1. - pilrek.its.ac.idpilrek.its.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/M-Badrus-Zaman-I...Kita memiliki...
Transcript of 1. - pilrek.its.ac.idpilrek.its.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/M-Badrus-Zaman-I...Kita memiliki...
(1)
1. PENDAHULUAN
Kita memiliki fakta bisa berkarya dan hidup di negara yang memiliki kekayaan alam
yang melimpah, baik dari sektor sumber daya alam di daratan maupun dari sektor sumber
daya alam di lautan. Kekayaan sumber daya alam tersebut hingga saat ini menjadi penopang
kestabilan berjalannya roda kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengelolaan kekayaan alam
akan berjalan dengan baik manakala didukung oleh sumber daya manusia yang handal.
Berdasarkan fakta, unggulnya sumber daya manusia merupakan hasil produksi dari proses
pendidikan yang handal juga. Nah, pendidikan yang handal tidak lepas dari proses yang baik
dan bermutu dari lembaga pendidikan. Disinilah letak keseimbangan proses yang mampu
membawa bangsa Indonesia pada ranah kestabilan dan kemajuan.
Salah satu kekayaan terbesar Indonesia adalah keberadaan ITS (Institut Teknologi
Sepuluh Nopember) Surabaya. Kampus yang didirikan dan diresmikan oleh Presiden
Soekarno pada tahun 1960 ini telah mampu memproduksi sumberdaya manusia yang mampu
mewarnai, memberikan kontribusi, mengabdi untuk kemajuan bangsa dan negara. Fakta
inilah yang mengatakan bahwa kemajuan ITS akan menentukan kemajuan bangsa. Jika ITS
maju, maka Indonesia akan maju. Jika ITS berkualitas, maka Indonesia juga akan berkualitas.
Disinilah pentingnya keberadaan ITS untuk kemajuan bangsa ini.
Untuk itu, dibutuhkan strategi yang komprehensif untuk memacu dan menata ITS agar
unggul di segala lini. Keunggulan ITS bisa dipacu dan dikelola dengan baik dan rapi apabila
hadir semangat untuk maju secara komunal bagi seluruh civitas akademika ITS. Semangat
maju bersama akan mampu menghadirkan energi yang luar biasa bagi ITS, karena hal ini
akan menghadirkan semangat kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Jika ini dimiliki dan
ditanamkan, maka bukan hal yang mustahil, ITS akan maju di masa depan dan selalu menjadi
yang terdepan.
Semangat untuk maju secara bersama harus dipelihara terus menerus sehingga mampu
membawa dampak pada tumbuhnya kualitas ITS dan output yang dihasilkan ITS semakin
bagus untuk memberikan warna terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang
demikian merupakan modal untuk menata ITS untuk selalu unggul dan menjadi yang
terdepan. Pengaruh kemajuan ITS terhadap kemajuan bangsa sangatlah signifikan. Maka lagi-
lagi, strategi untuk memacu ITS menjadi yang terdepan sangat dibutuhkan.
(2)
2. ITS PTNBH : PELUANG BESAR
Pada Januari 2017, ITS secara resmi berstatus PTNBH (Perguruan Tinggi Negeri
Berbadan Hukum). Menurut pasal 22 PP no.4 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan
pendidikan tinggi dan pengelolaannya, PTNBH memiliki wewenang untuk mengelola sendiri
lembaganya sebagai penyelenggara pendidikan. Tentu saja ini sangat berbeda dengan status
ITS sebelumnya yang bersatus ITS belum PTNBH.
Gambar 1: Launching ITS PTNBH
(Sumber: ITS)
Dalam PTNBH telah terjadi regulasi otonomi yang tidak dimiliki oleh PTN secara
umum. Dengan kata lain, PTNBH memberikan otonomi lebih besar dibandingkan PTN
secara umum. Fakta tersebut merupakan peluang bagi ITS untuk menyusun strategi agar ITS
lebih baik dan unggul dimasa depan. Otonomi yang lebih besar terhadap ITS ini merupakan
kesempatan dan peluang besar untuk menata diri, mengelola, mengembangkan institusi
secara baik dan rapi dengan semangat maju bersama.
Status ITS PTNBH semakin mengukuhkan ITS untuk memberikan kontribusi nyata
kepada bangsa. Pada Kamis, 5 April 2018, 11 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum telah
berkumpul di ITS untuk merumuskan hal-hal strategis dan membangun kesepahaman untuk
melangkah sinergi demi kemajuan pembangunan Nasional. Peran perguruan tinggi memang
tidak bisa dilepaskan untuk berkontribusi untuk kemajuan bangsa. Menariknya, demi
mewujudkan sinergi tersebut, tercetuslah deklarasi sebagai wujud keberlanjutan. Pada
deklarasi tersebut, intinya perguruan tinggi berstatus PTNBH sepakat bahwa melalui otonomi
penyelenggaraan pendidikan tinggi yang berkualitas, mampu menghasilkan manusia yang
(3)
kreatif, inovatif, dan unggul serta siap menghadapi tantangan perubahan. Bahkan perguruan
tinggi bersatu menyatakan dan menguatkan tekad untuk secara konsisten dan bersinergi
meningkatkan peran dalam membangun dan menjaga keutuhan NKRI.
Setelah status PTNBH, secara internal ITS telah melakukan perombakan struktur di level
Fakultas. Dimana saat ini ITS telah berkembang menjadi 10 Fakultas. Kemudian beberapa
prodi baru telah terbentuk. Perubahan struktur di ITS ini tentunya menjadi langkah awal
untuk terus melakukan upaya perbaikan untuk kemajuan ITS. Upaya ITS menjadi unggul
segala bidang harus terus dipacu seiring dengan semangat PTNBH.
3. REVOLUSI INDUSTRI 4.0 : PACU KERJA 4.0
Saat ini, terjadi revolusi yang membawa kepada era perubahan secara cepat yang
mempengaruhi seluruh sektor kehidupan. Era tersebut dinamakan revolusi industri 4.0. Fakta
mengatakan bahwa dengan semakin canmggihnya teknologi yang sedang berkembang mau
tidak mau membawa perubahan yang cukup signifikan di segala lini. Nah, hal yang menarik
adalah pengaruh industri 4.0 sangat berkaitan erat dengan sistem pendidikan Indonesia. Pada
konteks ini, revolusi industri 4.0 akan berdampak pada sistem pendidikan di Perguruan
Tinggi di Indonesia.
Gambar 2: Tahapan Revolusi Industri 4.0 (Sumber: ITS)
(4)
Menyikapi revolusi industri 4.0 ini, maka kerja 4.0 untuk mengelola perguuan tinggi
harus diaplikasikan. Kerja 4.0 merupakan kerja yang berorientasi pada dampak (outcome
based). Disini bukan hanya hasil yang menjadi target utama, namun seberapa jauh dampak
yang ditimbulkan dari hasil tersebut, atau dalam bahhasa agama adalah kemanfaatan dan
kemaslahatan yang dihasilkan. Dalam kerja 4.0, visi yang kuat, jelas dan terukur menjadi
dasar utama. Visi tersebut harus mampu diterjemahkan dalam tahapan-tahapan teknis yang
berkesinambungan secara jelas dan terukur. Jangan sampai kita menang dalam pertempuran
tapi kalah dalam peperangan. (M.Nuh, 2017)
Telah terjadi perubahan paradigma di era industri 4.0, baik perubahan masyarakat,
perubahan gaya hidup, perubahan generasi dan perubahan perguruan tinggi. Pada konteks
perubahan perguruan tinggi, era industri 4.0 menitik beratkan pada akademik, riset dan
kewirausahaan. Nah selaras dengan perubahan paradigma generasi yang lebih
mengedepankan kreatifitas, kolaborasi, tanpa sekat dan selalu terhubung. Sungguh era yang
membutuhkan strategi jitu untuk mewujudkan masa depan perguruan tinggi yang unggul
disegala bidang.
Nah, dalam mengelola ITS, tentu harus memakai pendekatan dan strategi kerja 4.0. Visi
yang jelas yang mampu diterjemahkan dalam tahapan-tahapan teknis yang berkesinambungan
secara jelas dan terukur, dilandasi semangat maju bersama akan mampu menjawab tantangan
perubahan dan mampu membawa ITS pada cita-cita yang diharapkan. Dengan kerja 4.0, ITS
akan menjadi unggul disegala lini serta inovatif dan kreatif dan tentu menjadi yang terdepan.
(5)
4. LANGKAH STRATEGIS IMPLEMENTASI RENIP ITS
A. ACUAN POKOK
Strategi pengembangan ITS didasarkan pada Rencana induk pengembangan ITS
2015-2040. Implementasi tersebut harus diperkuat dengan semangat untuk maju
bersama, kerja ikhlas, kerja cerdas dan kerja keras. Sebelum fokus ke implementsi
RENIP ITS, maka perlu diperkuat garis strategi acuan utama, yaitu:
a. Memperkuat Jejaring.
b. Memperkuat Kontrubusi Nasional dan Internasional.
c. Memperkuat peran sebagai World Class University.
d. Memperkuat link and match dengan Industri.
e. Meningkatkan level ITS, nama baik ITS dan keunggulan ITS.
f. Meningkatkan kualitas lulusan.
Secara umum, Rencana Induk Pengembangan ITS (RENIP) ITS 2015-2040
disusun dengan mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu: program akademik, sistem
pembelajaran, kemahasiswaan, pasca sarjana, kelembagaan, infrastruktur,
infrastruktur TIK, tenaga akademik, tenaga kependidikan, riset dan pengabdian
masyarakat, riset dan inovasi,pengembangan usaha dan kerjasama serta positioning
ITS, perencanaan dan keuangan, hubungan international, dan afirmasi.
Pada tabel 1 adalah tahapan target yang harus dicapai secara umum untuk posisi
dan peran ITS hingga 2040 sesuai RENIP ITS.
Tabel 1: Tahapan strategis RENIP ITS 2015-2040 (Sumber: RENIP ITS)
No Tahun Target dan Status
1 2016 Reformasi : Perubahan ITS BLU ke PTNBH
2 2020 Lepas Landas sebagai PTNBH
3 2025 Model Mandiri Nasional
4 2030 Hub Nasional
5 2035 Hub ASEAN
6 2040 Hub ASIA
(6)
B. TUJUAN POKOK : ENTREPRENEURAL UNIVERSITY
Pada konteks implementasi periode Rektor 2019-2024, fokus utama adalah
memacu ITS menjadi unggul disegala bidang dan mengarah pada Entrepreneural
University. Hal ini penting dengan cara fokus, sinergi dan kerja keras.
Gambar 3 : Menuju Entrepreneural University (Sumber: ITS)
Visi jangka panjang ITS sesuai RENIP ITS adalah: “Menjadi perguruan tinggi
entrepreneural berkelas dunia yang menjadi pilar kekuatan ekonomi bangsa melalui
pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, pengembangan inovasi dan
penciptaan produk inovasi sains dan teknologi”
Kemudian visi ITS sbg research and innovative University dengan target 2025
adalah“Menjadi perguruan tinggi berkelas dunia yang berkontribusi pada
kemandirian bangsa serta menjadi rujukan dalam pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat serta pengembangan inovasi terutama yang menunjang
industri dan kelautan”
(7)
C. STRATEGI, TEROBOSAN, IMPLEMENTASI (STI)
Pada tahapan ini perlu melakukan langkah-langkah strategis, terobosan yang bisa
diimplementasikan sebagai berikut:
I. MEMPERKUAT PROGRAM AKADEMIK, SISTEM PEMBELAJARAN,
KEMAHASISWAAN DAN POGRAM PASCA SARJANA
1. Program Akademik
Program dari sisi akademik memerlukan strategi pencapaian untuk
mendorong ke arah sebagai berikut:
a. Fokus ke arah perwujudan link and match dengan industri dan lulusan
yang berkualitas sesuai tujuan mulia ITS dan harapan masuk ITS.
b. Implementasi kurikulum yang prosen penyusunannya melibatkan
industri secara langsung
c. Berperan sebagai world class university (WCU).
Strategi pencapaian untuk implementasi tersebut antara lain:
Fakultas, Departemen dan prodi harus membuat list industri yang
terkait dan diundang, membuat kerjasama langsung untuk terlibat
dalam proses penyusunan kurikulum dan mengedepankan orientasi
kualitas lulusan yang siap pakai.
Memacu akreditasi A level nasional semua prodi di ITS baik S1, S2
maupun S3.
Akreditasi International. Pada tahap pencapaian, maka pelayanan
standard international diperlukan dalam pola pengembangan akademik
di ITS.
Modernisasi infrastruktur penunjang akademik, mulai kelas, sarana
prasarana penunjang aktivitas akademik, ruang yang nyaman, serta
atmosfir yang sehat dan kualitas standard international.
Digitalisasi proses pendidikan (Digital Education) untuk
mempermudah dan memperkuat proses pendidikan secara menyeluruh.
Pendirian prodi baru sesuai kebutuhan industri.
(8)
Pemerataan pembentukan Double Degree
Terselenggaranya program Double Degree akan mampu membuka
akses international dan memiliki aspek penguatan karakter akademik
serta perbaikan atmosfir akademik. Untuk mencapai ini, Departemen
harus mampu memanfaatkan jejaring international. Semua elemen di
departemen harus punya kemauan keras yang sama untuk
pembentukannya.
Memperkuat kelas bahasa inggris.
Strategi mencapai ini adalah EMI class perlu ditingkatkan. Pengiriman
tenaga dosen untuk mengikuti training EMI harus terus ditingkatkan.
Pola pembelajaran EMI class sangat baik dan berdampak positif.
Memperkuat peran laboratorium penunjang akademik dan membuka
peluang kerjasama dengan industri. Menambah lab baru serta
standarisasi laboratorium.
2. Sistem Pembelajaran
Dengan kerja 4.0, maka harus dibuat sistem pembelajaran yang
berbasis IT. Langkah konkritnya adalah:
Mendesain kurikulum Berbasis Industri ; Strategi pencapaian
dengan cara komprehensif dan outputnya siap ke dunia kerja.
Masukan dari industri harus dilakukan.
Memperkuat Infrastruktur IT ; menunjang layanan informasi dan
online learning.
Memberdayakan share ITS ; share ITS untuk pembelajaran secara
daring.
Implementasi pembelajaran secara daring.
Membudayakan cretative learning ; positif untuk dosen dan
mahasiswa.
(9)
3. Kemahasiswaan
Menguatkan kreatifitas mahasiswa, mendorong untuk terus
berpacu dalam prestasi.
Modernisasi sekertariat mahasiswa agar lebih kondusif dan
nyaman dalam melakukan aktifitas dan menjadi sumber prestasi.
Pendanaan yang sesuai untuk memacu proses prestasi mahasiswa
Insentif Pembimbing kreatifitas mahasiswa untuk berprestasi.
Tetap memperkuat mobilitas international. Dalam hal ini harus
berpacu serta berperan aktif dalam aktifitas, kompetisi, hal-hal
untuk prestasi dan kreatifitas secara international.
Memperkuat jiwa wirausaha bagi mahasiswa. Pada konteks ini
penguatan lewat training, studi banding ke industri, negara maju,
universitas maju, serta program kegiatan harus diberi kemudahan
dan diperkuat.
4. Pasca Sarjana
Membentuk Direktorat Pasca Sarjana untuk mempermudah
koordinasi dan kerapian manajemen.
Memberikan beasiswa dan melibatkan aktifitas riset dan project
untuk mahasiswa pasca sarjana.
Memacu seluruh Departemen memiliki Pasca Sarjana secara
komplit (S2 dan S3). Penyiapan dosen, sarana prasarana dan
lainnya perlu diperkuat.
Memperkuat kerjasama pasca dengan mitra industri.
Kurikulum Pasca Sarjana harus berbasis Industri dan
penyusunannya melibatkan industri.
Membuka peluang sebesar besarnya kepada industri dan
pemerintah daerah untuk pengembangan pasca sarjana dengan pola
yang sesuai industri.
Meningkatkan jumlah post doctoral ke ITS.
(10)
II. PENATAAN LEMBAGA DAN INFRASTRUKTUR
1. Kelembagaan
Mencari terobosan baru dan memperkuat pendapatan alternatif
untuk ITS dengan menggunakan network yang ada, merangkul
industri, pemanfaatan aset, dan penguatan lainnya.
Merapikan perencanaan strategis sehingga ITS akan menjadi
lembaga yang membanggakan dan menarik untuk industri dan
masyarakat.
Melakukan langkah strategis untuk memperkuat sistem keuangan
dan pendapatan non PNBP
Meningkatkan sistem kinerja integratif dengan memperkuat sistem
informasi sehingga memudahkan kinerja.
2. Infrastruktur
Memperkuat penyediaan Infrastruktur untuk prodi baru dan
kelengkapan penunjang lainnya serta pengembangan sarana dan
prasarana setiap Departemen di ITS.
Perbaikan infrastruktur kampus ITS, mengembangkan smart
campus untuk menunjang kenyamanan, keamanan area kampus
dan tentu akan mendorong terbentuknya kreativitas dan semangat
kerja masyarakat kampus.
Memanfaatkan jejaring untuk bekerjasama dalam penyediaan
infrastruktur agar percepatannya mudah diraih.
Membangun infrastruktur yang menunjang revenue generator
seperti; Hotel, ITS mart, kantor travel, restaurant dan lainnya.
3. Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pemanfaatn dan penguatan Big data untuk menunjang proses
organisasi dengan baik dan terintegrasi. Seluruh data departemen,
Fakultas, unit harus mudah diakses dan terintegrasi.
Membuat master plan Infrastruktur TIK
Penguatan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi
Memperkuat repository untuk menunjang WCU
(11)
III. PENGEMBANGAN TENAGA AKADEMIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
1. Tenaga Akademik
Penguatan pendampingan dan mempercepat pengurusan
kepangkatan dosen
Percepatan Professor dan pengawalan oleh ITS secara tuntas
dengan melakukan komunikasi dengan RISTEKDIKTI.
Menambah jumlah dosen dengan kualifikasi S3 dengan cara
membuka penerimaan dosen dengan gelar doktor.
Menerima dosen dari jalur industri yasng sesuai dengan bidang di
ITS.
Memperkuat wawasan dosen terhadap industri, memperkuat peran
dosen ke industri, serta memperkuat peran dosen pada level
international.
2. Tenaga Kependidikan
Memperkuat profesionalitas tendik dengan cara training, studi
banding, serta pembinaan.
Memperkuat peran internasional tendik dan membuka wawasan
dalam bekerja secara global.
Pelatihan berjenjang untuk tendik dalam meningkatkan kualitas
tendik.
Menumbuhkan budaya semangat kerja dan profesionalitas.
(12)
IV. PENGEMBANGAN RISET, PENGABDIAN MASYARAKAT, INOVASI
DAN KERJASAMA
1. Kehadiran dan Peran Pada Industri
Era revolusi industri 4.0 harus membuat ITS berbenah untuk
melakukan adaptasi. Pada konteks ini, kehadiran ke industri untuk berperan
dan saling kerjasama perlu diperkuat. Hal-hal yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
Memperkuat kualitas lulusan ITS yang siap pakai.
Melibatkan industri dalam penyusunan kurikulum sehingga ada link
and match.
Meningkatkan kualitas Proses pembelajaran yang bermuara pada
industri.
Membuka kesempatan magang untuk mahasiswa ke industri.
Memperkuat peran dosen ke industri dengan cara terlibat training
pada industri, nara sumber, pengabdian masyarakat, serta peran-
peran lain yang sifatnnya saling mengisi dan memberikan
kemanfaatan.
Membuka kesempatan industri memperkuat laboratorium di ITS
yang manfaatnya dirasakan ITS dan industri.
Membangun workshop-workshop strategis sebagai penunjang industri
dengan skala nasional untuk meningkatkan kemandirian.
Pemanfaatan hasil riset dan inovasi sivitas akademika ITS ke industri.
(13)
2. Kehadiran dan Peran Ke Pemerintah Daerah
Langkah ini sangat penting karena akan berdampak pada nama baik
ITS, kiprah ITS secara nyata ditengah masyarakat. Langakah nyata tersebut
sebagai berikut:
ITS harus merangkul pemda seluruh Indonesia untuk memperkuat
senergi dan berkolaborasi aktif. Disini dampaknya sangat besar
dan positif. Salah satu pengaruhnya adalah nama baik ITS akan
dikenal seluruh Indonesia dan nama baik ITS akan selalu hadir
ditengah lapisan masyarakat Indonesia.
Memberikan kontribusi ITS berupa hasil riset dan inovasi ITS ke
pemda seluruh Indonesia.
Menjaring generasi terbaik daerahn untuk belajar di ITS melalui
program afirmasi.
3. Memperkuat Kolaborasi Antar Perguruan Tinggi
Langkah ini mempertegas bahwa ITS tidak bisa sendirian dalam
mengembangkan kiprah dan peran organisasi. Kolaborasi antar perguruan
tinggi Nasional dan international akan semakin memperkuat peran ITS
sendiri dan memunculkan ide kreatif untuk terus berkembang. Maka
langkah konkrit yang harus diambil adalah:
Memperkuat komunikasi antar pemimpin perguruan tinggi.
Memperkuat join riset, join pengabdian masyarakat, join publikasi
dan sebagainya yang mendukung proses pengembangan.
Meningkatkan usaha saling menguatkan, sharing kemajuan, dan
saling support.
Pertukaran pengajar, tendik dan mahasiswa untuk meningkatkan
kualitas.
(14)
4. Memperkuat Revenue Generation
Pada gambar 4 sampai gambar 7 adalah langkah implementasi strategis
Revenue Generation untuk ITS menuju enterprenuer di Revolusi Industri
4.0. Langkah – langkah ini harus tercapai pada periode 2019 – 2024. Ini
juga akan menjadi pondasi kuat ITS sebagai kebanggan bangsa.
Gambar 4 : Konsep Revenue Generation ITS
Gambar 5 : Tiga target utama peningkatan Revenue Generation ITS
(15)
Gambar 6 : Sumber pendapatan baru untuk mendukung Revenue Generation ITS
Gambar 7 : Kerjasama Industri di Lab ITS
(16)
ITS sebagai PTNBH harus kreatif dalam menggalang mencari
pendanaan secara mandiri. Maka strategi yang harus dilakukan secara
konkrit adalah:
Memperkuat sumber pendapatan baru dari berbagai potensi
kerjasama, CSR, pengembanan R&D, dan penyiapan sumber daya
manusia handal industri bagi korporasi, BUMN, Swasta, dan
Pemerintah.
Tujuan utama dari peningkatan pendapatan ITS akan lebih
diarahkan pada 3 (tiga) fokus penting yaitu : Dukungan Remunerasi
ITS; Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur ITS; Kemandirian
Biaya dan Pengembangan ITS.
ITS akan lebih aktif menjadi bagian penting peningkatan sumber
daya manusia dan industri serta inovasi daerah baik di Provinsi Jawa
Timur, dan berbagai provinsi di Indonesia Timur melalui penguatan
EPI-UNET dalam kerjasama kegiatan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat secara bersama dan berkelanjutan.
Memperkuat pengelolaan unit-unit di ITS dengan profesional
sehingga menjadi unit yang mandiri dan profitable.
Memperkuat Technopark dengan melibatkan industri dan
pemerintah daerah dan pusat serta dikelola dengan profesional.
Keberadaan technopark harus mampu menjaring wirausaha muda,
investor dan benefit. Disinilah daya saing meningkat.
Membangun Pusat bisnis ITS seperti: Hotel, Restaurant, ITS Mart,
dll yang dikelola secara profesional dan menguntungkan untuk ITS.
Kolaborasi laboratorium dengan industri dan pemerintah pusat dan
daerah untuk memperkuat income (Uji tes, sertifikasi, kerjasama
laboratorium dll)
Untuk memperkuat posisi Lab di ITS sebagai Focal Point penyiapan
dan pengembangan sumber daya manusia industri handal di
Indonesia (Tallent-Polling) bagi berbagai korporasi BUMN dan
Swasta Nasional dalam rangka memperkuat daya saing industri
nasional.
(17)
Membangun workshop industri yang dikelola secara mandiri dan
profesional dengan
cara memanfaatkan aset yang dimiliki oleh ITS.
Memanfaatkan jejaring untuk penguatan revenue generation, baik
jejaring alumni, industri, kolega, pemerintah pusat, pemerintah
daerah dan lain lain.
Melibatkan tenaga profesional dan melakukan rekruitmen untuk
mengelola aset-aset ITS dengan fokus mandiri dan profitable.
Memanfaatkan hasil riset dan inovasi untuk industri skala nasional
dan internasional.
Penguatan peran lembaga penelitian dan lembaga project ITS yang
bermanfaat secara jangka pendek dan jangka panjang.
Pengelolaan sistem keuangan yang profesional dan tidak menjadi
penghambat dalam berkarya.
5. Memperkuat Aktifitas Riset dan Pengabdian Masyarakat
Merapikan manajemen anggaran serta menambah anggaran riset
dan pengabdian masyarakat.
Memperkuat tema riset yang bisa diaplikasikan dan laku di
industri dan masyarakat.
Hasil riset dan pengabdian masyarakat laku dijual di industri dan
masyarakat.
Memperbanyak jmumlah riset dan pengabdian masyarakat
dengan cara penguatan laboratorium dan memberdayakan pasca
sarjana.
Memperkuat pemanfaatan jejaring international dengan pola
langkah strategis dengan melakukan join publikasi hasil riset,
join melakukan supervisi, menambah jumlah post doctoral dll
(18)
V. POSITIONING ITS DAN HUBUNGAN INTERNATIONAL DAN
AFIRMASI
1. Positioning ITS
Memperkuat posisi ITS dan peran ITS untuk industri
Memperkuat jejaring international: membangun budaya
international dikampus dalam rangka menunjang WCU
Menaikkan level ITS sesuai dengan cara penataan SDM, prestasi
mahasiswa, penguatan jejaring, penguatan peran industri yang
berefek pada indikator internationalisasi:pembenahan indikator-
indikator yang digunakan utk rangking dunia
Menambah jumlah aktifitas internasionalisasi riset dan akademik.
Penguatan kerjasama dengan Indonesia timur sebagai kontribusi
bangsa.
Peningkatan peran level nasional dan international untuk sivitas
akademika dan alumni dengan membangun sistem yang kuat dan
sinergis.
2. Hubungan International
Terus memperkuat jejaring internasional mulai industri,
perguruan tinggi, bahkan level pemerintahan. Potensi
Departemen di ITS harus dimaksimalkan untuk penguatan tahap
ini.
Bergerak untuk melakukan aktifitas internasionalisasi riset dan
akademik. Laboratorium, Departemen harus siap melakukan ini.
Kemudian dosen harus memaksimalkan potensinya untuk
melakukan riset international.
Melakukan peningkatan jumlah mahasiswa asing baik yang full
study, pertukaran pelajar, post doct dan sebagainya.
(19)
3. Afirmasi
Memperkuat Promosi dan melakukan yang yang lebih luas
dengan cara merangkul pemda seluruh indonesia dan industri.
Menjaring mahasiswa berprestasi dari Indonesia Timur.
Terus melakukan kerjasama pembiayaan institusi.
Pertukaran mahasiswa dengan PT lain (international)
PENUTUP
Strategi pelaksanaan atau implementasi RENIP ITS 2015-2045 harus dilakukan dengan
semangat maju bersama. Selain itu, perlu menyesuiakan dengan pola kerja 4.0 yang adaptif,
sinergi, tepat, cepat dan segala permasalahan bisa dipecahkan dengan mudah. Dengan
demikian, ITS akan unggul di masa depan sesuai yang dicita-citakan bersama.