12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

34

Transcript of 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Page 1: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis
Page 2: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Cakupan Pembahasan

Tim Presentasi XIV

Page 3: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis
Page 4: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

14.1.1 Proteksi Terhadap Risiko

Tim Presentasi XIV

Macam-Macam Risiko

Page 5: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Tim Presentasi XIV

Preventifasi dan Proteksi ResikoDitinjau dari segi waktu, sebetulnya risiko-risiko tersebut

dapat diproteksi baik pra maupun pasca,contohnya:

Page 6: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Tim Presentasi XIV

Sistem Asuransi

Page 7: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Tim Presentasi XIV

Syarat-Syarat Kejadian Yang Dapat Diasuransikan

Page 8: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Penggolongan dan Jenis AsuransiMenurut Objek dan Sifatnya

1) Asuransi terhadap orang

2) Asuransi terhadap barang milik orang

3) Asuransi terhadap usaha yang terputus

4) Asuransi Sukarela, seperti asuransi belajar/beasiswa

5) Asuransi Kewajiban, contohnya bagi pemilik kendaraan

bermotor, mereka harus ikut serta dalam asuransi jiwa

dan / kecelakaanTim Presentasi XIV

Page 9: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Contoh Asuransi Milik dan Asuransi Jiwa

Agar perusahaan asuransi tidak terlalu berat membayar ganti rugi premi, biasanya sebuah perusahaan peserta asuransi mempunyai asuransi ganda, contohnya: PT. Fastrata Buana membeli polis asuransi untuk aset perusahaan (asuransi milik) di Perusahaan Asuransi Benda Sraya dan membeli polis asuransi untuk jiwa karyawannya di Perusahaan Asuransi Bumi Putera 1912.

Tim Presentasi XIV

Page 10: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Total Premi Ganti RugiTotal premi ganti rugi tergantung kepada:

Nilai premi ganti rugi yang disepakati oleh perusahaan asuransi dan peserta saat perjanjian.

Hasil survey pihak perusahaan asuransi untuk mengestimasi

kerugian peserta.

Misalnya jika terjadi kebakaran gedung pemilik polis asuransi,

maka pihak perusahaan asuransi akan membayar premi ganti rugi

yang disesuaikan dengan perhitungan prosentase paket asuransi

dan survey pihak perusahaan asuransi.

Tim Presentasi XIV

Page 11: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

6. Asuransi Kecelakaan

Asuransi ini biasanya diperuntukan bagi kecelakaan yang

terjadi baik pada kendaraan, lantas (darat, laut, dan udara),

serta kecelakaan lainnya. Misalnya: pencurian/perampokan,

pemecahan kaca mobil, ledakan mesin di suatu pabrik, dll.

Misalnya dalam asuransi mobil, jika pemilik mobil menabrak

mobil lain, maka secara otomatis pemilik mobil harus

bertanggung jawab kepada yang ditabrak, maka salah satu

cara pertangungjawabannya ialah dengan cara asuransi.

Tim Presentasi XIV

Page 12: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

7) Asuransi angkutan darat, laut dan udara, yaitu yang

melindungi/menggati kerugian penumpang karena barangnya

dicuri.

8) Asuransi Kredit, yaitu ganti rugi yang diberikan oleh Asuransi

kepada Bank Umum/Lembaga Pembiayaan Keuangan atas

risiko kegagalan debitur dalam melunasi fasilitas kredit atau

pinjaman tunai (cash loan) seperti kredit modal kerja, kredit

perdagangan dan lain-lain yang diberikan oleh

BankUmum/Lembaga Pembiayaan Keuangan.

Tim Presentasi XIV

Page 13: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

9) Asuransi Jiwa, yaitu janji dari perusahaan asuransi kepada nasabahnya bahwa apabila si nasabah mengalami risiko kematian, maka perusahaan akan memberikan santunan dyengan jumlah tertentu kepada ahli waris nasabah, dengan harapan bahwa yang ditinggalkan tidak mengalami kesulitan biaya hidup.

10) Asuransi Kepemilikan, yaitu melindungi pemegang polis terhadap tuntutan orang lain akan barang miliknya.

11) All Risk Insurance, yaitu asuransi yang mengganti kerugian pemegang polis dari segala macam risiko.

Tim Presentasi XIV

Page 14: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

KESIMPULAN

Page 15: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

14.2 Ekspansi Bisnis

Ekspansi adalah usaha memperbesar kegiatan/operasi perusahaan, seperti produksi,

pemasaran dan atau mungkin pula seluruh kegiatan produksi.

Tim Presentasi XIV

Page 16: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Latar Belakang EkspansiPerluasan pasar

Dengan demikian, untuk menghadapi faktor ini dibutuhkan tambahan fasilitas baik di bidang produksi atau pemasaran.

Bertambahnya item produksiPerlunya perbaikan fasilitas-fasilitas dan hal ini

memerlukan dana untuk investasi pada aktiva tetap (aset berwujud yang memiliki umur lebih dari satu tahun dan tidak mudah diubah menjadi kas).

Tim Presentasi XIV

Page 17: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Motif-Motif Ekspansi

AmbisiSpekulasiKeuntungan dari setiap unit kegiatan

perusahaan. Seperti: Produksi, Distribusi dlsb.

Tim Presentasi XIV

Page 18: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Sumber Dana EkspansiSurplus keuntungan yang tidak dibagikan kepada

pemegang saham.Hasil konversi aktiva yang tidak diperlukan.Pinjaman jangka pendek.Penjualan Saham.Penjualan obligasiUntuk penjualan surat berharga, biasanya perusahaan

menawarkannya kepada bank investasi yang sedang dalam rangka promosi nama bank tersebut.

Tim Presentasi XIV

Page 19: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Kategori-Kategori Ekspansi

Ekspansi Berangsur-angsur, maksudnya perusahaan memenuhi fasilitas untuk berekspansi secara berangsur-angsur. Biasanya fasilitas tersebut diperoleh dari leveransir (suplier) secara kredit atau dari bank

Ekspansi Melonjak (bisa pula di sebut ekspansi besar-besaran), maksudnya dikarenakan perusahaan memerlukan suntikan modal segar yang cukup besar untuk memulai ekspansi, maka adakalanya perusahaan sampai mengonversi aktiva tetapnya

Tim Presentasi XIV

Page 20: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Joint Venture

Merupakan perusahaan yang dibentuk antara 2 pihak atau lebih untuk menjalankan aktivitas ekonomi bersama. Pihak-

pihak itu setuju untuk berbagi kepemilikan (secara yuridis), patungan saham , biaya, dan kontrol perusahaan. Dalam bahasa

Indonesianya disebut pula perusahaan patungan.Perusahaan yang biasanya berasal dari negara yang berbeda ini

kebanyakannya untuk proyek khusus, atau hubungan bisnis yang berkelanjutan, seperti Perusahaan Patungan Sony Ericsson.

Page 21: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Contoh KasusPerusahaan patungan umumnya pada industri migas, dan sering

merupakan badan hukum antara perusahaan setempat dan asing. Perusahaan patungan sering nampak sebagai alternatif bisnis yang amat bisa berjalan terus dalam sektor ini, karena perusahaan ini dapat menyempurnakan perlengkapan kecakapan sementara perusahaan ini menawarkan keberadaan geografis pada perusahaan asing.

Beberapa negara seperti RRC dan India, memerlukan perusahaan asing untuk membentuk perusahaan patungan dengan perusahaan domestik untuk memasuki pasar. Persyaratan ini sering mendorong transfer teknologi dan kontrol manajer ke mitra dalam negeri.

Page 22: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Berbagai studi menunjukkan tingkat kegagalan 30-61%, dan 60% gagal dan berangsur bubar dalam 5 tahun (Osborn, 2003). Juga diketahui bahwa perusahaan patungan di negeri yang perkembangannya rendah menunjukkan ketakstabilan besar, dan perusahaan patungan yang melibatkan mitra pemerintah memiliki kemungkinan besar untuk gagal (perusahaan swasta nampak lebih terlengkapi untuk mendukung kecakapan penting, jaringan pemasaran, dll).Sebagian besar perusahaan patungan gagal di Asia karena perbedaan budaya, seperti kasus persekutuan antara Renault, perusahaan mobil asal Perancis, dan Nissan. Perusahaan patungan gagal karena sejumlah alasan, termasuk kurangnya komunikasi dan distribusi tenaga antarmanajemen.

Page 23: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Alasan Pembentukan Joint Venture:

Membangun kekuatan perusahaanMenyebarkan biaya dan risikoMenambah akses ke sumber daya keuanganEkonomi skala dan keuntungan kekuatanAkses ke teknologi dan pelanggan baruAkses ke praktek manajer inovatifKecepatan pasar

Tim Presentasi XIV

Page 24: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

AutoAlliance International antara Ford Motor Company dan Mazda (Industri Mobil)

Bank DnB NORD antara DnB NOR dan NORD/LB (Industri Perbankan) Equilon antara Texaco dan Royal Dutch Shell (Industri MIGAS) Strategic Alliance antara Northwest Airlines dan KLM Royal Dutch

Airlines (Industri Transportasi Udara) LG.Philips Components antara LG Group dan Royal Philips Electronics

(Industri Telekomunikasi) The Baseball Network antara ABC, NBC, dan Major League Baseball

(Industri Sport-Entertainment) Prime Time Consortium, perusahaan gabungan antara Warner Bros.

Domestic Television dan Chris-Craft group (Industri Entertainment) XFL antara NBC dan WWF SMACK DOWN (Industri Sport-

Entertainment) Shell-Mex & BP antara Royal Dutch Shell dan British Petroleum (1931-

1975)

Page 25: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

14.3 Reorganisasi dan Likuidasi

Pengertian reorganisasi di sini lebih terarah pada bidang manajemen, yaitu penataan ulang sistem

manajemen lama karena dipandang kurang mendatangkan benefit atau bisa jadi malah

mendatangkan kerugian.

Page 26: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Kategori ReorganisasiSebetulnya ada beberapa kategori reorganisasi, di antaranya sbb:Reorganisasi Juridis, yaitu perubahan bentuk hokum suatu perusahaanReorganisasi Intern, yaitu penataan ulang manajemen lama karena dipandang kurang mendatangkan benefit atau bisa jadi malah mendatangkan kerugianReorganisasi Keuangan, yaitu perubahan menyeluruh struktur modal karena perusahaan sudah tidak solvable lagi

Page 27: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Sebab-Sebab ReoraganisasiSebab finansial, seperti terlalu besarnya utang perusahaan baik yang berjangka pendek maupun

panjang, sedangkan utang-utang tersebut jauh lebih besar dari aktiva lancar maupun aktiva tetap

Sebab nonfinansial, seperti penentuan lokasi perusahaanyang kurang menguntungkan, sehingga perusahaan merugi, dan kesalahan pada kebijakan

pemasaran, produksi, personalia dan struktur organisasiSebab Eksternal, seperti terlampau beratnya persaingan

dan peraturan pemerintah

Page 28: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Prosedur Reorganisasi

Adanya kata sepakat dari pihak-pihak yang berkepentingan

bahwa reorganisasi perlu dilakukan

Segala aktiva “dialihkan” di bawah pengawasan kreditur

Dibentuk panitia reorganisasi yang merncanakan, mengatur

dan melaksanakan program reorganisasi. Dan apabila terdapat

pihak-pihak yang dirugikan selama proses reorganisasi, maka

mereka dapat mengajukan agar perusahaan dilikuidasi.

Page 29: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Metode reorganisasiUntuk mengurangi utang-utang, perlu menarik dana

dari pemegang sahamUntuk mengurangi beban tetap, maka pemegang

obligasi diminta mengurangi jumlah yang mereka pegang , dengan menawarkan obligasi penghasilan.

Untuk dapat menambah modal kerja baru, maka dapat menjual saham baru kepada orang lain (menjual aktiva tetap yang benar-benar tidak diperlukan)

Page 30: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Contoh KasusReorganisasi banyak dilakukan oleh perusahaan yang

menderita kerugian besar yang berlarut-larut, yang disebabkan oleh ketidaktelitian manajemen atau ketidakjujuran karyawan, yang tentunya akan merugikan perusahaan secara moril atau materil.

Jika perusahaan yang sedang “sakit” dan notabenenya memerlukan tambahan modal tidak mendapatkan kredit dari pemodal lainnya, maka perusahaan tersebut dinyatakan pailit dan harus dilikuidasi.

Page 31: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

LikuidasiAdalah konversi aktiva milik perusahaan yang

dinyatakan pailit ke dalam bentuk tunai untuk dibayarkan kepada yang dihutangi oleh perusahaan yang pailit itu.

Pada prakteknya, likuidasi dilakukan setelah mandegnya reorganisasi.

Sedangkan tujuan utama likuidasi itu sendiri adalah untuk membebaskan perusahaan yang pailit itu dari ikatan utang-piutang.

Page 32: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

Akibat - Akibat Kepailitan1)Badan usaha kehilangan haknya untuk bebas

mengoperasikan kekayaan yang masuk dalam kepailitan, terhitung mulai dari tanggal penyataan pailit itu (UU Kepailitan Pasal 19)

2)Dengan pernyataan pailit, debitur pailit secara hukum berhak untuk menguasai dan mengurus kekayaannya yang dimasukkan dalam kepailitan, terhitung sejak pernyataan kepailitan itu, termasuk juga untuk kepentingan perhitungan hari pernyataannya itu sendiri (UU Kepailitan Pasal 22)

Page 33: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

3. Para karyawan yang bekerja pada debitur pailit dapat memutuskan hubungan kerjanya, dan Balai Harta Peninggalan juga dapat memutuskan hubungan kerja tersebut dengan berdasarkan undang-undang dengan pengertian bahwa hubungan kerja dapat diputuskan dengan pemberitahuan yang harus dilakukan setidak-tidaknya dalam jangka waktu enam minggu. Sejak hari pernyataan pailit berlaku, uang upah merupakan utang harta Pailit (UU Kepailitan Pasal 39).

Page 34: 12 Resiko Pengembangan Dan Penciutan Bisnis

KEPUSTAKAAN Maman Suratman dan Rosti Setiawati, 2010, “Pengantar Bisnis”,

Edisi Revisi. Institut Manajemen Koperasi Indonesia.

AKA Kamarulzaman dan M Dahlan Al- Barry, 2005, “Kamus Ilmiah

Serapan” Cetakan Ke I, Penerbit Absolut, Yogyakarta

Suharyo, Bambang, 2007, “Lulus SNMPTN Ekonomi Dengan Sistem

Kebut Semalam” Cetakan Ke II, Penerbit Warta Wawasan, Jakarta.

http://wikipedia.com

http://google.com