09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

43
171 ASUHAN KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN I. DESKRIPSI SINGKAT Marah merupakan respon normal individu terhadap suatu kejadian atau karena tidak terpenuhinya suatu kebutuhan, namun jika respon tersebut mengarah pada perilaku kekerasan yang dapat membahayakan diri, orang lain dan lingkungan tentu memerlukan intervensidari tenaga kesehatan, terutama perawat. Asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan perlu dilakukan, agar pasien dapat mengontrol perilakunya dan kembali menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari secara optimal. Modul ini membahas asuhan keperawatan resiko perilaku kekerasan, agar pasien dapat mengontrol perilakunya dan keluarga mempunyai kemampuan merawat pasien resiko perilaku kekerasan di ruah dan lingkungan sekitarnya. Asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan yang terdiri dari pengkajian, diagnosis keperawatan, tindakan keperawatan pada pasien dan keluarga (pelaku rawat), evaluasi kemampuan pasien dan keluarga (pelaku rawat) dan dokumentasi keperawatan. II. TUJUAN PEMBELAJARAN Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat MODUL MATERI INTI 4.d.

description

hfhghg

Transcript of 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

Page 1: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

171

ASUHAN KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

I. DESKRIPSI SINGKAT

Marah merupakan respon normal individu terhadap suatu kejadian atau karena

tidak terpenuhinya suatu kebutuhan, namun jika respon tersebut mengarah pada

perilaku kekerasan yang dapat membahayakan diri, orang lain dan lingkungan

tentu memerlukan intervensidari tenaga kesehatan, terutama perawat. Asuhan

keperawatan risiko perilaku kekerasan perlu dilakukan, agar pasien dapat

mengontrol perilakunya dan kembali menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari

secara optimal.

Modul ini membahas asuhan keperawatan resiko perilaku kekerasan, agar pasien

dapat mengontrol perilakunya dan keluarga mempunyai kemampuan merawat

pasien resiko perilaku kekerasan di ruah dan lingkungan sekitarnya.

Asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan yang terdiri dari pengkajian,

diagnosis keperawatan, tindakan keperawatan pada pasien dan keluarga (pelaku

rawat), evaluasi kemampuan pasien dan keluarga (pelaku rawat) dan dokumentasi

keperawatan.

II.TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU):

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melakukan asuhan

keperawatan risiko perilaku kekerasan.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK):

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu :

1. Menjelaskan konsep risiko perilaku kekerasan.

2. Menguraikan langkah-langkah proses keperawatan risiko perilaku

kekerasan:

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

MODUL MATERI INTI 4.d.

Page 2: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

172

a. Melakukan pengkajian risiko perilaku kekerasan

b. Menetapkan diagnosis keperawatan risiko perilaku kekerasan

c. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien risiko perilaku

kekerasan.

d. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien risiko

perilaku kekerasan.

e. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien

risiko perilaku kekerasan.

f. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasienrisiko perilaku

kekerasan.

3. Mempraktikkan asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan.

III. POKOK BAHASAN

Pokok bahasan yang dibahas dalam modul ini adalah:

Pokok bahasan A. Konsep Risiko Perilaku Kekerasan

Pokok bahasan B. Proses Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan

IV. METODE

Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah:

Brainstorming(curah pendapat)

Ceramah tanya jawab

Exercise/ latihan

Demonstrasi

V. MEDIA DAN ALAT BANTU

Media dan alat bantu yang digunakan selama proses pembelajaran adalah:

LCD projector dan Laptop

Laser pointer

Spidol

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 3: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

173

Slide Presentasi

Lembar diskusi (flip chart)

Form Latihan, Panduan Latihan dan demonstrasi

Matrik Asuhan Keperawatan

VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Agar proses pembelajaran dapat berjalan dan berhasil secara efektif, maka perlu

disusun langkah-langkah sebagai berikut:

A. Langkah 1 : Penyiapan Proses Pembelajaran di Kelas

1. Kegiatan Fasilitator

a. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana dikelas.

b. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat.

c. Jika belum pernah menyampaikan sesi di kelas, fasilitator memulai

dengan memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan

nama lengkap, nama panggilan yang disukai, instansi tempat bekerja,

dan materi yang akan disampaikan.

d. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang apa yang dimaksud

dengan risikoperilaku kekerasan dengan metode brainstorming.

e. Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran

asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan dengan menggunakan

bahan tayang.

2. Kegiatan Peserta

a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan

b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator

c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting

d. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator bila ada hal-hal yang belum

jelas dan perlu diklarifikasi.

B. Langkah 2 : Penjelasan Proses Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan

Penjelasan tentang proses keperawatan risiko perilaku kekerasan selama 1

JPL (45 menit) sebagai berikut :

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 4: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

174

1. Kegiatan Fasilitator

a. Menyampaikan pokok bahasan dan sub pokok bahasan: konsep risiko

perilaku kekerasan danproses keperawatan risiko perilaku kekerasan.

Saat penyampaian materi proses keperawatan risiko perilaku

kekerasan, peserta juga melakukan latihan atau bermain peran dalam

merawat risikoperilaku kekerasan.

b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal

yang kurang jelas.

c. Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan peserta.

2. Kegiatan Peserta

a. Mendengar, mencatat, dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap

penting.

b. Melakukan latihan atau bermain peran dalam merawat risiko perilaku

kekerasan.

c. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator sesuai dengan kesempatan

yang diberikan.

d. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator.

C. Langkah 3 : Praktik laboratorium asuhan keperawatan risiko perilaku

kekerasan

Kegiatan praktik laboratoriumselama 1 JPL (45 menit) sebagai berikut:

1. Kegiatan Fasilitator

a. Memberi kesempatan pada peserta untuk bermain peran sebagai

perawat dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien dan

keluarga (pelaku rawat).

b. Mengamati peserta dan memberikan bimbingan pada proses latihan

(bermain peran).

c. Melakukan evaluasi dan memberikan masukan kepada perawat setelah

bermain peran dalam merawat pasien dan keluarga (pelaku rawat).

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 5: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

175

2. Kegiatan Peserta

a. Mempersiapkan diri untuk bermain peran dalam melakukan asuhan

keperawatan terhadap pasien atau keluarga (pelaku rawat).

b. Bermain peran dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien

atau keluarga (pelaku rawat).

c. Mendengar dan mencatat tentang hasil evaluasi dari fasilitator.

D. Langkah 4 : Praktik lapangan asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan

Kegiatan praktik lapangan selama 1 JPL (45 menit) sebagai berikut:

1. Kegiatan Fasilitator

a. Melakukan konferensi awal (pre conference).

b. Memberi kesempatan pada peserta untuk melakukan asuhan

keperawatan terhadap pasien dan keluarga (pelaku rawat) melalui

kunjungan rumah.

c. Mengamati peserta dan memberikan bimbingan pada saat peserta

melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien dan keluarga (pelaku

rawat).

d. Melakukan evaluasi dan memberikan masukan kepada peserta setelah

melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien dan keluarga (pelaku

rawat).

e. Melakukan konferensi akhir (post conference).

2. Kegiatan Peserta

a.Membuat laporan pendahuluan (LP), strategi pelaksanaan tindakan

(SP), dan rencana harian.

b. Mengikuti konferensi awal (pre conference)

c.Melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien dan keluarga (pelaku

rawat).

d. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan yang telah dilakukan.

e.Mengikuti konferensi akhir (post conference).

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 6: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

176

VII.URAIAN MATERI

1. PENGERTIAN

Menurut Berkowitz (1993), perilaku kekerasan adalah perilaku yang

bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis, sedangkan

menurut Citrome dan Volavka (2002, dalam Mohr, 2006) perilaku kekerasan

adalah respon dan perilaku manusia untuk merusak dan berkonotasi sebagai

agresif fisik yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain dan atau

sesuatu.

Stuart dan Laraia (2005), menyatakan bahwa perilaku kekerasan adalah hasil

dari marah yang ekstrim (kemarahan) atau ketakutan (panik) sebagai respon

terhadap perasaan terancam, baik berupa ancaman serangan fisik atau konsep

diri. Perasaan terancam ini dapat berasal dari stresor eksternal (penyerangan

fisik, kehilangan orang berarti dan kritikan dari orang lain) dan internal

(perasaan gagal di tempat kerja, perasaan tidak mendapatkan kasih sayang

dan ketakutan penyakit fisik).

Menurut Keliat, dkk, perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang

bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Keliat,

dkk, 2011).

Risiko perilaku kekerasan merupakan perilaku yang memperlihatkan individu

tersebut dapat mengancam secara fisik, emosional dan atau seksual kepada

orang lain (Herdman, 2012)

Sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku kekerasan merupakan:

a) Respons emosi yang timbul sebagai reaksi terhadap kecemasan yang

meningkat dan dirasakan sebagai ancaman (diejek/dihina).

b) Ungkapan perasaan terhadap keadaan yang tidak menyenangkan (kecewa,

keinginan tidak tercapai, tidak puas).

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

POKOK BAHASAN A.

KONSEP RISIKO PERILAKU KEKERASAN

Page 7: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

177

c) Perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri

sendiri, orang lain, dan lingkungan.

2. PROSES TERJADINYA PERILAKU KEKERASAN

Proses terjadinya perilaku kekerasan pada pasien akan dijelaskan dengan

menggunakan konsep stress adaptasi Stuart yang meliputi stressor dari faktor

predisposisi dan presipitasi,

a. Faktor Predisposisi

Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan,

meliputi :

1) Faktor Biologis

Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter

mengalami gangguan jiwa, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan

riwayat penggunaan NAPZA.

2) Faktor Psikologis

Pengalaman marah adalah akibat dari respon psikologis terhadap

stimulus eksternal, internal maupun lingkungan.Perilaku kekerasan

terjadi sebagai hasil dari akumulasi frustrasi. Frustrasi terjadi apabila

keinginan individu untuk mencapai sesuatu menemui kegagalan atau

terhambat, seperti kesehatan fisik yang terganggu, hubungan social

yang terganggu. Salah satu kebutuhan manusia adalah “berperilaku”,

apabila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui berperilaku

konstruktif, maka yang akan muncul adalah individu tersebut

berperilaku destruktif.

3) Faktor Sosiokultural

Fungsi dan hubungan sosial yang terganggu disertai lingkungan sosial

yang mengancam kebutuhan individu yang mempengaruhi sikap

individu dalam mengekspresikan marah. Norma budaya dapat

mempengaruhi individu untuk berespon asertif atau agresif. Perilaku

kekerasan dapat dipelajari secara langsung melalui proses sosialisasi

(social learning theory), merupakan proses meniru dari lingkungan

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 8: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

178

yang menggunakan perilaku kekerasan sebagai cara menyelesaikan

masalah.

b. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan pada

setiap individu bersifat unik, berbeda satu orang dengan orang yang lain.

Stresor tersebut dapat merupakan penyebab yang bersifat faktor eksternal

maupun internal dari individu.

Faktor internal meliputi keinginan yang tidak terpenuhi, perasaan

kehilangan dan kegagalan akan kehidupan (pekerjaan, pendidikan, dan

kehilangan orang yang dicintai), kekhawatiran terhadap penyakit fisik.

Faktor eksternal meliputi kegiatan atau kejadian sosial yang berubah

seperti serangan fisik atau tindakan kekerasan, kritikan yang menghina,

lingkungan yang terlalu ribut, atau putusnya hubungan

social/kerja/sekolah.

3. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala perilaku kekerasan dapat dinilai dari ungkapan pasien dan

didukung dengan hasil observasi.

a. Data Subjektif:

1) Ungkapan berupa ancaman

2) Ungkapan kata-kata kasar

3) Ungkapan ingin memukul/ melukai

b. Data Objektif:

a. Wajah memerah dan tegang

b. Pandangan tajam

c. Mengatupkan rahang dengan kuat

d. Mengepalkan tangan

e. Bicara kasar

f. Suara tinggi, menjerit atau berteriak

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 9: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

179

g. Mondar mandir

h. Melempar atau memukul benda/orang lain

1. PENGKAJIAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada pasien dan

keluarga (pelaku rawat).

Tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan dapat ditemukan dengan

wawancara melalui pertanyaan sebagai berikut:

a. Apa penyebab perasaan marah?

b. Apa yang dirasakan saat terjadi kejadian/penyebab marah?

c. Apa yang dilakukan saat marah?

d. Apa akibat dari cara marah yang dilakukan?

e. Apakah dengan cara yang digunakan penyebab marah hilang?

Tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan yang dapat ditemukan melalui

observasi adalah sebagai berikut:

a. Wajah memerah dan tegang

b. Pandangan tajam

c. Mengatupkan rahang dengan kuat

d. Mengepalkan tangan

e. Bicara kasar

f. Mondar mandir

g. Nada suara tinggi, menjerit atau berteriak

h. Melempar atau memukul benda/orang lain

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

POKOK BAHASAN B.

PROSES KEPERAWATAN RISIKOPERILAKU KEKERASAN

Page 10: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

180

Data hasil observasi dan wawancara di atas didokumentasikan pada kartu

berobat pasien di puskesmas. Contoh pendokumentasian hasil pengkajian

sebagai berikut:

Data : Pasien mengatakan ingin memukul ibunya karena keinginannya tidak

dipenuhi, yang biasa dilakukan jika marah adalah memukul dan menendang

pintu. Pasien berbicara dengan nada tinggi dan suara keras, tangan mengepal,

mata melotot

2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

Langkah berikutnya adalah merumuskan diagnosis keperawatan. Diagnosis

keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala yang diperoleh pada

pengkajian. Berdasarkan data-data tersebut dapat ditegakkan diagnosis

keperawatan:

Risiko perilaku kekerasan

3. TINDAKAN KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN

Tindakan keperawatan untuk mengatasi risiko perilaku kekerasan, dilakukan

terhadap pasien dan keluarga (pelaku rawat). Saat melakukan pelayanan di

Puskesmas dan kunjungan rumah, perawat menemui keluarga (pelaku rawat)

terlebih dahulu sebelum menemui pasien. Bersama keluarga (pelaku rawat),

perawat mengidentifikasi masalah yang dialami pasien dan keluarga (pelaku

rawat). Setelah itu, perawat menemui pasien untuk melakukan pengkajian dan

melatih satu cara untuk mengatasi masalah yang dialami pasien.

Jika pasien telah mendapatkan terapi psikofarmaka, maka hal pertama yang

dilatih perawat adalah tentang pentingnya kepatuhan minum obat. Setelah

perawat selesai melatih pasien, maka perawat kembali menemui keluarga

(pelaku rawat) dan melatih keluarga (pelaku rawat) untuk merawat pasien,

serta menyampaikan hasil tindakan yang telah dilakukan terhadap pasien dan

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 11: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

181

tugas yang perlu keluarga lakukan yaitu untuk mengingatkan pasien melatih

kemampuan mengatasi masalah yang telah diajarkan oleh perawat.

Tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga dilakukan pada setiap

pertemuan, minimal empat kali pertemuan dan dilanjutkan sampai pasien dan

keluarga mampu mengatasi resiko perilaku kekerasan.

a. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Risiko Perilaku Kekerasan

Tujuan: Pasien mampu:

1) Membina hubungan saling percaya

2) Menjelaskan penyebab marah

3) Menjelaskan perasaan saat penyebab marah/perilaku

kekerasan

4) Menjelaskan perilaku yang dilakukan saat marah

5) Menyebutkan cara mengontrol rasa marah/perilaku

kekerasan

6) Melatih kegiatan fisik dalam menyalurkan kemarahan

7) Memakan obat secara teratur

8) Melatih bicara yang baik saat marah

9) Melatih kegiatan ibadah untuk mengendalikan rasa marah

Tindakan Keperawatan

1) Membina hubungan saling percaya

Tindakan yang harus dilakukan dalam rangka membina hubungan

saling percaya adalah:

a) Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien

b) Perkenalkan diri : nama, nama panggilan yang Perawat sukai,

serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien yang disukai

c) Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini

d) Buat kontrak asuhan : apa yang Perawat akan lakukan

bersama pasien, berapa lama akan dikerjakan dan tempatnya

dimana

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 12: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

182

e) Jelaskan bahwa Perawat akan merahasiakan informasi yang

diperoleh untuk kepentingan terapi

f) Tunjukkan sikap empati

g) Penuhi kebutuhan dasar pasien

2) Diskusikan bersama pasien penyebab rasa marah yang

menyebabkan perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu.

3) Diskusikan tanda-tanda pada pasien jika terjadi perilaku kekerasan

a) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik

b) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara

psikologis

c) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara

sosial

d) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara

spiritual

e) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara

intelektual

4) Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan pada saat marah secara:

(1) Verbal

(2) terhadap orang lain

(3) terhadap diri sendiri

(4) terhadap lingkungan

5) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya

6) Latih pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:

(1) Fisik:tarik nafas dalam, pukul kasur dan batal.

(2) Patuh minum obat

(3) Sosial/verbal: bicara yang baik: mengungkapkan, menolak

dan meminta rasa marahnya

(4) Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien

Tindakan keperawatan terhadap pasien dapat dilakukan minimal empat

kali pertemuan dan dilanjutkan sampai pasien dan keluarga dapat

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 13: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

183

mengontrol/mengendalikan perilaku kekerasan. Pada masing-masing

pertemuan dilakukan tindakan keperawatan berdasarkan strategi

pelaksanaan (SP) sebagai berikut:

Latihan 1 untuk pasien: pengkajian dan latihan nafas dalam dan memukul

kasur atau bantal

Identifikasi penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan yang

dilakukan, akibat perilaku kekerasan yang dilakukan; jelaskan cara

mengontrol perilaku kekerasan: fisik, obat, verbal, spiritual; latihan cara

mengontrol perilaku kekerasan secara fisik: tarik nafas dalam, pukul kasur

dan bantal; masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik.

Orientasi:“Assalamuallaikum pak, perkenalkan nama saya ...................., saya senang dipanggil suster ...................., dari puskesmas Matraman. Nama bapak siapa? Senangnya dipanggil apa?” “Tadi saya sudah bertemu dengan ibu dan sekarang saya ingin bercakap-cakap dengan bapak” “Bagaimana perasaan bapak saat ini? Masih ada perasaan kesal atau marah?” “Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang penyebab bapak marah, dan bagaimana cara mengontrol rasa marah bapak. Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit? Setuju pak? Dimana sebaiknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak?”

Kerja:“Apa yang menyebabkan bapak marah? Apalagi penyebab yang lain? Samakah dengan yang sekarang? O..iya, jadi ada 2 penyebab marah bapak. Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak pulang ke rumah dan istri belum menyediakan makanan, apa yang bapak rasakan?” (tunggu responpasien).“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal? Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak memukul istri bapak dan memecahkan piring, apakah dengan cara ini makanan terhidang? Iya, tentu tidak.Apa kerugian cara yang bapak lakukan? Betul, istri jadi sakit dan takut, piring-piring pecah. Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”

“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan fisik. Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 14: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

184

muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, bapak dapat melakukan: tarik nafas dalam dan pukul kasur dan bantal. Mari kita coba latihan tarik nafas dalam: berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus, tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya”.

“Mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Dimana kamar bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”.

“Sekarang kita buat jadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak latihan memukul kasur dan bantal serta tarik nafas dalam? Baik pak ini jadwalnya, kapan bapak mau latihan tarik nafas dalam dan memukul bantal atau kasur. Jika bapak melakukannya coret disini ya pak”

Terminasi:“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bincang-bincang tentang perasaan marah dan tadi latihan cara menyalurkan marah?””Iya jadi ada 2 penyebab yang membuat bapak marah ........ (sebutkan) dan bapak rasakan ..... (sebutkan) dan yang bapak lakukan .... (sebutkan) serta akibatnya ......... (sebutkan).“Berapa tadi cara mengontrol marah jika perasaan marah bapak muncul?Baiklah bapak sudah memasukkan kedua cara tadi ke dalam jadwal kegiatan sehari-hari bapak.. jadi kalau ada keinginan marah, gunakan kedua cara tadi ya pak”.“Dua hari lagi saya akan kembalidan kita latih cara mengontrol marah dengan patuh minum obat. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi ya. Sampai jumpa”

Latihan 2 untuk pasien : latihan patuh minum obat

Evaluasi tanda dan gejala perilaku kekerasan, validasi kemampuan

melakukan tarik nafas dalam dan pukul kasur dan bantal, tanyakan

manfaatnya dan beri pujian, latih cara mengontrol perilaku kekerasan

dengan obat (jelaskan 6 benar: benar nama, benar jenis, benar dosis, benar

waktu, benar cara, kontinuitas minum obat dan dampak jika tidak kontinu

minum obat), masukkan pada jadwal kegiatan latihan fisik dan minum

obat.

Orientasi:

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 15: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

185

“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang saya datang lagi. Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Coba kita lihat jadwalkegiatannya”.“Apakah selama kita tidak bertemu ada hal yang membuat bapak marah?”“Apa yang bapak lakukan untuk mengatasinya? Hasilnya bagaimana pak?”“Wah, bagus sekali, bapak telah menerapkan cara mengontrol marah dengan cara tarik nafas dalam dan ternyata perasaan marahnya jadi terkontrol”“Bagaimana kalau sekarang kita bicara tentang pentingnya minum obat dan latihan tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah? Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut? Sekarang saya akan jelaskan tentang pentingnya minum obat”.

Kerja:“Bapak sudah dapat obat dari dokter puskesmas? Pak ini obatnya, bapak perlu minum obat ini secara teratur agar pikirannya jadi tenang, dan tidurnya juga menjadi nyenyak. Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranyenamanya CPZ, yang warna putih ini namanya THP, dan yangmerah jambu ini namanya HLP semuanyaini harus bapakminum 3 kali sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1 siang, danjam 7malam”. “Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasakering, untuk membantu mengatasinya bapak bisa mengisap-isap es batu. Bila bapak merasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknyaistirahat dan jangan beraktivitas dulu. Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak”

“Sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label yang menempel di bungkus obat, apakah benar nama bapak tertulis disitu. Selain itu bapak perlu memperhatikan jenis obatnya, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus diminum, dan cara minum obatnya. Bapak perlu secara teratur minum obat dan tidak menghentikannya tanpa konsultasi dengan dokter. Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadwal ya pak”

Terminasi:

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol perasaan marah dengan cara minum obat yang benar?”

“Coba bapak sebutkan lagi cara minum obat yang benar”“Bagus!Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?Jadwal minum obat telah kita buat tadi. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya”. “Baik, seminggu lagisaya kembali untuk melihat sejauhmana bapak melaksanakan kegiatan latihan fisik dan minum obat dengan teratur . Serta apakah hal tersebut dapat mencegah rasa marah. Saya juga akan

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 16: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

186

melatih bapak cara mengontrol perasaan marah dengan cara bicara yang baik. Bapak mau jam berapa? Sampai jumpa”

Latihan 3 untuk pasien : latihan cara sosial atau verbal

Evaluasi tanda dan gejala perilaku kekerasan, validasi kemampuan pasien

melakukan tarik nafas dalam, pukul kasur dan bantal, makan obat dengan

patuh dan benar, tanyakan manfaatnya dan beri pujian, latih cara

mengontrol perilaku kekerasan secara verbal (tiga cara, yaitu:

mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar), masukkan pada

jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, dan verbal .

Orientasi:“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya seminggu yang lalu sekarang saya datang lagi”“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal? Bagaimana dengan minum obatnya sesuaikah dengan jadwalnya? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur dan obatnya diminum?”“Apakah selama kita tidak bertemu ada hal yang membuat bapak merasa kesal?”“Apa yang bapak lakukan untuk mengatasinya?”“Lalu...bagaimana hasilnya pak?”“Bagus sekali, marah bapak menjadi reda setelah dialihkan dengan memukul bantal” “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara yang baik bila sedang marah? Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?”

Kerja:

“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga caranya pak, yaitu :

1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar, misalnya: ‘Bu, tolong ambilkan saya air minum itu’. Coba bapak praktekkan. Bagus pak”.

2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’.

3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal, bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’

“Coba bapak praktekkan. Bagus pak”“Sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali bapak dalam

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 17: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

187

sehari mau latihan bicara yang baik ?”“Bisa kita buat jadwalnya? Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta makan, minta obat atau minta uang, dll. Begitu juga dengan latihan tarik nafas dalam, latihan pukul bantal/kasur, dan jadwal minum obat tetap dilanjutkan seperti jadwal sebelumnya”

Terminasi:

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan bicara yang baik?”“Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari”“Bagus sekali, jangan lupa bapak latihan sesuai jadwal yang telah dibuat tadi, yaitu meminta, menolak, dan mengungkapkan perasaan dengan cara baik. Juga latihan tarik nafas dalam, latihan pukul bantal/kasur, dan jadwal minum obat bapak tetap lakukan sesuai jadwal ya…”“Dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi bapak ya?Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, bapak setuju?”“Nanti kita akan membicarakan tentang cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu dengan cara ibadah, bapak setuju?”

Latihan 4 untuk pasien : latihan cara spiritual

Evaluasi tanda dan gejala perilaku kekerasan, validasi kemampuan pasien

melakukan tarik nafas dalam, pukul kasur dan bantal, makan obat dengan

benar dan patuh, bicara yang baik, tanyakan manfaatnya, beri pujian, latih

mengontrol marah dengan cara spiritual (2 kegiatan), masukkan pada

jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, verbal dan spiritual.

Orientasi:

“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang saya datang lagi. Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur bantal dan bicara yang baik? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagaiamana obatnya, diminum teratur?”“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mengontrol marah bapak yaitu dengan ibadah?”“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang cara ibadah?”“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”

Kerja:

“Coba bapak ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan” “Bagus”

“Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik nafas dalam. Jika tidak reda juga marahnya, rebahkan badan agar rileks.

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 18: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

188

Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.“Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak merasa marah. Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan atau ditambah dengan Dzikir”. “Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak. Jam berapa bapak akan sholat?Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ dzikir(sesuai kesepakatan pasien).

Terminasi:

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang keempat ini?”“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus! Coba bapak ulangi kembali cara mengontrol perasaan marah dengan cara spiritual atau ibadah”.“Bagus sekali pak! Saya harap bapak melakukan latihan sesuai dengan jadwal yang telah diisi tadi dan menerapkan cara mengontrol perasaan marah jika bapak merasa ingin marah. Obatnya juga tetap diminum sesuai jadwal”

“Dua minggu lagi saya akan datang, nanti kita bicarakan apakah empatcaramengontrol rasa marah, yaitu dengancara fisik: menarik nafas dalam dan memukul kasur atau bantal, patuh minum obat yang sudah bapak dapat dari puskesmas, cara bicara yang baik, serta ibadah secara teratur dapat mengontrol perasaan marah bapak?Saya akan lihat kemampuan bapak dalam melakukan kegiatan yang sudah dibuat dalam jadwal ini, dan bagaimana perasaan bapak setelah melakukannya. Mau jam berapa pak? Apakah seperti sekarang saja? Bagaimana kalau jam 10 ya?”

b. Tindakan keperawatan untuk keluarga pasien risiko perilaku

kekerasan

Tujuan: Keluarga mampu:

1) Mengenal masalah risiko perilaku kekerasan

2) Memutuskan untuk melakukan perawatan pada pasien risiko perilaku

kekerasan

3) Merawat pasien risiko perilaku kekerasan dengan mengajarkan dan

mendampingi pasien melakukan kegiatan fisik, bicara yang baik,

minum obat teratur dan spiritual

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 19: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

189

4) Memodifikasi lingkungan yang konsusif agar pasien mampu

mengontrol perilaku kekerasan dan mengurangi stresor yang

menimbulkan perilaku kekerasan

5) Mengenal tanda kekambubuhan, dan mencari pelayanan kesehatan

Keluarga dapat meneruskan melatih pasien dan mendukung agar

kemampuan pasien risiko perilaku kekerasan mengatasi masalahnya

dapat meningkat.

2) Tindakan keperawatan kepada keluarga (pelaku rawat) :

1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.

2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya

perilaku kekerasan/ risiko perilaku kekerasan.

3) Melatih keluarga cara merawat risiko perilaku kekerasan.

4) Membimbing keluarga merawat risiko perilaku kekerasan.

5) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan

yang mendukung pasien untuk mengontrol emosinya.

6) Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan

rujukan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan

7) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara

teratur.

Latihan 5 untuk keluarga : cara merawat pasien dan latihan fisik 1

Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien, jelaskan

pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya perilaku kekerasan

(gunakan booklet), jelaskan cara merawat perilaku kekerasan, latih satu

cara merawat perilaku kekerasan: fisik 1,2, anjurkan membantu pasien

sesuai jadwal dan memberi pujian.

Orientasi:

“Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya suster .............., ibu bisa memanggil saya suster ....................... Saya perawat dari puskesmas Matraman, saya sedang melakukan kunjungan rumah. Nama ibu siapa, senangnya dipanggil apa?” Saya mendapat informasi dari kader kesehatan

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 20: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

190

bahwa ibu sedang kebingungan dengan suami ibu yang marah-marah.”(Jika perawat belum pernah bertemu keluarga pasien)

“Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang apa yang menyebabkan bapak marah, tanda-tandanya dan cara mengatasinya?” “Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”“Sekarang sekitar 10 menit saja dulu, setelah itu saya akan menemui bapak untuk menanyakan tentang hal yang dialaminya serta melatih bapak mengatasi masalahnya. Kemudian saya kembali akan menemui ibu”“Tujuan pertemuan ini adalah agar ibu mengenal masalah yang dialami bapak dan dapat berlatih cara merawat bapak”“Dimana sebaiknya kita berbincang-bincang, bu?”

Kerja:“Coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan dalam merawat bapak?”“Banyak hal yang dapat membuat seseorang marah seperti yang terjadi pada bapak, apa yang telah keluarga lakukan untuk mengatasinya?”“Oo… keluarga selama ini berusaha mengalah. Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bila tidak disalurkan dengan benar akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan”.“Bisakah ibu cerita apa saja yang biasanya membuat bapak marah? Bagaimana perilaku yang ibu lihat? Apakah wajah suami ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah, dan bicaranya kasar? Itu artinya suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu apakah ia akan melampiaskannya dengan membanting-banting perabot rumah tangga?”“Baik bu, sekarang saya akan menemui bapak, setelah itu saya akan kembali menemui ibu”

(Percakapan dihentikan dulu, perawat menemui pasien, setelah melatih pasien, perawat kembali melanjutkan percakapan dengan keluarga)

(percakapan lanjutan………)

“Saya telah berbicara dengan suami ibu. Suami ibu mengatakan yang menyebabkan ia marah dan mengamuk adalah jika ia direndahkan. Yang dialami bapak adalah ketidakmampuan mengontrol perasaan marahnya atau sering disebut dengan risiko perilaku kekerasan. Hal ini dapat diatasi dengan cara melatih bapak mengontrol perasaan marahnya. Ini ada booklet tentang cara membantu bapak mengatasi masalahnya. Mari kita lihat sama-sama”

“Perilaku kekerasan atau amuk merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang dialami. Bentuk perilakunya berupa marah-marah dengan kata-kata kasar dan keras, merusak perabotan rumah tangga, hingga upaya menciderai orang lain maupun diri sendiri. Nah…kalau pada bapak sendiri, tanda-tanda yang mana saja yang ibu temukan?”

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 21: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

191

“Bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetap tenang, bicara lembut tapi tegas, jangan lupa jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam darisekitar bapak seperti gelas, pisau. Jauhkan juga anak-anak kecil dari bapak.”

“Kondisi yang dihadapi keluarga bisa berupa saat pasien sedang amuk, pasien telah mereda amuknya, atau pasien akan mengamuk. Pada kondisi pasien akan mengamuk, keluarga dapat membantu pasien agar tidak sampai mengamuk, dengan cara mengingatkan untuk melakukan cara mengontrol marah yang telah diajarkan perawat”“Saya sudah mengajarkan bapak bagaimana cara mengontrol rasa marahnya, yaitu dengan cara fisik: tarik nafas dalam dan pukul bantal/kasur, dan sudah dibuat dalam jadwal kegiatan harian bapak. Jadi selain ibu sudah mengetahui apa itu marah, saya akan mengajarkan juga kepada ibu latihan fisik, yaitu cara 1 dan 2 agar ibu dapat mengingatkan bapak untuk melakukannya ketika bapak mulai marah-marah” “Baik sekali ibu sudah mengerti dan tahu caranya, ibu nanti membantu bapak untuk melakukannya sesuai jadwal yang sudah dibuat ya” “Kalau bapak bisa melakukan latihannya dengan baik jangan lupa dipuji ya bu”.

Terminasi:“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat bapak?”“Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak”“Bagaimana latihan tarik nafas dalam dan pukul bantal atau kasur?” “Setelah ini coba ibu ingatkan jadwal yang telah dibuat untuk bapak latihan cara fisik ya bu”“Minggu depan kita ketemu lagi dan akan melihat kemampuan bapak dalam melakukan kegiatan sesuai jadwal serta saya akan menjelaskan cara yang kedua mengontrol marah bapak, yaitu dengan cara patuh minum obat”

Latihan 6 untuk keluarga : latihan cara memberi minum obat

Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku kekerasan

pasien, validasi kemampuan keluarga dalam merawat/melatih pasien cara

fisik1 dan 2, beri pujian, jelaskan 6 benar cara memberikan obat, latih

cara memberikan membimbing minum obat, anjurkan membantu pasien

melakukan kegiatan/latihan sesuai jadwal dan memberi pujian.

Orientasi:“Assalamualaikum Ibu, sesuai dengan janji saya seminggu yang lalu sekarang saya datang lagi. Bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana bapak, apakah sudah melakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur bantal? Apa yang ibu lihat setelah bapak melakukan latihan secara

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 22: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

192

teratur? Coba kita lihat daftar kegiatan bapak”.

(Percakapan dihentikan dulu, perawat dan keluarga menemui pasien, setelah melatih pasien, perawat kembali melanjutkan percakapan dengan keluarga)

(percakapan lanjutan………)

Kerja:“Suami ibu sudah mendapat obat dari dokter puskesmas dan bapak harus minum obat ini secara teratur agar pikirannya jadi tenang, sehingga tidurnya juga tenang. Obatnya ada tiga macam ya bu, yang warnanya oranye namanya CPZ, yang putih ini namanya THP, dan yangmerah jambu ini namanya HLP semuanya ini harus diminum bapak3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, danjam 7malam”. “Bila nanti setelah minum obat bapak mengeluh mulutnya terasa kering, untuk membantu mengatasinya bapak bisa diberikan es batu untuk diisap-isap. Bila bapak mengeluh matanya berkunang-kunang, sebaiknya bapak disuruh istirahat dan jangan beraktivitas dulu”“Sebelum minum obat ini,ibu bantu bapak untuk melihat dulu label di bungkus obat apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja bapak harus minum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar?”“Jangan pernah menghentikan minum obat bapak, sebelum berkonsultasi dengan dokter ya bu”Terminasi:“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol perasaan marah bapak?”“Coba ibu sebutkan kembali cara minum obat yang benar”“Bagus sekali, bu!”“Baiklah bu, kita sudah bicara tentang cara mengontrol perasaan marah yang terjadi pada suami ibu yaitu cara fisik dan patuh minum obat. Jangan lupa ibu untuk mengingatkan bapak agar dapat melaksanakannya dengan teratur ya”.“Bu, seminggu lagi saya kembali untuk melihat sejauhmana bapak melaksanakan kegiatan dan apakah dapat mencegah rasa marah bapak. Serta kita akan melanjutkan bincang-bincang tentang cara mengontrol marah yang ke 3 yaitu cara sosial atau verbal.Sampai jumpa”

Latihan 7 untuk keluarga : latihan cara sosial atau verbal

Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku kekerasan

pasien, validasi kemampuan keluarga dalam merawat/melatih pasien

fisik1,2, memberikan obat, beri pujian, jelaskan mengontrol rasa marah

dengan cara verbal atau sosial (meminta, menolak, mengungkapkan

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 23: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

193

perasaan), latih cara verbal/sosial, anjurkan membantu pasien melakukan

kegiatan/latihan sesuai jadwal dan memberi pujian.

Orientasi:“Assalamualaikum Ibu, sesuai dengan janji saya seminggu yang lalu sekarang saya datang lagi. Bagaimana bu, apakah bapaksudah melakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal?Bagaimana dengan minum obatnya? Apa yang ibu lihat setelah bapak melakukan latihan tersebut secara teratur? Bagaimana kalau sekarang kita melanjutkan bincang-bincang tentang cara mengontrol marah yang juga sudah diajarkan kepada bapak yaitu dengan cara bicara yang baik bila sedang marah? Dimana sebaiknya kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?Berapa lama ibu bersedia bicara-bicara tentang mengontrol marah dengan cara verbal atau sosial?”

Kerja:“Hari ini bapak akan berlatih bagaimana cara bicara yang baik yang dapat mengontrol perasaan marah”.

“Sekarang saya akan menjelaskan tentang cara bicara yang baik bila bapak sedang marah. Ada tiga caranya yaitu:1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta

tidak menggunakan kata-kata kasar, misalnya: “Bu, tolong ambilkan saya air minum itu”.

2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan tidak ingin melakukannya, katakan: “Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada pekerjaan”

3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal dapat mengatakan: “Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu”

“Sekarang, kita temui bapak bu ya...”

(Perawat bersama keluarga melatih cara mengontrol marah dengan cara bicara yang baik)

(percakapan lanjutan setelah melatih pasien cara bicara yang baik………)

“Demikian bu yang sudah diajarkan kepada bapak dalam mengatasi perasaan kesalnya. Tadi bapak mengatakan akan berlatih cara bicara yang baik sesuai dengan jadwal yang telah disepakati tadi. Ibu dapat membantu bapak mengatasi masalahnya dengan memberikan pujian setelah bapak melakukan latihan sesuai jadwal dan membantu mengingatkan bapak jika ia lupa melakukan kegiatannya. Begitu juga dengan jadwal latihan tarik nafas dalam dan jadwal minum obatnya…tetap ibu pantau ya”“Bagaimana bu…. ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan?”

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 24: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

194

Terminasi:“Bagaimana perasaannya bu setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan bicara yang baik?”“Coba ibu sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah saya jelaskan tadi”“Bagus sekali, sekarang mari kita lihat dalam jadwal kegiatan bapak. “Berapa kali disini bapak latihan bicara yang baik?Jika bapak melakukannya jangan lupa dipuji ya bu”“Seminggu lagi saya akan kembali mengunjungi ibu ya?”“Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, bagaimana bu setuju? Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah yang terjadi pada bapak yaitu dengan cara ibadah”.

Latihan 8 untuk keluarga : latihan cara spritual

Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku kekerasan

pasien, validasi kemampuan keluarga merawat/melatih pasien cara fisik 1

dan 2;kepatuhan minum obat dan cara verbal/sosial; beri pujian; jelaskan

mengontrol rasa marah dengan cara spiritual; latih cara spiritual; jelaskan

follow up ke Puskesmas; tanda kambuh, identifikasi kendala atau

kesulitan dalam melakukan kegiatan dan jelaskan cara mengontrol rasa

marah pasien jika sudah terjadi perilaku merusak diri dan atau

lingkungan;latih cara pengekangandan proses rujukan;anjurkan membantu

pasien melakukan kegiatan/latihan sesuai jadwal dan memberi pujian.

Orientasi:“Assalamualaikum Ibu, sesuai dengan janji saya minggu yang lalu sekarang saya datang lagi”“Bagaimana kabarnya bu, apakah bapak sudah melakukan kegiatan sesuai jadwal seperti latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal?Bagaimana dengan minum obatnya? Juga apakah melakukan latihan cara bicara yang baik dengan cara mengungkapkan, meminta atau menolak dengan benar?”“Mari kita lihat jadwal bapak, bagus ibu sudah membantu bapak untuk melakukannya. Bagaimana keadaan bapak setelah teratur minum obat dan melakukan latihan nafas dalam, atau pukul bantal? Sudahkah bapak melakukan cara bicara yang benar jika marah? Bagaimana hasilnya? Baik, sudah banyak perubahan yang terjadi ya bu”“Bagaimana kalau sekarang kita melanjutkan bincang-bincang tentang cara mengontrol marah yang keempat yaitu dengan cara spiritual? Setelah itu kita sama-sama menemui bapak untuk melatih cara mengontrol marah dengan cara spiritual. Dimana bu? Waktunya 20 menit bu ya?”

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 25: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

195

Kerja:“Ibu coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan oleh suami ibu?”“Nah, kalau ibu melihat bapak sedang marah dan mencoba langsung duduk dan tarik nafas dalam. Jika belum reda juga marahnya sarankan bapak untuk merebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ajak bapak untuk ambil air wudhu kemudian sholat, bisa berjamaah dengan ibu”.

(Perawat bersama keluarga melatih cara mengontrol marah dengan cara spiritual)

(percakapan lanjutan setelah melatih pasien mengontrol emosi dengan cara spiritual………)“Jadi selain Bapak sudah diajarkan cara fisik 1 dan 2, yaitu tarik nafas dan pukul kasur atau bantal, patuh minum obat, dan mengungkapkan secara verbal, juga bisa melakukan sholat secara teratur dan bisa juga cara ibadah yang lain seperti dzikir untuk meredakan kemarahannya”.“Nanti ibu pantau dan ingatkan jadwal latihannya bu ya...”

“Bu, seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bila tidak disalurkan dengan benar akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan, sehingga kita sudah membahas bagaimana cara-cara mengatasinya”. “Jika bapak tidak lagi mau minum obat sesuai jadwal, ibu perlu segera membawa bapak ke Puskesmas, sekalipun belum jadwalnya untuk kontrol. Bila bapak suatu saat terlihat marah dan mengamuk dan tidak bisa lagi diingatkan untuk mengontrol marah seperti yang telah diajarkan, maka segera bawa ke puskesmas, setelah sebelumnya diikat dulu (ajarkan caranya pada keluarga). Jangan lupa minta bantuan orang lain saat mengikat bapak ya bu, lakukan dengan tidak menyakiti bapak dan dijelaskan alasan mengikat yaitu agar bapak tidak menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan”

“Nah bu, kita sudah bincang-bincang tentang apa yang harus suami ibu lakukan bila tanda-tanda kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak dengan cara mengingatkan jadwal latihan cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu secara fisik, verbal, spiritual dan minum obat teratur”.

“Jika bapak marah sudah sampai memukul atau merusak barang segera hubungi saya di puskesmas atau di nomor ini 0814xxxxxxx, karena dalam kondisi seperti itu bapak sudah butuh bantuan lebih lanjut. Jika nanti kondisi bapak tidak dapat diatasi di puskesmas, maka kami akan merujuk ke Rumah Sakit Umum yang memiliki fasilitas pelayanan kesehatan jiwa atau langsung ke Rumah Sakit Jiwa”.

Terminasi:“Bagaimana bu perasaannya setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang keempat ini?”“Coba ibu sebutkan kembali kondisi-kondisi bapak yang perlu segera

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 26: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

196

dilaporkan?” “Ya… bagus sekali”“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang dapat dilakukan oleh suami ibu?”“Bagus. Mari kita lihat jadwal kegiatan bapak, jam berapa bapak akan sholat? Sudah bagus ya Bu. Jangan lupa ibu memujinya, jika bapak melakukann ibadah sesuai jadwal” “Selasa depan saya akan datang, nanti kita bicarakan kemampuan bapak yang telah dilatih selama ini dan apakah bapak (suami ibu) sudah mampumengontrol rasa marahnya, bersedia jam berapa Bu? Seperti sekarang saja, jam 10 ya?”

4. EVALUASI KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA DALAM

MERAWAT RISIKO PERILAKU KEKERASAN

a. Evaluasi kemampuan pasien risiko perilaku kekerasan berhasil apabila

pasien dapat:

1) Menyebutkan penyebab, tanda dan gejalaperilaku kekerasan, perilaku

kekerasan yangbiasadilakukan, dan akibat dari perilaku kekerasan.

2) Mengontrol perilaku kekerasan secara teratur sesuai jadwal:

a) secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul bantal/kasur

b) secara sosial/verbal: meminta, menolak, dan mengungkapkan

perasaan dengan cara baik

c) secara spiritual

d) terapi psikofarmaka

3). Mengidentifikasi manfaat latihan yang dilakukan dalam mencegah perilaku

kekerasan

b. Evaluasi kemampuan keluarga (pelaku rawat) risiko perilaku kekerasan

berhasil apabila pasien dapat:

1) Mengenal masalah yang dirasakan dalam merawat pasien (pengertian,

tanda dan gejala, dan proses terjadinya risiko perilaku kekerasan)

2) Mencegah terjadinya perilaku kekerasan

3) Menunjukkan sikap yang mendukung dan menghargai pasien

4) Memotivasi pasien dalam melakukan cara mengontrol perasaan marah

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 27: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

197

5) Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung pasien

mengontrol perasaan marah

6) Mengevaluasi manfaat asuhan keperawatan dalam mencegah perilaku

kekerasan pasien

7) Melakukan follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh dan

melakukan rujukan.

5. DOKUMENTASI HASIL ASUHAN KEPERAWATAN RISIKO

PERILAKU KEKERASAN

Pendokumentasian dilakukan setiap selesai melakukan pertemuan dengan

pasien dan keluarga (pelaku rawat). Berikut adalah contoh dokumentasi

asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan pada kunjungan pertama

IMPLEMENTASI EVALUASI

Kamis, 12 April 2012 pukul 10.00

Data Pasien:

Pasien mengatakan kadang-kadang masih muncul perasaan kesal, sudah minum obat sesuai jadwal, hanya waktu minum obat pukul 7 pagi harus diingatkan istrinya karena menurut pasien suka jadi ngantuk, latihan nafas dalam lebih dipilih pasien dan cara verbal sudah dilakukan pasien yaitu meminta dengan baik

Data Keluarga:

Keluarga telah mengingatkan pasien untuk berlatih sesuai jadwal ketika pasien lupa dan telah memberikan pujian ketika pasien berlatih sesuai jadwal

Diagnosis Keperawatan :Risiko perilaku kekerasan

Tindakan Keperawatan :

Pasien:

1. Melatih pasien cara mengontrol

S Pasien :Pasien mengatakan senang dapat lagi cara mengontrol rasa marahnya dan akan melakukan kegiatan ibadah sesuai jadwal yang sudah dibuat

S Keluarga :Keluarga mengatakan akan tetap membantu pasien mengontrol perasaan marahnya dengan cara mengingatkan pasien berlatih sesuai jadwal.

O Pasien :Pasien menyebutkan cara ibadah yang biasanya dilakukan dan waktunya

Pasien mampu mengatakan kegiatan ibadah yang akan dilakukannya

Pasien mampu memasukkan kegiatan ibadah kedalam jadwal kegiatan hariannya

O Keluarga:

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 28: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

198

marah dengan kegiatan ibadah

2. Kegiatan ibadah dimasukkan kedalam jadwal harian pasien

Keluarga:

1. Melatih cara merawat dengan cara spiritual

2. Mendiskusikan dengan keluarga tentang kondisi pasien yang perlu segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan

3. Menjelaskan tentang proses rujukan

RTL :

Pasien:evaluasi kemampuan pasien Keluarga: evaluasi kemampuan keluarga membantu pasien mengontrol perilaku kekerasanSelasa 17 April 2012 pukul 10.00

Keluarga kooperatif dan turut mendampingi ketika perawat melatih pasien cara mengontrol perasaan marah dengan cara spiritual dan memberi pujian pada pasien

A :

Pasien dan keluarga mengenal cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual

P :

P Pasien:mengontrol perasaan marahdengan beribadah sesuai waktu ibadah dan patuh minum obat, melakukan cara nafas dalam, pukul kasur dan bantal, serta bicara yang baik sesuai dengan apa yang sudah dilatihkandan sesuai jadwal

P Keluarga:Memotivasi dan mengingatkan pasien berlatih mengontrol perasaan marah sesuai jadwal dan menerapkan ketika marah, bantu minum obat

Perawat

Pipinf(PIPIN F)

VIII. REFERENSI

Herdman, T.H. (2012), NANDA International Nursing Diagnoses Definition &Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell Keliat, B.A., dkk. (2011), Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN -

Basic Course). Jakarta: EGCStuart, G.W.& Laraia, M.T. (2005), Principles and Practice of Psychiatric

Nursing. 8thedition. Missouri: Mosby

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Page 29: 09.Modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121

199

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat