1. RPP Kayu

29
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 2 GARUT BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI Jl. Suherman No.90 Kotak Pos 103, Telp./Fax.(0262) 233141 Garut E-mail : [email protected] RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK Mata Pelajaran : Konstruksi Bangunan Kelas/Semeter : X/II Aloksai Waktu : 28 x 45 menit Pertemuan ke : 3 & 4 A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perlaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

description

rpp

Transcript of 1. RPP Kayu

Page 1: 1. RPP Kayu

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 2 GARUT

BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI

Jl. Suherman No.90 Kotak Pos 103, Telp./Fax.(0262) 233141 Garut

E-mail : [email protected]

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMK

Mata Pelajaran : Konstruksi Bangunan

Kelas/Semeter : X/II

Aloksai Waktu : 28 x 45 menit

Pertemuan ke : 3 & 4

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perlaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan

sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaran, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

mintanya untuk memecahkan masalah.

Page 2: 1. RPP Kayu

4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.1 Menerapkan spesifikasi dan karakteristik kayu untuk konstruksi bangunan

4.1 Mengelola spesifikasi dan karakteristik kayu untuk konstruksi bangunan

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

a. Memahami spesifikasi dan jenis kayu yang digunakan pada konstruksi suatu

bangunan

b. Mengetahui spesifikasi dan jenis kayu yang digunakan pada konstruksi suatu

bangunan

c. Memahami sifat dan karakteristik kayu

d. Mengelola spesifikasi dan karakteristik kayu untuk digunakan untuk konstruksi

bangunan

D. Tujuan Pembelajaran

a. Siswa dapat mengetahui dan memahami sifat dan karakteristik kayu

b. Siswa dapat mengetahui dan memahami kuat tekan kayu

c. Siswa dapat mengetahui dan memahami kuat tarik kayu

d. Siswa dapat mengetahui dan memahami keawetan kayu

e. Siswa dapat mengetahui cara pemeriksaan visual terhadap kayu

E. Materi Pembelajaran

1. Sifat dan karakteristik kayu

Sifat-sifat Kayu:

Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan

dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa

(karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat)

Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang

berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan

tangensial)

Page 3: 1. RPP Kayu

Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau

melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan

suhu udara disekelilingnya

Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama

dalam keadaan kering

Sifat Fisik Kayu:

Berat dan Berat Jenis

Berat jenis adalah rasio antara kerapatan suatu bahan dengan kerapatan air.

Berat jenis disebut juga kerapatan relative (Tsoumis, 1991). Menurut Simpson,

berat jenis adalah rasio antara kerapatan kayu dengan kerapatan air pada kondisi

anomali air (4,40C) dimana kerapatan air pada kondisi tersebut besarnya adalah 1

g/m3.

Faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis kayu yaitu umur pohon, tempat

tumbuh, posisi kayu dalam batang dan kecepatan tumbuh. Berat jenis kayu

merupakan salah satu sifat fisis kayu yang yang penting sehubungan dengan

penggunaannya.

Berdasarkan volume basahnya, berat jenis kayu mencerminkan berat kayunya.

Klasifikasinya diantaranya:

- Kayu dengan berat ringan, bila BJ kayu < 0,3

- Kayu dengan berat sedang, bila BJ kayu 0,36-0,56

- Kayu dengan berat berat, bila BJ kayu > 0,56

Kadar Air Kayu

Kayu bersifat higroskopis, artinya mempunyai sifat menyerap air bila kayu

yang kering ditempatkan ditempat yang basah, dan sebaliknya. Makin lembab

udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai

keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama

dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan

(EMC = Equilibrium Moisture Content). Jumlah uap air bergantung pada kadar

kelembaban udara disekitarnya. Untuk kelembaban tertentu jumlah air yang

Page 4: 1. RPP Kayu

dikandung kayu disebut kadar kesetimbangan. Pada kelembaban udara 0% kadar

kesetimbangan air kayu kurang lebih berkisar 0% juga. Sedangkan pada kadar

kelembaban udara 100%, kadar kesetimbangan air kayu hanya berkisar 30%.

Keadaan tersebut dikenal dengan istilah titik jenuh serat.

Air didalam kayu dapat dibedakan dalam 2 keadaan:

- Sebagai air bebas (free water) : air ini terdapat didalam rongga sel kayu,

adanya air bebas ini sangat mempengaruhi bobot isi dari kayu

- Sebagai air imbisisi (imbided water) : air ini terdapat dalam dinding sel

kayu, dan air ini tentunya sangat mempengaruhi sifat daripada kayu,

menguapnya air ambisisi mengakibatnya pengurangan berat dan

pengurangan volume

Warna

Tekstur

Arah Serat

Kesan dan Raba

Bau dan Rasa

Nilai Dekoratif

Higroskopis

Sifat Kayu terhadap Suara

Daya Hantar Panas

Daya Hantar Listrik

Sifat Mekanik Kayu:

Keteguhan Tarik

Kekuatan atau Keteguhan tarik suatu jenis kayu ialah untuk menahan gaya-

gaya yang berusaha menarik kayu itu.Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih

kecil dari pada kekuatan tarik sejajar arah serat. Keteguhan tarik ini mempunyai

hubungan dengan ketahanan kayu terhadap pembelahan (Dumanauw,2001).

Keteguhan Tekan

Keteguhan tekan suatu jenis kayu adalah kekuatan kayu untuk menahan

muatan jika kayu itu dipergunakan untuk tujuan tertentu. Dalam hal ini dibadakan

Page 5: 1. RPP Kayu

dua macam tekan, yaitu tekan tegak lurus arah serat dan yekan sejajar arah serat.

Keteguhan tekan tegak lurus serat menentukan ketahanankayu terhadap beban.

Ketegukan ini mempunyai hubungan juga dengan kekerasan kayu dan keteguhan

geser. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat pada semua kayu lebih kecil

dibandingkan keteguhan sejajar arah serat. (Dumanauw,2001)

Keteguhan Geser

Menurut Dumanauw (2001), keteguhan geser adalah ukuran kekuatan kayu

dalam hal kemampuannya menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu

tersebut bergeser kebagian lain di dekatnya. Dalam hubungan ini dibedakan tiga

macam keteguhan yaitu, keteguhan geser sejajar arah serat, keteguhan geser tegak

lurus serat, dan keteguhan geser miring. Keteguhan geser tegak lurus arah serat

jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah serat.

Kekuatan Kayu Terhadap Geser

Keteguhan Belah

Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang

berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam

pembuataan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat

baik untuk pembuatan ukiran-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah

dibelah sepanjang jari-jari (arah radial daripada arah tangensial.

Kekerasan

Kekerasan merupakan ukuran kekerasan kayu untuk menahan kikisan pada

permukaannya, sifat kekerasan ini dipengaruhi oleh kerapatan kayu, keuletan

kayu,ukuran serat, daya ikat antar serat Nilai yang di dapaat dari hasil pengujian

Page 6: 1. RPP Kayu

merupakanuji pembanding, yaitu besar gaya yang dibutuhkaan untuk memasukan

bola baaja berdiameter 0.444 inchi pada kedalamaan 0.22 inchi.

Keteguhan Belah

Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang

berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam

pembuataan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat

baik untuk pembuatan ukiran-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah

dibelah sepanjang jari-jari (arah radial daripada arah tangensial.

2. Tinjauan Kuat Tekan dan Kuat Tarik Kayu

Hasil penelitian PKKI 1961 & SKSNI, M.25 – 1991 – 03 dan SKSNI M.27 – 1991 –

03 menyebutkan :

Kuat Tekan Kayu Sejajar Arah Serat

Hasil pengujian kuat tekan sejajar arah serat dari SKSNI M.27 – 1991 – 03 disajikan

pada Tabel 4. Untuk jenis kayu Meranti Merah mempunyai kuat tekan: dsσ // =

191,284 Mpa = 112,8 kg/cm2 Sedangkan pada PKKI 1991 (Tabel 6) untuk jenis kayu

Meranti Merah, klas kuat II – IV mempunyai kuat desak :

B.J kering udara : min = 0,29 g/cm2

max = 1,09 g/cm2

rata-rata= 0,55 g/cm2

Kuat Tarik Kayu Sejajar Arah Serat Hasil pengujian kuat tarik sejajar arah

serat pada SKSNI M.25 – 1991 – 03 (Tabel 5), untuk jenis kayu kamfer

mempunyai kuat tarik :

trσ // = 128,1

Mpa = 1280 kg/cm2

Sedangkan berdasarkan Suwarno, 1978, kayu kamfer diperoleh data kayu

kamfer kelas kuat : I – II mempunyai berat jenis kering udara 07 – 0,9

g/cm3

Page 7: 1. RPP Kayu

Sebagaimana di kemukakan pada sifat umum kayu, kayu akan lebih kuat jika

menerima beban sejajar dengan arah serat dari pada menerima beban tegak lurus

serat. Ini karena struktur serat kayu yang berlubang. Semakin rapat serat, kayu

umumnya memiliki kekuatan yang lebih dari kayu dengan serat tidak rapat. Kerapatan

ini umumnya ditandai dengan berat kayu persatuan volume / berat jenis kayu.

Kuat Tekan dan Tarik Pada Kayu

3. Keawetan kayu

Keawetan kayu alami adalah suatu ketahanan kayu terhadap serangan jamur dan serangga dalam lingkungan yang sesuai bagi organisme yang bersangkutan. Keawetan alami kayu diperoleh melalui ujicoba sehingga diperoleh pembagian kelas awet kayu. Dalam dunia perkayuan dikenal ada 5 (lima) pembagian kelas awet kayu, diantaranya:

Kelas awet kayu I memiliki jenis seperti kayu jati, ulin, sawo kecik, merbau, tanjung, sonokeling, johar, bangkirai, behan, resak, dan ipil serta mencapai 25 tahun.

Kelas awet kayu II memiliki jenis seperti kayu weru, kapur, bungur, cemara gunung, rengas, rasamala, merawan, lesi, walikukun, dan sonokembang serta umur pemakaiannya mencapai 15-25 tahun.

Kelas awet kayu III memiliki jenis kayu ampupu, bakau, kempas, keruing, mahoni, matoa, merbatu, meranti merah, meranti putih, pinang, dan pulai serta mencapai umur 10-25 tahun.

Kelas awet kayu IV meliki jenis kayu yang kurang awet seperti agatis, baayur, durian, sengon, kemenyan, kenari, ketapang, perupuk, ramin, surian, dan benuang laki serta memiliki ketahanan 5-10 tahun.

Kelas awet kayu V tergolong kayu yang kurang kuat seperti jabon, jelutung, kapuk hutan, kemiri, kenanga, mangga hutan, dan marabung serta memiliki ketahanan 5 tahun.

Page 8: 1. RPP Kayu

Metode Pengawetan Kayu bertujuan untuk:

Mengetahui cara pengawetan kayu

Mengetahui proses pengawetan kayu

Memanfaatkan pemakaian jenis-jenis kayu yang keawetannya rendah

Prinsip prinsip metode pengawetan kayu

Untuk pengawetan yang baik perlu diperhatikan prinsip prinsip di bawah ini:

Pengawetan kayu harus merata pada seluruh bidang kayu.

Penetrasi dan retensi bahan pengawet diusahakan masuk sedalam dan

sebanyak mungkin di dalam kayu.

Dalam pengawetan kayu bahan pengawet harus tahan terhadap pelunturan

(faktor bahan pengawetnya).

Faktor waktu yang digunakan.

Metode pengawetan yang digunakan.

Faktor kayu sebelum diawetkan, meliputi jenis kayu, kadar air kayu, zat

ekstraktif yang dikandung oleh kayu serta sifat-sifat lainnya.

Faktor perlatan yang dipakai serta manusia yang melaksanakannya

Jenis Pengawetan Kayu

Pengawetan remanen atau sementara (prophylactis treatment)

Pengawetan permanent bertujuan menahan semua faktor perusak kayu

dalam waktu selama mungkin

Pengawetan metode sederhana

- Metode Perendaman

- Metode Pencelupan

- Metode Pemulasan

- Metode Pembalutan

4. Sambungan-sambungan Pada Konstruksi Kayu

Paku

- mempunyai efesiensi yang lebih besar

- memberi pelemahan yang lebih kecil yaitu kira-kira 10%, yang sering

kali diabaikan saja.

Page 9: 1. RPP Kayu

- Kekuatan tidak tergantung arah serat, dan pengaruh cacat-cacat kayu juga

kuran

- lebih kaku

- beban-beban pada penampang lebih merata

- untuk kayu yang tidak terlalu keras dan bila kayu yang harus disambung

- tidak terlalu tebal, maka tidak perlu dibor, sehingga dapat dikerjakan oleh

setengah tukang.

Ukuran dan Jenis Paku

Spesifikasi Ukuran Kayu

Bagian-bagian paku, terdiri dari:

- Ujung Paku

- Kepala Paku

- Pembenaman Paku

- Jarak Pemasangan Paku

Kuat Cabut Paku

Gaya cabut maksimum yang dapat ditahan oleh paku yang ditanam tegak lurus

terhadap serat dapat dihitung dengan pendekatan rumus berikut:

Page 10: 1. RPP Kayu

P = 54.12 G5/2 DL (Metric: kg)

P = 7.85 G5/2 DL (British: pound)

Dimana : P = Gaya cabut paku maksimum

L = kedalaman paku dalam kayu (mm, inc.)

G = Berat jenis kayu pada kadar air 12 %

D = Diameter paku (mm, inch.)

Kuat Lateral Paku

Kuat lateral paku yang dipasang tegak lurus serat dengan arah gaya lateral searah

serat dapat didekati dengan rumus berikut:

P = K D2

Dimana: P = Beban lateral per paku

D = Diameter paku

K = Koefisien yang tergantung dari karakteristik jenis kayu

Sekrup

Sekrup hampir memiliki fungsi sama dengan paku, tetapi karena

memiliki ulir maka memiliki kuat cabut yang lebih baik dari paku.

Terdapat tiga bentuk pokok sekerup yaitu sekerup kepala datar, sekerup

kepala oval dan sekerup kepala bundar. Dari tiga bentuk tersebut,

sekerup kepala datarlah yang paling banyak ada di pasaran. Sekerup

kepala oval dan bundar dipasang untuk maksud tampilan–selera. Bagian

utama sekerup terdiri dari kepala, bagian benam, bagian ulir dan inti ulir.

Diameter inti ulir biasanya adalah 2/3 dari diameter benam. Sekerup dapat

dibuat dari baja, alloy, maupun kuningan diberi lapisan/coating nikel,

krom atau cadmium.

Page 11: 1. RPP Kayu

Ukuran Sekrup

Kuat Cabut Sekrup

Kuat cabut sekerup yang dipasang tegak lurus terhadap arah serat dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut.

P = 108.25 G2 DL (Metric unit: Kg, cm )

P = 15.70 G2 DL (British unit: inch–pound)

Dimana: P = Beban cabut sekerup (N, Lb)

G = Berat jenis kayu pada kondisi kadar air 12 % kering oven

D = Diameter sekerup terbenam / shank diameter (mm, in.),

L = Panjang tanam (mm,in.)

Sekrup Lag

Sekerup lag, seperti sekerup namun memiliki ukuran yang lebih besar dan

berkepala segi delapan untuk engkol. Saat ini banyak dipakai karena

kemudahan pemasangan pada batang struktur kayu dibanding dengan

sambungan baut–mur. Umumnya sekerup lag ini berukuran diameter dari 5.1

– 25.4 mm (0.2 – 1.0 inch) dan panjang dari 25.4 – 406 mm.

Page 12: 1. RPP Kayu

Kuat Cabut Sekrup Lag

Kuat cabut sekerup lag dapat dihitung dengan formula sebagai berikut.

P = 125.4 G3/2 D3/4L (Metric unit: Kg, cm )

P = 8,100 G3/2 D3/4L (British unit: inch–pound)

Dimana: P = Beban cabut sekerup (N, Lb)

G = Berat jenis kayu pada kondisi kadar air 12 % kering oven

D = Diameter sekerup terbenam / shank diameter (mm, in.)

L = Panjang tanam (mm,in.)

Kuat Lateral Sekrup Lag

P = c1 c2 K D2

Dimana: P= Beban lateral per sekerup

D= Diameter sekerup

K= Koefisien yang tergantung karakteristik jenis kayu (lihat Tabel

8.4)

C1= Faktor pengali akibat ketebalan batang apit tersambung

C2= Faktor pengali akibat pembenamam sekrup lag

Page 13: 1. RPP Kayu

Koefisien Sekrup Lag

Sambungan Gigi

Syarat-syarat dalam PKKI untuk sambungan gigi adalah sebagai berikut:

- Pada sambungan gigi, gesekan antara kayu dengan kayu didalam

perhitungan harus dibatalkan. Untuk sambungan gigi tunggal dalamnya

gigi tidak q boleh melebihi sesuatu batas, yaitu:

- Untuk sambungan dengan gigi rangkap dalamnya gigi kedua harus

memenuhi syarat seperti pada sambungan gigi tunggal. Kecuali itu harus

pula tm2 - tm1 ≥ 1 cm. Panjang lm harus dihitung . Untuk pehitungan

sambungan gigi masih perlu ditambah penjelasan sebagai berikut :

Page 14: 1. RPP Kayu

Sambungan Baut

Di pasaran terdapat berbagai macam baut dengan dimater dan

panjang sesuai kebutuhan kayu. Untuk pemasangan harus menggunakan plat

ring (washer) agar saat baut di kencangkan, tak merusak kayu.

Model-model Baut

Tegangan-tengan dalam arah sambu-ngan maupun pada penampang baut

dianggap rata dalam perhitungan. Sesungguhnya pembagian tegangan-tegangan

itu seperti pada gambar

Sambungan dengan baut dibagi dalam 3 golongan menurut kekuatan kayu,

yaitu golongan-golongan I, II dan III. Agar sambungan dapat memberi hasil

kekuatan yang sebaik-baiknya (uitgenut), hendaknya diambil dari angka-angka

yang tertera di bawah ini

Golongan I :

Sambungan bertampang satu :

b = 4,8

= 50 db1 (1 – 0,6 sin ) atau

= 240 d2 (1 – 0,35 sin )

Page 15: 1. RPP Kayu

Sambungan bertampang dua :

b = 3,8

= 125 db3 (1 – 0,6 sin ) atau

= 250 db1 (1 – 0,6 sin ) atau

= 480 d2 (1 – 0.35 sin )

Golongan II :

Sambungan bertampang satu :

b = 5,4• = 40 db1 (1 – 0,6 sin ) atau• = 215 d2 (1 – 0,35 sin )

Sambungan bertampang dua :

b = 4,3• = 100 db3 (1 – 0,6 sin ) atau• = 200 db1 (1 – 0,6 sin ) atau• = 430 d2 (1 – 0,35 sin )

Golongan III :

Sambungan bertampang satu :

b = 6,8 • = 25 db1 (1 – 0,6 sin ) atau • = 170 d2 (1 – 0,35 sin )

Sambungan bertampang dua :

b = 5,7 • = 60 db3 (1 – 0,6 sin ) atau • = 120 db1 (1 – 0,6 sin ) atau • = 340 d2 (1 – 0,35 sin )

Page 16: 1. RPP Kayu

F. Alokasi Waktu

28 x 45 menit

G. Strategi/Metode/Pendekatan Pembelajaran

Metode Ceramah

Metode Diskusi

H. Kegiatan Pembelajaran

NO Kegiatan PembelajaranAlokasi

Waktu

Metode

Pembelajaran

Media

Pembelajaran

1.

Kegiatan Awal

1. Kegiatan berdoa sebelum

mengawali pembelajaran

dan memberi motivasi

2. Guru mengabsen siswa

3. Guru menyampaikan

mengenai kompetensi

dasar, indikator, tujuan

pembelajaran dan materi

ajar kepada siswa

4. Guru membahas dan

menyampaikan materi

yang akan diberikan pada

siswa

30 menit - -

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Memberikan pertanyaan

kepada siswa mengenai

materi yang sudah

disampaikan sebelumnya

2. Memberikan kesempatan

kepada siswa untuk

mengingat materi yang

135

menit

Ceramah dan

Diskusi

Power Point

Page 17: 1. RPP Kayu

sudah dijelaskan

sebelumnya

Elaborasi

1. Guru memberi penjelasan

mengenai jenis dan

spesifikasi kayu untuk

suatu konstruksi bangunan

2. Guru menjelaskan

mengenai sifat dan

karakteristik kayu

3. Guru memberi penjelasan

mengenai jenis-jenis

sambungan kayu

Konfirmasi

1. Guru memberikan

kesempatan kepada siswa

untuk bertanya mengenai

materi yang belum

dipahami terhadap materi

yang telah dsampaikan

2. Guru memberikan

penjelasan kembali kepada

siswa mengenai materi

yang telah disampaikan

3. Guru memberikan tugas

latihan

3. Kegiatan Akhir

1. Guru mengevaluasi dan

memberikan kesimpulan

mengenai materi yang

sudah disampaikan

2. Guru memberikan tugas

mengenai materi yang

30 menit ceramah -

Page 18: 1. RPP Kayu

sudah dijelaskan

3. Guru menutup

pembelajaran dengan

berdoa

I. Sumber/Media Pembelajaran

Sumber : Ilmu Bangunan Gedung, Seri praktis A oleh Drs. IK. Supribadi.

Ilmu Bahan Bangunan 2, Depdikbud 1979.

Ilmu Konstruksi bangunan kayu, oleh Heinz Frick dan Moediartianto

Media : Papan Tulis, Power Point

J. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

Memahami spesifikasi dan jenis

kayu yang digunakan pada

konstruksi suatu bangunan

Penilaian Observasi

Kinerja Catatan Harian

Lembaran Tugas

Harian

Memahami sifat dan karakteristik

kayu

Penilaian Observasi

Kinerja Catatan Harian

Lembaran Tugas

Harian

Memahami sambungan-sambungan

untuk konstruksi kayu

Penilaian Observasi

Kinerja Catatan Harian

Penilaian Observasi

Kinerja Mencari Contoh

Gambar Dari Berbagai

Sumber

Lembaran Tugas

Harian

Mengelola spesifikasi dan

karakteristik kayu untuk digunakan

untuk konstruksi bangunan

Penilaian Observasi

Kinerja Catatan Harian

Penilaian Observasi

Kinerja Mencari

Gambar Dari Berbagai

Sumber

Lembaran Tugas

Harian dan Tes Tulis

K. Soal dan Kunci Jawaban

Page 19: 1. RPP Kayu

No Butir Soal Kunci Jawaban Skor

Page 20: 1. RPP Kayu

Lampiran 1

Lembar Pengamatan

LEMBAR PENGAMATAN SIKAP

Mata Pelajaran :

Kelas/Semeter :

Tahun Ajaran :

Waktu Pengamatan :

No. Nama SiswaPemahaman Kedisiplinan Kerapihan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

2.

3

4

5

Dst

Keterangan:

1 : Kurang

2 : Sedang

3 : Baik

4 : Sangat Baik

Page 21: 1. RPP Kayu

Lampiran 2

Lembar Pengamatan

LEMBAR PENGAMATAN PERKEMBANGAN AKHLAK DAN KEPRIBADIAN

Mata Pelajaran :

Kelas/Semester :

Tahun Ajaran :

Waktu Pengamatan :

Karakter yang diintegrasikan dan dikembangkan adalah kerja keras dan tanggung jawab.

Indikator perkembangan karakter kreatif, komunikatif, dan kerja keras

1. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam

menyelesaikan tugas

2. MT (mulai tampak) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam

menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten

3. MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam

menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten

4. MK (membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam

menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan ajeg/konsisten

No. Nama Siswa

Kreatif Komunikatif Kerja keras

BTM

TMB MK BT

M

TMB MK BT

M

TMB MK

1.

2.

3

4

5

6

Page 22: 1. RPP Kayu

No. Nama Siswa

Kreatif Komunikatif Kerja keras

BTM

TMB MK BT

M

TMB MK BT

M

TMB MK

7

8

Dst.

Pedoman Penskoran

Aspek Skor

Siswa menjawab pernyataan benar dengan alasan benar 3

Siswa menjawab pernyataan benar tapi tidak didukung oleh

alasan benar

2

Siswa menjawab pernyataan salah 1

SKOR MAKSIMAL 6

Bandung, 11 Februari 2014

Guru Mata Pelajaran Konstruksi

BangunanKepala Sekolah SMKN 2 Garut