai sarana mengalirkan arus petir yang menyebar ke segala arah ke dalam tanah. Hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem Pentanahan adalah tidak timbulnya bahaya tegangan langkah dan tegangan sentuh. Kriteria yang dituju dalam pembuatan sistem Pentanahan ada-lah bukannya rendahnya harga tahanan tanah akan tetapi dapat dihindarinya bahaya seperti tersebut di depan. Selain itu sistem Pentanahan sangat menentukan rancangan sistem penangkal petir internal, semakin tinggi harga tahanan Pentanahan akan semakin tinggi pula tegangan pada penyama potensial (poten-tial equalizing bonding) sehingga upaya perlindungan internalnya akan lebih berat.
Gambar 10. Pentanahan pada Beton
Implementasi konsepsi penangkal petir internal pada dasarnya adalah upaya menghindari terjadinya beda potensial pada semua titik di instalasi atau peral-atan yang diproteksi di dalam bangunan. Langkah-langkah yang dapat dilaku-kan merupakan integrasi dari sarana penyama potensial, pemasangan arestor tegangan dan arus, perisaian dan filter. Khusus pengadaan sistem proteksi petir untuk instalasi eksplosif, mudah meledak, terdapat tiga utama yang har-us diperhatikan sebagai berikut:
• Aspek pengaruh luar, yang dalam hal ini adalah aspek kejadian sambaran petir. Upaya pengamanan yang harus dilakukan adalah mencegah terjadinya percikan busur listrik, di dekat atap bangu-nan, di dalam bangunan yang dilindungi dan di sistem Pentanahan nya. Cara yang dapat diterapkan adalah pembenaran susunan finial,
Penangkal Petir Internal
105
Pekerjaan Elektrikal
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.2. Tentukan elektroda tanah yang akan diukur.3. Buat rangkaian pengukuran seperti gambar dibawah ini.
• Gambar rangkaian pengukuran suatu elektroda tanah
Mengukur Pertahanan
Langkah kerja
penyaluran arus petir dan Pentanahan dan penghubungannya serta mencegah terjadinya mekanisme “Faraday Hole”.
• Aspek operasional, yang dalam hal ini menyangkut masalah mixture bahan-bahan gas yang sangat menentukan temperatur, tegangan dan energi penyalaannya.
• Aspek Kemampuan Internal, yang dalam hal ini upaya meningkatkan kemampuan internal instalasi, misalnya tanki, yang memiliki keta-hanan lebih tinggi dan mampu mengeliminasi akibat yang terjadi jika ternyata ada kegagalan dari upaya dua aspek di atas.
106
Pekerjaan Elektrikal
No ElektrodaRp ( Ω)
Hioki 3150 Hioki 3124
1
2
Pipa I = 1 m ( elektroda batang, tembaga
pejal )
3
Pipa II = 0,5 m ( elektroda batang, tembaga
pejal )
Piapa I dan pipa II diparalel
4 Pipa air minum
5 Konstruksi bangunan dekat toilet
6 Elektroda penangkal petir
7 Konstruksi bangunan dekat penangkal petir
4. Ukurlah tahanan pentanahan elektroda seperti pada tabel dibawah dengan alat ukur “ Earth tester hioki 3150 dan hioki 3124 “.
5. Jawab beberapa pertanyaan dibawah ini :
6. Buatlah laporan setelah selesai praktik.
a. Panel PHB 3 x 380 V/220 V melayani sebuah mesin dengan peng-geraknya motor listrik 3 fase, 380V/220 V. Arus 5 amper, Cos 40, 8. Besarnya pengaman pada panel 10 A . Sistem pengaman yang digunakan adalah pentanahan pengaman.
b. Bila menggunakan elektroda yang telah diukur ( tabel ) elektroda mana yang memenuhi syarat untuk soal a ?
1. Gambarkan diagram pengawatannya ?2. Berapakah besarnya tahanan elektroda tsb ?
107
Pekerjaan Elektrikal
Latihan 1 :
1. Jika elektroda tanah yang sesuai dengan tabel 1 tidak terdapat dise-kitar anda, manfaatkan elektroda-elektroda tanah yang ada untuk praktik pengukuran.
2. Jika alat ukur yang sama tidak ada, pakailah alat ukur sejenis dari merk yang berbeda.
3. Jarak antara elektroda yang diukur ke elektroda bantu adalah jarak radius, tidak harus berada pada satu garis lurus.
Keterangan :
A : Elektroda yang diukur
B : Elektroda bantu I
C : Elektroda bantu II
Cara Kerja/Petunjuk
C
B
A
Setiap peserta harus melakukan kegiatan troubleshooting atau pencarian ke-salahan pada masalah yang diberikan dengan peraalatan simulasi yang dise-diakan atau pada kondisi real di lapangan. Adapun kegiatan Troubleshooting ini mencakup 3 macam pekerjaan instalasi listrik yang akan dikemas melalui bermacam-macam latihan sebagai berikut dibawah.
Setiap Pelatihan peserta harus mengambil kesimpulan berdasarkan penga-matan yang akhirnya akan memberikan rekomendasi bahwa kondisi perala-tan atau jaringan atau system kelistrikan tersebut layak operasi atau tidak layak operasi.
Sebuah Industri kecil disimu-lasikan mempunyai pasangan instalasi seperti pada papan simulator, sebutkan :
1. Kapasitas arus pada Tusuk Kontak (stek-er) masukan (feeder) : Kapasitas semua penga-man yang terpasang.
2. Penampang kabel fase yang dipakai : Penampang kabel ground yang dipakai
D. Troubleshooting
108
Pekerjaan Elektrikal
3. Jenis semua kabel yang dipakai
4. Ukurlah tegangan pada semua KK, tegangan antar fase dan Fase-netral
5. Buatlah gambar single line diagram simulator diatas!
Latihan 2
Amatilah gambar rangkaian panel dibawah ini, kesalahan apa yang ada pada gambar tersebut, sebutkan!
109
Pekerjaan Elektrikal
Latihan 3
Latihan 4
Troubleshooting PHB
Grounding
1. Sebutkan Komponen pada PHB yang tersedia2. Gambarkan rangkaiannya3. Cari kesalahan yg terjadi pada PHB tersebut4. Rekomendasikan PHB tersebut berdasarkan pengamatan anda
1. Cek fisik jaringan pentanahan yang ada2. Ukur resistansi pentanahan pada titik yang ada3. Rekomendasikan hasil pengukuran anda.
110
Pekerjaan Elektrikal
Daftar Pustaka
pekerjaanelektrikal
• ---, 2000. PUIL 2000, Jakarta
• ---, 002. Manual Programmer, Minimum Sys-tem, Emulator & Evaluation Board
• P.Van Harten , Ir.E. Setiawan . 1981, Instalasi Listrik Arus Kuat , Bina Cipta , Bandung .
• Prihatno , Lesson Plan 51710703 , PPPGT Ma-lang
• Prihatno , Lesson Plan 51710704 , PPPGT Ma-lang
• Prihatno , Lesson Plan 51710705 , PPPGT Ma-lang
• Prihatno , Lesson Plan 51130304 , PPPGT Ma-lang
• Prihatno , Lesson Plan 50010101 , PPPGT Ma-lang
• P.Van Harten, Ir. E. Setiawan. 1981. Instalasi Arus Kuat, Binacipta, Jakarta.
• Merhir Gerin, PT SCHNEIDER OMETRACO ; Groupe Schneider 1995
• Weber AG, MCB Brosur , CH 6020 Elemen Breakers, Juli 1983.
• H. R. Ris , Elektrishe Installationen und Appa-rate, Aarau / Schweiz Verlag “ Elektrotecnik “ 1990.
• Boy, Elektrische Maschinen, Vogel Wurzbuq, 1986.
• Sprecher Und Schuch, Niederspannungsger-aete ( Brosur ).
• Badan Standarisasi Nasional, 2001, Pers-yaratan Umum Instalasi Listrik, LIPI, Jakarta
Jalan Dr. Suratmo No. 1 - Jakarta PusatTlp / Fax. 021 - 628 7842
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan RakyatDirektorat Jenderal Bina KonstruksiBalai Material dan Peralatan Konstruksi