1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

21
Pembelajaran 5.1: Obligasi dan Saham 1. Capaian Pembelajaran: Mahasiswa setelah menyelesaikan seluruh materi pembelajaran ini, diharapkan dapat: Memahami dan menjelaskan konsep umum Obligasi dan Saham sebagai surat berharga. 2. Materi Pembelajaran Pengertian Obligasi dan Sumber Hukum Obligasi adalah surat pengakuan utang. Ini dapat kita lihat dari beberapa peraturan seperti Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1993 Tentang Obligasi Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian, Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1992 Tentang Obligasi Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara, dinyatakan bahwa Obligasi adalah surat pengakuan hutang jangka panjang atas pinjaman uang dari masyarakat dengan imbalan bunga tertentu dan pembayaran yang dilakukan secara berkala. Adapun dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 36/PMK.06/2006 Tahun 2006 jo. Peraturan Menteri Keuangan No. 10/PMK.08/2007 Tahun 2007 jo. Peraturan Menteri Keuangan No. 172/PMK.08/2010 Tahun 2010 tentang Penjualan Obligasi Negara Ritel Di Pasar Perdana, dinyatakan bahwa Obligasi Negara adalah Surat Utang Negara berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.” Demikian pengerrtian tersebut sesuai pengertian yang dikemukakan H.M.N. Purwosutjipto yang mengatakan bahwa obligasi adalah surat bukti pengakuan utang, yang dapat dikeluarkan oleh pemerintah atau oleh perusahaan, dengan jangka waktu sekurang-kurangnya satu tahun. 1 Rumusan obligasi menurut peraturan-peraturan di atas, sesuai istilah Belanda “ obligatieyang berarti hutang atau kewajiban, atau istilah schuldbrief yang berarti surat hutang. Dalam pengertian surat hutang ini, obligasi dalam terminologi hukum Belanda kerap disebut dengan istilah “obligatie lening” yang berarti secarik bukti pinjaman uang yang dikeluarkan oleh suatu 1 H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia: Hukum Surat Berharga, hal 203-208. 134

Transcript of 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

Page 1: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

Pembelajaran 5.1:

Obligasi dan Saham

1. Capaian Pembelajaran:

Mahasiswa setelah menyelesaikan seluruh materi pembelajaran ini, diharapkan

dapat: Memahami dan menjelaskan konsep umum Obligasi dan Saham sebagai

surat berharga.

2. Materi Pembelajaran

Pengertian Obligasi dan Sumber Hukum

Obligasi adalah surat pengakuan utang. Ini dapat kita lihat dari beberapa peraturan seperti

Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1993 Tentang Obligasi Perusahaan Umum (PERUM)

Pegadaian, Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1992 Tentang Obligasi Perusahaan Umum

(PERUM) Listrik Negara, dinyatakan bahwa Obligasi adalah surat pengakuan hutang jangka

panjang atas pinjaman uang dari masyarakat dengan imbalan bunga tertentu dan pembayaran

yang dilakukan secara berkala. Adapun dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 36/PMK.06/2006

Tahun 2006 jo. Peraturan Menteri Keuangan No. 10/PMK.08/2007 Tahun 2007 jo. Peraturan

Menteri Keuangan No. 172/PMK.08/2010 Tahun 2010 tentang Penjualan Obligasi Negara Ritel

Di Pasar Perdana, dinyatakan bahwa Obligasi Negara adalah Surat Utang Negara berjangka

waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 24

Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.” Demikian pengerrtian tersebut sesuai pengertian yang

dikemukakan H.M.N. Purwosutjipto yang mengatakan bahwa obligasi adalah surat bukti

pengakuan utang, yang dapat dikeluarkan oleh pemerintah atau oleh perusahaan, dengan jangka

waktu sekurang-kurangnya satu tahun.1

Rumusan obligasi menurut peraturan-peraturan di atas, sesuai istilah Belanda “obligatie”

yang berarti hutang atau kewajiban, atau istilah schuldbrief yang berarti surat hutang. Dalam

pengertian surat hutang ini, obligasi dalam terminologi hukum Belanda kerap disebut dengan

istilah “obligatie lening” yang berarti secarik bukti pinjaman uang yang dikeluarkan oleh suatu

1 H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia:Hukum Surat Berharga, hal 203-208.

134

Page 2: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

perseroan atau badan hukum lain yang dapat diperdagangkan dengan cara menyerahkan surat

tersebut.

Merujuk pada uraian di atas, obligasi merupakan surat hutang jangka panjang. Dalam hal

ini sebagai suatu instrumen pendanaan (funding instrument) yang sangat efektif untuk

kepentingan pengumpulan dana dari masyarakat. Dengan menerbitkan obligasi berarti penerbit

mengumpulkan dana dari para pemegangnya, dimana dana tersdebut dapat dipergunakan untuk

perluasan usaha milik penerbit atau pun untuk tujuan lain dari penerbit. Dalam kasus dimana

obligasi diterbitkan oleh Negara menunjukkan maksud bahwa obligasi untuk menutup sebagian

defisit dalam anggaran APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).

Adapun sumber hukum obligasi yang diuraikan di atas adalah: Undang-Undang No. 8

Tahun 1995 tentang Pasar Modal; Undang-Undang No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang

Negara; Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1992 Tentang Obligasi Perusahaan Umum

(PERUM) Listrik Negara; Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1993 Tentang Obligasi Perusahaan

Umum (PERUM) Pegadaian; serta Peraturan Menteri Keuangan No. 36/PMK.06/2006 Tahun

2006 jo. Peraturan Menteri Keuangan No. 10/PMK.08/2007 Tahun 2007 jo. Peraturan Menteri

Keuangan No. 172/PMK.08/2010 Tahun 2010 tentang Penjualan Obligasi Negara Ritel Di Pasar

Perdana.

Karakteristik Obligasi

Obligasi merupakan salah satu instrumen yang diterbitkan oleh suatu pihak dan

diperjualbelikan di bursa Efek atau sebagai salah satu instrumen pasar modal yang memberikan

pendapatan tetap (fixed income securities) bagi pemegangnya. Dalam hubungan ini, obligasi

sebagai sekuritas memberikan penghasilan secara rutin kepada pemegangnya.

Sebagaimana sekuritas lainnya, obligasi memiliki karakteristik yaitu:

a. Surat berharga yang mempunyai kekuatan hukum;

b. Memiliki jangka waktu tertentu (masa jatuh tempo);

c. Memberikan pendapatan tetap secara periodik;

d. Memiliki nilai nominal.

Dari karakteristik tersebut, penerbit (emiten) obligasi berkewajiban untuk membayarkan

bunga dalam jumlah tertentu secara periodik selama obligasi belum jatuh tempo, dan juga

melakukan pembayaran kembali nilai nominal obligasi tersebut pada saat jatuh tempo yang telah

134

Page 3: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

ditentukan. Demikian pula selama belum jatuh tempo, apabila pemegang obligasi sudah ingin

mendapatkan jumlah uang yang disebutkan di dalam surat obligasi, maka obligasi sebagai surat

berharga dapat dijual kembali oleh pemegangnya kepada pihak lain.

Obligasi memiliki karakteristik umum yang perlu diketahui bukan saja untuk kepentingan

para pihak yang terlibat dalam transaksi surat obligasi, tetapi juga sangat penting bagi ahli hukum

dalam hal terjadi sengketa di antara para pihak. Karakteristik umum yang ada pada sebuah

obligasi yaitu:

a.   Nilai Penerbitan Obligasi (jumlah pinjaman dana)

Emiten di dalam penerbitan suatu obligasi akan menyatakan jumlah dana yang

dibutuhkan melalui penjualan obligasi, dengan istilah “jumlah emisi obligasi”. Sebagai

contoh, apabila perusahaan atau Negara membutuhkan dana Rp. 500 milyar maka sesuai

jumlah tersebut akan diterbitkan obligasi. Besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi

dilakukan berdasarkan kemampuan aliran kas perusahaan dan kinerja bisnisnya.

b.   Jangka waktu obligasi

Setiap obligasi yang diterbitkan memiliki jangka waktu - jatuh tempo (maturity).

Umumnya masa jatuh tempo obligasi adalah 5 (lima) tahun sampai 10 (sepuluh) tahun.

Jangka waktu obligasi yang pendek pendek menunjukkan resikonya semakin kecil. Demikian

ketika saat jatuh tempo telah sampai, maka pihak penerbit obligasi berkewajiban melunasi

pembayaran pokok obligasinya.

c.   Tingkat Suku Bunga

Sebagai upaya menarik investor dalam membeli obligasi, penerbit (emiten) akan selalu

memberikan insentif dalam bentuk tingkat suku bunga obligasi (kupon obligasi) yang

menarik per tahun. Besarnya tingkat suku bunga umumnya ditentukan dengan cara

membandingkan tingkat suku bunga perbankan pada umumnya. Tingkat suku bunga obligasi

(kupon obligasi) dapat berbentuk fixed rate atau variable rate, sebagai alternatif pilihan bagi

investor.

d. Jadwal pembayaran Suku Bunga

Pembayaran kupon obligasi oleh penerbit dilakukan secara periodik sesuai kesepakatan

sebelumnya, yaitu triwulanan atau semesteran. Disini ketepatan waktu pembayaran kupon

merupakan aspek penting dalam menjaga reputasi penerbit obligasi.

e. Jaminan

134

Page 4: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

Pelunasan obligasi melalui pemberian jaminan berupa aset perusahaan mempunyai

daya tarik bagi calon pembeli obligasi. Jaminan berbentuk aset perusahaan ataupun tagihan

piutang perusahaan merupakan bentuk jaminan yang menarik bagi investor.

Cara Peralihan Obligasi

Obligasi sebagai surat berharga banyak ditentukan melalui cara peralihannya. Ketiga cara

peralihannya tidak mudah atau menuntut cara tertentu yang rumit, maka seperti surat berharga

lainnya obligasi tersebut tidak dikualifikasi sebagai surat berharga. Melihat cara peralihan

obligasi maka dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis obligasi, yaitu:

1. Obligasi Atas Unjuk (bearer bond), dan

2. Obligasi Atas Nama (registered bond).

 Ciri penting dari Obligasi Atas Unjuk, meliputi:

a. Nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi;

b. Setiap sertifikat obligasi disertai dengan kupon bunga yang dilepaskan setiap pembayaran

bunga dilakukan;

c. Sangat mudah untuk dialihkan;

d. Kertas sertifikat obligasi dibuat dari bahan berkualitas tinggi seperti bahan pembuat uang;

e. Bunga dan pokok obligasi hanya dibayarkan kepada orang yang dapat menunjukkan

kupon bunga dan sertifikat obligasi.

Dari ciri dimana “nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi”, menunjukkan

bahwa jenis obligasi ini masuk di dalam kualifikasi surat berharga (lihat: Modul 4). Oleh karena

sesuai prinsip surat berharga bahwa suatu surat obligasi yang tidak menyebutkan nama

pemiliknya, maka cara peralihannya adalah sangat mudah yaitu cukup penyerahan fisik surat

obligasi tersebut.

Obligasi atas Unjuk tersebut sangat berbeda sifat cara peralihan dengan obligasi atas

Nama. Sebagaimana diketahui bahwa obligasi Atas Nama untuk pokok pinjaman, nama pemilik

tercantum dalam sertifikat obligasi beserta kupon bunga dan untuk pokok bunga nama pemilik

tidak tercantum dalam sertifikat obligasi. Nama dan alamat pemilik dicatat di perusahaan Emiten

untuk memudahkan dalam pengiriman bunga. Kemudian Obligasi Atas Nama untuk pokok dan

bunga, nama pemilik tercantum dalam sertifikat obligasi, tetapi tidak ada kupon bunga, karena

bunga langsung disampaikan kepada pemilik yang namanya tercantum dalam daftar perusahaan

134

Page 5: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

Emiten. Melalui ciri yang disebutkan tersebut, menurut prinsip dari suatu surat berharga bahwa

obligasi atas Nama adalah bukan kualifikasi surat berharga, namun masuk dalam kualifikasi

“surat yang berharga”. Oleh karena obligasi seperti ini memiliki cara peralihan yang sangat rumit,

yaitu harus dilakukan dengan cara Cessie, yakni dilakukan dengan cara membuatkan akta

tersendiri.

Obligasi menurut keperluannya juga dibagi dalam beberapa jenis yaitu:

a. Obligasi Berdasarkan Jaminan

Obligasi jenis ini terbagi dua yaitu Obligasi dengan Jaminan (secured

bond/debentures) dan Obligasi tanpa Jaminan. Obligasi dengan Jaminan adalah obligasi yang

diberi agunan (collateral) untuk pelunasan pokok pinjaman beserta bunganya yang berupa

harta kekayaan perusahaan, bisa berupa tanah, gedung dan lain-lain. Adapun Obligasi tanpa

Jaminan adalah obligasi yang tidak didukung dengan agunan.

b. Obligasi Berdasarkan Cara Penetapan dan Pembayaran Bunga

Melalui jenis ini, anda akan mendapatkan apa yang disebut:

Obligasi dengan Bunga Tetap yang dibayar setiap periode tertentu.

Obligasi dengan Bunga Tidak Tetap yang kadang dikaitkan dengan indeks atau dengan

tingkat bunga deposito yang berlaku, seperti di pasaran luar negeri yang mengenal

LIBOR (London Intern Bank Offer Rate) atau SIBOR (Singapore Inter Bank Offer

Rate).

Obligasi tanpa Bunga (Zero Coupon), yakni jenis obligasi yang tidak mempunyai kupon

bunga dan konsekuensinya pemilik tidak memperoleh pembayaran bunga secara

periodik. Keuntungan dari pemilikan obligasi ini diukur dari selisih nilai pada waktu

jatuh tempo (sebesar nilai nominal) dengan harga pembelian.

Obligasi yang Tidak Terbatas Jatuh Temponya (perpectual bond), merupakan obligasi

dimana perusahaan yang menerbitkan surat berharga ini tidak punya kewajiban

mengembalikan utang, kecuali perusahaannya dilikuidasi.

Obligasi dengan Bunga Mengambang (floating rate bond), misalnya 1% di atas tingkat

bunga bank – bank umum yang ada.

c. Obligasi Berdasarkan Nilai Pelunasan, terutama dikaitkan dengan merosotnya nilai uang.

Disini nilai pelunasan obligasi dikaitkan dengan indeks harga tertentu, seperti klausula emas,

klausula perak, valuta asing, indeks harga konsumen.

134

Page 6: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

d. Obligasi Berdasarkan Konvertibilitas (convertible bond), jenis ini memberikan hak bagi

pemegangnya untuk menukarkan obligasi yang milikinya dengan saham (common stock)

dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan syarat-syarat pinjaman.

e. Obligasi Berdasarkan Penerbit, dicontohkan Obligasi Pemerintah Pusat, Obligasi Pemerintah

Daerah dan Obligasi Perusahaan Swasta. 

f. Obligasi Berdasarkan Waktu Jatuh Tempo, yaitu:

1) Obligasi jangka pendek (sampai dengan 1 tahun)

2) Obligasi jangka menengah (dua sampai lima tahun)

3) Obligasi jangka panjang (lebih dari lima tahun).

Secara umum, kelemahan obligasi adalah kesulitan untuk memperkirakan perkembangan

suku bunga, padahal harga obligasi sangat tergantung pada perkembangan suku bunga. Bila suku

bunga bank menunjukkan tren meningkat, maka pemegang obligasi akan menderita kerugian.

Risiko lain adalah kemampuan Emiten untuk melunasi pembayaran bunga obligasi sebelum jatuh

tempo.

Pihak-Pihak dalam Penerbitan Obligasi

Sebagaimana dalam penerbitan surat berharga lainnya, dalam penerbitan obligasi juga

mengenal pihak-pihak yang terkait. Pihak-pihak tersebut, antara lain:

1. Emiten, merupakan pihak yang menjadi penerbit obligasi untuk dijual kepada masyarakat.

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal jo. Pasal 1 butir 13

pada Keputusan Menkeu No. 1548 bahwa Emiten dimaksud yaitu badan hukum yang

melakukan emisi atau bermaksud melakukan emisi.

2. Wali Amanat, yaitu pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat hutang

(Undang-Undang Pasar Modal).

3. Penjamin Emisi Efek, pihak yang membuat kontrak dengan Emiten untuk melakukan

penawaran umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli

sisa efek yang tidak terjual (Pasal 1 angka 17 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

Pasar Modal). Dari ketentuan ini dapat dilihat bahwa penjamin emisi efek merupakan pihak

yang bertindak menjamin atas keberhasilan penjualan obligasi.

134

Page 7: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

4. Penanggung, yaitu pihak yang menanggung pembayaran kembali jumlah pokok dan/atau

bunga emisi obligasi dalam hal Emiten cidera janji (Pasal 1 angka 36 Keputusan Menteri

Keuangan No. 1548).

Saham

Pengertian dan Sumber Hukum

Istilah saham kiranya banyak ditemui di dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas (UUPT) di samping Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar

Modal. Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 UUPT jo. Pasal 7 ayat (2) dan Pasal 31 ayat (1)

UUPT, dapat diketahui bahwa saham adalah bagian dari modal dasar Perseroan atau dengan kata

lain bahwa saham adalah penyertaan modal yang dimasukkan oleh subjek hukum ke dalam suatu

Perseroan Terbatas pada saat pendirian Perseroan Terbatas tersebut.

Pengertian tersebut jika dihubungkan dengan arti saham dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia yang dinyatakan bahwa saham adalah surat bukti pemilikan bagian modal perseroan

terbatas yg memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yg disetor.

Selanjutnya jika dihubungkan dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,

maka saham merupakan salah satu dari beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk berinvestasi.

Investasi dengan membeli saham suatu perusahaan, berarti investor telah menginvestasikan dana

dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kembali (Return) saham

tersebut. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut

adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat tersebut dan porsi kepemilikan ditentukan

oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut.2 Sifat dasar

investasi saham adalah memberikan peran bagi investor dalam memperolah laba perusahaan.

Setiap pemegang saham merupakan sebagian pemilik perusahaan.

Berangkat dari uraian di atas, kiranya dapat diketahui bahwa yang dimaksud saham

adalah surat bukti penyertaan modal ke dalam suatu perseroan terbatas yang memberi hak kepada

pemegangnya berupa hak kemilikan perusahaan menurut besarnya penyertaan yang dilakukan di

samping hak deviden pada setiap periode waktu atau keuntungan lain yang diperoleh dari selisih

harga jual saham yang lebih tinggi dari harga belinya pada setiap transaksi perdagangan saham.

2 Tjipto Darmaji dan Hendy M. Fhakrudin, Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta: SalembaEmpat, 2006), hal. 5.

134

Page 8: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

Demikian uraian di atas juga memberi informasi bahwa sumber hukum tentang saham

adalah Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (disingkat, UUPT) dan

Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Jenis-Jenis Saham

Pada transaksi jual beli di Bursa efek, saham merupakan instrumen yang paling dominan

diperdagangkan. Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan sudut-sudut saham, yaitu :3

a) Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim:

1) Saham Biasa, merupakan saham yang memiliki hak klaim berdasarkan laba atau rugi yang

diperoleh perusahaan. Bila terjadi likuiditas, pemegang saham biasa yang mendapatkan

prioritas paling akhir dalam pembagian deviden dari penjualan asset perusahaan. Ciri-

cirinya:

Deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.4

Memiliki hak suara.

Hak memperoleh bagian kekayaan perusahaan paling akhir apabila bangkrut setelah

semua kewajiban perusahaan dilunasi.

2) Saham Preferen, merupakan saham dengan bagian hasil yang tetap dan apabila perusahaan

mengalami kerugian maka pemegang Saham Preferen akan mendapat prioritas utama dalam

pembagian hasil atas penjualan asset. Saham Preferen mempunyai sifat gabungan antara

obligasi dan saham basa. Adapun ciri-cirinya:5

Memiliki hak yang paling dahulu memperoleh deviden.

Tidak memiliki hak suara.

Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus.

Memiliki hak pembayaran sebesar nilai nominal saham lebih dulu setelah kreditur

apabila perusahaan mengalami likuiditas.

b)  Ditinjau dari cara peralihannya

3 I b i d., hal. 245.4 Muhammad Nafik, HR, Bursa Efek dan Investasi Syariah, (Jakarta: Serambi, 2009), hal.

2445 Dahlan Siamat, Manjemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan

Perbankan Edisi 5, (Jakarta: LP-FEUI, 2005), hal. 385.134

Page 9: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

1) Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks), yaitu jenis saham yang di dalamnya tidak tertulis

nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.

Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai

pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

2) Saham Atas Nama (Registered Stocks), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa

nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu yaitu dengan

cara Cessie yakni cara peralihan hak yang harus dilakukan dengan prosedur pembuatan

akta.

c) Ditinjau dari kinerja perdagangan

1)  Blue – Chip Stocks (Saham Perusahaan Unggulan), yaitu saham biasa dari suatu

perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki

pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

2)  Income Stocks (Saham Deviden Berkembang), yaitu saham dari suatu emiten yang

memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata – rata dividen yang

dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan

pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Namun tidak

suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.

3) Growth Stocks, terdiri dari 2 jenis yaitu:

c. (Well – Known (Saham Pendapatan Berkembang), yaitu saham – saham dari emiten

yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri

sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

d. (Lesser – Known), yaitu saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri,

namun memiliki ciri growth stock. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan

kurang populer di kalangan emiten.

4) Speculative Stock, yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten

memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan

penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

5) Counter Cyclical Stockss, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi

maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap

134

Page 10: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari

kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.

Manfaat Pemilikan Saham

Setiap pemilikan saham memberikan manfaat utama yaitu berguna menjadi instrumen

investasi jangka pendek atau jangka panjang. Pemanfaatan saham sebagai investasi jangka

pendek dilakukan oleh pemiliknya untuk mendapatkan capital gain, yaitu selisih harga beli dan

harga jual dalam transaksi saham tersebut di Bursa Efek (Pasar Modal). Dalam hubungan ini naik

turunnya harga saham suatu perusahaan, banyak ditentukan oleh prospek dan kinerja yang

dimiliki oleh perusahaan tersebut. Makin bagus prospek dan kinerja suatu usaha, makin bagus

pergerakan nilai saham perusahaan tersebut di Bursa Efek.

Berbeda dengan mereka yang memanfaatkan saham sebagai investasi jangka panjang,

para investor secara rutin membeli saham bukan untuk segera dijual kembali tetapi sahamnya

ditimbun untuk mendapatkan bagian deviden yang lebih besar menurut besarnya pemilikan

saham suatu perusahaan setiap periode (pertahun). Di sini prospek dan kinerja suatu perusahaan

juga banyak mempengaruhi pilihan para investor, sekalipun untuk investasi jangka panjang.

Lebih dari itu untuk investasi jangka panjang menurut ketentuan Pasal 52 ayat (1) UUPT), bahwa

manfaat pemilikan saham perusahaan adalah selain mendapatkan deviden yang disebutkan di

atas, adalah juga hak menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS suatu perusahaan, hak

menerima pembayaran sisa kekayaan hasil likuidasi dan hak-hak lainnya.

Demikian, terdapat beberapa manfaat yang bisa diperoleh investor saham, yaitu;

Untuk investasi jangka pendek, investor mendapatkan Capital Gain, yaitu keuntungan yang

diperoleh dari selisih harga jual saham yang lebih tinggi dari harga belinya dari besarnya

nilai saham yang dimiliki.

Untuk investasi jangka panjang, investor mendapatkan Dividen, yaitu keuntungan yang

diperoleh dari pembagian dividen tunai oleh emiten setiap periode, di samping hak-hak

lain.

Risiko investasi saham

134

Page 11: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

Banyak manfaat yang memberikan keuntungan pada investor saham, akan tetapi dari

sudut pandang lain bahwa investasi saham juga memiliki risiko tersendiri. Beberapa risiko

investasi saham, diuraikan sebagai berikut:

1. Risiko Likuidasi

Risiko yang dimaksudkan ini terjadi ketika emiten bangkrut atau likuidasi dimana para

pemegang saham memiliki hak klaim terakhir terhadap aktiva perusahaan setelah kewajiban

emiten tersebut dibayar. Bahkan para pemegang saham bisa saja tidak mendapatkan apapun

ketika aktiva tidak tersisa setelah emiten membayar kewajibannya.

2. Tidak Ada Pembagian Dividen

Risiko tanpa pembagian deviden terjadi ketika emiten menggunakan keuntungan

perusahaan untuk melakukan ekspansi usahanya sehingga memutuskan tidak membagikan

dividen kepada pemegang saham.

3. Investor Kehilangan Modal

Risiko kehilangan modal bagi investor, terjadi ketika harga beli saham ternyata lebih

besar ketimbang harga jualnya sehingga pemegang saham kehilangan modalnya (capital loss).

4. Saham Delisting dari Bursa

Delisting adalah penghapusan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang

membawa konsekuensi pada saham tersebut tidak bisa ditransaksikan di BEI. Status

perusahaan yang telah delisting tetap menjadi perusahaan publik tetapi sahamnya tidak tercatat

di BEI. Perusahaan yang sahamnya sudah delisting, tidak memiliki kewajiban sebagai

perusahaan tercatat. Perusahaan tersebut diperbolehkan untuk kembali mencatatkan sahamnya

di BEI sesuai ketentuan yang berlaku (relisting) yaitu enam bulan usai delisting efektif.

Delisting dua jenis, yaitu:

1. Voluntary Delisting (Delisting Sukarela) yaitu emiten sendiri yang mengajukan delisting

karena alasan tertentu. Misalnya karena kehendak pengendali baru, akibat merger, atau

alasan lainnya. Delisting sukarela biasanya dipandang positif. Pemegang saham tidak

perlu khawatir, karena ada kewajiban untuk menyerap saham di publik pada harga yang

wajar. Biasanya harganya cenderung lebih tinggi daripada harga pasar.

2. Forced Delisting (Delisting Paksa) yaitu delisting yang dilakukan oleh otoritas bursa

(BEI) berdasar aturan yang berlaku. Misalnya karena saham sudah disuspensi dua tahun

berturut-turut karena tidak menyampaikan laporan keuangan, keberlangsungan bisnis

134

Page 12: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

perusahaan dipertanyakan dan tidak ada penjelasan atau karena ketidakpastian atas

keberlangsungan usaha emiten, termasuk karena izin usaha utama perusahaan tersebut

sudah dicabut pemerintah, seperti izin usaha tambang batubara dari perusahaan pengelola

batubara, dan alasan lainnya. Perusahaan yang sahamnya didelisting paksa adalah

perusahaan yang bermasalah. Demikian investor saham yang memiliki saham yang

delisting paksa akan sangat menderita kerugian.

Persamaan dan perbedaan saham dan obligasi

Memperhatikan uraian materi tentang saham dan obligasi di atas, dapat diketahui bahwa

keduanya merupakan instrumen investasi bagi investor. Dalam hubungan itu, adalah sangat

menarik memperhatikan persamaan dan perbedaannya. Persamaannya, adalah sebagai berikut:

1. Para pemilik saham dan obligasi memiliki klaim atas laba dan aktiva. Pasalnya, kedua

instrumen investasi ini menjanjikan kepada para pemiliknya pendapatan yang berupa aset

yaitu uang dan aset-aset lainnya. Dimana klaim itu terjadi pada tanggal transaksi atau saat

pembelian saham dan penandatanganan obligasi yang kemudian dapat dieksekusi saat jatuh

tempo. Dari sini saham dan obligasi itu menjanjikan pendapatan bagi para pemiliknya.

2. Para pemilik saham dan obligasi juga memiliki hak tebus yaitu pilihan untuk menukar

saham dan obligasi dengan uang.

3. Saham dan obligasi adalah sebagai surat berharga. Jadi, keduanya merupakan bentuk

perjanjian hitam di atas putih yang berupa perjanjian dan telah disetujui oleh kedua belah

pihak. Berdasarkan hal ini, bahwa surat berharga tersebut sama-sama dapat diperjualbelikan

di bursa efek maupun pasar modal.

Selain persamaan yang dikemukakan di atas, saham dan obligasi memiliki beberapa

perbedaan, yaitu sebagai berikut:

Saham merupakan surat yang menunjukkan kepemilikan perusahaan terhadap pemiliknya,

sedangkan obligasi adalah surat utang. Artinya jika seseorang memiliki surat obligasi maka

Ia memiliki piutang.

Badan yang mengeluarkan saham biasanya adalah perusahaan terbuka. Sedangkan yang

biasanya menerbitkan surat obligasi adalah pemerintah atau bisa juga perusahaan.

Pemegang saham memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen. Lain halnya dengan

pemegang obligasi yang memperoleh keuntungan dalam bentuk bunga pembayaran utang.

134

Page 13: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

Jangka waktu pemegang saham tidak terbatas. Saham masih dapat dimiliki selama

perusahaan tersebut belum bangkrut. Sedangkan obligasi memiliki jangka waktu tertentu.

Di Indonesia biasanya antara 1 hingga 10 tahun.

Keuntungan dibagikan kepada pemilik saham hanya jika perusahaan mengalami untung.

Sedangkan penerbit obligasi wajib membayar utangnya kepada pemilik obligasi.

Resiko yang dialami pemegang saham cukup besar. Mengingat sewaktu-waktu perusahaan

bisa saja mengalami kerugian. Namun resiko pemegang obligasi tidak sebesar pemegang

saham. Karena penerbit obligasi sudah terikat kewajiban untuk membayar utang mereka.

Tingkat keuntungan yang dimiliki pemegang saham lebih tinggi daripada pemegang

obligasi.

Jika perusahaan mengalami kebangkrutan maka kepemilikan saham menjadi tidak berharga

karena pembagian keuntungan perusahaan akan terputus. Sedangkan jika perusahaan yang

menerbitkan surat obligasi mengalami kerugian, maka pemegang obligasi akan diutamakan

pelunasan piutangnya. Bahkan jika perlu, perusahaan akan menjual asetnya untuk

pelunasan obligasi.

Saham lebih mudah diperoleh dibanding obligasi. Seseorang dapat memperoleh saham

dengan mendatangi Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan obligasi cukup sulit untuk

diperoleh karena tidak ditawarkan dalam BEI. Obligasi dapat diperoleh langsung dari pihak

penerbit obligasi tersebut.

3. Intisari

Pengertian Obligasi

Obligasi merupakan surat hutang jangka panjang. Dalam hal ini sebagai suatu instrumen

pendanaan (funding instrument) yang sangat efektif untuk kepentingan pengumpulan dana dari

masyarakat. Dengan menerbitkan obligasi berarti penerbit mengumpulkan dana dari para

pemegangnya, dimana dana tersdebut dapat dipergunakan untuk perluasan usaha milik penerbit

atau pun untuk tujuan lain dari penerbit. Dalam kasus dimana obligasi diterbitkan oleh Negara

menunjukkan maksud bahwa obligasi untuk menutup sebagian defisit dalam anggaran APBN

(Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).

Karakteristik Obligasi

Sebagaimana sekuritas lainnya, obligasi memiliki karakteristik khusus yaitu:

134

Page 14: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

a. Surat berharga yang mempunyai kekuatan hukum;

b. Memiliki jangka waktu tertentu (masa jatuh tempo);

c. Memberikan pendapatan tetap secara periodik;

d. Memiliki nilai nominal.

Karakteristik umum yang ada pada sebuah obligasi yaitu:

a.   Memiliki nilai penerbitan obligasi (jumlah pinjaman dana)

b.   Memiliki jangka waktu

c.   Memiliki tingkat suku bunga menarik di banding suku bunga perbankan.

d. Memiliki jadwal pembayaran suku bunga tepat waktu.

e. Memiliki jaminan berupa aset perusahaan untuk pelunasan obligasi

Cara Peralihan Obligasi

Dari cara peralihan obligasi dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

1. Obligasi Atas Unjuk (bearer bond), dan

2. Obligasi Atas Nama (registered bond).

 Ciri penting dari Obligasi Atas Unjuk, meliputi:

Nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi;

Setiap sertifikat obligasi disertai dengan kupon bunga yang dilepaskan setiap

pembayaran bunga dilakukan;

Sangat mudah untuk dialihkan;

Kertas sertifikat obligasi dibuat dari bahan berkualitas tinggi seperti bahan pembuat

uang;

Bunga dan pokok obligasi hanya dibayarkan kepada orang yang dapat menunjukkan

kupon bunga dan sertifikat obligasi.

Obligasi atas Unjuk tersebut sangat berbeda sifat cara peralihan dengan obligasi atas

Nama, menurut prinsip dari suatu surat berharga adalah bukan kualifikasi surat berharga, namun

masuk dalam kualifikasi “surat yang berharga”. Oleh karena obligasi seperti ini memiliki cara

peralihan yang sangat rumit, yaitu harus dilakukan dengan cara Cessie, yakni dilakukan dengan

cara membuatkan akta tersendiri.

Obligasi menurut keperluannya juga dibagi dalam beberapa jenis yaitu:

a.  Obligasi Berdasarkan Jaminan yang terbagi dua yaitu Obligasi dengan Jaminan (secured

bond/debentures) dan Obligasi tanpa Jaminan.

134

Page 15: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

b.    Obligasi Berdasarkan Cara Penetapan dan Pembayaran Bunga, meliputi:

Obligasi dengan Bunga Tetap dan Tidak Tetap

Obligasi tanpa Bunga (Zero Coupon)

Obligasi yang Tidak Terbatas Jatuh Temponya (perpectual bond)

Obligasi dengan Bunga Mengambang (floating rate bond)

e. Obligasi Berdasarkan Nilai Pelunasan

f. Obligasi Berdasarkan Konvertibilitas (convertible bond)

g. Obligasi Berdasarkan Penerbit. 

h. Obligasi Berdasarkan Waktu Jatuh Tempo, yaitu:

1. Obligasi jangka pendek (sampai dengan 1 tahun)

2. Obligasi jangka menengah (dua sampai lima tahun)

3. Obligasi jangka panjang (lebih dari lima tahun).

Pihak-Pihak dalam Penerbitan Obligasi

Sebagaimana dalam penerbitan surat berharga lainnya, dalam penerbitan obligasi juga

mengenal pihak-pihak yang terkait. Pihak-pihak tersebut, antara lain:

1. Emiten, yaitu badan hukum yang melakukan emisi atau bermaksud melakukan emisi.

2. Wali Amanat, yaitu pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat hutang.

3. Penjamin Emisi Efek, merupakan pihak yang bertindak menjamin atas keberhasilan

penjualan obligasi.

4. Penanggung, yaitu pihak yang menanggung pembayaran kembali jumlah pokok dan/atau

bunga emisi obligasi dalam hal Emiten cidera janji

Saham

Pengertian dan Sumber Hukum

Saham adalah surat bukti penyertaan modal ke dalam suatu perseroan terbatas yang

memberi hak kepada pemegangnya berupa hak kemilikan perusahaan menurut besarnya

penyertaan yang dilakukan di samping hak deviden pada setiap periode waktu atau keuntungan

lain yang diperoleh dari selisih harga jual saham yang lebih tinggi dari harga belinya pada setiap

transaksi perdagangan saham.

134

Page 16: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

Adapun sumber hukum tentang saham adalah Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas (disingkat, UUPT) dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang

Pasar Modal.

Jenis-Jenis Saham

a) Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim:

1) Saham Biasa, Ciri-cirinya:

Deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

Memiliki hak suara.

Hak memperoleh bagian kekayaan perusahaan paling akhir apabila bangkrut setelah

semua kewajiban perusahaan dilunasi.

2) Saham Preferen, ciri-cirinya:

Memiliki hak yang paling dahulu memperoleh deviden.

Tidak memiliki hak suara.

Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus.

Memiliki hak pembayaran sebesar nilai nominal saham lebih dulu setelah kreditur

apabila perusahaan mengalami likuiditas.

b)  Ditinjau dari cara peralihannya

1) Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks), yaitu jenis saham yang di dalamnya tidak tertulis

nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.

Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui sebagai

pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

2) Saham Atas Nama (Registered Stocks), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa

nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur yang disebut Cessie

yakni cara peralihan hak yang harus dilakukan dengan prosedur pembuatan akta.

c) Ditinjau dari kinerja perdagangan

 Blue – Chip Stocks (Saham Perusahaan Unggulan)

 Income Stocks (Saham Deviden Berkembang)

Speculative Stock

Counter Cyclical Stockss

Manfaat Pemilikan Saham

134

Page 17: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

Dalam pemilikan saham, terdapat beberapa manfaat yang bisa diperoleh investor, yaitu;

Untuk investasi jangka pendek, investor mendapatkan Capital Gain, yaitu keuntungan yang

diperoleh dari selisih harga jual saham yang lebih tinggi dari harga belinya dari besarnya

nilai saham yang dimiliki.

Untuk investasi jangka panjang, investor mendapatkan Dividen, yaitu keuntungan yang

diperoleh dari pembagian dividen tunai oleh suatu emiten setiap periode, di samping hak-

hak lainnya.

Risiko investasi saham

Investasi saham banyak memberikan keuntungan pada investor, akan tetapi dari sudut lain

investasi saham juga memiliki risiko. Beberapa risiko investasi saham, adalah:

1. Risiko Likuidasi

2. Tidak Ada Pembagian Dividen

3. Investor Kehilangan Modal

4. Saham Delisting dari Bursa

Persamaan dan perbedaan saham dan obligasi

Persamaannya, adalah sebagai berikut:

Para pemilik saham dan obligasi memiliki klaim atas laba dan aktiva.

Para pemilik saham dan obligasi juga memiliki hak tebus yaitu pilihan untuk menukar

saham dan obligasi dengan uang.

Saham dan obligasi adalah sebagai surat berharga.

Adapun perbedaannya, sebagai berikut:

Saham merupakan surat yang menunjukkan kepemilikan perusahaan terhadap pemiliknya,

sedangkan obligasi adalah surat utang. Artinya jika seseorang memiliki surat obligasi maka

Ia memiliki piutang.

Badan yang mengeluarkan saham biasanya adalah perusahaan terbuka. Sedangkan yang

biasanya menerbitkan surat obligasi adalah pemerintah atau bisa juga perusahaan.

Pemegang saham memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen. Lain halnya dengan

pemegang obligasi yang memperoleh keuntungan dalam bentuk bunga pembayaran utang.

Jangka waktu pemegang saham tidak terbatas. Saham masih dapat dimiliki selama

perusahaan tersebut belum bangkrut. Sedangkan obligasi memiliki jangka waktu tertentu.

Di Indonesia biasanya antara 1 hingga 10 tahun.

134

Page 18: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

Keuntungan dibagikan kepada pemilik saham hanya jika perusahaan mengalami untung.

Sedangkan penerbit obligasi wajib membayar utangnya kepada pemilik obligasi.

Resiko yang dialami pemegang saham cukup besar. Mengingat sewaktu-waktu perusahaan

bisa saja mengalami kerugian. Namun resiko pemegang obligasi tidak sebesar pemegang

saham. Karena penerbit obligasi sudah terikat kewajiban untuk membayar utang mereka.

Tingkat keuntungan yang dimiliki pemegang saham lebih tinggi daripada pemegang

obligasi.

Jika perusahaan mengalami kebangkrutan maka kepemilikan saham menjadi tidak berharga

karena pembagian keuntungan perusahaan akan terputus. Sedangkan jika perusahaan yang

menerbitkan surat obligasi mengalami kerugian, maka pemegang obligasi akan diutamakan

pelunasan piutangnya. Bahkan jika perlu, perusahaan akan menjual asetnya untuk

pelunasan obligasi.

Saham lebih mudah diperoleh dibanding obligasi. Seseorang dapat memperoleh saham

dengan mendatangi Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan obligasi cukup sulit untuk

diperoleh karena tidak ditawarkan dalam BEI. Obligasi dapat diperoleh langsung dari pihak

penerbit obligasi tersebut.

4. Evaluasi

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar dan tepat.

1. Kedudukan obligasi sebagai:

A. Surat hutang jangka panjang.

B. Surat hutang tak berjangka

C. Suatu surat berharga

D. Jawaban A dan C adalah Benar.

2. Obligasi memiliki karakteristik yaitu:

A. Surat berharga yang mempunyai kekuatan hukum;

B. Memiliki jangka waktu tertentu (masa jatuh tempo);

C. Memberikan pendapatan tetap secara periodik;

D. Jawaban A, B dan C adalah Benar.

3. Dari segi cara peralihan obligasi dibagi menjadi:

A. Obligasi Atas Nama

134

Page 19: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

B. Obligasi atas penganti

C. Obligasi Atas Unjuk

D. Jawaban A dan C adalah Benar.

4. Ciri penting dari Obligasi Atas Unjuk meliputi, kecuali:

A. Nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi

B. Setiap sertifikat obligasi dan kupon bunga yang dilepaskan saat pembayaran bunga.

C. Cara pengalihannya dilakukan dengan cara Cessie.

D. Bunga dan pokok obligasi hanya dibayarkan kepada orang yang dapat menunjukkan

kupon bunga dan sertifikat obligasi.

5. Obligasi atas Nama menurut prinsip surat berharga adalah bukan urat berharga, karena:

A. Nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi

B. Setiap sertifikat obligasi dan kupon bunga yang dilepaskan saat pembayaran bunga.

C. Cara pengalihannya dilakukan dengan cara Cessie.

D. Bunga dan pokok obligasi hanya dibayarkan kepada orang yang dapat menunjukkan

kupon bunga dan sertifikat obligasi.

6. Obligasi menurut keperluannya juga dibagi dalam beberapa jenis, kecuali:

A. Obligasi Atas Unjuk

B. Obligasi dengan Jaminan dan tanpa Jaminan.

C. Obligasi dengan Bunga Tetap dan Tidak Tetap

D. Obligasi Berdasarkan Konvertibilitas

7. Pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat hutang seperti obligasi, adalah:

A. Emiten

B. Wali Amanat

C. Penjamin Emisi Efek

D. Penanggung.

8. Kedudukan saham sebagai, kecuali:

A. Surat bukti tagihan sesuai nilai nominal saham

B. Surat bukti penyertaan modal ke dalam PT.

C. Pemegang hak atas deviden setiap periode waktu tertentu

D. Pemegang hak atas keuntungan dari selisih harga jual saham yang lebih tinggi dengan

harga beli dalam transaksi perdagangan saham

134

Page 20: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

9. Saham Biasa memiliki ciri-ciri, kecuali:

A. Deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

B. Memiliki hak suara.

C. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan dalam pencalonan pengurus.

D. Hak memperoleh bagian kekayaan perusahaan paling akhir apabila bangkrut setelah

semua kewajiban perusahaan dilunasi.

10. Saham Preferen memiliki ciri-ciri, kecuali:

A. Memiliki hak yang paling dahulu memperoleh deviden.

B. Tidak memiliki hak suara.

C. Tidak dapat mempengaruhi manajemen perusahaan dalam pencalonan pengurus.

D. Memiliki hak pembayaran sebesar nilai nominal saham lebih dulu setelah kreditur

apabila perusahaan mengalami likuiditas.

11. Dalam pemilikan saham, terdapat beberapa manfaat yang bisa diperoleh investor, yaitu;

A. Untuk investasi jangka pendek, investor mendapatkan hak atas Capital Gain.

B. Untuk investasi jangka panjang, investor mendapatkan Dividen setiap periode, di

samping hak-hak lainnya.

C. Jawaban A, B dan D adalah Benar.

D. Untuk investasi jangka panjang, investor mendapatkan hak suara dalam menentukan

kebijakan PT melalui RUPS.

12. Investasi saham selain memberikan keuntungan juga memiliki risiko. Di antara risiko

investasi saham adalah, kecuali:

A. Tidak Ada Pembagian Dividen

B. Tidak memperoleh Capital Gain

C. Investor Kehilangan Modal

D. Saham Delisting dari Bursa

13. Persamaan saham dengan obligasi adalah, kecuali:

A. Para pemilik saham dan obligasi memiliki klaim atas laba dan aktiva.

B. Para pemilik saham dan obligasi juga memiliki hak tebus yaitu pilihan untuk menukar

saham dan obligasi dengan uang.

134

Page 21: 1. Capaian Pembelajaran: 2. Materi Pembelajaran

C. Saham dan obligasi adalah sebagai surat berharga.

D. Saham dan obligasi sangat mudah diperoleh di Bursa Efek

14. Persamaan saham dengan obligasi adalah, kecuali:

A. Saham merupakan surat yang menunjukkan kepemilikan perusahaan bagi pemegangnya,

sedangkan pemegang obligasi menunjukkan kepemilikan piutang terhadap perusahaan.

B. Resiko pemegang saham sangat kecil, karena setiap saat dapat menjual kembali

sahamnya di Bursa Efek, sedangkan resiko bagi pemegang obligasi sangat besar karena

penerbit dapat dinyatakan pailit atas utang obligasinya yang tak terbayar.

C. Pemegang saham memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen, sedangkan pemegang

obligasi memperoleh keuntungan dalam bentuk bunga.

D. Jangka waktu pemilikan saham tidak terbatas (selama perusahaan tidak bangkrut),

sedangkan pemilikan obligasi memiliki jangka waktu tertentu.

Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir

Modul ini. Hitunglah jawaban yang benar, dan gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat

penguasaan anda terhadap materi yang tersajikan.

Arti tingkat penguasaan: 90-100% = Baik Sekali

80-89% = Baik

70-79% = Cukup

< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, anda dapat meneruskan dengan

kegiatan pada Pembelajaran berikutnya. Namun, jika masih dibawah 80% maka anda harus

mengulangi materi dalam Pembelajaran ini, terutama pada bagian yang belum dikuasai.

134