08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
-
Upload
andrian-pramana -
Category
Documents
-
view
92 -
download
4
Transcript of 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 113
661CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Infeksi spinal oleh tuberkulosis atau yang biasa
disebut sebagai spondilitis tuberkulosis (TB)
sangat berpotensi menyebabkan morbiditas
serius termasuk de1047297sit neurologis dan
deformitas tulang belakang yang permanen
oleh karena itu diagnosis dini sangatlah
penting Diagnosis dini spondilitis TB sulit
ditegakkan dan sering disalahartikan sebagai
neoplasma spinal atau spondilitis piogenik
lainnya1 Diagnosis biasanya baru dapat
ditegakkan pada stadium lanjut saat sudah
terjadi deformitas tulang belakang yang berat
dan de1047297sit neurologis yang bermakna seperti
paraplegia23
Indonesia menempati peringkat ketiga
setelah India dan China sebagai negara
dengan populasi penderita TB terbanyak4
Setidaknya hingga 20 persen penderita
TB paru akan mengalami penyebaran TB
ekstraparu5 TB ekstraparu dapat berupa TB
otak gastrointestinal ginjal genital kulit
getah bening osteoartikular dan endometrial
Sebelas persen dari TB ekstraparu adalah TB
osteoartikular dan kurang lebih setengah
penderita TB osteoartikular mengalami infeksi
TB tulang belakang6
Tata laksana spondilitis TB secara umum
adalah kemoterapi dengan Obat Anti
Tuberkulosis (OAT) imobilisasi dan intervensi
bedah ortopedi saraf Berbagai penelitian
telah dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas
pendekatan penanganan spondilitis TB dengan
hasil dan rekomendasi yang beragam
EPIDEMIOLOGI
Pada tahun 2005 World Health Organization
(WHO) memperkirakan bahwa jumlah
kasus TB baru terbesar terdapat di Asia
Tenggara (34 persen insiden TB secara global)
termasuk Indonesia4 Jumlah penderita
diperkirakan akan terus meningkat seiring
dengan meningkatnya jumlah penderita
acquired immunode1047297ciency syndrome (AIDS)
oleh infeksi human immunode1047297ciency virus
(HIV) Satu hingga lima persen penderita TB
mengalami TB osteoartikular178 Separuh dari
TB osteoartikular adalah spondilitis TB68
Di negara berkembang penderita TB usia
muda diketahui lebih rentan terhadap
spondilitis TB daripada usia tua Sedangkan
di negara maju usia munculnya spondilitis
TB biasanya pada dekade kelima hingga
keenam9 TB osteoartikular banyak ditemukan
pada penderita dengan HIV positif imigran
dari negara dengan prevalensi TB yang tinggi
usia tua anak usia dibawah 15 tahun dan
kondisi-kondisi de1047297siensi imun lainnya Pada
pasien-pasien HIV positif insiden TB diketahui
500 kali lebih tinggi dibanding populasi orang
Diagnosis dan PenatalaksanaanSpondilitis Tuberkulosis
Zuwanda Raka Janitra
Dokter Umum di Jakarta Dokter Umum di Atambua Nusa Tenggara Timur
ABSTRAK
Spondilitis tuberkulosis adalah infeksi Mycobacterium tuberculosis pada tulang belakang Spondilitis tuberkulosis memiliki perjalanan penyakit
yang relatif indolen sehingga sulit untuk didiagnosis secara dini Seringkali penderita mendapatkan pengobatan pada keadaan lanjut dimana
deformitas kifosis dan kecacatan neurologis sudah relatif ireversibel Pemberian obat anti-tuberkulosis adalah pilihan pengobatan awal yang
terbaik pada fase awal Pembedahan pada spondilitis tuberkulosis dilakukan hanya pada kasus melanjut dengan variasi teknik yang beragam
bergantung pada jenis kasus yang didapatkan Pembedahan anterior dengan instrumentasi adalah teknik yang paling sering dilakukan dan
dikaji Namun karena diagnosis dini spondilitis tuberkulosis yang sulit maka pembedahan tetap merupakan penatalaksanaan yang umum
Kata kunci tuberkulosis spondilitis anti-tuberkulosis kifosis instrumentasi pembedahan anterior
ABSTRACT
Tuberculous spondylitis is M tuberculosis infection of the spine its clinical course is relatively indolent Patient frequently diagnosed at late
phase with irreversible kyphosis and neurological de1047297cit Oral anti tuberculosis agents are treatment of choice at early phase surgery is reserved
for advanced cases with various techniques Anterior approach with instrumentation is the most common procedure Zuwanda Raka Janitra
Diganosis and management of tuberculous spondylitis
Key words
Alamat korespondensi email aminkmink87gmailcom
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 213
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013662
TINJAUAN PUSTAKA
HIV negatif Di sisi lain sekitar 25 ndash 50 persen
kasus baru TB di Amerika Serikat adalah HIV
positif10
PATOFISIOLOGI
Patologi TB paru
Droplet Mycobacterium tuberculosis masuk
melalui saluran napas dan akan menimbulkan
fokus infeksi di jaringan paru Fokus infeksi ini
disebut fokus primer (fokus Ghon) Kuman
kemudian akan menyebar secara limfogen
dan menyebabkan terjadinya limfangitis lokal
dan limfadenitis regional Gabungan dari
fokus primer limfangitis lokal dan limfadenitis
regional disebut sebagai kompleks primer Jika
sistem imun penderita tidak cukup kompeten
infeksi akan menyebar secara hematogen
limfogen dan bersarang di seluruh tubuh
mulai dari otak gastrointestinal ginjal genitalkulit getah bening osteoartikular hingga
endometrial1112
Patologi spondilitis TB
Spondilitis TB dapat terjadi akibat penyebaran
secara hematogenlimfogen melalui nodus
limfatikus para-aorta dari fokus tuberkulosis
di luar tulang belakang yang sebelumnya
sudah ada Pada anak sumber infeksi
biasanya berasal dari fokus primer di paru
sedangkan pada orang dewasa berasal dari
fokus ekstrapulmoner (usus ginjal tonsil)12
Dari paru-paru kuman dapat sampai ketulang belakang melalui pleksus venosus
paravertebral Batson8
Lesi tuberkulosis pada tulang belakang
dimulai dengan in1047298amasi paradiskus Setelah
tulang mengalami infeksi hiperemia edema
sumsum tulang belakang dan osteoporosis
terjadi pada tulang Destruksi tulang terjadi
akibat lisis jaringan tulang sehingga tulang
menjadi lunak dan gepeng terjadi akibat
gaya gravitasi dan tarikan otot torakolumbal
Selanjutnya destruksi tulang diperberat
oleh iskemi sekunder akibat tromboemboli
periarteritis endarteritis Karena transmisi
beban gravitasi pada vertebra torakal lebih
terletak pada setengah bagian anterior badan
vertebra maka lesi kompresi lebih banyak
ditemukan pada bagian anterior badan
vertebra sehingga badan vertebra bagian
anterior menjadi lebih pipih daripada bagian
posterior8 Resultan dari hal-hal tersebut
mengakibatkan deformitas kifotik Deformitas
kifotik inilah yang sering disebut sebagai
gibbus (gambar 1)
Gambar 1 Gibbus Tampak penonjolan bagian posterior
tulang belakang ke arah dorsal akibat angulasi kifotik
vertebra13
Beratnya kifosis tergantung pada jumlah
vertebra yang terlibat banyaknya ketinggian
dari badan vertebra yang hilang dan segmen
tulang belakang yang terlibat Vertebra torakal
lebih sering mengalami deformitas kifotik14
Pada vertebra servikal dan lumbal transmisi
beban lebih terletak pada setengah bagian
posterior badan vertebra sehingga bila
segmen ini terinfeksi maka bentuk lordosis
1047297siologis dari vertebra servikal dan lumbalperlahan-lahan akan menghilang dan mulai
menjadi kifosis15
Menurut penelitian di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo Jakarta lesi vertebra torakal
terlapor pada 71 persen kasus spondilitis TB
diikuti dengan vertebra lumbal dan yang
terakhir vertebra servikal Lima hingga tujuh
persen penderita mengalami lesi di dua hingga
empat badan vertebra dengan rata-rata 25110
Jika pada orang dewasa spondilitis TB banyak
terjadi pada vertebra torakal bagian bawah
dan lumbal bagian atas khususnya torakal
12 dan lumbal 1 pada anak-anak spondilitis
TB lebih banyak terjadi pada vertebra torakal
bagian atas1617
Cold abscess terbentuk jika infeksi spinal telah
menyebar ke otot psoas (disebut juga abses
psoas) atau jaringan ikat sekitar Cold abscess
dibentuk dari akumulasi produk likuefaksi
dan eksudasi reaktif proses infeksi Abses ini
sebagian besar dibentuk dari leukosit materi
kaseosa debris tulang dan tuberkel basil8
Abses di daerah lumbar akan mencari daerah
dengan tekanan terendah hingga kemudian
membentuk traktus sinus1047297stel di kulit hingga
di bawah ligamentum inguinal atau regio
gluteal12
Adakalanya lesi tuberkulosis terdiri dari lebih
dari satu fokus infeksi vertebra Hal ini disebut
sebagai spondilitis TB non-contiguous atau
ldquoskipping lesionrdquo Peristiwa ini dianggap
merupakan penyebaran dari lesi secara
hematogen melalui pleksus venosus Batson
dari satu fokus infeksi vertebra Insidens
spondilitis TB non-contiguous dijumpai pada
16 persen kasus spondilitis TB18
De1047297sit neurologis oleh kompresi ekstradural
medula spinalis dan radiks terjadi akibat
banyak proses yaitu 1) penyempitankanalis spinalis oleh abses paravertebral 2)
subluksasio sendi faset patologis 3) jaringan
granulasi 4) vaskulitis trombosis arteri vena
spinalis 5) kolaps vertebra 6) abses epidural
atau 7) invasi duramater secara langsung
Selain itu invasi medula spinalis dapat juga
terjadi secara intradural melalui meningitis
dan tuberkulomata sebagai space occupying
lesion910
Bila dibandingkan antara pasien spondilitis
TB dengan de1047297sit neurologis dan tanpa
de1047297sit neurologis maka de1047297sit biasanyaterjadi jika lesi TB pada vertebra torakal
De1047297sit neurologis dan deformitas kifotik
lebih jarang ditemukan apabila lesi terdapat
pada vertebra lumbalis19 Penjelasan yang
mungkin mengenai hal ini antara lain 1)
Arteri Adamkiewicz yang merupakan arteri
utama yang mendarahi medula spinalis
segmen torakolumbal paling sering terdapat
pada vertebra torakal 10 dari sisi kiri Obliterasi
arteri ini akibat trombosis akan menyebabkan
kerusakan saraf dan paraplegia 2) Diameter
relatif antara medula spinalis dengan foramen
vertebralisnya Intumesensia lumbalis mulai
melebar kira-kira setinggi vertebra torakal
10 sedangkan foramen vertebrale di daerah
tersebut relatif kecil Pada vertebra lumbalis
foramen vertebralenya lebih besar dan lebih
memberikan ruang gerak bila ada kompresi
dari bagian anterior
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis spondilitis TB relatif indolen
(tanpa nyeri)8 Pasien biasanya mengeluhkan
nyeri lokal tidak spesi1047297k pada daerah vertebra
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 313
663CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
yang terinfeksi Demam subfebril menggigil
malaise berkurangnya berat badan atau
berat badan tidak sesuai umur pada anak
yang merupakan gejala klasik TB paru juga
terjadi pada pasien dengan spondilitis TB9
Pada pasien dengan serologi HIV positif
rata-rata durasi dari munculnya gejala awal
hingga diagnosis ditegakkan adalah selama
28 minggu20 Apabila sudah ditemukan
deformitas berupa kifosis maka patogenesis
TB umumnya spinal sudah berjalan selama
kurang lebih tiga sampai empat bulan15
De1047297sit neurologis terjadi pada 12 ndash 50 persen
penderita10 De1047297sit yang mungkin antara lain
paraplegia paresis hipestesia nyeri radikular
dan atau sindrom kauda equina Nyeri
radikuler menandakan adanya gangguan
pada radiks (radikulopati) Spondilitis TBservikal jarang terjadi namun manifestasinya
lebih berbahaya karena dapat menyebabkan
disfagia dan stridor tortikollis suara serak
akibat gangguan n laringeus Jika n frenikus
terganggu pernapasan terganggu dan timbul
sesak napas (disebut juga Millar asthma)8
Umumnya gejala awal spondilitis servikal
adalah kaku leher atau nyeri leher yang tidak
spesi1047297k21
Nyeri lokal dan nyeri radikular disertai
gangguan motorik sensorik dan s1047297ngter distal
dari lesi vertebra akan memburuk jika penyakittidak segera ditangani Menurut salah satu
sumber insiden paraplegia pada spondilitis
TB (Pottrsquos paraplegia) sebagai komplikasi yang
paling berbahaya hanya terjadi pada 4 ndash 38
persen penderita9 Pottrsquos paraplegia dibagi
menjadi dua jenis paraplegia onset cepat
(early-onset ) dan paraplegia onset lambat
(late-onset )8 Paraplegia onset cepat terjadi
saat akut biasanya dalam dua tahun pertama
Paraplegia onset cepat disebabkan oleh
kompresi medula spinalis oleh abses atau
proses infeksi Sedangkan paraplegia onset
lambat terjadi saat penyakit sedang tenang
tanpa adanya tanda-tanda reaktifasi spondilitis
umumnya disebabkan oleh tekanan jaringan
1047297brosaparut atau tonjolan-tonjolan tulang
akibat destruksi tulang sebelumnya810
Gejala motorik biasanya yang lebih dahulu
muncul karena patologi terjadi dari anterior
sesuai dengan posisi motoneuron di kornu
anterior medula spinalis kecuali jika ada
keterlibatan bagian posterior medula spinalis
keluhan sensorik bisa lebih dahulu muncul
Penelitian di Nigeria melaporkan bahwa
paraplegia terjadi pada 54 persen pasien yang
mengalami gangguan kekuatan motorik
Sedangkan deformitas tulang belakang
hanya terjadi pada 21 persen pasien-pasien
tersebut Tingginya angka paraplegia
mungkin disebabkan tingkat sosioekonomi
dan pendidikan yang masih rendah sehingga
pasien baru datang ke layanan kesehatan jika
penyakit sudah melanjut dengan gejala yang
berat22
DIAGNOSIS
Diagnosis dini spondilitis TB sulit ditegakkan
dan sering disalahartikan sebagai neoplasma
spinal atau spondilitis piogenik lainnya
Ironisnya diagnosis biasanya baru dapat
ditegakkan pada stadium lanjut saat sudah
terjadi deformitas tulang belakang dan de1047297sitneurologis2323
Penegakan diagnosis seperti pada penyakit-
penyakit pada umumnya melalui anamnesis
pemeriksaan 1047297sik diikuti dengan pemeriksaan
penunjang Keberhasilan melakukan diagnosis
dini menjanjikan prognosis yang lebih baik
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Nyeri punggung belakang adalah keluhan
yang paling awal sering tidak spesi1047297k dan
membuat diagnosis yang dini menjadi sulit
Maka dari itu setiap pasien TB paru dengankeluhan nyeri punggung harus dicurigai
mengidap spondilitis TB sebelum terbukti
sebaliknya
Selain itu dari anamnesis bisa didapatkan
adanya riwayat TB paru atau riwayat gejala-
gejala klasik (demam lama diaforesis nokturnal
batuk lama penurunan berat badan) jika TB
paru belum ditegakkan sebelumnya Demam
lama merupakan keluhan yang paling sering
ditemukan namun cepat menghilang (satu
hingga empat hari) jika diobati secara adekuat24
Paraparesis adalah gejala yang biasanya
menjadi keluhan utama yang membawa
pasien datang mencari pengobatan Gejala
neurologis lainnya yang mungkin rasa kebas
baal gangguan defekasi dan miksi
Pemeriksaan 1047297sik umum dapat menunjukkan
adanya fokus infeksi TB di paru atau di tempat
lain meskipun pernah dilaporkan banyak
spondilitis TB yang tidak menunjukkan tanda-
tanda infeksi TB ekstraspinal925 Pernapasan
cepat dapat diakibatkan oleh hambatan
pengembangan volume paru oleh tulang
belakang yang kifosis atau infeksi paru oleh
kuman TB In1047297ltrat paru akan terdengar
sebagai ronkhi kavitas akan terdengar sebagai
suara amforik atau bronkial dengan predileksi
di apeks paru Kesegarisan (alignment ) tulang
belakang harus diperiksa secara seksama
Infeksi TB spinal dapat menyebar membentuk
abses paravertebra yang dapat teraba
bahkan terlihat dari luar punggung berupa
pembengkakan Permukaan kulit juga harus
diperiksa secara teliti untuk mencari muara
sinus1047297stel hingga regio gluteal dan di bawah
inguinal (trigonum femorale) Tidak tertutup
kemungkinan abses terbentuk di anterior
rongga dada atau abdomen20
Terjadinya gangguan neurologis menanda-
kan bahwa penyakit telah lanjut meski masihdapat ditangani Pemeriksaan 1047297sik neurologis
yang teliti sangat penting untuk menunjang
diagnosis dini spondilitis TB Pada pemeriksaan
neurologis bisa didapatkan gangguan fungsi
motorik sensorik dan autonom Kelumpuhan
berupa kelumpuhan upper motor neuron
(UMN) namun pada presentasi awal akan
didapatkan paralisis 1047298aksid baru setelahnya
akan muncul spastisitas dan re1047298eks patologis
yang positif Kelumpuhan lower motor neuron
(LMN) mononeuropati mungkin saja terjadi
jika radiks spinalis anterior ikut terkompresi Jika
kelumpuhan sudah lama otot akan atro1047297 yangbiasanya bilateral Sensibilitas dapat diperiksa
pada tiap dermatom untuk protopatis (raba
nyeri suhu) dibandingkan ekstremitas atas
dan bawah untuk proprioseptif (gerak arah
rasa getar diskriminasi 2 titik) Evaluasi sekresi
keringat rutin dikerjakan untuk menilai fungsi
saraf autonom
Pemeriksaan Radiologi
Radiologi hingga saat ini merupakan
pemeriksaan yang paling menunjang
untuk diagnosis dini spondilitis TB karena
memvisualisasi langsung kelainan 1047297sik
pada tulang belakang Terdapat beberapa
pemeriksaan radiologis yang dapat digunakan
seperti sinar-X Computed Tomography Scan (CT-
scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pada infeksi TB spinal klinisi dapat
menemukan penyempitan jarak antar diskus
intervertebralis erosi dan iregularitas dari
badan vertebra sekuestrasi serta massa para
vertebra26 Pada keadaan lanjut vertebra akan
kolaps ke arah anterior sehingga menyerupai
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 413
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013664
TINJAUAN PUSTAKA
akordion (concertina) sehingga disebut juga
concertina collapse (gambar 3)1
1 Sinar-X
Sinar-X merupakan pemeriksaan radiologis
awal yang paling sering dilakukan dan berguna
untuk penapisan awal Proyeksi yang diambil
sebaiknya dua jenis proyeksi AP dan lateral27
Pada fase awal akan tampak lesi osteolitik
pada bagian anterior badan vertebra dan
osteoporosis regional Penyempitan ruang
diskus intervertebralis menandakan terjadinya
kerusakan diskus Pembengkakan jaringan
lunak sekitarnya memberikan gambaran
fusiformis27
Pada fse lanjut kerusakan bagian anterior se-
makin memberat dan membentuk angulasi
kifotik (gibbus) Bayangan opak yang me-manjang paravertebral dapat terlihat yang
merupakan cold abscess27 Namun sayangnya
sinar-X tidak dapat mencitrakan cold abscess
dengan baik (gambar 2)28 Dengan proyeksi
lateral klinisi dapat menilai angulasi kifotik di-
ukur dengan metode Konstam (gambar 3)129
Gambar 2 Pencitraan sinar-X proyeksi AP pasien spondilitis
TB Sinar-X memperlihatkan iregularitas dan berkurangnya
ketinggian dari badan vertebra T9 (tanda bintang) serta
juga dapat terlihat massa paravertebral yang samar yang
merupak cold abscess (panah putih)26
Gambar 3 Pengukuran angulasi kifotik metode Konstam
Pertama tarik garis khayal sejajar end-plate superior badan
vertebra yang sehat di atas dan di bawah lesi Kedua garis
tersebut diperpanjang ke anterior sehingga bersilangan
Sudut K pada gambar adalah sudut Konstam sedangkan
Sudut A adalah angulasi aktual yang dihitung Pada contoh
gambar ini angulasi kifotik adalah sebesar 30ordm129
2 CT Scan
CT-scan dapat memperlihatkan dengan jelas
sklerosis tulang destruksi badan vertebra
abses epidural fragmentasi tulang dan
penyempitan kanalis spinalis (gambar 4)
CT myelography juga dapat menilai dengan
akurat kompresi medula spinalis apabila tidak
tersedia pemeriksaan MRI26 Pemeriksaan
ini meliputi penyuntikan kontras melalui
punksi lumbal ke dalam rongga subdural lalu
dilanjutkan dengan CT scan27
Selain hal yang disebutkan di atas CT
scan dapat juga berguna untuk memandu
tindakan biopsi perkutan dan menentukan
luas kerusakan jaringan tulang27 Penggunaan
CT scan sebaiknya diikuti dengan pencitraan
MRI untuk visualisasi jaringan lunak
Gambar 4 Pencitraan CT-scan pasien spondilitis TB
potongan aksial setingkat T 12 Pada C T-scan dapat terlihat
destruksi pedikel kiri vertebra L3 (panah hitam) edema
jaringan perivertebra (kepala panah putih) penjepitanmedula spinalis (panah kecil putih) dan abses psoas (panah
putih besar)26
3 MRI
MRI merupakan pencitraan terbaik untuk
menilai jaringan lunak Kondisi badan vertebra
diskus intervertebralis perubahan sumsum
tulang termasuk abses paraspinal dapat
dinilai dengan baik dengan pemeriksaan
ini2630 Untuk mengevaluasi spondilitis TB
sebaiknya dilakukan pencitraan MRI aksial
dan sagital yang meliputi seluruh vertebra
untuk mencegah terlewatkannya lesi non-
contiguous818
MRI juga dapat digunakan untuk mengevaluasi
perbaikan jaringan Peningkatan sinyal-
T1 pada sumsum tulang mengindikasikan
pergantian jaringan radang granulomatosa
oleh jaringan lemak dan perubahan MRI ini
berkorelasi dengan gejala klinis31 Bagaimana
membedakan spondilitis TB dari spondilitis
lainnya melalui MRI akan dijelaskan pada
bagian diagnosis diferensial setelah ini
Gambar 5 Pencitraan MRI potongan sagital pasien
spondilitis TB Pada MRI dapat dilihat destruksi dari badan
vertebra L3-L4 yang menyebabkan kifosis berat (gibbus)
in1047297ltrasi jaringan lemak (panah putih) penyempitan kanalis
spinalis dan penjepitan medula spinalis19 Gambaran ini
khas menyerupai akordion yang sedang ditekuk
4 Pencitraan lainnya
Ultrasonogra1047297 dapat digunakan untuk
mencari massa pada daerah lumbar Denganpemeriksaan ini dapat dievaluasi letak
dan volume absesmassa iliopsoas yang
mencurigakan suatu lesi tuberkulosis8
Bone scan pada awalnya sering digunakan
namun pemeriksaan ini hanya bernilai positif
pada awal perjalanan penyakit Selain itu bone
scan sangat tidak spesi1047297k dan ber-resolusi
rendah Berbagai jenis penyakit seperti
degenerasi infeksi keganasan dan trauma
dapat memberikan hasil positif yang sama
seperti pada spondilitis TB
Pencitraan dengan 67Gadolinium diketahui
berguna untuk mendeteksi infeksi TB
diseminata1 Penggunaan pencitraan ini masih
belum lazim pada spondilitis TB
Biopsi dan pemeriksaan mikrobiologis
Untuk memastikan diagnosis secara pasti
perlu dilakukan biopsi tulang belakang atau
aspirasi abses Biopsi tulang dapat dilakukan
secara perkutan dan dipandu dengan CT
scan atau 1047298uoroskopi119 Spesimen kemudian
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 513
665CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan
histologis kultur dan pewarnaan basil tahan
asam (BTA) gram jamur dan tumor Kultur BTA
positif pada 60ndash89 persen kasus19
Studi histologi jaringan penting untuk
memastikan diagnosis jika kultur negatif
pewarnaan BTA negatif sekaligus
menyingkirkan diagnosis banding lainnya
Temuan histologi pada infeksi TB jaringan
adalah akumulasi sel epiteloid (granuloma
epiteloid) sel datia langhans dan nekrosis
kaseosa27 Sel epiteloid adalah sel
mononuklear yang mem-fagositosis basil
tuberkulosis dengan sisa-sisa lemak kuman
pada sitoplasmanya8 Granuloma epiteloid
dapat ditemukan pada 89 persen spesimen
yang merupakan gambaran khas histologi
infeksi TB Superinfeksi kuman piogenik telahdilaporkan pada beberapa kasus
Jika biopsi jarum tidak dapat memastikan
diagnosis biopsi bedah yang diikuti dengan
kultur dapat dipertimbangkan9 biopsi bedah
umumnya dilakukan pada keadaan dimana
biopsi jarum sangat berbahaya dan tidak
menghasilkan spesimen (dry tap)
Kultur umumnya memerlukan waktu yang
relatif lama yaitu 2 minggu Kultur sebaiknya
diikuti dengan uji resistensi OAT8 Spesimen
yang cocok untuk dijadikan kultur adalahorgan-organ dalam tulang pus cairan
sinovial atau jaringan sinovial Media yang
dapat digunakan adalah media berbasis
telur seperti media Lowenstein- Jensen
dan media berbasis cairan seperti Becton-
Dickinson dan BACTEC TM Pajanan pasien
dengan 1047298uorokuinolon sebelumnya akan
memperlambat pertumbuhan kultur hingga
2 minggu8
Pemeriksaan laboratoris
Polymerase Chain Reaction (PCR) dapat
digunakan untuk mendeteksi DNA kuman
tuberkulosis Lain halnya dengan kultur yang
memerlukan waktu lama pemeriksaan ini
sangat akurat dan cepat (24 jam) namun
memerlukan biaya yang lebih mahal
dibandingkan pemeriksaan lainnya Prinsip
kerja PCR adalah memperbanyak DNA kuman
secara eksponensial sehingga dapat terdeteksi
meski kuman dalam jumlah yang sedikit (10
hingga 1000 kuman) PCR memiliki sensitivitas
sekitar 80ndash98 persen dan spesi1047297sitas 98
persen8
Pemeriksaan imunologi seperti deteksi antigen
excretory -secretory ES-31 mycobacterial IgG
anti-TB IgM anti-TB IgA anti-TB dan antigen
31 kDa dikatakan dapat berguna namun
efektivitasnya masih diuji lebih lanjut8
Pemeriksaan penunjang lainnya meliputi
studi hematologis Laju endap darah (LED)
biasanya meningkat namun tidak spesi1047297k
menunjukkan proses infeksi granulomatosa
TB Peningkatan kadar C-reactive protein
(CRP) diasosiasikan kuat dengan formasi
abses10 Uji Mantoux positif pada sebagian
besar pasien (84ndash95 persen)32 namun hanya
memberi petunjuk tentang paparan kuman
TB sebelumnya atau saat ini Spesimen
sputum memberikan hasil positif hanya jika
proses infeksi paru sedang aktif Studi di
Malaysia mengemukakan bahwa kelainanhematologis yang paling sering ditemukan
pada pasien spondilitis TB adalah anemia
normositik normokrom trombositosis
dengantanpa peningkatan LED dan
leukositosis33
Diagnosis Diferensial
Hal yang perlu digarisbawahi pada spondilitis
TB adalah nyeri punggung nonspesi1047297k
deformitas kifotik kompresi medula spinalis
yang sering menjadi alasan penderita untuk
datang berobat Karena itu pemikirian
kemungkinan diagnosis banding harusdidasarkan pada hal ini Sangat penting untuk
membedakan spondilitis TB dari penyakit
lainnya karena terapi dini yang tepat dan
akurat dapat mengurangi angka disabilitas
dan morbiditas pasien30
Spondilitis piogenik adalah salah satu
penyakit dengan presentasi gejala yang
serupa dengan spondilitis TB dan tidak
mudah untuk membedakan keduanya tanpa
pemeriksaan penunjang yang adekuat
Spondilitis piogenik umumnya disebabkan
oleh Staphylococcus aureus Streptococcus
dan Pneumococcus30 Secara epidemiologi
spondilitis piogenik lebih sering menyerang
usia produktif sekitar usia 30ndash50 tahun
Hingga saat ini prevalensi spondilitis piogenik
dilaporkan meningkat diakibatkan banyaknya
penyalahgunaan antibiotik tindakan invasif
spinal pembedahan spinal Di lain pihak
jumlah kasus baru spondilitis TB semakin
berkurang dengan penggunaan OAT
Spondilitis piogenik memiliki perjalanan yang
lebih akut dengan gejala yang hampir sama
dengan spondilitis TB Vertebra servikal dan
lumbal lebih sering terlibat dibandingkan
dengan spondilitis TB yang lebih sering
menyerang vertebra torakolumbal lebih dari
satu vertebra24
Dari segi hematologis CRP laju endap darah
(LED) jumlah leukosit dan hitung jenis
dapat membantu diagnosis Pada spondilitis
piogenik peningkatan CRP lebih bermakna
dibandingkan peningkatan LED meskipun
pada beberapa kasus dapat normal24
Telah dilakukan studi untuk membedakan
kedua penyakit melalui MRI Jung dkk 34
menjabarkan beberapa perbedaan temuan
MRI secara rinci yang mengarahkan pada
infeksi TB 1) sinyal abnormal paraspinal
berbatas tegas 2) dinding abses tipis dan
halus 3) adanya abses paraspinal danintraoseus 4) penyebaran subligamen lebih
dari 2 vertebra 5) keterlibatan vertebra
torakal 6) lesi multipel Bila ada temuan
radiologis selain yang disebutkan di atas
tampaknya diagnosis infeksi piogenik
lebih mungkin Penelitian oleh Harada
dkk menambahkan bahwa adanya sinyal
abnormal pada sendi faset merupakan
karakteristik infeksi piogenik30 Kultur dan
pewarnaan Gram spesimen tulang yang
diambil melalui biopsi perkutanterbuka
dapat memastikan diagnosis namun
tindakan ini termasuk tindakan invasif9
Tumor metastatik spinal mencakup 85
persen bagian dari semua tumor tulang
belakang yang mengakibatkan kompresi
medula spinalis Insiden tertinggi kasus
tumor metastasik spinal pada usia di atas 50
tahun Urutan segmen yang sering terlibat
yaitu torakal lumbar dan servikal Neoplasma
dengan kecenderungan bermetastasis ke
medula spinalis meliputi tumor payudara
prostat paru limfoma sarkoma dan mieloma
multipel Metastasis keganasan saluran cerna
dan rongga pelvis relatif melibatkan vertebra
lumbosakral sedangkan keganasan paru dan
mamae lebih sering melibatkan vertebra
torakal
Keganasan primer pada pasien anak-anak
yang cukup sering menyebabkan kompresi
medula spinalis meliputi neuroblastoma
Sarkoma Ewing dan hemangioma Formasi
abses dan adanya fragmen tulang adalah
temuan MRI yang dapat membedakan
spondilitis TB dari neoplasma1
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 613
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013666
TINJAUAN PUSTAKA
Keluhan yang sering berupa nyeri punggung
belakang yang kronis progresif yang tidak
spesi1047297k hal inilah yang menyebabkan
neoplasma spinal sulit dibedakan dengan
spondilitis TB24 Adanya riwayat keganasan di
tempat lain dapat membantu penegakkan
diagnosis De1047297sit neurologis terjadi tergantung
tingkat lesi muncul jika tumor sudah menekan
epidural dan medula spinalis Kolaps vertebra
dengan deformitas kifotik atau skoliotik terjadi
akibat destruksi badan vertebra fraktur oleh
invasi tumor dengan diskus yang bebas dari
kerusakan MRI belum dapat secara pasti
menyingkirkan atau memastikan diagnosis
tumor spinal Semua temuan-temuan MRI
spondilitis TB bisa ditemukan pada tumor
spinal
Fraktur kompresi badan vertebraberpotensi menyebabkan deformitas kifotik
disertai gangguan neurologis dengan
derajat yang bervariasi Trauma harus dengan
kekuatan yang besar untuk membuat badan
vertebra yang bersangkutan retak kecuali
jika didapatkan osteoporosis usia tua atau
penggunaan steroid jangka panjang Contoh
klasik trauma yang menyebabkan fraktur
kompresi seperti jatuh dari ketinggian
dengan bokong terlebih dahulu Kecelakaan
mobil juga dapat menyebabkan dampak
serupa Mekanisme 1047298eksi-kompresi biasanya
menyebabkan fraktur kompresi denganbagian anterior mengecil (wedge-shaped )
dengan derajat kerusakan bagian tengah dan
posterior yang bervariasi Medula spinalis
segmen torakal lebih sering mengalami
cedera karena merupakan segmen yang
paling panjang dibandingkan segmen
lainnya dan juga karena kanalis spinalisnya
yang lebih sempit dengan vaskularisasi
yang tentatif Diagnosis ditegakkan dengan
temuan klinis dan adanya riwayat trauma
yang bermakna dikombinasikan dengan ada
tidaknya faktor risiko seperti osteoporosis
atau usia tua
Pada negara dengan insidens bruselosis
cukup tinggi spondilitis bruselosis
merupakan diagnosis diferensial yang utama
Demam keringat dingin dan nyeri sendi
adalah gejala yang lebih sering ditemukan
pada spondilitis bruselosis sementara
gangguan neurologis dan deformitas lebih
banyak ditemukan pada spondilitis TB
Sakroiliitis dan diskitis lebih sering didapat-
kan pada pasien spondilitis bruselosis35
Tabel 1 Klasi1047297kasi Pottrsquos paraplegia37
Stadium Gambaran Klinis
I Tidak terdeteksi terabaikan
(negligible)
Pasien tidak sadar akan gangguan neurologis klinisi menemukan adanya klonus
pada ekstensor plantaris dan pergelangan kaki
II Ringan Pasien menyadari adanya gangguan neurologis tetapi masih mampu berjalan
dengan bantuan
III Moderat Tidak dapat berpindah tempat (non-ambulatorik) karena kelumpuhan (dalam
posisi ekstensi) dan de1047297sit sensorik di bawah 50 persen
IV Berat Stadium III + kelumpuhan dalam posisi 1047298eksi de1047297sit sensorik di atas 50 persen
dan gangguan s1047297ngter
Tabel 2 Klasi1047297kasi klinikoradiologis37
Stadium Gambaran klinikoradiologis Durasi
perjalanan
penyakit
I Pre-destruktif Kurvatura lurus spasme otot perivertebral hiperemia tampak pada skintigra1047297 MRI
menunjuk kan edema sumsum tulang
lt 3 bulan
II Destruktif awal Penyempitan ruang diskus erosi paradiskal MRI memperlihatkan edema dan
kerusakan korteks vertebra CT scan menunjukkan erosi marginal dan kavitasi
2ndash4 bulan
III Kifosis ringan 2ndash3 vertebra terkena (angulasi 10ordmndash30ordm) 3ndash9 bulan
IV Kifosis moderat gt3 vertebra terkena (angulasi 30ordmndash60ordm) 6ndash24 bulan
V Kifosis berat gt3 vertebra (angulasi gt60ordm) gt2 tahun
Tabel 3 Klasi1047297kasi Gulhane Askeri Tip Akademisi (GATA) untuk spondilitis TB
Tipe Lesi Penatalaksanaan Contoh
IA Lesi vertebra dan degenerasi
diskus 1 segmen tanpa kolaps
abses ataupun de1047297sit neurologis
Biopsi perkutan dan
kemoterapi
IB Adanya cold abscess degenerasi
diskus 1 atau lebih tanpa kolaps
ataupun de1047297sit neurologis
Drainase abses dan
debridemen anterior posterior
II Kolaps vertebra
Cold abscess
Kifosis
Deformitas stabil dengan tanpa
de1047297sit neurologis
Angulasi sagital lt 20ordm
debridemen dan fusi1
anterior
dekompresi jika terdapat2
de1047297sit neurologis
tandur strut kortikal untuk3
fusi
II I Kolaps vertebra berat
Cold abscess
Kifosis berat
Deformitas tidak stabil dengan
tanpa de1047297sit neurologis
Angulasi sagital ge 20ordm
Penatalaksaan no II
+ instrumentasi anterior
posterior
Diadaptasi dari Oguz E Sehirlioglu A Altinmakas M Ozturk C Komurcu M Solakoglu C Vaccaro AR A new classi1047297cation and
guide for surgical treatment of spinal tuberculosis38
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 713
667CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis diferensial lainnya yang perlu
dipertimbangkan antara lain spondilitis
jamur yang dapat ditemukan pada pasien-
pasien dengan inkompetensi imun36 mielitis
transversa sarkoidosis dan reumatoid artritis9
KLASIFIKASI
Klasi1047297kasi spondilitis TB telah dilakukan
beberapa pihak dengan tujuan untuk
menentukan deskripsi keparahan penyakit
prognosis dan tatalaksana
Klasi1047297kasi Pottrsquos paraplegia disusun untuk
mempermudah komunikasi antar klinisi
dan mempermudah deskripsi keparahan
gejala klinis pasien spondilitis TB Klasi1047297kasi
klinikoradiologis untuk memperkirakan durasi
perjalan penyakit berdasarkan temuan klinis
dan temuan radiologis pasien
Klasi1047297kasi menurut Gulhane Askeri Tip
Akademisi (GATA) baru-baru ini telah disusun
untuk menentukan terapi yang dianggap
paling baik untuk pasien yang bersangkutan
Sistem klasi1047297kasi ini dibuat berdasarkan kriteria
klinis dan radiologis antara lain formasi abses
degenerasi diskus kolaps vertebra kifosis
angulasi sagital instabilitas vertebra dan
gejala neurologis membagi spondilitis TB
menjadi tiga tipe (I II dan III)38
Untuk menilai derajat keparahan memantauperbaikan klinis dan memprediksi prognosis
pasien spondilitis TB dengan cedera medula
spinalis dapat digunakan klasi1047297kasi American
Spinal Injury Association ( ASIA) impairment
scale Sistem ini adalah pembaruan dari sistem
klasi1047297kasi Frankel dan telah diterima secara
luas ASIA impairment scale membagi cedera
medula spinalis menjadi 5 tipe (A cedera
medula spinalis komplit B ndash D cedera medula
spinalis inkomplit E normal) (tabel 4)39
Hasil penelitian tentang prognosis pasien
dengan cedera medula spinalis menyatakan
bahwa pasien dengan cedera medula spinalis
ASIA A hanya memiliki paling tinggi lima
persen kemungkinan menjadi ASIA D 20 ndash
50 persen pada ASIA B untuk menjadi ASIA D
dalam 1 tahun 60 ndash 75 persen pada ASIA C
untuk menjadi ASIA D dalam 1 tahun40
PENATALAKSANAAN
Sebelum ditemukannya OAT yang efektif
penganganan spondilitis TB hanya dengan
metode imobilisasi yaitu tirah baring dan
korsetbidai Mortalitas dan angka relaps
sangat tinggi saat itu1
Sekarang penanganan spondilitis TB
secara umum dibagi menjadi dua bagian
yang berjalan dapat secara bersamaan
medikamentosa dan pembedahan
Terapi medikamentosa lebih diutamakan
sedangkan terapi pembedahan melengkapi
terapi medikamentosa dan disesuaikan
dengan keadaan individual tiap pasien Pasien
spondilitis TB pada umumnya bisa diobati
secara rawat jalan kecuali diperlukan tindakan
bedah dan tergantung pada stabilitas keadaan
pasien Tujuan penatalaksanaan spondilitis
TB adalah untuk mengeradikasi kuman TB
mencegah dan mengobati de1047297sit neurologis
serta memperbaiki kifosis9
Parthasarathy dkk melakukan penelitian pada
235 pasien spondilitis TB tanpa paraplegia
dengan tujuan membandingkan efektivitas
kemoterapi OAT dan intervensi bedah
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
pada fase awal terapi medikamentosa
memberikan hasil yang lebih memuaskan
dibandingkan terapi bedah Namun ketika
deformitas kifosis telah melanjut terapi
medikamentosa justru tidak begitu berguna
Terapi OAT selama 9 bulan memberikanangka remisi yang lebih baik (hingga 99
persen) dibandingkan terapi OAT selama 6
bulan41
Untuk mempermudah klinisi menentukan
tindakan yang cocok untuk pasien dapat
digunakan klasi1047297kasi GATA38 Namun
penulis menyarankan untuk menatalaksana
pasien secara individual dan juga
mempertimbangkan keahlian ahli bedah
serta ketersediaan fasilitas rumah sakit
1 Medikamentosa
Spondilitis TB dapat diobati secara sempurna
hanya dengan OAT saja hanya jika diagnosis
ditegakkan awal dimana destruksi tulang
dan deformitas masih minimal83742 Seperti
pada terapi TB pada umumnya terapi infeksi
spondilitis TB adalah multidrug therapy
Secara umum regimen OAT yang digunakan
pada TB paru dapat pula digunakan pada
TB ekstraparu namun rekomendasi durasi
pemberian OAT pada TB ekstraparu hingga
saat ini masih belum konsisten antarahli
Tabel 5 Dosis Rekomendasi OAT pada anak (di bawah 12 tahun) dan dewasa43
Obat
Dosis mgkgBB (dosis maksimum)
Harian Dua kali seminggu Tiga kali seminggu
Anak Dewasa Anak Dewasa Anak Dewasa
INH 10ndash20 5 20ndash40 15 20ndash40 15
RIF 10ndash20 10 10ndash20 10 10ndash20 10
PRZ 15ndash30 15ndash30 50ndash70 50ndash70 50ndash70 50ndash70
ETB 15ndash25 15ndash25 50 50 25ndash30 25ndash30
SM 20ndash40 12ndash18 25ndash30 25ndash30 25ndash30 25ndash30
INH isoniazid RIF rifampisin PRZ pirazinamid ETB etambutol SM streptomisinDosis berdasarkan berat badan harus
disesuaikan pertambahan berat badan Semua pasien yang menerima dosis intermiten harus dipantau langsung terapinya
PRZ dan SM tidak dipakai pada wanita hamil ETB tidak disarankan untuk pasien anak karena sulit diobservasi fungsi
visualnya
Tabel 4 ASIA Impairment Scale 39
Stadium Gambaran neurologis
A Complete Tidak ada fungsi motorik atau sensorik yang utuh pada segmen S4-5
B Incomplete Fungsi sensorik utuh fungsi motorik tidak utuh di bawah segmen lesi neurologis dan segmen S4-5
C Incomplete Fungsi motorik masih utuh di bawah segmen lesi neurologis dan lebih dari separuh otot kunci di bawah
segmen lesi neurologis setidaknya memiliki kekuatan motorik di bawah 3
D Incomplete Sama seperti C namun dengan kekuatan motorik di atas 3
E Normal Fungsi motorik dan sensorik normal
Sindrom Klinis Sindrom Brown Sequard Sindrom Kauda Ekuina Sindrom Medula anterior Sindrom Medula Sentral
Sindrom Konus Medularis
Otot-otot kunci yang dimaksud antara lain 1047298eksi siku (C5) ekstensi tangan (C6) ekstensi siku (C7) ekstensi jari tangan (C8)
abduksi kelingking (T1) 1047298eksi tungkai (L2) ekstensi lutut (L3) dorso1047298eksi kaki (L4) ekstensi ibu jari kaki (L5) plantar1047298eksi kaki
(S1) Pemeriksaan segmen S4 ndash 5 adalah dengan menilai kontraksi s1047297nger ani volunter dan dan sensasi perianal
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 813
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013668
TINJAUAN PUSTAKA
World Health Organization (WHO)
menyarankan kemoterapi diberikan
setidaknya selama 6 bulan43 British Medical
Research Council menyarankan bahwa
spondilitis TB torakolumbal harus diberikan
kemoterapi OAT selama 6 ndash 9 bulan2 Untuk
pasien dengan lesi vertebra multipel tingkat
servikal dan dengan de1047297sit neurologis
belum dapat dievaluasi namun beberapa
ahli menyarankan durasi kemoterapi selama
9ndash12 bulan2
The Medical Research Council Committee
for Research for Tuberculosis in the Tropics
menyatakan bahwa isoniazid dan rifampisin
harus selalu diberikan selama masa
pengobatan9 Selama dua bulan pertama
(fase inisial) obat-obat tersebut dapat
dikombinasikan dengan pirazinamidetambutol dan streptomisin sebagai obat lini
pertama Hal ini senada dengan penelitian
Karaeminogullari dkk 19 yang mengobati
pasien spondilitis TB lumbal dengan rifampisin
dan insoniazid saja selama 9 bulan dengan
hasil yang memuaskan
Obat lini kedua diberikan hanya pada kasus
resisten pengobatan Yang termasuk sebagai
OAT lini kedua antara lain levo1047298oksasin
moksi1047298oksasin etionamid tiasetazon
kanamisin kapreomisin amikasin sikloserin
klaritomisin dan lain-lain
Adakalanya kuman TB kebal terhadap
berbagai macam OAT Multidrug resistance TB
(MDR-TB) dide1047297nisikan sebagai basil TB yang
resisten terhadap isoniazid dan rifampisin44
Spondilitis MDR-TB adalah penyakit yang
agresif karena tidak dapat hanya diterapi
dengan pengobatan OAT baku Regimen
untuk MDR-TB harus disesuaikan dengan
hasil kultur abses Perbaikan klinis umumnya
bisa didapatkan dalam 3 bulan jika terapi
berhasil44 Adapula rekomendasi terbaru
untuk penganganan MDR-TB yaitu dengan
kombinasi 5 obat antara lain 1) salah satu
dari OAT lini pertama yang diketahui sensitif
melalui hasil kultur resistensi 2) OAT injeksi
untuk periode minimal selama 6 bulan
3) kuinolon 4) sikloserin atau etionamid
5) antibiotik lainnya seperti amoksisilin
klavulanat dan klofazimin Durasi pemberian
OAT setidaknya selama 18ndash24 bulan45
The United States Centers for Disease Control
merekomendasikan pengobatan spondilitis
TB pada bayi dan anak-anak setidaknya harus
selama 12 bulan43 Durasi kemoterapi pada
pasien imunode1047297siensi sama pada pasien
tanpa imunode1047297siensi Namun adapula
sumber yang mengatakan durasinya harus
diperpanjang43 Kemoterapi pada pasien
dengan HIV positif harus disesuaikan dan
memerhatikan interaksi OAT dan obat anti-
retroviral Zidovudin dapat meningkatkan
efek toksik OAT Didanosin harus diberikan
selang 1 jam dengan OAT karena bersifat
penyanggah antasida11
Perhimpuna Dokter Paru Indonesia telah
merumuskan regimen terapi OAT untuk
pasien TB11 Untuk kategori I yaitu kasus baru
TB paru kasus baru dengan TB ekstraparu
termasuk TB spinal diberikan 2 HRZE (HRZS)
fase inisial dilanjutkan 4HR fase lanjutan atau2HRZE(HRZS) fase inisial dilanjutkan 4H3R3
fase lanjutan atau 2RHZE(HRZS) fase inisial
dilanjutkan 6HE fase lanjutan Pemberian
regimen bisa diperpanjang sesuai dengan
respons klinis penderita Sedangkan untuk
kategori II yaitu kasus gagal pengobatan
relaps drop-out diberikan 2RHZES fase
inisial dilanjutkan 5HRE fase lanjutan atau
2HRZES fase inisial dilanjutkan 5H3R3E3 fase
lanjutan1143
Deksametason jangka pendek dapat
digunakan pada kasus dengan de1047297sitneurologis yang akut untuk mencegah syok
spinal Namun belum ada studi yang menguji
efektivitasnya pada kasus spondilitis TB9
Pemberian bisfosfonat intravena bersamaan
dengan kemoterapi OAT telah dicoba pada
beberapa pasien dan dikatakan dapat
meningkatkan proses perbaikan tulang
Nerindronat 100 mg pada pemberian
pertama dan 25 mg setiap bulan berikutnya
selama 2 tahun telah diujicobakan dengan
hasil yang memuaskan Nerindronat di-
sebutkan dapat menghambat aktivitas
resorpsi osteoklas dan menstimulasi aktivitas
osteoblas Namun studi ini masih terbatas
pada satu pasien dan perlu dievaluasi lebih
lanjut46
Terapi medikamentosa dikatakan gagal jika
dalam 3ndash4 minggu nyeri dan atau de1047297sit
neurologis masih belum menunjukkan
perbaikan setelah pemberian OAT yang
sesuai dengan atau tanpa imobilisasi atau
tirah baring47
2 Pembedahan
Dengan berkembangnya penggunaan
OAT yang efektif terapi pembedahan relatif
ditinggalkan sebagai penatalaksanaan utama
pada spondilitis TB Pilihan teknik bedah tulang
belakang pada spondilitis sangat bervariasi
namun pendekatan tindakan bedah yang baku
dan empiris masih belum ada Setiap kasus harus
dinilai keadaanya secara individual Pada pasien
yang direncanakan dioperasi kemoterapi tetap
harus diberikan minimal 10 hari sebelum
operasi OAT harus sudah diberikan41 Kategori
regimen OAT yang diberikan disesuaikan jenis
kasus yang ada dan dilanjutkan sesuai kategori
masing-masing811
Tindakan bedah yang dapat dilakukan
pada spondilitis TB meliputi drainase abses
debridemen radikal penyisipan tandurtulang artrodesisfusi penyisipan tandur
tulang dengan atau tanpa instrumentasi
1047297ksasi baik secara anterior maupun posterior
dan osteotomi
a Indikasi dan Kontraindikasi
Pembedahan
Indikasi pembedahan pada spondilitis TB
secara umum sebagai berikut 1) de1047297sit
neurologis akut paraparesis atau paraplegia
2) deformitas tulang belakang yang tidak
stabil atau disertai nyeri dalam hal ini kifosis
progresif (30ordm untuk dewasa 15ordm untuk anak-anak) 3) tidak responsif kemoterapi selama
4 minggu 4) abses luas 5) biopsi perkutan
gagal untuk memberikan diagnosis414248 6)
nyeri berat karena kompresi abses47
Jika lesi di servikal intervensi bedah dilakukan
lebih awal mengingat potensi kecacatan yang
akan terjadi Jika mengikuti klasi1047297kasi GATA
yang telah dijelaskan diatas maka intervensi
bedah dilakukan pada pasien dengan GATA IB
hingga GATA III38 Sementara itu satu-satunya
kontraindikasi pembedahan pada pasien
spondilitis TB adalaha kegagalan jantung dan
paru Pada keadaan ini kegagalan jantung dan
paru harus ditangani terlebih dahulu untuk
menyelamatkan jiwa pasien1
b Pemilihan pendekatan pembedahan
tulang belakang
Pemilihan pendekatan pembedaan spondilitis
TB bergantung pada banyak hal Hal-hal ter-
sebut antara lain kemampuan dan pengalam-
an ahli bedah ketersediaan instrumen personel
anestesi dan komorbid pasien
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 913
669CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
Pendekatan secara anterior lebih sering
digunakan karena dapat mencapai abses
yang umumnya berada di anterior vertebra
Selain itu dengan pendekatan anterior ahli
bedah tidak perlu membuang memotong
bagian vertebra segmen posterior sehingga
vertebra relatif utuh Pendekatan anterior
juga baik digunakan jika diputuskan untuk
memasang tandur dari tulang iga sehingga
tidak perlu melakukan insisi di dua tempat42
Pendekatan anterior efektif untuk kasus
dengan de1047297sit neurologis lesi multi-level
atau abses yang luas14
Di sisi lain pendekatan anterior kurang baik
jika dilakukan pada spondilitis TB multi-level
dalam mengoreksi deformitas kifotik49 Pada
keadaan ini kombinasi dengan pendekatan
posterior untuk instrumentasi posteriordiperlukan baik melalui operasi tunggal
atau dua operasi47 Prosedur operasi tunggal
untuk dua pendekatan dapat dilakukan dan
ditujukan untuk mengurangi durasi operasi
dan mengurangi manipulasi tulang belakang
yang relatif tidak stabil47
Sementara itu pendekatan posterior lebih
diutamakan pada kasus dimana segmen
posterior vertebra lebih rusak daripada
segmen anterior kasus dimana thorakotomi
sangat berbahaya mengingat komorbiditas
seperti penyakit jantung paru42
Sumber lainmengatakan bahwa pendekatan posterior
lebih menguntungkan dari segi koreksi
kifosis dan pemasangan implan namun
sering tidak adekuat dalam melakukan
dekompresi medula spinalis debridemen
dan atau evakuasi abses49
Pendekatan secara anterolateral ekstrapleural
memberikan paparan lapangan kerja yang
baik secara anterior maupun posterior
memungkinkan dekompresi secara anterior
dan penyisipan tandur tulang secara anterior
posterior Teknik ini memiliki morbiditas
lebih rendah dibandingkan teknik lainnya
yang menggunakan dua kali pembedahan
namun teknik ini memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi50
c Pembedahan drainase abses
Setelah terjadi pembentukan abses (cold
abscess) dan degenerasi setidaknya dua
diskus maka drainase harus dilakukan Abses
dapat menekan medula spinalis sehingga
terjadi gangguan neurologis Tindakan
ini dapat mencegah progresi perburukan
gejala neurologis dan mencegah kolaps
vertebra38
Abses dapat terbentuk di tingkat manapun
sesuai fokus infeksi TB pada vertebra Pada
tingkat servikal abses dapat terjadi pada
rongga retrofaringeal dan segitiga posterior
leher Untuk abses retrofaringeal dapat
dilakukan pendekatan transoral sedangkan
pada segitiga posterior insisi dilakukan pada
margo posterior m sternokleidomastoideus
Pada tingkat torakal abses dapat dievakuasi
secara kostotransversektomi Drainase abses
lumbar paravertebral dilakukan lewat
insisi longitudinal dorsolateral Drainase
abses psoas pelvis dapat dilakukan melalui
segitiga Petit atau insisi Ludloff1
d Pembedahan debridemen dan
koreksi kifosis
Karena lesi TB spinal biasanya di bagian
anterior badan vertebra dekompresi
anterior sangat direkomendasikan banyak
ahli18 Instrumentasi kemudian dilakukan
untuk stabilisasi tulang belakang untuk
melindungi tandur anterior yang disisipkan
dan sekaligus untuk menjaga koreksi kifosis
Berikut akan dijelaskan berbagai macam
teknik pada pembedahan spondilitis TB
d1 Debridemen anterior dan fusitanpa instrumentasi
Debridemen anterior dan fusi tanpa
instrumentasi diseut juga dengan rdquoOperasi
Hongkongrdquo Pembedahan ini relatif mudah
dan memerlukan waktu yang singkat
Tindakan ini meliputi debridemen radikal
pendekatan anterior diikuti penyisipan
tandur tulang iga otogenik untuk koreksi
deformitas kifosis Namun teknik ini
tidak dapat digunakan untuk kasus yang
memerlukan rekonstruksi luas setidaknya
dua tingkat diskus47 Tingkat kegagalan fusi
dan migrasi tandur sangat tinggi sehingga
sering pasien memerlukan operasi kedua14
Penelitian oleh El-Deen dkk yang melakukan
reseksi anterior radikal diikuti fusi anterior
tanpa 1047297ksasi internal yang digantikan dengan
1047297ksasi eksternal ( plaster ja cket ) mendapatkan
hasil yang cukup memuaskan Namun salah
satu kerugiannya adalah durasi mobilisasi
pasien yang lebih lambat dibandingkan
dengan 1047297ksasi internal Meskipun begitu
metode ini bisa dipertimbangkan sebagai
alternatif yang memberikan hasil yang cukup
memuaskan51
d2 Debridemen anterior diikuti
dengan instrumentasi anterior atau
posterior
Banyak laporan penelitian yang mengatakan
bahwa metode ini menjanjikan hasil yang
baik Meskipun begitu variasi metode ini
sangat banyak dan sangat bergantung
pada kebiasaan dan keahlian ahli bedah
yang bersangkutan Instrumentasi sangat
direkomendasikan pada kasus yang
memerlukan debridemen radikal setidaknya
dua diskus dan satu badan vertebra47
Teknik ini adalah metode yang paling sering
dilakukan dan dikaji dalam penelitian
Benli dkk melakukan penelitian denganmelakukan reseksi radikal anterior dengan
fusi anterior dan instrumentasi anterior
pada 63 pasien spondilitis TB mendapatkan
bahwa cara ini memberikan hasil yang cukup
memuaskan Sebanyak 80 persen pasien
mengalami remisi neurologis secara lengkap
20 persen mengalami remisi inkomplit
Dengan tambahan instrumentasi anterior
kemungkinan koreksi kifosis meningkat
hingga 80 persen dan dapat membantu
menjaga hasil koreksi tersebut52
Pada penelitian prospektif oleh Cavusogludkk dilakukan debridemen anterior radikal
dekompresi dan fusi dengan menggunakan
instrumentasi anterior tandur alogenik tibia
pada 22 pasien spondilitis TB lebih dari satu
tingkat dan didapatkan hasil yang baik
Pada pasien-pasien tersebut ditemukan
adanya tanda-tanda fusi pada semua pasien
berkurangnya rasa nyeri perbaikan gejala
neurologis yang signi1047297kan yang dievaluasi
dengan ASIA ( American spinal Injury
Association ) impairment scale dan rata-rata
koreksi dari kifosis sebesar 74 persen53
Penelitan oleh Jain dkk 50 menyatakan
bahwa tindakan dekompresi anterior sangat
dianjurkan pada pasien spondilitis TB Pada
38 pasien dengan spondilitis TB dekompresi
anterior instrumentasi posterior dengan atau
tanpa koreksi kifosis dan fusi anteriorposterior
dilakukan dalam sekali pembedahan melalui
pendekatan anterolateral ekstrapleural Pasien
dioperasi dari posisi lateral kiri menggunakan
potongan T pada apeks kifosis Beberapa
tulang iga diangkat dan dekompresi anterior
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1013
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013670
TINJAUAN PUSTAKA
dilaksanakan kolumna posterior diperpendek
untuk mengoreksi kifosis jika perlu distabilisasi
denganHartshill rectangle dan sublaminar wire
Kemudian penyisipan tandur tulang anterior
posterior dilakukan Nilai rata-rata kifosis pre-
operatif sebesar 4908ordm dan nilai rata-rata
kifosis post-operatif sebesar 25o Sebanyak
37 pasien mengalami resolusi sempurna dari
de1047297sit neurologis dalam waktu 11 ndash 74 bulan
Fusi spinal terbentuk dalam empat bulan
untuk satu badan vertebra dan delapan
bulan untuk dua badan vertebra
d3 Dekompresi transpedikular
Pendekatan transpedikular memungkinkan
akses anterior dan posterior melalui insisi
tunggal Teknik ini dikatakan tidak cukup
baik untuk kasus dengan destruksi vertebra
yang luas dimana diperlukan debridemenanterior luas dan rekonstruksi dengan tandur
tulang14
d4 Pembedahan dengan
pendekatan posterior saja
Pada kasus tertentu pendekatan posterior saja
dapat digunakan untuk mengangani pasien
spondilitis TB Pembedahan ini termasuk fusi
dan instrumentasi posterior operasi tunggal
tanpa debridemen anterior Teknik ini banyak
bergantung pada pemberian OAT untuk
mengeradikasi lesi spondilitis TB Teknik ini
tidak dapat digunakan pada kasus dengande1047297sit neurologis abses di bagian anterior
atau lesi di banyak tingkat14
d5 Osteotomi dan reseksi
kolumna vertebra
Jika telah terjadi deformitas kifotik yang sangat
kaku dan tajam harus dilakukan osteotomi
untuk meningkatkan 1047298eksibilitas vertebra
Osteotomi dekanselasi transpedikular
dapat mengoreksi deformitas kifotik hingga
20ndash30 persen pada satu tingkat Namun
tindakan ini memiliki angka komplikasi yang
tinggi termasuk perdarahan dan gangguan
neurologis Teknik ini dapat dilakukan dari
anterior dan posterior
Wang dkk melaporkan penelitian pada
sembilan pasien dengan spondilitis TB
dengan kifosis hingga 90o dengan tektik
osteotomi transpedikularegg-shell dan reseksi
kolumna vertebra multi-level Seluruh pasien
mengalami fusi dan perbaikan neurologis
dengan koreksi rata-rata kifosis 100o menjadi
16o54
e Pembedahan pada kasus non-
contiguous (skipping lesion)
Penelitian oleh Zhang dkk menyimpulkan
bahwa spondilitis TB non-contiguous multi-
level dapat ditatalaksana dengan adekuat
dengan metode operasi tunggal pendekatan
posterior transforaminal debridemen
thorasik dekompresi minimal fusi vertebra
dan instrumentasi posterior (modi1047297kasi TTIF
ndashTransforaminal Thoracic Interbody Fusion)
Metode ini meliputi reseksi sebagian korpus
vertebra sendi faset prosesus transversus dan
iga kemudian tandur tulang disisipkan pada
defek reseksi dan terakhir dipasang implan
posterior55
Kekurangan dari modi1047297kasi TTIF adalah 1)
terdapat risiko kompresi medula spinalis 2)
debridemen anterolateral sulit dilakukannamun dengan pemberian OAT dapat
mengkompensasi hal ini Cara ini tidak dapat
dipakai pada keadaan dimana abses luas
terbentuk di anterior korpus55
f Pembedahan invasif minimal
Tindakan bedah invasif minimal mulai
menjadi trend dalam segala bidang
pembedahan termasuk pembedahan tulang
belakang Pembedahan ini menjanjikan
morbiditas yang lebih rendah waktu rawat
yang lebih singkat dan nyeri pasca-operasi
yang lebih ringan Tidak semua operatormenguasai teknik ini karena memerlukan
keahlian tersendiri
Belum banyak ahli bedah tulang yang
melakukan pembedahan invasif minimal pada
pasien spondilitis TB Sejauh yang penulis
ketahui terdapat dua jenis pembedahan
invasif minimal yang telah dikaji hasilnya
yaitu 1) fusi dan debridemen anterior dengan
video-assisted thoracoscopic surgery (VATS)
dan 2) pemasangan pedicle screw posterior
secara invasif minimal diikuti fusi dan
debridemen posterolateral mini -open Kedua
teknik ini dapat menghasilkan fusi vertebra
yang adekuat disertai dengan perbaikan
postur fungsional dan neurologis yang
memuaskan56
g Pilihan tandur tulang
Tandur tulang yang dapat digunakan pada
penatalaksanaan bedah spondilitis TB adalah
tandur krista iliaka tandur iga tandur tibia
tandur 1047297bula hingga tandur humerus baik
otogenik ataupun alogenik Tandur krista il iaka
trikortikal adalah pilihan utama untuk seluruh
tingkat vertebra karena tingginya yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan Namun
khusus untuk operasi daerah torakal tandur
iga otogenik juga dapat digunakan Tandur
1047297bula tibia dan humerus digunakan pada
keadaan dimana defek debridemen terlalu
luas untuk ditutup oleh krista iliaka atau iga
tidak cukup panjang1
h Pembedahan pada Pasien Anak
Pada anak-anak meskipun lesi akibat
spondilitis TB dapat sembuh dengan terapi
non-operatif namun kifosis cenderung terus
bertambah seiring dengan berjalannya
pertumbuhan oleh karena itu perlu
dilakukan koreksi kifosis secara cepat dan
stabilisasi vertebra pada fase aktif penyakit1557
Penatalaksanaan spondilitis TB anak harussecara agresif Koreksi deformitas tulang
belakang pada pasien anak adalah imperatif
Angulasi 15o saja cukup untuk menyebabkan
gangguan pertumbuhan tinggi42
Pertumbuhan vertebra setelah pemasangan
instrumen pada anak-anak post-operasi
koreksi kifosis telah dipelajari dan dievaluasi
Pertumbuhan unit vertebra setelah
pemasangan 1047297ksasi internal vertebra
tidak memiliki perbedaan yang signi1047297kan
dibanding vetebra yang intak Di sisi lain
ditemukan adanya pertumbuhan kolumnaanterior sehingga membentuk sudut lordosis
yang dapat mengkoreksi kifosis secara
sendirinya saat pertumbuhan berlangsung
Dilaporkan juga bahwa dalam 2 tahun dapat
terjadi kompresi implan terhadap diskus yang
berpotensi menimbulkan degenerasi diksus
intervertebralis57
i Pembedahan pada Pasien Lansia
Pada pasien lansia perlu dipertimbangkan
status nutrisi komorbiditas yang ada sebelum
naik ke meja operasi Kondisi vertebra yang
relatif osteoporotik umumnya tidak mampu
menahan instrumen yang dipasang di bagian
anterior Untuk didapatkan koreksi kifosis
dan stabilisasi spinal yang baik diperlukan
stabilisasi posterior dengan instrumentasi
segmental panjang Pemberian anti-
osteoporosis pre-operatif diperlukan untuk
meningkatkan angka fusi dan stabilisasi
vertebra oleh instrumen58
Pilihan tandur yang baik adalah tandur
alogenik mengingat sebagian besar pasien
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1113
671CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
lansia telah mengalami osteoporosis Pen-
dekatan bedah yang dapat memberikan waktu
operasi lebih singkat sangat direkomendasikan
mengingat toleransi pasien lansia yang lebih
rendah terhadap operasi Pendekatan posterior
operasi tunggal direkomendasikan oleh Zhang
dkk jika memang pendekatan anterior tidak
dibutuhkan sekali Penelitian Zhang dkk
mengungkapkan bahwa pendekatan posterior
operasi tunggal memiliki angka komplikasi
yang lebih rendah58
3 Imobilisasi Pasca-operasi
Imobilisasi yang singkat akan mengurangi
morbiditas pasien Dengan instrumentasi
kebutuhan imobilisasi semakin berkurang
sehingga pasien dapat cepat mencapai
status ambulatorik Jenis imobilisasi spinal
tergantung pada tingkat lesi Pada daerahservikal dapat diimobilisasi dengan jaket
Minerva pada daerah vertebra torakal
torakolumbal dan lumbal bagian atas dapat
diimobilisasi menggunakan body cast jacket
Sedangkan pada lumbal bawah lumbosakral
dan sakral dilakukan imobilisasi dengan body
jacket atau korset dari gips yang disertai
dengan 1047297ksasi salah satu sisi panggul12
a Tirah baring Imobilisasi dan
Fisioterapi
Terapi pada penderita spondilitis TB dapat
pula berupa tirah baring disertai denganpemberian kemoterapi dengan atau tanpa
imobilisasi Tindakan ini biasanya dilakukan
pada penyakit yang telah lanjut atau bila tidak
tersedia keterampilan dan fasilitas yang cukup
untuk melakukan operasi tulang belakang
atau bila terdapat permasalahan teknik
operasi yang dianggap terlalu berbahaya
Jenis imobilisasi yang dilakukan sama dengan
imobilisasi pasca-operasi yang telah dijelaskan
sebelumnya Imobilisasi dilakukan setidaknya
selama enam bulan12
Tirah baring diikuti dengan pemakaian gips
untuk melindungi tulang belakang pada
posisi ekstensi terutama pada keadaan akut
atau fase aktif Pemasangan gips ini ditujukan
untuk imobilisasi spinal mengurangi kompresi
medula spinalis dan progresi deformitas
lebih lanjut Istirahat di tempat tidur dapat
berlangsung hingga empat minggu Alwali
dkk melaporkan bahwa imobilisasi dengan
custom-made spinal jacket bersamaan dengan
kemoterapi dapat menjadi alternatif jika
tindakan bedah tidak bisa dilakukan29
Fisioterapi diperlukan sepanjang ditemukan
adanya gangguan fungsional Dalam hal
ini gangguan fungsional dikaitkan dengan
cedera medula spinalis yang menimbulkan
kelumpuhan motorik sensorik dan autonom
Intervensi 1047297sioterapi yang diberikan
disesuaikan dengan modalitas yang
terganggu
Paraplegia yang mengharuskan pasien
untuk terus duduk atau tidur berpotensi
menyebabkan ulkus dekubitus Maka dari itu
posisi baring harus sering diganti Selain itu
pemeriksaan kulit secara menyeluruh harus
rutin dilakukan Pasien dengan gangguan
defekasi dan berkemih dapat dibantu dengan
kateterisasi intermiten dan evakuasi feses setiap
hari Mobilisasi dengan kursi roda (wheelchair )
dianjurkan setidaknya 10 hari setelah dimulaipengobatan Jika pasien sudah stabil dapat
rencanakan untuk pelatihan kemandirian
kemampuan sosial dan melakukan aktivitas
sehari-hari dan berikutnya dapat diberikan
pelatihan vokasional
Studi prospektif pada pasien spodilitis TB yang
diterapi secara medikamentosa atau bedah
direhabilitasi mulai dari masa pre-operasi
hingga 6 bulan pasca-operasi dekompresi dan
fusi spinal membuktikan bahwa 1047297sioterapi
mampu meningkatkan kualitas hidup pasien
spondilitis TB terlebih jika dikombinasidengan terapi kuratif yang adekuat Terapi
motorik yang dilakukan antara lain difokuskan
pada otot dada perut tungkai bawah
batang tubuh dan ekstensor sakrospinal Skor
Modi1047297ed Barthel Index (MBI) meningkat secara
bermakna dimana pada saat permulaan hanya
106 persen pasien termasuk dalam kategori
mandiri dan pada akhir studi 702 persen
pasien termasuk dalam kategori mandiri59
PROGNOSIS
Prognosis pasien spondilitis TB dipengaruhi
oleh 1) usia 2) deformitas kifotik 3) letak
lesi 4) de1047297sit neurologis 5) diagnosis dini
6) kemoterapi 7) fusi spinal 8) komorbid 9)
tingkat edukasi dan sosioekonomi
Usia muda dikaitkan dengan prognosis
yang lebih baik12 Namun Parthasarathy
dkk 41 menyimpulkan bahwa pada pasien
usia dibawah 15 tahun dan dengan kifosis
lebih dari 30o cenderung tidak responsif
terhadap pengobatan Kifosis berat selain
memperburuk estetika dapat mengurangi
kemampuan bernafas Diagnosis dini
sebelum terjadi destruksi badan vertebra
yang nyata dikombinasi dengan kemoterapi
yang adekuat menjanjikan pemulihan
yang sempurna pada semua kasus Adanya
resistensi terhadap OAT memperburuk
prognosis spondilitis TB Komorbid lain
seperti AIDS berkaitan dengan prognosis
yang buruk Penelitian lain di Nigeria22
mengatakan bahwa tingkat edukasi pasien
mempengaruhi motivasi pasien untuk datang
berobat Pasien dengan tingkat edukasi yang
rendah cenderung malas datang berobat
sebelum muncul gejala yang lebih berat
seperti paraplegia
SIMPULAN
Infeksi spinal oleh tuberkulosis diperkirakan
sekitar satu hingga lima persen penderitatuberkulosis Spondilitis TB berpotensi
menyebabkan morbiditas serius yaitu
kelumpuhan dan deformitas tulang belakang
yang hebat Diagnosis dini spondilitis TB masih
terbatas Keterlambatan diagnosis masih
sering ditemukan dan mampu menyebabkan
perburukan kualitas hidup penderita MRI
sampai saat ini merupakan sarana pembantu
penegakan diagnosis yang paling baik
sekaligus menyingkirkan diagnosis banding
lainnya Namun jika fasilitas tidak memadai
CT scan sinar-X dan pencitraan lainnya dapat
membantu
Baku emas untuk diagnosis pasti tetap
menggunakan pemeriksaan histologis dan
mikrobiologis dari spesimen biopsi lesi TB
Namun pemeriksaan terbaru seperti PCR dapat
membantu tentunya harus dikorelasikan
dengan klinis dan pemeriksaan lainnya
Kemoterapi OAT adalah pilihan pengobatan
awal yang terbaik terbukti paling efektif
hingga saat ini Terapi pembedahan relatif
ditinggalkan sebagai pilihan pengobatan
yang utama Pembedahan dilakukan hanya
dengan indikasi-indikasi tertentu Namun
karena diagnosis dini spondilitis TB yang sulit
maka pembedahan tetap masih merupakan
penatalaksanaan yang umum Variasi teknik
pembedahan sangat banyak dan belum ada
teknik yang baku yang dianggap paling efektif
mengoreksi de1047297sit neurologis dan deformitas
Penatalaksanaan secara holistik harus dinilai
setiap pasien secara individual dan kembali
lagi disesuaikan dengan kemampuan tim
medis yang ada
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1213
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013672
TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1 Camillo FX Infections of the Spine Canale ST Beaty JH ed Campbellrsquos Operative Orthopaedics edisi ke-11 2008 vol 2 hal 2237
2 Cormican L Hammal R Messenger J Milburn HJ Current diffi culties in the diagnosis and management of spinal tuberculosis Postgrad Med J 2006 82 46-51
3 Sinan T Al-Khawari H Ismail M Bennakhi A Sheikh M Spinal tuberculosis CT and MRI feature Ann Saudi Med 2004 24 437-41
4 WHO Global tuberculosis control - epidemiology strategy 1047297nancing WHO Report 2005 WHOHTMTB2005411
5 Agarwal P Rathi P Verma R Pradhan CG Tuberculous spondilitis `Global lesionrsquo Special issues on Tuberculosis Bombay Hospital Journal 1999
6 Leibert E Haralambou G Tuberculosis In Rom WN and Garay S eds Spinal tuberculosis Lippincott Williams and Wilkins 2004565-77
7 Ozol D Koktener A Uyar ME Active pulmonary tuberculosis with vertebra and rib involvement case report South Med J 2006 99 171-3
8 Agrawal V Patgaonkar PR Nagariya SP Tuberculosis of Spine Journal of Craniovertebral Junction and Spine 2010 1 14
9 Infectious and noninfectious in1047298ammatory disease affecting the spine Dalam Byrne TN Benzel EC Waxman SG Disease of the Spine and Spinal Cord Oxford University Press Inc 2000
c 9 h325 ndash 335
10 Albar Z Medical treatment of Spinal Tuberculosis Cermin Dunia Kedokteran No 137 2002 29
11 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di IndonesiaGra1047297ka Jakarta 2006 hal 5
12 Vitriana Spondilitis Tuberkulosa Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK-UNPAD RSUP dr Hasan Sadikin FK-UI RSUPN dr Ciptomangunkusumo 2002
13 Australian Doctors International website Terserida pada URL httppoppyenochcomauadiv2picture_galleryphpid_gallery=7au
14 Issack PS Boachie-Adjei O Surgical Correction of kyphotic deformity in spinal tuberculosis International Orthopedics (SICOT) (2012) 36353ndash357 DOI 101007s00264-011-1292-9
15 Jain AK Dhammi IK Jain S Mishra P Kyphosis in spinal tuberculosis-Prevention and correction Indian J Orthop 2010 Apr-Jun 44(2) 127ndash136
16 Mason RJ Murray JF Broaddus VC Nadel JA Murray and Nadelrsquos Textbook of Resporatory Medicine 4th ed Pennsylvania Elsevier Saunders 2005
17 Wilson J MacDonald Current Orthopedics Elsevier Science 2003 hal 468
18 Polley P Dunn R Noncontiguous spinal tuberculosis incidence and management Eur Spine J (2009) 181096ndash1101
19 Karraeminogullari O Aydinli U Ozerdemoglu R Ozturk C Tuberculosis of the Lumbar Spine Outcomes after Combined Treatment of Two-drug Therapy and Surgery Orthopedics January
2007 Vol 30 No1
20 Papavramidis TS Papadopoulos VN Michalopoulos A Paramythiotis D Potsi S Raptou G Anterior chest wall tuberculous abscess a case report J Med Case Reports 2007 1 152
21 Li YW Fung YW A case of cervical tuberculous spondilitis an uncommon cause of neck pain Hong Kong j emerg med Vol 14(2) Apr 2007
22 Njoku CH Makusidi MA Ezunu EO Experiences in Management of Pottrsquos paraplegia and Paraparesis in Medical Wards of Usmanu Danfodiyo University Teaching Hospital Sokoto Nigeria
Annals of African Medicine Vol 6 No 1 2007 22 ndash 25
23 Savvidou C Triantopoulou Chatziioannou Papailiou et al A rare radiological appearance of lumbar tuberculous vertebral osteomyelitis Eur J Orthop Surg Traumatol (2010) 20313ndash316
DOI 101007s00590-009-0563-2
24 Ahn JS Lee JK Diagnosis and Treatment of Tuberculous Spondilitis and Pyogenic Spondilitis in Atypical Cases Asian Spine JournalVol 1 No 2 pp 75~79 2007
25 Pertuiset E Beaudreuil J Liote F et al Spinal tuberculosis in adults A study of 103 cases in a developed country 1980-1994 Medicine (Baltimore) Sep 199978(5)309-20
26 Teo EL Peh WC Imaging of tuberculosis of the spine Singapore Med J 2004 Vol 45(9) 439
27 Moesbar N Infeksi tuberkulosis pada tulang belakang Majalah Kedokteran Nusantara Sept 2006Vol39 No328 El- Fiky AM Surgical management of tuberculous spondilitis in adults Review in 20 cases Pan Arab J Otrh Traum Vol (2) No (2) ndash 195 ndash 201
29 Alwali ANA Spinal brace in tuberculosis of the spine Neurosciences 2003 Vol 8 (1) 17-22
30 Harada Y T Osamu Matsunaga N Magnetic Resonance Imaging Charasteristics of Tuberculous Spondylitis vs Pyogenic Spondylitis Clinical Imaging 32 (2008) 303ndash309
31 Jain AK Sreenivasan R Saini NS Kumar S et al Magnetic Resonance evaluation of tubercular lesion in spine International Orthopedics (SICOT) (2012) 36261ndash269
32 Hidalgo JA Pott Disease [Online] 2008 Aug 29 [cited 2009 Aug 27][17 screens] Available from URLhttpwwweMedicinecommedtopic
33 Muzaff ar T Shaifuzain AR Imran Y Noor Haslina MN Hematological changes in Tuberculous spondilitis patients at t he hospital universiti sains malaysia Southeast Asian J Trop Med Public
Health Vol 39 No 4 July 2008
34 Jung NY Jee WH Ha KY Park CK Byun JY Discrimination of Tuberculous Spondilitis from Pyogenic Spondilitis on MRI AJR182 June 2004 h 1405 ndash 1410
35 Kurtaran B Sarpel T Tasova Y Candevir A et al Brucellar and tuberculous spondylitis in 87 Adult patients a Descriptive and Comparative case series Infectous Diseases in Clinical Practice
May 2008 Vol16No3
36 Son JM Jee WH Jung CK Kim SI Ha KY Aspergillus Spondilitis involving the Cervico-Thoraco-Lumbar Spine in an Immunocompromised Patient a Case Report Korean J Radiol 8(5)
October 2007
37 Nataprawira HM Rahim AH Dewi MM Ismail Y Comparation Between Operative and Conservative Therapy in Spondylitiis Tuberculosis in Hasan Sadikin Hospital Bandung Maj Kedokt
Indon Vo60No7 (Jul 2010)
38 Oguz E Sehirlioglu A Altinmakas M Ozturk C Komurcu M Solakoglu C Vaccaro AR A new classi1047297cation and guide for surgical treatment of spinal tuberculosis International Orthopaedics
(SICOT) (2008) 32127ndash133
39 Young W Spinal Cord Injury levels and Classi1047297cation Page updated 03242009 Available from URLhttpwiseyoungwordpresscom20081219spinal-cord-injury-levels-and-
classi1047297cation
40 McKinley W Spinal Cord Injury Neurological examination Classi1047297cation and Prognosis Tersedia pada URLhttpwwwpmrvcuedupresentationsppsASIA_prespps
41 Parthasarathy R et al A comparison between ambulant treatment and radical surgery - ten-year report J Bone and Joint Surg 1999 81B 464-71
42 Kaptigau WM Koiri JB Kevau IH Rosenfeld JV Surgical Management of Spinal tuberculosis in Papua New Guinea PNG Med J 2007 Mar-Jun50(1-2)25-32
43 Hazra A Laha B Chemotherapy of Osteoarticular Tuberculosis Indian J Pharmacol February 2005 Vol 37 Issue 15-12
44 Cheri1047297 S Guillaume MP Peretz A Multidrug-resistant Tuberculosis Spondilitis Acta Clinica Belgica 2000 55-1
45 Li L Zhang Z Luo F Xu J et al Management of drug-resistant spinal tuberculosis with a combination of surgery and individualised chemotherapy a retrospective analysis of thirty-1047297ve
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1313
673CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
patients International Orthopaedics (SICOT) (2012) 36277ndash283
46 Quarta L Corrado A Melillo N Trotta A et al Combined Effect of Nerindronate and spesi1047297c antibiotic therapy in a case of tuberculous spondylodiscitis Rheumatol Int 2008495ndash498
47 Mak KC Cheung KMC Surgical treatment of acute TB spondylitis indications and outcomes Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2455-0 Publikasi online 16 August 2012
48 Jain AK Tuberculosis of the spine Clin Orthop Relat Res Jul 20074602-3
49 Qureshi MA Khalique AB Afzal W Pasha IF Aebi M Surgical Management of contiguous multilevel thoracolumbar tuberculous spondylitis Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2459-9
50 Jain AK Dhammi IK Prashad B Sinha S Mishra P Simultaneous anterior decompression and posterior instrumentation of the tuberculous spine using an anterolateral extrapleural
approach J Bone Joint Surg (Br) 2008 Nov 90(11)1477-81
51 El-deen MA Surgical management of Dorsolumber Tuberculous spondilitis in adults Pan Arab J Orth Trauma Vol (8) No (1) January 2004
52 Benli IT Acaroglu E Akalin S Kis M Dumar E Un A Anterior radical debridement and anterior instrumentation in Tuberculosis spondilitis Eur Spine J (2003)12 224ndash234
53 Cavusoglu H Kaya RA Turkmenoglu ON Tuncer C Colak I Aydin Y A long-term follw up study of anterior tibial allografting and istrumentation in the management of thoracolumbar
tuberculous spondilitis J Neurosurg spine 2008 830-38
54 Wang Y Zhang Y Zhang X et al Posterior only multilevel modi1047297ed vertebral column resection for extremely severe Pottrsquos kyphotic deformity Eur Spine J 18(10)1436ndash1441
55 Zhang H Lin M Shen K Ge L et al Surgical management fot multilevel noncontiguous thoracic spinal tuberculosis by single-stage posterior transforaminal thoracic debridement limited
decompression interbody fusion and posterior instrumentation (modi1047297ed TIFF) Arch Orthop Trauma Surg (2012) 132751ndash757 DOI 101007s00402-012-1473-z
56 Kandwal P Garg B Upendra BN Chowdhury B Jayaswal A Outcome of minimally invasive surgery in the management of tuberculous spondylitis Indian Journal of Orthopedics (March
2012) Vol 46 Issue 2
57 Pershin AA Mushkin AI Vertebral column growth in children after surgical correction of severe kyphosis in tuberculosis spondilitis Probl Tuberk Bolezn Legk2008(12)45-7
58 Zhang HQ Li JS Zhao SS Shao YX et al Surgical management for thoracic spinal tuberculosis in the elderly posterior only versus combined posterior and anterior approaches Arch
Orthop Trauma Surg DOI 101007s00402-012-1618-0 Published online 6 October 2012
60 Nas K Kemaloglu MS Ccedilevik R Ceviz A Necmioglu S Buumlkte Y The results of rehabilitation on motor and functional improvement of the spinal t uberculosis Joint Bone Spine Vol 71 Issue
4 July 2004 p 312-316
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 213
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013662
TINJAUAN PUSTAKA
HIV negatif Di sisi lain sekitar 25 ndash 50 persen
kasus baru TB di Amerika Serikat adalah HIV
positif10
PATOFISIOLOGI
Patologi TB paru
Droplet Mycobacterium tuberculosis masuk
melalui saluran napas dan akan menimbulkan
fokus infeksi di jaringan paru Fokus infeksi ini
disebut fokus primer (fokus Ghon) Kuman
kemudian akan menyebar secara limfogen
dan menyebabkan terjadinya limfangitis lokal
dan limfadenitis regional Gabungan dari
fokus primer limfangitis lokal dan limfadenitis
regional disebut sebagai kompleks primer Jika
sistem imun penderita tidak cukup kompeten
infeksi akan menyebar secara hematogen
limfogen dan bersarang di seluruh tubuh
mulai dari otak gastrointestinal ginjal genitalkulit getah bening osteoartikular hingga
endometrial1112
Patologi spondilitis TB
Spondilitis TB dapat terjadi akibat penyebaran
secara hematogenlimfogen melalui nodus
limfatikus para-aorta dari fokus tuberkulosis
di luar tulang belakang yang sebelumnya
sudah ada Pada anak sumber infeksi
biasanya berasal dari fokus primer di paru
sedangkan pada orang dewasa berasal dari
fokus ekstrapulmoner (usus ginjal tonsil)12
Dari paru-paru kuman dapat sampai ketulang belakang melalui pleksus venosus
paravertebral Batson8
Lesi tuberkulosis pada tulang belakang
dimulai dengan in1047298amasi paradiskus Setelah
tulang mengalami infeksi hiperemia edema
sumsum tulang belakang dan osteoporosis
terjadi pada tulang Destruksi tulang terjadi
akibat lisis jaringan tulang sehingga tulang
menjadi lunak dan gepeng terjadi akibat
gaya gravitasi dan tarikan otot torakolumbal
Selanjutnya destruksi tulang diperberat
oleh iskemi sekunder akibat tromboemboli
periarteritis endarteritis Karena transmisi
beban gravitasi pada vertebra torakal lebih
terletak pada setengah bagian anterior badan
vertebra maka lesi kompresi lebih banyak
ditemukan pada bagian anterior badan
vertebra sehingga badan vertebra bagian
anterior menjadi lebih pipih daripada bagian
posterior8 Resultan dari hal-hal tersebut
mengakibatkan deformitas kifotik Deformitas
kifotik inilah yang sering disebut sebagai
gibbus (gambar 1)
Gambar 1 Gibbus Tampak penonjolan bagian posterior
tulang belakang ke arah dorsal akibat angulasi kifotik
vertebra13
Beratnya kifosis tergantung pada jumlah
vertebra yang terlibat banyaknya ketinggian
dari badan vertebra yang hilang dan segmen
tulang belakang yang terlibat Vertebra torakal
lebih sering mengalami deformitas kifotik14
Pada vertebra servikal dan lumbal transmisi
beban lebih terletak pada setengah bagian
posterior badan vertebra sehingga bila
segmen ini terinfeksi maka bentuk lordosis
1047297siologis dari vertebra servikal dan lumbalperlahan-lahan akan menghilang dan mulai
menjadi kifosis15
Menurut penelitian di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo Jakarta lesi vertebra torakal
terlapor pada 71 persen kasus spondilitis TB
diikuti dengan vertebra lumbal dan yang
terakhir vertebra servikal Lima hingga tujuh
persen penderita mengalami lesi di dua hingga
empat badan vertebra dengan rata-rata 25110
Jika pada orang dewasa spondilitis TB banyak
terjadi pada vertebra torakal bagian bawah
dan lumbal bagian atas khususnya torakal
12 dan lumbal 1 pada anak-anak spondilitis
TB lebih banyak terjadi pada vertebra torakal
bagian atas1617
Cold abscess terbentuk jika infeksi spinal telah
menyebar ke otot psoas (disebut juga abses
psoas) atau jaringan ikat sekitar Cold abscess
dibentuk dari akumulasi produk likuefaksi
dan eksudasi reaktif proses infeksi Abses ini
sebagian besar dibentuk dari leukosit materi
kaseosa debris tulang dan tuberkel basil8
Abses di daerah lumbar akan mencari daerah
dengan tekanan terendah hingga kemudian
membentuk traktus sinus1047297stel di kulit hingga
di bawah ligamentum inguinal atau regio
gluteal12
Adakalanya lesi tuberkulosis terdiri dari lebih
dari satu fokus infeksi vertebra Hal ini disebut
sebagai spondilitis TB non-contiguous atau
ldquoskipping lesionrdquo Peristiwa ini dianggap
merupakan penyebaran dari lesi secara
hematogen melalui pleksus venosus Batson
dari satu fokus infeksi vertebra Insidens
spondilitis TB non-contiguous dijumpai pada
16 persen kasus spondilitis TB18
De1047297sit neurologis oleh kompresi ekstradural
medula spinalis dan radiks terjadi akibat
banyak proses yaitu 1) penyempitankanalis spinalis oleh abses paravertebral 2)
subluksasio sendi faset patologis 3) jaringan
granulasi 4) vaskulitis trombosis arteri vena
spinalis 5) kolaps vertebra 6) abses epidural
atau 7) invasi duramater secara langsung
Selain itu invasi medula spinalis dapat juga
terjadi secara intradural melalui meningitis
dan tuberkulomata sebagai space occupying
lesion910
Bila dibandingkan antara pasien spondilitis
TB dengan de1047297sit neurologis dan tanpa
de1047297sit neurologis maka de1047297sit biasanyaterjadi jika lesi TB pada vertebra torakal
De1047297sit neurologis dan deformitas kifotik
lebih jarang ditemukan apabila lesi terdapat
pada vertebra lumbalis19 Penjelasan yang
mungkin mengenai hal ini antara lain 1)
Arteri Adamkiewicz yang merupakan arteri
utama yang mendarahi medula spinalis
segmen torakolumbal paling sering terdapat
pada vertebra torakal 10 dari sisi kiri Obliterasi
arteri ini akibat trombosis akan menyebabkan
kerusakan saraf dan paraplegia 2) Diameter
relatif antara medula spinalis dengan foramen
vertebralisnya Intumesensia lumbalis mulai
melebar kira-kira setinggi vertebra torakal
10 sedangkan foramen vertebrale di daerah
tersebut relatif kecil Pada vertebra lumbalis
foramen vertebralenya lebih besar dan lebih
memberikan ruang gerak bila ada kompresi
dari bagian anterior
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis spondilitis TB relatif indolen
(tanpa nyeri)8 Pasien biasanya mengeluhkan
nyeri lokal tidak spesi1047297k pada daerah vertebra
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 313
663CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
yang terinfeksi Demam subfebril menggigil
malaise berkurangnya berat badan atau
berat badan tidak sesuai umur pada anak
yang merupakan gejala klasik TB paru juga
terjadi pada pasien dengan spondilitis TB9
Pada pasien dengan serologi HIV positif
rata-rata durasi dari munculnya gejala awal
hingga diagnosis ditegakkan adalah selama
28 minggu20 Apabila sudah ditemukan
deformitas berupa kifosis maka patogenesis
TB umumnya spinal sudah berjalan selama
kurang lebih tiga sampai empat bulan15
De1047297sit neurologis terjadi pada 12 ndash 50 persen
penderita10 De1047297sit yang mungkin antara lain
paraplegia paresis hipestesia nyeri radikular
dan atau sindrom kauda equina Nyeri
radikuler menandakan adanya gangguan
pada radiks (radikulopati) Spondilitis TBservikal jarang terjadi namun manifestasinya
lebih berbahaya karena dapat menyebabkan
disfagia dan stridor tortikollis suara serak
akibat gangguan n laringeus Jika n frenikus
terganggu pernapasan terganggu dan timbul
sesak napas (disebut juga Millar asthma)8
Umumnya gejala awal spondilitis servikal
adalah kaku leher atau nyeri leher yang tidak
spesi1047297k21
Nyeri lokal dan nyeri radikular disertai
gangguan motorik sensorik dan s1047297ngter distal
dari lesi vertebra akan memburuk jika penyakittidak segera ditangani Menurut salah satu
sumber insiden paraplegia pada spondilitis
TB (Pottrsquos paraplegia) sebagai komplikasi yang
paling berbahaya hanya terjadi pada 4 ndash 38
persen penderita9 Pottrsquos paraplegia dibagi
menjadi dua jenis paraplegia onset cepat
(early-onset ) dan paraplegia onset lambat
(late-onset )8 Paraplegia onset cepat terjadi
saat akut biasanya dalam dua tahun pertama
Paraplegia onset cepat disebabkan oleh
kompresi medula spinalis oleh abses atau
proses infeksi Sedangkan paraplegia onset
lambat terjadi saat penyakit sedang tenang
tanpa adanya tanda-tanda reaktifasi spondilitis
umumnya disebabkan oleh tekanan jaringan
1047297brosaparut atau tonjolan-tonjolan tulang
akibat destruksi tulang sebelumnya810
Gejala motorik biasanya yang lebih dahulu
muncul karena patologi terjadi dari anterior
sesuai dengan posisi motoneuron di kornu
anterior medula spinalis kecuali jika ada
keterlibatan bagian posterior medula spinalis
keluhan sensorik bisa lebih dahulu muncul
Penelitian di Nigeria melaporkan bahwa
paraplegia terjadi pada 54 persen pasien yang
mengalami gangguan kekuatan motorik
Sedangkan deformitas tulang belakang
hanya terjadi pada 21 persen pasien-pasien
tersebut Tingginya angka paraplegia
mungkin disebabkan tingkat sosioekonomi
dan pendidikan yang masih rendah sehingga
pasien baru datang ke layanan kesehatan jika
penyakit sudah melanjut dengan gejala yang
berat22
DIAGNOSIS
Diagnosis dini spondilitis TB sulit ditegakkan
dan sering disalahartikan sebagai neoplasma
spinal atau spondilitis piogenik lainnya
Ironisnya diagnosis biasanya baru dapat
ditegakkan pada stadium lanjut saat sudah
terjadi deformitas tulang belakang dan de1047297sitneurologis2323
Penegakan diagnosis seperti pada penyakit-
penyakit pada umumnya melalui anamnesis
pemeriksaan 1047297sik diikuti dengan pemeriksaan
penunjang Keberhasilan melakukan diagnosis
dini menjanjikan prognosis yang lebih baik
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Nyeri punggung belakang adalah keluhan
yang paling awal sering tidak spesi1047297k dan
membuat diagnosis yang dini menjadi sulit
Maka dari itu setiap pasien TB paru dengankeluhan nyeri punggung harus dicurigai
mengidap spondilitis TB sebelum terbukti
sebaliknya
Selain itu dari anamnesis bisa didapatkan
adanya riwayat TB paru atau riwayat gejala-
gejala klasik (demam lama diaforesis nokturnal
batuk lama penurunan berat badan) jika TB
paru belum ditegakkan sebelumnya Demam
lama merupakan keluhan yang paling sering
ditemukan namun cepat menghilang (satu
hingga empat hari) jika diobati secara adekuat24
Paraparesis adalah gejala yang biasanya
menjadi keluhan utama yang membawa
pasien datang mencari pengobatan Gejala
neurologis lainnya yang mungkin rasa kebas
baal gangguan defekasi dan miksi
Pemeriksaan 1047297sik umum dapat menunjukkan
adanya fokus infeksi TB di paru atau di tempat
lain meskipun pernah dilaporkan banyak
spondilitis TB yang tidak menunjukkan tanda-
tanda infeksi TB ekstraspinal925 Pernapasan
cepat dapat diakibatkan oleh hambatan
pengembangan volume paru oleh tulang
belakang yang kifosis atau infeksi paru oleh
kuman TB In1047297ltrat paru akan terdengar
sebagai ronkhi kavitas akan terdengar sebagai
suara amforik atau bronkial dengan predileksi
di apeks paru Kesegarisan (alignment ) tulang
belakang harus diperiksa secara seksama
Infeksi TB spinal dapat menyebar membentuk
abses paravertebra yang dapat teraba
bahkan terlihat dari luar punggung berupa
pembengkakan Permukaan kulit juga harus
diperiksa secara teliti untuk mencari muara
sinus1047297stel hingga regio gluteal dan di bawah
inguinal (trigonum femorale) Tidak tertutup
kemungkinan abses terbentuk di anterior
rongga dada atau abdomen20
Terjadinya gangguan neurologis menanda-
kan bahwa penyakit telah lanjut meski masihdapat ditangani Pemeriksaan 1047297sik neurologis
yang teliti sangat penting untuk menunjang
diagnosis dini spondilitis TB Pada pemeriksaan
neurologis bisa didapatkan gangguan fungsi
motorik sensorik dan autonom Kelumpuhan
berupa kelumpuhan upper motor neuron
(UMN) namun pada presentasi awal akan
didapatkan paralisis 1047298aksid baru setelahnya
akan muncul spastisitas dan re1047298eks patologis
yang positif Kelumpuhan lower motor neuron
(LMN) mononeuropati mungkin saja terjadi
jika radiks spinalis anterior ikut terkompresi Jika
kelumpuhan sudah lama otot akan atro1047297 yangbiasanya bilateral Sensibilitas dapat diperiksa
pada tiap dermatom untuk protopatis (raba
nyeri suhu) dibandingkan ekstremitas atas
dan bawah untuk proprioseptif (gerak arah
rasa getar diskriminasi 2 titik) Evaluasi sekresi
keringat rutin dikerjakan untuk menilai fungsi
saraf autonom
Pemeriksaan Radiologi
Radiologi hingga saat ini merupakan
pemeriksaan yang paling menunjang
untuk diagnosis dini spondilitis TB karena
memvisualisasi langsung kelainan 1047297sik
pada tulang belakang Terdapat beberapa
pemeriksaan radiologis yang dapat digunakan
seperti sinar-X Computed Tomography Scan (CT-
scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pada infeksi TB spinal klinisi dapat
menemukan penyempitan jarak antar diskus
intervertebralis erosi dan iregularitas dari
badan vertebra sekuestrasi serta massa para
vertebra26 Pada keadaan lanjut vertebra akan
kolaps ke arah anterior sehingga menyerupai
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 413
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013664
TINJAUAN PUSTAKA
akordion (concertina) sehingga disebut juga
concertina collapse (gambar 3)1
1 Sinar-X
Sinar-X merupakan pemeriksaan radiologis
awal yang paling sering dilakukan dan berguna
untuk penapisan awal Proyeksi yang diambil
sebaiknya dua jenis proyeksi AP dan lateral27
Pada fase awal akan tampak lesi osteolitik
pada bagian anterior badan vertebra dan
osteoporosis regional Penyempitan ruang
diskus intervertebralis menandakan terjadinya
kerusakan diskus Pembengkakan jaringan
lunak sekitarnya memberikan gambaran
fusiformis27
Pada fse lanjut kerusakan bagian anterior se-
makin memberat dan membentuk angulasi
kifotik (gibbus) Bayangan opak yang me-manjang paravertebral dapat terlihat yang
merupakan cold abscess27 Namun sayangnya
sinar-X tidak dapat mencitrakan cold abscess
dengan baik (gambar 2)28 Dengan proyeksi
lateral klinisi dapat menilai angulasi kifotik di-
ukur dengan metode Konstam (gambar 3)129
Gambar 2 Pencitraan sinar-X proyeksi AP pasien spondilitis
TB Sinar-X memperlihatkan iregularitas dan berkurangnya
ketinggian dari badan vertebra T9 (tanda bintang) serta
juga dapat terlihat massa paravertebral yang samar yang
merupak cold abscess (panah putih)26
Gambar 3 Pengukuran angulasi kifotik metode Konstam
Pertama tarik garis khayal sejajar end-plate superior badan
vertebra yang sehat di atas dan di bawah lesi Kedua garis
tersebut diperpanjang ke anterior sehingga bersilangan
Sudut K pada gambar adalah sudut Konstam sedangkan
Sudut A adalah angulasi aktual yang dihitung Pada contoh
gambar ini angulasi kifotik adalah sebesar 30ordm129
2 CT Scan
CT-scan dapat memperlihatkan dengan jelas
sklerosis tulang destruksi badan vertebra
abses epidural fragmentasi tulang dan
penyempitan kanalis spinalis (gambar 4)
CT myelography juga dapat menilai dengan
akurat kompresi medula spinalis apabila tidak
tersedia pemeriksaan MRI26 Pemeriksaan
ini meliputi penyuntikan kontras melalui
punksi lumbal ke dalam rongga subdural lalu
dilanjutkan dengan CT scan27
Selain hal yang disebutkan di atas CT
scan dapat juga berguna untuk memandu
tindakan biopsi perkutan dan menentukan
luas kerusakan jaringan tulang27 Penggunaan
CT scan sebaiknya diikuti dengan pencitraan
MRI untuk visualisasi jaringan lunak
Gambar 4 Pencitraan CT-scan pasien spondilitis TB
potongan aksial setingkat T 12 Pada C T-scan dapat terlihat
destruksi pedikel kiri vertebra L3 (panah hitam) edema
jaringan perivertebra (kepala panah putih) penjepitanmedula spinalis (panah kecil putih) dan abses psoas (panah
putih besar)26
3 MRI
MRI merupakan pencitraan terbaik untuk
menilai jaringan lunak Kondisi badan vertebra
diskus intervertebralis perubahan sumsum
tulang termasuk abses paraspinal dapat
dinilai dengan baik dengan pemeriksaan
ini2630 Untuk mengevaluasi spondilitis TB
sebaiknya dilakukan pencitraan MRI aksial
dan sagital yang meliputi seluruh vertebra
untuk mencegah terlewatkannya lesi non-
contiguous818
MRI juga dapat digunakan untuk mengevaluasi
perbaikan jaringan Peningkatan sinyal-
T1 pada sumsum tulang mengindikasikan
pergantian jaringan radang granulomatosa
oleh jaringan lemak dan perubahan MRI ini
berkorelasi dengan gejala klinis31 Bagaimana
membedakan spondilitis TB dari spondilitis
lainnya melalui MRI akan dijelaskan pada
bagian diagnosis diferensial setelah ini
Gambar 5 Pencitraan MRI potongan sagital pasien
spondilitis TB Pada MRI dapat dilihat destruksi dari badan
vertebra L3-L4 yang menyebabkan kifosis berat (gibbus)
in1047297ltrasi jaringan lemak (panah putih) penyempitan kanalis
spinalis dan penjepitan medula spinalis19 Gambaran ini
khas menyerupai akordion yang sedang ditekuk
4 Pencitraan lainnya
Ultrasonogra1047297 dapat digunakan untuk
mencari massa pada daerah lumbar Denganpemeriksaan ini dapat dievaluasi letak
dan volume absesmassa iliopsoas yang
mencurigakan suatu lesi tuberkulosis8
Bone scan pada awalnya sering digunakan
namun pemeriksaan ini hanya bernilai positif
pada awal perjalanan penyakit Selain itu bone
scan sangat tidak spesi1047297k dan ber-resolusi
rendah Berbagai jenis penyakit seperti
degenerasi infeksi keganasan dan trauma
dapat memberikan hasil positif yang sama
seperti pada spondilitis TB
Pencitraan dengan 67Gadolinium diketahui
berguna untuk mendeteksi infeksi TB
diseminata1 Penggunaan pencitraan ini masih
belum lazim pada spondilitis TB
Biopsi dan pemeriksaan mikrobiologis
Untuk memastikan diagnosis secara pasti
perlu dilakukan biopsi tulang belakang atau
aspirasi abses Biopsi tulang dapat dilakukan
secara perkutan dan dipandu dengan CT
scan atau 1047298uoroskopi119 Spesimen kemudian
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 513
665CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan
histologis kultur dan pewarnaan basil tahan
asam (BTA) gram jamur dan tumor Kultur BTA
positif pada 60ndash89 persen kasus19
Studi histologi jaringan penting untuk
memastikan diagnosis jika kultur negatif
pewarnaan BTA negatif sekaligus
menyingkirkan diagnosis banding lainnya
Temuan histologi pada infeksi TB jaringan
adalah akumulasi sel epiteloid (granuloma
epiteloid) sel datia langhans dan nekrosis
kaseosa27 Sel epiteloid adalah sel
mononuklear yang mem-fagositosis basil
tuberkulosis dengan sisa-sisa lemak kuman
pada sitoplasmanya8 Granuloma epiteloid
dapat ditemukan pada 89 persen spesimen
yang merupakan gambaran khas histologi
infeksi TB Superinfeksi kuman piogenik telahdilaporkan pada beberapa kasus
Jika biopsi jarum tidak dapat memastikan
diagnosis biopsi bedah yang diikuti dengan
kultur dapat dipertimbangkan9 biopsi bedah
umumnya dilakukan pada keadaan dimana
biopsi jarum sangat berbahaya dan tidak
menghasilkan spesimen (dry tap)
Kultur umumnya memerlukan waktu yang
relatif lama yaitu 2 minggu Kultur sebaiknya
diikuti dengan uji resistensi OAT8 Spesimen
yang cocok untuk dijadikan kultur adalahorgan-organ dalam tulang pus cairan
sinovial atau jaringan sinovial Media yang
dapat digunakan adalah media berbasis
telur seperti media Lowenstein- Jensen
dan media berbasis cairan seperti Becton-
Dickinson dan BACTEC TM Pajanan pasien
dengan 1047298uorokuinolon sebelumnya akan
memperlambat pertumbuhan kultur hingga
2 minggu8
Pemeriksaan laboratoris
Polymerase Chain Reaction (PCR) dapat
digunakan untuk mendeteksi DNA kuman
tuberkulosis Lain halnya dengan kultur yang
memerlukan waktu lama pemeriksaan ini
sangat akurat dan cepat (24 jam) namun
memerlukan biaya yang lebih mahal
dibandingkan pemeriksaan lainnya Prinsip
kerja PCR adalah memperbanyak DNA kuman
secara eksponensial sehingga dapat terdeteksi
meski kuman dalam jumlah yang sedikit (10
hingga 1000 kuman) PCR memiliki sensitivitas
sekitar 80ndash98 persen dan spesi1047297sitas 98
persen8
Pemeriksaan imunologi seperti deteksi antigen
excretory -secretory ES-31 mycobacterial IgG
anti-TB IgM anti-TB IgA anti-TB dan antigen
31 kDa dikatakan dapat berguna namun
efektivitasnya masih diuji lebih lanjut8
Pemeriksaan penunjang lainnya meliputi
studi hematologis Laju endap darah (LED)
biasanya meningkat namun tidak spesi1047297k
menunjukkan proses infeksi granulomatosa
TB Peningkatan kadar C-reactive protein
(CRP) diasosiasikan kuat dengan formasi
abses10 Uji Mantoux positif pada sebagian
besar pasien (84ndash95 persen)32 namun hanya
memberi petunjuk tentang paparan kuman
TB sebelumnya atau saat ini Spesimen
sputum memberikan hasil positif hanya jika
proses infeksi paru sedang aktif Studi di
Malaysia mengemukakan bahwa kelainanhematologis yang paling sering ditemukan
pada pasien spondilitis TB adalah anemia
normositik normokrom trombositosis
dengantanpa peningkatan LED dan
leukositosis33
Diagnosis Diferensial
Hal yang perlu digarisbawahi pada spondilitis
TB adalah nyeri punggung nonspesi1047297k
deformitas kifotik kompresi medula spinalis
yang sering menjadi alasan penderita untuk
datang berobat Karena itu pemikirian
kemungkinan diagnosis banding harusdidasarkan pada hal ini Sangat penting untuk
membedakan spondilitis TB dari penyakit
lainnya karena terapi dini yang tepat dan
akurat dapat mengurangi angka disabilitas
dan morbiditas pasien30
Spondilitis piogenik adalah salah satu
penyakit dengan presentasi gejala yang
serupa dengan spondilitis TB dan tidak
mudah untuk membedakan keduanya tanpa
pemeriksaan penunjang yang adekuat
Spondilitis piogenik umumnya disebabkan
oleh Staphylococcus aureus Streptococcus
dan Pneumococcus30 Secara epidemiologi
spondilitis piogenik lebih sering menyerang
usia produktif sekitar usia 30ndash50 tahun
Hingga saat ini prevalensi spondilitis piogenik
dilaporkan meningkat diakibatkan banyaknya
penyalahgunaan antibiotik tindakan invasif
spinal pembedahan spinal Di lain pihak
jumlah kasus baru spondilitis TB semakin
berkurang dengan penggunaan OAT
Spondilitis piogenik memiliki perjalanan yang
lebih akut dengan gejala yang hampir sama
dengan spondilitis TB Vertebra servikal dan
lumbal lebih sering terlibat dibandingkan
dengan spondilitis TB yang lebih sering
menyerang vertebra torakolumbal lebih dari
satu vertebra24
Dari segi hematologis CRP laju endap darah
(LED) jumlah leukosit dan hitung jenis
dapat membantu diagnosis Pada spondilitis
piogenik peningkatan CRP lebih bermakna
dibandingkan peningkatan LED meskipun
pada beberapa kasus dapat normal24
Telah dilakukan studi untuk membedakan
kedua penyakit melalui MRI Jung dkk 34
menjabarkan beberapa perbedaan temuan
MRI secara rinci yang mengarahkan pada
infeksi TB 1) sinyal abnormal paraspinal
berbatas tegas 2) dinding abses tipis dan
halus 3) adanya abses paraspinal danintraoseus 4) penyebaran subligamen lebih
dari 2 vertebra 5) keterlibatan vertebra
torakal 6) lesi multipel Bila ada temuan
radiologis selain yang disebutkan di atas
tampaknya diagnosis infeksi piogenik
lebih mungkin Penelitian oleh Harada
dkk menambahkan bahwa adanya sinyal
abnormal pada sendi faset merupakan
karakteristik infeksi piogenik30 Kultur dan
pewarnaan Gram spesimen tulang yang
diambil melalui biopsi perkutanterbuka
dapat memastikan diagnosis namun
tindakan ini termasuk tindakan invasif9
Tumor metastatik spinal mencakup 85
persen bagian dari semua tumor tulang
belakang yang mengakibatkan kompresi
medula spinalis Insiden tertinggi kasus
tumor metastasik spinal pada usia di atas 50
tahun Urutan segmen yang sering terlibat
yaitu torakal lumbar dan servikal Neoplasma
dengan kecenderungan bermetastasis ke
medula spinalis meliputi tumor payudara
prostat paru limfoma sarkoma dan mieloma
multipel Metastasis keganasan saluran cerna
dan rongga pelvis relatif melibatkan vertebra
lumbosakral sedangkan keganasan paru dan
mamae lebih sering melibatkan vertebra
torakal
Keganasan primer pada pasien anak-anak
yang cukup sering menyebabkan kompresi
medula spinalis meliputi neuroblastoma
Sarkoma Ewing dan hemangioma Formasi
abses dan adanya fragmen tulang adalah
temuan MRI yang dapat membedakan
spondilitis TB dari neoplasma1
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 613
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013666
TINJAUAN PUSTAKA
Keluhan yang sering berupa nyeri punggung
belakang yang kronis progresif yang tidak
spesi1047297k hal inilah yang menyebabkan
neoplasma spinal sulit dibedakan dengan
spondilitis TB24 Adanya riwayat keganasan di
tempat lain dapat membantu penegakkan
diagnosis De1047297sit neurologis terjadi tergantung
tingkat lesi muncul jika tumor sudah menekan
epidural dan medula spinalis Kolaps vertebra
dengan deformitas kifotik atau skoliotik terjadi
akibat destruksi badan vertebra fraktur oleh
invasi tumor dengan diskus yang bebas dari
kerusakan MRI belum dapat secara pasti
menyingkirkan atau memastikan diagnosis
tumor spinal Semua temuan-temuan MRI
spondilitis TB bisa ditemukan pada tumor
spinal
Fraktur kompresi badan vertebraberpotensi menyebabkan deformitas kifotik
disertai gangguan neurologis dengan
derajat yang bervariasi Trauma harus dengan
kekuatan yang besar untuk membuat badan
vertebra yang bersangkutan retak kecuali
jika didapatkan osteoporosis usia tua atau
penggunaan steroid jangka panjang Contoh
klasik trauma yang menyebabkan fraktur
kompresi seperti jatuh dari ketinggian
dengan bokong terlebih dahulu Kecelakaan
mobil juga dapat menyebabkan dampak
serupa Mekanisme 1047298eksi-kompresi biasanya
menyebabkan fraktur kompresi denganbagian anterior mengecil (wedge-shaped )
dengan derajat kerusakan bagian tengah dan
posterior yang bervariasi Medula spinalis
segmen torakal lebih sering mengalami
cedera karena merupakan segmen yang
paling panjang dibandingkan segmen
lainnya dan juga karena kanalis spinalisnya
yang lebih sempit dengan vaskularisasi
yang tentatif Diagnosis ditegakkan dengan
temuan klinis dan adanya riwayat trauma
yang bermakna dikombinasikan dengan ada
tidaknya faktor risiko seperti osteoporosis
atau usia tua
Pada negara dengan insidens bruselosis
cukup tinggi spondilitis bruselosis
merupakan diagnosis diferensial yang utama
Demam keringat dingin dan nyeri sendi
adalah gejala yang lebih sering ditemukan
pada spondilitis bruselosis sementara
gangguan neurologis dan deformitas lebih
banyak ditemukan pada spondilitis TB
Sakroiliitis dan diskitis lebih sering didapat-
kan pada pasien spondilitis bruselosis35
Tabel 1 Klasi1047297kasi Pottrsquos paraplegia37
Stadium Gambaran Klinis
I Tidak terdeteksi terabaikan
(negligible)
Pasien tidak sadar akan gangguan neurologis klinisi menemukan adanya klonus
pada ekstensor plantaris dan pergelangan kaki
II Ringan Pasien menyadari adanya gangguan neurologis tetapi masih mampu berjalan
dengan bantuan
III Moderat Tidak dapat berpindah tempat (non-ambulatorik) karena kelumpuhan (dalam
posisi ekstensi) dan de1047297sit sensorik di bawah 50 persen
IV Berat Stadium III + kelumpuhan dalam posisi 1047298eksi de1047297sit sensorik di atas 50 persen
dan gangguan s1047297ngter
Tabel 2 Klasi1047297kasi klinikoradiologis37
Stadium Gambaran klinikoradiologis Durasi
perjalanan
penyakit
I Pre-destruktif Kurvatura lurus spasme otot perivertebral hiperemia tampak pada skintigra1047297 MRI
menunjuk kan edema sumsum tulang
lt 3 bulan
II Destruktif awal Penyempitan ruang diskus erosi paradiskal MRI memperlihatkan edema dan
kerusakan korteks vertebra CT scan menunjukkan erosi marginal dan kavitasi
2ndash4 bulan
III Kifosis ringan 2ndash3 vertebra terkena (angulasi 10ordmndash30ordm) 3ndash9 bulan
IV Kifosis moderat gt3 vertebra terkena (angulasi 30ordmndash60ordm) 6ndash24 bulan
V Kifosis berat gt3 vertebra (angulasi gt60ordm) gt2 tahun
Tabel 3 Klasi1047297kasi Gulhane Askeri Tip Akademisi (GATA) untuk spondilitis TB
Tipe Lesi Penatalaksanaan Contoh
IA Lesi vertebra dan degenerasi
diskus 1 segmen tanpa kolaps
abses ataupun de1047297sit neurologis
Biopsi perkutan dan
kemoterapi
IB Adanya cold abscess degenerasi
diskus 1 atau lebih tanpa kolaps
ataupun de1047297sit neurologis
Drainase abses dan
debridemen anterior posterior
II Kolaps vertebra
Cold abscess
Kifosis
Deformitas stabil dengan tanpa
de1047297sit neurologis
Angulasi sagital lt 20ordm
debridemen dan fusi1
anterior
dekompresi jika terdapat2
de1047297sit neurologis
tandur strut kortikal untuk3
fusi
II I Kolaps vertebra berat
Cold abscess
Kifosis berat
Deformitas tidak stabil dengan
tanpa de1047297sit neurologis
Angulasi sagital ge 20ordm
Penatalaksaan no II
+ instrumentasi anterior
posterior
Diadaptasi dari Oguz E Sehirlioglu A Altinmakas M Ozturk C Komurcu M Solakoglu C Vaccaro AR A new classi1047297cation and
guide for surgical treatment of spinal tuberculosis38
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 713
667CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis diferensial lainnya yang perlu
dipertimbangkan antara lain spondilitis
jamur yang dapat ditemukan pada pasien-
pasien dengan inkompetensi imun36 mielitis
transversa sarkoidosis dan reumatoid artritis9
KLASIFIKASI
Klasi1047297kasi spondilitis TB telah dilakukan
beberapa pihak dengan tujuan untuk
menentukan deskripsi keparahan penyakit
prognosis dan tatalaksana
Klasi1047297kasi Pottrsquos paraplegia disusun untuk
mempermudah komunikasi antar klinisi
dan mempermudah deskripsi keparahan
gejala klinis pasien spondilitis TB Klasi1047297kasi
klinikoradiologis untuk memperkirakan durasi
perjalan penyakit berdasarkan temuan klinis
dan temuan radiologis pasien
Klasi1047297kasi menurut Gulhane Askeri Tip
Akademisi (GATA) baru-baru ini telah disusun
untuk menentukan terapi yang dianggap
paling baik untuk pasien yang bersangkutan
Sistem klasi1047297kasi ini dibuat berdasarkan kriteria
klinis dan radiologis antara lain formasi abses
degenerasi diskus kolaps vertebra kifosis
angulasi sagital instabilitas vertebra dan
gejala neurologis membagi spondilitis TB
menjadi tiga tipe (I II dan III)38
Untuk menilai derajat keparahan memantauperbaikan klinis dan memprediksi prognosis
pasien spondilitis TB dengan cedera medula
spinalis dapat digunakan klasi1047297kasi American
Spinal Injury Association ( ASIA) impairment
scale Sistem ini adalah pembaruan dari sistem
klasi1047297kasi Frankel dan telah diterima secara
luas ASIA impairment scale membagi cedera
medula spinalis menjadi 5 tipe (A cedera
medula spinalis komplit B ndash D cedera medula
spinalis inkomplit E normal) (tabel 4)39
Hasil penelitian tentang prognosis pasien
dengan cedera medula spinalis menyatakan
bahwa pasien dengan cedera medula spinalis
ASIA A hanya memiliki paling tinggi lima
persen kemungkinan menjadi ASIA D 20 ndash
50 persen pada ASIA B untuk menjadi ASIA D
dalam 1 tahun 60 ndash 75 persen pada ASIA C
untuk menjadi ASIA D dalam 1 tahun40
PENATALAKSANAAN
Sebelum ditemukannya OAT yang efektif
penganganan spondilitis TB hanya dengan
metode imobilisasi yaitu tirah baring dan
korsetbidai Mortalitas dan angka relaps
sangat tinggi saat itu1
Sekarang penanganan spondilitis TB
secara umum dibagi menjadi dua bagian
yang berjalan dapat secara bersamaan
medikamentosa dan pembedahan
Terapi medikamentosa lebih diutamakan
sedangkan terapi pembedahan melengkapi
terapi medikamentosa dan disesuaikan
dengan keadaan individual tiap pasien Pasien
spondilitis TB pada umumnya bisa diobati
secara rawat jalan kecuali diperlukan tindakan
bedah dan tergantung pada stabilitas keadaan
pasien Tujuan penatalaksanaan spondilitis
TB adalah untuk mengeradikasi kuman TB
mencegah dan mengobati de1047297sit neurologis
serta memperbaiki kifosis9
Parthasarathy dkk melakukan penelitian pada
235 pasien spondilitis TB tanpa paraplegia
dengan tujuan membandingkan efektivitas
kemoterapi OAT dan intervensi bedah
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
pada fase awal terapi medikamentosa
memberikan hasil yang lebih memuaskan
dibandingkan terapi bedah Namun ketika
deformitas kifosis telah melanjut terapi
medikamentosa justru tidak begitu berguna
Terapi OAT selama 9 bulan memberikanangka remisi yang lebih baik (hingga 99
persen) dibandingkan terapi OAT selama 6
bulan41
Untuk mempermudah klinisi menentukan
tindakan yang cocok untuk pasien dapat
digunakan klasi1047297kasi GATA38 Namun
penulis menyarankan untuk menatalaksana
pasien secara individual dan juga
mempertimbangkan keahlian ahli bedah
serta ketersediaan fasilitas rumah sakit
1 Medikamentosa
Spondilitis TB dapat diobati secara sempurna
hanya dengan OAT saja hanya jika diagnosis
ditegakkan awal dimana destruksi tulang
dan deformitas masih minimal83742 Seperti
pada terapi TB pada umumnya terapi infeksi
spondilitis TB adalah multidrug therapy
Secara umum regimen OAT yang digunakan
pada TB paru dapat pula digunakan pada
TB ekstraparu namun rekomendasi durasi
pemberian OAT pada TB ekstraparu hingga
saat ini masih belum konsisten antarahli
Tabel 5 Dosis Rekomendasi OAT pada anak (di bawah 12 tahun) dan dewasa43
Obat
Dosis mgkgBB (dosis maksimum)
Harian Dua kali seminggu Tiga kali seminggu
Anak Dewasa Anak Dewasa Anak Dewasa
INH 10ndash20 5 20ndash40 15 20ndash40 15
RIF 10ndash20 10 10ndash20 10 10ndash20 10
PRZ 15ndash30 15ndash30 50ndash70 50ndash70 50ndash70 50ndash70
ETB 15ndash25 15ndash25 50 50 25ndash30 25ndash30
SM 20ndash40 12ndash18 25ndash30 25ndash30 25ndash30 25ndash30
INH isoniazid RIF rifampisin PRZ pirazinamid ETB etambutol SM streptomisinDosis berdasarkan berat badan harus
disesuaikan pertambahan berat badan Semua pasien yang menerima dosis intermiten harus dipantau langsung terapinya
PRZ dan SM tidak dipakai pada wanita hamil ETB tidak disarankan untuk pasien anak karena sulit diobservasi fungsi
visualnya
Tabel 4 ASIA Impairment Scale 39
Stadium Gambaran neurologis
A Complete Tidak ada fungsi motorik atau sensorik yang utuh pada segmen S4-5
B Incomplete Fungsi sensorik utuh fungsi motorik tidak utuh di bawah segmen lesi neurologis dan segmen S4-5
C Incomplete Fungsi motorik masih utuh di bawah segmen lesi neurologis dan lebih dari separuh otot kunci di bawah
segmen lesi neurologis setidaknya memiliki kekuatan motorik di bawah 3
D Incomplete Sama seperti C namun dengan kekuatan motorik di atas 3
E Normal Fungsi motorik dan sensorik normal
Sindrom Klinis Sindrom Brown Sequard Sindrom Kauda Ekuina Sindrom Medula anterior Sindrom Medula Sentral
Sindrom Konus Medularis
Otot-otot kunci yang dimaksud antara lain 1047298eksi siku (C5) ekstensi tangan (C6) ekstensi siku (C7) ekstensi jari tangan (C8)
abduksi kelingking (T1) 1047298eksi tungkai (L2) ekstensi lutut (L3) dorso1047298eksi kaki (L4) ekstensi ibu jari kaki (L5) plantar1047298eksi kaki
(S1) Pemeriksaan segmen S4 ndash 5 adalah dengan menilai kontraksi s1047297nger ani volunter dan dan sensasi perianal
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 813
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013668
TINJAUAN PUSTAKA
World Health Organization (WHO)
menyarankan kemoterapi diberikan
setidaknya selama 6 bulan43 British Medical
Research Council menyarankan bahwa
spondilitis TB torakolumbal harus diberikan
kemoterapi OAT selama 6 ndash 9 bulan2 Untuk
pasien dengan lesi vertebra multipel tingkat
servikal dan dengan de1047297sit neurologis
belum dapat dievaluasi namun beberapa
ahli menyarankan durasi kemoterapi selama
9ndash12 bulan2
The Medical Research Council Committee
for Research for Tuberculosis in the Tropics
menyatakan bahwa isoniazid dan rifampisin
harus selalu diberikan selama masa
pengobatan9 Selama dua bulan pertama
(fase inisial) obat-obat tersebut dapat
dikombinasikan dengan pirazinamidetambutol dan streptomisin sebagai obat lini
pertama Hal ini senada dengan penelitian
Karaeminogullari dkk 19 yang mengobati
pasien spondilitis TB lumbal dengan rifampisin
dan insoniazid saja selama 9 bulan dengan
hasil yang memuaskan
Obat lini kedua diberikan hanya pada kasus
resisten pengobatan Yang termasuk sebagai
OAT lini kedua antara lain levo1047298oksasin
moksi1047298oksasin etionamid tiasetazon
kanamisin kapreomisin amikasin sikloserin
klaritomisin dan lain-lain
Adakalanya kuman TB kebal terhadap
berbagai macam OAT Multidrug resistance TB
(MDR-TB) dide1047297nisikan sebagai basil TB yang
resisten terhadap isoniazid dan rifampisin44
Spondilitis MDR-TB adalah penyakit yang
agresif karena tidak dapat hanya diterapi
dengan pengobatan OAT baku Regimen
untuk MDR-TB harus disesuaikan dengan
hasil kultur abses Perbaikan klinis umumnya
bisa didapatkan dalam 3 bulan jika terapi
berhasil44 Adapula rekomendasi terbaru
untuk penganganan MDR-TB yaitu dengan
kombinasi 5 obat antara lain 1) salah satu
dari OAT lini pertama yang diketahui sensitif
melalui hasil kultur resistensi 2) OAT injeksi
untuk periode minimal selama 6 bulan
3) kuinolon 4) sikloserin atau etionamid
5) antibiotik lainnya seperti amoksisilin
klavulanat dan klofazimin Durasi pemberian
OAT setidaknya selama 18ndash24 bulan45
The United States Centers for Disease Control
merekomendasikan pengobatan spondilitis
TB pada bayi dan anak-anak setidaknya harus
selama 12 bulan43 Durasi kemoterapi pada
pasien imunode1047297siensi sama pada pasien
tanpa imunode1047297siensi Namun adapula
sumber yang mengatakan durasinya harus
diperpanjang43 Kemoterapi pada pasien
dengan HIV positif harus disesuaikan dan
memerhatikan interaksi OAT dan obat anti-
retroviral Zidovudin dapat meningkatkan
efek toksik OAT Didanosin harus diberikan
selang 1 jam dengan OAT karena bersifat
penyanggah antasida11
Perhimpuna Dokter Paru Indonesia telah
merumuskan regimen terapi OAT untuk
pasien TB11 Untuk kategori I yaitu kasus baru
TB paru kasus baru dengan TB ekstraparu
termasuk TB spinal diberikan 2 HRZE (HRZS)
fase inisial dilanjutkan 4HR fase lanjutan atau2HRZE(HRZS) fase inisial dilanjutkan 4H3R3
fase lanjutan atau 2RHZE(HRZS) fase inisial
dilanjutkan 6HE fase lanjutan Pemberian
regimen bisa diperpanjang sesuai dengan
respons klinis penderita Sedangkan untuk
kategori II yaitu kasus gagal pengobatan
relaps drop-out diberikan 2RHZES fase
inisial dilanjutkan 5HRE fase lanjutan atau
2HRZES fase inisial dilanjutkan 5H3R3E3 fase
lanjutan1143
Deksametason jangka pendek dapat
digunakan pada kasus dengan de1047297sitneurologis yang akut untuk mencegah syok
spinal Namun belum ada studi yang menguji
efektivitasnya pada kasus spondilitis TB9
Pemberian bisfosfonat intravena bersamaan
dengan kemoterapi OAT telah dicoba pada
beberapa pasien dan dikatakan dapat
meningkatkan proses perbaikan tulang
Nerindronat 100 mg pada pemberian
pertama dan 25 mg setiap bulan berikutnya
selama 2 tahun telah diujicobakan dengan
hasil yang memuaskan Nerindronat di-
sebutkan dapat menghambat aktivitas
resorpsi osteoklas dan menstimulasi aktivitas
osteoblas Namun studi ini masih terbatas
pada satu pasien dan perlu dievaluasi lebih
lanjut46
Terapi medikamentosa dikatakan gagal jika
dalam 3ndash4 minggu nyeri dan atau de1047297sit
neurologis masih belum menunjukkan
perbaikan setelah pemberian OAT yang
sesuai dengan atau tanpa imobilisasi atau
tirah baring47
2 Pembedahan
Dengan berkembangnya penggunaan
OAT yang efektif terapi pembedahan relatif
ditinggalkan sebagai penatalaksanaan utama
pada spondilitis TB Pilihan teknik bedah tulang
belakang pada spondilitis sangat bervariasi
namun pendekatan tindakan bedah yang baku
dan empiris masih belum ada Setiap kasus harus
dinilai keadaanya secara individual Pada pasien
yang direncanakan dioperasi kemoterapi tetap
harus diberikan minimal 10 hari sebelum
operasi OAT harus sudah diberikan41 Kategori
regimen OAT yang diberikan disesuaikan jenis
kasus yang ada dan dilanjutkan sesuai kategori
masing-masing811
Tindakan bedah yang dapat dilakukan
pada spondilitis TB meliputi drainase abses
debridemen radikal penyisipan tandurtulang artrodesisfusi penyisipan tandur
tulang dengan atau tanpa instrumentasi
1047297ksasi baik secara anterior maupun posterior
dan osteotomi
a Indikasi dan Kontraindikasi
Pembedahan
Indikasi pembedahan pada spondilitis TB
secara umum sebagai berikut 1) de1047297sit
neurologis akut paraparesis atau paraplegia
2) deformitas tulang belakang yang tidak
stabil atau disertai nyeri dalam hal ini kifosis
progresif (30ordm untuk dewasa 15ordm untuk anak-anak) 3) tidak responsif kemoterapi selama
4 minggu 4) abses luas 5) biopsi perkutan
gagal untuk memberikan diagnosis414248 6)
nyeri berat karena kompresi abses47
Jika lesi di servikal intervensi bedah dilakukan
lebih awal mengingat potensi kecacatan yang
akan terjadi Jika mengikuti klasi1047297kasi GATA
yang telah dijelaskan diatas maka intervensi
bedah dilakukan pada pasien dengan GATA IB
hingga GATA III38 Sementara itu satu-satunya
kontraindikasi pembedahan pada pasien
spondilitis TB adalaha kegagalan jantung dan
paru Pada keadaan ini kegagalan jantung dan
paru harus ditangani terlebih dahulu untuk
menyelamatkan jiwa pasien1
b Pemilihan pendekatan pembedahan
tulang belakang
Pemilihan pendekatan pembedaan spondilitis
TB bergantung pada banyak hal Hal-hal ter-
sebut antara lain kemampuan dan pengalam-
an ahli bedah ketersediaan instrumen personel
anestesi dan komorbid pasien
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 913
669CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
Pendekatan secara anterior lebih sering
digunakan karena dapat mencapai abses
yang umumnya berada di anterior vertebra
Selain itu dengan pendekatan anterior ahli
bedah tidak perlu membuang memotong
bagian vertebra segmen posterior sehingga
vertebra relatif utuh Pendekatan anterior
juga baik digunakan jika diputuskan untuk
memasang tandur dari tulang iga sehingga
tidak perlu melakukan insisi di dua tempat42
Pendekatan anterior efektif untuk kasus
dengan de1047297sit neurologis lesi multi-level
atau abses yang luas14
Di sisi lain pendekatan anterior kurang baik
jika dilakukan pada spondilitis TB multi-level
dalam mengoreksi deformitas kifotik49 Pada
keadaan ini kombinasi dengan pendekatan
posterior untuk instrumentasi posteriordiperlukan baik melalui operasi tunggal
atau dua operasi47 Prosedur operasi tunggal
untuk dua pendekatan dapat dilakukan dan
ditujukan untuk mengurangi durasi operasi
dan mengurangi manipulasi tulang belakang
yang relatif tidak stabil47
Sementara itu pendekatan posterior lebih
diutamakan pada kasus dimana segmen
posterior vertebra lebih rusak daripada
segmen anterior kasus dimana thorakotomi
sangat berbahaya mengingat komorbiditas
seperti penyakit jantung paru42
Sumber lainmengatakan bahwa pendekatan posterior
lebih menguntungkan dari segi koreksi
kifosis dan pemasangan implan namun
sering tidak adekuat dalam melakukan
dekompresi medula spinalis debridemen
dan atau evakuasi abses49
Pendekatan secara anterolateral ekstrapleural
memberikan paparan lapangan kerja yang
baik secara anterior maupun posterior
memungkinkan dekompresi secara anterior
dan penyisipan tandur tulang secara anterior
posterior Teknik ini memiliki morbiditas
lebih rendah dibandingkan teknik lainnya
yang menggunakan dua kali pembedahan
namun teknik ini memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi50
c Pembedahan drainase abses
Setelah terjadi pembentukan abses (cold
abscess) dan degenerasi setidaknya dua
diskus maka drainase harus dilakukan Abses
dapat menekan medula spinalis sehingga
terjadi gangguan neurologis Tindakan
ini dapat mencegah progresi perburukan
gejala neurologis dan mencegah kolaps
vertebra38
Abses dapat terbentuk di tingkat manapun
sesuai fokus infeksi TB pada vertebra Pada
tingkat servikal abses dapat terjadi pada
rongga retrofaringeal dan segitiga posterior
leher Untuk abses retrofaringeal dapat
dilakukan pendekatan transoral sedangkan
pada segitiga posterior insisi dilakukan pada
margo posterior m sternokleidomastoideus
Pada tingkat torakal abses dapat dievakuasi
secara kostotransversektomi Drainase abses
lumbar paravertebral dilakukan lewat
insisi longitudinal dorsolateral Drainase
abses psoas pelvis dapat dilakukan melalui
segitiga Petit atau insisi Ludloff1
d Pembedahan debridemen dan
koreksi kifosis
Karena lesi TB spinal biasanya di bagian
anterior badan vertebra dekompresi
anterior sangat direkomendasikan banyak
ahli18 Instrumentasi kemudian dilakukan
untuk stabilisasi tulang belakang untuk
melindungi tandur anterior yang disisipkan
dan sekaligus untuk menjaga koreksi kifosis
Berikut akan dijelaskan berbagai macam
teknik pada pembedahan spondilitis TB
d1 Debridemen anterior dan fusitanpa instrumentasi
Debridemen anterior dan fusi tanpa
instrumentasi diseut juga dengan rdquoOperasi
Hongkongrdquo Pembedahan ini relatif mudah
dan memerlukan waktu yang singkat
Tindakan ini meliputi debridemen radikal
pendekatan anterior diikuti penyisipan
tandur tulang iga otogenik untuk koreksi
deformitas kifosis Namun teknik ini
tidak dapat digunakan untuk kasus yang
memerlukan rekonstruksi luas setidaknya
dua tingkat diskus47 Tingkat kegagalan fusi
dan migrasi tandur sangat tinggi sehingga
sering pasien memerlukan operasi kedua14
Penelitian oleh El-Deen dkk yang melakukan
reseksi anterior radikal diikuti fusi anterior
tanpa 1047297ksasi internal yang digantikan dengan
1047297ksasi eksternal ( plaster ja cket ) mendapatkan
hasil yang cukup memuaskan Namun salah
satu kerugiannya adalah durasi mobilisasi
pasien yang lebih lambat dibandingkan
dengan 1047297ksasi internal Meskipun begitu
metode ini bisa dipertimbangkan sebagai
alternatif yang memberikan hasil yang cukup
memuaskan51
d2 Debridemen anterior diikuti
dengan instrumentasi anterior atau
posterior
Banyak laporan penelitian yang mengatakan
bahwa metode ini menjanjikan hasil yang
baik Meskipun begitu variasi metode ini
sangat banyak dan sangat bergantung
pada kebiasaan dan keahlian ahli bedah
yang bersangkutan Instrumentasi sangat
direkomendasikan pada kasus yang
memerlukan debridemen radikal setidaknya
dua diskus dan satu badan vertebra47
Teknik ini adalah metode yang paling sering
dilakukan dan dikaji dalam penelitian
Benli dkk melakukan penelitian denganmelakukan reseksi radikal anterior dengan
fusi anterior dan instrumentasi anterior
pada 63 pasien spondilitis TB mendapatkan
bahwa cara ini memberikan hasil yang cukup
memuaskan Sebanyak 80 persen pasien
mengalami remisi neurologis secara lengkap
20 persen mengalami remisi inkomplit
Dengan tambahan instrumentasi anterior
kemungkinan koreksi kifosis meningkat
hingga 80 persen dan dapat membantu
menjaga hasil koreksi tersebut52
Pada penelitian prospektif oleh Cavusogludkk dilakukan debridemen anterior radikal
dekompresi dan fusi dengan menggunakan
instrumentasi anterior tandur alogenik tibia
pada 22 pasien spondilitis TB lebih dari satu
tingkat dan didapatkan hasil yang baik
Pada pasien-pasien tersebut ditemukan
adanya tanda-tanda fusi pada semua pasien
berkurangnya rasa nyeri perbaikan gejala
neurologis yang signi1047297kan yang dievaluasi
dengan ASIA ( American spinal Injury
Association ) impairment scale dan rata-rata
koreksi dari kifosis sebesar 74 persen53
Penelitan oleh Jain dkk 50 menyatakan
bahwa tindakan dekompresi anterior sangat
dianjurkan pada pasien spondilitis TB Pada
38 pasien dengan spondilitis TB dekompresi
anterior instrumentasi posterior dengan atau
tanpa koreksi kifosis dan fusi anteriorposterior
dilakukan dalam sekali pembedahan melalui
pendekatan anterolateral ekstrapleural Pasien
dioperasi dari posisi lateral kiri menggunakan
potongan T pada apeks kifosis Beberapa
tulang iga diangkat dan dekompresi anterior
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1013
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013670
TINJAUAN PUSTAKA
dilaksanakan kolumna posterior diperpendek
untuk mengoreksi kifosis jika perlu distabilisasi
denganHartshill rectangle dan sublaminar wire
Kemudian penyisipan tandur tulang anterior
posterior dilakukan Nilai rata-rata kifosis pre-
operatif sebesar 4908ordm dan nilai rata-rata
kifosis post-operatif sebesar 25o Sebanyak
37 pasien mengalami resolusi sempurna dari
de1047297sit neurologis dalam waktu 11 ndash 74 bulan
Fusi spinal terbentuk dalam empat bulan
untuk satu badan vertebra dan delapan
bulan untuk dua badan vertebra
d3 Dekompresi transpedikular
Pendekatan transpedikular memungkinkan
akses anterior dan posterior melalui insisi
tunggal Teknik ini dikatakan tidak cukup
baik untuk kasus dengan destruksi vertebra
yang luas dimana diperlukan debridemenanterior luas dan rekonstruksi dengan tandur
tulang14
d4 Pembedahan dengan
pendekatan posterior saja
Pada kasus tertentu pendekatan posterior saja
dapat digunakan untuk mengangani pasien
spondilitis TB Pembedahan ini termasuk fusi
dan instrumentasi posterior operasi tunggal
tanpa debridemen anterior Teknik ini banyak
bergantung pada pemberian OAT untuk
mengeradikasi lesi spondilitis TB Teknik ini
tidak dapat digunakan pada kasus dengande1047297sit neurologis abses di bagian anterior
atau lesi di banyak tingkat14
d5 Osteotomi dan reseksi
kolumna vertebra
Jika telah terjadi deformitas kifotik yang sangat
kaku dan tajam harus dilakukan osteotomi
untuk meningkatkan 1047298eksibilitas vertebra
Osteotomi dekanselasi transpedikular
dapat mengoreksi deformitas kifotik hingga
20ndash30 persen pada satu tingkat Namun
tindakan ini memiliki angka komplikasi yang
tinggi termasuk perdarahan dan gangguan
neurologis Teknik ini dapat dilakukan dari
anterior dan posterior
Wang dkk melaporkan penelitian pada
sembilan pasien dengan spondilitis TB
dengan kifosis hingga 90o dengan tektik
osteotomi transpedikularegg-shell dan reseksi
kolumna vertebra multi-level Seluruh pasien
mengalami fusi dan perbaikan neurologis
dengan koreksi rata-rata kifosis 100o menjadi
16o54
e Pembedahan pada kasus non-
contiguous (skipping lesion)
Penelitian oleh Zhang dkk menyimpulkan
bahwa spondilitis TB non-contiguous multi-
level dapat ditatalaksana dengan adekuat
dengan metode operasi tunggal pendekatan
posterior transforaminal debridemen
thorasik dekompresi minimal fusi vertebra
dan instrumentasi posterior (modi1047297kasi TTIF
ndashTransforaminal Thoracic Interbody Fusion)
Metode ini meliputi reseksi sebagian korpus
vertebra sendi faset prosesus transversus dan
iga kemudian tandur tulang disisipkan pada
defek reseksi dan terakhir dipasang implan
posterior55
Kekurangan dari modi1047297kasi TTIF adalah 1)
terdapat risiko kompresi medula spinalis 2)
debridemen anterolateral sulit dilakukannamun dengan pemberian OAT dapat
mengkompensasi hal ini Cara ini tidak dapat
dipakai pada keadaan dimana abses luas
terbentuk di anterior korpus55
f Pembedahan invasif minimal
Tindakan bedah invasif minimal mulai
menjadi trend dalam segala bidang
pembedahan termasuk pembedahan tulang
belakang Pembedahan ini menjanjikan
morbiditas yang lebih rendah waktu rawat
yang lebih singkat dan nyeri pasca-operasi
yang lebih ringan Tidak semua operatormenguasai teknik ini karena memerlukan
keahlian tersendiri
Belum banyak ahli bedah tulang yang
melakukan pembedahan invasif minimal pada
pasien spondilitis TB Sejauh yang penulis
ketahui terdapat dua jenis pembedahan
invasif minimal yang telah dikaji hasilnya
yaitu 1) fusi dan debridemen anterior dengan
video-assisted thoracoscopic surgery (VATS)
dan 2) pemasangan pedicle screw posterior
secara invasif minimal diikuti fusi dan
debridemen posterolateral mini -open Kedua
teknik ini dapat menghasilkan fusi vertebra
yang adekuat disertai dengan perbaikan
postur fungsional dan neurologis yang
memuaskan56
g Pilihan tandur tulang
Tandur tulang yang dapat digunakan pada
penatalaksanaan bedah spondilitis TB adalah
tandur krista iliaka tandur iga tandur tibia
tandur 1047297bula hingga tandur humerus baik
otogenik ataupun alogenik Tandur krista il iaka
trikortikal adalah pilihan utama untuk seluruh
tingkat vertebra karena tingginya yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan Namun
khusus untuk operasi daerah torakal tandur
iga otogenik juga dapat digunakan Tandur
1047297bula tibia dan humerus digunakan pada
keadaan dimana defek debridemen terlalu
luas untuk ditutup oleh krista iliaka atau iga
tidak cukup panjang1
h Pembedahan pada Pasien Anak
Pada anak-anak meskipun lesi akibat
spondilitis TB dapat sembuh dengan terapi
non-operatif namun kifosis cenderung terus
bertambah seiring dengan berjalannya
pertumbuhan oleh karena itu perlu
dilakukan koreksi kifosis secara cepat dan
stabilisasi vertebra pada fase aktif penyakit1557
Penatalaksanaan spondilitis TB anak harussecara agresif Koreksi deformitas tulang
belakang pada pasien anak adalah imperatif
Angulasi 15o saja cukup untuk menyebabkan
gangguan pertumbuhan tinggi42
Pertumbuhan vertebra setelah pemasangan
instrumen pada anak-anak post-operasi
koreksi kifosis telah dipelajari dan dievaluasi
Pertumbuhan unit vertebra setelah
pemasangan 1047297ksasi internal vertebra
tidak memiliki perbedaan yang signi1047297kan
dibanding vetebra yang intak Di sisi lain
ditemukan adanya pertumbuhan kolumnaanterior sehingga membentuk sudut lordosis
yang dapat mengkoreksi kifosis secara
sendirinya saat pertumbuhan berlangsung
Dilaporkan juga bahwa dalam 2 tahun dapat
terjadi kompresi implan terhadap diskus yang
berpotensi menimbulkan degenerasi diksus
intervertebralis57
i Pembedahan pada Pasien Lansia
Pada pasien lansia perlu dipertimbangkan
status nutrisi komorbiditas yang ada sebelum
naik ke meja operasi Kondisi vertebra yang
relatif osteoporotik umumnya tidak mampu
menahan instrumen yang dipasang di bagian
anterior Untuk didapatkan koreksi kifosis
dan stabilisasi spinal yang baik diperlukan
stabilisasi posterior dengan instrumentasi
segmental panjang Pemberian anti-
osteoporosis pre-operatif diperlukan untuk
meningkatkan angka fusi dan stabilisasi
vertebra oleh instrumen58
Pilihan tandur yang baik adalah tandur
alogenik mengingat sebagian besar pasien
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1113
671CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
lansia telah mengalami osteoporosis Pen-
dekatan bedah yang dapat memberikan waktu
operasi lebih singkat sangat direkomendasikan
mengingat toleransi pasien lansia yang lebih
rendah terhadap operasi Pendekatan posterior
operasi tunggal direkomendasikan oleh Zhang
dkk jika memang pendekatan anterior tidak
dibutuhkan sekali Penelitian Zhang dkk
mengungkapkan bahwa pendekatan posterior
operasi tunggal memiliki angka komplikasi
yang lebih rendah58
3 Imobilisasi Pasca-operasi
Imobilisasi yang singkat akan mengurangi
morbiditas pasien Dengan instrumentasi
kebutuhan imobilisasi semakin berkurang
sehingga pasien dapat cepat mencapai
status ambulatorik Jenis imobilisasi spinal
tergantung pada tingkat lesi Pada daerahservikal dapat diimobilisasi dengan jaket
Minerva pada daerah vertebra torakal
torakolumbal dan lumbal bagian atas dapat
diimobilisasi menggunakan body cast jacket
Sedangkan pada lumbal bawah lumbosakral
dan sakral dilakukan imobilisasi dengan body
jacket atau korset dari gips yang disertai
dengan 1047297ksasi salah satu sisi panggul12
a Tirah baring Imobilisasi dan
Fisioterapi
Terapi pada penderita spondilitis TB dapat
pula berupa tirah baring disertai denganpemberian kemoterapi dengan atau tanpa
imobilisasi Tindakan ini biasanya dilakukan
pada penyakit yang telah lanjut atau bila tidak
tersedia keterampilan dan fasilitas yang cukup
untuk melakukan operasi tulang belakang
atau bila terdapat permasalahan teknik
operasi yang dianggap terlalu berbahaya
Jenis imobilisasi yang dilakukan sama dengan
imobilisasi pasca-operasi yang telah dijelaskan
sebelumnya Imobilisasi dilakukan setidaknya
selama enam bulan12
Tirah baring diikuti dengan pemakaian gips
untuk melindungi tulang belakang pada
posisi ekstensi terutama pada keadaan akut
atau fase aktif Pemasangan gips ini ditujukan
untuk imobilisasi spinal mengurangi kompresi
medula spinalis dan progresi deformitas
lebih lanjut Istirahat di tempat tidur dapat
berlangsung hingga empat minggu Alwali
dkk melaporkan bahwa imobilisasi dengan
custom-made spinal jacket bersamaan dengan
kemoterapi dapat menjadi alternatif jika
tindakan bedah tidak bisa dilakukan29
Fisioterapi diperlukan sepanjang ditemukan
adanya gangguan fungsional Dalam hal
ini gangguan fungsional dikaitkan dengan
cedera medula spinalis yang menimbulkan
kelumpuhan motorik sensorik dan autonom
Intervensi 1047297sioterapi yang diberikan
disesuaikan dengan modalitas yang
terganggu
Paraplegia yang mengharuskan pasien
untuk terus duduk atau tidur berpotensi
menyebabkan ulkus dekubitus Maka dari itu
posisi baring harus sering diganti Selain itu
pemeriksaan kulit secara menyeluruh harus
rutin dilakukan Pasien dengan gangguan
defekasi dan berkemih dapat dibantu dengan
kateterisasi intermiten dan evakuasi feses setiap
hari Mobilisasi dengan kursi roda (wheelchair )
dianjurkan setidaknya 10 hari setelah dimulaipengobatan Jika pasien sudah stabil dapat
rencanakan untuk pelatihan kemandirian
kemampuan sosial dan melakukan aktivitas
sehari-hari dan berikutnya dapat diberikan
pelatihan vokasional
Studi prospektif pada pasien spodilitis TB yang
diterapi secara medikamentosa atau bedah
direhabilitasi mulai dari masa pre-operasi
hingga 6 bulan pasca-operasi dekompresi dan
fusi spinal membuktikan bahwa 1047297sioterapi
mampu meningkatkan kualitas hidup pasien
spondilitis TB terlebih jika dikombinasidengan terapi kuratif yang adekuat Terapi
motorik yang dilakukan antara lain difokuskan
pada otot dada perut tungkai bawah
batang tubuh dan ekstensor sakrospinal Skor
Modi1047297ed Barthel Index (MBI) meningkat secara
bermakna dimana pada saat permulaan hanya
106 persen pasien termasuk dalam kategori
mandiri dan pada akhir studi 702 persen
pasien termasuk dalam kategori mandiri59
PROGNOSIS
Prognosis pasien spondilitis TB dipengaruhi
oleh 1) usia 2) deformitas kifotik 3) letak
lesi 4) de1047297sit neurologis 5) diagnosis dini
6) kemoterapi 7) fusi spinal 8) komorbid 9)
tingkat edukasi dan sosioekonomi
Usia muda dikaitkan dengan prognosis
yang lebih baik12 Namun Parthasarathy
dkk 41 menyimpulkan bahwa pada pasien
usia dibawah 15 tahun dan dengan kifosis
lebih dari 30o cenderung tidak responsif
terhadap pengobatan Kifosis berat selain
memperburuk estetika dapat mengurangi
kemampuan bernafas Diagnosis dini
sebelum terjadi destruksi badan vertebra
yang nyata dikombinasi dengan kemoterapi
yang adekuat menjanjikan pemulihan
yang sempurna pada semua kasus Adanya
resistensi terhadap OAT memperburuk
prognosis spondilitis TB Komorbid lain
seperti AIDS berkaitan dengan prognosis
yang buruk Penelitian lain di Nigeria22
mengatakan bahwa tingkat edukasi pasien
mempengaruhi motivasi pasien untuk datang
berobat Pasien dengan tingkat edukasi yang
rendah cenderung malas datang berobat
sebelum muncul gejala yang lebih berat
seperti paraplegia
SIMPULAN
Infeksi spinal oleh tuberkulosis diperkirakan
sekitar satu hingga lima persen penderitatuberkulosis Spondilitis TB berpotensi
menyebabkan morbiditas serius yaitu
kelumpuhan dan deformitas tulang belakang
yang hebat Diagnosis dini spondilitis TB masih
terbatas Keterlambatan diagnosis masih
sering ditemukan dan mampu menyebabkan
perburukan kualitas hidup penderita MRI
sampai saat ini merupakan sarana pembantu
penegakan diagnosis yang paling baik
sekaligus menyingkirkan diagnosis banding
lainnya Namun jika fasilitas tidak memadai
CT scan sinar-X dan pencitraan lainnya dapat
membantu
Baku emas untuk diagnosis pasti tetap
menggunakan pemeriksaan histologis dan
mikrobiologis dari spesimen biopsi lesi TB
Namun pemeriksaan terbaru seperti PCR dapat
membantu tentunya harus dikorelasikan
dengan klinis dan pemeriksaan lainnya
Kemoterapi OAT adalah pilihan pengobatan
awal yang terbaik terbukti paling efektif
hingga saat ini Terapi pembedahan relatif
ditinggalkan sebagai pilihan pengobatan
yang utama Pembedahan dilakukan hanya
dengan indikasi-indikasi tertentu Namun
karena diagnosis dini spondilitis TB yang sulit
maka pembedahan tetap masih merupakan
penatalaksanaan yang umum Variasi teknik
pembedahan sangat banyak dan belum ada
teknik yang baku yang dianggap paling efektif
mengoreksi de1047297sit neurologis dan deformitas
Penatalaksanaan secara holistik harus dinilai
setiap pasien secara individual dan kembali
lagi disesuaikan dengan kemampuan tim
medis yang ada
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1213
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013672
TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1 Camillo FX Infections of the Spine Canale ST Beaty JH ed Campbellrsquos Operative Orthopaedics edisi ke-11 2008 vol 2 hal 2237
2 Cormican L Hammal R Messenger J Milburn HJ Current diffi culties in the diagnosis and management of spinal tuberculosis Postgrad Med J 2006 82 46-51
3 Sinan T Al-Khawari H Ismail M Bennakhi A Sheikh M Spinal tuberculosis CT and MRI feature Ann Saudi Med 2004 24 437-41
4 WHO Global tuberculosis control - epidemiology strategy 1047297nancing WHO Report 2005 WHOHTMTB2005411
5 Agarwal P Rathi P Verma R Pradhan CG Tuberculous spondilitis `Global lesionrsquo Special issues on Tuberculosis Bombay Hospital Journal 1999
6 Leibert E Haralambou G Tuberculosis In Rom WN and Garay S eds Spinal tuberculosis Lippincott Williams and Wilkins 2004565-77
7 Ozol D Koktener A Uyar ME Active pulmonary tuberculosis with vertebra and rib involvement case report South Med J 2006 99 171-3
8 Agrawal V Patgaonkar PR Nagariya SP Tuberculosis of Spine Journal of Craniovertebral Junction and Spine 2010 1 14
9 Infectious and noninfectious in1047298ammatory disease affecting the spine Dalam Byrne TN Benzel EC Waxman SG Disease of the Spine and Spinal Cord Oxford University Press Inc 2000
c 9 h325 ndash 335
10 Albar Z Medical treatment of Spinal Tuberculosis Cermin Dunia Kedokteran No 137 2002 29
11 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di IndonesiaGra1047297ka Jakarta 2006 hal 5
12 Vitriana Spondilitis Tuberkulosa Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK-UNPAD RSUP dr Hasan Sadikin FK-UI RSUPN dr Ciptomangunkusumo 2002
13 Australian Doctors International website Terserida pada URL httppoppyenochcomauadiv2picture_galleryphpid_gallery=7au
14 Issack PS Boachie-Adjei O Surgical Correction of kyphotic deformity in spinal tuberculosis International Orthopedics (SICOT) (2012) 36353ndash357 DOI 101007s00264-011-1292-9
15 Jain AK Dhammi IK Jain S Mishra P Kyphosis in spinal tuberculosis-Prevention and correction Indian J Orthop 2010 Apr-Jun 44(2) 127ndash136
16 Mason RJ Murray JF Broaddus VC Nadel JA Murray and Nadelrsquos Textbook of Resporatory Medicine 4th ed Pennsylvania Elsevier Saunders 2005
17 Wilson J MacDonald Current Orthopedics Elsevier Science 2003 hal 468
18 Polley P Dunn R Noncontiguous spinal tuberculosis incidence and management Eur Spine J (2009) 181096ndash1101
19 Karraeminogullari O Aydinli U Ozerdemoglu R Ozturk C Tuberculosis of the Lumbar Spine Outcomes after Combined Treatment of Two-drug Therapy and Surgery Orthopedics January
2007 Vol 30 No1
20 Papavramidis TS Papadopoulos VN Michalopoulos A Paramythiotis D Potsi S Raptou G Anterior chest wall tuberculous abscess a case report J Med Case Reports 2007 1 152
21 Li YW Fung YW A case of cervical tuberculous spondilitis an uncommon cause of neck pain Hong Kong j emerg med Vol 14(2) Apr 2007
22 Njoku CH Makusidi MA Ezunu EO Experiences in Management of Pottrsquos paraplegia and Paraparesis in Medical Wards of Usmanu Danfodiyo University Teaching Hospital Sokoto Nigeria
Annals of African Medicine Vol 6 No 1 2007 22 ndash 25
23 Savvidou C Triantopoulou Chatziioannou Papailiou et al A rare radiological appearance of lumbar tuberculous vertebral osteomyelitis Eur J Orthop Surg Traumatol (2010) 20313ndash316
DOI 101007s00590-009-0563-2
24 Ahn JS Lee JK Diagnosis and Treatment of Tuberculous Spondilitis and Pyogenic Spondilitis in Atypical Cases Asian Spine JournalVol 1 No 2 pp 75~79 2007
25 Pertuiset E Beaudreuil J Liote F et al Spinal tuberculosis in adults A study of 103 cases in a developed country 1980-1994 Medicine (Baltimore) Sep 199978(5)309-20
26 Teo EL Peh WC Imaging of tuberculosis of the spine Singapore Med J 2004 Vol 45(9) 439
27 Moesbar N Infeksi tuberkulosis pada tulang belakang Majalah Kedokteran Nusantara Sept 2006Vol39 No328 El- Fiky AM Surgical management of tuberculous spondilitis in adults Review in 20 cases Pan Arab J Otrh Traum Vol (2) No (2) ndash 195 ndash 201
29 Alwali ANA Spinal brace in tuberculosis of the spine Neurosciences 2003 Vol 8 (1) 17-22
30 Harada Y T Osamu Matsunaga N Magnetic Resonance Imaging Charasteristics of Tuberculous Spondylitis vs Pyogenic Spondylitis Clinical Imaging 32 (2008) 303ndash309
31 Jain AK Sreenivasan R Saini NS Kumar S et al Magnetic Resonance evaluation of tubercular lesion in spine International Orthopedics (SICOT) (2012) 36261ndash269
32 Hidalgo JA Pott Disease [Online] 2008 Aug 29 [cited 2009 Aug 27][17 screens] Available from URLhttpwwweMedicinecommedtopic
33 Muzaff ar T Shaifuzain AR Imran Y Noor Haslina MN Hematological changes in Tuberculous spondilitis patients at t he hospital universiti sains malaysia Southeast Asian J Trop Med Public
Health Vol 39 No 4 July 2008
34 Jung NY Jee WH Ha KY Park CK Byun JY Discrimination of Tuberculous Spondilitis from Pyogenic Spondilitis on MRI AJR182 June 2004 h 1405 ndash 1410
35 Kurtaran B Sarpel T Tasova Y Candevir A et al Brucellar and tuberculous spondylitis in 87 Adult patients a Descriptive and Comparative case series Infectous Diseases in Clinical Practice
May 2008 Vol16No3
36 Son JM Jee WH Jung CK Kim SI Ha KY Aspergillus Spondilitis involving the Cervico-Thoraco-Lumbar Spine in an Immunocompromised Patient a Case Report Korean J Radiol 8(5)
October 2007
37 Nataprawira HM Rahim AH Dewi MM Ismail Y Comparation Between Operative and Conservative Therapy in Spondylitiis Tuberculosis in Hasan Sadikin Hospital Bandung Maj Kedokt
Indon Vo60No7 (Jul 2010)
38 Oguz E Sehirlioglu A Altinmakas M Ozturk C Komurcu M Solakoglu C Vaccaro AR A new classi1047297cation and guide for surgical treatment of spinal tuberculosis International Orthopaedics
(SICOT) (2008) 32127ndash133
39 Young W Spinal Cord Injury levels and Classi1047297cation Page updated 03242009 Available from URLhttpwiseyoungwordpresscom20081219spinal-cord-injury-levels-and-
classi1047297cation
40 McKinley W Spinal Cord Injury Neurological examination Classi1047297cation and Prognosis Tersedia pada URLhttpwwwpmrvcuedupresentationsppsASIA_prespps
41 Parthasarathy R et al A comparison between ambulant treatment and radical surgery - ten-year report J Bone and Joint Surg 1999 81B 464-71
42 Kaptigau WM Koiri JB Kevau IH Rosenfeld JV Surgical Management of Spinal tuberculosis in Papua New Guinea PNG Med J 2007 Mar-Jun50(1-2)25-32
43 Hazra A Laha B Chemotherapy of Osteoarticular Tuberculosis Indian J Pharmacol February 2005 Vol 37 Issue 15-12
44 Cheri1047297 S Guillaume MP Peretz A Multidrug-resistant Tuberculosis Spondilitis Acta Clinica Belgica 2000 55-1
45 Li L Zhang Z Luo F Xu J et al Management of drug-resistant spinal tuberculosis with a combination of surgery and individualised chemotherapy a retrospective analysis of thirty-1047297ve
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1313
673CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
patients International Orthopaedics (SICOT) (2012) 36277ndash283
46 Quarta L Corrado A Melillo N Trotta A et al Combined Effect of Nerindronate and spesi1047297c antibiotic therapy in a case of tuberculous spondylodiscitis Rheumatol Int 2008495ndash498
47 Mak KC Cheung KMC Surgical treatment of acute TB spondylitis indications and outcomes Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2455-0 Publikasi online 16 August 2012
48 Jain AK Tuberculosis of the spine Clin Orthop Relat Res Jul 20074602-3
49 Qureshi MA Khalique AB Afzal W Pasha IF Aebi M Surgical Management of contiguous multilevel thoracolumbar tuberculous spondylitis Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2459-9
50 Jain AK Dhammi IK Prashad B Sinha S Mishra P Simultaneous anterior decompression and posterior instrumentation of the tuberculous spine using an anterolateral extrapleural
approach J Bone Joint Surg (Br) 2008 Nov 90(11)1477-81
51 El-deen MA Surgical management of Dorsolumber Tuberculous spondilitis in adults Pan Arab J Orth Trauma Vol (8) No (1) January 2004
52 Benli IT Acaroglu E Akalin S Kis M Dumar E Un A Anterior radical debridement and anterior instrumentation in Tuberculosis spondilitis Eur Spine J (2003)12 224ndash234
53 Cavusoglu H Kaya RA Turkmenoglu ON Tuncer C Colak I Aydin Y A long-term follw up study of anterior tibial allografting and istrumentation in the management of thoracolumbar
tuberculous spondilitis J Neurosurg spine 2008 830-38
54 Wang Y Zhang Y Zhang X et al Posterior only multilevel modi1047297ed vertebral column resection for extremely severe Pottrsquos kyphotic deformity Eur Spine J 18(10)1436ndash1441
55 Zhang H Lin M Shen K Ge L et al Surgical management fot multilevel noncontiguous thoracic spinal tuberculosis by single-stage posterior transforaminal thoracic debridement limited
decompression interbody fusion and posterior instrumentation (modi1047297ed TIFF) Arch Orthop Trauma Surg (2012) 132751ndash757 DOI 101007s00402-012-1473-z
56 Kandwal P Garg B Upendra BN Chowdhury B Jayaswal A Outcome of minimally invasive surgery in the management of tuberculous spondylitis Indian Journal of Orthopedics (March
2012) Vol 46 Issue 2
57 Pershin AA Mushkin AI Vertebral column growth in children after surgical correction of severe kyphosis in tuberculosis spondilitis Probl Tuberk Bolezn Legk2008(12)45-7
58 Zhang HQ Li JS Zhao SS Shao YX et al Surgical management for thoracic spinal tuberculosis in the elderly posterior only versus combined posterior and anterior approaches Arch
Orthop Trauma Surg DOI 101007s00402-012-1618-0 Published online 6 October 2012
60 Nas K Kemaloglu MS Ccedilevik R Ceviz A Necmioglu S Buumlkte Y The results of rehabilitation on motor and functional improvement of the spinal t uberculosis Joint Bone Spine Vol 71 Issue
4 July 2004 p 312-316
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 313
663CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
yang terinfeksi Demam subfebril menggigil
malaise berkurangnya berat badan atau
berat badan tidak sesuai umur pada anak
yang merupakan gejala klasik TB paru juga
terjadi pada pasien dengan spondilitis TB9
Pada pasien dengan serologi HIV positif
rata-rata durasi dari munculnya gejala awal
hingga diagnosis ditegakkan adalah selama
28 minggu20 Apabila sudah ditemukan
deformitas berupa kifosis maka patogenesis
TB umumnya spinal sudah berjalan selama
kurang lebih tiga sampai empat bulan15
De1047297sit neurologis terjadi pada 12 ndash 50 persen
penderita10 De1047297sit yang mungkin antara lain
paraplegia paresis hipestesia nyeri radikular
dan atau sindrom kauda equina Nyeri
radikuler menandakan adanya gangguan
pada radiks (radikulopati) Spondilitis TBservikal jarang terjadi namun manifestasinya
lebih berbahaya karena dapat menyebabkan
disfagia dan stridor tortikollis suara serak
akibat gangguan n laringeus Jika n frenikus
terganggu pernapasan terganggu dan timbul
sesak napas (disebut juga Millar asthma)8
Umumnya gejala awal spondilitis servikal
adalah kaku leher atau nyeri leher yang tidak
spesi1047297k21
Nyeri lokal dan nyeri radikular disertai
gangguan motorik sensorik dan s1047297ngter distal
dari lesi vertebra akan memburuk jika penyakittidak segera ditangani Menurut salah satu
sumber insiden paraplegia pada spondilitis
TB (Pottrsquos paraplegia) sebagai komplikasi yang
paling berbahaya hanya terjadi pada 4 ndash 38
persen penderita9 Pottrsquos paraplegia dibagi
menjadi dua jenis paraplegia onset cepat
(early-onset ) dan paraplegia onset lambat
(late-onset )8 Paraplegia onset cepat terjadi
saat akut biasanya dalam dua tahun pertama
Paraplegia onset cepat disebabkan oleh
kompresi medula spinalis oleh abses atau
proses infeksi Sedangkan paraplegia onset
lambat terjadi saat penyakit sedang tenang
tanpa adanya tanda-tanda reaktifasi spondilitis
umumnya disebabkan oleh tekanan jaringan
1047297brosaparut atau tonjolan-tonjolan tulang
akibat destruksi tulang sebelumnya810
Gejala motorik biasanya yang lebih dahulu
muncul karena patologi terjadi dari anterior
sesuai dengan posisi motoneuron di kornu
anterior medula spinalis kecuali jika ada
keterlibatan bagian posterior medula spinalis
keluhan sensorik bisa lebih dahulu muncul
Penelitian di Nigeria melaporkan bahwa
paraplegia terjadi pada 54 persen pasien yang
mengalami gangguan kekuatan motorik
Sedangkan deformitas tulang belakang
hanya terjadi pada 21 persen pasien-pasien
tersebut Tingginya angka paraplegia
mungkin disebabkan tingkat sosioekonomi
dan pendidikan yang masih rendah sehingga
pasien baru datang ke layanan kesehatan jika
penyakit sudah melanjut dengan gejala yang
berat22
DIAGNOSIS
Diagnosis dini spondilitis TB sulit ditegakkan
dan sering disalahartikan sebagai neoplasma
spinal atau spondilitis piogenik lainnya
Ironisnya diagnosis biasanya baru dapat
ditegakkan pada stadium lanjut saat sudah
terjadi deformitas tulang belakang dan de1047297sitneurologis2323
Penegakan diagnosis seperti pada penyakit-
penyakit pada umumnya melalui anamnesis
pemeriksaan 1047297sik diikuti dengan pemeriksaan
penunjang Keberhasilan melakukan diagnosis
dini menjanjikan prognosis yang lebih baik
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Nyeri punggung belakang adalah keluhan
yang paling awal sering tidak spesi1047297k dan
membuat diagnosis yang dini menjadi sulit
Maka dari itu setiap pasien TB paru dengankeluhan nyeri punggung harus dicurigai
mengidap spondilitis TB sebelum terbukti
sebaliknya
Selain itu dari anamnesis bisa didapatkan
adanya riwayat TB paru atau riwayat gejala-
gejala klasik (demam lama diaforesis nokturnal
batuk lama penurunan berat badan) jika TB
paru belum ditegakkan sebelumnya Demam
lama merupakan keluhan yang paling sering
ditemukan namun cepat menghilang (satu
hingga empat hari) jika diobati secara adekuat24
Paraparesis adalah gejala yang biasanya
menjadi keluhan utama yang membawa
pasien datang mencari pengobatan Gejala
neurologis lainnya yang mungkin rasa kebas
baal gangguan defekasi dan miksi
Pemeriksaan 1047297sik umum dapat menunjukkan
adanya fokus infeksi TB di paru atau di tempat
lain meskipun pernah dilaporkan banyak
spondilitis TB yang tidak menunjukkan tanda-
tanda infeksi TB ekstraspinal925 Pernapasan
cepat dapat diakibatkan oleh hambatan
pengembangan volume paru oleh tulang
belakang yang kifosis atau infeksi paru oleh
kuman TB In1047297ltrat paru akan terdengar
sebagai ronkhi kavitas akan terdengar sebagai
suara amforik atau bronkial dengan predileksi
di apeks paru Kesegarisan (alignment ) tulang
belakang harus diperiksa secara seksama
Infeksi TB spinal dapat menyebar membentuk
abses paravertebra yang dapat teraba
bahkan terlihat dari luar punggung berupa
pembengkakan Permukaan kulit juga harus
diperiksa secara teliti untuk mencari muara
sinus1047297stel hingga regio gluteal dan di bawah
inguinal (trigonum femorale) Tidak tertutup
kemungkinan abses terbentuk di anterior
rongga dada atau abdomen20
Terjadinya gangguan neurologis menanda-
kan bahwa penyakit telah lanjut meski masihdapat ditangani Pemeriksaan 1047297sik neurologis
yang teliti sangat penting untuk menunjang
diagnosis dini spondilitis TB Pada pemeriksaan
neurologis bisa didapatkan gangguan fungsi
motorik sensorik dan autonom Kelumpuhan
berupa kelumpuhan upper motor neuron
(UMN) namun pada presentasi awal akan
didapatkan paralisis 1047298aksid baru setelahnya
akan muncul spastisitas dan re1047298eks patologis
yang positif Kelumpuhan lower motor neuron
(LMN) mononeuropati mungkin saja terjadi
jika radiks spinalis anterior ikut terkompresi Jika
kelumpuhan sudah lama otot akan atro1047297 yangbiasanya bilateral Sensibilitas dapat diperiksa
pada tiap dermatom untuk protopatis (raba
nyeri suhu) dibandingkan ekstremitas atas
dan bawah untuk proprioseptif (gerak arah
rasa getar diskriminasi 2 titik) Evaluasi sekresi
keringat rutin dikerjakan untuk menilai fungsi
saraf autonom
Pemeriksaan Radiologi
Radiologi hingga saat ini merupakan
pemeriksaan yang paling menunjang
untuk diagnosis dini spondilitis TB karena
memvisualisasi langsung kelainan 1047297sik
pada tulang belakang Terdapat beberapa
pemeriksaan radiologis yang dapat digunakan
seperti sinar-X Computed Tomography Scan (CT-
scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pada infeksi TB spinal klinisi dapat
menemukan penyempitan jarak antar diskus
intervertebralis erosi dan iregularitas dari
badan vertebra sekuestrasi serta massa para
vertebra26 Pada keadaan lanjut vertebra akan
kolaps ke arah anterior sehingga menyerupai
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 413
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013664
TINJAUAN PUSTAKA
akordion (concertina) sehingga disebut juga
concertina collapse (gambar 3)1
1 Sinar-X
Sinar-X merupakan pemeriksaan radiologis
awal yang paling sering dilakukan dan berguna
untuk penapisan awal Proyeksi yang diambil
sebaiknya dua jenis proyeksi AP dan lateral27
Pada fase awal akan tampak lesi osteolitik
pada bagian anterior badan vertebra dan
osteoporosis regional Penyempitan ruang
diskus intervertebralis menandakan terjadinya
kerusakan diskus Pembengkakan jaringan
lunak sekitarnya memberikan gambaran
fusiformis27
Pada fse lanjut kerusakan bagian anterior se-
makin memberat dan membentuk angulasi
kifotik (gibbus) Bayangan opak yang me-manjang paravertebral dapat terlihat yang
merupakan cold abscess27 Namun sayangnya
sinar-X tidak dapat mencitrakan cold abscess
dengan baik (gambar 2)28 Dengan proyeksi
lateral klinisi dapat menilai angulasi kifotik di-
ukur dengan metode Konstam (gambar 3)129
Gambar 2 Pencitraan sinar-X proyeksi AP pasien spondilitis
TB Sinar-X memperlihatkan iregularitas dan berkurangnya
ketinggian dari badan vertebra T9 (tanda bintang) serta
juga dapat terlihat massa paravertebral yang samar yang
merupak cold abscess (panah putih)26
Gambar 3 Pengukuran angulasi kifotik metode Konstam
Pertama tarik garis khayal sejajar end-plate superior badan
vertebra yang sehat di atas dan di bawah lesi Kedua garis
tersebut diperpanjang ke anterior sehingga bersilangan
Sudut K pada gambar adalah sudut Konstam sedangkan
Sudut A adalah angulasi aktual yang dihitung Pada contoh
gambar ini angulasi kifotik adalah sebesar 30ordm129
2 CT Scan
CT-scan dapat memperlihatkan dengan jelas
sklerosis tulang destruksi badan vertebra
abses epidural fragmentasi tulang dan
penyempitan kanalis spinalis (gambar 4)
CT myelography juga dapat menilai dengan
akurat kompresi medula spinalis apabila tidak
tersedia pemeriksaan MRI26 Pemeriksaan
ini meliputi penyuntikan kontras melalui
punksi lumbal ke dalam rongga subdural lalu
dilanjutkan dengan CT scan27
Selain hal yang disebutkan di atas CT
scan dapat juga berguna untuk memandu
tindakan biopsi perkutan dan menentukan
luas kerusakan jaringan tulang27 Penggunaan
CT scan sebaiknya diikuti dengan pencitraan
MRI untuk visualisasi jaringan lunak
Gambar 4 Pencitraan CT-scan pasien spondilitis TB
potongan aksial setingkat T 12 Pada C T-scan dapat terlihat
destruksi pedikel kiri vertebra L3 (panah hitam) edema
jaringan perivertebra (kepala panah putih) penjepitanmedula spinalis (panah kecil putih) dan abses psoas (panah
putih besar)26
3 MRI
MRI merupakan pencitraan terbaik untuk
menilai jaringan lunak Kondisi badan vertebra
diskus intervertebralis perubahan sumsum
tulang termasuk abses paraspinal dapat
dinilai dengan baik dengan pemeriksaan
ini2630 Untuk mengevaluasi spondilitis TB
sebaiknya dilakukan pencitraan MRI aksial
dan sagital yang meliputi seluruh vertebra
untuk mencegah terlewatkannya lesi non-
contiguous818
MRI juga dapat digunakan untuk mengevaluasi
perbaikan jaringan Peningkatan sinyal-
T1 pada sumsum tulang mengindikasikan
pergantian jaringan radang granulomatosa
oleh jaringan lemak dan perubahan MRI ini
berkorelasi dengan gejala klinis31 Bagaimana
membedakan spondilitis TB dari spondilitis
lainnya melalui MRI akan dijelaskan pada
bagian diagnosis diferensial setelah ini
Gambar 5 Pencitraan MRI potongan sagital pasien
spondilitis TB Pada MRI dapat dilihat destruksi dari badan
vertebra L3-L4 yang menyebabkan kifosis berat (gibbus)
in1047297ltrasi jaringan lemak (panah putih) penyempitan kanalis
spinalis dan penjepitan medula spinalis19 Gambaran ini
khas menyerupai akordion yang sedang ditekuk
4 Pencitraan lainnya
Ultrasonogra1047297 dapat digunakan untuk
mencari massa pada daerah lumbar Denganpemeriksaan ini dapat dievaluasi letak
dan volume absesmassa iliopsoas yang
mencurigakan suatu lesi tuberkulosis8
Bone scan pada awalnya sering digunakan
namun pemeriksaan ini hanya bernilai positif
pada awal perjalanan penyakit Selain itu bone
scan sangat tidak spesi1047297k dan ber-resolusi
rendah Berbagai jenis penyakit seperti
degenerasi infeksi keganasan dan trauma
dapat memberikan hasil positif yang sama
seperti pada spondilitis TB
Pencitraan dengan 67Gadolinium diketahui
berguna untuk mendeteksi infeksi TB
diseminata1 Penggunaan pencitraan ini masih
belum lazim pada spondilitis TB
Biopsi dan pemeriksaan mikrobiologis
Untuk memastikan diagnosis secara pasti
perlu dilakukan biopsi tulang belakang atau
aspirasi abses Biopsi tulang dapat dilakukan
secara perkutan dan dipandu dengan CT
scan atau 1047298uoroskopi119 Spesimen kemudian
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 513
665CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan
histologis kultur dan pewarnaan basil tahan
asam (BTA) gram jamur dan tumor Kultur BTA
positif pada 60ndash89 persen kasus19
Studi histologi jaringan penting untuk
memastikan diagnosis jika kultur negatif
pewarnaan BTA negatif sekaligus
menyingkirkan diagnosis banding lainnya
Temuan histologi pada infeksi TB jaringan
adalah akumulasi sel epiteloid (granuloma
epiteloid) sel datia langhans dan nekrosis
kaseosa27 Sel epiteloid adalah sel
mononuklear yang mem-fagositosis basil
tuberkulosis dengan sisa-sisa lemak kuman
pada sitoplasmanya8 Granuloma epiteloid
dapat ditemukan pada 89 persen spesimen
yang merupakan gambaran khas histologi
infeksi TB Superinfeksi kuman piogenik telahdilaporkan pada beberapa kasus
Jika biopsi jarum tidak dapat memastikan
diagnosis biopsi bedah yang diikuti dengan
kultur dapat dipertimbangkan9 biopsi bedah
umumnya dilakukan pada keadaan dimana
biopsi jarum sangat berbahaya dan tidak
menghasilkan spesimen (dry tap)
Kultur umumnya memerlukan waktu yang
relatif lama yaitu 2 minggu Kultur sebaiknya
diikuti dengan uji resistensi OAT8 Spesimen
yang cocok untuk dijadikan kultur adalahorgan-organ dalam tulang pus cairan
sinovial atau jaringan sinovial Media yang
dapat digunakan adalah media berbasis
telur seperti media Lowenstein- Jensen
dan media berbasis cairan seperti Becton-
Dickinson dan BACTEC TM Pajanan pasien
dengan 1047298uorokuinolon sebelumnya akan
memperlambat pertumbuhan kultur hingga
2 minggu8
Pemeriksaan laboratoris
Polymerase Chain Reaction (PCR) dapat
digunakan untuk mendeteksi DNA kuman
tuberkulosis Lain halnya dengan kultur yang
memerlukan waktu lama pemeriksaan ini
sangat akurat dan cepat (24 jam) namun
memerlukan biaya yang lebih mahal
dibandingkan pemeriksaan lainnya Prinsip
kerja PCR adalah memperbanyak DNA kuman
secara eksponensial sehingga dapat terdeteksi
meski kuman dalam jumlah yang sedikit (10
hingga 1000 kuman) PCR memiliki sensitivitas
sekitar 80ndash98 persen dan spesi1047297sitas 98
persen8
Pemeriksaan imunologi seperti deteksi antigen
excretory -secretory ES-31 mycobacterial IgG
anti-TB IgM anti-TB IgA anti-TB dan antigen
31 kDa dikatakan dapat berguna namun
efektivitasnya masih diuji lebih lanjut8
Pemeriksaan penunjang lainnya meliputi
studi hematologis Laju endap darah (LED)
biasanya meningkat namun tidak spesi1047297k
menunjukkan proses infeksi granulomatosa
TB Peningkatan kadar C-reactive protein
(CRP) diasosiasikan kuat dengan formasi
abses10 Uji Mantoux positif pada sebagian
besar pasien (84ndash95 persen)32 namun hanya
memberi petunjuk tentang paparan kuman
TB sebelumnya atau saat ini Spesimen
sputum memberikan hasil positif hanya jika
proses infeksi paru sedang aktif Studi di
Malaysia mengemukakan bahwa kelainanhematologis yang paling sering ditemukan
pada pasien spondilitis TB adalah anemia
normositik normokrom trombositosis
dengantanpa peningkatan LED dan
leukositosis33
Diagnosis Diferensial
Hal yang perlu digarisbawahi pada spondilitis
TB adalah nyeri punggung nonspesi1047297k
deformitas kifotik kompresi medula spinalis
yang sering menjadi alasan penderita untuk
datang berobat Karena itu pemikirian
kemungkinan diagnosis banding harusdidasarkan pada hal ini Sangat penting untuk
membedakan spondilitis TB dari penyakit
lainnya karena terapi dini yang tepat dan
akurat dapat mengurangi angka disabilitas
dan morbiditas pasien30
Spondilitis piogenik adalah salah satu
penyakit dengan presentasi gejala yang
serupa dengan spondilitis TB dan tidak
mudah untuk membedakan keduanya tanpa
pemeriksaan penunjang yang adekuat
Spondilitis piogenik umumnya disebabkan
oleh Staphylococcus aureus Streptococcus
dan Pneumococcus30 Secara epidemiologi
spondilitis piogenik lebih sering menyerang
usia produktif sekitar usia 30ndash50 tahun
Hingga saat ini prevalensi spondilitis piogenik
dilaporkan meningkat diakibatkan banyaknya
penyalahgunaan antibiotik tindakan invasif
spinal pembedahan spinal Di lain pihak
jumlah kasus baru spondilitis TB semakin
berkurang dengan penggunaan OAT
Spondilitis piogenik memiliki perjalanan yang
lebih akut dengan gejala yang hampir sama
dengan spondilitis TB Vertebra servikal dan
lumbal lebih sering terlibat dibandingkan
dengan spondilitis TB yang lebih sering
menyerang vertebra torakolumbal lebih dari
satu vertebra24
Dari segi hematologis CRP laju endap darah
(LED) jumlah leukosit dan hitung jenis
dapat membantu diagnosis Pada spondilitis
piogenik peningkatan CRP lebih bermakna
dibandingkan peningkatan LED meskipun
pada beberapa kasus dapat normal24
Telah dilakukan studi untuk membedakan
kedua penyakit melalui MRI Jung dkk 34
menjabarkan beberapa perbedaan temuan
MRI secara rinci yang mengarahkan pada
infeksi TB 1) sinyal abnormal paraspinal
berbatas tegas 2) dinding abses tipis dan
halus 3) adanya abses paraspinal danintraoseus 4) penyebaran subligamen lebih
dari 2 vertebra 5) keterlibatan vertebra
torakal 6) lesi multipel Bila ada temuan
radiologis selain yang disebutkan di atas
tampaknya diagnosis infeksi piogenik
lebih mungkin Penelitian oleh Harada
dkk menambahkan bahwa adanya sinyal
abnormal pada sendi faset merupakan
karakteristik infeksi piogenik30 Kultur dan
pewarnaan Gram spesimen tulang yang
diambil melalui biopsi perkutanterbuka
dapat memastikan diagnosis namun
tindakan ini termasuk tindakan invasif9
Tumor metastatik spinal mencakup 85
persen bagian dari semua tumor tulang
belakang yang mengakibatkan kompresi
medula spinalis Insiden tertinggi kasus
tumor metastasik spinal pada usia di atas 50
tahun Urutan segmen yang sering terlibat
yaitu torakal lumbar dan servikal Neoplasma
dengan kecenderungan bermetastasis ke
medula spinalis meliputi tumor payudara
prostat paru limfoma sarkoma dan mieloma
multipel Metastasis keganasan saluran cerna
dan rongga pelvis relatif melibatkan vertebra
lumbosakral sedangkan keganasan paru dan
mamae lebih sering melibatkan vertebra
torakal
Keganasan primer pada pasien anak-anak
yang cukup sering menyebabkan kompresi
medula spinalis meliputi neuroblastoma
Sarkoma Ewing dan hemangioma Formasi
abses dan adanya fragmen tulang adalah
temuan MRI yang dapat membedakan
spondilitis TB dari neoplasma1
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 613
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013666
TINJAUAN PUSTAKA
Keluhan yang sering berupa nyeri punggung
belakang yang kronis progresif yang tidak
spesi1047297k hal inilah yang menyebabkan
neoplasma spinal sulit dibedakan dengan
spondilitis TB24 Adanya riwayat keganasan di
tempat lain dapat membantu penegakkan
diagnosis De1047297sit neurologis terjadi tergantung
tingkat lesi muncul jika tumor sudah menekan
epidural dan medula spinalis Kolaps vertebra
dengan deformitas kifotik atau skoliotik terjadi
akibat destruksi badan vertebra fraktur oleh
invasi tumor dengan diskus yang bebas dari
kerusakan MRI belum dapat secara pasti
menyingkirkan atau memastikan diagnosis
tumor spinal Semua temuan-temuan MRI
spondilitis TB bisa ditemukan pada tumor
spinal
Fraktur kompresi badan vertebraberpotensi menyebabkan deformitas kifotik
disertai gangguan neurologis dengan
derajat yang bervariasi Trauma harus dengan
kekuatan yang besar untuk membuat badan
vertebra yang bersangkutan retak kecuali
jika didapatkan osteoporosis usia tua atau
penggunaan steroid jangka panjang Contoh
klasik trauma yang menyebabkan fraktur
kompresi seperti jatuh dari ketinggian
dengan bokong terlebih dahulu Kecelakaan
mobil juga dapat menyebabkan dampak
serupa Mekanisme 1047298eksi-kompresi biasanya
menyebabkan fraktur kompresi denganbagian anterior mengecil (wedge-shaped )
dengan derajat kerusakan bagian tengah dan
posterior yang bervariasi Medula spinalis
segmen torakal lebih sering mengalami
cedera karena merupakan segmen yang
paling panjang dibandingkan segmen
lainnya dan juga karena kanalis spinalisnya
yang lebih sempit dengan vaskularisasi
yang tentatif Diagnosis ditegakkan dengan
temuan klinis dan adanya riwayat trauma
yang bermakna dikombinasikan dengan ada
tidaknya faktor risiko seperti osteoporosis
atau usia tua
Pada negara dengan insidens bruselosis
cukup tinggi spondilitis bruselosis
merupakan diagnosis diferensial yang utama
Demam keringat dingin dan nyeri sendi
adalah gejala yang lebih sering ditemukan
pada spondilitis bruselosis sementara
gangguan neurologis dan deformitas lebih
banyak ditemukan pada spondilitis TB
Sakroiliitis dan diskitis lebih sering didapat-
kan pada pasien spondilitis bruselosis35
Tabel 1 Klasi1047297kasi Pottrsquos paraplegia37
Stadium Gambaran Klinis
I Tidak terdeteksi terabaikan
(negligible)
Pasien tidak sadar akan gangguan neurologis klinisi menemukan adanya klonus
pada ekstensor plantaris dan pergelangan kaki
II Ringan Pasien menyadari adanya gangguan neurologis tetapi masih mampu berjalan
dengan bantuan
III Moderat Tidak dapat berpindah tempat (non-ambulatorik) karena kelumpuhan (dalam
posisi ekstensi) dan de1047297sit sensorik di bawah 50 persen
IV Berat Stadium III + kelumpuhan dalam posisi 1047298eksi de1047297sit sensorik di atas 50 persen
dan gangguan s1047297ngter
Tabel 2 Klasi1047297kasi klinikoradiologis37
Stadium Gambaran klinikoradiologis Durasi
perjalanan
penyakit
I Pre-destruktif Kurvatura lurus spasme otot perivertebral hiperemia tampak pada skintigra1047297 MRI
menunjuk kan edema sumsum tulang
lt 3 bulan
II Destruktif awal Penyempitan ruang diskus erosi paradiskal MRI memperlihatkan edema dan
kerusakan korteks vertebra CT scan menunjukkan erosi marginal dan kavitasi
2ndash4 bulan
III Kifosis ringan 2ndash3 vertebra terkena (angulasi 10ordmndash30ordm) 3ndash9 bulan
IV Kifosis moderat gt3 vertebra terkena (angulasi 30ordmndash60ordm) 6ndash24 bulan
V Kifosis berat gt3 vertebra (angulasi gt60ordm) gt2 tahun
Tabel 3 Klasi1047297kasi Gulhane Askeri Tip Akademisi (GATA) untuk spondilitis TB
Tipe Lesi Penatalaksanaan Contoh
IA Lesi vertebra dan degenerasi
diskus 1 segmen tanpa kolaps
abses ataupun de1047297sit neurologis
Biopsi perkutan dan
kemoterapi
IB Adanya cold abscess degenerasi
diskus 1 atau lebih tanpa kolaps
ataupun de1047297sit neurologis
Drainase abses dan
debridemen anterior posterior
II Kolaps vertebra
Cold abscess
Kifosis
Deformitas stabil dengan tanpa
de1047297sit neurologis
Angulasi sagital lt 20ordm
debridemen dan fusi1
anterior
dekompresi jika terdapat2
de1047297sit neurologis
tandur strut kortikal untuk3
fusi
II I Kolaps vertebra berat
Cold abscess
Kifosis berat
Deformitas tidak stabil dengan
tanpa de1047297sit neurologis
Angulasi sagital ge 20ordm
Penatalaksaan no II
+ instrumentasi anterior
posterior
Diadaptasi dari Oguz E Sehirlioglu A Altinmakas M Ozturk C Komurcu M Solakoglu C Vaccaro AR A new classi1047297cation and
guide for surgical treatment of spinal tuberculosis38
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 713
667CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis diferensial lainnya yang perlu
dipertimbangkan antara lain spondilitis
jamur yang dapat ditemukan pada pasien-
pasien dengan inkompetensi imun36 mielitis
transversa sarkoidosis dan reumatoid artritis9
KLASIFIKASI
Klasi1047297kasi spondilitis TB telah dilakukan
beberapa pihak dengan tujuan untuk
menentukan deskripsi keparahan penyakit
prognosis dan tatalaksana
Klasi1047297kasi Pottrsquos paraplegia disusun untuk
mempermudah komunikasi antar klinisi
dan mempermudah deskripsi keparahan
gejala klinis pasien spondilitis TB Klasi1047297kasi
klinikoradiologis untuk memperkirakan durasi
perjalan penyakit berdasarkan temuan klinis
dan temuan radiologis pasien
Klasi1047297kasi menurut Gulhane Askeri Tip
Akademisi (GATA) baru-baru ini telah disusun
untuk menentukan terapi yang dianggap
paling baik untuk pasien yang bersangkutan
Sistem klasi1047297kasi ini dibuat berdasarkan kriteria
klinis dan radiologis antara lain formasi abses
degenerasi diskus kolaps vertebra kifosis
angulasi sagital instabilitas vertebra dan
gejala neurologis membagi spondilitis TB
menjadi tiga tipe (I II dan III)38
Untuk menilai derajat keparahan memantauperbaikan klinis dan memprediksi prognosis
pasien spondilitis TB dengan cedera medula
spinalis dapat digunakan klasi1047297kasi American
Spinal Injury Association ( ASIA) impairment
scale Sistem ini adalah pembaruan dari sistem
klasi1047297kasi Frankel dan telah diterima secara
luas ASIA impairment scale membagi cedera
medula spinalis menjadi 5 tipe (A cedera
medula spinalis komplit B ndash D cedera medula
spinalis inkomplit E normal) (tabel 4)39
Hasil penelitian tentang prognosis pasien
dengan cedera medula spinalis menyatakan
bahwa pasien dengan cedera medula spinalis
ASIA A hanya memiliki paling tinggi lima
persen kemungkinan menjadi ASIA D 20 ndash
50 persen pada ASIA B untuk menjadi ASIA D
dalam 1 tahun 60 ndash 75 persen pada ASIA C
untuk menjadi ASIA D dalam 1 tahun40
PENATALAKSANAAN
Sebelum ditemukannya OAT yang efektif
penganganan spondilitis TB hanya dengan
metode imobilisasi yaitu tirah baring dan
korsetbidai Mortalitas dan angka relaps
sangat tinggi saat itu1
Sekarang penanganan spondilitis TB
secara umum dibagi menjadi dua bagian
yang berjalan dapat secara bersamaan
medikamentosa dan pembedahan
Terapi medikamentosa lebih diutamakan
sedangkan terapi pembedahan melengkapi
terapi medikamentosa dan disesuaikan
dengan keadaan individual tiap pasien Pasien
spondilitis TB pada umumnya bisa diobati
secara rawat jalan kecuali diperlukan tindakan
bedah dan tergantung pada stabilitas keadaan
pasien Tujuan penatalaksanaan spondilitis
TB adalah untuk mengeradikasi kuman TB
mencegah dan mengobati de1047297sit neurologis
serta memperbaiki kifosis9
Parthasarathy dkk melakukan penelitian pada
235 pasien spondilitis TB tanpa paraplegia
dengan tujuan membandingkan efektivitas
kemoterapi OAT dan intervensi bedah
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
pada fase awal terapi medikamentosa
memberikan hasil yang lebih memuaskan
dibandingkan terapi bedah Namun ketika
deformitas kifosis telah melanjut terapi
medikamentosa justru tidak begitu berguna
Terapi OAT selama 9 bulan memberikanangka remisi yang lebih baik (hingga 99
persen) dibandingkan terapi OAT selama 6
bulan41
Untuk mempermudah klinisi menentukan
tindakan yang cocok untuk pasien dapat
digunakan klasi1047297kasi GATA38 Namun
penulis menyarankan untuk menatalaksana
pasien secara individual dan juga
mempertimbangkan keahlian ahli bedah
serta ketersediaan fasilitas rumah sakit
1 Medikamentosa
Spondilitis TB dapat diobati secara sempurna
hanya dengan OAT saja hanya jika diagnosis
ditegakkan awal dimana destruksi tulang
dan deformitas masih minimal83742 Seperti
pada terapi TB pada umumnya terapi infeksi
spondilitis TB adalah multidrug therapy
Secara umum regimen OAT yang digunakan
pada TB paru dapat pula digunakan pada
TB ekstraparu namun rekomendasi durasi
pemberian OAT pada TB ekstraparu hingga
saat ini masih belum konsisten antarahli
Tabel 5 Dosis Rekomendasi OAT pada anak (di bawah 12 tahun) dan dewasa43
Obat
Dosis mgkgBB (dosis maksimum)
Harian Dua kali seminggu Tiga kali seminggu
Anak Dewasa Anak Dewasa Anak Dewasa
INH 10ndash20 5 20ndash40 15 20ndash40 15
RIF 10ndash20 10 10ndash20 10 10ndash20 10
PRZ 15ndash30 15ndash30 50ndash70 50ndash70 50ndash70 50ndash70
ETB 15ndash25 15ndash25 50 50 25ndash30 25ndash30
SM 20ndash40 12ndash18 25ndash30 25ndash30 25ndash30 25ndash30
INH isoniazid RIF rifampisin PRZ pirazinamid ETB etambutol SM streptomisinDosis berdasarkan berat badan harus
disesuaikan pertambahan berat badan Semua pasien yang menerima dosis intermiten harus dipantau langsung terapinya
PRZ dan SM tidak dipakai pada wanita hamil ETB tidak disarankan untuk pasien anak karena sulit diobservasi fungsi
visualnya
Tabel 4 ASIA Impairment Scale 39
Stadium Gambaran neurologis
A Complete Tidak ada fungsi motorik atau sensorik yang utuh pada segmen S4-5
B Incomplete Fungsi sensorik utuh fungsi motorik tidak utuh di bawah segmen lesi neurologis dan segmen S4-5
C Incomplete Fungsi motorik masih utuh di bawah segmen lesi neurologis dan lebih dari separuh otot kunci di bawah
segmen lesi neurologis setidaknya memiliki kekuatan motorik di bawah 3
D Incomplete Sama seperti C namun dengan kekuatan motorik di atas 3
E Normal Fungsi motorik dan sensorik normal
Sindrom Klinis Sindrom Brown Sequard Sindrom Kauda Ekuina Sindrom Medula anterior Sindrom Medula Sentral
Sindrom Konus Medularis
Otot-otot kunci yang dimaksud antara lain 1047298eksi siku (C5) ekstensi tangan (C6) ekstensi siku (C7) ekstensi jari tangan (C8)
abduksi kelingking (T1) 1047298eksi tungkai (L2) ekstensi lutut (L3) dorso1047298eksi kaki (L4) ekstensi ibu jari kaki (L5) plantar1047298eksi kaki
(S1) Pemeriksaan segmen S4 ndash 5 adalah dengan menilai kontraksi s1047297nger ani volunter dan dan sensasi perianal
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 813
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013668
TINJAUAN PUSTAKA
World Health Organization (WHO)
menyarankan kemoterapi diberikan
setidaknya selama 6 bulan43 British Medical
Research Council menyarankan bahwa
spondilitis TB torakolumbal harus diberikan
kemoterapi OAT selama 6 ndash 9 bulan2 Untuk
pasien dengan lesi vertebra multipel tingkat
servikal dan dengan de1047297sit neurologis
belum dapat dievaluasi namun beberapa
ahli menyarankan durasi kemoterapi selama
9ndash12 bulan2
The Medical Research Council Committee
for Research for Tuberculosis in the Tropics
menyatakan bahwa isoniazid dan rifampisin
harus selalu diberikan selama masa
pengobatan9 Selama dua bulan pertama
(fase inisial) obat-obat tersebut dapat
dikombinasikan dengan pirazinamidetambutol dan streptomisin sebagai obat lini
pertama Hal ini senada dengan penelitian
Karaeminogullari dkk 19 yang mengobati
pasien spondilitis TB lumbal dengan rifampisin
dan insoniazid saja selama 9 bulan dengan
hasil yang memuaskan
Obat lini kedua diberikan hanya pada kasus
resisten pengobatan Yang termasuk sebagai
OAT lini kedua antara lain levo1047298oksasin
moksi1047298oksasin etionamid tiasetazon
kanamisin kapreomisin amikasin sikloserin
klaritomisin dan lain-lain
Adakalanya kuman TB kebal terhadap
berbagai macam OAT Multidrug resistance TB
(MDR-TB) dide1047297nisikan sebagai basil TB yang
resisten terhadap isoniazid dan rifampisin44
Spondilitis MDR-TB adalah penyakit yang
agresif karena tidak dapat hanya diterapi
dengan pengobatan OAT baku Regimen
untuk MDR-TB harus disesuaikan dengan
hasil kultur abses Perbaikan klinis umumnya
bisa didapatkan dalam 3 bulan jika terapi
berhasil44 Adapula rekomendasi terbaru
untuk penganganan MDR-TB yaitu dengan
kombinasi 5 obat antara lain 1) salah satu
dari OAT lini pertama yang diketahui sensitif
melalui hasil kultur resistensi 2) OAT injeksi
untuk periode minimal selama 6 bulan
3) kuinolon 4) sikloserin atau etionamid
5) antibiotik lainnya seperti amoksisilin
klavulanat dan klofazimin Durasi pemberian
OAT setidaknya selama 18ndash24 bulan45
The United States Centers for Disease Control
merekomendasikan pengobatan spondilitis
TB pada bayi dan anak-anak setidaknya harus
selama 12 bulan43 Durasi kemoterapi pada
pasien imunode1047297siensi sama pada pasien
tanpa imunode1047297siensi Namun adapula
sumber yang mengatakan durasinya harus
diperpanjang43 Kemoterapi pada pasien
dengan HIV positif harus disesuaikan dan
memerhatikan interaksi OAT dan obat anti-
retroviral Zidovudin dapat meningkatkan
efek toksik OAT Didanosin harus diberikan
selang 1 jam dengan OAT karena bersifat
penyanggah antasida11
Perhimpuna Dokter Paru Indonesia telah
merumuskan regimen terapi OAT untuk
pasien TB11 Untuk kategori I yaitu kasus baru
TB paru kasus baru dengan TB ekstraparu
termasuk TB spinal diberikan 2 HRZE (HRZS)
fase inisial dilanjutkan 4HR fase lanjutan atau2HRZE(HRZS) fase inisial dilanjutkan 4H3R3
fase lanjutan atau 2RHZE(HRZS) fase inisial
dilanjutkan 6HE fase lanjutan Pemberian
regimen bisa diperpanjang sesuai dengan
respons klinis penderita Sedangkan untuk
kategori II yaitu kasus gagal pengobatan
relaps drop-out diberikan 2RHZES fase
inisial dilanjutkan 5HRE fase lanjutan atau
2HRZES fase inisial dilanjutkan 5H3R3E3 fase
lanjutan1143
Deksametason jangka pendek dapat
digunakan pada kasus dengan de1047297sitneurologis yang akut untuk mencegah syok
spinal Namun belum ada studi yang menguji
efektivitasnya pada kasus spondilitis TB9
Pemberian bisfosfonat intravena bersamaan
dengan kemoterapi OAT telah dicoba pada
beberapa pasien dan dikatakan dapat
meningkatkan proses perbaikan tulang
Nerindronat 100 mg pada pemberian
pertama dan 25 mg setiap bulan berikutnya
selama 2 tahun telah diujicobakan dengan
hasil yang memuaskan Nerindronat di-
sebutkan dapat menghambat aktivitas
resorpsi osteoklas dan menstimulasi aktivitas
osteoblas Namun studi ini masih terbatas
pada satu pasien dan perlu dievaluasi lebih
lanjut46
Terapi medikamentosa dikatakan gagal jika
dalam 3ndash4 minggu nyeri dan atau de1047297sit
neurologis masih belum menunjukkan
perbaikan setelah pemberian OAT yang
sesuai dengan atau tanpa imobilisasi atau
tirah baring47
2 Pembedahan
Dengan berkembangnya penggunaan
OAT yang efektif terapi pembedahan relatif
ditinggalkan sebagai penatalaksanaan utama
pada spondilitis TB Pilihan teknik bedah tulang
belakang pada spondilitis sangat bervariasi
namun pendekatan tindakan bedah yang baku
dan empiris masih belum ada Setiap kasus harus
dinilai keadaanya secara individual Pada pasien
yang direncanakan dioperasi kemoterapi tetap
harus diberikan minimal 10 hari sebelum
operasi OAT harus sudah diberikan41 Kategori
regimen OAT yang diberikan disesuaikan jenis
kasus yang ada dan dilanjutkan sesuai kategori
masing-masing811
Tindakan bedah yang dapat dilakukan
pada spondilitis TB meliputi drainase abses
debridemen radikal penyisipan tandurtulang artrodesisfusi penyisipan tandur
tulang dengan atau tanpa instrumentasi
1047297ksasi baik secara anterior maupun posterior
dan osteotomi
a Indikasi dan Kontraindikasi
Pembedahan
Indikasi pembedahan pada spondilitis TB
secara umum sebagai berikut 1) de1047297sit
neurologis akut paraparesis atau paraplegia
2) deformitas tulang belakang yang tidak
stabil atau disertai nyeri dalam hal ini kifosis
progresif (30ordm untuk dewasa 15ordm untuk anak-anak) 3) tidak responsif kemoterapi selama
4 minggu 4) abses luas 5) biopsi perkutan
gagal untuk memberikan diagnosis414248 6)
nyeri berat karena kompresi abses47
Jika lesi di servikal intervensi bedah dilakukan
lebih awal mengingat potensi kecacatan yang
akan terjadi Jika mengikuti klasi1047297kasi GATA
yang telah dijelaskan diatas maka intervensi
bedah dilakukan pada pasien dengan GATA IB
hingga GATA III38 Sementara itu satu-satunya
kontraindikasi pembedahan pada pasien
spondilitis TB adalaha kegagalan jantung dan
paru Pada keadaan ini kegagalan jantung dan
paru harus ditangani terlebih dahulu untuk
menyelamatkan jiwa pasien1
b Pemilihan pendekatan pembedahan
tulang belakang
Pemilihan pendekatan pembedaan spondilitis
TB bergantung pada banyak hal Hal-hal ter-
sebut antara lain kemampuan dan pengalam-
an ahli bedah ketersediaan instrumen personel
anestesi dan komorbid pasien
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 913
669CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
Pendekatan secara anterior lebih sering
digunakan karena dapat mencapai abses
yang umumnya berada di anterior vertebra
Selain itu dengan pendekatan anterior ahli
bedah tidak perlu membuang memotong
bagian vertebra segmen posterior sehingga
vertebra relatif utuh Pendekatan anterior
juga baik digunakan jika diputuskan untuk
memasang tandur dari tulang iga sehingga
tidak perlu melakukan insisi di dua tempat42
Pendekatan anterior efektif untuk kasus
dengan de1047297sit neurologis lesi multi-level
atau abses yang luas14
Di sisi lain pendekatan anterior kurang baik
jika dilakukan pada spondilitis TB multi-level
dalam mengoreksi deformitas kifotik49 Pada
keadaan ini kombinasi dengan pendekatan
posterior untuk instrumentasi posteriordiperlukan baik melalui operasi tunggal
atau dua operasi47 Prosedur operasi tunggal
untuk dua pendekatan dapat dilakukan dan
ditujukan untuk mengurangi durasi operasi
dan mengurangi manipulasi tulang belakang
yang relatif tidak stabil47
Sementara itu pendekatan posterior lebih
diutamakan pada kasus dimana segmen
posterior vertebra lebih rusak daripada
segmen anterior kasus dimana thorakotomi
sangat berbahaya mengingat komorbiditas
seperti penyakit jantung paru42
Sumber lainmengatakan bahwa pendekatan posterior
lebih menguntungkan dari segi koreksi
kifosis dan pemasangan implan namun
sering tidak adekuat dalam melakukan
dekompresi medula spinalis debridemen
dan atau evakuasi abses49
Pendekatan secara anterolateral ekstrapleural
memberikan paparan lapangan kerja yang
baik secara anterior maupun posterior
memungkinkan dekompresi secara anterior
dan penyisipan tandur tulang secara anterior
posterior Teknik ini memiliki morbiditas
lebih rendah dibandingkan teknik lainnya
yang menggunakan dua kali pembedahan
namun teknik ini memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi50
c Pembedahan drainase abses
Setelah terjadi pembentukan abses (cold
abscess) dan degenerasi setidaknya dua
diskus maka drainase harus dilakukan Abses
dapat menekan medula spinalis sehingga
terjadi gangguan neurologis Tindakan
ini dapat mencegah progresi perburukan
gejala neurologis dan mencegah kolaps
vertebra38
Abses dapat terbentuk di tingkat manapun
sesuai fokus infeksi TB pada vertebra Pada
tingkat servikal abses dapat terjadi pada
rongga retrofaringeal dan segitiga posterior
leher Untuk abses retrofaringeal dapat
dilakukan pendekatan transoral sedangkan
pada segitiga posterior insisi dilakukan pada
margo posterior m sternokleidomastoideus
Pada tingkat torakal abses dapat dievakuasi
secara kostotransversektomi Drainase abses
lumbar paravertebral dilakukan lewat
insisi longitudinal dorsolateral Drainase
abses psoas pelvis dapat dilakukan melalui
segitiga Petit atau insisi Ludloff1
d Pembedahan debridemen dan
koreksi kifosis
Karena lesi TB spinal biasanya di bagian
anterior badan vertebra dekompresi
anterior sangat direkomendasikan banyak
ahli18 Instrumentasi kemudian dilakukan
untuk stabilisasi tulang belakang untuk
melindungi tandur anterior yang disisipkan
dan sekaligus untuk menjaga koreksi kifosis
Berikut akan dijelaskan berbagai macam
teknik pada pembedahan spondilitis TB
d1 Debridemen anterior dan fusitanpa instrumentasi
Debridemen anterior dan fusi tanpa
instrumentasi diseut juga dengan rdquoOperasi
Hongkongrdquo Pembedahan ini relatif mudah
dan memerlukan waktu yang singkat
Tindakan ini meliputi debridemen radikal
pendekatan anterior diikuti penyisipan
tandur tulang iga otogenik untuk koreksi
deformitas kifosis Namun teknik ini
tidak dapat digunakan untuk kasus yang
memerlukan rekonstruksi luas setidaknya
dua tingkat diskus47 Tingkat kegagalan fusi
dan migrasi tandur sangat tinggi sehingga
sering pasien memerlukan operasi kedua14
Penelitian oleh El-Deen dkk yang melakukan
reseksi anterior radikal diikuti fusi anterior
tanpa 1047297ksasi internal yang digantikan dengan
1047297ksasi eksternal ( plaster ja cket ) mendapatkan
hasil yang cukup memuaskan Namun salah
satu kerugiannya adalah durasi mobilisasi
pasien yang lebih lambat dibandingkan
dengan 1047297ksasi internal Meskipun begitu
metode ini bisa dipertimbangkan sebagai
alternatif yang memberikan hasil yang cukup
memuaskan51
d2 Debridemen anterior diikuti
dengan instrumentasi anterior atau
posterior
Banyak laporan penelitian yang mengatakan
bahwa metode ini menjanjikan hasil yang
baik Meskipun begitu variasi metode ini
sangat banyak dan sangat bergantung
pada kebiasaan dan keahlian ahli bedah
yang bersangkutan Instrumentasi sangat
direkomendasikan pada kasus yang
memerlukan debridemen radikal setidaknya
dua diskus dan satu badan vertebra47
Teknik ini adalah metode yang paling sering
dilakukan dan dikaji dalam penelitian
Benli dkk melakukan penelitian denganmelakukan reseksi radikal anterior dengan
fusi anterior dan instrumentasi anterior
pada 63 pasien spondilitis TB mendapatkan
bahwa cara ini memberikan hasil yang cukup
memuaskan Sebanyak 80 persen pasien
mengalami remisi neurologis secara lengkap
20 persen mengalami remisi inkomplit
Dengan tambahan instrumentasi anterior
kemungkinan koreksi kifosis meningkat
hingga 80 persen dan dapat membantu
menjaga hasil koreksi tersebut52
Pada penelitian prospektif oleh Cavusogludkk dilakukan debridemen anterior radikal
dekompresi dan fusi dengan menggunakan
instrumentasi anterior tandur alogenik tibia
pada 22 pasien spondilitis TB lebih dari satu
tingkat dan didapatkan hasil yang baik
Pada pasien-pasien tersebut ditemukan
adanya tanda-tanda fusi pada semua pasien
berkurangnya rasa nyeri perbaikan gejala
neurologis yang signi1047297kan yang dievaluasi
dengan ASIA ( American spinal Injury
Association ) impairment scale dan rata-rata
koreksi dari kifosis sebesar 74 persen53
Penelitan oleh Jain dkk 50 menyatakan
bahwa tindakan dekompresi anterior sangat
dianjurkan pada pasien spondilitis TB Pada
38 pasien dengan spondilitis TB dekompresi
anterior instrumentasi posterior dengan atau
tanpa koreksi kifosis dan fusi anteriorposterior
dilakukan dalam sekali pembedahan melalui
pendekatan anterolateral ekstrapleural Pasien
dioperasi dari posisi lateral kiri menggunakan
potongan T pada apeks kifosis Beberapa
tulang iga diangkat dan dekompresi anterior
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1013
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013670
TINJAUAN PUSTAKA
dilaksanakan kolumna posterior diperpendek
untuk mengoreksi kifosis jika perlu distabilisasi
denganHartshill rectangle dan sublaminar wire
Kemudian penyisipan tandur tulang anterior
posterior dilakukan Nilai rata-rata kifosis pre-
operatif sebesar 4908ordm dan nilai rata-rata
kifosis post-operatif sebesar 25o Sebanyak
37 pasien mengalami resolusi sempurna dari
de1047297sit neurologis dalam waktu 11 ndash 74 bulan
Fusi spinal terbentuk dalam empat bulan
untuk satu badan vertebra dan delapan
bulan untuk dua badan vertebra
d3 Dekompresi transpedikular
Pendekatan transpedikular memungkinkan
akses anterior dan posterior melalui insisi
tunggal Teknik ini dikatakan tidak cukup
baik untuk kasus dengan destruksi vertebra
yang luas dimana diperlukan debridemenanterior luas dan rekonstruksi dengan tandur
tulang14
d4 Pembedahan dengan
pendekatan posterior saja
Pada kasus tertentu pendekatan posterior saja
dapat digunakan untuk mengangani pasien
spondilitis TB Pembedahan ini termasuk fusi
dan instrumentasi posterior operasi tunggal
tanpa debridemen anterior Teknik ini banyak
bergantung pada pemberian OAT untuk
mengeradikasi lesi spondilitis TB Teknik ini
tidak dapat digunakan pada kasus dengande1047297sit neurologis abses di bagian anterior
atau lesi di banyak tingkat14
d5 Osteotomi dan reseksi
kolumna vertebra
Jika telah terjadi deformitas kifotik yang sangat
kaku dan tajam harus dilakukan osteotomi
untuk meningkatkan 1047298eksibilitas vertebra
Osteotomi dekanselasi transpedikular
dapat mengoreksi deformitas kifotik hingga
20ndash30 persen pada satu tingkat Namun
tindakan ini memiliki angka komplikasi yang
tinggi termasuk perdarahan dan gangguan
neurologis Teknik ini dapat dilakukan dari
anterior dan posterior
Wang dkk melaporkan penelitian pada
sembilan pasien dengan spondilitis TB
dengan kifosis hingga 90o dengan tektik
osteotomi transpedikularegg-shell dan reseksi
kolumna vertebra multi-level Seluruh pasien
mengalami fusi dan perbaikan neurologis
dengan koreksi rata-rata kifosis 100o menjadi
16o54
e Pembedahan pada kasus non-
contiguous (skipping lesion)
Penelitian oleh Zhang dkk menyimpulkan
bahwa spondilitis TB non-contiguous multi-
level dapat ditatalaksana dengan adekuat
dengan metode operasi tunggal pendekatan
posterior transforaminal debridemen
thorasik dekompresi minimal fusi vertebra
dan instrumentasi posterior (modi1047297kasi TTIF
ndashTransforaminal Thoracic Interbody Fusion)
Metode ini meliputi reseksi sebagian korpus
vertebra sendi faset prosesus transversus dan
iga kemudian tandur tulang disisipkan pada
defek reseksi dan terakhir dipasang implan
posterior55
Kekurangan dari modi1047297kasi TTIF adalah 1)
terdapat risiko kompresi medula spinalis 2)
debridemen anterolateral sulit dilakukannamun dengan pemberian OAT dapat
mengkompensasi hal ini Cara ini tidak dapat
dipakai pada keadaan dimana abses luas
terbentuk di anterior korpus55
f Pembedahan invasif minimal
Tindakan bedah invasif minimal mulai
menjadi trend dalam segala bidang
pembedahan termasuk pembedahan tulang
belakang Pembedahan ini menjanjikan
morbiditas yang lebih rendah waktu rawat
yang lebih singkat dan nyeri pasca-operasi
yang lebih ringan Tidak semua operatormenguasai teknik ini karena memerlukan
keahlian tersendiri
Belum banyak ahli bedah tulang yang
melakukan pembedahan invasif minimal pada
pasien spondilitis TB Sejauh yang penulis
ketahui terdapat dua jenis pembedahan
invasif minimal yang telah dikaji hasilnya
yaitu 1) fusi dan debridemen anterior dengan
video-assisted thoracoscopic surgery (VATS)
dan 2) pemasangan pedicle screw posterior
secara invasif minimal diikuti fusi dan
debridemen posterolateral mini -open Kedua
teknik ini dapat menghasilkan fusi vertebra
yang adekuat disertai dengan perbaikan
postur fungsional dan neurologis yang
memuaskan56
g Pilihan tandur tulang
Tandur tulang yang dapat digunakan pada
penatalaksanaan bedah spondilitis TB adalah
tandur krista iliaka tandur iga tandur tibia
tandur 1047297bula hingga tandur humerus baik
otogenik ataupun alogenik Tandur krista il iaka
trikortikal adalah pilihan utama untuk seluruh
tingkat vertebra karena tingginya yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan Namun
khusus untuk operasi daerah torakal tandur
iga otogenik juga dapat digunakan Tandur
1047297bula tibia dan humerus digunakan pada
keadaan dimana defek debridemen terlalu
luas untuk ditutup oleh krista iliaka atau iga
tidak cukup panjang1
h Pembedahan pada Pasien Anak
Pada anak-anak meskipun lesi akibat
spondilitis TB dapat sembuh dengan terapi
non-operatif namun kifosis cenderung terus
bertambah seiring dengan berjalannya
pertumbuhan oleh karena itu perlu
dilakukan koreksi kifosis secara cepat dan
stabilisasi vertebra pada fase aktif penyakit1557
Penatalaksanaan spondilitis TB anak harussecara agresif Koreksi deformitas tulang
belakang pada pasien anak adalah imperatif
Angulasi 15o saja cukup untuk menyebabkan
gangguan pertumbuhan tinggi42
Pertumbuhan vertebra setelah pemasangan
instrumen pada anak-anak post-operasi
koreksi kifosis telah dipelajari dan dievaluasi
Pertumbuhan unit vertebra setelah
pemasangan 1047297ksasi internal vertebra
tidak memiliki perbedaan yang signi1047297kan
dibanding vetebra yang intak Di sisi lain
ditemukan adanya pertumbuhan kolumnaanterior sehingga membentuk sudut lordosis
yang dapat mengkoreksi kifosis secara
sendirinya saat pertumbuhan berlangsung
Dilaporkan juga bahwa dalam 2 tahun dapat
terjadi kompresi implan terhadap diskus yang
berpotensi menimbulkan degenerasi diksus
intervertebralis57
i Pembedahan pada Pasien Lansia
Pada pasien lansia perlu dipertimbangkan
status nutrisi komorbiditas yang ada sebelum
naik ke meja operasi Kondisi vertebra yang
relatif osteoporotik umumnya tidak mampu
menahan instrumen yang dipasang di bagian
anterior Untuk didapatkan koreksi kifosis
dan stabilisasi spinal yang baik diperlukan
stabilisasi posterior dengan instrumentasi
segmental panjang Pemberian anti-
osteoporosis pre-operatif diperlukan untuk
meningkatkan angka fusi dan stabilisasi
vertebra oleh instrumen58
Pilihan tandur yang baik adalah tandur
alogenik mengingat sebagian besar pasien
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1113
671CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
lansia telah mengalami osteoporosis Pen-
dekatan bedah yang dapat memberikan waktu
operasi lebih singkat sangat direkomendasikan
mengingat toleransi pasien lansia yang lebih
rendah terhadap operasi Pendekatan posterior
operasi tunggal direkomendasikan oleh Zhang
dkk jika memang pendekatan anterior tidak
dibutuhkan sekali Penelitian Zhang dkk
mengungkapkan bahwa pendekatan posterior
operasi tunggal memiliki angka komplikasi
yang lebih rendah58
3 Imobilisasi Pasca-operasi
Imobilisasi yang singkat akan mengurangi
morbiditas pasien Dengan instrumentasi
kebutuhan imobilisasi semakin berkurang
sehingga pasien dapat cepat mencapai
status ambulatorik Jenis imobilisasi spinal
tergantung pada tingkat lesi Pada daerahservikal dapat diimobilisasi dengan jaket
Minerva pada daerah vertebra torakal
torakolumbal dan lumbal bagian atas dapat
diimobilisasi menggunakan body cast jacket
Sedangkan pada lumbal bawah lumbosakral
dan sakral dilakukan imobilisasi dengan body
jacket atau korset dari gips yang disertai
dengan 1047297ksasi salah satu sisi panggul12
a Tirah baring Imobilisasi dan
Fisioterapi
Terapi pada penderita spondilitis TB dapat
pula berupa tirah baring disertai denganpemberian kemoterapi dengan atau tanpa
imobilisasi Tindakan ini biasanya dilakukan
pada penyakit yang telah lanjut atau bila tidak
tersedia keterampilan dan fasilitas yang cukup
untuk melakukan operasi tulang belakang
atau bila terdapat permasalahan teknik
operasi yang dianggap terlalu berbahaya
Jenis imobilisasi yang dilakukan sama dengan
imobilisasi pasca-operasi yang telah dijelaskan
sebelumnya Imobilisasi dilakukan setidaknya
selama enam bulan12
Tirah baring diikuti dengan pemakaian gips
untuk melindungi tulang belakang pada
posisi ekstensi terutama pada keadaan akut
atau fase aktif Pemasangan gips ini ditujukan
untuk imobilisasi spinal mengurangi kompresi
medula spinalis dan progresi deformitas
lebih lanjut Istirahat di tempat tidur dapat
berlangsung hingga empat minggu Alwali
dkk melaporkan bahwa imobilisasi dengan
custom-made spinal jacket bersamaan dengan
kemoterapi dapat menjadi alternatif jika
tindakan bedah tidak bisa dilakukan29
Fisioterapi diperlukan sepanjang ditemukan
adanya gangguan fungsional Dalam hal
ini gangguan fungsional dikaitkan dengan
cedera medula spinalis yang menimbulkan
kelumpuhan motorik sensorik dan autonom
Intervensi 1047297sioterapi yang diberikan
disesuaikan dengan modalitas yang
terganggu
Paraplegia yang mengharuskan pasien
untuk terus duduk atau tidur berpotensi
menyebabkan ulkus dekubitus Maka dari itu
posisi baring harus sering diganti Selain itu
pemeriksaan kulit secara menyeluruh harus
rutin dilakukan Pasien dengan gangguan
defekasi dan berkemih dapat dibantu dengan
kateterisasi intermiten dan evakuasi feses setiap
hari Mobilisasi dengan kursi roda (wheelchair )
dianjurkan setidaknya 10 hari setelah dimulaipengobatan Jika pasien sudah stabil dapat
rencanakan untuk pelatihan kemandirian
kemampuan sosial dan melakukan aktivitas
sehari-hari dan berikutnya dapat diberikan
pelatihan vokasional
Studi prospektif pada pasien spodilitis TB yang
diterapi secara medikamentosa atau bedah
direhabilitasi mulai dari masa pre-operasi
hingga 6 bulan pasca-operasi dekompresi dan
fusi spinal membuktikan bahwa 1047297sioterapi
mampu meningkatkan kualitas hidup pasien
spondilitis TB terlebih jika dikombinasidengan terapi kuratif yang adekuat Terapi
motorik yang dilakukan antara lain difokuskan
pada otot dada perut tungkai bawah
batang tubuh dan ekstensor sakrospinal Skor
Modi1047297ed Barthel Index (MBI) meningkat secara
bermakna dimana pada saat permulaan hanya
106 persen pasien termasuk dalam kategori
mandiri dan pada akhir studi 702 persen
pasien termasuk dalam kategori mandiri59
PROGNOSIS
Prognosis pasien spondilitis TB dipengaruhi
oleh 1) usia 2) deformitas kifotik 3) letak
lesi 4) de1047297sit neurologis 5) diagnosis dini
6) kemoterapi 7) fusi spinal 8) komorbid 9)
tingkat edukasi dan sosioekonomi
Usia muda dikaitkan dengan prognosis
yang lebih baik12 Namun Parthasarathy
dkk 41 menyimpulkan bahwa pada pasien
usia dibawah 15 tahun dan dengan kifosis
lebih dari 30o cenderung tidak responsif
terhadap pengobatan Kifosis berat selain
memperburuk estetika dapat mengurangi
kemampuan bernafas Diagnosis dini
sebelum terjadi destruksi badan vertebra
yang nyata dikombinasi dengan kemoterapi
yang adekuat menjanjikan pemulihan
yang sempurna pada semua kasus Adanya
resistensi terhadap OAT memperburuk
prognosis spondilitis TB Komorbid lain
seperti AIDS berkaitan dengan prognosis
yang buruk Penelitian lain di Nigeria22
mengatakan bahwa tingkat edukasi pasien
mempengaruhi motivasi pasien untuk datang
berobat Pasien dengan tingkat edukasi yang
rendah cenderung malas datang berobat
sebelum muncul gejala yang lebih berat
seperti paraplegia
SIMPULAN
Infeksi spinal oleh tuberkulosis diperkirakan
sekitar satu hingga lima persen penderitatuberkulosis Spondilitis TB berpotensi
menyebabkan morbiditas serius yaitu
kelumpuhan dan deformitas tulang belakang
yang hebat Diagnosis dini spondilitis TB masih
terbatas Keterlambatan diagnosis masih
sering ditemukan dan mampu menyebabkan
perburukan kualitas hidup penderita MRI
sampai saat ini merupakan sarana pembantu
penegakan diagnosis yang paling baik
sekaligus menyingkirkan diagnosis banding
lainnya Namun jika fasilitas tidak memadai
CT scan sinar-X dan pencitraan lainnya dapat
membantu
Baku emas untuk diagnosis pasti tetap
menggunakan pemeriksaan histologis dan
mikrobiologis dari spesimen biopsi lesi TB
Namun pemeriksaan terbaru seperti PCR dapat
membantu tentunya harus dikorelasikan
dengan klinis dan pemeriksaan lainnya
Kemoterapi OAT adalah pilihan pengobatan
awal yang terbaik terbukti paling efektif
hingga saat ini Terapi pembedahan relatif
ditinggalkan sebagai pilihan pengobatan
yang utama Pembedahan dilakukan hanya
dengan indikasi-indikasi tertentu Namun
karena diagnosis dini spondilitis TB yang sulit
maka pembedahan tetap masih merupakan
penatalaksanaan yang umum Variasi teknik
pembedahan sangat banyak dan belum ada
teknik yang baku yang dianggap paling efektif
mengoreksi de1047297sit neurologis dan deformitas
Penatalaksanaan secara holistik harus dinilai
setiap pasien secara individual dan kembali
lagi disesuaikan dengan kemampuan tim
medis yang ada
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1213
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013672
TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1 Camillo FX Infections of the Spine Canale ST Beaty JH ed Campbellrsquos Operative Orthopaedics edisi ke-11 2008 vol 2 hal 2237
2 Cormican L Hammal R Messenger J Milburn HJ Current diffi culties in the diagnosis and management of spinal tuberculosis Postgrad Med J 2006 82 46-51
3 Sinan T Al-Khawari H Ismail M Bennakhi A Sheikh M Spinal tuberculosis CT and MRI feature Ann Saudi Med 2004 24 437-41
4 WHO Global tuberculosis control - epidemiology strategy 1047297nancing WHO Report 2005 WHOHTMTB2005411
5 Agarwal P Rathi P Verma R Pradhan CG Tuberculous spondilitis `Global lesionrsquo Special issues on Tuberculosis Bombay Hospital Journal 1999
6 Leibert E Haralambou G Tuberculosis In Rom WN and Garay S eds Spinal tuberculosis Lippincott Williams and Wilkins 2004565-77
7 Ozol D Koktener A Uyar ME Active pulmonary tuberculosis with vertebra and rib involvement case report South Med J 2006 99 171-3
8 Agrawal V Patgaonkar PR Nagariya SP Tuberculosis of Spine Journal of Craniovertebral Junction and Spine 2010 1 14
9 Infectious and noninfectious in1047298ammatory disease affecting the spine Dalam Byrne TN Benzel EC Waxman SG Disease of the Spine and Spinal Cord Oxford University Press Inc 2000
c 9 h325 ndash 335
10 Albar Z Medical treatment of Spinal Tuberculosis Cermin Dunia Kedokteran No 137 2002 29
11 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di IndonesiaGra1047297ka Jakarta 2006 hal 5
12 Vitriana Spondilitis Tuberkulosa Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK-UNPAD RSUP dr Hasan Sadikin FK-UI RSUPN dr Ciptomangunkusumo 2002
13 Australian Doctors International website Terserida pada URL httppoppyenochcomauadiv2picture_galleryphpid_gallery=7au
14 Issack PS Boachie-Adjei O Surgical Correction of kyphotic deformity in spinal tuberculosis International Orthopedics (SICOT) (2012) 36353ndash357 DOI 101007s00264-011-1292-9
15 Jain AK Dhammi IK Jain S Mishra P Kyphosis in spinal tuberculosis-Prevention and correction Indian J Orthop 2010 Apr-Jun 44(2) 127ndash136
16 Mason RJ Murray JF Broaddus VC Nadel JA Murray and Nadelrsquos Textbook of Resporatory Medicine 4th ed Pennsylvania Elsevier Saunders 2005
17 Wilson J MacDonald Current Orthopedics Elsevier Science 2003 hal 468
18 Polley P Dunn R Noncontiguous spinal tuberculosis incidence and management Eur Spine J (2009) 181096ndash1101
19 Karraeminogullari O Aydinli U Ozerdemoglu R Ozturk C Tuberculosis of the Lumbar Spine Outcomes after Combined Treatment of Two-drug Therapy and Surgery Orthopedics January
2007 Vol 30 No1
20 Papavramidis TS Papadopoulos VN Michalopoulos A Paramythiotis D Potsi S Raptou G Anterior chest wall tuberculous abscess a case report J Med Case Reports 2007 1 152
21 Li YW Fung YW A case of cervical tuberculous spondilitis an uncommon cause of neck pain Hong Kong j emerg med Vol 14(2) Apr 2007
22 Njoku CH Makusidi MA Ezunu EO Experiences in Management of Pottrsquos paraplegia and Paraparesis in Medical Wards of Usmanu Danfodiyo University Teaching Hospital Sokoto Nigeria
Annals of African Medicine Vol 6 No 1 2007 22 ndash 25
23 Savvidou C Triantopoulou Chatziioannou Papailiou et al A rare radiological appearance of lumbar tuberculous vertebral osteomyelitis Eur J Orthop Surg Traumatol (2010) 20313ndash316
DOI 101007s00590-009-0563-2
24 Ahn JS Lee JK Diagnosis and Treatment of Tuberculous Spondilitis and Pyogenic Spondilitis in Atypical Cases Asian Spine JournalVol 1 No 2 pp 75~79 2007
25 Pertuiset E Beaudreuil J Liote F et al Spinal tuberculosis in adults A study of 103 cases in a developed country 1980-1994 Medicine (Baltimore) Sep 199978(5)309-20
26 Teo EL Peh WC Imaging of tuberculosis of the spine Singapore Med J 2004 Vol 45(9) 439
27 Moesbar N Infeksi tuberkulosis pada tulang belakang Majalah Kedokteran Nusantara Sept 2006Vol39 No328 El- Fiky AM Surgical management of tuberculous spondilitis in adults Review in 20 cases Pan Arab J Otrh Traum Vol (2) No (2) ndash 195 ndash 201
29 Alwali ANA Spinal brace in tuberculosis of the spine Neurosciences 2003 Vol 8 (1) 17-22
30 Harada Y T Osamu Matsunaga N Magnetic Resonance Imaging Charasteristics of Tuberculous Spondylitis vs Pyogenic Spondylitis Clinical Imaging 32 (2008) 303ndash309
31 Jain AK Sreenivasan R Saini NS Kumar S et al Magnetic Resonance evaluation of tubercular lesion in spine International Orthopedics (SICOT) (2012) 36261ndash269
32 Hidalgo JA Pott Disease [Online] 2008 Aug 29 [cited 2009 Aug 27][17 screens] Available from URLhttpwwweMedicinecommedtopic
33 Muzaff ar T Shaifuzain AR Imran Y Noor Haslina MN Hematological changes in Tuberculous spondilitis patients at t he hospital universiti sains malaysia Southeast Asian J Trop Med Public
Health Vol 39 No 4 July 2008
34 Jung NY Jee WH Ha KY Park CK Byun JY Discrimination of Tuberculous Spondilitis from Pyogenic Spondilitis on MRI AJR182 June 2004 h 1405 ndash 1410
35 Kurtaran B Sarpel T Tasova Y Candevir A et al Brucellar and tuberculous spondylitis in 87 Adult patients a Descriptive and Comparative case series Infectous Diseases in Clinical Practice
May 2008 Vol16No3
36 Son JM Jee WH Jung CK Kim SI Ha KY Aspergillus Spondilitis involving the Cervico-Thoraco-Lumbar Spine in an Immunocompromised Patient a Case Report Korean J Radiol 8(5)
October 2007
37 Nataprawira HM Rahim AH Dewi MM Ismail Y Comparation Between Operative and Conservative Therapy in Spondylitiis Tuberculosis in Hasan Sadikin Hospital Bandung Maj Kedokt
Indon Vo60No7 (Jul 2010)
38 Oguz E Sehirlioglu A Altinmakas M Ozturk C Komurcu M Solakoglu C Vaccaro AR A new classi1047297cation and guide for surgical treatment of spinal tuberculosis International Orthopaedics
(SICOT) (2008) 32127ndash133
39 Young W Spinal Cord Injury levels and Classi1047297cation Page updated 03242009 Available from URLhttpwiseyoungwordpresscom20081219spinal-cord-injury-levels-and-
classi1047297cation
40 McKinley W Spinal Cord Injury Neurological examination Classi1047297cation and Prognosis Tersedia pada URLhttpwwwpmrvcuedupresentationsppsASIA_prespps
41 Parthasarathy R et al A comparison between ambulant treatment and radical surgery - ten-year report J Bone and Joint Surg 1999 81B 464-71
42 Kaptigau WM Koiri JB Kevau IH Rosenfeld JV Surgical Management of Spinal tuberculosis in Papua New Guinea PNG Med J 2007 Mar-Jun50(1-2)25-32
43 Hazra A Laha B Chemotherapy of Osteoarticular Tuberculosis Indian J Pharmacol February 2005 Vol 37 Issue 15-12
44 Cheri1047297 S Guillaume MP Peretz A Multidrug-resistant Tuberculosis Spondilitis Acta Clinica Belgica 2000 55-1
45 Li L Zhang Z Luo F Xu J et al Management of drug-resistant spinal tuberculosis with a combination of surgery and individualised chemotherapy a retrospective analysis of thirty-1047297ve
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1313
673CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
patients International Orthopaedics (SICOT) (2012) 36277ndash283
46 Quarta L Corrado A Melillo N Trotta A et al Combined Effect of Nerindronate and spesi1047297c antibiotic therapy in a case of tuberculous spondylodiscitis Rheumatol Int 2008495ndash498
47 Mak KC Cheung KMC Surgical treatment of acute TB spondylitis indications and outcomes Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2455-0 Publikasi online 16 August 2012
48 Jain AK Tuberculosis of the spine Clin Orthop Relat Res Jul 20074602-3
49 Qureshi MA Khalique AB Afzal W Pasha IF Aebi M Surgical Management of contiguous multilevel thoracolumbar tuberculous spondylitis Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2459-9
50 Jain AK Dhammi IK Prashad B Sinha S Mishra P Simultaneous anterior decompression and posterior instrumentation of the tuberculous spine using an anterolateral extrapleural
approach J Bone Joint Surg (Br) 2008 Nov 90(11)1477-81
51 El-deen MA Surgical management of Dorsolumber Tuberculous spondilitis in adults Pan Arab J Orth Trauma Vol (8) No (1) January 2004
52 Benli IT Acaroglu E Akalin S Kis M Dumar E Un A Anterior radical debridement and anterior instrumentation in Tuberculosis spondilitis Eur Spine J (2003)12 224ndash234
53 Cavusoglu H Kaya RA Turkmenoglu ON Tuncer C Colak I Aydin Y A long-term follw up study of anterior tibial allografting and istrumentation in the management of thoracolumbar
tuberculous spondilitis J Neurosurg spine 2008 830-38
54 Wang Y Zhang Y Zhang X et al Posterior only multilevel modi1047297ed vertebral column resection for extremely severe Pottrsquos kyphotic deformity Eur Spine J 18(10)1436ndash1441
55 Zhang H Lin M Shen K Ge L et al Surgical management fot multilevel noncontiguous thoracic spinal tuberculosis by single-stage posterior transforaminal thoracic debridement limited
decompression interbody fusion and posterior instrumentation (modi1047297ed TIFF) Arch Orthop Trauma Surg (2012) 132751ndash757 DOI 101007s00402-012-1473-z
56 Kandwal P Garg B Upendra BN Chowdhury B Jayaswal A Outcome of minimally invasive surgery in the management of tuberculous spondylitis Indian Journal of Orthopedics (March
2012) Vol 46 Issue 2
57 Pershin AA Mushkin AI Vertebral column growth in children after surgical correction of severe kyphosis in tuberculosis spondilitis Probl Tuberk Bolezn Legk2008(12)45-7
58 Zhang HQ Li JS Zhao SS Shao YX et al Surgical management for thoracic spinal tuberculosis in the elderly posterior only versus combined posterior and anterior approaches Arch
Orthop Trauma Surg DOI 101007s00402-012-1618-0 Published online 6 October 2012
60 Nas K Kemaloglu MS Ccedilevik R Ceviz A Necmioglu S Buumlkte Y The results of rehabilitation on motor and functional improvement of the spinal t uberculosis Joint Bone Spine Vol 71 Issue
4 July 2004 p 312-316
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 413
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013664
TINJAUAN PUSTAKA
akordion (concertina) sehingga disebut juga
concertina collapse (gambar 3)1
1 Sinar-X
Sinar-X merupakan pemeriksaan radiologis
awal yang paling sering dilakukan dan berguna
untuk penapisan awal Proyeksi yang diambil
sebaiknya dua jenis proyeksi AP dan lateral27
Pada fase awal akan tampak lesi osteolitik
pada bagian anterior badan vertebra dan
osteoporosis regional Penyempitan ruang
diskus intervertebralis menandakan terjadinya
kerusakan diskus Pembengkakan jaringan
lunak sekitarnya memberikan gambaran
fusiformis27
Pada fse lanjut kerusakan bagian anterior se-
makin memberat dan membentuk angulasi
kifotik (gibbus) Bayangan opak yang me-manjang paravertebral dapat terlihat yang
merupakan cold abscess27 Namun sayangnya
sinar-X tidak dapat mencitrakan cold abscess
dengan baik (gambar 2)28 Dengan proyeksi
lateral klinisi dapat menilai angulasi kifotik di-
ukur dengan metode Konstam (gambar 3)129
Gambar 2 Pencitraan sinar-X proyeksi AP pasien spondilitis
TB Sinar-X memperlihatkan iregularitas dan berkurangnya
ketinggian dari badan vertebra T9 (tanda bintang) serta
juga dapat terlihat massa paravertebral yang samar yang
merupak cold abscess (panah putih)26
Gambar 3 Pengukuran angulasi kifotik metode Konstam
Pertama tarik garis khayal sejajar end-plate superior badan
vertebra yang sehat di atas dan di bawah lesi Kedua garis
tersebut diperpanjang ke anterior sehingga bersilangan
Sudut K pada gambar adalah sudut Konstam sedangkan
Sudut A adalah angulasi aktual yang dihitung Pada contoh
gambar ini angulasi kifotik adalah sebesar 30ordm129
2 CT Scan
CT-scan dapat memperlihatkan dengan jelas
sklerosis tulang destruksi badan vertebra
abses epidural fragmentasi tulang dan
penyempitan kanalis spinalis (gambar 4)
CT myelography juga dapat menilai dengan
akurat kompresi medula spinalis apabila tidak
tersedia pemeriksaan MRI26 Pemeriksaan
ini meliputi penyuntikan kontras melalui
punksi lumbal ke dalam rongga subdural lalu
dilanjutkan dengan CT scan27
Selain hal yang disebutkan di atas CT
scan dapat juga berguna untuk memandu
tindakan biopsi perkutan dan menentukan
luas kerusakan jaringan tulang27 Penggunaan
CT scan sebaiknya diikuti dengan pencitraan
MRI untuk visualisasi jaringan lunak
Gambar 4 Pencitraan CT-scan pasien spondilitis TB
potongan aksial setingkat T 12 Pada C T-scan dapat terlihat
destruksi pedikel kiri vertebra L3 (panah hitam) edema
jaringan perivertebra (kepala panah putih) penjepitanmedula spinalis (panah kecil putih) dan abses psoas (panah
putih besar)26
3 MRI
MRI merupakan pencitraan terbaik untuk
menilai jaringan lunak Kondisi badan vertebra
diskus intervertebralis perubahan sumsum
tulang termasuk abses paraspinal dapat
dinilai dengan baik dengan pemeriksaan
ini2630 Untuk mengevaluasi spondilitis TB
sebaiknya dilakukan pencitraan MRI aksial
dan sagital yang meliputi seluruh vertebra
untuk mencegah terlewatkannya lesi non-
contiguous818
MRI juga dapat digunakan untuk mengevaluasi
perbaikan jaringan Peningkatan sinyal-
T1 pada sumsum tulang mengindikasikan
pergantian jaringan radang granulomatosa
oleh jaringan lemak dan perubahan MRI ini
berkorelasi dengan gejala klinis31 Bagaimana
membedakan spondilitis TB dari spondilitis
lainnya melalui MRI akan dijelaskan pada
bagian diagnosis diferensial setelah ini
Gambar 5 Pencitraan MRI potongan sagital pasien
spondilitis TB Pada MRI dapat dilihat destruksi dari badan
vertebra L3-L4 yang menyebabkan kifosis berat (gibbus)
in1047297ltrasi jaringan lemak (panah putih) penyempitan kanalis
spinalis dan penjepitan medula spinalis19 Gambaran ini
khas menyerupai akordion yang sedang ditekuk
4 Pencitraan lainnya
Ultrasonogra1047297 dapat digunakan untuk
mencari massa pada daerah lumbar Denganpemeriksaan ini dapat dievaluasi letak
dan volume absesmassa iliopsoas yang
mencurigakan suatu lesi tuberkulosis8
Bone scan pada awalnya sering digunakan
namun pemeriksaan ini hanya bernilai positif
pada awal perjalanan penyakit Selain itu bone
scan sangat tidak spesi1047297k dan ber-resolusi
rendah Berbagai jenis penyakit seperti
degenerasi infeksi keganasan dan trauma
dapat memberikan hasil positif yang sama
seperti pada spondilitis TB
Pencitraan dengan 67Gadolinium diketahui
berguna untuk mendeteksi infeksi TB
diseminata1 Penggunaan pencitraan ini masih
belum lazim pada spondilitis TB
Biopsi dan pemeriksaan mikrobiologis
Untuk memastikan diagnosis secara pasti
perlu dilakukan biopsi tulang belakang atau
aspirasi abses Biopsi tulang dapat dilakukan
secara perkutan dan dipandu dengan CT
scan atau 1047298uoroskopi119 Spesimen kemudian
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 513
665CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan
histologis kultur dan pewarnaan basil tahan
asam (BTA) gram jamur dan tumor Kultur BTA
positif pada 60ndash89 persen kasus19
Studi histologi jaringan penting untuk
memastikan diagnosis jika kultur negatif
pewarnaan BTA negatif sekaligus
menyingkirkan diagnosis banding lainnya
Temuan histologi pada infeksi TB jaringan
adalah akumulasi sel epiteloid (granuloma
epiteloid) sel datia langhans dan nekrosis
kaseosa27 Sel epiteloid adalah sel
mononuklear yang mem-fagositosis basil
tuberkulosis dengan sisa-sisa lemak kuman
pada sitoplasmanya8 Granuloma epiteloid
dapat ditemukan pada 89 persen spesimen
yang merupakan gambaran khas histologi
infeksi TB Superinfeksi kuman piogenik telahdilaporkan pada beberapa kasus
Jika biopsi jarum tidak dapat memastikan
diagnosis biopsi bedah yang diikuti dengan
kultur dapat dipertimbangkan9 biopsi bedah
umumnya dilakukan pada keadaan dimana
biopsi jarum sangat berbahaya dan tidak
menghasilkan spesimen (dry tap)
Kultur umumnya memerlukan waktu yang
relatif lama yaitu 2 minggu Kultur sebaiknya
diikuti dengan uji resistensi OAT8 Spesimen
yang cocok untuk dijadikan kultur adalahorgan-organ dalam tulang pus cairan
sinovial atau jaringan sinovial Media yang
dapat digunakan adalah media berbasis
telur seperti media Lowenstein- Jensen
dan media berbasis cairan seperti Becton-
Dickinson dan BACTEC TM Pajanan pasien
dengan 1047298uorokuinolon sebelumnya akan
memperlambat pertumbuhan kultur hingga
2 minggu8
Pemeriksaan laboratoris
Polymerase Chain Reaction (PCR) dapat
digunakan untuk mendeteksi DNA kuman
tuberkulosis Lain halnya dengan kultur yang
memerlukan waktu lama pemeriksaan ini
sangat akurat dan cepat (24 jam) namun
memerlukan biaya yang lebih mahal
dibandingkan pemeriksaan lainnya Prinsip
kerja PCR adalah memperbanyak DNA kuman
secara eksponensial sehingga dapat terdeteksi
meski kuman dalam jumlah yang sedikit (10
hingga 1000 kuman) PCR memiliki sensitivitas
sekitar 80ndash98 persen dan spesi1047297sitas 98
persen8
Pemeriksaan imunologi seperti deteksi antigen
excretory -secretory ES-31 mycobacterial IgG
anti-TB IgM anti-TB IgA anti-TB dan antigen
31 kDa dikatakan dapat berguna namun
efektivitasnya masih diuji lebih lanjut8
Pemeriksaan penunjang lainnya meliputi
studi hematologis Laju endap darah (LED)
biasanya meningkat namun tidak spesi1047297k
menunjukkan proses infeksi granulomatosa
TB Peningkatan kadar C-reactive protein
(CRP) diasosiasikan kuat dengan formasi
abses10 Uji Mantoux positif pada sebagian
besar pasien (84ndash95 persen)32 namun hanya
memberi petunjuk tentang paparan kuman
TB sebelumnya atau saat ini Spesimen
sputum memberikan hasil positif hanya jika
proses infeksi paru sedang aktif Studi di
Malaysia mengemukakan bahwa kelainanhematologis yang paling sering ditemukan
pada pasien spondilitis TB adalah anemia
normositik normokrom trombositosis
dengantanpa peningkatan LED dan
leukositosis33
Diagnosis Diferensial
Hal yang perlu digarisbawahi pada spondilitis
TB adalah nyeri punggung nonspesi1047297k
deformitas kifotik kompresi medula spinalis
yang sering menjadi alasan penderita untuk
datang berobat Karena itu pemikirian
kemungkinan diagnosis banding harusdidasarkan pada hal ini Sangat penting untuk
membedakan spondilitis TB dari penyakit
lainnya karena terapi dini yang tepat dan
akurat dapat mengurangi angka disabilitas
dan morbiditas pasien30
Spondilitis piogenik adalah salah satu
penyakit dengan presentasi gejala yang
serupa dengan spondilitis TB dan tidak
mudah untuk membedakan keduanya tanpa
pemeriksaan penunjang yang adekuat
Spondilitis piogenik umumnya disebabkan
oleh Staphylococcus aureus Streptococcus
dan Pneumococcus30 Secara epidemiologi
spondilitis piogenik lebih sering menyerang
usia produktif sekitar usia 30ndash50 tahun
Hingga saat ini prevalensi spondilitis piogenik
dilaporkan meningkat diakibatkan banyaknya
penyalahgunaan antibiotik tindakan invasif
spinal pembedahan spinal Di lain pihak
jumlah kasus baru spondilitis TB semakin
berkurang dengan penggunaan OAT
Spondilitis piogenik memiliki perjalanan yang
lebih akut dengan gejala yang hampir sama
dengan spondilitis TB Vertebra servikal dan
lumbal lebih sering terlibat dibandingkan
dengan spondilitis TB yang lebih sering
menyerang vertebra torakolumbal lebih dari
satu vertebra24
Dari segi hematologis CRP laju endap darah
(LED) jumlah leukosit dan hitung jenis
dapat membantu diagnosis Pada spondilitis
piogenik peningkatan CRP lebih bermakna
dibandingkan peningkatan LED meskipun
pada beberapa kasus dapat normal24
Telah dilakukan studi untuk membedakan
kedua penyakit melalui MRI Jung dkk 34
menjabarkan beberapa perbedaan temuan
MRI secara rinci yang mengarahkan pada
infeksi TB 1) sinyal abnormal paraspinal
berbatas tegas 2) dinding abses tipis dan
halus 3) adanya abses paraspinal danintraoseus 4) penyebaran subligamen lebih
dari 2 vertebra 5) keterlibatan vertebra
torakal 6) lesi multipel Bila ada temuan
radiologis selain yang disebutkan di atas
tampaknya diagnosis infeksi piogenik
lebih mungkin Penelitian oleh Harada
dkk menambahkan bahwa adanya sinyal
abnormal pada sendi faset merupakan
karakteristik infeksi piogenik30 Kultur dan
pewarnaan Gram spesimen tulang yang
diambil melalui biopsi perkutanterbuka
dapat memastikan diagnosis namun
tindakan ini termasuk tindakan invasif9
Tumor metastatik spinal mencakup 85
persen bagian dari semua tumor tulang
belakang yang mengakibatkan kompresi
medula spinalis Insiden tertinggi kasus
tumor metastasik spinal pada usia di atas 50
tahun Urutan segmen yang sering terlibat
yaitu torakal lumbar dan servikal Neoplasma
dengan kecenderungan bermetastasis ke
medula spinalis meliputi tumor payudara
prostat paru limfoma sarkoma dan mieloma
multipel Metastasis keganasan saluran cerna
dan rongga pelvis relatif melibatkan vertebra
lumbosakral sedangkan keganasan paru dan
mamae lebih sering melibatkan vertebra
torakal
Keganasan primer pada pasien anak-anak
yang cukup sering menyebabkan kompresi
medula spinalis meliputi neuroblastoma
Sarkoma Ewing dan hemangioma Formasi
abses dan adanya fragmen tulang adalah
temuan MRI yang dapat membedakan
spondilitis TB dari neoplasma1
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 613
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013666
TINJAUAN PUSTAKA
Keluhan yang sering berupa nyeri punggung
belakang yang kronis progresif yang tidak
spesi1047297k hal inilah yang menyebabkan
neoplasma spinal sulit dibedakan dengan
spondilitis TB24 Adanya riwayat keganasan di
tempat lain dapat membantu penegakkan
diagnosis De1047297sit neurologis terjadi tergantung
tingkat lesi muncul jika tumor sudah menekan
epidural dan medula spinalis Kolaps vertebra
dengan deformitas kifotik atau skoliotik terjadi
akibat destruksi badan vertebra fraktur oleh
invasi tumor dengan diskus yang bebas dari
kerusakan MRI belum dapat secara pasti
menyingkirkan atau memastikan diagnosis
tumor spinal Semua temuan-temuan MRI
spondilitis TB bisa ditemukan pada tumor
spinal
Fraktur kompresi badan vertebraberpotensi menyebabkan deformitas kifotik
disertai gangguan neurologis dengan
derajat yang bervariasi Trauma harus dengan
kekuatan yang besar untuk membuat badan
vertebra yang bersangkutan retak kecuali
jika didapatkan osteoporosis usia tua atau
penggunaan steroid jangka panjang Contoh
klasik trauma yang menyebabkan fraktur
kompresi seperti jatuh dari ketinggian
dengan bokong terlebih dahulu Kecelakaan
mobil juga dapat menyebabkan dampak
serupa Mekanisme 1047298eksi-kompresi biasanya
menyebabkan fraktur kompresi denganbagian anterior mengecil (wedge-shaped )
dengan derajat kerusakan bagian tengah dan
posterior yang bervariasi Medula spinalis
segmen torakal lebih sering mengalami
cedera karena merupakan segmen yang
paling panjang dibandingkan segmen
lainnya dan juga karena kanalis spinalisnya
yang lebih sempit dengan vaskularisasi
yang tentatif Diagnosis ditegakkan dengan
temuan klinis dan adanya riwayat trauma
yang bermakna dikombinasikan dengan ada
tidaknya faktor risiko seperti osteoporosis
atau usia tua
Pada negara dengan insidens bruselosis
cukup tinggi spondilitis bruselosis
merupakan diagnosis diferensial yang utama
Demam keringat dingin dan nyeri sendi
adalah gejala yang lebih sering ditemukan
pada spondilitis bruselosis sementara
gangguan neurologis dan deformitas lebih
banyak ditemukan pada spondilitis TB
Sakroiliitis dan diskitis lebih sering didapat-
kan pada pasien spondilitis bruselosis35
Tabel 1 Klasi1047297kasi Pottrsquos paraplegia37
Stadium Gambaran Klinis
I Tidak terdeteksi terabaikan
(negligible)
Pasien tidak sadar akan gangguan neurologis klinisi menemukan adanya klonus
pada ekstensor plantaris dan pergelangan kaki
II Ringan Pasien menyadari adanya gangguan neurologis tetapi masih mampu berjalan
dengan bantuan
III Moderat Tidak dapat berpindah tempat (non-ambulatorik) karena kelumpuhan (dalam
posisi ekstensi) dan de1047297sit sensorik di bawah 50 persen
IV Berat Stadium III + kelumpuhan dalam posisi 1047298eksi de1047297sit sensorik di atas 50 persen
dan gangguan s1047297ngter
Tabel 2 Klasi1047297kasi klinikoradiologis37
Stadium Gambaran klinikoradiologis Durasi
perjalanan
penyakit
I Pre-destruktif Kurvatura lurus spasme otot perivertebral hiperemia tampak pada skintigra1047297 MRI
menunjuk kan edema sumsum tulang
lt 3 bulan
II Destruktif awal Penyempitan ruang diskus erosi paradiskal MRI memperlihatkan edema dan
kerusakan korteks vertebra CT scan menunjukkan erosi marginal dan kavitasi
2ndash4 bulan
III Kifosis ringan 2ndash3 vertebra terkena (angulasi 10ordmndash30ordm) 3ndash9 bulan
IV Kifosis moderat gt3 vertebra terkena (angulasi 30ordmndash60ordm) 6ndash24 bulan
V Kifosis berat gt3 vertebra (angulasi gt60ordm) gt2 tahun
Tabel 3 Klasi1047297kasi Gulhane Askeri Tip Akademisi (GATA) untuk spondilitis TB
Tipe Lesi Penatalaksanaan Contoh
IA Lesi vertebra dan degenerasi
diskus 1 segmen tanpa kolaps
abses ataupun de1047297sit neurologis
Biopsi perkutan dan
kemoterapi
IB Adanya cold abscess degenerasi
diskus 1 atau lebih tanpa kolaps
ataupun de1047297sit neurologis
Drainase abses dan
debridemen anterior posterior
II Kolaps vertebra
Cold abscess
Kifosis
Deformitas stabil dengan tanpa
de1047297sit neurologis
Angulasi sagital lt 20ordm
debridemen dan fusi1
anterior
dekompresi jika terdapat2
de1047297sit neurologis
tandur strut kortikal untuk3
fusi
II I Kolaps vertebra berat
Cold abscess
Kifosis berat
Deformitas tidak stabil dengan
tanpa de1047297sit neurologis
Angulasi sagital ge 20ordm
Penatalaksaan no II
+ instrumentasi anterior
posterior
Diadaptasi dari Oguz E Sehirlioglu A Altinmakas M Ozturk C Komurcu M Solakoglu C Vaccaro AR A new classi1047297cation and
guide for surgical treatment of spinal tuberculosis38
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 713
667CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis diferensial lainnya yang perlu
dipertimbangkan antara lain spondilitis
jamur yang dapat ditemukan pada pasien-
pasien dengan inkompetensi imun36 mielitis
transversa sarkoidosis dan reumatoid artritis9
KLASIFIKASI
Klasi1047297kasi spondilitis TB telah dilakukan
beberapa pihak dengan tujuan untuk
menentukan deskripsi keparahan penyakit
prognosis dan tatalaksana
Klasi1047297kasi Pottrsquos paraplegia disusun untuk
mempermudah komunikasi antar klinisi
dan mempermudah deskripsi keparahan
gejala klinis pasien spondilitis TB Klasi1047297kasi
klinikoradiologis untuk memperkirakan durasi
perjalan penyakit berdasarkan temuan klinis
dan temuan radiologis pasien
Klasi1047297kasi menurut Gulhane Askeri Tip
Akademisi (GATA) baru-baru ini telah disusun
untuk menentukan terapi yang dianggap
paling baik untuk pasien yang bersangkutan
Sistem klasi1047297kasi ini dibuat berdasarkan kriteria
klinis dan radiologis antara lain formasi abses
degenerasi diskus kolaps vertebra kifosis
angulasi sagital instabilitas vertebra dan
gejala neurologis membagi spondilitis TB
menjadi tiga tipe (I II dan III)38
Untuk menilai derajat keparahan memantauperbaikan klinis dan memprediksi prognosis
pasien spondilitis TB dengan cedera medula
spinalis dapat digunakan klasi1047297kasi American
Spinal Injury Association ( ASIA) impairment
scale Sistem ini adalah pembaruan dari sistem
klasi1047297kasi Frankel dan telah diterima secara
luas ASIA impairment scale membagi cedera
medula spinalis menjadi 5 tipe (A cedera
medula spinalis komplit B ndash D cedera medula
spinalis inkomplit E normal) (tabel 4)39
Hasil penelitian tentang prognosis pasien
dengan cedera medula spinalis menyatakan
bahwa pasien dengan cedera medula spinalis
ASIA A hanya memiliki paling tinggi lima
persen kemungkinan menjadi ASIA D 20 ndash
50 persen pada ASIA B untuk menjadi ASIA D
dalam 1 tahun 60 ndash 75 persen pada ASIA C
untuk menjadi ASIA D dalam 1 tahun40
PENATALAKSANAAN
Sebelum ditemukannya OAT yang efektif
penganganan spondilitis TB hanya dengan
metode imobilisasi yaitu tirah baring dan
korsetbidai Mortalitas dan angka relaps
sangat tinggi saat itu1
Sekarang penanganan spondilitis TB
secara umum dibagi menjadi dua bagian
yang berjalan dapat secara bersamaan
medikamentosa dan pembedahan
Terapi medikamentosa lebih diutamakan
sedangkan terapi pembedahan melengkapi
terapi medikamentosa dan disesuaikan
dengan keadaan individual tiap pasien Pasien
spondilitis TB pada umumnya bisa diobati
secara rawat jalan kecuali diperlukan tindakan
bedah dan tergantung pada stabilitas keadaan
pasien Tujuan penatalaksanaan spondilitis
TB adalah untuk mengeradikasi kuman TB
mencegah dan mengobati de1047297sit neurologis
serta memperbaiki kifosis9
Parthasarathy dkk melakukan penelitian pada
235 pasien spondilitis TB tanpa paraplegia
dengan tujuan membandingkan efektivitas
kemoterapi OAT dan intervensi bedah
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
pada fase awal terapi medikamentosa
memberikan hasil yang lebih memuaskan
dibandingkan terapi bedah Namun ketika
deformitas kifosis telah melanjut terapi
medikamentosa justru tidak begitu berguna
Terapi OAT selama 9 bulan memberikanangka remisi yang lebih baik (hingga 99
persen) dibandingkan terapi OAT selama 6
bulan41
Untuk mempermudah klinisi menentukan
tindakan yang cocok untuk pasien dapat
digunakan klasi1047297kasi GATA38 Namun
penulis menyarankan untuk menatalaksana
pasien secara individual dan juga
mempertimbangkan keahlian ahli bedah
serta ketersediaan fasilitas rumah sakit
1 Medikamentosa
Spondilitis TB dapat diobati secara sempurna
hanya dengan OAT saja hanya jika diagnosis
ditegakkan awal dimana destruksi tulang
dan deformitas masih minimal83742 Seperti
pada terapi TB pada umumnya terapi infeksi
spondilitis TB adalah multidrug therapy
Secara umum regimen OAT yang digunakan
pada TB paru dapat pula digunakan pada
TB ekstraparu namun rekomendasi durasi
pemberian OAT pada TB ekstraparu hingga
saat ini masih belum konsisten antarahli
Tabel 5 Dosis Rekomendasi OAT pada anak (di bawah 12 tahun) dan dewasa43
Obat
Dosis mgkgBB (dosis maksimum)
Harian Dua kali seminggu Tiga kali seminggu
Anak Dewasa Anak Dewasa Anak Dewasa
INH 10ndash20 5 20ndash40 15 20ndash40 15
RIF 10ndash20 10 10ndash20 10 10ndash20 10
PRZ 15ndash30 15ndash30 50ndash70 50ndash70 50ndash70 50ndash70
ETB 15ndash25 15ndash25 50 50 25ndash30 25ndash30
SM 20ndash40 12ndash18 25ndash30 25ndash30 25ndash30 25ndash30
INH isoniazid RIF rifampisin PRZ pirazinamid ETB etambutol SM streptomisinDosis berdasarkan berat badan harus
disesuaikan pertambahan berat badan Semua pasien yang menerima dosis intermiten harus dipantau langsung terapinya
PRZ dan SM tidak dipakai pada wanita hamil ETB tidak disarankan untuk pasien anak karena sulit diobservasi fungsi
visualnya
Tabel 4 ASIA Impairment Scale 39
Stadium Gambaran neurologis
A Complete Tidak ada fungsi motorik atau sensorik yang utuh pada segmen S4-5
B Incomplete Fungsi sensorik utuh fungsi motorik tidak utuh di bawah segmen lesi neurologis dan segmen S4-5
C Incomplete Fungsi motorik masih utuh di bawah segmen lesi neurologis dan lebih dari separuh otot kunci di bawah
segmen lesi neurologis setidaknya memiliki kekuatan motorik di bawah 3
D Incomplete Sama seperti C namun dengan kekuatan motorik di atas 3
E Normal Fungsi motorik dan sensorik normal
Sindrom Klinis Sindrom Brown Sequard Sindrom Kauda Ekuina Sindrom Medula anterior Sindrom Medula Sentral
Sindrom Konus Medularis
Otot-otot kunci yang dimaksud antara lain 1047298eksi siku (C5) ekstensi tangan (C6) ekstensi siku (C7) ekstensi jari tangan (C8)
abduksi kelingking (T1) 1047298eksi tungkai (L2) ekstensi lutut (L3) dorso1047298eksi kaki (L4) ekstensi ibu jari kaki (L5) plantar1047298eksi kaki
(S1) Pemeriksaan segmen S4 ndash 5 adalah dengan menilai kontraksi s1047297nger ani volunter dan dan sensasi perianal
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 813
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013668
TINJAUAN PUSTAKA
World Health Organization (WHO)
menyarankan kemoterapi diberikan
setidaknya selama 6 bulan43 British Medical
Research Council menyarankan bahwa
spondilitis TB torakolumbal harus diberikan
kemoterapi OAT selama 6 ndash 9 bulan2 Untuk
pasien dengan lesi vertebra multipel tingkat
servikal dan dengan de1047297sit neurologis
belum dapat dievaluasi namun beberapa
ahli menyarankan durasi kemoterapi selama
9ndash12 bulan2
The Medical Research Council Committee
for Research for Tuberculosis in the Tropics
menyatakan bahwa isoniazid dan rifampisin
harus selalu diberikan selama masa
pengobatan9 Selama dua bulan pertama
(fase inisial) obat-obat tersebut dapat
dikombinasikan dengan pirazinamidetambutol dan streptomisin sebagai obat lini
pertama Hal ini senada dengan penelitian
Karaeminogullari dkk 19 yang mengobati
pasien spondilitis TB lumbal dengan rifampisin
dan insoniazid saja selama 9 bulan dengan
hasil yang memuaskan
Obat lini kedua diberikan hanya pada kasus
resisten pengobatan Yang termasuk sebagai
OAT lini kedua antara lain levo1047298oksasin
moksi1047298oksasin etionamid tiasetazon
kanamisin kapreomisin amikasin sikloserin
klaritomisin dan lain-lain
Adakalanya kuman TB kebal terhadap
berbagai macam OAT Multidrug resistance TB
(MDR-TB) dide1047297nisikan sebagai basil TB yang
resisten terhadap isoniazid dan rifampisin44
Spondilitis MDR-TB adalah penyakit yang
agresif karena tidak dapat hanya diterapi
dengan pengobatan OAT baku Regimen
untuk MDR-TB harus disesuaikan dengan
hasil kultur abses Perbaikan klinis umumnya
bisa didapatkan dalam 3 bulan jika terapi
berhasil44 Adapula rekomendasi terbaru
untuk penganganan MDR-TB yaitu dengan
kombinasi 5 obat antara lain 1) salah satu
dari OAT lini pertama yang diketahui sensitif
melalui hasil kultur resistensi 2) OAT injeksi
untuk periode minimal selama 6 bulan
3) kuinolon 4) sikloserin atau etionamid
5) antibiotik lainnya seperti amoksisilin
klavulanat dan klofazimin Durasi pemberian
OAT setidaknya selama 18ndash24 bulan45
The United States Centers for Disease Control
merekomendasikan pengobatan spondilitis
TB pada bayi dan anak-anak setidaknya harus
selama 12 bulan43 Durasi kemoterapi pada
pasien imunode1047297siensi sama pada pasien
tanpa imunode1047297siensi Namun adapula
sumber yang mengatakan durasinya harus
diperpanjang43 Kemoterapi pada pasien
dengan HIV positif harus disesuaikan dan
memerhatikan interaksi OAT dan obat anti-
retroviral Zidovudin dapat meningkatkan
efek toksik OAT Didanosin harus diberikan
selang 1 jam dengan OAT karena bersifat
penyanggah antasida11
Perhimpuna Dokter Paru Indonesia telah
merumuskan regimen terapi OAT untuk
pasien TB11 Untuk kategori I yaitu kasus baru
TB paru kasus baru dengan TB ekstraparu
termasuk TB spinal diberikan 2 HRZE (HRZS)
fase inisial dilanjutkan 4HR fase lanjutan atau2HRZE(HRZS) fase inisial dilanjutkan 4H3R3
fase lanjutan atau 2RHZE(HRZS) fase inisial
dilanjutkan 6HE fase lanjutan Pemberian
regimen bisa diperpanjang sesuai dengan
respons klinis penderita Sedangkan untuk
kategori II yaitu kasus gagal pengobatan
relaps drop-out diberikan 2RHZES fase
inisial dilanjutkan 5HRE fase lanjutan atau
2HRZES fase inisial dilanjutkan 5H3R3E3 fase
lanjutan1143
Deksametason jangka pendek dapat
digunakan pada kasus dengan de1047297sitneurologis yang akut untuk mencegah syok
spinal Namun belum ada studi yang menguji
efektivitasnya pada kasus spondilitis TB9
Pemberian bisfosfonat intravena bersamaan
dengan kemoterapi OAT telah dicoba pada
beberapa pasien dan dikatakan dapat
meningkatkan proses perbaikan tulang
Nerindronat 100 mg pada pemberian
pertama dan 25 mg setiap bulan berikutnya
selama 2 tahun telah diujicobakan dengan
hasil yang memuaskan Nerindronat di-
sebutkan dapat menghambat aktivitas
resorpsi osteoklas dan menstimulasi aktivitas
osteoblas Namun studi ini masih terbatas
pada satu pasien dan perlu dievaluasi lebih
lanjut46
Terapi medikamentosa dikatakan gagal jika
dalam 3ndash4 minggu nyeri dan atau de1047297sit
neurologis masih belum menunjukkan
perbaikan setelah pemberian OAT yang
sesuai dengan atau tanpa imobilisasi atau
tirah baring47
2 Pembedahan
Dengan berkembangnya penggunaan
OAT yang efektif terapi pembedahan relatif
ditinggalkan sebagai penatalaksanaan utama
pada spondilitis TB Pilihan teknik bedah tulang
belakang pada spondilitis sangat bervariasi
namun pendekatan tindakan bedah yang baku
dan empiris masih belum ada Setiap kasus harus
dinilai keadaanya secara individual Pada pasien
yang direncanakan dioperasi kemoterapi tetap
harus diberikan minimal 10 hari sebelum
operasi OAT harus sudah diberikan41 Kategori
regimen OAT yang diberikan disesuaikan jenis
kasus yang ada dan dilanjutkan sesuai kategori
masing-masing811
Tindakan bedah yang dapat dilakukan
pada spondilitis TB meliputi drainase abses
debridemen radikal penyisipan tandurtulang artrodesisfusi penyisipan tandur
tulang dengan atau tanpa instrumentasi
1047297ksasi baik secara anterior maupun posterior
dan osteotomi
a Indikasi dan Kontraindikasi
Pembedahan
Indikasi pembedahan pada spondilitis TB
secara umum sebagai berikut 1) de1047297sit
neurologis akut paraparesis atau paraplegia
2) deformitas tulang belakang yang tidak
stabil atau disertai nyeri dalam hal ini kifosis
progresif (30ordm untuk dewasa 15ordm untuk anak-anak) 3) tidak responsif kemoterapi selama
4 minggu 4) abses luas 5) biopsi perkutan
gagal untuk memberikan diagnosis414248 6)
nyeri berat karena kompresi abses47
Jika lesi di servikal intervensi bedah dilakukan
lebih awal mengingat potensi kecacatan yang
akan terjadi Jika mengikuti klasi1047297kasi GATA
yang telah dijelaskan diatas maka intervensi
bedah dilakukan pada pasien dengan GATA IB
hingga GATA III38 Sementara itu satu-satunya
kontraindikasi pembedahan pada pasien
spondilitis TB adalaha kegagalan jantung dan
paru Pada keadaan ini kegagalan jantung dan
paru harus ditangani terlebih dahulu untuk
menyelamatkan jiwa pasien1
b Pemilihan pendekatan pembedahan
tulang belakang
Pemilihan pendekatan pembedaan spondilitis
TB bergantung pada banyak hal Hal-hal ter-
sebut antara lain kemampuan dan pengalam-
an ahli bedah ketersediaan instrumen personel
anestesi dan komorbid pasien
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 913
669CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
Pendekatan secara anterior lebih sering
digunakan karena dapat mencapai abses
yang umumnya berada di anterior vertebra
Selain itu dengan pendekatan anterior ahli
bedah tidak perlu membuang memotong
bagian vertebra segmen posterior sehingga
vertebra relatif utuh Pendekatan anterior
juga baik digunakan jika diputuskan untuk
memasang tandur dari tulang iga sehingga
tidak perlu melakukan insisi di dua tempat42
Pendekatan anterior efektif untuk kasus
dengan de1047297sit neurologis lesi multi-level
atau abses yang luas14
Di sisi lain pendekatan anterior kurang baik
jika dilakukan pada spondilitis TB multi-level
dalam mengoreksi deformitas kifotik49 Pada
keadaan ini kombinasi dengan pendekatan
posterior untuk instrumentasi posteriordiperlukan baik melalui operasi tunggal
atau dua operasi47 Prosedur operasi tunggal
untuk dua pendekatan dapat dilakukan dan
ditujukan untuk mengurangi durasi operasi
dan mengurangi manipulasi tulang belakang
yang relatif tidak stabil47
Sementara itu pendekatan posterior lebih
diutamakan pada kasus dimana segmen
posterior vertebra lebih rusak daripada
segmen anterior kasus dimana thorakotomi
sangat berbahaya mengingat komorbiditas
seperti penyakit jantung paru42
Sumber lainmengatakan bahwa pendekatan posterior
lebih menguntungkan dari segi koreksi
kifosis dan pemasangan implan namun
sering tidak adekuat dalam melakukan
dekompresi medula spinalis debridemen
dan atau evakuasi abses49
Pendekatan secara anterolateral ekstrapleural
memberikan paparan lapangan kerja yang
baik secara anterior maupun posterior
memungkinkan dekompresi secara anterior
dan penyisipan tandur tulang secara anterior
posterior Teknik ini memiliki morbiditas
lebih rendah dibandingkan teknik lainnya
yang menggunakan dua kali pembedahan
namun teknik ini memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi50
c Pembedahan drainase abses
Setelah terjadi pembentukan abses (cold
abscess) dan degenerasi setidaknya dua
diskus maka drainase harus dilakukan Abses
dapat menekan medula spinalis sehingga
terjadi gangguan neurologis Tindakan
ini dapat mencegah progresi perburukan
gejala neurologis dan mencegah kolaps
vertebra38
Abses dapat terbentuk di tingkat manapun
sesuai fokus infeksi TB pada vertebra Pada
tingkat servikal abses dapat terjadi pada
rongga retrofaringeal dan segitiga posterior
leher Untuk abses retrofaringeal dapat
dilakukan pendekatan transoral sedangkan
pada segitiga posterior insisi dilakukan pada
margo posterior m sternokleidomastoideus
Pada tingkat torakal abses dapat dievakuasi
secara kostotransversektomi Drainase abses
lumbar paravertebral dilakukan lewat
insisi longitudinal dorsolateral Drainase
abses psoas pelvis dapat dilakukan melalui
segitiga Petit atau insisi Ludloff1
d Pembedahan debridemen dan
koreksi kifosis
Karena lesi TB spinal biasanya di bagian
anterior badan vertebra dekompresi
anterior sangat direkomendasikan banyak
ahli18 Instrumentasi kemudian dilakukan
untuk stabilisasi tulang belakang untuk
melindungi tandur anterior yang disisipkan
dan sekaligus untuk menjaga koreksi kifosis
Berikut akan dijelaskan berbagai macam
teknik pada pembedahan spondilitis TB
d1 Debridemen anterior dan fusitanpa instrumentasi
Debridemen anterior dan fusi tanpa
instrumentasi diseut juga dengan rdquoOperasi
Hongkongrdquo Pembedahan ini relatif mudah
dan memerlukan waktu yang singkat
Tindakan ini meliputi debridemen radikal
pendekatan anterior diikuti penyisipan
tandur tulang iga otogenik untuk koreksi
deformitas kifosis Namun teknik ini
tidak dapat digunakan untuk kasus yang
memerlukan rekonstruksi luas setidaknya
dua tingkat diskus47 Tingkat kegagalan fusi
dan migrasi tandur sangat tinggi sehingga
sering pasien memerlukan operasi kedua14
Penelitian oleh El-Deen dkk yang melakukan
reseksi anterior radikal diikuti fusi anterior
tanpa 1047297ksasi internal yang digantikan dengan
1047297ksasi eksternal ( plaster ja cket ) mendapatkan
hasil yang cukup memuaskan Namun salah
satu kerugiannya adalah durasi mobilisasi
pasien yang lebih lambat dibandingkan
dengan 1047297ksasi internal Meskipun begitu
metode ini bisa dipertimbangkan sebagai
alternatif yang memberikan hasil yang cukup
memuaskan51
d2 Debridemen anterior diikuti
dengan instrumentasi anterior atau
posterior
Banyak laporan penelitian yang mengatakan
bahwa metode ini menjanjikan hasil yang
baik Meskipun begitu variasi metode ini
sangat banyak dan sangat bergantung
pada kebiasaan dan keahlian ahli bedah
yang bersangkutan Instrumentasi sangat
direkomendasikan pada kasus yang
memerlukan debridemen radikal setidaknya
dua diskus dan satu badan vertebra47
Teknik ini adalah metode yang paling sering
dilakukan dan dikaji dalam penelitian
Benli dkk melakukan penelitian denganmelakukan reseksi radikal anterior dengan
fusi anterior dan instrumentasi anterior
pada 63 pasien spondilitis TB mendapatkan
bahwa cara ini memberikan hasil yang cukup
memuaskan Sebanyak 80 persen pasien
mengalami remisi neurologis secara lengkap
20 persen mengalami remisi inkomplit
Dengan tambahan instrumentasi anterior
kemungkinan koreksi kifosis meningkat
hingga 80 persen dan dapat membantu
menjaga hasil koreksi tersebut52
Pada penelitian prospektif oleh Cavusogludkk dilakukan debridemen anterior radikal
dekompresi dan fusi dengan menggunakan
instrumentasi anterior tandur alogenik tibia
pada 22 pasien spondilitis TB lebih dari satu
tingkat dan didapatkan hasil yang baik
Pada pasien-pasien tersebut ditemukan
adanya tanda-tanda fusi pada semua pasien
berkurangnya rasa nyeri perbaikan gejala
neurologis yang signi1047297kan yang dievaluasi
dengan ASIA ( American spinal Injury
Association ) impairment scale dan rata-rata
koreksi dari kifosis sebesar 74 persen53
Penelitan oleh Jain dkk 50 menyatakan
bahwa tindakan dekompresi anterior sangat
dianjurkan pada pasien spondilitis TB Pada
38 pasien dengan spondilitis TB dekompresi
anterior instrumentasi posterior dengan atau
tanpa koreksi kifosis dan fusi anteriorposterior
dilakukan dalam sekali pembedahan melalui
pendekatan anterolateral ekstrapleural Pasien
dioperasi dari posisi lateral kiri menggunakan
potongan T pada apeks kifosis Beberapa
tulang iga diangkat dan dekompresi anterior
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1013
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013670
TINJAUAN PUSTAKA
dilaksanakan kolumna posterior diperpendek
untuk mengoreksi kifosis jika perlu distabilisasi
denganHartshill rectangle dan sublaminar wire
Kemudian penyisipan tandur tulang anterior
posterior dilakukan Nilai rata-rata kifosis pre-
operatif sebesar 4908ordm dan nilai rata-rata
kifosis post-operatif sebesar 25o Sebanyak
37 pasien mengalami resolusi sempurna dari
de1047297sit neurologis dalam waktu 11 ndash 74 bulan
Fusi spinal terbentuk dalam empat bulan
untuk satu badan vertebra dan delapan
bulan untuk dua badan vertebra
d3 Dekompresi transpedikular
Pendekatan transpedikular memungkinkan
akses anterior dan posterior melalui insisi
tunggal Teknik ini dikatakan tidak cukup
baik untuk kasus dengan destruksi vertebra
yang luas dimana diperlukan debridemenanterior luas dan rekonstruksi dengan tandur
tulang14
d4 Pembedahan dengan
pendekatan posterior saja
Pada kasus tertentu pendekatan posterior saja
dapat digunakan untuk mengangani pasien
spondilitis TB Pembedahan ini termasuk fusi
dan instrumentasi posterior operasi tunggal
tanpa debridemen anterior Teknik ini banyak
bergantung pada pemberian OAT untuk
mengeradikasi lesi spondilitis TB Teknik ini
tidak dapat digunakan pada kasus dengande1047297sit neurologis abses di bagian anterior
atau lesi di banyak tingkat14
d5 Osteotomi dan reseksi
kolumna vertebra
Jika telah terjadi deformitas kifotik yang sangat
kaku dan tajam harus dilakukan osteotomi
untuk meningkatkan 1047298eksibilitas vertebra
Osteotomi dekanselasi transpedikular
dapat mengoreksi deformitas kifotik hingga
20ndash30 persen pada satu tingkat Namun
tindakan ini memiliki angka komplikasi yang
tinggi termasuk perdarahan dan gangguan
neurologis Teknik ini dapat dilakukan dari
anterior dan posterior
Wang dkk melaporkan penelitian pada
sembilan pasien dengan spondilitis TB
dengan kifosis hingga 90o dengan tektik
osteotomi transpedikularegg-shell dan reseksi
kolumna vertebra multi-level Seluruh pasien
mengalami fusi dan perbaikan neurologis
dengan koreksi rata-rata kifosis 100o menjadi
16o54
e Pembedahan pada kasus non-
contiguous (skipping lesion)
Penelitian oleh Zhang dkk menyimpulkan
bahwa spondilitis TB non-contiguous multi-
level dapat ditatalaksana dengan adekuat
dengan metode operasi tunggal pendekatan
posterior transforaminal debridemen
thorasik dekompresi minimal fusi vertebra
dan instrumentasi posterior (modi1047297kasi TTIF
ndashTransforaminal Thoracic Interbody Fusion)
Metode ini meliputi reseksi sebagian korpus
vertebra sendi faset prosesus transversus dan
iga kemudian tandur tulang disisipkan pada
defek reseksi dan terakhir dipasang implan
posterior55
Kekurangan dari modi1047297kasi TTIF adalah 1)
terdapat risiko kompresi medula spinalis 2)
debridemen anterolateral sulit dilakukannamun dengan pemberian OAT dapat
mengkompensasi hal ini Cara ini tidak dapat
dipakai pada keadaan dimana abses luas
terbentuk di anterior korpus55
f Pembedahan invasif minimal
Tindakan bedah invasif minimal mulai
menjadi trend dalam segala bidang
pembedahan termasuk pembedahan tulang
belakang Pembedahan ini menjanjikan
morbiditas yang lebih rendah waktu rawat
yang lebih singkat dan nyeri pasca-operasi
yang lebih ringan Tidak semua operatormenguasai teknik ini karena memerlukan
keahlian tersendiri
Belum banyak ahli bedah tulang yang
melakukan pembedahan invasif minimal pada
pasien spondilitis TB Sejauh yang penulis
ketahui terdapat dua jenis pembedahan
invasif minimal yang telah dikaji hasilnya
yaitu 1) fusi dan debridemen anterior dengan
video-assisted thoracoscopic surgery (VATS)
dan 2) pemasangan pedicle screw posterior
secara invasif minimal diikuti fusi dan
debridemen posterolateral mini -open Kedua
teknik ini dapat menghasilkan fusi vertebra
yang adekuat disertai dengan perbaikan
postur fungsional dan neurologis yang
memuaskan56
g Pilihan tandur tulang
Tandur tulang yang dapat digunakan pada
penatalaksanaan bedah spondilitis TB adalah
tandur krista iliaka tandur iga tandur tibia
tandur 1047297bula hingga tandur humerus baik
otogenik ataupun alogenik Tandur krista il iaka
trikortikal adalah pilihan utama untuk seluruh
tingkat vertebra karena tingginya yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan Namun
khusus untuk operasi daerah torakal tandur
iga otogenik juga dapat digunakan Tandur
1047297bula tibia dan humerus digunakan pada
keadaan dimana defek debridemen terlalu
luas untuk ditutup oleh krista iliaka atau iga
tidak cukup panjang1
h Pembedahan pada Pasien Anak
Pada anak-anak meskipun lesi akibat
spondilitis TB dapat sembuh dengan terapi
non-operatif namun kifosis cenderung terus
bertambah seiring dengan berjalannya
pertumbuhan oleh karena itu perlu
dilakukan koreksi kifosis secara cepat dan
stabilisasi vertebra pada fase aktif penyakit1557
Penatalaksanaan spondilitis TB anak harussecara agresif Koreksi deformitas tulang
belakang pada pasien anak adalah imperatif
Angulasi 15o saja cukup untuk menyebabkan
gangguan pertumbuhan tinggi42
Pertumbuhan vertebra setelah pemasangan
instrumen pada anak-anak post-operasi
koreksi kifosis telah dipelajari dan dievaluasi
Pertumbuhan unit vertebra setelah
pemasangan 1047297ksasi internal vertebra
tidak memiliki perbedaan yang signi1047297kan
dibanding vetebra yang intak Di sisi lain
ditemukan adanya pertumbuhan kolumnaanterior sehingga membentuk sudut lordosis
yang dapat mengkoreksi kifosis secara
sendirinya saat pertumbuhan berlangsung
Dilaporkan juga bahwa dalam 2 tahun dapat
terjadi kompresi implan terhadap diskus yang
berpotensi menimbulkan degenerasi diksus
intervertebralis57
i Pembedahan pada Pasien Lansia
Pada pasien lansia perlu dipertimbangkan
status nutrisi komorbiditas yang ada sebelum
naik ke meja operasi Kondisi vertebra yang
relatif osteoporotik umumnya tidak mampu
menahan instrumen yang dipasang di bagian
anterior Untuk didapatkan koreksi kifosis
dan stabilisasi spinal yang baik diperlukan
stabilisasi posterior dengan instrumentasi
segmental panjang Pemberian anti-
osteoporosis pre-operatif diperlukan untuk
meningkatkan angka fusi dan stabilisasi
vertebra oleh instrumen58
Pilihan tandur yang baik adalah tandur
alogenik mengingat sebagian besar pasien
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1113
671CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
lansia telah mengalami osteoporosis Pen-
dekatan bedah yang dapat memberikan waktu
operasi lebih singkat sangat direkomendasikan
mengingat toleransi pasien lansia yang lebih
rendah terhadap operasi Pendekatan posterior
operasi tunggal direkomendasikan oleh Zhang
dkk jika memang pendekatan anterior tidak
dibutuhkan sekali Penelitian Zhang dkk
mengungkapkan bahwa pendekatan posterior
operasi tunggal memiliki angka komplikasi
yang lebih rendah58
3 Imobilisasi Pasca-operasi
Imobilisasi yang singkat akan mengurangi
morbiditas pasien Dengan instrumentasi
kebutuhan imobilisasi semakin berkurang
sehingga pasien dapat cepat mencapai
status ambulatorik Jenis imobilisasi spinal
tergantung pada tingkat lesi Pada daerahservikal dapat diimobilisasi dengan jaket
Minerva pada daerah vertebra torakal
torakolumbal dan lumbal bagian atas dapat
diimobilisasi menggunakan body cast jacket
Sedangkan pada lumbal bawah lumbosakral
dan sakral dilakukan imobilisasi dengan body
jacket atau korset dari gips yang disertai
dengan 1047297ksasi salah satu sisi panggul12
a Tirah baring Imobilisasi dan
Fisioterapi
Terapi pada penderita spondilitis TB dapat
pula berupa tirah baring disertai denganpemberian kemoterapi dengan atau tanpa
imobilisasi Tindakan ini biasanya dilakukan
pada penyakit yang telah lanjut atau bila tidak
tersedia keterampilan dan fasilitas yang cukup
untuk melakukan operasi tulang belakang
atau bila terdapat permasalahan teknik
operasi yang dianggap terlalu berbahaya
Jenis imobilisasi yang dilakukan sama dengan
imobilisasi pasca-operasi yang telah dijelaskan
sebelumnya Imobilisasi dilakukan setidaknya
selama enam bulan12
Tirah baring diikuti dengan pemakaian gips
untuk melindungi tulang belakang pada
posisi ekstensi terutama pada keadaan akut
atau fase aktif Pemasangan gips ini ditujukan
untuk imobilisasi spinal mengurangi kompresi
medula spinalis dan progresi deformitas
lebih lanjut Istirahat di tempat tidur dapat
berlangsung hingga empat minggu Alwali
dkk melaporkan bahwa imobilisasi dengan
custom-made spinal jacket bersamaan dengan
kemoterapi dapat menjadi alternatif jika
tindakan bedah tidak bisa dilakukan29
Fisioterapi diperlukan sepanjang ditemukan
adanya gangguan fungsional Dalam hal
ini gangguan fungsional dikaitkan dengan
cedera medula spinalis yang menimbulkan
kelumpuhan motorik sensorik dan autonom
Intervensi 1047297sioterapi yang diberikan
disesuaikan dengan modalitas yang
terganggu
Paraplegia yang mengharuskan pasien
untuk terus duduk atau tidur berpotensi
menyebabkan ulkus dekubitus Maka dari itu
posisi baring harus sering diganti Selain itu
pemeriksaan kulit secara menyeluruh harus
rutin dilakukan Pasien dengan gangguan
defekasi dan berkemih dapat dibantu dengan
kateterisasi intermiten dan evakuasi feses setiap
hari Mobilisasi dengan kursi roda (wheelchair )
dianjurkan setidaknya 10 hari setelah dimulaipengobatan Jika pasien sudah stabil dapat
rencanakan untuk pelatihan kemandirian
kemampuan sosial dan melakukan aktivitas
sehari-hari dan berikutnya dapat diberikan
pelatihan vokasional
Studi prospektif pada pasien spodilitis TB yang
diterapi secara medikamentosa atau bedah
direhabilitasi mulai dari masa pre-operasi
hingga 6 bulan pasca-operasi dekompresi dan
fusi spinal membuktikan bahwa 1047297sioterapi
mampu meningkatkan kualitas hidup pasien
spondilitis TB terlebih jika dikombinasidengan terapi kuratif yang adekuat Terapi
motorik yang dilakukan antara lain difokuskan
pada otot dada perut tungkai bawah
batang tubuh dan ekstensor sakrospinal Skor
Modi1047297ed Barthel Index (MBI) meningkat secara
bermakna dimana pada saat permulaan hanya
106 persen pasien termasuk dalam kategori
mandiri dan pada akhir studi 702 persen
pasien termasuk dalam kategori mandiri59
PROGNOSIS
Prognosis pasien spondilitis TB dipengaruhi
oleh 1) usia 2) deformitas kifotik 3) letak
lesi 4) de1047297sit neurologis 5) diagnosis dini
6) kemoterapi 7) fusi spinal 8) komorbid 9)
tingkat edukasi dan sosioekonomi
Usia muda dikaitkan dengan prognosis
yang lebih baik12 Namun Parthasarathy
dkk 41 menyimpulkan bahwa pada pasien
usia dibawah 15 tahun dan dengan kifosis
lebih dari 30o cenderung tidak responsif
terhadap pengobatan Kifosis berat selain
memperburuk estetika dapat mengurangi
kemampuan bernafas Diagnosis dini
sebelum terjadi destruksi badan vertebra
yang nyata dikombinasi dengan kemoterapi
yang adekuat menjanjikan pemulihan
yang sempurna pada semua kasus Adanya
resistensi terhadap OAT memperburuk
prognosis spondilitis TB Komorbid lain
seperti AIDS berkaitan dengan prognosis
yang buruk Penelitian lain di Nigeria22
mengatakan bahwa tingkat edukasi pasien
mempengaruhi motivasi pasien untuk datang
berobat Pasien dengan tingkat edukasi yang
rendah cenderung malas datang berobat
sebelum muncul gejala yang lebih berat
seperti paraplegia
SIMPULAN
Infeksi spinal oleh tuberkulosis diperkirakan
sekitar satu hingga lima persen penderitatuberkulosis Spondilitis TB berpotensi
menyebabkan morbiditas serius yaitu
kelumpuhan dan deformitas tulang belakang
yang hebat Diagnosis dini spondilitis TB masih
terbatas Keterlambatan diagnosis masih
sering ditemukan dan mampu menyebabkan
perburukan kualitas hidup penderita MRI
sampai saat ini merupakan sarana pembantu
penegakan diagnosis yang paling baik
sekaligus menyingkirkan diagnosis banding
lainnya Namun jika fasilitas tidak memadai
CT scan sinar-X dan pencitraan lainnya dapat
membantu
Baku emas untuk diagnosis pasti tetap
menggunakan pemeriksaan histologis dan
mikrobiologis dari spesimen biopsi lesi TB
Namun pemeriksaan terbaru seperti PCR dapat
membantu tentunya harus dikorelasikan
dengan klinis dan pemeriksaan lainnya
Kemoterapi OAT adalah pilihan pengobatan
awal yang terbaik terbukti paling efektif
hingga saat ini Terapi pembedahan relatif
ditinggalkan sebagai pilihan pengobatan
yang utama Pembedahan dilakukan hanya
dengan indikasi-indikasi tertentu Namun
karena diagnosis dini spondilitis TB yang sulit
maka pembedahan tetap masih merupakan
penatalaksanaan yang umum Variasi teknik
pembedahan sangat banyak dan belum ada
teknik yang baku yang dianggap paling efektif
mengoreksi de1047297sit neurologis dan deformitas
Penatalaksanaan secara holistik harus dinilai
setiap pasien secara individual dan kembali
lagi disesuaikan dengan kemampuan tim
medis yang ada
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1213
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013672
TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1 Camillo FX Infections of the Spine Canale ST Beaty JH ed Campbellrsquos Operative Orthopaedics edisi ke-11 2008 vol 2 hal 2237
2 Cormican L Hammal R Messenger J Milburn HJ Current diffi culties in the diagnosis and management of spinal tuberculosis Postgrad Med J 2006 82 46-51
3 Sinan T Al-Khawari H Ismail M Bennakhi A Sheikh M Spinal tuberculosis CT and MRI feature Ann Saudi Med 2004 24 437-41
4 WHO Global tuberculosis control - epidemiology strategy 1047297nancing WHO Report 2005 WHOHTMTB2005411
5 Agarwal P Rathi P Verma R Pradhan CG Tuberculous spondilitis `Global lesionrsquo Special issues on Tuberculosis Bombay Hospital Journal 1999
6 Leibert E Haralambou G Tuberculosis In Rom WN and Garay S eds Spinal tuberculosis Lippincott Williams and Wilkins 2004565-77
7 Ozol D Koktener A Uyar ME Active pulmonary tuberculosis with vertebra and rib involvement case report South Med J 2006 99 171-3
8 Agrawal V Patgaonkar PR Nagariya SP Tuberculosis of Spine Journal of Craniovertebral Junction and Spine 2010 1 14
9 Infectious and noninfectious in1047298ammatory disease affecting the spine Dalam Byrne TN Benzel EC Waxman SG Disease of the Spine and Spinal Cord Oxford University Press Inc 2000
c 9 h325 ndash 335
10 Albar Z Medical treatment of Spinal Tuberculosis Cermin Dunia Kedokteran No 137 2002 29
11 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di IndonesiaGra1047297ka Jakarta 2006 hal 5
12 Vitriana Spondilitis Tuberkulosa Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK-UNPAD RSUP dr Hasan Sadikin FK-UI RSUPN dr Ciptomangunkusumo 2002
13 Australian Doctors International website Terserida pada URL httppoppyenochcomauadiv2picture_galleryphpid_gallery=7au
14 Issack PS Boachie-Adjei O Surgical Correction of kyphotic deformity in spinal tuberculosis International Orthopedics (SICOT) (2012) 36353ndash357 DOI 101007s00264-011-1292-9
15 Jain AK Dhammi IK Jain S Mishra P Kyphosis in spinal tuberculosis-Prevention and correction Indian J Orthop 2010 Apr-Jun 44(2) 127ndash136
16 Mason RJ Murray JF Broaddus VC Nadel JA Murray and Nadelrsquos Textbook of Resporatory Medicine 4th ed Pennsylvania Elsevier Saunders 2005
17 Wilson J MacDonald Current Orthopedics Elsevier Science 2003 hal 468
18 Polley P Dunn R Noncontiguous spinal tuberculosis incidence and management Eur Spine J (2009) 181096ndash1101
19 Karraeminogullari O Aydinli U Ozerdemoglu R Ozturk C Tuberculosis of the Lumbar Spine Outcomes after Combined Treatment of Two-drug Therapy and Surgery Orthopedics January
2007 Vol 30 No1
20 Papavramidis TS Papadopoulos VN Michalopoulos A Paramythiotis D Potsi S Raptou G Anterior chest wall tuberculous abscess a case report J Med Case Reports 2007 1 152
21 Li YW Fung YW A case of cervical tuberculous spondilitis an uncommon cause of neck pain Hong Kong j emerg med Vol 14(2) Apr 2007
22 Njoku CH Makusidi MA Ezunu EO Experiences in Management of Pottrsquos paraplegia and Paraparesis in Medical Wards of Usmanu Danfodiyo University Teaching Hospital Sokoto Nigeria
Annals of African Medicine Vol 6 No 1 2007 22 ndash 25
23 Savvidou C Triantopoulou Chatziioannou Papailiou et al A rare radiological appearance of lumbar tuberculous vertebral osteomyelitis Eur J Orthop Surg Traumatol (2010) 20313ndash316
DOI 101007s00590-009-0563-2
24 Ahn JS Lee JK Diagnosis and Treatment of Tuberculous Spondilitis and Pyogenic Spondilitis in Atypical Cases Asian Spine JournalVol 1 No 2 pp 75~79 2007
25 Pertuiset E Beaudreuil J Liote F et al Spinal tuberculosis in adults A study of 103 cases in a developed country 1980-1994 Medicine (Baltimore) Sep 199978(5)309-20
26 Teo EL Peh WC Imaging of tuberculosis of the spine Singapore Med J 2004 Vol 45(9) 439
27 Moesbar N Infeksi tuberkulosis pada tulang belakang Majalah Kedokteran Nusantara Sept 2006Vol39 No328 El- Fiky AM Surgical management of tuberculous spondilitis in adults Review in 20 cases Pan Arab J Otrh Traum Vol (2) No (2) ndash 195 ndash 201
29 Alwali ANA Spinal brace in tuberculosis of the spine Neurosciences 2003 Vol 8 (1) 17-22
30 Harada Y T Osamu Matsunaga N Magnetic Resonance Imaging Charasteristics of Tuberculous Spondylitis vs Pyogenic Spondylitis Clinical Imaging 32 (2008) 303ndash309
31 Jain AK Sreenivasan R Saini NS Kumar S et al Magnetic Resonance evaluation of tubercular lesion in spine International Orthopedics (SICOT) (2012) 36261ndash269
32 Hidalgo JA Pott Disease [Online] 2008 Aug 29 [cited 2009 Aug 27][17 screens] Available from URLhttpwwweMedicinecommedtopic
33 Muzaff ar T Shaifuzain AR Imran Y Noor Haslina MN Hematological changes in Tuberculous spondilitis patients at t he hospital universiti sains malaysia Southeast Asian J Trop Med Public
Health Vol 39 No 4 July 2008
34 Jung NY Jee WH Ha KY Park CK Byun JY Discrimination of Tuberculous Spondilitis from Pyogenic Spondilitis on MRI AJR182 June 2004 h 1405 ndash 1410
35 Kurtaran B Sarpel T Tasova Y Candevir A et al Brucellar and tuberculous spondylitis in 87 Adult patients a Descriptive and Comparative case series Infectous Diseases in Clinical Practice
May 2008 Vol16No3
36 Son JM Jee WH Jung CK Kim SI Ha KY Aspergillus Spondilitis involving the Cervico-Thoraco-Lumbar Spine in an Immunocompromised Patient a Case Report Korean J Radiol 8(5)
October 2007
37 Nataprawira HM Rahim AH Dewi MM Ismail Y Comparation Between Operative and Conservative Therapy in Spondylitiis Tuberculosis in Hasan Sadikin Hospital Bandung Maj Kedokt
Indon Vo60No7 (Jul 2010)
38 Oguz E Sehirlioglu A Altinmakas M Ozturk C Komurcu M Solakoglu C Vaccaro AR A new classi1047297cation and guide for surgical treatment of spinal tuberculosis International Orthopaedics
(SICOT) (2008) 32127ndash133
39 Young W Spinal Cord Injury levels and Classi1047297cation Page updated 03242009 Available from URLhttpwiseyoungwordpresscom20081219spinal-cord-injury-levels-and-
classi1047297cation
40 McKinley W Spinal Cord Injury Neurological examination Classi1047297cation and Prognosis Tersedia pada URLhttpwwwpmrvcuedupresentationsppsASIA_prespps
41 Parthasarathy R et al A comparison between ambulant treatment and radical surgery - ten-year report J Bone and Joint Surg 1999 81B 464-71
42 Kaptigau WM Koiri JB Kevau IH Rosenfeld JV Surgical Management of Spinal tuberculosis in Papua New Guinea PNG Med J 2007 Mar-Jun50(1-2)25-32
43 Hazra A Laha B Chemotherapy of Osteoarticular Tuberculosis Indian J Pharmacol February 2005 Vol 37 Issue 15-12
44 Cheri1047297 S Guillaume MP Peretz A Multidrug-resistant Tuberculosis Spondilitis Acta Clinica Belgica 2000 55-1
45 Li L Zhang Z Luo F Xu J et al Management of drug-resistant spinal tuberculosis with a combination of surgery and individualised chemotherapy a retrospective analysis of thirty-1047297ve
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1313
673CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
patients International Orthopaedics (SICOT) (2012) 36277ndash283
46 Quarta L Corrado A Melillo N Trotta A et al Combined Effect of Nerindronate and spesi1047297c antibiotic therapy in a case of tuberculous spondylodiscitis Rheumatol Int 2008495ndash498
47 Mak KC Cheung KMC Surgical treatment of acute TB spondylitis indications and outcomes Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2455-0 Publikasi online 16 August 2012
48 Jain AK Tuberculosis of the spine Clin Orthop Relat Res Jul 20074602-3
49 Qureshi MA Khalique AB Afzal W Pasha IF Aebi M Surgical Management of contiguous multilevel thoracolumbar tuberculous spondylitis Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2459-9
50 Jain AK Dhammi IK Prashad B Sinha S Mishra P Simultaneous anterior decompression and posterior instrumentation of the tuberculous spine using an anterolateral extrapleural
approach J Bone Joint Surg (Br) 2008 Nov 90(11)1477-81
51 El-deen MA Surgical management of Dorsolumber Tuberculous spondilitis in adults Pan Arab J Orth Trauma Vol (8) No (1) January 2004
52 Benli IT Acaroglu E Akalin S Kis M Dumar E Un A Anterior radical debridement and anterior instrumentation in Tuberculosis spondilitis Eur Spine J (2003)12 224ndash234
53 Cavusoglu H Kaya RA Turkmenoglu ON Tuncer C Colak I Aydin Y A long-term follw up study of anterior tibial allografting and istrumentation in the management of thoracolumbar
tuberculous spondilitis J Neurosurg spine 2008 830-38
54 Wang Y Zhang Y Zhang X et al Posterior only multilevel modi1047297ed vertebral column resection for extremely severe Pottrsquos kyphotic deformity Eur Spine J 18(10)1436ndash1441
55 Zhang H Lin M Shen K Ge L et al Surgical management fot multilevel noncontiguous thoracic spinal tuberculosis by single-stage posterior transforaminal thoracic debridement limited
decompression interbody fusion and posterior instrumentation (modi1047297ed TIFF) Arch Orthop Trauma Surg (2012) 132751ndash757 DOI 101007s00402-012-1473-z
56 Kandwal P Garg B Upendra BN Chowdhury B Jayaswal A Outcome of minimally invasive surgery in the management of tuberculous spondylitis Indian Journal of Orthopedics (March
2012) Vol 46 Issue 2
57 Pershin AA Mushkin AI Vertebral column growth in children after surgical correction of severe kyphosis in tuberculosis spondilitis Probl Tuberk Bolezn Legk2008(12)45-7
58 Zhang HQ Li JS Zhao SS Shao YX et al Surgical management for thoracic spinal tuberculosis in the elderly posterior only versus combined posterior and anterior approaches Arch
Orthop Trauma Surg DOI 101007s00402-012-1618-0 Published online 6 October 2012
60 Nas K Kemaloglu MS Ccedilevik R Ceviz A Necmioglu S Buumlkte Y The results of rehabilitation on motor and functional improvement of the spinal t uberculosis Joint Bone Spine Vol 71 Issue
4 July 2004 p 312-316
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 513
665CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan
histologis kultur dan pewarnaan basil tahan
asam (BTA) gram jamur dan tumor Kultur BTA
positif pada 60ndash89 persen kasus19
Studi histologi jaringan penting untuk
memastikan diagnosis jika kultur negatif
pewarnaan BTA negatif sekaligus
menyingkirkan diagnosis banding lainnya
Temuan histologi pada infeksi TB jaringan
adalah akumulasi sel epiteloid (granuloma
epiteloid) sel datia langhans dan nekrosis
kaseosa27 Sel epiteloid adalah sel
mononuklear yang mem-fagositosis basil
tuberkulosis dengan sisa-sisa lemak kuman
pada sitoplasmanya8 Granuloma epiteloid
dapat ditemukan pada 89 persen spesimen
yang merupakan gambaran khas histologi
infeksi TB Superinfeksi kuman piogenik telahdilaporkan pada beberapa kasus
Jika biopsi jarum tidak dapat memastikan
diagnosis biopsi bedah yang diikuti dengan
kultur dapat dipertimbangkan9 biopsi bedah
umumnya dilakukan pada keadaan dimana
biopsi jarum sangat berbahaya dan tidak
menghasilkan spesimen (dry tap)
Kultur umumnya memerlukan waktu yang
relatif lama yaitu 2 minggu Kultur sebaiknya
diikuti dengan uji resistensi OAT8 Spesimen
yang cocok untuk dijadikan kultur adalahorgan-organ dalam tulang pus cairan
sinovial atau jaringan sinovial Media yang
dapat digunakan adalah media berbasis
telur seperti media Lowenstein- Jensen
dan media berbasis cairan seperti Becton-
Dickinson dan BACTEC TM Pajanan pasien
dengan 1047298uorokuinolon sebelumnya akan
memperlambat pertumbuhan kultur hingga
2 minggu8
Pemeriksaan laboratoris
Polymerase Chain Reaction (PCR) dapat
digunakan untuk mendeteksi DNA kuman
tuberkulosis Lain halnya dengan kultur yang
memerlukan waktu lama pemeriksaan ini
sangat akurat dan cepat (24 jam) namun
memerlukan biaya yang lebih mahal
dibandingkan pemeriksaan lainnya Prinsip
kerja PCR adalah memperbanyak DNA kuman
secara eksponensial sehingga dapat terdeteksi
meski kuman dalam jumlah yang sedikit (10
hingga 1000 kuman) PCR memiliki sensitivitas
sekitar 80ndash98 persen dan spesi1047297sitas 98
persen8
Pemeriksaan imunologi seperti deteksi antigen
excretory -secretory ES-31 mycobacterial IgG
anti-TB IgM anti-TB IgA anti-TB dan antigen
31 kDa dikatakan dapat berguna namun
efektivitasnya masih diuji lebih lanjut8
Pemeriksaan penunjang lainnya meliputi
studi hematologis Laju endap darah (LED)
biasanya meningkat namun tidak spesi1047297k
menunjukkan proses infeksi granulomatosa
TB Peningkatan kadar C-reactive protein
(CRP) diasosiasikan kuat dengan formasi
abses10 Uji Mantoux positif pada sebagian
besar pasien (84ndash95 persen)32 namun hanya
memberi petunjuk tentang paparan kuman
TB sebelumnya atau saat ini Spesimen
sputum memberikan hasil positif hanya jika
proses infeksi paru sedang aktif Studi di
Malaysia mengemukakan bahwa kelainanhematologis yang paling sering ditemukan
pada pasien spondilitis TB adalah anemia
normositik normokrom trombositosis
dengantanpa peningkatan LED dan
leukositosis33
Diagnosis Diferensial
Hal yang perlu digarisbawahi pada spondilitis
TB adalah nyeri punggung nonspesi1047297k
deformitas kifotik kompresi medula spinalis
yang sering menjadi alasan penderita untuk
datang berobat Karena itu pemikirian
kemungkinan diagnosis banding harusdidasarkan pada hal ini Sangat penting untuk
membedakan spondilitis TB dari penyakit
lainnya karena terapi dini yang tepat dan
akurat dapat mengurangi angka disabilitas
dan morbiditas pasien30
Spondilitis piogenik adalah salah satu
penyakit dengan presentasi gejala yang
serupa dengan spondilitis TB dan tidak
mudah untuk membedakan keduanya tanpa
pemeriksaan penunjang yang adekuat
Spondilitis piogenik umumnya disebabkan
oleh Staphylococcus aureus Streptococcus
dan Pneumococcus30 Secara epidemiologi
spondilitis piogenik lebih sering menyerang
usia produktif sekitar usia 30ndash50 tahun
Hingga saat ini prevalensi spondilitis piogenik
dilaporkan meningkat diakibatkan banyaknya
penyalahgunaan antibiotik tindakan invasif
spinal pembedahan spinal Di lain pihak
jumlah kasus baru spondilitis TB semakin
berkurang dengan penggunaan OAT
Spondilitis piogenik memiliki perjalanan yang
lebih akut dengan gejala yang hampir sama
dengan spondilitis TB Vertebra servikal dan
lumbal lebih sering terlibat dibandingkan
dengan spondilitis TB yang lebih sering
menyerang vertebra torakolumbal lebih dari
satu vertebra24
Dari segi hematologis CRP laju endap darah
(LED) jumlah leukosit dan hitung jenis
dapat membantu diagnosis Pada spondilitis
piogenik peningkatan CRP lebih bermakna
dibandingkan peningkatan LED meskipun
pada beberapa kasus dapat normal24
Telah dilakukan studi untuk membedakan
kedua penyakit melalui MRI Jung dkk 34
menjabarkan beberapa perbedaan temuan
MRI secara rinci yang mengarahkan pada
infeksi TB 1) sinyal abnormal paraspinal
berbatas tegas 2) dinding abses tipis dan
halus 3) adanya abses paraspinal danintraoseus 4) penyebaran subligamen lebih
dari 2 vertebra 5) keterlibatan vertebra
torakal 6) lesi multipel Bila ada temuan
radiologis selain yang disebutkan di atas
tampaknya diagnosis infeksi piogenik
lebih mungkin Penelitian oleh Harada
dkk menambahkan bahwa adanya sinyal
abnormal pada sendi faset merupakan
karakteristik infeksi piogenik30 Kultur dan
pewarnaan Gram spesimen tulang yang
diambil melalui biopsi perkutanterbuka
dapat memastikan diagnosis namun
tindakan ini termasuk tindakan invasif9
Tumor metastatik spinal mencakup 85
persen bagian dari semua tumor tulang
belakang yang mengakibatkan kompresi
medula spinalis Insiden tertinggi kasus
tumor metastasik spinal pada usia di atas 50
tahun Urutan segmen yang sering terlibat
yaitu torakal lumbar dan servikal Neoplasma
dengan kecenderungan bermetastasis ke
medula spinalis meliputi tumor payudara
prostat paru limfoma sarkoma dan mieloma
multipel Metastasis keganasan saluran cerna
dan rongga pelvis relatif melibatkan vertebra
lumbosakral sedangkan keganasan paru dan
mamae lebih sering melibatkan vertebra
torakal
Keganasan primer pada pasien anak-anak
yang cukup sering menyebabkan kompresi
medula spinalis meliputi neuroblastoma
Sarkoma Ewing dan hemangioma Formasi
abses dan adanya fragmen tulang adalah
temuan MRI yang dapat membedakan
spondilitis TB dari neoplasma1
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 613
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013666
TINJAUAN PUSTAKA
Keluhan yang sering berupa nyeri punggung
belakang yang kronis progresif yang tidak
spesi1047297k hal inilah yang menyebabkan
neoplasma spinal sulit dibedakan dengan
spondilitis TB24 Adanya riwayat keganasan di
tempat lain dapat membantu penegakkan
diagnosis De1047297sit neurologis terjadi tergantung
tingkat lesi muncul jika tumor sudah menekan
epidural dan medula spinalis Kolaps vertebra
dengan deformitas kifotik atau skoliotik terjadi
akibat destruksi badan vertebra fraktur oleh
invasi tumor dengan diskus yang bebas dari
kerusakan MRI belum dapat secara pasti
menyingkirkan atau memastikan diagnosis
tumor spinal Semua temuan-temuan MRI
spondilitis TB bisa ditemukan pada tumor
spinal
Fraktur kompresi badan vertebraberpotensi menyebabkan deformitas kifotik
disertai gangguan neurologis dengan
derajat yang bervariasi Trauma harus dengan
kekuatan yang besar untuk membuat badan
vertebra yang bersangkutan retak kecuali
jika didapatkan osteoporosis usia tua atau
penggunaan steroid jangka panjang Contoh
klasik trauma yang menyebabkan fraktur
kompresi seperti jatuh dari ketinggian
dengan bokong terlebih dahulu Kecelakaan
mobil juga dapat menyebabkan dampak
serupa Mekanisme 1047298eksi-kompresi biasanya
menyebabkan fraktur kompresi denganbagian anterior mengecil (wedge-shaped )
dengan derajat kerusakan bagian tengah dan
posterior yang bervariasi Medula spinalis
segmen torakal lebih sering mengalami
cedera karena merupakan segmen yang
paling panjang dibandingkan segmen
lainnya dan juga karena kanalis spinalisnya
yang lebih sempit dengan vaskularisasi
yang tentatif Diagnosis ditegakkan dengan
temuan klinis dan adanya riwayat trauma
yang bermakna dikombinasikan dengan ada
tidaknya faktor risiko seperti osteoporosis
atau usia tua
Pada negara dengan insidens bruselosis
cukup tinggi spondilitis bruselosis
merupakan diagnosis diferensial yang utama
Demam keringat dingin dan nyeri sendi
adalah gejala yang lebih sering ditemukan
pada spondilitis bruselosis sementara
gangguan neurologis dan deformitas lebih
banyak ditemukan pada spondilitis TB
Sakroiliitis dan diskitis lebih sering didapat-
kan pada pasien spondilitis bruselosis35
Tabel 1 Klasi1047297kasi Pottrsquos paraplegia37
Stadium Gambaran Klinis
I Tidak terdeteksi terabaikan
(negligible)
Pasien tidak sadar akan gangguan neurologis klinisi menemukan adanya klonus
pada ekstensor plantaris dan pergelangan kaki
II Ringan Pasien menyadari adanya gangguan neurologis tetapi masih mampu berjalan
dengan bantuan
III Moderat Tidak dapat berpindah tempat (non-ambulatorik) karena kelumpuhan (dalam
posisi ekstensi) dan de1047297sit sensorik di bawah 50 persen
IV Berat Stadium III + kelumpuhan dalam posisi 1047298eksi de1047297sit sensorik di atas 50 persen
dan gangguan s1047297ngter
Tabel 2 Klasi1047297kasi klinikoradiologis37
Stadium Gambaran klinikoradiologis Durasi
perjalanan
penyakit
I Pre-destruktif Kurvatura lurus spasme otot perivertebral hiperemia tampak pada skintigra1047297 MRI
menunjuk kan edema sumsum tulang
lt 3 bulan
II Destruktif awal Penyempitan ruang diskus erosi paradiskal MRI memperlihatkan edema dan
kerusakan korteks vertebra CT scan menunjukkan erosi marginal dan kavitasi
2ndash4 bulan
III Kifosis ringan 2ndash3 vertebra terkena (angulasi 10ordmndash30ordm) 3ndash9 bulan
IV Kifosis moderat gt3 vertebra terkena (angulasi 30ordmndash60ordm) 6ndash24 bulan
V Kifosis berat gt3 vertebra (angulasi gt60ordm) gt2 tahun
Tabel 3 Klasi1047297kasi Gulhane Askeri Tip Akademisi (GATA) untuk spondilitis TB
Tipe Lesi Penatalaksanaan Contoh
IA Lesi vertebra dan degenerasi
diskus 1 segmen tanpa kolaps
abses ataupun de1047297sit neurologis
Biopsi perkutan dan
kemoterapi
IB Adanya cold abscess degenerasi
diskus 1 atau lebih tanpa kolaps
ataupun de1047297sit neurologis
Drainase abses dan
debridemen anterior posterior
II Kolaps vertebra
Cold abscess
Kifosis
Deformitas stabil dengan tanpa
de1047297sit neurologis
Angulasi sagital lt 20ordm
debridemen dan fusi1
anterior
dekompresi jika terdapat2
de1047297sit neurologis
tandur strut kortikal untuk3
fusi
II I Kolaps vertebra berat
Cold abscess
Kifosis berat
Deformitas tidak stabil dengan
tanpa de1047297sit neurologis
Angulasi sagital ge 20ordm
Penatalaksaan no II
+ instrumentasi anterior
posterior
Diadaptasi dari Oguz E Sehirlioglu A Altinmakas M Ozturk C Komurcu M Solakoglu C Vaccaro AR A new classi1047297cation and
guide for surgical treatment of spinal tuberculosis38
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 713
667CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis diferensial lainnya yang perlu
dipertimbangkan antara lain spondilitis
jamur yang dapat ditemukan pada pasien-
pasien dengan inkompetensi imun36 mielitis
transversa sarkoidosis dan reumatoid artritis9
KLASIFIKASI
Klasi1047297kasi spondilitis TB telah dilakukan
beberapa pihak dengan tujuan untuk
menentukan deskripsi keparahan penyakit
prognosis dan tatalaksana
Klasi1047297kasi Pottrsquos paraplegia disusun untuk
mempermudah komunikasi antar klinisi
dan mempermudah deskripsi keparahan
gejala klinis pasien spondilitis TB Klasi1047297kasi
klinikoradiologis untuk memperkirakan durasi
perjalan penyakit berdasarkan temuan klinis
dan temuan radiologis pasien
Klasi1047297kasi menurut Gulhane Askeri Tip
Akademisi (GATA) baru-baru ini telah disusun
untuk menentukan terapi yang dianggap
paling baik untuk pasien yang bersangkutan
Sistem klasi1047297kasi ini dibuat berdasarkan kriteria
klinis dan radiologis antara lain formasi abses
degenerasi diskus kolaps vertebra kifosis
angulasi sagital instabilitas vertebra dan
gejala neurologis membagi spondilitis TB
menjadi tiga tipe (I II dan III)38
Untuk menilai derajat keparahan memantauperbaikan klinis dan memprediksi prognosis
pasien spondilitis TB dengan cedera medula
spinalis dapat digunakan klasi1047297kasi American
Spinal Injury Association ( ASIA) impairment
scale Sistem ini adalah pembaruan dari sistem
klasi1047297kasi Frankel dan telah diterima secara
luas ASIA impairment scale membagi cedera
medula spinalis menjadi 5 tipe (A cedera
medula spinalis komplit B ndash D cedera medula
spinalis inkomplit E normal) (tabel 4)39
Hasil penelitian tentang prognosis pasien
dengan cedera medula spinalis menyatakan
bahwa pasien dengan cedera medula spinalis
ASIA A hanya memiliki paling tinggi lima
persen kemungkinan menjadi ASIA D 20 ndash
50 persen pada ASIA B untuk menjadi ASIA D
dalam 1 tahun 60 ndash 75 persen pada ASIA C
untuk menjadi ASIA D dalam 1 tahun40
PENATALAKSANAAN
Sebelum ditemukannya OAT yang efektif
penganganan spondilitis TB hanya dengan
metode imobilisasi yaitu tirah baring dan
korsetbidai Mortalitas dan angka relaps
sangat tinggi saat itu1
Sekarang penanganan spondilitis TB
secara umum dibagi menjadi dua bagian
yang berjalan dapat secara bersamaan
medikamentosa dan pembedahan
Terapi medikamentosa lebih diutamakan
sedangkan terapi pembedahan melengkapi
terapi medikamentosa dan disesuaikan
dengan keadaan individual tiap pasien Pasien
spondilitis TB pada umumnya bisa diobati
secara rawat jalan kecuali diperlukan tindakan
bedah dan tergantung pada stabilitas keadaan
pasien Tujuan penatalaksanaan spondilitis
TB adalah untuk mengeradikasi kuman TB
mencegah dan mengobati de1047297sit neurologis
serta memperbaiki kifosis9
Parthasarathy dkk melakukan penelitian pada
235 pasien spondilitis TB tanpa paraplegia
dengan tujuan membandingkan efektivitas
kemoterapi OAT dan intervensi bedah
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
pada fase awal terapi medikamentosa
memberikan hasil yang lebih memuaskan
dibandingkan terapi bedah Namun ketika
deformitas kifosis telah melanjut terapi
medikamentosa justru tidak begitu berguna
Terapi OAT selama 9 bulan memberikanangka remisi yang lebih baik (hingga 99
persen) dibandingkan terapi OAT selama 6
bulan41
Untuk mempermudah klinisi menentukan
tindakan yang cocok untuk pasien dapat
digunakan klasi1047297kasi GATA38 Namun
penulis menyarankan untuk menatalaksana
pasien secara individual dan juga
mempertimbangkan keahlian ahli bedah
serta ketersediaan fasilitas rumah sakit
1 Medikamentosa
Spondilitis TB dapat diobati secara sempurna
hanya dengan OAT saja hanya jika diagnosis
ditegakkan awal dimana destruksi tulang
dan deformitas masih minimal83742 Seperti
pada terapi TB pada umumnya terapi infeksi
spondilitis TB adalah multidrug therapy
Secara umum regimen OAT yang digunakan
pada TB paru dapat pula digunakan pada
TB ekstraparu namun rekomendasi durasi
pemberian OAT pada TB ekstraparu hingga
saat ini masih belum konsisten antarahli
Tabel 5 Dosis Rekomendasi OAT pada anak (di bawah 12 tahun) dan dewasa43
Obat
Dosis mgkgBB (dosis maksimum)
Harian Dua kali seminggu Tiga kali seminggu
Anak Dewasa Anak Dewasa Anak Dewasa
INH 10ndash20 5 20ndash40 15 20ndash40 15
RIF 10ndash20 10 10ndash20 10 10ndash20 10
PRZ 15ndash30 15ndash30 50ndash70 50ndash70 50ndash70 50ndash70
ETB 15ndash25 15ndash25 50 50 25ndash30 25ndash30
SM 20ndash40 12ndash18 25ndash30 25ndash30 25ndash30 25ndash30
INH isoniazid RIF rifampisin PRZ pirazinamid ETB etambutol SM streptomisinDosis berdasarkan berat badan harus
disesuaikan pertambahan berat badan Semua pasien yang menerima dosis intermiten harus dipantau langsung terapinya
PRZ dan SM tidak dipakai pada wanita hamil ETB tidak disarankan untuk pasien anak karena sulit diobservasi fungsi
visualnya
Tabel 4 ASIA Impairment Scale 39
Stadium Gambaran neurologis
A Complete Tidak ada fungsi motorik atau sensorik yang utuh pada segmen S4-5
B Incomplete Fungsi sensorik utuh fungsi motorik tidak utuh di bawah segmen lesi neurologis dan segmen S4-5
C Incomplete Fungsi motorik masih utuh di bawah segmen lesi neurologis dan lebih dari separuh otot kunci di bawah
segmen lesi neurologis setidaknya memiliki kekuatan motorik di bawah 3
D Incomplete Sama seperti C namun dengan kekuatan motorik di atas 3
E Normal Fungsi motorik dan sensorik normal
Sindrom Klinis Sindrom Brown Sequard Sindrom Kauda Ekuina Sindrom Medula anterior Sindrom Medula Sentral
Sindrom Konus Medularis
Otot-otot kunci yang dimaksud antara lain 1047298eksi siku (C5) ekstensi tangan (C6) ekstensi siku (C7) ekstensi jari tangan (C8)
abduksi kelingking (T1) 1047298eksi tungkai (L2) ekstensi lutut (L3) dorso1047298eksi kaki (L4) ekstensi ibu jari kaki (L5) plantar1047298eksi kaki
(S1) Pemeriksaan segmen S4 ndash 5 adalah dengan menilai kontraksi s1047297nger ani volunter dan dan sensasi perianal
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 813
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013668
TINJAUAN PUSTAKA
World Health Organization (WHO)
menyarankan kemoterapi diberikan
setidaknya selama 6 bulan43 British Medical
Research Council menyarankan bahwa
spondilitis TB torakolumbal harus diberikan
kemoterapi OAT selama 6 ndash 9 bulan2 Untuk
pasien dengan lesi vertebra multipel tingkat
servikal dan dengan de1047297sit neurologis
belum dapat dievaluasi namun beberapa
ahli menyarankan durasi kemoterapi selama
9ndash12 bulan2
The Medical Research Council Committee
for Research for Tuberculosis in the Tropics
menyatakan bahwa isoniazid dan rifampisin
harus selalu diberikan selama masa
pengobatan9 Selama dua bulan pertama
(fase inisial) obat-obat tersebut dapat
dikombinasikan dengan pirazinamidetambutol dan streptomisin sebagai obat lini
pertama Hal ini senada dengan penelitian
Karaeminogullari dkk 19 yang mengobati
pasien spondilitis TB lumbal dengan rifampisin
dan insoniazid saja selama 9 bulan dengan
hasil yang memuaskan
Obat lini kedua diberikan hanya pada kasus
resisten pengobatan Yang termasuk sebagai
OAT lini kedua antara lain levo1047298oksasin
moksi1047298oksasin etionamid tiasetazon
kanamisin kapreomisin amikasin sikloserin
klaritomisin dan lain-lain
Adakalanya kuman TB kebal terhadap
berbagai macam OAT Multidrug resistance TB
(MDR-TB) dide1047297nisikan sebagai basil TB yang
resisten terhadap isoniazid dan rifampisin44
Spondilitis MDR-TB adalah penyakit yang
agresif karena tidak dapat hanya diterapi
dengan pengobatan OAT baku Regimen
untuk MDR-TB harus disesuaikan dengan
hasil kultur abses Perbaikan klinis umumnya
bisa didapatkan dalam 3 bulan jika terapi
berhasil44 Adapula rekomendasi terbaru
untuk penganganan MDR-TB yaitu dengan
kombinasi 5 obat antara lain 1) salah satu
dari OAT lini pertama yang diketahui sensitif
melalui hasil kultur resistensi 2) OAT injeksi
untuk periode minimal selama 6 bulan
3) kuinolon 4) sikloserin atau etionamid
5) antibiotik lainnya seperti amoksisilin
klavulanat dan klofazimin Durasi pemberian
OAT setidaknya selama 18ndash24 bulan45
The United States Centers for Disease Control
merekomendasikan pengobatan spondilitis
TB pada bayi dan anak-anak setidaknya harus
selama 12 bulan43 Durasi kemoterapi pada
pasien imunode1047297siensi sama pada pasien
tanpa imunode1047297siensi Namun adapula
sumber yang mengatakan durasinya harus
diperpanjang43 Kemoterapi pada pasien
dengan HIV positif harus disesuaikan dan
memerhatikan interaksi OAT dan obat anti-
retroviral Zidovudin dapat meningkatkan
efek toksik OAT Didanosin harus diberikan
selang 1 jam dengan OAT karena bersifat
penyanggah antasida11
Perhimpuna Dokter Paru Indonesia telah
merumuskan regimen terapi OAT untuk
pasien TB11 Untuk kategori I yaitu kasus baru
TB paru kasus baru dengan TB ekstraparu
termasuk TB spinal diberikan 2 HRZE (HRZS)
fase inisial dilanjutkan 4HR fase lanjutan atau2HRZE(HRZS) fase inisial dilanjutkan 4H3R3
fase lanjutan atau 2RHZE(HRZS) fase inisial
dilanjutkan 6HE fase lanjutan Pemberian
regimen bisa diperpanjang sesuai dengan
respons klinis penderita Sedangkan untuk
kategori II yaitu kasus gagal pengobatan
relaps drop-out diberikan 2RHZES fase
inisial dilanjutkan 5HRE fase lanjutan atau
2HRZES fase inisial dilanjutkan 5H3R3E3 fase
lanjutan1143
Deksametason jangka pendek dapat
digunakan pada kasus dengan de1047297sitneurologis yang akut untuk mencegah syok
spinal Namun belum ada studi yang menguji
efektivitasnya pada kasus spondilitis TB9
Pemberian bisfosfonat intravena bersamaan
dengan kemoterapi OAT telah dicoba pada
beberapa pasien dan dikatakan dapat
meningkatkan proses perbaikan tulang
Nerindronat 100 mg pada pemberian
pertama dan 25 mg setiap bulan berikutnya
selama 2 tahun telah diujicobakan dengan
hasil yang memuaskan Nerindronat di-
sebutkan dapat menghambat aktivitas
resorpsi osteoklas dan menstimulasi aktivitas
osteoblas Namun studi ini masih terbatas
pada satu pasien dan perlu dievaluasi lebih
lanjut46
Terapi medikamentosa dikatakan gagal jika
dalam 3ndash4 minggu nyeri dan atau de1047297sit
neurologis masih belum menunjukkan
perbaikan setelah pemberian OAT yang
sesuai dengan atau tanpa imobilisasi atau
tirah baring47
2 Pembedahan
Dengan berkembangnya penggunaan
OAT yang efektif terapi pembedahan relatif
ditinggalkan sebagai penatalaksanaan utama
pada spondilitis TB Pilihan teknik bedah tulang
belakang pada spondilitis sangat bervariasi
namun pendekatan tindakan bedah yang baku
dan empiris masih belum ada Setiap kasus harus
dinilai keadaanya secara individual Pada pasien
yang direncanakan dioperasi kemoterapi tetap
harus diberikan minimal 10 hari sebelum
operasi OAT harus sudah diberikan41 Kategori
regimen OAT yang diberikan disesuaikan jenis
kasus yang ada dan dilanjutkan sesuai kategori
masing-masing811
Tindakan bedah yang dapat dilakukan
pada spondilitis TB meliputi drainase abses
debridemen radikal penyisipan tandurtulang artrodesisfusi penyisipan tandur
tulang dengan atau tanpa instrumentasi
1047297ksasi baik secara anterior maupun posterior
dan osteotomi
a Indikasi dan Kontraindikasi
Pembedahan
Indikasi pembedahan pada spondilitis TB
secara umum sebagai berikut 1) de1047297sit
neurologis akut paraparesis atau paraplegia
2) deformitas tulang belakang yang tidak
stabil atau disertai nyeri dalam hal ini kifosis
progresif (30ordm untuk dewasa 15ordm untuk anak-anak) 3) tidak responsif kemoterapi selama
4 minggu 4) abses luas 5) biopsi perkutan
gagal untuk memberikan diagnosis414248 6)
nyeri berat karena kompresi abses47
Jika lesi di servikal intervensi bedah dilakukan
lebih awal mengingat potensi kecacatan yang
akan terjadi Jika mengikuti klasi1047297kasi GATA
yang telah dijelaskan diatas maka intervensi
bedah dilakukan pada pasien dengan GATA IB
hingga GATA III38 Sementara itu satu-satunya
kontraindikasi pembedahan pada pasien
spondilitis TB adalaha kegagalan jantung dan
paru Pada keadaan ini kegagalan jantung dan
paru harus ditangani terlebih dahulu untuk
menyelamatkan jiwa pasien1
b Pemilihan pendekatan pembedahan
tulang belakang
Pemilihan pendekatan pembedaan spondilitis
TB bergantung pada banyak hal Hal-hal ter-
sebut antara lain kemampuan dan pengalam-
an ahli bedah ketersediaan instrumen personel
anestesi dan komorbid pasien
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 913
669CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
Pendekatan secara anterior lebih sering
digunakan karena dapat mencapai abses
yang umumnya berada di anterior vertebra
Selain itu dengan pendekatan anterior ahli
bedah tidak perlu membuang memotong
bagian vertebra segmen posterior sehingga
vertebra relatif utuh Pendekatan anterior
juga baik digunakan jika diputuskan untuk
memasang tandur dari tulang iga sehingga
tidak perlu melakukan insisi di dua tempat42
Pendekatan anterior efektif untuk kasus
dengan de1047297sit neurologis lesi multi-level
atau abses yang luas14
Di sisi lain pendekatan anterior kurang baik
jika dilakukan pada spondilitis TB multi-level
dalam mengoreksi deformitas kifotik49 Pada
keadaan ini kombinasi dengan pendekatan
posterior untuk instrumentasi posteriordiperlukan baik melalui operasi tunggal
atau dua operasi47 Prosedur operasi tunggal
untuk dua pendekatan dapat dilakukan dan
ditujukan untuk mengurangi durasi operasi
dan mengurangi manipulasi tulang belakang
yang relatif tidak stabil47
Sementara itu pendekatan posterior lebih
diutamakan pada kasus dimana segmen
posterior vertebra lebih rusak daripada
segmen anterior kasus dimana thorakotomi
sangat berbahaya mengingat komorbiditas
seperti penyakit jantung paru42
Sumber lainmengatakan bahwa pendekatan posterior
lebih menguntungkan dari segi koreksi
kifosis dan pemasangan implan namun
sering tidak adekuat dalam melakukan
dekompresi medula spinalis debridemen
dan atau evakuasi abses49
Pendekatan secara anterolateral ekstrapleural
memberikan paparan lapangan kerja yang
baik secara anterior maupun posterior
memungkinkan dekompresi secara anterior
dan penyisipan tandur tulang secara anterior
posterior Teknik ini memiliki morbiditas
lebih rendah dibandingkan teknik lainnya
yang menggunakan dua kali pembedahan
namun teknik ini memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi50
c Pembedahan drainase abses
Setelah terjadi pembentukan abses (cold
abscess) dan degenerasi setidaknya dua
diskus maka drainase harus dilakukan Abses
dapat menekan medula spinalis sehingga
terjadi gangguan neurologis Tindakan
ini dapat mencegah progresi perburukan
gejala neurologis dan mencegah kolaps
vertebra38
Abses dapat terbentuk di tingkat manapun
sesuai fokus infeksi TB pada vertebra Pada
tingkat servikal abses dapat terjadi pada
rongga retrofaringeal dan segitiga posterior
leher Untuk abses retrofaringeal dapat
dilakukan pendekatan transoral sedangkan
pada segitiga posterior insisi dilakukan pada
margo posterior m sternokleidomastoideus
Pada tingkat torakal abses dapat dievakuasi
secara kostotransversektomi Drainase abses
lumbar paravertebral dilakukan lewat
insisi longitudinal dorsolateral Drainase
abses psoas pelvis dapat dilakukan melalui
segitiga Petit atau insisi Ludloff1
d Pembedahan debridemen dan
koreksi kifosis
Karena lesi TB spinal biasanya di bagian
anterior badan vertebra dekompresi
anterior sangat direkomendasikan banyak
ahli18 Instrumentasi kemudian dilakukan
untuk stabilisasi tulang belakang untuk
melindungi tandur anterior yang disisipkan
dan sekaligus untuk menjaga koreksi kifosis
Berikut akan dijelaskan berbagai macam
teknik pada pembedahan spondilitis TB
d1 Debridemen anterior dan fusitanpa instrumentasi
Debridemen anterior dan fusi tanpa
instrumentasi diseut juga dengan rdquoOperasi
Hongkongrdquo Pembedahan ini relatif mudah
dan memerlukan waktu yang singkat
Tindakan ini meliputi debridemen radikal
pendekatan anterior diikuti penyisipan
tandur tulang iga otogenik untuk koreksi
deformitas kifosis Namun teknik ini
tidak dapat digunakan untuk kasus yang
memerlukan rekonstruksi luas setidaknya
dua tingkat diskus47 Tingkat kegagalan fusi
dan migrasi tandur sangat tinggi sehingga
sering pasien memerlukan operasi kedua14
Penelitian oleh El-Deen dkk yang melakukan
reseksi anterior radikal diikuti fusi anterior
tanpa 1047297ksasi internal yang digantikan dengan
1047297ksasi eksternal ( plaster ja cket ) mendapatkan
hasil yang cukup memuaskan Namun salah
satu kerugiannya adalah durasi mobilisasi
pasien yang lebih lambat dibandingkan
dengan 1047297ksasi internal Meskipun begitu
metode ini bisa dipertimbangkan sebagai
alternatif yang memberikan hasil yang cukup
memuaskan51
d2 Debridemen anterior diikuti
dengan instrumentasi anterior atau
posterior
Banyak laporan penelitian yang mengatakan
bahwa metode ini menjanjikan hasil yang
baik Meskipun begitu variasi metode ini
sangat banyak dan sangat bergantung
pada kebiasaan dan keahlian ahli bedah
yang bersangkutan Instrumentasi sangat
direkomendasikan pada kasus yang
memerlukan debridemen radikal setidaknya
dua diskus dan satu badan vertebra47
Teknik ini adalah metode yang paling sering
dilakukan dan dikaji dalam penelitian
Benli dkk melakukan penelitian denganmelakukan reseksi radikal anterior dengan
fusi anterior dan instrumentasi anterior
pada 63 pasien spondilitis TB mendapatkan
bahwa cara ini memberikan hasil yang cukup
memuaskan Sebanyak 80 persen pasien
mengalami remisi neurologis secara lengkap
20 persen mengalami remisi inkomplit
Dengan tambahan instrumentasi anterior
kemungkinan koreksi kifosis meningkat
hingga 80 persen dan dapat membantu
menjaga hasil koreksi tersebut52
Pada penelitian prospektif oleh Cavusogludkk dilakukan debridemen anterior radikal
dekompresi dan fusi dengan menggunakan
instrumentasi anterior tandur alogenik tibia
pada 22 pasien spondilitis TB lebih dari satu
tingkat dan didapatkan hasil yang baik
Pada pasien-pasien tersebut ditemukan
adanya tanda-tanda fusi pada semua pasien
berkurangnya rasa nyeri perbaikan gejala
neurologis yang signi1047297kan yang dievaluasi
dengan ASIA ( American spinal Injury
Association ) impairment scale dan rata-rata
koreksi dari kifosis sebesar 74 persen53
Penelitan oleh Jain dkk 50 menyatakan
bahwa tindakan dekompresi anterior sangat
dianjurkan pada pasien spondilitis TB Pada
38 pasien dengan spondilitis TB dekompresi
anterior instrumentasi posterior dengan atau
tanpa koreksi kifosis dan fusi anteriorposterior
dilakukan dalam sekali pembedahan melalui
pendekatan anterolateral ekstrapleural Pasien
dioperasi dari posisi lateral kiri menggunakan
potongan T pada apeks kifosis Beberapa
tulang iga diangkat dan dekompresi anterior
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1013
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013670
TINJAUAN PUSTAKA
dilaksanakan kolumna posterior diperpendek
untuk mengoreksi kifosis jika perlu distabilisasi
denganHartshill rectangle dan sublaminar wire
Kemudian penyisipan tandur tulang anterior
posterior dilakukan Nilai rata-rata kifosis pre-
operatif sebesar 4908ordm dan nilai rata-rata
kifosis post-operatif sebesar 25o Sebanyak
37 pasien mengalami resolusi sempurna dari
de1047297sit neurologis dalam waktu 11 ndash 74 bulan
Fusi spinal terbentuk dalam empat bulan
untuk satu badan vertebra dan delapan
bulan untuk dua badan vertebra
d3 Dekompresi transpedikular
Pendekatan transpedikular memungkinkan
akses anterior dan posterior melalui insisi
tunggal Teknik ini dikatakan tidak cukup
baik untuk kasus dengan destruksi vertebra
yang luas dimana diperlukan debridemenanterior luas dan rekonstruksi dengan tandur
tulang14
d4 Pembedahan dengan
pendekatan posterior saja
Pada kasus tertentu pendekatan posterior saja
dapat digunakan untuk mengangani pasien
spondilitis TB Pembedahan ini termasuk fusi
dan instrumentasi posterior operasi tunggal
tanpa debridemen anterior Teknik ini banyak
bergantung pada pemberian OAT untuk
mengeradikasi lesi spondilitis TB Teknik ini
tidak dapat digunakan pada kasus dengande1047297sit neurologis abses di bagian anterior
atau lesi di banyak tingkat14
d5 Osteotomi dan reseksi
kolumna vertebra
Jika telah terjadi deformitas kifotik yang sangat
kaku dan tajam harus dilakukan osteotomi
untuk meningkatkan 1047298eksibilitas vertebra
Osteotomi dekanselasi transpedikular
dapat mengoreksi deformitas kifotik hingga
20ndash30 persen pada satu tingkat Namun
tindakan ini memiliki angka komplikasi yang
tinggi termasuk perdarahan dan gangguan
neurologis Teknik ini dapat dilakukan dari
anterior dan posterior
Wang dkk melaporkan penelitian pada
sembilan pasien dengan spondilitis TB
dengan kifosis hingga 90o dengan tektik
osteotomi transpedikularegg-shell dan reseksi
kolumna vertebra multi-level Seluruh pasien
mengalami fusi dan perbaikan neurologis
dengan koreksi rata-rata kifosis 100o menjadi
16o54
e Pembedahan pada kasus non-
contiguous (skipping lesion)
Penelitian oleh Zhang dkk menyimpulkan
bahwa spondilitis TB non-contiguous multi-
level dapat ditatalaksana dengan adekuat
dengan metode operasi tunggal pendekatan
posterior transforaminal debridemen
thorasik dekompresi minimal fusi vertebra
dan instrumentasi posterior (modi1047297kasi TTIF
ndashTransforaminal Thoracic Interbody Fusion)
Metode ini meliputi reseksi sebagian korpus
vertebra sendi faset prosesus transversus dan
iga kemudian tandur tulang disisipkan pada
defek reseksi dan terakhir dipasang implan
posterior55
Kekurangan dari modi1047297kasi TTIF adalah 1)
terdapat risiko kompresi medula spinalis 2)
debridemen anterolateral sulit dilakukannamun dengan pemberian OAT dapat
mengkompensasi hal ini Cara ini tidak dapat
dipakai pada keadaan dimana abses luas
terbentuk di anterior korpus55
f Pembedahan invasif minimal
Tindakan bedah invasif minimal mulai
menjadi trend dalam segala bidang
pembedahan termasuk pembedahan tulang
belakang Pembedahan ini menjanjikan
morbiditas yang lebih rendah waktu rawat
yang lebih singkat dan nyeri pasca-operasi
yang lebih ringan Tidak semua operatormenguasai teknik ini karena memerlukan
keahlian tersendiri
Belum banyak ahli bedah tulang yang
melakukan pembedahan invasif minimal pada
pasien spondilitis TB Sejauh yang penulis
ketahui terdapat dua jenis pembedahan
invasif minimal yang telah dikaji hasilnya
yaitu 1) fusi dan debridemen anterior dengan
video-assisted thoracoscopic surgery (VATS)
dan 2) pemasangan pedicle screw posterior
secara invasif minimal diikuti fusi dan
debridemen posterolateral mini -open Kedua
teknik ini dapat menghasilkan fusi vertebra
yang adekuat disertai dengan perbaikan
postur fungsional dan neurologis yang
memuaskan56
g Pilihan tandur tulang
Tandur tulang yang dapat digunakan pada
penatalaksanaan bedah spondilitis TB adalah
tandur krista iliaka tandur iga tandur tibia
tandur 1047297bula hingga tandur humerus baik
otogenik ataupun alogenik Tandur krista il iaka
trikortikal adalah pilihan utama untuk seluruh
tingkat vertebra karena tingginya yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan Namun
khusus untuk operasi daerah torakal tandur
iga otogenik juga dapat digunakan Tandur
1047297bula tibia dan humerus digunakan pada
keadaan dimana defek debridemen terlalu
luas untuk ditutup oleh krista iliaka atau iga
tidak cukup panjang1
h Pembedahan pada Pasien Anak
Pada anak-anak meskipun lesi akibat
spondilitis TB dapat sembuh dengan terapi
non-operatif namun kifosis cenderung terus
bertambah seiring dengan berjalannya
pertumbuhan oleh karena itu perlu
dilakukan koreksi kifosis secara cepat dan
stabilisasi vertebra pada fase aktif penyakit1557
Penatalaksanaan spondilitis TB anak harussecara agresif Koreksi deformitas tulang
belakang pada pasien anak adalah imperatif
Angulasi 15o saja cukup untuk menyebabkan
gangguan pertumbuhan tinggi42
Pertumbuhan vertebra setelah pemasangan
instrumen pada anak-anak post-operasi
koreksi kifosis telah dipelajari dan dievaluasi
Pertumbuhan unit vertebra setelah
pemasangan 1047297ksasi internal vertebra
tidak memiliki perbedaan yang signi1047297kan
dibanding vetebra yang intak Di sisi lain
ditemukan adanya pertumbuhan kolumnaanterior sehingga membentuk sudut lordosis
yang dapat mengkoreksi kifosis secara
sendirinya saat pertumbuhan berlangsung
Dilaporkan juga bahwa dalam 2 tahun dapat
terjadi kompresi implan terhadap diskus yang
berpotensi menimbulkan degenerasi diksus
intervertebralis57
i Pembedahan pada Pasien Lansia
Pada pasien lansia perlu dipertimbangkan
status nutrisi komorbiditas yang ada sebelum
naik ke meja operasi Kondisi vertebra yang
relatif osteoporotik umumnya tidak mampu
menahan instrumen yang dipasang di bagian
anterior Untuk didapatkan koreksi kifosis
dan stabilisasi spinal yang baik diperlukan
stabilisasi posterior dengan instrumentasi
segmental panjang Pemberian anti-
osteoporosis pre-operatif diperlukan untuk
meningkatkan angka fusi dan stabilisasi
vertebra oleh instrumen58
Pilihan tandur yang baik adalah tandur
alogenik mengingat sebagian besar pasien
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1113
671CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
lansia telah mengalami osteoporosis Pen-
dekatan bedah yang dapat memberikan waktu
operasi lebih singkat sangat direkomendasikan
mengingat toleransi pasien lansia yang lebih
rendah terhadap operasi Pendekatan posterior
operasi tunggal direkomendasikan oleh Zhang
dkk jika memang pendekatan anterior tidak
dibutuhkan sekali Penelitian Zhang dkk
mengungkapkan bahwa pendekatan posterior
operasi tunggal memiliki angka komplikasi
yang lebih rendah58
3 Imobilisasi Pasca-operasi
Imobilisasi yang singkat akan mengurangi
morbiditas pasien Dengan instrumentasi
kebutuhan imobilisasi semakin berkurang
sehingga pasien dapat cepat mencapai
status ambulatorik Jenis imobilisasi spinal
tergantung pada tingkat lesi Pada daerahservikal dapat diimobilisasi dengan jaket
Minerva pada daerah vertebra torakal
torakolumbal dan lumbal bagian atas dapat
diimobilisasi menggunakan body cast jacket
Sedangkan pada lumbal bawah lumbosakral
dan sakral dilakukan imobilisasi dengan body
jacket atau korset dari gips yang disertai
dengan 1047297ksasi salah satu sisi panggul12
a Tirah baring Imobilisasi dan
Fisioterapi
Terapi pada penderita spondilitis TB dapat
pula berupa tirah baring disertai denganpemberian kemoterapi dengan atau tanpa
imobilisasi Tindakan ini biasanya dilakukan
pada penyakit yang telah lanjut atau bila tidak
tersedia keterampilan dan fasilitas yang cukup
untuk melakukan operasi tulang belakang
atau bila terdapat permasalahan teknik
operasi yang dianggap terlalu berbahaya
Jenis imobilisasi yang dilakukan sama dengan
imobilisasi pasca-operasi yang telah dijelaskan
sebelumnya Imobilisasi dilakukan setidaknya
selama enam bulan12
Tirah baring diikuti dengan pemakaian gips
untuk melindungi tulang belakang pada
posisi ekstensi terutama pada keadaan akut
atau fase aktif Pemasangan gips ini ditujukan
untuk imobilisasi spinal mengurangi kompresi
medula spinalis dan progresi deformitas
lebih lanjut Istirahat di tempat tidur dapat
berlangsung hingga empat minggu Alwali
dkk melaporkan bahwa imobilisasi dengan
custom-made spinal jacket bersamaan dengan
kemoterapi dapat menjadi alternatif jika
tindakan bedah tidak bisa dilakukan29
Fisioterapi diperlukan sepanjang ditemukan
adanya gangguan fungsional Dalam hal
ini gangguan fungsional dikaitkan dengan
cedera medula spinalis yang menimbulkan
kelumpuhan motorik sensorik dan autonom
Intervensi 1047297sioterapi yang diberikan
disesuaikan dengan modalitas yang
terganggu
Paraplegia yang mengharuskan pasien
untuk terus duduk atau tidur berpotensi
menyebabkan ulkus dekubitus Maka dari itu
posisi baring harus sering diganti Selain itu
pemeriksaan kulit secara menyeluruh harus
rutin dilakukan Pasien dengan gangguan
defekasi dan berkemih dapat dibantu dengan
kateterisasi intermiten dan evakuasi feses setiap
hari Mobilisasi dengan kursi roda (wheelchair )
dianjurkan setidaknya 10 hari setelah dimulaipengobatan Jika pasien sudah stabil dapat
rencanakan untuk pelatihan kemandirian
kemampuan sosial dan melakukan aktivitas
sehari-hari dan berikutnya dapat diberikan
pelatihan vokasional
Studi prospektif pada pasien spodilitis TB yang
diterapi secara medikamentosa atau bedah
direhabilitasi mulai dari masa pre-operasi
hingga 6 bulan pasca-operasi dekompresi dan
fusi spinal membuktikan bahwa 1047297sioterapi
mampu meningkatkan kualitas hidup pasien
spondilitis TB terlebih jika dikombinasidengan terapi kuratif yang adekuat Terapi
motorik yang dilakukan antara lain difokuskan
pada otot dada perut tungkai bawah
batang tubuh dan ekstensor sakrospinal Skor
Modi1047297ed Barthel Index (MBI) meningkat secara
bermakna dimana pada saat permulaan hanya
106 persen pasien termasuk dalam kategori
mandiri dan pada akhir studi 702 persen
pasien termasuk dalam kategori mandiri59
PROGNOSIS
Prognosis pasien spondilitis TB dipengaruhi
oleh 1) usia 2) deformitas kifotik 3) letak
lesi 4) de1047297sit neurologis 5) diagnosis dini
6) kemoterapi 7) fusi spinal 8) komorbid 9)
tingkat edukasi dan sosioekonomi
Usia muda dikaitkan dengan prognosis
yang lebih baik12 Namun Parthasarathy
dkk 41 menyimpulkan bahwa pada pasien
usia dibawah 15 tahun dan dengan kifosis
lebih dari 30o cenderung tidak responsif
terhadap pengobatan Kifosis berat selain
memperburuk estetika dapat mengurangi
kemampuan bernafas Diagnosis dini
sebelum terjadi destruksi badan vertebra
yang nyata dikombinasi dengan kemoterapi
yang adekuat menjanjikan pemulihan
yang sempurna pada semua kasus Adanya
resistensi terhadap OAT memperburuk
prognosis spondilitis TB Komorbid lain
seperti AIDS berkaitan dengan prognosis
yang buruk Penelitian lain di Nigeria22
mengatakan bahwa tingkat edukasi pasien
mempengaruhi motivasi pasien untuk datang
berobat Pasien dengan tingkat edukasi yang
rendah cenderung malas datang berobat
sebelum muncul gejala yang lebih berat
seperti paraplegia
SIMPULAN
Infeksi spinal oleh tuberkulosis diperkirakan
sekitar satu hingga lima persen penderitatuberkulosis Spondilitis TB berpotensi
menyebabkan morbiditas serius yaitu
kelumpuhan dan deformitas tulang belakang
yang hebat Diagnosis dini spondilitis TB masih
terbatas Keterlambatan diagnosis masih
sering ditemukan dan mampu menyebabkan
perburukan kualitas hidup penderita MRI
sampai saat ini merupakan sarana pembantu
penegakan diagnosis yang paling baik
sekaligus menyingkirkan diagnosis banding
lainnya Namun jika fasilitas tidak memadai
CT scan sinar-X dan pencitraan lainnya dapat
membantu
Baku emas untuk diagnosis pasti tetap
menggunakan pemeriksaan histologis dan
mikrobiologis dari spesimen biopsi lesi TB
Namun pemeriksaan terbaru seperti PCR dapat
membantu tentunya harus dikorelasikan
dengan klinis dan pemeriksaan lainnya
Kemoterapi OAT adalah pilihan pengobatan
awal yang terbaik terbukti paling efektif
hingga saat ini Terapi pembedahan relatif
ditinggalkan sebagai pilihan pengobatan
yang utama Pembedahan dilakukan hanya
dengan indikasi-indikasi tertentu Namun
karena diagnosis dini spondilitis TB yang sulit
maka pembedahan tetap masih merupakan
penatalaksanaan yang umum Variasi teknik
pembedahan sangat banyak dan belum ada
teknik yang baku yang dianggap paling efektif
mengoreksi de1047297sit neurologis dan deformitas
Penatalaksanaan secara holistik harus dinilai
setiap pasien secara individual dan kembali
lagi disesuaikan dengan kemampuan tim
medis yang ada
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1213
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013672
TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1 Camillo FX Infections of the Spine Canale ST Beaty JH ed Campbellrsquos Operative Orthopaedics edisi ke-11 2008 vol 2 hal 2237
2 Cormican L Hammal R Messenger J Milburn HJ Current diffi culties in the diagnosis and management of spinal tuberculosis Postgrad Med J 2006 82 46-51
3 Sinan T Al-Khawari H Ismail M Bennakhi A Sheikh M Spinal tuberculosis CT and MRI feature Ann Saudi Med 2004 24 437-41
4 WHO Global tuberculosis control - epidemiology strategy 1047297nancing WHO Report 2005 WHOHTMTB2005411
5 Agarwal P Rathi P Verma R Pradhan CG Tuberculous spondilitis `Global lesionrsquo Special issues on Tuberculosis Bombay Hospital Journal 1999
6 Leibert E Haralambou G Tuberculosis In Rom WN and Garay S eds Spinal tuberculosis Lippincott Williams and Wilkins 2004565-77
7 Ozol D Koktener A Uyar ME Active pulmonary tuberculosis with vertebra and rib involvement case report South Med J 2006 99 171-3
8 Agrawal V Patgaonkar PR Nagariya SP Tuberculosis of Spine Journal of Craniovertebral Junction and Spine 2010 1 14
9 Infectious and noninfectious in1047298ammatory disease affecting the spine Dalam Byrne TN Benzel EC Waxman SG Disease of the Spine and Spinal Cord Oxford University Press Inc 2000
c 9 h325 ndash 335
10 Albar Z Medical treatment of Spinal Tuberculosis Cermin Dunia Kedokteran No 137 2002 29
11 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di IndonesiaGra1047297ka Jakarta 2006 hal 5
12 Vitriana Spondilitis Tuberkulosa Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK-UNPAD RSUP dr Hasan Sadikin FK-UI RSUPN dr Ciptomangunkusumo 2002
13 Australian Doctors International website Terserida pada URL httppoppyenochcomauadiv2picture_galleryphpid_gallery=7au
14 Issack PS Boachie-Adjei O Surgical Correction of kyphotic deformity in spinal tuberculosis International Orthopedics (SICOT) (2012) 36353ndash357 DOI 101007s00264-011-1292-9
15 Jain AK Dhammi IK Jain S Mishra P Kyphosis in spinal tuberculosis-Prevention and correction Indian J Orthop 2010 Apr-Jun 44(2) 127ndash136
16 Mason RJ Murray JF Broaddus VC Nadel JA Murray and Nadelrsquos Textbook of Resporatory Medicine 4th ed Pennsylvania Elsevier Saunders 2005
17 Wilson J MacDonald Current Orthopedics Elsevier Science 2003 hal 468
18 Polley P Dunn R Noncontiguous spinal tuberculosis incidence and management Eur Spine J (2009) 181096ndash1101
19 Karraeminogullari O Aydinli U Ozerdemoglu R Ozturk C Tuberculosis of the Lumbar Spine Outcomes after Combined Treatment of Two-drug Therapy and Surgery Orthopedics January
2007 Vol 30 No1
20 Papavramidis TS Papadopoulos VN Michalopoulos A Paramythiotis D Potsi S Raptou G Anterior chest wall tuberculous abscess a case report J Med Case Reports 2007 1 152
21 Li YW Fung YW A case of cervical tuberculous spondilitis an uncommon cause of neck pain Hong Kong j emerg med Vol 14(2) Apr 2007
22 Njoku CH Makusidi MA Ezunu EO Experiences in Management of Pottrsquos paraplegia and Paraparesis in Medical Wards of Usmanu Danfodiyo University Teaching Hospital Sokoto Nigeria
Annals of African Medicine Vol 6 No 1 2007 22 ndash 25
23 Savvidou C Triantopoulou Chatziioannou Papailiou et al A rare radiological appearance of lumbar tuberculous vertebral osteomyelitis Eur J Orthop Surg Traumatol (2010) 20313ndash316
DOI 101007s00590-009-0563-2
24 Ahn JS Lee JK Diagnosis and Treatment of Tuberculous Spondilitis and Pyogenic Spondilitis in Atypical Cases Asian Spine JournalVol 1 No 2 pp 75~79 2007
25 Pertuiset E Beaudreuil J Liote F et al Spinal tuberculosis in adults A study of 103 cases in a developed country 1980-1994 Medicine (Baltimore) Sep 199978(5)309-20
26 Teo EL Peh WC Imaging of tuberculosis of the spine Singapore Med J 2004 Vol 45(9) 439
27 Moesbar N Infeksi tuberkulosis pada tulang belakang Majalah Kedokteran Nusantara Sept 2006Vol39 No328 El- Fiky AM Surgical management of tuberculous spondilitis in adults Review in 20 cases Pan Arab J Otrh Traum Vol (2) No (2) ndash 195 ndash 201
29 Alwali ANA Spinal brace in tuberculosis of the spine Neurosciences 2003 Vol 8 (1) 17-22
30 Harada Y T Osamu Matsunaga N Magnetic Resonance Imaging Charasteristics of Tuberculous Spondylitis vs Pyogenic Spondylitis Clinical Imaging 32 (2008) 303ndash309
31 Jain AK Sreenivasan R Saini NS Kumar S et al Magnetic Resonance evaluation of tubercular lesion in spine International Orthopedics (SICOT) (2012) 36261ndash269
32 Hidalgo JA Pott Disease [Online] 2008 Aug 29 [cited 2009 Aug 27][17 screens] Available from URLhttpwwweMedicinecommedtopic
33 Muzaff ar T Shaifuzain AR Imran Y Noor Haslina MN Hematological changes in Tuberculous spondilitis patients at t he hospital universiti sains malaysia Southeast Asian J Trop Med Public
Health Vol 39 No 4 July 2008
34 Jung NY Jee WH Ha KY Park CK Byun JY Discrimination of Tuberculous Spondilitis from Pyogenic Spondilitis on MRI AJR182 June 2004 h 1405 ndash 1410
35 Kurtaran B Sarpel T Tasova Y Candevir A et al Brucellar and tuberculous spondylitis in 87 Adult patients a Descriptive and Comparative case series Infectous Diseases in Clinical Practice
May 2008 Vol16No3
36 Son JM Jee WH Jung CK Kim SI Ha KY Aspergillus Spondilitis involving the Cervico-Thoraco-Lumbar Spine in an Immunocompromised Patient a Case Report Korean J Radiol 8(5)
October 2007
37 Nataprawira HM Rahim AH Dewi MM Ismail Y Comparation Between Operative and Conservative Therapy in Spondylitiis Tuberculosis in Hasan Sadikin Hospital Bandung Maj Kedokt
Indon Vo60No7 (Jul 2010)
38 Oguz E Sehirlioglu A Altinmakas M Ozturk C Komurcu M Solakoglu C Vaccaro AR A new classi1047297cation and guide for surgical treatment of spinal tuberculosis International Orthopaedics
(SICOT) (2008) 32127ndash133
39 Young W Spinal Cord Injury levels and Classi1047297cation Page updated 03242009 Available from URLhttpwiseyoungwordpresscom20081219spinal-cord-injury-levels-and-
classi1047297cation
40 McKinley W Spinal Cord Injury Neurological examination Classi1047297cation and Prognosis Tersedia pada URLhttpwwwpmrvcuedupresentationsppsASIA_prespps
41 Parthasarathy R et al A comparison between ambulant treatment and radical surgery - ten-year report J Bone and Joint Surg 1999 81B 464-71
42 Kaptigau WM Koiri JB Kevau IH Rosenfeld JV Surgical Management of Spinal tuberculosis in Papua New Guinea PNG Med J 2007 Mar-Jun50(1-2)25-32
43 Hazra A Laha B Chemotherapy of Osteoarticular Tuberculosis Indian J Pharmacol February 2005 Vol 37 Issue 15-12
44 Cheri1047297 S Guillaume MP Peretz A Multidrug-resistant Tuberculosis Spondilitis Acta Clinica Belgica 2000 55-1
45 Li L Zhang Z Luo F Xu J et al Management of drug-resistant spinal tuberculosis with a combination of surgery and individualised chemotherapy a retrospective analysis of thirty-1047297ve
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1313
673CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
patients International Orthopaedics (SICOT) (2012) 36277ndash283
46 Quarta L Corrado A Melillo N Trotta A et al Combined Effect of Nerindronate and spesi1047297c antibiotic therapy in a case of tuberculous spondylodiscitis Rheumatol Int 2008495ndash498
47 Mak KC Cheung KMC Surgical treatment of acute TB spondylitis indications and outcomes Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2455-0 Publikasi online 16 August 2012
48 Jain AK Tuberculosis of the spine Clin Orthop Relat Res Jul 20074602-3
49 Qureshi MA Khalique AB Afzal W Pasha IF Aebi M Surgical Management of contiguous multilevel thoracolumbar tuberculous spondylitis Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2459-9
50 Jain AK Dhammi IK Prashad B Sinha S Mishra P Simultaneous anterior decompression and posterior instrumentation of the tuberculous spine using an anterolateral extrapleural
approach J Bone Joint Surg (Br) 2008 Nov 90(11)1477-81
51 El-deen MA Surgical management of Dorsolumber Tuberculous spondilitis in adults Pan Arab J Orth Trauma Vol (8) No (1) January 2004
52 Benli IT Acaroglu E Akalin S Kis M Dumar E Un A Anterior radical debridement and anterior instrumentation in Tuberculosis spondilitis Eur Spine J (2003)12 224ndash234
53 Cavusoglu H Kaya RA Turkmenoglu ON Tuncer C Colak I Aydin Y A long-term follw up study of anterior tibial allografting and istrumentation in the management of thoracolumbar
tuberculous spondilitis J Neurosurg spine 2008 830-38
54 Wang Y Zhang Y Zhang X et al Posterior only multilevel modi1047297ed vertebral column resection for extremely severe Pottrsquos kyphotic deformity Eur Spine J 18(10)1436ndash1441
55 Zhang H Lin M Shen K Ge L et al Surgical management fot multilevel noncontiguous thoracic spinal tuberculosis by single-stage posterior transforaminal thoracic debridement limited
decompression interbody fusion and posterior instrumentation (modi1047297ed TIFF) Arch Orthop Trauma Surg (2012) 132751ndash757 DOI 101007s00402-012-1473-z
56 Kandwal P Garg B Upendra BN Chowdhury B Jayaswal A Outcome of minimally invasive surgery in the management of tuberculous spondylitis Indian Journal of Orthopedics (March
2012) Vol 46 Issue 2
57 Pershin AA Mushkin AI Vertebral column growth in children after surgical correction of severe kyphosis in tuberculosis spondilitis Probl Tuberk Bolezn Legk2008(12)45-7
58 Zhang HQ Li JS Zhao SS Shao YX et al Surgical management for thoracic spinal tuberculosis in the elderly posterior only versus combined posterior and anterior approaches Arch
Orthop Trauma Surg DOI 101007s00402-012-1618-0 Published online 6 October 2012
60 Nas K Kemaloglu MS Ccedilevik R Ceviz A Necmioglu S Buumlkte Y The results of rehabilitation on motor and functional improvement of the spinal t uberculosis Joint Bone Spine Vol 71 Issue
4 July 2004 p 312-316
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 613
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013666
TINJAUAN PUSTAKA
Keluhan yang sering berupa nyeri punggung
belakang yang kronis progresif yang tidak
spesi1047297k hal inilah yang menyebabkan
neoplasma spinal sulit dibedakan dengan
spondilitis TB24 Adanya riwayat keganasan di
tempat lain dapat membantu penegakkan
diagnosis De1047297sit neurologis terjadi tergantung
tingkat lesi muncul jika tumor sudah menekan
epidural dan medula spinalis Kolaps vertebra
dengan deformitas kifotik atau skoliotik terjadi
akibat destruksi badan vertebra fraktur oleh
invasi tumor dengan diskus yang bebas dari
kerusakan MRI belum dapat secara pasti
menyingkirkan atau memastikan diagnosis
tumor spinal Semua temuan-temuan MRI
spondilitis TB bisa ditemukan pada tumor
spinal
Fraktur kompresi badan vertebraberpotensi menyebabkan deformitas kifotik
disertai gangguan neurologis dengan
derajat yang bervariasi Trauma harus dengan
kekuatan yang besar untuk membuat badan
vertebra yang bersangkutan retak kecuali
jika didapatkan osteoporosis usia tua atau
penggunaan steroid jangka panjang Contoh
klasik trauma yang menyebabkan fraktur
kompresi seperti jatuh dari ketinggian
dengan bokong terlebih dahulu Kecelakaan
mobil juga dapat menyebabkan dampak
serupa Mekanisme 1047298eksi-kompresi biasanya
menyebabkan fraktur kompresi denganbagian anterior mengecil (wedge-shaped )
dengan derajat kerusakan bagian tengah dan
posterior yang bervariasi Medula spinalis
segmen torakal lebih sering mengalami
cedera karena merupakan segmen yang
paling panjang dibandingkan segmen
lainnya dan juga karena kanalis spinalisnya
yang lebih sempit dengan vaskularisasi
yang tentatif Diagnosis ditegakkan dengan
temuan klinis dan adanya riwayat trauma
yang bermakna dikombinasikan dengan ada
tidaknya faktor risiko seperti osteoporosis
atau usia tua
Pada negara dengan insidens bruselosis
cukup tinggi spondilitis bruselosis
merupakan diagnosis diferensial yang utama
Demam keringat dingin dan nyeri sendi
adalah gejala yang lebih sering ditemukan
pada spondilitis bruselosis sementara
gangguan neurologis dan deformitas lebih
banyak ditemukan pada spondilitis TB
Sakroiliitis dan diskitis lebih sering didapat-
kan pada pasien spondilitis bruselosis35
Tabel 1 Klasi1047297kasi Pottrsquos paraplegia37
Stadium Gambaran Klinis
I Tidak terdeteksi terabaikan
(negligible)
Pasien tidak sadar akan gangguan neurologis klinisi menemukan adanya klonus
pada ekstensor plantaris dan pergelangan kaki
II Ringan Pasien menyadari adanya gangguan neurologis tetapi masih mampu berjalan
dengan bantuan
III Moderat Tidak dapat berpindah tempat (non-ambulatorik) karena kelumpuhan (dalam
posisi ekstensi) dan de1047297sit sensorik di bawah 50 persen
IV Berat Stadium III + kelumpuhan dalam posisi 1047298eksi de1047297sit sensorik di atas 50 persen
dan gangguan s1047297ngter
Tabel 2 Klasi1047297kasi klinikoradiologis37
Stadium Gambaran klinikoradiologis Durasi
perjalanan
penyakit
I Pre-destruktif Kurvatura lurus spasme otot perivertebral hiperemia tampak pada skintigra1047297 MRI
menunjuk kan edema sumsum tulang
lt 3 bulan
II Destruktif awal Penyempitan ruang diskus erosi paradiskal MRI memperlihatkan edema dan
kerusakan korteks vertebra CT scan menunjukkan erosi marginal dan kavitasi
2ndash4 bulan
III Kifosis ringan 2ndash3 vertebra terkena (angulasi 10ordmndash30ordm) 3ndash9 bulan
IV Kifosis moderat gt3 vertebra terkena (angulasi 30ordmndash60ordm) 6ndash24 bulan
V Kifosis berat gt3 vertebra (angulasi gt60ordm) gt2 tahun
Tabel 3 Klasi1047297kasi Gulhane Askeri Tip Akademisi (GATA) untuk spondilitis TB
Tipe Lesi Penatalaksanaan Contoh
IA Lesi vertebra dan degenerasi
diskus 1 segmen tanpa kolaps
abses ataupun de1047297sit neurologis
Biopsi perkutan dan
kemoterapi
IB Adanya cold abscess degenerasi
diskus 1 atau lebih tanpa kolaps
ataupun de1047297sit neurologis
Drainase abses dan
debridemen anterior posterior
II Kolaps vertebra
Cold abscess
Kifosis
Deformitas stabil dengan tanpa
de1047297sit neurologis
Angulasi sagital lt 20ordm
debridemen dan fusi1
anterior
dekompresi jika terdapat2
de1047297sit neurologis
tandur strut kortikal untuk3
fusi
II I Kolaps vertebra berat
Cold abscess
Kifosis berat
Deformitas tidak stabil dengan
tanpa de1047297sit neurologis
Angulasi sagital ge 20ordm
Penatalaksaan no II
+ instrumentasi anterior
posterior
Diadaptasi dari Oguz E Sehirlioglu A Altinmakas M Ozturk C Komurcu M Solakoglu C Vaccaro AR A new classi1047297cation and
guide for surgical treatment of spinal tuberculosis38
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 713
667CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis diferensial lainnya yang perlu
dipertimbangkan antara lain spondilitis
jamur yang dapat ditemukan pada pasien-
pasien dengan inkompetensi imun36 mielitis
transversa sarkoidosis dan reumatoid artritis9
KLASIFIKASI
Klasi1047297kasi spondilitis TB telah dilakukan
beberapa pihak dengan tujuan untuk
menentukan deskripsi keparahan penyakit
prognosis dan tatalaksana
Klasi1047297kasi Pottrsquos paraplegia disusun untuk
mempermudah komunikasi antar klinisi
dan mempermudah deskripsi keparahan
gejala klinis pasien spondilitis TB Klasi1047297kasi
klinikoradiologis untuk memperkirakan durasi
perjalan penyakit berdasarkan temuan klinis
dan temuan radiologis pasien
Klasi1047297kasi menurut Gulhane Askeri Tip
Akademisi (GATA) baru-baru ini telah disusun
untuk menentukan terapi yang dianggap
paling baik untuk pasien yang bersangkutan
Sistem klasi1047297kasi ini dibuat berdasarkan kriteria
klinis dan radiologis antara lain formasi abses
degenerasi diskus kolaps vertebra kifosis
angulasi sagital instabilitas vertebra dan
gejala neurologis membagi spondilitis TB
menjadi tiga tipe (I II dan III)38
Untuk menilai derajat keparahan memantauperbaikan klinis dan memprediksi prognosis
pasien spondilitis TB dengan cedera medula
spinalis dapat digunakan klasi1047297kasi American
Spinal Injury Association ( ASIA) impairment
scale Sistem ini adalah pembaruan dari sistem
klasi1047297kasi Frankel dan telah diterima secara
luas ASIA impairment scale membagi cedera
medula spinalis menjadi 5 tipe (A cedera
medula spinalis komplit B ndash D cedera medula
spinalis inkomplit E normal) (tabel 4)39
Hasil penelitian tentang prognosis pasien
dengan cedera medula spinalis menyatakan
bahwa pasien dengan cedera medula spinalis
ASIA A hanya memiliki paling tinggi lima
persen kemungkinan menjadi ASIA D 20 ndash
50 persen pada ASIA B untuk menjadi ASIA D
dalam 1 tahun 60 ndash 75 persen pada ASIA C
untuk menjadi ASIA D dalam 1 tahun40
PENATALAKSANAAN
Sebelum ditemukannya OAT yang efektif
penganganan spondilitis TB hanya dengan
metode imobilisasi yaitu tirah baring dan
korsetbidai Mortalitas dan angka relaps
sangat tinggi saat itu1
Sekarang penanganan spondilitis TB
secara umum dibagi menjadi dua bagian
yang berjalan dapat secara bersamaan
medikamentosa dan pembedahan
Terapi medikamentosa lebih diutamakan
sedangkan terapi pembedahan melengkapi
terapi medikamentosa dan disesuaikan
dengan keadaan individual tiap pasien Pasien
spondilitis TB pada umumnya bisa diobati
secara rawat jalan kecuali diperlukan tindakan
bedah dan tergantung pada stabilitas keadaan
pasien Tujuan penatalaksanaan spondilitis
TB adalah untuk mengeradikasi kuman TB
mencegah dan mengobati de1047297sit neurologis
serta memperbaiki kifosis9
Parthasarathy dkk melakukan penelitian pada
235 pasien spondilitis TB tanpa paraplegia
dengan tujuan membandingkan efektivitas
kemoterapi OAT dan intervensi bedah
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
pada fase awal terapi medikamentosa
memberikan hasil yang lebih memuaskan
dibandingkan terapi bedah Namun ketika
deformitas kifosis telah melanjut terapi
medikamentosa justru tidak begitu berguna
Terapi OAT selama 9 bulan memberikanangka remisi yang lebih baik (hingga 99
persen) dibandingkan terapi OAT selama 6
bulan41
Untuk mempermudah klinisi menentukan
tindakan yang cocok untuk pasien dapat
digunakan klasi1047297kasi GATA38 Namun
penulis menyarankan untuk menatalaksana
pasien secara individual dan juga
mempertimbangkan keahlian ahli bedah
serta ketersediaan fasilitas rumah sakit
1 Medikamentosa
Spondilitis TB dapat diobati secara sempurna
hanya dengan OAT saja hanya jika diagnosis
ditegakkan awal dimana destruksi tulang
dan deformitas masih minimal83742 Seperti
pada terapi TB pada umumnya terapi infeksi
spondilitis TB adalah multidrug therapy
Secara umum regimen OAT yang digunakan
pada TB paru dapat pula digunakan pada
TB ekstraparu namun rekomendasi durasi
pemberian OAT pada TB ekstraparu hingga
saat ini masih belum konsisten antarahli
Tabel 5 Dosis Rekomendasi OAT pada anak (di bawah 12 tahun) dan dewasa43
Obat
Dosis mgkgBB (dosis maksimum)
Harian Dua kali seminggu Tiga kali seminggu
Anak Dewasa Anak Dewasa Anak Dewasa
INH 10ndash20 5 20ndash40 15 20ndash40 15
RIF 10ndash20 10 10ndash20 10 10ndash20 10
PRZ 15ndash30 15ndash30 50ndash70 50ndash70 50ndash70 50ndash70
ETB 15ndash25 15ndash25 50 50 25ndash30 25ndash30
SM 20ndash40 12ndash18 25ndash30 25ndash30 25ndash30 25ndash30
INH isoniazid RIF rifampisin PRZ pirazinamid ETB etambutol SM streptomisinDosis berdasarkan berat badan harus
disesuaikan pertambahan berat badan Semua pasien yang menerima dosis intermiten harus dipantau langsung terapinya
PRZ dan SM tidak dipakai pada wanita hamil ETB tidak disarankan untuk pasien anak karena sulit diobservasi fungsi
visualnya
Tabel 4 ASIA Impairment Scale 39
Stadium Gambaran neurologis
A Complete Tidak ada fungsi motorik atau sensorik yang utuh pada segmen S4-5
B Incomplete Fungsi sensorik utuh fungsi motorik tidak utuh di bawah segmen lesi neurologis dan segmen S4-5
C Incomplete Fungsi motorik masih utuh di bawah segmen lesi neurologis dan lebih dari separuh otot kunci di bawah
segmen lesi neurologis setidaknya memiliki kekuatan motorik di bawah 3
D Incomplete Sama seperti C namun dengan kekuatan motorik di atas 3
E Normal Fungsi motorik dan sensorik normal
Sindrom Klinis Sindrom Brown Sequard Sindrom Kauda Ekuina Sindrom Medula anterior Sindrom Medula Sentral
Sindrom Konus Medularis
Otot-otot kunci yang dimaksud antara lain 1047298eksi siku (C5) ekstensi tangan (C6) ekstensi siku (C7) ekstensi jari tangan (C8)
abduksi kelingking (T1) 1047298eksi tungkai (L2) ekstensi lutut (L3) dorso1047298eksi kaki (L4) ekstensi ibu jari kaki (L5) plantar1047298eksi kaki
(S1) Pemeriksaan segmen S4 ndash 5 adalah dengan menilai kontraksi s1047297nger ani volunter dan dan sensasi perianal
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 813
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013668
TINJAUAN PUSTAKA
World Health Organization (WHO)
menyarankan kemoterapi diberikan
setidaknya selama 6 bulan43 British Medical
Research Council menyarankan bahwa
spondilitis TB torakolumbal harus diberikan
kemoterapi OAT selama 6 ndash 9 bulan2 Untuk
pasien dengan lesi vertebra multipel tingkat
servikal dan dengan de1047297sit neurologis
belum dapat dievaluasi namun beberapa
ahli menyarankan durasi kemoterapi selama
9ndash12 bulan2
The Medical Research Council Committee
for Research for Tuberculosis in the Tropics
menyatakan bahwa isoniazid dan rifampisin
harus selalu diberikan selama masa
pengobatan9 Selama dua bulan pertama
(fase inisial) obat-obat tersebut dapat
dikombinasikan dengan pirazinamidetambutol dan streptomisin sebagai obat lini
pertama Hal ini senada dengan penelitian
Karaeminogullari dkk 19 yang mengobati
pasien spondilitis TB lumbal dengan rifampisin
dan insoniazid saja selama 9 bulan dengan
hasil yang memuaskan
Obat lini kedua diberikan hanya pada kasus
resisten pengobatan Yang termasuk sebagai
OAT lini kedua antara lain levo1047298oksasin
moksi1047298oksasin etionamid tiasetazon
kanamisin kapreomisin amikasin sikloserin
klaritomisin dan lain-lain
Adakalanya kuman TB kebal terhadap
berbagai macam OAT Multidrug resistance TB
(MDR-TB) dide1047297nisikan sebagai basil TB yang
resisten terhadap isoniazid dan rifampisin44
Spondilitis MDR-TB adalah penyakit yang
agresif karena tidak dapat hanya diterapi
dengan pengobatan OAT baku Regimen
untuk MDR-TB harus disesuaikan dengan
hasil kultur abses Perbaikan klinis umumnya
bisa didapatkan dalam 3 bulan jika terapi
berhasil44 Adapula rekomendasi terbaru
untuk penganganan MDR-TB yaitu dengan
kombinasi 5 obat antara lain 1) salah satu
dari OAT lini pertama yang diketahui sensitif
melalui hasil kultur resistensi 2) OAT injeksi
untuk periode minimal selama 6 bulan
3) kuinolon 4) sikloserin atau etionamid
5) antibiotik lainnya seperti amoksisilin
klavulanat dan klofazimin Durasi pemberian
OAT setidaknya selama 18ndash24 bulan45
The United States Centers for Disease Control
merekomendasikan pengobatan spondilitis
TB pada bayi dan anak-anak setidaknya harus
selama 12 bulan43 Durasi kemoterapi pada
pasien imunode1047297siensi sama pada pasien
tanpa imunode1047297siensi Namun adapula
sumber yang mengatakan durasinya harus
diperpanjang43 Kemoterapi pada pasien
dengan HIV positif harus disesuaikan dan
memerhatikan interaksi OAT dan obat anti-
retroviral Zidovudin dapat meningkatkan
efek toksik OAT Didanosin harus diberikan
selang 1 jam dengan OAT karena bersifat
penyanggah antasida11
Perhimpuna Dokter Paru Indonesia telah
merumuskan regimen terapi OAT untuk
pasien TB11 Untuk kategori I yaitu kasus baru
TB paru kasus baru dengan TB ekstraparu
termasuk TB spinal diberikan 2 HRZE (HRZS)
fase inisial dilanjutkan 4HR fase lanjutan atau2HRZE(HRZS) fase inisial dilanjutkan 4H3R3
fase lanjutan atau 2RHZE(HRZS) fase inisial
dilanjutkan 6HE fase lanjutan Pemberian
regimen bisa diperpanjang sesuai dengan
respons klinis penderita Sedangkan untuk
kategori II yaitu kasus gagal pengobatan
relaps drop-out diberikan 2RHZES fase
inisial dilanjutkan 5HRE fase lanjutan atau
2HRZES fase inisial dilanjutkan 5H3R3E3 fase
lanjutan1143
Deksametason jangka pendek dapat
digunakan pada kasus dengan de1047297sitneurologis yang akut untuk mencegah syok
spinal Namun belum ada studi yang menguji
efektivitasnya pada kasus spondilitis TB9
Pemberian bisfosfonat intravena bersamaan
dengan kemoterapi OAT telah dicoba pada
beberapa pasien dan dikatakan dapat
meningkatkan proses perbaikan tulang
Nerindronat 100 mg pada pemberian
pertama dan 25 mg setiap bulan berikutnya
selama 2 tahun telah diujicobakan dengan
hasil yang memuaskan Nerindronat di-
sebutkan dapat menghambat aktivitas
resorpsi osteoklas dan menstimulasi aktivitas
osteoblas Namun studi ini masih terbatas
pada satu pasien dan perlu dievaluasi lebih
lanjut46
Terapi medikamentosa dikatakan gagal jika
dalam 3ndash4 minggu nyeri dan atau de1047297sit
neurologis masih belum menunjukkan
perbaikan setelah pemberian OAT yang
sesuai dengan atau tanpa imobilisasi atau
tirah baring47
2 Pembedahan
Dengan berkembangnya penggunaan
OAT yang efektif terapi pembedahan relatif
ditinggalkan sebagai penatalaksanaan utama
pada spondilitis TB Pilihan teknik bedah tulang
belakang pada spondilitis sangat bervariasi
namun pendekatan tindakan bedah yang baku
dan empiris masih belum ada Setiap kasus harus
dinilai keadaanya secara individual Pada pasien
yang direncanakan dioperasi kemoterapi tetap
harus diberikan minimal 10 hari sebelum
operasi OAT harus sudah diberikan41 Kategori
regimen OAT yang diberikan disesuaikan jenis
kasus yang ada dan dilanjutkan sesuai kategori
masing-masing811
Tindakan bedah yang dapat dilakukan
pada spondilitis TB meliputi drainase abses
debridemen radikal penyisipan tandurtulang artrodesisfusi penyisipan tandur
tulang dengan atau tanpa instrumentasi
1047297ksasi baik secara anterior maupun posterior
dan osteotomi
a Indikasi dan Kontraindikasi
Pembedahan
Indikasi pembedahan pada spondilitis TB
secara umum sebagai berikut 1) de1047297sit
neurologis akut paraparesis atau paraplegia
2) deformitas tulang belakang yang tidak
stabil atau disertai nyeri dalam hal ini kifosis
progresif (30ordm untuk dewasa 15ordm untuk anak-anak) 3) tidak responsif kemoterapi selama
4 minggu 4) abses luas 5) biopsi perkutan
gagal untuk memberikan diagnosis414248 6)
nyeri berat karena kompresi abses47
Jika lesi di servikal intervensi bedah dilakukan
lebih awal mengingat potensi kecacatan yang
akan terjadi Jika mengikuti klasi1047297kasi GATA
yang telah dijelaskan diatas maka intervensi
bedah dilakukan pada pasien dengan GATA IB
hingga GATA III38 Sementara itu satu-satunya
kontraindikasi pembedahan pada pasien
spondilitis TB adalaha kegagalan jantung dan
paru Pada keadaan ini kegagalan jantung dan
paru harus ditangani terlebih dahulu untuk
menyelamatkan jiwa pasien1
b Pemilihan pendekatan pembedahan
tulang belakang
Pemilihan pendekatan pembedaan spondilitis
TB bergantung pada banyak hal Hal-hal ter-
sebut antara lain kemampuan dan pengalam-
an ahli bedah ketersediaan instrumen personel
anestesi dan komorbid pasien
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 913
669CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
Pendekatan secara anterior lebih sering
digunakan karena dapat mencapai abses
yang umumnya berada di anterior vertebra
Selain itu dengan pendekatan anterior ahli
bedah tidak perlu membuang memotong
bagian vertebra segmen posterior sehingga
vertebra relatif utuh Pendekatan anterior
juga baik digunakan jika diputuskan untuk
memasang tandur dari tulang iga sehingga
tidak perlu melakukan insisi di dua tempat42
Pendekatan anterior efektif untuk kasus
dengan de1047297sit neurologis lesi multi-level
atau abses yang luas14
Di sisi lain pendekatan anterior kurang baik
jika dilakukan pada spondilitis TB multi-level
dalam mengoreksi deformitas kifotik49 Pada
keadaan ini kombinasi dengan pendekatan
posterior untuk instrumentasi posteriordiperlukan baik melalui operasi tunggal
atau dua operasi47 Prosedur operasi tunggal
untuk dua pendekatan dapat dilakukan dan
ditujukan untuk mengurangi durasi operasi
dan mengurangi manipulasi tulang belakang
yang relatif tidak stabil47
Sementara itu pendekatan posterior lebih
diutamakan pada kasus dimana segmen
posterior vertebra lebih rusak daripada
segmen anterior kasus dimana thorakotomi
sangat berbahaya mengingat komorbiditas
seperti penyakit jantung paru42
Sumber lainmengatakan bahwa pendekatan posterior
lebih menguntungkan dari segi koreksi
kifosis dan pemasangan implan namun
sering tidak adekuat dalam melakukan
dekompresi medula spinalis debridemen
dan atau evakuasi abses49
Pendekatan secara anterolateral ekstrapleural
memberikan paparan lapangan kerja yang
baik secara anterior maupun posterior
memungkinkan dekompresi secara anterior
dan penyisipan tandur tulang secara anterior
posterior Teknik ini memiliki morbiditas
lebih rendah dibandingkan teknik lainnya
yang menggunakan dua kali pembedahan
namun teknik ini memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi50
c Pembedahan drainase abses
Setelah terjadi pembentukan abses (cold
abscess) dan degenerasi setidaknya dua
diskus maka drainase harus dilakukan Abses
dapat menekan medula spinalis sehingga
terjadi gangguan neurologis Tindakan
ini dapat mencegah progresi perburukan
gejala neurologis dan mencegah kolaps
vertebra38
Abses dapat terbentuk di tingkat manapun
sesuai fokus infeksi TB pada vertebra Pada
tingkat servikal abses dapat terjadi pada
rongga retrofaringeal dan segitiga posterior
leher Untuk abses retrofaringeal dapat
dilakukan pendekatan transoral sedangkan
pada segitiga posterior insisi dilakukan pada
margo posterior m sternokleidomastoideus
Pada tingkat torakal abses dapat dievakuasi
secara kostotransversektomi Drainase abses
lumbar paravertebral dilakukan lewat
insisi longitudinal dorsolateral Drainase
abses psoas pelvis dapat dilakukan melalui
segitiga Petit atau insisi Ludloff1
d Pembedahan debridemen dan
koreksi kifosis
Karena lesi TB spinal biasanya di bagian
anterior badan vertebra dekompresi
anterior sangat direkomendasikan banyak
ahli18 Instrumentasi kemudian dilakukan
untuk stabilisasi tulang belakang untuk
melindungi tandur anterior yang disisipkan
dan sekaligus untuk menjaga koreksi kifosis
Berikut akan dijelaskan berbagai macam
teknik pada pembedahan spondilitis TB
d1 Debridemen anterior dan fusitanpa instrumentasi
Debridemen anterior dan fusi tanpa
instrumentasi diseut juga dengan rdquoOperasi
Hongkongrdquo Pembedahan ini relatif mudah
dan memerlukan waktu yang singkat
Tindakan ini meliputi debridemen radikal
pendekatan anterior diikuti penyisipan
tandur tulang iga otogenik untuk koreksi
deformitas kifosis Namun teknik ini
tidak dapat digunakan untuk kasus yang
memerlukan rekonstruksi luas setidaknya
dua tingkat diskus47 Tingkat kegagalan fusi
dan migrasi tandur sangat tinggi sehingga
sering pasien memerlukan operasi kedua14
Penelitian oleh El-Deen dkk yang melakukan
reseksi anterior radikal diikuti fusi anterior
tanpa 1047297ksasi internal yang digantikan dengan
1047297ksasi eksternal ( plaster ja cket ) mendapatkan
hasil yang cukup memuaskan Namun salah
satu kerugiannya adalah durasi mobilisasi
pasien yang lebih lambat dibandingkan
dengan 1047297ksasi internal Meskipun begitu
metode ini bisa dipertimbangkan sebagai
alternatif yang memberikan hasil yang cukup
memuaskan51
d2 Debridemen anterior diikuti
dengan instrumentasi anterior atau
posterior
Banyak laporan penelitian yang mengatakan
bahwa metode ini menjanjikan hasil yang
baik Meskipun begitu variasi metode ini
sangat banyak dan sangat bergantung
pada kebiasaan dan keahlian ahli bedah
yang bersangkutan Instrumentasi sangat
direkomendasikan pada kasus yang
memerlukan debridemen radikal setidaknya
dua diskus dan satu badan vertebra47
Teknik ini adalah metode yang paling sering
dilakukan dan dikaji dalam penelitian
Benli dkk melakukan penelitian denganmelakukan reseksi radikal anterior dengan
fusi anterior dan instrumentasi anterior
pada 63 pasien spondilitis TB mendapatkan
bahwa cara ini memberikan hasil yang cukup
memuaskan Sebanyak 80 persen pasien
mengalami remisi neurologis secara lengkap
20 persen mengalami remisi inkomplit
Dengan tambahan instrumentasi anterior
kemungkinan koreksi kifosis meningkat
hingga 80 persen dan dapat membantu
menjaga hasil koreksi tersebut52
Pada penelitian prospektif oleh Cavusogludkk dilakukan debridemen anterior radikal
dekompresi dan fusi dengan menggunakan
instrumentasi anterior tandur alogenik tibia
pada 22 pasien spondilitis TB lebih dari satu
tingkat dan didapatkan hasil yang baik
Pada pasien-pasien tersebut ditemukan
adanya tanda-tanda fusi pada semua pasien
berkurangnya rasa nyeri perbaikan gejala
neurologis yang signi1047297kan yang dievaluasi
dengan ASIA ( American spinal Injury
Association ) impairment scale dan rata-rata
koreksi dari kifosis sebesar 74 persen53
Penelitan oleh Jain dkk 50 menyatakan
bahwa tindakan dekompresi anterior sangat
dianjurkan pada pasien spondilitis TB Pada
38 pasien dengan spondilitis TB dekompresi
anterior instrumentasi posterior dengan atau
tanpa koreksi kifosis dan fusi anteriorposterior
dilakukan dalam sekali pembedahan melalui
pendekatan anterolateral ekstrapleural Pasien
dioperasi dari posisi lateral kiri menggunakan
potongan T pada apeks kifosis Beberapa
tulang iga diangkat dan dekompresi anterior
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1013
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013670
TINJAUAN PUSTAKA
dilaksanakan kolumna posterior diperpendek
untuk mengoreksi kifosis jika perlu distabilisasi
denganHartshill rectangle dan sublaminar wire
Kemudian penyisipan tandur tulang anterior
posterior dilakukan Nilai rata-rata kifosis pre-
operatif sebesar 4908ordm dan nilai rata-rata
kifosis post-operatif sebesar 25o Sebanyak
37 pasien mengalami resolusi sempurna dari
de1047297sit neurologis dalam waktu 11 ndash 74 bulan
Fusi spinal terbentuk dalam empat bulan
untuk satu badan vertebra dan delapan
bulan untuk dua badan vertebra
d3 Dekompresi transpedikular
Pendekatan transpedikular memungkinkan
akses anterior dan posterior melalui insisi
tunggal Teknik ini dikatakan tidak cukup
baik untuk kasus dengan destruksi vertebra
yang luas dimana diperlukan debridemenanterior luas dan rekonstruksi dengan tandur
tulang14
d4 Pembedahan dengan
pendekatan posterior saja
Pada kasus tertentu pendekatan posterior saja
dapat digunakan untuk mengangani pasien
spondilitis TB Pembedahan ini termasuk fusi
dan instrumentasi posterior operasi tunggal
tanpa debridemen anterior Teknik ini banyak
bergantung pada pemberian OAT untuk
mengeradikasi lesi spondilitis TB Teknik ini
tidak dapat digunakan pada kasus dengande1047297sit neurologis abses di bagian anterior
atau lesi di banyak tingkat14
d5 Osteotomi dan reseksi
kolumna vertebra
Jika telah terjadi deformitas kifotik yang sangat
kaku dan tajam harus dilakukan osteotomi
untuk meningkatkan 1047298eksibilitas vertebra
Osteotomi dekanselasi transpedikular
dapat mengoreksi deformitas kifotik hingga
20ndash30 persen pada satu tingkat Namun
tindakan ini memiliki angka komplikasi yang
tinggi termasuk perdarahan dan gangguan
neurologis Teknik ini dapat dilakukan dari
anterior dan posterior
Wang dkk melaporkan penelitian pada
sembilan pasien dengan spondilitis TB
dengan kifosis hingga 90o dengan tektik
osteotomi transpedikularegg-shell dan reseksi
kolumna vertebra multi-level Seluruh pasien
mengalami fusi dan perbaikan neurologis
dengan koreksi rata-rata kifosis 100o menjadi
16o54
e Pembedahan pada kasus non-
contiguous (skipping lesion)
Penelitian oleh Zhang dkk menyimpulkan
bahwa spondilitis TB non-contiguous multi-
level dapat ditatalaksana dengan adekuat
dengan metode operasi tunggal pendekatan
posterior transforaminal debridemen
thorasik dekompresi minimal fusi vertebra
dan instrumentasi posterior (modi1047297kasi TTIF
ndashTransforaminal Thoracic Interbody Fusion)
Metode ini meliputi reseksi sebagian korpus
vertebra sendi faset prosesus transversus dan
iga kemudian tandur tulang disisipkan pada
defek reseksi dan terakhir dipasang implan
posterior55
Kekurangan dari modi1047297kasi TTIF adalah 1)
terdapat risiko kompresi medula spinalis 2)
debridemen anterolateral sulit dilakukannamun dengan pemberian OAT dapat
mengkompensasi hal ini Cara ini tidak dapat
dipakai pada keadaan dimana abses luas
terbentuk di anterior korpus55
f Pembedahan invasif minimal
Tindakan bedah invasif minimal mulai
menjadi trend dalam segala bidang
pembedahan termasuk pembedahan tulang
belakang Pembedahan ini menjanjikan
morbiditas yang lebih rendah waktu rawat
yang lebih singkat dan nyeri pasca-operasi
yang lebih ringan Tidak semua operatormenguasai teknik ini karena memerlukan
keahlian tersendiri
Belum banyak ahli bedah tulang yang
melakukan pembedahan invasif minimal pada
pasien spondilitis TB Sejauh yang penulis
ketahui terdapat dua jenis pembedahan
invasif minimal yang telah dikaji hasilnya
yaitu 1) fusi dan debridemen anterior dengan
video-assisted thoracoscopic surgery (VATS)
dan 2) pemasangan pedicle screw posterior
secara invasif minimal diikuti fusi dan
debridemen posterolateral mini -open Kedua
teknik ini dapat menghasilkan fusi vertebra
yang adekuat disertai dengan perbaikan
postur fungsional dan neurologis yang
memuaskan56
g Pilihan tandur tulang
Tandur tulang yang dapat digunakan pada
penatalaksanaan bedah spondilitis TB adalah
tandur krista iliaka tandur iga tandur tibia
tandur 1047297bula hingga tandur humerus baik
otogenik ataupun alogenik Tandur krista il iaka
trikortikal adalah pilihan utama untuk seluruh
tingkat vertebra karena tingginya yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan Namun
khusus untuk operasi daerah torakal tandur
iga otogenik juga dapat digunakan Tandur
1047297bula tibia dan humerus digunakan pada
keadaan dimana defek debridemen terlalu
luas untuk ditutup oleh krista iliaka atau iga
tidak cukup panjang1
h Pembedahan pada Pasien Anak
Pada anak-anak meskipun lesi akibat
spondilitis TB dapat sembuh dengan terapi
non-operatif namun kifosis cenderung terus
bertambah seiring dengan berjalannya
pertumbuhan oleh karena itu perlu
dilakukan koreksi kifosis secara cepat dan
stabilisasi vertebra pada fase aktif penyakit1557
Penatalaksanaan spondilitis TB anak harussecara agresif Koreksi deformitas tulang
belakang pada pasien anak adalah imperatif
Angulasi 15o saja cukup untuk menyebabkan
gangguan pertumbuhan tinggi42
Pertumbuhan vertebra setelah pemasangan
instrumen pada anak-anak post-operasi
koreksi kifosis telah dipelajari dan dievaluasi
Pertumbuhan unit vertebra setelah
pemasangan 1047297ksasi internal vertebra
tidak memiliki perbedaan yang signi1047297kan
dibanding vetebra yang intak Di sisi lain
ditemukan adanya pertumbuhan kolumnaanterior sehingga membentuk sudut lordosis
yang dapat mengkoreksi kifosis secara
sendirinya saat pertumbuhan berlangsung
Dilaporkan juga bahwa dalam 2 tahun dapat
terjadi kompresi implan terhadap diskus yang
berpotensi menimbulkan degenerasi diksus
intervertebralis57
i Pembedahan pada Pasien Lansia
Pada pasien lansia perlu dipertimbangkan
status nutrisi komorbiditas yang ada sebelum
naik ke meja operasi Kondisi vertebra yang
relatif osteoporotik umumnya tidak mampu
menahan instrumen yang dipasang di bagian
anterior Untuk didapatkan koreksi kifosis
dan stabilisasi spinal yang baik diperlukan
stabilisasi posterior dengan instrumentasi
segmental panjang Pemberian anti-
osteoporosis pre-operatif diperlukan untuk
meningkatkan angka fusi dan stabilisasi
vertebra oleh instrumen58
Pilihan tandur yang baik adalah tandur
alogenik mengingat sebagian besar pasien
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1113
671CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
lansia telah mengalami osteoporosis Pen-
dekatan bedah yang dapat memberikan waktu
operasi lebih singkat sangat direkomendasikan
mengingat toleransi pasien lansia yang lebih
rendah terhadap operasi Pendekatan posterior
operasi tunggal direkomendasikan oleh Zhang
dkk jika memang pendekatan anterior tidak
dibutuhkan sekali Penelitian Zhang dkk
mengungkapkan bahwa pendekatan posterior
operasi tunggal memiliki angka komplikasi
yang lebih rendah58
3 Imobilisasi Pasca-operasi
Imobilisasi yang singkat akan mengurangi
morbiditas pasien Dengan instrumentasi
kebutuhan imobilisasi semakin berkurang
sehingga pasien dapat cepat mencapai
status ambulatorik Jenis imobilisasi spinal
tergantung pada tingkat lesi Pada daerahservikal dapat diimobilisasi dengan jaket
Minerva pada daerah vertebra torakal
torakolumbal dan lumbal bagian atas dapat
diimobilisasi menggunakan body cast jacket
Sedangkan pada lumbal bawah lumbosakral
dan sakral dilakukan imobilisasi dengan body
jacket atau korset dari gips yang disertai
dengan 1047297ksasi salah satu sisi panggul12
a Tirah baring Imobilisasi dan
Fisioterapi
Terapi pada penderita spondilitis TB dapat
pula berupa tirah baring disertai denganpemberian kemoterapi dengan atau tanpa
imobilisasi Tindakan ini biasanya dilakukan
pada penyakit yang telah lanjut atau bila tidak
tersedia keterampilan dan fasilitas yang cukup
untuk melakukan operasi tulang belakang
atau bila terdapat permasalahan teknik
operasi yang dianggap terlalu berbahaya
Jenis imobilisasi yang dilakukan sama dengan
imobilisasi pasca-operasi yang telah dijelaskan
sebelumnya Imobilisasi dilakukan setidaknya
selama enam bulan12
Tirah baring diikuti dengan pemakaian gips
untuk melindungi tulang belakang pada
posisi ekstensi terutama pada keadaan akut
atau fase aktif Pemasangan gips ini ditujukan
untuk imobilisasi spinal mengurangi kompresi
medula spinalis dan progresi deformitas
lebih lanjut Istirahat di tempat tidur dapat
berlangsung hingga empat minggu Alwali
dkk melaporkan bahwa imobilisasi dengan
custom-made spinal jacket bersamaan dengan
kemoterapi dapat menjadi alternatif jika
tindakan bedah tidak bisa dilakukan29
Fisioterapi diperlukan sepanjang ditemukan
adanya gangguan fungsional Dalam hal
ini gangguan fungsional dikaitkan dengan
cedera medula spinalis yang menimbulkan
kelumpuhan motorik sensorik dan autonom
Intervensi 1047297sioterapi yang diberikan
disesuaikan dengan modalitas yang
terganggu
Paraplegia yang mengharuskan pasien
untuk terus duduk atau tidur berpotensi
menyebabkan ulkus dekubitus Maka dari itu
posisi baring harus sering diganti Selain itu
pemeriksaan kulit secara menyeluruh harus
rutin dilakukan Pasien dengan gangguan
defekasi dan berkemih dapat dibantu dengan
kateterisasi intermiten dan evakuasi feses setiap
hari Mobilisasi dengan kursi roda (wheelchair )
dianjurkan setidaknya 10 hari setelah dimulaipengobatan Jika pasien sudah stabil dapat
rencanakan untuk pelatihan kemandirian
kemampuan sosial dan melakukan aktivitas
sehari-hari dan berikutnya dapat diberikan
pelatihan vokasional
Studi prospektif pada pasien spodilitis TB yang
diterapi secara medikamentosa atau bedah
direhabilitasi mulai dari masa pre-operasi
hingga 6 bulan pasca-operasi dekompresi dan
fusi spinal membuktikan bahwa 1047297sioterapi
mampu meningkatkan kualitas hidup pasien
spondilitis TB terlebih jika dikombinasidengan terapi kuratif yang adekuat Terapi
motorik yang dilakukan antara lain difokuskan
pada otot dada perut tungkai bawah
batang tubuh dan ekstensor sakrospinal Skor
Modi1047297ed Barthel Index (MBI) meningkat secara
bermakna dimana pada saat permulaan hanya
106 persen pasien termasuk dalam kategori
mandiri dan pada akhir studi 702 persen
pasien termasuk dalam kategori mandiri59
PROGNOSIS
Prognosis pasien spondilitis TB dipengaruhi
oleh 1) usia 2) deformitas kifotik 3) letak
lesi 4) de1047297sit neurologis 5) diagnosis dini
6) kemoterapi 7) fusi spinal 8) komorbid 9)
tingkat edukasi dan sosioekonomi
Usia muda dikaitkan dengan prognosis
yang lebih baik12 Namun Parthasarathy
dkk 41 menyimpulkan bahwa pada pasien
usia dibawah 15 tahun dan dengan kifosis
lebih dari 30o cenderung tidak responsif
terhadap pengobatan Kifosis berat selain
memperburuk estetika dapat mengurangi
kemampuan bernafas Diagnosis dini
sebelum terjadi destruksi badan vertebra
yang nyata dikombinasi dengan kemoterapi
yang adekuat menjanjikan pemulihan
yang sempurna pada semua kasus Adanya
resistensi terhadap OAT memperburuk
prognosis spondilitis TB Komorbid lain
seperti AIDS berkaitan dengan prognosis
yang buruk Penelitian lain di Nigeria22
mengatakan bahwa tingkat edukasi pasien
mempengaruhi motivasi pasien untuk datang
berobat Pasien dengan tingkat edukasi yang
rendah cenderung malas datang berobat
sebelum muncul gejala yang lebih berat
seperti paraplegia
SIMPULAN
Infeksi spinal oleh tuberkulosis diperkirakan
sekitar satu hingga lima persen penderitatuberkulosis Spondilitis TB berpotensi
menyebabkan morbiditas serius yaitu
kelumpuhan dan deformitas tulang belakang
yang hebat Diagnosis dini spondilitis TB masih
terbatas Keterlambatan diagnosis masih
sering ditemukan dan mampu menyebabkan
perburukan kualitas hidup penderita MRI
sampai saat ini merupakan sarana pembantu
penegakan diagnosis yang paling baik
sekaligus menyingkirkan diagnosis banding
lainnya Namun jika fasilitas tidak memadai
CT scan sinar-X dan pencitraan lainnya dapat
membantu
Baku emas untuk diagnosis pasti tetap
menggunakan pemeriksaan histologis dan
mikrobiologis dari spesimen biopsi lesi TB
Namun pemeriksaan terbaru seperti PCR dapat
membantu tentunya harus dikorelasikan
dengan klinis dan pemeriksaan lainnya
Kemoterapi OAT adalah pilihan pengobatan
awal yang terbaik terbukti paling efektif
hingga saat ini Terapi pembedahan relatif
ditinggalkan sebagai pilihan pengobatan
yang utama Pembedahan dilakukan hanya
dengan indikasi-indikasi tertentu Namun
karena diagnosis dini spondilitis TB yang sulit
maka pembedahan tetap masih merupakan
penatalaksanaan yang umum Variasi teknik
pembedahan sangat banyak dan belum ada
teknik yang baku yang dianggap paling efektif
mengoreksi de1047297sit neurologis dan deformitas
Penatalaksanaan secara holistik harus dinilai
setiap pasien secara individual dan kembali
lagi disesuaikan dengan kemampuan tim
medis yang ada
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1213
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013672
TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1 Camillo FX Infections of the Spine Canale ST Beaty JH ed Campbellrsquos Operative Orthopaedics edisi ke-11 2008 vol 2 hal 2237
2 Cormican L Hammal R Messenger J Milburn HJ Current diffi culties in the diagnosis and management of spinal tuberculosis Postgrad Med J 2006 82 46-51
3 Sinan T Al-Khawari H Ismail M Bennakhi A Sheikh M Spinal tuberculosis CT and MRI feature Ann Saudi Med 2004 24 437-41
4 WHO Global tuberculosis control - epidemiology strategy 1047297nancing WHO Report 2005 WHOHTMTB2005411
5 Agarwal P Rathi P Verma R Pradhan CG Tuberculous spondilitis `Global lesionrsquo Special issues on Tuberculosis Bombay Hospital Journal 1999
6 Leibert E Haralambou G Tuberculosis In Rom WN and Garay S eds Spinal tuberculosis Lippincott Williams and Wilkins 2004565-77
7 Ozol D Koktener A Uyar ME Active pulmonary tuberculosis with vertebra and rib involvement case report South Med J 2006 99 171-3
8 Agrawal V Patgaonkar PR Nagariya SP Tuberculosis of Spine Journal of Craniovertebral Junction and Spine 2010 1 14
9 Infectious and noninfectious in1047298ammatory disease affecting the spine Dalam Byrne TN Benzel EC Waxman SG Disease of the Spine and Spinal Cord Oxford University Press Inc 2000
c 9 h325 ndash 335
10 Albar Z Medical treatment of Spinal Tuberculosis Cermin Dunia Kedokteran No 137 2002 29
11 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di IndonesiaGra1047297ka Jakarta 2006 hal 5
12 Vitriana Spondilitis Tuberkulosa Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK-UNPAD RSUP dr Hasan Sadikin FK-UI RSUPN dr Ciptomangunkusumo 2002
13 Australian Doctors International website Terserida pada URL httppoppyenochcomauadiv2picture_galleryphpid_gallery=7au
14 Issack PS Boachie-Adjei O Surgical Correction of kyphotic deformity in spinal tuberculosis International Orthopedics (SICOT) (2012) 36353ndash357 DOI 101007s00264-011-1292-9
15 Jain AK Dhammi IK Jain S Mishra P Kyphosis in spinal tuberculosis-Prevention and correction Indian J Orthop 2010 Apr-Jun 44(2) 127ndash136
16 Mason RJ Murray JF Broaddus VC Nadel JA Murray and Nadelrsquos Textbook of Resporatory Medicine 4th ed Pennsylvania Elsevier Saunders 2005
17 Wilson J MacDonald Current Orthopedics Elsevier Science 2003 hal 468
18 Polley P Dunn R Noncontiguous spinal tuberculosis incidence and management Eur Spine J (2009) 181096ndash1101
19 Karraeminogullari O Aydinli U Ozerdemoglu R Ozturk C Tuberculosis of the Lumbar Spine Outcomes after Combined Treatment of Two-drug Therapy and Surgery Orthopedics January
2007 Vol 30 No1
20 Papavramidis TS Papadopoulos VN Michalopoulos A Paramythiotis D Potsi S Raptou G Anterior chest wall tuberculous abscess a case report J Med Case Reports 2007 1 152
21 Li YW Fung YW A case of cervical tuberculous spondilitis an uncommon cause of neck pain Hong Kong j emerg med Vol 14(2) Apr 2007
22 Njoku CH Makusidi MA Ezunu EO Experiences in Management of Pottrsquos paraplegia and Paraparesis in Medical Wards of Usmanu Danfodiyo University Teaching Hospital Sokoto Nigeria
Annals of African Medicine Vol 6 No 1 2007 22 ndash 25
23 Savvidou C Triantopoulou Chatziioannou Papailiou et al A rare radiological appearance of lumbar tuberculous vertebral osteomyelitis Eur J Orthop Surg Traumatol (2010) 20313ndash316
DOI 101007s00590-009-0563-2
24 Ahn JS Lee JK Diagnosis and Treatment of Tuberculous Spondilitis and Pyogenic Spondilitis in Atypical Cases Asian Spine JournalVol 1 No 2 pp 75~79 2007
25 Pertuiset E Beaudreuil J Liote F et al Spinal tuberculosis in adults A study of 103 cases in a developed country 1980-1994 Medicine (Baltimore) Sep 199978(5)309-20
26 Teo EL Peh WC Imaging of tuberculosis of the spine Singapore Med J 2004 Vol 45(9) 439
27 Moesbar N Infeksi tuberkulosis pada tulang belakang Majalah Kedokteran Nusantara Sept 2006Vol39 No328 El- Fiky AM Surgical management of tuberculous spondilitis in adults Review in 20 cases Pan Arab J Otrh Traum Vol (2) No (2) ndash 195 ndash 201
29 Alwali ANA Spinal brace in tuberculosis of the spine Neurosciences 2003 Vol 8 (1) 17-22
30 Harada Y T Osamu Matsunaga N Magnetic Resonance Imaging Charasteristics of Tuberculous Spondylitis vs Pyogenic Spondylitis Clinical Imaging 32 (2008) 303ndash309
31 Jain AK Sreenivasan R Saini NS Kumar S et al Magnetic Resonance evaluation of tubercular lesion in spine International Orthopedics (SICOT) (2012) 36261ndash269
32 Hidalgo JA Pott Disease [Online] 2008 Aug 29 [cited 2009 Aug 27][17 screens] Available from URLhttpwwweMedicinecommedtopic
33 Muzaff ar T Shaifuzain AR Imran Y Noor Haslina MN Hematological changes in Tuberculous spondilitis patients at t he hospital universiti sains malaysia Southeast Asian J Trop Med Public
Health Vol 39 No 4 July 2008
34 Jung NY Jee WH Ha KY Park CK Byun JY Discrimination of Tuberculous Spondilitis from Pyogenic Spondilitis on MRI AJR182 June 2004 h 1405 ndash 1410
35 Kurtaran B Sarpel T Tasova Y Candevir A et al Brucellar and tuberculous spondylitis in 87 Adult patients a Descriptive and Comparative case series Infectous Diseases in Clinical Practice
May 2008 Vol16No3
36 Son JM Jee WH Jung CK Kim SI Ha KY Aspergillus Spondilitis involving the Cervico-Thoraco-Lumbar Spine in an Immunocompromised Patient a Case Report Korean J Radiol 8(5)
October 2007
37 Nataprawira HM Rahim AH Dewi MM Ismail Y Comparation Between Operative and Conservative Therapy in Spondylitiis Tuberculosis in Hasan Sadikin Hospital Bandung Maj Kedokt
Indon Vo60No7 (Jul 2010)
38 Oguz E Sehirlioglu A Altinmakas M Ozturk C Komurcu M Solakoglu C Vaccaro AR A new classi1047297cation and guide for surgical treatment of spinal tuberculosis International Orthopaedics
(SICOT) (2008) 32127ndash133
39 Young W Spinal Cord Injury levels and Classi1047297cation Page updated 03242009 Available from URLhttpwiseyoungwordpresscom20081219spinal-cord-injury-levels-and-
classi1047297cation
40 McKinley W Spinal Cord Injury Neurological examination Classi1047297cation and Prognosis Tersedia pada URLhttpwwwpmrvcuedupresentationsppsASIA_prespps
41 Parthasarathy R et al A comparison between ambulant treatment and radical surgery - ten-year report J Bone and Joint Surg 1999 81B 464-71
42 Kaptigau WM Koiri JB Kevau IH Rosenfeld JV Surgical Management of Spinal tuberculosis in Papua New Guinea PNG Med J 2007 Mar-Jun50(1-2)25-32
43 Hazra A Laha B Chemotherapy of Osteoarticular Tuberculosis Indian J Pharmacol February 2005 Vol 37 Issue 15-12
44 Cheri1047297 S Guillaume MP Peretz A Multidrug-resistant Tuberculosis Spondilitis Acta Clinica Belgica 2000 55-1
45 Li L Zhang Z Luo F Xu J et al Management of drug-resistant spinal tuberculosis with a combination of surgery and individualised chemotherapy a retrospective analysis of thirty-1047297ve
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1313
673CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
patients International Orthopaedics (SICOT) (2012) 36277ndash283
46 Quarta L Corrado A Melillo N Trotta A et al Combined Effect of Nerindronate and spesi1047297c antibiotic therapy in a case of tuberculous spondylodiscitis Rheumatol Int 2008495ndash498
47 Mak KC Cheung KMC Surgical treatment of acute TB spondylitis indications and outcomes Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2455-0 Publikasi online 16 August 2012
48 Jain AK Tuberculosis of the spine Clin Orthop Relat Res Jul 20074602-3
49 Qureshi MA Khalique AB Afzal W Pasha IF Aebi M Surgical Management of contiguous multilevel thoracolumbar tuberculous spondylitis Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2459-9
50 Jain AK Dhammi IK Prashad B Sinha S Mishra P Simultaneous anterior decompression and posterior instrumentation of the tuberculous spine using an anterolateral extrapleural
approach J Bone Joint Surg (Br) 2008 Nov 90(11)1477-81
51 El-deen MA Surgical management of Dorsolumber Tuberculous spondilitis in adults Pan Arab J Orth Trauma Vol (8) No (1) January 2004
52 Benli IT Acaroglu E Akalin S Kis M Dumar E Un A Anterior radical debridement and anterior instrumentation in Tuberculosis spondilitis Eur Spine J (2003)12 224ndash234
53 Cavusoglu H Kaya RA Turkmenoglu ON Tuncer C Colak I Aydin Y A long-term follw up study of anterior tibial allografting and istrumentation in the management of thoracolumbar
tuberculous spondilitis J Neurosurg spine 2008 830-38
54 Wang Y Zhang Y Zhang X et al Posterior only multilevel modi1047297ed vertebral column resection for extremely severe Pottrsquos kyphotic deformity Eur Spine J 18(10)1436ndash1441
55 Zhang H Lin M Shen K Ge L et al Surgical management fot multilevel noncontiguous thoracic spinal tuberculosis by single-stage posterior transforaminal thoracic debridement limited
decompression interbody fusion and posterior instrumentation (modi1047297ed TIFF) Arch Orthop Trauma Surg (2012) 132751ndash757 DOI 101007s00402-012-1473-z
56 Kandwal P Garg B Upendra BN Chowdhury B Jayaswal A Outcome of minimally invasive surgery in the management of tuberculous spondylitis Indian Journal of Orthopedics (March
2012) Vol 46 Issue 2
57 Pershin AA Mushkin AI Vertebral column growth in children after surgical correction of severe kyphosis in tuberculosis spondilitis Probl Tuberk Bolezn Legk2008(12)45-7
58 Zhang HQ Li JS Zhao SS Shao YX et al Surgical management for thoracic spinal tuberculosis in the elderly posterior only versus combined posterior and anterior approaches Arch
Orthop Trauma Surg DOI 101007s00402-012-1618-0 Published online 6 October 2012
60 Nas K Kemaloglu MS Ccedilevik R Ceviz A Necmioglu S Buumlkte Y The results of rehabilitation on motor and functional improvement of the spinal t uberculosis Joint Bone Spine Vol 71 Issue
4 July 2004 p 312-316
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 713
667CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis diferensial lainnya yang perlu
dipertimbangkan antara lain spondilitis
jamur yang dapat ditemukan pada pasien-
pasien dengan inkompetensi imun36 mielitis
transversa sarkoidosis dan reumatoid artritis9
KLASIFIKASI
Klasi1047297kasi spondilitis TB telah dilakukan
beberapa pihak dengan tujuan untuk
menentukan deskripsi keparahan penyakit
prognosis dan tatalaksana
Klasi1047297kasi Pottrsquos paraplegia disusun untuk
mempermudah komunikasi antar klinisi
dan mempermudah deskripsi keparahan
gejala klinis pasien spondilitis TB Klasi1047297kasi
klinikoradiologis untuk memperkirakan durasi
perjalan penyakit berdasarkan temuan klinis
dan temuan radiologis pasien
Klasi1047297kasi menurut Gulhane Askeri Tip
Akademisi (GATA) baru-baru ini telah disusun
untuk menentukan terapi yang dianggap
paling baik untuk pasien yang bersangkutan
Sistem klasi1047297kasi ini dibuat berdasarkan kriteria
klinis dan radiologis antara lain formasi abses
degenerasi diskus kolaps vertebra kifosis
angulasi sagital instabilitas vertebra dan
gejala neurologis membagi spondilitis TB
menjadi tiga tipe (I II dan III)38
Untuk menilai derajat keparahan memantauperbaikan klinis dan memprediksi prognosis
pasien spondilitis TB dengan cedera medula
spinalis dapat digunakan klasi1047297kasi American
Spinal Injury Association ( ASIA) impairment
scale Sistem ini adalah pembaruan dari sistem
klasi1047297kasi Frankel dan telah diterima secara
luas ASIA impairment scale membagi cedera
medula spinalis menjadi 5 tipe (A cedera
medula spinalis komplit B ndash D cedera medula
spinalis inkomplit E normal) (tabel 4)39
Hasil penelitian tentang prognosis pasien
dengan cedera medula spinalis menyatakan
bahwa pasien dengan cedera medula spinalis
ASIA A hanya memiliki paling tinggi lima
persen kemungkinan menjadi ASIA D 20 ndash
50 persen pada ASIA B untuk menjadi ASIA D
dalam 1 tahun 60 ndash 75 persen pada ASIA C
untuk menjadi ASIA D dalam 1 tahun40
PENATALAKSANAAN
Sebelum ditemukannya OAT yang efektif
penganganan spondilitis TB hanya dengan
metode imobilisasi yaitu tirah baring dan
korsetbidai Mortalitas dan angka relaps
sangat tinggi saat itu1
Sekarang penanganan spondilitis TB
secara umum dibagi menjadi dua bagian
yang berjalan dapat secara bersamaan
medikamentosa dan pembedahan
Terapi medikamentosa lebih diutamakan
sedangkan terapi pembedahan melengkapi
terapi medikamentosa dan disesuaikan
dengan keadaan individual tiap pasien Pasien
spondilitis TB pada umumnya bisa diobati
secara rawat jalan kecuali diperlukan tindakan
bedah dan tergantung pada stabilitas keadaan
pasien Tujuan penatalaksanaan spondilitis
TB adalah untuk mengeradikasi kuman TB
mencegah dan mengobati de1047297sit neurologis
serta memperbaiki kifosis9
Parthasarathy dkk melakukan penelitian pada
235 pasien spondilitis TB tanpa paraplegia
dengan tujuan membandingkan efektivitas
kemoterapi OAT dan intervensi bedah
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
pada fase awal terapi medikamentosa
memberikan hasil yang lebih memuaskan
dibandingkan terapi bedah Namun ketika
deformitas kifosis telah melanjut terapi
medikamentosa justru tidak begitu berguna
Terapi OAT selama 9 bulan memberikanangka remisi yang lebih baik (hingga 99
persen) dibandingkan terapi OAT selama 6
bulan41
Untuk mempermudah klinisi menentukan
tindakan yang cocok untuk pasien dapat
digunakan klasi1047297kasi GATA38 Namun
penulis menyarankan untuk menatalaksana
pasien secara individual dan juga
mempertimbangkan keahlian ahli bedah
serta ketersediaan fasilitas rumah sakit
1 Medikamentosa
Spondilitis TB dapat diobati secara sempurna
hanya dengan OAT saja hanya jika diagnosis
ditegakkan awal dimana destruksi tulang
dan deformitas masih minimal83742 Seperti
pada terapi TB pada umumnya terapi infeksi
spondilitis TB adalah multidrug therapy
Secara umum regimen OAT yang digunakan
pada TB paru dapat pula digunakan pada
TB ekstraparu namun rekomendasi durasi
pemberian OAT pada TB ekstraparu hingga
saat ini masih belum konsisten antarahli
Tabel 5 Dosis Rekomendasi OAT pada anak (di bawah 12 tahun) dan dewasa43
Obat
Dosis mgkgBB (dosis maksimum)
Harian Dua kali seminggu Tiga kali seminggu
Anak Dewasa Anak Dewasa Anak Dewasa
INH 10ndash20 5 20ndash40 15 20ndash40 15
RIF 10ndash20 10 10ndash20 10 10ndash20 10
PRZ 15ndash30 15ndash30 50ndash70 50ndash70 50ndash70 50ndash70
ETB 15ndash25 15ndash25 50 50 25ndash30 25ndash30
SM 20ndash40 12ndash18 25ndash30 25ndash30 25ndash30 25ndash30
INH isoniazid RIF rifampisin PRZ pirazinamid ETB etambutol SM streptomisinDosis berdasarkan berat badan harus
disesuaikan pertambahan berat badan Semua pasien yang menerima dosis intermiten harus dipantau langsung terapinya
PRZ dan SM tidak dipakai pada wanita hamil ETB tidak disarankan untuk pasien anak karena sulit diobservasi fungsi
visualnya
Tabel 4 ASIA Impairment Scale 39
Stadium Gambaran neurologis
A Complete Tidak ada fungsi motorik atau sensorik yang utuh pada segmen S4-5
B Incomplete Fungsi sensorik utuh fungsi motorik tidak utuh di bawah segmen lesi neurologis dan segmen S4-5
C Incomplete Fungsi motorik masih utuh di bawah segmen lesi neurologis dan lebih dari separuh otot kunci di bawah
segmen lesi neurologis setidaknya memiliki kekuatan motorik di bawah 3
D Incomplete Sama seperti C namun dengan kekuatan motorik di atas 3
E Normal Fungsi motorik dan sensorik normal
Sindrom Klinis Sindrom Brown Sequard Sindrom Kauda Ekuina Sindrom Medula anterior Sindrom Medula Sentral
Sindrom Konus Medularis
Otot-otot kunci yang dimaksud antara lain 1047298eksi siku (C5) ekstensi tangan (C6) ekstensi siku (C7) ekstensi jari tangan (C8)
abduksi kelingking (T1) 1047298eksi tungkai (L2) ekstensi lutut (L3) dorso1047298eksi kaki (L4) ekstensi ibu jari kaki (L5) plantar1047298eksi kaki
(S1) Pemeriksaan segmen S4 ndash 5 adalah dengan menilai kontraksi s1047297nger ani volunter dan dan sensasi perianal
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 813
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013668
TINJAUAN PUSTAKA
World Health Organization (WHO)
menyarankan kemoterapi diberikan
setidaknya selama 6 bulan43 British Medical
Research Council menyarankan bahwa
spondilitis TB torakolumbal harus diberikan
kemoterapi OAT selama 6 ndash 9 bulan2 Untuk
pasien dengan lesi vertebra multipel tingkat
servikal dan dengan de1047297sit neurologis
belum dapat dievaluasi namun beberapa
ahli menyarankan durasi kemoterapi selama
9ndash12 bulan2
The Medical Research Council Committee
for Research for Tuberculosis in the Tropics
menyatakan bahwa isoniazid dan rifampisin
harus selalu diberikan selama masa
pengobatan9 Selama dua bulan pertama
(fase inisial) obat-obat tersebut dapat
dikombinasikan dengan pirazinamidetambutol dan streptomisin sebagai obat lini
pertama Hal ini senada dengan penelitian
Karaeminogullari dkk 19 yang mengobati
pasien spondilitis TB lumbal dengan rifampisin
dan insoniazid saja selama 9 bulan dengan
hasil yang memuaskan
Obat lini kedua diberikan hanya pada kasus
resisten pengobatan Yang termasuk sebagai
OAT lini kedua antara lain levo1047298oksasin
moksi1047298oksasin etionamid tiasetazon
kanamisin kapreomisin amikasin sikloserin
klaritomisin dan lain-lain
Adakalanya kuman TB kebal terhadap
berbagai macam OAT Multidrug resistance TB
(MDR-TB) dide1047297nisikan sebagai basil TB yang
resisten terhadap isoniazid dan rifampisin44
Spondilitis MDR-TB adalah penyakit yang
agresif karena tidak dapat hanya diterapi
dengan pengobatan OAT baku Regimen
untuk MDR-TB harus disesuaikan dengan
hasil kultur abses Perbaikan klinis umumnya
bisa didapatkan dalam 3 bulan jika terapi
berhasil44 Adapula rekomendasi terbaru
untuk penganganan MDR-TB yaitu dengan
kombinasi 5 obat antara lain 1) salah satu
dari OAT lini pertama yang diketahui sensitif
melalui hasil kultur resistensi 2) OAT injeksi
untuk periode minimal selama 6 bulan
3) kuinolon 4) sikloserin atau etionamid
5) antibiotik lainnya seperti amoksisilin
klavulanat dan klofazimin Durasi pemberian
OAT setidaknya selama 18ndash24 bulan45
The United States Centers for Disease Control
merekomendasikan pengobatan spondilitis
TB pada bayi dan anak-anak setidaknya harus
selama 12 bulan43 Durasi kemoterapi pada
pasien imunode1047297siensi sama pada pasien
tanpa imunode1047297siensi Namun adapula
sumber yang mengatakan durasinya harus
diperpanjang43 Kemoterapi pada pasien
dengan HIV positif harus disesuaikan dan
memerhatikan interaksi OAT dan obat anti-
retroviral Zidovudin dapat meningkatkan
efek toksik OAT Didanosin harus diberikan
selang 1 jam dengan OAT karena bersifat
penyanggah antasida11
Perhimpuna Dokter Paru Indonesia telah
merumuskan regimen terapi OAT untuk
pasien TB11 Untuk kategori I yaitu kasus baru
TB paru kasus baru dengan TB ekstraparu
termasuk TB spinal diberikan 2 HRZE (HRZS)
fase inisial dilanjutkan 4HR fase lanjutan atau2HRZE(HRZS) fase inisial dilanjutkan 4H3R3
fase lanjutan atau 2RHZE(HRZS) fase inisial
dilanjutkan 6HE fase lanjutan Pemberian
regimen bisa diperpanjang sesuai dengan
respons klinis penderita Sedangkan untuk
kategori II yaitu kasus gagal pengobatan
relaps drop-out diberikan 2RHZES fase
inisial dilanjutkan 5HRE fase lanjutan atau
2HRZES fase inisial dilanjutkan 5H3R3E3 fase
lanjutan1143
Deksametason jangka pendek dapat
digunakan pada kasus dengan de1047297sitneurologis yang akut untuk mencegah syok
spinal Namun belum ada studi yang menguji
efektivitasnya pada kasus spondilitis TB9
Pemberian bisfosfonat intravena bersamaan
dengan kemoterapi OAT telah dicoba pada
beberapa pasien dan dikatakan dapat
meningkatkan proses perbaikan tulang
Nerindronat 100 mg pada pemberian
pertama dan 25 mg setiap bulan berikutnya
selama 2 tahun telah diujicobakan dengan
hasil yang memuaskan Nerindronat di-
sebutkan dapat menghambat aktivitas
resorpsi osteoklas dan menstimulasi aktivitas
osteoblas Namun studi ini masih terbatas
pada satu pasien dan perlu dievaluasi lebih
lanjut46
Terapi medikamentosa dikatakan gagal jika
dalam 3ndash4 minggu nyeri dan atau de1047297sit
neurologis masih belum menunjukkan
perbaikan setelah pemberian OAT yang
sesuai dengan atau tanpa imobilisasi atau
tirah baring47
2 Pembedahan
Dengan berkembangnya penggunaan
OAT yang efektif terapi pembedahan relatif
ditinggalkan sebagai penatalaksanaan utama
pada spondilitis TB Pilihan teknik bedah tulang
belakang pada spondilitis sangat bervariasi
namun pendekatan tindakan bedah yang baku
dan empiris masih belum ada Setiap kasus harus
dinilai keadaanya secara individual Pada pasien
yang direncanakan dioperasi kemoterapi tetap
harus diberikan minimal 10 hari sebelum
operasi OAT harus sudah diberikan41 Kategori
regimen OAT yang diberikan disesuaikan jenis
kasus yang ada dan dilanjutkan sesuai kategori
masing-masing811
Tindakan bedah yang dapat dilakukan
pada spondilitis TB meliputi drainase abses
debridemen radikal penyisipan tandurtulang artrodesisfusi penyisipan tandur
tulang dengan atau tanpa instrumentasi
1047297ksasi baik secara anterior maupun posterior
dan osteotomi
a Indikasi dan Kontraindikasi
Pembedahan
Indikasi pembedahan pada spondilitis TB
secara umum sebagai berikut 1) de1047297sit
neurologis akut paraparesis atau paraplegia
2) deformitas tulang belakang yang tidak
stabil atau disertai nyeri dalam hal ini kifosis
progresif (30ordm untuk dewasa 15ordm untuk anak-anak) 3) tidak responsif kemoterapi selama
4 minggu 4) abses luas 5) biopsi perkutan
gagal untuk memberikan diagnosis414248 6)
nyeri berat karena kompresi abses47
Jika lesi di servikal intervensi bedah dilakukan
lebih awal mengingat potensi kecacatan yang
akan terjadi Jika mengikuti klasi1047297kasi GATA
yang telah dijelaskan diatas maka intervensi
bedah dilakukan pada pasien dengan GATA IB
hingga GATA III38 Sementara itu satu-satunya
kontraindikasi pembedahan pada pasien
spondilitis TB adalaha kegagalan jantung dan
paru Pada keadaan ini kegagalan jantung dan
paru harus ditangani terlebih dahulu untuk
menyelamatkan jiwa pasien1
b Pemilihan pendekatan pembedahan
tulang belakang
Pemilihan pendekatan pembedaan spondilitis
TB bergantung pada banyak hal Hal-hal ter-
sebut antara lain kemampuan dan pengalam-
an ahli bedah ketersediaan instrumen personel
anestesi dan komorbid pasien
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 913
669CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
Pendekatan secara anterior lebih sering
digunakan karena dapat mencapai abses
yang umumnya berada di anterior vertebra
Selain itu dengan pendekatan anterior ahli
bedah tidak perlu membuang memotong
bagian vertebra segmen posterior sehingga
vertebra relatif utuh Pendekatan anterior
juga baik digunakan jika diputuskan untuk
memasang tandur dari tulang iga sehingga
tidak perlu melakukan insisi di dua tempat42
Pendekatan anterior efektif untuk kasus
dengan de1047297sit neurologis lesi multi-level
atau abses yang luas14
Di sisi lain pendekatan anterior kurang baik
jika dilakukan pada spondilitis TB multi-level
dalam mengoreksi deformitas kifotik49 Pada
keadaan ini kombinasi dengan pendekatan
posterior untuk instrumentasi posteriordiperlukan baik melalui operasi tunggal
atau dua operasi47 Prosedur operasi tunggal
untuk dua pendekatan dapat dilakukan dan
ditujukan untuk mengurangi durasi operasi
dan mengurangi manipulasi tulang belakang
yang relatif tidak stabil47
Sementara itu pendekatan posterior lebih
diutamakan pada kasus dimana segmen
posterior vertebra lebih rusak daripada
segmen anterior kasus dimana thorakotomi
sangat berbahaya mengingat komorbiditas
seperti penyakit jantung paru42
Sumber lainmengatakan bahwa pendekatan posterior
lebih menguntungkan dari segi koreksi
kifosis dan pemasangan implan namun
sering tidak adekuat dalam melakukan
dekompresi medula spinalis debridemen
dan atau evakuasi abses49
Pendekatan secara anterolateral ekstrapleural
memberikan paparan lapangan kerja yang
baik secara anterior maupun posterior
memungkinkan dekompresi secara anterior
dan penyisipan tandur tulang secara anterior
posterior Teknik ini memiliki morbiditas
lebih rendah dibandingkan teknik lainnya
yang menggunakan dua kali pembedahan
namun teknik ini memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi50
c Pembedahan drainase abses
Setelah terjadi pembentukan abses (cold
abscess) dan degenerasi setidaknya dua
diskus maka drainase harus dilakukan Abses
dapat menekan medula spinalis sehingga
terjadi gangguan neurologis Tindakan
ini dapat mencegah progresi perburukan
gejala neurologis dan mencegah kolaps
vertebra38
Abses dapat terbentuk di tingkat manapun
sesuai fokus infeksi TB pada vertebra Pada
tingkat servikal abses dapat terjadi pada
rongga retrofaringeal dan segitiga posterior
leher Untuk abses retrofaringeal dapat
dilakukan pendekatan transoral sedangkan
pada segitiga posterior insisi dilakukan pada
margo posterior m sternokleidomastoideus
Pada tingkat torakal abses dapat dievakuasi
secara kostotransversektomi Drainase abses
lumbar paravertebral dilakukan lewat
insisi longitudinal dorsolateral Drainase
abses psoas pelvis dapat dilakukan melalui
segitiga Petit atau insisi Ludloff1
d Pembedahan debridemen dan
koreksi kifosis
Karena lesi TB spinal biasanya di bagian
anterior badan vertebra dekompresi
anterior sangat direkomendasikan banyak
ahli18 Instrumentasi kemudian dilakukan
untuk stabilisasi tulang belakang untuk
melindungi tandur anterior yang disisipkan
dan sekaligus untuk menjaga koreksi kifosis
Berikut akan dijelaskan berbagai macam
teknik pada pembedahan spondilitis TB
d1 Debridemen anterior dan fusitanpa instrumentasi
Debridemen anterior dan fusi tanpa
instrumentasi diseut juga dengan rdquoOperasi
Hongkongrdquo Pembedahan ini relatif mudah
dan memerlukan waktu yang singkat
Tindakan ini meliputi debridemen radikal
pendekatan anterior diikuti penyisipan
tandur tulang iga otogenik untuk koreksi
deformitas kifosis Namun teknik ini
tidak dapat digunakan untuk kasus yang
memerlukan rekonstruksi luas setidaknya
dua tingkat diskus47 Tingkat kegagalan fusi
dan migrasi tandur sangat tinggi sehingga
sering pasien memerlukan operasi kedua14
Penelitian oleh El-Deen dkk yang melakukan
reseksi anterior radikal diikuti fusi anterior
tanpa 1047297ksasi internal yang digantikan dengan
1047297ksasi eksternal ( plaster ja cket ) mendapatkan
hasil yang cukup memuaskan Namun salah
satu kerugiannya adalah durasi mobilisasi
pasien yang lebih lambat dibandingkan
dengan 1047297ksasi internal Meskipun begitu
metode ini bisa dipertimbangkan sebagai
alternatif yang memberikan hasil yang cukup
memuaskan51
d2 Debridemen anterior diikuti
dengan instrumentasi anterior atau
posterior
Banyak laporan penelitian yang mengatakan
bahwa metode ini menjanjikan hasil yang
baik Meskipun begitu variasi metode ini
sangat banyak dan sangat bergantung
pada kebiasaan dan keahlian ahli bedah
yang bersangkutan Instrumentasi sangat
direkomendasikan pada kasus yang
memerlukan debridemen radikal setidaknya
dua diskus dan satu badan vertebra47
Teknik ini adalah metode yang paling sering
dilakukan dan dikaji dalam penelitian
Benli dkk melakukan penelitian denganmelakukan reseksi radikal anterior dengan
fusi anterior dan instrumentasi anterior
pada 63 pasien spondilitis TB mendapatkan
bahwa cara ini memberikan hasil yang cukup
memuaskan Sebanyak 80 persen pasien
mengalami remisi neurologis secara lengkap
20 persen mengalami remisi inkomplit
Dengan tambahan instrumentasi anterior
kemungkinan koreksi kifosis meningkat
hingga 80 persen dan dapat membantu
menjaga hasil koreksi tersebut52
Pada penelitian prospektif oleh Cavusogludkk dilakukan debridemen anterior radikal
dekompresi dan fusi dengan menggunakan
instrumentasi anterior tandur alogenik tibia
pada 22 pasien spondilitis TB lebih dari satu
tingkat dan didapatkan hasil yang baik
Pada pasien-pasien tersebut ditemukan
adanya tanda-tanda fusi pada semua pasien
berkurangnya rasa nyeri perbaikan gejala
neurologis yang signi1047297kan yang dievaluasi
dengan ASIA ( American spinal Injury
Association ) impairment scale dan rata-rata
koreksi dari kifosis sebesar 74 persen53
Penelitan oleh Jain dkk 50 menyatakan
bahwa tindakan dekompresi anterior sangat
dianjurkan pada pasien spondilitis TB Pada
38 pasien dengan spondilitis TB dekompresi
anterior instrumentasi posterior dengan atau
tanpa koreksi kifosis dan fusi anteriorposterior
dilakukan dalam sekali pembedahan melalui
pendekatan anterolateral ekstrapleural Pasien
dioperasi dari posisi lateral kiri menggunakan
potongan T pada apeks kifosis Beberapa
tulang iga diangkat dan dekompresi anterior
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1013
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013670
TINJAUAN PUSTAKA
dilaksanakan kolumna posterior diperpendek
untuk mengoreksi kifosis jika perlu distabilisasi
denganHartshill rectangle dan sublaminar wire
Kemudian penyisipan tandur tulang anterior
posterior dilakukan Nilai rata-rata kifosis pre-
operatif sebesar 4908ordm dan nilai rata-rata
kifosis post-operatif sebesar 25o Sebanyak
37 pasien mengalami resolusi sempurna dari
de1047297sit neurologis dalam waktu 11 ndash 74 bulan
Fusi spinal terbentuk dalam empat bulan
untuk satu badan vertebra dan delapan
bulan untuk dua badan vertebra
d3 Dekompresi transpedikular
Pendekatan transpedikular memungkinkan
akses anterior dan posterior melalui insisi
tunggal Teknik ini dikatakan tidak cukup
baik untuk kasus dengan destruksi vertebra
yang luas dimana diperlukan debridemenanterior luas dan rekonstruksi dengan tandur
tulang14
d4 Pembedahan dengan
pendekatan posterior saja
Pada kasus tertentu pendekatan posterior saja
dapat digunakan untuk mengangani pasien
spondilitis TB Pembedahan ini termasuk fusi
dan instrumentasi posterior operasi tunggal
tanpa debridemen anterior Teknik ini banyak
bergantung pada pemberian OAT untuk
mengeradikasi lesi spondilitis TB Teknik ini
tidak dapat digunakan pada kasus dengande1047297sit neurologis abses di bagian anterior
atau lesi di banyak tingkat14
d5 Osteotomi dan reseksi
kolumna vertebra
Jika telah terjadi deformitas kifotik yang sangat
kaku dan tajam harus dilakukan osteotomi
untuk meningkatkan 1047298eksibilitas vertebra
Osteotomi dekanselasi transpedikular
dapat mengoreksi deformitas kifotik hingga
20ndash30 persen pada satu tingkat Namun
tindakan ini memiliki angka komplikasi yang
tinggi termasuk perdarahan dan gangguan
neurologis Teknik ini dapat dilakukan dari
anterior dan posterior
Wang dkk melaporkan penelitian pada
sembilan pasien dengan spondilitis TB
dengan kifosis hingga 90o dengan tektik
osteotomi transpedikularegg-shell dan reseksi
kolumna vertebra multi-level Seluruh pasien
mengalami fusi dan perbaikan neurologis
dengan koreksi rata-rata kifosis 100o menjadi
16o54
e Pembedahan pada kasus non-
contiguous (skipping lesion)
Penelitian oleh Zhang dkk menyimpulkan
bahwa spondilitis TB non-contiguous multi-
level dapat ditatalaksana dengan adekuat
dengan metode operasi tunggal pendekatan
posterior transforaminal debridemen
thorasik dekompresi minimal fusi vertebra
dan instrumentasi posterior (modi1047297kasi TTIF
ndashTransforaminal Thoracic Interbody Fusion)
Metode ini meliputi reseksi sebagian korpus
vertebra sendi faset prosesus transversus dan
iga kemudian tandur tulang disisipkan pada
defek reseksi dan terakhir dipasang implan
posterior55
Kekurangan dari modi1047297kasi TTIF adalah 1)
terdapat risiko kompresi medula spinalis 2)
debridemen anterolateral sulit dilakukannamun dengan pemberian OAT dapat
mengkompensasi hal ini Cara ini tidak dapat
dipakai pada keadaan dimana abses luas
terbentuk di anterior korpus55
f Pembedahan invasif minimal
Tindakan bedah invasif minimal mulai
menjadi trend dalam segala bidang
pembedahan termasuk pembedahan tulang
belakang Pembedahan ini menjanjikan
morbiditas yang lebih rendah waktu rawat
yang lebih singkat dan nyeri pasca-operasi
yang lebih ringan Tidak semua operatormenguasai teknik ini karena memerlukan
keahlian tersendiri
Belum banyak ahli bedah tulang yang
melakukan pembedahan invasif minimal pada
pasien spondilitis TB Sejauh yang penulis
ketahui terdapat dua jenis pembedahan
invasif minimal yang telah dikaji hasilnya
yaitu 1) fusi dan debridemen anterior dengan
video-assisted thoracoscopic surgery (VATS)
dan 2) pemasangan pedicle screw posterior
secara invasif minimal diikuti fusi dan
debridemen posterolateral mini -open Kedua
teknik ini dapat menghasilkan fusi vertebra
yang adekuat disertai dengan perbaikan
postur fungsional dan neurologis yang
memuaskan56
g Pilihan tandur tulang
Tandur tulang yang dapat digunakan pada
penatalaksanaan bedah spondilitis TB adalah
tandur krista iliaka tandur iga tandur tibia
tandur 1047297bula hingga tandur humerus baik
otogenik ataupun alogenik Tandur krista il iaka
trikortikal adalah pilihan utama untuk seluruh
tingkat vertebra karena tingginya yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan Namun
khusus untuk operasi daerah torakal tandur
iga otogenik juga dapat digunakan Tandur
1047297bula tibia dan humerus digunakan pada
keadaan dimana defek debridemen terlalu
luas untuk ditutup oleh krista iliaka atau iga
tidak cukup panjang1
h Pembedahan pada Pasien Anak
Pada anak-anak meskipun lesi akibat
spondilitis TB dapat sembuh dengan terapi
non-operatif namun kifosis cenderung terus
bertambah seiring dengan berjalannya
pertumbuhan oleh karena itu perlu
dilakukan koreksi kifosis secara cepat dan
stabilisasi vertebra pada fase aktif penyakit1557
Penatalaksanaan spondilitis TB anak harussecara agresif Koreksi deformitas tulang
belakang pada pasien anak adalah imperatif
Angulasi 15o saja cukup untuk menyebabkan
gangguan pertumbuhan tinggi42
Pertumbuhan vertebra setelah pemasangan
instrumen pada anak-anak post-operasi
koreksi kifosis telah dipelajari dan dievaluasi
Pertumbuhan unit vertebra setelah
pemasangan 1047297ksasi internal vertebra
tidak memiliki perbedaan yang signi1047297kan
dibanding vetebra yang intak Di sisi lain
ditemukan adanya pertumbuhan kolumnaanterior sehingga membentuk sudut lordosis
yang dapat mengkoreksi kifosis secara
sendirinya saat pertumbuhan berlangsung
Dilaporkan juga bahwa dalam 2 tahun dapat
terjadi kompresi implan terhadap diskus yang
berpotensi menimbulkan degenerasi diksus
intervertebralis57
i Pembedahan pada Pasien Lansia
Pada pasien lansia perlu dipertimbangkan
status nutrisi komorbiditas yang ada sebelum
naik ke meja operasi Kondisi vertebra yang
relatif osteoporotik umumnya tidak mampu
menahan instrumen yang dipasang di bagian
anterior Untuk didapatkan koreksi kifosis
dan stabilisasi spinal yang baik diperlukan
stabilisasi posterior dengan instrumentasi
segmental panjang Pemberian anti-
osteoporosis pre-operatif diperlukan untuk
meningkatkan angka fusi dan stabilisasi
vertebra oleh instrumen58
Pilihan tandur yang baik adalah tandur
alogenik mengingat sebagian besar pasien
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1113
671CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
lansia telah mengalami osteoporosis Pen-
dekatan bedah yang dapat memberikan waktu
operasi lebih singkat sangat direkomendasikan
mengingat toleransi pasien lansia yang lebih
rendah terhadap operasi Pendekatan posterior
operasi tunggal direkomendasikan oleh Zhang
dkk jika memang pendekatan anterior tidak
dibutuhkan sekali Penelitian Zhang dkk
mengungkapkan bahwa pendekatan posterior
operasi tunggal memiliki angka komplikasi
yang lebih rendah58
3 Imobilisasi Pasca-operasi
Imobilisasi yang singkat akan mengurangi
morbiditas pasien Dengan instrumentasi
kebutuhan imobilisasi semakin berkurang
sehingga pasien dapat cepat mencapai
status ambulatorik Jenis imobilisasi spinal
tergantung pada tingkat lesi Pada daerahservikal dapat diimobilisasi dengan jaket
Minerva pada daerah vertebra torakal
torakolumbal dan lumbal bagian atas dapat
diimobilisasi menggunakan body cast jacket
Sedangkan pada lumbal bawah lumbosakral
dan sakral dilakukan imobilisasi dengan body
jacket atau korset dari gips yang disertai
dengan 1047297ksasi salah satu sisi panggul12
a Tirah baring Imobilisasi dan
Fisioterapi
Terapi pada penderita spondilitis TB dapat
pula berupa tirah baring disertai denganpemberian kemoterapi dengan atau tanpa
imobilisasi Tindakan ini biasanya dilakukan
pada penyakit yang telah lanjut atau bila tidak
tersedia keterampilan dan fasilitas yang cukup
untuk melakukan operasi tulang belakang
atau bila terdapat permasalahan teknik
operasi yang dianggap terlalu berbahaya
Jenis imobilisasi yang dilakukan sama dengan
imobilisasi pasca-operasi yang telah dijelaskan
sebelumnya Imobilisasi dilakukan setidaknya
selama enam bulan12
Tirah baring diikuti dengan pemakaian gips
untuk melindungi tulang belakang pada
posisi ekstensi terutama pada keadaan akut
atau fase aktif Pemasangan gips ini ditujukan
untuk imobilisasi spinal mengurangi kompresi
medula spinalis dan progresi deformitas
lebih lanjut Istirahat di tempat tidur dapat
berlangsung hingga empat minggu Alwali
dkk melaporkan bahwa imobilisasi dengan
custom-made spinal jacket bersamaan dengan
kemoterapi dapat menjadi alternatif jika
tindakan bedah tidak bisa dilakukan29
Fisioterapi diperlukan sepanjang ditemukan
adanya gangguan fungsional Dalam hal
ini gangguan fungsional dikaitkan dengan
cedera medula spinalis yang menimbulkan
kelumpuhan motorik sensorik dan autonom
Intervensi 1047297sioterapi yang diberikan
disesuaikan dengan modalitas yang
terganggu
Paraplegia yang mengharuskan pasien
untuk terus duduk atau tidur berpotensi
menyebabkan ulkus dekubitus Maka dari itu
posisi baring harus sering diganti Selain itu
pemeriksaan kulit secara menyeluruh harus
rutin dilakukan Pasien dengan gangguan
defekasi dan berkemih dapat dibantu dengan
kateterisasi intermiten dan evakuasi feses setiap
hari Mobilisasi dengan kursi roda (wheelchair )
dianjurkan setidaknya 10 hari setelah dimulaipengobatan Jika pasien sudah stabil dapat
rencanakan untuk pelatihan kemandirian
kemampuan sosial dan melakukan aktivitas
sehari-hari dan berikutnya dapat diberikan
pelatihan vokasional
Studi prospektif pada pasien spodilitis TB yang
diterapi secara medikamentosa atau bedah
direhabilitasi mulai dari masa pre-operasi
hingga 6 bulan pasca-operasi dekompresi dan
fusi spinal membuktikan bahwa 1047297sioterapi
mampu meningkatkan kualitas hidup pasien
spondilitis TB terlebih jika dikombinasidengan terapi kuratif yang adekuat Terapi
motorik yang dilakukan antara lain difokuskan
pada otot dada perut tungkai bawah
batang tubuh dan ekstensor sakrospinal Skor
Modi1047297ed Barthel Index (MBI) meningkat secara
bermakna dimana pada saat permulaan hanya
106 persen pasien termasuk dalam kategori
mandiri dan pada akhir studi 702 persen
pasien termasuk dalam kategori mandiri59
PROGNOSIS
Prognosis pasien spondilitis TB dipengaruhi
oleh 1) usia 2) deformitas kifotik 3) letak
lesi 4) de1047297sit neurologis 5) diagnosis dini
6) kemoterapi 7) fusi spinal 8) komorbid 9)
tingkat edukasi dan sosioekonomi
Usia muda dikaitkan dengan prognosis
yang lebih baik12 Namun Parthasarathy
dkk 41 menyimpulkan bahwa pada pasien
usia dibawah 15 tahun dan dengan kifosis
lebih dari 30o cenderung tidak responsif
terhadap pengobatan Kifosis berat selain
memperburuk estetika dapat mengurangi
kemampuan bernafas Diagnosis dini
sebelum terjadi destruksi badan vertebra
yang nyata dikombinasi dengan kemoterapi
yang adekuat menjanjikan pemulihan
yang sempurna pada semua kasus Adanya
resistensi terhadap OAT memperburuk
prognosis spondilitis TB Komorbid lain
seperti AIDS berkaitan dengan prognosis
yang buruk Penelitian lain di Nigeria22
mengatakan bahwa tingkat edukasi pasien
mempengaruhi motivasi pasien untuk datang
berobat Pasien dengan tingkat edukasi yang
rendah cenderung malas datang berobat
sebelum muncul gejala yang lebih berat
seperti paraplegia
SIMPULAN
Infeksi spinal oleh tuberkulosis diperkirakan
sekitar satu hingga lima persen penderitatuberkulosis Spondilitis TB berpotensi
menyebabkan morbiditas serius yaitu
kelumpuhan dan deformitas tulang belakang
yang hebat Diagnosis dini spondilitis TB masih
terbatas Keterlambatan diagnosis masih
sering ditemukan dan mampu menyebabkan
perburukan kualitas hidup penderita MRI
sampai saat ini merupakan sarana pembantu
penegakan diagnosis yang paling baik
sekaligus menyingkirkan diagnosis banding
lainnya Namun jika fasilitas tidak memadai
CT scan sinar-X dan pencitraan lainnya dapat
membantu
Baku emas untuk diagnosis pasti tetap
menggunakan pemeriksaan histologis dan
mikrobiologis dari spesimen biopsi lesi TB
Namun pemeriksaan terbaru seperti PCR dapat
membantu tentunya harus dikorelasikan
dengan klinis dan pemeriksaan lainnya
Kemoterapi OAT adalah pilihan pengobatan
awal yang terbaik terbukti paling efektif
hingga saat ini Terapi pembedahan relatif
ditinggalkan sebagai pilihan pengobatan
yang utama Pembedahan dilakukan hanya
dengan indikasi-indikasi tertentu Namun
karena diagnosis dini spondilitis TB yang sulit
maka pembedahan tetap masih merupakan
penatalaksanaan yang umum Variasi teknik
pembedahan sangat banyak dan belum ada
teknik yang baku yang dianggap paling efektif
mengoreksi de1047297sit neurologis dan deformitas
Penatalaksanaan secara holistik harus dinilai
setiap pasien secara individual dan kembali
lagi disesuaikan dengan kemampuan tim
medis yang ada
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1213
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013672
TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1 Camillo FX Infections of the Spine Canale ST Beaty JH ed Campbellrsquos Operative Orthopaedics edisi ke-11 2008 vol 2 hal 2237
2 Cormican L Hammal R Messenger J Milburn HJ Current diffi culties in the diagnosis and management of spinal tuberculosis Postgrad Med J 2006 82 46-51
3 Sinan T Al-Khawari H Ismail M Bennakhi A Sheikh M Spinal tuberculosis CT and MRI feature Ann Saudi Med 2004 24 437-41
4 WHO Global tuberculosis control - epidemiology strategy 1047297nancing WHO Report 2005 WHOHTMTB2005411
5 Agarwal P Rathi P Verma R Pradhan CG Tuberculous spondilitis `Global lesionrsquo Special issues on Tuberculosis Bombay Hospital Journal 1999
6 Leibert E Haralambou G Tuberculosis In Rom WN and Garay S eds Spinal tuberculosis Lippincott Williams and Wilkins 2004565-77
7 Ozol D Koktener A Uyar ME Active pulmonary tuberculosis with vertebra and rib involvement case report South Med J 2006 99 171-3
8 Agrawal V Patgaonkar PR Nagariya SP Tuberculosis of Spine Journal of Craniovertebral Junction and Spine 2010 1 14
9 Infectious and noninfectious in1047298ammatory disease affecting the spine Dalam Byrne TN Benzel EC Waxman SG Disease of the Spine and Spinal Cord Oxford University Press Inc 2000
c 9 h325 ndash 335
10 Albar Z Medical treatment of Spinal Tuberculosis Cermin Dunia Kedokteran No 137 2002 29
11 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di IndonesiaGra1047297ka Jakarta 2006 hal 5
12 Vitriana Spondilitis Tuberkulosa Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK-UNPAD RSUP dr Hasan Sadikin FK-UI RSUPN dr Ciptomangunkusumo 2002
13 Australian Doctors International website Terserida pada URL httppoppyenochcomauadiv2picture_galleryphpid_gallery=7au
14 Issack PS Boachie-Adjei O Surgical Correction of kyphotic deformity in spinal tuberculosis International Orthopedics (SICOT) (2012) 36353ndash357 DOI 101007s00264-011-1292-9
15 Jain AK Dhammi IK Jain S Mishra P Kyphosis in spinal tuberculosis-Prevention and correction Indian J Orthop 2010 Apr-Jun 44(2) 127ndash136
16 Mason RJ Murray JF Broaddus VC Nadel JA Murray and Nadelrsquos Textbook of Resporatory Medicine 4th ed Pennsylvania Elsevier Saunders 2005
17 Wilson J MacDonald Current Orthopedics Elsevier Science 2003 hal 468
18 Polley P Dunn R Noncontiguous spinal tuberculosis incidence and management Eur Spine J (2009) 181096ndash1101
19 Karraeminogullari O Aydinli U Ozerdemoglu R Ozturk C Tuberculosis of the Lumbar Spine Outcomes after Combined Treatment of Two-drug Therapy and Surgery Orthopedics January
2007 Vol 30 No1
20 Papavramidis TS Papadopoulos VN Michalopoulos A Paramythiotis D Potsi S Raptou G Anterior chest wall tuberculous abscess a case report J Med Case Reports 2007 1 152
21 Li YW Fung YW A case of cervical tuberculous spondilitis an uncommon cause of neck pain Hong Kong j emerg med Vol 14(2) Apr 2007
22 Njoku CH Makusidi MA Ezunu EO Experiences in Management of Pottrsquos paraplegia and Paraparesis in Medical Wards of Usmanu Danfodiyo University Teaching Hospital Sokoto Nigeria
Annals of African Medicine Vol 6 No 1 2007 22 ndash 25
23 Savvidou C Triantopoulou Chatziioannou Papailiou et al A rare radiological appearance of lumbar tuberculous vertebral osteomyelitis Eur J Orthop Surg Traumatol (2010) 20313ndash316
DOI 101007s00590-009-0563-2
24 Ahn JS Lee JK Diagnosis and Treatment of Tuberculous Spondilitis and Pyogenic Spondilitis in Atypical Cases Asian Spine JournalVol 1 No 2 pp 75~79 2007
25 Pertuiset E Beaudreuil J Liote F et al Spinal tuberculosis in adults A study of 103 cases in a developed country 1980-1994 Medicine (Baltimore) Sep 199978(5)309-20
26 Teo EL Peh WC Imaging of tuberculosis of the spine Singapore Med J 2004 Vol 45(9) 439
27 Moesbar N Infeksi tuberkulosis pada tulang belakang Majalah Kedokteran Nusantara Sept 2006Vol39 No328 El- Fiky AM Surgical management of tuberculous spondilitis in adults Review in 20 cases Pan Arab J Otrh Traum Vol (2) No (2) ndash 195 ndash 201
29 Alwali ANA Spinal brace in tuberculosis of the spine Neurosciences 2003 Vol 8 (1) 17-22
30 Harada Y T Osamu Matsunaga N Magnetic Resonance Imaging Charasteristics of Tuberculous Spondylitis vs Pyogenic Spondylitis Clinical Imaging 32 (2008) 303ndash309
31 Jain AK Sreenivasan R Saini NS Kumar S et al Magnetic Resonance evaluation of tubercular lesion in spine International Orthopedics (SICOT) (2012) 36261ndash269
32 Hidalgo JA Pott Disease [Online] 2008 Aug 29 [cited 2009 Aug 27][17 screens] Available from URLhttpwwweMedicinecommedtopic
33 Muzaff ar T Shaifuzain AR Imran Y Noor Haslina MN Hematological changes in Tuberculous spondilitis patients at t he hospital universiti sains malaysia Southeast Asian J Trop Med Public
Health Vol 39 No 4 July 2008
34 Jung NY Jee WH Ha KY Park CK Byun JY Discrimination of Tuberculous Spondilitis from Pyogenic Spondilitis on MRI AJR182 June 2004 h 1405 ndash 1410
35 Kurtaran B Sarpel T Tasova Y Candevir A et al Brucellar and tuberculous spondylitis in 87 Adult patients a Descriptive and Comparative case series Infectous Diseases in Clinical Practice
May 2008 Vol16No3
36 Son JM Jee WH Jung CK Kim SI Ha KY Aspergillus Spondilitis involving the Cervico-Thoraco-Lumbar Spine in an Immunocompromised Patient a Case Report Korean J Radiol 8(5)
October 2007
37 Nataprawira HM Rahim AH Dewi MM Ismail Y Comparation Between Operative and Conservative Therapy in Spondylitiis Tuberculosis in Hasan Sadikin Hospital Bandung Maj Kedokt
Indon Vo60No7 (Jul 2010)
38 Oguz E Sehirlioglu A Altinmakas M Ozturk C Komurcu M Solakoglu C Vaccaro AR A new classi1047297cation and guide for surgical treatment of spinal tuberculosis International Orthopaedics
(SICOT) (2008) 32127ndash133
39 Young W Spinal Cord Injury levels and Classi1047297cation Page updated 03242009 Available from URLhttpwiseyoungwordpresscom20081219spinal-cord-injury-levels-and-
classi1047297cation
40 McKinley W Spinal Cord Injury Neurological examination Classi1047297cation and Prognosis Tersedia pada URLhttpwwwpmrvcuedupresentationsppsASIA_prespps
41 Parthasarathy R et al A comparison between ambulant treatment and radical surgery - ten-year report J Bone and Joint Surg 1999 81B 464-71
42 Kaptigau WM Koiri JB Kevau IH Rosenfeld JV Surgical Management of Spinal tuberculosis in Papua New Guinea PNG Med J 2007 Mar-Jun50(1-2)25-32
43 Hazra A Laha B Chemotherapy of Osteoarticular Tuberculosis Indian J Pharmacol February 2005 Vol 37 Issue 15-12
44 Cheri1047297 S Guillaume MP Peretz A Multidrug-resistant Tuberculosis Spondilitis Acta Clinica Belgica 2000 55-1
45 Li L Zhang Z Luo F Xu J et al Management of drug-resistant spinal tuberculosis with a combination of surgery and individualised chemotherapy a retrospective analysis of thirty-1047297ve
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1313
673CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
patients International Orthopaedics (SICOT) (2012) 36277ndash283
46 Quarta L Corrado A Melillo N Trotta A et al Combined Effect of Nerindronate and spesi1047297c antibiotic therapy in a case of tuberculous spondylodiscitis Rheumatol Int 2008495ndash498
47 Mak KC Cheung KMC Surgical treatment of acute TB spondylitis indications and outcomes Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2455-0 Publikasi online 16 August 2012
48 Jain AK Tuberculosis of the spine Clin Orthop Relat Res Jul 20074602-3
49 Qureshi MA Khalique AB Afzal W Pasha IF Aebi M Surgical Management of contiguous multilevel thoracolumbar tuberculous spondylitis Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2459-9
50 Jain AK Dhammi IK Prashad B Sinha S Mishra P Simultaneous anterior decompression and posterior instrumentation of the tuberculous spine using an anterolateral extrapleural
approach J Bone Joint Surg (Br) 2008 Nov 90(11)1477-81
51 El-deen MA Surgical management of Dorsolumber Tuberculous spondilitis in adults Pan Arab J Orth Trauma Vol (8) No (1) January 2004
52 Benli IT Acaroglu E Akalin S Kis M Dumar E Un A Anterior radical debridement and anterior instrumentation in Tuberculosis spondilitis Eur Spine J (2003)12 224ndash234
53 Cavusoglu H Kaya RA Turkmenoglu ON Tuncer C Colak I Aydin Y A long-term follw up study of anterior tibial allografting and istrumentation in the management of thoracolumbar
tuberculous spondilitis J Neurosurg spine 2008 830-38
54 Wang Y Zhang Y Zhang X et al Posterior only multilevel modi1047297ed vertebral column resection for extremely severe Pottrsquos kyphotic deformity Eur Spine J 18(10)1436ndash1441
55 Zhang H Lin M Shen K Ge L et al Surgical management fot multilevel noncontiguous thoracic spinal tuberculosis by single-stage posterior transforaminal thoracic debridement limited
decompression interbody fusion and posterior instrumentation (modi1047297ed TIFF) Arch Orthop Trauma Surg (2012) 132751ndash757 DOI 101007s00402-012-1473-z
56 Kandwal P Garg B Upendra BN Chowdhury B Jayaswal A Outcome of minimally invasive surgery in the management of tuberculous spondylitis Indian Journal of Orthopedics (March
2012) Vol 46 Issue 2
57 Pershin AA Mushkin AI Vertebral column growth in children after surgical correction of severe kyphosis in tuberculosis spondilitis Probl Tuberk Bolezn Legk2008(12)45-7
58 Zhang HQ Li JS Zhao SS Shao YX et al Surgical management for thoracic spinal tuberculosis in the elderly posterior only versus combined posterior and anterior approaches Arch
Orthop Trauma Surg DOI 101007s00402-012-1618-0 Published online 6 October 2012
60 Nas K Kemaloglu MS Ccedilevik R Ceviz A Necmioglu S Buumlkte Y The results of rehabilitation on motor and functional improvement of the spinal t uberculosis Joint Bone Spine Vol 71 Issue
4 July 2004 p 312-316
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 813
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013668
TINJAUAN PUSTAKA
World Health Organization (WHO)
menyarankan kemoterapi diberikan
setidaknya selama 6 bulan43 British Medical
Research Council menyarankan bahwa
spondilitis TB torakolumbal harus diberikan
kemoterapi OAT selama 6 ndash 9 bulan2 Untuk
pasien dengan lesi vertebra multipel tingkat
servikal dan dengan de1047297sit neurologis
belum dapat dievaluasi namun beberapa
ahli menyarankan durasi kemoterapi selama
9ndash12 bulan2
The Medical Research Council Committee
for Research for Tuberculosis in the Tropics
menyatakan bahwa isoniazid dan rifampisin
harus selalu diberikan selama masa
pengobatan9 Selama dua bulan pertama
(fase inisial) obat-obat tersebut dapat
dikombinasikan dengan pirazinamidetambutol dan streptomisin sebagai obat lini
pertama Hal ini senada dengan penelitian
Karaeminogullari dkk 19 yang mengobati
pasien spondilitis TB lumbal dengan rifampisin
dan insoniazid saja selama 9 bulan dengan
hasil yang memuaskan
Obat lini kedua diberikan hanya pada kasus
resisten pengobatan Yang termasuk sebagai
OAT lini kedua antara lain levo1047298oksasin
moksi1047298oksasin etionamid tiasetazon
kanamisin kapreomisin amikasin sikloserin
klaritomisin dan lain-lain
Adakalanya kuman TB kebal terhadap
berbagai macam OAT Multidrug resistance TB
(MDR-TB) dide1047297nisikan sebagai basil TB yang
resisten terhadap isoniazid dan rifampisin44
Spondilitis MDR-TB adalah penyakit yang
agresif karena tidak dapat hanya diterapi
dengan pengobatan OAT baku Regimen
untuk MDR-TB harus disesuaikan dengan
hasil kultur abses Perbaikan klinis umumnya
bisa didapatkan dalam 3 bulan jika terapi
berhasil44 Adapula rekomendasi terbaru
untuk penganganan MDR-TB yaitu dengan
kombinasi 5 obat antara lain 1) salah satu
dari OAT lini pertama yang diketahui sensitif
melalui hasil kultur resistensi 2) OAT injeksi
untuk periode minimal selama 6 bulan
3) kuinolon 4) sikloserin atau etionamid
5) antibiotik lainnya seperti amoksisilin
klavulanat dan klofazimin Durasi pemberian
OAT setidaknya selama 18ndash24 bulan45
The United States Centers for Disease Control
merekomendasikan pengobatan spondilitis
TB pada bayi dan anak-anak setidaknya harus
selama 12 bulan43 Durasi kemoterapi pada
pasien imunode1047297siensi sama pada pasien
tanpa imunode1047297siensi Namun adapula
sumber yang mengatakan durasinya harus
diperpanjang43 Kemoterapi pada pasien
dengan HIV positif harus disesuaikan dan
memerhatikan interaksi OAT dan obat anti-
retroviral Zidovudin dapat meningkatkan
efek toksik OAT Didanosin harus diberikan
selang 1 jam dengan OAT karena bersifat
penyanggah antasida11
Perhimpuna Dokter Paru Indonesia telah
merumuskan regimen terapi OAT untuk
pasien TB11 Untuk kategori I yaitu kasus baru
TB paru kasus baru dengan TB ekstraparu
termasuk TB spinal diberikan 2 HRZE (HRZS)
fase inisial dilanjutkan 4HR fase lanjutan atau2HRZE(HRZS) fase inisial dilanjutkan 4H3R3
fase lanjutan atau 2RHZE(HRZS) fase inisial
dilanjutkan 6HE fase lanjutan Pemberian
regimen bisa diperpanjang sesuai dengan
respons klinis penderita Sedangkan untuk
kategori II yaitu kasus gagal pengobatan
relaps drop-out diberikan 2RHZES fase
inisial dilanjutkan 5HRE fase lanjutan atau
2HRZES fase inisial dilanjutkan 5H3R3E3 fase
lanjutan1143
Deksametason jangka pendek dapat
digunakan pada kasus dengan de1047297sitneurologis yang akut untuk mencegah syok
spinal Namun belum ada studi yang menguji
efektivitasnya pada kasus spondilitis TB9
Pemberian bisfosfonat intravena bersamaan
dengan kemoterapi OAT telah dicoba pada
beberapa pasien dan dikatakan dapat
meningkatkan proses perbaikan tulang
Nerindronat 100 mg pada pemberian
pertama dan 25 mg setiap bulan berikutnya
selama 2 tahun telah diujicobakan dengan
hasil yang memuaskan Nerindronat di-
sebutkan dapat menghambat aktivitas
resorpsi osteoklas dan menstimulasi aktivitas
osteoblas Namun studi ini masih terbatas
pada satu pasien dan perlu dievaluasi lebih
lanjut46
Terapi medikamentosa dikatakan gagal jika
dalam 3ndash4 minggu nyeri dan atau de1047297sit
neurologis masih belum menunjukkan
perbaikan setelah pemberian OAT yang
sesuai dengan atau tanpa imobilisasi atau
tirah baring47
2 Pembedahan
Dengan berkembangnya penggunaan
OAT yang efektif terapi pembedahan relatif
ditinggalkan sebagai penatalaksanaan utama
pada spondilitis TB Pilihan teknik bedah tulang
belakang pada spondilitis sangat bervariasi
namun pendekatan tindakan bedah yang baku
dan empiris masih belum ada Setiap kasus harus
dinilai keadaanya secara individual Pada pasien
yang direncanakan dioperasi kemoterapi tetap
harus diberikan minimal 10 hari sebelum
operasi OAT harus sudah diberikan41 Kategori
regimen OAT yang diberikan disesuaikan jenis
kasus yang ada dan dilanjutkan sesuai kategori
masing-masing811
Tindakan bedah yang dapat dilakukan
pada spondilitis TB meliputi drainase abses
debridemen radikal penyisipan tandurtulang artrodesisfusi penyisipan tandur
tulang dengan atau tanpa instrumentasi
1047297ksasi baik secara anterior maupun posterior
dan osteotomi
a Indikasi dan Kontraindikasi
Pembedahan
Indikasi pembedahan pada spondilitis TB
secara umum sebagai berikut 1) de1047297sit
neurologis akut paraparesis atau paraplegia
2) deformitas tulang belakang yang tidak
stabil atau disertai nyeri dalam hal ini kifosis
progresif (30ordm untuk dewasa 15ordm untuk anak-anak) 3) tidak responsif kemoterapi selama
4 minggu 4) abses luas 5) biopsi perkutan
gagal untuk memberikan diagnosis414248 6)
nyeri berat karena kompresi abses47
Jika lesi di servikal intervensi bedah dilakukan
lebih awal mengingat potensi kecacatan yang
akan terjadi Jika mengikuti klasi1047297kasi GATA
yang telah dijelaskan diatas maka intervensi
bedah dilakukan pada pasien dengan GATA IB
hingga GATA III38 Sementara itu satu-satunya
kontraindikasi pembedahan pada pasien
spondilitis TB adalaha kegagalan jantung dan
paru Pada keadaan ini kegagalan jantung dan
paru harus ditangani terlebih dahulu untuk
menyelamatkan jiwa pasien1
b Pemilihan pendekatan pembedahan
tulang belakang
Pemilihan pendekatan pembedaan spondilitis
TB bergantung pada banyak hal Hal-hal ter-
sebut antara lain kemampuan dan pengalam-
an ahli bedah ketersediaan instrumen personel
anestesi dan komorbid pasien
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 913
669CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
Pendekatan secara anterior lebih sering
digunakan karena dapat mencapai abses
yang umumnya berada di anterior vertebra
Selain itu dengan pendekatan anterior ahli
bedah tidak perlu membuang memotong
bagian vertebra segmen posterior sehingga
vertebra relatif utuh Pendekatan anterior
juga baik digunakan jika diputuskan untuk
memasang tandur dari tulang iga sehingga
tidak perlu melakukan insisi di dua tempat42
Pendekatan anterior efektif untuk kasus
dengan de1047297sit neurologis lesi multi-level
atau abses yang luas14
Di sisi lain pendekatan anterior kurang baik
jika dilakukan pada spondilitis TB multi-level
dalam mengoreksi deformitas kifotik49 Pada
keadaan ini kombinasi dengan pendekatan
posterior untuk instrumentasi posteriordiperlukan baik melalui operasi tunggal
atau dua operasi47 Prosedur operasi tunggal
untuk dua pendekatan dapat dilakukan dan
ditujukan untuk mengurangi durasi operasi
dan mengurangi manipulasi tulang belakang
yang relatif tidak stabil47
Sementara itu pendekatan posterior lebih
diutamakan pada kasus dimana segmen
posterior vertebra lebih rusak daripada
segmen anterior kasus dimana thorakotomi
sangat berbahaya mengingat komorbiditas
seperti penyakit jantung paru42
Sumber lainmengatakan bahwa pendekatan posterior
lebih menguntungkan dari segi koreksi
kifosis dan pemasangan implan namun
sering tidak adekuat dalam melakukan
dekompresi medula spinalis debridemen
dan atau evakuasi abses49
Pendekatan secara anterolateral ekstrapleural
memberikan paparan lapangan kerja yang
baik secara anterior maupun posterior
memungkinkan dekompresi secara anterior
dan penyisipan tandur tulang secara anterior
posterior Teknik ini memiliki morbiditas
lebih rendah dibandingkan teknik lainnya
yang menggunakan dua kali pembedahan
namun teknik ini memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi50
c Pembedahan drainase abses
Setelah terjadi pembentukan abses (cold
abscess) dan degenerasi setidaknya dua
diskus maka drainase harus dilakukan Abses
dapat menekan medula spinalis sehingga
terjadi gangguan neurologis Tindakan
ini dapat mencegah progresi perburukan
gejala neurologis dan mencegah kolaps
vertebra38
Abses dapat terbentuk di tingkat manapun
sesuai fokus infeksi TB pada vertebra Pada
tingkat servikal abses dapat terjadi pada
rongga retrofaringeal dan segitiga posterior
leher Untuk abses retrofaringeal dapat
dilakukan pendekatan transoral sedangkan
pada segitiga posterior insisi dilakukan pada
margo posterior m sternokleidomastoideus
Pada tingkat torakal abses dapat dievakuasi
secara kostotransversektomi Drainase abses
lumbar paravertebral dilakukan lewat
insisi longitudinal dorsolateral Drainase
abses psoas pelvis dapat dilakukan melalui
segitiga Petit atau insisi Ludloff1
d Pembedahan debridemen dan
koreksi kifosis
Karena lesi TB spinal biasanya di bagian
anterior badan vertebra dekompresi
anterior sangat direkomendasikan banyak
ahli18 Instrumentasi kemudian dilakukan
untuk stabilisasi tulang belakang untuk
melindungi tandur anterior yang disisipkan
dan sekaligus untuk menjaga koreksi kifosis
Berikut akan dijelaskan berbagai macam
teknik pada pembedahan spondilitis TB
d1 Debridemen anterior dan fusitanpa instrumentasi
Debridemen anterior dan fusi tanpa
instrumentasi diseut juga dengan rdquoOperasi
Hongkongrdquo Pembedahan ini relatif mudah
dan memerlukan waktu yang singkat
Tindakan ini meliputi debridemen radikal
pendekatan anterior diikuti penyisipan
tandur tulang iga otogenik untuk koreksi
deformitas kifosis Namun teknik ini
tidak dapat digunakan untuk kasus yang
memerlukan rekonstruksi luas setidaknya
dua tingkat diskus47 Tingkat kegagalan fusi
dan migrasi tandur sangat tinggi sehingga
sering pasien memerlukan operasi kedua14
Penelitian oleh El-Deen dkk yang melakukan
reseksi anterior radikal diikuti fusi anterior
tanpa 1047297ksasi internal yang digantikan dengan
1047297ksasi eksternal ( plaster ja cket ) mendapatkan
hasil yang cukup memuaskan Namun salah
satu kerugiannya adalah durasi mobilisasi
pasien yang lebih lambat dibandingkan
dengan 1047297ksasi internal Meskipun begitu
metode ini bisa dipertimbangkan sebagai
alternatif yang memberikan hasil yang cukup
memuaskan51
d2 Debridemen anterior diikuti
dengan instrumentasi anterior atau
posterior
Banyak laporan penelitian yang mengatakan
bahwa metode ini menjanjikan hasil yang
baik Meskipun begitu variasi metode ini
sangat banyak dan sangat bergantung
pada kebiasaan dan keahlian ahli bedah
yang bersangkutan Instrumentasi sangat
direkomendasikan pada kasus yang
memerlukan debridemen radikal setidaknya
dua diskus dan satu badan vertebra47
Teknik ini adalah metode yang paling sering
dilakukan dan dikaji dalam penelitian
Benli dkk melakukan penelitian denganmelakukan reseksi radikal anterior dengan
fusi anterior dan instrumentasi anterior
pada 63 pasien spondilitis TB mendapatkan
bahwa cara ini memberikan hasil yang cukup
memuaskan Sebanyak 80 persen pasien
mengalami remisi neurologis secara lengkap
20 persen mengalami remisi inkomplit
Dengan tambahan instrumentasi anterior
kemungkinan koreksi kifosis meningkat
hingga 80 persen dan dapat membantu
menjaga hasil koreksi tersebut52
Pada penelitian prospektif oleh Cavusogludkk dilakukan debridemen anterior radikal
dekompresi dan fusi dengan menggunakan
instrumentasi anterior tandur alogenik tibia
pada 22 pasien spondilitis TB lebih dari satu
tingkat dan didapatkan hasil yang baik
Pada pasien-pasien tersebut ditemukan
adanya tanda-tanda fusi pada semua pasien
berkurangnya rasa nyeri perbaikan gejala
neurologis yang signi1047297kan yang dievaluasi
dengan ASIA ( American spinal Injury
Association ) impairment scale dan rata-rata
koreksi dari kifosis sebesar 74 persen53
Penelitan oleh Jain dkk 50 menyatakan
bahwa tindakan dekompresi anterior sangat
dianjurkan pada pasien spondilitis TB Pada
38 pasien dengan spondilitis TB dekompresi
anterior instrumentasi posterior dengan atau
tanpa koreksi kifosis dan fusi anteriorposterior
dilakukan dalam sekali pembedahan melalui
pendekatan anterolateral ekstrapleural Pasien
dioperasi dari posisi lateral kiri menggunakan
potongan T pada apeks kifosis Beberapa
tulang iga diangkat dan dekompresi anterior
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1013
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013670
TINJAUAN PUSTAKA
dilaksanakan kolumna posterior diperpendek
untuk mengoreksi kifosis jika perlu distabilisasi
denganHartshill rectangle dan sublaminar wire
Kemudian penyisipan tandur tulang anterior
posterior dilakukan Nilai rata-rata kifosis pre-
operatif sebesar 4908ordm dan nilai rata-rata
kifosis post-operatif sebesar 25o Sebanyak
37 pasien mengalami resolusi sempurna dari
de1047297sit neurologis dalam waktu 11 ndash 74 bulan
Fusi spinal terbentuk dalam empat bulan
untuk satu badan vertebra dan delapan
bulan untuk dua badan vertebra
d3 Dekompresi transpedikular
Pendekatan transpedikular memungkinkan
akses anterior dan posterior melalui insisi
tunggal Teknik ini dikatakan tidak cukup
baik untuk kasus dengan destruksi vertebra
yang luas dimana diperlukan debridemenanterior luas dan rekonstruksi dengan tandur
tulang14
d4 Pembedahan dengan
pendekatan posterior saja
Pada kasus tertentu pendekatan posterior saja
dapat digunakan untuk mengangani pasien
spondilitis TB Pembedahan ini termasuk fusi
dan instrumentasi posterior operasi tunggal
tanpa debridemen anterior Teknik ini banyak
bergantung pada pemberian OAT untuk
mengeradikasi lesi spondilitis TB Teknik ini
tidak dapat digunakan pada kasus dengande1047297sit neurologis abses di bagian anterior
atau lesi di banyak tingkat14
d5 Osteotomi dan reseksi
kolumna vertebra
Jika telah terjadi deformitas kifotik yang sangat
kaku dan tajam harus dilakukan osteotomi
untuk meningkatkan 1047298eksibilitas vertebra
Osteotomi dekanselasi transpedikular
dapat mengoreksi deformitas kifotik hingga
20ndash30 persen pada satu tingkat Namun
tindakan ini memiliki angka komplikasi yang
tinggi termasuk perdarahan dan gangguan
neurologis Teknik ini dapat dilakukan dari
anterior dan posterior
Wang dkk melaporkan penelitian pada
sembilan pasien dengan spondilitis TB
dengan kifosis hingga 90o dengan tektik
osteotomi transpedikularegg-shell dan reseksi
kolumna vertebra multi-level Seluruh pasien
mengalami fusi dan perbaikan neurologis
dengan koreksi rata-rata kifosis 100o menjadi
16o54
e Pembedahan pada kasus non-
contiguous (skipping lesion)
Penelitian oleh Zhang dkk menyimpulkan
bahwa spondilitis TB non-contiguous multi-
level dapat ditatalaksana dengan adekuat
dengan metode operasi tunggal pendekatan
posterior transforaminal debridemen
thorasik dekompresi minimal fusi vertebra
dan instrumentasi posterior (modi1047297kasi TTIF
ndashTransforaminal Thoracic Interbody Fusion)
Metode ini meliputi reseksi sebagian korpus
vertebra sendi faset prosesus transversus dan
iga kemudian tandur tulang disisipkan pada
defek reseksi dan terakhir dipasang implan
posterior55
Kekurangan dari modi1047297kasi TTIF adalah 1)
terdapat risiko kompresi medula spinalis 2)
debridemen anterolateral sulit dilakukannamun dengan pemberian OAT dapat
mengkompensasi hal ini Cara ini tidak dapat
dipakai pada keadaan dimana abses luas
terbentuk di anterior korpus55
f Pembedahan invasif minimal
Tindakan bedah invasif minimal mulai
menjadi trend dalam segala bidang
pembedahan termasuk pembedahan tulang
belakang Pembedahan ini menjanjikan
morbiditas yang lebih rendah waktu rawat
yang lebih singkat dan nyeri pasca-operasi
yang lebih ringan Tidak semua operatormenguasai teknik ini karena memerlukan
keahlian tersendiri
Belum banyak ahli bedah tulang yang
melakukan pembedahan invasif minimal pada
pasien spondilitis TB Sejauh yang penulis
ketahui terdapat dua jenis pembedahan
invasif minimal yang telah dikaji hasilnya
yaitu 1) fusi dan debridemen anterior dengan
video-assisted thoracoscopic surgery (VATS)
dan 2) pemasangan pedicle screw posterior
secara invasif minimal diikuti fusi dan
debridemen posterolateral mini -open Kedua
teknik ini dapat menghasilkan fusi vertebra
yang adekuat disertai dengan perbaikan
postur fungsional dan neurologis yang
memuaskan56
g Pilihan tandur tulang
Tandur tulang yang dapat digunakan pada
penatalaksanaan bedah spondilitis TB adalah
tandur krista iliaka tandur iga tandur tibia
tandur 1047297bula hingga tandur humerus baik
otogenik ataupun alogenik Tandur krista il iaka
trikortikal adalah pilihan utama untuk seluruh
tingkat vertebra karena tingginya yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan Namun
khusus untuk operasi daerah torakal tandur
iga otogenik juga dapat digunakan Tandur
1047297bula tibia dan humerus digunakan pada
keadaan dimana defek debridemen terlalu
luas untuk ditutup oleh krista iliaka atau iga
tidak cukup panjang1
h Pembedahan pada Pasien Anak
Pada anak-anak meskipun lesi akibat
spondilitis TB dapat sembuh dengan terapi
non-operatif namun kifosis cenderung terus
bertambah seiring dengan berjalannya
pertumbuhan oleh karena itu perlu
dilakukan koreksi kifosis secara cepat dan
stabilisasi vertebra pada fase aktif penyakit1557
Penatalaksanaan spondilitis TB anak harussecara agresif Koreksi deformitas tulang
belakang pada pasien anak adalah imperatif
Angulasi 15o saja cukup untuk menyebabkan
gangguan pertumbuhan tinggi42
Pertumbuhan vertebra setelah pemasangan
instrumen pada anak-anak post-operasi
koreksi kifosis telah dipelajari dan dievaluasi
Pertumbuhan unit vertebra setelah
pemasangan 1047297ksasi internal vertebra
tidak memiliki perbedaan yang signi1047297kan
dibanding vetebra yang intak Di sisi lain
ditemukan adanya pertumbuhan kolumnaanterior sehingga membentuk sudut lordosis
yang dapat mengkoreksi kifosis secara
sendirinya saat pertumbuhan berlangsung
Dilaporkan juga bahwa dalam 2 tahun dapat
terjadi kompresi implan terhadap diskus yang
berpotensi menimbulkan degenerasi diksus
intervertebralis57
i Pembedahan pada Pasien Lansia
Pada pasien lansia perlu dipertimbangkan
status nutrisi komorbiditas yang ada sebelum
naik ke meja operasi Kondisi vertebra yang
relatif osteoporotik umumnya tidak mampu
menahan instrumen yang dipasang di bagian
anterior Untuk didapatkan koreksi kifosis
dan stabilisasi spinal yang baik diperlukan
stabilisasi posterior dengan instrumentasi
segmental panjang Pemberian anti-
osteoporosis pre-operatif diperlukan untuk
meningkatkan angka fusi dan stabilisasi
vertebra oleh instrumen58
Pilihan tandur yang baik adalah tandur
alogenik mengingat sebagian besar pasien
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1113
671CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
lansia telah mengalami osteoporosis Pen-
dekatan bedah yang dapat memberikan waktu
operasi lebih singkat sangat direkomendasikan
mengingat toleransi pasien lansia yang lebih
rendah terhadap operasi Pendekatan posterior
operasi tunggal direkomendasikan oleh Zhang
dkk jika memang pendekatan anterior tidak
dibutuhkan sekali Penelitian Zhang dkk
mengungkapkan bahwa pendekatan posterior
operasi tunggal memiliki angka komplikasi
yang lebih rendah58
3 Imobilisasi Pasca-operasi
Imobilisasi yang singkat akan mengurangi
morbiditas pasien Dengan instrumentasi
kebutuhan imobilisasi semakin berkurang
sehingga pasien dapat cepat mencapai
status ambulatorik Jenis imobilisasi spinal
tergantung pada tingkat lesi Pada daerahservikal dapat diimobilisasi dengan jaket
Minerva pada daerah vertebra torakal
torakolumbal dan lumbal bagian atas dapat
diimobilisasi menggunakan body cast jacket
Sedangkan pada lumbal bawah lumbosakral
dan sakral dilakukan imobilisasi dengan body
jacket atau korset dari gips yang disertai
dengan 1047297ksasi salah satu sisi panggul12
a Tirah baring Imobilisasi dan
Fisioterapi
Terapi pada penderita spondilitis TB dapat
pula berupa tirah baring disertai denganpemberian kemoterapi dengan atau tanpa
imobilisasi Tindakan ini biasanya dilakukan
pada penyakit yang telah lanjut atau bila tidak
tersedia keterampilan dan fasilitas yang cukup
untuk melakukan operasi tulang belakang
atau bila terdapat permasalahan teknik
operasi yang dianggap terlalu berbahaya
Jenis imobilisasi yang dilakukan sama dengan
imobilisasi pasca-operasi yang telah dijelaskan
sebelumnya Imobilisasi dilakukan setidaknya
selama enam bulan12
Tirah baring diikuti dengan pemakaian gips
untuk melindungi tulang belakang pada
posisi ekstensi terutama pada keadaan akut
atau fase aktif Pemasangan gips ini ditujukan
untuk imobilisasi spinal mengurangi kompresi
medula spinalis dan progresi deformitas
lebih lanjut Istirahat di tempat tidur dapat
berlangsung hingga empat minggu Alwali
dkk melaporkan bahwa imobilisasi dengan
custom-made spinal jacket bersamaan dengan
kemoterapi dapat menjadi alternatif jika
tindakan bedah tidak bisa dilakukan29
Fisioterapi diperlukan sepanjang ditemukan
adanya gangguan fungsional Dalam hal
ini gangguan fungsional dikaitkan dengan
cedera medula spinalis yang menimbulkan
kelumpuhan motorik sensorik dan autonom
Intervensi 1047297sioterapi yang diberikan
disesuaikan dengan modalitas yang
terganggu
Paraplegia yang mengharuskan pasien
untuk terus duduk atau tidur berpotensi
menyebabkan ulkus dekubitus Maka dari itu
posisi baring harus sering diganti Selain itu
pemeriksaan kulit secara menyeluruh harus
rutin dilakukan Pasien dengan gangguan
defekasi dan berkemih dapat dibantu dengan
kateterisasi intermiten dan evakuasi feses setiap
hari Mobilisasi dengan kursi roda (wheelchair )
dianjurkan setidaknya 10 hari setelah dimulaipengobatan Jika pasien sudah stabil dapat
rencanakan untuk pelatihan kemandirian
kemampuan sosial dan melakukan aktivitas
sehari-hari dan berikutnya dapat diberikan
pelatihan vokasional
Studi prospektif pada pasien spodilitis TB yang
diterapi secara medikamentosa atau bedah
direhabilitasi mulai dari masa pre-operasi
hingga 6 bulan pasca-operasi dekompresi dan
fusi spinal membuktikan bahwa 1047297sioterapi
mampu meningkatkan kualitas hidup pasien
spondilitis TB terlebih jika dikombinasidengan terapi kuratif yang adekuat Terapi
motorik yang dilakukan antara lain difokuskan
pada otot dada perut tungkai bawah
batang tubuh dan ekstensor sakrospinal Skor
Modi1047297ed Barthel Index (MBI) meningkat secara
bermakna dimana pada saat permulaan hanya
106 persen pasien termasuk dalam kategori
mandiri dan pada akhir studi 702 persen
pasien termasuk dalam kategori mandiri59
PROGNOSIS
Prognosis pasien spondilitis TB dipengaruhi
oleh 1) usia 2) deformitas kifotik 3) letak
lesi 4) de1047297sit neurologis 5) diagnosis dini
6) kemoterapi 7) fusi spinal 8) komorbid 9)
tingkat edukasi dan sosioekonomi
Usia muda dikaitkan dengan prognosis
yang lebih baik12 Namun Parthasarathy
dkk 41 menyimpulkan bahwa pada pasien
usia dibawah 15 tahun dan dengan kifosis
lebih dari 30o cenderung tidak responsif
terhadap pengobatan Kifosis berat selain
memperburuk estetika dapat mengurangi
kemampuan bernafas Diagnosis dini
sebelum terjadi destruksi badan vertebra
yang nyata dikombinasi dengan kemoterapi
yang adekuat menjanjikan pemulihan
yang sempurna pada semua kasus Adanya
resistensi terhadap OAT memperburuk
prognosis spondilitis TB Komorbid lain
seperti AIDS berkaitan dengan prognosis
yang buruk Penelitian lain di Nigeria22
mengatakan bahwa tingkat edukasi pasien
mempengaruhi motivasi pasien untuk datang
berobat Pasien dengan tingkat edukasi yang
rendah cenderung malas datang berobat
sebelum muncul gejala yang lebih berat
seperti paraplegia
SIMPULAN
Infeksi spinal oleh tuberkulosis diperkirakan
sekitar satu hingga lima persen penderitatuberkulosis Spondilitis TB berpotensi
menyebabkan morbiditas serius yaitu
kelumpuhan dan deformitas tulang belakang
yang hebat Diagnosis dini spondilitis TB masih
terbatas Keterlambatan diagnosis masih
sering ditemukan dan mampu menyebabkan
perburukan kualitas hidup penderita MRI
sampai saat ini merupakan sarana pembantu
penegakan diagnosis yang paling baik
sekaligus menyingkirkan diagnosis banding
lainnya Namun jika fasilitas tidak memadai
CT scan sinar-X dan pencitraan lainnya dapat
membantu
Baku emas untuk diagnosis pasti tetap
menggunakan pemeriksaan histologis dan
mikrobiologis dari spesimen biopsi lesi TB
Namun pemeriksaan terbaru seperti PCR dapat
membantu tentunya harus dikorelasikan
dengan klinis dan pemeriksaan lainnya
Kemoterapi OAT adalah pilihan pengobatan
awal yang terbaik terbukti paling efektif
hingga saat ini Terapi pembedahan relatif
ditinggalkan sebagai pilihan pengobatan
yang utama Pembedahan dilakukan hanya
dengan indikasi-indikasi tertentu Namun
karena diagnosis dini spondilitis TB yang sulit
maka pembedahan tetap masih merupakan
penatalaksanaan yang umum Variasi teknik
pembedahan sangat banyak dan belum ada
teknik yang baku yang dianggap paling efektif
mengoreksi de1047297sit neurologis dan deformitas
Penatalaksanaan secara holistik harus dinilai
setiap pasien secara individual dan kembali
lagi disesuaikan dengan kemampuan tim
medis yang ada
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1213
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013672
TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1 Camillo FX Infections of the Spine Canale ST Beaty JH ed Campbellrsquos Operative Orthopaedics edisi ke-11 2008 vol 2 hal 2237
2 Cormican L Hammal R Messenger J Milburn HJ Current diffi culties in the diagnosis and management of spinal tuberculosis Postgrad Med J 2006 82 46-51
3 Sinan T Al-Khawari H Ismail M Bennakhi A Sheikh M Spinal tuberculosis CT and MRI feature Ann Saudi Med 2004 24 437-41
4 WHO Global tuberculosis control - epidemiology strategy 1047297nancing WHO Report 2005 WHOHTMTB2005411
5 Agarwal P Rathi P Verma R Pradhan CG Tuberculous spondilitis `Global lesionrsquo Special issues on Tuberculosis Bombay Hospital Journal 1999
6 Leibert E Haralambou G Tuberculosis In Rom WN and Garay S eds Spinal tuberculosis Lippincott Williams and Wilkins 2004565-77
7 Ozol D Koktener A Uyar ME Active pulmonary tuberculosis with vertebra and rib involvement case report South Med J 2006 99 171-3
8 Agrawal V Patgaonkar PR Nagariya SP Tuberculosis of Spine Journal of Craniovertebral Junction and Spine 2010 1 14
9 Infectious and noninfectious in1047298ammatory disease affecting the spine Dalam Byrne TN Benzel EC Waxman SG Disease of the Spine and Spinal Cord Oxford University Press Inc 2000
c 9 h325 ndash 335
10 Albar Z Medical treatment of Spinal Tuberculosis Cermin Dunia Kedokteran No 137 2002 29
11 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di IndonesiaGra1047297ka Jakarta 2006 hal 5
12 Vitriana Spondilitis Tuberkulosa Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK-UNPAD RSUP dr Hasan Sadikin FK-UI RSUPN dr Ciptomangunkusumo 2002
13 Australian Doctors International website Terserida pada URL httppoppyenochcomauadiv2picture_galleryphpid_gallery=7au
14 Issack PS Boachie-Adjei O Surgical Correction of kyphotic deformity in spinal tuberculosis International Orthopedics (SICOT) (2012) 36353ndash357 DOI 101007s00264-011-1292-9
15 Jain AK Dhammi IK Jain S Mishra P Kyphosis in spinal tuberculosis-Prevention and correction Indian J Orthop 2010 Apr-Jun 44(2) 127ndash136
16 Mason RJ Murray JF Broaddus VC Nadel JA Murray and Nadelrsquos Textbook of Resporatory Medicine 4th ed Pennsylvania Elsevier Saunders 2005
17 Wilson J MacDonald Current Orthopedics Elsevier Science 2003 hal 468
18 Polley P Dunn R Noncontiguous spinal tuberculosis incidence and management Eur Spine J (2009) 181096ndash1101
19 Karraeminogullari O Aydinli U Ozerdemoglu R Ozturk C Tuberculosis of the Lumbar Spine Outcomes after Combined Treatment of Two-drug Therapy and Surgery Orthopedics January
2007 Vol 30 No1
20 Papavramidis TS Papadopoulos VN Michalopoulos A Paramythiotis D Potsi S Raptou G Anterior chest wall tuberculous abscess a case report J Med Case Reports 2007 1 152
21 Li YW Fung YW A case of cervical tuberculous spondilitis an uncommon cause of neck pain Hong Kong j emerg med Vol 14(2) Apr 2007
22 Njoku CH Makusidi MA Ezunu EO Experiences in Management of Pottrsquos paraplegia and Paraparesis in Medical Wards of Usmanu Danfodiyo University Teaching Hospital Sokoto Nigeria
Annals of African Medicine Vol 6 No 1 2007 22 ndash 25
23 Savvidou C Triantopoulou Chatziioannou Papailiou et al A rare radiological appearance of lumbar tuberculous vertebral osteomyelitis Eur J Orthop Surg Traumatol (2010) 20313ndash316
DOI 101007s00590-009-0563-2
24 Ahn JS Lee JK Diagnosis and Treatment of Tuberculous Spondilitis and Pyogenic Spondilitis in Atypical Cases Asian Spine JournalVol 1 No 2 pp 75~79 2007
25 Pertuiset E Beaudreuil J Liote F et al Spinal tuberculosis in adults A study of 103 cases in a developed country 1980-1994 Medicine (Baltimore) Sep 199978(5)309-20
26 Teo EL Peh WC Imaging of tuberculosis of the spine Singapore Med J 2004 Vol 45(9) 439
27 Moesbar N Infeksi tuberkulosis pada tulang belakang Majalah Kedokteran Nusantara Sept 2006Vol39 No328 El- Fiky AM Surgical management of tuberculous spondilitis in adults Review in 20 cases Pan Arab J Otrh Traum Vol (2) No (2) ndash 195 ndash 201
29 Alwali ANA Spinal brace in tuberculosis of the spine Neurosciences 2003 Vol 8 (1) 17-22
30 Harada Y T Osamu Matsunaga N Magnetic Resonance Imaging Charasteristics of Tuberculous Spondylitis vs Pyogenic Spondylitis Clinical Imaging 32 (2008) 303ndash309
31 Jain AK Sreenivasan R Saini NS Kumar S et al Magnetic Resonance evaluation of tubercular lesion in spine International Orthopedics (SICOT) (2012) 36261ndash269
32 Hidalgo JA Pott Disease [Online] 2008 Aug 29 [cited 2009 Aug 27][17 screens] Available from URLhttpwwweMedicinecommedtopic
33 Muzaff ar T Shaifuzain AR Imran Y Noor Haslina MN Hematological changes in Tuberculous spondilitis patients at t he hospital universiti sains malaysia Southeast Asian J Trop Med Public
Health Vol 39 No 4 July 2008
34 Jung NY Jee WH Ha KY Park CK Byun JY Discrimination of Tuberculous Spondilitis from Pyogenic Spondilitis on MRI AJR182 June 2004 h 1405 ndash 1410
35 Kurtaran B Sarpel T Tasova Y Candevir A et al Brucellar and tuberculous spondylitis in 87 Adult patients a Descriptive and Comparative case series Infectous Diseases in Clinical Practice
May 2008 Vol16No3
36 Son JM Jee WH Jung CK Kim SI Ha KY Aspergillus Spondilitis involving the Cervico-Thoraco-Lumbar Spine in an Immunocompromised Patient a Case Report Korean J Radiol 8(5)
October 2007
37 Nataprawira HM Rahim AH Dewi MM Ismail Y Comparation Between Operative and Conservative Therapy in Spondylitiis Tuberculosis in Hasan Sadikin Hospital Bandung Maj Kedokt
Indon Vo60No7 (Jul 2010)
38 Oguz E Sehirlioglu A Altinmakas M Ozturk C Komurcu M Solakoglu C Vaccaro AR A new classi1047297cation and guide for surgical treatment of spinal tuberculosis International Orthopaedics
(SICOT) (2008) 32127ndash133
39 Young W Spinal Cord Injury levels and Classi1047297cation Page updated 03242009 Available from URLhttpwiseyoungwordpresscom20081219spinal-cord-injury-levels-and-
classi1047297cation
40 McKinley W Spinal Cord Injury Neurological examination Classi1047297cation and Prognosis Tersedia pada URLhttpwwwpmrvcuedupresentationsppsASIA_prespps
41 Parthasarathy R et al A comparison between ambulant treatment and radical surgery - ten-year report J Bone and Joint Surg 1999 81B 464-71
42 Kaptigau WM Koiri JB Kevau IH Rosenfeld JV Surgical Management of Spinal tuberculosis in Papua New Guinea PNG Med J 2007 Mar-Jun50(1-2)25-32
43 Hazra A Laha B Chemotherapy of Osteoarticular Tuberculosis Indian J Pharmacol February 2005 Vol 37 Issue 15-12
44 Cheri1047297 S Guillaume MP Peretz A Multidrug-resistant Tuberculosis Spondilitis Acta Clinica Belgica 2000 55-1
45 Li L Zhang Z Luo F Xu J et al Management of drug-resistant spinal tuberculosis with a combination of surgery and individualised chemotherapy a retrospective analysis of thirty-1047297ve
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1313
673CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
patients International Orthopaedics (SICOT) (2012) 36277ndash283
46 Quarta L Corrado A Melillo N Trotta A et al Combined Effect of Nerindronate and spesi1047297c antibiotic therapy in a case of tuberculous spondylodiscitis Rheumatol Int 2008495ndash498
47 Mak KC Cheung KMC Surgical treatment of acute TB spondylitis indications and outcomes Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2455-0 Publikasi online 16 August 2012
48 Jain AK Tuberculosis of the spine Clin Orthop Relat Res Jul 20074602-3
49 Qureshi MA Khalique AB Afzal W Pasha IF Aebi M Surgical Management of contiguous multilevel thoracolumbar tuberculous spondylitis Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2459-9
50 Jain AK Dhammi IK Prashad B Sinha S Mishra P Simultaneous anterior decompression and posterior instrumentation of the tuberculous spine using an anterolateral extrapleural
approach J Bone Joint Surg (Br) 2008 Nov 90(11)1477-81
51 El-deen MA Surgical management of Dorsolumber Tuberculous spondilitis in adults Pan Arab J Orth Trauma Vol (8) No (1) January 2004
52 Benli IT Acaroglu E Akalin S Kis M Dumar E Un A Anterior radical debridement and anterior instrumentation in Tuberculosis spondilitis Eur Spine J (2003)12 224ndash234
53 Cavusoglu H Kaya RA Turkmenoglu ON Tuncer C Colak I Aydin Y A long-term follw up study of anterior tibial allografting and istrumentation in the management of thoracolumbar
tuberculous spondilitis J Neurosurg spine 2008 830-38
54 Wang Y Zhang Y Zhang X et al Posterior only multilevel modi1047297ed vertebral column resection for extremely severe Pottrsquos kyphotic deformity Eur Spine J 18(10)1436ndash1441
55 Zhang H Lin M Shen K Ge L et al Surgical management fot multilevel noncontiguous thoracic spinal tuberculosis by single-stage posterior transforaminal thoracic debridement limited
decompression interbody fusion and posterior instrumentation (modi1047297ed TIFF) Arch Orthop Trauma Surg (2012) 132751ndash757 DOI 101007s00402-012-1473-z
56 Kandwal P Garg B Upendra BN Chowdhury B Jayaswal A Outcome of minimally invasive surgery in the management of tuberculous spondylitis Indian Journal of Orthopedics (March
2012) Vol 46 Issue 2
57 Pershin AA Mushkin AI Vertebral column growth in children after surgical correction of severe kyphosis in tuberculosis spondilitis Probl Tuberk Bolezn Legk2008(12)45-7
58 Zhang HQ Li JS Zhao SS Shao YX et al Surgical management for thoracic spinal tuberculosis in the elderly posterior only versus combined posterior and anterior approaches Arch
Orthop Trauma Surg DOI 101007s00402-012-1618-0 Published online 6 October 2012
60 Nas K Kemaloglu MS Ccedilevik R Ceviz A Necmioglu S Buumlkte Y The results of rehabilitation on motor and functional improvement of the spinal t uberculosis Joint Bone Spine Vol 71 Issue
4 July 2004 p 312-316
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 913
669CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
Pendekatan secara anterior lebih sering
digunakan karena dapat mencapai abses
yang umumnya berada di anterior vertebra
Selain itu dengan pendekatan anterior ahli
bedah tidak perlu membuang memotong
bagian vertebra segmen posterior sehingga
vertebra relatif utuh Pendekatan anterior
juga baik digunakan jika diputuskan untuk
memasang tandur dari tulang iga sehingga
tidak perlu melakukan insisi di dua tempat42
Pendekatan anterior efektif untuk kasus
dengan de1047297sit neurologis lesi multi-level
atau abses yang luas14
Di sisi lain pendekatan anterior kurang baik
jika dilakukan pada spondilitis TB multi-level
dalam mengoreksi deformitas kifotik49 Pada
keadaan ini kombinasi dengan pendekatan
posterior untuk instrumentasi posteriordiperlukan baik melalui operasi tunggal
atau dua operasi47 Prosedur operasi tunggal
untuk dua pendekatan dapat dilakukan dan
ditujukan untuk mengurangi durasi operasi
dan mengurangi manipulasi tulang belakang
yang relatif tidak stabil47
Sementara itu pendekatan posterior lebih
diutamakan pada kasus dimana segmen
posterior vertebra lebih rusak daripada
segmen anterior kasus dimana thorakotomi
sangat berbahaya mengingat komorbiditas
seperti penyakit jantung paru42
Sumber lainmengatakan bahwa pendekatan posterior
lebih menguntungkan dari segi koreksi
kifosis dan pemasangan implan namun
sering tidak adekuat dalam melakukan
dekompresi medula spinalis debridemen
dan atau evakuasi abses49
Pendekatan secara anterolateral ekstrapleural
memberikan paparan lapangan kerja yang
baik secara anterior maupun posterior
memungkinkan dekompresi secara anterior
dan penyisipan tandur tulang secara anterior
posterior Teknik ini memiliki morbiditas
lebih rendah dibandingkan teknik lainnya
yang menggunakan dua kali pembedahan
namun teknik ini memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi50
c Pembedahan drainase abses
Setelah terjadi pembentukan abses (cold
abscess) dan degenerasi setidaknya dua
diskus maka drainase harus dilakukan Abses
dapat menekan medula spinalis sehingga
terjadi gangguan neurologis Tindakan
ini dapat mencegah progresi perburukan
gejala neurologis dan mencegah kolaps
vertebra38
Abses dapat terbentuk di tingkat manapun
sesuai fokus infeksi TB pada vertebra Pada
tingkat servikal abses dapat terjadi pada
rongga retrofaringeal dan segitiga posterior
leher Untuk abses retrofaringeal dapat
dilakukan pendekatan transoral sedangkan
pada segitiga posterior insisi dilakukan pada
margo posterior m sternokleidomastoideus
Pada tingkat torakal abses dapat dievakuasi
secara kostotransversektomi Drainase abses
lumbar paravertebral dilakukan lewat
insisi longitudinal dorsolateral Drainase
abses psoas pelvis dapat dilakukan melalui
segitiga Petit atau insisi Ludloff1
d Pembedahan debridemen dan
koreksi kifosis
Karena lesi TB spinal biasanya di bagian
anterior badan vertebra dekompresi
anterior sangat direkomendasikan banyak
ahli18 Instrumentasi kemudian dilakukan
untuk stabilisasi tulang belakang untuk
melindungi tandur anterior yang disisipkan
dan sekaligus untuk menjaga koreksi kifosis
Berikut akan dijelaskan berbagai macam
teknik pada pembedahan spondilitis TB
d1 Debridemen anterior dan fusitanpa instrumentasi
Debridemen anterior dan fusi tanpa
instrumentasi diseut juga dengan rdquoOperasi
Hongkongrdquo Pembedahan ini relatif mudah
dan memerlukan waktu yang singkat
Tindakan ini meliputi debridemen radikal
pendekatan anterior diikuti penyisipan
tandur tulang iga otogenik untuk koreksi
deformitas kifosis Namun teknik ini
tidak dapat digunakan untuk kasus yang
memerlukan rekonstruksi luas setidaknya
dua tingkat diskus47 Tingkat kegagalan fusi
dan migrasi tandur sangat tinggi sehingga
sering pasien memerlukan operasi kedua14
Penelitian oleh El-Deen dkk yang melakukan
reseksi anterior radikal diikuti fusi anterior
tanpa 1047297ksasi internal yang digantikan dengan
1047297ksasi eksternal ( plaster ja cket ) mendapatkan
hasil yang cukup memuaskan Namun salah
satu kerugiannya adalah durasi mobilisasi
pasien yang lebih lambat dibandingkan
dengan 1047297ksasi internal Meskipun begitu
metode ini bisa dipertimbangkan sebagai
alternatif yang memberikan hasil yang cukup
memuaskan51
d2 Debridemen anterior diikuti
dengan instrumentasi anterior atau
posterior
Banyak laporan penelitian yang mengatakan
bahwa metode ini menjanjikan hasil yang
baik Meskipun begitu variasi metode ini
sangat banyak dan sangat bergantung
pada kebiasaan dan keahlian ahli bedah
yang bersangkutan Instrumentasi sangat
direkomendasikan pada kasus yang
memerlukan debridemen radikal setidaknya
dua diskus dan satu badan vertebra47
Teknik ini adalah metode yang paling sering
dilakukan dan dikaji dalam penelitian
Benli dkk melakukan penelitian denganmelakukan reseksi radikal anterior dengan
fusi anterior dan instrumentasi anterior
pada 63 pasien spondilitis TB mendapatkan
bahwa cara ini memberikan hasil yang cukup
memuaskan Sebanyak 80 persen pasien
mengalami remisi neurologis secara lengkap
20 persen mengalami remisi inkomplit
Dengan tambahan instrumentasi anterior
kemungkinan koreksi kifosis meningkat
hingga 80 persen dan dapat membantu
menjaga hasil koreksi tersebut52
Pada penelitian prospektif oleh Cavusogludkk dilakukan debridemen anterior radikal
dekompresi dan fusi dengan menggunakan
instrumentasi anterior tandur alogenik tibia
pada 22 pasien spondilitis TB lebih dari satu
tingkat dan didapatkan hasil yang baik
Pada pasien-pasien tersebut ditemukan
adanya tanda-tanda fusi pada semua pasien
berkurangnya rasa nyeri perbaikan gejala
neurologis yang signi1047297kan yang dievaluasi
dengan ASIA ( American spinal Injury
Association ) impairment scale dan rata-rata
koreksi dari kifosis sebesar 74 persen53
Penelitan oleh Jain dkk 50 menyatakan
bahwa tindakan dekompresi anterior sangat
dianjurkan pada pasien spondilitis TB Pada
38 pasien dengan spondilitis TB dekompresi
anterior instrumentasi posterior dengan atau
tanpa koreksi kifosis dan fusi anteriorposterior
dilakukan dalam sekali pembedahan melalui
pendekatan anterolateral ekstrapleural Pasien
dioperasi dari posisi lateral kiri menggunakan
potongan T pada apeks kifosis Beberapa
tulang iga diangkat dan dekompresi anterior
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1013
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013670
TINJAUAN PUSTAKA
dilaksanakan kolumna posterior diperpendek
untuk mengoreksi kifosis jika perlu distabilisasi
denganHartshill rectangle dan sublaminar wire
Kemudian penyisipan tandur tulang anterior
posterior dilakukan Nilai rata-rata kifosis pre-
operatif sebesar 4908ordm dan nilai rata-rata
kifosis post-operatif sebesar 25o Sebanyak
37 pasien mengalami resolusi sempurna dari
de1047297sit neurologis dalam waktu 11 ndash 74 bulan
Fusi spinal terbentuk dalam empat bulan
untuk satu badan vertebra dan delapan
bulan untuk dua badan vertebra
d3 Dekompresi transpedikular
Pendekatan transpedikular memungkinkan
akses anterior dan posterior melalui insisi
tunggal Teknik ini dikatakan tidak cukup
baik untuk kasus dengan destruksi vertebra
yang luas dimana diperlukan debridemenanterior luas dan rekonstruksi dengan tandur
tulang14
d4 Pembedahan dengan
pendekatan posterior saja
Pada kasus tertentu pendekatan posterior saja
dapat digunakan untuk mengangani pasien
spondilitis TB Pembedahan ini termasuk fusi
dan instrumentasi posterior operasi tunggal
tanpa debridemen anterior Teknik ini banyak
bergantung pada pemberian OAT untuk
mengeradikasi lesi spondilitis TB Teknik ini
tidak dapat digunakan pada kasus dengande1047297sit neurologis abses di bagian anterior
atau lesi di banyak tingkat14
d5 Osteotomi dan reseksi
kolumna vertebra
Jika telah terjadi deformitas kifotik yang sangat
kaku dan tajam harus dilakukan osteotomi
untuk meningkatkan 1047298eksibilitas vertebra
Osteotomi dekanselasi transpedikular
dapat mengoreksi deformitas kifotik hingga
20ndash30 persen pada satu tingkat Namun
tindakan ini memiliki angka komplikasi yang
tinggi termasuk perdarahan dan gangguan
neurologis Teknik ini dapat dilakukan dari
anterior dan posterior
Wang dkk melaporkan penelitian pada
sembilan pasien dengan spondilitis TB
dengan kifosis hingga 90o dengan tektik
osteotomi transpedikularegg-shell dan reseksi
kolumna vertebra multi-level Seluruh pasien
mengalami fusi dan perbaikan neurologis
dengan koreksi rata-rata kifosis 100o menjadi
16o54
e Pembedahan pada kasus non-
contiguous (skipping lesion)
Penelitian oleh Zhang dkk menyimpulkan
bahwa spondilitis TB non-contiguous multi-
level dapat ditatalaksana dengan adekuat
dengan metode operasi tunggal pendekatan
posterior transforaminal debridemen
thorasik dekompresi minimal fusi vertebra
dan instrumentasi posterior (modi1047297kasi TTIF
ndashTransforaminal Thoracic Interbody Fusion)
Metode ini meliputi reseksi sebagian korpus
vertebra sendi faset prosesus transversus dan
iga kemudian tandur tulang disisipkan pada
defek reseksi dan terakhir dipasang implan
posterior55
Kekurangan dari modi1047297kasi TTIF adalah 1)
terdapat risiko kompresi medula spinalis 2)
debridemen anterolateral sulit dilakukannamun dengan pemberian OAT dapat
mengkompensasi hal ini Cara ini tidak dapat
dipakai pada keadaan dimana abses luas
terbentuk di anterior korpus55
f Pembedahan invasif minimal
Tindakan bedah invasif minimal mulai
menjadi trend dalam segala bidang
pembedahan termasuk pembedahan tulang
belakang Pembedahan ini menjanjikan
morbiditas yang lebih rendah waktu rawat
yang lebih singkat dan nyeri pasca-operasi
yang lebih ringan Tidak semua operatormenguasai teknik ini karena memerlukan
keahlian tersendiri
Belum banyak ahli bedah tulang yang
melakukan pembedahan invasif minimal pada
pasien spondilitis TB Sejauh yang penulis
ketahui terdapat dua jenis pembedahan
invasif minimal yang telah dikaji hasilnya
yaitu 1) fusi dan debridemen anterior dengan
video-assisted thoracoscopic surgery (VATS)
dan 2) pemasangan pedicle screw posterior
secara invasif minimal diikuti fusi dan
debridemen posterolateral mini -open Kedua
teknik ini dapat menghasilkan fusi vertebra
yang adekuat disertai dengan perbaikan
postur fungsional dan neurologis yang
memuaskan56
g Pilihan tandur tulang
Tandur tulang yang dapat digunakan pada
penatalaksanaan bedah spondilitis TB adalah
tandur krista iliaka tandur iga tandur tibia
tandur 1047297bula hingga tandur humerus baik
otogenik ataupun alogenik Tandur krista il iaka
trikortikal adalah pilihan utama untuk seluruh
tingkat vertebra karena tingginya yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan Namun
khusus untuk operasi daerah torakal tandur
iga otogenik juga dapat digunakan Tandur
1047297bula tibia dan humerus digunakan pada
keadaan dimana defek debridemen terlalu
luas untuk ditutup oleh krista iliaka atau iga
tidak cukup panjang1
h Pembedahan pada Pasien Anak
Pada anak-anak meskipun lesi akibat
spondilitis TB dapat sembuh dengan terapi
non-operatif namun kifosis cenderung terus
bertambah seiring dengan berjalannya
pertumbuhan oleh karena itu perlu
dilakukan koreksi kifosis secara cepat dan
stabilisasi vertebra pada fase aktif penyakit1557
Penatalaksanaan spondilitis TB anak harussecara agresif Koreksi deformitas tulang
belakang pada pasien anak adalah imperatif
Angulasi 15o saja cukup untuk menyebabkan
gangguan pertumbuhan tinggi42
Pertumbuhan vertebra setelah pemasangan
instrumen pada anak-anak post-operasi
koreksi kifosis telah dipelajari dan dievaluasi
Pertumbuhan unit vertebra setelah
pemasangan 1047297ksasi internal vertebra
tidak memiliki perbedaan yang signi1047297kan
dibanding vetebra yang intak Di sisi lain
ditemukan adanya pertumbuhan kolumnaanterior sehingga membentuk sudut lordosis
yang dapat mengkoreksi kifosis secara
sendirinya saat pertumbuhan berlangsung
Dilaporkan juga bahwa dalam 2 tahun dapat
terjadi kompresi implan terhadap diskus yang
berpotensi menimbulkan degenerasi diksus
intervertebralis57
i Pembedahan pada Pasien Lansia
Pada pasien lansia perlu dipertimbangkan
status nutrisi komorbiditas yang ada sebelum
naik ke meja operasi Kondisi vertebra yang
relatif osteoporotik umumnya tidak mampu
menahan instrumen yang dipasang di bagian
anterior Untuk didapatkan koreksi kifosis
dan stabilisasi spinal yang baik diperlukan
stabilisasi posterior dengan instrumentasi
segmental panjang Pemberian anti-
osteoporosis pre-operatif diperlukan untuk
meningkatkan angka fusi dan stabilisasi
vertebra oleh instrumen58
Pilihan tandur yang baik adalah tandur
alogenik mengingat sebagian besar pasien
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1113
671CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
lansia telah mengalami osteoporosis Pen-
dekatan bedah yang dapat memberikan waktu
operasi lebih singkat sangat direkomendasikan
mengingat toleransi pasien lansia yang lebih
rendah terhadap operasi Pendekatan posterior
operasi tunggal direkomendasikan oleh Zhang
dkk jika memang pendekatan anterior tidak
dibutuhkan sekali Penelitian Zhang dkk
mengungkapkan bahwa pendekatan posterior
operasi tunggal memiliki angka komplikasi
yang lebih rendah58
3 Imobilisasi Pasca-operasi
Imobilisasi yang singkat akan mengurangi
morbiditas pasien Dengan instrumentasi
kebutuhan imobilisasi semakin berkurang
sehingga pasien dapat cepat mencapai
status ambulatorik Jenis imobilisasi spinal
tergantung pada tingkat lesi Pada daerahservikal dapat diimobilisasi dengan jaket
Minerva pada daerah vertebra torakal
torakolumbal dan lumbal bagian atas dapat
diimobilisasi menggunakan body cast jacket
Sedangkan pada lumbal bawah lumbosakral
dan sakral dilakukan imobilisasi dengan body
jacket atau korset dari gips yang disertai
dengan 1047297ksasi salah satu sisi panggul12
a Tirah baring Imobilisasi dan
Fisioterapi
Terapi pada penderita spondilitis TB dapat
pula berupa tirah baring disertai denganpemberian kemoterapi dengan atau tanpa
imobilisasi Tindakan ini biasanya dilakukan
pada penyakit yang telah lanjut atau bila tidak
tersedia keterampilan dan fasilitas yang cukup
untuk melakukan operasi tulang belakang
atau bila terdapat permasalahan teknik
operasi yang dianggap terlalu berbahaya
Jenis imobilisasi yang dilakukan sama dengan
imobilisasi pasca-operasi yang telah dijelaskan
sebelumnya Imobilisasi dilakukan setidaknya
selama enam bulan12
Tirah baring diikuti dengan pemakaian gips
untuk melindungi tulang belakang pada
posisi ekstensi terutama pada keadaan akut
atau fase aktif Pemasangan gips ini ditujukan
untuk imobilisasi spinal mengurangi kompresi
medula spinalis dan progresi deformitas
lebih lanjut Istirahat di tempat tidur dapat
berlangsung hingga empat minggu Alwali
dkk melaporkan bahwa imobilisasi dengan
custom-made spinal jacket bersamaan dengan
kemoterapi dapat menjadi alternatif jika
tindakan bedah tidak bisa dilakukan29
Fisioterapi diperlukan sepanjang ditemukan
adanya gangguan fungsional Dalam hal
ini gangguan fungsional dikaitkan dengan
cedera medula spinalis yang menimbulkan
kelumpuhan motorik sensorik dan autonom
Intervensi 1047297sioterapi yang diberikan
disesuaikan dengan modalitas yang
terganggu
Paraplegia yang mengharuskan pasien
untuk terus duduk atau tidur berpotensi
menyebabkan ulkus dekubitus Maka dari itu
posisi baring harus sering diganti Selain itu
pemeriksaan kulit secara menyeluruh harus
rutin dilakukan Pasien dengan gangguan
defekasi dan berkemih dapat dibantu dengan
kateterisasi intermiten dan evakuasi feses setiap
hari Mobilisasi dengan kursi roda (wheelchair )
dianjurkan setidaknya 10 hari setelah dimulaipengobatan Jika pasien sudah stabil dapat
rencanakan untuk pelatihan kemandirian
kemampuan sosial dan melakukan aktivitas
sehari-hari dan berikutnya dapat diberikan
pelatihan vokasional
Studi prospektif pada pasien spodilitis TB yang
diterapi secara medikamentosa atau bedah
direhabilitasi mulai dari masa pre-operasi
hingga 6 bulan pasca-operasi dekompresi dan
fusi spinal membuktikan bahwa 1047297sioterapi
mampu meningkatkan kualitas hidup pasien
spondilitis TB terlebih jika dikombinasidengan terapi kuratif yang adekuat Terapi
motorik yang dilakukan antara lain difokuskan
pada otot dada perut tungkai bawah
batang tubuh dan ekstensor sakrospinal Skor
Modi1047297ed Barthel Index (MBI) meningkat secara
bermakna dimana pada saat permulaan hanya
106 persen pasien termasuk dalam kategori
mandiri dan pada akhir studi 702 persen
pasien termasuk dalam kategori mandiri59
PROGNOSIS
Prognosis pasien spondilitis TB dipengaruhi
oleh 1) usia 2) deformitas kifotik 3) letak
lesi 4) de1047297sit neurologis 5) diagnosis dini
6) kemoterapi 7) fusi spinal 8) komorbid 9)
tingkat edukasi dan sosioekonomi
Usia muda dikaitkan dengan prognosis
yang lebih baik12 Namun Parthasarathy
dkk 41 menyimpulkan bahwa pada pasien
usia dibawah 15 tahun dan dengan kifosis
lebih dari 30o cenderung tidak responsif
terhadap pengobatan Kifosis berat selain
memperburuk estetika dapat mengurangi
kemampuan bernafas Diagnosis dini
sebelum terjadi destruksi badan vertebra
yang nyata dikombinasi dengan kemoterapi
yang adekuat menjanjikan pemulihan
yang sempurna pada semua kasus Adanya
resistensi terhadap OAT memperburuk
prognosis spondilitis TB Komorbid lain
seperti AIDS berkaitan dengan prognosis
yang buruk Penelitian lain di Nigeria22
mengatakan bahwa tingkat edukasi pasien
mempengaruhi motivasi pasien untuk datang
berobat Pasien dengan tingkat edukasi yang
rendah cenderung malas datang berobat
sebelum muncul gejala yang lebih berat
seperti paraplegia
SIMPULAN
Infeksi spinal oleh tuberkulosis diperkirakan
sekitar satu hingga lima persen penderitatuberkulosis Spondilitis TB berpotensi
menyebabkan morbiditas serius yaitu
kelumpuhan dan deformitas tulang belakang
yang hebat Diagnosis dini spondilitis TB masih
terbatas Keterlambatan diagnosis masih
sering ditemukan dan mampu menyebabkan
perburukan kualitas hidup penderita MRI
sampai saat ini merupakan sarana pembantu
penegakan diagnosis yang paling baik
sekaligus menyingkirkan diagnosis banding
lainnya Namun jika fasilitas tidak memadai
CT scan sinar-X dan pencitraan lainnya dapat
membantu
Baku emas untuk diagnosis pasti tetap
menggunakan pemeriksaan histologis dan
mikrobiologis dari spesimen biopsi lesi TB
Namun pemeriksaan terbaru seperti PCR dapat
membantu tentunya harus dikorelasikan
dengan klinis dan pemeriksaan lainnya
Kemoterapi OAT adalah pilihan pengobatan
awal yang terbaik terbukti paling efektif
hingga saat ini Terapi pembedahan relatif
ditinggalkan sebagai pilihan pengobatan
yang utama Pembedahan dilakukan hanya
dengan indikasi-indikasi tertentu Namun
karena diagnosis dini spondilitis TB yang sulit
maka pembedahan tetap masih merupakan
penatalaksanaan yang umum Variasi teknik
pembedahan sangat banyak dan belum ada
teknik yang baku yang dianggap paling efektif
mengoreksi de1047297sit neurologis dan deformitas
Penatalaksanaan secara holistik harus dinilai
setiap pasien secara individual dan kembali
lagi disesuaikan dengan kemampuan tim
medis yang ada
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1213
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013672
TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1 Camillo FX Infections of the Spine Canale ST Beaty JH ed Campbellrsquos Operative Orthopaedics edisi ke-11 2008 vol 2 hal 2237
2 Cormican L Hammal R Messenger J Milburn HJ Current diffi culties in the diagnosis and management of spinal tuberculosis Postgrad Med J 2006 82 46-51
3 Sinan T Al-Khawari H Ismail M Bennakhi A Sheikh M Spinal tuberculosis CT and MRI feature Ann Saudi Med 2004 24 437-41
4 WHO Global tuberculosis control - epidemiology strategy 1047297nancing WHO Report 2005 WHOHTMTB2005411
5 Agarwal P Rathi P Verma R Pradhan CG Tuberculous spondilitis `Global lesionrsquo Special issues on Tuberculosis Bombay Hospital Journal 1999
6 Leibert E Haralambou G Tuberculosis In Rom WN and Garay S eds Spinal tuberculosis Lippincott Williams and Wilkins 2004565-77
7 Ozol D Koktener A Uyar ME Active pulmonary tuberculosis with vertebra and rib involvement case report South Med J 2006 99 171-3
8 Agrawal V Patgaonkar PR Nagariya SP Tuberculosis of Spine Journal of Craniovertebral Junction and Spine 2010 1 14
9 Infectious and noninfectious in1047298ammatory disease affecting the spine Dalam Byrne TN Benzel EC Waxman SG Disease of the Spine and Spinal Cord Oxford University Press Inc 2000
c 9 h325 ndash 335
10 Albar Z Medical treatment of Spinal Tuberculosis Cermin Dunia Kedokteran No 137 2002 29
11 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di IndonesiaGra1047297ka Jakarta 2006 hal 5
12 Vitriana Spondilitis Tuberkulosa Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK-UNPAD RSUP dr Hasan Sadikin FK-UI RSUPN dr Ciptomangunkusumo 2002
13 Australian Doctors International website Terserida pada URL httppoppyenochcomauadiv2picture_galleryphpid_gallery=7au
14 Issack PS Boachie-Adjei O Surgical Correction of kyphotic deformity in spinal tuberculosis International Orthopedics (SICOT) (2012) 36353ndash357 DOI 101007s00264-011-1292-9
15 Jain AK Dhammi IK Jain S Mishra P Kyphosis in spinal tuberculosis-Prevention and correction Indian J Orthop 2010 Apr-Jun 44(2) 127ndash136
16 Mason RJ Murray JF Broaddus VC Nadel JA Murray and Nadelrsquos Textbook of Resporatory Medicine 4th ed Pennsylvania Elsevier Saunders 2005
17 Wilson J MacDonald Current Orthopedics Elsevier Science 2003 hal 468
18 Polley P Dunn R Noncontiguous spinal tuberculosis incidence and management Eur Spine J (2009) 181096ndash1101
19 Karraeminogullari O Aydinli U Ozerdemoglu R Ozturk C Tuberculosis of the Lumbar Spine Outcomes after Combined Treatment of Two-drug Therapy and Surgery Orthopedics January
2007 Vol 30 No1
20 Papavramidis TS Papadopoulos VN Michalopoulos A Paramythiotis D Potsi S Raptou G Anterior chest wall tuberculous abscess a case report J Med Case Reports 2007 1 152
21 Li YW Fung YW A case of cervical tuberculous spondilitis an uncommon cause of neck pain Hong Kong j emerg med Vol 14(2) Apr 2007
22 Njoku CH Makusidi MA Ezunu EO Experiences in Management of Pottrsquos paraplegia and Paraparesis in Medical Wards of Usmanu Danfodiyo University Teaching Hospital Sokoto Nigeria
Annals of African Medicine Vol 6 No 1 2007 22 ndash 25
23 Savvidou C Triantopoulou Chatziioannou Papailiou et al A rare radiological appearance of lumbar tuberculous vertebral osteomyelitis Eur J Orthop Surg Traumatol (2010) 20313ndash316
DOI 101007s00590-009-0563-2
24 Ahn JS Lee JK Diagnosis and Treatment of Tuberculous Spondilitis and Pyogenic Spondilitis in Atypical Cases Asian Spine JournalVol 1 No 2 pp 75~79 2007
25 Pertuiset E Beaudreuil J Liote F et al Spinal tuberculosis in adults A study of 103 cases in a developed country 1980-1994 Medicine (Baltimore) Sep 199978(5)309-20
26 Teo EL Peh WC Imaging of tuberculosis of the spine Singapore Med J 2004 Vol 45(9) 439
27 Moesbar N Infeksi tuberkulosis pada tulang belakang Majalah Kedokteran Nusantara Sept 2006Vol39 No328 El- Fiky AM Surgical management of tuberculous spondilitis in adults Review in 20 cases Pan Arab J Otrh Traum Vol (2) No (2) ndash 195 ndash 201
29 Alwali ANA Spinal brace in tuberculosis of the spine Neurosciences 2003 Vol 8 (1) 17-22
30 Harada Y T Osamu Matsunaga N Magnetic Resonance Imaging Charasteristics of Tuberculous Spondylitis vs Pyogenic Spondylitis Clinical Imaging 32 (2008) 303ndash309
31 Jain AK Sreenivasan R Saini NS Kumar S et al Magnetic Resonance evaluation of tubercular lesion in spine International Orthopedics (SICOT) (2012) 36261ndash269
32 Hidalgo JA Pott Disease [Online] 2008 Aug 29 [cited 2009 Aug 27][17 screens] Available from URLhttpwwweMedicinecommedtopic
33 Muzaff ar T Shaifuzain AR Imran Y Noor Haslina MN Hematological changes in Tuberculous spondilitis patients at t he hospital universiti sains malaysia Southeast Asian J Trop Med Public
Health Vol 39 No 4 July 2008
34 Jung NY Jee WH Ha KY Park CK Byun JY Discrimination of Tuberculous Spondilitis from Pyogenic Spondilitis on MRI AJR182 June 2004 h 1405 ndash 1410
35 Kurtaran B Sarpel T Tasova Y Candevir A et al Brucellar and tuberculous spondylitis in 87 Adult patients a Descriptive and Comparative case series Infectous Diseases in Clinical Practice
May 2008 Vol16No3
36 Son JM Jee WH Jung CK Kim SI Ha KY Aspergillus Spondilitis involving the Cervico-Thoraco-Lumbar Spine in an Immunocompromised Patient a Case Report Korean J Radiol 8(5)
October 2007
37 Nataprawira HM Rahim AH Dewi MM Ismail Y Comparation Between Operative and Conservative Therapy in Spondylitiis Tuberculosis in Hasan Sadikin Hospital Bandung Maj Kedokt
Indon Vo60No7 (Jul 2010)
38 Oguz E Sehirlioglu A Altinmakas M Ozturk C Komurcu M Solakoglu C Vaccaro AR A new classi1047297cation and guide for surgical treatment of spinal tuberculosis International Orthopaedics
(SICOT) (2008) 32127ndash133
39 Young W Spinal Cord Injury levels and Classi1047297cation Page updated 03242009 Available from URLhttpwiseyoungwordpresscom20081219spinal-cord-injury-levels-and-
classi1047297cation
40 McKinley W Spinal Cord Injury Neurological examination Classi1047297cation and Prognosis Tersedia pada URLhttpwwwpmrvcuedupresentationsppsASIA_prespps
41 Parthasarathy R et al A comparison between ambulant treatment and radical surgery - ten-year report J Bone and Joint Surg 1999 81B 464-71
42 Kaptigau WM Koiri JB Kevau IH Rosenfeld JV Surgical Management of Spinal tuberculosis in Papua New Guinea PNG Med J 2007 Mar-Jun50(1-2)25-32
43 Hazra A Laha B Chemotherapy of Osteoarticular Tuberculosis Indian J Pharmacol February 2005 Vol 37 Issue 15-12
44 Cheri1047297 S Guillaume MP Peretz A Multidrug-resistant Tuberculosis Spondilitis Acta Clinica Belgica 2000 55-1
45 Li L Zhang Z Luo F Xu J et al Management of drug-resistant spinal tuberculosis with a combination of surgery and individualised chemotherapy a retrospective analysis of thirty-1047297ve
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1313
673CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
patients International Orthopaedics (SICOT) (2012) 36277ndash283
46 Quarta L Corrado A Melillo N Trotta A et al Combined Effect of Nerindronate and spesi1047297c antibiotic therapy in a case of tuberculous spondylodiscitis Rheumatol Int 2008495ndash498
47 Mak KC Cheung KMC Surgical treatment of acute TB spondylitis indications and outcomes Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2455-0 Publikasi online 16 August 2012
48 Jain AK Tuberculosis of the spine Clin Orthop Relat Res Jul 20074602-3
49 Qureshi MA Khalique AB Afzal W Pasha IF Aebi M Surgical Management of contiguous multilevel thoracolumbar tuberculous spondylitis Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2459-9
50 Jain AK Dhammi IK Prashad B Sinha S Mishra P Simultaneous anterior decompression and posterior instrumentation of the tuberculous spine using an anterolateral extrapleural
approach J Bone Joint Surg (Br) 2008 Nov 90(11)1477-81
51 El-deen MA Surgical management of Dorsolumber Tuberculous spondilitis in adults Pan Arab J Orth Trauma Vol (8) No (1) January 2004
52 Benli IT Acaroglu E Akalin S Kis M Dumar E Un A Anterior radical debridement and anterior instrumentation in Tuberculosis spondilitis Eur Spine J (2003)12 224ndash234
53 Cavusoglu H Kaya RA Turkmenoglu ON Tuncer C Colak I Aydin Y A long-term follw up study of anterior tibial allografting and istrumentation in the management of thoracolumbar
tuberculous spondilitis J Neurosurg spine 2008 830-38
54 Wang Y Zhang Y Zhang X et al Posterior only multilevel modi1047297ed vertebral column resection for extremely severe Pottrsquos kyphotic deformity Eur Spine J 18(10)1436ndash1441
55 Zhang H Lin M Shen K Ge L et al Surgical management fot multilevel noncontiguous thoracic spinal tuberculosis by single-stage posterior transforaminal thoracic debridement limited
decompression interbody fusion and posterior instrumentation (modi1047297ed TIFF) Arch Orthop Trauma Surg (2012) 132751ndash757 DOI 101007s00402-012-1473-z
56 Kandwal P Garg B Upendra BN Chowdhury B Jayaswal A Outcome of minimally invasive surgery in the management of tuberculous spondylitis Indian Journal of Orthopedics (March
2012) Vol 46 Issue 2
57 Pershin AA Mushkin AI Vertebral column growth in children after surgical correction of severe kyphosis in tuberculosis spondilitis Probl Tuberk Bolezn Legk2008(12)45-7
58 Zhang HQ Li JS Zhao SS Shao YX et al Surgical management for thoracic spinal tuberculosis in the elderly posterior only versus combined posterior and anterior approaches Arch
Orthop Trauma Surg DOI 101007s00402-012-1618-0 Published online 6 October 2012
60 Nas K Kemaloglu MS Ccedilevik R Ceviz A Necmioglu S Buumlkte Y The results of rehabilitation on motor and functional improvement of the spinal t uberculosis Joint Bone Spine Vol 71 Issue
4 July 2004 p 312-316
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1013
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013670
TINJAUAN PUSTAKA
dilaksanakan kolumna posterior diperpendek
untuk mengoreksi kifosis jika perlu distabilisasi
denganHartshill rectangle dan sublaminar wire
Kemudian penyisipan tandur tulang anterior
posterior dilakukan Nilai rata-rata kifosis pre-
operatif sebesar 4908ordm dan nilai rata-rata
kifosis post-operatif sebesar 25o Sebanyak
37 pasien mengalami resolusi sempurna dari
de1047297sit neurologis dalam waktu 11 ndash 74 bulan
Fusi spinal terbentuk dalam empat bulan
untuk satu badan vertebra dan delapan
bulan untuk dua badan vertebra
d3 Dekompresi transpedikular
Pendekatan transpedikular memungkinkan
akses anterior dan posterior melalui insisi
tunggal Teknik ini dikatakan tidak cukup
baik untuk kasus dengan destruksi vertebra
yang luas dimana diperlukan debridemenanterior luas dan rekonstruksi dengan tandur
tulang14
d4 Pembedahan dengan
pendekatan posterior saja
Pada kasus tertentu pendekatan posterior saja
dapat digunakan untuk mengangani pasien
spondilitis TB Pembedahan ini termasuk fusi
dan instrumentasi posterior operasi tunggal
tanpa debridemen anterior Teknik ini banyak
bergantung pada pemberian OAT untuk
mengeradikasi lesi spondilitis TB Teknik ini
tidak dapat digunakan pada kasus dengande1047297sit neurologis abses di bagian anterior
atau lesi di banyak tingkat14
d5 Osteotomi dan reseksi
kolumna vertebra
Jika telah terjadi deformitas kifotik yang sangat
kaku dan tajam harus dilakukan osteotomi
untuk meningkatkan 1047298eksibilitas vertebra
Osteotomi dekanselasi transpedikular
dapat mengoreksi deformitas kifotik hingga
20ndash30 persen pada satu tingkat Namun
tindakan ini memiliki angka komplikasi yang
tinggi termasuk perdarahan dan gangguan
neurologis Teknik ini dapat dilakukan dari
anterior dan posterior
Wang dkk melaporkan penelitian pada
sembilan pasien dengan spondilitis TB
dengan kifosis hingga 90o dengan tektik
osteotomi transpedikularegg-shell dan reseksi
kolumna vertebra multi-level Seluruh pasien
mengalami fusi dan perbaikan neurologis
dengan koreksi rata-rata kifosis 100o menjadi
16o54
e Pembedahan pada kasus non-
contiguous (skipping lesion)
Penelitian oleh Zhang dkk menyimpulkan
bahwa spondilitis TB non-contiguous multi-
level dapat ditatalaksana dengan adekuat
dengan metode operasi tunggal pendekatan
posterior transforaminal debridemen
thorasik dekompresi minimal fusi vertebra
dan instrumentasi posterior (modi1047297kasi TTIF
ndashTransforaminal Thoracic Interbody Fusion)
Metode ini meliputi reseksi sebagian korpus
vertebra sendi faset prosesus transversus dan
iga kemudian tandur tulang disisipkan pada
defek reseksi dan terakhir dipasang implan
posterior55
Kekurangan dari modi1047297kasi TTIF adalah 1)
terdapat risiko kompresi medula spinalis 2)
debridemen anterolateral sulit dilakukannamun dengan pemberian OAT dapat
mengkompensasi hal ini Cara ini tidak dapat
dipakai pada keadaan dimana abses luas
terbentuk di anterior korpus55
f Pembedahan invasif minimal
Tindakan bedah invasif minimal mulai
menjadi trend dalam segala bidang
pembedahan termasuk pembedahan tulang
belakang Pembedahan ini menjanjikan
morbiditas yang lebih rendah waktu rawat
yang lebih singkat dan nyeri pasca-operasi
yang lebih ringan Tidak semua operatormenguasai teknik ini karena memerlukan
keahlian tersendiri
Belum banyak ahli bedah tulang yang
melakukan pembedahan invasif minimal pada
pasien spondilitis TB Sejauh yang penulis
ketahui terdapat dua jenis pembedahan
invasif minimal yang telah dikaji hasilnya
yaitu 1) fusi dan debridemen anterior dengan
video-assisted thoracoscopic surgery (VATS)
dan 2) pemasangan pedicle screw posterior
secara invasif minimal diikuti fusi dan
debridemen posterolateral mini -open Kedua
teknik ini dapat menghasilkan fusi vertebra
yang adekuat disertai dengan perbaikan
postur fungsional dan neurologis yang
memuaskan56
g Pilihan tandur tulang
Tandur tulang yang dapat digunakan pada
penatalaksanaan bedah spondilitis TB adalah
tandur krista iliaka tandur iga tandur tibia
tandur 1047297bula hingga tandur humerus baik
otogenik ataupun alogenik Tandur krista il iaka
trikortikal adalah pilihan utama untuk seluruh
tingkat vertebra karena tingginya yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan Namun
khusus untuk operasi daerah torakal tandur
iga otogenik juga dapat digunakan Tandur
1047297bula tibia dan humerus digunakan pada
keadaan dimana defek debridemen terlalu
luas untuk ditutup oleh krista iliaka atau iga
tidak cukup panjang1
h Pembedahan pada Pasien Anak
Pada anak-anak meskipun lesi akibat
spondilitis TB dapat sembuh dengan terapi
non-operatif namun kifosis cenderung terus
bertambah seiring dengan berjalannya
pertumbuhan oleh karena itu perlu
dilakukan koreksi kifosis secara cepat dan
stabilisasi vertebra pada fase aktif penyakit1557
Penatalaksanaan spondilitis TB anak harussecara agresif Koreksi deformitas tulang
belakang pada pasien anak adalah imperatif
Angulasi 15o saja cukup untuk menyebabkan
gangguan pertumbuhan tinggi42
Pertumbuhan vertebra setelah pemasangan
instrumen pada anak-anak post-operasi
koreksi kifosis telah dipelajari dan dievaluasi
Pertumbuhan unit vertebra setelah
pemasangan 1047297ksasi internal vertebra
tidak memiliki perbedaan yang signi1047297kan
dibanding vetebra yang intak Di sisi lain
ditemukan adanya pertumbuhan kolumnaanterior sehingga membentuk sudut lordosis
yang dapat mengkoreksi kifosis secara
sendirinya saat pertumbuhan berlangsung
Dilaporkan juga bahwa dalam 2 tahun dapat
terjadi kompresi implan terhadap diskus yang
berpotensi menimbulkan degenerasi diksus
intervertebralis57
i Pembedahan pada Pasien Lansia
Pada pasien lansia perlu dipertimbangkan
status nutrisi komorbiditas yang ada sebelum
naik ke meja operasi Kondisi vertebra yang
relatif osteoporotik umumnya tidak mampu
menahan instrumen yang dipasang di bagian
anterior Untuk didapatkan koreksi kifosis
dan stabilisasi spinal yang baik diperlukan
stabilisasi posterior dengan instrumentasi
segmental panjang Pemberian anti-
osteoporosis pre-operatif diperlukan untuk
meningkatkan angka fusi dan stabilisasi
vertebra oleh instrumen58
Pilihan tandur yang baik adalah tandur
alogenik mengingat sebagian besar pasien
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1113
671CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
lansia telah mengalami osteoporosis Pen-
dekatan bedah yang dapat memberikan waktu
operasi lebih singkat sangat direkomendasikan
mengingat toleransi pasien lansia yang lebih
rendah terhadap operasi Pendekatan posterior
operasi tunggal direkomendasikan oleh Zhang
dkk jika memang pendekatan anterior tidak
dibutuhkan sekali Penelitian Zhang dkk
mengungkapkan bahwa pendekatan posterior
operasi tunggal memiliki angka komplikasi
yang lebih rendah58
3 Imobilisasi Pasca-operasi
Imobilisasi yang singkat akan mengurangi
morbiditas pasien Dengan instrumentasi
kebutuhan imobilisasi semakin berkurang
sehingga pasien dapat cepat mencapai
status ambulatorik Jenis imobilisasi spinal
tergantung pada tingkat lesi Pada daerahservikal dapat diimobilisasi dengan jaket
Minerva pada daerah vertebra torakal
torakolumbal dan lumbal bagian atas dapat
diimobilisasi menggunakan body cast jacket
Sedangkan pada lumbal bawah lumbosakral
dan sakral dilakukan imobilisasi dengan body
jacket atau korset dari gips yang disertai
dengan 1047297ksasi salah satu sisi panggul12
a Tirah baring Imobilisasi dan
Fisioterapi
Terapi pada penderita spondilitis TB dapat
pula berupa tirah baring disertai denganpemberian kemoterapi dengan atau tanpa
imobilisasi Tindakan ini biasanya dilakukan
pada penyakit yang telah lanjut atau bila tidak
tersedia keterampilan dan fasilitas yang cukup
untuk melakukan operasi tulang belakang
atau bila terdapat permasalahan teknik
operasi yang dianggap terlalu berbahaya
Jenis imobilisasi yang dilakukan sama dengan
imobilisasi pasca-operasi yang telah dijelaskan
sebelumnya Imobilisasi dilakukan setidaknya
selama enam bulan12
Tirah baring diikuti dengan pemakaian gips
untuk melindungi tulang belakang pada
posisi ekstensi terutama pada keadaan akut
atau fase aktif Pemasangan gips ini ditujukan
untuk imobilisasi spinal mengurangi kompresi
medula spinalis dan progresi deformitas
lebih lanjut Istirahat di tempat tidur dapat
berlangsung hingga empat minggu Alwali
dkk melaporkan bahwa imobilisasi dengan
custom-made spinal jacket bersamaan dengan
kemoterapi dapat menjadi alternatif jika
tindakan bedah tidak bisa dilakukan29
Fisioterapi diperlukan sepanjang ditemukan
adanya gangguan fungsional Dalam hal
ini gangguan fungsional dikaitkan dengan
cedera medula spinalis yang menimbulkan
kelumpuhan motorik sensorik dan autonom
Intervensi 1047297sioterapi yang diberikan
disesuaikan dengan modalitas yang
terganggu
Paraplegia yang mengharuskan pasien
untuk terus duduk atau tidur berpotensi
menyebabkan ulkus dekubitus Maka dari itu
posisi baring harus sering diganti Selain itu
pemeriksaan kulit secara menyeluruh harus
rutin dilakukan Pasien dengan gangguan
defekasi dan berkemih dapat dibantu dengan
kateterisasi intermiten dan evakuasi feses setiap
hari Mobilisasi dengan kursi roda (wheelchair )
dianjurkan setidaknya 10 hari setelah dimulaipengobatan Jika pasien sudah stabil dapat
rencanakan untuk pelatihan kemandirian
kemampuan sosial dan melakukan aktivitas
sehari-hari dan berikutnya dapat diberikan
pelatihan vokasional
Studi prospektif pada pasien spodilitis TB yang
diterapi secara medikamentosa atau bedah
direhabilitasi mulai dari masa pre-operasi
hingga 6 bulan pasca-operasi dekompresi dan
fusi spinal membuktikan bahwa 1047297sioterapi
mampu meningkatkan kualitas hidup pasien
spondilitis TB terlebih jika dikombinasidengan terapi kuratif yang adekuat Terapi
motorik yang dilakukan antara lain difokuskan
pada otot dada perut tungkai bawah
batang tubuh dan ekstensor sakrospinal Skor
Modi1047297ed Barthel Index (MBI) meningkat secara
bermakna dimana pada saat permulaan hanya
106 persen pasien termasuk dalam kategori
mandiri dan pada akhir studi 702 persen
pasien termasuk dalam kategori mandiri59
PROGNOSIS
Prognosis pasien spondilitis TB dipengaruhi
oleh 1) usia 2) deformitas kifotik 3) letak
lesi 4) de1047297sit neurologis 5) diagnosis dini
6) kemoterapi 7) fusi spinal 8) komorbid 9)
tingkat edukasi dan sosioekonomi
Usia muda dikaitkan dengan prognosis
yang lebih baik12 Namun Parthasarathy
dkk 41 menyimpulkan bahwa pada pasien
usia dibawah 15 tahun dan dengan kifosis
lebih dari 30o cenderung tidak responsif
terhadap pengobatan Kifosis berat selain
memperburuk estetika dapat mengurangi
kemampuan bernafas Diagnosis dini
sebelum terjadi destruksi badan vertebra
yang nyata dikombinasi dengan kemoterapi
yang adekuat menjanjikan pemulihan
yang sempurna pada semua kasus Adanya
resistensi terhadap OAT memperburuk
prognosis spondilitis TB Komorbid lain
seperti AIDS berkaitan dengan prognosis
yang buruk Penelitian lain di Nigeria22
mengatakan bahwa tingkat edukasi pasien
mempengaruhi motivasi pasien untuk datang
berobat Pasien dengan tingkat edukasi yang
rendah cenderung malas datang berobat
sebelum muncul gejala yang lebih berat
seperti paraplegia
SIMPULAN
Infeksi spinal oleh tuberkulosis diperkirakan
sekitar satu hingga lima persen penderitatuberkulosis Spondilitis TB berpotensi
menyebabkan morbiditas serius yaitu
kelumpuhan dan deformitas tulang belakang
yang hebat Diagnosis dini spondilitis TB masih
terbatas Keterlambatan diagnosis masih
sering ditemukan dan mampu menyebabkan
perburukan kualitas hidup penderita MRI
sampai saat ini merupakan sarana pembantu
penegakan diagnosis yang paling baik
sekaligus menyingkirkan diagnosis banding
lainnya Namun jika fasilitas tidak memadai
CT scan sinar-X dan pencitraan lainnya dapat
membantu
Baku emas untuk diagnosis pasti tetap
menggunakan pemeriksaan histologis dan
mikrobiologis dari spesimen biopsi lesi TB
Namun pemeriksaan terbaru seperti PCR dapat
membantu tentunya harus dikorelasikan
dengan klinis dan pemeriksaan lainnya
Kemoterapi OAT adalah pilihan pengobatan
awal yang terbaik terbukti paling efektif
hingga saat ini Terapi pembedahan relatif
ditinggalkan sebagai pilihan pengobatan
yang utama Pembedahan dilakukan hanya
dengan indikasi-indikasi tertentu Namun
karena diagnosis dini spondilitis TB yang sulit
maka pembedahan tetap masih merupakan
penatalaksanaan yang umum Variasi teknik
pembedahan sangat banyak dan belum ada
teknik yang baku yang dianggap paling efektif
mengoreksi de1047297sit neurologis dan deformitas
Penatalaksanaan secara holistik harus dinilai
setiap pasien secara individual dan kembali
lagi disesuaikan dengan kemampuan tim
medis yang ada
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1213
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013672
TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1 Camillo FX Infections of the Spine Canale ST Beaty JH ed Campbellrsquos Operative Orthopaedics edisi ke-11 2008 vol 2 hal 2237
2 Cormican L Hammal R Messenger J Milburn HJ Current diffi culties in the diagnosis and management of spinal tuberculosis Postgrad Med J 2006 82 46-51
3 Sinan T Al-Khawari H Ismail M Bennakhi A Sheikh M Spinal tuberculosis CT and MRI feature Ann Saudi Med 2004 24 437-41
4 WHO Global tuberculosis control - epidemiology strategy 1047297nancing WHO Report 2005 WHOHTMTB2005411
5 Agarwal P Rathi P Verma R Pradhan CG Tuberculous spondilitis `Global lesionrsquo Special issues on Tuberculosis Bombay Hospital Journal 1999
6 Leibert E Haralambou G Tuberculosis In Rom WN and Garay S eds Spinal tuberculosis Lippincott Williams and Wilkins 2004565-77
7 Ozol D Koktener A Uyar ME Active pulmonary tuberculosis with vertebra and rib involvement case report South Med J 2006 99 171-3
8 Agrawal V Patgaonkar PR Nagariya SP Tuberculosis of Spine Journal of Craniovertebral Junction and Spine 2010 1 14
9 Infectious and noninfectious in1047298ammatory disease affecting the spine Dalam Byrne TN Benzel EC Waxman SG Disease of the Spine and Spinal Cord Oxford University Press Inc 2000
c 9 h325 ndash 335
10 Albar Z Medical treatment of Spinal Tuberculosis Cermin Dunia Kedokteran No 137 2002 29
11 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di IndonesiaGra1047297ka Jakarta 2006 hal 5
12 Vitriana Spondilitis Tuberkulosa Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK-UNPAD RSUP dr Hasan Sadikin FK-UI RSUPN dr Ciptomangunkusumo 2002
13 Australian Doctors International website Terserida pada URL httppoppyenochcomauadiv2picture_galleryphpid_gallery=7au
14 Issack PS Boachie-Adjei O Surgical Correction of kyphotic deformity in spinal tuberculosis International Orthopedics (SICOT) (2012) 36353ndash357 DOI 101007s00264-011-1292-9
15 Jain AK Dhammi IK Jain S Mishra P Kyphosis in spinal tuberculosis-Prevention and correction Indian J Orthop 2010 Apr-Jun 44(2) 127ndash136
16 Mason RJ Murray JF Broaddus VC Nadel JA Murray and Nadelrsquos Textbook of Resporatory Medicine 4th ed Pennsylvania Elsevier Saunders 2005
17 Wilson J MacDonald Current Orthopedics Elsevier Science 2003 hal 468
18 Polley P Dunn R Noncontiguous spinal tuberculosis incidence and management Eur Spine J (2009) 181096ndash1101
19 Karraeminogullari O Aydinli U Ozerdemoglu R Ozturk C Tuberculosis of the Lumbar Spine Outcomes after Combined Treatment of Two-drug Therapy and Surgery Orthopedics January
2007 Vol 30 No1
20 Papavramidis TS Papadopoulos VN Michalopoulos A Paramythiotis D Potsi S Raptou G Anterior chest wall tuberculous abscess a case report J Med Case Reports 2007 1 152
21 Li YW Fung YW A case of cervical tuberculous spondilitis an uncommon cause of neck pain Hong Kong j emerg med Vol 14(2) Apr 2007
22 Njoku CH Makusidi MA Ezunu EO Experiences in Management of Pottrsquos paraplegia and Paraparesis in Medical Wards of Usmanu Danfodiyo University Teaching Hospital Sokoto Nigeria
Annals of African Medicine Vol 6 No 1 2007 22 ndash 25
23 Savvidou C Triantopoulou Chatziioannou Papailiou et al A rare radiological appearance of lumbar tuberculous vertebral osteomyelitis Eur J Orthop Surg Traumatol (2010) 20313ndash316
DOI 101007s00590-009-0563-2
24 Ahn JS Lee JK Diagnosis and Treatment of Tuberculous Spondilitis and Pyogenic Spondilitis in Atypical Cases Asian Spine JournalVol 1 No 2 pp 75~79 2007
25 Pertuiset E Beaudreuil J Liote F et al Spinal tuberculosis in adults A study of 103 cases in a developed country 1980-1994 Medicine (Baltimore) Sep 199978(5)309-20
26 Teo EL Peh WC Imaging of tuberculosis of the spine Singapore Med J 2004 Vol 45(9) 439
27 Moesbar N Infeksi tuberkulosis pada tulang belakang Majalah Kedokteran Nusantara Sept 2006Vol39 No328 El- Fiky AM Surgical management of tuberculous spondilitis in adults Review in 20 cases Pan Arab J Otrh Traum Vol (2) No (2) ndash 195 ndash 201
29 Alwali ANA Spinal brace in tuberculosis of the spine Neurosciences 2003 Vol 8 (1) 17-22
30 Harada Y T Osamu Matsunaga N Magnetic Resonance Imaging Charasteristics of Tuberculous Spondylitis vs Pyogenic Spondylitis Clinical Imaging 32 (2008) 303ndash309
31 Jain AK Sreenivasan R Saini NS Kumar S et al Magnetic Resonance evaluation of tubercular lesion in spine International Orthopedics (SICOT) (2012) 36261ndash269
32 Hidalgo JA Pott Disease [Online] 2008 Aug 29 [cited 2009 Aug 27][17 screens] Available from URLhttpwwweMedicinecommedtopic
33 Muzaff ar T Shaifuzain AR Imran Y Noor Haslina MN Hematological changes in Tuberculous spondilitis patients at t he hospital universiti sains malaysia Southeast Asian J Trop Med Public
Health Vol 39 No 4 July 2008
34 Jung NY Jee WH Ha KY Park CK Byun JY Discrimination of Tuberculous Spondilitis from Pyogenic Spondilitis on MRI AJR182 June 2004 h 1405 ndash 1410
35 Kurtaran B Sarpel T Tasova Y Candevir A et al Brucellar and tuberculous spondylitis in 87 Adult patients a Descriptive and Comparative case series Infectous Diseases in Clinical Practice
May 2008 Vol16No3
36 Son JM Jee WH Jung CK Kim SI Ha KY Aspergillus Spondilitis involving the Cervico-Thoraco-Lumbar Spine in an Immunocompromised Patient a Case Report Korean J Radiol 8(5)
October 2007
37 Nataprawira HM Rahim AH Dewi MM Ismail Y Comparation Between Operative and Conservative Therapy in Spondylitiis Tuberculosis in Hasan Sadikin Hospital Bandung Maj Kedokt
Indon Vo60No7 (Jul 2010)
38 Oguz E Sehirlioglu A Altinmakas M Ozturk C Komurcu M Solakoglu C Vaccaro AR A new classi1047297cation and guide for surgical treatment of spinal tuberculosis International Orthopaedics
(SICOT) (2008) 32127ndash133
39 Young W Spinal Cord Injury levels and Classi1047297cation Page updated 03242009 Available from URLhttpwiseyoungwordpresscom20081219spinal-cord-injury-levels-and-
classi1047297cation
40 McKinley W Spinal Cord Injury Neurological examination Classi1047297cation and Prognosis Tersedia pada URLhttpwwwpmrvcuedupresentationsppsASIA_prespps
41 Parthasarathy R et al A comparison between ambulant treatment and radical surgery - ten-year report J Bone and Joint Surg 1999 81B 464-71
42 Kaptigau WM Koiri JB Kevau IH Rosenfeld JV Surgical Management of Spinal tuberculosis in Papua New Guinea PNG Med J 2007 Mar-Jun50(1-2)25-32
43 Hazra A Laha B Chemotherapy of Osteoarticular Tuberculosis Indian J Pharmacol February 2005 Vol 37 Issue 15-12
44 Cheri1047297 S Guillaume MP Peretz A Multidrug-resistant Tuberculosis Spondilitis Acta Clinica Belgica 2000 55-1
45 Li L Zhang Z Luo F Xu J et al Management of drug-resistant spinal tuberculosis with a combination of surgery and individualised chemotherapy a retrospective analysis of thirty-1047297ve
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1313
673CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
patients International Orthopaedics (SICOT) (2012) 36277ndash283
46 Quarta L Corrado A Melillo N Trotta A et al Combined Effect of Nerindronate and spesi1047297c antibiotic therapy in a case of tuberculous spondylodiscitis Rheumatol Int 2008495ndash498
47 Mak KC Cheung KMC Surgical treatment of acute TB spondylitis indications and outcomes Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2455-0 Publikasi online 16 August 2012
48 Jain AK Tuberculosis of the spine Clin Orthop Relat Res Jul 20074602-3
49 Qureshi MA Khalique AB Afzal W Pasha IF Aebi M Surgical Management of contiguous multilevel thoracolumbar tuberculous spondylitis Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2459-9
50 Jain AK Dhammi IK Prashad B Sinha S Mishra P Simultaneous anterior decompression and posterior instrumentation of the tuberculous spine using an anterolateral extrapleural
approach J Bone Joint Surg (Br) 2008 Nov 90(11)1477-81
51 El-deen MA Surgical management of Dorsolumber Tuberculous spondilitis in adults Pan Arab J Orth Trauma Vol (8) No (1) January 2004
52 Benli IT Acaroglu E Akalin S Kis M Dumar E Un A Anterior radical debridement and anterior instrumentation in Tuberculosis spondilitis Eur Spine J (2003)12 224ndash234
53 Cavusoglu H Kaya RA Turkmenoglu ON Tuncer C Colak I Aydin Y A long-term follw up study of anterior tibial allografting and istrumentation in the management of thoracolumbar
tuberculous spondilitis J Neurosurg spine 2008 830-38
54 Wang Y Zhang Y Zhang X et al Posterior only multilevel modi1047297ed vertebral column resection for extremely severe Pottrsquos kyphotic deformity Eur Spine J 18(10)1436ndash1441
55 Zhang H Lin M Shen K Ge L et al Surgical management fot multilevel noncontiguous thoracic spinal tuberculosis by single-stage posterior transforaminal thoracic debridement limited
decompression interbody fusion and posterior instrumentation (modi1047297ed TIFF) Arch Orthop Trauma Surg (2012) 132751ndash757 DOI 101007s00402-012-1473-z
56 Kandwal P Garg B Upendra BN Chowdhury B Jayaswal A Outcome of minimally invasive surgery in the management of tuberculous spondylitis Indian Journal of Orthopedics (March
2012) Vol 46 Issue 2
57 Pershin AA Mushkin AI Vertebral column growth in children after surgical correction of severe kyphosis in tuberculosis spondilitis Probl Tuberk Bolezn Legk2008(12)45-7
58 Zhang HQ Li JS Zhao SS Shao YX et al Surgical management for thoracic spinal tuberculosis in the elderly posterior only versus combined posterior and anterior approaches Arch
Orthop Trauma Surg DOI 101007s00402-012-1618-0 Published online 6 October 2012
60 Nas K Kemaloglu MS Ccedilevik R Ceviz A Necmioglu S Buumlkte Y The results of rehabilitation on motor and functional improvement of the spinal t uberculosis Joint Bone Spine Vol 71 Issue
4 July 2004 p 312-316
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1113
671CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
lansia telah mengalami osteoporosis Pen-
dekatan bedah yang dapat memberikan waktu
operasi lebih singkat sangat direkomendasikan
mengingat toleransi pasien lansia yang lebih
rendah terhadap operasi Pendekatan posterior
operasi tunggal direkomendasikan oleh Zhang
dkk jika memang pendekatan anterior tidak
dibutuhkan sekali Penelitian Zhang dkk
mengungkapkan bahwa pendekatan posterior
operasi tunggal memiliki angka komplikasi
yang lebih rendah58
3 Imobilisasi Pasca-operasi
Imobilisasi yang singkat akan mengurangi
morbiditas pasien Dengan instrumentasi
kebutuhan imobilisasi semakin berkurang
sehingga pasien dapat cepat mencapai
status ambulatorik Jenis imobilisasi spinal
tergantung pada tingkat lesi Pada daerahservikal dapat diimobilisasi dengan jaket
Minerva pada daerah vertebra torakal
torakolumbal dan lumbal bagian atas dapat
diimobilisasi menggunakan body cast jacket
Sedangkan pada lumbal bawah lumbosakral
dan sakral dilakukan imobilisasi dengan body
jacket atau korset dari gips yang disertai
dengan 1047297ksasi salah satu sisi panggul12
a Tirah baring Imobilisasi dan
Fisioterapi
Terapi pada penderita spondilitis TB dapat
pula berupa tirah baring disertai denganpemberian kemoterapi dengan atau tanpa
imobilisasi Tindakan ini biasanya dilakukan
pada penyakit yang telah lanjut atau bila tidak
tersedia keterampilan dan fasilitas yang cukup
untuk melakukan operasi tulang belakang
atau bila terdapat permasalahan teknik
operasi yang dianggap terlalu berbahaya
Jenis imobilisasi yang dilakukan sama dengan
imobilisasi pasca-operasi yang telah dijelaskan
sebelumnya Imobilisasi dilakukan setidaknya
selama enam bulan12
Tirah baring diikuti dengan pemakaian gips
untuk melindungi tulang belakang pada
posisi ekstensi terutama pada keadaan akut
atau fase aktif Pemasangan gips ini ditujukan
untuk imobilisasi spinal mengurangi kompresi
medula spinalis dan progresi deformitas
lebih lanjut Istirahat di tempat tidur dapat
berlangsung hingga empat minggu Alwali
dkk melaporkan bahwa imobilisasi dengan
custom-made spinal jacket bersamaan dengan
kemoterapi dapat menjadi alternatif jika
tindakan bedah tidak bisa dilakukan29
Fisioterapi diperlukan sepanjang ditemukan
adanya gangguan fungsional Dalam hal
ini gangguan fungsional dikaitkan dengan
cedera medula spinalis yang menimbulkan
kelumpuhan motorik sensorik dan autonom
Intervensi 1047297sioterapi yang diberikan
disesuaikan dengan modalitas yang
terganggu
Paraplegia yang mengharuskan pasien
untuk terus duduk atau tidur berpotensi
menyebabkan ulkus dekubitus Maka dari itu
posisi baring harus sering diganti Selain itu
pemeriksaan kulit secara menyeluruh harus
rutin dilakukan Pasien dengan gangguan
defekasi dan berkemih dapat dibantu dengan
kateterisasi intermiten dan evakuasi feses setiap
hari Mobilisasi dengan kursi roda (wheelchair )
dianjurkan setidaknya 10 hari setelah dimulaipengobatan Jika pasien sudah stabil dapat
rencanakan untuk pelatihan kemandirian
kemampuan sosial dan melakukan aktivitas
sehari-hari dan berikutnya dapat diberikan
pelatihan vokasional
Studi prospektif pada pasien spodilitis TB yang
diterapi secara medikamentosa atau bedah
direhabilitasi mulai dari masa pre-operasi
hingga 6 bulan pasca-operasi dekompresi dan
fusi spinal membuktikan bahwa 1047297sioterapi
mampu meningkatkan kualitas hidup pasien
spondilitis TB terlebih jika dikombinasidengan terapi kuratif yang adekuat Terapi
motorik yang dilakukan antara lain difokuskan
pada otot dada perut tungkai bawah
batang tubuh dan ekstensor sakrospinal Skor
Modi1047297ed Barthel Index (MBI) meningkat secara
bermakna dimana pada saat permulaan hanya
106 persen pasien termasuk dalam kategori
mandiri dan pada akhir studi 702 persen
pasien termasuk dalam kategori mandiri59
PROGNOSIS
Prognosis pasien spondilitis TB dipengaruhi
oleh 1) usia 2) deformitas kifotik 3) letak
lesi 4) de1047297sit neurologis 5) diagnosis dini
6) kemoterapi 7) fusi spinal 8) komorbid 9)
tingkat edukasi dan sosioekonomi
Usia muda dikaitkan dengan prognosis
yang lebih baik12 Namun Parthasarathy
dkk 41 menyimpulkan bahwa pada pasien
usia dibawah 15 tahun dan dengan kifosis
lebih dari 30o cenderung tidak responsif
terhadap pengobatan Kifosis berat selain
memperburuk estetika dapat mengurangi
kemampuan bernafas Diagnosis dini
sebelum terjadi destruksi badan vertebra
yang nyata dikombinasi dengan kemoterapi
yang adekuat menjanjikan pemulihan
yang sempurna pada semua kasus Adanya
resistensi terhadap OAT memperburuk
prognosis spondilitis TB Komorbid lain
seperti AIDS berkaitan dengan prognosis
yang buruk Penelitian lain di Nigeria22
mengatakan bahwa tingkat edukasi pasien
mempengaruhi motivasi pasien untuk datang
berobat Pasien dengan tingkat edukasi yang
rendah cenderung malas datang berobat
sebelum muncul gejala yang lebih berat
seperti paraplegia
SIMPULAN
Infeksi spinal oleh tuberkulosis diperkirakan
sekitar satu hingga lima persen penderitatuberkulosis Spondilitis TB berpotensi
menyebabkan morbiditas serius yaitu
kelumpuhan dan deformitas tulang belakang
yang hebat Diagnosis dini spondilitis TB masih
terbatas Keterlambatan diagnosis masih
sering ditemukan dan mampu menyebabkan
perburukan kualitas hidup penderita MRI
sampai saat ini merupakan sarana pembantu
penegakan diagnosis yang paling baik
sekaligus menyingkirkan diagnosis banding
lainnya Namun jika fasilitas tidak memadai
CT scan sinar-X dan pencitraan lainnya dapat
membantu
Baku emas untuk diagnosis pasti tetap
menggunakan pemeriksaan histologis dan
mikrobiologis dari spesimen biopsi lesi TB
Namun pemeriksaan terbaru seperti PCR dapat
membantu tentunya harus dikorelasikan
dengan klinis dan pemeriksaan lainnya
Kemoterapi OAT adalah pilihan pengobatan
awal yang terbaik terbukti paling efektif
hingga saat ini Terapi pembedahan relatif
ditinggalkan sebagai pilihan pengobatan
yang utama Pembedahan dilakukan hanya
dengan indikasi-indikasi tertentu Namun
karena diagnosis dini spondilitis TB yang sulit
maka pembedahan tetap masih merupakan
penatalaksanaan yang umum Variasi teknik
pembedahan sangat banyak dan belum ada
teknik yang baku yang dianggap paling efektif
mengoreksi de1047297sit neurologis dan deformitas
Penatalaksanaan secara holistik harus dinilai
setiap pasien secara individual dan kembali
lagi disesuaikan dengan kemampuan tim
medis yang ada
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1213
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013672
TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1 Camillo FX Infections of the Spine Canale ST Beaty JH ed Campbellrsquos Operative Orthopaedics edisi ke-11 2008 vol 2 hal 2237
2 Cormican L Hammal R Messenger J Milburn HJ Current diffi culties in the diagnosis and management of spinal tuberculosis Postgrad Med J 2006 82 46-51
3 Sinan T Al-Khawari H Ismail M Bennakhi A Sheikh M Spinal tuberculosis CT and MRI feature Ann Saudi Med 2004 24 437-41
4 WHO Global tuberculosis control - epidemiology strategy 1047297nancing WHO Report 2005 WHOHTMTB2005411
5 Agarwal P Rathi P Verma R Pradhan CG Tuberculous spondilitis `Global lesionrsquo Special issues on Tuberculosis Bombay Hospital Journal 1999
6 Leibert E Haralambou G Tuberculosis In Rom WN and Garay S eds Spinal tuberculosis Lippincott Williams and Wilkins 2004565-77
7 Ozol D Koktener A Uyar ME Active pulmonary tuberculosis with vertebra and rib involvement case report South Med J 2006 99 171-3
8 Agrawal V Patgaonkar PR Nagariya SP Tuberculosis of Spine Journal of Craniovertebral Junction and Spine 2010 1 14
9 Infectious and noninfectious in1047298ammatory disease affecting the spine Dalam Byrne TN Benzel EC Waxman SG Disease of the Spine and Spinal Cord Oxford University Press Inc 2000
c 9 h325 ndash 335
10 Albar Z Medical treatment of Spinal Tuberculosis Cermin Dunia Kedokteran No 137 2002 29
11 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di IndonesiaGra1047297ka Jakarta 2006 hal 5
12 Vitriana Spondilitis Tuberkulosa Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK-UNPAD RSUP dr Hasan Sadikin FK-UI RSUPN dr Ciptomangunkusumo 2002
13 Australian Doctors International website Terserida pada URL httppoppyenochcomauadiv2picture_galleryphpid_gallery=7au
14 Issack PS Boachie-Adjei O Surgical Correction of kyphotic deformity in spinal tuberculosis International Orthopedics (SICOT) (2012) 36353ndash357 DOI 101007s00264-011-1292-9
15 Jain AK Dhammi IK Jain S Mishra P Kyphosis in spinal tuberculosis-Prevention and correction Indian J Orthop 2010 Apr-Jun 44(2) 127ndash136
16 Mason RJ Murray JF Broaddus VC Nadel JA Murray and Nadelrsquos Textbook of Resporatory Medicine 4th ed Pennsylvania Elsevier Saunders 2005
17 Wilson J MacDonald Current Orthopedics Elsevier Science 2003 hal 468
18 Polley P Dunn R Noncontiguous spinal tuberculosis incidence and management Eur Spine J (2009) 181096ndash1101
19 Karraeminogullari O Aydinli U Ozerdemoglu R Ozturk C Tuberculosis of the Lumbar Spine Outcomes after Combined Treatment of Two-drug Therapy and Surgery Orthopedics January
2007 Vol 30 No1
20 Papavramidis TS Papadopoulos VN Michalopoulos A Paramythiotis D Potsi S Raptou G Anterior chest wall tuberculous abscess a case report J Med Case Reports 2007 1 152
21 Li YW Fung YW A case of cervical tuberculous spondilitis an uncommon cause of neck pain Hong Kong j emerg med Vol 14(2) Apr 2007
22 Njoku CH Makusidi MA Ezunu EO Experiences in Management of Pottrsquos paraplegia and Paraparesis in Medical Wards of Usmanu Danfodiyo University Teaching Hospital Sokoto Nigeria
Annals of African Medicine Vol 6 No 1 2007 22 ndash 25
23 Savvidou C Triantopoulou Chatziioannou Papailiou et al A rare radiological appearance of lumbar tuberculous vertebral osteomyelitis Eur J Orthop Surg Traumatol (2010) 20313ndash316
DOI 101007s00590-009-0563-2
24 Ahn JS Lee JK Diagnosis and Treatment of Tuberculous Spondilitis and Pyogenic Spondilitis in Atypical Cases Asian Spine JournalVol 1 No 2 pp 75~79 2007
25 Pertuiset E Beaudreuil J Liote F et al Spinal tuberculosis in adults A study of 103 cases in a developed country 1980-1994 Medicine (Baltimore) Sep 199978(5)309-20
26 Teo EL Peh WC Imaging of tuberculosis of the spine Singapore Med J 2004 Vol 45(9) 439
27 Moesbar N Infeksi tuberkulosis pada tulang belakang Majalah Kedokteran Nusantara Sept 2006Vol39 No328 El- Fiky AM Surgical management of tuberculous spondilitis in adults Review in 20 cases Pan Arab J Otrh Traum Vol (2) No (2) ndash 195 ndash 201
29 Alwali ANA Spinal brace in tuberculosis of the spine Neurosciences 2003 Vol 8 (1) 17-22
30 Harada Y T Osamu Matsunaga N Magnetic Resonance Imaging Charasteristics of Tuberculous Spondylitis vs Pyogenic Spondylitis Clinical Imaging 32 (2008) 303ndash309
31 Jain AK Sreenivasan R Saini NS Kumar S et al Magnetic Resonance evaluation of tubercular lesion in spine International Orthopedics (SICOT) (2012) 36261ndash269
32 Hidalgo JA Pott Disease [Online] 2008 Aug 29 [cited 2009 Aug 27][17 screens] Available from URLhttpwwweMedicinecommedtopic
33 Muzaff ar T Shaifuzain AR Imran Y Noor Haslina MN Hematological changes in Tuberculous spondilitis patients at t he hospital universiti sains malaysia Southeast Asian J Trop Med Public
Health Vol 39 No 4 July 2008
34 Jung NY Jee WH Ha KY Park CK Byun JY Discrimination of Tuberculous Spondilitis from Pyogenic Spondilitis on MRI AJR182 June 2004 h 1405 ndash 1410
35 Kurtaran B Sarpel T Tasova Y Candevir A et al Brucellar and tuberculous spondylitis in 87 Adult patients a Descriptive and Comparative case series Infectous Diseases in Clinical Practice
May 2008 Vol16No3
36 Son JM Jee WH Jung CK Kim SI Ha KY Aspergillus Spondilitis involving the Cervico-Thoraco-Lumbar Spine in an Immunocompromised Patient a Case Report Korean J Radiol 8(5)
October 2007
37 Nataprawira HM Rahim AH Dewi MM Ismail Y Comparation Between Operative and Conservative Therapy in Spondylitiis Tuberculosis in Hasan Sadikin Hospital Bandung Maj Kedokt
Indon Vo60No7 (Jul 2010)
38 Oguz E Sehirlioglu A Altinmakas M Ozturk C Komurcu M Solakoglu C Vaccaro AR A new classi1047297cation and guide for surgical treatment of spinal tuberculosis International Orthopaedics
(SICOT) (2008) 32127ndash133
39 Young W Spinal Cord Injury levels and Classi1047297cation Page updated 03242009 Available from URLhttpwiseyoungwordpresscom20081219spinal-cord-injury-levels-and-
classi1047297cation
40 McKinley W Spinal Cord Injury Neurological examination Classi1047297cation and Prognosis Tersedia pada URLhttpwwwpmrvcuedupresentationsppsASIA_prespps
41 Parthasarathy R et al A comparison between ambulant treatment and radical surgery - ten-year report J Bone and Joint Surg 1999 81B 464-71
42 Kaptigau WM Koiri JB Kevau IH Rosenfeld JV Surgical Management of Spinal tuberculosis in Papua New Guinea PNG Med J 2007 Mar-Jun50(1-2)25-32
43 Hazra A Laha B Chemotherapy of Osteoarticular Tuberculosis Indian J Pharmacol February 2005 Vol 37 Issue 15-12
44 Cheri1047297 S Guillaume MP Peretz A Multidrug-resistant Tuberculosis Spondilitis Acta Clinica Belgica 2000 55-1
45 Li L Zhang Z Luo F Xu J et al Management of drug-resistant spinal tuberculosis with a combination of surgery and individualised chemotherapy a retrospective analysis of thirty-1047297ve
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1313
673CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
patients International Orthopaedics (SICOT) (2012) 36277ndash283
46 Quarta L Corrado A Melillo N Trotta A et al Combined Effect of Nerindronate and spesi1047297c antibiotic therapy in a case of tuberculous spondylodiscitis Rheumatol Int 2008495ndash498
47 Mak KC Cheung KMC Surgical treatment of acute TB spondylitis indications and outcomes Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2455-0 Publikasi online 16 August 2012
48 Jain AK Tuberculosis of the spine Clin Orthop Relat Res Jul 20074602-3
49 Qureshi MA Khalique AB Afzal W Pasha IF Aebi M Surgical Management of contiguous multilevel thoracolumbar tuberculous spondylitis Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2459-9
50 Jain AK Dhammi IK Prashad B Sinha S Mishra P Simultaneous anterior decompression and posterior instrumentation of the tuberculous spine using an anterolateral extrapleural
approach J Bone Joint Surg (Br) 2008 Nov 90(11)1477-81
51 El-deen MA Surgical management of Dorsolumber Tuberculous spondilitis in adults Pan Arab J Orth Trauma Vol (8) No (1) January 2004
52 Benli IT Acaroglu E Akalin S Kis M Dumar E Un A Anterior radical debridement and anterior instrumentation in Tuberculosis spondilitis Eur Spine J (2003)12 224ndash234
53 Cavusoglu H Kaya RA Turkmenoglu ON Tuncer C Colak I Aydin Y A long-term follw up study of anterior tibial allografting and istrumentation in the management of thoracolumbar
tuberculous spondilitis J Neurosurg spine 2008 830-38
54 Wang Y Zhang Y Zhang X et al Posterior only multilevel modi1047297ed vertebral column resection for extremely severe Pottrsquos kyphotic deformity Eur Spine J 18(10)1436ndash1441
55 Zhang H Lin M Shen K Ge L et al Surgical management fot multilevel noncontiguous thoracic spinal tuberculosis by single-stage posterior transforaminal thoracic debridement limited
decompression interbody fusion and posterior instrumentation (modi1047297ed TIFF) Arch Orthop Trauma Surg (2012) 132751ndash757 DOI 101007s00402-012-1473-z
56 Kandwal P Garg B Upendra BN Chowdhury B Jayaswal A Outcome of minimally invasive surgery in the management of tuberculous spondylitis Indian Journal of Orthopedics (March
2012) Vol 46 Issue 2
57 Pershin AA Mushkin AI Vertebral column growth in children after surgical correction of severe kyphosis in tuberculosis spondilitis Probl Tuberk Bolezn Legk2008(12)45-7
58 Zhang HQ Li JS Zhao SS Shao YX et al Surgical management for thoracic spinal tuberculosis in the elderly posterior only versus combined posterior and anterior approaches Arch
Orthop Trauma Surg DOI 101007s00402-012-1618-0 Published online 6 October 2012
60 Nas K Kemaloglu MS Ccedilevik R Ceviz A Necmioglu S Buumlkte Y The results of rehabilitation on motor and functional improvement of the spinal t uberculosis Joint Bone Spine Vol 71 Issue
4 July 2004 p 312-316
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1213
CDK-208 vol 40 no 9 th 2013672
TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
1 Camillo FX Infections of the Spine Canale ST Beaty JH ed Campbellrsquos Operative Orthopaedics edisi ke-11 2008 vol 2 hal 2237
2 Cormican L Hammal R Messenger J Milburn HJ Current diffi culties in the diagnosis and management of spinal tuberculosis Postgrad Med J 2006 82 46-51
3 Sinan T Al-Khawari H Ismail M Bennakhi A Sheikh M Spinal tuberculosis CT and MRI feature Ann Saudi Med 2004 24 437-41
4 WHO Global tuberculosis control - epidemiology strategy 1047297nancing WHO Report 2005 WHOHTMTB2005411
5 Agarwal P Rathi P Verma R Pradhan CG Tuberculous spondilitis `Global lesionrsquo Special issues on Tuberculosis Bombay Hospital Journal 1999
6 Leibert E Haralambou G Tuberculosis In Rom WN and Garay S eds Spinal tuberculosis Lippincott Williams and Wilkins 2004565-77
7 Ozol D Koktener A Uyar ME Active pulmonary tuberculosis with vertebra and rib involvement case report South Med J 2006 99 171-3
8 Agrawal V Patgaonkar PR Nagariya SP Tuberculosis of Spine Journal of Craniovertebral Junction and Spine 2010 1 14
9 Infectious and noninfectious in1047298ammatory disease affecting the spine Dalam Byrne TN Benzel EC Waxman SG Disease of the Spine and Spinal Cord Oxford University Press Inc 2000
c 9 h325 ndash 335
10 Albar Z Medical treatment of Spinal Tuberculosis Cermin Dunia Kedokteran No 137 2002 29
11 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Tuberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di IndonesiaGra1047297ka Jakarta 2006 hal 5
12 Vitriana Spondilitis Tuberkulosa Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK-UNPAD RSUP dr Hasan Sadikin FK-UI RSUPN dr Ciptomangunkusumo 2002
13 Australian Doctors International website Terserida pada URL httppoppyenochcomauadiv2picture_galleryphpid_gallery=7au
14 Issack PS Boachie-Adjei O Surgical Correction of kyphotic deformity in spinal tuberculosis International Orthopedics (SICOT) (2012) 36353ndash357 DOI 101007s00264-011-1292-9
15 Jain AK Dhammi IK Jain S Mishra P Kyphosis in spinal tuberculosis-Prevention and correction Indian J Orthop 2010 Apr-Jun 44(2) 127ndash136
16 Mason RJ Murray JF Broaddus VC Nadel JA Murray and Nadelrsquos Textbook of Resporatory Medicine 4th ed Pennsylvania Elsevier Saunders 2005
17 Wilson J MacDonald Current Orthopedics Elsevier Science 2003 hal 468
18 Polley P Dunn R Noncontiguous spinal tuberculosis incidence and management Eur Spine J (2009) 181096ndash1101
19 Karraeminogullari O Aydinli U Ozerdemoglu R Ozturk C Tuberculosis of the Lumbar Spine Outcomes after Combined Treatment of Two-drug Therapy and Surgery Orthopedics January
2007 Vol 30 No1
20 Papavramidis TS Papadopoulos VN Michalopoulos A Paramythiotis D Potsi S Raptou G Anterior chest wall tuberculous abscess a case report J Med Case Reports 2007 1 152
21 Li YW Fung YW A case of cervical tuberculous spondilitis an uncommon cause of neck pain Hong Kong j emerg med Vol 14(2) Apr 2007
22 Njoku CH Makusidi MA Ezunu EO Experiences in Management of Pottrsquos paraplegia and Paraparesis in Medical Wards of Usmanu Danfodiyo University Teaching Hospital Sokoto Nigeria
Annals of African Medicine Vol 6 No 1 2007 22 ndash 25
23 Savvidou C Triantopoulou Chatziioannou Papailiou et al A rare radiological appearance of lumbar tuberculous vertebral osteomyelitis Eur J Orthop Surg Traumatol (2010) 20313ndash316
DOI 101007s00590-009-0563-2
24 Ahn JS Lee JK Diagnosis and Treatment of Tuberculous Spondilitis and Pyogenic Spondilitis in Atypical Cases Asian Spine JournalVol 1 No 2 pp 75~79 2007
25 Pertuiset E Beaudreuil J Liote F et al Spinal tuberculosis in adults A study of 103 cases in a developed country 1980-1994 Medicine (Baltimore) Sep 199978(5)309-20
26 Teo EL Peh WC Imaging of tuberculosis of the spine Singapore Med J 2004 Vol 45(9) 439
27 Moesbar N Infeksi tuberkulosis pada tulang belakang Majalah Kedokteran Nusantara Sept 2006Vol39 No328 El- Fiky AM Surgical management of tuberculous spondilitis in adults Review in 20 cases Pan Arab J Otrh Traum Vol (2) No (2) ndash 195 ndash 201
29 Alwali ANA Spinal brace in tuberculosis of the spine Neurosciences 2003 Vol 8 (1) 17-22
30 Harada Y T Osamu Matsunaga N Magnetic Resonance Imaging Charasteristics of Tuberculous Spondylitis vs Pyogenic Spondylitis Clinical Imaging 32 (2008) 303ndash309
31 Jain AK Sreenivasan R Saini NS Kumar S et al Magnetic Resonance evaluation of tubercular lesion in spine International Orthopedics (SICOT) (2012) 36261ndash269
32 Hidalgo JA Pott Disease [Online] 2008 Aug 29 [cited 2009 Aug 27][17 screens] Available from URLhttpwwweMedicinecommedtopic
33 Muzaff ar T Shaifuzain AR Imran Y Noor Haslina MN Hematological changes in Tuberculous spondilitis patients at t he hospital universiti sains malaysia Southeast Asian J Trop Med Public
Health Vol 39 No 4 July 2008
34 Jung NY Jee WH Ha KY Park CK Byun JY Discrimination of Tuberculous Spondilitis from Pyogenic Spondilitis on MRI AJR182 June 2004 h 1405 ndash 1410
35 Kurtaran B Sarpel T Tasova Y Candevir A et al Brucellar and tuberculous spondylitis in 87 Adult patients a Descriptive and Comparative case series Infectous Diseases in Clinical Practice
May 2008 Vol16No3
36 Son JM Jee WH Jung CK Kim SI Ha KY Aspergillus Spondilitis involving the Cervico-Thoraco-Lumbar Spine in an Immunocompromised Patient a Case Report Korean J Radiol 8(5)
October 2007
37 Nataprawira HM Rahim AH Dewi MM Ismail Y Comparation Between Operative and Conservative Therapy in Spondylitiis Tuberculosis in Hasan Sadikin Hospital Bandung Maj Kedokt
Indon Vo60No7 (Jul 2010)
38 Oguz E Sehirlioglu A Altinmakas M Ozturk C Komurcu M Solakoglu C Vaccaro AR A new classi1047297cation and guide for surgical treatment of spinal tuberculosis International Orthopaedics
(SICOT) (2008) 32127ndash133
39 Young W Spinal Cord Injury levels and Classi1047297cation Page updated 03242009 Available from URLhttpwiseyoungwordpresscom20081219spinal-cord-injury-levels-and-
classi1047297cation
40 McKinley W Spinal Cord Injury Neurological examination Classi1047297cation and Prognosis Tersedia pada URLhttpwwwpmrvcuedupresentationsppsASIA_prespps
41 Parthasarathy R et al A comparison between ambulant treatment and radical surgery - ten-year report J Bone and Joint Surg 1999 81B 464-71
42 Kaptigau WM Koiri JB Kevau IH Rosenfeld JV Surgical Management of Spinal tuberculosis in Papua New Guinea PNG Med J 2007 Mar-Jun50(1-2)25-32
43 Hazra A Laha B Chemotherapy of Osteoarticular Tuberculosis Indian J Pharmacol February 2005 Vol 37 Issue 15-12
44 Cheri1047297 S Guillaume MP Peretz A Multidrug-resistant Tuberculosis Spondilitis Acta Clinica Belgica 2000 55-1
45 Li L Zhang Z Luo F Xu J et al Management of drug-resistant spinal tuberculosis with a combination of surgery and individualised chemotherapy a retrospective analysis of thirty-1047297ve
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1313
673CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
patients International Orthopaedics (SICOT) (2012) 36277ndash283
46 Quarta L Corrado A Melillo N Trotta A et al Combined Effect of Nerindronate and spesi1047297c antibiotic therapy in a case of tuberculous spondylodiscitis Rheumatol Int 2008495ndash498
47 Mak KC Cheung KMC Surgical treatment of acute TB spondylitis indications and outcomes Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2455-0 Publikasi online 16 August 2012
48 Jain AK Tuberculosis of the spine Clin Orthop Relat Res Jul 20074602-3
49 Qureshi MA Khalique AB Afzal W Pasha IF Aebi M Surgical Management of contiguous multilevel thoracolumbar tuberculous spondylitis Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2459-9
50 Jain AK Dhammi IK Prashad B Sinha S Mishra P Simultaneous anterior decompression and posterior instrumentation of the tuberculous spine using an anterolateral extrapleural
approach J Bone Joint Surg (Br) 2008 Nov 90(11)1477-81
51 El-deen MA Surgical management of Dorsolumber Tuberculous spondilitis in adults Pan Arab J Orth Trauma Vol (8) No (1) January 2004
52 Benli IT Acaroglu E Akalin S Kis M Dumar E Un A Anterior radical debridement and anterior instrumentation in Tuberculosis spondilitis Eur Spine J (2003)12 224ndash234
53 Cavusoglu H Kaya RA Turkmenoglu ON Tuncer C Colak I Aydin Y A long-term follw up study of anterior tibial allografting and istrumentation in the management of thoracolumbar
tuberculous spondilitis J Neurosurg spine 2008 830-38
54 Wang Y Zhang Y Zhang X et al Posterior only multilevel modi1047297ed vertebral column resection for extremely severe Pottrsquos kyphotic deformity Eur Spine J 18(10)1436ndash1441
55 Zhang H Lin M Shen K Ge L et al Surgical management fot multilevel noncontiguous thoracic spinal tuberculosis by single-stage posterior transforaminal thoracic debridement limited
decompression interbody fusion and posterior instrumentation (modi1047297ed TIFF) Arch Orthop Trauma Surg (2012) 132751ndash757 DOI 101007s00402-012-1473-z
56 Kandwal P Garg B Upendra BN Chowdhury B Jayaswal A Outcome of minimally invasive surgery in the management of tuberculous spondylitis Indian Journal of Orthopedics (March
2012) Vol 46 Issue 2
57 Pershin AA Mushkin AI Vertebral column growth in children after surgical correction of severe kyphosis in tuberculosis spondilitis Probl Tuberk Bolezn Legk2008(12)45-7
58 Zhang HQ Li JS Zhao SS Shao YX et al Surgical management for thoracic spinal tuberculosis in the elderly posterior only versus combined posterior and anterior approaches Arch
Orthop Trauma Surg DOI 101007s00402-012-1618-0 Published online 6 October 2012
60 Nas K Kemaloglu MS Ccedilevik R Ceviz A Necmioglu S Buumlkte Y The results of rehabilitation on motor and functional improvement of the spinal t uberculosis Joint Bone Spine Vol 71 Issue
4 July 2004 p 312-316
7182019 08_208Diagnosis Dan Penatalaksanaan Spondilitis Tuberkulosis
httpslidepdfcomreaderfull08208diagnosis-dan-penatalaksanaan-spondilitis-tuberkulosis 1313
673CDK-208 vol 40 no 9 th 2013
TINJAUAN PUSTAKA
patients International Orthopaedics (SICOT) (2012) 36277ndash283
46 Quarta L Corrado A Melillo N Trotta A et al Combined Effect of Nerindronate and spesi1047297c antibiotic therapy in a case of tuberculous spondylodiscitis Rheumatol Int 2008495ndash498
47 Mak KC Cheung KMC Surgical treatment of acute TB spondylitis indications and outcomes Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2455-0 Publikasi online 16 August 2012
48 Jain AK Tuberculosis of the spine Clin Orthop Relat Res Jul 20074602-3
49 Qureshi MA Khalique AB Afzal W Pasha IF Aebi M Surgical Management of contiguous multilevel thoracolumbar tuberculous spondylitis Eur Spine J DOI 101007s00586-012-2459-9
50 Jain AK Dhammi IK Prashad B Sinha S Mishra P Simultaneous anterior decompression and posterior instrumentation of the tuberculous spine using an anterolateral extrapleural
approach J Bone Joint Surg (Br) 2008 Nov 90(11)1477-81
51 El-deen MA Surgical management of Dorsolumber Tuberculous spondilitis in adults Pan Arab J Orth Trauma Vol (8) No (1) January 2004
52 Benli IT Acaroglu E Akalin S Kis M Dumar E Un A Anterior radical debridement and anterior instrumentation in Tuberculosis spondilitis Eur Spine J (2003)12 224ndash234
53 Cavusoglu H Kaya RA Turkmenoglu ON Tuncer C Colak I Aydin Y A long-term follw up study of anterior tibial allografting and istrumentation in the management of thoracolumbar
tuberculous spondilitis J Neurosurg spine 2008 830-38
54 Wang Y Zhang Y Zhang X et al Posterior only multilevel modi1047297ed vertebral column resection for extremely severe Pottrsquos kyphotic deformity Eur Spine J 18(10)1436ndash1441
55 Zhang H Lin M Shen K Ge L et al Surgical management fot multilevel noncontiguous thoracic spinal tuberculosis by single-stage posterior transforaminal thoracic debridement limited
decompression interbody fusion and posterior instrumentation (modi1047297ed TIFF) Arch Orthop Trauma Surg (2012) 132751ndash757 DOI 101007s00402-012-1473-z
56 Kandwal P Garg B Upendra BN Chowdhury B Jayaswal A Outcome of minimally invasive surgery in the management of tuberculous spondylitis Indian Journal of Orthopedics (March
2012) Vol 46 Issue 2
57 Pershin AA Mushkin AI Vertebral column growth in children after surgical correction of severe kyphosis in tuberculosis spondilitis Probl Tuberk Bolezn Legk2008(12)45-7
58 Zhang HQ Li JS Zhao SS Shao YX et al Surgical management for thoracic spinal tuberculosis in the elderly posterior only versus combined posterior and anterior approaches Arch
Orthop Trauma Surg DOI 101007s00402-012-1618-0 Published online 6 October 2012
60 Nas K Kemaloglu MS Ccedilevik R Ceviz A Necmioglu S Buumlkte Y The results of rehabilitation on motor and functional improvement of the spinal t uberculosis Joint Bone Spine Vol 71 Issue
4 July 2004 p 312-316