05.2-bab-299
-
Upload
dyah-putri-ayu-dinastyar -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
description
Transcript of 05.2-bab-299
BAB n
TINJAUAN PUSTAKA
A. Minat Membeli Shampoo
1. Pengertian Minat
Minat sebagai salah satu bagian dari faktor psikologis mendorong individu
mencapai tujuannya. Minat dapat bertambah kuat dan bertambah lemah seiring
dengan pengalaman yang dialami oleh individu masing-masing.
Pengertian minat menurut kamus bahasa Indonesia, berarti perhatian atau
kesukaan pada suatu objek (Poerwodarminto, 1983). Kartini (1985) mengatakan
minat merupakan momen dari kecenderungan yang terarah secara intensif kepada
satu objek yang dianggap penting untuk mendapatkan sukses dalam hidup. Suatu
tugas yang dikeijakan dengan penuh minat akan memberikan buah yang lebih
besar dan memuaskan.
Chaplin (1989) memberikan definisi minat sebagai pernyataan yang
menyatakan bahwa satu aktivitas, pekeijaan atau objek itu berharga atau berarti
bagi individu. Minat juga merupakan sikap yang berlangsung terus-menerus yang
mempolakan perhatian seseorang, sehingga dirinya menjadi selektif terhadap
objek minatnya. Selain itu menurut Chaplin minat adalah suatu keadaan motivasi
yang menuntun tingkah laku seseorang menuju satu arah atau sasaran tertentu.
As'ad (1995) minat merupakan suatu sikap yang membuat seseorang
merasa senang terhadap suatu objek, situasi ataupun ide-ide tertentu, minat juga
merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan tindakan seseorang.
8
9
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
minat merupakan suatu kekuatan yang bersifat intrinsik yang mampu mendorong,
mempengaruhi menyebabkan individu tertarik pada sesuatu di luar dirinya itu
berupa objek, situasi, orang lain, aktivitas atau benda yang ada sangkut pautnya
terhadap dirinya. Secara sadar berarti bahwa minat harus dipandang sebagai suatu
respons yang disadari. Seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu objek
dengan sendirinya akan merasa tertarik dan lebih memperhatikan objek tersebut
daripada objek lainnya. Selain itu seseorang yang berminat terhadap objek atau
situasi, dia akan berusaha melibatkan diri dengan objek atau situasi tersebut
karena sejalan dengan kepentingannya dan dapat menimbulkan rasa senang pada
dirinya.
2. Karateristik Minat
Karateristik minat tersebut antara lain adalah :
a. Minat timbul dari adanya perasaan senang terhadap suatu objek atau
situasi yang menarik perhatian seseorang.
b. Minat dapat menyebabkan seseorang menaruh perhatian secara sadar,
spontan, mudah, wajar tanpa dipaksakan dan selektif.
c. Minat dapat merangsang seseorang untuk mencari objek atau situasi yang
di minati.
d. Minat bersifat personal karena setiap individu memiliki perbedaan dalam
menentukan minatnya dan ini berkaitan dengan kepentingan pribadi
seseorang.
10
e. Minat dapat bersifat konsisten sepanjang objek yang diminati efektif bagi
individu.
f. Minat bersifat disktriminatif karena dapat membantu seseorang
membedakan hal-hal yang harus dan tidak harus dilakukan sehubungan
dengan minatnya.
g. Minat bersifat native atau bawaan melainkan tumbuh dan berkembang
bersama dengan pengalaman-pengalaman selama perkembangan individu
dan minat juga dapat menjadi sebab atau akibat dari pengalaman.
3. Pengertian Minat Membeli
Minat membeli dapat dinyatakan sebagai minat untuk membeli. Seseorang
yang mempunyai minat untuk membeli suatu barang akan menunjukkan adanya
perhatian dan rasa tertarik terhadap barang tersebut. Minat individu untuk
membeli barang atau jasa akan diikuti dengan suatu realisasi yang berupa perilaku
membeli.
Markin (1974) berpendapat bahwa minat membeli adalah aktivitas psikis
yang timbul karena adanya perasaan dan pikiran terhadap suatu barang atau jasa
yang diinginkan. Faktor kognisi yang mempengaruhi minat membeli seseorang
adalah kepercayaan pada barang atau jasa yang diinginkan, nilai-nilai dan citra
terhadap barang tersebut.
Minat membeli diartikan sebagai suatu kekuatan pendorong atau suatu
motif yang bersifat intrinsik yang mampu mendorong seseorang untuk
memberikan perhatian secara wajar dan mudah tanpa dipaksakan, selektif
11
terhadap sesuatu toko atau produk untuk kemudahan mengambil keputusan untuk
membeli (Wijayanto, 1990).
Swastha (1997) berpendapat bahwa dalam membeli suatu barang,
konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor jenis barang, demografi, ekonomi dan
faktor seperti motif, sikap, keyakinan, minat kepribadian, imajinasi dan
sebagainya.
Seseorang yang mempunyai minat untuk membeli suatu barang
menunjukkan adanya perhatian dan rasa senang pada barang tersebut. Kemudian
minat individu untuk membeli barang atau jasa akan diikuti dengan suatu
kemungkinan reaksi yang berupa perilaku membeli. Ada beberapa tahapan
psikologis untuk teijadinya minat membeli. Tahapan-tahapan tersebut dimulai dari
perhatian (attention) dan diakhiri dengan tindakan {action) yaitu adalah attention
atau perilaku, interest atau minat decision atau keputusan dan action atau perilaku
yang populer dengan singkatan AID A.
Perilaku membeli itu sendiri terdiri dari beberapa tahapan seperti yang
dijabarkan Schiffiran dan Kanuk (1994) sebagai berikut:
a. Mengetahui pada tahap awal ini individu mengetahui adanya informasi
tetapi masih sangat terbatas mengenai suatu produk tertentu yang bersifat
baru baginya.
b. Minat individu merasa tertarik akan produk tersebut dan berusaha
mendapatkan informasi lebih lanjut. Pada tahap ini individu mulai terlibat
secara psikologis dengan produk tersebut
12
c. Evaluasi. Berdasar informasi yang diperoleh pada tahap sebelumnya
individu akan mengambil keputusan dengan melakukan mental trial yaitu
mengkaji keuntungan dan kerugian yang diperolehnya dengan membeli
produk tersebut. Jika mental trial ini hasilnya positif individu akan
membelinya. Sebaliknya jika dirasa merugikan individu akan menolak
produk tersebut.
d. Mencoba. Pada tahap ini individu membeli dan mencoba menggunakan
produk tersebut sesuai dengan konsep yang terbentuk dalam tahap evaluasi
pengalaman dari percobaan ini akan menghasilkan tahap selanjutnya, yaitu
adopsi atau penolakan.
e. Adopsi atau penolakan. Jika individu merasa puas dengan produk tersebut
ia akan secara tetap menggunakan produk tersebut. Sebaliknya jika
individu merasa tidak puas, ia akan menolak untuk menggunakan produk
tersebut lebih lanjut.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat membeli
merupakan aktivitas psikis yang timbul secara wajar dan tanpa paksaan adanya
direalisasikan dengan cara membeli barang ataupun jasa tersebut.
4. Minat Membeli Shampoo
a. Pengertian Shampoo
Setiap orang pasti sudah mengenal shampoo, tetapi apa arti itu shampoo
belum tentu orang tersebut mengenal secara pasti. Shampoo itu adalah suatu
formula yang mengandung vitamin-vitamin yang dapat meresap ke dalam rambut
12
c. Evaluasi. Berdasar informasi yang diperoleh pada tahap sebelumnya
individu akan mengambil keputusan dengan melakukan mental trial yaitu
mengkaji keuntungan dan kerugian yang diperolehnya dengan membeli
produk tersebut. Jika mental trial ini hasilnya positif individu akan
membelinya. Sebaliknya jika dirasa merugikan individu akan menolak
produk tersebut
d. Mencoba. Pada tahap ini individu membeli dan mencoba menggunakan
produk tersebut sesuai dengan konsep yang terbentuk dalam tahap evaluasi
pengalaman dari percobaan ini akan menghasilkan tahap selanjutnya, yaitu
adopsi atau penolakan.
e. Adopsi atau penolakan. Jika individu merasa puas dengan produk tersebut
ia akan secara tetap menggunakan produk tersebut. Sebaliknya jika
individu merasa tidak puas, ia akan menolak untuk menggunakan produk
tersebut lebih lanjut.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat membeli
merupakan aktivitas psikis yang timbul secara wajar dan tanpa paksaan adanya
direalisasikan dengan cara membeli barang ataupun jasa tersebut.
4. Minat Membeli Shampoo
a. Pengertian Shampoo
Setiap orang pasti sudah mengenal shampoo, tetapi apa arti itu shampoo
belum tentu orang tersebut mengenal secara pasti. Shampoo itu adalah suatu
formula yang mengandung vitamin-vitamin yang dapat meresap ke dalam rambut
13
sehingga membantu memperkuat akar rambut. Merek shampoo ada beberapa
macam antara lain. Dimension, Sunsilk, Organik, Emeron, Pentine, Rejoice,
Clear, Sariayu, Mustika Ratu. Dari berbagai merek tersebut shampoo dibedakan
dalam dua golongan yaitu berdasarkan jenis shampoo dan jenis pemakai.
Berdasarkan jenis shampoo dibedakan shampoo untuk rambut normal, berminyak,
kering, anti ketombe yang mempunyai kegunaan relatif sama, yaitu merawat
rambut agar rambut menjadi bersih dan sehat. Sedangkan berdasarkan jenis
pemakai dibedakan shampoo untuk laki-laki dan shampoo untuk wanita.
b. Fungsi Shampoo
Merawat rambut sebenarnya bukan hanya dari cara mencuci yang benar
saja. Lebih dari itu hal yang tidak kala pentingnya adalah bahan-bahan yang
terdapat dalam produk perawatan rambut yang dipilih, yaitu jenis shampoo
merupakan hal yang mutlak untuk merawat rambut agar membantu memperkuat
akar rambut supaya tidak mudah rontok dan melindungi dari segala penyebab
kerusakan rambut dan dapat membersihkan kotoran di pori-pori kepala dan
ketombe.
c. Minat Remaja Membeli Shampoo
Umumnya remaja berusaha bersikap sesuai dengan norma-norma
kelompoknya, dan sikap penyesuaian diri dengan teman-teman sebayanya ini
cenderung dipertahankan, walaupun hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan
antara remaja dengan orang tuanya akibat perbedaan nilai.
14
Minat membeli produk shampoo adalah suatu dorongan yang bersifat
intrinsik yang mampu membuat remaja secara sadar menaruh perhatian
terhadap produk shampoo karena dia merasa bahwa shampoo ini mempunyai
sangkut paut dengan dirinya. Minat membeli shampoo ini timbul dari adanya
kebutuhan-kebutuhan pribadi, tuntutan masyarakat serta pikiran dan perasaan
terhadap barang (shampoo).
Pada masa ini semua remaja mempunyai perhatian yang besar terhadap
perkembangan fisik mereka. Stanley Hall (dalam Gunarsa, 1985) mengemukakan
bahwa perkembangan psikis banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik, karena
masa remaja lebih memperhatikan keadaan fisiknya.
d. Aspek-aspek Minat Membeli Shampoo
Menurut Vitriani (1995), aspek-aspek minat membeli terhadap suatu barang,
terdiri atas makna minat, pengaruh minat dan penyebab minat. Dalam konteks
minat membeli terhadap shampoo, aspek-aspek minat membeli dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Makna minat yaitu : kesadaran individu tentang kebutuhannya pada
shampoo yang mengakibatkan inidvidu (remaja)
dapat menentukan apakah akan membeli atau tidak
membeli shampoo.
2. Pengaruh minat yaitu : pada diri individu akan timbul minat membeli jika
ada hal yang dapat mempengaruhi penilaiannya
terhadap shampoo.
15
3. Penyebab minat yaitu : sesuatu yang mengakibatkan timbulnya minat
membeli shampo pada individu.
h
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Membeli Shampoo
Minat membeli bersifat individual. Tiap individu akan berbeda minat
karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kotler dan Amstrong (1991) empat
faktor yang mempengaruhi minat membeli yaitu :
a. Faktor kebudayaan, terdiri dari:
1. Budaya, merupakan faktor penentu dari keinginan dan perilaku seseorang
yang di pelajari dari serangkaian nilai-nilai, persepsi, preferensi dan
perilaku melalui proses sosialisasi dalam keluarga ataupun lembaga inti
lainnya. Budaya yang berbeda akan membentuk minat membeli produk
yang berbeda pula. Suatu barang yang sangat diminati oleh komunitas
tertentu kemungkinan dianggap tidak berharga sama sekali oleh komunitas
lain.
2. Kelas sosial merupakan susunan yang relatif permanen dan teratur dalam
suatu masyarakat yang anggotanya memiliki nilai, perhatian dan perilaku
yang cenderung sama. Kelas sosial tidak ditentukan berdasarkan satu
faktor saja seperti besarnya pendapatan tetapi merupakan kombinasi dari
jenis pekeijaan, besarnya pendapatan, tingkat pendidikan.
Sebagai contoh minat individu untuk membeli sebuah shampoo
merupakan suatu hasil budaya masyarakat modern dimana teknologi telah
berkembang. Lain halnya bagi suku terpencil yang budayanya masih
16
relatif primitif, sebuah shampoo tidak akan memiliki arti apapun bahkan
dipandang sebagai barang aneh.
Faktor sosial terdiri dari:
1. Kelompok referensi, adalah kelompok yang memberi pengaruh langsung
atau tidak langsung pada sikap dan perilaku seseorang. Kelompok
referensi akan mempengaruhi melalui tiga cara yaitu (a) Menghadapkan
individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu. (b) Mempenagruhi sikap
dan gambaran diri seseorang. (c) Mempengaruhi pilihan seseorang akan
produk.
2. Keluarga yang merupakan organisasi pembelian konsumen yang
terpenting dalam masyarakat karena interaksi dalam keluarga memiliki
pengaruh langsung dalam kehidupan sehari-hari konsumen.
3. Peran dan status. Peran adalah aktivitas yang dimainkan oleh seseorang
sesuai dengan orang lain di sekelilingnya suatu peran akan membawa
status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat
berkenaan dengan peran tersebut. Status adalah posisi seseorang didalam
satu kelompok sosial berkenaan dengan kedudukan relatif dalam struktur
kelas juga mengait kehormatan atau hadiah-hadiah yang disampaikan
kepadanva dan kekuasaan formal atau informal yang diberikan kepada
posisi atau kedudukannya. Peran dan status mempengaruhi minat membeli
karena individu akan cenderung memilih produk yang mencerminkan
peran dan statusnya dalam masyarakat.
17
Kelas sosial mempengaruhi minat membeli konsumen. Karena kelas sosial
ekonomi mempunyai pengaruh yang cukup besar dengan gaya hidup dan
daya beli suatu produk shampoo.
Faktor Pribadi, terdiri dari:
1. Usia. Individu mengkonsumsi barang dan jasa berbeda-beda seumur
hidupnya. Sejalan dengan usianya. Usia juga mempengaruhi selera dalam
pilihan produk.
2. Pekerjaan dan kondisi ekonomi akan mempengaruhi pola konsumsi
individu.
3. Gaya hidup menunjukkan pola kehidupan individu yang tercermin dalam
kegiatan, minat dan pendapatannya dalam interaksi dengan lingkungan.
4. Kepribadian dengan konsep diri sebagai faktor utamanya. Menurut Kotler
(1991) kepribadian merupakan pola sifat individu yang menentukan
perilaku seseorang. Kepribadian terutama terbentuk dari konsep diri.
Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat
membelinya.
Sebagai contoh individu yang memandang dirinya sebagai orang yang
aktif dan senang bepergian akan cenderung memilih produk shampoo yang
bersifat praktis dan mudah dibawa ke mana-mana.
18
d. Faktor Psikologis terdiri dari:
1. Pengalaman individu dalam penggunaan suatu produk akan berpengaruh pada
perilaku selanjutnya terhadap produk tersebut. Pengalaman yang positif akan
mendorong pengulangan pemakaian produk tersebut.
2. Persepsi yaitu proses di mana individu memilih, merumuskan dan
memanfaatkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti
mengenai dunia. Persepsi akan menentukan tanggapan individu terhadap
promosi produk.
3. Kepercayaan dan sikap akan mempengaruhi pandangan individu. Kepercayaan
adalah suatu pemikiran deskriptif yang memiliki seseorang akan seauatu,
misalnya citra produk. Sikap merupakan evaluasi, perasaan suatu objek atau
gagasan.
Sebagai contoh faktor psikologis meliputi keadaan mental dan emosional
yang berupa dorongan-dorongan, motif-motif, respon-respon emosional
dan pengalaman masa lalu, pendidikan turut berpengaruh pada minat
membeli seseorang. Orang-orang yang benar-benar terdidik biasanya
memiliki minat yang benar-benar luas dan menaruh minat beli terhadap
shampoo yang bernilai dan berkualitas baik.
B. Persepsi Terhadap Iklan Shampoo
1. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah penafsiran terhadap suatu objek melalui inderawi yang
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang sifatnya sangat individual.
19
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa persepsi ditentukan oleh faktor personal
dan faktor situasional, di mana pada hakekatnya merupakan proses kognitif yang
dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya,
baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.
Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan (Rakhmat, 1989 )
2. Proses Persepsi
Manusia tidak memberikan respon kepada stimuli secara otomatis.
Manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi
lingkungan, sebelum memberikan respon manusia menangkap lebih dahulu pola
stimuli secara keseluruhan dalam satuan-satuan yang bermakna.
Dalam persepsi yang amat menarik untuk dibicarakan adalah proses
pemilihan persepsi, yaitu bagaimana seseorang bisa tertarik pada suatu objek
sehingga menimbulkan adanya suatu kesan tersendiri terhadap objek tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai bahwa seseorang pada
setiap saat secara ajeg dipengaruhi oleh berbagai stimuli. Banyak stimuli lain yang
yang bisa mempengaruhi indera-indera lain, misalnya iklan-iklan yang dijumpai
atau dilihat setiap hari.
Dengan demikian banyaknya stimuli yang datang melanda orang-orang
itu, maka mereka perlu menyeleksi semua hal tersebut sehingga diperoleh suatu
stimuli yang tepat pada waktu yang telah ditentukan. Adanya hal-hal yang berarti
menjadikan suatu stimulus menarik perhatian dan mudah ditangkap.
Lebih jauh dikatakan bahwa minat perhatian kita seakan-akan membuat
seleksi terhadap stimulus di sekitar kita. Tanpa adanya perhatian tidak akan teijadi
20
pengamatan. Minat perhatian ini ditentukan oleh kebutuhan individu (Markin,
1974). Perhatian merupakan suatu sikap terbuka untuk atau sikap terarah pada apa
yang dihayati sebagai suatu hal yang penting. Dalam suatu pengamatan pada saat
tertentu orang mengadakan pilihan terhadap banyak kemungkinan yang ada. Jadi
dalam hal ini, perhatian memberi arah pada pilihan pengamatan itu. Dengan
adanya perhatian terhadap suatu objek segala sesuatu yang lain juga tidak atau
hampir tidak akan tampil sebagai objek pengamatan, tetapi kadang-kadang suatu
objek mengandung faktor-faktor yang dengan sendirinya menarik perhatian
seseorang. Faktor-faktor yang demikian itu biasanya merupakan petunjuk bahwa
sesuatu itu penting pada saat itu. Faktor-faktor tersebut misalnya, gerakan,
intensitas stimuli, kebaruan, perulangan dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa persepsi individu
terorganisasi secara selektif, maka apa yang diperhatikan akan betul-betul disadari
oleh individu dan kaan betul-betul jelas bagi individu yang bersangkutan.
3. Persepsi Terhadap Iklan
Komunikasi akan terjadi jika seseorang ingin menyampaikan informasi
kepada orang lain. Iklan merupakan informasi yang disampaikan oleh produsen
kepada masyarakat konsumen untuk memeprkenalkan hasil produksinya dengan
mempergunakan atau menyewa tempat salah satu media komunikasi sehingga
masyarakat mengetahui produk yang diiklankan tersebut.
Dalam proses penyampaian pesan ini komunikasi tidak dapat dilepaskan
dari faktor persepsi, demikian pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena setiap
orang mempersepsi stimulus sesuai dengan karateristik personalnya, bagaimana
21
seseorang melakukan suatu perbuatan aka dipengaruhi oleh situasi yang
dihadapinya.
Persepsi merupakan suatu hal yang bersifat subjektif yang melibatkan segi
minat, pengalaman masa lalu, derajat perhatian kebutuhan dan masih banyak lagi
sehingga dengan demikian akan terdapat perbedaan persepsi antara individu di
dalam menanggapi suatu fenomena yang sama. Karena adanya hal inilah, maka
suatu produk dapat dipersepsi secara berbeda oleh para konsumen. Hal ini
disebabkan karena konsumen memiliki psychological price yang memberikan
dasar kepada konsumen untuk melakukan penilaian berdasarkan persepsi mereka
terhadap produk yang ditampilkan (Markin, 1974).
Banyak keputusan yang diambil konsumen dilengkapi oleh kegiatan
persepsual. Ciri-ciri khas yang ditampilkan suatu produk melalui iklan akan
menentukan kesan keseluruhan dari produk yang ditampilkan. Kesan ini akan
mempengaruhi konsumen dalam menentukan produk mana yang dapat memenuhi
kebutuhannya dan dirasa sesuai untuk mereka. Jadi suatu iklan dapat membentuk
citra tentang diri maupun barang atau jasa dan menemukan pribadi-pribadi yang
oleh calon konsumennya dihubungkan atau diasosiasikan dengan barang atau jasa
yang dianjurkan (Susanto, 1989). Pembentukan citra ini dapat digambarkan
melalui gambar yang artistik, pemilihan warna yang tepat, ataupun faktor bahasa
yang dapat membangkitkan perasaan positif pada diri konsumen (Winardi, 1987).
Selain itu pembentukan citra ini dapat juga dilakukan dengan menggunakan orang
etrkenal seperti penyanyi, bintang film ataupun wanita-wanita cantik dan pria-pria
gagah, dimana penampilan mereka ditunjang oleh produk yang diiklankan.
22
Karena itu sebagian besar modal yang dipakai dalam iklan adalah mereka yang
memiliki kemampuan untuk memproyeksikan beberapa ciri khas, yang menurut
anggapan konsumen model tersebut dapat dijadikan personifikasi dari perusahaan
atau produk yang diperkenalkan. Dengan mengadakan proses identifikasi, maka
sekaligus produsen akan mengatahui bahwa manusia khususnya sebagai objek
periklanan akan sangat digerakkan oleh iklan karena ia mempunyai suatu citra
tentang seseorang yang dikaguminya dan hendak ditirunya (Susanto, 1989).
4. Iklan tentang Shampoo
Biasanya kalau orang mendengar istilah iklan selalu terdapat banyak
penafsiran sehingga menimbulkan kesimpangsiuran pengertian, misalnya dengan
istilah reklame dan advertising. Sebenarnya istilah-istilah tersebut adalah sama,
masing-masing mempunyai tujuan yang sama dan dalam kegiatannya pun
diperkuat atau sering digunakan oleh para pedagang maupun perusahaan-
perusahaan (Djayakusumah, 1989).
Periklanan adalah cara penyajian dengan cetakan, tulisan, kata-kata,
gambar-gambar atau menggunakan orang, produk atau jasa yang dilakukan oleh
lembaga atau perusahaan dengan maksud untuk mempengaruhi dan meningkatkan
penjualan, meningkatkan pemakaian atau memperoleh suara, dukungan atau
pendapat (Sigit, 1992).
Kotler (1985) berpendapat bahwa periklanan adalah suatu bentuk
komunikasi non personal melalui media massa yang disewa oleh suatu badan
sponsor yang jelas. Nitisemito (1987) berpandangan bahwa periklanan merupakan
23
usaha untuk mempengaruhi konsumen dalam bentuk tulisan, gambar, suara atau
kombinasi dari semuanya itu yang diarahkan pada masyarakat secara luas dan
tidak langsung.
Periklanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang
akan memperkenalkan hasil produksinya berupa barang atau jasa baru dengan
mempergunakan atau menyewa tempat pada salah satu media komunikasi,
sehingga masyarakat mengetahui akan produk barang atau jasanya yang baru
tersebut (Djayakusumah, 1989).
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa periklanan
merupakan suatu usaha manusia dalam memberikan informasi tentang suatu
barang produksi atau jasa kepada manusia lain. Periklanan dimaksudkan untuk
menarik perhatian massa. Kegiatan periklanan sebagai penyebar informasi
berhubungan dengan suatu gagasan, pelayanan atau produk untuk mendorong
tindakan sesuai dengan tujuan dari periklanan, yaitu agar barang-barang atau jasa
yang ditawarkan itu dapat dikenal oleh masyarakat sekaligus dapat menarik dan
membujuk mereka untuk menjadi konsumen baru. Selain itu di dalam kegiatan
periklanan ditemukan adanya unsur penyewaan tempat dan waktu yang dilakukan
secara non personal oleh suatu sumber yang jelas.
5. Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual atau meningkatkan
penjualan barang, jasa atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan
terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak juga penjualan yang baru
terjadi pada waktu mendatang. Dari segi lain, tujuan periklanan yang riil adalah
24
mengadakan komunikasi secara efektif. Yang menjadi sasaran dalam periklanan
adalah masyarakat atau pasar, jadi bukannya seorang individu. Tetapi masyarakat
atau bahkan pengusaha sendiri tidak menyadari adanya kenyataan tersebut.
Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan periklanan adalah
untuk meningkatkan penjualan yang menguntungkan.
Periklanan mencoba melaksanakannya dengan cara memberi keterangan,
dengan menyakinkan keinginan-keinginan dan dengan alasan-alasan untuk lebih
menyukai tawaran tertentu suatu organisasi (Kotler, 1980).
Selanjutnya (Haryakusuma 1986), mengatakan bahwa tujuan periklanan
adalah:
a. Menekan biaya perusahaan, sehingga kelangsungan hidup perusahaan
teijamin.
b. Memperkenalkan produk atau barang kepada masyarakat.
c. Membina kepercayaan masyakarakat terhadap perusahaan barang yang
dijualnya.
d. Menyakinkan bahwa barang-barang berkualitas baik atau mempunyai ciri-
ciri khusus.
e. Menarik langganan baru.
f. Menimbulkan hasrat akan kebutuhan baru.
Djayakusumah (1989), mengemukakan bahwa tujuan periklanan adalah :
a. Menarik perhatian untuk barang atau jasa yang dijual.
b. Mempertahankan perhatian yang telah ada.
c. Memakai atau menggunakan calon konsumen untuk bertindak.
25
Ketiga tujuan di atas merupakan suatu tujuan yang bersifat psikologis, yang
hendak dicapai suatu iklan dalam diri calon konsumen.
Pada prinsipnya semua iklan dimaksudkan untuk menghasilkan respon
positif dari publik. Oleh sebab itu sebaiknya setiap iklan dirancang untuk
menghasilkan respon-respon tersebut dalam pikiran publik atau konsumen, dan
pada akhirnya diharapkan mereka bertindak sesuai dengan tujuan. Bagaimana
bentuknya iklan itu, namun tujuannya tetap sama, yaitu menarik dan mendorong
publik untuk menarik perhatian pada suatu hal atau barang, sehingga publik
menaruh minat pada hal atau barang yang diiklankan itu (Ananda, 1978).
mengacu pendapat di atas maka, dapat disimpulkan bahwa tujuan
periklanan dapat mempengaruhi seseorang untuk membeli suatu barang atau
produk yang diiklankan sehingga penjualan meningkat, dan dapat berkomunikasi
antara produsen dan konsumen sehingga konsumen akan mengetahui apa
kelebihan dan kekurangan dari produk tersebut serta pihak produsen meyakinkan
bahwa produknyalah yang paling baik di antara produk-produk lainnya.
6. Fungsi Periklanan
Berdasarkan pengertian iklan seperti diuraikan di atas dapatlah diketahui
apa yang menjadi fungsi iklan. Untuk mengetahui fungsi iklan yang lebih
lengkap, berikut ini akan dikemukakan pendapat para ahli mengenai hal itu.
Apabila periklanan dijalankan dengan baik, maka dapat diharapkan bahwa
iklan tersebut akan berfungsi baik. Menurut Zacher (dalam Susanto, 1974), jika
periklanan dijalankan dengan baik dan seksama, fungsi periklanan adalah sebagai
berikut:
26
(1)Memberi informasi kepada konsumen pengguna barang atau jasa yang
diiklankan.
(2) Menarik perhatian konsumen terhadap iklan.
(3) Menimbulkan perhatian besar terhadap isi iklan
(4) Merangsang keinginan pihak komunikan untuk memiliki barang atau
menikmati jasa seperti yang digambarkan produsen.
(5) Memamerkan barang atau jasa yang diperkenalkannya kepada komunikan,
sesuai dengan kemampuan jasa dan kepuasan pemakaian barang atau jasa
yang dapat diperoleh darinya.
(6) Mengasosiasikan penggunaan dari suatu barang atau jasa dengan seseorang
atau pun lapisan masyarakat yang dianggap penting
Periklanan melibatkan dua pihak, yaitu produsen dan konsumen. Dengan
demikian dalam pembahasan mengenai fungsi iklan, maka fungsi tersebut akan
berkaitan dengan kedua pihak, yaitu produsen sebagai pemasang iklan dan calon
konsumen sebagai kelompok yang dituju oleh adanya iklan.
Dari pandangan psikologis, selain memiliki fungsi informasi, iklan juga
memiliki fungsi persuasi. Namun demikian, keberadaan kedua fungsi tersebut
tidaklah selalu sama porsinya. Suatu ketika mungkin fungsi informasi lebih
menonjol, tetapi pada saat lainnya mungkin fungsi persuasi lebih dominan.
Dalam suatu iklan, kepentingan kedua fungsi ini tergantung pada keadaan
pasar. Apabila permintaan terhadap suatu barang atau jasa lebih tinggi daripada
penawaran misalnya, maka iklan hanya berlaku sebagai alat pemberitahuan saja.
Sebaliknya, bila penawaran untuk sesuatu barang lebih banyak dari permintaan,
27
maka fungsi persuasi dari iklan menjadi lebih penting, terutama apabila dalam
kondisi persaingan bebas antara produsen barang tersebut (As'ad, 1987).
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui fungsi periklanan. Fungsi
tersebut dapat dilihat dari sudut produsen, dan dapat juga dilihat dari sudut
konsumen. Dari sudut produsen, fungsi iklan antara lain memperkenalkan produk
yang dihasilkan, menambah konsumen, memungkinkan dikenalnya organisasi
perusahaan yang menghasilkan produk barang atau jasa tersebut. Dari sudut
konsumen, fungsi iklan antara lain adalah sebagai informasi mengenai produk
yang diiklankan. Dari sudut psikologis, fungsi iklan adalah sebagai informasi dan
persuasi.
7. Media Periklanan Dengan Persepsi terhadap Iklan Shampoo
Seperti telah dikemukakan pada pembahasan diatas, bahwa unsur kegiatan
periklanan yang terpenting adalah media, media adalah suatu sarana komunikasi
juga sebgai penampung dari pesan atau suatu wajah iklan. Media merupakan \
penyebar informasi yang cukup luas jangkauannya di dalam masyarakat, oleh
sebab itu tidaklah mungkin suatu kegiatan periklanan menggunakan media.
Dengan demikian adalah tepat jika dikatakan bahwa penyajian iklan merupakan
proses pemindahan atau penyampaian isi pikiran dan perasaan antar individu, di
mana dengan menggunakan media massa suatu pihak mencoba mempengaruhi
pihak lain, yang dimaksud dengan media disini adalah tempat atau waktu yang
disewa oleh produsen untuk melakukan komunikasi dengan konsumen.
Menurut Russel dkk (1988) media iklan yang lazim dipergunakan adalah
media cetak, media televisi, media radio, media luar ruang, dan media lini bawah.
28
Berikut ini akan diuraikan sepintas tentang iklan yang mempergunakan media
tersebut.
a. Media cetak. Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakn
pesan-pesan visual. Fungsi media cetak adalah memberi informasi. Media
cetak yang dimaksud dalam hal ini dalam kaitannya dengan iklan adalah surat
kabar dan majalah. Sebetulnya yang termasuk media cetak adalah segala
bentuk edaran yang dicetak diatas suatu media, termasuk didalamnya brosur
dan buklet.
b. Media televisi. Media iklan yang juga cukup menonjol dewasa ini adalah
televisi. Cukup banyak acara televisi yang penayangannya dan pembuatannya
dilakukan atas biaya sponsor atau pengiklan. Pihak sponsor bersedia
membiayai seluruh biaya produksi ditambah fee untuk televisi yang
bersangkutan. Bentuk lain adalah partisipasi, yaitu bentuk iklan di televisi
yang dapat mengurangi biaya produksi. Dalam hal ini iklan disisipkan diantara
satu atau beberapa acara. Ada juga iklan yang ditempatkan atau ditayangkan
pada pergantian acara. Hal ini disebut spot announcement. Selain itu dikenal
istilah public service announcement, yaitu iklan layanan masyarakat yang
ditempatkan di tengah-tengah suatu acara.
c. Media radio. Iklan yang menggunakan radio sebagai media sering juga
disebut iklan auditif. \
d. Media kiar ruahg. Media luar ruang sebagai media periklanan semakin ' -i- 1
banyak <liminati para pemasang iklan atau produsen barang/jasa. Media luar
ruang-antara Iain adalah; poster, spanduk, transit (panel bis), dan papan
29
reklame. Namun demikian istilah media luar ruang sering identik dengan
papan reklame (Berkman dan Gilson, 1981).
e. Media iini bawah. Dalam dunia periklanan, istilah media lini bawah sebagai
media iklan adalah untuk membedakannya dengan media iklan seperti sudah
disebutkan di atas. Media yang termasuk dalam media lini bawah antara lain
adalah; pameran, direct mail, point of purchase, merchandising schemes, dan
kalender (Kasali, 1992). Selain daripada itu bahwa surat kabar atau majalah
mempunyai keunggulan jika dibandingkan dengan media lain, yaitu bahwa
dengan menggunakan media ini komunikan tidak terikat oleh waktu karena ia
dapat membaca berkali-kali.
Ananda (1978) menggolongkan iklan berdasarkan bentuknya ke dalam
tiga golongan, yaitu:
(1) Iklan dalam bentuk visual, adalah iklan yang dapat dilihat yang berwujud
tulisan atau gambar.
(2) Iklan dalam bentuk auditif, yaitu iklan yang dapat ditangkap melalui
pendengaran. Iklan dalam golongan ini biasanya menggunakan radio,
penggeras suara, dan alat auditif lainnya sebagai media iklan.
(3) Iklan dalam bentuk gabungan visual dan auditif atau iklan audio-visual.
C. Hubungan Antar Persepsi Terhadap Iklan Dengan Minat Membeli
Shampoo
Persaingan dalam bidang pemasaran saat ini nampak semakin ketat. Untuk
dapat memenangkan persaingan tersebut diperlukan suatu strategi pemasaran yang
30
baik dan itu. Banyak cara dan usaha yang dilakukan oleh para produsen dalam hal
ini, yang semua itu tak lain adalah usaha untuk meraih konsumen sebanyak-
banyaknya serta memberikan kepuasan semaksimal mungkin kepada mereka. Hal
ini menjadi suatu kebutuhan penting karena bagaimanapun juga konsumen adalah
asset (bagian utuh) dari suatu bisnis (Wijayanto, 1990).
Hampir setiap usaha untuk memenangkan persaingan dalam dunia
perdagangan adalah upaya untuk memperebutkan minat untuk membeli barang
atau jasa yang ditawarkan. Oleh karena itu usaha produsen dalam usaha untuk
menarik minat konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan tersebut.
Untuk dapat menimbulkan minat membeli dari konsumen tentunya harus
ada objek, yang dalam hal ini adalah produk yang ditawarkan, yang dapat menarik
perhatian konsumen serta dapat menimbulkan rasa senang dan kepuasan bagi
konsumen. Untuk itu para produsen selalu berusaha agar produk mereka menarik
perhatian konsumennya. Salah satu cara menampilkan produk semenarik mungkin
agar dapat menarik minat konsumen dapat dilakukan melalui penampilan di dalam
iklannya, sebagai salah satu dari promosi yang dilakukan oleh perusahaan.
Winardi (1987) mengemukakan bahwa untuk dapat mempengaruhi
pembeli ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para penjual, yaitu :
1. Mengusahakan suasana yang menguntungkan bagi pembeli.
2. Mengusahakan untuk tetap memelihara perhatian pembeli.
3. Mengusahakan membangkitkan keinginan orang untuk membeli.
4. Mengusahakan orang untuk mengambil keputusan membeli.
31
Mulanya seseorang menganggap bahwa dorongan seseorang konsumen
untuk melakukan tindakan pemilihan di antara jenis barang dan jasa serta berbagai
merek atau cap yang ada, adalah karena konsumen tersebut berpendapat bahwa
kualitas barang atau jasa yang dipilihnya tersebut dianggap yang paling baik atau
mungkin juga paling murah harganya. Tapi kenyataannya seringkali
pertimbangannya itu bukan hanya pertimbangan kualitas atau harga saja tapi ada
dorongan-dorongan lain yang menimbulkan keputusan-keputusan dalam
pembelian suatu barang atau jasa.
Pertimbangan-pertimbangan yang sifatnya emosional ini kadang-kadang
ternyata lebih dominan, sehingga apabila kita mengetahui rahasia motif-motif apa
seorang konsumen melakukan pembelian, maka berarti kita dapat mempunyai
senjata atau cara atau metode yang dapat mendorong konsumen untuk memilih
barang atau jasa kita (Nitisemito, 1986). Sebelum iklan dapat sampai kepada
konsumen sehingga mampu mempengaruhi minat konsumen, pasti lah melalui
aktivitas persepsual terlebih dahulu. Iklan adalah objek pengamatan sehingga akan
menimbulkan sensasi. Sensasi inilah yang akan dikirim ke otak sehingga dapat
merangsang interpretasi kognitif, maka timbullah persepsi.
Loudon dan Bitta (1984) mengungkapkan bahwa proses tersebut pada
dasarnya merupakan proses pengolahan informasi, yaitu suatu proses penerimaan
stimulus-stimulus sebagai input kemudian memanipulasi input tersebut untuk
mendapatkan arti dari stimulus tersebut dan selanjutnya menggunakan informasi
yang didapatkan untuk berpikir tentang produk atau jasa.
32
Dalam dinamika perilaku konsumen, Hadipranata (1989) juga telah
menjelaskan bahwa proses persepsi akan menentukan bobot dari cakrawala
wawasan seseorang. Sejauh mana informasi mengenai iklan ini mampu
menempati kawasan cipta, rasa dan karsa konsumen, akan sangat menentukan
bobot dari cakrawala wawasan ini akan menentukan dinamika dan intensitas dari
interest (kepentingan) seseorang.
Melalui berbagai sumber informasi inilah informasi mengenai produk
yang diiklankan berhubungan dengan konsumen. Saat informasi sampai kepada
konsumen adalah awal dari proses yang menimbulkan perilaku membeli. Dengan
demikian dapat dikatakn bahwa produk yang diiklankan dengan minat pembeli,
yang merupakan salah satu dari aspek yang dimiliki konsumen dalam perilaku
pembelinya, dihubungkan oleh proses informasi.
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas yang sudah dikemukakan, maka dapat diajukan
hipotesis dalam penelitian ini, yaitu :
Ada hubungan yang positif antara persepsi terhadap iklan dengan minat
membeli shampoo.