1306367896_Urip Riyadi
-
Upload
muhammad-ayik-abdillah -
Category
Documents
-
view
219 -
download
6
description
Transcript of 1306367896_Urip Riyadi
Environmental Monitoring (Pemantauan Lingkungan)
Oleh : Urip Riyadi, Teknik Lingkungan (1306367896)
Program pemantauan lingkungan pasca-EIS (Environmental Impact Statement)
yang komprehensif seharusnya sangat diperlukan untuk proyek besar, rencana, atau
program sebagai bagian dari siklus hidup mereka, serta informasi yang dihasilkan
seharusnya digunakan dalam pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan pengelolaan
lingkungan hidup. “Pemantauan lingkungan yang komprehensif adalah serangkaian
aktivitas yang menyediakan data kimia, fisik, geologi, biologi, sosial, dan kesehatan yang
dibutuhkan oleh pengelola lingkungan” (U.S. EPA, 1985). Faktor – faktor yang
bersangkutan harus dipilih berdasarkan tipe proyek, dasar sesitivitas lingkungan, perkiraan
dampak, dan pemantauan yang objektif.
Istilah terintegrasi yang digunakan di beberapa Negara untuk menyatakan
pengelolaan siklus-hidup lingkungan disebut Post-Project Analysis (PPA). PPA mengacu
kepada studi yang dilakukan saat fase implementasi (sebelum konstruksi, saat konstruksi
atau operasi, dan saat sudah tidak digunakan lagi) dari aktivitas yang telah diberikan setelah
keputusan untuk melanjutkan telah dibuat (ECE, 1990). Studi dapat termasuk pemantauan
komprehensif atau pemantauan lingkungan yang ditargetkan, evaluasi data dan informasi
yang dikumpulkan, pengambilan keputusan yang difokuskan ke lingkungan, yang sesuai
dengann pelaksanaan pengelolaan keputusan.
Contoh dari pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan pengelolaan
lingkungan hidup.dapat berdasarkan manfaat dalam meminimalisasi dampak yang
merugikan dan peningkatan pengelolaan lingkungan termasuk :
1. Mengurangi tenaga produksi (dan emisi yang dihasilkan ke atmosfer) pada
pembagkit listrik tenaga batu bara ketika kondisi dispersi atmosfer dibatasi;
2. Merencanakan pelatihan aktivitas instalasi militer agar tidak bertepatan dengan
penggunaan wilayah tertentu untuk perkembangbiakan dan sarang suatu spesies
hewan yang terancam punah;
3. Merencanakan dan mengimplementasikan sistem penghilangan metal dalam industri
pengolahan air limbah untuk meminimalisasi metal yang terserap kedalam rantai
makanan di hilir suatu pembuangan air limbah;
4. Mengganti level reservoir sumber air dan pola pelepasan air untuk mengoptimasi
konsentrasi oksigen-terlarutdi dalam fase air pada berbagai musim.
Ada tiga cara dalam memantau data spesies hewan dan atau fauna yang digunakan
untuk pengelolaan lingkungan (Spellerberg, 1991) :
1. Membentuk dasar untuk penggunaan populasi berkelanjutan;
2. Mendeteksi dan meminimalisasi dampak lingkungan yang merugikan;
3. Menyediakan data yang dapat digunakan sebagai dasar ilmiah untuk konservasi.
Latar Belakang Informasi
Peraturan/regulasi yang dibuat oleh Council on Environmental Quality (CEQ)
berfokus pada penggunaan pemantauan yang berdampingan dengan pelaksanaan upaya
mitigasi. Pemantauan juga dapat digunakan dalam menentukan efektivitas dari setiap jenis
upaya mitigasi yang dilakukan.
Beberapa agensi telah mengembangkan informasi pemantauan yang berhubungan
dengan upaya mitigasi dalam penilaian dampak lingkungan mereka (EIA) masing-masing.
Dua tipe dasar pemantauan didefinisikan sebagai berikut (U.S. Department of the Army,
1988, p.46355)
1. Enforcement monitoring (Pemantauan Penegakkan)
Pemantauan penegakkan digunakan untuk memastikan bahwa mitigasi yang sedang
berjalan dilakukan seperti yang dijelaskan dalam dokumen lingkungan.
2. Effectiveness monitoring (Pemantauan Keefektivitasan)
Pemantauan keefektivitasan digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu upaya mitigasi
dan atau efek lingkungan. Tipe ini haruslah bersumber dari investigasi secara kuantitatif.
Berikut penggambaran 3 jenis pemantauan lingkungan (Sadler dan Davies, 1988),
yaitu :
1. Baseline Monitoring (Pemantauan Dasar)
Merupakan pengukuran variabel lingkungan sebelum proyek untuk menentukan kondisi
eksisting, rentang variasi, dan proses perubahan.
2. Impact Monitoring (Pemantauan Dampak)
Merupakan pengukuran variabel lingkungan saat konstruksi projek dan operasi untuk
menentukan perubahan yang mungkin terjadi sebagai hasil projek.
3. Compliance Monitoring (Pemantauan Pemenuhan)
Merupakan pengambilan sampel periodik dan atau pengukuran secara terus menerus terkait
tingkat pembuangan limbah, kebisingan atau emisi yang serupa untuk memastikan
kondisinya agar sesuai standar.
Pre-EIS terdiri dari baseline monitoring, sementara pasca-EIS terdiri dari impact
monitoring dan compliance monitoring.
Tujuan Pemantauan Lingkungan
Terdapat beberapa tujuan untuk pemantauan lingkungan pra-EIS dan atau pasca-
EIS. Berikut identifikasi 6 tujuan umum dari konduksi pemantauan pasca-EIS (Marcus,
1979) :
1. Menyediakan informasi yang dapat digunakan sebagai dokumentasi dari dampak yang
dihasilkan dari tindakan federal yang diusulkan;
2. Sebagai sistem pemantauan yang dapat memperingatkan lembaga dan dampak buruk
tak terduga atau perubahan mendadak dalam tren dampak;
3. Menghasilkan pertingatan mendadak kapanpun saat dampak mendekati tingkat kritis;
4. Sebagai informasi yang dapat digunakan oleh lembaga untuk mengatur waktu, lokasi,
dan tingkat dampak dari proyek;
5. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas dati
implementasi pengukuran mitigasi;
6. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memeriksa prediksi dampak dan
dengan demikian dapat memvalidasi teknik prediksi dampak.
Pemantauan dapat berguna dalam membedakan antara perubahan alam dan perbedaan-
perbedaan itu diakibatkan lansung atau tidak langsung oleh polusi dan dampak lainnya.
Spellerberg (1991) telah menggambarkan 6 alasan pemantauan biologis dan ekologis
dinilai: sebagai dasar mengelola sumber biologis untuk keseimbangan pembangunan dan
penilaian sumber, sebagai bantuan dalam pengelolaan konservasi ekosistem dan populasi,
sebagai alat untuk fokus ke penggunaan lahan dan bentang alam sebagai dasar untuk
penggunaan lahan yang lebih baik yaitu membandingkan konservasi dan penggunaan
lainnya, sebagai sumber data untuk bantuan dalam penggunaan organisme untuk memantau
polusi dan untuk mengindikasi kualitas lingkungan, digunakan untuk kemajuan
pengetahuan tentang dinamika ekosistem, sebagai sarana target hama serangga dari
pertanian dan perhutanan untuk studi sebagai pembentuk sara aefektif dalam pengontrolan
dari pestisida tersebut.
Menurut Schweitzer (1981) dalam konteks dampak kesehatan manusia, pemantauan
biologis dapat digunakan untuk menghubungkan konsentrasi media lingkungan sebagai
potensial efek kesehatan.
Poin yang utama dan penting di sini adalah untuk menetapkan dari penggambaran
perbedaan tujuan pemantauan dengan tujuan yang dapat meluas; oleh karena itu, tujuan
pemantauan dibutuhkan dalam perencanaan dan pengimplementasian usaha pemantauan
untuk proyek, perencanaan atau program.
Studi Kasus dari Pemantauan
Terdapat delapan (8) studi kasus yang dapat menggambarkan penggunaan
pemantauan dalam pekerjaan dampak lingkungan yaitu program pengontrolan hama,
fasilitas pengolahan air limbah, dua proyek lignite-extraction, proyek modifikasi bandara,
evaluasi historis dan praktek pembuangan limbah yang diperlukan dalam fasilitas nuklir,
sistem reservoir air permukaan untuk berbagai tujuan yang ada, dan proyek sistem reservoir
air permukaan yang diusulkan.
Gambar 1. Ringkasan Pemantauan
Lingkungan dalam 8 Studi Kasus
Pertimbangan Perancangan untuk Program Pemantauan
Terdapat dua fase dalam model koseptual untuk perencaan dan pelaksanaan
program pemantauan lingkungan, yaitu pengembangan sistem pemantauan, dan
implementasi dan operasi sistem pemantauan. Berikut merupakan sebelas elemen terkait
pengembangan sistem pemantauan (Marcus, 1979) :
1. Elemen kerja yang terkait dengan persiapan dan hasil EIS
Penentuan aksi, prediksi dampak dan penentuan dampak utama
2. Berhubungan dengan koordinasi instansi
Paritsipasi instansi, identifikasi otoritas instansi, dan penentuan ketersediaan data.
3. Berhubungan dengan anstisipasi dampak
Penentuan tujuan pemantauan.
4. Elemen kerja yang merupakan kunci komponen teknis
Penentuan data dan peninjauan data
5. Berhubungan dengan ketersediaan sumber pembiayaan
Perlakuan evaluasi fisibilitas dan pemantauan sistem yang ditentukan
Pada tahap kedua, yaitu implementasi dan operasi sistem pemantauan, terdapat
enam poin penting
1. Pengimplementasian sistem pemantauan,
2. Pengumpulan data, analisis data, dan evaluasi dampak,
3. Respon oleh instansi pemerintah,
4. Perubahan dokumen dalam temuan naskah dan hasil terhadap program pemantauan pasca-EIS.
Pedoman dan Peraturan
Untuk memfasilitasi dan melembagakan program pemantauan lingkungan, pasti
akan diperlukan pedoman dan kebijakan tertentu. Berikut merupakan tiga pedoman dan
kebijakan untuk pemantauan lingkungan dan audit dalam kaitannya dengan proses EIA
(Sadler dan Davies, 1988) :
1. Baseline monitoring (Pemantauan Dasar)
Dasar-dasar pemantauan harus direncanakan dan dimulai pada fase pelingkupan AMDAL.
2. Formulation of impact prediction (Formulasi Prediksi Dampak)
Prediksi dampak harus dinyatakan sebagai variabel hipotesis sehingga tes statistik dapat
dilakukan/diterapkan. Tingkat kepastian harus dinyatakan dengan jelas, prediksi dibuat
dengan lebih konduktif untuk dianalisis, serta menyediakan indikasi yang lebih teliti
terhadap hal yang diantisipasi.
3. Effects monitoring (Pemantauan Efek/Akibat)
Efek pemantauan harus dirancang untuk menetapkan hubungan sebab-akibat yang dapat
menyediakan dasar dari suatu dampak melalui penerapan tindakan korektif.