07 PSAP 05 Persediaan

10
Lampiran I.06 PSAP 05 (i) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I.06 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TANGGAL 22 OKTOBER 2010 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN

description

07 PSAP 05 Persediaan

Transcript of 07 PSAP 05 Persediaan

Page 1: 07 PSAP 05 Persediaan

Lampiran I.06 PSAP 05 – (i)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN I.06

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 71 TAHUN 2010

TANGGAL 22 OKTOBER 2010

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

PERNYATAAN NO. 05

AKUNTANSI PERSEDIAAN

Page 2: 07 PSAP 05 Persediaan

Lampiran I.06 PSAP 05 – (i)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI

Paragraf

PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------------ 1-3

TUJUAN ---------------------------------------------------------------------------------- 1

RUANG LINGKUP --------------------------------------------------------------------- 2-3

DEFINISI ---------------------------------------------------------------------------------------- 4

UMUM-------------------------------------------------------------------------------------------- 5-12

PENGAKUAN---------------------------------------------------------------------------------- 13-14

PENGUKURAN ------------------------------------------------------------------------------- 15-21

BEBAN PERSEDIAAN ---------------------------------------------------------------------- 22-25

PENGUNGKAPAN --------------------------------------------------------------------------- 26

TANGGAL EFEKTIF ------------------------------------------------------------------------- 27-28

Page 3: 07 PSAP 05 Persediaan

Lampiran I.06 PSAP 05 - 1

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

1 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

2 BERBASIS AKRUAL

3 PERNYATAAN NO. 05

4 AKUNTANSI PERSEDIAAN5 Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf6 standar, yang harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf penjelasan yang7 ditulis dengan huruf biasa dan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.

8 PENDAHULUAN

9 TUJUAN

10 1. Tujuan Pernyataan Standar ini adalah untuk mengatur perlakuan11 akuntansi persediaan yang dianggap perlu disajikan dalam laporan keuangan.

12 RUANG LINGKUP

13 2. Pernyataan Standar ini diterapkan dalam penyajian seluruh14 persediaan dalam laporan keuangan untuk tujuan umum. Standar ini15 diterapkan untuk seluruh entitas pemerintah pusat dan daerah tidak termasuk16 perusahaan negara/daerah.

17 3. Pernyataan Standar ini tidak mengatur:

18 a. Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki proyek swakelola dan19 dibebankan ke suatu akun konstruksi dalam pengerjaan; dan

20 b. Instrumen keuangan.

21 DEFINISI22 4. Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam23 Pernyataan Standar dengan pengertian:

24 Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh25 pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat26 ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh27 pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang,28 termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa29 bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena30 alasan sejarah dan budaya.

31 Nilai w a jar adalah nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antara pihak32 yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.

Page 4: 07 PSAP 05 Persediaan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

1 Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang2 dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-3 barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka4 pelayanan kepada masyarakat.

5 Perusahaan negara/daerah adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian6 modalnya dimiliki oleh pemerintah pusat/daerah.

7 UMUM8 5. Persediaan merupakan aset yang berupa:

9 a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka10 kegiatan operasional pemerintah;

11 b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses12 produksi;

13 c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau14 diserahkan kepada masyarakat;

15 d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat16 dalam rangka kegiatan pemerintahan.

17 6. Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan18 disimpan untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor,19 barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas20 pakai seperti komponen bekas.

21 7. Dalam hal pemerintah memproduksi sendiri, persediaan juga22 meliputi bahan yang digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku23 pembuatan alat-alat pertanian.

24 8. Barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai25 persediaan, contohnya alat-alat pertanian setengah jadi.

26 9. Persediaan dapat terdiri dari:

27 a. Barang konsumsi;

28 b. Amunisi;

29 c. Bahan untuk pemeliharaan;

30 d. Suku cadang;

31 e. Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga;

32 f. Pita cukai dan leges;

33 g. Bahan baku;

34 h. Barang dalam proses/setengah jadi;

35 i. Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;

36 j. Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.

37 10. Dalam hal pemerintah menyimpan barang untuk tujuan cadangan38 strategis seperti cadangan energi (misalnya minyak) atau untuk tujuan berjaga-jaga

Page 5: 07 PSAP 05 Persediaan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

1 seperti cadangan pangan (misalnya beras), barang-barang dimaksud diakui sebagai2 persediaan.

3 11. Persediaan hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan4 kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada paragraf 9 butir j, misalnya sapi,5 kuda, ikan, benih padi dan bibit tanaman.

6 12. Persediaan dalam kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam7 neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

8 PENGAKUAN9 13. Persediaan diakui (a) pada saat potensi manfaat ekonomi masa

10 depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur11 dengan andal, (b) pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/ atau12 kepenguasaannya berpindah.

13 14. Pada akhir periode akuntansi catatan persediaan disesuaikan14 dengan hasil inventarisasi fisik.

15 PENGUKURAN16 15. Persediaan disajikan sebesar:

17 a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;

18 b. Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

19 c. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/20 rampasan.

21 16. Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya22 pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat23 dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang24 serupa mengurangi biaya perolehan.

25 17. Persediaan dapat dinilai dengan menggunakan:

26 a. Metode sistematis seperti FIFO atau rata-rata tertimbang

27 b. Harga pembelian terakhir apabila setiap unit persediaan nilainya tidak28 material dan bermacam-macam jenis.

29 18. Barang persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan30 untuk dijual, seperti pita cukai, dinilai dengan biaya perolehan terakhir.

31 19. Harga pokok produksi persediaan meliputi biaya langsung yang32 terkait dengan persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang33 dialokasikan secara sistematis.

34 20. Persediaan hewan dan tanaman yang dikembangbiakkan dinilai35 dengan menggunakan nilai wajar.

Page 6: 07 PSAP 05 Persediaan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

1 21. Harga/nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar aset atau2 penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan3 transaksi wajar (arm length transaction).

4 BEBAN PERSEDIAAN5 22. Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan (use6 of goods).

7 23. Penghitungan beban persediaan dilakukan dalam rangka penyajian8 Laporan Operasional.

9 24. Dalam hal persediaan dicatat secara perpetual, maka pengukuran10 pemakaian persediaan dihitung berdasarkan catatan jumlah unit yang dipakai11 dikalikan nilai per unit sesuai metode penilaian yang digunakan.

12 25. Dalam hal persediaan dicatat secara periodik, maka pengukuran13 pemakaian persediaan dihitung berdasarkan inventarisasi fisik, yaitu dengan cara14 saldo awal persediaan ditambah pembelian atau perolehan persediaan dikurangi15 dengan saldo akhir persediaan dikalikan nilai per unit sesuai dengan metode16 penilaian yang digunakan.

17 PENGUNGKAPAN18 26. Laporan keuangan mengungkapkan:

19 a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan;

20 b. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang21 digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang22 digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau23 diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses24 produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada25 masyarakat; dan

26 c. Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang.

27 TANGGAL EFEKTIF28 27. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) ini29 berlaku efektif untuk laporan keuangan atas pertanggungjawaban pelaksanaan30 anggaran mulai tahun anggaran 2010.

31 28. Dalam hal entitas pelaporan belum dapat menerapkan PSAP32 ini, entitas pelaporan dapat menerapkan PSAP Berbasis Kas Menuju Akrual33 paling lama 4 (empat) tahun setelah Tahun Anggaran 2010.