1. Materi Tindakan Kekarantinaan.ppt
-
Upload
yuliazra-arsyad -
Category
Documents
-
view
269 -
download
6
Transcript of 1. Materi Tindakan Kekarantinaan.ppt
Nama : Ketut Ngurah, SKM, M.EpidTempat & Tanggal Lahir : Singaraja, 07 Januari 1970
Pendidikan : SD – SMA di Singaraja BaliD1 (SPPH) di Denpasar lulus tahun 1991D3 (AKL Depkes Purwokerto) lulus th. 1999S1 FKM Undip Semarang lulus tahun 2005S2 (FETP) UI Jakarta lulus tahun 2011
Pengalaman Kerja : Tahun 1992 – 1999 Dinas Kesehatan Kab. Viqueque Prov. Timor-TimurTahun 2000 – sekarang KKP Batam
INSTANSI DI PELABUHAN/BANDARA INT.
UU No. 6 TH. 2011 Ttg Imigrasi
UU No. 1 & 2 TH. 1962 Ttg. Karantina Udara dan Laut
UU No. 10 TH. 1995 Jo UU No. 17 TH. 2006 Ttg.
Kepabeanan
UU No. 16 TH. 199 Ttg. Karantina Hewan, Ikan &
Tumbuhan
UU No. 17 TH. 2008 Ttg Pelayaran & UU No. 1 TH.
2009 Ttg Penerbangan
Latar Belakang
Globalisasi Penyakit
menular dan Pergeseran
Epidemiologi Penyakit
New Emerging Disease/ Re Emerging Disease (SARS, H5N1, Influensa A H1N1,
H7N9, H8N10, MERS CoV, Ebola) dan Radioaktif
Kemajuan Ilmu Pengetahuan, Teknologi
Transportasi, Perdagangan Bebas, dan Perubahan Iklim
1. UU RI No. 1 tahun 1962, tentang Karantina Laut
2. UU RI No. 2 tahun 1962, tentang Karantina Udara
3. UU RI No. 4 tahun 1984, tentang Wabah
4. UU RI No 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan
5. UU RI No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran
6. UU RI No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
7. UU RI No 17 tahun 2006 tentang Perubahan Atas UU RI No 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan
8. UU RI No 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
9. UU RI No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran
10. UU RI No 1 tahun 2009 tentang Penerbangan
11. UU RI No 32 tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup
12. UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
13. UU RI No 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian
14. UU RI No 18 tahun 2012 tentang Pangan
Dasar Hukum Tindakan Kekarantinaan Kesehatan(Referensi)
15. Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1991, tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
16. Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2004, tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
17. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2007, tentang Keselamatan Radiasi
18. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemda Propinsi dan Pemda Kab./Kota
19. PP RI No 21 Tahun 2013 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Kesehatan
20. PP RI No 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
21. PP RI No 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara
22. Perpres RI No 79 Tahun 2011 tentang Kunjungan Kapal Wisata (Yacht) Asing Ke Indonesia
Dasar Hukum Tindakan Kekarantinaan Kesehatan(Referensi)
23. Kepmenkes RI No 1116 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem SE;
24. Kepmenkes RI No 2 Tahun 2014 tentang Klasifikasi Kantor Kesehatan Pelabuhan;
25. Kepmenkes RI No 949 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan SKD KLB;
26. Kepmenkes RI No 1372 Tahun 2005 tentang Penetapan Kondisi KLB Flu Burung;
27. Kepmenkes RI No. 424 tahun 2007 tentang Pedoman Upaya Kesehatan Pelabuhan Dalam Rangka Karantina Kesehatan
28. Kepmenkes RI No. 425 tahun 2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan
29. Kepmenkes RI No. 431 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas Dalam Rangka Karantina Kesehatan.
Dasar Hukum Tindakan Kekarantinaan Kesehatan(Referensi)
30. Permenkes RI No 77 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Kepmenkes RI No. 743 tahun 2007 tentang Pakaian Dinas PNS KKP
31. Kepmenkes RI No 228 Tahun 2010 tentang Susunan Jabatan dan Uraian Jabatan Kantor Kesehatan Pelabuhan;
32. Permenkes 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
33. Permenkes 736 tahun 2010 tentang Tatalaksana Pengawasan Kualitas Air Minum
34. Permenkes 612 tahun 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Karkes pada PHEIC
35. Permenkes No. 1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemenkes
36. Kepmenkes 1314 tahun 2010 tentang Pedoman SDM, Sarana dan Prasarana KKP
Dasar Hukum Tindakan Kekarantinaan Kesehatan(Referensi)
37. Kepmenkes No 21 Tahun 2011 ttg Renstra Kemenkes 2010-2014
38. Permenkes 1096 tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga
39. Permenkes No. 2348 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Permenkes No.356 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
40. SK Dirjen PP & PL No. 522 Tahun 2010 ttg Pelaksanaan Indikator Kegiatan Pembinaan Imkar Sub Kegiatan Karkespel
41. SK Dirjen PP & PL tahun 2008 tentang SOP di Pintu Masuk Negara
42. International Health Regulations (IHR) 2005
43. International Maritime Organization (IMO)
44. International Civil Aviation Organization (ICAO)
Dasar Hukum Tindakan Kekarantinaan Kesehatan(Referensi)
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
Unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI
1.1. Pembinaan Administratif Pembinaan Administratif Sekretariat Sekretariat Ditjen PP & PLDitjen PP & PL
2.2. Pembinaan Teknis Fungsional Pembinaan Teknis Fungsional Direktorat Ditjen PP & PLDirektorat Ditjen PP & PL
Sebagai Aparatur Kesehatan Selalu siap siaga dalam cegah tangkal penyakit yang dapat berpotensi PHEIC melalui deteksi dini dan tindakan respon cepat dan tepat di Pintu Masuk Negara termasuk di PLBDN
Struktur Organisasi KKP Kelas I BatamPermenkes 356/MENKES/PER/IV/2008
BID- UKLWBID- UKLW
KEPALAKEPALAKEPALAKEPALA
BIDANG TATA USAHABIDANG TATA USAHA
BID- KAR & SEBID- KAR & SE BID - PRLBID - PRL
KEL.JAFUNG
KEL.JAFUNG
INSTALASIINSTALASIWIL.KERJAWIL.KERJA
Kasubag umum dan keuangan
Kasubag Program dan Laporan
Sie Surv. Epid
Sie Pengend. Kar
Sie Kes. Matra & LW
Sie Penc & Yankes
Sie San.& Dampak Risk Lingk
Sie Pengend Vektor & Bin Pen Peny
Map Kantor & Wilayah Kerja KKP Kelas I Batam
Pelaksanaan Prinsip Tupoksi KKP Pelaksanaan Prinsip Tupoksi KKP (38)(38)
Dalam melaksanakan Tupoksinya, KKP Dalam melaksanakan Tupoksinya, KKP (Ka. KKP s/d Para Petugas) menerapkan prinsip :(Ka. KKP s/d Para Petugas) menerapkan prinsip :
1.1. KoordinasiKoordinasi
2.2. IntegrasiIntegrasi
3.3. SinkronisasiSinkronisasi
Ke dalam dan/atau keluarKe dalam dan/atau keluar
Tugas Tugas KKP KKP (2)(2)
ccegah masuk & keluarnya penyakitegah masuk & keluarnya penyakit;;
pengamanan terhadap penyakit baru pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembalidan penyakit yang muncul kembali;;
survailans epidemiologisurvailans epidemiologi;;
kekarantinaankekarantinaan;;
pengawasan OMKABApengawasan OMKABA;;
pelayanan kesehatanpelayanan kesehatan;;
pengendalian dampak kespengendalian dampak kesling;ling;
bioterorism, unsur biologi, kimia danbioterorism, unsur biologi, kimia dan radioaktif;radioaktif;
FUNGSI FUNGSI KKP KKP (3)(3) PelaksanaanPelaksanaan : :1.1. kekarantinaankekarantinaan2.2. pelayanan kesehatanpelayanan kesehatan3.3. PRLPRL4.4. pengamatan penyakitpengamatan penyakit5.5. ppengamanan radiasi, biologi dan kimiaengamanan radiasi, biologi dan kimia6.6. Jejaring SEJejaring SE7.7. fasilitasi & advokasi KLB, bencana, fasilitasi & advokasi KLB, bencana,
kesma dan kesehatan haji, kesma dan kesehatan haji, perpindahan penduduk;perpindahan penduduk;
8.8. fasilitas dan advokasi kesfasilitas dan advokasi kesjaja9.9. pengawasan OMKABApengawasan OMKABA10.10. pengawasan kesehatan alat angkutpengawasan kesehatan alat angkut11.11. Pemberian yankesPemberian yankes12.12. jejaring informasi dan teknologi bidkesjejaring informasi dan teknologi bidkes13.13. jejaring kerja dan kemiteraan bidkesjejaring kerja dan kemiteraan bidkes14.14. kajian kekarantianaan, Pkajian kekarantianaan, PRL,RL, dan dan
survailans survailans 15.15. pelatihan teknis bidkespelatihan teknis bidkes16.16. tata usaha dan rumah tangga KKPtata usaha dan rumah tangga KKP
PengertianPengertian(RUU Kekarantinaan Kesehatan)(RUU Kekarantinaan Kesehatan)
1. Kekarantinaan kesehatan adalah kegiatan mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat.
2. Karantina adalah pembatasan kegiatan dan/atau pemisahan seseorang yang terpapar penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi, dan pemisahan peti kemas, alat angkut, atau barang apapun yang diduga terkontaminasi dari orang dan/atau barang yang mengandung penyebab penyakit atau kontaminan lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang dan/atau barang di sekitarnya.
PengertianPengertian(RUU Kekarantinaan Kesehatan)(RUU Kekarantinaan Kesehatan)
3. Kekarantinaan Kesehatan di Pintu Masuk dan di wilayah dilakukan melalui kegiatan surveilans epidemiologi penyakit dan Faktor Risiko Kesehatan Masyarakat terhadap alat angkut, orang, barang, dan/atau lingkungan, serta respon terhadap Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dalam bentuk tindakan Kekarantinaan Kesehatan
4. Tindakan kekarantinaan kesehatan berupa: a. karantina, isolasi, pemberian
vaksinasi/profilaksis, rujukan, disinfeksi, dan/atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi;
b. Pembatasan Sosial Berskala Besar;c. disinfeksi, dekontaminasi, disinseksi, dan/atau
deratisasi terhadap alat angkut dan barang; dan/atau
d. penyehatan, pengamanan, dan pengendalian terhadap media lingkungan.
PengertianPengertian(RUU Kekarantinaan Kesehatan)(RUU Kekarantinaan Kesehatan)
3. Dalam karantina adalah keadaan alat angkut, orang, dan barang yang berada di suatu tempat atau zona untuk dapat menyelenggarakan kekarantinaan kesehatan.
4. Zona karantina adalah area atau tempat tertentu di pelabuhan untuk dapat menyelenggarakan kekarantinaan kesehatan.
5. Kedaruratan kesehatan masyarakat yang selanjutnya disingkat KKM adalah kejadian kesehatan masyarakat yang bersifat luar biasa dengan ditandai penyebaran penyakit menular dan/atau kejadian yang disebabkan oleh radiasi nuklir, pencemaran biologi, dan kontaminasi kimia (NUBIKA), dan pangan yang menimbulkan bahaya kesehatan dan berpotensi menyebar lintas wilayah atau lintas negara.
PengertianPengertian (RUU Kekarantinaan Kesehatan)(RUU Kekarantinaan Kesehatan)
6. Pengawasan kekarantinaan kesehatan adalah kegiatan pemeriksaan dokumen karantina kesehatan dan faktor risiko kesehatan masyarakat terhadap kedatangan alat angkut, orang beserta barang bawaan/muatan oleh pejabat karantina kesehatan.
7. Affected (terpapar/terjangkit) adalah orang, bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang, paket pos, atau jenazah manusia yang terinfeksi atau terkontaminasi atau pembawa sumber infeksi atau kontaminasi, yang merupakan risiko bagi kesehatan masyarakat (IHR 2005);
8. Affected area (daerah terpapar/terjangkit) adalah lokasi di mana telah direkomendasikan berbagai tindakan oleh WHO sesuai dengan IHR ini (IHR 2005);
PengertianPengertian(IHR (2005))(IHR (2005))
9. Decontamination (dekontaminasi) adalah prosedur untuk menghilangkan kuman penyakit atau bahan beracun pada permukaan tubuh manusia atau hewan atau pada suatu produk yang akan dikonsumsi atau pada benda mati lainnya, termasuk alat angkut, yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat;
10.Deratting (hapus tikus) adalah prosedur untuk memberantas atau membunuh binatang mengerat/tikus yang terdapat didalam bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, ruangan, barang dan paket pos di pelabuhan masuk;
11.Disinfection (hapus hama) adalah prosedur untuk menghilangkan kuman penyakit pada permukaan tubuh manusia atau hewan, pada bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang dan paket pos, dengan menggunakan bahan kimia atau bahan fisika;
12.Disinsection (hapus serangga) adalah prosedur untuk mengendalikan atau membunuh serangga yang membawa penyakit pada manusia, yang terdapat dalam bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang dan paket pos;
13.Event (Kejadian) adalah manifestasi dari penyakit atau suatu keadaan yang berpotensi menimbulkan penyakit;
Pengertian Pengertian (IHR (2005))(IHR (2005))
14.Health measure (tindakan penyehatan) adalah prosedur yang dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit atau kontaminasi; prosedur ini tidak mencakup/tidak termasuk penegakan hukum dan menjaga keamanan;
15.Isolation (isolasi) adalah pemisahan orang sakit atau orang yang terkontaminasi kuman penyakit. Atau pemisahan bagasi, peti kemas, alat angkut, barang, atau paket pos yang terpapar kuman penyakit dari orang/barang lainnya sedemikian rupa untuk mencegah penyebaran penyakit atau kontaminasi;
16.Suspect (tersangka) adalah orang, bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang, atau paket pos yang dianggap telah terpapar atau mungkin terpapar suatu faktor risiko yang dapat menjadi sumber penularan penyakit;
Tujuan Tindakan Kekarantinaan Kesehatan
Menurut UU No. 1 dan 2 Tahun 1962Tentang Karantina Laut & UdaraMenolak dan mencegah masuk dan keluarnya penyakit karantina dengan kapal/Pesawat.
Menurut Permenkes 2348 Tahun 2011 ttg Perubahan Atas Permenkes 356 Tahun 2008 ttg Organisasi dan Tata Kerja KKP : Cegah Tangkal Penyakit Menular Potensial Wabah dan Faktor Risiko Kesmas
Tujuan Tindakan Kekarantinaan Kesehatan
Menurut IHR 2005 :Dengan Mencegah, Melindungi, Mengawasi dan memberikan respons terhadap kejadian yang menyebabkan penyebaran penyakit secara internasional yang mengancam keselamatan kesehatan masyarakat internasional serta mengganggu lalu lintas internasional (orang, barang dan alat angkut)
Sasaran Tindakan Kekarantinaan
Kesehatan
1.Alat Angkut a. Kapal, b. Pesawat, c. Kendaraan darat2. Orang/Pelaku Perjalanan a. Awak Kapal, b. Personel Penerbang/Penerbangan c. Awak kendaraan darat d. Penumpang3. Barang (OMKABA)4. Lingkungan Pelabuhan/Bandar
Udara/PLBDN
Tindakan Kekarantinaan Kesehatan
Alat Angkut 1.Deratisasi2.Desinseksi3.Desinfeksi4.Dekontaminasi5.Karantina
Tindakan Kekarantinaan Kesehatan
Pelaku Perjalanan (awak alat angkut dan penumpang)1.Vaksinasi/Profilaksis2.Desinfeksi3.Dekontaminasi4.Karantina5.Rujukan6. Isolasi
Tindakan Kekarantinaan Kesehatan
Barang / OMKABA 1. Deratisasi2. Desinseksi3. Desinfeksi4. Dekontaminasi5. Karantina6. Pemusnahan 7. Penyimpanan
Tindakan Kekarantinaan Kesehatan
Lingkungan Pelabuhan/Bandar Udara/PLBDN 1.Penyehatan2.Pengendalian3.Pengamanan
Rekomendasi terhadap orang (18)1. Tidak perlu tindakan penyehatan khusus2. Review riwayat perjalanan di wilayah yang
terjangkit;3. Review dokumen kesehatan termasuk hasil
laboratorium;4. Perlu pemeriksaan kesehatan; 5. Review bukti vaksinasi atau profilaksis lain;6. Perlu vaksinasi atau profilaksis lain;7. observasi orang yang kemungkinan menderita
penyakit;8. Karantina atau tindakan lain thd orang yang terduga
penyakit;9. Isolasi dan pengobatan thd orang yang sakit;10. Penyelidikan Epidemiologi thd terduga atau
penderita11. Mencegah masuknya orang yg terduga atau
terjangkit;12. Mencegah masuknya orang yang sehat ke daerah
terjangkit dan13. Laksanakan penyaringan thd orang yang akan keluar
ke daerah terjangkit14. Laksanakan pembatasan thd orang yang datang
dari daerah terjangkit;
Rekomendasi terhadap bagasi, kargo
petikemas, alat angkut, barang dan paket pos (18)1. Tidak perlu Tindakan penyehatan Khusus;2. Review daftar muatan dan rutenya;3. Laksanakan pemeriksaan;4. Periksa bukti tindakan yang dilakukan pada saat
keberangkatan atau transit untuk menghilangkan infeksi atau kontaminasi;
5. Lakukan tindakan terhadap bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang, paket pos atau jenazah untuk menghilangkan infeksi atau kontaminasi termasuk vektor dan reservoir;
6. Lakukan tindakan khusus untuk memastikan keamanan penanganan dan transportasi jenazah manusia;
7. Laksanakan isolasi atau karantina;8. Sita dan musnahkan thd barang atau bagasi, kargo,
petikemas, barang dan paket pos yang dicurigai, sebagai upaya terakhir bila tidak ada cara lain yg lebih baik dan;
9. Cegah keberangkatan atau masuknya alat angkut.
Tindakan Penyehatan pada Kedatangan & Keberangkatan (23)
1. Dengan Alasan Kesmas yg berhubungan dengan orang/pelaku perjalanan : informasi tujuan dan riwayat perjalanan serta pemeriksaan kesehatan;
2. Pemeriksaan thd Alat angkut, bagasi, kargo, peti kemas, paket pos, jenazah dan barang;
3. Bila terdapat Risiko Kesmas, maka dilakukan respon terhadap alat angkut, orang dan barang
4. sebelum dilakukan vaksinasi, diinformasikan ttg manfaat dan risikonya;
Prinsip Umum Tindakan Karantina (29,22)
a.Tindakan karantina mencakup pemeriksaan kesehatan dan segala usaha penyehatan terhadap kapal, bagasi, muatan barang, muatan hewan dan muatan tanaman.
b.tindakan penyehatan terhadap bagasi dan muatan barang dilakukan, bila hama penyakit karantina dan barang-barang tersebut akan diturunkan dipelabuhan.
c.Terhadap hewan, diturunkan atau tidak, atau dipindahkan kekapal lain dilakukan usaha-usaha penyehatan, kalau dokter pelabuhan menganggap perlu.
d.Pelaksanaan tindakan penyehatan harus dilakukan secepat mungkin dengan sedapat-dapatnya tidak menyebabkan kerusakan pada alat pengangkutan dan muatan.
Dokumen Karantina KesehatanDokumen Karantina Kesehatan
BUKU KESEHATAN KAPAL
Buku Kesehatan Kapal Buku Kesehatan Kapal
a. Berdasarkan kapal UU No.1 Tahun 1962 tentang karantina laut pasal 19 dan Pasal 27 yang mewajibkan setiap kapal yang berlayar di dalam wilayah Republik Indonesia harus memiliki buku kesehatan.
b. Buku kesehatan kapal berfungsi sebagai alat monitoring dan koordinasi serta antar KKP dengan Nahkoda kapal untuk mengetahui keadaan kesehatan alat angkut, orang dan barang dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan.
a. Berdasarkan kapal UU No.1 Tahun 1962 tentang karantina laut pasal 19 dan Pasal 27 yang mewajibkan setiap kapal yang berlayar di dalam wilayah Republik Indonesia harus memiliki buku kesehatan.
b. Buku kesehatan kapal berfungsi sebagai alat monitoring dan koordinasi serta antar KKP dengan Nahkoda kapal untuk mengetahui keadaan kesehatan alat angkut, orang dan barang dari pelabuhan asal ke pelabuhan tujuan.
Port Health Quarantine Clearance(Surat Izin Berlayar Karantina Kesehatan)
Port Health Quarantine Clearens :
Berdasarkan UU no 1 Karantina Laut Bab VI Pasal 28
Diterbitkan apabila kapal yang akan berlayar ke daerah tujuan tidak terdapat atau membawa faktor risiko penyakit dan awak kapal beserta isinya dinyatakan sehat serta seluruh dokumen kesehatan kapal masih berlaku.
Berdasarkan UU no 1 Karantina Laut Bab VI Pasal 28
Diterbitkan apabila kapal yang akan berlayar ke daerah tujuan tidak terdapat atau membawa faktor risiko penyakit dan awak kapal beserta isinya dinyatakan sehat serta seluruh dokumen kesehatan kapal masih berlaku.
CERTIFICATE OF PRATIQUE (COP)
Certificate of Pratique (COP)
UU Karantina Laut no 1 Pasal 21COP (Izin karantina) diterbitkan bagi kapal yang datang dari pelabuhan luar negeri yang telah dilakukan pengawasan atau pemeriksaan oleh petugas Tim KKP yang tidak ditemukannya faktor risiko penyakit di atas kapal dan seluruh awak kapal dinyatakan sehat
UU Karantina Laut no 1 Pasal 21COP (Izin karantina) diterbitkan bagi kapal yang datang dari pelabuhan luar negeri yang telah dilakukan pengawasan atau pemeriksaan oleh petugas Tim KKP yang tidak ditemukannya faktor risiko penyakit di atas kapal dan seluruh awak kapal dinyatakan sehat
SSCEC/SSCC
Sertifikat Bebas Tindakan Sanitasi Kapal/Sertifikat Tindakan Sanitasi Kapal
Ship Sanitation Control Exemption Certificate /Ship Sanitatin Control Certificate
Sertifikat Bebas Tindakan Sanitasi Kapal/Sertifikat Tindakan Sanitasi Kapal
Ship Sanitation Control Exemption Certificate /Ship Sanitatin Control Certificate
UU No 1 Karantina laut Pasal 17 dan 27
SSCEC diterbitkann jika hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya faktor risiko, sumber penyakit menular dan kontaminasi di kapal (masa berlaku 6 bulan)
SSCC diterbitkan jika hasil pemeriksaan ditemukan adanya faktor risiko, sumber penyakit menular dan kontaminasi dan kemudian dilakukan tindakan penyehatan kapal berupa desinseksi atau deratisasi (masa berlaku 6 bulan).
UU No 1 Karantina laut Pasal 17 dan 27
SSCEC diterbitkann jika hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya faktor risiko, sumber penyakit menular dan kontaminasi di kapal (masa berlaku 6 bulan)
SSCC diterbitkan jika hasil pemeriksaan ditemukan adanya faktor risiko, sumber penyakit menular dan kontaminasi dan kemudian dilakukan tindakan penyehatan kapal berupa desinseksi atau deratisasi (masa berlaku 6 bulan).
MEDICINE CERTIFICATE / Sertifikat P3K Kapal
Sertifikat P3K Kapal
Sesuai dengan rekomendasi International Maritim Organization dan International Medical Guide For Ships
Sesuai dengan rekomendasi International Maritim Organization dan International Medical Guide For Ships
MARITIME DECLARATION OF HEALTH (MDH)
Maritim Declaration Health
Sesuai dengan IHR Tahun 2005 Pasal 37 (Bentuk Isinya terdapat ada annex 8)
Nakhoda kapal sebelum berlabuh pada pelabuhan pertama dalam wilayah suatu Negara harus memastikan status kesehatan kapal, dan, kecuali bila Negara Anggota tidak mensyaratkannya, nakhoda begitu datang atau sebelum kapal datang bila kapal dilengkapi peralatan untuk keperluan ini dan Negara ybs mensyaratkan hal ini, MDH diisi dengan lengkap dan ditandatangani oleh dokter kapal, bila ada untuk diberikan kepada otorita yang berkompeten.
Sesuai dengan IHR Tahun 2005 Pasal 37 (Bentuk Isinya terdapat ada annex 8)
Nakhoda kapal sebelum berlabuh pada pelabuhan pertama dalam wilayah suatu Negara harus memastikan status kesehatan kapal, dan, kecuali bila Negara Anggota tidak mensyaratkannya, nakhoda begitu datang atau sebelum kapal datang bila kapal dilengkapi peralatan untuk keperluan ini dan Negara ybs mensyaratkan hal ini, MDH diisi dengan lengkap dan ditandatangani oleh dokter kapal, bila ada untuk diberikan kepada otorita yang berkompeten.
International Certificate Vaksination ( ICV )
Sesuai dengan UU No.1 /1962 pasal 16, 27 dan UU No.2/1962 pasal 20, 27. IHR 2005 pasal 36 annex 6,7
Vaksinasi atau profilaksis bagi pelaku perjalanan diberikan sesuai ketentuan perundangan/IHR atau rekomendasi WHO dan diberikan sertifikat
Sesuai dengan UU No.1 /1962 pasal 16, 27 dan UU No.2/1962 pasal 20, 27. IHR 2005 pasal 36 annex 6,7
Vaksinasi atau profilaksis bagi pelaku perjalanan diberikan sesuai ketentuan perundangan/IHR atau rekomendasi WHO dan diberikan sertifikat
International Certificate Vaksination ( ICV )
Tata Cara KeTata Cara Kedatangandatangan
Tata Cara KeberangkatanTata Cara Keberangkatan
ALUR PENEMUAN KASUS DAN RESPON Mers_CoV DI PINTU MASUK
Skrining temperatur
Pemeriksaan lebih lanjut
pneumonia ringan
Jamaah Haji
YA
• Pengobatan• Masker• Edukasi• Notifikasi
Perjalanan dari negara terjangkit
Pneumonia berat
• tata laksana kasus dan rujukan sesuai SOP
• Lakukan tindakan thd alat angkut• Laporkan dlm 24 jam ke Posko
KLB cc Dinkes Prov
• Masker• Edukasi : etika batuk,
CTPS, PHBS• Pulang
Pelaku perjalanan lainnya
DEMAM
TIDAK
Demam, batuk Pneumonia ringan
Pneumonia berat (ARDS)
gejala berlanjut
Puskesmas / RS setempat
• Pulang, HAC• pemantauan selama 14 hari
ALUR PENEMUAN KASUS DAN RESPON EBOLA DI PINTU MASUK
Pulang
Pelaku Perjalanan dari negara terjangkit
HAC
DEMAM
Tidak
Pemeriksaan KKP
Tata laksana kasus dan rujukan sesuai SOP
Lakukan tindakan thd barang dan alat angkut
Laporkan dlm 24 jam ke Posko KLB cc Dinkes Prov
Identifkasi dan Pemantauan kontak kasus
Pulang
Edukasi
Pemantauan selama 21 hari
Notifikasi ke Dinkes Prov
Kasus / kluster kasus : Demam mendadak, disertai Minimal 3 gejala berikut:Sakit kepala muntah tidak nafsu makan diare sakit otot atau sendi nyeri perut hiccup (cegukan) sulit menelan lemah sesak napas Riwayat perjalanan dari negara terjangkit dalam kurun
waktu 21 hari sebelum timbul gejala
Rujuk RS
Ya
Tidak
Ya
Rumah Singgah:
- Pemantauan selama 21 hari
-Menunjukkan minimal 3 gejala PVE
Tidak
TidakYa
JJejaring ejaring Kerja KKP Kerja KKP (30, 23)(30, 23)
KKP INT. PORT
RS/BTKL/KKP LAIN, Dinkes
Lintas Sektor& Stake Holder
DitjenPP & PL