1.1 Dan 1.2 Promosi Kesehatan

9
1. Konsep Promosi atau Pendidikan Kesehatan Menurut WHO, kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Sedangkan paradigma baru mengemukakan kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No.23/ 1992). Menurut UU No. 36/ 2009, yang terbaru dan digunakan sampai sekarang, kesehatan adalah keadaan sejahtera sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkin kan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. 1.1 Pengertian dan Batasan Pendidikan atau Promosi Kesehatan 1.1.1 Pengertian Pendidikan atau Promosi Kesehatan Secara definisi, istilah promosi kesehatan dalam ilmu kesehatan masyarakat mempunyai dua pengertian. Pengertian promosi kesehatan yang pertama adalah sebagai bagian dari tingkat pencegahan penyakit. Level and Clark mengatakan bahwa terdapat 4 tingkat pencegahan penyakit dalam perspektif penyakit masyarakat, yakni: a. Health promotion (peningkatan atau promosi kesehatan) b. Specific protection (perlindungan khusus melalui imunisasi) c. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan segera) d. Disability limitation (membatasi atau mengurangi terjadinya kecacatan)

description

promosi kesehatan

Transcript of 1.1 Dan 1.2 Promosi Kesehatan

1. Konsep Promosi atau Pendidikan KesehatanMenurut WHO, kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Sedangkan paradigma baru mengemukakan kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No.23/ 1992). Menurut UU No. 36/ 2009, yang terbaru dan digunakan sampai sekarang, kesehatan adalah keadaan sejahtera sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkin kan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

1.1 Pengertian dan Batasan Pendidikan atau Promosi Kesehatan

1.1.1 Pengertian Pendidikan atau Promosi Kesehatan

Secara definisi, istilah promosi kesehatan dalam ilmu kesehatan masyarakat mempunyai dua pengertian. Pengertian promosi kesehatan yang pertama adalah sebagai bagian dari tingkat pencegahan penyakit. Level and Clark mengatakan bahwa terdapat 4 tingkat pencegahan penyakit dalam perspektif penyakit masyarakat, yakni:a. Health promotion (peningkatan atau promosi kesehatan)b. Specific protection (perlindungan khusus melalui imunisasi)c. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini dan pengobatan segera)d. Disability limitation (membatasi atau mengurangi terjadinya kecacatan)e. Rehabilitation (pemulihan)

Oleh sebab itu, promosi kesehatan dalam konteks ini adalah peningkatan kesehatan. Sedangkan pengertian kedua, promosi kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan, menyebarluaskan, mengenalkan, atau menjual kesehatan. Maksud kesehatan adalah baik itu berupa pesan-pesan kesehatan maupun upaya-upaya kesehatan, sehingga masyarakat menerima perilaku kesehatan atau mengenal pesan-pesan kesehatan tersebut, yang akhirnya masyarakat menerapkan hidup sehat. pengertian promosi kedua ini sama dengan pendidikan kesehatan (health education) karena pendidikan kesehatan pada prinsipnya bertujuan agar masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Promosi kesehatan dalam konteks kesehatan masyarakat pada saat ini dimaksudkan sebagai revitalisasi atau pembaruan dari pendidikan kesehatan pada waktu yang lalu. Bergesernya pendidikan kesehatan menjadi promosi kesehatan tidak lepas dari sejarah praktik pendidikan kesehatan di dalam kesehatan masyarakat di Indonesia maupun secara praktik kesehatan secara global. Praktik pendidikan kesehatan pada tahun 90-an terlalu menekankan perubahan perilaku masyarakat. Para praktisi pendidikan kesehatan telah bekerja keras untuk memberikan informasi kesehatan melalui berbagai media dan teknologi pendidikan kepada masyarakat. Akan tetapi, kenyataannya perubahan perilaku hidup sehat tersebut sangat lambat sehingga dampak terhadap perbaikan kesehatan sangat kecil.Dari hasil studi yang dilakukan oleh WHO dan para ahli pendidikan kesehatan, mengungkapkan bahwa pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan sudah tinggi, tetapi praktik mereka masih rendah. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan pengetahuan masyarakat kesehatan tidak diimbangi dengan peningkatan perilakunya. Dari penelitian, 80% masyarakat mengetahui cara mencegah penyakit demam berdarah dengan melakukan 3M, tetapi hanya 35% yang melaksanakannya.Pendidikan kesehatan belum memampukan (ability) masyarakat berperilaku hidup sehat, tetapi baru memaukan (willingness) masyarakat berperilaku hidup sehat. seharusnya, menurut Prof. Dr.Soekidjo Notoatmodjo S.K.M., M. Com. H., perubahan perilaku atau perilaku baru tersebut juga memerlukan fasilitas, bukan hanya pengetahuan saja. Untuk praktik atau berperilaku minum air bersih, buang air besar di jamban, dan makan makanan yang bergizi, bukan hanya perlu pengetahuan tentang manfaat berperilaku seperti itu, melainkan juga diperlukannya sarana atau fasilitas ait bersih dan uang untuk membeli makanan yang bergizi dan membangun jamban.Ahli pendidikan kesehatan yang dimotori oleh WHO, tahun 1984, merevitalisasi pendidikan kesehatan tersebut dengan menggunakan istilah promosi kesehatan. Penggunaan istilah promosi kesehatan sebagai pengganti pendidikan kesehatan mempunyai implikasi terhadap batasan atau definisinya. Promosi kesehatan tidak hanya mengupayakan perubahan perilaku saja, tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut. Di samping itu, promosi kesehatan lebih menekankan kepada peningkatan kemampuan hidup sehat, bukan sekedar berperilaku sehat.Menurut Lawrence Green (1984), promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Dari batasan ini jelas bahwa promosi kesehatan adalah pendidikan kesehatan plus, atau promosi kesehatan adalah lebih dari pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan bertujuan untuk menciptakan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.

1.1.2 Batasan Pendidikan Kesehatan

Konsep pendidikan kesehatan merupakan proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya tersendiri menjadi mampu, dan lain-lain. Berangkat dari konsep pendidikan kesehatan, pendidikan kesehatan didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (perilaku) untuk mencapai kesehatannya secara optimal.Di samping konsep pendidikan kesehatan tersebut, para ahli pendidikan kesehatan juga telah mencoba membuat batasan tentang pendidikan kesehatan yang berbeda-beda, sesuai dengan konsep mereka masing-masing tentang pendidikan. Batasan-batasan yang sering dijadikan acuan antara lain dari Nyswander, Stuart, Green, tim ahli WHO, dan lain-lain.Batasan promosi kesehatan yang lain dirumuskan oleh Yayasan Kesehatan Victoria (Victorian Health Foundation-Australia, 1997), sebagai berikut.HEALT PROMOTION IS A PROGRAMS ARE DESIGN TO BRING ABOUT CHANGE WITHIN PEOPLE, ORGANIZATION, COMMUNITIES, AND THEIR ENVIRONMENT.Batasan ini menekankan, bahwa promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh, dalam konteks masyarakatnya. Bukan hanya perubahan perilaku (within people), tetapi juga perubahan lingkungannya. Perubahan perilaku tanpa diikuti perubahan lingkungan tidak akan efektif, perilaku tersebut tidak akan bertahan lama.Piagam Ottawa (Ottawa Charter,1986), hasil rumusan Konferensi International Promosi kesehatan di Ottawa, menyatakan Health promotion is the process of enabling to increase control over and improve their health. To reach a state of complete physical, mental, and social well-being, an individual or group must be able to identify and realize aspiration, to satisfy needs, and to change or cope with the environment.

1.2 Peran Pendidikan Kesehatan dalam Kesehatan Masyarakat

Semua ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan mengacu kepada H.L. Blum. Dari hasil penelitiannya di Amerika Serikat sebagai salah satu negara yang sudah maju, Blum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan.Kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku mempunyai andil nomor dua, pelayanan kesehatan dan keturunan mempunyai andil yang paling kecil terhadap status kesehatan. Bagaimana proporsi pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap status kesehatan di negara-negara berkembang, terutama di Indonesia belum ada penelitian.Apabila dilakukan penelitian mungkin perilaku mempunyai kontribus yang lebih besar. Penelitian di Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur tentang status gizi anak balita dengan menggunakan analisis stepwise, terbukti variable perilaku terseleksi sedangkan variable pendapatan per kapita (ekonomi) tidak terseleksi. Meskipun variable ekonomi disini belum mewakili seluruh variable lingkungan tetapi paling tidak pengaruh perilaku lebih besar daripada variabel lain.Selanjutnya Lewrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatarbelakangi atau dipengaruhi oleh 3 faktor pokok, yaitu faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), faktor-faktor yang mendukung (enabling factors) dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors). Oleh sebab itu pendidikan kesehatan sebagai faktor usaha intervensi perilaku harus diarahkan kepada ketiga faktor tersebut.Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Dengan kata lain, pendidikan kesehatan adalah suatu usaha untuk menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan. Pendidikan kesehatan sebagai usaha atau kegiatan akan membantu individu, kelompok, atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan atau perilaku mereka untuk mencapai kesehatan yang optimal.

1.2.1 Promosi Kesehatan dan Perilaku

Masalah kesehatan masyarakat, termasuk penyakit, ditentukan oleh 2 faktor utama, yaitu faktor perilaku dan non perilaku, upaya pengurangan masalah kesehatan masyarakat juga dapat ditujukan pada kedua faktor utama tersebut. Upaya pemberantasan penyakit menular, penyediaan sarana air bersih dan pembuangan tinja, penyediaan pelayanan kesehatan, dan sebagainya adalah upaya intervensi terhadap faktor fisik (non perilaku). Sedangkan upaya intervensi terhadap faktor perilaku dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yakni:a. Pendidikan (education)Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara (mengatasi masalah) dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaannya dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan ini didasarkan kepada pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran. Sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap (langgeng), karena didasari oleh kesadaran. Memang kelemahan dari pendekatan pendidikan kesehatan ini adalah hasilnya lama, karena perubahan perilaku melalui proses pembelajaran pada umumnya memerlukan waktu yang lama.b. Paksaan atau tekanan (coercion)Paksaan atau tekanan yang dilakukan kepada masyarakat agar mereka melakukan tin dakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Tindakan atau perilaku sebagai hasil tekanan ini memang cepat, tetapi tidak akan langgeng karena tidak didasari oleh pemahaman dan kesadaran untuk apa mereka berperilaku seperti itu.Berdasarkan keuntungan dan kerugian dua pendekatan tersebut, maka pendekatan pendidikanlah paling cocok sebagai upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat, melalui faktor perilaku. Seperti telah diuraikan, bahwa promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan, maka dapat dikatakan bahwa promosi kesehatan merupakan upaya intervensi terhadap faktor perilaku dalam masalah kesehatan masyarakat.Promosi kesehatan sebagai pendekatan terhadap faktor perilaku kesehatan, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang menentukan perilaku tersebut. Dengan kata lain, kegiatan promosi kesehatan harus disesuaikan dengan determinan (faktor yang mempengaruhi perilaku itu sendiri). Menurut Lawrence Green (1980), perilaku ini dipengaruhi ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu:a. Pendidikan kesehatan dalam faktor predisposisiFaktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat, adalah pengetahuan dan sikap seseorang atau masyarakat tersebut terhadap apa yang akan dilakukan. Dalam hal ini pendidikan kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran, memberikan, atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Bentuk pendidikan ini antara lain: penyuluhan kesehatan, pameran kesehatan, iklan-iklan layanan kesehatan, spanduk, billboard, dan sebagainya.b. Pendidikan kesehatan dalam faktor enablingFaktor pendukung perilaku adalah fasilitas, sarana, dan prasarana yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Misal, untuk terjadinya perilaku ibu periksa gigi, maka diperlukan dokter gigi, fasilitas periksa gigi seperti puskesmas, rumah sakit, klinik. Hal ini bukan berarti memberikan sarana dan prasarana kesehatan dengan cuma-cuma, tapi memberikan kemampuan dengan cara bantuan teknik (pelatihan dan bimbingan), memberikan arahan, dan cara mencari dana untuk pengadaan sarana dan prasarana. Prinsipnya seperti give a man to a fish, but not give a man a fishc. Pendidikan kesehatan dalam faktor reinforcingPengetahuan, sikap, dan fasilitas yang tersedia kadang-kadang belum menjamin terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Karena hal ini menyangkut sikap dan perilaku tokoh masyarakat dan tokoh agama, serta petugas termasuk petugas kesehatan, maka pendidikan kesehatan yang paling tepat adalah dalam bentuk pelatihan bagi mereka.