116100168 Anemia Ppt Lina

20
Anemia

description

jhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhjjj

Transcript of 116100168 Anemia Ppt Lina

  • Anemia

  • Pengertian

    Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal.

    Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh.

  • Patofisiologi

    Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui.Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.

  • Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.Hasil dari proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah.Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sklera).

  • Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemolitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia).Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).

  • Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.

  • Anemiaviskositas darah menurunresistensi aliran darah periferpenurunan transport O2 ke jaringanhipoksia, pucat, lemahbeban jantung meningkatkerja jantung meningkatpayah jantung

  • Etiologi

    1.Hemolisis (eritrosit mudah pecah)2.Perdarahan3.Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)4.Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputidefisiensi besi, asam folat, piridoksin, vitamin C.

  • Klasifikasi anemia

    Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:

    1.Anemia aplastik, Penyebab:agen neoplastik/sitoplastikterapi radiasiantibiotik tertentuobat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutasonbenzene

  • infeksi virus (khususnya hepatitis)Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulangKelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)Hambatan humoral/selulerGangguan sel induk di sumsum tulangJumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadaiPansitopeniaAnemia aplastik

  • Gejala-gejala:Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.Morfologis: anemia normositik normokromik

    2.Anemia pada penyakit ginjalGejala-gejala:Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dlHematokrit turun 20-30%Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepiPenyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi eritopoitin

  • 3.Anemia pada penyakit kronisBerbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal).Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomielitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan

  • 4.Anemia defisiensi besiPenyebab:a)Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasib)Gangguan absorbsi (post gastrektomi)c)Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus, hemoroid, dll.)gangguan eritropoesisAbsorbsi besi dari usus kurangsel darah merah sedikit (jumlah kurang)sel darah merah miskin hemoglobinAnemia defisiensi besi

    Gejala-gejalanya:a)Atropi papilla lidahb)Lidah pucat, merah, meradangc)Stomatitis angularis, sakit di sudut mulutd)Morfologi: anemia mikrositik hipokromik

  • 5.Anemia megaloblastikPenyebab:Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folatMalnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st gastrektomi) infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.Sintesis DNA tergangguGangguan maturasi inti sel darah merahMegaloblas (eritroblas yang besar)Eritrosit immatur dan hipofungsi

  • 6.Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi sel darah merah:Pengaruh obat-obatan tertentuPenyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronikDefisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenaseProses autoimunReaksi transfusiMalariaMutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrositAntigen pada eritrosit berubahDianggap benda asing oleh tubuhsel darah merah dihancurkan oleh limpositAnemia hemolisis

  • Tanda dan GejalaoLemah, letih, lesu dan lelahoSering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunangoGejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.

    Kemungkinan Komplikasi yang munculKomplikasi umum akibat anemia adalah:oGagal jantung,OParestesiaoKejang.

  • Pemeriksaan Khusus dan Penunjang

    oKadar Hb, hematokrit, indeks sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.oAspirasi dan biopsi sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serumoPemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta sumber kehilangan darah kronis.

  • TerapiPenatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang:

    1.Anemia aplastik:Transplantasi sumsum tulangPemberian terapi imunosupresif dengan globulin antitimosit (ATG)

    2.Anemia pada penyakit ginjalPada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folatKetersediaan eritropoetin rekombinan

  • 3.Anemia pada penyakit kronisKebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.

    4.Anemia pada defisiensi besiDicari penyebab defisiensi besiMenggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat ferosus.

  • 5.Anemia megaloblastikDefisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.