110-309-1-PB

9
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 1, April 2013 http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr Syarifah Nurul Hikmah 1 Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura PENGAWASAN RETRIBUSI PARKIR DI KOTA PONTIANAK Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Pontianak Syarifah Nurul Hikmah, Program Studi Ilmu Adminitrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tanjungpura, Pontianak, e-mail : [email protected] ABSTRAK Penelitian mengenai pengawasan retribusi parkir di Kota Pontianak studi kasus pada dinas pendapatan daerah Kota Pontianak bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaan pengawasan langsung dan tidak langsung oleh Dispenda Kota Pontianak terhadap retribusi parkir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif, dimana jenis penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian yang terjadi pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Berdasarkan hasil wawancara, menunjukkan bahwa pemerintah Kota Pontianak melalui dispenda cukup serius dalam rangka melakukan pengawasan terhadap pemungutan retribusi parkir di Kota Pontianak. Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh pihak legislative tersebut, menunjukkan terdapat perbedaan antara kenterangan yang disampaikan oleh pihak Dispenda dengan pihak legislative Kota Pontianak. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi Penetapan Dispenda Kota Pontianak, diperoleh informasi bahwa dari pengawasan yang dilakukan, adalah melalui fungsi kontrol laporan penerimaan retribusi parkir, untuk tahun idealnya potensi retribusi parkir di Kota Pontianak adalah sebesar Rp 5 miliar lebih. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penambahan retribusi yang signifikan akan didapat apabila penambahan berasal dari wajib retribusi orang pribadi yang menjalankan kegiatan usaha parkir atau wajib retribusi orang. Kata kunci : Pengawasan langsung dan Pengawasan tidak langsung. ABSTRACT Research on the supervision of parking charges in the town of Pontianak case study in the city of Pontianak Dipenda aims to identify and describe the implementation of the direct and indirect supervision by the Revenue of Pontianak on parking fees. The method used in this research is descriptive, where this type of study is intended to describe or depict the state of the object of research is happening at the present time based on the facts that appear or as they are. Based on the interview, indicated that the city government through the Revenue quite serious in order to supervise the collection of parking fees in the city of Pontianak. Based on the information submitted by the legislative party, shows that there is a difference between kenterangan submitted by the Revenue to the legislative Pontianak. Based on the interview with the Head of Revenue Determination of Pontianak, the information obtained from the monitoring that is done, is through control functions parking levy revenue report, for the year ideally potential park levy in Pontianak was Rp 5 billion more. Thus it can be said that the addition of a significant levy will be obtained if the additions are from compulsory levies individual carrying on business activities or compulsory levy the parking lot. Keywords: Supervision of direct and supervision of indirect.

Transcript of 110-309-1-PB

Page 1: 110-309-1-PB

PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 1, April 2013http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr

Syarifah Nurul Hikmah 1Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura

PENGAWASAN RETRIBUSI PARKIR

DI KOTA PONTIANAK

Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Pontianak

Syarifah Nurul Hikmah, Program Studi Ilmu Adminitrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan IlmuPolitik, Universitas Tanjungpura, Pontianak, e-mail : [email protected]

ABSTRAKPenelitian mengenai pengawasan retribusi parkir di Kota Pontianak studi kasus

pada dinas pendapatan daerah Kota Pontianak bertujuan untuk mengetahui danmendeskripsikan pelaksanaan pengawasan langsung dan tidak langsung oleh DispendaKota Pontianak terhadap retribusi parkir. Metode yang digunakan dalam penelitian iniyaitu deskriptif, dimana jenis penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan ataumelukiskan keadaan objek penelitian yang terjadi pada saat sekarang berdasarkan faktayang tampak atau sebagaimana adanya. Berdasarkan hasil wawancara, menunjukkanbahwa pemerintah Kota Pontianak melalui dispenda cukup serius dalam rangkamelakukan pengawasan terhadap pemungutan retribusi parkir di Kota Pontianak.Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh pihak legislative tersebut, menunjukkanterdapat perbedaan antara kenterangan yang disampaikan oleh pihak Dispenda denganpihak legislative Kota Pontianak. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi PenetapanDispenda Kota Pontianak, diperoleh informasi bahwa dari pengawasan yang dilakukan,adalah melalui fungsi kontrol laporan penerimaan retribusi parkir, untuk tahun idealnyapotensi retribusi parkir di Kota Pontianak adalah sebesar Rp 5 miliar lebih. Dengandemikian dapat dikatakan bahwa penambahan retribusi yang signifikan akan didapatapabila penambahan berasal dari wajib retribusi orang pribadi yang menjalankan kegiatanusaha parkir atau wajib retribusi orang.Kata kunci : Pengawasan langsung dan Pengawasan tidak langsung.

ABSTRACT

Research on the supervision of parking charges in the town of Pontianak case studyin the city of Pontianak Dipenda aims to identify and describe the implementation of thedirect and indirect supervision by the Revenue of Pontianak on parking fees. The methodused in this research is descriptive, where this type of study is intended to describe ordepict the state of the object of research is happening at the present time based on thefacts that appear or as they are. Based on the interview, indicated that the city governmentthrough the Revenue quite serious in order to supervise the collection of parking fees inthe city of Pontianak. Based on the information submitted by the legislative party, showsthat there is a difference between kenterangan submitted by the Revenue to the legislativePontianak. Based on the interview with the Head of Revenue Determination of Pontianak,the information obtained from the monitoring that is done, is through control functionsparking levy revenue report, for the year ideally potential park levy in Pontianak was Rp5 billion more. Thus it can be said that the addition of a significant levy will be obtainedif the additions are from compulsory levies individual carrying on business activities orcompulsory levy the parking lot.Keywords: Supervision of direct and supervision of indirect.

Page 2: 110-309-1-PB

PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 1, April 2013http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr

Syarifah Nurul Hikmah 2Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura

A. LATAR BELAKANG MASALAHKemandirian sutu daerah dalam

pembangunan nasional merupakan bagian yangtidak dapat dipisahkan dari keberhasilankebijakan yang diputuskan oleh pemerintahpusat. Pemerintah pusat membuat kebijakandimana pemerintah daerah diberikan kekuasaanuntuk mengelola keuangan daerahnya masing-masing atau yang lebih dikenal dengan sebutandesentralisasi, hal ini dilakukan dengan harapandaerah akan memiliki kemampuan untukmembiayai pembangunan daerahnya sendirisesuai dengan prinsip daerah otonom yang nyata.Untuk membawa daerah pada derajat otonomiyang berarti dan mengarah pada kemandiriandaerah, faktor kemampuan keuangan daerahmerupakan ciri utama yang menunjukkan suatudaerah otonom mampu berotonomi, selfsupporting keuangan merupakan salah satu bobotpenyelenggaraan otonomi ini artinya daerahotonom memiliki kewenangan dan kemampuanuntuk menggali sumber keuangan, mengelola danmenggunakan keuangan sendiri yang cukupmemadahi membiayai penyelenggaraanpembangunan daerah. Semakin besar kontribusiPendapatan Asli Daerah (PAD) terhadapAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD), maka daerah akan semakin mampumelaksankan tugas-tugas pemerintahan danpembangunan semakin lancar. SumberPendapatan Asli Daerah diantaranya adalah pajakdaerah dan retribusi daerah dimana daerah diberikewenangan untuk melaksanakan pemungutanberbagai jenis pajak daerah dan retribusi daerahyang berkaitan dengan berbagai aspek kehidupanmasyarakat. Pendapatan Asli Daerah dari sektorpajak dan retribusi menjadi kata kunci yangselalu dipergunakan untuk mengukur tingkatperkembangan ekonomi baik dalam skalanasional, regional maupun lokal. Salah satusumber yang cukup potensial untuk dijadikansebagai pendapatan daerah adalah pajak danretribusi parkir. Sebagaimana diketahui bahwaparkir adalah jenis usaha penjualan jasapelayanan yang mempunyai keterkaitan sangaterat dan saling menunjang dengan duniaperdagangan yang menghasilkan penerimaan

daerah. Parkir pada saat ini sangatlah diperlukankerena untuk menjaga keamanan kendaraan.Bukan hanya untuk menjaga keamanan sajatetapi juga untuk keteraturan dan kenyamanansuatu tempat.

Disisi lain masalah pelayanan perparkiranmenjadi sangat penting terutama berkaitandengan penanganan ketertiban petugaspemungut/juru parkir. Banyak ditemukan juruparkir yang melakukan kecurangan denganmempermainkan tarif dan tidak memberikantanda bukti parkir kepada pengguna jasa parkir,sehingga pada keadaan ini adanya kebocoranpendapatan retribusi parkir.

Kondisi di atas mengakibatkan pajak danretribusi parkir kurang memberikan kontribusiyang besar bagi penerimaan daerah danpelayanan perparkiran yang belum memadai.Dengan demikian perlu kiranya DinasPendapatan Daerah melalui para KoordinatorLapangan Kota Pontianak secara sungguh-sungguh mencari upaya untuk meningkatkanpengawasan terhadap retribusi parkir di KotaPontianak.Fokus penelitian: “Efektivitas pengawasanpemungutan Retribusi Parkir di KotaPontianak”. Tujuan Penelitian: (a) Untukmengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaanpengawasan langsung oleh Dispenda KotaPontianak terhadap retribusi parkir. (b) Untukmengetahui dan mendeskripsikan pelaksanaanpengawasan tidak langsung oleh Dispenda KotaPontianak terhadap retribusi parkir.

B. PENGAWASAN PARKIR OLEHDISPENDA KOTA PONTIANAK

Konsep Pajak Daerah, Penerapan asasdesentralisasi dalam penyelenggaraanpemerintahan di Indonesia, telah memberikanwewenangan kepada daerah untukmenyelenggarakan Otda dalam bidang-bidangtertentu. Hal ini sejalan dengan pendapat Wijaya,(2002:4) bahwa keleluasaan atau kewenangandaerah untuk menyelenggarakan pemerintahanyang mencakup kewenangan semua bidang

Page 3: 110-309-1-PB

PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 1, April 2013http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr

Syarifah Nurul Hikmah 3Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura

pemerintahan, kecuali kewenangan di bidangpolitik luar negeri, pertahanan dan keamanan,peradilan, moneter dan fiskal, agama sertakewenangan bidang lainnya yang ditetapkandengan Peraturan Pemerintah (PP). Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 pasal 5 telahmemuat tentang Pereimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,ditegaskan bahwa pendapatan daerah terdiri dariPendapatan Asli Daerah, Dana PerimbanganPusat-Daerah, dan lain-lain pendapatan yang sahUU No. 34 Tahun 2000 menjelaskan bahwasumber PAD daerah kabupaten/kota berasal daripajak hotel, restoran, hiburan, reklame,penerangan jalan dan parkir (Salam, 2005:288.

Menurut Suparmoko (1994:94) yangdimaksud dengan pajak adalah ”Iuran oleh rakyatkepada pemerintah yang dapat dipaksakandengan tanpa balas jasa yang secara langsungdapat ditunjuk. Misalnya pajak kendaraanbermotor, pajak penjualan dan sebagainya”.

Kemudian menurut Soemahamidjaja (dalamBrotodiharjo, 1991:5) dinyatakan bahwa ”Pajakadalah iuran wajib berupa uang atau barang yangdipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksibarang-barang, jasa-jasa kolektif dalam mencapaikesejahteraan umum”.

Menurut Brotodiharjo (1991:38) sukses atautidaknya pemungutan pajak sangat dipengaruhioleh beberapa faktor, diantaranya: (1) kesadaranwajib pajak untuk membayar kewajiban pajak;(2) upaya petugas pemungut pajak.

Menurut Ahmad Yani (2002:55) “Daerahprovinsi, kabupaten/kota diberi peluang dalammenggali potensi sumber-sumber keuangannyadengan menetapkan jenis retribusi selain yangtelah ditetapkan, sepanjang memenuhi kriteriayang telah ditetapkan dan sesuai dengan aspirasimasyarakat”.

Menurut Marihot P. Siahaan (2005:6),“Retribusi Daerah adalah pungutan daerahsebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izintertentu yang khusus disediakan dan ataudiberikan oleh pemerintah daerah untukkepentingan orang pribadi atau badan”. Jasaadalah kegiatan pemerintah daerah berupa usahadan pelayanan yang menyebabkan barang,

fasilitas, atau kemanfaatan lainnya, dapatdinikmati oleh orang pribadi atau badan, dengandemikian bila seseorang ingin menikmati jasayang disediakan oleh pemerintah daerah, ia harusmembayar retribusi yang ditetapkan sesuaidengan ketentuan yang berlaku.

Konsep Pengawasan, Dharma (2001:35)mengatakan bahwa ”pengawasan adalah langkahmengikuti perencanaan dan pelaksanaan untukmemelihara agar pelaksanaan selalu sesuaidengan perencanaan, kebijaksanaan danperaturan. Pendapat tersebut bila dilihat terdapatunsur-unsur adanya langkah/kegiatan mengikutiperencanaan dan pelaksanaan, pengarahan/tujuandan aturan dan pedoman pelaksanaan. Denganadanya pedoman maka pelaksanaan pengawasanharus sesuai dengan kriteria yang telah dibuat,sehingga dengan sendirinya setiap petugas yangmelaksanakan pengawasan juga harus patuhterhadap prosedur/aturan dan pedoman yangberlaku.

Pelaksanaan pengawasan diperlukanbeberapa tehnik, adapun teknikpemeriksaan/pengawasan dikemukakan olehSarwoto (1988:103), terdiri dari : (a) pengawasanlangsung; pengawasan ini adalah pengawasanyang dilakukan oleh manajer pada waktukegiatan – kegiatan sedang berjalan, pengawasanlangsung dapat berbentuk inspeksi, observasi ditempat (on the spot observation), laporan ditempat (on the spot report) yang berarti jugapenyampaian keputusan di tempat biladiperlukan; (b) pengawasan tidak langsung;pengawasan ini adalah jarak jauh melaluilaporan. Laporan ini dalam bentuk laporantertulis, laporan lisan.

C. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalampenelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif,dimana jenis penelitian ini dimaksudkan untukmenggambarkan atau melukiskan keadaan objekpenelitian yang terjadi pada saat sekarangberdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimanaadanya. Hal ini sesuai dengan pendapat HadariNawawi (1985: 63) yang mengatakan bahwa:Penelitian deskriptif adalah prosedur pemecahanmasalah yang diselidiki dengan menggambarkan

Page 4: 110-309-1-PB

PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 1, April 2013http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr

Syarifah Nurul Hikmah 4Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura

atau melukiskan keadaan subjek atau objekpenelitian (seseorang, lembaga, dan masyarakat)pada saat sekarang berdasarkan fakta yangtampak atau sebagaimana adanya.

Subjek penelitian sebagai berikut : (a)Kepala dan Staf Pegawai Dispenda KotaPontianak; (b) Anggota Komisi C DPRD KotaPontianak; (c) Pengelola Parkir; (d) WajibRetribusi Parkir di Kota Pontianak. Analisa data,yaitu: (a) meringkas (reduksi) hasil wawancarayang dilakukan direduksi dalam bentukringkasan-ringkasan seperti intisari atau kodeyang dapat dimengerti untuk selanjutnyadilakukan editing terbatas, tujuannya agar datayang dianalisis merupakan data-data yang benar-benar berkaitan dengan masalah penelitian; (b)Memaparkan (display) hasil-hasil wawancarayang dilakukan dugaan dalam lembaran-lembaran kutipan, catatan atau gambar yangmudah dibaca sehingga memudahkan dalammelakukan analisa data; (c) Menyimpulkan(verifikasi) dari hasil wawancara yang telahdiringkas dan dipresentasikan kemudian diambilbeberapa kesimpulan yang paling relevan denganmasalah yang diteliti (Moleong, 2000:97).

D. ANALISIS EFEKTIVITASPENGAWASAN PEMUNGUTANRETRIBUSI PARKIR OLEHDISPENDA KOTA PONTIANAK

1. Pengawasan LangsungBerdasarkan hasil wawancara, menunjukkan

bahwa pemerintah Kota Pontianak melaluidispenda cukup serius dalam rangka melakukanpengawasan terhadap pemungutan retribusiparkir di Kota Pontianak. Untuk mengetahuiapakah tindakan pengawasan yang dilakukantersebut sejalan dengan hasil yang diperoleh, darihasil wawancara penulis dengan salah seorangAnggota Komisi C DPRD Kota Pontianakmemberikan keterangan sebagai berikut : “Daripantauan DPRD terlihat bahwa belum adalangkah kongkrit yang dilakukan dalam halmelakukan pengawasan terhadap wajib retribusi,terutama mengenai pengawasan dadakan.Seharusnya pengawasan dadakan itu lebih seringdilakukan untuk meningkatkan kepatuhan para

wajib retribusi, kalau mau dibilang sudah optimalpengawasanya mengapa pemerimaan dariretribusi parkir yang cukup potensial masihkurang maksimal”.

Berdasarkan keterangan yang disampaikanoleh pihak legislative tersebut, menunjukkanterdapat perbedaan antara kenterangan yangdisampaikan oleh pihak Dispenda dengan pihaklegislative Kota Pontianak. Berdasarkanpenjelasan hasil penelitian menunjukkan bahwapengawasan yang dilakukan oleh Dispenda KotaPontianak dalam rangka meningkatkan kesadarandan kepatuhan wajib retribusi parkir untukmembayar retribusi belum terlaksana denganbaik. Kegiatan pengawasan belum dilaksanakansecara menyeluruh dan terkesan hanya padaobjek retribusi parkir yang berbentuk badan.Kondisi ini merupakan salah satu permasalahanyang menyebabkan kontribusi retribusi parkirbelum terlaksana sesuai dengan potensi danjumlah objek retribusi, baik yang sudah terdapatmaupun belum terdata.

Selanjutnya dalam wawancara denganpetugas Dinas Pendapatan Daerah KotaPontianak diperoleh informasi bahwa dalamrangka pengawasan Dinas Pendapatan DaerahKota Pontianak membentuk petugas yang secarakhusus mengawasi setiap wajib retribusi parkir diKota Pontianak baik yang sudah terdata maupunbelum terdata, pengawasan dilakukan setiap jatuhtempo pembayaran retribusi.

Berdasarkan penjelasan masih adakekurangan yang dilakukan oleh PendapatanDaerah Kota Pontianak dalam rangka melakukanpengawasan wajib retribusi parkir, karena upayayang dilakukan hanya sebatas pemberian saknsikepada para wajib retribusi yang lambatmembayarkan retribusinya, hal ini di satu sisimerupakan hal yang baik. Penegakan hukumdalam pengawasan wajib retribusi merupakan halpenting, karena tuntutan peran aktif dari wajibretribusi dalam pemenuhan kewajiban, makakepatuhan dari wajib sangatlah penting.Sedangkan kepatuhan wajib retribusi perluditegakkan melalui sanksi.

Hasil wawancara dengan Kepala DinasPendapatan Daerah Kota Pontianak prihalpeningkatan pelayanan kepada wajib retribusi

Page 5: 110-309-1-PB

PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 1, April 2013http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr

Syarifah Nurul Hikmah 5Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura

parkir memberikan keterangan bahwa ”saat inimemang sudah dibentuk tim yang akan turun kelapangan untuk melaksanakan pengawasankepada wajib retribusi, dimana petugas tersebutdilatih untuk memberikan pelayanan, sosialisasidan pendekatan kepada wajib retribusi”. Kondisidi atas menunjukkan sudah ada langkahmelakukan pendekatan kepada wajib retribusiparkir. Melalui pendekatan pelayanan diharapkanterbentuk kepribadian seseorang, boleh dikatakanhampir seluruh kelakuan individu dipengaruhioleh orang lain.

Hasil wawancara jelas menunjukkan bahwapengetahuan masyarakat tentang pentingnyamembayar retribusi parkir yang telah beralihmenjadi retribusi daerah dalam mendukungpembangunan belum mereka pikirkan, bahkanada yang beranggapan bahwa retribusi parkiryang dibayarkan masyarakat semata-mata hanyadigunakan untuk kepentingan tertentu.2. Pengawasan tidak langsung

Terhadap pemungutan retribusi parkirdilakukan dengan mempelajari berbagaidokumen atau laporan dari realisasi penerimaanretribusi yang disampikan oleh wajib retribusiparkir. Jika pada saat dilakukan pengawasanlapangan, wajib retribusi atau wakil ataukuasanya tidak ada di tempat, pengawasan tetapdilaksanakan sepanjang ada pihak yangmempunyai kewenangan untuk bertindakmewakili wajib retribusi sesuai bataskewenangannya dan selanjutnya pengawasanditunda untuk dilanjutkan pada kesempatanberikutnya.

Sehubungan dengan pelaksanaanpengawasan tidak langsung terhadap wajibretribusi parkir di Kota Pontianak, menunjukkanbahwa kegiatan pengawasan yang dilakukanbelum sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan,khususnya menyangkut pengawasan. Petugas dariDispenda Kota Pontianak belum sepenuhnyamelaksanakan pengawasan sesuai denganketentuan yang ada.

Hasil wawancara penulis dengan KepalaBidang Pengendalian dan Pendataan prihalmotivasi petugas dalam melaksanakanpengawasan terhadap wajib retribusi parkirmengatakan bahwa : ”kemauan/motivasi petugas

dari Dispenda Kota Pontianak masih rendah, halini terlihat pelaksanaan pengawasan lapanganyang tidak kurang dilaksanakan secara konsisten.pengawasan belum dilaksanakan secara langsungdengan mendatangi wajib retribusi. Saat inibelum ada pelayanan langsung kepada wajibretribusi”.

Berdasarkan hasil wawancara memberikangambaran bahwasannya petugas DinasPendapatan Daerah Kota Pontianak kurangmenunjukkan motivasi dalam melaksanakantugas, khusunya dalam mensosialisasikanretribusi parkir. Selama ini belum pernahdilaksanakan pengawasan langsung denganmendatangi masyarakat dan sekaligusmemberikan bimbingan, jika melihat kondisiyang ada saat ini pengawasan langsung sangatmemungkinkan untuk dilaksanakan.

Untuk mengetahui kondisi objektif terkaitpermasalahan tersebut, dari hasil wawancarapenulis dengan beberapa orang pertugas dariDinas Pendapatan Daerah Kota Pontianakmengatakan bahwa ”alasan belum maksimalnyapelaksanaan tugas dalam rangka pengawasantidak langusng terhadap retribusi parikir terlihatdari kemauan dan komitmen petugasmensosialisasikan retribusi parkir kepadamasyarakat/pengelola parkir di Kota Pontianak,sosialisasi masih terbatas pada pengelola parkiryang berada di dalam kawasan, selain itumotivasi petugas juga tercermin dari kemauandalam mengidentifikasi potensi retribusi parkiryang dikelola secara orang pribadi di KotaPontianak, karena sampai saat ini data wajibretribusi parkir masih didasarkan data lama”.

Berdasarkan hasil wawancara, memberikangambaran bahwa petugas dari Dinas PendapatanDaerah (Dispenda) Kota Pontianak masih belummenunjukkan komitmen yang tinggi dalammelaksanakan tugasnya. Kewenangan serta tugasdan tanggungjawab yang diberikan semaksimalmungkin dapat dilaksanakan oleh para petugasmanakala mereka menyadari akan arti pentingnyaperan yang mereka jalankan guna meningkatkanpemerimaan daerah Kota Pontianak yanghasilnya dapat dipakai dalam membangun KotaPontianak.

Page 6: 110-309-1-PB

PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 1, April 2013http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr

Syarifah Nurul Hikmah 6Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura

Sementara itu, dari hasil wawancara penulisdengan salah seorang pengelola pakir di dalamkawasan memberikan keterangan yang memilikimemberikan keterangan sebagai berikut : ”belumterdapat koordinasi yang baik antar pihak terkaitdalam melakukan pengawasan. Khususnya antarapetugas dengan pengelola parkir, sehingga tidakterdapat kesamaan arah dan perspesi dalammenentukan tindakan yang dinilai dapatmeningkatkan pemungutan retribusi parkirkendaraan”.

Beranjak dari hasil penelitian, menunjukkanbahwa komitmen petugas dari Dispenda yangterlibat dalam pemungutan retribusi parkir diKota Pontianak masih rendah, kondisi initercermin dari tidak adanya langkah kongritdalam rangka mengoptimalkan potensipenerimaan retribusi parkir dan menindak wajibretribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya.

Keberhasilan pemungutan retribusi parkir diKota Pontianak, juga dipengaruhi olehpegawasan terhadap wajib retribusi dan potensiretribusi parkir di Kota Pontianak. Berkenaandengan pegawasan terhadap wajib retribusi parkirdi Kota Pontianak, dari hasil wawancara denganKabid Pengendalian dan Pendataan DispendaKota Pontianak mengatakan bahwa ”pengawasanyang dilakukan adalah terhadap wajib retribusidan potensi penerimaan retribusi parkir di KotaPontianak, pengawasan terhadap wajib retribusiuntuk melihat sejauhmana wajib retribusimelaksankaan kewajibannya membayar retribusiparkir, sementara untuk potensi retribusitujuannya untuk melihat sampai perkembanganpotensi retribusi parkir di Kota Pontianak,mengingat setiap tahun seiring denganperkembangan Kota Pontianak banyak terdapattempat-tempat atau lahan parkir baru”. Salah satuindikator keberhasilan pengawasan tidaklangsung terhadap retribusi parkir di KotaPontianak yang menjadi retribusi daerah adalahkemampuan untuk mendeteksi potensi retribusiparkir.

Berdasarkan hasil wawancara dengan KasiPenetapan Dispenda Kota Pontianak, diperolehinformasi bahwa dari pengawasan yangdilakukan, adalah melalui fungsi kontrol laporanpenerimaan retribusi parkir, untuk tahun idealnya

potensi retribusi parkir di Kota Pontianak adalahsebesar Rp 5 miliar lebih.

Mengenai jumlah potensi yang sudahteridentifikasi tersebut, Kasi Penetapan DispendaKota Pontianak lebih jauh menjelaskan bahwadata tersebut belumlah mencermikan seluruhpotensi titik parkir yang ada di Kota Pontianak,karena selama ini pengawasan belumdilaksanakan secara menyeluruh di seluruh arealdan pengelolaan parkir di Kota Pontianak hampirsetiap tahun target retribusi parkir mengalamimengalami kenaikan. Tahun 2007 target Rp500juta, realisasinya Rp524 juta. Tahun 2008 targettetap, realisasinya Rp726 juta. Tahun 2009, targetRp700 juta, realisasinya Rp705 juta. Tahun 2010target Rp1,3 miliar, namun hanya terealisasiRp1,023 miliar.

Mengenai pengenaan sanksi terhadap wajibretribusi yang tidak melaksanakan kewajibannyamembayar retribusi parkir, dari hasil wawancaradengan Kabid Pengendalian dan PendataanDispenda Kota Pontianak, dikatakan bahwa“Sampai saat ini pengelola parkir yang sudahterdaftar yang berupa badan cukup kooperatifdalam melaksanakan kewajibannya, hanya sajauntuk orang pribadi masih banyak yang tidakmelaksanakan kewajibannya, hal ini dikarenakanmasyarakat yang mengelola parkir engganmelaksanakan kewajibannya”.

Hasil pengamatan penulis dilapanganmenunjukkan bahwa potensi retribusi parkir diKota Pontianak cukup banyak, dan hal iniseharusnya memiliki korelasi positif denganpenerimaan retribusi parkir. Sebagaimana hasilwawancara penulis dengan salah seorang anggotaKomisi C DPRD Kota Pontianak yangmemeberikan pejelasan sebagai berikut :“Melihat potensi retribusi parkir di KotaPontianak memang harusnya penerimaanretribusi parkir semakin signifikan untuk itudiharapkan Pemkot Pontianak lebihmemaksimalkan pendapatan dari retribusi parkir.Saat ini hanya ada 11 titik retribusi parkir di KotaPontianak. Padahal, sedikitnya ada 4.000 titik”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas,Dengan demikian dapat dikatakan bahwapenambahan retribusi yang signifikan akandidapat apabila penambahan berasal dari wajib

Page 7: 110-309-1-PB

PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 1, April 2013http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr

Syarifah Nurul Hikmah 7Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura

retribusi orang pribadi yang menjalankankegiatan usaha parkir atau wajib retribusi orang.

E. PENUTUPSimpulan 1: Beranjak dari temuan hasil

penelitian, dapat disampaikan kesimpulansebagai berikut: pelaksanaan pengawasanterhadap wajib retribusi parkir di KotaPontianak dalam bentuk pengawasanlangsung belum dilaksanakan dengan baikoleh petugas dari Dispenda Kota Pontianak,hal ini dikarenakan pengawasan yangdilakukan tidak dilakukan secaramenyeluruh kepada wajib retribusi parkir diKota Pontianak, pengawasan lebih banyakdilakukan terhadap wajib retribusi parkirdalam bentuk badan sedangkan orangpribadi masih minim, sehingga berdampakterhadap efektivitas pemungutan retribusiparkir. Pengawasan dalam bentuk tindakanpemberian sanksi terhadap penunggakretribusi kurang dilaksanakan secarakonsisten oleh petugas Dispenda, sehinggakurang memberikan efek jera terhadap wajibretribusi yang tidak melaksanakankewajiban membayar retribusi sesuai denganwaktu yang diberikan. Saran 1: Sesuaidengan kesimpulamn hasil penelitian,penulis menyampaikan saran-saran sebagaiberikut : (a) sangat diharapkan dalammelakukan pengawasan baik langsung dantidak langusng harus dilaksanakan secarakonsisten tidak saja secara dadakan tetapisecara berkala kepada seluruh wajibretribusi; (b) agar pengawasan pemungutanretribusi berjalan secara efektif, efisien danlebih baik perlu ditingkatkannya kinerjaaparat pengawasan pemungutan retribusiDinas Pendapatan Daerah Kota Pontianakyang disiplin dan baik serta memberikandukungan reward serta fasilitas pendukungdalam melaksanakn tugas.Simpulan 2: Pelaksanaan pengawasan tidaklangsung dengan melakukan pendataanobjek dan potensi retribusi parkir jugakurang berjalan dengan baik. Belum adaupaya perbaikan terhadap mekanismepengawasan pemungutan retribusi parkir di

Kota Pontianak, yakni retribusi dipungut dandi awasi secara langsung. Sehinggamenyebabkan mekanisme atau cara kerjaaparatur pelaksana pengawasanretribusi parkir kurang berfungsi untukmelancarkan atau menyukseskanpemungutan retribusi yang telah diaturdalam perda. Pengawasan tidak langsungberupa pendekatan pelayanan kepada wajibretribusi parkir sudah mulai dilakukandengan membentuk tim, yang bertugasmelakukan pendekatan kepada wajibretribusi, hanya saja masih belum dirasakansecara menyeluruah oleh wajib retribusi.Saran 2: sesuai dengan kesimpulamn hasilpenelitian, penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut: (a) pengawasanterhadap wajib retribusi juga diharapkandisertai dengan pemberian reward bagiwajib retribusi yang disiplin dalammembayar retribusi serta punishment bagiyang kurang disiplin dan tidak maumembayar retribusi parkir; (b) dalam rangkamengefektifkan pengawasan terutama dalammeningkatkan kesadaran wajib retribusi,diharapkan petugas dapat melakukanpendekatan pelayanan kepada wajib retribusisecara persuasive untuk menumbuhkankesadaran masyarakat. Pelayanan tersebutharus diberikan secara berimbang tidak sajakepada wajib retribusi yang berbentuk badantetapi juga orang pribadi.

REFERENSI

Brotodihardjo, Santoso, 2003, Pengantar IlmuHukum Pajak, Edisi Keempat, Bandung:Refika Aditama.

Dharma, Agus. 2001. Manajemen Prestasi Kerja.Jakarta: Raja Wali.

Faisal, Sanafiah. 1995. Format-Format penelitianSosial: Dasar-dasar Aplikasi, Jakarta:Rajawali Pers

Lubis, Mochtar dan M Husein, 1998. StrategiPengembangan Organisasi. Jakarta:Rineka Cipta.

Page 8: 110-309-1-PB

PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 2 Nomor 1, April 2013http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr

Syarifah Nurul Hikmah 8Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Tanjungpura

Moleong. Lexy J. 2000. Metode PenelitianKualitatif. Bandung: Remaja Rodakarya.

Nawawi, Hadari 1985, Metode Penelitian Sosial.Yogyakarta: Gajahmada University Press.

Suparmoko, 2000, Keuangan Negara DalamTeori dan Praktek.BPFP, Yogyakarta.

Ter-Minassian, Teresa 1997, Fiscal Federalismin Theory and Practice, InternationalMonetary Fund, Washington

Widjaya, HAW. 1992. Percontohan OtonomiDaerah Di Indonesia. Jakarta: RinekaCipta.

Page 9: 110-309-1-PB