Indonesia Memiliki 13

download Indonesia Memiliki 13

of 14

description

indonesia

Transcript of Indonesia Memiliki 13

Indonesia Memiliki 13.466 Pulau yang Terdaftar dan BerkoordinatIndonesia merupakan negara kepulauan, terbentang dari Sabang sampai Merauke, yang tersusun dalam ribuan pulau besar dan kecil, yang terhubung oleh berbagai selat dan laut. Saat ini pulau yang terdaftar dan berkoordinat berjumlah 13.466 pulau.

Informasi tersebut ini dikatakan Kepala Badan Informasi Geospasial Asep Karsidi kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, saat serah terima perangkat pendukung infrastruktur informasi geospasial di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf Jakarta, pada 7 Mei 2014. Perangkat tersebut merupakan dukungan dari BIG kepada Kemenparekraf untuk turut membantu membangun bidang kepariwisataan Indonesia. Mari Pangestu sangat tertarik saat Asep Karsidi mempresentasikan ina-geoportal, karena program ini dapat mempermudah Kemenparekraf untuk mengetahui dan mempublikasi tempat-tempat pariwisata yang belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat luar negeri.

Selanjutnya dijelaskan oleh Asep Karsidi, bahwa jumlah tersebut sudah diakui dunia internasional dan tercatat di PBB. Melalui United Nations Group of Experts on Geographical Names (UN GEGN), dimana Indonesia bergabung di dalamnya, setiap tahun dapat memberikan informasi jika ada penambahan jumlah pulau. Penghitungan jumlah pulau ini dilakukan oleh Tim Nasional Pembakuan Rupabumi Indonesia.

Banyak masyarakat berpendapat bahwa Indonesia memiliki pulau lebih yang disebutkan di atas, yaitu lebih 17.000 lebih. Namun Asep Karsidi mengatakan bahwa jumlah 17.000 itu mungkin benar, karena masyarakat menganggap bahwa gosong, daratan yang hanya ada pada saat laut surut juga dianggap pulau oleh masyarakat. Selain gosong pulau tidak bernama pun juga masuk dalam hitungan masyarakat, hal itu juga yang membuat masyarakat berpendapat Indonesia mempunyai pulau lebih 17.000.

Hal yang terpenting adalah wilayah dengan jumlah ribuan pulau tersebut adalah masuk ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa Indonesia berbatasan dengan 10 (sepuluh) negara tetangga. Batas tersebut ada pada 92 pulau terluar yang perlu dijaga dan dikelola dengan baik, karena pulau-pulau tersebut digunakan untuk menentukan garis pangkal batas wilayah negara Indonesia dengan negara lain. Untuk itu BIG sebagai penyelenggara informasi geospasial termasuk di dalamnya telah memetakan 92 pulau terluar tersebut, yang sudah disajikan dalam bentuk peta dan buku atlas.Sumber: http://www.bakosurtanal.go.id/berita-surta/show/indonesia-memiliki-13-466-pulau-yang-terdaftar-dan-berkoordinat

Berapa Jumlah Pulau yang Dimiliki Indonesia Sebenarnya?May 9, 2015 M Ambari, JakartaPredikat sebagai negara maritim yang memiliki garis pantai 95.181 km dan menjadikannya sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia setelah Kanada sudah lama melekat kepada Indonesia. Namun, selama itu pula Indonesia masih belum bisa merapikan akurasi datanya tentang kelautan dan perikanan.

Salah satu yang hingga kini masih diperdebatkan adalah jumlah pulau yang ada di Nusantara. Selama ini, banyak yang menyebut jumlah pulau dari Sabang di Aceh sampai Merauke di Papua adalah 17.500 pulau. Benarkah jumlahnya sebanyak itu?

Pulau Gee, Halmahera Timur, Maluku Utara. Pulau-pulau kecil ini dinaggap sebelah mata oleh pemerintah dan mungkin dianggap tak penting, hingga bisa begitu saja dieksploitasi hingga ludes, botak dan hancur lebur. Seakan, pulau ini hilang tak masalah yang penting sudah dikuras terlebih dahulu. Foto: AMAN MalutPulau Gee, Halmahera Timur, Maluku Utara. Pulau-pulau kecil ini dinaggap sebelah mata oleh pemerintah dan mungkin dianggap tak penting, hingga bisa begitu saja dieksploitasi hingga ludes, botak dan hancur lebur. Seakan, pulau ini hilang tak masalah yang penting sudah dikuras terlebih dahulu. Foto: AMAN Malut

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo di Jakarta, mengatakan, pulau yang ada di Indonesia hingga saat ini memang masih 17.500 pulau. Namun, jumlah tersebut berbeda dengan data yang dimiliki Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang memiliki data resmi 13.466 pulau.

Kenapa bisa demikian? Karena memang data yang diberikan kepada PBB adalah data valid dan sudah bernama. Artinya, jumlah pulau yang dilaporkan ke PBB masing-masing sudah memiliki nama, ujar Indroyono disela-sela pelepasan Ekspedisi Widya Nusantara dan Ekspedisi Sabang di Pelabuhan Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta Utara, Kamis (07/05/2015) kemarin.

Indroyono menuturkan, setiap tahun PBB menggelar pertemuan yang membahas khusus tentang temuan dan kondisi pulau-pulau di setiap negara yang menjadi anggota. Dalam pertemuan tersebut akan dibahas pulau apa saja yang sudah bernama, letaknya pada lintang dan bujur berapa.

Data tersebut akan dibahas secara mendetil dan karenanya setiap negara berpotensi memiliki jumlah yang berbeda setiap tahunnya, kata dia.

Menurut Indroyono, data yang dikirim ke PBB disebut valid, karena tidak akan bisa lagi diubah atau direvisi jika memang ada kesalahan. Karenanya, meski jumlah sebenarnya ada 17.500 pulau, tapi yang dilaporkan ke PBB dan dinilai valid baru 13.466 pulau. Sementara sisanya, hingga saat ini masih belum dilaporkan karena belum memiiki nama.

Itu yang harus segera diselesaikan. Penamaan pulau itu penting. Sebagian besar pulau tak bernama itu adalah pulau terluar yang seharusnya menjadi barikade pertahanan Indonesia dari negara lain, ungkap Indroyono.

Untuk bisa menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut, menurut dia, diperlukan penelitian yang cukup mendalam yang melibatkan para ilmuwan, birokrat pemerintahan dan stakeholder lain, agar proses penamaan pulau bisa berjalan lebih cepat.

Walaupun sebenarnya tidak. Untuk memberi nama sebuah pulau itu prosesnya lama dan harus ada keterlibatan dengan warga lokal. Kita harus tahu sejarah pulau tersebut dari penduduk disana atau yang berdekatan dengan pulau tersebut jika memang tak berpenghuni, jelasnya.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan anonim pulau, menurut Indroyono, adalah penelitian ekspedisi ke berbagai pulau tersebut. Termasuk, dengan melibatkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang memiliki peran yang lembaga riset ilmu pengetahuan di Tanah Air.

Saat ini ada 16 kapal riset dan survei di Indonesia. Diharapkan seluruhnya bisa difungsikan dengan maksimal untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di wilayah kelautan Indonesia. Karena sekarang penelitian melalui ekspedisi sudah menjadi program nasional, maka harusnya penamaan pulau bisa masuk tujuan segera, tandas dia.

Selesaikan Kedaulatan Laut Nasional

Akan tetapi, walau mendesak untuk dilaksanakan penamaan pulau tak bernama, Indroyono menilai, langkah yang harus dilakukan Indonesia saat ini adalah menyelesaikan permasalahan kedaulatan maritim. Terutama, tentang batas laut Indonesia dengan negara tetangga.

Kita berhak mengklaim ZEE (zona ekonomi eksklusif) kita adalah 350 mil dari garis pantai, tapi sekarang kan kenyataannya 250 mil. Untuk bisa mengklaim 350 mil, kita harus menyebutkan secara ilmiah dulu (alasannya), papar Indroyono.

Alasan ilmiah harus dilakukan melalui riset ekspedisi kapal.Kapal yang digunakan pun harus dilengkapi dengan sensor khusus. Berarti itu perlu uang. Nah, karena kedaulatan maritim sangat penting, berapun rupiah yang harus dikeluarkan itu tidak boleh dipermasalahkan lagi, cetusnya.

Kepala LIPI Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain mengakui kalau penelitian adalah satu-satunya cara yang bisa ditempuh Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan pulau. Namun, perlu dukungan kuat dari Pemerintah dan semua stakeholder terkait.

Kita sekarang terbiasa menyebut jumlah 17.500 pulau, tapi kenyataannya data resmi di PBB adalah 13.466 pulau. Siapa yang salah dan benar? Ya kita sendiri yang bisa menjawabnya. Kita harus bisa merapikan hal ini karena kan data itu menyangkut identitas negara juga di mata internasional, tutur Iskandar.

Jika Indonesia memiliki data valid yang bisa dipertanggungjawabkan, itu bisa mempengaruhi kedaulatan di mata internasional. Sehingga Indonesia bisa lebih baik lagi mengembangkan sektor kelautan dan perikanan dibanding yang saat ini ada.

Potensi kelautan kita masih sedikit yang tergarap. Padahal potensinya sangat besar. Kita harapkan melalui penelitian ekspedisi kapal, itu bisa membantu untuk memetakan kondisi terkini kemaritiman Indonesia, pungkas dia.Sumber: http://www.mongabay.co.id/2015/05/09/berapa-jumlah-pulau-yang-dimiliki-indonesia-sebenarnya/

Kapal bantalan udaraDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sebuahhovercraftmiliter milik Angkatan Laut Amerika SerikatKapal bantalan udaraatauhovercraft(bahasa Inggris: "kapal melayang") adalah suatu kendaraan yang berjalan di atas bantalan udara (air cushion). Bantalan udara tersebut ditimbulkan dengan cara meniupkan udara ke ruang bawah kapal ini (plenum chamber) melalui skirt (sekat yang lentur) sehingga tekanan udara di dalamplenum chamberlebih tinggi daripada tekanan udara luar sehingga timbul gaya angkat.[1]Untuk menggerakkan kapal bantalan udara, digunakan gaya dorong yang diperoleh daribaling-balingseperti pada pesawat udara. Gaya angkat kapal ini bekerja pada penampang yang luas, sehingga tekanan terhadap tanah atau air (ground pressure) yang ditimbulkan tidak besar. Dengan demikian, kendaraan ini dapat berjalan di atas lumpur, air maupun daratan dengan membawa beban yang cukup berat. Karena tidak adanya kontak langsung antarahovercraftdan permukaan daratan atau air, maka hambatan yang terjadi kecil sehinggahovercraftdapat melaju dengan kecepatan tinggi.Daftar isi[sembunyikan] 1Prinsip bantalan udara 2Komponen utama 3Jenis-jenis Hovercraft 4Sejarah 5Penggunaan Hovercraft 6ReferensiPrinsip bantalan udara[sunting|sunting sumber]Prinsip penggunaan bantalan udara ini pertama kali dirancang olehJohn Thorneycroftpada tahun 1879. Pada tahun 1953, dikembangkan olehChristoper Cockerell, juga dari Inggris. Ternyata metode baru Cockerell ini dinilai sebagai salah satu percobaan yang berhasil menakjubkan.Prinsip Cockerell ini pada memerangkap udara ke dalam bantalan yang dipasang sebagai hull kapal, dengan tujuan menghilangkan geseran pada hull kapal dari permukaan air, yang menurutnya aka memperlambat jalannya kapal seperti pada kapal konvensional. Proses itu tercapai dengan cara meniupkan udara kedalam bantalan yang dipasang pada dasar kapal, untuk menimbulkan pendangkalan ke atas dan ke bawah dengan tekanan yang lebih ringan dariatmosfer, dan memerangkap udara yang masuk dengan tabir udara yang bertakanan tinggi di sekitar sisi hull. Udara yang diperangkap dalam bantalan itu menghasilkan daya angkat sampai tiga kali lebih besar dibandingkan bila memasukkan udara secara langsung kedalam bantalan. Cockerell menciptakan modelfree-flightdengan menggunakan sistem ini diikuti konstruksi hovercraft bersekala penuh.Pada tahun 1961, diperkenalkan sistem baru yang dikenal sebagai "Flexible Skirt System" yaitu menggunakan material karet sebagai penutup sisi bantalan sekitar hull sehingga penutup ini menyerupai rok yang dinamakan skirt. Hal itu dilakukan untuk menutup biaya produksi dan fungsi rok ini untuk menggantikan fungsi tabir udara dalam pengisian bantalan. Dengan penggunaan bantalan sebagai dasar kapal berarti resistan air menjadi kecil dan dengan dorongan tenaga propeler, kecepatan akan tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kapal biasa. Selain itu, bantalan udara yang terbuat dari karet yang kuat memungkinkan kapal jenis ini dapat bergerak diberbagai medan, tidak hanya di air namun juga dirawa-rawa.Komponen utama[sunting|sunting sumber] Lambungyakni badan kapal yang dapat dibuat darialuminiumataupunserat kacayang dibuat kedap air. Rongga di dalam lambung ini diisi dengan busa poliuretana yang membuathovercrafttetap mengapung jika terjadi kebocoran pada lambung. Skirtyaitu bagianhovercraftyang berfungsi untuk menahan udara di bawahhovercraftagar tidak mudah keluar.Skirtterbuat dari tekstil yang dilapisi karet untuk menjaga agar udara tetap berada di dalam ruang di bawah lambung kapal. Sumber tenagahovercraftbiasanya disediakan oleh mesin diesel atau bensin. Mesin digunakan untuk memutar baling-baling yang akan menghasilkan gaya dorong.Jenis-jenis Hovercraft[sunting|sunting sumber] Open PlenumJenis ini menggunakan konstruksi ruang terbuka dengan sebuah ruang besar yang berisi udara bertekanan tinggi. Konstruksi semacam ini memerlukan tenaga/energi yang besar untuk menjamin adanya tekanan yang cukup tinggi. Peripheral JetKonstruksi rancangan Sir Christoper Cockerel memakaijet annular(cincin), udara dipompa ke sekeliling sisi kendaraan. Tenaga yang diperlukan lebih sedikit, untuk membangkitkan alas bantalan udara secara terus menerus. Plexible SkirtPada konstruksi ini, selubung flexible pada jet annular menyebabkan penambahan ketinggian letak hovercraft sampai 10 kali lipat, dengan demikian hovercraft dapat melintasi medan darat yang permukaannya tidak rata maupun medan pantai yang kurang baik. Fixed WallPada konstruksi ini, hovercraft dengan dinding sisi yang baku ini dikenal dengan itilah CAB (Capture Air Bubble atau Gelembung Udara yang Diperangkap), dilengkapi dengan selubung yang bagian ringkas pada sisi haluan sedangkan dinding sisi dapat menutup rapat bantalan udara pada bagian bawah kendaraan.Pada hovercraft, jenis selubung yang lain dari bantalan angin yang lazim berupa kantung yang ringkas dengan tonjolan yang berdungsi sebagai penjejak dengan permukaan yang dilalui dan membentuk sekat penutup di sekitar bantalan udara.Sejarah[sunting|sunting sumber]Rancangan kendaraan miriphovercraftyang pertama dicatat adalah pada tahun1716oleh Emanuel Swedenborg, seorang perancang, filsuf dan teologSwedia. Rancangannya berupa sebuah kendaraan berbantalan udara bertenaga manusia dengan sebuah kokpit di tengah. Pada pertengahan 1980-an, seorang insinyurBritania Rayabernama Sir John Isaac Thornycroft membuat sejumlah model kendaraan yang menggunakan udara di antara badan kendaraan dan air untuk mengurangi hambatan (drag). Walaupun ia mematenkan sejumlah paten yang berhubungan dengan lambung kapal yang memakai udara untuk mengurangi hambatan pada 1877, tidak ada satupun dari patennya yang diaplikasikan.

Penggunaan Hovercraft[sunting|sunting sumber]Setelah mengalami berbagai penyempurnaan teknis, hovercraft mulai diproduksi secara pabrikan. Pabrik yang pertama kali memproduksi adalahSaunders-Roe, yang dibiayai oleh Britain's National Research Development Corporation yaitu tipe SR. N1, sampai kemudian diproduksi jenis SR. N4 berkapasitas 254 penumpang dan 30 kendaraan.Namun sangat disayangkan, perkembangan hovercraft yang ditanggapi berbagai kalangan bidang kemaritiman, terkesan kurang populer, bukan karena kemampuannya yang disangsikan, namun strategi pemasaran dari pihak produsennya yang kurang begitu menjangkau dunia luas. Berbagai negara dianggap lamban dalam penggunaan dan pengembangan hovercraft. Padahal bila ditinjau dari segi biaya, pembuatan hovercraft dewasa ini lebih murah dibandingkan dengan pembuatan kapal perang konvensional. Menurut konsultanAmerika Serikat,Lavis Associates, banyak negara-negara yang memiliki potensi bahan bakukaretalam yang nantinya dipergunakan khususnya jenis SIR-5L ataupun SIR-10, kemudian studi dengan memperhitungkan pembiayaan pembuatan, penggunaan propulsi diesel sebagai pengganti propeler udara dan dari segi ekonomis juga timbul dalam perancangannya.Untuk penggunaan di bidang sipil, sejauh ini hanyaInggrisyang menggnakannya untuk kepentingan konvensional. Perusahaan Hoverlloyd mengoperasikan hovercraft sebagai sarana angkutan laut jarak dekat dengan memperoleh keuntungan dengan mengoperasikannya.Penggunaan Hovercraft justru lebih banyak dibidang militer, dengan pertimbangan pakar strategi, hanya 17 persen dari garis pantai diseluruh dunia yang mampu didarati oleh kapal pendarat konvensional. Sedangkan 73 persen dari garis pantai di seluruh dunia hanya dapat dipakai oleh kapal pendarat jenis hovercraft serta 10 persen sisanya merupakan medan yang sama sekali tidak dapat dijangkau dengan kapal/perahu pendarat dari jenis-jenis yang ada saat ini, karena merupakan tebing yang tinggi dan curam serta memiliki kontur yang sangat tidak menguntungkan.Dari negera yang mengoperasikan hovercraft di bidang militer, tercatat Inggris yang banyak mengoperasikannya. Pabrik terbesar yang kemudian memproduksi hovercraft adalahBritish Hovercraft Corporation(BHC). Militer Inggris mengoperasikan yakni type BH7Mk20 yang dibuat tiga versi diantaranya penyapu ranjau, serbu cepat dan pendukung logistik.Varian lain yakni SR. N6 Mk6 sebagai sarana angkut persoel dan patroli, kemudian varian AP1-88 sebagai multy-duty hovercraft yang dibuat berbagai versi diantaranya penyapuranjau, antikapal selam, SAR-patroli pantai, serbu amfibi, pendukung logistik serta keperluan polisi perairan dan bea-cukai. Type AP1-88 digolongkan dalam jenis LCVP (Landing Craft Vehicle Personnel).Angkatan LautAmerika Serikatmaupun korp marinirnya mengoperasikan Hovercraft type LCAC-1 (Landing Craft Air Cushion) yang diproduksi olehTextron, sebagai sarana penunjang operasi pendaratan amfibi Korps Marinir Amerika Serikat (USMC). Mampu membawa satu unit tank tempur utama tupeM1A1 Abramsatau empat unit LAV sekalikus dan beberapa personel maupun bekal. Sementara itu, Amerika Serikat mengoperasikan hovercraft jenis ringan atau kecil guna kepentingan patroli sungai yang efektif, dari type PACV (Patrol Air Cushion Vehicle) sementara kalangan AS sendiri menyebut hovercraft sebagai Air Cushion Vehicle.SementaraRusia(duluUni Soviet) memproduksi hovercraft yang diproduksi dalam tiga jenis yakni kelas Aist berbobot 250 ton dengan kemampuan membawa empat unit tank ringan jenisPT-76atau satu buah tank tempur utama jenis T-72M, atau membawa 220 personel dengan perlengkapan dan kapasitas jelajahnya mulai dari tengah laut hingga masuk melalui garis pantai. Kemudian kelas Lebed berbobot 85 ton dan kelas Gus berbobot 27 ton. Untuk keperluan yang akan datang, negara-negara ini akan meningkatkan kemampuan hovercraft yang dioperasikannya.Negara-negara lain yang banyak menggunakan Hovercraft yakni negara di Afrika (tidak disebutkan) dengan jenis produksi British Hovercraft Corporation (BHC), kemudian negara Timur-Tengah (juga tidak disebutkan negaranya) banyak menggunakan hovercraft lansiran BHC dengan type BH7 Mk20 versi multirole hovercraft, berkemampuan sebagai sarana serbu amfibi, antikapalselam, serbu cepat dan pembawa rudal.DiAsia,Jepangdikabarkan tertarik untuk memproduksi dan mengoperasikanhovercraft, meski masih belum jelas pengembangan dan operasionalnya. Kemudian tercatatSingapurayang juga ikut memproduksi Hovercraft. Atas rancangan dariBritain's Air Vehicle Ltd,Inggris, Singapura memproduksi hovercraft dengan nama Tiger-40 yang berkemampuan angkut 3, 25 ton dengan kecepatan maksimum 35 knot di air dan 20 knot didarat. Disebut-sebut menggunakan empat mesin diesel type pendingin udara pabrikan Deutz type BF6L913C dengan kapasitas bahan-bakar 820 liter dengan konsumsi 109 liter/jam. Hovercraft ini digunakan sebagai versi angkut personel dan angkut kendaraan. Hovercraft Singapura ini diproduksi olehSingapore Shipbuilding And Engineering Ltd. Namun belum ada kabar tentang kelanjutan penggunaan hovercraft versi Singapura tersebut.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_bantalan_udara

Hovercraft Dan Sejarah PembuatannyaJumat, 23 November 2012

Sebagai negara kepulauan, Indonesia tentu saja membutuhkan sarana transportasi laut dalam jumlah yang mencukupi. Apalagi mengingat Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah pulau terbanyak di dunia. Untuk menghubungankan satu pulau dengan pulau lainnya diperlukan sarana transportasi laut yang dapat diandalkan. Tapi hingga belakangan ini perhatian orang kearah ini masih kurang. Dikabarkan, sekitar lebih dari 50% sektor pelayaran maritim masih belum tergarap. Salah satu moda transportasi laut (air) yang memiliki prospek yang cukup bagus dan bisa berfungsi multi guna adalah Hovercraft.Hovercrafttermasuk dalam jenis kendaraan amfibi, dalam arti bisa berfungsi dengar baik di perairan maupun daratan. Bahkan Hovercraft tetap dapat digunakan pada daerah rawa atau lumpur dimana kendaraan darat atau kapal tidak dapat digunakan disitu.

Pada saat hovercraft melaju di permukaan air atau tanah, badan atau bagian lain hovercraft sama sekali tidak menyentuh permukaan lintasannya. Pada saat melaju, kendaraan ini melayang dengan ketinggian tertentu sesuai type hovercraft yang digunakan. Tapi tidak terbang seperti pesawat terbang. Ini membuat gesekan dengan permukaan lintasan ( air atau tanah ) dapat dihilangkan sehingga kecepatan sebuah Hovercraft dapat dipacu maksimal sesuai batas-batas kecepatan teraman. Pada umumnya Hovercraft digunakan sebagai kendaraan perairan sehingga bisa disebut sebagai kapal yang tidak memerlukan dermaga, karena setelah melintasi perairan Hovercraft dapat berjalan hingga sejauh mungkin di daratan pada permukaan yang rata.

Lalu sejak kapanHovercraftdibuat orang? Berdasarkan beberapa literatur, seorang filsuf dan teolog asal Swedia yang bernama Emanuel Swedenborg pada tahun 1716 pernah merancang sebuah kendaraan yang cara kerjanya mirip dengan prinsip-prinsip yang digunakan pada Hovercraft. Menurut rencana kendaraan ini berjalan dengan bantuan tenaga manusia. Tapi berhubung tenaga manusia tidak cukup kuat untuk menjalankan mekanisasi yang digunakannya, kendaraan itu tidak diwujudkan pembuatannya.

Satu setengah abad kemudian, tepatnya pada pertengahan 1870an, seorang perancang dari Kerajaan Inggris, John Isaac Thornycroft, juga sudah membuat model kendaraan yang dilengkapi dengan bantalan udara pada bagian bawahnya yang bertujuan untuk mengurangi gaya gesekan antara badan kendaraan dengan permukaan lintasan. Dan pada tahun 1877 perancang dari Inggris ini sudah mendapatkan paten untuk prinsip-prinsip kerja bantalan udara ini atas namanya. Tapi sampai sejauh itu, kendaraan seperti yang diinginkannya itu belum juga bisa diwujudkan pembuataanya.

Semenjak itu usaha-usaha untuk mengembangkankendaraan yang menggunakan bantalan udaraini masih terus berlanjut. Pada tahun 1931 di Finlandia, Toivo J. Kaario mulai melakukan perancangan kapal yang menggunakan kantong udara. Dia telah membuat konstruksi serta melakukan uji coba sendiri pada rancangannya tersebut dan mendapatkan hak paten dari pemerintah Finlandia. Tapi sayang sekali usahanya ini terpaksa terhenti karena kurangnya dana.

Orang yang pertama kali menggunakan nama Hovercraft untuk menyebut kendaraan yang menggunakan prinsip bantalan udara ini adalah Christopher Cockerell. Pada tahun 1952 penemu dari Inggris ini berhasil merancang sebuah kendaraan berdasarkan prinsip-prinsip kerja Hovercraft. Penemuannya ini dinilai sebagai temuan yang paling berhasil dibanding usaha-usaha serupa yang telah dilakukan oleh beberapa pendahulunya di bidang ini. Selanjutnya pada tahun 1959 dia berhasil mewujudkan rancangannya ini dan sejak itulah nama Hovercraft digunakan untuk menyebut kendaraan berbantalan udara ini. Dan pada tahun-tahun berikutnya dasar-dasar prinsip kerja kendaraan ini digunakan oleh perusahaan Saunders Roe untuk pembuatan banyak Hovercraft.

Akan tetapi pada masa itu Hovercraft masih belum mengenakan rok atau skirt seperti yang banyak digunakan oleh Hovercraft dewasa ini. Bagian ini ( rok / skirt ) pertama kali diperkenalkan oleh seorang anggota Angkatan Laut Kerajaan Inggris, Latimer-Needham. Bagian ini digunakan untuk menunjang system baru pada Hovercraft yang disebut Flexible Skirt System. Skirt terbuat dari bahan karet yang kuat dan dipasang pada bagian samping seluruh hull (badan) Hovercraft sehingga selintas mirip seperti rok.

Sebenarnya bagaimanacara kerja Hovercrafthingga disebut-sebut memiliki keunggulan yang lebih dibanding kapal konvensional? Sebenarnya cara kerja Hovercraft lebih mirip seperti pesawat terbang meskipun masih digolongkan sebagai kendaraan air. Sebab pada saat melaju, bagian bawah kapal (hull) tidak bersentuhan dengan air. Dengan kondisi seperti itu, gayak gesek antara hull (badan kapal) dengan air hampir tidak ada sama sekali. Boleh dibilang hovercraft dalam keadaan melayang pada saat berjalan. Ketinggian pada saat melayang berkisar antara ketinggian 15 Centi meter sampai dengan 2,7 Meter dari permukaan lintasan. Tentu saja tergantung pada type Hovercraft. Keadaan melayang (gaya angkat) ini dihasilkan dari beberapa kipas (fan) yang dipasang pada bagian bawah kapal. Hembusan angin yang dihasilkan oleh kipas-kipas tersebut ditahan oleh skirt atau rok yang dipasang melingkar diseluruh badan kapal. Sedangkan gerakan maju pada Hovercraft dihasilkan oleh beberapa propeller ( baling-baling ) seperti milik pesawat terbang yang dipasang pada bagian atas kapal.

Dengan cara kerja seperti itu, sebuah Hovercraft dapat melaju dengan kecepatan 130 Km per jam dimana kapal konvensional tidak mampu melakukannya. Dan karena dapat berada pada kondisi melayang pada saat berjalan, Hovercraft dapat dikendarai di air atau pun di darat.

Dewasa ini Hovercraft paling banyak dioperasikan oleh negara Inggris. Hal ini wajar karena pabrik Hovercraft terbesar, British Hovercraft Corporation, terletak di negara ini juga. Inggris banyak mengoperasikan Hovercraft untuk penyeberangan Feri. Tapi hingga saat ini, jika dilihat prosentasenya, kalangan militer lebih banyak menggunakan jasa kendaraan ini dibanding dunia sipil.

Bagaimana dengan perkembangan Hovercraft di tanah air?

Pada awal tahun 1980an, Hovercraft sudah pernah diperkenalkan oleh Henk Kawulusan. Tapi sayang sekali hal ini tidak mendapat sambutan yang baik dari kalangan teknolog di Indonesia. Orang lebih menyukai teknologi Jet Foil yang dianggap lebih canggih untuk dioperasikan di Indonesia. Setelah memasuki abad 21, Hovercraft mulai diproduksi di Indonesia.

Apakah perkembanganHovercrafthanya sampai disitu saja? Ternyata sudah diperkenalkan varian Hovercraft yang lebih maju lagi. Yaitu Hovercraft yang dilengkapi dengan sayap pada bagian kanan dan kiri. Sehingga cara kerjanya sudah benar-benar mirip dengan pesawat terbang. Gaya angkat yang terjadi pada badan kapal bukan dihasilkan dari hembusan fan yang dipasang pada bagian bawah kapal. Tapi lebih karena gaya aerodinamik yang dihasilkan karena kecepatan. Gaya ini dihasilkan oleh sayap yang terpasang pada sisi kanan dan kiri kapal. Hovercraft jenis ini menggunakan prinsip kerja yang dikenal dengan sebutan WIGE, singkatan dari Wing In Ground Effect. Dan nama populernya adalah kapal bersayap. Kapal air ini benar-benar terbang melayang diatas permukaan air. Salah satunya adalah yang sudah diperkenalkan oleh seorang teknisi asal New Zealand, Rudy Heeman. Kendaraan yang dirancangnya itu tampak seperti pada gambar disamping.