05- Ltm Pbl 1- Hakikat Negara Dan Penyebab Penimbunan Bbm

13
BANGSA, NEGARA, DAN PANCASILA: Hakikat Negara KELAS MPKT – A 07 FOCUS GROUP 5 RACHMAH RIZKY (1306368785) LAPORAN TUGAS MANDIRI MPKT – A FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

description

hgh

Transcript of 05- Ltm Pbl 1- Hakikat Negara Dan Penyebab Penimbunan Bbm

BANGSA, NEGARA, DAN PANCASILA: Hakikat Negara

KELAS MPKT A 07FOCUS GROUP 5RACHMAH RIZKY (1306368785)LAPORAN TUGAS MANDIRI MPKT A

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS INDONESIA2014PENDAHULUAN

Manusia dan tempat tidak dapat dipisahkan, demikian pidato Ir. Soekarno pada sidang BPUPKI tanggal 1Juni 1945 (Setneg, tt:66). Oleh karena itu,tidaklah dapatdisalahkan apabila dalam tata kehidupannyacaraberpikir,bergaul,danbertindakseorang individu, dipengaruhi oleh wilayahyangdihuninya.Disuatuwilayahitulahsetiapmanusiaakan mengelola sumberdaya alam, sehingga dapat menghasilkan sesuatu untuk tata kehidupannya. Setelahmanusiamembangsa,merekamenamakanwilayahyangdihuninyadandiklaim sebagai miliknya dan dinamai Negara. Dalam perjalanan sejarah, negara tidak saja diartikansebagaiwilayahtempattinggalbangsa, namun diartikan sebagai institusi yang bertujuan untuk membina bangsa dan wilayah.Negara sebagai institusi memerlukan beberapapersyaratan pokokyangharus dipenuhi. Namunbiasanya adapersyaratan tambahan antaralain: konstitusiyangmemuatdidalamnyatujuanNegaradan pengakuan kedaulatan.

Negara pun tidak terlepas dari kedaulatan dan kekuasaan yang juga berlaku di Indonesia. Kedaulatan dapat dipegang oleh seseorang ataupun sekelompok orang dan kekuasaan dapat dibagi untuk mencapai keseimbangan dalam pemerintahan. Namun pada pembahasan kali ini pembahasan seputar hakikat Negara akan dibahas lebih mendalam dengan kesimpulan mengenai topic tersebut akan disajikan pada bagian penutup.

A. HAKIKAT BANGSASesuai dengan sifat kodratnya, manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dua sifat kodrati manusia itu disebut monodualis, yakni dua sifat yang berbeda, tetapi tidak dapat dipisahkan. Sebagai makhluk sosial, manusia menurut kodratnya memiliki dorongan untuk hidup bersama atau berkelompok dengan manusia lainnya. Ia tidak dapat hidup menyendiri, terpisah dengan orang lain. Sebagaimana yang disebutkan oleh Aristoteles adalah manusia dengan sifatnya sebagai makhluk sosal itu disebut zoon politicon.Bentuk kehidupan bersama atau masyarakat yang paling kecil adalah rumah tangga, yang terdiri dari suami, isteri, dan anak-anak. Bentuk yang lebih besar adalah keluarga, yang terdiri dari beberapa rumah tangga yang mempunyai hubungan darah. Bentuk yang lebih besar lagi adalah suku atau kelompok masyarakat tertentu yang kemudian menjadi suku. Beberapa suku yang mendiami suatu wilayah tertentu, mempunyai cita-cita bersama, dan mempunyai tekad yang kuat untuk memperjuangkan cita-cita bersama itu, kemudian membentuk kesatuan masyarakat yang lebih besar, yang disebut bangsa.Suatu solidaritas yang dapat tercipta oleh perasaan pengorbanan yang telah lampau dan bersedia dibuatdi masa yang akan datang.Nasion memiliki masa lampau tetapi berlanjut masa kini dalam suatu realitayang jelasmelaluikesepakatan dankeinginanuntukhidup bersama(le desire detreensemble).Nasiontidak terkait oleh negara, karena negaraberdasarkan hukum. Menurutnya,wilayah dan ras bukan penyebab timbulnya bangsa.Bagi rakyat negara yang dikuasai ras lain(negara jajahan), para pemimpin pergerakan/kemerdekaan mengobarkan semangat nasionalismeberdasarkan teoriRenan.Oleh karenaitu tidakmengherankan bahwapada negaranasionalbaru (dikenal pula sebagai negara dunia ketiga) jiwa nasionalisme tumbuh seperti teori dari Ernest Renan.Sementaraitu,menurut HansKohn(Kaelan,2002:213): bangsaitu terbentuk karena persamaan bahasa,ras, agama, peradaban, wilayah, negaradan kewarganegaraan. TeoriKohn ininampaknya berdasarkan perkembangan pengertian bangsa (nasion) di Eropa daratan (kontinental). Bangsa (nasion) di Eropa kontinental bangkit karena revolusi leksikografi, bahwa bahasa milikpribadi-pribadi kelompok khas (Anderson, 2001: 126).Eropakontinentaldikuasai oleh dinastiHabsburg di sebagian Eropa Tengah dan Timur, dinasti Romanov di Eropa Timur, Rusia dan AsiaBarat hingga Siberia dan dinasti Usmaniah (Ottoman) di Balkan, Jazirah Arab dan Afrika Utara, sedangkan Eropa Barat dikuasai ex dinasti Bourbon.Fahamegaliterismedi kalangan masyarakat menumbuhkan nasionalisme berdasarkan budaya lokal.Rupanya faktor inilah yang menjadikan Hans Kohn membuat definisi seperti itu.

Definisi bangsamenurutpahambangsaIndonesiatertuangberdasarkanisi Sumpah Pemuda.MenurutKaelan (2002: 213)adanya unsur masyarakat yang membentuk bangsa yaitu:berbagaisuku, adatistiadat,kebudayaan,agama sertaberdiam disuatu wilayahyang terdiriatasberibu-ribu pulau.Selanjutnya bangsa juga mempunyai kepentingan yang samadengan individu, keluarga maupun masyarakat yaitu tetap eksis dan sejahtera.Sebagaimana dikemukakan oleh Ernest Renan, seorang Guru Besar bangsa Perancis, bangsa adalah sekelompok manusia yang berkeinginan untuk hidup bersatu. Paham kebangsaan atau nasionalisme sesungguhnya berasal dari Eropa Barat, yang pada abad ke-19 menyebar ke seluruh Eropa dan pada abad ke-20 menyebar ke seluruh dunia. Paham inilah yang mendasari pergerakan kemerdekaan bangsa-bangsa di Asia-Afrika dari penjajahan, sehingga paham ini biasa diartikan sebagai paham anti kolonialisme dan imperialisme. Pemahaman terhadap nasionalisme sering diwujudkan dengan simbol-simbol kebangsaan, seperti bendera nasional, lagu kebangsaan, bahasa nasional dan budaya nasional. Di samping simbol-simbol dan hal-hal yang konkret tersebut, berbangsa juga harus mempunyai jiwa persatuan wawasan kebangsaan. Pada bangsa yang baru merdeka atau berdiri diupayakanmemiliki alat perekat yang berasal dari budaya masyarakat. Pada perkembangannya alat perekat ini, dikenal sebagai ideologi yang hendaknya dipahami oleh bangsa itu sendiri.Paham kebangsaan yang dianut oleh suatu bangsa sering dirumuskan secara spesifik, sesuai dengan latar belakang sejarah dan sosio kultural bangsa itu. Paham kebangsaan inilah yang mendasari berdirnya negara bangsa (nation state), sebagaimana halnya Indonesia. Secara umum, paham kebangsaan itu terbentuk karena adanya:(1) Kesatuan geografis sebagai wilayah tempat tinggal sekelompok masyarakat,(2) Kesamaan latar belakang sejarah(3) Keinginan hidup bersama, karena adanya kesamaan cita-cita.Bagi bangsa Indonesia, paham kebangsaannya terutama terbentuk oleh latar belakang sejarahnya sebagai bangsa yang selama berabad-abad terjajah oleh bangsa-bangsa lain. Adanya kesamaan nasib dan perjuangan dalam merebut kemerdekaan, serta kesamaan cita-cita untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka, merupakan dasar yang kokoh bagi terbentuknya paham kebangsaan Indonesia. Semangat kebangsaan Indonesia tumbuh dengan suburnya setelah timbulnya Kebangkitan Nasional yang dipelopori oleh perkumpulan Budi Utomo yang berdiri pada tahun 1908. Semangat kebangsaan itu semakin bergelora dengan lahirnya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, yang isinya sebagai berikut :Pertama : Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa satu, Bangsa Indonesia.Kedua : Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertanah air satu, Tumpah Darah Indonesia.Ketiga : Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.Sebagaimana bangsa-bangsa lain yang kemerdekaannya dicapai melalui perlawanan terhadap penjajahan, seperti banyak negara di Asia-Afrika, paham kebangsaan lebih diartikan sebagai paham anti kolonialisme, yang terutama dilakukan oleh negara-negara Barat. Pemahaman dan semangat kebangsaan seperti ini lebih menonjol pada masa-masa awal kemerdekaan, dengan romantika perlawanan terhadap penjajah yang masih sangat kuat. Lebih ekstrem lagi, paham kebangsaan tersebut sering diekspresikan sebagai sikap anti Barat.Paham kebangsaan atau nasionalisme adalah sebagai paham yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan kelompok atau golongan yang beraneka ragam itu. Demi kepentingan yang lebih luas, yaitu kepentingan bangsa dan negara, bangsa Indonesia harus rela mengesampingkan kepentingan yang sempit, seperti kepentingan etnis dan golongannya. Demi kepentingan bangsa dan negara, setiap warga negara Indonesia harus memiliki nilai-nilai dan norma-norma kebangsaan, seperti nilai-nilai Sumpah Pemuda, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional.Dalam sikap dan tindakannya, setiap warga negara Indonesia wajib mematuhi hukum dan peraturan perundang-undangan, yang nota bene berlaku secara nasional itu. Upaya membangun wawasan kebangsaan itu tidak mudah, sebab menyangkut sesuatu yang abstrak dan ideal. Sebagai contoh, bagaimana agar penduduk Papua atau Irian Jaya merasa satu bangsa dengan penduduk di Pulau Sumatra, dan tidak demikian halnya terhadap penduduk di Papua Nugini, meskipun secara geografis mereka berada di satu pulau. Ini sesuatu yang ideal, yang mengabaikan realitas atau kenyataan yang faktual dan lebih konkret. Terbentuknya wawasan kebangsaan itu merupakan suatu proses yang dinamis, berubah-ubah, dalam arti dapat menguat dan dapat melemah.Idealnya juga, bangsa Indonesia itu dari waktu ke waktu harus semakin terintegrasi dan wawasan kebangasaannya semakin kokoh. Upaya untuk mewujudkan prasyarat yang pertama ini memerlukan strategi tersendiri, diantaranya diperlukan pendekatan politis, psikologis, sosiologis, dan kultural.Upaya pembinaan wawasan kebangsaan diperlukan berbagai instrumen, yakni hukum dan peraturan perundang-undangan, konsep-konsep wawasan, prinsip-prinsip moral kebangsaan dan sebagainya. Instrumen yang dimaksudkan di sini contohnya adalah Naskah Sumpah Pemuda, Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional, dan Hukum-Hukum Nasional. Namun untuk menciptakan suatu hukum nasional yang cocok dengan kondisi sosio-kultural bangsa Indonesia yang majemuk ini memang sangat rumit. Hal ini memerlukan penyusunan yang hati-hati, mengingat sifat mengikatnya hukum atau kepatuhan terhadap hukum berbeda dengan kepatuhan terhadap norma-norma yang lain. Hukum mempunyai sifat memaksa, yang disertai sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya.

B. HAKIKAT NEGARA Kata negara berasal dari kata staat (Belanda dan Jerman); state (Inggris); etat (Prancis); status atau statum(Latin). Kata tersebutberartimeletakan dalam keadaan berdiri; menempatkan; atau membuat berdiri. Negara sendiri adalah kelanjutan dari keinginan manusia untuk bergaul dengan orang laindalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya. Bangsadan Negara merupakan dua hal yang saling terkait karena negara dapat terbentuk oleh adanya manusia yang membentuk bangsa..Lahirnya suatu bangsa adalah jika ada sekelompok manusia yang mendiami suatu wilayah tertentu, mempunyai cita-cita bersama, dan mempunyai tekad yang kuat untuk memperjuangkan cita-cita mereka bersama. Selanjutnya jika bangsa itu telah mempunyai penguasa atau pemerintah yang berdaulat, maka sejak saat itu lahirlah suatu organisasi yang disebut Negara yang diakui kedaulatannya oleh Negara lain. Dengan demikian, hakikat negara tidak lain adalah suatu organisasi tertinggi dalam suatu antara sekelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk hidup bersatu, hidup di suatu wilayah tertentu, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Dari pengertian tersebut dapat dideskripsikan bahwa unsur-unsur negara sebagai berikut:1. Wilayah: wilayah yang telah dinyatakan sebagai milik bangsa dan batas-batasnya ditentukan melalui perjanjian internasional.2. Rakyat: rakyat yang mendiami wilayah tersebut yang dapat terdiri dari berbagai golongan sosial, serta harus patuh pada hukum dan pemerintah yang sah.3. Pemerintah: pemerintah yang berhak mengatur dan berwenang merumuskan serta melaksanakan peraturan perundang-undangan yang mengikat warganya.4. Pengakuan kedaulatan dari Negara lain.

Selain rumusan yang telah dikemukakan, ada beberapa pengertian tentang negarasebagaimana dikemukakan oleh tokoh-tokoh berikut ini: a. Negara adalah organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa (Kranenburg).b. Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama masyarakat (Roger H. Soltou)c. Negara adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang dengan kekuasaannya bertujuan mengatur serta menyelenggarakan tata masyarakat (Logeman).d. Negara adalah suatu organisasi paksaan (Harold J. Laski).e. Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasaan fisik secara sah dalam suatu wilayah (Max Weber).Ada berbagai macam pendapat tokoh mengenai hakikat negara. Hugo de Groot mengatakan bahwa negara adalah ibaratsuatu perkakas yang dibuat manusia untuk melahirkan keberuntungan dan kesejahteraan umum. Seorang filusuf Inggrisyang bernama Thomas Hobbes kemudian menyatakan bahwa negara adalah suatu tubuh yang dibuat oleh orang banyak yang masing-masing berjanji akan memakainya menjadi alatuntuk keamanan dan perlindungan mereka. Sementara itu, seorang filsuf besar Perancis pada abad Pencerahan yang dikenal sebagai Bapak TeoriKedaulatan Rakyat, Jean-Jacques Rousseau, berpendapat bahwa negara adalah perikatan dari rakyat yang melindungi dan mempertahankan hak masing-masing diridan harta bendaanggota-anggota yang tetap hidup dengan bebas merdeka. Seorang filsuf sekaligus pakarekonomi Jerman bernama Karl Marx percaya bahwa negara adalah suatu alat kekuasaan bagi manusia untuk menindas kelas manusia yang lain.Kemudian J.H.A. Logemann menjelaskan pengertian negara yang menurutnya adalah suatu organisasikemasyarakatan yangmempunyai tujuan melalui kekuasaannya untuk mengatur sertamenyelenggarakan sesuatu dalam masyarakat. Seorang ahli hukum yang olehteori-teorinya dikenal sebagai bapakIlmu Hukum, Hans Kelsen,menyatakan bahwa negaraadalah suatu pergaulan hidup bersama dengan tata paksa. Meskipun pengertian mengenai hakikat negara yang telah diuraikan diatas bervariasi, namun pada dasarnya hakikat negara memiliki sifat yang sama. Prof. Miriam Budiarjo menjelaskan sifat negara sebagai hakikat negara yang sifatnya memaksa. Artinya negara mempunyai kekuatan fisiksecara legal agar peraturan perundang-undangan dapat ditaati dantindakan anarki dapat dicegah. Alatuntukitu adalah polisi, tentara dan alat hukum lainnya. Menurut Prof. Miriam Budiarjo,selain memaksa negara juga bersifat monopoli. Artinya negara menetapkan tujuan bersama masyarakat yaitu menentukan mana yang boleh atau baik dan mana yang tidak boleh atau tidak baikkarena dianggap bertentangan dengan tujuan Negara dan masyarakat. Negara membuat aturan hukum yang sifatnya memaksa dan mencakup semua. Artinya segalaperaturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh negara adalah untuk semua orang tanpa kecuali.Syarattambahansuatu negara menurut Prof. DR. Sri Soemantri, SH (Dikti, 2001: 36) adanya konstitusi, kedaulatan (pengakuan kedaulatan) dan tujuan negara yang tersurat maupuntersirat melalui konstitusi.Konstitusi berfungsi sebagai pengatur dan pembatasan kekuasaannegara, agar 3 (tiga) sifat negara (Max Weber) tidak disalahgunakan oleh penyelenggara negara.Konstitusi merupakan: 1) Pembatasan kekuasaan organNegara; 2) Mengatur hubungan antarorgan negara;3) Mengaturhubungan kekuasaanorgannegaradenganwarganegara;4) PembatasankekuasaanPemerintah;5) MemberilegitimasikekuasaanpadaPemerintah;6) Instrumen pengalihan kewenangan. Dengan demikian konstitusi merupakan alat: (1) Pengendaliansosial dan politik; (2) Reformasi sosial dan politik; (3) Rekayasa sosial dan politik.Selain itu bangsa Indonesia memiliki tujuan Negara seperti yang tertuang pada Pembukaan UUD 1945 (alinea IV) yang berbunyi Pemerintah Negara Indobesia melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan kesejahteraan sosial.

PENUTUPKesimpulan: Hakikat negara adalah suatu organisasi tertinggi dalam suatu antara sekelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk hidup bersatu, hidup di suatu wilayah tertentu, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Unsur-unsur Negara terdiri dari:1. Wilayah: wilayah yang telah dinyatakan sebagai milik bangsa dan batas-batasnya ditentukan melalui perjanjian internasional.2. Rakyat: rakyat yang mendiami wilayah tersebut yang dapat terdiri dari berbagai golongan sosial, serta harus patuh pada hukum dan pemerintah yang sah.3. Pemerintah: pemerintah yang berhak mengatur dan berwenang merumuskan serta melaksanakan peraturan perundang-undangan yang mengikat warganya.4. Pengakuan kedaulatan dari Negara lain. Pada hakikatnya negara memiliki beberapa sifat yaitu:a. Memaksa yaitu negara mempunyai kekuatan fisik secara legal agar peraturan perundang-undangan dapat ditaati dan tindakan anarki dapat dicegah.b. Monopoli yaitu negara menetapkan tujuan bersama masyarakat yaitu menentukan mana yang boleh atau baik dan mana yang tidak boleh atau tidak baik karena dianggap bertentangan dengan tujuan Negara dan masyarakat.c. Mencakup semua yaitu segala peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh negara adalah untuk semua orang tanpa kecuali. Tujuan Negara Indonesia tertuang pada Pembukaan UUD 1945 (alinea IV)

DAFTAR PUSTAKADewi, Ismala R., dkk. Buku Ajar III: Bangsa, Negara, dan Pancasila. 2013. Depok: Universitas Indonesia. ___________. 2005. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Decentralized BasicEducation Project Ditjen Mandikdasmen Depdiknas.Roestandi, Achmad. 1988. Pendidikan Pancasila. Bandung: Armico.Joeniarto. 1993. Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia. Yogyakarta: Liberty.Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 Hakikat Negara & Penyebab Penimbunan BBM di Indonesia| 1