09E01000
-
Upload
satrul-jamil -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
Transcript of 09E01000
-
7/21/2019 09E01000
1/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
ANALISA TEKUK KOLOM KONSTRUKSI KAYU DENGAN
MENGGUNAKAN PELAT KOPPEL
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas
dan Memenuhi syarat untuk Menempuh
Ujian Sarjana Teknik Sipil
Disusun Oleh
SISKA MONIKA KELIAT
060 424 008
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
-
7/21/2019 09E01000
2/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISA TEKUK KOLOM KONSTRUKSI KAYU DENGAN
MENGGUNAKAN PELAT KOPPEL
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat
untuk MenempuhUjian Sarjana Teknik Sipil
Dikerjakan oleh :
SISKA MONIKA KELIAT
060 424 008
Pembimbing :
Ir. Sanci Barus, MTNIP. 131 099 230
Penguji I Penguji II Penguji III
Ir. Terunajaya, M.Sc Ir. Syahrir Arbeyn S Ir. Besman Surbakti, MT
NIP. 131 419 760 NIP. 130 936 322 NIP. 130 878 004
Mengesahkan
Ketua Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Prof. Dr. Ing.- Johanes Tarigan
NIP. 130 905 362
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
-
7/21/2019 09E01000
3/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
kasih dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulisan tugas akhir ini adalah suatu syarat yang harus dipenuhi untuk
mencapai gelar Sarjana Teknik Sipil pada Departemen Teknik Sipil, Universitas
Sumatera Utara. Penulis berharap tugas akhir dengan judul Analisa Tekuk
Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel ini dapat
membantu mahasiswa dan pembaca yang ingin melakukan penelitian mengenai
tekuk kayu.
Dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf jika dalam penulisan
tugas akhir ini masih terdapat kekurangan dalam penulisan maupun perhitungan.
Penulis sangat mengharapkan keringanan para pembaca untuk memberikan kritik
dan saran yang dapat membangun dan menyempurnakan tugas akhir ini.
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Sanci Barus, MT, selaku Dosen Pembimbing dalam menyusun
Tugas Akhir ini;
2. Bapak Ir. Faizal Ezeddin, MS, selaku Koordinator Program Pendidikan
Sarjana Ekstension Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera
Utara;
-
7/21/2019 09E01000
4/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
3. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, selaku Ketua Departemen
Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara;
4. Bapak Ir. Terunajaya, M.Sc, selaku sekretaris Departemen Teknik Sipil
Universitas Sumatera Utara;
5. Bapak/Ibu Pegawai Administrasi Departemen Teknik Sipil Universitas
Sumatera Utara;
6. Para Asisten Laboratorium Struktur Departemen Teknik Sipil
Universitas Katolik St. Thomas Medan;
7. Orang Tua (Ir. Dermawan Keliat dan Ir. Rahmawati Purba) yang di
kasihi beserta keluarga besar yang memberikan dukungan moril dan
materil;
8. Rekan-rekan mahasiswa, serta semua pihak yang telah membantu
sehingga penulisan tugas akhir ini dapat diselesaikan.
Akhir kata, Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan bagi Penulis pada khususnya.
Medan, Januari 2009
Penulis,
SISKA MONIKA KELIAT
060 424 008
-
7/21/2019 09E01000
5/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
ABSTRAK
Pada struktur Teknik Sipil sangat banyak dijumpai konstruksi batang tekanatau kolom, kayu sebagai batang tekan harus diketahui sifat-sifat kayu
sepenuhnya karena kolom atau batang tekan merupakan komponen struktur yang
tugas utamanya menyangga beban tekan aksial dan menempati posisi penting
dalam sistem struktur bangunan.
Dari teori yang didapat maka dilakukanlah percobaan uji tekuk kolomkonstruksi kayu dengan menggunakan pelat koppel. Analisa tekuk aksial pada
kolom kayu yang bersifat penelitian ini bertujuan untuk mencari besarnya beban
kritis yang dapat dipikul sampai batas elastis. Selain itu, hasil tersebut akan
dibandingkan dengan beban aksial yang diijinkan menurut perhitungan analisis
dengan menggunakan metode Euler.
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan maka hasil analitis benda uji batang
tunggal yang didapat adalah Pcr= 1511,1945kg dan = 62,9664 kg/cm2dan hasil
penelitian didapat Pcr= 1300kg dan = 54,17kg/cm2. Dari hasil analitis benda
uji batang ganda didapat Pcr= 12089,5562 kg dan = 215,8872kg/cm2
dan hasil
penelitian didapat Pcr= 11500kg dan = 205,357 kg/cm2. Besarnya perbedaan
nilap Pcr hasil pengujian dengan Pcr analitis dapat disebabkan oleh perbedaanantara nilai elastisitas kayu hasil pengujian dengan nilai elastisitas kayu yang
sesungguhnya
Dari hasil penelitian didapat bahwa kayu yang digunakan adalah mutu
kayu kelas A.Kemudian diketahui juga bahwa untuk benda uji batang tunggal,didapat beban kritis hasil percobaan dengan perbedaan 20% dari beban kritis hasil
analisa perhitungan teori Euler, sedangkan untuk benda uji batang ganda, didapatbeban kritis hasil percobaan 10% dari beban kritis analisa perhitungan teori Euler.
-
7/21/2019 09E01000
6/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK....................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
DAFTAR NOTASI ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Umum.................................................................................. 1
1.2 Latar Belakang ..................................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ............................................................. 2
1.4 Permasalahan ....................................................................... 3
1.5 Pembatasan Masalah ............................................................ 4
1.6 Metodologi .......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum.................................................................................. 6
2.2 Teori Euler ........................................................................... 8
-
7/21/2019 09E01000
7/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
2.3 Batas Berlakunya Persamaan Euler ...................................... 11
2.4 Panjang Efektif .................................................................... 13
2.5 Sifat-Sifat Mekanis Kayu ..................................................... 13
2.6 Tegangan-Tegangan Kayu ................................................... 15
2.7 Syarat-Syarat Batang Tekan Ganda
Menurut PPKI 1961 ............................................................. 18
2.8 Pelat Koppel dan Sambungan ............................................... 20
BAB III MATERIAL DAN METODE PENELITIAN
3.1 Persiapan dan Pemeriksaan Material .................................... 23
3.1.1 Pengujian Kadar Air .................................................... 23
3.1.2 Pengujian Berat Jenis .................................................. 24
3.1.3 Pengujian Kuat Tekan Sejajar Serat ............................. 25
3.1.4 Pengujian Elastisitas .................................................... 27
3.2 Rangka Dudukan Benda Uji ................................................. 28
3.3 Alat Pembebanan Gaya Tekan ............................................. 30
3.4 Alat Pengukur ...................................................................... 31
3.5 Perencanaan Benda Uji ........................................................ 31
3.6 Proses Pengujian Benda Uji ................................................. 32
BAB IV ANALISA PENGUJIAN BENDA UJI
4.1 Pengujian Mechanical Properties ......................................... 35
4.1.1 Pengujian Kadar Air .................................................... 35
4.1.2 Pengujian Berat Jenis .................................................. 36
-
7/21/2019 09E01000
8/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
4.1.3 Pengujian Kuat Tekan Sejajar Serat ............................. 37
4.1.4 Pengujian Elastisitas .................................................... 38
4.2 Pengujian Tekuk .................................................................. 47
4.2.1 Pengujian Tekuk Batang Tunggal ................................ 48
4.2.2 Pengujian Tekuk Batang Ganda................................... 52
4.3 Perbandingan Hasil Pengujian dengan
Analisa Teori Euler ............................................................. 58
4.3.1 Karakteristik Benda Uji (Batang Tunggal) ................... 58
4.3.2 Karakteristik Benda Uji (Batang Ganda) ..................... 59
4.4 Pembahasan Hasil Pengujian ................................................ 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .......................................................................... 63
5.2 Saran ................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 65
LAMPIRAN
-
7/21/2019 09E01000
9/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.4 Macam-macam tekukan ....................................................... 3
Gambar 1.6 Model pengujian dan ukuran benda uji ................................. 5
Gambar 2.1 Perilaku kolom yang dibebani .............................................. 6
Gambar 2.2 Kolom Euler ........................................................................ 8
Gambar 2.3 Jangkauan kekuatan kolom yang umum
Terhadap angka kelangsingan .............................................. 12
Gambar 2.5 Spesifikasi kayu mutu A dan B ............................................ 14
Gambar 2.6 Arah gaya membentuk sudut dengan arah
Serat kayu ............................................................................ 16
Gambar 2.7 Sumbu bahan dan sumbu bebas bahan profil ........................ 17
Gambar 2.8 Perilaku tekuk batang ganda................................................. 21
Gambar 3.1.1 Sampel pengujian kadar air .................................................. 23
Gambar 3.1.2 Sampel pengujian berat jenis ................................................ 25
Gambar 3.1.3 Sampel pengujian kuat tekan ................................................ 26
Gambar 3.1.4a Sampel pengujian elastisitas ................................................. 27
Gambar 3.1.4b Penempatan dial dan beban pada benda uji ........................... 27
Gambar 3.2a Rangka dudukan benda uji sebelum dimodifikasi ................. 29
Gambar 3.2b Rangka dudukan benda uji sesudah dimodifikasi.................. 30
-
7/21/2019 09E01000
10/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Gambar 3.5 Penampang kolom persegi ................................................... 31
Gambar 3.6b Posisi beban terhadap benda uji............................................ 32
Gambar 3.6c Model perletakan sendi-sendi ............................................... 33
Gambar 3.6d Perletakan dial indikator pada kolom uji .............................. 33
Gambar 4.4 Tekukan ex-sentris ............................................................... 62
-
7/21/2019 09E01000
11/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.2.1 Grafik pembebanan dengan deformasi
Pada batang tunggal ............................................................ 49
Grafik 4.2.2 Grafik pembebanan dengan deformasi
Pada batang ganda .............................................................. 54
-
7/21/2019 09E01000
12/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Tabel 2.6.a Tegangan yang diperkenankan untuk
Kayu mutu A ....................................................................... 14
Tabel 2.6.b Tegangan yang diperkenankan untuk
Kayu mutu B........................................................................ 15
Tabel 2.6.c Daftar elastisitas kelas kuat kayu .......................................... 17
Tabel 4.1.1 Hasil pengujian kadar air ..................................................... 35
Tabel 4.1.2 Hasil pengujian berat jenis ................................................... 36
Tabel 4.1.3 Hasil pengujian kuat tekan sejajar serat ................................ 37
Tabel 4.1.4a Hasil pengujian elastisitas kayu ............................................ 38
Tabel 4.1.4b Perhitungan nilai elastisitas kayu sampel I ........................... 39
Tabel 4.1.4c Perhitungan nilai elastisitas kayu sampel II .......................... 39
Tabel 4.1.4d Perhitungan nilai elastisitas kayu sampel III ......................... 40
Tabel 4.1.4e Perhitungan nilai elastisitas kayu sampel IV ......................... 40
Tabel 4.1.4f Perhitungan nilai elastisitas kayu sampel V .......................... 41
Tabel 4.1.4g Perhitungan nilai elastisitas kayu.......................................... 42
Tabel 4.1.4h Nilai pengujian dari mechanical properties ........................... 43
Tabel 4.2.1a Hasil pengujian tekuk kayu batang tunggal
sampel I ............................................................................... 48
-
7/21/2019 09E01000
13/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Tabel 4.2.1b Hasil pengujian tekuk kayu batang tunggal
sampel II .............................................................................. 50
Tabel 4.2.2a Hasil pengujian tekuk kayu batang ganda
sampel I ............................................................................... 53
Tabel 4.2.2b Hasil pengujian tekuk kayu batang ganda
sampel II .............................................................................. 55
Tabel 4.3 Nilai perhitungan dengan menggunakan teori Euler ............. 61
Tabel 4.4 Perbandingan hasil nilai penelitian dan analitis .................... 63
-
7/21/2019 09E01000
14/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
DAFTAR NOTASI
A = Luas penampang
b = Lebar penampang
d = Diameter
E = Modulus Elastisitas
h = Tebal penampang
I = Inersia
I = Jari-jari kelembaman
K = Kekakuan
L = Panjang batang
M = Momen
Lk = Panjang tekuk
P = Beban aksial
Pcr = Beban kritis
= Deformasi
= Phi radian
lt = Tegangan ijin untuk lentur
tk// = Tegangan ijin sejajar serat untuk tekan
tr// = Tegangan ijin sejajar serat untuk tarik
tk = Tegangan ijin tegak lurus serat untuk tekan
// = Tegangan ijin sejajar serat untuk geser
-
7/21/2019 09E01000
15/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Umum
Pemilihan atas suatu bahan konstruksi tergantung dari sifat-sifat teknis,
ekonomis dan dari segi keindahan. Jikalau kayu sebagai bahan konstruksi maka
perlu diketahui sifat-sifat kayu sepenuhnya.
Kayu sampai dengan saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan oleh
masyarakat luas karena kayu dinilai mempunyai sifat-sifat utama diantaranya
adalah kayu merupakan sumber kekayaan alam yang tidak akan ada habis-
habisnya apabila dikelola dengan cara yang baik, kayu mempunyai sifat spesifik
yang tidak dimiliki oleh bahan-bahan lain yang dibuat oleh manusia misalnya
material lain pun mempunyai sifat ini (baja), awet, mempunyai ketahanan
terhadap pembebanan yang tegak lurus dengan seratnya atau sejajar seratnya dan
sifat-sifat seperti ini tidak dipunyai oleh bahan-bahan lain yang dibuat oleh
manusia.
Oleh karena itu pada masa sekarang ini Indonesia sebagai negara
berkembang yang mempunyai kekayaan alam akan kayu harus dapat
memanfaatkan kayu demi perkembangan pembangunan dan keindahan akan
bangunan kayu. Negara-negara maju mengembangkan kayu sebagai bahan
konstruksi seperti pilar (kolom), kuda-kuda atap, balok, panggung bekisting
jembatan, dsb.
1.2Latar Belakang
-
7/21/2019 09E01000
16/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Tiang (kolom) kayu adalah merupakan komponen struktur yang tugas
utamanya menyangga beban tekan aksial dan menempati posisi penting didalam
sistem struktur bangunan. Kegagalan kolom akan berakibat langsung pada
runtuhnya komponen struktur lain yang berhubungan dengannya, atau merupakan
batas runtuh total keseluruhan struktur bangunan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
panjang, lebar, dan tinggi suatu komponen struktur yang dapat mempengaruhi
tekukan yang akan terjadi, dan tekukan yang terjadi dapat diperkecil dengan
menggunakan pelat koppel.
Dalam analisa perencanaan suatu konstruksi, beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah batang memikul tarik, tekan atau momen atau kombinasinya.
Pada umumnya kolom pada suatu konstruksi hanya mengalami kombinasi momen
dengan tekan. Banyak orang telah mengemukakan teori tekuk kolom, mulai dari
Leonhardt Euler pada tahun 1759 hingga Shanley pada tahun 1946, sehingga
penulis ingin mengetahui sejauh mana keakuratannya, dengan didukung adanya
alat penguji di laboratorium beton.
Berangkat dari uraian diatas, maka penulis akan mencoba menganalisa
teori-teori tersebut dengan melakukan penelitian di laboratorium sesuai dengan
judul Analisa Tekuk pada Kolom Konstruksi Kayu dengan Menggunakan Pelat
Koppel.
1.3
Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk lebih mengetahui keadaan struktur
kayu yang mengalami tekuk.
-
7/21/2019 09E01000
17/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan beban kritis,
panjang tekuk serta jari-jari kelembaman kolom kayu dari hasil analisa pengujian
dengan hasil analisa perhitungan teori.
1.4
Permasalahan
Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana keadaan
beban kritis, panjang tekuk dan jari-jari kelembaman benda uji bila dibandingkan
dengan analisa teori Euler dan bagaimana perilaku benda uji tunggal dan benda uji
ganda yang dikoppel apabila dibebani secara normal sentries yang tergantung
pada perletakan dan panjang benda uji.
Gambar 1.4Jenis-Jenis Tekukan
Sumber :Salmon, Charles G, Struktur Baja Desain dan Perilaku, Jilid I, edisi kedua
-
7/21/2019 09E01000
18/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
1.5 Pembatasan Permasalahan
Mengingat luasnya ruang lingkup yang timbul dan keterbatasan alat uji,
maka perlu dibuat pembatasan masalah yang akan dibahas, yakni sebagai berikut :
1. Pembebanan yang dialami kolom tersebut adalah pembebanan normal
sentris;
2. Perletakan yang ditinjau adalah perletakan sendi-sendi;
3. Penampang batang kayu yang diuji adalah batang tunggal dan batang
ganda yang dikoppel dengan ukuran yang masih akan ditentukan
kemudian;
4. Panjang batang yang diuji akan ditentukan kemudian sesuai dengan
peralatan yang ada;
5. Analisa perhitungan berdasarkan Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia.
1.6
Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini menggunakan
beberapa cara pendekatan yakni :
1. Analisa perhitungan berdasarkan teori Euler;
2. Analisa hasil pengujian di laboratorium;
3. Membandingkan hasil analisa perhitungan berdasarkan teori Euler
dengan hasil analisa pengujian di laboratorium.
-
7/21/2019 09E01000
19/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Benda Uji I
(4 x 6 x 150 ) cm
Benda Uji 2
2 (4 x 6 x 150 ) cm
Sampelyangdiuji
Alat Penguji Tekuk
Pelatkoppel(3x10
x19)cm
Gambar 1.6.Model pengujian dan ukuran benda uji
-
7/21/2019 09E01000
20/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Kapasitas pikul beban batas pada elemen struktur tekan tergantung pada
panjang relatif dan karakteristik dimensional penampang melintang elemen
tersebut khususnya dimensi terkecil dari penampang melintang, selain juga
bergantung pada sifat material yang digunakan.
Gambar 2.1.Perilaku Kolom yang Dibebani
Sumber :Schodek Daniel L, Struktur, Cetakan Pertama
Elemen struktur tekan dan perilakunya terhadap beban tekan dapat
diilustrasikan seperti gambar 2.1 apabila bebannya kecil elemen masih dapat
-
7/21/2019 09E01000
21/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
mempertahankan bentuk linearnya, begitu pula jika bebannya bertambah. Pada
saat beban mencapai taraf tertentu, elemen tersebut tiba-tiba mengalami
perubahan bentuk seperti gambar 2.1. Hal inilah yang disebut fenomena tekuk
(buckling). Tekuk adalah suatu ragam kegagalan yang diakibatkan oleh
ketidakstabilan suatu elemen struktur yang dipengaruhi oleh aksi beban.
Pada saat tekuk terjadi, taraf gaya internal dapat sangat rendah. Fenomena
tekuk berkaitan dengan kekakuan elemen struktur. Suatu elemen yang mempunyai
kekakuan yang kecil lebih mudah mengalami tekuk dibandingkan elemen yang
mempunyai kekakuan yang besar. Semakin langsing suatu elemen struktur,
semakin kecil kekakuannya.
Apabila suatu elemen struktur tekan mulai tidak stabil, seperti halnya kolom
yang mengalami beban tekuk, maka elemen tersebut tidak dapat memberikan gaya
tahanan internal lagi untuk mempertahankan konfigurasi linearnya. Gaya
tahanannya lebih kecil daripada beban tekuk. Pada gambar 2.1 diperlihatkan
sistem yang stabil, yang tidak stabil dan berada dalam keseimbangan netral.
Kolom yang tepat berada dalam keadaan mengalami beban tekuk sama saja
dengan sistem yang berada dalam keadaan keseimbangan netral. Sistem dalam
keadaan demikian tidak mempunyai kecenderungan mempertahankan konfigurasi
semula.
Banyak faktor yang mempengaruhi beban tekuk (beban ini disebut Pcr)
antara lain panjang kolom, perletakan kedua ujung kolom, ukuran dan bentuk
penampang kolom. Kapasitas pikul beban kolom berbanding terbalik dengan
kuadrat panjang kolom. Selain itu, faktor lain yang menentukan besarnya Pcr
adalah yang berhubungan dengan karakteristik kekakuan elemen struktur (jenis
-
7/21/2019 09E01000
22/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
material, bentuk serta ukuran penampang). Kolom cenderung menekuk ke arah
sumbu terlemah. Akan tetapi, elemen tersebut dapat juga mempunyai kekakuan
cukup pada sumbu lainnya untuk menahan tekuk. Dengan demikian, kapasitas
pikul beban elemen tekan bergantung juga pada bentuk dan ukuran penampang.
Ukuran penampang ini pada umumnya dapat dinyatakan dengan momen inersia I.
Faktor lain yang sangat penting dalam mempengaruhi besarnya beban tekuk
Pcradalah kondisi ujung elemen struktur. Apabila ujung-ujung suatu kolom bebas
berotasi, kolom tersebut mempunyai kemampuan pikul beban yang lebih kecil
dibandingkan dengan kolom yang sama yang kedua ujungnya dalam kondisi
dijepit.
2.2 Teori Euler
Teori tekuk kolom yang pertama kali dikemukakan oleh Leonhardt Euler
pada tahun 1759 adalah kolom dengan beban konsentris yang semula lurus dan
semua seratnya tetap elastis hingga tekuk akan mengalami lengkungan yang kecil
seperti gambar 2.2. Euler hanya menyelidiki batang yang dijepit di salah satu
ujung dan bertumpuan sederhana (simply supported)di ujung lainnya, logika yang
sama dapat diterapkan pada kolom berujung sendi, yang tidak memiliki
pengekang rotasi dan merupakan batang dengan kekuatan tekuk terkecil.
PP
L
z
z
y
Posisi yang sediki
melengkung
G
ambar 2.2.Kolom Euler
-
7/21/2019 09E01000
23/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Pada titik sejauh x, momen lentur Mx(terhadap sumbu x) pada kolom yang
sedikit melentur adalah
.......................................................................................... (2.1)
Dan karena
.................................................................................... (2.2)
Persamaan di atas menjadi
................................................................................ (2.3)
Bila k2 = P/EI akan diperoleh
+ k2y = 0
Penyelesaian persamaan diferensial ber-ordo dua ini dapat dinyatakan sebagai
y = A + B ...................................................................... (2.4)
Dengan menerapkan syarat batas
; diperoleh 0 = A + B didapat harga B = 0
, karena harga A tidak mungkin nol, maka diperoleh harga
A ................................................................................................. (2.5)
Harga yang memenuhi ialah
Atau dengan perkataan lain, persamaan 2.5 dapat dipenuhi oleh tiga keadaan :
a) .............................................................................................. Kon
stanta A = 0, tidak ada lendutan
b) .............................................................................................. kL
= 0, tidak ada beban luar
c) .............................................................................................. kL
= , syarat terjadinya tekuk.. Jadi karena k2= maka
-
7/21/2019 09E01000
24/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Apabila kedua ruas dikuadratkan
sehingga diperoleh :
................................................ (2.6)
Ragam tekuk dasar pertama, yaitu lendutan dengan lengkung tunggal (y = A sin x
dari persamaan 2.4 ), akan terjadi bila kL = ; dengan demikian beban kritis
Euler untuk kolom yang bersendi di kedua ujungnya dimana L adalah panjang
tekuk yang dinotasikanLkadalah :
....................................................................................... (2.7)
Untuk percobaan yang dilakukan pada penelitian uji tekuk ini, ada beberapa
percobaan pendukung yang menggunakan sampel sebanyak 5 buah untuk masing-
masing percobaan pendukung. Dan untuk menghitung percobaan tersebut
digunakan rumus standard deviasi yaitu :
................................................................................ (2.8)
Kemudian untuk mencari nilai rata-rata digunakan rumus :
Mean 2,33 S ...................................................................................... (2.9)
Dan untuk mencari kuat tekan rata-rata untuk percobaan kuat tekan kayu
digunakan rumus :
..................................................................................... (2.10)
-
7/21/2019 09E01000
25/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
2.3
Batas Berlakunya Persamaan Euler
Untuk mengetahui batas berlakunya persamaan Euler, harus dilihat ubungan
antara tegangan kritis dengan kelangsingan kolom yang dinotasikan dengan ().
Dari persamaan 2.7 apabila kedua ruas dibagi dengan luas penampang,
maka diperoleh :
............................................................................................. (2.8)
Karena maka diperoleh :
dimana adalah kelangsingan () maka diperoleh
............................................................................................. (2.9)
Batang tekan yang panjang akan runtuh akibat tekuk elastis, dan batang
tekan yang pendek dapat dibebani sampai bahan meleleh atau bahkan sampai
daerah pengerasan regangan (strain hardening). Pada keadaan yang umum,
kehancuran akibat tekuk terjadi setelah sebagian penampang melintang meleleh.
Keadaan ini disebut tekuk in elastic(tidak elastis).
Tekuk murni akibat beban aksial sesungguhnya hanya terjadi bila anggapan-
anggapan dibawah ini berlaku yakni :
1. .................................................................................................... Sifa
t tegangan-tegangan tekan sama di seluruh titik pada penampang.
2. .................................................................................................... Kol
om lurus sempurna dan prismatis.
-
7/21/2019 09E01000
26/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
3. .................................................................................................... Res
ultante beban bekerja melalui sumbu pusat batang sampai batang mulai
melentur.
4. .................................................................................................... Kon
disi ujung harus statis tertentu sehingga panjang antara sendi-sendi
ekivalen dapat ditentukan.
5. .................................................................................................... Teo
ri lendutan yang kecil seperti pada lenturan yang umum berlaku dan gaya
geser dapat diabaikan.
6. .................................................................................................... Pun
tiran atau distorsi penampang melintang tidak terjadi selama melentur.
Kolom biasanya merupakan satu kesatuan dengan struktur dan pada
hakekatnya tidak dapat berlaku secara bebas (independent). Dalam praktek, tekuk
diartikan sebagai perbatasan antara lendutan stabil dan tak stabil pada batang
tekan; jadi bukan kondisi sesaat yang terjadi pada batang langsing elastis yang
diisolir.
Seperti yang dijabarkan dimuka, penentuan beban batas tidak selaras dengan
hasil percobaan. Hasil percobaan mencakup pengaruh bengkokan awal pada
batang eksentrisitas beban yang tak terduga, tekuk setempat atau lateral dan
tegangan sisa.
Kurva tipikal dari beban batas hasil pengamatan diperlihatkan pada gambar
2.3. Oleh karena itu, rumus perencanaan didasarkan pada hasil empiris ini. Secara
umum, tekuk elastis Euler menentukan kekuatan batang dengan angka
-
7/21/2019 09E01000
27/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
kelangsingan yang besar, dan tegangan leleh digunakan untuk kolom yang
pendek, serta kurva transisi dipakai untuk tekuk inelastis.
Gambar 2.3.Jangkauan Kekuatan Kolom yang Umum Terhadap Angka Kelangsingan
Sumber :Salmon, Charles G, Struktur Baja Desain dan Perilaku, Jilid I Edisi Kedua
2.4
Panjang Efektif
Pembahasan kekuatan kolom sampai saat ini menganggap bahwa kedua
ujung kolom adalah sendi-sendi atau tidak mengekang momen. Ujung yang tidak
mengekang momen adalah kondisi terlemah untuk suatu batang tekan. Untuk
kolom berujung sendi ini, panjang ujung sendi ekivalen yang disebut panjang
efektif sama dengan panjang sesungguhnya, yakni Lk = 1,0.
-
7/21/2019 09E01000
28/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Pada keadaan yang sesungguhnya, pengekangan momen di ujung selalu ada
dan titik belok pada kurva bentuk tekuk terjadi di titik yang bukan merupakan
ujung batang. Jarak antara titik-titik belok, baik yang riil maupun yang imajiner,
adalah panjang efektif atau panjang ujung sendi ekivalen kolom.
2.5
Sifat Sifat Mekanis Kayu
Kayu adalah suatu nahan konstruksi yang didapatkan dari tumbuhan di
alam. Ada beberapa keuntungan mengapa kayu dipakai sebagai bahan konstruksi
yaitu : kayu mempunyai kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah, mempunyai
daya penahan tinggi terhadap pengaruh kimia dan listrik, dapat mudah dikerjakan,
harganya relatif murah, mudah diganti dan bisa didapat dalam waktu singkat.
Kekuatan kayu sangat bergantung kepada mutu kayu. Menurut PKKI tahun 1961
(Peraturan Perencanaan Kayu Indonesia) ada beberapa mutu kayu yang
diperbolehkan sesuai dengan spesifikasi sebagai berikut :
2.5.1. Kayu Mutu A
a. Kadar lengas < 30%
b. Mutu mata kayu : d1 < 1/6h; d2 < 1/6b atau
d1 < 3,5 cm; d2 < 3,5 cm
c. Wanvlak : e1 < 1/10b dimana : b = tinggi balok
e2 < 1/10h dimana : h = tinggi balok
d. Miring arah serat : tan < 1/10
e. Retak retak : hr < 1/4b, ht < 1/5b
2.5.2. Kayu Mutu B
a. Kadar lengas >30%
-
7/21/2019 09E01000
29/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
b. Mutu mata kayu : d1 < 1/4h; d2 < 1/4b
d1 = 5 cm; d2 = 5 cm
c. Wanvlak : e1 < 1/10b dimana : b = tinggi balok
e2 < 1/10h dimana : h = tinggi balok
d. Miring arah serat : tan < 1/7
e. Retak retak : hr < 1/3b, ht < 1/4b
e
e1
d2
d1
b
h
bhr1
hr2
hr3
hr
ht
Gambar 2.5.Spesifikasi kayu mutu A dan mutu B
Sumber :Ir. K. H. Felix Yap, Konstruksi Kayu, Binacipta
2.6
Tegangan Tegangan Kayu
Menurut PKKI, tegangan-tegangan yang diperkenankan adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.6.a.Tegangan yang diperkenankan untuk kayu mutu A
Tegangan
Kayu
Kelas Kuat Jati
T
(Tectonagrandis)I II III IV V
lt(kg/cm2)
150 100 75 50 - 130
tk // = tr //(kg/cm
2)
130 85 60 45 - 110
-
7/21/2019 09E01000
30/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
tk(kg/cm2) 40 25 45 10 - 30
// (kg/cm2) 20 12 8 5 - 15
Sumber :Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, Departemen Pekerjaan Umum
Tabel 2.6.b.Tegangan yang diperkenankan untuk kayu mutu B
TeganganKayu
Kelas Kuat Jati
T(Tectonagrandis)
I II III IV V
lt(kg/cm2) 112,5 75 56,25 37,5 - 97,5
tk// = tr//(kg/cm2)
97,5 63,75 45 33,75 - 82,5
tk(kg/cm2)
30 18,75 33,75 7,5 - 22,5
// (kg/cm2) 15 9 6 3,75 - 11,25Sumber :Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, Departemen Pekerjaan Umum
Dimana :
lt : Tegangan ijin untuk lentur (kg/cm2)
tk// : Tegangan ijin sejajar serat untuk tekan (kg/cm2)
tr// : Tegangan ijin sejajar serat untuk tarik (kg/cm2)
tk : Tegangan ijin untuk tegak lurus serat untuk tekan (kg/cm2)
// : Tegangan ijin sejajar serat untuk geser (kg/cm2)
Tegangan tegangan diatas berlaku untuk konstruksi yang terlindung dan yang
menahan muatan tetap.
Konstruksi yang terlindung maksudnya adalah konstruksi yang dilindungi
dari perubahan udara yang besar, dari hujan dan matahari, sehingga tidak akan
berubah banyak.
-
7/21/2019 09E01000
31/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Muatan tetap maksudnya adalah muatan yang berlangsung lebih dari tiga
bulan dan beban yang bergerak bersifat tetap atau terus menerus seperti berat
sendiri, tekanan tanah, barang-barang gudang, kendaraan diatas jembatan, dan
sebagainya.
Muatan tidak tetap maksudnya adalah muatan yang berlangsung kurang dari
tiga bulan dan muatan bergerak yang bersifat tidak tetap atau tidak terus
menerus, seperti berat orang yang berkumpul (untuk ruang sidang, gereja),
tekanan angin dan sebagainya.
Pada bagian-bagian konstruksi yang arah gayanya membentuk sudut
dengan arah serat kayu, maka tegangan yang diperkenankan harus dihitung
menurut rumus PKKI tahun 1961 di bawah ini :
tk = tk// - (tk// - tk) sin ....................................................... (2.10)
Dimana :
= tegangan kayu yang diperkenankan
tk = tekanan
= sudut antara arah gaya dan arah serat kayu
90 -
90 -
Gambar 2.6.Arah gaya membentuk sudut dengan arah serat kayu
Sumber :Ir. K. H. Felix Yap, Konstruksi Kayu, Binacipta
Untuk bagian-bagian konstruksi yang terbuat dari besi/baja, tegangan
tegangan yang diperkenankan untuk tarikan, tekanan, lenturan ialah 1200 kg/cm2,
-
7/21/2019 09E01000
32/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
untuk batang-batang baut dan angker hanya boleh diambil 1000 kg/cm2,
sedangkan tegangan geser yang diperkenankan diambil 800 kg/cm2untuk baut pas
dan 600 kg/cm2
untuk baut biasa.
Dalam perhitungan perubahan bentuk elastis, maka modulus kenyal kayu
sejajar serat dapat diambil sbb :
Tabel 2.6.c.Daftar Elastisitas Kelas Kuat Kayu
Kelas Kuat Kayu E // (kg/cm2)
III
III
IV
125000100000
80000
60000Sumber :Ir. K.H. Felix Yap, Konstruksi Kayu, Binacipta
2.7 Syarat-Syarat Batang Tekan Ganda Menurut PKKI 1961
Pada batang berganda, didalam menghitung momen lembam terhadap
sumbu-sumbu bahan (sumbu X dalam gambar 2.7 a,b) kita dapat menganggap
sebagai batang tunggal dengan lebar dengan jumlah lebar masing-masing bagian.
b
b
bbbbb b
a a a a a
a
Y
X
Y Y
X
Sumbu Bebas Bahan
Sumbu Bahan
Gambar : 2.7.a,b,c.Sumbu bahan dan sumbu bebas bahan propil
Sumber :Ir. K. H. Felix Yap, Konstruksi Kayu, Binacipta
-
7/21/2019 09E01000
33/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Untuk menghitung momen lembam terhadap sumbu bebas bahan (sumbu X
dalam gambar 2.7 c dan sumbu Y dalam gambar 2.7.1,b) harus dipakai rumus
sebagai berikut :
............................................................................ (2.11)
Dimana :
I = Momen lembam yang diperhitungkan
It = Momen lembam teoritis
Ig = Momen lembam geser, dengan anggapan masing-masing bagian
profil digeser hingga berimpitan satu sama lain
Apabila jarak antara masing-masing bagian a > 2b, didalam menghitung It
harus diambil a = 2b. Masing-masing bagian yang membentuk batang berganda,
harus mempunyai momen lembam :
................................................................................. (2.12)
Dimana :
S = Gaya tekan yang timbul pada batang berganda dalam ton
Iy = Panjang tekuk terhadap sumbu bebas bahan dalam meter
n = Jumlah batang untuk koppel
Masing-masing bagian profil pada ujung-ujungnya dan juga pada dua titik
yang jaraknya masing-masing dari ujung-ujung batang tertekan itu sepertiga
panjang batang, harus diberi perangkai. Jika lebar bagian b 18 cm, harus dipakai
dua batang baut dan jika b > 18 cm maka harus dipakai 4 batang baut.
2.8
Pelat Koppel dan Sambungan
-
7/21/2019 09E01000
34/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Dimensi pelat koppel adalah panjang, lebar, dan tebal. Panjang pelat koppel
diberi notasi l, lebar pelat koppel diberi notasi b, tebal pelat koppel diberi
notasi t. Panjang pelat koppel adalah merupakan variabel yang tidak bebas,
karena panjang pelat koppel tergantung kepada inersia sumbu bebas bahan dari
profil ganda.
Pelat koppel yang dipakai dalam penelitian ini terbuat dari bahan kayu
dengan menggunakan sambungan baut.
Syarat-syarat yang telah ditetapkan di Indonesia dalam perhitungan
menggunakan sambungan dengan baut terdapat dalam PKKI pasal 14 oleh Ir.
Suwarno Wirjomartono (Universitas Gadjah Mada) sebagai berikut :
1. Alat penyambung baut harus terbuat dari baja St.37 atau dari besi
yang mempunyai kekuatan paling sedikit seperti St.37.
2. Lubang baut harus dibuat secukupnya saja dan kelonggaran tidak
boleh lebih dari 1,5 mm.
3. Bila tebal kayu lebih kecil dari 8 cm, harus dipakai baut dengan garis
tengah paling kecil 10 mm (3/8) sedangkan bila tebal kayu lebih besar dari 8
cm, harus dipakai baut dengan garis tengah paling kecil 12,7 mm (1/2).
4. Baut harus disertai pelat ikutan yang tebalnya mnimum 0,3d dan
maksimum 5 mm dengan garis tengah 3d, atau jika mempunyai bentuk
persegi empat, lebarnya 3d, dimana d = garis tengah baut. Jika bautnya hanya
sebagai pelengkap, maka tebal pelat ikutan dapat diambil minimum 0,2d dan
maksimum 4 mm.
5. Penempatan baut-baut harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Arah gaya sejajar dengan arah serat kayu
-
7/21/2019 09E01000
35/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Jarak minimum :
- .............................................................................................Antara
sumbu baut dan ujung kayu
(kayu muka) yang dibebani ......................................... 7d dan 10 cm
- ................................................................................ Antara sumbu
baut dan ujung kayu
(kayu muka) yang tidak dibebani ................................ 3,5d
- ................................................................................ Antara sumbu
baut dengan sumbu baut dalam
Arah gaya ................................................................... 6d
- ................................................................................ Antara sumbu
baut dengan sumbu baut dalam
Arah tegak lurus gaya ................................................. 3d
- ................................................................................ Antara sumbu
baut dengan tepi kayu ................................................. 2d
b. Arah gaya tegak lurus dengan arah serat kayu
Jarak minimum :
- .............................................................................................Antara
sumbu baut dengan
Tepi kayu yang dibebani ............................................. 5d
- ................................................................................ Antara sumbu
baut dengan sumbu baut dalam
Arah gaya ................................................................... 5d
-
7/21/2019 09E01000
36/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
- ................................................................................ Antara sumbu
baut dan tepi kayu
yang tidak dibebani ..................................................... 2d
- ................................................................................ Antara sumbu
baut dalam
Arah tegak lurus gaya ................................................. 3d
Agar persamaan diatas dapat dipakai maka harus dipenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
1. ........................................................................................Pelat
koppel membagi batang tersusun menjadi beberapa bagian yang
sama panjang atau dapat dianggap sama panjang.
2. ........................................................................................Banyak
nya pembagian batang minimum adalah tiga.
3. ........................................................................................Hubung
an antara pelat koppel dengan elemen batang tekan harus kaku.
4. ........................................................................................Pelat
koppel harus cukup kuat sehingga memenuhi persamaan :
...................................................................... (2.13)
S = Gaya tekan yang timbul pada batang berganda dalam ton
Iy = Panjang tekuk terhadap sumbu bebas bahan dalam meter
n = Jumlah batang untuk koppel
Pada penentuan pelat koppel kita perhatikan gambar :
-
7/21/2019 09E01000
37/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Salah Benar
Gambar 2.8. Perilaku Tekuk Batang Ganda dengan Pelat Koppel
-
7/21/2019 09E01000
38/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
3 cm
4,5 cm
6,5 cm
BAB III
MATERIAL DAN METODE PENELITIAN
3.1 Persiapan dan Pemeriksaan Material
Material yang digunakan adalah kayu persegi yang diperoleh dari
pemotongan kayu bulat yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi
potongan kolom pesegi. Karena material yang dipakai dalam penelitian kayu ini
kayu yang tidak standard, maka sebelum melaksanakan uji tekuk, terlebih dahulu
dilakukan pemeriksaan material dengan mengadakan pengujian modulus
elastisitas, kadar air, berat jenis, dan kuat tekan sejajar serat dari material yang
sesungguhnya. Hal ini dilakukan agar dapat menentukan dimensi kayu yang akan
diuji tekuknya.
3.1.1 Pengujian Kadar Air
Pengujian kadar air dilakukan untuk mendapatkan kadar air yang
dikandung dari benda uji. Dalam hal ini benda uji yang digunakan adalah kayu
yang sudah diketam dengan ukuran (3 x 4,5 x 6,5) cm sebanyak 5 sampel.
Gambar 3.1.1 Sampel Penelitian Kadar Air
-
7/21/2019 09E01000
39/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Kemudian masing-masing kayu ditimbang dengan menggunakan
timbangan merek ELE kapasitas 25 kg dengan ketelitian 0,01 gr dan dicatat
sebagai berat awal. Kemudian kayu dimasukkan kedalam oven selama 1 x 24 jam.
Setelah itu kayu dikeluarkan dari oven lalu ditimbang kembali dengan
menggunakan timbangan yang sama dan dicatat sebagai berat akhir. Agar berat
yang didapat konstan, jangan menimbang kayu dalam keadaan panas. Tapi
biarkanlah kayu tersebut dalam keadaan dingin terlebih dahulu.
Untuk mencari kadar air kayu digunakan rumus :
Dimana :
x = Kadar lengas kayu (%)
Gx = Berat benda uji mula-mula (gr)
Gk = Berat benda uji setelah di oven (gr)
3.1.2 Pengujian Berat Jenis
Pengujian Berat Jenis dilakukan untuk mendapatkan berat jenis yang
dikandung dari benda uji. Dalam hal ini benda uji yang digunakan adalah kayu
yang sudah diketam dengan ukuran (2,5 x 5 x 7,5) cm yang telah kering udara
sebanyak 5 sampel.
-
7/21/2019 09E01000
40/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
5 cm
7,5 cm
2,5 cm
Gambar 3.1.2 Sampel Penelitian Berat Jenis
Kemudian masing-masing kayu ditimbang dengan menggunakan
timbangan merek ELE kapasitas 25 kg dengan ketelitian 0,01 gr dan dicatat
beratnya.
Untuk mencari berat jenis kayu digunakan rumus :
Dimana :
BJ = Berat jenis kayu (gr/cm3)
Wx = Berat benda uji dalam keadaan kering udara (gr)
Vx = Volume sampel (cm3)
3.1.3 Pengujian Kuat Tekan Sejajar Serat
Penelitian kuat tekan sejajar serat dilakukan untuk mendapatkan nilai kuat
tekan yang mampu diterima oleh benda uji tersebut sampai batas keruntuhan.
Dalam hal ini benda uji yang digunakan adalah kayu yatng sudah diketam dengan
ukuran (2 x 2 x 6) cm sebanyak 5 sampel.
-
7/21/2019 09E01000
41/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
2 cm
6 cm
2 cm
P
Kemudian kayu tersebut dimasukkan kedalam mesin tekan merek ELE
dengan kapasitas 200 ton dengan sisi (2 x 2) cm menghadap ke atas dan ke bawah.
Kemudian dilakukan penekanan secara perlahan. Penekanan dilakukan sampai
pembacaab dial berhenti atau turun dan menunjukkan angka yang tetap, yaitu saat
terjadi keruntuhan pada benda uji.
Gambar 3.1.3 Sampel Penelitian Kuat Tekan
Besarnya nilai pembacaan akhir kemudian dicatat sebagai beban tekan
yang merupakan nilai P. Kekuatan tekan kayu arah sejajar serat dapat dihitung
dengan rumus :
tk//
Dimana :
tk// : Tegangan tekan sejajar serat (kg/cm2)
P : Beban tekan maksimum (kg)
A : Luas bagian yang tertekan (cm2)
3.1.4
Pengujian Elastisitas
-
7/21/2019 09E01000
42/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Pengujian Elastisitas dilakukan untuk mendapatkan nilai elastisitas yang
mengalami lenturan. Dalam hal ini benda uji yang digunakan adalah kayu yang
sudah diketam dengan ukuran (2 x 2 x 30) cm sebanyak 5 sampel dengan arah
serat sejajar dengan arah memanjang benda uji.
30 cm
2 cm
2 cm
Gambar 3.1.4a Sampel Penelitian Elastisitas
Pengujian elastisitas dilakukan dengan memberikan pembebanan pada
batang kayu yang ditentukan dimensinya. Batang kayu tersebut diletakkan pada
perletakan sendi-sendi dengan bentang 300 cm. Kemudian di tengah bentang
diberikan pembebanan dengan penambahan 10 kg sampai kayu mengalami
lendutan. Lendutan kayu diperoleh dari angka yang ditunjukkan dial indikator
dengan merek Mitumoyo dengan ketelitian 0,01 mm yang dipasang ditengah
bentang.
Dial
P
30 cm
Gambar 3.1.4b Penempatan Dial dan Beban pada Benda Uji
-
7/21/2019 09E01000
43/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Beban P secara bertahap ditambah besarnya lalu dicatat nilai penurunan
yang terjadi pada saat penambahan beban. Beban harus ditambah sampai benda
uji menjadi patah. Untuk setiap besar beban yang bekerja diperoleh besarnya nilai
penurunan (f). Dari kedua parameter ini didapatlah nilai elastisitas yang dihitung
dengan rumus :
Dimana :
f : nilai dari besarnya penurunan yang terjadi (cm)
L : Panjang bentang (30 cm)
b : Lebar benda uji (2 cm)
h : Tinggi benda uji (2 cm)
: Tegangan lentur (kg/cm2)
: Regangan yang terjadi
3.2
Rangka Dudukan Benda Uji
Rangka dudukan benda uji (frame)yang dimaksud adalah tempat penahan
sekaligus sebagai dudukan benda uji. Frameyang tersedia adalah untuk pengujian
kolom besar dengan perletakan sendi bebas. Sebelum dimodifikasi perlu
dibuatkan modelnya untuk melihat letak dan bentuk perubahan yang diperlukan.
Frame tersebut dimodifikasi sedemikian rupa agar dapat memperlihatkan
pendekatan perletakan ujung kolom sendi-sendi.
-
7/21/2019 09E01000
44/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Frame yang tersedia terdiri dari potongan-potongan plat yang dibentuk
seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.2a dengan tebal plat 10 mm. Kemudian
framedimodifikasi dengan penambahan plat dengan ukuran (250 x 250 x 5) mm
sebagai sendi di ujung atas dan ukuran 2 (200 x 125 x 5) mm sebagai sendi di
ujung bawah sejauh seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.2b.
25 cm 25 cm 18
35cm
190cm
35cm
50cm
50cm
51cm
Tampak Depan
Tampak Samping
Tampak Atas
Gambar 3.2aRangka dudukan benda uji sebelum dimodifikasi
-
7/21/2019 09E01000
45/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
25 cm 25 cm 18
35cm
190cm
35cm
50cm
50cm
51cm
Tampak Depan
Tampak Samping
Tampak Atas
150 cm
25cm
Penyanggakayu
Pelat?250x250
x5mm
Gambar 3.2bRangka dudukan benda uji sesudah dimodifikasi
3.3 Alat Pembebanan Gaya Tekan
Gaya tekan akan diberikan pada benda uji yang dihasilkan oleh sebuah
hydraulic hand pump (dongkrak hidrolik) yang dilengkapi dengan proving ring.
Proving ring ini berfungsi untuk menunjukkan besarnya gaya yang dihasilkan
olehhydraulic hand pump(jack)yang mempunyai kapasitas sampai 25 ton.
-
7/21/2019 09E01000
46/75
-
7/21/2019 09E01000
47/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
90
Kolom harus tegak lurusdengan bidang datar
Penahan Bola Baja
3.6 Proses Pengujian Benda Uji
Ada dua hal utama yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pengujian
tekuk ini yaitu :
a. Kolom harus benar-benar lurus, agar garis tengah batang benar-benar lurus,
dan beban yang bekerja akan tepat pada garis tengah batang.
b. Beban harus tepat pada titik berat penampang kolom.
Kedua hal ini perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan momen akibat
adanya eksentrisitas.
Pengujian benda uji dilakukan satu demi satu. Dalam proses pengujian
benda uji tersebut dilalui beberapa langkah yang harus ditempuh, antara lain :
a. Langkah pertama yang dilakukan adalah pemasangan benda uji pada frame
dengan letak dan posisi yang diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan
posisi yang simetris dan tegak lurus.
b. Untuk memastikan bahwa kolom benar-benar tegak lurus terhadap bidang
datar, kolom tersebut di waterpass.
Gambar 3.6b Posisi beban terhadap benda uji
c.Jack ditempatkan di bawah kolom dan diatur letaknya sehingga beban tepat
pada titik berat kolom. Perletakan kolom adalah sendi-sendi.
-
7/21/2019 09E01000
48/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Gambar 3.6c Model perletakan sendi-sendi
d.Dial Indicatordiletakkan sedemikian rupa ditengah bentang.
Gambar 3.6d Letak dial indikator pada kolom uji
e. Setelah pemasangan sesuai dengan yang diharapkan, dilakukan pengujian
dengan memberikan pembebanan awal 100 kg (kolom tunggal), selang dua
menit pembebanan dilakukan secara bertahap dengan penambahan beban 100
Arah
Tekuk
Dial Indikator 1 Dial Indikator 2
-
7/21/2019 09E01000
49/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
kg. Setiap penambahan beban dilakukan pembacaan dan pencatatan dial
indicator.
f. Untuk batang ganda diberikan pembebanan awal 1000 kg, selang dua menit
pembebanan dilakukan secara bertahap dengan penambahan beban 250 kg.
Setiap penambahan beban dilakukan pembacaan dan pencatatan dial indicator.
g. Bila kolom sudah mengalami patah atau kelelahan, penambahan beban
dihentikan.
-
7/21/2019 09E01000
50/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
BAB IV
ANALISA HASIL PENGUJIAN BENDA UJI
4.1Pengujian Mechanical Properties
4.1.1 Pengujian Kadar Air
Hasil pengujian kadar air yang dilakukan terhadap benda uji sebanyak 5
(lima) buah adalah seperti yang terlihat pada tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1.1 Hasil Pengujian Kadar Air
Sampel Berat Gx (gr) Berat Gk (gr) Kadar Air (%)
I 55,5 53 4,7169811
II 54 50,5 6,9306931
III 54 51 5,8823529
IV 55 52 5,7692308
V 53 50 6,0000000
Total 29,2992579
Keterangan :
Gx : Berat benda uji mula-mula (gr)
Gk : Berat benda uji setelah di oven (gr)
-
7/21/2019 09E01000
51/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
%
Sehingga nilai kadar air rata-rata dari 5 buah benda uji yang digunakan adalah
4,0248 %.
4.1.2 Pengujian Berat Jenis
Hasil pengujian berat jenis yang dilakukan terhadap benda uji sebanyak 5
(lima) buah adalah seperti yang terlihat pada tabel 4.2 dibawah ini.
Tabel 4.1.2 Hasil Pengujian Berat Jenis
SampelBerat
(gr)
Volume
(cm3)
Berat Jenis (gr/cm3)
I 58 93,75 0,6186667
II 56 93,75 0,5973333
III 58 93,75 0,6186667
IV 58 93,75 0,6186667
V 58 93,75 0,6186667
Total 3,0720000
Sehingga nilai berat jenis rata-rata dari 5 buah benda uji yang digunakan adalah
0,5922 gr/cm
3
.
-
7/21/2019 09E01000
52/75
-
7/21/2019 09E01000
53/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Hasil pengujian berat jenis yang dilakukan terhadap benda uji sebanyak 5
(lima) buah adalah seperti yang terlihat pada tabel 4.4 dibawah ini.
Tabel 4.1.4a Hasil Pengujian Elastisitas
Beban
(kg)
Pembacaan Dial (0,01 mm)
Sampel
I
Sampel
II
Sampel
III
Sampel
IV
Sampel
V
0 0 0 0 0 0
10 28,5 28 24 29,5 29,5
20 51,5 56 53,5 55 55
30 76 82 77 82 78
40 108 114 104 112 108
50 138 145,2 119 142 139,5
60 170 177 157 174 168
70 200 207 185,5 201 198
80 235 243,5 213 238,5 229
90 282,5 279,5 245 270,5 266
100 344 328,5 281 307 299,5
110 419 383 323 356,5 345
120 545 461 372 408 424
Tabel 4.1.4b Perhitungan Nilai Elastisitas Kayu Sampel I
P
(kg)
Pembacaan Dial( 0,01 mm)
(Yi)Pi Pi x Yi
0 0 0 0
10 28,5 100 285
20 51,5 400 1030
30 76 900 2280
40 108 1600 4320
50 138 2500 6900
60 170 3600 10200
70 200 4900 1400080 235 6400 18800
90 282,5 8100 25425
100 344 10000 34400
110 419 12100 46090
120 545 14400 65400
65000 229130
Tabel 4.1.4c Perhitungan Nilai Elastisitas Kayu Sampel II
-
7/21/2019 09E01000
54/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
P
(kg)
Pembacaan Dial( 0,01 mm)
(Yi)Pi Pi x Yi
0 0 0 010 28 100 280
20 56 400 1120
30 82 900 2460
40 114 1600 4560
50 145,2 2500 7260
60 177 3600 10620
70 207 4900 14490
80 243,5 6400 19480
90 279,5 8100 25155
100 328,5 10000 32850
110 383 12100 42130
120 461 14400 55320
65000 215725
Tabel 4.1.4d Perhitungan Nilai Elastisitas Kayu Sampel III
P(kg)
Pembacaan Dial
( 0,01 mm)(Yi)
Pi Pi x Yi
0 0 0 0
10 24 100 240
20 53,5 400 1070
30 77 900 2310
40 104 1600 4160
50 119 2500 5950
60 157 3600 9420
70 185,5 4900 1298580 213 6400 17040
90 245 8100 22050
100 281 10000 28100
110 323 12100 35530
120 372 14400 44640
65000 183495
Tabel 4.1.4e Perhitungan Nilai Elastisitas Kayu Sampel IV
-
7/21/2019 09E01000
55/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
P
(kg)
Pembacaan Dial
( 0,01 mm)
(Yi)Pi Pi x Yi
0 0 0 0
10 29,5 100 295
20 55 400 1100
30 82 900 2460
40 112 1600 4480
50 142 2500 7100
60 174 3600 10440
70 201 4900 14070
80 238,5 6400 19080
90 270,5 8100 24345
100 307 10000 30700
110 356,5 12100 39215
120 408 14400 48960
65000 202245
Tabel 4.1.4f Perhitungan Nilai Elastisitas Kayu Sampel V
P
(kg)
Pembacaan Dial
( 0,01 mm)
(Yi)Pi Pi x Yi
0 0 0 0
10 29,5 100 295
20 55 400 1100
30 78 900 2340
40 108 1600 4320
50 139,5 2500 6975
60 168 3600 10080
70 198 4900 13860
80 229 6400 18320
90 266 8100 23940
100 299,5 10000 29950
110 345 12100 37950
120 424 14400 50880
65000 200010
Dengan menggunakan rumus regresi maka diperoleh :
-
7/21/2019 09E01000
56/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Dimana :
Keterangan :
Pi = Pembebanan (Kg)
Yi = Pembacaan Dial (cm)
Karena kelima benda uji tersebut diambil dari satu bahan yang sama maka
dengan uji elastis kayu diperoleh data-data dibawah ini :
Tabel 4.1.4g Perhitungan Nilai Elastisitas Kayu
No. Sampel Nilai ElastisitasI 119678,2394
II 127114,9612
III 149442,0829
IV 135587,4064
V 137102,5199
Total 668925,2097
-
7/21/2019 09E01000
57/75
-
7/21/2019 09E01000
58/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Setelah didapatkan nilai elastisitas kayu yang digunakan, maka dapat
direncanakan ukuran dimensi kayu dengan perhitungan analisis.
Kapasitasframe adalah 40 ton sedangkan kapasitasjackyang dipakai adalah
25 ton, maka :
- Pakai Pcr= 1500 kg
- Modulus Elastisitas E dipakai E = 107659,7004 kg/cm2
- Panjang kolom L = 150 cm
-
Persyaratan bahwa b < h
Misalkan b = 4 cm
h = 5,9556 cm 6 cm
-
7/21/2019 09E01000
59/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Maka dipakai kolom/ batang kayu persegi ukuran ( 4 x 6 ) cm, dengan
momen inersia Iy= cm4
Batang Ganda dengan Pelat Koppel
Maka :
3 3
10
Y
X
-
7/21/2019 09E01000
60/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
b
Lt
Dengan demikian diperoleh Pcruntuk batang ganda adalah :
Dimensi Pelat Koppel
Data Pelat Koppel :
a = 2 cm
t = 0,3 cm
L = 10 cm
Maka :
-
7/21/2019 09E01000
61/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Dengan diketahuinya harga a = 2 cm, maka :
Dimensi dan Jarak Baut
S1= 15
S = 30
S = 30
S1= 15
10 mm
Dimana :S1 = 3,5d = 3,5 x 10 = 35 mmS = 6d = 6 x 10 = 60 mm
4.2 Pengujian Tekuk
-
7/21/2019 09E01000
62/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Dalam pengujian tekuk kayu yang dilaksanakan di laboratorium didapatlah
nilai deformasi. Nilai deformasi ini diambil dari pembacaan dial. Dan pembacaan
dial tersebut didapat dari beban yang diberikan. Kaena dengan adanya beban,
maka kita bisa melihat adanya deformasi dari pembacaan dial tersebut. Berangkat
dari pengujian tekuk inilah maka kita dapat melihat Pkritis dari suatu kayu. Pkritis
dari kayu tersebut dapat dilihat nilainya setelah kita mengadakan pengujian dan
memasukkan nlai dari pengujian tersebut kedalam grafik.
4.2.1 Pengujian Tekuk Batang Tunggal
Dari hasil pengujian diperoleh data-data seperti pada tabel dibawah.
Kemudian dari data tabel dibuat grafik hubungan beban P dan deformasi .
Tabel 4.2.1 Hasil pengujian Tekuk kayu batang tunggal
No Beban(Kg)
Pembacaan Dial(0,01 mm)
1 100 17
2 200 71
3 300 125
4 400 186
5 500 241
6 600 296
7 700 346
8 800 4019 900 461
10 1000 531
11 1100 591
12 1200 651
13 1300 826
14 1400 1121
15 1500 1294
16 1600 1661
17 1700 1996
18 1800 2339
-
7/21/2019 09E01000
63/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
19 1900 2704
20 2000 3002
Dari tabel diatas diperoleh grafik hubungan pembebanan dengan deformasi :
-
7/21/2019 09E01000
64/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Keterangan :
Dari grafik 4.2.1 diperoleh Pcr= 1300 kg dengan deformasi = 8,26 mm,
karena pada titik (8,26; 1300) deformasi yang terjadi masih linier, sementara pada
titik (11,21 ; 1400) sudah tidak linier lagi. Dengan demikian pada titik (8,26;
1300) adalah sebagai batas antara lendutan stabil dan tidak stabil.
Maka dari pengujian diperoleh tegangan yang terjadi untuk batang tunggal
adalah:
4.2.2 Pengujian Tekuk Batang Ganda
-
7/21/2019 09E01000
65/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Dari hasil pengujian diperoleh data-data seperti pada tabel dibawah.
Kemudian dari data tabel dibuat grafik hubungan beban P dan deformasi .
Tabel 4.2.2 Hasil pengujian Tekuk kayu batang ganda sampel I
NoBeban
(Kg)
Pembacaan Dial
(0,01 mm)
1 1000 40
2 1500 68
3 2000 87
4 2500 117
5 3000 133
6 3500 158
7 4000 180
8 4500 205
9 5000 225
10 5500 250
11 6000 280
12 6500 301
13 7000 330
14 7500 38515 8000 440
16 8500 487
17 9000 545
18 9500 590
19 10000 637
20 10500 690
21 11000 737
22 11500 794
23 12000 113024 12500 1405
25 13000 1855
26 13500 2105
27 14000 2493
Dari tabel diatas diperoleh grafik hubungan pembebanan dengan deformasi :
-
7/21/2019 09E01000
66/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Keterangan :
Dari grafik 4.2.2 diperoleh Pcr= 11500 kg dengan deformasi = 7,94 mm,
karena pada titik (7,94 ; 11500) deformasi yang terjadi masih linier, sementara
-
7/21/2019 09E01000
67/75
-
7/21/2019 09E01000
68/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
- b = 4 cm ; h = 6 cm
- A = 4 6 = 24 cm2
- L = lk= 150 cm
-
-
-
-
-
-
-
7/21/2019 09E01000
69/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Benda Uji 22 (4 x 6 x 150 ) cm
Pelatkoppel(3x10x
19)cm
4.3.2 Karakterisitik benda uji (Batang Ganda) adalah :
- b = 4 cm ; h = 6 cm
- A = 8 6 = 56 cm2
- L = lk= 150 cm
-
-
7/21/2019 09E01000
70/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Maka :
-
-
-
-
Hasil dari perhitungan tersebut diatas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.3 Nilai Perhitungan dengan Menggunakan Teori Euler
Batang Tunggal Batang Ganda
129,9030 cm 70,1557 cm
-
7/21/2019 09E01000
71/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
62,9664 kg/cm2 215,8872 kg/cm2
Pcr 1511,1945 kg 12089.5562 kg
4.4 Pembahasan Hasil Pengujian
Ada beberapa hal yang terlihat pada hasil pengujian yang dirasa perlu untuk
mendapat pembahasan antara lain sebagai berikut :
1. Terjadinya deformasi pada awal penambahan beban walaupun relatif kecil.
Hal ini dapat disebabkan ketika melaksanakan pengujian, beban tidak benar-
benar tepat pada sumbu batang dan kolom tidak benar-benar lurus. Kemudian
sangat sulit memastikan letak titik berat penampang yang benar-benar akurat.
Kedua masalah ini mengakibatkan timbulnya momen eksentris yang
mengakibatkan deformasi. Dengan terjadinya deformasi awal maka hasil
pengujian berbeda dengan analitis.
Penentuan nilai Pcr diperoleh dari perbatasan nilai antara lendutan stabil
dengan lendutan tidak stabil. Hal ini disebabkan karena dalam praktek pada
batang tekan, tekuk diartikan sebagai perbatasan antara lendutan stabil dan
tidak stabil. Jadi bukan kondisi sesaat yang terjadi pada batang tekan.
y
ym
ex
P
l
-
7/21/2019 09E01000
72/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
Gambar 4.4 Tekukan Ex- Sentris
2. Dari hasil analitis benda uji batang tunggal didapat Pcr= 1511,1945 kg dan
= 62,9664 kg/cm2. Dari hasil penelitian didapat Pcr= 1300 kg dan = 54,17
kg/cm2.
3. Dari hasil analitis benda uji batang ganda didapat Pcr= 12089.5562 kg dan
= 215,8872 kg/cm2. Dari hasil penelitian didapat Pcr = 11500 kg dan =
205,357kg/cm2.
4. Besarnya perbedaan nilap Pcr hasil pengujian dengan Pcr analitis dapat
disebabkan oleh perbedaan antara nilai elastisitas kayu hasil pengujian
dengan nilai elastisitas kayu yang sesungguhnya.
Hasil perbandingan antara nilai pengujian dan analitis dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Nilai Penelitian dan Analitis
Batang Tunggal Batang Ganda
Penelitian 54,17 kg/cm
2 205,357 kg/cm2
Pcr 1300 kg 11500 kg
Analitis 62,9664 kg/cm
2 215,8872 kg/cm2
Pcr 1511,1945 kg 12089.5562 kg
P
-
7/21/2019 09E01000
73/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisa yang penulis laksanakan didapat hasil
sebagai berikut :
1. Dilihat dari nilai berat jenisnya, kayu tersebut merupakan kayu dengan kelas
kuat III, dimana kayu tersebut mempunyai nilai berat jenis yang berada
diantara 0,60 0,40 yaitu 0,5955 gr/cm3.
2. Dilihat dari nilai kadar airmya, maka menurut PKKI 1961, kayu tersebut
merupakan kayu dengan mutu A, dengan nilai kadar air < 30% yaitu 4,0248%.
3. Dilihat dari nilai elastisitasnya, maka menurut PKKI 1961, kayu tersebut
berada pada kelas kuat kayu II, dengan nilai 107659,7004 kg/cm2.
4. Dilihat dari nilai kuat tekan sejajar seratnya, maka kayu yang digunakan
termasuk dalam kelas kuat I, dengan nilai kg/cm2.
5. Beban kritis (Pcr) yang didapat dari perhitungan rumus beban kritis Euler lebih
besar dibandingkan dengan beban kritis yang didapat dari hasil penelitian di
laboratorium yaitu :
a. Untuk benda uji batang tunggal didapat PcrEuler = 1511,1945 kg sedangkan
Pcrpenelitian = 1300 kg.
b. Untuk benda uji batang ganda didapat PcrEuler = 12089,5562 kg sedangkan
Pcrpenelitian = 11500 kg.
-
7/21/2019 09E01000
74/75
Siska Monika Keliat : Analisa Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Koppel, 2009.USU Repository 2009
6. Demikian juga dengan tegangan yang terjadi yang dihitung berdasarkan Teori
Euler lebih besar dibandingkan dengan tegangan yang dihitung berdasarkan
hasil penelitian laboratorium yaitu :
a. Untuk benda uji batang tunggal didapat Euler = 62,9664 kg/cm2
sedangkan penelitian = 54,17 kg/cm2.
b. Untuk banda uji batang ganda didapat Euler = 215,8872 kg/cm2 sedangkan
penelitian = 205,357 kg/cm2.
5.2 Saran
1. Dalam pembuatan rangka dudukan (frame) dan benda uji harus benar-benar
simetris dan memiliki tingkat ketelitian yang tinggi untuk mendapatkan hasil
penelitian yang lebih akurat dan dipercaya.
2. Sebaiknya jika melakukan suatu pengujian untuk bahan uji kayu, laboratorium
yang digunakan harus bebas dari getaran-getaran suara. Karena hal tersebut
mempunyai pengaruh pada pembacaan nilai dial pada pengujian.
-
7/21/2019 09E01000
75/75
DAFTAR PUSTAKA
E. P. Popov, 1984,Mekanika Teknik Edisi Kedua, Jakarta Pusat: Erlangga
Heinz Frick, Ir., 1983,Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu, Yogjakarta: Kanisius
I Gusti Ngurah Agung, Ph.D., Prof., 2006, Statistika Penerapan Model Rerata-
Sel Multivariat dan Model Ekonometri dengan SPPS, Jakarta: Yayasan
SAD Satria Bhakti
J.M. Dinwoodie, B.Sc (For), M.Tech, Ph.D., 1986, Timber Its Structure,
Properties and Utilisation Sixth Edition, London: Macmillan Education
LTD
K.H Felix Yap, Ir., 1964, Konstruksi Kayu, Bandung: Binacipta
Soemono, Prof. Ir., 1971, Bangunan-Bangunan Statis Tak Tertentu, Bandung:
Djambatan
Suwarno Wirjomartono, Ir., dkk., 1970, Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia,
Bandung: Departemen PU
Titik Harsianti, dkk., 2008, Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk Kelas III
SMA/MA, Jakarta: Bumi Aksara
V. Sunggono, Ir., 1995,Buku Teknik Sipil, Bandung: Nova
Widayanto, Drs., 2006, Struktur Kayu Dasar, Medan: Polmed