12. PERANAN GURU DALAM PENGEMBANGAN NILAI DAN KARAKTER ANAK DI SEKOLAH.doc

download 12. PERANAN GURU DALAM PENGEMBANGAN NILAI DAN KARAKTER ANAK DI SEKOLAH.doc

of 16

Transcript of 12. PERANAN GURU DALAM PENGEMBANGAN NILAI DAN KARAKTER ANAK DI SEKOLAH.doc

PERANAN GURU DALAM PENGEMBANGAN NILAI DAN KARAKTER ANAK DI SEKOLAH abstrak

Pendidikan Karakter merupakan upaya yang harus melibatkan semua pihak baik rumah tangga dan keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah, masyarakat luas. Oleh karena itu, perlu menyambung kembali hubungan dan educational networks yang mulai terputus tersebut. Pembentukan dan pendidikan karakter tersebut, tidak akan berhasil selama antar lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan. Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan. Sebagaimana disarankan Philips, keluarga hendaklah kembali menjadi school of love, sekolah untuk kasih sayang (Philips, 2000) atau tempat belajar yang penuh cinta sejati dan kasih sayang (keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah). Sedangkan pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan semata, tatapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika, budi pekerti yang luhur dan lain sebagainya.Pemberian penghargaan (prizing) kepada yang berprestasi, dan hukuman kepada yang melanggar, menumbuhsuburkan (cherising) nilai-nilai yang baik dan sebaliknya mengecam dan mencegah (discouraging) berlakunya nilai-nilai yang buruk. Selanjutnya menerapkan pendidikan berdasarkan karakter (characterbase education) dengan menerapkan ke dalam setiap pelajaran yang ada di samping mata pelajaran khusus untuk mendidik karakter. Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter dan watak seseorang. Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter. Menurut Qurais Shihab (1996: 321), situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan.Kata kunci: Pengembangan nilai, Karakter, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangSemua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan belajar di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk yang lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya, demikian peserta didik, ketika orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal.Maka dari itu, dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai peran guru dalam pembelajaran sebagai acuan untuk memahami sebuah profesi kependidikan.

B. Rumusan MasalahYang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:1. Bagaimanakah pentingnya pendidikan karakter2. Bagaimanakah bentuk pelaksanaan pendidikan karakterdisekolah-sekolah?3. Bagaimanakah peranan guru dalam pengembangan nilai dan karakteranak didik di sekolah?

C. Batasan MasalahAgar pembahasan materi yang diuraikan dalam maklah ini tetap terarah dan tidak simpang siur, maka penulis membatasi masalahnyayaitu hanya menguraikan tentang bagaimanakah peranan guru dalam pengembanagan nilai pendidikan karakter anak di sekolah.

D. Tujuan PenulisanTujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Peranan Guru Dalam Pengembngan nilai dan karakter anak didik di Sekolah ataupun dalam sebuah lembaga pendidikanformal.

E. Manfaat PenulisanPenulis berharap penulisan makalah ini akan memberikan manfaat berupa :1. Pengetahuan pembaca tentang latar belakang pentingnya pendidikan karakter.2. Pemahaman pembaca tentang kajian utama tujuan dilaksanakannya pendidikankarakter.3. Pengetahuan tentang peranan sasaran dan pelaksanaan pendidikan karakter.

PEMBAHASAN

Pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh tidak sekedar membentuk anak-anak muda menjadi pribadi yang cerdas dan baik, melainkan juga membentuk mereka menjadi pelaku bagi perubahan dalam hidupnya sendiri, yang pada gilirannya akan menyumbangkan perubahan dalam tatanan sosial kemasyara katan menjadi lebih, adil, baik dan manusiawi. [www.pendidikankarakter.org]

A. Pendidikan KarakterMenurut Akhmad Sudrajat (2010:WWW). Pendidikan Karakter.org) Pendidikan karakter suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Menurut UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (13.1)Ayat 1 menyebutkan bahwa Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal,dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan informal adalahjalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan informal sesungguhnya memilikiperan dan kontribusi yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikan. Peserta didikmengikuti pendidikan di sekolah hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30%.Selebihnya (70%), peserta didik berada dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jikadilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di sekolah berkontribusi hanya sebesar30% terhadap hasil pendidikan peserta didik.

Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawapeserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, danakhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter yangselama ini ada di SMP perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-alternatif solusinya, sertaperlu dikembangkannya secara lebih operasional sehingga mudah diimplementasikan disekolah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalampembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengannorma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan,dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi,dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.

B. Berdasarkan Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalFungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang,termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus diselenggarakan secara sistematisguna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakterpeserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun danberinteraksi dengan masyarakat.Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali IbrahimAkbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata olehpengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuanmengelola diri dan orang lain (soft skill).Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen olehhard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di duniabisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hardskill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangatpenting untuk ditingkatkan.Menurut Akhmad Sudrajat (2010 : WWW), pendidikan karakter dapatdiintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaranyang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perludikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengandemikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapimenyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didiksehari-hari di masyarakat.Menurut Akhmad Sudrajat (2010 : WWW), kegiatan ekstra kurikuleryangselama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensialuntuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. KegiatanEkstra Kurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untukmembantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, danminat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik danatau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melaluikegiatan ekstra kurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasatanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.Menueurut Akhmad Sudrajat (2010 : WWW), pendidikan karakter disekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaanyang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dandikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai.Pengelolaan tersebut antara lain meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatankurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dankomponen terkait lainnya. Dengan demikian, manajemen sekolah merupakan salahsatu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah.

C. Tujuan Pendidikan KarakterPendidikan Karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan danhasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter danakhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standarkompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP mampusecara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji danmenginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehinggaterwujud dalam perilaku sehari-hari

Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalampembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengannorma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan,dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi,dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakatKeberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian indikatoroleh peserta didik sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan SMP,yang antara lain meliputi sebagai berikut:

Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja;1. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;2. Menunjukkan sikap percaya diri;3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas;4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional;5. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;7. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya;8. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari;9. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;10. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;11. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia;12. Menghargai karya seni dan budaya nasional;13. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya;14. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik;15. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun;16. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat;17. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana;18. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana;19. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah;20. Memiliki jiwa kewirausahaan.Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebutD. Sasaran Pendidikan Karakter.Menueurut Akhmad Sudrajat (2010: WWW), sasaran pendidikan karakter adalahseluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia negeri maupun swasta. Semuawarga sekolah, meliputi para peserta didik, guru, karyawan administrasi, dan pimpinansekolah menjadi sasaran program ini. Sekolah-sekolah yang selama ini telah berhasil melaksanakan pendidikan karakter dengan baik dijadikan sebagai best practices,yang menjadi contoh untuk disebarluaskan ke sekolah-sekolah lainnya.

E. Tugas Guru Dalam Pendidikam Karakter1. Guru Sebagai PendidikGuru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi parapeserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standarkualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa dan disiplin.Berkenaan dengan wibawa; guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial, intelektual dalam pribadinya,serta memiliki kelebihan dan pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi an seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan.Sedangkan disiplin dimaksudkan bahwa guru harus mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib secara konsisten, atas kesadaran profesional karena mereka bertugas unutk mendisiplinkan peserta didik didalam sekolah, terutama dalam pembelajaran. Oleh karena itu menanamkan disiplin guru harus memulai dari dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dan perilakunya.

2. Guru Sebagai Pengajar

Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yangdipelajari. Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan dalam belajar.Hal ini dimungkinkan karena perkembangan teknologi menimbulkan banyak buku dengan harga relatif murah, kecuali atas ulah guru.Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Apabila faktor tersebut dipenuhi, maka pembelajaran akan berlangsung dengan baik. Untuk itu, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran yaitu:

1.Membuat ilustrasi2. Mendefinisikan3. Menganalisis4. Mensintesis5. Bertanya6. Merespon7. Mendengarkan8. Menciptakan kepercayaan9. Memberikan pandangan yang bervariasi10. Menyediakan media untuk mengkaji materi standar11. Menyesuaikan metode pembelajaran12. Memberikan nada perasaan

3. Guru Sebagai Pembimbing

Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab ata kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral, dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.

Guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan peranya sebagaipembimbing yaitu :1. Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensiyang hendak dicapai. Tugas guru adalah menetapkan apa yang telahdimiliki peserta didik sehubungan dengan latar belakang dankemampuannya, serta kompetensi apa yang mereka diperlukan untukdipelajari dalam mencapai tujuan. Untuk merumuskan tujuan, guruperlu melihat dan memahami seluruh aspek perjalanan.2. Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran danyang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatanbelajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibatsecara psikologis.3. Guru harus memaknai kegiatan belajar. Hal ini mungkin merupakantugas yang paling sukar tetapi penting, karena guru harusmemberikan kehidupan dan arti terhadap kegiatan belajar mengajar.4. Guru harus melaksanakan penilaian. Penilaian yang dilakukan harusmencakup selurus proses kegiatan belajar mengajar.

4. Guru Sebagai PelatihProses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampila, baikintelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih.Hal ini lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karenatanpa latihan seorang peserta didik tidak akan mampu menunjukkan penguasaankompetensi dasar, dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yangdikembangkan sesuai dengan materi standar.Pelatihan yang dilakukan, disamping harus memperhatikan kompetensi dasar danmateri standar, juga harus memperhatikan perbedaan individual peserta didik, danlingkungannya. Untuk itu, guru harus banyak tahu meskipun tidak mencakup semuahal, dan tidak setiap hal secara sempurna, karena hal itu tidaklah mungkin.Pelaksanaan fungsi guru sebagai pelatiah tidak harus mengalahkan fungsi lain, ia tetapsadar bahwa walaupun tahu, tidak harus memberitahukan semua yang diketahuinya.Secara didaktis, guru menciptakan situasi agar peserta didik berusaha menemukansendiri apa yang diketahui.

PENUTUP

A, Kesimpulan1. Pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh tidak sekedar membentuk anak-anak muda menjadi pribadi yang cerdas dan baik, melainkan juga membentuk mereka menjadi pelaku bagi perubahan dalam hidupnya sendiri, yang pada gilirannya akan menyumbangkan perubahan dalam tatanan sosial kemasyara katan menjadi lebih, adil, baik dan manusiawi.

2. Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengannorma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan,dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuhpada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-haridi masyarakat.

3. Berkenaan dengan wibawa; guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial, intelektual dalam pribadinya, serta memiliki kelebihan dan pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi an seni sesuai dengan bidang yangdikembangkan.Sedangkan disiplin dimaksudkan bahwa guru harus mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib secara konsisten, atas kesadaran profesional karena mereka bertugas unutk mendisiplinkan peserta didik didalam sekolah, terutama dalam pembelajaran. Oleh karena itu menanamkan disiplin guru harus memulai dari dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dan perilakunya.

B, Saran saran

1. Mengingat pentingnya pendidikan karakter maka diharapkan program ini hendaknya dilaksanakan secara terarah, terpadu dan terprogram baik bagi instansi da dinas jawatan pemerintah serempak dilaksanakan secara bersama-sama

2. Periode yang paling efektif untuk membentuk karakter anak adalah sebelum usia 10 tahun. Maka program ini selayaknya sudah dilaksanakan dilembaga pendidikan dimula tingkat TK/SD sampai ke Perguruan Tinggi.

3. Pendidkan karakter ini hendaknya tidak hanya dilaksanakan pada pendidikan formal saja tetapi juga duilaksanakan pada jalur pendidikan informakll dan non formal.

REFERENSI:

Departement Pendidikan Nasional. UU No 20 Tahun 2003: Tentang Sistem PendidikanNasional. Jakaarta: Depdiknas.

Sudrajat, Akhmad. 2010. Peran Pendidikan Menuju Bangsa Yang Bermartabat. Diakses dari:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/Sudrajat, Akhmad. 2010. Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar. Diakses dari:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/04/03/PENGAPLIKASIAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI BERMUATAN KARAKTER AbstrakEkosistem tundra adalah lingkungan yang sangat jauh dari kehidupan nyata para siswa Indonesia, namun ekosistem tersebut tetap masuk dalam mata pelajaran Biologi pada materi ekosistem. Di sisi lainnya tujuan mata pelajajaran Biologi sesuai dengan kurikulum adalah memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nyamengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat, meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Berdasarkan permasalahan diatas maka dibutuhkan sarana yang menarik dan efektif dalam menyampaikan mata pelajaran Biologi materi ekosistem sehingga Biologi tidak saja menjadi ilmu hafalan dan tidak bermanfaat bagi kehidupan nyata namun dapat menjadi mata pelajaran yang menarik dan selalu dinanti oleh siswanya.Agar Biologi menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan berhasil memasukkan unsure karakater pada siswa, maka perlu dilakukan langkah-langkah berupa perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.Dalam langkah-langkah tersebut, guru dan siswa diupayakan untuk terlibat aktif sehingga kegiatan belajar mengajar terarah dan mencapai tujuan sesuai yang digariskan dalam kurikulum.Untuk mempermudah penyampaian pembelajaran karakter secara aktif kepada siswa dalam mata pelajaran Biologi maka sarana multimedia berupa gambar-gambar bergerak berperan penting dalam langkah penyampaian pembelajaran tersebut.Dengan menimbulkan ketertarikan pada siswa, nantinya berdampak pula pada tingkat konsentrasinya dalam memperhatikan pelajaran biologi pada materi ekosistem.

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam ajaran agama Islam disebutkan bahwa pendidikan manusia dimulai pada saat anak manusia dalam kandungan ibunya (prenatal) hingga manusia menggembuskan napas terakhirnya.Selain proses mendapatkan pendidikan, satu hal yang tak kalah penting dalam pendidikan, yaitu bagaimana menanamkan ke dalam pikiran peserta didik bahwa semua yang ada dan terjadi di jagad ini adalah ciptaan dan kehendak Allah.

Berdasarkan uraiandi atas maka seyognya jika pembelajaran Biologi ditekankan untuk memasukkan unsur karakter dalam pembelajarannya.Hal tersebut bertujuan untuk mengarahkan pada pembelajaran Biologi ke arah bermakna dan lebih berkarakter yang akan membuat para siswa memiliki rasa ikut bertanggung jawab atas lingkungan di sekitarnya.

Untuk dapat mencapai tujuan khusus dan umum, pembelajaran Biologi pada Topik ekosistem diperlukan suatu media yang dapat menimbulkan suatu ketertarikan dalam diri siswa sehingga tidak semata-mata hanya pemindahan konsep dan materi yang sangat membosankan.Media tersebut dapat berupa gambar diam, gambar bergerak maupun film, yang mana kesemua bentuk media tersebut termasuk dalam komponen multimedia.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah yang diambil dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah media yang perlu digunakan dalam proses pembelajaran biologi dengan pokok bahasan ekosistem?

2. Langkah-langkahapa saja yang perlu ditempuh dalam memasukkan unsur-unsur karakter dalam proses pembelajaran biologi dengan pokok bahasan ekosistem?

1.3 Tujuan PenulisanSejalan dengan latar belakang dan rumusan permasalahan di atas, Karya Tulis ini bertujuan mendiskripsikan:

1. Multimedia yang perlu digunakan dalam proses pembelajaran biologi dengan pokok bahasan ekosistem.

2. Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam memasukkan unsur-unsur karakter dalam proses pembelajaran biologi dengan pokok bahasa ekosistem.

1.4 Manfaat Penulisan Karya Tulis ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang bagaimana memanfaatkan multimedia dalam proses pembelajaran biologi dengan pokok bahasan ekosistem serta dalam memasukkan unsur-unsur karakternya.

1.5 Lingkup dan BatasanPermasalahan dan pembahasan dalam Karya Tulis ini dibatasi dalam lingkup tertentu. Pertama, pokok bahasan yang dijadikan bahan pembahasan dalam Karya Tulis ini hanya terbatas pada topik ekosistem sebagaimana tercantum dalam Kurikulum Tahun 2004 untuk Mata Pelajaran Biologi (Kurikulum Biologi SMA/MA, 2004). Kedua, Karya Tulis ini juga dibatasi dengan asumsi bahwa setiap guru atau pengampu mata pelajaran biologi di SMA/MA mampu menggunakan peralatan yang tersedia sekolah masing-masing untuk menyajikan pokok bahasan ekosistem. Ketiga, Karya Tulis ini juga berasumsi bahwa para guru di SMA/MA telah memiliki bekal yang cukup untuk menerapkan pendidikan bermuatan karakter di SMA/MA.

II. Kajian Teori-teori Terkait2.1 Multimedia dan ManfaatnyaMenurut Wijaya (2010), secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (kata benda Bahasa Latin) yang berarti banyak, bermacam-macam, dan medium (Bahasa Latin) yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu. Mengutip sebuah definisi dari kamus Heritage (1991).

Pendapat yang lainnya,Wikipedia Encyclopedia menjelaskan bahwa multimedia adalah media dan konten yang menggunakan kombinasi berbagai bentuk konten. Ditambahkan pula olehJuhaeri(2009) multimedia adalah gabungan video, audio, grafik dan teks dalam suatu produksi bertingkat berbasis komputer yang dapat dialami secara interaktif. Makna kata multimedia lebih jauh lagi dikatakan oleh Wijaya (2010) mengandung beberapa poin yang perlu diperhatikan. Poin-poin tersebut antara lain:

1. Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar.

2. Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video.

3. Multimedia dalam konteks komputer menurutnya juga berupa pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa multimedia merupakan perpaduanantara berbagai media yang telah dikemas menjadi tersusun dan disiapkan sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk menyampaikan pesan kepada public dengan lebih baik dan lebih jelas.

2.2 EkosistemEkosistem pertama kali dikenalkan pada tahun 1935 oleh Tansley yang mendefinisikan ekosistem sebagai sistem keseluruhan dalam ilmu fisika.Ekosistem bukan saja pembahasan tentang kompleksitas organism (yaitu komunitas), tapi juga keseluruhan faktor-faktor fisik yang kompleks yang membentuk lingkungan (Stanford, 2005).Di dalam kamus American Heritage (2009), ekosistem didefinisikan sebagai komunitas ekologis bersama lingkungannya yang membentuk sebuah unit. Di dalam kamus yang sama edisi 2000, ekosistem didefinisikan sebagai sebuah system yang melibatkan berbagai macam interaksi di antara suatu komunitas organisme yang hidup (living) pada daerah tertentu dengan organism yang tidak hidup (non living) (2000). Menurut Ridwan, ekosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekologi (2010).

Dari segi jenisnya, ekosistem dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu ekosistem darat dan ekosistem perairan.Dalam Karya Tulis ini ekosistem yang dibahas adalah ekosistem darat dengan subtopic bioma tundra.Alasan menggunakan bioma tundra adalah bioma ini hanya terdapat di kutub utara dan jauh dari kehidupan nyata siswa.Bioma ini didominasi oleh es dan salju saat musim dingin, sehingga hewan dan tumbuhan yang hidup di bioma tersebut mempunyai ciri khas yang mampu beradaptasi dengan kondisi tersebut.Adaptasi hewan pada bioma tersebut misalnya memiliki bulu yang cukup tebal, sedangkan tumbuhannya biasanya berupa tumbuhan biji semusim yang hanya berusia 60 hari, tumbuhan kayu yang pendek dan rumput (Ridwan, 2010).

III. Pembahasan3.1 Pemanfaatan Multimedia dalam Pembelajaran EkosistemMenurut Muhamad Surya (2004: 50), belajar dapat diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari pendapat Muhamad Surya ini bisa ditarik kesimpulan bahwa proses belajar-mengajar adalah kunci utama dari dunia pendidikan. Dengan demikian bisa diasumsikan bahwa hasil atau output yang penting dari proses belajar mengajar tersebut adalah perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan yang mana diasumsikan tercapainya tujuan pembelajaran mata pelajaran Biologi sesuai kurikulum 2004.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Karya Tulis ini menyarankan pembelajaran ekosistem di SMA/MA dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah Pertama. Guru menyiapkan peralatan multimediayang akan digunakan untukmengajarkan topik ekosistem. Peralatan multimedia tersebut setidaknya berupa laptop, LCD dan mikrofon agar gambar diam maupun gambar hidup yang akan ditampilkan juga memberikan suara-suara yang dikehendaki sehingga bisa menumbuhkan interaksi yang dinamis seperti yang disarankan pada karakteristik multimedia (lihat: Juhaeri, 2009).Tujuan dari langkah pertama ini adalah untuk meyakinkan bahwa multimedia yang ada berfungsi secara maksimal untuk mencapai tujuan kegiatan belajar mengajar.

Langkah Kedua. Selanjutnya guru menjelaskan kepada siswa tentang beberapa tujuan pembelajaran hari tersebut, dengan sub-sub tujuan yang bersifat ilmiah dan agamis/religious khususnya pada sub topic bioma tundra.Guruperlu memberikan alasan mengapa sub-topik yang dibahas adalah bioma tundra yang justru jauh dari kehidupan siswa yang sebenarnya. Akan lebih baik jika pertanyaan maupun alasan tersebut datangnya dari siswa.

Pada saat guru menjelaskan teks-teks dan gambar-gambar (gambar diam, animasi maupun video) yang menggambarkan kehidupan bioma tundra di kutub utara, siswa diinstruksikan untuk menyimak dengan tenang dan tidak perlu menulis atau membuat catatan-catatan.Hal ini dimaksudkan agar siswa benar-benar memahami poin-poin yang dibahas. Pemahaman siswa tentang berbagai bioma di sekitar kehidupan siswa dan yang jauh dari siswa tersebut bisa diketahui dari tanya-jawab antara siswa dengan guru dengan cara siswa diharuskan bertanya, memberi komentar, membuat pernyataan, dan lain-lain yang berhubungan dengan bioma. Sebab, jika poin-poin yang dibahas sudah benar-benar dipahami itulah maka akan mudah bagi guru untuk menanamkan pikiran tentang adanya unsur Ketuhanan dengan cara mengaitkan pemahaman tersebut.

Perlu ditekankan bahwa manusia dan berbagai binatang serta tumbuhan di kutub utara ini hidup dan saling bergantung antara organisme satu dengan yang lain dengan sangat seimbang. Manusia dan beruang kutub, misalnya, tergantung pada ikan laut kutub atau anjing laut kutub yang ditangkapnya.Sementara itu, ikan laut atau anjing laut kutub sangat tergantung pada tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di daerah kutub tersebut.Sedangkan tumbuhan laut di kutub utara juga sangat tergantung kepada perubahan musim yang juga sudah teratur.Guru perlu menggarisbawahi bahwa di bioma tundra terjadi interaksi yang saling tergantung antara komponen biotic dan abiotik secara seimbang. Dan keseimbangan tersebut akhir-akhir ini terganggu akibat adanya global warming.Akan sangat bermanfaat jika guru menyempatkan menyampaikan sebab-sebab terjadinya global warming. Hal ini dapat disampaikan dengan cara bertanya untuk menggali dari siswa, sehingga siswa yang mengerti tentang sebab-sebab tersebut secara tidak langsung memberi informasi kepada siswa yang belum mengerti. Inilah yang mungkin disebut peer-teaching secara tidak langsung.Sehingga tujuan utama langkah kedua tercapai yaitu tujuan pembelajaran sesuai dengan yang digariskan di dalam standar komepetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) dapat tersampaikan kepada siswa (lihat: Kurikulum Biologi SMA/MA, 2004).

Langkah Ketiga. Difokuskan pada penanaman keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Inilah tujuan utama setelah tujuan dalam Karya Tulis Ilmiah ini yang sesuai dengan Kurikulum 2004.Pada tahap ini, guru dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang menggiring siswa. Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain:

1. Apakah makanan manusia/beruang kutub yang hidup di kutub?

2. Bagaimana mereka menangkap atau memperoleh makanan itu?

3. Apa yang akan dimakan jika tidak ada ikan atau binatang lain yang terpancing atau terjebak air yang membeku?

4. Siapa yang membuat ikan mau dipancing dan siapa yang membekukan air laut di kutub?

5. Apa yang menyebabkan suhu udara di kutub menurun sehingga air di kutub membeku?

6. Siapa yang mengendalikan rotasi planet-planet dan mengendalikan pergeseran-pergeseran planet-planet tersebut?

7. Jadi, siapa yang memberi makan manusia dan beruang kutub?

Untuk pertanyaan pertama dan kedua, mungkin semua siswa akan menjawab sesuai informasi yang sudah diterima, yaitu manusia kutub makan ikan kutub atau binatang lain yang hidup di kutub, baik dengan cara dipancing atau yang terjebak oleh membekunya air laut di kutub. Sementara itu, beruang kutub makan ikan yang terjebak di salju atau air yang membeku yang masih tipis dan bisa digali dengan kuku beruang.Atau, makan anjing laut yang terjebak di salju atau air yang membeku.

Sementara itu, pertanyaan nomor 3 akan membuat sebagian besar atau seluruh siswa terdiam karena tidak tahu. Ketika siswa masih bertanya-tanya tentang apa yang dimakan jika tidak ada ikan atau binatang lain yang terpancing atau terjebak, pertanyaan tersebut bisa disambung dengan pertanyaan nomor 4, siapa yang membuat ikan mau dipancing dan siapa yang membekukan air laut di kutub. Pada poin ini sebagian siswa akan menjawab dengan menurunnya suhu udara. Jawaban ini dan jawaban yang mengatakan bahwa yang menurunkan suhu adalah Tuhan, keduanya bisa diterima. Guru kemudian melanjutkan dengan pertanayaan 5, yaitu apa yang menyebabkan suhu udara di kutub menurun sehingga air di kutub membeku? Sebagian siswa yang ingat akan menjawab bahwa menurunnya suhu udara di kutub disebabkan pergeseran belahan bumi bagian utara yang menjauh dari khatulistiwa, sehingga suhu di belahan utara semakin turun. Nah, pada poin inilah diskusi dilanjutkan dengan pertanyaan nomor 6, yaitu siapa yang mengendalikan rotasi planet-planet dan mengendalikan pergeseran-pergeseran planet-planet tersebut? Pada poin ini, diyakini bahwa mayoritas siswa akan menjawab Tuhan-lah yang mengendalikan semua itu. Namun, hal ini bukan puncak dari keberhasilan menanamkan keyakinan pada Tuhan Yang Maha Esa.Karena siswa masih perlu bukti yang lebih nyata.

Nah, saat itulah guru memberikan beberapa poin yang sangat penting tentang ekosistem bioma tundra dengan memberikan pernyataan-pernyataan sebagai berikut:

1. Tuhan mengendalikan rotasi dan pergeseran-pergeseran setiap planet di jagad ini.

2. Jadi, Tuhan pula yang menggeser wilayah belahan bumi utara menjadi semakin jauh dari khatulistiwa.

3. Akibatnya, suhu udara di kutub utara turun dan membekukan air di laut dan di daratan daerah kutub utara.

4. Ketika air di laut dan di darat membeku, sebagian ikan dan hewan selamat dan sebagian terjebak di kebekuan.

5. Yang selamat, memang dikehendaki Tuhan untuk melanjutkan perkembangbiakan, dan dengan demikian ekosistem berlanjut.

6. Yang terjebak di kebekuan adalah makanan bagi manusia kutub dan beruang kutub, bigitulah Tuhan memberi makan manusia dan binatang kutub. Dan, dengan demikian pula ekosistem juga terus berlangsung di kutub utara.

Pada poin inilah pertanyaan nomor 7 diberikan, Jadi, siapa yang memberi makan manusia dan beruang kutub?, dan diyakini siswa akan memberikan jawaban, Tuhanlah yang memberikan makanan manusia dan binatang yang hidup di kutub. Jika siswa sudah memberikan jawaban ini dengan tegas, maka inilah kira-kira poin tercapainya dua dari tiga tujuan umum pembelajaran biologi di SMA/MA, yaitu (1) tertanamnya keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, (2) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat (lihat: Kurikulum Biologi SMA/MA, 2004).

Langkah Keempat. Jika dirasa perlu, maka guru bisa melanjutkan diskusi dengan menunjukan poin-poin tentang pemanasan global secara ringkas.Langkah ini bisa dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingann kepada siswa. Pertanyaan tersebut antara lain:

1. Sebutkan beberapa penyebab pemanasan global?

2. Siapa penyebab pemanasan global tersebut?

3. Apa saja dampak pemanasan global?

4. Bagaimana anda berperan dalam memperlambat pemanasan global?

Pertanyaan-pertanyaan di atas diyakini akanmudah untuk dijawab oleh siswa. Namun tujuan utamanya adalah mengaitkan isu pemanasan global dengan ekosistem (bioma tundra) yang sedang menjadi pokok bahasan hari itu.Perlu diyakinkan bahwa jawaban tersebut benar-benar muncul dari pemahaman siswa tentang pemanasan global. Pertanyaan ketiga akan lebih menarik jika guru dapat memancing jawaban-jawaban lebih banyak dari siswa dengan mendaftar semua jawaban yang diberikan siswa. Jika ada siswa yang menjawab dengan pernyataan melelehnya es/gunung es di kutub utara dan meningkatnya permukaan air laut, maka poin yang ditunggu-tunggu dalam PBM ini hampir tercapai.Karena, pada poin itulah kesempatan bagi guru untuk menyambungkan isu pemanasan global dengan kelangsungan kehidupan di ekosistem/bioma tundra. Guru dapat juga menggarisbawahi dengan menyuruh siswa menyimpulkan bahwa pemanasan global merupakan gangguan besar terhadap keberlangsungan ekosistem/bioma tundra di kutub utara maupun di lingkungan sekitar siswa.

Jika poin diskusi sudah sampai pada tahap tersebut, maka selanjutnya guru bisa memancing pernyataan-pernyataan dari siswa tentang cara-cara berperan serta memperlambat pemanasan global dan menjaga ekosistem. Pernyataan-pernyataan tersebut digiring untuk sampai pada poin-poin berikut:

1. Menghemat dan mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, karena emisinya merupakan salah satu sebab pemanasan global.

2. Menghemat pemakaian listrik, karena listrik juga diproduksi dengan menggunakan bahan bakar yang juga menyebabkan emisi.

3. Mengurangi penggunaan benda yang sulit didaur ulang (plastik, kimia, dan sejenisnya).

4. Turut serta menanam berbagai pohon dan melaksanakan penghijauan.

5. Dan lain-lain.

Jika siswa sudah memberikan berbagai pernyataan di atas, maka hal ini sejalan dengan tujuan umum pembelajaran biologi yang ketiga, yaitu (3) meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Di samping itu, dua standar kompetensi (SK) dalam pokok bahasa ini juga sudah tercapai (lihat: Kurikulum Biologi SMA/MA, 2004).

IV. KESIMPULAN DAN SARAN4.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian paragraph di atas dapat disimpulkan bahwa multimedia yang digunakan secara optimal dipastikan dapat dijadikan media penghubung yang efektif dalam memberikan informasi dari guru ke siswa dengan memasukkan unsur karakter.Dengan masuknya unsur karakter tersebut maka siswa dapat diharapkan mampu mencapai ketiga tujuan pada standar kompetensi dalam Depdiknas, 2003, Kurikulum Biologi, 2004.Dan disamping tujuan itu, akan tercapai pula pendidikan yang bermutu yang sesuai dalam Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009 dengan bercirikan penguasaan iptek, pemahaman, pengamalan nilai-nilai kemanusiaan dan ketakwaan, etika dan kepribadian, estetika, serta meningkatnya kualitas kerja sama yang dapat mengantarkan Indonesia menuju bangsa yang modern dan madani.

4.2 Saran-Saran Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilaksanakan proses pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswa sehingga tumbuh pemahaman dan kesan yang mendalam pada diri siswa. Untuk itu penulis menyarankan beberapa hal berikut:

1. Kepada siswa, perlu ditunjukkan dan diperlihatkan bukti-bukti kebesaran, keindahan, keteraturan alam ciptaan-Nya, melalui media multimedia sehingga menumbuh sikap positif dan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

2. Program Pembelajaran Ekosistem Bermuatan Karakter dengan memanfaatkan multimedia memiliki beberapa kelebihan antara lain dapat dilihat dan didengar secara berulang, memberi stimulus secara simultan terhadap berbagai indera (melihat dan mendengar), serta membantu kejelasan informasi dan memori. Visualisasi fenomena alam dapat memperjelas hasil pengamatan dan telah memberikan kontribusi dalam peningkatan pemahaman siswa.

V. REFERENSI: Depdiknas. 2004. Kurikulum Biologi 2004. Jakarta: Departmen Pendidikan Nasional.

Juhaeri.2009. Pengantar Multimedia Untuk Media Pembelajaran. Diakses dari: http://ilmukomputer.org/2009/07/10/Mifflin, Houston. 2009. Ecosystem. Diakses dari: http://www.thefreedictionary.com/ecosystemCopyright 2010 Farlex, Inc.

Pimm, Stuart L. dan Robert leo Smith. 2005. Ekosistem: Encyclopedia Britanica on line. Diakses dari: http://www.britannica.com/EBchecked/topic/178273/ecologyRidwan AZ. 2010. Pengertian Ekosistem. Diakses dari: http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorWijaya, Yoga Permana. 2010. Pengertian Multimedia Interaktif. Diakses dari: http://yogapw.wordpress.com/2010/01/26/pengertian-multimedia-interaktif/Wikipedia Encyclopedia. 2010. Multimedia. Wikimedia Foundation, Inc. Diakses dari: http://en.wikipedia.org/wiki/Multimedia