102449007-laporan-kasus-dan-tinjauan-pustaka-bronkitis-kronis.docx

download 102449007-laporan-kasus-dan-tinjauan-pustaka-bronkitis-kronis.docx

of 17

Transcript of 102449007-laporan-kasus-dan-tinjauan-pustaka-bronkitis-kronis.docx

LAPORAN KASUSSEORANG LAKI-LAKI USIA 47 TAHUN DENGAN BRONKHITIS KRONIS

Disusun Oleh:

Anugrah Adi Santoso J500080043

Pembimbing:dr. Riana Sari, Sp.P

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN PARUBALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTAUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2014BAB ILAPORAN KASUS

A. IDENTITASNama : Bp. TK Umur : 47 tahun Jenis kelamin : Laki - laki Alamat : Nusukan, Banjarsari Surakarta Pekerjaan : buruh meubelAgama : IslamSuku/Bangsa: Jawa/ IndonesiaTgl masuk RS: 28 Oktober 2014Tgl pemeriksaan: 28 Oktober 2014No register : 024xxx

B. ANAMNESISAnamnesis dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2014 jam 10.00 WIB didapat secara autoanamnesis, dipoli non TB 1. Keluhan UtamaBatuk berdahak sejak 4 bulan yang lalu.2. Riwayat Penyakit SekarangSMRSPasien mengatakan bahwa pasien batuk tetapi hilang timbul, terdapat dahak berwarna putih bening dan kental, pasien juga mengeluhkan nyeri pada perut saat batuk. Pasien mengatakan sudah sering batuk dan juga sesak nafas sejak sekitar lima tahun yang lalu, dan kambuh - kambuhan. Pasien merupakan perokok berat sejak usia 13 tahun, pasien mengaku sudah sering kontrol di poli non TB BBKPM. Pasien juga mengakui setiap habis kontrol keluhan berkurang, dan keluhan dirasakan muncul kembali bila obat / resep yang diberikan sudah habis, begitu seterusnya sampai saat ini.Hari masuk rumah sakit : Pasien datang ke RS dengan keluhan batuk berdahak berwarna putih bening sejak 4 bulan yang lalu yang lalu. Kemudian sejak seminggu yang lalu disertai sesak napas yang kumat-kumatan. Selain itu, pasien juga sering mengeluhkan nyeri epigastrik (+), mual (+), muntah (-), dan nafsu makan berkurang, BAK (+) N, BAB (+)N, riwayat merokok (+).3. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat TBC / pengobatan OAT : Disangkal Riwayat batuk kambuhan: Disangkal Riwayat batuk darah: Disangkal Riwayat hipertensi: Disangkal Riwayat DM: Disangkal Riwayat asma: Disangkal Riwayat sakit maag: Disangkal Riwayat OP: DisangkalRiwayat alergi obat/makanan: Disangkal4. Riwayat KeluargaRiwayat penyakit serupa: Disangkal Riwayat TBC / pengobatan OAT : Disangkal Riwayat hipertensi: Disangkal Riwayat DM: Disangkal Riwayat asma: Disangkal Riwayat sakit maag: Disangkal Riwayat alergi obat / makanan : Disangkal 5. Riwayat Kesehatan LingkunganRiwayat penderita batuk dalam lingkungan : Tidak AdaRiwayat pengobatan rutin (OAT) : Disangkal

6. Riwayat PribadiRiwayat minum minuman berakohol : Disangkal Riwayat pemakain NAPZA: Disangkal Riwayat merokok :Diakui, sejak usia 13 tahun, sebelum sakit 1 bungkus /hari, setelah sakit 2 3 batang/hari atau kadang-kadang saja.7. Riwayat Sosial EkonomiPasien bekerja pada toko meubel pada bagian amplas dan pengecatan. C. PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan dilakukan pada tanggal 28 Oktober 20141. Keadaan UmumKU : Baik, CM BB : 49 kgGizi : Baik, cukup2. Vital SignTekanan darah : 109/67 mmHgNadi : 81 x/menitPernafasan: 24 x/menitSuhu: 36,4oC3. Pemeriksaan FisikKepala :Konjungtiva kanan kiri anemis tidak ditemukanSklera kanan kiri ikterik tidak ditemukanNafas cuping hidung tidak ditemukan.Leher :retraksi supra sternal tidak ditemukan, deviasi tracheal tidak ditemukan, peningkatan JVP tidak ditemukan, pembesaran kelenjar limfe tidak ditemukan.ThoraksPulmo : Inspeksi Simetris, gerak dada kanan dan kiri bersamaan (tidak ada gerakan dada yang tertinggal), tidak ada retraksi dada. PalpasiFremitus: Depan BelakangNN

NN

NN

NN

NN

NN

Perkusi: Depan BelakangSonorSonor

SonorSonor

SonorSonor

SonorSonor

SonorSonor

SonorSonor

Auskultasi : Suara dasar vesikuler Depan Belakang++

++

++

++

++

++

Wheezing :+/+ Rhonki : -/-Jantung :Bunyi jantung I-II murni regular, Bising jantung tidak ditemukan.Abdomen : Inspeksibentuk abdomen simetris, ukuran normal, tidak ada bekas luka operasi Auskultasiperistaltik normal Palpasisupel, nyeri tekan (+), hepar-lien tidak teraba PerkusiTimpani diseluruh lapang perutEkstremitas : clubbing finger tidak ditemukan, tidak ditemukan edema pada daerah ekstremitas, akral hangat4. PemeriksaanPenunjanga. Spirometri tanggal 23 Mei 2011

b. Radiologi ( Rontgen Toraks PA )Foto Rontgen Toraks PA (Tanggal 30 September 2014)

kesan : cor : CTR < 50% (normal)pulmo : terdapat gambaran corakan bronkial kanan meningkat. Tidak didapatkan gambaran infiltrat. Diafragma sinus normal.

a. Laboratorium tidak ada datac. RESUME1. Anamnesis : Batuk berdahak sejak 4 bulan yang lalu kemudian sejak tujuh hari yang lalu disertai sesak napas.2. Pemeriksaan Fisik :a. Vital sign: dalam batas normalb. Thorax: wheezing (+/+)c. Abdomen: nyeri tekan epigastrium (+)3. PemeriksaanPenunjangFoto Thorax : (Tanggal 30 September 2014) Kesan : Bronkhitiscor : CTR < 50% (normal)pulmo : terdapat gambaran corakan bronkial kanan meningkat. Tidak didapatkan gambaran infiltrat.d. ASSESMENT Bronkitis kronise. POMR (Problem Oriented Medical Record)NoAssesmentPlaning diagnosePlaning terapiPlaning monitoring

1Bronkitis kronisSputum cat gramUji BronkodilatorAnalisa gas darahRadiologiSpirometriUji faal paruUji provokasi bronkhusUji latih kardiopulmonerEKGEkokardiografiBakteriologiKadar -1 antitripsinUji coba kortikosteroid

Terapi farmakologiCefixim tabS 1 dd 1SalbutamolS 3 dd 1AmbroksolS 3 dd 1AminophylinS 3 dd 1 Methyl prednison S 3 dd 1 Cetirizine tabS 1 dd 1 GG tabS 3 dd 1RanitidinS 2 dd 1

Terapi non farmakologiEdukasi menghindari factor pencetusMonitoring gejala klinisPmx. fisikFisioterapi Latihan pernafasanInfraredEvaluasi faal paruEvaluasi cardio

f. PROGNOSISDubia ad bonam

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Bronchitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis) bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus. Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil (medium size), sedangkan bronkus besar jarang terjadi. Hal ini dapat memblok aliran udara ke paru-paru dan dapat merusaknya.Bronkitis akutAdalah batuk yang tiba-tiba terjadi karena infeksi virus yang melibatkan jalan nafas yang besar. Bronkitis akut pada umumnya ringan. Berlangsung singkat (beberapa hari hingga beberapa minggu), rata-rata 10-14 hari. Meski ringan, namun adakalanya sangat mengganggu, terutama jika disertai sesak, dada terasa berat, dan batuk berkepanjangan.Bronkhitis kronis Adalah suatu bentuk penyakit obstruksi paru kronik, Didefinisikan sebagai adanya batuk produktif yang berlangsung 3 bulan dalam 1 tahun selama 2 tahun berturut turut. Diagnosa kronik bronkitis biasanya dibuat berdasar adanya batuk menetap yang biasanya terkait dengan penyalahgunaan tobacco. B. INSIDENSIBronkitis kronis dapat dialami oleh semua ras tanpa ada perbedaan. Frekuensi angka kejadian lebih sering pada pria disbanding wanita, usia penderita bronchitis krinis lebih sering dijumpai di atas 45 tahun. C. ETIOLOGIFaktor penyebab tersering pada bronchitis kronis adalah asap rokok, debu dan asap industri, polusi udara (Fayyaz, 2009)D. GAMBARAN KLINIS Batuk dengan dahak atau batuk produktif dalam jumlah banyak. Dahak makin banyak dan berwarna putih hingga kuning (purulen), pada serangan akut kadang dapat dijumpai batuk darah Sesak nafas. Sesak bersifat progresif, maikin memberat saat beraktifitas Pada pemeriksaan auskultasi kadang dapat didapatkan whizzing juga ronkhiE. KLASIFIKASISecara klinis, bronchitis kronis terbagi menjadi 3 jenis, yakni : Bronchitis kronis ringan, ditandai dengan batuk berdahak dan keluhan lain yang ringan Bronchitis kronis mukopurulen, diandai dengan batuk berdahak kental,purulen (berwarna kekuningan) Bronchitis kronik dengan penyempitan saluran nafas, ditandai dengan batuk berdahak yang disertai dengan sesak nafas berat dan suara mengiF. PATOFISIOLOGIPenemuan patologis dari bronkhitis adalah hipertropi dari kelanjar mukosa bronkhus dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkhus tampaknya mempengaruhi bronkhiolus yang kecil-kecil sedemikian rupa sampai bronkhiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi tersebut dapat memperlambat aktivitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah.Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia sel-sel penghasil mukus di bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkhus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan-perubahan pada sel penghasil mukus dan sel-sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas.

G. PENDEKATAN DIAGNOSIS1. AnamnesisAdanya batuk berdahak ataupun tidak, biasanya di sertai sesak nafas yang memberat saat melakukan aktifitas.2. Pemeriksaan fisikPada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan keadaan normal dan kadang-kadang terdengar suara wheezing di beberapa tempat. Rhonki dapat terdengar jika produksi sputum meningkat 3. Pemeriksaan Penunjanga. Foto thoraxFoto thorax biasanya menunjukkan gambaran normal atau tampak corakan bronkial meningkat dan terdapat gambaran air bonkogram. Diagnosis ditegakkan dengan foto thorax dengan gambaran fotonya tidak dijumpai infiltrat.

b. Uji faal paruPada beberapa penderita menunjukkan adanya penurunan uji fungsi paru. Terdapat VEP1 dan KV yang menurun, VR yang bertambah dan KTP yang normal. Sedang KRF sedikit naik atau normal. Diagnosis ini dapat ditegakkan dengan spirometri, yang menunjukkan (VEP) volume ekspirasi paksa dalam 1 detik > 70% < 80% dari nilai yang diperkirakan, dan rasio VEP1 : KVP > 70% < 80% (Rubenstein, et al., 2007).

c. Pemeriksaan gas darah.Penderita bronkitis kronik tidak dapat mempertahankan ventilasi dengan baik sehingga PaCO2 naik dan PO2 turun, saturasi hemoglobin menurun dan timbul sianosis, terjadi juga vasokonstriksi pembuluh darah paru.

d. Pemeriksaan EKG.Pemeriksaan ini mencatat ada tidaknya serta perkembangan kor pulmonal (hipertrofi atrium dan ventrikel kanan) (Rubenstein, et al., 2007).

c. LaboratoriumPada bronkhitis didapatkan jumlah leukosit meningkat.

H. DIFERENSIAL DIAGNOSIS1. Empisema2. Bronkiektasis 3. Asma 4. Pneumonia5. TB paruI. TERAPITujuan pengobatan bronkhitis adalah untuk mengurangi gejala batuk, melegakan pernafasan serta menyembuhkan bronkhitis. Terapi bronkhitis meliputi :1. Berhenti merokok2. Istirahat yang cukup3. Minum cairan yang banyak4. Menghindari udara dingin & AC5. Penekan batuk, pengencer dahak dan antibiotik a. Rehabilitasi paru adalah program latihan pernafasan.Jenis obat yang dipakai untuk bronkhitis :1. AntibiotikBronkhitis biasanya terjadi akibat infeksi virus, sehingga antibiotik tidak efektif2. Obat batuk Jika batuk kering, maka diberikan obat penekan batuk (antitusif) Jika batuk berdahak, maka diberikan obat pengencer dahak (mukolitik)3. Obat lainPada pasien yang memiliki riwayat asma atau penyekit paru obstruktif kronik, maka direkomendasikan inhaler dan obat-obatan lain untuk mengurangi peradangan dan membuka bagian dalam paru-paru yang menyempit.

b. Terapi oksigen.Diberikan jika terjadi kegagalan jalan napas karena hiperkapnia dan berkurangnya sensitivitas terhadap CO2. Pemberian oksigen jangka panjang (> 15 jam/hari) meningkatkan angka bertahan hidup pada pasien dengan gagal napas kronis (Rubenstein, et al., 2007).c. Fisioterapi membantu pasien untuk mengeluarkan sputum.d. Bronkodilator.Untuk mengatasi obstruksi jalan napas, termasuk di dalamnya adrenergik b dan antikoligernik, dan gejala agonis B, pasien dapat diberikan sulbutamol 5 mg dan atau ipratropium bromida 250 mikrogram diberikan tiap 6 jam dengan nebulizer atau aminofilin 0,25-0,5 g iv secara perlahan.

J.KOMPLIKASIinfeksi saluran napas berulangcor pulmonal disebabkan peningkatan tekanan diastolic ventrikel kananhipertensi pulmonaryBronchitis akut:pneumonia dengan factor risiko: orang tua, bayi, perokok, orang dengan gangguan respirasi kronik atau penyakit jantungemfisemagagal jantung kananhipertensi pulmonaryBronchitis kronik:hipertensi pulmonary disebabkan oleh karena reflek penutupan arteriol pulmonan pada daerah hipoventilasi dari parugagal jantung kanan (cor pulmonal) merupakan tahap akhir dari gagal jantung kanan dan penyebab kematian

K. PROGNOSISPenderita yang sebelumnya sehat mempunyai prognosis yang sangat baik, tetapi mereka yang sudah menderita bronchitis kronik sebelumnya, prognosis ditentukan oleh kondisi sebelum terkena infeksi akut ini. Makin jelek kondisi sebelumnya, makin mundurlah prognosisnya.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar respirologi Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta . 2010.hal.330-332Djojodibroto R, 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: EGC. p. 121Price S & Wilson, 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta : EGC. p. 178Rasad S, 2005. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua. Jakarta:Badan Penerbit FKUI. p. 100Rubenstein, D., et al. 2007. Lecture Notes: Kedokteran Klinis, edisi keenam. Penerbit Erlangga. JakartaSyarif dkk, 2009. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.Wenzel & Fowler, 2006. Acute Bronchitis. The New England Journal of Medicine 2006; 355:2125-2130.Worral G, 2008. Acute Bronchitis. Pubmed journal Can Fam Physician.2008 February;54(2): 238239.

17