11

download 11

of 27

description

2342

Transcript of 11

Memahami dan Menjelaskan Keluarga

DEFINISI KELUARGAa. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986).b. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya,1978 ).c. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988).

BENTUK KELUARGAA. Menurut Horton and Hunt (1968)1. Keluarga Inti (Nuclear family atau Conjugal family atau Basik family) adalah keluarga yang terdiri suami, isteri dan anak-anak mereka.2. Keluarga Besar (Exentended family atau Consanguine family atau joint family) adalah keluarga yang tidak hanya terdiri dari suami, istri, dan anak-anak mereka, melainkan termasuk juga orang-orang yang ada hubungan darah dengan mereka, misalnya kakek,nenek, paman, bibi, keponakan dan sebagainya.3. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. 4. Keluarga Duda/janda (Single Family) dalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.5. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.6. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang terjadi tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.Adakalanya Counsenguine Family ini masih dibedakan menjadi :a. Consanguine family yang matrilineal yaitu bahwa yang masuk keluarga adalah kelompok dari saudara-saudara perempuan dan laki-laki dengan anak-anak dari saudara perempuan tersebut. Sehingga disini terdapat keadaan laki-laki yang telah kawin seakan-akan tidak termasuk dalam keluarga si istri beserta anak-anaknya, dan suami tersebut tetap bersama keluarganya sendiri. Sedang istri berkeluarga dengan anak-anaknya dan saudara-saudara perempuanya dan saudara-saudara laki-lakinya beserta anak-anak dari saudara-saudara perempuannya.b. Consanguine family yang patrilineal yang merupakan kebalikannya dari consanguine family yang matrilinal yaitu istri tidak termasuk keluarga suaminya. Suami berkeluarga dengan saudara-saudara perempuan dengan anak-anaknya sendiri dan saudara-saudaranya laki-laki beserta anak-anak dari saudara-saudara laki-laki tersebut.Semakin suatu negara itu berkembang dan semakin kompleksnya kebutuhan hidup manusia maka akan semakin dirasa bahwa extended family kurang praktis, terlebih extended seperti tersebut diatas mukin hanya terdapat pada suku-suku bangsa yang masih memegang teguh adatnya.B. Menurut Sedang MF.Kimhoff and R.middleton dalam bukunya Types Of Family And Types Of Economic (1960) 1. The family of Orientation Yaitu bahwa setiap individu paling tidak pasti termasuk dalam suatu keluarga yaitu keluarga di mana individu itu di suatu keluarga di lahirkan, disebarkan, di didik dan di beri bimbingan dalam mencapai kedewasaan. Ini adalah merupakan lingkungan keluarga yang pertama, dan setiap orang pasti pernah mengalami menjadi bagian dari keluarga di mana mereka di lahirkan.2. The family of procreationBahwa individu itu semakin lama akan memisahkan atau melepaskan diri dari lingkungan yang pertama, yang akan lepas dari ayah ibu karena mereka memasuki dunia perkawinan, yang selanjutnya akan memiliki keturunan. Keluarga seperti ini adalah lingkungan keluarga yang yang kedua bagi individu tersebut. Pada umumnya keluarga orientasi dan keluarga prokreasi itu mempunyai hubungn yang sangat erat, walaupun kadang-kadang dalam masyarakat keluarga tersebut sudah berdiri sendiri, berumah tangga sendiri. C. Menurut Siti Partini (2000)1. Keluarga kecil, yaitu keluarga yang terdiri atas ayah ibu dengan dua anak atau paling banyak tiga orang anak.2. Keluarga besar, yaitu keluarga yang terdiri atas ayah ibu dan lebih dari tiga orang anak.Disamping mengajukan dua tipe keluarga tersebut beliau juga mengutip dari buku pendidikankan kependudukan proyek nasional pendidikan kependudukan, Departemen P & K dan BKKBN Jakarta, yang mengemukakan tentang tipe keluarga sebagai berikut :a. Keluarga batih,yaitu keluarga yang terdiri ayah, ibu dan anak-anak yang belum kawin.b. Keluarga bukan batih, yaitu keluarga yang terdiri satu atau lebih keluarga batih.D. Menurut Danuri (1999)1. Keluarga Yang Sibuk Kehidupan kelarga yang sibuk selalu diikuti oleh kesibukan semua anggota keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupmnya, ayah dan ibu bekaerja bahkan anak-anaknya juga ikut bekerja, sehingga orang tua kurang memperhatikan anank-anaknya.2. Keluarga Lemah Wibawa Orang tua yang berwibawa akan berpengaruh terhadap sikap dan perbuatan anak-anaknya, begitu jauga sebaliknya orang tua yang tidak berwibawa atau lemah wibawa. Orang tua yang kurang berwibawa terhadap anak-anaknya maka anak-anak tersebut akan berbuat sesuka hatinya sehingga sering terjadinya penyimpangan-penyimpangan dari norma yang di miliki orangtuanya. Dengan tidak adanya kewibawaan orang tua terhadap anak-anaknya maka pendidikan di dalam keluarga oleh orang tua tidak dapat berlangsung dengan baik, karena anak lebih pandai, sehingga tidak memperhatikan nasehat atau saran yang di beikan oleh orang tuanya.3. Keluarga Yang Tegang Susunan keluarga yang tegang dimana hubungan di antara anggota keluarga yang kurang akrab, kurang adanya kasih sayang bahkan sering kali terjadi ketegangan hubungan antara ayah dan ibu. Hal ini akan berakibat bagi anak-anak tertanam untuk memihak ayah atau ibu, dan keluarga tegang ini biasanya dialami oleh keluarga besar yang ekonominya kurang. Akibat dari keluarga tegang ini maka pendidikan terhadap anak bersifat keras, sehinga anak akan menjadi orang yang keras kepala, suka menang sendiri dan sebagainya.4. Keluarga Yang Retak Di dalam suasana keluarga yang retak, sudah tidak ada keharmonisan antara ayah dan ibu, tidak ada kesatuan pendapat, sikap dan pandangan terhadap sesuatu yang dihadapinya. Akibatnya anak-anak akan terlantar, terutama pendidikannya dalam keluarga, karena tidak jarang anak-anak terpaksa ikut ayah atau ibu tiri sehinga anak merasa kurang mendapat kasih sayang dari orang tuanya.5. Keluarga Yang Pamer Kehidupan keluarga yang senang pamer tidak mempunyai pegangan yang kuat atau ketetapan hati karena mereka sudah hanyut pada suasana yang baru, mereka tidak mau dikatakan ketingalan , tetapi yang diikuti bukan kemajuaan dari arti yang sebenarnya. Mereka menitik beratkan kemajuan-kemajuan lahiriah yang berupa kemewahan, sedang sepi kerohaniahan kurang diperhatikan, keluarga yang senang pamer ini biasanya iri terhadap kekayaan orang lain, dan rasa iri inilah yang mengakibatkan keluarga jadi tidak tenteram dan menjadi sumber ketegangan di dalam keluarga.6. Keluarga Yang IdealDisinilah terdapat suasana yang menyenangkan, biasanya dialami oleh keluarga yang tidak terlalu besar, mutu keluarga tinggi, penghasilan cukup, mempunyai pandangan hidup beragama yang kuat, hidup sederhana dan adanya saling pengertian di antara anggota keluarga terutama ayah dan ibu. Dengan demikian cita-cita keluarga sejahterah lahir dan batinakan dapat terealisir didalam keluarga. E. Menurut James (1954)1. Dilihat dari sudut ukurannya (Size)a. Keluarga besar (the large family), ialah keluarga dengan anak lebih dari tiga orng, dan kemungkinan kedua adalah keluarga yang tidak hanya terdiri ayah, ibu dan anak dan anak melaikan termasuk didalamnya kakek,nenek,paman,bibi, keponakan dan lain-lainb. Keluarga kecil (extended family), yang termasuk keluarga kecil disini, ialah keluarga dengan dua anak atau tiga orang saja, dan tidak ada anggota lainnya.2. Dilihat dai organisasinya (organization)a. Keluarga bekerja sama (the cooperative family), yaitu keluarga yang mempunyai kesadfaran untuk kerjasama antara anggota keluarga, dalam hal ini orang tua memegang peran dalam peraturan, pembagian kerja dalam rangka kerjasama antara anggota keluarga.b. Keluarga yang berdiri sendiri (the independent family), yaitu keluarga yang tidak tergantung kepada keluarga atau orang lain, berarti keluarga tersebut dapat membereskan segala urusan keluarganya sendiri, mempunyai penghasilan yang cukup memenuhi kebutuhan keluarganya dan mampu mengurusi kebutuhan keluarganya.c. Keluarga yang tidak lengkap (The in conplete family), yaitu keluarga yang sudah tidak lengkap lagi, ada kemungkinan ayah atau ibu telah tiada atau cerai dan kemungkinan salah satu atau dari suami atau istri dalam keadaan mandul, sehingga keluarga tersebut tidak mempunyai keturunan, kecuali mereka telah mengangkat anak orang lain (adopsi).3. Dilihat dari segi kegiatannya (activity)a. Keluarga yang berpindah-pindah (The normadis family) yaitu keluarga yang karena sesuatu hal (biasanya berhubungan dengan pekerjaan) terpaksa tidak dapat menetap dalam suatu kota ada kemungkinan harus berpindah-pindah rumah disebabkan belum memiliki tempat tinggal sendiri dan harus berpindah-pindah rumah apabila kontrak atau sewanya habis.b. Keluarga yang suka joint (The joines family), yaitu keluarga yang mempunyai kegiatan suka bekerja sama dengan keluarga lain dalam mengerjakan sesuatu misalnya dalam bidang usaha untuk mencari nafkah.c. Keluarga yang berpendidikan (The family of the intelligentia), yaitu keluarga yang mementingkan masalah pendidikan atau kecerdasan bagi setiap anggotanya sehingga keluarga tersebut mementingkan sekali sekolah bagi anggota keluarganya.d. Keluarga yang tinggal di batukarang, didekat pantai (The chiff-dweller family), didaerah yang berjurang, sehingga mata pencaharian mereka mengumpulkan benda-benda disekitarnya untuk dijadikan barang-barang kerajinan, atau peralatan, dapat juga sebagai nelayan, pencari ikan.e. Keluarga yang suka berderma atau berbuat bermanfaat bagi masyarakat (The community benefactor family ), mereka pada umumnya suka menolong, bermurah hati pada tetangga dan orang-orang lainnya.4. Dilihat dari nilai dan tujuannya (Values and Goals)a. Keluarga yang tingkat sosialnya tinggi (The social climber family) yaitu keluarga yang mempunyai kedudukan tinggi dan terhormat dalam masyarakat, mungkin karena jabatannya, pendidikannya, kekayaannya dan sebagainya.b. Keluarga yang materialistik (The materialistic family), yaitu keluarga yang mementingkan harta benda, sehiongga sikap dan tindakannya serta pandangannya pada harta benda atau kekayaannya.c. Keluarga yang agamanya berlebihan (Overly religious family), yakni keluarga yang sangat mementingkan kehidupan beragama dalam suasana keluarganya.d. Keluarga ilmiah (The The Scientific family), yaitu keluarga yang sangat mendambakan ilmu pengetahuuan, sehingga sikap, tindakannya dan pandangannya selalu berorientasi pada hal-hal yang ilmiah.e. Keluarga yang suka takhayul (The superstations family), yaitu keluarga yang masih sangat percaya kepada hal-hal yang mengandung takhayul, sehingga kehidupan keluarganya tersebut penuh dengan tradisi yang kurang masuk akal.f. Keluarga yang masih kuno (The conventional family), yaitu keluarga yang masih mengikuti adat kuno, belum dapat meninggalkan kebudayaan yang tradisional dan kurang mengikuti kebiasaan modern.

Keluarga dibagi menjadi beberapa bentuk berdasarkan garis keturunan, jenis perkawinan, pemukiman, jenis anggota keluarga dan kekuasaan.A. Berdasarkan Garis Keturunana. Patrilinearadalah keturunan sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.b. Matrilinearadalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa ganerasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.B. Berdasarkan Jenis Perkawinana. Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dengan seorang istri.b. Poligami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dengan lebih dari satu istri.C. Berdasarkan Pemukimana. Patrilokaladalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan keluarga sedarah suami.b. Matrilokaladalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan keluarga satu istric. Neolokaladalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami maupun istri.D. Berdasarkan Jenis Anggota KeluargaMenurut pendapat Goldenberg (1980) ada sembilan macam bentuk keluarga, antara lain :1. Keluarga inti (nuclear family)Keluarga yang terdiri dari suami, istri serta anak-anak kandung.2. Keluarga besar (extended family) Keluarga yang disamping terdiri dari suami, istri, dan anak-anak kandung, juga sanak saudara lainnya, baik menurut garis vertikal (ibu, bapak, kakek, nenek, mantu, cucu, cicit), maupun menurut garis horizontal (kakak, adik, ipar) yang berasal dari pihak suami atau pihak isteri.3. Keluarga campuran (blended family) Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung serta anak-anak tiri.4. Keluarga menurut hukum umum (common law family) Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang tidak terikat dalam perkawinan sah serta anak-anak mereka yang tinggal bersama.5. Keluarga orang tua tunggal (single parent family) Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah, serta anak-anak mereka tinggal bersama.6. Keluarga hidup bersama (commune family) Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama, berbagi hak, dan tanggung jawab serta memiliki kekayaan bersama.7. Keluarga serial (serial family) Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangan masing-masing, tetapi semuanya menganggap sebagai satu keluarga.8. Keluarga gabungan/komposit (composite family) Keluarga terdiri dari suami dengan beberapa istri dan anak-anaknya (poliandri) atau istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poligini) yang hidup bersama.9. Keluarga tinggal bersama (cohabitation family)Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan yang sah.E. Berdasarkan Kekuasaana. Patriakaladalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak ayah.b. Matrikaladalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu.c. Equalitariumadalah keluarga yang memegang kekuasaan adalah ayah dan ibu.

FUNGSI KELUARGAA. Fungsi Biologisa. Untuk meneruskan keturunanb. Memelihara dan membesarkan anakc. Memberikan makanan bagi keluarga dan memenuhi kebutuhan gizid. Merawat dan melindungi kesehatan para anggotanyae. Memberi kesempatan untuk berekreasiB. Fungsi Psikologisa. Identitas keluarga serta rasa aman dan kasih sayangb. Pendewasaan kepribadian bagi para anggotanyac. Perlindungan secara psikologisd. Mengadakan hubungan keluarga dengan keluarga lain atau masyarakatC. Fungsi Sosial Budaya atau Sosiologia. Meneruskan nilai-nilai budayab. Sosialisasic. Pembentukan norma-norma, tingkah laku pada tiap tahap perkembangan anak serta kehidupan keluargaD. Fungsi Sosiala. Mencari sumber-sumber untuk memenuhi fungsi lainnyab. Pembagian sumber-sumber tersebut untuk pengeluaran atau tabunganc. Pengaturan ekonomi atau keuanganE. Fungsi Pendidikana. Penanaman keterampilan, tingkah laku dan pengetahuan dalam hubungan dengan fungsi-fungsi lain.b. Persiapan untuk kehidupan dewasa.c. Memenuhi peranan sehingga anggota keluarga yang dewasa

Fungsi yang dijalankan keluarga adalah:A. Menurut1. Fungsi Pengaturan KeturunanDalam masyarakat orang telah terbiasa dengan fakta bahwakebutuhan seks dapat dipuaskan tanpa adanya prekreasi (mendapatkananak) dengan berbagai cara, misalnya kontrasepsi, abortus, dan teknik lainnya. Meskipun sebagian masyarakat tidak membatasi kehidupanseks pada situasi perkawinan, tetapi semua masyarakat setuju bahwakeluarga akan menjamin reproduksi. Karena fungsi reproduksi ini merupakan hakikat untuk kelangsungan hidup manusia dan sebagaidasar kehidupan sosial manusia dan bukan hanya sekadar kebutuhanbiologis saja.Fungsi ini didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sosial, misalnya dapat melanjutkan keturunan, dapat mewariskan hartakekayaan, serta pemeliharaan pada hari tuanya. Pada umumnya masyarakat mengatakan bahwa perkawinan tanpamenghasilkan anak merupakan suatu kemalangan karena dapatmenimbulkan hal-hal yang negatif. Bahkan ada yang berpendapatbahwa semakin banyak anak semakin banyak mendapatkan rezeki,terutama hal ini dianut oleh orang-orang Cina dan dihubungkandengan keagamaan, karena semakin banyak anak semakin banyakyang memuja arwah nenek moyangnya.2. Fungsi Sosialisasi atau PendidikanFungsi ini untuk mendidik anak mulai dari awal sampai pertumbuhan anak hingga terbentuk personality-nya. Anak-anak lahir tanpa bekal sosial, agar si anak dapat berpartisipasi maka harusdisosialisasi oleh orang tuanya tentang nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Jadi, dengan kata lain, anak-anak harus belajar norma-norma mengenai apa yang senyatanya baik dan tidak layak dalam masyarakat. Berdasarkan hal ini, maka anak-anak harus memperoleh standar tentang nilai-nilai apa yang diperbolehkan dan tidak, apa yang baik, yang indah, yang patut, dsb. Mereka harus dapat berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya dengan menguasai sarana-sarananya.Dalam keluarga, anak-anak mendapatkan segi-segi utama dari kepribadiannya, tingkah lakunya, tingkah pekertinya, sikapnya, dan reaksi emosionalnya. Karena itulah keluarga merupakanperantara antara masyarakat luas dan individu. Perlu diketahui bahwa kepribadian seseorang itu diletakkan pada waktu yang sangat muda dan yang berpengaruh besar sekali terhadap kepribadianseseorang adalah keluarga, khususnya seorang ibu.3. Fungsi Ekonomi atau Unit ProduksiUrusan-urusan pokok untuk mendapatkan suatu kehidupan dilaksanakan keluarga sebagai unit-unit produksi yang seringkali dengan mengadakan pembagian kerja di antara anggota-anggotanya. Jadi, keluarga bertindak sebagai unit yang terkoordinir dalam produksi ekonomi. Ini dapat menimbulkan adanya industri-industri rumah dimana semua anggota keluarga terlibat di dalam kegiatan pekerjaan atau mata pencaharian yang sama.Dengan adanya fungsi ekonomi maka hubungan di antara anggota keluarga bukan hanya sekadar hubungan yang dilandasi kepentingan untuk melanjutkan keturunan,akan tetapi juga memandang keluarga sebagai sistem hubungan kerja.Suami tidak hanya sebagai kepala rumah tangga, tetapi juga sebagai kepala dalam bekerja. Jadi, hubungan suami-istri dan anak-anak dapat dipandang sebagai teman sekerja yang sedikitbanyak juga dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan dalam kerja sama. Fungsi ini jarang sekali terlihat pada keluarga di kota dan bahkan fungsi ini dapat dikatakan berkurang atau hilang sama sekali.4. Fungsi PelindungFungsi ini adalah melindungi seluruh anggota keluarga dari berbagai bahaya yang dialami oleh suatu keluarga. Dengan adanya negara, maka fungsi ini banyak diambil alih oleh instansi negara.5. Fungsi Penentuan StatusJika dalam masyarakat terdapat perbedaan status yang besar, maka keluarga akan mewariskan statusnya pada tiap-tiap anggota atau individu sehingga tiap-tiap anggota keluarga mempunyai hak-hakistimewa. Perubahan status ini biasanya melalui perkawinan. Hak-hak istimewa keluarga, misalnya menggunakan hak milik tertentu, dan lain sebagainya. Jadi, status dapat diperoleh melalui assign statusmaupun ascribed status.Assign Status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaanmasyarakat. Contohnya seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dsb. Sedangkan Ascribed Status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.6. Fungsi PemeliharaanKeluarga pada dasarnya berkewajiban untuk memelihara anggotanya yang sakit, menderita, dan tua. Fungsi pemeliharaan ini pada setiap masyarakat berbeda-beda, tetapi sebagian masyarakat membebani keluarga dengan pertanggungjawaban khusus terhadap anggotanya bila mereka tergantung pada masyarakat. Seiring dengan perkembangan masyarakat yang makin modern dan kompleks,sebagian dari pelaksanaan fungsi pemeliharaan ini mulai banyak diambil alih dan dilayani oleh lembaga-lembaga masyarakat, misalnya rumah sakit, rumah-rumah yang khusus melayani orang-orang jompo.7. Fungsi AfeksiSalah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan kasih sayang atau rasa dicintai. Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa kenakalan yang serius adalah salah satu ciri khas dari anak yang sama sekali tidak pernah mendapatkan perhatian atau merasakan kasih sayang. Di sisi lain, ketiadaan afeksi juga akan menggerogoti kemampuan seorang bayi untuk bertahan hidup.B. Menurut Friedman (1992) 1. Fungsi afektif dan koping Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.2. Fungsi sosialisasiKeluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.3. Fungsi reproduksiKeluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan keturunan.4. Fungsi ekonomiKeluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di masyarakat.5. Fungsi fisikKeluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.C. Menurut Allender (1998)1. Affection (Afeksi)Fungsi affection yang dilakukan keluarga diantaranya adalah dengan menciptakan suasana persaudaraan/menjaga perasaan, mengembangkan kehidupan seksual dan kebutuhan seksual, serta menambah anggota keluarga baru.2. Security and Acceptance (Keamanan dan Penerimaan)Di dalam keluarga, fungsi keamanan dan penerimaan juga dibutuhkan. secara umum usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan mempertahankan kebutuhan fisik, dan menerima individu sebagai anggota keluarga.3. Identity and satisfaction (Identitas dan memuaskan)Keluarga merupakan suatu media yang dipergunakan untuk mengembangkan diri, yaitu mengembangkan peran dan self image, mempertahankan motivasi, dan mengidentifikasi tingkat sosial dan kepuasan aktivitas.4. Affiliation and companionship (Afiliasi dan pertemanan)Fungsi ini dilakukan dengan mengembangkan pola komunikasi dan mempertahankan hubungan yang harmonis.5. Socialization (Sosialisasi)Sosialisasi juga salah satu fungsi yang dilakukan dalam keluarga yang tujuannya untuk mengenal kultur (nilai dan perilaku) serta sebagai peraturan/pedoman hubungan internal dan eksternal. Pada akhirnya, sosialisasi juga bertujuan untuk melepas anggota keluarga. Misalnya saat anak sudah dewasa dan menikah.6. Controls (Kontrol)Keluarga juga berfungsi sebagai kontrol, yaitu mempertahankan kontrol sosial yang ada di keluarga. Selain itu fungsi kontrol dapat diterapkan untuk melakukan penempatan dan pembagian kerja anggota keluarga sesuai dengan peran mereka masing-masing yang pelaksanaannya dengan menggunakan sumber daya yang ada.D. Menurut BKKBN (1992)Menurut BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) bahwa fungsi keluarga dibagi menjadi 8. Fungsi keluarga yang dikemukakan oleh BKKBN ini senada dengan fungsi keluarga menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994, yaitu :1. Fungsi keagamaanYaitu dengan memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.2. Fungsi sosial budayaDilakukan dengan membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.3. Fungsi cinta kasihDiberikan dalam bentuk memberikan kasih sayang dan rasa aman, serta memberikan perhatian diantara anggota keluarga.4. Fungsi melindungiBertujuan untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.5. Fungsi reproduksiMerupakan fungsi yang bertujuan untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga.6. Fungsi sosialisasi dan pendidikanMerupakan fungsi dalam keluarga yang dilakukan dengan cara mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak. Sosialisasi dalam keluarga juga dilakukan untuk mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.7. Fungsi ekonomiAdalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang.8. Fungsi pembinaan lingkunganE. Menurut Effendi (1998)Ada lima fungsi keluarga menurut Effendi, yaitu :1. Fungsi BiologisFungsi biologis diantaranya adalah untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi keluarga, serta memelihara dan merawat anggota keluarga.2. Fungsi PsikologisSelain fungsi biologis, ada pula fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian di antara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga, memberikan identitas keluarga3. Fungsi SosialisasiFungsi sosialisasi yang dimaksud diantaranya adalah membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.4. Fungsi ekonomiFungsi ekonomi juga dibutuhkan dalam suatu keluarga, yaitu dengan mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, serta menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua).5. Fungsi pendidikanFungsi pendidikan dibutuhkan dalam sutau keluarga salah satunya karena berhubungan dengan fungsi biologis. Fungsi pendidikan tersebut yaitu dengan menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya, selanjutnya adalah mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa, serta yang tidak kalah penting adalah mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.F. Menurut Virginia Saltin (1997)Menurut Virginia Saltin (1997), fungsi keluarga adalah sebagai berikut :1. Memberikan pengalaman bagi bagi anggota untuk mengetahui dan menikmati hubungan heteroseksual.2. Memiliki keturunan3. Memelihara batas sehingga semua tugas bisa dilakukan secara baik dan stabil. Batas adalah hubungan hanya dengan pasangan. Misalnya : seorang suami tidak boleh berhubungan dengan adik ipar dalam konteks khusus. Artinya di sini adalah mengetahui batasan-batasan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan sehingga diperlukan komitmen untuk menyepakati batasan-batasan tersebut.4. Mentransmisikan budaya pada anak-anak dan mengajarkan anak untuk memahami situasi lingkungan melalui komunikasi.5. Untuk mengakui bahwa seorang anggota masyarakat telah dewasa sehingga dia menikah6. Untuk menyediakan kesempatan kepada orang tua untuk mengasuh anak.G. Menurut Zatrow (2006)Keluarga dalam masyarakat industri memiliki fungsi-fungsi penting yang akan membantu memelihara keberlangsungan dan stabilitas masyarakat. Fungsi-fungsi tersebut adalah :1. Replacement of the populationSetiap masyarakat memiliki beberapa sistem untuk pergantian anggotanya. Didalam prakteknya, semua masyarakat menganggap bahwa keluarga sebagai suatu unit untuk memproduksi anak-anak. Masyarakat memberikan hak dan kewajiban kepada pasangan-pasangan untuk melakukan reproduksi didalam unit keluarga. Hak dan kewajiban ini membbantu memelihara stabilitas masyarakat walaupun mereka mendefinisikannya dalam bentuk yang berbeda.2. Care of the youngAnak-anak memerlukan perawatan dan perlindungan setidaknya sampai usia pubertas. Keluarga merupakan institusi utama untuuk pengasuhan anak-anaknya. Masyarakat modern telah mengembangkan institusi pendukung untuk membantu dalam merawat anak-anak, seperti pelayanan medis, daycare centers, program pelatihan bagi orang tua, dan residential treatment centers.3. Socialization of new membersUntuk menjadi anggota masyarakat yang produktif, anak-anak harus disosialisasikan pada budaya. Anak-anak harus diperkenalkan pada bahasa, mempelajari nilai-nilai sosial dan adat istiadat, cara berpakaian dan berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Keluarga memainkan peranan utama didalam proses sosialisasi ini. Di dalam masyarakat modern, beberapa kelompok lain dan sumber-sumber dilibatkan dalam proses sosialisasi ini, seperti sekolah, mass media, peer groups, polisi, bioskop dan buku serta materi tertulis lainnya yang berpengaruh sangat penting.4. Regulation of sexual behaviorKegagalan dalam mengatur perilaku seksual akan menghasilkan pertentangan diantara individu-individu yang disebabkan oleh kecemburuan dan eksploitasi. Setiap masyarakat memiliki peraturan yang mengatur perilaku seksual didalam unit keluarga, misalnya tabu untuk melakukan incest dan hubungan seksual diluar pernikahan.5. Source of affectionKebutuhan akan rasa sayang, dukungan emosional dan penghargaan yang positif dari orang lain, seperti senyuman, penguatan dan dorongan untuk mencapai prestasi. Keluarga merupakan sumber penting untuk mendapatkan rasa sayang dan pengakuan karena anggota keluarga akan saling menghargai satu sama lainnya dan memperoleh kepuasan emosional dan sosial dari hubungan yang terjalin antara keluarga.H. Menurut Hodges dikenal dengan sebutan CARE (Dubois dan Depanfilis : 2000)1. ConnectionsKoneksi adalah akses keluarga terhadap sumber-sumber daya dan dukungan-dukungan dari luar rumah tangga. Semua keluarga membutuhkan sumber daya diluar unit keluarga agar berfungsi optimal. Sumber daya diluar rumah tangga mencakup anggota-anggota extended family, tetangga dan kawan-kawan, sekolah, tempat bekerja, pelayanan kesehatan dan kesehatan mental, institusi-institusi religius, kegiatan-kegiatan rekreasi dan kelompok-kelompok serta oraganisasi-oraganisasi kemasyarakatan lainnya.2. AssetsUnsur ini memfokuskan pada keterampilan-keterampilan dan semua kemampuan-kemampuan yang memungkinkan keluarga dapat berfungsi dengan sehat, misalnya keterampilan mengasuh (parenting skill), pengetahuan tentang perkembangan anak, dan harapan-harapan anak yang sesuai dengan usianya, serta kemampuan-kemampuan masalah.3. RelationshipUnsur ini menilai dengan hubungan-hubungan dengan anggota-anggota rumah tangga lainnya, pola-pola komunikasi dan peran-peran, serta efeknya terhadap hubungan-hubungan diantara anggota keluarga. Hakekat dan kualitas dan hubungan-hubungan dengan anggota keluarga merupakan faktor kunci dalam menilai keberfungsian keluarga.4. EnvironmentUnsur ini mencakup kecukupan sumber daya-sumber daya lingkungan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari anggota keluarga. Misalnya sumber daya ekonomi, seperti sumber-sumber penghasilan, stabilitas penghasilan, dan memadainya penghasilan. Sumber daya lingkungan juga terdiri dari keamanan rumah, pengaturan hidup yang memadai, ruangan yang memadai, perlengkapan dasara rumah (perabotan, toilet, kamar mandi, alat memasak, dan perlengkapan tidur), pengelolaan tugas-tugas rumahtangga serta makanan yang teratur dan memadai.Selain beberapa fungsi keluarga yang telah disebutkan oleh beberapa ahli di atas, ada juga pendapat lain yang menjelaskan tentang fungsi keluarga, yaitu:a. Fungsi ReproduksiKeluarga yang dibangun melalui lembaga suci pernikahan, dimaksudkan untuk melahirkan keturunan yang sah. Namun saat ini, makin banyak keluarga yang tidak mampu melaksanakan fungsi ini. Faktor yang mempengaruhidiantaranya adalah gaya hidup tak sehat sehingga memicu kegagalan pasangan suami-istri mendapatkan keturunan. Di sisi lain, keluarga makin membatasi jumlah keturunan karena adanya kekhawatiran-kekhawatiran seperti: biaya persalinan mahal, biaya pendidikan anak mahal, dan malu kalau banyak anak. Terlebih kaum perempuan, makin banyak yang enggan hamil, melahirkan dan menyusui anak karena sibuk berkarier atau takut merusak keindahan tubuhnya. Padahal, bila fungsi reproduksi ini diabaikan, eksistensi keluarga dan bahkan manusia akan terancam.b. Fungsi EkonomiTerbentuknya keluarga, berarti terwujudnya kesatuan dan kemandiri ekonomi. Keluarga mendapatkan harta dan membelanjakan untuk memenuhi keperluan seluruh anggota keluarga sehingga terwujud kesejahteraan. Namun, fungsi ini kerap sulit dilakukan sebuah keluarga manakala problem akses terhadap sumber-sumber ekonomi tertutupi. Banyak pengangguran dari kalangan suami, padahal dialah penopang nafkah keluarga. Di sisi lain, harga-harga kebutuhan pokok terus meroket sehingga nafkah kerap tak mencukupi untuk seluruh anggota keluarga. Sehingga tidak mengherankan apabila masih banyak yang berada di bawah garis kemiskinan.c. Fungsi SosialFungsi sosial di sini dimaksudkan bahwa dengan adanya keluarga otomatis memberikan status pada seseorang yang menjadi anggota keluarga selain itu juga terkadang menjadi sebuah prestise kepada anggota keluarga.d. Fungsi ProtektifFungsi protektif yang dapat dilakukan keluarga diantaranya adalah dengan melindungi anggotanya dari ancaman fisik, ekonomis dan psikososial.e. Fungsi RekreatifSelain fungsi-fungsi yang sudah disebutkan di atas, keluarga juga memberikan fungsi rekreatif bagi para anggotanya yaitu memberikan hal-hal yang bersifat menyenangkan atau yang bersifat hiburan.f. Fungsi AfektifIdealnya, keluarga merupakan sumber kasih sayang yang didapat oleh seseorang karena tumbuh kembang seseorang secara tidak langsung dipengaruhi oleh kasih sayang yang diberikan oleh keluarga. Namun sekarang ini, banyak anak-anak yang tidak memperoleh kasih sayang yang cukup dari keluarganya.g. Fungsi EdukatifFungsi edukatif di sini adalah dengan memberikan pendidikan yang sebaik-baiknya bagi anak-anak dan ataupun anggota keluarga lainnya.h. Fungsi ReligiusDalam hal ini, fungsi religius dilakukan dengan memberikan pengalaman keagamaan kepada para anggota. Dari 8 fungsi keluarga di atas, semua berlandaskan pada fungsi keagamaan yang berikutnya akan mendorong empat fungsi keluarga lain yaitu fungsi reproduksi, edukasi, protektif, afektif. Pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa fungsi agama merupakan fungsi utama dalam sebuah keluarga yang nantinya mempengaruhi reproduksi karena fungsi reproduksi diatur dalam perkawinan dan perkawinan diatur dalam agama. Fungsi keagamaan juga mempengaruhi fungsi edukasi, protektif, dan afeksi karena di dalam agama juga mengatur sebuah keluarga setelah keluarga tersebut mempunyai keturunan selanjutnya adalah harus merawatnya dengan baik, diantaranya dengan memberikan kasih sayang, pendidikan dan perlindungan baik fisik, ekonomi, dan psikososial. Selanjutnya keempat fungsi keluarga tersebut akan mendorong berjalannya tiga fungsi lain yaitu fungsi ekonomi, sosial dan rekreatif karena ketiga fungsi ini juga dibutuhkan dalam suatu keluarga.

PERANAN KELUARGAPeranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :1. Peranan AyahAyah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.2. Peranan IbuSebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagaipencari nafkah tambahan dalam keluarganya.3. Peran AnakAnak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

TUGAS KELUARGAPada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing4. Sosialisasi antar anggota keluarga5. Pengaturan jumlah anggota keluarga6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya

SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGADefinisiSiklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota, komposisi dan fungsi keluarga sepanjang hidupnya. Siklus hidup keluarga juga merupakan gambaran rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi yang dialami kebanyakan keluarga.Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel yang dibuat secara sistematis menggabungkan variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran keluarga, umur anggota keluarga, dan status pekerjaan kepala keluarga.

TahapanDalam ilmu kependudukan biasanya dikenal dengan 6 tahap siklus hidup keluarga, yaitu :1. Tahap Tanpa AnakDimulai dari perkawinan hingga kelahiran anak pertama.2. Tahap Melahirkan (Tahap Berkembang)Dimulai dari kelahiran anak sulung hingga anak bungsu.3. Tahap MenengahDimulai dari kelahiran anak bungsu, hingga anak sulung meninggalkan rumah atau menikah4. Tahap Meninggalkan RumahDimulai dari anak sulung meninggalkan rumah sampai anak bungsu meninggalkan rumah (perkawinan biasanya dianggap meninggalkan rumah).5. Tahap Purna Orang TuaDimulai dari saat anak bungsu meninggalkan rumah, hingga salah satu pasangan meninggal dunia.6. Tahap Menjanda/MendudaDimulai dari saat meninggalnya suami atau istri, hingga pasangannya meninggal dunia.Menurut Neighbour (1985) tahapan, tugas dan masalah yang menjadi isu penting dalam setiap tahapan siklus kehidupan keluarga adalah sebagai berikut :1. Tahap Perkawinan2. Tahap Melahirkan Anak3. Tahap Membesarkan Anak-Anak Memasuki Sekolah Dasar4. Tahap Membesarkan Anak-Anak Usia Remaja5. Tahap Keluarga Mulai Melepaskan Anak-Anak6. Tahap Tahun-tahun Pertengahan7. Tahap Usia Tua

Model Siklus Hidup KeluargaTahap-tahap siklus hidup keluarga digambarkan ke dalam 2 model, yaitu:1. Siklus Hidup Keluarga Model TradisionalSiklus hidup keluarga model tradisional yaitu pergerakan tahap yang sebagian besar keluarga lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan), menikah, pertumbuhan keluarga, penyusutan keluarga, dan diakhiri dengan putusnya unit dasar. Tahapan dari FLC model tradisional adalah:a. Tahap I: BachelorPemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.b. Tahap II: HoneymoonersPasangan muda yang baru menikah.c. Tahap III: ParenthoodPasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal hidup bersama.d. Tahap IV: PostparenthoodSebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal hidup bersama.e. Tahap V: DissolutionSalah satu pasangan sudah meninggal.

Tahap-tahap dari siklus hidup sebuah keluarga tradisional adalah sebagai berikut:

TahapanTugas

Pengalaman dari keluarga asal Membangun hubungan dengan orang tua, saudara danteman-teman Menyelesaikan sekolah

Meninggalkan rumah Membedakan diri dengan keluaga asal dan mengembangkan hubungan sesamadewasa dengan orang tua Membantung hubungan pertemanan yang intim Memulai karir/pekerjaan

Tahap pra pernikahan Memilih pasangan Mengembangkan hubungan Memutuskan untuk menikah

Tahap pasangat tanpa anak Mengembangkan cara hidup bersama yang didasarkan atas realitas danbukannya proyeksi bersama Mengatur kembali hubungan dengan keluarga asal dan teman-teman, dan melibatkan pasangan

Keluarga dengan anak kecil Mengatur kembali sistem pernikahan dengan memberi tempatpada keberadaan anak Memulai peran sebagai orang tua Mengatur kembali hubungan dengan keluarga asal dengan melibatkan peran saudara dan kakek/nenek

Keluarga dengan anak remaja Mengatur kembali hubungan orang tua-anak untuk memberikan tempat pada kebebasan yang lebih besar Mengatur kembali hubungan pernikahan dan memusatkan pada masalah tengah baya dan karir

Melepas anak Membereskan masalah paruh baya Mengatur ulang hubungan orang tua anak secara lebih dewasa Mengatur kembali hubungan dengan pasangan Mengatur kembali hubungan dengan besan, menantu, cucu dll. Berurusan dengan kelemahan dan kematian, terutama pada keluarga asal

Kehidupan usia lanjut Mengatasi penuaan fisik Menangani peran anak yang lebih besar dalam mengatur keluarga besar Menangani kehilangan karena kematian pasangan dan teman-teman Mempersiapkan kematian, kilas balik kehidupan dan integrasi

2. Siklus Hidup Keluarga Model Non-TraditionalA. Family Householda. Childless Couples: pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak dikarenakan oleh pasangan tersebut lebih memilih pada pekerjaan.b. Pasangan yang menikah diumur diatas 30 tahun menikah terlalu lama dikarenakan karir dimana memutuskan untuk memiliki sedikit anak atau justru malah tidak memiliki anak.c. Pasangan yang memiliki anak di usia yang terlalu dewasa (diatas 30 tahun).d. Single Parent I: single parent yang terjadi karena perceraian.e. Single Parent II: pria dan wanita muda yang mempunyai satu atau lebih anak diluar pernikahan.f. Single Parent III: seseorang yang mengadopsi satu atau lebih anak.g. Extended Family: seseorang yang kembali tinggal dengan orang tuanya untuk menghindari biaya yang dikeluarkan sendiri sambil menjalankan karirnya. Misalnya anak, atau cucu yang cerai kemudian kembali ke rumah orang tuanya.B. Non-Family Householda. Pasangan tidak menikahb. Perceraian tanpa anakc. Single Person: orang yang menunda pernikahan atau bahkan memutuskan untk tidak menikahd. Janda atau duda

Menurut Duval (Niacholas 1984) ada 8 tingkat/siklus perkembangan keluarga1. Tahap I, Keluarga pemula (pasangan pada tahap pernikahan)2. Tahap II,Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi-30 bln).3. Tahap III, Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2-6 tahun).4. Tahap IV, Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6-13 tahun)5. Tahap V, Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20 tahun).6. Tahap VI, Keluarga melepas anak usia dewasa muda (anak yang meninggalkan rumah).7. Tahap VII, Orangtua usia pertengahan (pensiunan).8. Tahap VIII, Keluarga dalam masa pensiun dan lansia

Menurut Carter & McGoldrik ada 6 tingkat perkembangan keluarga1. Keluarga antara: dewasa muda, belum menikah.2. Penyatuan keluarga dengan pernikahan (pasangan baru menikah).3. Keluarga dengan anak kecil (bayi-usia sekolah).4. Keluarga dengan anak remaja.5. Keluarga melepaskan anak dan pindah.6. Keluarga dalam kehidupan terakhir. Tidak ada tahap yang diidentifikasi.

Menurut Carter dan McGoldrik 1985 mengatakan sistem keluarga sekurang-kurangya tiga generasi: 1. Kakek-nenek2. Ayah-ibu3. Anak-anak

Tahap-tahap Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan Dua OrangtuaTahap ini terdiri dari 9 tahap siklus kehidupan keluarga. Tahap antara dari perspektif terapi keluarga ditambahkan pada model siklus kehidupan perspektif sosiologis sehingga dapat diperoleh gambaran yang komprehensif tentang perubahan kehidupan keluarga.1. Tahap transisi (Keluarga antara, belum menikah)Tahap ini menunjuk ke masa dimana individu berumur 20 tahunan yang telah mandiri secara finansial dan secara fisik telah meninggalkan keluarganya namun belum berkeluarga.Tugas perkembangan di tahap ini bersifat individual, bukan berorientasi pada keluarga, yaitu:a. Pembedaan diri dalam hubungannya dengan keluarga asalnya.b. Menjalin hubungan yang akrab dengan teman sebaya.c. Pembentukan diri yang berhubungan dengan kemandirian pekerjaan dan finansial.2. Tahap II (Keluarga pemula)Tahap ini merupakan tahap pertama dari siklus keluarga inti dengan orangtua. Adapun tugas-tugas perkembangan yang terdapat pada tahap ini adalah: a. Menciptakan sebuah perkawinan yang saling memuaskan.b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonisc. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua)3. Tahap III (Keluarga yang sedang mengasuh anak)Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Masalah dalam masa transisi menjadi orangtua yang sering terjadi adalah: a. Suami merasa diabaikanb. Terdapat peningkatan perselisihan dan argument antara suami-istric. Interupsi dalam jadwal yang kontinyu,Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurunTugas perkembangan :a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap.b. Rekonsiliasi tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar.4. Tahap IV (Keluarga dengan anak usia pra sekolah)Anak-anak usia pra sekolah akan banyak belajar pada tahap ini, khususnya dalam hal kemandirian. Tugas perkembangan :a. Memenuhi kebutuhan anggota keluargab. Mensosialisasikan anak.c. Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan anakanak yang laind. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga. 5. Tahap V (Keluarga dengan anak usia sekolah)Dalam tahap ini orangtua mempunyai tuntutan ganda yaitu berupaya mencari kepuasaan dalam mengasuh generasi berikutnya (tugas perkembangan generativitas) dan memperhatikan perkembangan mereka sendiri, sementara anak usia sekolah bekerja untuk mengembangkan sense of industry kapasitas untuk menikmati pekerjaan- dan mencoba mengurangi atau menangkis perasaan rendah diri. Tugas perkembangan :a. Mensosialisasikan anak-anak.b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.6. Tahap V (Keluarga dengan anak remaja)Hal utama yang perlu diperhatikan saat memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak remaja adalah perubahan dalam batasan perubahan kognitif, pembentukan identitas, pertumbuhan biologis, dan konflik-konflik serta krisis yang berdasarkan perkembangan. Tiga aspek proses perkembangan remaja yang menyita banyak perhatian adalah emansipasi, budaya remaja, kesenjangan antar generasi (perbedaan nilai-nilai dan norma-norma antara orangtua dan remaja). Tugas perkembangan :a. Menyeimbangkan kebebasan dan tanggungjawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.c. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak.7. Tahap VII (Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda)Fase ini ditandai dengan tahun-tahun puncak persiapan diri dan oleh anak-anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri. Tugas perkembangan :a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan.c. Membantu orangtua lanjut usia dari pihak suami maupun istri.8. Tahap VIII (Orangtua usia pertengahan)Pasangan postparental (pasangan yang anak-anaknya telah meninggalkan rumah) tidak terisolasi lagi saat ini. Bagi sejumlah pasangan, masa-masa ini merupakan masa-masa yang sulit karena masalah-masalah penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri mereka bahwa mereka gagal membesarkan anak. Tahap perkembangan :a. Menyediakan lingkungan untuk meningkatkan kesehatan.b. Mempertahankan hubungan memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak.c. Memperkokoh hubungan perkawinan.9. Tahap IX (Keluarga dalam masa pensiun dan lansia)Ada berbagai macam stressor atau kehilangan-kehilangan saat seseorang mengalami Proses menua dan masa pensiun, meliputi masalah ekonomi, perumahan, sosiologis, pekerjaan, dan kesehatan. Tugas perkembangan :a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.c. Mempertahankan hubungan perkawinan.d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi hidup).

DINAMIKA KELUARGADefinisiDinamika keluarga adalah suatu interaksi atau hubungan pasien dengan anggota keluarga dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di lingkungan sekitarnya. Keluarga di harapkan mampu memberikan dukungan dalam upaya kesembuhan pasien.Dinamika keluarga juga merupakan interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan sehingga dapat diterima danmenyesuaikan diribaik dalam lingkungan keluarga maupun kelompok sosial yang sama. Keluarga tak ubahnya seperti negara. Ada pimpinan, menteri, rakyat, kebijakan, dan aturan. Layaknya negara, dinamika politik keluarga pun mesti dinamis. Karena dengan begitulah, keluarga menjadi hidup, hangat, dan produktif. Indahnya hidup berkeluarga. Di situlah orang belajar banyak tentang berbagai hal. Mulai masalah pendidikan, hubungan sosial antar anggota keluarga, ekonomi, pertahanan, komunikasi, organisasi, dan politik. Mungkin, itulah sebabnya, orang yang sukses dalam berkeluarga, insya Allah, akan sukses berkiprah di masyarakat. Bahkan, negara dan dunia.

Aspek-Aspek Dinamika keluarga1. Tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiriyang biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.2. Tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan pikiran mereka yangdikenal dengan komunikasi.3. Tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang sebagai system nilai keluarga.4. Tiapkeluargamemilikicara dalamberhubungandenganorang luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.Cuma masalahnya, tidak semua pimpinan keluarga peka dengan dinamika yang ada. Kadang juga terlalu tegang menyikapi kesenjangan antara idealita dengan realita. Ketidakpekaan dan ketegangan inilah yang kerap membuat dinamika keluarga menjadi redup. Para anggota menjadi ikut kikuk, bungkam, dan takut.Jadi, dinamika dalam keluarga adalah hal yang memang sudah seharusnya terjadi. Yang diperlukan adalah sekali lagi rasa tenggang rasa, rendah diri menerima masukan dan kemauan untuk berubah dalam masing-masing.Kebersamaan pada akhirnya adalah kebutuhan. Keluarga kita yang lain entah di organisasi entah di komunitas atau di tempat manapun selain keluarga asli kita adalah kebutuhan. Karena menyendiri bukan jawaban untuk keamanan, karena pagar sosial bagaimanapun lebih kokoh dari pagar beton. Menyendiri juga bukan jawaban untuk ketenangan, karena rasa tak paralel dengan suasana.

GENOGRAM (FAMILYANATOMY)Definisi Istilah genogram mulai dipopulerkan oleh Rae Wiemers Okiishi (1987) dalam tulisannya yang berjudul The Genogram as a Tool in Career Counseling dimuat dalam Journal of Counselling and Development, Volume 66. Secara etimologis, genogram berarti silsilah, yaitu gambar asal-usul keluarga klien sebanyak tiga generasi. Penggunaan teknik genogram dilandasi oleh asumsi bahwa ada pengaruh dari orang lain yang berarti (significant orther) terhadap individu dalam identifikasi perencanaan dan pemilihan karir. Konselor atau pembimbing berupaya mengidentifikasi orang yang berarti bagi diri klien. Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari silsilah keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga. Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang siklus kehidupan keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta hubungan antar anggota keluarga. Genogram adalah sebuah presentasi bergambar dari hubungan-hubungan yang terdapat di dalam sebuah keluarga dari berbagai generasi. Genogram juga dapat disebut sebagai silsilah keluarga dari satu generasi ke generasi lainnya di keluarga kita. Bentuk dari genogram hampir sama dengan "family tree" atau pohon keluarga, tetapi dengan penjelasan dan informasi yang lebih lengkap.

KomponenGenogram berisi banyak keterangan mengenai keadaan keluarga. Pertama, berisi data dasar yang ditemukan dalam pohon keluarga seperti nama, jenis kelamin, tanggal lahir dan tanggal kematian dari tiap individu. Data tambahan dapat berupa pekerjaan, pendidikan, kejadian hidup yang penting, penyakit kronis, perilaku social, sifat dasar dalam hubungan keluarga, hubungan emosional, dan hubungan social. Beberapa genogram juga meliputi informasi gangguan yang terjadi dalam keluarga misalnya alkoholosime, depresi, penyakit, persekutuan, dan keadaan hidup. Genogram dapat sangat signifikan karena tidak ada batasan tipe data yang akan dimasukkan. Genogram juga disebut sebuah bentuk terapi keluarga. Karena, terdapat informasi-informasi yang lengkap tentang sebuah keluarga dan juga hubungannya. Genogram juga membantu kita untuk dapat mengetahui sejarah dan kronolgi kondisi psikologis serta fisik seseorang.Dalam genogram terdapat hubungan emosional (emosional relationship) dan hubungan keluarga (family relationship). Family relationship digunakan untuk menggambarkan penggabungan dari dua individu. Dalam GenoPro, penggabungan didefinisikan sebagai kombinasi dari dua orang individu dewasa yang bergabung untunk tujuan menciptakan unit keluarga. Penggabungan ini dapat menjadi kuat seperti pernikahan atau tidak eksis seperti perceraian. GenoPro mendefinisikan 22 tipe dari penggabungan yaitu : Genogram mengacu kepada penggunaan diagram secara luas untuk memahami hubungan suatu keluarga setidaknya untuk tiga generasi. Perry, (2010) menyebutkan bahwa esensinya, genogram adalah hanya sekedar sebuah diagram struktural hubungan keluarga yang mencakup tiga generasi. Secara konseptual, genogram berarti suatu alat dalam model grafis yang menggambarkan asal-usul keluarga klien dalam tiga generasi, yakni generasi dirinya, orang-tuanya dan kakek-neneknya. Genogram adalah alat bantu untuk mengetahui tentang sejarah keluarga dari waktu ke waktu dan biasanya menyediakan berbagai macam data dari sebuah generasi keluarga melalui pola hubungan antar anggota keluarga beserta karakteristik yang melekat pada masing-masing anggota keluarga, baik berupa pekerjaan, jenis kelamin, umur, dan berbagai peristiwa yang mengiringi perjalanan sebuah keluarga dari generasi ke generasi.Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu dilengkapi (update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga pada kunjungan-kunjungan selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa keluarga sebagai sistem yang saling berinteraksi dalam suatu unit emosional.1 Setiap kejadian emosional keluarga dapat mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3 generasi keluarga. Sehingga idealnya, genogram dibuat minimal untuk 3 generasi.Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :1. Mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara kesehatan fisik dan mental di dalam keluarga2. Pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi

Akar Teori Penggunaan GenogramGenogram berakar pada teori sistem keluarga yang dikembangkan oleh Murray Bowen tahun 1985. Penggunaan genogram dalam sesi konseling oleh konselor dikenal sebagai pendekatan konseling Bowenian. Dalam teori sistem keluarga, orang terorganisasi ke dalam sistem keluarga yang meliputi generasi, umur, jenis kelamin, atau segala kemiripan lainnya, yang bagaimana orang tersebut dituntut berfungsi serta berpengaruh di dalam struktur keluarganya dengan berbagai macam pola hubungan dalam keluarga. Perilaku anggota keluarga sangat ditentukan oleh aksi-interaksi seseorang dalam menjalin pola hubungan dengan sesama anggota keluarga lainnya baik dalam satu generasi ke generasi lainnya. Adapun mengenai peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam sebuah merupakan rangkaian yang terulang dari generasi sebelumnya.

Tujuan Penggunaan Genogram dalam KonselingGeldard dan Geldard, (2011) menyebutkan bahwa tujuan penggunaan genogram antara lain adalah untuk :1. Mengenali perilaku antar generasional dalam sebuah keluarga2. Menggambarkan perhatian terhadap aliansi dan koalisi dalam sebuah keluarga3. Mencermati pengendalian-pengendalian dan struktur dalam keluarga4. Mengenali triangulasi dalam sebuah keluargaGenogram memungkinkan kita untuk mengeksplorasi mitos, aturan, masalah emosional dari generasi sebelumnya, termasuk pola berulang, penyakit, perubahan dalam hubungan keluarga, perubahan hidup kritis dan kemungkinan hubungan antara identitas pribadi dan keluarga serta budaya dari waktu ke waktu.

Langkah-langkah Pengkonstruksian GenogramMcGoldrick et al. (2005) menyarankan untuk membuat genogram konselor dan klien harus melewati tiga tahapan, yaitu:1. Pemetaan struktur keluargaPada langkah ini konselor bersama klien melakukan pemetaan keluarga yang melibatkan struktur-infrastruktur dalam sebuah keluarga yang dituangkan ke dalam genogram. Biasanya, konselor mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang struktur keluarga, diantaranya anak, ayah-ibu, dan kakek-nenek dan membuat genogram untuk tiga generasi keluarga terakhir.2. Merekam informasi keluargaKonselor merekam informasi keluarga lainnya yang dapat mencakup informasi demografis, informasi acara penting keluarga, dan peristiwa penting lainnya seperti kelahiran, kematian, pernikahan, perceraian, problem kesehatan, hubungan sosial dalam keluarga, pekerjaan, pendidikan, agama dll.3. Menggambar informasi keluargaPada langkah ini konselor secara hati-hati menggambar kembali genogram dengan memasukkan informasi-informasi penting yang ditemui pada langkah kedua. Pada tahap ini, konselor juga merumuskan beberapa hipotesis-hipotesis dan melakukan interpretasi-interpretasi berkenaan dengan gambar genogram yang telah disusun. Hipotesis dan interpretasi tersebut sangat membantu konselor dalam mengeksplorasi klien.

Pada dasarnya penggunaan genogram ini lebih merupakan teknik awal untuk memasuki konseling karir, oleh karena itu pelaksanaannya pun bersifat individual. Namun tidak menutup kemungkinan, wawancara genogram dapat dipandang sebagai proses konseling karir manakala dalam wawancara tersebut konselor (pembimbing) menerapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik konseling yang terfokus pada pemecahan masalah karir klien.Penerapan teknik genogram ditempuh dalam tiga tahap, yaitu : 1. Konstruksi genogram Proses ini merupakan tahap pertama untuk memetakan/membuat gambar silsilah atau asal-usul keluarga klien sebanayak tiga generasi, yaitu generasi klien, generasi oarangtua klien dan generasi kakek nenek klien. Seluruh angota keluarga dari ketiga generasi yang diketahui oleh klien dibuat gambarnya; konselor membuat gambar tersebut bersama-sama dengan klien. Gambar tersebut hendaknya memberi penjelasan hal-hal penting berkenaan dengan silsilah dari ketiga generasi klien, dengan mencantumkan tanda atau simbol tertentu yang dapat difahami oleh konselor dan klien.2. Identifikasi jabatan Pada tahap ini konselor bersama klien berupaya menelusuri bidangbidang pekerjaan/jabatan yang ada pada anggota keluarga dari tiga generasi itu, termasuk usaha yang ditempuh untuk memperoleh pekerjaan/jabatan, tingkat keberhasilan, dan konsekuensinya dalam segala aspek kehidupan yang bersangkutan.3. Eksplorasi klienTahap ini memfokuskan kajian terhadap diri klien agar memperoleh pemahaman diri dan lingkungan serta dapat merencanakan karirnya. Oleh karena itu, hal-hal yang perlu dianalisis selama wawancara genogram adalah: (1) isi pengamatan diri klien; (2) pemahaman lingkungan/dunia kerja; (3) proses pembuatan keputusan; modelmodel pola hidup; dan (5) model-model okupasional. Sedangkan yang perlu didiskusikan oleh dosen pembimbing dengan karyasiswa adalah : (1) keberhasilan-keberhasilan anggota keluarga; (2) mobilitas anggota keluarga; (3) pengelolaan waktu; dan (4) integritas diri

Memahami dan Menjelaskan Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Kesehatan KeluargaKesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dipengaruhi oleh empat unsur utama yaitu : 1. LingkunganPada saat sekarang ini sudah menjadi perbincangan oleh para ahli kesehatan masyarakat bahwa unsur yang paling berpengaruh di dalam perubahan status kesehatan adalah faktor lingkungan akan tetapi kelompok disiplin ilmu perilaku membantah bahwa faktor utama yang mempengaruhi status kesehatan adalah prilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.2. Prilaku Dari perbincangan dua kelompok ahli tersebut, ahli prilaku memberikan contoh bahwa lingkungan akan menjadi rusak akibat prilaku yang tak terpuji misalkan membuang sampah bukan pada tempat yang telah disediakan, dimana-mana terdapat sampah baik organik maupun non organik dikarenakan ulah manusia bukan ulah lingkungan itu sendiri. Dari uraian tersebut diatas dapatlah dipahami bahwa antara lingkungan dengan prilaku merupakan dua unsur penting di dalam penataan lingkungan sehingga baik prilaku maupun lingkungan itu sendiri dapat memjadi perhatian kita bersama, apalagi kesehatan adalah modal bangsa, investasi masa depan yang lebih baik dan hak azasi yang harus dimiliki oleh setiap orang.3. Pelayanan kesehatanSelain faktor lingkungan dan prilaku, status kesehatan juga sangat ditentukan oleh pelayanan kesehatan. Untuk meningkatkan peranan pelayanan kesehatan di dalam meningktakan status kesehatan saat ini telah di bangun di semua tempat di desa dan kelurahan sebuah gedung yang sering disebut pos kesehatan desa (Poskesdes), maaf buka pusat kesehatan desa (puskesdes). Upaya pengadaan tempat tersebut merupakan upaya bersama pemerintah dan masyarakat bahkan sedapat mungkin menjadi upaya masyarakat itu sendiri. Dengan adanya tempat tersebut maka pelayanan kesehatan terhadap masyarakat akan menjadi dekat. Pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan di Poskesdes adalah upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit ringan serta pemulihan setelah sakit. Perlu juga diketahui bahwa yang dimaksud dengan pengobatan di Poskesdes itu sangat terbatas, bukan semua penyakit dapat diberikan pengobatan di tempat tersebut.Petugas yang ada di Poskesdes juga harus mengerti dan memahami tentang hal tersebut karena pemahaman masyarakat terhapat tempat tersebut, menyamakan dengan Puskesmas ataupun Rumah Sakit. Padahal tujuan utama pelayanan kesehatan yang ada di Poskesdes adalah promosi kesehatan dan konsultasi hidup sehat jadi yang menjadi sasaran pengunjung sebenarnya lebih diarahkan ke orang sehat bukan orang sakit. 4. KeturunanTelah manjadi aturan bahwa semua calon pengantin harus memeriksakan diri ke dokter atau memiliki keterangan sehat dari dokter sebelum melangungkan pernikahan agar terbentuk keluarga yang berkualitas dan terlahir generasi baru yang juga berkualitas. Pemeriksaan kesehatan bukan untuk menghalangi berlangsung pernikahan oleh kedua belah pihak akan tetapi merupakan upaya deteksi dini terhadap keberlangsungan bangsa dengan pencegahan lebih dini dan informasi lebih dini tentang kehidupan kesehatan keluarga akan tercapai. Peran pemangku adat dan agama di wilayah setempat dapat memberikan kontribusi yang sangat besar di dalam hal ini

Memahami dan Menjelaskan Konsep dan Fungsi Keluarga dalam IslamPengertian Keluarga Menurut IslamKeluarga adalah minimal terdiri atas seorang suami dan seorang istri yang selanjutnya muncul adanya anak atau anak-anak dan seterusnya. Maka, sudah semestinya di dalam sebuah keluarga juga dibutuhkan adanya seorang pemimpin keluarga yang tugasnya membimbing dan mengarahkan sekaligus mencukupi kebutuhan baik itu kebutuhan yang sifatnya dhohir maupun yang sifatnyabatiniyahdi dalam rumah tangga tersebut supaya terbentuk keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Di dalam al-Qurndisebutkan bahwa suami atau ayahlah yang mempuyai tugas memimipin keluarganya karena laki-laki adalah seorang pemimpin bagi perempuan. Seperti yang terungkap dalam Al-Quran sebagai berikut.

. laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan

Konsep Keluarga Menurut IslamKonsep keluarga menurut islam secara substansial tidak begitu berbeda dengan bentuk konsep keluarga sakinah yang ada pada hukum Islam yaitu membentuk rumah tangga yang bernafaskan Islam, yangmawaddah wa rahmah.Hanya pada poin-poin tertentu yang memberi penekanan yang lebih dalam pelaksanaannya, seperti hal-hal yang menyangkut tentang hak dan kewajiban atau peran suami-istri di dalam rumah tangga.A. Kewajiban-kewajiban dan peran suami dalam keluargaKebutuhan-kebutuhan yang wajib dipenuhi seorang ayah sebagai kepala keluarga meliputi :1. Kebutuhan yang berhubungan dengan jasdiyahYang berhubungan denganjasdiyahatau yang identik dengan kebutuhanlahiriyahantara lain seperti:a. Kebutuhan sandangb. Kebutuhan panganc. Kebutuhan tempat tinggald. Kebutuhan yang sifatnya sosial seperti kebutuhan berinteraksi dengan sesamanya dan lain sebagainya2. Kebutuhan yang berhubungan dengan rhiyahKebutuhan yang berhubungan denganrhiyahseperti:a. Kebutuhan beragama,b. Kebutuhan aqidah atau kebutuhan tauhid, dsb3. Kebutuhan yang berhubungan denganaqliyahnyaKebutuhan aqliyah adalah kebutuhan yang bersifataqliyahyaitu kebutuhan akan pendidikan.Namun dari semua kebutuhan yang tersebut di atas, kebutuhanruhiyahlah yang paling penting. Yaitu apa saja yang berhubungan denganaqidah islamiyah. Karena masalah ini berlanjut sampai kehidupan kelak di akhirat. Allah SWT berfirman: . Hai orang-orang yang beriman jagalah diri mu dan keluargamu dari api neraka

Selain sebagai seorang suami dan atau ayah yang mempunyai tanggung jawab terhadap keluarga yang dipimpinnya, laki-laki sebagai seorang muslim juga mempunyai tugas yang tidak kalah pentingya dan merupakan tugas pokok setiap muslim atau mumin yaitu melakukanamar maruf nahi munkar. Seperti yang tertera dalam Al-Quran QS Al-Imran ayat 104 : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntungAmar maruf nahi munkardiperintahkan untuk dikerjakan di manapun dan kapanpun seorang muslim berada dan kepada siapa saja hal itu perlu dilakukan. Akan tetapi yang paling penting dan utama dilakukanamar maruf nahi munkar adalah dimulai dari diri sendiri, keluarga dekat maupun jauh, baru kemudian kepada masyarakat secara umum. Juga dengan cara apapun sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan, misalnya dengan ucapan saja ataukah diperlukan dengan perbuatan.Namun dari semua kebutuhan yang tersebut di atas, kebutuhanruhiyahlah yang paling penting. Yaitu apa saja yang berhubungan denganaqidah islamiyah. Karena masalah ini berlanjut sampai kehidupan kelak di akherat. B. Kewajiban-kewajiban dan peran seorang istri dalam keluargaKonsep lain seperti yang tertera dalam Al-Quran ialah sakinah, mawaddah, warahmah. Didalam islam membina keluraga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah sangat ditegaskan dan dianjurkan seperti yang di jelaskan dalam Al-Quran QS Arrum ayat 21. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikirUlama tafsir menyatakan bahwa sakinah dalam ayat tersebut adalah suasana damai yang melingkupi rumah tangga dimana masing-masing pihak (suami-isteri) menjalankan perintah Allah SWT. dengan tekun, saling menghormati, dan saling toleransi. Dari suasana as-sakinah tersebut akan muncul rasa saling mengasihi dan menyayangi (al-mawaddah), sehingga rasa bertanggung jawab kedua belah pihak semakin tinggi. Sehingga ungkapan Rasulullah SAW. Baitii jannatii, rumahku adalah surgaku, merupakan ungkapan tepat tentang bangunan rumah tangga/ keluarga ideal. Dimana dalam pembangunannya mesti dilandasi fondasi kokoh berupa Iman, kelengkapan bangunan dengan Islam, dan pengisian ruang kehidupannya dengan Ihsan, tanpa mengurangi kehirauan kepada tuntutan kebutuhan hidup sebagaimana layaknya manusia tak lepas dari hajat keduniaan, baik yang bersifat kebendaan maupun bukan. Keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah, merupakan suatu keluarga dambaan bahkan merupakan tujuan dalam suatu perkawinan dan sakinah itu didatangkan Allah SWT. Maka untuk mewujudkan keluarga sakinah harus melalui usaha maksimal baik melalui usaha bathiniah (memohon kepada Allah SWT.), maupun berusaha secara lahiriah (berusaha untuk memenuhi ketentuan baik yang datangnya dari Allah SWT. dan Rasul-Nya, maupun peraturan yang dibuat oleh para pemimpin dalam hal ini pemerintah berupa peraturan dan perundang-undangan yang berlaku).

Tujuan Membina Keluarga Menurut IslamTujuannya Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 1 bahwa Tujuan perkawinan adalah untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Membentuk keluarga bahagia itu, dalam penjelasannya berkaitan erat dengan keturunan, pemeliharaan dan pendidikan (keturunan) yang menjadi hak dan kewaiban (kedua) orang tua. Al-Qurn juga menyebutkan tujuan dari menikah yaitu antara lain adalah supaya memperoleh ketenangan dan membina keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang, disamping untuk memenuhi kebutuhan seksual dan memperoleh keturunan. QS. Arrum 21. Menurut ajaran Islam membentuk keluargaIslami merupakan kebahagiaan dunia akherat juga merupakan salah satu tujuan dari pembinaan keluarga dalam islam. Kepuasan dan ketenangan jiwa akan tercermin dalam kondisi keluarga yang damai, tenteram, tidak penuh gejolak. Bentuk keluarga seperti enilah yang dinamakan keluarga sakinah. Keluarga demikian ini akan dapat tercipta apabila dalam kehidupan sehari-harinya seluruh kegiatan dan perilaku yang terjadi di dalamnya diwarnai dan didasarkan dengan ajaran agama.Lebih lanjut diperjelas oleh Nabi SAW di dalam hadisnya bahwa di dalam keluarga sakinah terjalin hubungan suami-istri yang serasi dan seimbang, tersalurkan nafsu seksual dengan baik di jalan yang diridhoi Allah SWT, terdidiknya anak-anak yang shaleh dan shalihah, terpenuhi kebutuhan lahir, bathin, terjalin hubungan persaudaraan yang akrab antara keluarga besar dari pihak suami dan dari pihak istri, dapat melaksanakan ajaran agama dengan baik, dapat menjalin hubungan yang mesra dengan tetangga, dan dapat hidup bermasyarakat dan bernegara secara baik pula. Seperti hadis yang disampaikan oleh Anas ra. Bahwasanya ketika Allah menghendaki suatu keluarga menjadi individu yang mengerti dan memahami agama, yang lebih tua menyayangi yang lebih kecil dan sebaliknya, memberi rezeki yang berkecukupan di dalam hidup mereka, tercapai setiap keinginannya, dan menghindarkan mereka dari segala cobaan, maka terciptalah sebuah keluarga yang dinamakan sakinah, mawaddah, warahmah.

Pembinaan Keluarga Dalam IslamDalam membina keluarga sudah tidak bisa kita pungkiri bahwasanya kita pasti dihadapkan kepada suatu permasalahan, disini islam juga mengajarkan cara membina suatu keluaraga agar tetap sakinah, mawaddah, warahmah yang meliputi:1. Memperkokoh rasa cinta kita dan saling menjaga kehormatanBaik suami maupun istri harus senantiasa menjaga kehormatan/harga diri. Seorang istri sebaiknya bila dipandang menyenangkan suaminya. Semua dilakukan dengan niat iklas.2. Saling menghormati dan menghargaiAllah Swt berfirman dalam surat An Nisa ayat 19"Bergaullah dengan mereka (istri-istrimu) dengan cara yang patut/baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak"Artinya disini ada respect (penghargaan) satu sama lain. Setiap manusia sangat merasa suka bila dirinya dihargai dan dihormati. Itulah makanya banyak sekali keutuhan rumah tangga memudar dikarenakan tidak adanya penghargaan ataupun penghormatan terhadap pasangan kita.3. Menjaga rasia dan tidak menyebarkan kekurangan pasangan kita masing-masingIstrimu adalah pakaian bagimu, demikian pula suamimu adalah pakaian bagimu. Oleh karena itu jangan sampai kekurangan yang ada pada pasangan kita sampai keluar dari rumah. Menjelekkan pasangan kita sama saja dengan mengotori pakaian kita sendiri (menjelekkan dirimu sendiri).Bila ada masalah sebaiknya diselesaikan dengan cara yang dingin, bahkan dapat pula diselesaikan ditempat tidur.4. Kerjasama (ta'awun)antara suami istri5. Memfungsikan keluarga kita dengan optimal guna membentuk manusia paripurna,muttaqinAdalah penting bagi orang tua mengajarkan anaknya pendidikan agama sejak dini. Anak merupakan amanah Allah kepada orangtuanya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah s.a.w bersabda: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci yakni Muslim). Kedua orangtuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi." (Bukhari)Pendidikan agama Islam sejak dini sangat penting terutama didalam membentuk karakter anak. Ketika ada kesalahan pada anak, segera tegur, namun tegurlah dengan cara yang baik, tidak dengan kekerasan. Sebab bila kita mendidik dengan kekerasan maka generasi yang terbentuk akan keras juga.Ajarkan anak untuk menjadi manusia yang muttaqin yaitu senantiasa menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Suami juga harus mendidik istrinya,menjadi istri yang baik. Bila istri ada kesalahan maka tergurlah, bila tidak didengar setelah ditegur sekali dua kali, tiga kali, maka berpisah ranjanglah, bila tidak mempan juga maka pukullah (pukul disini maksudnya ditegur dengan keras). Jadi mendidik keluarga disini sangatlah penting dalam rangka membentuk manusia yang paripurna (muttaqin).

Memahami dan Menjelaskan Kewajiban Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Sakit dalam Islam

Menjenguk Orang Sakit dan HukumnyaSebagian ulama telah menetapkan menjenguk orang sakit ini sebagai fardhu kifayah, seperti halnya memberi makan orang yang kelaparan dan membebaskan tawanan. Jumhur ulama berpendapat bahwa menjenguk ini pada dasarnya hukumnya sunnah. Namun pada perkembangannya ia menjadi wajib di beberapa kalangan tertentu.Perintah menjenguk orang sakit mengandung hikmah, dapat meringankan beban mental keluarganya, sebagai ungkapan kasih sayang, mengingatkan manusia akan mati, memberikan dorongan kejiwaan dan menghibur, dan lain-lain. Siapa yang tidak berbelas kasih kepada manusia, niscaya allah tidak berbelas kasih pula kepadanya. (HR. Bukhari)Dari abu musa al-asyary radhiyallahu anhu berkata, rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang terbaring sakit dan lepaskanlah tawanan. (HR. Bukhari)Dari abu musa r.a. berkata, bersabda Rasulullah saw: jenguklah orang sakit, dan berikanlah makanan kepada orang yang lapar, dan bebaskanlah tawanan. (HR. Bukhari)

Keutamaan Dan Pahala Menjenguk Orang SakitDiantara yang memperkuat kesunnahan menjenguk orang sakit ialah adanya hadits-hadits yang menerangkan keutamaan dan pahala orang yang melaksanakannya, misalnya: Hadits Tsauban yang marfu' (dari Nabi saw.):"Sesungguhnya apabila seorang muslim menjenguk orang muslim lainnya, maka ia berada di dalam khurfatul jannah."7Dalam riwayat lain ditanyakan kepada Rasulullah saw.: "Wahai Rasulullah, apakah khurfatul jannah itu?" Beliau menjawab, "Yaitu taman buah surga."Diriwayatkan dari Ali r.a., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda:"Tiada seorang muslim yang menjenguk orang muslim lainnya pada pagi hari kecuali ia didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga sore hari; dan jika ia menjenguknya pada sore hari maka ia didoakan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga pagi hari, dan baginya kurma yang dipetik di taman surga." (HR Tirmidzi, dan beliauberkata, "Hadits hasan.") Al-Hafizh berkata, "Adab menjenguk orang sakit ada sepuluh, di antaranya ada yang tidak khusus untuk menjenguk orang sakit;1. Jangan meminta izin masuk dari depan pintu (tengah-tengah).2. Jangan mengetuk pintu terlalu pelan.3. Jangan menyebutkan identitas diri secara tidak jelas, misalnya dengan mengatakan "saya," tanpa menyebut namanya.4. Jangan berkunjung pada waktu yang tidak layak untuk berkunjung, seperti pada waktu si sakit minum obat, atau waktu mengganti pembalut luka, waktu tidur, atau waktu istirahat.5. Jangan terlalu lama (kecuali bagi orang yang mempunyai hubungan khusus dengan si sakit seperti yang saya sebutkan di atas).6. Menundukkan pandangan (apabila di tempat itu terdapat wanita yang bukan mahramnya).7. Jangan menakut-nakuti si sakit atas penyakit yang dideritanya.8. Jangan banyak bertanya, dan hendaklah menampakkan rasa belas kasihan.9. Mendoakannya dengan ikhlas.10. Menimbulkan optimisme kepada si sakit.11. Menganjurkannya berlaku sabar, karena sabar itu besar pahalanya, dan melarangnya berkeluh kesah, karena berkeluh-kesah itu dosa."

Menjampi Si Sakit Dan Syarat-SyaratnyaDiantara hal yang berdekatan dengan bab ini ialah jampi-jampi syar'iyah yang bersih dari syirik, terutama yang diriwayatkan dari Rasulullah saw., dan khususnya jika dilakukan oleh orang muslim yang saleh. Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah saw. apabila ada seseorang yang mengeluhkan sesuatu kepada beliau, atau terluka, maka beliau berbuat demikian dengan tangan beliau. Lalu Sufyan --yang meriwayatkan hadits-- meletakkan jari telunjuknya ke tanah, kemudian mengangkatnya kembali seraya mengucapkan:"Dengan menyebut nama Allah, debu bumi kami, dengan ludah sebagian kami, disembuhkan dengannya orang sakit dari kami dengan izin Tuhan kami."Dari keterangan hadits ini dapat kita ketahui bahwa beliau mengambil ludah beliau sedikit dengan jari telunjuk beliau, lalu ditaruh di atas tanah (debu), dan debu yang melekat di jari tersebut beliau usapkan di tempat yang sakit atau luka, dan beliau ucapkan perkataan tersebut (jampi) pada waktu mengusap.

Keutamaan Kesabaran Keluarga Si SakitKeluarga si sakit wajib bersabar terhadap si sakit, jangan merasa sesak dada karenanya atau merasa bosan, lebih-lebih bila penyakitnya itu lama. Karena akan terasa lebih pedih dan lebih sakit dari penyakit itu sendiri jika si sakit merasa menjadi beban bagi keluarganya, lebih-lebih jika keluarga itu mengharapkan dia segera dipanggil ke rahmat Allah. Hal ini dapat dilihat dari raut wajah mereka, dari cahaya pandangan mereka, dan dari gaya bicara mereka.Apabila kesabaran si sakit atas penyakit yang dideritanya akan mendapatkan pahala yang sangat besar --sebagaimana diterangkan dalam beberapa hadits sahih-- maka kesabaran keluarga dan kerabatnya dalam merawat dan mengusahakan kesembuhannya tidak kalah besar pahalanya. Bahkan kadang-kadang melebihinya, karena kesabaran si sakit menyerupai kesabaran yang terpaksa, sedangkan kesabaran keluarganya merupakan kesabaran yang diikhtiarkan (diusahakan). Maksudnya, kesabaran si sakit merupakan kesabaran karena ditimpa cobaan, sedangkan kesabaran keluarganya merupakan kesabaran untuk berbuat baik.Diantara orang yang paling wajib bersabar apabila keluarganya ditimpa sakit ialah suami atas istrinya, atau istri atas suaminya. Karena pada hakikatnya kehidupan adalah bunga dan duri, hembusan angin sepoi dan angin panas, kelezatan dan penderitaan, sehat dan sakit, perputaran dari satu kondisi ke kondisi lain. Oleh sebab itu, janganlah orang yang beragama dan berakhlak hanya mau menikmati istrinya ketika ia sehat tetapi merasa jenuh ketika ia menderita sakit. Ia hanya mau memakan dagingnya untuk membuang tulangnya, menghisap sarinya ketika masih muda lalu membuang kulitnya ketika lemah dan layu. Sikap seperti ini bukan sikap setia tidak termasuk mempergauli istri dengan baik, bukan akhlak lelaki yang bertanggung jawab, dan bukan perangai orang beriman.

KONSEP KELUARGA

Pengertian Keluarga Mari kita ulas bersama tentang konsep dari keluarga menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut.a. Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.b. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.c. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.d. Reisner (1980): Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek.e. Logans (1979): Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa komponen yang saling berinteraksi satu sama lain.f. Gillis (1983): Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai arti sebagaimana unit individu.g. Johnsons (1992): Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan orang yang lainnya.h. Lancester dan Stanhope (1992): Dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling menikutsertakan dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan emosional dan adanya pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya.i. Jonasik and Green (1992): Keluarga adalah sebuah sistem yang saling tergantung, yang mempunyai dua sifat (keanggotaan dalam keluarga dan berinteraksi dengan anggota yang lainnya).j. Bentler et. Al (1989): Keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik yang mempunyai kebersamaan seperti pertalian darah/ikatan keluarga, emosional, memberikan perhatian/asuhan, tujuan orientasi kepentingan dan memberikan asuhan untuk berkembang.k. National Center for Statistic (1990): Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berhubungan dengan kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama dalam satu rumah.l. Spradley dan Allender (1996): Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.m. BKKBN (1992): Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya.

Istilah-istilah dalam Keluargaa. Keluarga Sejahtera, yaitu keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.b. Keluarga Berencana, yaitu upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.c. Kualitas keluarga, yaitu kondisi keluarga yang mencakup aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya, kemandirian keluarga, dan mental spiritual serta nilai-nilai agama yang merupakan dasar untuk mencapai keluarga sejahtera.d. Kemandirian keluarga, yaitu sikap mental dalam hal berupaya meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pembangunan, mendewasakan usia perkawinanan, membina dan meningkatkan ketahanan keluarga, mengatur kelahiran dan mengembangkan kualitas dan keejahteraan keluarga, berdasarkan kesadaran dan tanggungjawab.e. Ketahanan Keluarga, yaitu kondisi dinamik sebuah keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik-material dan psikis-mental spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.f. NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera), yaitu suatu nilai yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan sosial budaya yang membudaya dalam diri pribadi, keluarga, dan masyarakat, yang berorientasi kepada kehidupan sejahtera dengan jumlah anak ideal untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.

Tahapan Keluarga Menurut Kantor Menteri Negara KependudukanMenurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN (1996), tahapan keluarga sejahtera terdiri dari:1. Prasejahtera, yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal atau belum seluruhnya terpenuhi seperti:spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan KB2. Sejahtera I, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.3. Sejahtera II, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan sosial psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi4. Sejahtera III, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat atau kepedulian sosialnya belum terpenuhi seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat5. Sejahtera III plus, yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan, dan telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan atau memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

Karakteristik KeluargaDari beberapa pengertian tentang keluarga, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah:1. Terdiri dari dua orang atau lebih yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan, adopsi2. Biasanya anggota keluarga tinggal bersama atau jika terpisah tetap memperhatikan satu sama lain3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sendiri-sendiri4. Mempunyai tujuan (menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota)

Ciri-ciri Keluarga1. Diikat dalam suatu tali perkawinan2. Ada hubungan darah3. Ada ikata batin4. Ada tanggung jawab masing-masing anggota5. Ada pengambilan keputusan6. Kerjasama diantara anggota keluarga7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga8. Tinggal dalam satu rumah

Tipe dan Bentuk KeluargaKeluarga merupakan salah satu bagian dari bidang garap dunia keperawatan, oleh karena itu supaya perawat bisa memberikan asuhan keperawatan dengan tepat, perawat harus memahami tipe keluarga yang ada, yaitu sebagai berikut:1. Tradisionala. The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anakb. The dyad family, yaitu keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.c. Keluarga usila, yaitu keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.d. The childless family, yaitu keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.e. The extended family, yaitu keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakanf. The single parent family, yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan)g. Commuter family, yaitu kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pad saat weekendh. Multigenerational family, yaitu keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.i. Kin-network family, yaitu beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon, dan lain-lain)j. Blended family, yaitu duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.k. The single adult living alone/single adult family, yaitu keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)2. Non-Tradisionala. The unmarried teenage mother, yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikahb. The stepparent family, yaitu keluarga dengan orang tua tiric. Commune family, yaitu beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.d. The nonmarital heterosexsual cohabiting family, yaitu keluarga yang hidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahane. Gay and lesbian families, yaitu seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana marital pathnersf. Cohabitating couple, yaitu orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentug. Group-marriage