134176027-ppt-tortikolis

10
Tortikolis Spasmodik DEFINISI. Spasmodik tortikolis adalah kekakuan dari pada otot-otot leher, yang disebabkan oleh kontraksi klonik atau tonik dari otot-otot servikal pada leher dengan gejala terjadi kekakuan pada sistem saraf dan terdapatnya hysteria. Juga merupakan bentuk dari distonia dengan karakteristik intermitten dan gerakan involunter dari kepala yang rekuren bersamaan dengan terjadinya kontraksi dari otot leher.

description

vcxbcvxb

Transcript of 134176027-ppt-tortikolis

  • Tortikolis Spasmodik

    DEFINISI.

    Spasmodik tortikolis adalah kekakuan dari pada otot-otot leher, yang disebabkan oleh kontraksi klonik atau tonik dari otot-otot servikal pada leher dengan gejala terjadi kekakuan pada sistem saraf dan terdapatnya hysteria. Juga merupakan bentuk dari distonia dengan karakteristik intermitten dan gerakan involunter dari kepala yang rekuren bersamaan dengan terjadinya kontraksi dari otot leher.

  • PENYEBAB Biasanya penyebabnya tidak diketahui. Kadang beberapa keadaan berikut bisa menyebabkan terjadinya tortikolis: - Hipertiroidisme - Infeksi sistem saraf - Diskinesia tardiv (gerakan wajah abnormal akibat obat anti-psikosa) - Tumor leher.

    Bayi baru lahir bisa mengalami tortikolis (tortikolis kongenitalis) karena adanya kerusakan otot leher pada proses persalinan.

  • GEJALA Kejang otot leher disertai nyeri tajam bisa terjadi secara tiba-tiba dan bisa terjadi terus menerus atau hilang-timbul. Biasanya hanya satu sisi leher yang terkena. Arah dari miring dan berputarnya kepala tergantung kepada otot leher mana yang terkena. Sepertiga penderita juga mengalami kejang di daerah lainnya, yaitu biasanya di kelopak mata, wajah, rahang atau tangan. Kejang terjadi secara mendadak dan jarang timbul pada waktu tidur. Tortikolis bisa menetap sepanjang hidup penderita dan menyebabkan nyeri berkepanjangan, terbatasnya gerakan leher serta kelainan bentuk sikap tubuh.

  • Etiologi dan patologi

    Pada masa lalu terjadinya tortikolis adalah kegagalan pada otot leher dimana timbul hysteria yang berlebihan. Dimana gejalanya sama dengan kelainan yang disebabkan secara organik. Ketika tortikolis diketahui berhubungan dengan efek voluter bentuk dari gejala yang ada adalah hysteria, dimana bentuk awal dari gejala ini adalah tic. Bentuk hysteria berasal dari gejala yang merupakan respon dari pengobatan dari terjadinya kelainan emosional yang utama.

    Spasme tortikolis ini disebabkan oleh keadaan keturunan dimana terjadinya dari gen autosomal dominan atau autosomal resesif

  • Secara fisiologis tortikolis adalah kelainan bentuk atau posisi dari kepala. Perputaran posisi dari kepala diikuti dengan perubahan secara unilateral pada bagian leher dan terjadi aktivasi pada N.VIII (N.Vestibulokohlearis) yang gunanya untuk mempertahankan posisi dari kepala dan tortikolis kemungkinan disebabkan dari kelainan fungsi-fungsi diatas termasuk kalainan yang terjadi pada korpus striatum

  • Spasmodik tortikolis dapat saja terjadi pada remaja atau dewasa

    Onset terjadinya spasmodik tortikolis ialah intermiten terjadi saat rotasi dan fleksi pada kepala pada satu sisi. Pada kebanyakan kasus gerakan dari kepala terjadi secara intermiten dan berhubungan dengan kontraksi dari otot leher yang terjadi secara periodik irregular

    Spasmodik tortikolis biasanya disertai komplikasi bleparospasme atau distonia mandibular dan writers cramp.

    Tortikolis bisa menetap sepanjang hidup penderita dan menyebabkan nyeri berkepanjangan, terbatasnya gerakan leher serta kelainan bentuk sikap tubuh

  • Diagnosis Perbedaan antara tortikolis hysteria dan tortikolis organic sangat sulit dibedakan .

    Pemeriksaan diagnosis:Elektromiografi (EMG) menunjukkan adanya kontraksi otot yang persisten pada otot leher termasuk m.sternocleidomastoideus, m.splenius capitus dan m.trapezius.2. Pemeriksaan fungsi tiroid, hal ini harus dilakukan karena dapat saja terjadi perubahan pada tiroid yaitu hipertiroidisme. Beberapa pasien dapat saja memperlihatkan keadaan eutiroid.3. Pemeriksaan MRI/CT-Scan pada servikal vertebrae harus dilakukan bila ada nyeri pada leher.

  • Penatalaksanaan

    Hysteria tortikolis harus diterapi secara psikoterapi atau abreasi bersamaan dengan terjadinya gejala hysteria ( Peterson 1945) dan pasien harus diberikan pelumpuh otot (muscle relaxan), sedatif dan obat-obat penenang seperti klordiazepoxid (Librium) 10 mg 3-4 kali per hari atau diazepam (valium) 2-5 mg 3 kali sehari dapat diberikan.

    Pemijatan dapat saja dilakukan untuk mengurangi rasa sakit yang ada

    Kadang dilakukan pembedahan untuk mengangkat saraf dari otot yang mengalami kelainan. Pembedahan dilakukan jika pengobatan lainnya tidak berhasilPada tortikolis kongenitalis dilakukan terapi fisik yang intensif untuk meregangkan otot yang rusak, yang dimulai pada bulan-bulan pertama. Jika terapi fisik tidak berhasil dan dimulai terlalu lambat, maka otot harus diperbaiki melalui pembedahan

  • Terapi

    Kasus ringan menunjukkan respon yang baik terhadap benzodiazepine sama halnya pada diazepam 10-40 mg 4 hari. Atau lorazepam 3-6 mg selama 4 hari dalam 2-3 kali pemberian. Pada kasus yang sama terapi bisa dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan, hal ini dilakuakn untuk menghindari kekeringan pada mulut.2. Dosis tinggi diberikan untuk Triheksilpenidil 20-40 mg/hari. Biasanya dosis ini diberikan kepada pasien yang menderita secara kronik.3. Haloperidol 0,5 mg 2 kali sehari ditingkatkan hingga 5 mg selama 4 hari.4. Baklofen dengan dosis tertinggi 120 mg/ hari menunjukkan hasil yang baik pada beberapa kasus.5. Dengan melakukan pelatihan sensorik pada beberapa kasus menunjukkan hasil yang baik.6. Injeksi pada 2 atau lebih otot leher dengan menggunakan toksin botulinum dibawah control EMG. Terapi sangat efektif terhadap gejala yang telah ada selama beberapa minggu atau bulan. Penggunaan terapi diatas memiliki efek samping disfagia. Injeksi diatas dapat diulang bila gejala kembali muncul.7. Stimulasi pada bagian sensorik tertentu dapat dilakukan pada bagian anatomi tertentu. Stimulasi dilakukan berulangkali.

  • Prognosis

    Tortikolis umumnya dapat diatasi tetapi dengan adanya kejadian hysteria maka hal yang harus dilakukan Ialah terapi kejiwaan (psikoterapi), abreasi atau hypnosis. Operasi radikal dari radikulotomi dan neurektomi memberikan hasil yang bagus pada beberapa kasus yang diduga penyebabnya adalah organic, meskipun kekakuan dapat terjadi setelah dilakukan operasi