1112016200001
Transcript of 1112016200001
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIK II
"Sel Elektrolisis"
Selasa, 15 April 2014
Disusun oleh :
AHMAD AINUL YAKIN
(1112016200001)
KELOMPOK 2
1. INDAH DESI PERMANA SARI (1112016200002)
2. ADINDA PUTRI LESTARI (1112016200015)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
I. ABSTRACT
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh suhu larutan elektrolit
terhadap ∆H, ∆G DAN ∆S. Pada rangkaian sel elektrolisis ini, elektroda Cu pada katoda dan
elektroda C pada anoda. Pada praktikum ini elektroda Cu mengalami peluruhan sehingga
massanya berkurang. ∆G menurut perhitungan darri data literatur yaitu sebesar -3,04 x 105
J/mol, menunjukkan reaksi berlangsung spontan. penurunan suhu menyebabkan ∆S semakin
besar dan ∆H semakin kecil.
II. INTRODUCTION
Sel elektrokimia terdiri dari sepasang elektroda yang dicelupkan ke dalam suatu
lelehan atau larutan ion dan dihubungkan dengan penghantar logam pada rangkaian luar. Sel
elektrokimia dapat berupa sel galvani dan sel elektrolisis. Sel elektrolisis adalah sel
elektrokimia yang menyebabkan terjadinya reaksi redoks yang semula tidak spontan dengan
adanya energi listrik dari luar. Sel elektrolisis tidak selalu terjadi dalam satu wadah dengan
satu elektrolit dan dua elektroda yang sama, tapi dapat juga terjadi dalam dua wadah dengan
dua elektrolit yang berbeda dan juga dengan elektroda yang berbeda (Mulyani, &
Hendrawan).
Reaksi elektrokimia melibatkan perpindahan elektron-elektron bebas dari suatu logam
kepada komponen di dalam larutan. Kesetimbangan reaksi elektrokimia penting dalam sel
galvani (yang menghasilkan arus listrik dan sel elektrolisis (yang menggunakan arus listrik).
Pengukuran daya gerak listrik (DGL) suatu sel elektrokimia dalam jangkauan suhu tertentu
dapat digunakan untuk menentukan nilai-nilai termodinamika reaksi yang berlangsung serta
koefisien aktifitas dari elektrolit yang terlibat (Burhanudin, 2014).
Sel elektrolisis adalah dimana energi listrik yang digunakan untuk berlangsungnya
suatu reaksi kimia. Sel ini merupakan kebalikan dari sel galvani. E.m.f yang diperlukan untuk
berlangsungnya proses ini akan sedikit lebih tinggi daripada e.m.f yang dihasilkan oleh reaksi
kimia, dan ini didapat dari lingkungannya. Reaksi kimia spontan menghendaki ∆G menjadi
negatif
Apabila e.m.f sel adalah positif, maka ini adalah sel galvanik. Kesetimbangan akan
terjadi apabila ∆G dan E sama dengan nol. Reaksi dengan nilai E yang lebih positif akan
terjadi lebih dahulu daripada reaksi-reaksi dengan e.m.f yang kepositifannya lebih rendah
(Dogra, 2009).
III. MATERIALS AND METHODS
Penelitian dilaksanakan pada Selasa, 08 April 2014 di Laboratorium Kimia Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah neraca digital, pipet tetes, gelas kimia, gelas ukur, power supply,
multimeter, pembakar spirtus, termometer, statif, ring, kaki tiga, kawat kassa, dan stopwatch.
Bahan yang digunakan adalah CuSO4 0,1 M, elektroda C dan Cu, korek, kabel, tisu dan
amplas.
Sel Elektrolisis : Pengaruh Suhu Terhadap ∆H, ∆G dan ∆S
Bersihkan masing-masing elektroda dengan mengamplas dan mencelupkannya atau
membilasnya dengan akuades, kemudian keringkan dan ditimbang. Masukkan larutan CuSO4
0,1 M sebanyak 50 mL kedalam gelas kimia 100 mL. Rangkai alat percobaan dan atur power
supply pada tegangan 3 Volt. Pasang elektroda Cu pada katoda dan elektroda C pada anoda
kemudian masukkan kedalam larutan CuSO4 0,1 M. Melakukan elektrolisis selama 2 menit
pada suhu 30°C dan amati perubahannya. Catat arus pada elektrolisis 30°C. Matikan power
supply,cuci elektroda Cu dengan air laluk keringkan dengan dan timbang dengan neraca
digital. Lakukan langkah di atas dengan suhu larutan 50°C dan 70°C.
RESULT AND DISCUSSION
No Suhu (T) Kuat Arus (I) Tegangan (V) Waktu (t) Massa Cu
Sebelum
Massa Cu
Sesudah
1 30°C 0,18 A 3,99 V 2 Menit 2,3425 gram 2,3011 gram
2 50°C 0,20 A 3,85 V 2 Menit 2,3425 gram 2,3011 gram
3 70°C 0,21 A 3,70 V 2 Menit 2,3425 gram 2,3011 gram
Persamaan reaksi
Reaksi di Anoda 2H2O 4H+ + O2 + 4e
Reaksi di Katoda Cu2+ + 2e Cu
Perhitungan
∆G = -n F Esel
E°sel = Ered - Eoks
E°sel = 0,337 v – (-1,229 v) = 1,567 v
∆G = -2 mol e- /mol x 96500 C /mol e- x 1,576 v
∆G = -3,04 x 10� J/mol
∆S 30°C = nF ��/��
= 2 mol e-/mol x 96500 C x (1,576 v/30 C)
= 10138,9 J/mol
∆S 50°C = nF ��/��
= 2 mol e-/mol x 96500 C x (1,576 v/50 C)
= 6083,36 J/mol
∆S 70°C = nF ��/��
= 2 mol e-/mol x 96500 C x (1,576 v/70 C)
= 4345,25 J/mol
∆H 30°C = ∆G + T.∆S
∆H = -3,04 x 10� + 30 x 10138,9
∆H = 167 J
∆H 50°C = ∆G + T.∆S
∆H = -3,04 x 10� + 50 x 6983,36
∆H = 168 J
∆H 70°C = ∆G + T.∆S
∆H = -3,04 x 10� + 70 x 4345,25
∆H = 167,5 J
Pembahasan
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu larutan elektrolit
terhadap ∆H, ∆G dan ∆S. Pada rangkaian sel elektrolisis ini, elektroda Cu pada katoda dan
elektroda C pada anoda. Dalam sel elektrolisis terjadi perubahan energi listrik menjadi energi
kimia. Kespontanan suatu reaksi kimia (redoks) dapat terjadi jika ada energi yang bekerja
dalam sistem.
Dalam termodinamika sel elektrokimia, Willard Gibbs mengatakan bahwa panas yang
dihasilkan (kalor) merupakan perubahan bentuk dari kerja yang dilakukan sel. Kerja yang
dilakukan oleh sel elektrokimia sama dengan penurunan energi Gibbs, yaitu kerja maksimum
di luar kerja, -PV. Secara umum, penurunan energi Gibbs dirumuskan ∆G = -n F Esel. Suatu
reaksi dikatakan spontan jika ∆G < 0, ∆E > 0 dan tidak spontan jika ∆G > 0, ∆E < 0.
Menurut Willard Gibbs, perubahan entropi dan perubahan entalpi dapat dihitung
menggunakan rumus ∆S = nF ��/�� dan ∆H = ∆G + T.∆S. Pada praktikum ini logam Cu
sebagai katoda mengalami peluruhan, hal ini menunjukkan bahwa katoda mengalami reduksi.
Di dalam sel elektrolisis terjadi perubahan energy listrik menjadi kimia. Elektrolisis termasuk
cabang ilmu dari elektrokimia. Reaksi elektrokimia melibatkan perpindahan elektrok-elektron
bebas dari suatu logam kepada komponen didalam larutan.
Kerja yang dilakukan oleh sel elektrokimia sama dengan penurunan energy gibbs.
Sesuai dengan pendapat joule bahwa energy gibbs (kalor) yang diproduksi berbanding lurus
terhadap kuadrat arus dan resistensi. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
semakin besar arusnya, maka energy gibbs yang dihasilkanpun akan semakin besar pula.
IV. CONCLUTION
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara Reaksi
kimia dan aliran listrik.
2. Reaksi pada praktikum ini berlangsung spontan dengan ∆G sebesar 3,04 x 10� J/mol.
3. Sel elekterolisis adalah sel yang menggunakan energi lisrik untuk berlangsungnya
reaksi kimia.
4. ∆H pada suhu 30°C yaitu 167 J lalu pada suhu 50°C ∆H sebesar 168 J dan pada suhu
70°C ∆H sebesar 167,5 J
5. ∆S pada suhu 30°C yaitu 1,0138 J/mol lalu pada suhu 50°C ∆S sebesar 6083,36 J/mol
dan pada suhu 50°C ∆S sebesar 4345,25 J/mol.
V. REFERENCE
Dogra, S.K & S. Dogra. 2009. KIMIA FISIK DAN SOAL-SOAL. Jakarta: UI— Press.
Milama, Burhanudin. 2014. Panduan Praktikum Kimia Fisika II. Jakarta: FITK Press.
Mulyani,Sri & Hendrawan. KIMIA FISIKA II. Bandung: UPI. Anonim. Elektrokimia.
Isana. Variasi Suhu (Temperatur) dan Waktu Sel Elektrolisis Berbagai Merk
Minuman Dengan Elektroda Karbon.http://ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/35061/
elektrokimia.pdf Diakses pada 19 April 2014 pukul 22.15 WIB.
http://staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Isana%20Supiah%20YL.,%20Dr
a.,%20M.Si./Sel%20elektrolisis.pdf . 2007. Diakses pada 19 April 2014 pukul 23.20 WIB.