1070 Metoda Produksi
-
Upload
harinugroho -
Category
Documents
-
view
74 -
download
9
description
Transcript of 1070 Metoda Produksi
Metoda ProduksiMetoda Produksi
MODULE IIIMODULE III
METODA PRODUKSIMETODA PRODUKSI
1.1. Aliran Fluida di Media Aliran Fluida di Media Berpori.Berpori.
2.2. Aliran Fluida Di Media Pipa.Aliran Fluida Di Media Pipa.
3.3. Metode Produksi Metode Produksi �� Sembur Alam Sembur Alam
�� Perencanaan Ukuran TubingPerencanaan Ukuran Tubing
�� Perencanaan PerforasiPerencanaan Perforasi
�� Perencanaan Interval Perencanaan Interval Perforasi.Perforasi.
�� Artificial LiftArtificial Lift
4.4. Optimasi ProduksiOptimasi Produksi
Sistim ProduksiSistim Produksi
�� Peralatan Bawah permukaanPeralatan Bawah permukaan
�� Kepala Sumur Kepala Sumur
�� Pipa SalurPipa Salur
�� Peralatan Penampungan dan Peralatan Penampungan dan
PemrosesanPemrosesan
–– ManifoldManifold
–– Separator dan Peralatan Proses LainSeparator dan Peralatan Proses Lain
–– Peralatan PengukuranPeralatan Pengukuran
–– Tempat PengumpulanTempat Pengumpulan
Komponen Sistem ProduksiKomponen Sistem Produksi
Keterangan :
1. Formasi Produktif
2. Dasar Sumur /Perforasi
3. Packer
4. Production Casing
5. Safety Valve
6. Tubing
7. Anulus Valve
8. Master Valve
9. Wing Valve
10. Swab Valve
11. Choke
12. Pipa Salur
13. Pengukur Tekanan
14. Separator
12
3
4
5
6
78
9
10
11 1213 14
Aliran Fluida dalam Media BerporiAliran Fluida dalam Media Berpori
�� Untuk aliran radial satu phasa, homogen , Untuk aliran radial satu phasa, homogen ,
Isotropic ,steady state persamaan Darcy Isotropic ,steady state persamaan Darcy
menggambarkan aliran dari formasi menggambarkan aliran dari formasi
produktif menuju dasar sumur menjadi produktif menuju dasar sumur menjadi
( )
−=
w
eoo
wfro
rr
lnBµ
PP0.00708khq
Aliran dalam media berpori Aliran dalam media berpori
dipengaruhi :dipengaruhi :
�� Sifat fisik dari batuan formasiSifat fisik dari batuan formasi
�� Sifat fisik dari fluida yang mengalirSifat fisik dari fluida yang mengalir
�� Geometri dari sumur dan daerah Geometri dari sumur dan daerah
pengurasannyapengurasannya
�� Perbedaan tekanan antara formasi Perbedaan tekanan antara formasi
produktif dengan lubang sumur pada produktif dengan lubang sumur pada
saat terjadi aliransaat terjadi aliran
Produktivity IndexProduktivity Index (PI)(PI)
�� Kemampuan suatu akumulasi Kemampuan suatu akumulasi
hidrokarbon dalam batuan hidrokarbon dalam batuan porusporus untuk untuk
memproduksikan fluida yang memproduksikan fluida yang
dikandungnya tergantung dari dikandungnya tergantung dari
produktivitas reservoir. produktivitas reservoir. Ukuran Ukuran
keproduktifan reservoir ini dikenal keproduktifan reservoir ini dikenal
dengan dengan Productivity IndexProductivity Index (PI).(PI).
�� qq == gross liquidgross liquid rate, STB/harirate, STB/hari
�� PsPs == tekanan static reservoir, psitekanan static reservoir, psi
�� PwfPwf == tekanan alir dasar sumur, psitekanan alir dasar sumur, psi
�� PsPs--PwfPwf == drawdraw--down pressuredown pressure, psi, psi
)( wfs PP
qJPI
−== STB/hari/psi
Batasan PIBatasan PI
Kermitz E. Brown (1967)Kermitz E. Brown (1967) telah mencoba telah mencoba memberikan batasan terhadap besarnya memberikan batasan terhadap besarnya produktivitas sumur, yaitu : produktivitas sumur, yaitu :
•• PI rendah jika kurang dari 0.5PI rendah jika kurang dari 0.5
•• PI sedang jika antara 0.5 sampai 1.5PI sedang jika antara 0.5 sampai 1.5
•• PI tinggi jika lebih dari 1.5PI tinggi jika lebih dari 1.5
Inflow Performance RelantionshipInflow Performance Relantionship (IPR)(IPR)
�� Untuk lebih memahami konsep Untuk lebih memahami konsep Produktivity Index,Produktivity Index, maka harga PI maka harga PI dianggap konstans, tidak tergantung dianggap konstans, tidak tergantung pada rate produksi sesaatpada rate produksi sesaat
PI
qPP swf −=
Satu FasaSatu Fasa
Kurva IPR di Atas dan di Bawah Bubble Point Pressure
Dua FasaDua Fasa
Persamaan VOGELPersamaan VOGEL
Persamaan diatas hanya dapat digunakan Persamaan diatas hanya dapat digunakan bila bila Pwf lebih kecil dari PbPwf lebih kecil dari Pb (tekanan (tekanan gelembung). Sedangkan bila gelembung). Sedangkan bila Ps di atas Pb Ps di atas Pb maka sebagaian dari kurva IPR merupakan maka sebagaian dari kurva IPR merupakan garis linier dan selanjutnya melengkunggaris linier dan selanjutnya melengkung
( )
2
s
wf
s
wf
maxO
O
P
P0.8
P
P0.21.0
q
q
−
−=
FAKTOR YANG FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN MEMPENGARUHI PEMILIHAN
METODE PRODUKSI METODE PRODUKSI
1. Inflow Performance
Inflow PerformanceInflow Performance merupakan ulah kerja sumur merupakan ulah kerja sumur
yang tergantung aliran dari reservoir menuju ke yang tergantung aliran dari reservoir menuju ke
lubang sumur. lubang sumur.
Dikontrol oleh karakteristik reservoir seperti Dikontrol oleh karakteristik reservoir seperti
tekanan reservoir, produktivitas dan karakteristik tekanan reservoir, produktivitas dan karakteristik
fluida.fluida.
Contoh :Contoh :
ContinuousContinuous gas liftgas lift untuk sumur yang mempunyai untuk sumur yang mempunyai
PI tinggi (> 0.5 B/D/psi) PI tinggi (> 0.5 B/D/psi)
Intermittent gas liftIntermittent gas lift digunakan pada sumur yang digunakan pada sumur yang
mempunyai PI rendah (< 0.5 B/D/psi) rendahmempunyai PI rendah (< 0.5 B/D/psi) rendah
2. Laju Produksi2. Laju Produksi
��Laju produksi > 2000 B/D, metode Laju produksi > 2000 B/D, metode artificial artificial
liftlift yang cocok digunakan adalah yang cocok digunakan adalah ESPESP
��Laju produksi antara 2000 Laju produksi antara 2000 –– 10000 B/D 10000 B/D
dapat menggunakan semua metode dapat menggunakan semua metode artificial artificial
liftlift kecualikecuali Rod PumpRod Pump
��Laju produksi antara 100 Laju produksi antara 100 –– 1000 B/D dapat 1000 B/D dapat
menggunakan semua metode menggunakan semua metode artificicl liftartificicl lift
��Laju produksi < 100 B/D, yang digunakan Laju produksi < 100 B/D, yang digunakan
adalah semua metode adalah semua metode artificial liftartificial lift, , kecualikecuali
ESPESP
3. Water Cut3. Water Cut
Water cutWater cut secara langsung mempengaruhi secara langsung mempengaruhi laju produksi total. laju produksi total. Water cutWater cut yang tinggi yang tinggi mempengaruhi mempengaruhi inflow performaceinflow performace yang yang sesungguhnya. sesungguhnya. Air juga menghasilkan penambahan Air juga menghasilkan penambahan kehilangan tekanan di dalam tubing, kehilangan tekanan di dalam tubing, akibatnya densitasnya yang lebih besar dari akibatnya densitasnya yang lebih besar dari minyak sehingga akan membutuhkan tekanan minyak sehingga akan membutuhkan tekanan yang lebih besar untuk mengangkatnya yang lebih besar untuk mengangkatnya kepermukaan. kepermukaan. Menurut Kermit. E Brown yang paling cocok Menurut Kermit. E Brown yang paling cocok dengan kondisi seperti ini adalah dengan kondisi seperti ini adalah pengangkatan dengan menggunakan pengangkatan dengan menggunakan ESPESP
4. Gas Liquid Ratio4. Gas Liquid Ratio (GLR)(GLR)
Semua metode pengangkatan mengalami penurunan effesiensi Semua metode pengangkatan mengalami penurunan effesiensi dengan bertambahnya GLR, sampai dengan 2000 scf/bbl dengan bertambahnya GLR, sampai dengan 2000 scf/bbl dapat ditangani oleh semua metode pengangkatan. dapat ditangani oleh semua metode pengangkatan.
Sucker rod memiliki effesiensi kiraSucker rod memiliki effesiensi kira--kira 40% bila GLR di kira 40% bila GLR di atas 2000 scf/bbl. Pada 2000 atas 2000 scf/bbl. Pada 2000 –– 5000 scf/bbl5000 scf/bbl
Intermittent flow gas liftIntermittent flow gas lift lebih effesien digunakan karena lebih effesien digunakan karena gas keluar sejalan dengan perputaran gas (injeksi gas).gas keluar sejalan dengan perputaran gas (injeksi gas).
Continuous flow gas lift Continuous flow gas lift penambahan gas akan menurunkan penambahan gas akan menurunkan tekanan alir dasar sumur (Pwf) sehingga menghasilkan tekanan alir dasar sumur (Pwf) sehingga menghasilkan effesiensi pengangkatan yang kecil, karena banyaknya gas effesiensi pengangkatan yang kecil, karena banyaknya gas dalam kolom akan dapat mengakibatkan adanya back pressure dalam kolom akan dapat mengakibatkan adanya back pressure karena besarnya Pwf tidak dapat mengatasi kehilanggan karena besarnya Pwf tidak dapat mengatasi kehilanggan tekanan. Bagaimanapun GLR yang tinggi akan menjadi problem tekanan. Bagaimanapun GLR yang tinggi akan menjadi problem bagi metode pengangkatan buatanbagi metode pengangkatan buatan
5. Kedalaman Lubang Bor5. Kedalaman Lubang Bor
–– Bila kedalaman Bila kedalaman sumur > 12000 ftsumur > 12000 ft, maka , maka
metode metode artificial liftartificial lift yang dapat digunakan yang dapat digunakan
hanya hanya Hydraulic PumpHydraulic Pump
–– Bila kedalamannya Bila kedalamannya 10000 10000 –– 12000 ft12000 ft, maka , maka
yang digunakan adalah yang digunakan adalah semua metode semua metode
artificial liftartificial lift, , kecuali kecuali ESPESP karena adanya karena adanya
batasan temperaturebatasan temperature
–– Bila kedalamannya < 8000 ft, maka semua Bila kedalamannya < 8000 ft, maka semua
metode metode artificial liftartificial lift dapat digunakandapat digunakan
6. Ukuran Casing dan Tubing6. Ukuran Casing dan Tubing
��Ukuran casing disini akan membatasi ukuran Ukuran casing disini akan membatasi ukuran peralatanperalatan metode metode artificial lift artificial lift
��Pada metode gas lift dengan menggunakan Pada metode gas lift dengan menggunakan continuous flowcontinuous flow, tubing 2 in dapat digunakan , tubing 2 in dapat digunakan untuk laju produksi < 1000 B/D, untuk laju produksi < 1000 B/D,
��untuk laju produksi > 5000 B/D untuk laju produksi > 5000 B/D menggunakan casing > 7 in dan tubing > 3,5 menggunakan casing > 7 in dan tubing > 3,5 in. in.
��Pada dasarnya semakin kecil ukuran casing Pada dasarnya semakin kecil ukuran casing semakin kecil pula laju produksi yang semakin kecil pula laju produksi yang dihasilkan. Pipa yang berukuran terlalu kecil dihasilkan. Pipa yang berukuran terlalu kecil akan mengakibatkan akan mengakibatkan friction lossfriction loss yang besar yang besar dan mengakibatkan pengurangan effesiensi dan mengakibatkan pengurangan effesiensi volumetric dari volumetric dari gas liftgas lift dan dan ESPESP
7. Tipe Komplesi7. Tipe Komplesi
Desain Desain artificial liftartificial lift juga tergantung tipe komplesi, apakah juga tergantung tipe komplesi, apakah dengan dengan open holeopen hole atau menggunakan interval perforasi. atau menggunakan interval perforasi. Pertimbangan utama adalah Pertimbangan utama adalah inflow performace. inflow performace.
Pada Pada open holeopen hole, , cavingcaving dan problem pasir dapat mengurangi dan problem pasir dapat mengurangi inflow performance.inflow performance. Pada interval perforasi, penyumbatan Pada interval perforasi, penyumbatan lubang perforasi menurunkan lubang perforasi menurunkan inflow performanceinflow performance.. ..
Sebagai contoh apakah tersedia gas atau tidak apabila nantinya Sebagai contoh apakah tersedia gas atau tidak apabila nantinya metode metode artificial liftartificial lift yang akan dipasang adalah yang akan dipasang adalah gas liftgas lift, bila , bila ada maka tubing dikomplesi dengan menambah ada maka tubing dikomplesi dengan menambah side pocket side pocket mandrelmandrel sebagai tempat sebagai tempat valve gas liftvalve gas lift. . Bila tidak ada gas, bisa Bila tidak ada gas, bisa juga menggunakan compressor, tetapi harga sebuah juga menggunakan compressor, tetapi harga sebuah compressor sangat mahal sehingga perlu diperhitungkan secara compressor sangat mahal sehingga perlu diperhitungkan secara matang pemilihan metode matang pemilihan metode artificial liartificial lift yang akan digunakanft yang akan digunakan
8. Temperatur8. Temperatur
�� Sucker Rod PumpSucker Rod Pump sangat bagus pada sangat bagus pada temperature 550 temperature 550 00FF
�� ESPESP terbatas pada temperature < 250 terbatas pada temperature < 250 00F F untuk standart dan < 350 untuk standart dan < 350 00F untuk F untuk ESP ESP dengan special motor dan kabeldengan special motor dan kabel
�� Hydraulic PumpHydraulic Pump dapat beroperasi pada dapat beroperasi pada temperature 300 temperature 300 00F untuk standart material F untuk standart material dan 500 dan 500 00F untuk special materialF untuk special material
�� Maksimum temperature untuk Maksimum temperature untuk gas liftgas lift adalah adalah 350 350 00FF
9. Mekanisme Pendorong9. Mekanisme Pendorong
Depletion Drive => Gas LiftDepletion Drive => Gas Lift
Water Drive => ESP, PCP, Sucker Rod, Water Drive => ESP, PCP, Sucker Rod,
Hidrolik pumpHidrolik pump
Gas Cap Drive => Gas LiftGas Cap Drive => Gas Lift
10. Problem Operasi produksi10. Problem Operasi produksi
�� PasirPasir
�� ParaffinParaffin
�� ScaleScale
�� KorosiKorosi
�� BHTBHT
�� IklimIklim
PasirPasir
�� Apabila digunakan metode pompa Apabila digunakan metode pompa
maka pasirmaka pasir--pasir ini akan pasir ini akan
mengakibatkan goresanmengakibatkan goresan--goresan yang goresan yang
tajam pada plunger pompa sehingga tajam pada plunger pompa sehingga
akan mengakibatkan kerusakan dan akan mengakibatkan kerusakan dan
effesiensi pompa menuruneffesiensi pompa menurun
ParafinParafin
�� Untuk minyak jenis Untuk minyak jenis paraffin paraffin dimana titik tuangnya dimana titik tuangnya adalah tinggi maka dengan adanya penurunan adalah tinggi maka dengan adanya penurunan temperature sepanjang aliran akan mengakibatkan temperature sepanjang aliran akan mengakibatkan minyak tersebut membeku, sehingga akan dapat minyak tersebut membeku, sehingga akan dapat menyumbat aliran minyak di dalam pipa. menyumbat aliran minyak di dalam pipa.
�� Jika penyumbatan terjadi di Jika penyumbatan terjadi di tubing string, wellheadtubing string, wellheadatau atau flowlineflowline akan menyebabkan backpressure akan menyebabkan backpressure sehingga akan mengurangi effesiensi, maka sehingga akan mengurangi effesiensi, maka pembersihan dan pencegahan sangat dibutuhkan.pembersihan dan pencegahan sangat dibutuhkan.
�� Sucker rod pumpingSucker rod pumping lebih menguntungkan daripada lebih menguntungkan daripada metode yang lain karena rods akan terusmetode yang lain karena rods akan terus--menerus menerus membersihkan membersihkan paraffin (scraping action).paraffin (scraping action). HighHigh--temperature fluidstemperature fluids dan dan inhibitorinhibitor dapat disirkulasikan dapat disirkulasikan pada pada hydraulic systemhydraulic system. . PlungerPlunger menjalankan secara menjalankan secara otomatis otomatis paraffin scarapersparaffin scarapers (pembersihan paraffin) (pembersihan paraffin)
JenisJenis--jenis Metoda jenis Metoda
Produksi (Lifting Method)Produksi (Lifting Method)
�� Sumur Sembur AlamSumur Sembur Alam
�� Gas LiftGas Lift
�� Electric Submersible Pump (ESP)Electric Submersible Pump (ESP)
�� Sucker Rod Pump, PCPSucker Rod Pump, PCP
Sembur AlamSembur Alam
�� Sumur berproduksi secara sembur alam , terjadi Sumur berproduksi secara sembur alam , terjadi jika tenaga alamiah dari reservoar masih mampu jika tenaga alamiah dari reservoar masih mampu untuk mengalirkan fluida dari formasi produktif ke untuk mengalirkan fluida dari formasi produktif ke dasar sumur dan mengangkat fluida dari dasar dasar sumur dan mengangkat fluida dari dasar sumur ke permukaan.sumur ke permukaan.
Untuk mempertahankan agar sumur berproduksi Untuk mempertahankan agar sumur berproduksi secara natural , maka diperlukan Tekanan di dasar secara natural , maka diperlukan Tekanan di dasar sumur (Pwf) cukup untuk :sumur (Pwf) cukup untuk :
oo Menopang aliran vertikal dari kolom fluida.Menopang aliran vertikal dari kolom fluida.
oo Mempertahankan tekanan kepala sumur Mempertahankan tekanan kepala sumur agar mampu mengalirkan sepannjang agar mampu mengalirkan sepannjang Cristmas tree sampai flow line dan surface Cristmas tree sampai flow line dan surface facility.facility.
�� Berdasarkan hal tersebut agar fluida Berdasarkan hal tersebut agar fluida
reservoar dapat mengalir ke reservoar dapat mengalir ke
permukaan, maka tekanan dasar permukaan, maka tekanan dasar
sumur (Pwf) harus lebih besar dari sumur (Pwf) harus lebih besar dari
kolom fluida vertikal ditambah kolom fluida vertikal ditambah
Tekanan kepala sumur.Tekanan kepala sumur.
Pwf > Pkolom + PwhPwf > Pkolom + Pwh
Faktor yang mempengaruhi kelakuan aliran fluida dari Faktor yang mempengaruhi kelakuan aliran fluida dari
reservoar dari formasi produktif masuk ke dasar reservoar dari formasi produktif masuk ke dasar
lubang sumur meliputi :lubang sumur meliputi :
1.1. Jumlah fasa yang mengalir.Jumlah fasa yang mengalir.
2.2. Sifat fisik fluida reservoar.Sifat fisik fluida reservoar.
3.3. Sifat fisik batuan reservoar.Sifat fisik batuan reservoar.
4.4. Konfigurasi disekitar lubang sumur , seperti halnya :Konfigurasi disekitar lubang sumur , seperti halnya :
�� Lubang PerforasiLubang Perforasi
�� Adanya Skin/kerusakan formasiAdanya Skin/kerusakan formasi
�� Gravel PackingGravel Packing
�� Rekahan hasil perekahan hidraulikRekahan hasil perekahan hidraulik
5.5. Kemiringan lubang sumurKemiringan lubang sumur
6.6. Bentuk daerah pengurasan.Bentuk daerah pengurasan.
Aliran Fluida di Media PipaAliran Fluida di Media Pipa
�� Kemampuan reservoir dapat diproduksikan ke Kemampuan reservoir dapat diproduksikan ke
permukaan tergantung tekanan sumur (Pwf). permukaan tergantung tekanan sumur (Pwf).
�� Besarnya Pwf tergantung pada tekanan dan Besarnya Pwf tergantung pada tekanan dan
konfigurasi sistem perpipaan, sehingga dapat konfigurasi sistem perpipaan, sehingga dapat
ditulis :ditulis :
�� Untuk mementukan kemampuan sistem secara Untuk mementukan kemampuan sistem secara
total perlu menghitung kehilangan tekanan total perlu menghitung kehilangan tekanan
masingmasing--masing komponenmasing komponen
rtstbchflsepwf PPPPPP ∆+∆+∆+∆+=
Vertical Multiphase FlowVertical Multiphase FlowInstructional ObjectivesInstructional Objectives
1.1. List the 3 components of pressure loss List the 3 components of pressure loss
for multiphase flow in vertical pipe.for multiphase flow in vertical pipe.
2.2. Define liquid holdup.Define liquid holdup.
3.3. Explain the shape of the tubing curve.Explain the shape of the tubing curve.
4.4. Select an appropriate correlation for an Select an appropriate correlation for an
oil or gas well.oil or gas well.
5.5. Define and calculate the critical rate to Define and calculate the critical rate to
remove liquids.remove liquids.
Vertical Multiphase FlowVertical Multiphase Flow
Pressure Loss in Inclined PipePressure Loss in Inclined Pipe
∆Z
∆P
θ
∆∆∆∆h
After Brown, Technology of Artificial Lift Methods, Vol 4, p. 71
Pressure Loss ComponentsPressure Loss Components
dZ
dv
g
v
dg
vf
g
g
dZ
dP m
c
mm
c
mmmm
ctot
ρρθρ ++=2
sin2
Elevation
Friction
Acceleration
Liquid HoldupLiquid Holdup
Vg
VL
gL
LL VV
VH
+≡
( ) gLLLm HH ρρρ −+= 1
Tubing CurveTubing Curve
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500
Production rate, STB/D
Flo
win
g bo
ttom
hole
pre
ssur
e, p
si
Tubing Curve
Gradient Tekanan Gradient Tekanan
�� Jika tekanan yang diakibatkan kolom fluida pada Jika tekanan yang diakibatkan kolom fluida pada
pipa vertikal (tubing) dibagi dalam beberapa pipa vertikal (tubing) dibagi dalam beberapa
segmen pada setiap feet, maka disebut gradien segmen pada setiap feet, maka disebut gradien
tekanan.tekanan.
�� Gradient tekanan secara umum disebabkan oleh Gradient tekanan secara umum disebabkan oleh
tiga komponen meliputi :tiga komponen meliputi :
�� Densitas Densitas
�� Friksi Friksi
�� Slippage.Slippage.
Kurva Gradient Tekanan Kurva Gradient Tekanan
FluidaFluida
Faktor faktor yang mempengaruhi Aliran Faktor faktor yang mempengaruhi Aliran
VertikalVertikal..
1.1. Efek Ukuran Efek Ukuran
TubingTubing
2. 2. Pengaruh Laju alir.Pengaruh Laju alir.
Gambar samping memperlihatkan pressure gradien pada ukuran tubing 2 inch untuk berbagai laju alir.
Berdasarkan gambar tersebut dapat disimpulkan makin besar laju alir maka makin besar harga tekanan alir dasar sumur.
3.Pengaruh Perubahan densitas.3.Pengaruh Perubahan densitas.
Perubahan densitas pada viskositas konstan, akan menyebabkan perubahan tekanan alir dasar sumur.
Makin besar harga API Gravity minyak makin kecil harga tekanan alir dasar sumur
4. Pengaruh Gas Liquid Ratio4. Pengaruh Gas Liquid Ratio
Kenaikan Gas liquid ratio akan menyebabkan penurunan tekanan alir di dasar sumur.
5. Pengaruh Laju Produksi Air5. Pengaruh Laju Produksi Air
Kenaikan laju produksi air akan menyebabkan kenaikan tekanan alir dasar sumur
Sehingga produksi air akan menyebabkan berkurangnya laju produksi fluida .
6. Pengaruh Viskositas.6. Pengaruh Viskositas.
Kenaikan viskositas pada kondisi sumur yang sama akan menaikan tekanan alir dasar sumur.
Penggunaan Kurva Pressure TravesePenggunaan Kurva Pressure Travese
Gas LiftGas Lift
�� Gas lift adalah suatu usaha pengangkatan fluida Gas lift adalah suatu usaha pengangkatan fluida
sumur dengan cara menginjeksikan gas bertekanan sumur dengan cara menginjeksikan gas bertekanan
tinggi (minimal 250 psi) sebagai media pengangkat tinggi (minimal 250 psi) sebagai media pengangkat
ke dalam kolom fluida melalui valveke dalam kolom fluida melalui valve--valve yang valve yang
dipasang pada tubing dengan kedalaman dan spasi dipasang pada tubing dengan kedalaman dan spasi
tertentu. tertentu.
�� SyaratSyarat--syarat suatu sumur yang harus dipenuhi syarat suatu sumur yang harus dipenuhi
agar dapat diterapkan metoda gas lift antara lain :agar dapat diterapkan metoda gas lift antara lain :
–– Tersedianya gas yang memadai untuk injeksi, baik dari Tersedianya gas yang memadai untuk injeksi, baik dari
reservoir itu sendiri maupun dari tempat lain.reservoir itu sendiri maupun dari tempat lain.
–– Fluid level masih tinggi.Fluid level masih tinggi.
. Perencanaan Gas Lift. Perencanaan Gas Lift
�� Continuous gas lift adalah suatu cara injeksi gas Continuous gas lift adalah suatu cara injeksi gas bertekanan tinggi secara terus menerus (kontinyu) bertekanan tinggi secara terus menerus (kontinyu) ke dalam annulus dan melalui valve (yang dipasang ke dalam annulus dan melalui valve (yang dipasang pada tubing) gas masuk ke dalam tubing, setelah pada tubing) gas masuk ke dalam tubing, setelah gas diinjeksikan gas diinjeksikan
�� Gas injeksi disini berfungsi untuk menambah gas Gas injeksi disini berfungsi untuk menambah gas yang berasal dari formasi, sehingga gradien kolom yang berasal dari formasi, sehingga gradien kolom cairan turun dan tekanan aliran di depan titik injeksi cairan turun dan tekanan aliran di depan titik injeksi turun (selisih tekanan aliran yang dicapai terhadap turun (selisih tekanan aliran yang dicapai terhadap BHP mengakibatkan adanya aliran fluida dari dasar BHP mengakibatkan adanya aliran fluida dari dasar sumur menuju permukaan). Didalam continuous sumur menuju permukaan). Didalam continuous gas lift, terjadi proses percampuran gas ke dalam gas lift, terjadi proses percampuran gas ke dalam kolom fluida sehingga terjadi penurunan tekanan kolom fluida sehingga terjadi penurunan tekanan pada titik injeksi.pada titik injeksi.
Gas LiftGas Lift�� Laju produksi yang Laju produksi yang
tinggitinggi
�� Produktivitas yang Produktivitas yang
tinggi tinggi
�� Kelarutan gas yang Kelarutan gas yang
tinggi tinggi
�� BHP yang agak tinggi BHP yang agak tinggi
Prinsip Kerja Gas LiftPrinsip Kerja Gas Lift
Gradient CurveGradient Curve
Prinsip Kerja Gas LiftPrinsip Kerja Gas Lift
Dasar Perecanaan Gas LiftDasar Perecanaan Gas Lift
�� Apabila dapat diperkirakan besarnya gradien tekanan aliran rataApabila dapat diperkirakan besarnya gradien tekanan aliran rata--rata rata di bawah dan di atas titik injeksi, maka Pwf dapat dihitung dengdi bawah dan di atas titik injeksi, maka Pwf dapat dihitung dengan an persamaan:persamaan:
Pwf = Pwh + Gfa (L) + Gfb (D Pwf = Pwh + Gfa (L) + Gfb (D -- L) L)
Keterangan:Keterangan:
Pwf Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psi= Tekanan alir dasar sumur, psi
Pwh Pwh = Tekanan kepala sumur, psi = Tekanan kepala sumur, psi
GfaGfa = Gradien aliran rata= Gradien aliran rata--rata di atas titik injeksi, psi/ftrata di atas titik injeksi, psi/ft
Gfb Gfb = Gradien aliran rata= Gradien aliran rata--rata di bawah titik injeksi, psi/ftrata di bawah titik injeksi, psi/ft
L L = Kedalaman titik injeksi, ft= Kedalaman titik injeksi, ft
D D = Kedalaman sumur total, ft = Kedalaman sumur total, ft
Perencanaan Gas LiftPerencanaan Gas Lift
�� Sumur yang berproduksi dengan cara continuous Sumur yang berproduksi dengan cara continuous gas lift, pola aliran pada injeksi gas menerus ini gas lift, pola aliran pada injeksi gas menerus ini sama dengan sumur yang berproduksi dengan cara sama dengan sumur yang berproduksi dengan cara sembur alam (sembur alam (Natural flowNatural flow). ).
�� Hanya saja pada continuous gas lift, dalam analisa Hanya saja pada continuous gas lift, dalam analisa vertical liftvertical lift--nya dibagi menjadi dua bagian, yaitunya dibagi menjadi dua bagian, yaitu–– untuk aliran di bawah titik injeksi dengan GLR (Gas Liquid untuk aliran di bawah titik injeksi dengan GLR (Gas Liquid
Ratio) formasiRatio) formasi
–– untuk aliran di atas titik injeksi dengan GLR total (GLR untuk aliran di atas titik injeksi dengan GLR total (GLR formasi + GLR injeksi).formasi + GLR injeksi).
Penentuan Titik InjeksiPenentuan Titik Injeksi
�� Pada dasarnya makin besar tekanan gas yang Pada dasarnya makin besar tekanan gas yang
diinjeksikan akan makin dalam pula letak titik diinjeksikan akan makin dalam pula letak titik
injeksinya, sehingga akan memperbesar draw down injeksinya, sehingga akan memperbesar draw down
tekanan produksi akan semakin besar. Tetapi tekanan produksi akan semakin besar. Tetapi
karena biasanya tekanan injeksi di permukaan karena biasanya tekanan injeksi di permukaan
terbatas atau dibatasi, maka dengan demikian terbatas atau dibatasi, maka dengan demikian
kedalaman titik injeksi juga terbatas. Kermit E. kedalaman titik injeksi juga terbatas. Kermit E.
Brown memberikan suatu persamaan:Brown memberikan suatu persamaan:
D =
15.0
PwhPsoD
−=
Penentuan Titik InjeksiPenentuan Titik Injeksi
Penentuan Jumlah Gas InjeksiPenentuan Jumlah Gas Injeksi
Penentuan jumlah gas injeksi dapat ditentukan Penentuan jumlah gas injeksi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:dengan menggunakan persamaan berikut:
Qgi = Q (GLRt Qgi = Q (GLRt –– GLRf)GLRf)
Keterangan:Keterangan:
QgiQgi = Laju injeksi gas, scf/day= Laju injeksi gas, scf/day
QQ = Laju produksi total, bbl/day= Laju produksi total, bbl/day
GLRtGLRt = Gas Liquid Ratio total, scf/stb= Gas Liquid Ratio total, scf/stb
GLRfGLRf = Gas Liquid Ratio formasi, scf/stb= Gas Liquid Ratio formasi, scf/stb
Penentuan Kedalaman Katup Gas LiftPenentuan Kedalaman Katup Gas Lift
�� Pada dasarnya penentuan kedalaman katup sembur Pada dasarnya penentuan kedalaman katup sembur buatan dimaksudkan untuk menentukan letak katup buatan dimaksudkan untuk menentukan letak katup yang diperlukan dalam proses unloading, yaitu yang diperlukan dalam proses unloading, yaitu katupkatup--katup yang berfungsi untuk mengeluarkan katup yang berfungsi untuk mengeluarkan kill fluid yang ada di dalam annulus pada waktu kill fluid yang ada di dalam annulus pada waktu dilakukan injeksi. dilakukan injeksi.
�� Untuk kondisi normal, katupUntuk kondisi normal, katup--katup ini akan tertutup katup ini akan tertutup di bawah kondisi produksi hingga hanya katup di bawah kondisi produksi hingga hanya katup operasi yang terletak pada kedalaman titik injeksi operasi yang terletak pada kedalaman titik injeksi yang terbuka. Penentuan letak katup tersebut yang terbuka. Penentuan letak katup tersebut dapat dilakukan secara analitis maupun secara dapat dilakukan secara analitis maupun secara grafis. grafis.
Penentuan Kedalaman Katup Gas LiftPenentuan Kedalaman Katup Gas Lift
Untuk penentuan spasi katup sembur buatan Untuk penentuan spasi katup sembur buatan
(KSB) secara analitis dapat dilakukan dengan (KSB) secara analitis dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan:menggunakan persamaan:
Keterangan:Keterangan:
DV1, V2,....DV1, V2,.... = Kedalaman katup 1,2 dan seterusnya, ft= Kedalaman katup 1,2 dan seterusnya, ft
Pso1,so2,Pso1,so2,…… = Tekanan buka katup 1,2 yang = Tekanan buka katup 1,2 yang ditentukan di permukaan, psi ditentukan di permukaan, psi
PwhPwh = Tekanan kepala sumur, psi= Tekanan kepala sumur, psi
GSGS = Gradien kill fluid, psi/ft= Gradien kill fluid, psi/ft
GuGu = Gradien unloading, psi/ft= Gradien unloading, psi/ft
S
whkoV G
PPD
−=!
( )S
uVVwhSOSOVVVV G
GDPPDD
,...,,...,,...,,..., 2121
2132
−−+=
Electric Submersible PumpElectric Submersible Pump
�� Pompa submersible merupakan pompa jenis Pompa submersible merupakan pompa jenis sentrifugal yang diciptakan oleh seorang sentrifugal yang diciptakan oleh seorang sarjana kelahiran sarjana kelahiran RusiaRusia bernama bernama Prof. Prof. Armais ArutonuffArmais Arutonuff. Pada saat itu pompa ini . Pada saat itu pompa ini digunakan untuk memompa air di tambangdigunakan untuk memompa air di tambang--tambang pada Perang Dunia I.tambang pada Perang Dunia I.
�� Perkembangan selanjutnya memungkinkan Perkembangan selanjutnya memungkinkan untuk digunakan pada sumuruntuk digunakan pada sumur--sumur minyak sumur minyak yang dalam dan dapat memberikan laju yang dalam dan dapat memberikan laju produksi yang besarproduksi yang besar
Electric Submercible Electric Submercible
PumpPump
Karakteristik Kinerja Pompa Benam ListrikKarakteristik Kinerja Pompa Benam Listrik
�� Motor listrik berputar pada kecepatan relatif Motor listrik berputar pada kecepatan relatif konstan, memutar pompa (impeller) melewati poros konstan, memutar pompa (impeller) melewati poros (shaft) yang disambungkan dengan bagian (shaft) yang disambungkan dengan bagian protector. Power disalurkan ke peralatan bawah protector. Power disalurkan ke peralatan bawah permukaan melalui kabel listrik konduktor yang di permukaan melalui kabel listrik konduktor yang di klem pada tubing. Cairan memasuki pompa pada klem pada tubing. Cairan memasuki pompa pada bagian intake dan dilepas ke tubing ketika pompa bagian intake dan dilepas ke tubing ketika pompa sedang beroperasi.sedang beroperasi.
�� Kelakukan pompa berada pada harga effisiensi Kelakukan pompa berada pada harga effisiensi tertinggi apabila hanya cairan yang terproduksi. tertinggi apabila hanya cairan yang terproduksi. Tingginya volume gas bebas menyebabkan operasi Tingginya volume gas bebas menyebabkan operasi pompa tidak effisien.pompa tidak effisien.
Kurva Kelakuan Pompa Benam Kurva Kelakuan Pompa Benam
Listrik (Pump Performance Curve).Listrik (Pump Performance Curve).
�� Beberapa kinerja dari berbagai pompa dihadirkan Beberapa kinerja dari berbagai pompa dihadirkan dalam bentuk katalog yang diterbitkan oleh dalam bentuk katalog yang diterbitkan oleh produsen. produsen.
�� Kurva kinerja dari suatu pompa benam listrik Kurva kinerja dari suatu pompa benam listrik menampilkan hubungan antara : Head capacity, menampilkan hubungan antara : Head capacity, Rate capacity, Horse power dan Effisiensi pompa Rate capacity, Horse power dan Effisiensi pompa yang disebut dengan yang disebut dengan ““Pump Performance CurvePump Performance Curve””..
�� Kapasitas berkaitan dengan dengan volume, laju Kapasitas berkaitan dengan dengan volume, laju alir cairan yang diproduksikan, termasuk juga gas alir cairan yang diproduksikan, termasuk juga gas bebas atau gas yang terlarut dalam minyak.bebas atau gas yang terlarut dalam minyak.
Pump Performance CurvePump Performance Curve
Pemilihan Ukuran dan Tipe PompaPemilihan Ukuran dan Tipe Pompa
�� Pada umumnya pemilihan tipe pompa didasarkan Pada umumnya pemilihan tipe pompa didasarkan pada besarnya rate produksi yang diharapkan pada pada besarnya rate produksi yang diharapkan pada head pengangkatan yang sesuai dan ukuran casing head pengangkatan yang sesuai dan ukuran casing (check clearances) yang digunakan.(check clearances) yang digunakan.
�� Terproduksinya gas bersamaTerproduksinya gas bersama--sama dengan cairan sama dengan cairan memberikan pengaruh dalam pemilihan pompa, memberikan pengaruh dalam pemilihan pompa, karena sifat kompresibilitas gas yang tinggi, karena sifat kompresibilitas gas yang tinggi, menyebabkan perbedaan volume fluida yang cukup menyebabkan perbedaan volume fluida yang cukup besar antara intake pompa dan discharge pompa. besar antara intake pompa dan discharge pompa. Hal ini akan mempengaruhi effisiensi pompa benam Hal ini akan mempengaruhi effisiensi pompa benam listrik itu sendiri.listrik itu sendiri.
Perkiraan Pump Setting Depth.Perkiraan Pump Setting Depth.
�� Suatu batasan umum untuk menentukan Suatu batasan umum untuk menentukan
letak kedalaman pompa dalam suatu sumur letak kedalaman pompa dalam suatu sumur
adalah bahwa pompa harus ditenggelamkan adalah bahwa pompa harus ditenggelamkan
didalam fluida sumur.didalam fluida sumur.
�� Sebelum perhitungan perkiraan Pump Sebelum perhitungan perkiraan Pump
Setting Depth dilakukan, terlebih dahulu Setting Depth dilakukan, terlebih dahulu
diketahui parameter yang menentukannya, diketahui parameter yang menentukannya,
yaitu static fluid level (SFL) dan working yaitu static fluid level (SFL) dan working
fluid level (WFL)fluid level (WFL)
Perkiraan Pump Setting Depth.Perkiraan Pump Setting Depth.
�� Jika sumur menggunakan packer, maka penentuan Jika sumur menggunakan packer, maka penentuan
SFL dan WFL dilakukan dengan pendekatan :SFL dan WFL dilakukan dengan pendekatan :
A. Static Fluid Level (SFL, ft)A. Static Fluid Level (SFL, ft)
B. Working Fluid Level / Operating Fluid B. Working Fluid Level / Operating Fluid
Level (WFL, ft).Level (WFL, ft).
., feetGf
Pc
Gf
PsDSFL perfmid
+−=
., feetGf
Pc
Gf
PwfDWFL perfmid
+−=
Perkiraan Pump Setting Depth.Perkiraan Pump Setting Depth.
Pump Setting Depth MinimumPump Setting Depth Minimum
.,min feetGf
Pc
Gf
PbWFLPSD ++=
Pump Setting Depth Maksimum
.,max feetGf
Pc
Gf
PbDPSD −−=
Berbagai Posisi Pompa Pada Berbagai Posisi Pompa Pada
Kedalaman SumurKedalaman Sumur
Pump Setting Depth Optimum.Pump Setting Depth Optimum.
Untuk casing head tertutupUntuk casing head tertutup
f
cOpt G
PPIPWFLD
−+=
Untuk casing head terbuka
f
atmOpt G
PPIPWFLD
−+=
Evaluasi Unit Pompa Benam ListrikEvaluasi Unit Pompa Benam Listrik
1.Penentuan Spesific Gravity Fluida Campuran. 1.Penentuan Spesific Gravity Fluida Campuran.
1. Water Phase Sp. Gr. 1. Water Phase Sp. Gr. = Water Cut x SGw= Water Cut x SGw
2. Oil Phase Sp. Gr.2. Oil Phase Sp. Gr. = Oil Cut x SGo= Oil Cut x SGo
3. Sp. Gr. Fluida Campuran = Water Phase Sp. Gr. + Oil Phase3. Sp. Gr. Fluida Campuran = Water Phase Sp. Gr. + Oil Phase Sp. Gr.Sp. Gr.
4. Gradient Fluida (SGf)4. Gradient Fluida (SGf) = Sp. Gr. Fluida Campuran x 0.433 psi/ft= Sp. Gr. Fluida Campuran x 0.433 psi/ft
2. 2. PenentuanPenentuan Pump Intake Pressure (PIP).Pump Intake Pressure (PIP).
1. 1. PerbedaanPerbedaan KedalamanKedalaman = Mid = Mid PerforasiPerforasi –– Pump Setting Depth (TVD)Pump Setting Depth (TVD)
2. 2. PerbedaanPerbedaan TekananTekanan = = PerbedaanPerbedaan KedalamanKedalaman x x SGfSGf
3. Pump Intake Pressure (PIP) = 3. Pump Intake Pressure (PIP) = PwfPwf -- PerbedaanPerbedaan TekananTekanan
3. Penentuan Total Dynamic Head (TDH3. Penentuan Total Dynamic Head (TDH
�� Menentukan Fluid Over Pump (FOP).Menentukan Fluid Over Pump (FOP).
Fluid Over Pump (FOP)=Fluid Over Pump (FOP)=
�� Menentukan Vertical Lift (HD).Menentukan Vertical Lift (HD).
Vertical Lift (HD)Vertical Lift (HD) = Pump Setting Depth (TVD) = Pump Setting Depth (TVD) -- FOPFOP
CampuranGrSp
psiftxpsiPIP
..
/31.2)(
�� Menentukan Tubing Friction Loss (HF).Menentukan Tubing Friction Loss (HF).
Friction Loss (F) dengan volume total fluida (Vt) Friction Loss (F) dengan volume total fluida (Vt)
dapat diperoleh dari Gambar 3.2. atau dengan dapat diperoleh dari Gambar 3.2. atau dengan
menggunakan persamaan :menggunakan persamaan :
8655.4
85.185.1
3.34100
083.2
ID
Qt
CFt
=
Tubing Friction Loss (HF) = Friction Loss (Ft) x PSD (MD)
�� Menentukan Tubing Head (HT).Menentukan Tubing Head (HT).
Tubing Head (HT) = Tubing Head (HT) =
� Menentukan Total Dynamic Head (TDH).
Total Dynamic Head (TDH) = HD + HF + HTTotal Dynamic Head (TDH) = HD + HF + HT
CampuranGrSp
psiftxpsiessureTubing
..
/31.2)(Pr
Sucker RodSucker Rod
�� Kecepatan produksi Kecepatan produksi
rendah dan menengah.rendah dan menengah.
�� Produktivitas yang Produktivitas yang
rendah.rendah.
�� Tekanan dasar lubang Tekanan dasar lubang
sumur (BHP) yang sumur (BHP) yang
rendah.rendah.
�� Perbandigan gasPerbandigan gas--minyak minyak
(GOR) yang rendah (GOR) yang rendah
Konstruksi dan PeralatanKonstruksi dan Peralatan
Perhitungan Perencanaan Perhitungan Perencanaan
Pompa Sucker RodPompa Sucker Rod
Perencanaan Pompa Perencanaan Pompa Sucker RodSucker Rod
meliputi perhitungan :meliputi perhitungan :
�� Beban PercepatanBeban Percepatan
�� Panjang Langkah Panjang Langkah Plunger EfektifPlunger Efektif
�� Beban Beban Polished RodPolished Rod
�� Pump DisplacementPump Displacement dan dan Efisiensi Efisiensi
Volumetris Volumetris
Perhitungan Beban Perhitungan Beban
Percepatan Percepatan
Apabila Apabila rod stringrod string digantungkan pada digantungkan pada polished rodpolished rod atau bergerak naik atau bergerak naik
turun dengan kecepatan konstan maka gaya yang bekerja pada turun dengan kecepatan konstan maka gaya yang bekerja pada polished polished
rodrod adalah berat dari adalah berat dari rod stringrod string (Wr). Dalam hal ini (Wr). Dalam hal ini rod stringrod string mengalami mengalami
percepatan, maka percepatan, maka polished rodpolished rod akan mengalami beban tambahan , yaitu akan mengalami beban tambahan , yaitu
beban percepatan sebesar :beban percepatan sebesar :
(Wr/g).a(Wr/g).a
Faktor percepatan atau faktor bobot mati Faktor percepatan atau faktor bobot mati rod stringrod string adalah:adalah:
αα= a / g = a / g , ,
Dengan memperhitungkan panjang langkah Dengan memperhitungkan panjang langkah Polished RodPolished Rod dan kecepatan dan kecepatan
pemompaan dalam pemompaan dalam stroke per minutestroke per minute, maka faktor kecepatan menjadi:, maka faktor kecepatan menjadi:
inchSN
,70500
2
=α
Perhitungan Panjang Perhitungan Panjang
Langkah Plunger Efektif Langkah Plunger Efektif
Panjang Panjang Plunger Over travelPlunger Over travel untuk untuk
untappered roduntappered rod stringstring ::
Panjang Panjang Plunger Over travel Plunger Over travel untuk untuk tappered tappered
rod stringrod string ::
inchE
Lep ,
..8,40 2 α=
inchE
Lep ,
..8,32 2 α=
Perhitungan Perpanjangan Rod Perhitungan Perpanjangan Rod
dan Perpanjangan Tubing dan Perpanjangan Tubing
Perpanjangan Rod (er) :Perpanjangan Rod (er) :
Perpanjangan Tubing (et) :Perpanjangan Tubing (et) :
inchArE
LApDGer ,
.
....20,5=
inchAtE
LApDGet ,
.
....20,5=
DATA PLUNGER POMPADATA PLUNGER POMPA
Diameter (inch)
Luas, Ap (inch2)
Konstanta Pompa (Bbl/D/inch/SPM)
1 0.785 0.117 11/16 0.880 0.132 11/4 1.227 0.182 11/2 1.767 0.262 13/4 2.405 0.357
2 3.142 0.466 21/4 3.976 0.590 21/2 4.909 0.728 23/4 5.940 0.881 33/4 11.045 1.640 43/4 17.721 2.630
Tappered Rod StringTappered Rod String
Ukuran String (inch Harga R Sebagai Fungsi Ap
5/8 - 3/4 R1= 0.759 – 0. 0896 Ap
R2 = 0.241 + 0.0896 Ap
3/4 - 7/8 R1= 0.786 – 0. 0566 Ap
R2 = 0.214 + 0.0566 Ap
7/8 - 1 R1= 0.814 – 0. 0375 Ap
R2 = 0.186 + 0.0375 Ap
5/8- 3/4 – 7/8 R1= 0.627 – 0.1393 Ap
R2 = 0.199 + 0.0737 Ap
R3 = 0.155 – 0.0655 Ap
3/4 - 7/8 - 1 R1= 0.644 – 0. 0894 Ap
R2 = 0.181 + 0.0478 Ap
R3 = 0.155 – 0.0146 Ap
3/4 - 7/8- 1 – 11/8
R1= 0.582 – 0.1110 Ap
R2 = 0.158 + 0.0421 Ap
R3= 0.1.37 – 0.0366 Ap
R4= 0.123 + 0.0325 Ap
Effektif Plunger Stroke (Sp)Effektif Plunger Stroke (Sp)
�� Efektif Plunger Stroke Merupakan Efektif Plunger Stroke Merupakan
Polish rod Stroke (S) ditambah Plunger Polish rod Stroke (S) ditambah Plunger
Over Travel dikurangi dengan Rod dan Over Travel dikurangi dengan Rod dan
Tubing StrecthTubing Strecth
Sp = S + ep Sp = S + ep –– (et + er)(et + er)
Pump Displacement dan Pump Displacement dan
Efisiensi VolumetrisEfisiensi Volumetris
Secara teoritis pump displacement (volume Secara teoritis pump displacement (volume
pemompaan) dapat dihitung dengan pemompaan) dapat dihitung dengan
menggunakan menggunakan effective plunger strokeeffective plunger stroke, yaitu :, yaitu :
V = 0,1484.Ap.Sp.N, bbl/day V = 0,1484.Ap.Sp.N, bbl/day
Untuk Efisiensi Volumetris :Untuk Efisiensi Volumetris :
%100xv
qEv =
Contoh Perhitungan Effisiensi Volumetris Contoh Perhitungan Effisiensi Volumetris
Pompa Sucker RodPompa Sucker Rod
�� Data ProduksiData Produksi
Laju Produksi TotalLaju Produksi Total = 307.58 BPD= 307.58 BPD
SFLSFL = 2102 ft= 2102 ft
DFLDFL = 2198 ft= 2198 ft
Mid Perforasi (H)Mid Perforasi (H) = 2370 ft= 2370 ft
Kadar AirKadar Air = 62 %= 62 %
�� Data PompaData Pompa
Kedalaman Pompa(L)Kedalaman Pompa(L) = 2370 ft= 2370 ft
Panjang Langkah (S)Panjang Langkah (S) = 100 inch= 100 inch
Kec.Pompa (N)Kec.Pompa (N) = 9 spm= 9 spm
Plunger Diameter , dPlunger Diameter , d = 2 = 2 ¾¾ inchinch
Diameter TubingDiameter Tubing = 3.5 inch= 3.5 inch
Sucker RodSucker Rod = 3/4 dan 7/8 inc= 3/4 dan 7/8 inc
Perhitungan Effisiensi VolumetrisPerhitungan Effisiensi Volumetris
1.1.Menentukan Faktor PercepatanMenentukan Faktor Percepatan
αα = S N= S N22/70500/70500
= 100 x 9^2/70500= 100 x 9^2/70500
= 0.115 inch= 0.115 inch
2.2.Diameter Plunger 2 Diameter Plunger 2 ¾¾, tabel plunger data, tabel plunger data
ApAp = 5.94 inch= 5.94 inch22, K = 0.881 bpd/inch/spm, K = 0.881 bpd/inch/spm
3.Diameter Rod3.Diameter Rod
Ar Ar ¾¾ = 0.447 inc= 0.447 inc M M ¾¾ = 1.63 lb= 1.63 lb
Ar Ar 7/87/8 = 0.601 inc= 0.601 inc M M 7/87/8 = 2.22 lb= 2.22 lb
4.4. Menentukan Plunger Menentukan Plunger
Over TravelOver Travel
inchE
Lep ,
..8,32 2 α=
ep = 32.8 x (2370)2 x 0.115/3.107
= 0.706 inc
5. Menghitung Perpanjangan Tubing
inchArE
LApDGet ,
.
....20,5=
et = 520 x 0.957 x 2198 x 5.94 x 2370/3.107 x 2.59
= 1.983 inch
6.6. Menentukan Perpanjangan RodMenentukan Perpanjangan Rod
inchA
L
A
Lx
ArE
ApDGer ,
.
....20,5
2
2
1
1
+=
inchxxx
xxxer ,
601.0
1300
477.0
1050
1030
94.52198.957.020.57
+=
er = 9.775 inch
7. Menentukan effective plunger Stroke
Sp = S + ep – et – er
Sp = 100 + 0.706 – 1.983 – 9.775
Sp = 88.948 inch
8. Menentukan Pump Displacemen
V = K x Sp X N = 0.881 x 88.948 x 9
V = 705. 269 bpd