1 Bab i Falsafah Dan Tujuan
-
Upload
dewiwiyana1350 -
Category
Documents
-
view
289 -
download
20
Transcript of 1 Bab i Falsafah Dan Tujuan
1
BAB I.
FALSAFAH DAN TUJUAN REKAM MEDIS
A. FALSAFAH REKAM MEDIS
Falsafah rekam medis: “Memberikan pelayanan rekam medis yang paripurna, guna mendukung dan menunjang pelayanan unit-unit terkait di rumah sakit, agar pelayanan medis dan non medis yang diberikan kepada pasien dapat dengan cepat, tepat, efektif dan efisien.”
Falsafah tersebut tentunya tidak lepas dari nilai ALFRED yang terkandung di dalam
rekam medis yang akhirnya menjadi kegunaan dari rekam medis itu sendiri.
Aspek Administrasi
Berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi karena menyangkut itndakan
berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis
dalam tujuna pelayanan kesehatan.
Aspek Hukum (Legal)Berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya menyangkut masalah adanya
jaminan kepasttian hukum atas dasar keadilan dalam rangka usaha menegakkan hukum
serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
Aspek Keuangan (Financial)Berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan karena isinya dapat dijadikan bahan
untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan di rumah sakit. Tanpa adanya bukti
catatan tindakan/pelayanan maka pembayaran pelayanan di rumah sakit tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
Aspek Penelitian (Research)Berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena isinya mengandung
data/informasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan.
Aspek Pendidikan (education)Berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan karena isinya menyangkut
data/informasi tentang perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan medis yang
diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan/referensi
pengajaran di bidang profesi si pemakai.
2
Aspek Dokumentasi
Berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi karena isinya menjadi sumber ingatan
yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggugjawaban dan
laporan rumah sakit.
B. PENGERTIAN REKAM MEDIS
Menurut buku Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit, terbitan DEPKES RI,
1997, Rekam Medis didefinisikan sebagai keterangan yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnese, pemeriksaan fisik, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada seorang pasien selama dirawat di rumah sakitatau sarana pelayanan kesehatan lainnya yang dilakukan di unit-unit rawat jalan
termasuk unit gawat darurat dan rawat inap.
Rekam medis merupakan salah satu bagian yang esensial dari pelayanan perawatan
pasien saat ini maupun diwaktu mendatang pada suatu rumah sakit atau sarana
pelayanan kesehatan yang lain. Karena isinya merupakan kumpulan informasi tentang
perawatan kesehatan pasien, rekam medis dapat digunakan bagi manajemen
dan perencanaan berbagai sarana pelayanan kesehatan dan pelayanannya, untuk riset
dan menghasilkan statistik pelayanan kesehatan.
Hal ini merupakan pekerjaan dan tanggung jawab dari perekam medis. Semua tenaga
kesehatan temasuk dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya membuat dan
mengisi rekam medis sehingga informasi kesehatan pasien yang terkandung di dalamnya
dapat digunakan berulang kali apabila pasien kembali ke sarana pelayanan kesehatan.
Mengacu dari definisi di atas, rekam medis perlu ditata dan dikelola dengan standar yang
ada. Kegiatan pengelolaan rekam medis banyak yang telah menggunakan bantuan
komputer yang terintegrasi di mana data pasien mulai pendaftaran akan berhubungan
dengan unit-unit terkait, yang akan memudahkan dalam tertib administrasi maupun
pembayaran pasien.
Di samping itu, sistem rekam medis yang menggunakan komputerisasi akan
memudahkan dalam pencarian pasien dengan menggunakan indeks nama atau indeks
alamat. Peranan komputer bagi rekam medis juga membantu untuk pelacakan
edit/lokasi dokumen rekam medis berada.
Para tenaga perekam medis khususnya Kepala Unit Rekam Medis perlu selalu mengikuti
perkembangan di dalam sistem rekam medis baik pada tingkat regional maupun tingkat
3
nasional. Dalam beberapa tahun terakhir ini telah terjadi beberapa
perubahan dikarenakan kesadaran yang meningkat terhadap sistem rekam medis juga
karena peningkatan perkembangan teknologi dalam komputerisasi sistem informasi
kesehatan.
Perubahan istilah dari istilah dokumen medis , catatan medis dan kemudian menjadi
rekam medis berdasarkan SK Menkes 749a/Per/Menkes/XII/1989, mulai Kongres VI
PORMIKI (Perhimpunan Profesional Perekam medis dan Informasi Kesehatan Indonesia)
di Semarang tanggal 17-18 Februari 2006 telah mulai disosialisasikan akan perubahan
istilah dari rekam medis menjadi informasi kesehatan, sehingga nantinya sebutan
Perekam Medis menjadi Administrator Informasi Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang rekam medis
dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada
pasien pada sarana pelayanan kesehatan.
Sedangkan menurut Huffman dalam Fajri (2008:5) rekam medis adalah fakta yang
berkaitan dengan keadaan pasien, riwayat penyakit dan pengobatan masa lalu serta saat
ini yang ditulis oleh profesi kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien
tersebut.
Dengan melihat ketiga pengertian di atas dapat dikatakan bahwa suatu berkas rekam
medis mempunyai arti yang lebih luas daripada hanya sekedar catatan biasa, karena
didalam catatan tersebut sudah memuat segala informasi menyangkut seorang pasien
yang akan dijadikan dasar untuk menentukan tindakan lebih lanjut kepada pasien.
C. TUJUAN REKAM MEDIS
Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka
upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem
pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, mustahil tertib administrasi rumah sakit
akan berhasil sebagaimana yang diharapkan”. (Depkes RI,1997;7)
TUJUAN DIBUATNYA RM ADALAH UNTUK :
1. Menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan kesehatan di rumah sakit serta
4
2. Mendapatkan catatan atau dokumen yang akurat dan adekuat dari pasien, mengenai
kehidupan dan riwayat kesehatan, riwayat penyakit di masa lalu dan sekarang, juga
pengobatan yang telah diberikan sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan.
Tanpa dukungan suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, maka
tertib administrasi di rumah sakit tidak akan berhasil sebagaimana yang diharapkan
karena tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan upaya
pelayanan kesehatan serta faktor penentu dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan
kesehatan.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 749 a tahun 1989 menyebutkan bahwa Rekam
Medis memiliki 5 manfaat, yaitu :
1. Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pesien
2. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum
3. Bahan untuk kepentingan penelitian
4. Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan
5. Sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan
Menurut International Federation Health Organization (1992:2), rekam medis disimpan
dengan tujuan:
1. Fungsi komunikasi Rekam medis disimpan untuk komonikasi diantara dua orang yang
bertanggungjawab terhadap kesehatan pasien untuk kebutuhan pasien saat ini dan
yang akan datang.
2. Kesehatan pasien yang berkesinambungan Rekam medis dihasilkan atau dibuat untuk penyembuhan pasien setiap waktu dan
sesegera mungkin.
3. Evaluasi kesehatan pasien Rekam medis merupakan salah satu mekanisme yang memungkinkan evaluasi
terhadap standar penyembuhan yang telah diberikan.
4. Rekaman bersejarah Rekam medis merupakan contoh yang menggambarkan tipe dan metode
pengobatan yang dilakukan pada waktu tertentu.
5
5. Medikolegal Rekam medis merupakan bukti dari opini yang yang bersifat prasangka menegnai
kondisi, sejarah dan prognosi pasien.
6. Tujuan statistik Rekam medis dapat digunakan untuk menghitung jumlah penyakit, prosedur
pembedahan dan insiden yang ditemukan setelah pengobatan khusus.
7. Tujuan penelitian dan pendidikan Rekam medis di waktu yang akan datang dapat digunakan dalam penelitian
kesehatan.
Berdasarkan aspek diatas maka rekam medis mempunyai nilai kegunaan yang
sangat luas, yaitu:
1. Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien
2. Bahan pembuktian dalam hukum
3. Bahan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan
4. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan
5. Bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan
6. Fungsi komunikasi
7. Kesehatan pasien yang berkesinambungan
8. Rekaman bersejarah.
D. ISI REKAM MEDIS
Isi Rekam Medis merupakan catatan keadaan tubuh dan kesehatan, termasuk data
tentang identitas dan data medis seorang pasien. Secara umum isi Rekam Medis dapat
dibagi dalam dua kelompok data yaitu:
1. Data medis atau data klinis:
Yang termasuk data medis adalah segala data tentang riwayat penyakit, hasil
pemeriksaan fisik, diagnosis, pengobatan serta basilnya, laporan dokter, perawat,
hasil pemeriksaan laboratorium, ronsen dsb. Data-data ini merupakan data yang
bersifat rabasia (confidential) sebingga tidak dapat dibuka kepada pibak ketiga tanpa
izin dari pasien yang bersangkutan kecuali jika ada alasan lain berdasarkan
peraturan atau perundang-undangan yang memaksa dibukanya informasi tersebut.
2. Data sosiologis atau data non-medis:
Yang termasuk data ini adalah segala data lain yang tidak berkaitan langsung
dengan data medis, seperti data identitas, data sosial ekonomi, alamat dsb. Data ini
6
oleh sebagian orang dianggap bukan rahasia, tetapi menurut sebagian lainnya
merupakan data yang juga bersifat rahasia (confidensial).
Rekam medis dalam Undang-undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
Paragraf 3 dan Pasal 3
1) Isi rekam medís untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan
sekurang-kurangnya memua! :
a) Identitas pasien;
b) Tanggal dan waktu;
c) Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayaî penyakjt;
d) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis ;
e) Diagnosis;
f) Rencana penatalaksanaan;
g) Pengobatan dan/atau tindakan;
h) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien;
i) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik; dan
j) Persetujuan tindakan bila diperlukan
2) Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu nari sekurang-
kurangnya memuat :
a) Identitas pasien;
b) tanggal dan waktu;
c) hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit;
d) hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis ;
e) Diagnosis;
f) Rencana penatalaksanaan,
g) Pengobatan dan/atau tindakan;
h) Persetujuan tindakan bila diperlukan;
i) Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan;
j) J ringkasan pulang (discharge summary),
k) Ñama dan tanda tangán dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan
l) Pelayanan kesehatan;
1. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu; dan
m) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.
3) Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat, sekurang-kurangnya memuat :
a) Identitas pasien;
b) Kondísi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan;
c) Identitas pengantar pasien;
7
d) Tanggal dan waktu;
e) Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit;
f) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis ;
g) Diagnosis;
h) Pengobatan dan/atau tindakan;
i) Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat
dan rencana tindak lanjut;
j) Ñama dan tanda tangán dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan;
k) Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke
sarana pelayanan kesehatan lain; dan
l) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
4) Isi rekam medís pasien dalam keadaan bencana. selain memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditambah dengan :
a) Jenis bencana dan lokasi dimana pasien dítemukan;
b) Kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal; dan
c) identitas yang menemukan pasien;
5) Isi rekam medís untuk pelayanan dokter spesialis atau dokter gigi spesialis dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
6) Pelayanan yang díberikan dalam ambulans atau pengobatan masal dicatat dalam
rekam medís sesuai ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (3) dan disimpan pada
sarana pelayanan kesehatan yang merawatnya.
E. KEGUNAAN REKAM MEDIS
UNTUK DOKTER YANG MERAWAT
1. Sebagai sarana untuk mencatat riwayat penyakit pasien dan keluarga sebagai
keterangan pelengkap di dalam menetapkan diagnosis dan langkah-langkah
perawatan pengobatan selanjutnya.
2. Untuk bahan penelitian dokter dalam melakukan pemeriksaan yang telah dilakukan
terhadap seorang pasien.
3. Catatan hasil pemeriksaan penunjang medis : Laboratorium, Radiodiagnostik,
EKG, dan lain-lain diperlukan untuk menjamin kebenaran diagnosis.
4. Dokter mencatat pada rekam medis mengenai hasil tindakan khusus seperti
biopsy, operasi dan sebagainya untuk dasar menetapkan diagnosis yang tepat.
5. Catatan terapi dan perkembangan perawatan diperlukan oleh dokter untuk
mendapatkan kepastian langkah-langkah yang efektif dan yang perlu dihindari atau
tidak boleh dilakukan dalam melanjutkan perawatan pengobatan si pasien.
Misalnya : pasien alergi terhadap obat tertentu.
8
6. Rekam medis yang lengkap dapat membantu penetapan diagnosis secara lebih
tepat.
7. Rekam medis diperlukan jika pasien yang bersangkutan perlu dirawat sebagai
pasien rawat inap yang kedua kalinya atau seturusnya dengan penyakit yang sama
ataupun bertahan.
8. Jika dokter yang merawat pasien diganti maka dokter pengganti dapat melihat data
yang telah/belum dilakukan oleh dokter sebelumnya apabila rekam medis diisi
dengan lengkap.
9. Jika pasien yang bersangkutan meminta sesuatu keterangan, datanya dapat
diambil dari berkas rekam medis.
10. Jika seorang pasien karena sesuatu hal dipindahkan ke rumah sakit lain diperlukan
surat pengantar, isinya antara lain ringkasan data yang dikutip dari berkas rekam
medis yang bersangkutan.
UNTUK PERAWAT YANG BERSANGKUTAN
1. Rekam medis dipakai untuk mencatat pelaksanaan pekerjaan yang diinstruksikan
oleh dokter yang merawat pasien bersangkutan.
2. Rekam medis dipakai untuk mencatat pekerjaan perawatan yang telah dilaksanakan
misalnya mengukur/menghitung : suhu, nadi, pernafasan dan sebagainya.
3. Rekam medis dipakai untuk mencatat keadaan pasien diluar pemeriksaan dokter
misalnya : keluhan, keadaan umum dan sebagainya.
4. Rekam medis dipakai juga untuk bahan studi/penyelidikan.
UNTUK DOKTER YANG BERSANGKUTAN
1. Rekam medis dipakai untuk mencatat hasil wawancara/pemeriksaan, langkah-
langkah yang sudaah dilakukan dan sebagainya.
2. Rekam medis dipakai untuk mencatat instruksi kepada petugas kesehatan lainya,
misalnya : asisten dokter spesialis, perawat dan lain-lain atau konsultasi kepada
dokter spesialis lainnya.
3. Rekam medis dipakai untuk bahan studi sendiri untuk mengetahui kemajuan/hasil
terapi, penyebab penyakit dan sebagai sumber data dalam rangka penyusunan
kertas kerja, disertasi dan sebagainya.
UNTUK RUMAH SAKIT
1. Yang merawat pasien adalah satu tim yang terdiri dari : dokter, perawat dan tenaga
kesehatan lainnya.
2. Rekam medis dapat dipakai untuk bahan analisa kulitatif. Kuantitatif, pemeriksaan,
pengobatan, dll.
3. Rekam medis merupakan bahan pengajaran bagi para dokter yang menempuh
spesialisasi, mahasiswa kedokteran dan siswa paramedis .
9
4. Merupakan acuan yang berguna untuk perencanaan, anggaran dan pengambilan
keputusan.
UNTUK KEPERLUAN ILMU PENGETAHUAN, INSTANSI, PENGADILAN DAN
PERUSAHAAN ASURANSI
1. Berkas-berkas rekam medis merupakan himpunan data setelah diolah akan
menghasilkan laporan statistic.
2. Dokter yang melakukan penelitian dapat mengambil datanya dari kumpulan rekam
medis pasien-pasien yang sejenis penyakittnya, misalnya : dalam diskusi kasus
kompleks, penyajian kasus, membuat kertas kerja atau mengadakan penyelidikan.
3. Instasi yang akan memberikan penggantian biaya (kompensasi) untuk pegawainya
yang berobat atau dirawat, datanya dapat dilihat dari berkas rekam medis pegawai
yang bersangkutan.
4. Sebagai data otentik di pengadilan apabila keluarga pasien atau instansi lain yang
memerlukannya dilihat dari ksaus malpraktek oleh dokter / perawat.
5. Kumpulan keterangan-keterangan yang diminta oleh instransi kesehatan / asuransi
diambil dari rekam medis yang bersangkutan. Instansi kesehatan menggunakan data
tersebut sebagai salah satu bahan untuk membuat perencanaan, penilitian,
menentukan kebijaksanaan usaha-usahan kesehatan preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Sedangkan perusahan asuransi memerlukan data tersebut untuk dipakai
sebagai salah satu bahan untuk menetapkan kebijaksanaan besarnya santunan dan
syaraf-syarat bagi calon pemegang polis dan sebagainya.
Aspek-aspek di atas dapat memperlihatkan bahwa rekam medis memiliki kegunaan yang
sangat luas karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberi pelayanan
saja tapi rekam medis juga memiliki kegunan secara umum yaitu :
1. Rekam medis sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli yang ikut
ambil bagian dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien
yang berkesinambungan.
2. Rekam medis sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan,
pemeriksaan penunjang, , tindakan medis yang harus diberikan kepada seorang
pasien.
3. Rekam medis sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan
penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung/ selama pasien mendapat
pelayanan di rumah sakit.
4. Rekam medis sebagai bahan yang berguna untuk melakukan analisa, penelitian dan
evaluasi terhadap kualitas pelayana yang diberikan kepada pasien.
5. Sebagai perlindungan hukum , Rekam medis dapat melindungi kepentingan hukum
bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
10
6. Rekam medis menyediakan data-data khusus yang sangat berguan untuk keperluan
penelitian dan pendidikan.
7. Rekam medis menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan.
8. Sebagai dasar dalam penghitungan biaya, atas pelayanan kesehatan yang telah
diberikan rumahsakit kepada pasien.
Bersumber dari pengertian, falsafah, tujuan dan kegunaan rekam medis, intinya rekam
medis harus memuat informasi mengenai identitas pasien, diagnosis, perjalanan penyakit, proses pengobatan dan tindakan medis maupun pemeriksaan penunjang lainnya di Rumah Sakit islam Bogor di mana semuanya harus tercatat dan terekam untuk mempercepat proses pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada pasien.
F. LANDASAN HUKUM YANG MENDASARI PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS DI
INDONESIA.
Landasan yang mendasari penyelenggaraan rekam medis di Indonesia yaitu :
1. UU No. 29/2004 tentang praktik kedokteran pada pasal 46 :
a setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib
membuat rekam medis ;
b rekam medis sebagaimana maksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi
setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan;
c setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan
petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.
2. UU KESEHATAN No. 23 tahun 1992 pada pasal 53,
Disebutkan bahwa setiap tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya, untuk itu maka setiap tenaga
kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk memenuhi standar profesi
dan menghormati hak pasien.
Yang dimaksud standar profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai
petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik (ayat: 2). Standar profesi ini dibuat
oleh organisasi profesi dan disyahkan oleh pemerintah. Sedangkan tenaga
kesehatan yaitu tenaga yang berhadapan dengan pasien seperti dokter dan perawat.
Yang dimaksud dengan hak pasien antara lain ialah hak terhadap informasi, hak
untuk memberikan persetujuan, hak atas rahasia kedokteran dan hak atas pendapat
kedua (second opinion).
11
3. Keputusan Menteri Kesehatan no. 034/Birhup/1972 t
Tentang Perencanaan dan Pemeliharaan Rumah Sakit disebutkan bahwa guna
menunjang terselenggaranya Rencana Induk yang baik, maka setiap rumah sakit
diwajibkan :
a. mempunyai dan merawat statistik yang up-to-date (terkini) dan
b. membina medical record yang berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan.
4. Permenkes No 749a tahun1989 tentang Rekam Medis/Medical Records.
Dalam peraturan tersebut telah ditetapkan pasal demi pasal yang mengatur
penyelenggaraan rekam medis (baca lampiran).
5. Surat Keputusan Dirrektorat Jendral Pelayanan Medik No. 78 tahun 1991
Tentang penyelenggaraan rekam medik. Surat keputusan ini menjelaskan rincian
penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit (baca lampiran).
6. Keputusan Menteri Kesehatan no. 034/birhup/1972
Tentang perencanaan dan pemeliharaan rumah sakit disebutkan bahwa guna
menunjang terselenggaranya rencana induk yang baik, maka setiap rumah sakit
diwajibkan :
a Mempunyai dan merawat statistic yang up-to-date (terkini) dan
b Membina medis al record yang berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan.
7. PP No. 10 Tahun 1966
Tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran. Peraturan Pemerintah ini mengatur
kewajiban menyimpan kerahasiaan ini rekam medis (baca lampiran).
8. Permenkes No 585 tahun 1989
Tentang Persetujuan Tindakan Medik. Peraturan ini mengatur keharusan meminta
persetujuan pasien terhadap tindakan medis yang akan diterimanya dengan memberi
penjelasan secara lengkap terhadap akibat dan risiko yang ditimbulkannnya (baca
lampiran).
9. SE Dirrektorat Jendral Pelayanan Medik No: HK.00.06.1.5.01160
Tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Formulir Rekam Medis Dasar dan Pemusnahan
Arsip Rekam Medis. Surat edaran ini mengatur tata cara pengabadian dan
pemusnahan rekam medis (baca lampiran).