110331745 Paper Epidemiologi TB

download 110331745 Paper Epidemiologi TB

of 18

Transcript of 110331745 Paper Epidemiologi TB

  • i

    MAKALAH

    EPIDEMIOLOGI TUBERKULOSIS DI INDONESIA

    Disusun oleh:

    Vitri Alya 070100143

    Supervisor:

    dr. Putri Chairani Eyanoer, MS. Epi, Ph.D

    DEPARTEMEN IKM/IKP/IKK

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2012

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

    rahmat dan karunia-Nya sehingga pembuatan tulisan berupa makalah yang

    berjudul Epidemiologi Tuberkulosis di Indonesia dapat tersusun dan

    terselesaikan tepat pada waktunya.

    Terima kasih diucapkan kepada dr. Putri Chairani Eyanoer, MS. Epi, Ph.D

    selaku supervisor yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam

    penyelesaian paper ini.

    Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui insidensi,

    prevalensi, dan angka kematian TB di Indonesia selama beberapa tahun terakhir.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang telah disusun ini

    masih terdapat banyak kekurangan, baik di dalam penyusunan kalimat maupun di

    dalam teorinya, mengingat keterbatasan dari sumber referensi yang penulis

    dapatkan serta keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang selalu ada

    kekhilafan. Oleh karena itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang

    bersifat membangun dan mendukung.

    Medan, 20 September 2012

    Penulis

  • iii

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

    DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

    BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

    1.1.Latar Belakang ............................................................................................................ 1

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 2

    2.1.Mycobacterium Tuberculosis ..................................................................................... 2

    2.1.1. Definisi .............................................................................................................. 2

    2.1.2. Epidemiologi ..................................................................................................... 2

    2.1.2.1. Angka prevalensi, insidensi, dan kematian ............................................... 2

    2.1.2.2. Penemuan kasus ......................................................................................... 2

    2.1.2.2.1. Angka penjaringan Suspek ............................................................... 3

    2.1.2.2.2. Proporsi pasien TB paru BTA positif diantara suspek TB ............... 5

    2.1.2.2.3. Angka notifikasi kasus ..................................................................... 7

    2.1.2.2.4. Angka penemuan pasien baru TB paru BTA positif ........................ 9

    BAB 3 KESIMPULAN ............................................................................................... 14

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada

    tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan tuberkulosis sebagai Global

    Emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru

    tuberkulosis pada tahun 2002, 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam) positif. Sepertiga

    penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar

    kasus TB terjadi di Asia tenggara yaitu 33 % dari seluruh kasus TB di dunia, namun bila dilihat

    dari jumlah penduduk terdapat 182 kasus per 100.000 penduduk. Di Afrika hampir 2 kali lebih

    besar dari Asia tenggara yaitu 350 per 100.000 pendduduk (PDPI, 2006).

    Diperkirakan angka kematian akibat TB adalah 8000 setiap hari dan 2 - 3 juta setiap tahun.

    Laporan WHO tahun 2004 menyebutkan bahwa jumlah terbesar kematian akibat TB terdapat di

    Asia tenggara yaitu 625.000 orang atau angka mortaliti sebesar 39 orang per 100.000 penduduk.

    Angka mortaliti tertinggi terdapat di Afrika yaitu 83 per 100.000 penduduk, prevalens HIV yang

    cukup tinggi mengakibatkan peningkatan cepat kasus TB yang muncul (PDPI, 2006).

    Laporan TB dunia oleh WHO yang terbaru (2006), masih menempatkan Indonesia sebagai

    penyumbang TB terbesar nomor 3 di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah kasus baru

    sekitar 539.000 dan jumlah kematian sekitar 101.000 pertahun. Survei Kesehatan Rumah Tangga

    (SKRT) tahun 1995, menempatkan TB sebagai penyebab kematian ketiga terbesar setelah

    penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan, dan merupakan nomor satu terbesar

    dalam kelompok penyakit infeksi (DEPKES RI, 2007).

  • 2

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Mycobacterium Tuberculosis

    2.1.1. Defenisi

    Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis

    complex (PDPI,2006)

    2.1.2. Epidemiologi

    2.1.2.1. Angka Prevalensi, Insidensi, dan kematian

    Berdasarkan Global Tuberculosis Control Tahun 2009 (data tahun 2007) angka prevalensi semua

    tipe kasus TB, insidensi semua tipe kasus TB dan Kasus baru TB Paru BTA Positif dan kematian

    kasus TB dapat dilihat di table 1. Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa pada tahun

    2007 prevalensi semua tipe TB sebesar 244 per 100.000 penduduk atau sekitar 565.614 kasus

    semua tipe TB, insidensi semua tipe TB sebesar 228 per 100.000 penduduk atau sekitar 528.063

    kasus semua tipe TB, Insidensi kasus baru TB BTA Positif sebesar 102 per 100.000 penduduk

    atau sekitar 236.029 kasus baru TB Paru BTA Positif sedangkan kematian TB 39 per 100.000

    penduduk atau 250 orang per hari.

    Tabel 1.

    Angka Prevalensi, Insidensi dan Kematian TB di Indonesia Tahun 1990 dan 2009

    Kasus TB

    1990 2009

    Per tahun

    Per

    100.000

    penduduk

    Per hari Per tahun

    Per

    100.000

    penduduk

    Per hari

    Insidensi

    semua tipe

    TB

    626.867 343 1717 528.063 228 1447

    Prevalensi

    semua

    tipeTB

    809592 443 2218 565.614 244 1550

    Insidensi

    Kasus Baru

    TB paru

    BTA +

    282.090 154 773 236.029 102 647

    Kematian 168.956 92 463 91.369 39 250

    Sumber : Global Report TB, WHO, 2009 (data tahun 2007)

  • 3

    2.1.2.2. Penemuan Kasus

    2.1.2.2.1. Angka Penjaringan Suspek

    Angka penjaringan suspek adalah jumlah suspek yang diperiksa dahaknya di antara

    100.000 penduduk pada suatu wilayah tertentu dalam satu tahun. Angka penjaringan suspek ini

    digunakan untuk mengetahui upaya penemuan pasien dalam suatu wilayah tertentu, dengan

    memperhatikan kecenderungannya dari waktu ke waktu (triwulan/tahunan).

    Grafik 1.

    Angka penjaringan suspek TB I Indonesia tahun 2000-2010 (TW-1)

    Berdasarkan grafik angka penjaringan suspek tersebut di atas secara umum menunjukkan

    peningkatan dari tahun ke tahun, khususnya mulai tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 terjadi

    peningkatan secara signifikan, meskipun pada tahun 2007 dan 2009 terjadi penurunan. Pada

    tahun 2007 terjadi penurunan sebesar 82 per 100.000 penduduk dibandingkan dari tahun 2006

    dan tahun 2009 terjadi penurunan sebesar sebesar 7 per 100.000 penduduk dibandingkan tahun

    2008. Untuk tahun 2010 triwulan 1 dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 terjadi

    penurunan sebesar 7 per 100.000 penduduk. Hasil angka penjaringan suspek per provinsi pada

    tahun 2008 sd 2010 (triwulan 1) dapat dilihat pada tabel 2 :

  • 4

    Berdasarkan tabel angka penjaringan suspek per provinsi tahun 2008-2010 (triwulan 1) tersebut

    menggambarkan bahwa terdapat 14 provinsi yang mengalami peningkatan angka penjaringan

    suspek, yaitu Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jambi, Bangka Belitung,

    Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Sulawresi Utara, Gorontalo, Sulawesi

  • 5

    Selatan, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat. Peningkatan angka

    penjaringan suspek mempunyai range 8-123 per 100.000 penduduk. Provinsi dengan

    peningkatan angka penjaringan suspek terendah adalah Provinsi Maluku (123 per 100.000

    penduduk) dan tertinggi adalah Provinsi Sumatera Utara (8 per 100.000 penduduk),

    2.1.2.2.2. Proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara suspek TB.

    Proporsi pasien TB paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa adalah persentase

    pasien BTA positif yang ditemukan di antara seluruh suspek yang diperiksa dahaknya. Angka ini

    menggambarkan mutu dari proses penemuan sampai diagnosis pasien, serta kepekaan

    menetapkan kriteria suspek. Angka proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara suspek yang

    diperiksa ini sekitar 5-15%. Hasil proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara suspek yang

    diperiksa pada tahun 2000-2010 triwulan 1 dapat dilihat pada grafik 2.

    Berdasarkan grafik 2 menunjukkanbahwa proporsi pasien TB Paru BTA positif di antara suspek

    yang diperiksa dahaknya pada tahun 2000 sd 2010 triwulan 1 yang terendah pada tahun 2000 dan

  • 6

    2001 yaitu 8% dan yang tertinggi pada tahun 2005 yaitu 13%. Sedangkan pada tahun 2010

    triwulan 1 proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa dahaknya sebesar

    11%. Proporsi pasien TB Paru BTA positif di antara suspek pada tahun 2009 ini masih dalam

    range target yang diharapkan (target 5-15%). Bila angka ini terlalu kecil (< 5%) kemungkinan

    disebabkan antara lain; penjaringan suspek terlalu longgar, banyak orang yang tidak memenuhi

    kriteria suspek, atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (negative palsu). Sedangkan

    bila angka ini terlalu besar (> 15%) kemungkinan disebabkan antara lain ; penjaringan terlalu

    ketat atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (positif palsu). Hasil proporsi pasien TB

    Paru BTA Positif di antara suspek yang diperiksa dahaknya per provinsi pada tahun 2010

    triwulan 1 dapat dilihat pada grafik 3 :

  • 7

    Berdasarkan grafik proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa per

    provinsi menunjukkan terdapat 29 provinsi dengan angka sebesar 5-15%,(terendah Provinsi

    Bengkulu sebesar 7,8% dan tertinggi Provinsi Papua sebesar 14,6%), sedangkan provinsi dengan

    angka > 15% sebanyak 3 provinsi yaitu Maluku Utara, Kepulauan Riau dan DKI Jakarta.

    Sedangkan Provinsi Sulawesi Barat data suspek tidak terlaporkan.

    2.1.2.2.3. Angka Notifikasi Kasus

    Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang

    ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila

    dikumpulkan serial, akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun

    di wilayah tersebut. Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat

    atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut.

    Grafik 4.

    Angka Notifikasi Kasus (CNR) BTA Positif & Semua Kasus Indonesia 2000-2010 (Tw-1)

    Berdasarkan grafik angka notifikasikasus baru TB Paru BTA Positif secara umum dari tahun

    2000 s/d 2006 menunjukkan peningkatan secara bermakna, tetapi terdapat penurunan pada tahun

    2007 dan meningkat kembali pada tahun 2008 sedangkan pada tahun 2009 terjadi penurunan

  • 8

    kembali. Pada tahun 2010 triwulan 1 dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 terjadi

    penurunan sebesar 3 per 100.000 penduduk. Untuk angka notiifikasi semua kasus TB grafiknya

    menunjukkan trend yang sama dengan angka notifikasi kasus baru TB Paru BTA Positif. Pada

    tahun 2010 triwulan 1 dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 mempunyai nilai yang sama

    sebesar 18 per 100.000 penduduk. Untuk angka notikasi kasus baru TB Paru BTA Positif per

    Provinsi tahun 2008 s/d 2010 triwulan 1 dapat dilihat pada tabel 3.

  • 9

    Berdasarkan tabel 3 untuk angka notifikasi kasus BTA positif, provinsi yang mengalami

    peningkatan pada tahun 2010 triwulan 1 dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 sebanyak

    15 provinsi yaitu Provinsi Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI

    Jakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi

    Utara, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur dan Papua. Provinsi dengan peningkatan angka

    notifikasi kasus baru TB Paru BTA Positif yang terkecil adalah Sumatera Selatan, Jawa Timur,

    Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tenggara sebesar 1 per 100.000 penduduk dan yang tertinggi

    adalah Provinsi Lampung sebesar 9 per 100.000 penduduk. Sedangkan untuk angka notifikasi

    semua kasus TB proviinsi yang mempunyai peningkatan pada tahun 2010 triwulan 1

    dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 sebanyak 21 provinsi yaitu Provinsi Sumatera Utara,

    Sumatera Barat, Riua, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI

    Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan

    Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara

    Timur, dan Papua. Provinsi dengan peningkatan angka notifikasi semua kasus TB yang terkecil

    adalah Sumatera Utara, Jambi, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur sebesar

    1 per 100.000 penduduk dan yang tertinggi adalah Provinsi Lampung dan Sulawesi Utara sebesar

    13 per 100.000 penduduk.

    2.1.2.2.4. Angka penemuan pasien baru TB Paru BTA Positif (CDR=Case Detection Rate)

    Case Detection Rate adalah persentase jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan

    dan diobati disbanding jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah

    tersebut. Case Detection Rate menggambarkan cakupan penemuan pasien baru BTA positif pada

    wilayah tersebut. Perkiraan jumlah pasien baru TB BTA positif diperoleh berdasarkan

    perhitungan angka insidens kasus TB paru BTA positif dikali dengan jumlah penduduk. Target

    Case Detection Rate Program Penanggulangan Tuberkulosis Nasional minimal 70%. Untuk hasil

    angka penemuan kasus baru TB Paru BTA Positif dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

  • 10

    Grafik 5. Case Detection Rate, Indonesia, 2000-2010 (Tw-1)

    Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2000-2010 triwulan 1 secara

    umum menunjukkan peningkatan. Peningkatan CDR yang tajam terjadi sejak tahun 2001 ke

    2006 sedangkan pada tahun 2007 terjadi penurunan dari 2006 sebesar 5,9%. Pada tahun 2008

    terjadi peningkatan kembali sebesar 3% dan pada tahun 2010 triwulan 1 terjadi penurunan

    sebesar 0,5% dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 sedangkan bila dibandingkan dengan

    target triwulan 1 (17,5%) telah mencapai target. Untuk hasil angka penemuan kasus baru TB

    Paru BTA Positif per provinsi dapat dilihat pada grafik 10.

  • 11

    Grafik 6. Case Detection Rate, Per Provinsi 2010 (Tw-1).

    Berdasarkan grafik angka penemuan kasus baru TB Paru BTA Positif menunjukkan

    bahwa pada tahun 2010 triwulan 1 terdapat 7 provinsi yang mencapai target CDR 17,5% (target

    triwulan 1) yaitu Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo, DKI Jakarta, Banten, Maluku, dan Jawa

    Barat Sedangkan Provinsi dengan CDR terendah adalah Provinsi Lampung sebesar 3,2% dan

    yang tertinggi Provinsi Sulawesi Utara sebesar 20,7%.

  • 12

    Kasus TB Paru di kota Medan Tahun 2009 secara klinis terjadi peningkatan dari Tahun

    2008. TB Paru klinis pada Tahun 2009 yaitu sebesar 11.487 penderita sedangkan Tahun 2008

    sebesar 10.508 penderita. Selain itu, dari 39 puskesmas yang ada di kota Medan terdapat 1.516

    penderita TB Paru BTA positif. Dari 1.516 penderita TB Paru BTA positif sebanyak 790

    penderita (52,11%) telah dinyatakan sembuh yang dapat dilihat pada tabel 3.

    Tabel 3.

    Jumlah Penderita TB Paru per Wilayah Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) di Kota Medan

    Tahun 2009.

    NO Nama UPK TB Paru

    Klinis Positif Sembuh % B.Sembuh %

    1. Pusk. Sukaramai 140 22 14 63,64 8 36,36

    2. Pusk. Kota Matsum 128 29 19 65,52 10 34,48

    3. Pusk. M. Area S 88 26 14 53,85 12 46,15

    4. Pusk. Pasar merah 517 63 29 46,03 34 53,97

    5. Pusk. Teladan 919 114 74 53,23 40 47,77

    6. Pusk. S. Limun 265 40 20 50 20 50

    7. Pusk. Amplas 532 92 44 47,83 48 52,17

    8. Pusk. Denai 225 28 14 50 14 50

    9. Pusk. Tegal Sari 68 17 3 17,65 14 82,35

    10. Pusk. Desa Binjai 230 32 20 62,5 12 37,5

    11. Pusk. Bromo 133 25 12 48 13 52

    12. Pusk. Sentosa Baru 503 63 28 44,44 35 55,56

    13. Pusk. Sering 189 27 14 51,85 13 48,15

    14. Pusk. Mandala 541 69 35 50,72 34 49,28

    15. Pusk. Kp. Baru 367 41 19 46,34 22 53,66

    16. Pusk. Darussalam 169 22 11 50 11 50

    17. Pusk. Petisah 138 22 13 59,09 9 40,91

    18. Pusk. Rantang 172 27 15 55,56 12 44,44

    19. Pusk. P. Bulan 292 50 20 40 30 60

    20. Pusk. Pb. Selayang 179 47 20 42,55 27 57,45

    21. Pusk. Simalingkar 105 25 16 64 9 36

    22. Pusk. Tuntungan 96 15 9 60 6 40

    23. Pusk. Polonia 98 15 9 60 6 40

    24. Pusk. Medan Johor 429 50 24 48 26 32

    25. Pusk. Kedai Durian 291 30 18 60 12 40

    26. Pusk. Pkn Labuhan 189 25 12 48 13 52

    27. Pusk. Martubung 410 44 22 50 22 50

  • 13

    28. Pusk. M Labuhan 40 8 4 50 4 50

    29. Pusk. Terjun 147 44 29 65,91 15 34,09

    30. Pusk. Medan deli 472 61 28 54,9 33 45,1

    31. Pusk. Titi Papan 139 16 10 62,5 6 37,5

    32. Pusk. Sunggal 276 29 17 58,62 12 41,38

    33. Pusk. Desa Lalang 77 19 6 31,58 13 68,42

    34. Pusk. Helvetia 624 78 43 55,13 35 44,87

    35. Pusk. Glugur darat 468 63 29 46,03 34 53,97

    36. Pusk. Pulo Brayan 96 9 6 66,67 3 33,33

    37. Pusk. Sei agul 247 52 22 42,31 30 57,69

    38. Pusk. Glugur Kota 42 4 1 25 3 75

    39. Pusk. Belawan 612 73 47 64,38 26 35,62

    Jumlah 10.653 1.516 790 52,11 726 47,89

    Sumber : Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2010

  • 14

    BAB 3

    KESIMPULAN

    Pada penemuan kasus TB di Indonesia, untuk Angka penjaringan Suspek didapati

    peningkatan dari tahun ke tahun, khususnya mulai tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 terjadi

    peningkatan secara signifikan, meskipun pada tahun 2007 dan 2009 terjadi penurunan. Untuk

    tahun 2010 triwulan 1 dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 terjadi penurunan sebesar 7

    per 100.000 penduduk. Provinsi dengan peningkatan angka penjaringan suspek terendah adalah

    Provinsi Maluku (123 per 100.000 penduduk) dan tertinggi adalah Provinsi Sumatera Utara (8

    per 100.000 penduduk).

    Untuk proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa didapati pada

    tahun 2000 sd 2010 triwulan 1 yang terendah pada tahun 2000 dan 2001 yaitu 8% dan yang

    tertinggi pada tahun 2005 yaitu 13%. Sedangkan pada tahun 2010 triwulan 1 proporsi pasien TB

    Paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa dahaknya sebesar 11%. Proporsi pasien TB

    Paru BTA positif di antara suspek pada tahun 2009 ini masih dalam range target yang diharapkan

    (target 5-15%).

    Untuk angka notifikasi kasus baru TB Paru BTA positif dari tahun 2000 s/d 2006

    menunjukkan peningkatan secara bermakna, tetapi terdapat penurunan pada tahun 2007 dan

    meningkat kembali pada tahun 2008 sedangkan pada tahun 2009 terjadi penurunan kembali.

    Pada tahun 2010 triwulan 1 dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 terjadi penurunan

    sebesar 3 per 100.000 penduduk. Untuk angka notiifikasi semua kasus TB grafiknya

    menunjukkan trend yang sama dengan angka notifikasi kasus baru TB Paru BTA Positif. Pada

    tahun 2010 triwulan 1 dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 mempunyai nilai yang sama

    sebesar 18 per 100.000 penduduk.

    Untuk Case Detection Rate didapati Peningkatan CDR yang tajam terjadi sejak tahun

    2001 ke 2006 sedangkan pada tahun 2007 terjadi penurunan dari 2006 sebesar 5,9%. Pada tahun

    2008 terjadi peningkatan kembali sebesar 3% dan pada tahun 2010 triwulan 1 terjadi penurunan

    sebesar 0,5% dibandingkan dengan tahun 2009 triwulan 1 sedangkan bila dibandingkan dengan

    target triwulan 1 (17,5%) telah mencapai target.

  • 15

    DAFTAR PUSTAKA

    Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), 2006. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan

    Penatalaksanaan di Indonesia.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI), 2007. Pedoman Nasional

    Penanggulangan Tuberkulosis.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI). Laporan Subdirektorat Tuberkulosis

    2000-2010 (Tw-1).

    Dinas Kesehatan Kota Medan. 2010. Jumlah Penderita TB Paru per Wilayah Unit

    PelayananKesehatan (UPK) di Kota Medan Tahun 2009.

    World Health Organization (WHO). 2009. Global Report of Tuberculosis 2007