108525345-Makalah-KD-8-Nutrisi-II-456

25
Peran Sistem Tubuh dalam Pengaturan Nutrisi a. Peran sistem saraf dalam pengaturan nutrisi tubuh: Di dalam sistem saraf, terdapat bagian yang disebut medulla oblongata. Medulla oblongata merupakan lanjutan otak yang menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang. Medulla oblongata berfungsi mengatur denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, bersin, bersendawa, batuk, muntah dan pusat pernapasan. Selain itu, sistem saraf juga merupakan pengontrolan utama ketika ada rangsang. b. Peran sistem endokrin dalam pengaturan nutrisi tubuh: Pada intinya, terdapat dua bagian pada sistem endokrin yang sangat berpengaruh pada sistem pencernaan, yakni hipotalamus. Pada hipotalamus, diatur rasa lapar dan kenyang. Rasa lapar dan kenyang inilah yang nantinya berhubungan dengan pengaturan nutrisi di dalam tubuh. c. Peran sistem muskuloskeletal dalam pengaturan nutrisi tubuh: Terdapat bagian pada sistem musculoskeletal yang membantu pengaturan nutrisi tubuh, yakni otot polos. Otot polos adalah otot yang ditemukan pada dinding organ pencernaan, seperti lambung dan usus. Sifat kerja otot polos yang involunter (tidak sadar) juga membantu tubuh pada saat pencernaan makanan. d. Peran sistem kardiovaskular dalam pengaturan nutrisi tubuh: Sistem kardiovaskuler sangat berperan dalam pengaturan nutrisi tubuh. Fungsi utama sitem kardiovaskuler adalah

description

Nutrisi

Transcript of 108525345-Makalah-KD-8-Nutrisi-II-456

Peran Sistem Tubuh dalam Pengaturan Nutrisi

a. Peran sistem saraf dalam pengaturan nutrisi tubuh:

Di dalam sistem saraf, terdapat bagian yang disebut medulla oblongata. Medulla oblongata merupakan lanjutan otak yang menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang. Medulla oblongata berfungsi mengatur denyut jantung, pelebaran danpenyempitan pembuluh darah, gerak menelan, bersin, bersendawa, batuk, muntah danpusat pernapasan. Selain itu, sistem saraf juga merupakan pengontrolan utama ketika ada rangsang.b. Peran sistem endokrin dalam pengaturan nutrisi tubuh:

Pada intinya, terdapat dua bagian pada sistem endokrin yang sangat berpengaruh pada sistem pencernaan, yakni hipotalamus. Pada hipotalamus, diatur rasa lapar dan kenyang. Rasa lapar dan kenyang inilah yang nantinya berhubungan dengan pengaturan nutrisi di dalam tubuh.

c. Peran sistem muskuloskeletal dalam pengaturan nutrisi tubuh:

Terdapat bagian pada sistem musculoskeletal yang membantu pengaturan nutrisi tubuh, yakni otot polos. Otot polos adalah otot yang ditemukan pada dinding organ pencernaan, seperti lambung dan usus. Sifat kerja otot polos yang involunter (tidak sadar) juga membantu tubuh pada saat pencernaan makanan.d. Peran sistem kardiovaskular dalam pengaturan nutrisi tubuh:

Sistem kardiovaskuler sangat berperan dalam pengaturan nutrisi tubuh. Fungsi utama sitem kardiovaskuler adalah memenuhi kebutuhan system kapiler dan mikrosirkulasi. Komponen darah akan membawa oksigen,glukosa,asam amino,asam lemak,hormon,dan elektrolit ke sel dan kemudian mengangkut karbondioksida,urea,asam laktat,dan sisa metabolisme lainnya dari sel tersebut.

Nutrien adalah subtansi dalam makanan yang dipakai tubuh untuk bertumbuh,bertahan dan memperbaiki diri.

e. Peran sistem perkemihan dalam pengaturan nutrisi tubuh:

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan dalam bentuk urin.

Pada proses pembentukan urin terdapat beberapa proses yang berperan dalam pengaturan nutrisi di dalam tubuh, yakni proses filtrasi dan reabsorpsi. Pada proses liltrasi terjadi penyerapan darah dimana yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring tersebut ditampung oleh capsula bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dan kemudian diteruskan ke tubulus ginjal. Selain itu, pengaturan nutrisi tubuh juga terjadi pada proses reabsorbsi. Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif di tubulus proximal. Kemudian pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan ini terjadi secara aktif dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.

Gambaran Hubungan Berbagai Sitem Tubuh dengan Pengaturan Nutrisi

a. Proses Metabolisme Karbohidrat, Protein, dan Lemak

Pengaruh Insulin dan Glukagon dalam Peningkatan dan Penurun Glukosa Darah

b. Gambaran Organ-organ yang Berperan dalam Metabolisme Tubuh

Berbagai Gangguan/Penyakit yang Mempengaruhi Pemenuhan Nutrisi Tubuh

a. Diabetes Melitus

Penyebab : Diabetes mellitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relative atau reseptor insulin tidak berfungsi baik.. Umumnya diabetes melittus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar dari sel-sel betha dari pulau-pulau Langerhans pada pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin, akibatnya terjadi kekurangan insulin. Disamping itu diabetes melittus juga dapat terjadi karena gangguan terhadap fungsi insulin dalam memasukan glukosa kedalam sel. Diabetes yang timbul akibat kekurangan insulin disebut DM tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Sedang diabetes karena insulin tidak berfungsi dengan baik disebut DM tipe 2 atau Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Tidak keluarnya insulin dari kelenjar pankreas penderita DM tipe 1 bisa disebabkan oleh reaksi autoimun berupa serangan antibodi terhadap sel beta pankreas. Pada penderita DM tipe 2, insulin yang ada tidak bekerja dengan baik karena reseptor insulin pada sel berkurang atau berubah struktur sehingga hanya sedikit glukosa yang berhasil masuk sel.

Masalah nutrisi : Terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah Jenis dan Prinsip Diet : Diet DM/Diet seimbang

Menurut PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) standar yang dianjurkan adalah hidangan dengan komposisi yang seimbang pada persentase karbohidrat, protein, dan lemak, yaitu karbohidrat 60-70%, protein 10-15%, dan lemak 20-25%. Jumlah kalori disesuaikan menurut pertumbuhan dan kegiatan jasmani untuk mempertahankan berat badan yang dikehendaki. Jumlah kandungan kolestrol Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.

Masalah Nutrisi : terdapat gangguan pemenuhan nutrisi sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darahJenis dan Prinsip Diet: Diet Rendah Garam (DRG)Jenis Diet Rendah Garam (DRG) bertujuan dalam membantu menghilangkan retensi garam/air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada hipertensi.

Prinsip diet yang berhubungan dengan pencegahan hipertensi mencakup upaya mempertahankan berat badan yang ideal/normal menurut tinggi badan, rasio pinggang-panggul (pi-pa)< 1,0 untuk laki-laki, < 0,8 untuk wanita, asupan kalsium per hari menurut RDA : 800 mg/hari untuk laki-laki dan 1000 mg/hari untuk wanita (lihat catatan 1 di bawah), asupan kalium yang memadai, pengurangan konsumsi natrium, dan olahraga aerobik secara teratur.

e. Gagal GinjalPenyebabgagal ginjal akutdapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:

Penyebab prerenal, yakni berkurangnya aliran darah ke ginjal.Hal ini dapat disebabkan oleh:

hipovolemia(volume darah yang kurang), misalnya karena perdarahan yang hebat.

Dehidrasi karena kehilangan cairan, misalnya karena muntah-muntah, diare, berkeringat banyak dan demam.

Dehidrasi karena kurangnya asupan cairan.

Obat-obatan, misalnya obat diuretic yang menyebabkan pengeluaran cairan berlebihan berupa urin.

Gangguan aliran darah ke ginjal yang disebabkan sumbatan pada pembuluh darah ginjal.

Penyebab renal di mana kerusakan terjadi pada ginjal. Sepsis: Sistem imun tubuh berlebihan karena terjadi infeksi sehingga menyebabkan peradangan dan merusak ginjal.

Obat-obatan yang toksik terhadap ginjal.

Rhabdomyolysis: terjadinya kerusakan otot sehingga menyebabkan serat otot yang rusak menyumbat sistem filtrasi ginjal. Hal ini bisa terjadi karena trauma atau luka bakar yang hebat.

Multiple myeloma.

Peradangan akut padaglomerulus, penyakit lupuseritematosus sistemik,Wegener's granulomatosis, danGoodpasture syndrome.

Penyebab postrenal, di mana aliran urin dari ginjal terganggu. Sumbatan saluran kemih (ureter atau kandung kencing) menyebabkan aliran urin berbalik arah ke ginjal. Jika tekanan semakin tinggi maka dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan ginjal menjadi tidak berfungsi lagi.

Pembesaran prostat atau kanker prostat dapat menghambat uretra (bagian dari saluran kemih) dan menghambat pengosongan kandung kencing.

Tumor di perut yang menekan serta menyumbat ureter.

Batu ginjal.

Sedangkan penyebabgagal ginjal kronikantara lain:

Diabetes mellitustipe 1 dan tipe 2 yang tidak terkontrol dan menyebabkannefropati diabetikum.

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.

Peradangan dan kerusakan padaglomerulus(glomerulonefritis), misalnya karena penyakit lupus atau pasca infeksi.

Penyakit ginjalpolikistik, kelainan bawaan di mana kedua ginjal memiliki kista multipel.

Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka lama atau penggunaan obat yang bersifat toksik terhadap ginjal.

Pembuluh darah arteri yang tersumbat dan mengeras (atherosklerosis) menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang, sehingga sel-sel ginjal menjadi rusak (iskemia).

Sumbatan aliran urin karena batu, prostat yang membesar, keganasan prostat.

Infeksi HIV, penggunaan heroin,amyloidosis, infeksi ginjal kronis, dan berbagai macam keganasan pada ginjal.

Masalah Nutrisi

Saat organ ginjal terganggu, ia tak lagi menjalani fungsinya dengan baik. Penyakit ginjal menyebabkan terjadinya gangguan pembuangan kelebihan zat gizi yang diperoleh dari makanan. Jumlah air seniyang dikeluarkan sedikit sehingga sampah yang seharusnya dibuang, akhirnya menumpuk dalam darah, terutama urea (yang berasal dari pemecahan protein tubuh). Kadar ureum darah (BUN) dan kreatinin meningkat, dan biasanya penderita akan mengalami kelelahan, hilang nafsu makan, mual dan muntah. Jenis dan Prinsip Diet

- Gagal Ginjal AkutJenis Diet : Diet rendah Protein (DRP)Diet Rendah Garam (DRG)Tujuan Diet1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan faal ginjal

2. Menurunkan kadar ureum dan kreatinin darah

3. Mencegah atau mengurangi retensi garam atau air di dalam tubuh

Prinsip Diet Asupan kalori diajurkan sebesar 30-40 kal/kgBB/hari

Pembatasan protein bisa sampai 0,5-0,6 gm/kgBB/hari. Dan pembatasan cairan kurang lebih 400ml/hari.

Asupan kalium harus dibatasi hingga < 3000 mg/hari (lihat tabel 2.15); jika diberikan preparat diuretik, kadar kalium dapat tetap normal. Pembatasan kalium mungkin diperlukan tetapi dengan terapi diuretik yang agresif, kadar kalium dapat dikendalikan tanpa pembatasan dalam makanan.

Asupan garam harus dibatasi hingga 2-3 g/hari.

Pada pasien-pasien gagal ginjal kronis, fokus terapi gizi adalah untuk menghindari asupan elektrolit yang berlebihan dari makanan karena kadar elektrolit bisa meninggi akibat klirens renal yang menurun f. Gagal Jantung Kongestif Penyebab : Gagal jantung kongestif (dekompensasi jantung), merupakan sindrom yang dicirikan oleh ketidakmampuan jantung dalam mempertahankan aliran darah yang memadai didalam sirkulasi, sehingga terjadi penurunan aliran darah keginjal, retensi cairan dan natrium yang berlebihan , edama perifer dan paru dan kahirnya jantung yang keletihan serta membengkak. Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir atau menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal meliputi : regurgitasi aorta dan cacat septum ventrikel. Dan beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta dan hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada imfark miokardium dan kardiomiopati.Masalah nutrisi : adanya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit akibat penimbunan garam/airJenis Diet : Diet Jantung (DJ) yang bertujuan yaitu memberikan makanan yang secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung, menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk, mencegah/menghilangkan penimbunan garam/air. Prinsip Diet yakni terapi gizi bagi pasien-pasien gagal jantung kongestif (dekompensasi jantung) harus berfokus pada keseimbangan status cairan :Monitor status kalium jika pasien mendapatkan energi diuretik; jika perlu, kalium dapat diberikan dalam bentuk makanan yang banyak mengandung kalium seperti air kacang hijau atau suplemen kalium.Batasi asupan garam hingga 2-3g garam perhari (konsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan retensi cairan sehingga menambah berat gejala edema yang biasa terjadi pada dekompensasi jantung). Penyesuaian pembatasan cairan dilakukan menurut :Respon pasien terhadap pengobatan Kepatuhan terhadap pembatasan natrium Intensitas/progresivitas penyakit, Batasi asupan cairan hingga 20-25 ml/kgBB/harig. Penyakit Hati (Sirosis hati)Penyebab : Sirosis adalah suatu kondisi di mana jaringan hati yang normal digantikan oleh jaringan parut (fibrosis) yang terbentuk melalui proses bertahap. Jaringan parut ini memengaruhi struktur normal dan regenerasi sel-sel hati. Sel-selhati menjadi rusak dan mati sehingga hati secara bertahap kehilangan fungsinya.Penyebab paling umum adalah kebiasaan meminum alkohol dan infeksi virus hepatitis C. Sel-selhati berfungsi mengurai alkohol, tetapi terlalu banyak alkohol dapat merusak sel-sel hati. Infeksi kronis virushepatitis C menyebabkan peradangan jangka panjang dalam hati yang dapat mengakibatkan sirosis. Sekitar 1 dari 5 penderita hepatitis C kronis mengembangkan sirosis. Tetapi hal ini biasanya terjadisetelah sekitar 20 tahun atau lebih dari infeksi awal. Penyebab umum sirosis lainnya meliputi: Infeksi kronis virus hepatitis B; kemudian pada hepatitis autoimun sehingga sistem kekebalan tubuh membuat antibodi terhadap sel-sel hati yang dapat menyebabkan kerusakan dan sirosis; penyakit yang menyebabkan penyumbatan saluran empedu sehingga tekanan darah terhambat dan merusak sel-sel hati. Sebagaicontoh, sirosis bilier primer,primary sclerosing, dan masalah bawaan pada saluran empedu; Non-alcohol steato-hepatitis (NASH). Ini adalah kondisi di mana lemak menumpuk di hati sehingga menciptakan jaringanparut dan sirosis; kelebihan berat badan (obesitas) meningkatkan risiko Anda mengembangkannon-alcohol steato-hepatitis, Reaksi parah terhadap obat tertentu; beberapa racun dan polusi lingkungan; infeksi tertentu yang disebabkan bakteri dan parasite; gagal jantung parah yang dapat menyebabkan tekanan balik darah dan kemacetan di hati; beberapa penyakit warisan langka yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel hati, seperti hemokromatosis (kondisiyang menyebabkan timbunan abnormal zat besi di hati dan bagian lain tubuh) dan penyakit Wilson (kondisi yang menyebabkanpenumpukan abnormal zat tembaga di hati dan bagian lain tubuh).Masalah nutrisi : Hati (liver) sebagaimana diketahui adalah organ di bagian kanan atas perut yang memiliki banyak fungsi, di antaranya menyimpan glikogen (bahan bakar untuk tubuh) yang terbuat dari gula. Bila diperlukan, glikogen dipecah menjadi glukosayang dilepaskan ke dalam aliran darah; membantu proses pencernaan lemak dan protein; membuat protein yang penting bagi pembekuan darah; mengolah berbagai obat yang mungkin Anda minum; membantu membuang racun dari tubuh. Sehingga ketika terjadi sirosis hati atau penyakit pada hati menyebabkan metabolism makanan seperti karbohidrat, protein dan lemak menjadi terganggu . Jenis dan prinsip diet :Diet Hati (DH)Diet ini bertujuan mempertahankan atau memperbarui simpanan nutrien dalam tubuh, mencegah atau mengurangi komplikasi ensefalopati hepatic, meningkatkan regenerasi jaringan hati dengan memberikan kalori dan protein dalam jumlah memadai.Prinsip Diet yakni makan sedikitnya 3 kali sehari, peningkatan asupan kalori hingga 35-40 kal/kg dengan mengkonsumsi makanan padat kalori (apabila tidak ada riwayat penyakit gula/dislipidemia), pembatasan konsumsi daging hingga sepotong kecil (25 gram) per kali makan merupakan salah satu cara untuk mengurangi produksi amonia yang berasal dari protein hewani. Terutama untuk penderita ensefalopati hepatik diberikan pembatasan protein 0,6-0,7 gram/kg BB/hari, mengurangi konsumsi susu hingga maksimal gelas/hari. Penggunaan susu khusus (misalnya, Falkamin) dapat dianjurkan. Dengan demikian beban kerja hati akan dapat dikurangi dan kemungkinan perubahan asam amino aromatik menjadi senyawa yang toksik (misalnya, metionin menjadi merkaptan) pada gagal hati total dapat diperkecil, pemberian suplemen vitamin untuk memberikan 100-200% RDA, Pembatasan asupan lemak setiap hari yaitu