05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

24
0 PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG NOMOR : 05/PER/RSI-SA/I/2014 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM Tindakan Nama Jabatan Tandatangan Tanggal Disiapkan Khusnul Khotimah, SpdI, M.Si Kabag BRI 2 Januari 2014 Diperiksa H. Samsudin, S.Ag, M. Ag Manajer BPI 7 Januari 2014 Disetujui Dr. H. Masyhudi AM, M. Kes Direktur Utama 11 Januari 2014

description

jghhgg

Transcript of 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

Page 1: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

0

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

NOMOR : 05/PER/RSI-SA/I/2014

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

Tindakan Nama Jabatan Tandatangan Tanggal

Disiapkan Khusnul Khotimah, SpdI, M.Si Kabag BRI 2 Januari 2014

Diperiksa H. Samsudin, S.Ag, M. Ag Manajer BPI

7 Januari 2014

Disetujui Dr. H. Masyhudi AM, M. Kes Direktur Utama

11 Januari 2014

Page 2: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

1

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

NOMOR : 05/PER/RSI-SA/I/2014

Tentang :

PEDOMAN PELAYANAN BAGIAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

MENIMBANG : 1. Bahwa manusia adalah makhluk fisik sekaligus psikologis yang

saling berkaitan, setiap penyakit yang menyerang fisik manusia,

pastilah juga mempengaruhi kondisi psikisnya yang dipengaruhi

religiusitasnya.

2. Bahwa pelayanan medis diwajibkan memberi bimbingan rohani

kepada setiap pasien di rumah sakit karena pasien tidak hanya

memerlukan perawatan secara klinis semata tetapi memerlukan

penguatan rohani oleh orang yang ahli di bidangnya.

3. Bahwa Bimbingan Rohani Islam mempunyai peran yang sangat

besar sebagai upaya membantu kesembuhan para pasien di Rumah

Sakit yakni mampu membantu menenangkan jiwa dari goncangan

penyakit yang di derita, mengembalikan kepercayaan diri dan

motivasi pasien, dan membantu para pasien untuk tetap tabah

dalam menghadapi ujian dari Allah SWT.

4. Bahwa untuk dapat memberikan bimbingan rohani kepada pasien

secara efektif yang akan berdampak pada kecepatan upaya

penyembuhan pasien, dipandang perlu ditetapkan Pedoman

Pelayanan Bagian Bimbingan Rohani Rumah Sakit Islam Sultan

Agung dengan surat keputusan direktur.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2010 tentang

Kesehatan

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang

Rumah Sakit

3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : HK.07.06/III/2371

tentang Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit Islam Sultan Agung

4. Surat Keputusan Pengurus Badan Yayasan Badan Wakaf Sultan

Agung Nomor 68/SK/YBWSA/V/2013 tentang Pengesahan Struktur

Organisasi Rumah Sakit Islam Sultan Agung.

Page 3: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

2

5. Surat Keputusan Pengurus Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung

Nomor : 090/SK/YBWSA/XII/2009 tentang Pengangkatan Direksi

Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSI-SA) Masa Bakti 2009-2013.

6. Pedoman Organisasi Bidang Bimbingan Dan Pelayanan Islami

Rumah Sakit Islam Sultan Agun Nomor : 63/PDM/BPI/RSI-

SA/XII/2013

MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN

:

PERTAMA

: Memberlakukan Pedoman Nomor : 1/PDM/BPI/RSI-SA/I/2014

tentang Pelayanan Bimbingan Rohani Islam (BRI) Rumah Sakit

Islam Sultan Agung sebagaimana terlampir dalam surat keputusan

ini.

KEDUA : Pedoman ini berlaku sejak tanggal diterbitkan dan dilakukan

evaluasi setiap tahunnya

KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan

perbaikan, maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan

sebagaimana mestinya

Ditetapkan Di : Semarang

Pada Tanggal : 09 Rabiul Awwal 1435 H

11 J a n u a r i 2014 M

RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

Dr. H. Masyhudi AM, M. Kes

Direktur Utama

TEMBUSAN Yth :

1. Seluruh Manajer

2. Seluruh Kepala Instalasi

3. Arsip

Page 4: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

3

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

NOMOR : 05/PER/RSI-SA/I/2014

TANGGAL : 11 JANUARI 2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah Sakit adalah suatu unit organisasi pelayanan kesehatan

yang memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna kepada segenap

lapisan masyarakat meliputi pelayanan yang bersifat kuratif dan

rehabilitatif yang terpadu dengan pelayanan promotif dan preventif

dalam keseimbangan fisik, mental, emosional maupun spiritual.

Untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara paripurna,

perlu didukung oleh sumber daya rumah sakit yang cukup agar kegiatan

pelayanan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Karenanya rumah sakit

perlu memiliki sumber daya insan yang mampu memberikan pelayanan

secara responship terhadap kebutuhan masyarakat, yaitu tersediannya

pelayanan kesehatan secara islami.

Berdasarkan pada Konsep Sehat WHO semenjak tahun 1948 yang

menyatakan bahwa: “Health is state of complete pysical, mental and

sosial well-being and not merely the absence of disease or infirmity”,

ternyata dengan konsep tersebut belum menemukan solusi yang

universal terhadap penyembuhan holistic, demi mewujudkan

penyembuhan secara holistic, maka Mulai awal tahun 1998 konsep sehat

menurut WHO ditambah dengan aspek SPIRITUAL. Dengan masuknya

unsur spiritual dalam konsep sehat, maka pelayanan kesehatan islami

akan mudah direalisasikan. Sebab Kesehatan adalah nikmat yang sangat

penting dalam pandangan islam.

Islam memandang dan menempatkan nikmat sehat menjadi

nikmat kedua yang harus diminta sesudah nikmat keimanan.

Page 5: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

4

Sebagaimana sabda Rosulullah:“Mohonlah kesehatan kepada Allah,

sesungguhnya karunia yang paling baik sesudah keimanan adalah

kesehatan” (HR.Ibnu Majjah). Dengan konsep sehat secari islami

diharapkan mampu menciptakan komitmen keagamaan yang tinggi bagi

pasien. D.B.Lardson, dalam bukunya Religious Commitment and Health

mengatakan, bahwa komitmen keagamaan sangat penting dalam:

Mencegah seseorang jatuh sakit, Meningkatkan kemampuan seseorang

dalam menghadapi penderitaan ketika sedang sakit dan Mempercepat

penyembuhan penyakit ketika seseorang sedang sakit.

Idealnya yang berperan penting dalam proses tersebut adalah

dokter atau ahli medis yang menangani secara langsung terhadap pasien,

akan tetapi dengan berbagai macam kendala baik waktu maupun

kemampuan keilmuannya, sebagai solusi maka peran pendekatan

spiritual dialihkan kepada petugas kerohanian.

Petugas kerohanian merupakan petugas yang melaksanakan

proses pemeliharaan, pengurusan, penjagaan aktivitas rohaniah,

insaniah, agar tetap berada dalam situasi dan kondisi yang fitrah dalam

rangka mewujudkan keyakinan, sabar, tawakal, berikhtiar dalam

mengatasi masalah, menjalani anugerah ni’mat yang berupa kesehatan.

Bagian kerohanian merupakan salah satu bagian non medis yang

memiliki peran dalam mendukung pelayanan islami di RSI Sultan Agung,

sehingga perlu dibuatkan pedoman pelayanan dalam pelaksanaan tugas.

1.2. Tujuan Pedoman

Adapun yang menjadi tujuan dari adanya pedoman pelayanan

Bimbingan Rohani islam adalah sebagai berikut :

1. Agar dalam memberikan pelayanan Bimbingan Rohani islam lebih

terprosedur.

2. Menjadi pedoman Bimbingan Rohani Islam dalam melakukan

pelayanan.

Page 6: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

5

1.3. Ruang Lingkup Pelayanan

Ruang lingkup pelayanan Bimbingan Rohani islam meliputi

Pelayanan Psikorelegius Pasien dan Pembinaan Karyawan sebagai

berikut:

1. Pelayanan Bimbingan Psikospiritual Pasien

– Motivasi Spiritual

– Bimbingan tayamum bagi orang sakit

– Bimbingan Salat bagi orang sakit

– Ajakan bersedekah ketika tertimpa musibah

– Bimbingan Dzikir dan doa

– Bimbingan bersabar, bersyukur, ikhlas dan bertawakkal

– Bimbingan fiqih orang sakit

– Bimbingan fiqih wanita

– Bimbingan Membaca Al Quran

– Bimbingan mengucapkan kalimat Tayibah

– Bimbingan/ Ajakan berhusnudz-dzan kepada Allah maupun

sesama

– Ajakan mengambil hikmah dibalik musibah

– pengajian pasien Hemodialisa

– Bimbingan Puasa bagi orang sakit

– Bimbingan Pasien Pra Operasi

– Bimbingan Pasien Post Operasi

– Bimbingan Pasien Sakaratul Maut

– Konsultasi Keagamaan Pasien

2. Pembinaan Rohani Karyawan

– Kajian Doa Pagi

– Pembelajaran/ Tahsin Al Quran

– Kajian Tafsir

– Kajian Annisa

Page 7: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

6

– Tahtimul Quran

– Tes Keagamaan Karyawan

– Konsultasi Keagamaan

– Konsultasi Pra Nikah

– Mujahadah

1.4. Batasan Operasional

1. Bimbingan Psikorelegius Pasien

Merupakan suatu proses pemeliharaan, pengurusan, penjagaan

aktivitas rohaniah, insaniah, agar tetap berada dalam situasi dan

kondisi yang fitrah dalam rangka mewujudkan keyakinan, sabar,

tawakal, berikhtiar dalam mengatasi masalah, menjalani anugerah

ni’mat yang berupa kesehatan.

2. Pembinaan Keagamaan Karyawan

Merupakan suatu poses pembinaan keagamaan kepada

karyawan yang meliputi pembinaan mental spiritual dan

penambahan hazanah ilmu keagamaaan serta menanamkan kultur

islam melalui simbul simbul islam maupun pengembangkan budaya

islam.

1.5. Landasan Hukum

1. WHO Tahun 2004

2. PerMenKes Republik Indonesia Nomor 411/MENKES/PER/III/2010

Page 8: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

7

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

2.2. Distribusi Ketenagaan

1. Ka. Bag. Bimbingan Rohani Islam : 1 Orang

2. Petugas Pelaksana : 3 Orang

2.3. Pengaturan Jaga

1. Karyawan Bimbingan Rohani Islam

Dinas Pagi Karyawan BRI Pukul 07.00 – 14.00 WIB

Dinas Sore Karyawan BRI Pukul 12.00 – 19.00.WIB

Spesifikasi Pendidikan Nama Jumlah

S2. Study Islam Khusnul Khotimah 1 Orang

S1. Agama Islam Ahmad Muhith

3 Orang Burhan Ali Setiawan

Muhammad

Misbach

Page 9: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

8

BAB III

STANDAR FASILITAS

3.1. Denah Ruang

R. Perpus Diklat Akses Jalan Kelua Masuk

R. Diklat R. KPPRS, BRI & P R. BPI & PMKP

3.2. Standar Fasilitas

1. Sarana dan Prasarana Minimal BRI

(Berdasarkan Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan

Medik Direktorat Rumah Sakit Khusus Dan Swasta Sub Direktorat

Penunjang Medik ).

No. Jenis Kelengkapan Keterangan

1 Gedung -

2 Ventilasi AC 1 PK/20 m²

3 Penerangan 20 Watt / m²

4 Air Mengalir, Bersih -

5 Daya Listrik 2200 VA

6 Tata Ruang :

a. Ruang Tunggu

3 m²

Page 10: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

9

b. Ruang Administrasi / Arsip

c. Ruang Pembuatan Sediaan

d. Ruang Perpustakaan

e. Ruang Rehat

f. WC

-

-

2 m²

-

-

2. Jenis Peralatan Minimal BRI

Jenis Kelengkapan Jumlah

1 Jas Kunjungan Pasien 11

2 Buku Bimbingan Rohani Islam 3.000 Eks

3 Buku Bimbingan Pranikah 500 Eks

4 Buku Bimbingan Muslimah pada masa kehamilan 1.000 Eks

5 Paket Ibadah 81 paket

6 Almari 10

7 Rukuh 140

8 Sajadah 30

Page 11: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

10

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1. Proses Pelayanan Bimbingan Psikorelegius Pasien

1. Pasien Rawat Inap

Langkah – langkah pendataan dan proses pelayanan pasien

rawat inap sebagai berikut :

a. Petugas BRI mendata pasien rawat inap melalui data pasien rawat

inap pada IT Blog

b. Petugas BRI mempersiapkan kebutuhan bimbingan berupa; Data

pasien rawat inap, buku bimbingan rohani pasien, form RM

Bimbingan Rohani, Bulpoint, leaflet tuntunan tayamum, leaflet doa

anak sehari hari bagi pasien anak dan buku bimbingan muslimah

bagi pasien annisa.

c. Petugas BRI mendatangi keperawatan menanyakan identitas pasien

dan pasien yang sangat membutuhkan bimbingan.

d. Perawat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh petugas BRI.

e. Petugas BRI mulai melakukan bimbingan dengan prosedur;

mengetuk pintu dan mengucapkan salam.

f. Petugas BRI menanyakan kondisi terkini pasien dan memerikan

motivasi yang dibutuhkan pasien dan diakhiri dengan doa

kesembuhan.

g. Petugas BRI berpamitan dengan mengucapkan salam dan menutup

pintu kamar pasien.

h. Petugas BRI mencatat pada form RM bimbingan rohani pasien

kemudian dimasukkan dalam status pasien.

i. Petugas BRI berpamitan dengan petugas keperawatan dan

mengucapkan salam.

Page 12: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

11

2. Pasien One Day Care/ Hemodialisa

Adapun langkah – langkan pendataan dan proses layanan untuk

pasien rawat jalan :

- Petugas BRI mendata pasien rawat inap melalui data pasien rawat

inap pada IT Blog

- Petugas BRI mempersiapkan kebutuhan bimbingan berupa; Data

pasien rawat inap, buku bimbingan rohani pasien, form RM

Bimbingan Rohani, Bulpoint, leaflet tuntunan tayamum, leaflet doa

anak sehari hari bagi pasien anak dan buku bimbingan muslimah bagi

pasien annisa.

- Petugas BRI mendatangi keperawatan menanyakan identitas pasien

dan pasien yang sangat membutuhkan bimbingan.

- Perawat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh petugas BRI.

- Petugas BRI mulai melakukan bimbingan dengan prosedur; mengetuk

pintu dan mengucapkan salam.

- Petugas BRI menanyakan kondisi terkini pasien dan memerikan

motivasi yang dibutuhkan pasien dan diakhiri dengan doa

kesembuhan.

- Petugas BRI berpamitan dengan mengucapkan salam dan menutup

pintu kamar pasien.

- Petugas BRI mencatat pada form RM bimbingan rohani pasien

kemudian dimasukkan dalam status pasien.

- Petugas BRI berpamitan dengan petugas keperawatan dan

mengucapkan salam.

4.2. Pelayanan Pembinaan Keagamaan karyawan

1. Kajian Doa Pagi karyawan

- Petugas BPI menyusun jadwal do’a pagi dan pemateri.

- Petugas BPI menghubungi pemateri dua hari sebelum hari

pelaksanaan.

Page 13: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

12

- Petugas BPI hadir lebih awal 15 menit dan mempersiapkan

kebutuhan pelaksanaan do’a pagi

- Petugas BPI menghubungi teknik melalui pesawat telepon, jika ada

kebutuhan yang menggunakan bantuan tenaga teknik.

- Petugas BPI memandu pelaksanaan pengajian do’a pagi yang meliputi

pembukaan, pembacaan ayat suci al-Qur’an dan terjemah serta

menutup dengan do’a penutup majlis.

- Karyawan hadir minimal 5 menit sebelum pelaksanaan.

- Karyawan yang hadir mengisi daftar hadir ditempat yang disediakan.

- Karyawan yang datang lebih dulu dianjurkan menempati shof paling

depan dan karyawan berikutnya menyesuaikan.

- Karyawan yang mengikuti pengajian do’a pagi dapat mengaplikasikan

gerakan menghormati majlis.

- Karyawan yang mengikuti pengajian do’a pagi dianjukan membawa

al-Qur’an dan buku catatan kecil untuk menulis materi penting yang

disampaikan oleh pemateri.

2. Tahsin Al quran

- Petugas BPI menginformasikan melalui surat edaran dan formulir

tentang pelaksanaan screening kemampuan baca al-Qur’an kepada

seluruh Unit RSI Sultan Agung.

- Unit RSI Sultan Agung mengumpulkan formulir yang sudah disediakan

oleh Petugas BPI.

- Petugas BPI melaksanakan proses Screening dan merekap hasil

screening.

- Petugas BPI mengumumkan hasil screening melalui surat edaran

yang dilengkapi dengan pengelompokkan sesuai kelasnya yaitu kelas

A. B & C yang ditujukan kepada seluruh unit RSI Sultan Agung

- Petugas BPI membagikan Iqra” Bagi karyawan yang mengikuti

pelatihan wajib membawa al-Qur’an.

Page 14: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

13

- Karyawan yang mengikuti pembelajaran menggunakan dua metode

pembelajaran yaitu pembelajaran klasikal dilanjutkan dengan

pembelajaran face to face .

- Setelah proses pembelajaran selesai dalam kurun waktu enam bulan,

maka akan dilaksanakan ujian kenaikan kelas.

3. Penilaian Berbasis Nilai-nilai Islam

- Bagian Personalia menerbitkan Surat Pemberitahuan Kepada Pejabat

Struktural tentang daftar nama karyawan unit yang bersangkutan

yang akan memasuki masa kenaikan berkala dan golongan.

- Pejabat Struktural menginformasikan kepada karyawan di unitnya

masing-masing untuk mengikuti tes penilaian kinerja berbasis

penerapan nilai-nilai Islam.

- Karyawan yang akan mengikuti tes kenaikan berkala dan golongan

diberi kesempatan untuk belajar / training supaya memenuhi

program penilaian kinerja berbasis penerapan nilai-nilai Islam (proses

pembelajaran).

- Tes Penilaian dilaksanakan oleh Petugas Bimbingan dan Pelayanan

Islami sesuai dengan jadwal yang akan diberitahukan bersamaan

dengan surat pemberitahuan usulan / rencana kenaikan berkala dan

golongan.

- Karyawan yang mengikuti tes penilaian terlebih dahulu mengambil

kartu penilaian di bagian personalia.

- Karyawan yang telah mengikuti tes penilaian dan dinyatakan lulus

mengembalikan kartu penilaian ke bagian Personalia untuk diproses

kenaikan berkala/golongan.

4. Bimbingan Pranikah

- Karyawan mengajukan surat permohonan izin nikah kepada Bagian

Personalia sebulan sebelum hari pelaksanaan.

Page 15: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

14

- Bagian Personalia memberikan surat jawaban beserta informasi

untuk melakukan bimbingan pra nikah kepada petugas BPI seminggu

setelah pengajuan surat permohonan izin nikah.

- Bagian Personalia memberikan informasi kepada BPI tentang Nama

dan Unit karyawan yang mengajukan surat izin nikah

- Karyawan yang mengajukan surat izin nikah menghubungi petugas

BPI paling lambat 10 hari sebelum hari pelaksanaan untuk

melaksanakan Bimbingan Pranikah.

- Petugas BPI mempersilahkan karyawan yang mengajukan surat izin

nikah untuk melaksanakan proses bimbingan pranikah

- Petugas BPI memberikan buku Bimbingan Pranikah kepada Karyawan

yang mengajukan surat permohonan izin nikah

- Petugas BPI merekap hasil bimbingan dan menyerahkan hasil

rekapitulasi kepada Bagian Personalia.

4.3. Pengelolaan Limbah

Pengelolaan limbah pada bagian BRI diserahkan sepenuhnya kepada bagian

Sanitasi.

4.4. Laporan Hasil dan Arsip

1. Pendokumentasian Hasil Bimbingan Psikospiritual

a. Petugas yang sudah melaksanakan bimbingan psikorelegius kepada

pasien mencatat hasil bimbingan pada buku laporan harian

bimbingan psikorelegius dan merekap setiap hari, minggu dan

bulan.

b. Petugas pelaksana melaporkan hasil rekapitulasi mingguan setiap

bulan kepada Kepala Bagian BRI.

c. Kepala Bagian merekap hasil laporan dari staf pelaksana bulanan

dan triwulan.

d. Kepala Bagian melaporkan hasil rekapitulasi kepada Manajer BPI

setiap triwulan sekali

Page 16: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

15

2. Arsip

a. Setelah hasil rekapitulasi dilaporkan kepada manajer disetujui,

kepala bagian melakukan pengarsipan.

b. Kepala Bagian bersama dengan staf pelaksana menindaklanjuti

laporan bulan kemarin untuk perbaikan pada bulan berikutnya.

Page 17: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

16

BAB V

LOGISTIK

5.1. Permintaan Barang (Stock) ke Logistik

Logistik merupakan segala sesuatu baik sarana, prasarana

dan semua barang yang diperlukan untuk Bimbingan Rohani Islam dalam

rangka pelaksanaan pelayanan.

Adapun prosedur yang perlu diperhatikan dalam proses

permintaan barang (stock) ke logistik yaitu :

1. Petugas BRI menulis permintaan barang (stock) melalui blangko

permintaan barfang yang sudah disediakan oleh bagian Logistik.

2. Blangko permintaan barang dibubuhkan ditanda tangani oleh Ka. Bag.

BRI

3. Petugas BRI menyerahkan blangko permintaan barang kepada bagian

Logistik paling lambat tanggal 6 setiap bulan.

4. Petugas Logistik menerima blangko permintaan dari bagian BRI.

5. Pada hari berikutnya Petugas BRI mengambil barang yang telah diminta

ke bagian Logistik.

6. Petugas BRI melakukan pengecekan antara Blangko permintaan dengan

barang yang diserahkan.

7. Apabila barang yang diserahkan sesuai dengan permintaan, Petugas BRI

menandatangani penerimaan pada Blangko permintaan.

8. Barang yang sesuai dibawa ke Bagian BRI dan dilakukan pengecekan

ulang oleh Petugas BRI yang lain.

9. Barang yang telah diterima dicatat oleh Petugas BRI ke dalam kartu

inventaris barang logistik.

10. Petugas BRI menempatkan Barang pada tempat yang sudah disediakan.

5.2. Permintaan Barang (Non Stock) ke Logistik

Adapun prosedur yang perlu diperhatikan dalam proses

permintaan barang (Non Stock) ke logistik yaitu :

Page 18: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

17

1. Petugas BRI membuat Permintaan Pembelian (PP) melalui blangko

permintaan yang sudah disediakan oleh bagian Logistik.

2. Blangko Permintaan Pembelian barang di cetak dan dibubuhkan tanda

tangan oleh Ka. Bag. BRI

3. Petugas BRI mencatat ke dalam Buku ekspedisi Permintaan Pembelian

barang.

4. Petugas BRI menyerahkan blangko permintaan pembelian barang

kepada Logistik.

5. Petugas logistik menerima Blangko Permintaan Pembelian lalu

menandatangani buku ekspedisi Permintaan Pembelian.

6. Barang akan diproses oleh Petugas Logistik.

7. Petugas Logistik menghubungi Petugas BRI apabila barang telah ada

dan dapat diambil.

8. Petugas BRI mengambil barang lalu mengecek kesesuaian barang

berupa :

– Kondisi Barang

– Jumlah Barang yang diminta dengan barang yang ada

9. Barang yang telah sesuai dibawa dan dicatat tanggal penerimaan

barang pada buku ekspedisi Permintaan Pembelian BRI.

10. Barang yang telah dibawa oleh Petugas dilakukan pengecekan ulang,

adapun yang dicek yaitu:

– Kondisi Barang

– Jumlah Barang

– Tanggal expired Barang

11. Selanjunya Petugas BRI mencatat tanggal diterima barang dan tanggal

pertama kali digunakan barang.

12. Setelah dicatat tanggal terima barang dan pertama kali digunakan

barang, selanjutnya barang ditempatkan ke dalam tempat yang

tersedia.

Page 19: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

18

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

5.1. Pengertian

Merupakan suatu system yang membuat asuhan pasien di Rumah

Sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang

disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak

mengambil tindakan yang seharusnya di ambil.

5.2. Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan pelaksanaan keselamatan pasien

(Patient Safety) :

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit.

2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan

masyarakat.

3. Menurunnya angka Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di Rumah Sakit.

4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi

pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).

5.3. Tata Laksana Keselamatan Pasien

1. Menggunakan Alat Pelindung Diri Pada Saat Menangani Pasien

a. Masker Surgical

Petugas menggunakan masker apabila kemungkinan pasien

menderita penyakit yang menular

b. Sarung Tangan

2. Daftar Nomor Telepon Penting

Sangat penting untuk menangani keadaan darurat, terutama bagi

pasien

Page 20: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

19

Daftar Nomor Telepon Darurat Gedung RSI Sultan Agung

No. Keterangan Nomor Telepon / Ext.

1 PPI 469

2 Patient Safety 322

3 Pos Satpam 450, 500, 501

4 Loundy 456

5 Sanitasi 558

6 Teknik 117

7 Kendaraan 565

8 CS 180

9 Logistik 544

10 B. Ma’ruf 444

11 B. Syifa’ 333

12 B. Athfal 222

13 B. Rijal 536

14 B. Salam I 535

15 B. Salam 2 543

16 B. Nisa’ 1

17 B. Nisa’ 2 537

18 B. Izzah 1 156

19 B. Izzah 2

20 Hemodialisa 155

21 ICU 539

22 Operator 100/101

23 Rekam Medik 548

Page 21: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

20

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

7.1. Keselamatan Umum

1. Aturan Umum Mencuci Tangan

Mencuci tangan merupakan aturan yang penting untuk

mencegah penyebaran infeksi, langkah – langkahnya sebagai berikut :

a. Tuangkan Cairan anti septik / sabun ke telapak tangan secukupnya.

b. Gosokkan kedua telapak tangan.

c. Gosok punggung tangan dan sela – sela jari tangan kiri dengan

tangan kanan dan sebaliknya.

d. Gosok kedua telapak tangan dan sela – sela jari.

e. Jari – jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.

f. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan

lakukan sebaliknya.

g. Gosokkan dengan memutar ujung jari – jari tanagn kanan di telapak

tangan kiri dan sebaliknya.

h. Bilas kedua tangan dengan air mengalir.

i. Keringkan kedua tangan dengan tissue.

Dengan memperhatikan 5 moment mencuci tanang sebagai berikut :

a. Sebelum Menyentuh Pasien.

b. Sesudah Menyentuh Pasien.

c. Sebelum Melakukan Tindakan Anti Septik.

d. Apabila Terkontaminasi ( Cairan, Tertusuk Jarum, ddl ).

e. Setelah dari Lingkungan Pasien.

2. Keselamatan di BRI

Alat Pelindung Diri (APD)

a. Masker Surgical

Page 22: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

21

Semua petugas harus menggunakan masker apabila menangani

pasien yang kemungkinan mempunyai penyakit menular.

b. Sarung Tangan

Semua alat APD harus ditanggalkan sebelum meniggalkan area

bekerja dan tidak dibawa pulang.

7.2. Prosedur Penanganan Kecelakaan BRI

Terpajan Cairan Tubuh ( Kulit, Mata, Hidung dan Mulut )

1. Cuci dengan air mengalir selama 10 – 15 menit.

2. Untuk mata cuci dengan air mengalir dari pangkal ujung mata dekat

hidung dengan memiringkan kepala.

3. Untuk kulit cuci dengan air mengalir dan air sabun / desinfektan (Jika

perlu, bilas menggunakan alkohol 70 %) dan keringkan dengan handuk

bersih.

4. Penanganan selanjutnya sesuai alur prosedur.

Page 23: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

22

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian Mutu meliputi:

1. Bimbingan Psikospiritual kepada pasien rawat Inap

Bimbingan Psikospirituual pasien rawat inap dapat diberikan kepada semua

pasien yang sedang dirawat selama di Rumah Sakit Islam sultan Agung

minimal satu kali kunjungan selama berada di Rumah Sakit Sultan Agung.

Dalam pelaksanaan bimbingan spikospiritual petugas selain memberikan

2. Pembinaan Keagamaan Karyawan

3. Inventaris Barang-barang peduli Ibadah

Page 24: 05 - TKP Pedoman Pelayanan BRI

23

BAB IX

PENUTUP

Telah disusun Buku Pedoman Pelaksanaan Administrasi bagian

Bimbingan Kerohanian Islam RSI-SA, yang dapat digunakan sebagai acuan

pelaksanaan kegiatan bagian Bimbingan Kerohanian Islam dalam upaya

meningkatkan mutu pelayanan yang islami.

Buku Pedoman Pelaksanaan Administrasi Bimbingan Kerohanian Islam

ini disusun dengan harapan dapat menjadi acuan dan pedoman bagi kita,

khususnya yang bertugas di unit Bimbingan Kerohanian Islam. Pedoman kerja

Bimbingan Kerohanian Islam ini akan ditinjau ulang secara periodic, oleh sebab

itu masukan yang bersifat membangun sangat diharapkan.

Akhirnya saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan Buku Pedoman Administrasi Bimbingan

Kerohanian Islam ini, semoga Allah SWT selalu menyertai pekerjaan kita.