1262-3650-1-PB

11
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA GERINDA DI PT DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA Angelia Ayu Pangestuti, Noeroel Widajati Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Email : [email protected] ABSTRACT Grinding machine is one of machine that causes vibration. Vibration that exceeds NAB can result to occupational diseases. Carpal Tunnel Syndrome is occupational diseases that arise because gap in bottom arm to wrist the narrowing of causing can limit to function of the wrist. The purpose of this study is to analyze the related factor with symptoms of CTS in grinding workers at PT DOK dan Perkapalan Surabaya. Based on the type of study included analytical research using observational methods. The population in the study were all part grinding workers at PT DPS total 43 people with a sample total 39 people. The results of this study amounted to 87.2% of respondents had symptoms of CTS. The most symptoms of CTS at the age of 26-45 years with years of service >10 years and length of employment 2-<4 hours, and the intensity of the vibration that exceeds NAB of 10-12 m/s 2 for 2-8 hours. The relationship between variables were tested using chi-square test. The conclusion of this study was there were a strong enough relationship between CTS symptoms with age and years of service and there were relationships between CTS complaints with the use of PPE and there were a strong relationship between the intensity of vibration grinding machine with CTS symptoms in Grinding Workers at PT DPS. The company was expected to provide control over the grinding machine vibration, providing education about the importance of the use of PPE and seek job rotation. Keywords : grinding machine, vibration, Carpal Tunnel Syndrome ABSTRAK Mesin gerinda merupakan salah satu mesin yang menimbulkan getaran. Getaran yang melebihi NAB dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja (PAK). Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah PAK yang timbul karena celah dilengan tangan bawah sampai pergelangan tangan terjadi penyempitan sehingga dapat membatasi fungsi pergelangan tangan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor yang berhubungan dengan keluhan CTS pada pekerja gerinda di PT DPS. Berdasarkan jenis penelitian termasuk penelitian analitik menggunakan metode observasional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh pekerja bagian grinding di PT DPS yang berjumlah 43 orang dengan jumlah sampel 39 orang. Hasil penelitian ini adalah sebesar 87,2% responden memiliki keluhan CTS. Keluhan CTS terbanyak pada usia 26-45 tahun dengan masa kerja >10 tahun dan lama kerja 2-<4 jam, serta dengan intensitas getaran yang melebihi NAB sebesar 10-12 m/s 2 selama 2-8 jam. Hubungan antar variabel diuji menggunakan uji chi-square dan uji spearman. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan yang cukup kuat antara keluhan CTS dengan usia, dan masa kerja dan terdapat hubungan yang sedang antara keluhan CTS dengan penggunaan APD, serta terdapat hubungan yang kuat antara intensitas getaran mesin gerinda dengan keluhan CTS pada Pekerja Gerinda di PT DPS. Perusahaan diharapkan memberikan pengendalian terhadap getaran mesin gerinda, memberikan edukasi terkait pentingnya penggunaan APD dan mengupayakan rotasi kerja. Kata kunci : mesin gerinda, getaran, Carpal Tunnel Syndrome 14

description

pb

Transcript of 1262-3650-1-PB

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNELSYNDROME PADA PEKERJA GERINDA DI PT DOK DAN PERKAPALANSURABAYAAngelia Ayu Pangestuti, Noeroel WidajatiDepartemen Keselamatan dan Kesehatan KerjaFakultas Kesehatan Masyarakat Universitas AirlanggaEmail : [email protected] that causesvibration.VibrationthatexceedsNABcanresult tooccupationaldiseases. CarpalTunnelSyndromeis occupationaldiseases thatarisebecausegapinbottomarmtowristthenarrowingofcausingcanlimittofunctionofthewrist. Thepurposeofthisstudyistoanalyzetherelatedfactorwith symptoms ofCTSingrindingworkersatPTDOKdanPerkapalanSurabaya. Based onthetypeof study included analyticalresearch usingobservationalmethods. The population in the study were all part grinding workers at PT DPS total 43 people with asample total 39 people. The results of this study amounted to 87.2% of respondents had symptoms ofCTS. The most symptoms of CTS at the age of 26-45 years with years of service >10 years and lengthof employment 2-10 tahun dan lama kerja 2-45tahun9 0 9Total 34 5 39Berdasarkan Tabel 1. menunjukkanbahwasebanyak22respondenyangmengalami keluhan CTS adalah respondenyang berusia 26-45 tahun. Adapun hasil ujistatistikmenggunakanuji spearmanmenghasilkan nilai sig. = 0,009 < = 0,05dengancvalue=0,413yangartinya adahubungan yangcukupkuat antarausiadengan keluhan CarpalTunnelSyndromepadapekerjagerindadiPTDOKdanPerkapalan Surabaya.Tabel2. HubunganantaraMasaKerjadenganKeluhanCTSPekerjaGerindaMasaKerjaKeluhanCTS Total Sig.cvalueYa Tidak1-5tahun4 3 70,001 0,5106-10tahun1 1 2>10tahun29 1 30Total 34 5 39Berdasarkan Tabel 2. menunjukkanbahwasebanyak29respondenyangmengalami keluhan CTS adalah responden17 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014: 1424denganmasakerja>10tahun.Adapunhasilujistatistikmenggunakanujispearman menghasilkannilaisig.=0,001< =0,05dengancvalue=0,510yangartinya adahubungan yangcukupkuatantara masakerja dengan keluhan CarpalTunnelSyndrome padapekerjagerindadiPT DOK dan Perkapalan Surabaya.Tabel 3. HubunganantaraLamaKerjadenganKeluhanCTSPekerjaGerindaLama KerjaKeluhan CTSTotal Sig.Ya Tidak< 1 jam 2 0 20,3881 < 2 jam 1 2 32 < 4 jam 26 2 284 < 8 jam 5 1 6Total 34 5 39Berdasarkan Tabel 3. menunjukkanbahwasebanyak26respondenyangmengalami keluhan CTS adalah respondendengan lama kerja 2- = 0,05yangartinyatidak adahubungan yangantara lamakerja dankeluhan CarpalTunnelSyndrome padapekerjagerindadiPT DOK dan Perkapalan Surabaya.Tabel4. HubunganantaraKebiasaanMerokok dengan Keluhan CTSPekerja GerindaKebiasaanMerokokKeluhan CTSTotal Sig.Ya TidakMerokok19 2 210,647Tidak Merokok15 3 18Total 34 5 39BerdasarkanTabel 4.menunjukkanbahwasebanyak22respondenyangmengalami keluhan CTS adalah respondenyangmemilikikebiasaanmerokok.Adapun hasil uji statistik menggunakan ujichi-square menghasilkan nilai sig. = 0,647> =0,05yangartinyatidak adahubunganantara kebiasaanmerokokdengan keluhan CarpalTunnelSyndromepadapekerjagerindadiPTDOKdanPerkapalan Surabaya.Tabel 5. HubunganantaraKebiasaanOlahraga dengan Keluhan CTSPekerja GerindaKebiasaanOlahragaKeluhan CTSTotal Sig.Ya TidakOlahraga25 3 280,609Tidak Olahraga9 2 11Total 34 5 39Berdasarkan Tabel 5. menunjukkanbahwasebanyak25respondenyangmengalami keluhan CTS adalah respondenyang memiliki kebiasaan olahraga. Adapunhasil ujistatistikmenggunakanuji chi-square menghasilkan nilai sig. = 0,609 > =0,05yangartinyatidak adahubunganantara kebiasaanolahraga dankeluhanCarpalTunnelSyndrome padapekerjagerindadiPTDOKdanPerkapalanSurabaya.Tabel 6. HubunganantaraIMTdenganKeluhan CTS Pekerja GerindaIMTKeluhan CTSTotal Sig.Ya Tidak< 18,5 0 1 10,14518,5 25 19 3 22> 25 30 14 1 15> 30 1 0 1Total 34 5 39Berdasarkan Tabel 6. menunjukkanbahwasebanyak19respondenyangmengalami keluhan CTS adalah respondenyangmempunyaiIMT18,5-25.Adapunhasilujistatistikmenggunakanujispearman menghasilkannilaisig.=0,145> =0,05yangartinyatidak adahubunganantara IMTdengan keluhanCarpalTunnelSyndrome padapekerjagerindadiPTDOKdanPerkapalanSurabaya.Tabel 7. HubunganantaraPosisiKerjaTangandenganKeluhanCTSPekerja GerindaPosisi KerjaTanganKeluhan CTSTotal Sig.Ya TidakPronation14 2 161,00Lateral Pinch20 3 23Total 34 5 39Angelia dan Noeroel W, Faktor Yang Berhubungan18Berdasarkan Tabel 7. menunjukkanbahwasebanyak20respondenyangmengalami keluhan CTS adalah respondenyang mempunyai posisi kerja tangan secaralateralpinch.Adapunhasilujistatistikmenggunakan uji chi-square menghasilkannilaisig.=1,00> =0,05yangartinyatidak adahubunganantara posisikerjatangan dengan keluhan CarpalTunnelSyndrome padapekerjagerindadiPTDOK dan Perkapalan Surabaya.Tabel 8. Hubunganantara PenggunaanAPD denganKeluhanCTSPekerja GerindaPenggunaanAPDKeluhanCTS Total Sig.cvalueYa TidakTidakmenggunakanAPD29 0 290,00 0,547MenggunakanAPD5 5 10Total 34 5 39Berdasarkan Tabel 8. menunjukkanbahwasebanyak29respondenyangmengalami keluhan CTS adalah respondenyangtidakmenggunakan APD.Adapunhasilujistatistikmenggunakanuji chi-square menghasilkannilaisig.=0,00< = 0,05 dengan c value = 0,547 yang artinyaadahubungan yangsedangantarapenggunaanAPD dengan keluhan CarpalTunnelSyndrome padapekerjagerindadiPT DOK dan Perkapalan Surabaya.BerdasarkanTabel9menunjukkanbahwasebanyak33respondenyangmengalami keluhan CTS adalah respondendenganintensitasgetaran>NAB.Adapunhasilujistatistikmenggunakanuji chi-square menghasilkannilaisig.=0,00 NAB 33 1 34Total 34 5 39PEMBAHASANPenelitiandilakukanpada39pekerjagerindadiPTDOKdanPerkapalanSurabaya.MenurutDepkesRI(2009), Usia dibedakan menjadi 3 kategoriyaituusiaremaja,usiadewasadanusialansia.Berdasarkandistribusifrekuensirespondenmenurutusiadidapatkanbahwa61,5%respondentermasukdalamkategoriusia dewasayaitu usia 26-45 tahun, 23,1%respondentermasukdalamkategoriusialansiayaituusia>45tahundan15,4%respondentermasukdalamkategoriusiaremajayaituusia17-25tahun.Rata-ratausiarespondensekitar41tahun.MenurutTjiptoherijanto(2001), padausiatersebutresponden masih tergolong pada kelompokusia produktif.MenurutKurniawan(2006),Masakerjadibedakanmenjadi3 kategoriyaitumasakerjabaru,sedangdanlama.Berdasarkan distribusi frekuensi respondenmenurutmasakerjadidapatlebihdari1/2respondenatau 76,9%responden termasukdalamkategorimasakerjalamayaitudenganmasakerja>10tahun,17,9%responden termasukdalamkategorimasakerjabaruyaitudenganmasakerja1-5tahun dan 5,1% responden termasuk dalamkategorimasakerjasedangyaitudenganmasa kerja 6-10 tahun. Semakin lama masakerjaseseorangdalammelakukanpekerjaan, maka secara tidak langsung19 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014: 1424akanmemberikandampakpositifterhadapperkembanganketerampilandalammenyelesaikanpekerjaan.Sehinggarespondendengankategorimasakerjalamasebagianbesarmemilikilamakerjamengoperasikan mesin gerinda 2 jam.Berdasarkandistribusi frekuensirespondenmenurutlamakerjasaatmenggunakanmesingerinda,diketahuibahwa71,8%respondentermasukdalamkategoricukuplama,15,4%respondentermasukdalamkategorilama,7,7%responden termasuk dalam kategori singkatdan5,1%respondentermasukdalamkategoricukupsingkat.Lamakerjatersebutmerupakantotallamakerjarespondenmenggunakanmesingerindadan terpapar getaran dalam 1 hari kerja.Kebiasaanyangdilakukanolehrespondenadalahkebiasaanmerokokdankebiasaanolahraga.Respondenyangmemilikikebiasaanmerokokadalahsebesar53,8%atau21orang.Kebiasaanmerokoktersebutdilakukanolehrespondensaatjamistirahattanpamengganggupekerjaandandiluarjamkerja.Sebagianbesarrespondenmenghabiskan>5batang/hari.MenurutTarwaka(2004),kebiasaanmerokokmemilikiakibatyangberdampakpadakapasitasparu-paru.Apabilakapasitasparu-parumenurunmakakemampuandalammengkonsumsioksigenakanmenurun sehingga tingkat kesegaran tubuhjuga akan menurun. Oleh karena itu, untukmengembalikankesegarantubuhmakaresponden menyeimbangi dengan olahraga.Kebiasaanolahragadapatmengurangiterjadinyakramataupenyempitanpembuluhdarah,nyeriototdanterjadipengenduran pada otot.PadaPTDPS,Respondenyangmemilikikebiasaanolahragayaitusebesar71,8%atau28orang.AdapunolahragayangbiasadilakukanadalahsenambersamayangdiadakanolehPTDPSsetiapharijumatselama30menitdanolahragadiluarjamkerjasepertibersepeda,bulutangkisdanrenang.Kegiatanolahragayang diadakanperusahaanberupasenamtersebutsecaratidaklangsungmemberikandampakpulapadastatusIMTyaitusebagianbesarrespondenmemilikistatusIMTdalamkategori gizi baik.MenurutDepkes(2005),StatusIMT(IndeksMassaTubuh)terdiridari4macam yaitu gizi kurang (25-30)danobesitas(>30).BerdasarkandistribusirespondenmenurutIMTdiketahuibahwa56,4%respondenmemilikiIMT18,5-25yangtermasukdalamkategorigizibaik,38,5%respondenmemilikiIMT >25-30yangtermasukdalamkategorigizilebihdanrespondenyangmemilikiIMT30atauobesitasmasing-masingsebesar2,6%respondenatau1orang.Posisikerjatanganrespondensaatmenggunakanmesingerindasebagianbesardenganposisi lateralpinch yaitusebesar59%atau23orang.Sedangkanyangmenggunakanposisi pronationadalahsebesar41%atau16orang.MenurutVienza(2011),Posisilateralpinchmerupakanposisiyangtidaknormaldan tidak ergonomis karena jari-jari tangantidakmenggenggamsempurnasehinggaberpotensimenyebabkancederapadatangan.Sebagianbesarrespondenmenggunakanposisilateralpinchkarenamerasalebihnyamandanmudahmemegangmesingerinda.Selainitu,sebanyak29responden(74,4%)saatmenggunakanmesingerindatidakmenggunakanAPDsedangkanyangmenggunakanAPDhanyasebanyak10responden (25,6%).Mayoritasrespondenmengalamiintensitasgetarandarimesingerinda>NAB. AdapunNABgetaranmenurutPermenakertrans no. 13 tahun 2011adalah4m/s2denganlamawaktupaparan8jam.Sebanyak12,8%respondenmengalamiintensitasgetarandarimesingerindadibawahNAB,namunbilaterpapardalamjangkawaktuyanglamamakagetaranakan menjadi sebuah faktor risiko.Angelia dan Noeroel W, Faktor Yang Berhubungan20Berdasarkanpenelitianyangtelahdilakukanmenggunakanlembarkuesionerdan wawancara pada pekerja gerinda di PTDPSdidapatkanbahwa87,2%respondenmengalamikeluhanCTS.KeluhanCTStersebutsebagianbesardirasakanrespondensetelahbeberapamenitmenggunakanmesingerinda.KeluhanCTS yangpalingbanyakdirasakanolehresponden adalah nyeri sebesar 64,1% atau25orang.AdapunkeluhanCTSlainnyaadalah mati rasa, kesemutan, tangan sepertitertusuk-tusuk,gerakantangankurangterampil,sulitmenggenggamdansulitmembedakan antara panas dan dingin.Berdasarkanhasilujistatistikyangtelahdilakukan,menunjukkan adanyahubungan yangcukupkuat antarausiadengankeluhanCTSpadapekerjagerindadiPT DOKdanPerkapalanSurabaya.Adanyahubunganyangsedangtersebutdikarenakandalammenggunakanmesingerindaperlukebiasaandankeahliandaripekerja.Respondendenganusiadewasadanusialansiacenderungtelahterbiasadan cukup ahli dalam menggunakan mesingerinda.SehinggapadausiatersebutrespondenberisikomengalamikeluhanCTS.MenurutTarwaka(2004),Keluhannyeri otot merupakan penyakit kronis yangmembutuhkanwaktulamauntukberkembangdanbermanifestasi.Semakinlamawaktubekerjaseseorangmakasemakinlamaseseorangterpajanfaktorrisikokeluhannyeriototdansemakinbesar pula risiko untuk mengalami keluhannyeri otot. Hal tersebut sesuai dengan hasilujistatistikyangterdapathubunganyangcukupkuatantaramasa kerjadengankeluhanCTSpadapekerjagerindadiPTDOK dan Perkapalan Surabaya.Selainitu,adanyarespondenyangmengalamikeluhanCTSlebihbanyakpadarespondenyangtidakmenggunakanAPDmakahasilujistatistikmenyatakanbahwaterdapat hubungan yangsedangantara penggunaanAPD dankeluhanCarpalTunnelSyndrome padapekerjagerinda dikarenakan sebagianbesarpekerja gerinda tidak menggunakan sarungtangankarenaberanggapanbahwalebihnyamandanmudahdigerakkansertatanganakansusahmenggenggamsaatmemakai sarung tangan.Asman dkk (2000)menyatakanbahwaoperatorpemotongrumputdengangetarandiatasNAByangtidakmemakaisarungtanganmemilikirisikopenyakitakibatkerjapadabagiantangansebesar6,50kalidibandingkandenganoperatorpemotongrumputyangmenggunakansarungtanganyangsesuaiyangmampumengurangigetaran.Sehingga penyakitCTSakanmunculpadapekerjadenganpaparangetaranyangtinggi. Pernyataantersebutsesuaidenganhasilujistatistikmenyatakanbahwaterdapat hubunganyangkuat antaraintensitasgetarandankeluhan CarpalTunnelSyndrome padapekerja gerinda.SelainintensitasgetaranyangtinggikeluhanCTSjugadapatdisebabkankarenaadanyakebiasaanmerokok.MenurutBoshuizenetal(1993)dalamTarwaka(2004)menyebutkanbahwasemakintinggiseseorangmengkonsumsirokokmakasemakintinggipulatingkatkeluhanotot yangdirasakan.Keluhanotottersebuttimbuldikarenakanrokokmemilikikandunganzatkimiaberbahayasalahsatunyayaitunikotin.Nikotindalamrokokdapatmemicuterjadinyapenyempitan,penyumbatanpembuluhdarahdandapatmemperparahtersumbatnyakapilerdarah (Arief,2007).Namunhaltersebuttidaksesuaidenganpenelitianinikarenatidakadanyahubunganantara lamakerja, kebiasaanmerokok,kebiasaanolahraga,IMTdanposisikerjatangandengankeluhanCTSpada pekerja gerinda.AdanyaketidakhubunganantarakebiasaanmerokokdankeluhanCTStersebutdikarenakanrata-ratarespondentelahmelakukankebiasaanmerokoktersebutselama10-15tahun.HaltersebutdiperkuatdenganhasilpenelitianDesi(2009)yangmenyatakanbahwaterdapathubunganyangsedangantararesponden21 The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, Vol. 3, No. 1 Jan-Jun 2014: 1424yangtelahmerokokselama36-40tahundengan keluhan nyeri otot.Adanyaketidakhubungantersebutjugadipengaruhiolehadanyakebiasaanrespondendalammelakukanolahraga.Respondenyangmelakukankebiasaanolahragaakanmengalamipeningkatanpadakesegarantubuhdantidakmudahlelah dikarenakan pada saat olahraga tubuhakanmenghirupoksigenlebihbanyak.Kandunganoksigenyangadadalamdarahakanmembantupembakarankarbohidratsehinggatidakadatumpukanasamlaktatdanmampu mengurangiterjadinyapenyempitanpembuluhkapiler(Tarwaka,2004). Sedangkanadanyaketidakhubunganantara statusIMTdankeluhanCTSdikarenakansebagianbesarrespondenyangmemilikigizibaikjugamemiliki kebiasaan olahraga seperti senamsetiapharijumat yangdiadakanolehperusahaan.Silversteinetal(1987)dalamVienza(2011)yangmenyatakantidakadahubunganyangsignifikanantaraposisitelapaktangandenganCTS.Pernyataantersebutsesuaidenganpenelitianini,jikaseseorangnyamandalammenggunakanposisikerjatangantersebutmakakeluhanCTStidakakanmuncul.MunculnyakeluhanCTSdapatdikarenakanfaktoryang lain seperti lama menggunakan mesingerindadan intensitas getaran yang timbuldari mesin gerinda.KESIMPULANHasil penelitianyang dilakukanpada39respondenpekerjagerindadiPTDOKdanPerkapalanSurabayadapatdisimpulkan adalah respondenpalingbanyak berusia 26-45 tahun sebesar 61,5%dan tergolong dalam kategori usia dewasa.Masakerjarespondensebagianbesar>10tahun yaitu sebanyak 76,9% dan lama kerjamenggunakanmesingerindaselama 2