13 Coal Bed Methane(Edit)
-
Upload
alfian-shepard -
Category
Documents
-
view
241 -
download
1
description
Transcript of 13 Coal Bed Methane(Edit)
Coal Bed Methane
Jurusan Teknik Geologi Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
Ev. BudiadiAdi Prabowo
Coal Bed Methane
Coal Bed Methane adalah :
Gas methane yang dapat bernilai ekonomis, terbentuk dan terdapat bersama-sama denganlapisan batubara.
Coal seam gas dapat dibedakan menjadi dua macam :
1. Coal bed methane : gas methane yang terdapatdalam batubara dan belum tersentuh oleh kegiatanapapun.
2. Coal Mine Gas : gas methane yang menyertaikegiatan penambangan batubara terutama padatambang bawah tanah.
PROSES PEMBENTUKAN GAS METHANE BATUBARA
Batubara sebagai batuan sumber dari gas methane dimulai dari
batubara peringkat rendah (low rank coal)
Berdasarkan tahap pembentukan gas methane, dikenal :
Biogenic gas : gas methane batubara yang terbentuk pada
tahap microbiologis
Thermogenic gas : gas methane batubara yang terbentuk
pada tahap coalification (proses thermal), yaitu adanya
kenaikan tekanan dan temperatur.
Mekanisme aktivitas hidrologis yang dilakukan oleh
bakteri : aktifitas ini terjadi pada lapisan batubara peringkat
rendah yang tersingkap di permukaan tanah :
Bila ada air hujan jatuh ke daerah tersebut (karena
banyak cleat) maka air akan turun melalui cleat dan
mengisi kembali air tanah.
Lapisan dasar ini menghubungkan air tanah tsb dengan
lapisan batubara.
Munculnya oksigen dalam air tanah akan mendukung
bakteri aerob melakukan metabolisme, dengan
mengkonsumsi oksigen, nitrogen, oksida dan sulfat
dalam air tanah.
Akibatnya menungkinkan bakteri an aerob nulai
berkembang.
Biogenic proses pada pembentukan gas methane :
Gas biogenic diperoleh dari aktivitas bakteri dan CO2,
dimana bakteri an aerob menggunakan H2 untuk
merubah acetat (COOH) dan CO2 untuk menghasilkan
gas methane (dari hasil metabolisme)
Kadang-kadang dari kegiatan bakteri an aerob dan
sulfide bisa menghasilkan gas methane.
Sejarah coal bed methane :
Coal Mine gas pertama kali diproduksi sejalan dengan
pengambilan gas methane dalam tambang batubara (bawah
tanah), karena dengan dapat terambilnya gas ini maka
tambang akan terbebas dari proses ledakan.
Sejak awal tahun 1980 an produksi gas methane mengalami
kenaikan, dan saat ini coal bed methane sebagai cadangan
energi yang sangat penting, karena bila gas ini dibakar sangat
bersih dari terbentuknya emisi sehingga tidak mengotori
lingkungan.
Bila dibandingkan dengan emisi yang dihasilkan dari proses
pembakaran batubara, maka pada pembakaran batubara akan
menghasilkan emisi yang berupa gas maupun padatan ( abu
terbang dan abu dasar ).
Kedalaman
Sebuah kedalaman praktis pengembangan CBM komersial adalah 300 meter sampai dengan 1500 meter bawah permukaan
KANDUNGAN GAS METHANE BATUBARA
Komposisi CBM terdiri dari metana/CH4
88-98% dengan jumlah kecil lain gas seperti karbon dioksida dan nitrogen,kandungan gas dalam batubara : 100 –300 m3/gr terbentuk selama coalification.
Kandungan gas dalam reservoir gas methane batubara dihitung berdasarkanprosentase gas total.
KANDUNGAN GAS METHANE BATUBARA
Bila dilihat berdasarkan sifat fisika batubara maka keberadaan gasmethane batubara dibagi 3 :
1. Gas bebas :
gas yang terjebak dalam pori-pori yang saling berhubungandan void dari lapisan batubara.
2. Gas teradsorbsi :
merupakan gas yang terjebak karena gaya tarik antarpermukan pori,mengisi pada rongga-rongga (meso pori) dancleat. Luas permukaan pori ini sangat besar 50-300Angstrom. Dan sebagian besar gas ada disini.
3. Gas teradsorbsi dalam pori-pori tertutup/sangat dalam.
Volume penyerapan gas sangat tergantung pada :
1. Tekanan gas
2. Temperatur dimana gas terserap (berada)
Posisi terperangkapnya CBM dalam matriks
batubara :
98 % dari gas tersimpan dalam pori-pori
yang berbuhungan dan pori tertutup.
2 % dari gas tersimpan pada cleat batubara
Selain itu sejumlah gas berada terlarut
dalam air tanah lapisan batubara.
Dengan demikian dalam jumlah (prosentase)
kecil gas bebas dari sistem rekahan dan gas
terlarut akan terlepas (hilang) selama awal
proses dewatering dalam pemboran CBM
untuk mengurangi tekanan hidrostatik di
reservoir batubara.
Arah aliran gas, termasuk juga defusi gas
:
Terjadi dalam pori-pori batubara yang
saling berhubungan ke arah cleat.
Aliran gas ini dikontrol oleh
permeabilitas matriks batubara,
sehingga sangat tergantung oleh rank
batubara.
.
POTENSI GAS METHANE BATUBARA
Untuk menghitung banyaknya gas methane batubara dapatdigunakan rumus :
Potensi GMB = A x B x C ( cuft)
A = ketebalan lapisan batubara
B = kadar GMB per unit volume
C = luas area cadangan batubara
Kadar GMB dapat dihitung dari hasil analisa laboratoriumterhadap contoh batubara yang dihasilkan.
.
Ada tiga metode perkiraan kadar GMB yang berhubungan dg carapengambilan contoh batubara :
- in direct.
- direct.
- pressure core
1.Metode in direct :
Perkiraan kadar gas methane batubara insitu tergantungpada rank batubara serta kedalaman reservoir.
Dari contoh batubara yang didapatkan pada saat eksplorasidilakukan analisa kadar GMB di laboratorium.
Contoh untuk kadar GMB di Powder River Basin :
Total cadangan batubara 1 milyard ton, batubara sub bituminous coal.
Hasil analisa laboratorium terdapat 50 cuft/ton batubara.
Sehingga potensi GMB = 50 milyard cuft.
2.Metode direct : adanya penyerapan gas pada pori.
Metode ini memperkirakan adanya kehilangan gas padasaat pemboran dan saat analisanya.
Cara pengambilan contoh ada tiga metode :
a. cutting pemboran
Keberadaan gas methane didalam cutting biasanya
didapat dalam waktu yang singkat.
Data yang didapat kurang signifikan.
Dari cutting pemboran sangat berpotensi untuk terjadinya
kehilangan gas karena ukuran butir yang kecil-kecil.
Cutting pemboran mempunyai potensi yang besar untuk
terjadinya kontaminasi dengan lapisan yang ditembus
pemboran, serta lumpur pemboran.
Dengan cutting, maka kegiatan pemboran tidak akan
mendapatkan data kedalaman pemboran dengan baik.
b. conventional core
Untuk mendapatkan core yang betul lebih sulit.
Potensi untuk kehilangan gas masih cukup besar.
Semakin lala waktu pemboran dan pengambilan inti bor, maka potensi untuk kehilangan gas semakin besar.
Biaya lebih mahal bila dibandingkan dengan pemborancutting (non coring).
Kemungkinan kontaminasi dengan lapisan batuan lain danlumpur pemboran sangat kecil.
Diperlukan contoh yang banyak untuk melakukan analisadilaboratorium.
c. Wire line core
Kemungkinan kehilangan gas bisa diperkecil.
Biaya lebih mahal bila dibandingkan conventional core.
Sangat mungkin dilakukan evaluasi penyerapan gas dalambatubara.
Diameter core kecil.
Untuk keperluan uji laboratorium diperlukan sample yang
banyak.
3. Pressure core
Diperlukan core barrel spesial untuk dapat menyekat core
pada bagian atas dan bawah.
Pada permukaan core barrel tekanan diusahakan sama
dengan tekanan canister.
Sangat kecil kemungkinan kehilangan gas.
Sangat kecil kemungkinan terkontaminasi baik udara
maupun lumpur pemboran.
Untuk hasil evaluasi data geologi sangat akurat, termasuk
data cleat maupun pori.
Untuk hasil data laboratorium secara keseluruhan sangat
mahal.
Fluida pemboran juga menyebabkan masalah.
Diperlukan contoh yang banyak untuk pengujian
laboratorium.
Biayanya sangat mahal
Untuk proses penyekatan core juga merupakan problem
tersendiri.
Kadar gas yang didapat dalan seluruh kedalaman core tidak
dapat menggambarkan kadar gas dalam suatu zone
(daerah).
Untuk menghitung gas total , maka gas total terdiri atas tiga
macam :
Loss gas (Q1)
Measured gas ( Q2 )
Residual gas ( Q 3 )
Loss gas adalah gas yang hilang pada saat kegiatan :
Pemboran, batubara keluar dari sumur bor
Sampai dengan saat batubara dimasukkan dalam canister
dan disegel.
Measured gas adalah gas yang dapat terserap pada saat
analisa dalam canister.
Residual gas adalah gas yang masih terdapat dalam batubara
(sebagai sisa) setelah analisa laboratorium memakai canister
berakhir.