11. Anestesi Untuk Tindakan Rawat Jalan

12
Anestesi untuk Anestesi untuk tindakan rawat jalan tindakan rawat jalan

Transcript of 11. Anestesi Untuk Tindakan Rawat Jalan

  • Anestesi untuk tindakan rawat jalan

  • KeuntunganBiaya jauh lebih murah daripada rawat inapBerkurangnya resiko infeksi nosokomialPada anak-anak juga menurunkan gangguan emosional yang disebabkan oleh hospitalisasi

  • Operasi ringan/kecil < 60 menitPediatri : Circumcisi, irigasi ductus naso lacrimalis, polip recti, kista dermoidGynecology : dilatasi dan kuretage, abortus, cauter cervix, kista BartholiniOrthopaedi : reposisi, eksisi ganglion, decompresi carpal tunnel, trigger finger, angkat pen/plateBedah umum : eksisi lipoma/naevus, FAM, eksisi tumor kelenjar keringat

  • Pemilihan pasien Pasien termasuk dalam Status Fisik ASA 1 2 Telah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, serta mendapat penerangn sejelasnya tentang apa yang akan dilakukan oleh dokter, baik segi pembedahan maupun anestesinya Pasien yang mau dan mampu mengikuti petunjuk-petunjuk yang diterima, baik lisan maupun tertulis Pasien harus mempunyai motivasi untuk pulang pada hari yang sama Pasien harus mempunyai pengantar yang dapat dipertanggung jawabkan Pasien harus datang dengan membawa petunjuk tertulis yang berisi pesanan pra anestesi yang telah didapat sebelumnya

  • Pesanan pada pasien Malam sebelum hari operasi, masih boleh intake pe oral terakhir jam 22.00 untuk orang dewasa, sedangkan untuk anak-anak dipuasakan, dengan minum air terakhir 6 jam sebelum perkiraan tindakan anestesi, sedangkan untuk makan terakhir sebaiknya 8 jam sebelumnya. Untuk anak dibawah 2 th, puasa minum air 4 jam dan puasa minum susu 6 jam.Pasien harus datang pada pagi hari yang ditentukan, dengan pengantar seperti yang telah disebutkan diatas.

  • Anestesi Dipilih obat anestesi yang tidak menyebabkan pasien bangun terlalu lama. Contoh : halothane, enflurane, isoflurane, sevoflurane atau propofol.Obat induksi dengan pentothal atau propofol dengan dosis secukupnya (dosis minimal yang masih efektif).Sedapat mungkin tidak menggunakan tehnik intubasi endotrakheal, karena ada kemungkinan penyulit edema larynx pasca anestesi.Monitoring : selama anestesi monitoring sama seperti pasien rawat inap.Analgetik : mengingat bahwa pada tindakan anestesi rawat jalan ini dilakukan tanpa premedikasi dan digunakan obat anestesi yang kurang kuat daya analgesinya, maka perlu diberikan tambahan analgetika selama anestesi, misalnya morphine atau pethidin diberikan iv dengan dosis 1/3 dari dosis im. Pemberian harus dengan memperhitungkan waktu untuk mencapai efek, sehingga pada waktu pembedahan dimulai pasien tidak mengalami raasa sakit. Apabila tidak ada kontra indikasi, maka morphine lebih merupakan pilihan dibanding dengan pethidin, karena efek mual dan muntah lebih sedikit dan efek analgesi lebih lama.

  • Kriteria pemulangan Kriteria klinis Steward Scoring System Robertson Scoring System Aldrete Scoring System

  • Kriteria klinis Apabila pasien sudah sadar dan mengenal lingkungan, dicoba untuk setengah duduk (kepala diganjal dengan beberapa bantal). Bila pasien merasa pusing, ditidurkan kembali. Prosedur ini dapat diulangi, bila pasien sudah merasa enak kembali.Bila selama 15 menit pasien tidak mengeluh apa-apa, dapat dicoba untuk duduk. Bila ada keluhan (pusing, mual atau muntah) dikembalikan keposisi semula, atau kalau perlu posisi tidur lagi. Kemudian prosedur dapat diulangi lagi.Bila setelah 15 menit dalam posisi duduk tidak ada keluhan, dicoba untuk duduk dengan kaki menjuntai. Ini dilakukan pula selama 15 menit. Sementara itu pasien dicoba untuk minum air putih.Bila pasien dapat tahan dalam posisi ini, maka dicoba untuk turun dari tempat tidur, dan diminta untuk memakai pakainnya sendiri. Maka pasien siap untuk dipulangkan. Dapat pula ditambahkan sebagai kriteria pemulangan :Pasien diminta berjalan mengikuti garis lurus.Test Romberg dengan mata terbuka

  • Steward Scoring System

  • Robertson Scoring System

  • Aldrete Scoring System

  • Penundaan pemulanganApabila terjadi penyulit dari segi operasinya (perdarahan, operasi berkepanjangan)Apabila terjadi penyulit dari segi anestesinyaMual dan muntah yang berkepanjanganPusing yang berkepanjanganAdanya penyulit selama anestesinya (hipotensi yang berat)Terjadinya edema larynx pasca intubasi (karena anestesinya terpaksa harus dilakukan dengan tehnik intubasi endotrakhel)