12. PENDAHULUAN
-
Upload
febriyan-edmi -
Category
Documents
-
view
27 -
download
0
description
Transcript of 12. PENDAHULUAN
7/16/2019 12. PENDAHULUAN
http://slidepdf.com/reader/full/12-pendahuluan 1/8
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
adalah penyakit virus yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan
penderita meninggal dalam waktu yang sangat pendek (beberapa hari). Gejala
klinis DHF berupa demam tinggi yang berlangsung terus menerus selama 2-7
hari dan manifestasi perdarahan yang biasanya didahului dengan terlihatnya
tanda khas berupa bintik-bintik merah ( petechiae) di tubuh penderita
(Djakaria, 2004).
Istilah haemorrhagic fever di Asia Tenggara pertama kali digunakan di
Filipina pada tahun 1953. Di Indonesia DBD pertama kali dicurigai di
Surabaya pada tahun 1968, tetapi konfirmasi virologis baru diperoleh pada
tahun 1970. Di Jakarta kasus pertama dilaporkan pada tahun 1969 kemudian
DBD berturut-turut dilaporkan di Bandung (1972) dan Yogyakarta (1972).
Epidemi pertama di luar Jawa dilaporkan pada tahun 1972 di Sumatera Barat
dan Lampung, disusul oleh Riau, Sulawesi Utara dan Bali (1973) (IDAI,
2010).
7/16/2019 12. PENDAHULUAN
http://slidepdf.com/reader/full/12-pendahuluan 2/8
2
Virus dengue disebarkan melalui beberapa vektor. Vektor utama DHF adalah
nyamuk Aedes aegypti, sedangkan vektor potensialnya adalah Aedes
albopictus. Aedes aegypti tersebar luas di seluruh Indonesia dan dapat
ditemukan di kota-kota pelabuhan yang penduduknya padat, namun spesies
nyamuk ini juga ditemukan di daerah pedesaan (Djakaria, 2004).
Menurut Bowers (1995) dan Cox (2005) (dalam Juniarti dkk., 2011)
pencarian metode baru untuk membasmi sumber penularan penyakit demam
berdarah sangat penting dan mendesak karena penyakit ini telah menulari 200
juta orang dan membunuh 1 juta orang setiap tahun di seluruh dunia.
Alternatif pendekatan untuk kontrol nyamuk adalah dengan menggunakan
bahan insektisida biorasional yang umumnya memiliki sifat mudah terurai
(biodegradable) dan tidak toksik terhadap hewan tingkat tinggi.
Upaya pencegahan yang selama ini dilakukan adalah dengan pengendalian
lingkungan dan pengendalian kimiawi. Pengendalian lingkungan yang telah
dilakukan yaitu menutup tempat penyimpanan air bersih, membuang dan
mengubur barang bekas yang dapat digenangi air hujan, sedangkan
pengendalian secara kimia dapat mengurangi vektor secara efektif yaitu
dengan cara penyemprotan menggunakan insektisida sintetik sebagai racun
serangga, obat nyamuk semprot, obat nyamuk bakar dan obat nyamuk oles.
Akan tetapi penggunaan insektisida sintetik dalam jangka panjang akan
mengganggu sistem saraf otak dan akan menyebabkan kanker paru-paru dan
kanker kulit (Fauzan, 2007 dalam Juniarti, dkk., 2011). Oleh karena itu dapat
7/16/2019 12. PENDAHULUAN
http://slidepdf.com/reader/full/12-pendahuluan 3/8
3
digunakan insektisida biorasional, yaitu suatu tipe insektisida dari bahan
alami.
Agen pengendali biorasional dari produk alami dapat dibagi ke dalam
beberapa kelompok. Salah satunya adalah agen pengendali biorasional yang
dapat mengubah pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi serangga.
Kelompok ini disebut pengendali pertumbuhan serangga atau insect growth
regulator (Ruslan dkk, 1989 dalam Mayanti dkk, 2006) .
Insektisida biorasional adalah bahan alami berasal dari tumbuhan yang
mempunyai kelompok metabolit sekunder yang mengandung banyak senyawa
bioaktif seperti alkaloid, fenolit, dan beribu-ribu senyawa sekunder lainnya.
Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai insektisida biorasional
adalah serai wangi (Cymbopogon nardus). Pada penelitian yang dilakukan
oleh Arswendiyumna (2011), dikatakan bahwa minyak atsiri dari serai wangi
(Cymbopogon nardus) terdiri dari berbagai senyawa. Salah satu senyawa
yang dapat membunuh nyamuk adalah sitronelal. Sitronelal mempunyai sifat
racun (desiscant ). Menurut cara kerjanya racun ini seperti racun kontak yang
dapat memberikan kematian karena kehilangan cairan secara terus-menerus
sehingga tubuh nyamuk kekurangan cairan. Pada penelitian ini diharapkan
larva yang mati akibat ekstrak batang serai wangi adalah akibat adanya racun
kontak tersebut.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh Aryanto (2008),
digunakan konsentrasi ekstrak daun serai wangi sebesar 0,75% untuk
7/16/2019 12. PENDAHULUAN
http://slidepdf.com/reader/full/12-pendahuluan 4/8
4
kematian 100% larva nyamuk Ae.aegypti dan pada penelitian sesungguhnya
akan digunakan konsentrasi 0,25%; 0,5%; 0,75% dan 1% dari ekstrak batang
serai wangi (Cymbopogon nardus).
Berdasarkan efek kandungan serai wangi terhadap nyamuk maka peneliti
ingin mengetahui apakah kandungan dari batang serai wangi memiliki efek
sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti.
B. Rumusan Masalah
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
adalah penyakit virus yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan
penderita meninggal dalam waktu yang sangat pendek. Vektor utama DHF
adalah nyamuk Aedes aegypti yang mempunyai siklus hidup mulai dari telur,
larva, pupa hingga dewasa. Salah satu cara mencegah penularan DHF adalah
dengan memberantas vektornya dengan cara menghambat atau memutuskan
siklus hidup vektor tersebut.
Salah satu cara pengendalian terhadap pertumbuhan Aedes aegypti adalah
dengan memberantas larva yang menjadi bagian dari siklus hidupnya dengan
menggunakan larvasida alami, yaitu tanaman serai wangi. Tanaman serai
wangi (Cymbopogon nardus) memiliki kandungan yang dapat mengubah
perilaku menekan makan melalui aksi langsung pada peripheral sensilla
7/16/2019 12. PENDAHULUAN
http://slidepdf.com/reader/full/12-pendahuluan 5/8
5
(organ perasa) serangga sehingga lama kelamaan serangga tersebut tidak
dapat tumbuh dan akhirnya mati.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah terdapat efek ekstrak batang serai wangi (Cymbopogon nardus)
sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar III ?
2. Berapakah konsentrasi ekstrak batang serai wangi (Cymbopogon nardus)
yang paling efektif dalam membunuh larva nyamuk Aedes aegypti instar
III ?
3. Berapakah Lethal Consentration 50 (LC50) dari ekstrak batang serai wangi
(Cymbopogon nardus) sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes
aegypti instar III ?
4. Berapakah Lethal Time 50 (LT50) dari ekstrak batang serai wangi
(Cymbopogon nardus) sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes
aegypti instar III ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari
ekstrak batang serai wangi (Cymbopogon nardus) sebagai larvasida
terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar III.
7/16/2019 12. PENDAHULUAN
http://slidepdf.com/reader/full/12-pendahuluan 6/8
6
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu :
a. Mengetahui konsentrasi ekstrak batang serai wangi (Cymbopogon
nardus) yang paling efektif dalam membunuh larva nyamuk Aedes
aegypti instar III.
b. Mengetahui LC50 dari ekstrak batang serai wangi (Cymbopogon
nardus) sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar
III.
c. Mengetahui LT50 dari ekstrak batang serai wangi (Cymbopogon
nardus) sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar
III.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini bagi :
1. Peneliti
Dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan peneliti tentang efek
ekstrak batang serai wangi (Cymbopogon nardus) sebagai larvasida
terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar III.
2. Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah informasi ilmiah dan digunakan sebagai
acuan penelitian selanjutnya.
7/16/2019 12. PENDAHULUAN
http://slidepdf.com/reader/full/12-pendahuluan 7/8
Serai wangi (Cymbopogon nardus)
7
3. Masyarakat
Menginformasikan ke masyarakat luas ekstrak batang serai wangi dapat
digunakan sebagai larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti.
E. Kerangka Penelitian
1. Kerangka teori
Gambar 1. Kerangka Teori
Sitronelal, geraniol
Racun kontak terhadap larva
Kematian larva
Desikasi (keluarnya cairan tubuh secara terus
menerus) pada tubuh larva
7/16/2019 12. PENDAHULUAN
http://slidepdf.com/reader/full/12-pendahuluan 8/8
8
2. Kerangka Konsep
Gambar 2. Kerangka Konsep
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ekstrak batang serai wangi
(Cymbopogon nardus) memiliki efek sebagai larvasida terhadap larva
nyamuk Aedes aegypti instar III.
Ekstrak batang serai wangi
Jumlahlarva
yang
matiDosis IV
Dosis III
Dosis II
Dosis I
Dosis V
Kelompok 1(kontrolnegatif)
Kelompok2
Kelompok5
Kelompok4
Kelompok3
Kelompok 6(kontrolpositif)
Abate
Analisis