11. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, 2017

10
Nama : Yasmin Al-Hakim (43215010281) // Akuntansi Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Pertemuan 11 Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI 1. PENDAHULUAN Etika dan moral harus mendapat perhatian yang utama dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, terutama dalam perangkat lunak (software). Teknologi informasi dan komunikasi berorientasi pada perangkat- perangkatnya, yaitu komputer (sebagai hardware ) dan perkembangan software (sebagai perangkat lunak). Software merupakan hasil dari pemikiran dan budidaya manusia. Di dalam teknologi informasi, perangkat lunak atau program komputer ini lebih dihargai daripada produk lainnya.Jika kita bicara software, maka ada kaitannya dengan masalah hakikat dan kekuatan hukum kepemilikan. Dalam menciptakan suatu kepemilikan atau suatu hasil karya yang baru, maka perlu mendapat perlindungan hukum dari pembajakan maupun tindakan ilegal lainnya. Dalam hal ini ditekankan kepada masalah berikut ini. Sifat dinamis dari bidang teknologi informasi komunikasi dan sistem informasi serta manajemen, mengharuskan para profesional yang bekerja di perusahan-perusahan (industri) dan tenaga pendidik dilingkungan pendidikan dasar, menengah, atas dan tinggi, baik formal dan non formal, mengetahui teknologi- teknologi terbaru maupun yang sedang berkembang untuk dapat tetap eksis dan up-to- date terhadap perkembangan bidang tersebut. Bidang moral, etika dan hukum tidak terlepas dari perilaku atau interaksi kita sebagai manusia, pengguna sekaligus penikmat dari kemajuan teknologi informasi. Di dalam organisasi modern, dan dalam bahasan ekonomis secara luas, informasi telah menjadi komoditas yang sangat berharga, dan telah berubah dan dianggap sebagai sumber daya habis pakai, bukannya barang bebas. Dalam suatu organisasi perlu dipertimbangkan bahwa informasi memiliki karakter yang multivalue, dan multidimensi. Dari sisi pandangan teori sistem, informasi memungkinkan kebebasan beraksi, mengendalikan pengeluaran, mengefisiensikan pengalokasian sumber daya dan waktu. Sirkulasi informasi yang terbuka dan bebas, merupakan kondisi yang optimal untuk pemanfaatan informasi.

Transcript of 11. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, 2017

Page 1: 11. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, 2017

Nama : Yasmin Al-Hakim (43215010281) // Akuntansi

Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen – Pertemuan 11

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA

IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI

1. PENDAHULUAN

Etika dan moral harus mendapat perhatian yang utama dalam

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, terutama dalam perangkat lunak

(software). Teknologi informasi dan komunikasi berorientasi pada perangkat-

perangkatnya, yaitu komputer (sebagai hardware ) dan perkembangan software

(sebagai perangkat lunak). Software merupakan hasil dari pemikiran dan budidaya

manusia.

Di dalam teknologi informasi, perangkat lunak atau program komputer ini

lebih dihargai daripada produk lainnya.Jika kita bicara software, maka ada kaitannya

dengan masalah hakikat dan kekuatan hukum kepemilikan. Dalam menciptakan

suatu kepemilikan atau suatu hasil karya yang baru, maka perlu mendapat

perlindungan hukum dari pembajakan maupun tindakan ilegal lainnya. Dalam hal ini

ditekankan kepada masalah berikut ini.

Sifat dinamis dari bidang teknologi informasi komunikasi dan sistem

informasi serta manajemen, mengharuskan para profesional yang bekerja di

perusahan-perusahan (industri) dan tenaga pendidik dilingkungan pendidikan dasar,

menengah, atas dan tinggi, baik formal dan non formal, mengetahui teknologi-

teknologi terbaru maupun yang sedang berkembang untuk dapat tetap eksis dan up-to-

date terhadap perkembangan bidang tersebut. Bidang moral, etika dan hukum tidak

terlepas dari perilaku atau interaksi kita sebagai manusia, pengguna sekaligus

penikmat dari kemajuan teknologi informasi.

Di dalam organisasi modern, dan dalam bahasan ekonomis secara luas,

informasi telah menjadi komoditas yang sangat berharga, dan telah berubah dan

dianggap sebagai sumber daya habis pakai, bukannya barang bebas. Dalam suatu

organisasi perlu dipertimbangkan bahwa informasi memiliki karakter yang

multivalue, dan multidimensi. Dari sisi pandangan teori sistem, informasi

memungkinkan kebebasan beraksi, mengendalikan pengeluaran, mengefisiensikan

pengalokasian sumber daya dan waktu. Sirkulasi informasi yang terbuka dan bebas,

merupakan kondisi yang optimal untuk pemanfaatan informasi.

Page 2: 11. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, 2017

2. TINJAUAN PUSTAKA

1. MORAL

Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan yang

salah. Moral adalah institusi sosial dengan sejarah dan seperangkat aturan. Kita mulai

belajar mengenai perilaku moral sejak dahulu kala, sebagaimana pernyataan orang

bijak berikut: “Perlakukan orang lain sebagaimana layaknya kita ingin diperlakukan”,

selalu ucapkan, “terima kasih’’. Saat kita tumbuh dewasa secara fisik dan mental, kita

belajar mengenai peraturan-peraturan yang diharapkan masyarakat untuk kita ikuti.

Aturan perilaku ini adalah moral kita. Meskipun masyarakat di sekeliling dunia tidak

semuanya mengikuti seperangkat moral yang sama, terdapat kesamaan diantara

semuanya. “melakukan apa yang secara moral benar,” adalah landasan dasar perilaku

sosial kita.

2. ETIKA

Secara umum kata etika berasal dari bahasa Yunani, yakni “Ethos”, bahasa

Arab yakni “Akhlaq”, yang berarti watak, perilaku, adat kebiasaan dalam bertingkah

laku. Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Dalam arti yang lebih khusus, etika

adalah tingkah laku filosofi. Dalam hal ini, etika lebih berkaitan dengan sumber/

pendorong yang menyebabkan terjadinya tingkah laku/perbuatan ketimbang dengan

tingkah laku itu sendiri. Dengan begitu, etika dapat merujuk pada perihal yang paling

abstrak sampai yang paling konkret dari serangkaian proses terciptanya tingkah laku

manusia. Dalam konteks penggunaan nya yang lebih spesifik, etika dapat mewakili

nilai-nilai dan ide-ide tertentu, dalam perwujudan praktisnya. Etika (ethics) adalah

sekumpulan kepercayaan, standar, atau teladan yang mengarahkan, yang merasuk ke

dalam seseorang atau masyarakat. Semua individu bertanggung jawab terhadap

komunitas mereka atas perilaku mereka. Komunitas dapat berarti rukun tetangga,

kota, negara, atau profesi. Etika profesi dirinci dan dipertegas dalam satu rangkaian

aturan yang dinamakan kode etik.

3. HUKUM

Hukum (law) adalah peraturan perilaku formal yang ditetapkan oleh otoritas

yang berwenang, seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya. Selama

sekitar 10 tahun pertama penggunaan komputer di bidang bisnis dan pemerintahan,

tidak terdapat perangkat hukum yang berkaitan dengan penggunaan komputer. Hal ini

dikarenakan pada saat itu komputer merupakan inovasi baru, dan sistem hukum

membutuhkan waktu untuk mengejarnya. Pemerintah federal Amerika Serikat

merencanakan undang-undang privasi komunikasi elektronik (Electronic

Communications Privacy Act) tahun 1968. Namun, draft rancangan undangundang ini

hanya mencakup data digital, komunikasi video, dan surat elektronik. Pada tahun

1970-an dikenal beberapa hukum tambahan dalam bentuk undang-undang pelaporan

kredit yang wajar (Fair Credit Reporting Act), yang berkaitan dengan penanganan

data kredit. Tahun 1978 undang-undang hak privasi federal (Right to Federal Privacy

Act) ditetapkan, yang membatasi tindakan pemerintah federal untuk melaksanakan

penyelidikan pada catatan-catatan bank

Page 3: 11. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, 2017

3. METODE PENELITIAN

Alasan akan Pentingnya Etika Komputer :

James H. Moore mendefinisikan etika komputer (computer ethics) sebagai

analisis sifat dan dampak sosial teknologi komputer serta perumusan dan justifikasi

dari kebijakan-kebijakan yang terkait untuk penggunaan teknologi tersebut secara etis.

Menurut beliau setidaknya ada 3 alasan utama dibalik minat masyarakat yang tinggi

akan etika komputer yaitu :

1. Kelenturan logika

Kemampuan untuk memprogram komputer untuk melakukan hampir apa saja

yang ingin kita lakukan. Komputer akan melakukan tepat seperti apa yang

diinstruksikan oleh sipemogram, dan hal ini bisa menjadi pikiran yang menakutkan,

namun jika komputer dipakai untuk melakukan kegiatan yang tidak etis, bahayanya

bukan terletak pada komputer tersebut, melainkan orang-orang yang berada dibalik

komputer tersebut. Maka daripada merasa khawatir terhadap penggunaan komputer

yang tidak etis, masyarakat harus khawatir kepada orang-orang yang mengatur

komputer tersebut

2. Faktor transformasi

Fakta bahwa komputer dapat mengubah cara kita mengerjakan sesuatu dengan

drastis. Contohnya adalah e-mail yang menyediakan fasilitas dan kemampuan

berkomunikasi yang benar-benar baru. Contoh lainnya adalah e-learning sebagai

konsep baru dalam pembelajaran, e-commerce, e-shop sebagai konsep baru berjualan

atau belanja dan masih banyak lagi yang kata awalnya dimulai dengan elektronik

3. Faktor tak kasat mata

Minat masyarakat atas etika komputer adalah karena masyarakat memandang

komputer sebagai kotak hitam, yang seluruh operasi internalnya tersembunyi dari

penglihatan. Ketidak tampakan operasi internal ini memberikan kesempatan

terjadinya nilai-nilai pemograman yang tidak tampak, perhitungan rumit yang tidak

tampak dan penyalah gunaan yang tidak tampak pula. Contohnya seperti kode-kode

program yang dibangun dari bahasa pemograman tertentu, kalkulasi aritmatika yang

lebih dari 264 dan mata-mata (spionase). Masyarakat memiliki hak-hak tertentu

berkaitan dengan penggunaan komputer, yaitu hak atas komputer dan hak atas

informasi.

Hak atas komputer yang mencakup :

(a) Hak atas akses komputer,

(b) Hak atas keahlian komputer,

(c) Hak atas spesialis komputer dan

(d) Hak atas pengambilan keputusan komputer.

Page 4: 11. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, 2017

Sedangkan hak atas informasi mencakup :

(a) Hak atas privasi,

(b) Hak atas akurasi,

(c) Hak atas kepemilikan informasi dan

(d) Hak atas akses informasi.

Kriminalitas siber (Cyber crime) atau kriminalitas di internet adalah tindak

pidana kriminal yang dilakukan pada teknologi internet (cyber space), baik yang

menyerang fasilitas umum di dalam cyber space ataupun kepemilikan pribadi. Secara

teknis tindak pidana tersebut dapat dibedakan menjadi off-line crime, semi on-line

crime, dan cyber crime. Masing-masing memiliki karakteristik tersendiri, namun

perbedaan utama diantara ketiganya adalah keterhubungan dengan jaringan informasi

publik. Cyber crime merupakan perkembangan lebih lanjut dari kejahatan atau tindak

pidana yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi komputer. Fenomena cyber

crime memang harus diwaspadai karena kejahatan ini agak berbeda dengan kejahatan

lain pada umumnya Cyber crime dapat dilakukan tanpa mengenal batas teritorial dan

tidak diperlukan interaksi langsung antara pelaku dengan korban kejahatan.

Page 5: 11. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, 2017

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. ETIKA

Etika berasal dari bahasa Yunani ”Ethos” yang berarti karakter. Secara umum

etika adalah sekumpulan kepercayaan, standar, atau teladan yang mengarahkan yang

merasuk pada ke dalam seseorang atau masyarakat. Etika bisa bervariasi dari suatu

komunitas dengan yang lain.

a. Problema etika dalam penggunaan komputer misalnya, seseorang dapat

dengan mudah mengakses data dan informasi dengan cara yang tidak sah.

Belum lagi ada sebagian orang yang memanfaatkan komputer dan internet

untuk mengganggu orang lain dengan tujuan sekedar untuk kesenangan serta

hobinya.

b. Sebagai contoh kasus, pada tahun 1994, diperkirakan sekitar 35% peranti

lunak yang digunakan di AS telah dibajak, dan kemudian angka ini melonjak

menjadi 92% di Jepang, dan 99% di Thailand.

c. Kasus lainnya yaitu adalah seorang menteri yang istrinya difitnah selingkuh

dengan anak tirinya yang disebarkan melalui twitter, lalu maraknya pengguna

internet yang menggunakan kata-kata kasar, dan mencela orang lain.

2. MORAL

Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan yang

salah. Meskipun masyarakat di sekeliling dunia tidak semua mengikuti seperangkat

moral yang sama, namun terdapat kesamaan di antara semuanya yaitu melakukan apa

yang secara moral benar.

a. Browsing situs-situs yang tidak sesuai dengan moral

b. Membuka situs dewasa bagi orang yang belum layak merupakan tindakan

yang tidak sesuai dengan moral .

c. Teknologi internet yang dapat memberikan informasi tanpa batas akan

mengakibatkan tindakan yang beragam, mulai dari tindakan-tindakan positif

sampai negatif.

d. Contoh kasus; Browsing video porno yang secara bebas didapatkan diwanet.

e. Lalu para pengguna bloger yang tidak bertanggung jawap, seperti memasang

iklan-iklan obat kuat dan yang lain-lain. Tidak masalah kalo yang di iklan kan

itu adalah produknya, tetapi kebanyakan mereka juga ikut menyertakan

gambar-gambar yang tidak patut untuk dilihat oleh kalangan yang masih di

bawah umur.

Page 6: 11. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, 2017

3. HUKUM

Hukum adalah peraturan perilaku format yang ditetapkan oleh otoritas yang

berwenang.

Problema hukum dalam penggunaan sistem informasi misalnya, Hacking dan

cracking apabila dilakukan tanpa izin merupakan tindakan yang menyalahi hukum,

contohnya :

a. Tindakan pembobolan data rahasia suatu institusi,

b. Membeli barang lewat internet dengan menggunakan nomor kartu kredit orang

lain tanpa izin (carding) merupakan contoh-contoh dari tindakan hacking.

c. Membuka kode program tertentu atau membuat suatu proses agar beberapa

tahap yang harus dilakukan menjadi terlewatkan (contoh: cracking serial

number).

Lebih jauh, contoh isu pelanggaran moral, etika dan hukum dalam

implementasi Sistem Informasi dan pemanfaatan Internet :

1. Contoh Kasus Pelanggaran Hak Cipta

Di perusahaan, sistem informasi yang paling luas cakupannya berada di divisi

Marketing. Karena dalam marketing, perusahaan bersinggungan langsung dengan

masyarakat. Terlebih saat ini social media hampir digunakan oleh setiap orang.

Biasanya perusahaan menggunakan social media untuk membangun

komunitas dan jaringan marketing. Akan tetapi etika di social media ini kadang

berbenturan. Misalkan kita ambil contoh penggunaan foto yang di posting oleh orang

lain di social media dan diambil oleh divisi design departemen marketing. Divisi

design tersebut biasanya mencari foto dari google dan menggunakannya sebagai

media promosi di social media dengan mengedit terlebih dahulu foto tersebut. Hal ini

terjadi karena posting di social media harus rutin dan berkala, sehingga designer

dituntut menghasilkan foto design yang cukup banyak. Posting di social media harus

rutin agar komunitas selalu menerima informasi terbaru dari perusahaan. Dengan

rutinnya posting ini maka anggaran jika membeli lisensi dari foto tersebut menjadi

tinggi. Sehingga biasanya designer hanya mengambil saja tanpa melihat lisensi dari

foto tersebut.

Page 7: 11. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, 2017

2. Contoh Kasus Hacking

a. The 414s

Pada tahun 1983, pertama kalinya FBI menangkap kelompok

kriminal komputer The 414s(414 merupakan kode area lokal mereka)

yang berbasis di Milwaukee AS. Kelompok yang kemudian disebut

hacker tersebut melakukan pembobolan 60 buah komputer-komputer

milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik

Laboratorium Nasional Los Alamos. Salah seorang dari antara pelaku

tersebut mendapatkan kekebalan karena testimonialnya, sedangkan 5

pelaku lainnya mendapatkan hukuman masa percobaan.

b. Digigumi (Grup Digital)

Adalah sebuah kelompok yang mengkhususkan diri bergerak

dalam bidang game dan komputer dengan menggunakan teknik teknik

hexadecimal untuk mengubah teks yang terdapat di dalam game.

Contohnya : game Chrono Trigger berbahasa Inggris dapat diubah

menjadi bahasa Indonesia. Oleh karena itu, status Digigumi adalah

hacker, namun bukan sebagai perusak.

c. Pembobolan Situs KPU

Pada hari Sabtu, 17 April 2004, Dani Firmansyah(25 th),

konsultan Teknologi Informasi (TI) PT Danareksa di Jakarta berhasil

membobol situs milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) di

http://tnp.kpu.go.id dan mengubah nama-nama partai di dalamnya

menjadi nama-nama unik seperti Partai Kolor Ijo, Partai Mbah

Jambon, Partai Jambu, dan lain sebagainya. Dani menggunakan teknik

SQL Injection(pada dasarnya teknik tersebut adalah dengan cara

mengetikkan string atau perintah tertentu di address bar browser) untuk

menjebol situs KPU. Kemudian Dani tertangkap pada hari Kamis, 22

April 2004.

3. Contoh Kasus Cybercrime

a. Komputer di gedung DPR disusupi situs porno.

Sebuah alamat situs porno lengkap dengan tampilan gambar-

gambar asusilanya tiba-tiba muncul di layar informasi kegiatan DPR

yang diletakkan di depan ruang wartawan DPR, Senayan, Jakarta,

Senin (2/8). Situs http://www.dpr.go.id berubah menjadi

http://www.tube8.com dan situs porno itu tampil lebih kurang selama

15 menit, tanpa bisa ditutup ataupun dimatikan. “Wiiih gile…kok bisa

muncul,” kata salah seorang wartawan yang melihat gambar-gambar

asusila tersebut. Puluhan wartawan yang sedang melakukan peliputan

di gedung DPR kemudian serentak mengerumuni. Beberapa terlihat

tertawa dan berteriak-teriak setelah melihat gambar-gambar asusila

yang silih berganti itu. Pada saat yang sama, wartawan foto juga terus

sibuk mengabadikan peristiwa langka di gedung wakil rakyat tersebut.

Page 8: 11. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, 2017

Munculnya situs porno kemudian menjadi perhatian tidak

hanya para wartawan, tetapi juga para pengunjung dan tamu dewan.

Sementara Kabag Pemberitaan DPR, Suratna, terlihat panik dan

berusaha untuk menutup situs penyusup tersebut. Namun demikian,

alamat situs porno itu tetap tak bisa dimatikan. Justru, gambar yang

tadinya kecil lama-kelamaan makin besar dan nyaris memenuhi layar

monitor. Semua usaha yang dilakukan tak berbuah, tiba-tiba sekitar 15

menit kemudian gambar tersebut hilang dengan sendirinya.

b. Pada aplikasi facebook sering kali melihat tawaran untuk mengetahui

“Siapa yang melihat profil Anda” dan para facebooker dengan rasa

penasaran akan mengklik tautan yang disuguhkan. padahal

sesungguhnya tautan tersebut adalah malware atau program jahat

terbaru yang tengah beredar di facebook. Saat mengkliknya para

facebooker akan diarahkan ke suatu aplikasi yang memiliki akses ke

profil.

c. Pencurian dokumen terjadi saat utusan khusus Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta

Rajasa berkunjung di Korea Selatan. Kunjungan tersebut antara lain,

guna melakukan pembicaraan kerja sama jangka pendek dan jangka

panjang di bidang pertahanan. Delegasi Indonesia beranggota 50 orang

berkunjung ke Seoul untuk membicarakan kerja sama ekonomi,

termasuk kemungkinan pembelian jet tempur latih supersonik T-50

Golden Eagle buatan Korsel dan sistem persenjataan lain seperti

pesawat latih jet supersonik, tank tempur utama K2 Black Panther dan

rudal portabel permukaan ke udara. Ini disebabkan karena Korea dalam

persaingan sengit dengan Yak-130, jet latih Rusia. Sedangkan anggota

DPR yang membidangi Pertahanan (Komisi I) menyatakan, berdasar

informasi dari Kemhan, data yang diduga dicuri merupakan rencana

kerja sama pembuatan 50 unit pesawat tempur di PT Dirgantara

Indonesia (DI). Pihak PT DI membenarkan sedang ada kerja sama

dengan Korsel dalam pembuatan pesawat tempur KFX (Korea Fighter

Experiment). Pesawat KFX lebih canggih daripada F16. Modus dari

kejahatan tersebut adalah mencuri data atau data theft, yaitu kegiatan

memperoleh data komputer secara tidak sah, baik digunakan sendiri

ataupun untuk diberikan kepada orang lain. Indentity Theftmerupakan

salah satu jenis kejahatan ini yang sering diikuti dengan kejahatan

penipuan. Kejahatan ini juga sering diikuti dengan kejahatan data

leakage. Perbuatan melakukan pencurian dara sampai saat ini tidak ada

diatur secara khusus.

Page 9: 11. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, 2017

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Teknologi Informasi dapat digunakan untuk mencapai kemajuan sosial, tetapi

juga dapat digunakan untuk tindak kejahatan. Teknologi informasi akan menghasilkan

banyak manfaat di satu sisi, tetapi juga menimbulkan kerugian di sisi yang lain. TI

membawa situasi baru (dampak) yang tidak bisa direspon dengan cepat masyarakat

dan institusi politik. Situasi baru tidak dapat diatasi oleh aturan-aturan lama.

Membutuhkan waktu yang lama untuk mengembangkan etiket, harapan dan tanggung

jawab sosial

Page 10: 11. SIM, Yasmin Al-Hakim, Hapzi Ali, Implikasi Etis TI, Universitas Mercu Buana, 2017

REFERENSI :

Dinus, 2017.

http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/Isu_Sosial_dan_Etika_pada_SI.pdf, (24

November 2017; jam 19:47)

Agil, 2015. http://combobook.blogspot.co.id/2015/02/bagaimana-mengatasi-isu-

sosial-dan.html, (24 November 2017; jam 19:47)

Khristina, 2017. https://medium.com/@khristdamay/contoh-kasus-etika-sosial-dan-

politik-di-perusahaan-dalam-penerapan-sistem-informasi-c966eeda0b1d, (24

November 2017; jam 19:47)

Pramudito, 2017. https://www.pramudito.com/pelanggaran-etika-dalam-teknologi-

informasi-komputer.html, (29 November, jam 18:05)

Sire, 2016. https://sireumalit.wordpress.com/2016/01/03/contoh-studi-kasus-

pelanggaran-etika-profesi-di-bidang-sistem-informasi/, (29 November, jam

18:05)

Iqra, 2012.

http://repository.uinsu.ac.id/648/1/iqra%27%202012%20vol.06%20no.%2001

%20-%20Copy%20%282%29.pdf, (29 November, jam 18:05)