1 PENDAHULUAN - IPB Universityereport.ipb.ac.id/.../4/J3L117116-04-Efendi-Pendahuluan.pdf · 2020....

2
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan minyak bumi semakin hari semakin meningkat sehingga produksi untuk memenuhi kebutuhan tersebut pun meningkat. Produksi minyak bumi pada tahun 2018 mencapai 772 ribu barel per hari (ESDM 2018). Kegiatan produksi dan pengeboran minyak bumi dari sumber sumur minyak di lepas pantai akan memperbesar kemungkinan terjadinya tumpahan minyak. Tumpahan minyak bumi bisa berasal dari kebocoran tangki, penyimpanan, saat produksi, saat transportasi dan limbah yang dihasilkan. Tumpahan minyak bumi tersebut dapat mengganggu kehidupan biota-biota laut (plankton, terumbuh karang, tumbuhan- tumbuhan dasar laut). Minyak bumi merupakan campuran yang kompleks dengan komponen utama alkana (Parafinik) dan sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-alkana (Naftenik), aromatik, dan senyawa anorganik. Lapisan minyak yang berada di perairan akan mengurangi jumlah cahaya yang masuk sehingga kemampuan fitoplankton untuk memproduksi oksigen akan semakin berkurang yang kemudian akan mempengaruhi kandungan oksigen di laut dan organisme tingkat tinggi. Lapisan minyak juga akan mengurangi difusi oksigen ke perairan sehingga kandungan oksigen bagi organisme laut terbatas. Oleh karena itu diperlukan penanggulangan tepat untuk mengurangi dampak lingkungan dari tumpahan minyak tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk penanggulangan tumpahan minyak tersebut dengan menggunakan OSD (oil spill dispersant). OSD merupakan produk berbahan utama surfaktan yang digunakan untuk mendispersikan minyak dilaut (Chanif et al. 2017). Surfaktan dapat meningkatkan bioavailabilitas minyak terhadap bakteri dengan cara mendispersi minyak dalam media air dan dapat menurunkan tegangan permukaan minyak sehingga meningkatkan kontak area antar minyak dan bakteri, selain itu surfaktan juga meningkatkan kelarutan minyak dengan pembentukan misela pada media air tersebut. OSD perlu diuji efektivitasnya untuk memberikan informasi mengenai kemampuan suatu dispersan dalam mendispersikan minyak ke dalam air, sehingga dapat dengan mudah untuk didegradasi oleh bakteri. Namun, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas dispersan seperti jenis minyak, pencampuran, keadaan pelapukan minyak, jenis dispersan, suhu, waktu kontak, dan salinitas air (Wickramanayake et al. 2016). Dengan demikian penggunaan dispersan ini diuji efektivitasnya pada jenis minyak, waktu kontak dan kecepatan rotasi yang berbeda untuk mengetahui kinerja dispersan tersebut dalam mendispersikan minyak ke dalam air laut. Uji efektivitas dispersan ini mengacu pada dokumen EPA 1997 App C-40 CRF, DISPERS “Swirling Flask Dispersant Effectiveness Test ”. Metode ini menggunakan alat Spekrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 340nm, 370nm dan 400nm.

Transcript of 1 PENDAHULUAN - IPB Universityereport.ipb.ac.id/.../4/J3L117116-04-Efendi-Pendahuluan.pdf · 2020....

Page 1: 1 PENDAHULUAN - IPB Universityereport.ipb.ac.id/.../4/J3L117116-04-Efendi-Pendahuluan.pdf · 2020. 8. 26. · Unsur-unsur kimia penyusun minyak bumi adalah: 1. Unsur-unsur mayor adalah

1

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan minyak bumi semakin hari semakin meningkat sehingga

produksi untuk memenuhi kebutuhan tersebut pun meningkat. Produksi minyak

bumi pada tahun 2018 mencapai 772 ribu barel per hari (ESDM 2018). Kegiatan

produksi dan pengeboran minyak bumi dari sumber sumur minyak di lepas pantai

akan memperbesar kemungkinan terjadinya tumpahan minyak. Tumpahan minyak

bumi bisa berasal dari kebocoran tangki, penyimpanan, saat produksi, saat

transportasi dan limbah yang dihasilkan. Tumpahan minyak bumi tersebut dapat

mengganggu kehidupan biota-biota laut (plankton, terumbuh karang, tumbuhan-

tumbuhan dasar laut). Minyak bumi merupakan campuran yang kompleks dengan

komponen utama alkana (Parafinik) dan sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-alkana

(Naftenik), aromatik, dan senyawa anorganik. Lapisan minyak yang berada di

perairan akan mengurangi jumlah cahaya yang masuk sehingga kemampuan

fitoplankton untuk memproduksi oksigen akan semakin berkurang yang kemudian

akan mempengaruhi kandungan oksigen di laut dan organisme tingkat tinggi.

Lapisan minyak juga akan mengurangi difusi oksigen ke perairan sehingga

kandungan oksigen bagi organisme laut terbatas. Oleh karena itu diperlukan

penanggulangan tepat untuk mengurangi dampak lingkungan dari tumpahan

minyak tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk penanggulangan

tumpahan minyak tersebut dengan menggunakan OSD (oil spill dispersant).

OSD merupakan produk berbahan utama surfaktan yang digunakan untuk

mendispersikan minyak dilaut (Chanif et al. 2017). Surfaktan dapat meningkatkan

bioavailabilitas minyak terhadap bakteri dengan cara mendispersi minyak dalam

media air dan dapat menurunkan tegangan permukaan minyak sehingga

meningkatkan kontak area antar minyak dan bakteri, selain itu surfaktan juga

meningkatkan kelarutan minyak dengan pembentukan misela pada media air

tersebut. OSD perlu diuji efektivitasnya untuk memberikan informasi mengenai

kemampuan suatu dispersan dalam mendispersikan minyak ke dalam air, sehingga

dapat dengan mudah untuk didegradasi oleh bakteri. Namun, ada beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi efektivitas dispersan seperti jenis minyak, pencampuran,

keadaan pelapukan minyak, jenis dispersan, suhu, waktu kontak, dan salinitas air

(Wickramanayake et al. 2016). Dengan demikian penggunaan dispersan ini diuji

efektivitasnya pada jenis minyak, waktu kontak dan kecepatan rotasi yang berbeda

untuk mengetahui kinerja dispersan tersebut dalam mendispersikan minyak ke

dalam air laut.

Uji efektivitas dispersan ini mengacu pada dokumen EPA 1997 App C-40

CRF, DISPERS “Swirling Flask Dispersant Effectiveness Test”. Metode ini

menggunakan alat Spekrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 340nm,

370nm dan 400nm.

Page 2: 1 PENDAHULUAN - IPB Universityereport.ipb.ac.id/.../4/J3L117116-04-Efendi-Pendahuluan.pdf · 2020. 8. 26. · Unsur-unsur kimia penyusun minyak bumi adalah: 1. Unsur-unsur mayor adalah

2

1.2 Rumusan Masalah

Nilai efektivitas suatu dispersan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

jenis minyak, pencampuran, jenis dispersan, suhu, waktu kontak, dan salinitas air

1.3 Tujuan

Praktik kerja lapangan ini bertujuan menentukan nilai efektivitas dispersan

pada minyak parafinik dan intermediate dengan variasi waktu kontak dan kecepatan

rotasi.

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Bumi

Minyak bumi atau crude oil adalah senyawaan hidrokarbon yang terdapat di

dalam bumi, terdiri dari gas, cair, dan padatan. Minyak bumi berwarna hitam

sampai cokelat kehitam-hitaman, dalam bentuk cair dan terdapat gas-gas yang

melarut di dalamnya, dengan berat jenis berkisar antara 0,8000-1,0000. Unsur-

unsur kimia penyusun minyak bumi adalah:

1. Unsur-unsur mayor adalah karbon dan hidrogen.

2. Unsur-unsur minor adalah sulfur, nitrogen, oksigen, halogen dan logam (disebut

unsur-unsur non hidrokarbon).

Besarnya kandungan (persen) unsur-unsur tersebut dalam berbagai macam

minyak bumi, seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Sifat-sifat minyak bumi antara satu

dengan lainnya berbeda-beda, dari yang ringan sampai pada yang berat. Hal ini

sangat bergantung pada jenis dan besarnya kandungan komponen (unsur-unsur) di

dalam minyak bumi tersebut.

Tabel 1 Komposisi unsur yang terdapat pada minyak bumi

Unsur Komposisi (%)

Karbon 83,00 – 87,00

Hidrogen 10,00 – 14,00

Sulfur 0,05 – 6,00

Oksigen 0,05 – 1,50

Nitrogen 0,10 – 2,00

Logam 10-5– 10-2

(Mudjirhardjo et al. 2006)

2.1.1 Komponen Minyak Bumi