04 iwapi

32
DEPUTI MENTERI NEGARA BIDANG PEMBIAYAAN Kebijakan dan Program Pembiayaan Dalam Rangka Menguatkan Pertahanan dan Ketahanan KUKM Di Tengah Krisis Global Disampaikan pada : MUSDA IWAPI DKI JAKARTA JAKARTA, 26 NOVEMBER 2008 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TANTANGAN DAN PELUANG PEMBIAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (KUMKM)

description

Uploaded from Google Docs

Transcript of 04 iwapi

Page 1: 04 iwapi

DEPUTI MENTERI NEGARA BIDANG PEMBIAYAAN

Kebijakan dan Program Pembiayaan Dalam Rangka Menguatkan Pertahanan

dan Ketahanan KUKM Di Tengah Krisis Global

Disampaikan pada :MUSDA IWAPI DKI JAKARTA

JAKARTA, 26 NOVEMBER 2008

KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

TANTANGAN DAN PELUANG PEMBIAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN

MENENGAH (KUMKM)

Page 2: 04 iwapi

I. LATAR BELAKANG

1. Besarnya Kredit macet LPI, membuatnya kekurangan Likuiditas.2. Untuk membayar kewajibannya LPI menjual portofolionya baik yang

berupa saham, bond.3. Penjualan dalam jumlah besar ini mengakibatkan nilai jualnya turun4. Terjadinya penjualan saham dalam volume yang sangat besar oleh

LPI, membuat kepanikan pasar.5. Para investor lainpun melepas sahamnya untuk menghindari

kerugian dari turunnya indeks nilai saham yang mereka pegang

Aksi jual investor secara besar-besaran ini mengakibatkan harga saham semakin anjlok

Menkoinfo, 2008

Page 3: 04 iwapi

DAMPAK KRISIS PENANGGULANGAN KRISIS DI AS DAN EROPA

1. Bank / Institusi Keuangan / Korporasi Bangkrut

1. Menurunkan Suku Bunga

2. Bank / Institusi Keuangan / Korporasi Merugi

2. Menasionalisasi Perusahaan

3. Inflasi meningkat 3. Mengambil alih untuk penyehatan

4. Pertumbuhan Ekonomi berkurang 4. Pemberian Dana Talangan (Bailout)

5. Indeks Bursa Saham Runtuh 5. Meningkatkan Jaminan Deposito

6. Melarang Short Selling

Menkoinfo, 2008

Page 4: 04 iwapi

Ari Beberapa Media Massa, 2008

1. Indeks harga bursa turun;

2. Meningkatnya suku bunga perbankan;

3. Menurunnya daya beli masyarakat;

4. Menurunnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar;

5. Inflasi sebesar 12,14 persen (Per September 2008);

1. Keterbatasan likuiditas keuangan (meningkatnya kewajiban dan menurunnya laba perusahaan);

2. Semakin sulitnya akses kredit;

3. Menurunnya volume produksi (terutama produk berorientasi ekspor dan berbahan baku import);

4. Menurunnya volume penjualan produk import

5. Penurunan kemampuan perusahaan membayar upah dan peluang terjadinya PHK;

1. Menaikkan suku bunga

2. Membeli kembali saham (buy back)

3. Insentif bagi eksportir

4. Penutupan bursa5. Meningkatkan

jaminan deposito6. Melarang short

selling

PENANGGULANGAN KRISIS

DAMPAK UMUM DAMPAK KHUSUS

Page 5: 04 iwapi

Ari Beberapa Media Massa, 2008

1. Menurunnya volume eksport produk kerajinan, tekstil, mebel;

2. Kenaikan harga barang import dan barang pengguna bahan baku import

KHUSUSNYA INDUSTRI BERORIENTASI EKSPOR

DAN MENGGUNAKAN PRODUK IMPORT

SECARA UMUM UMK DALAM

JANGKA PENDEK BELUM TERKENA

DAMPAK LANGSUNG

KRISIS GLOBAL

UMK LEBIH LENTUR TERHADAP GEJOLAK EKONOMI GLOBAL;

Namun Dalam Jangka Panjang Harus Di Antisipasi Karena Penurunan Daya Beli

Masyarakat dan Minimnya Akses Pembiayaan

Page 6: 04 iwapi

III. PELUANG PENGEMBANGAN UMKM

1. UMKM merupakan mayoritas pelaku usaha di Indonesia;2. Masih besarnya pasar dalam negeri bagi produk UMKM;3. UMKM lebih banyak menggunakan bahan baku lokal

dengan dukungan Sumber Kekayaan Alam Indonesia;4. Komposisi modal sendiri lebih besar dari pada modal

luar;5. Kebutuhan pembiayaan yang tidak terlalu besar;6. NPL Kredit Perbankan UMKM masih dibawah 5 %;

KELENTURAN TERHADAP KRISIS GEJOLAK EKONOMI GLOBAL

Page 7: 04 iwapi

1. NPL Kredit Perbankan UMKM masih dibawah 5 %;

2. Masih minimnya fasilitasi kredit mikro bagi UMKM;

Peningkatan Pendapatan dan Kesejahteraan

Masyarakat

PENINGKATAN KREDIT BAGI

UMKMK

MENGEM-BANGKAN SEKTOR

RIIL

Peningkatan Pendapatan dan

Kesejahteraan Rakyat

UMKM49,8 Juta

Unit

1. memperluas lapangan kerja

2. pengentasan kemiskinan

Peningkatan tabungan

Peningkatan Kemampuan Pembiayaan

TEPAT JUMLAH,TEPAT WAKTU

TEPAT SASARANPROSEDUR SEDERHANA

Peningkatan Kemampuan

Membayar Kredit

Page 8: 04 iwapi

1. Semua kalangan harus tetap optimis, dan bersinergi untuk memelihara momentum pertumbuhan ekonomi dan mengelola serta mengatasi dampak krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat. Oleh sebab itu, kita semua tidak boleh panik dan harus tetap menjaga kepercayaan masyarakat.1. Dengan kebijakan dan tindakan yang tepat, serta dengan kerja keras dan

upaya maksimal, nilai pertumbuhan ekonomi tetap dipertahankan sebesar 6%. Komponen yang perlu dijaga antara lain: konsumsi, belanja pemerintah, investasi, ekspor, dan impor. Tindakan yang perlu dilakukan adalah pemanfaatan perekonomian domestik dan mengambil pelajaran dari krisis 1998, di mana sabuk pengaman perekonomian domestik adalah sektor UMKM, pertanian, dan sektor informal.

– Optimasi APBN 2009 untuk memacu pertumbuhan dan membangun social safety net. Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu:o penyediaan infrastruktur dan stimulasi pertumbuhano alokasi anggaran penanggulangan kemiskinantetap menjadi prioritaso defisit anggaran harus “tepat” dan “rasional” atau tidak mengganggu

pencapaian sasaran“kembar” (growth with equity)

Menkoinfo, 2008

Page 9: 04 iwapi

1. Dunia usaha khususnya sektor riil harus tetap bergerak, agar penerimaan negara tetap terjaga dan pengangguran tidak bertambah.

– Semua pihak agar cerdas menangkap peluang untuk melakukan perdagangan dan kerjasama ekonomi dengan negara sahabat.

– Galakkan kembali penggunaan produk dalam negeri sehingga pasar domestik akan bertambah kuat.

– Memperkokoh sinergi dan kemitraan (partnership) pemerintah dengan perbankan dan dunia usaha.

– Semua kalangan diminta menghindari sikap egosektoral dan memandang remeh masalah. Harus ada kerjasama yang terkoordinir antar instansi terkait.

– Mengutamakan kepentingan rakyat diatas kepentingan golongan dan pribadi.

– Semua pihak diminta melakukan komunikasi dengan tepat dan bijak kepada rakyat.

Menkoinfo, 2008

Page 10: 04 iwapi

UU No. 9/1995 ttg Usaha KecilPP No. 32/198 ttg Pembinaan dan Pengembangan Usaha

KecilInpres No. 10/1989 ttg Pemberdayaan Usaha Menengah

SUMBER : DIOLAH DARI DATA UMKM TAHUN 2007, BERITA RESMI STATISTIK No. 28 BPS 2008

Kekayaan Bersih = total nilai kekayaan usaha (asset) – total nilai kewajiban,tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.Hasil Penjualan = hasil penjualan bersih (netto) dari barang dan jasa dlm 1 th buku

Usaha Mikro :Kekayaan Bersih/th Maksimal Rp 50 Jt Hasil Penjualan maksimal Rp 300Jt

Usaha Kecil :Kekayaan Bersih/th > Rp 50 Jt s.d 500 JtHasil Penjualan > Rp 300 Jt s.d 2,5 M

Usaha Menengah :Kekayaan Bersih/th > Rp 500 Jt s.d 10 MHasil Penjualan > Rp 2,5 M s.d 50 M

Usaha Besar :Kekayaan Bersih/th Lebih dari 10 MHasil Penjualan Lebih dari 50 M

UU NO. 20/2008 TTG UMKM

A. KONDISI EKSISTING UMKM

Usaha Besar/Konglomerat : • Omzet/th lebih dari Rp 50 M

• Asset lebih dari Rp 10 M • Jumlah ± 4,52 ribu (0,01%)

Usaha Menengah:• Omzet/th dari Rp 1 M s/d Rp 50 M

• Asset dari Rp 200 jt s.d Rp 10 M• Jumlah ± 120,25 ribu (0,24%)

Usaha Kecil :• Omzet/th dari Rp 200 jt - Rp 1 M

• Asset s.d Rp 200 jt• Jumlah ± 2,02 Juta (4,05%)

Usaha Mikro :• Omzet/th s.d Rp 200 jt

• Asset s.d Rp 50 jt• Jumlah ± 47,70 juta (95,70%)

I. PENDAHULUANII. KONDISI EKSISTING UMKM DAN KOPERASI

Page 11: 04 iwapi

B. PERAN DAN KONTRIBUSI UMKM

Sebagai mayoritas jumlah pelaku usaha(49,8 juta unit usaha atau 99,99%)

1

2

Kontribusinya terhadap PDB(Rp 2.121,3 triliun atau 53,6% )

3

Nilai investasi yang cukup signifikan(Rp 462,01 triliun atau 46,2%)

4

Kinerja ekspor non-migas(Rp 142,8 triliun atau 20%)

5

Penyerap tenaga kerja terbanyak(91, 8 juta pekerja atau 97,3%)

Page 12: 04 iwapi

JUMLAH KOPERASI 141.326

UNIT DENGAN

ANGGOTA 27,7 JUTA DAN

TOTAL SIMPANAN ANGGOTA

RP 16,79 TRILIUN

1. KOPERASI

Total Asset Rp 38 triliun

dengan Volume Usaha Rp 62,7 triliun.

C. KONDISI EKSISTING KOPERASI

Page 13: 04 iwapi

2. KSP/USP KOP dan

KJKS

Jumlah KSP/USP-Koperasin dan KJKS /UJKS adalah 38.083 Koperasi yang terdiri dari 1.598 KSP/KJKS (3,46%)

dan 36.485 USP-Kop./UJKS (96,54%).

Total asset Rp 8,917 triliun dengan

jumlah anggota 5,47 juta.

Simpanan yang diterima 1.779 milyar,

dengan volume usaha (total pinjaman

yang diberikan) sebesar Rp 14.650 m.

Page 14: 04 iwapi

Bank

Non Bank

BPR/BPRSPengaturan = UU Perbankan No. 10/1998Perijinan = Bank IndonesiaPengawasan = Bank Indonesia

Unit Mikro Bank (BRI Unit, Danamon SP, Unit Mikro MandiriPengaturan = UU Perbankan No. 10/1998Perijinan = Bank IndonesiaPengawasan = * Bank Indonesia

Badan Kredit Desa (BKD)Pengaturan = Bank Act No. 10/1998Perijinan = Bank IndonesiaPengawasan = BRI PBI No 6/27/PBI/2004

Formal

Non FormalLKM B3K

Total = 3.314 unit KCKredit = Rp. 25,1TDeposits = Rp 20,6 T

Total = 5.456 unitKredit = Rp 119,53 TDeposits = Rp. -

Total = 5.345 unitKredit = Rp. 0,147 TDeposits = Rp. 0,24 T

KSP/USP, KJKS/UJKSPengaturan = UU Koperasi No. 25/1992Perijinan = Kementerian Negara Koperasi dan UKMPengawasan = Kementerian Negara Koperasi dan UKM

Total LKM/Kop.= 38.083 unitVolume Kredit = Rp. 14,65 TDeposits = Rp. 1,78 T

• UED-SP, UPPKS, LEPM3, P4KPengaturan : Dibentuk sbg Program Pemerintah

• LDKP: BKK, BUKP, LPD, LPN, BKPD, KURK

Pengaturan : Pemda Setempat & Adat• BMT, LSM, KSM

Pengaturan : Inisiatif Masyarakat

Komite Penag. Kemiskinan, 2005GTz ProFI, 2005

Total = 637.838 unitKredit = Rp. 64 TDeposits = Rp. -

LKM

SPI,Vol 6 No. 9, Agust 2008

Lap. Th. 2007 Bank MandiriSuryaOnline, 25 Agust 2007Antara News, 27 Maret 2008

SMEMM, APEC THAILAND 2003, SEKI BI, 2005

KEMENTERIAN KUKM 2005

D. KONDISI EKSISTING LKM

Page 15: 04 iwapi

Keterangan :Visi Meningkatnya Kesejahteraan melalui Peningkatan Pendapatan Rakyat (Pelaku UMKM-K)Misi Peningkatan Produksi dan peningkatan Jasa UMKM-KKebijakan dan Strategi

1. Pengembangan SDM 2. Pengembangan Kapasitas Usaha 3. Pengembangan Infrastruktur (Fisik dan Non Fisik)

Konsep Dasar 1. Sistem Ekonomi Kerakyatan : Berbasis Kelompok

(Contoh : Koperasi dan Kelompok Usaha Masyarakat) • Sistem Ekonomi Swasta : Berbasis Individu dan

Modal (Contoh : PT; CV; FIRMA)• Sistem Ekonomi Kemitraan : Berbasis Kerjasama

(Contoh : Subkontrak;Waralaba, lisensi;PKS-IntiPlasma;dll.)

Diagram Pola Pikir Landasan dan Tujuan Pembangunan Ekonomi melalui Pemberdayaan UMKM-K

E. POLA PIKIR LANDASAN & TUJUAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Page 16: 04 iwapi

III. TANTANGAN PENGEMBANGAN UMKMK

1. Pengelolaan usaha umumnya masih tradisional;2. Masih rendah kualitas SDM pengelola LKM;3. Terbatasnya kemampuan manajemen dan penggunaan

teknologi informasi modern;4. Kemampuan pemasaran yang terbatas5. Akses informasi yang rendah6. Legalitas formal dan perlindungan usaha yang belum

memadai;7. Terbatasnya akses kredit kepada lembaga

keuangan,khususnya perbankan.

A. PERMASALAHAN UMUM UMKMK

Page 17: 04 iwapi

1. Terbatasnya fasilitasi kredit mikro bagi UMKM dari perbankan2. Prosedur dan persyaratan kredit perbankan relatif rumit dan birokratis3. Ketidakmampuan dalam menyediakan jaminan tambahan4. Tingginya bunga kredit perbankan terutama untuk modal investasi5. Terbatasnyan jangkauan pelayanan kredit perbankan di daerah

B. PERMASALAHAN PEMBIAYAAN UMKMK

Page 18: 04 iwapi

IV. PELUANG PENGEMBANGAN UMKM

1. UMKM merupakan mayoritas pelaku usaha di Indonesia;2. Masih besarnya pasar dalam negeri bagi produk UMKM;3. UMKM lebih banyak menggunakan bahan baku lokal

dengan dukungan Sumber Kekayaan Alam Indonesia;4. Komposisi modal sendiri lebih besar dari pada modal

luar;5. Kebutuhan pembiayaan yang tidak terlalu besar;6. NPL Kredit Perbankan UMKM masih dibawah 5 %;7. Lebih lentur terhadap krisis gejolak ekonomi global;

Page 19: 04 iwapi

1. NPL Kredit Perbankan UMKM masih dibawah 5 %;

2. Masih minimnya fasilitasi kredit mikro bagi UMKM;

PENINGKATAN KREDIT BAGI

UMKMK

MENGEM-BANGKAN SEKTOR

RIIL

UMKM49,8 Juta

Unit

1. memperluas lapangan kerja

2. pengentasan kemiskinan

Peningkatan tabungan

Peningkatan Kemampuan Pembiayaan

TEPAT JUMLAH,TEPAT WAKTU

TEPAT SASARANPROSEDUR SEDERHANA

Peningkatan Kemampuan

Membayar Kredit

Peningkatan Pendapatan dan

Kesejahteraan Rakyat

Page 20: 04 iwapi

V. STRATEGI PENGEMBANGAN KUMKM

A. STRATEGI UMUM

1

2

3

4

5

Page 21: 04 iwapi

IV. STRATEGI PEMBIAYAAN BAGI KUMKM

B. STRATEGI KHUSUS

PENDEKATAN PENGEMBANGAN AKSES PEMBIAYAAN KUMKM YANG

TERPADU ATAU INTEGRATED DEVELOPMENT PROGRAM FOR

SAVING AND LOAN COOPERATIVES (IDEP-SLC).

PELIBATANSELURUH

STAKEHOLDER

Page 22: 04 iwapi

Cetak biru (blue print) Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan (KJK) merupakan kebijakan dan program terpadu Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS).

Pada intinya berisi pokok-pokok :• kebijakan, • strategi, • rencana, dan • program pengembangan KJK yang terintegrasi.

Blue print KJK akan dijadikan pedoman atau guidance bagi instansi terkait dan para pelaku (stakeholder) Koperasi dan UMKM untuk jangka waktu lima tahun yaitu 2009- 2014.

Page 23: 04 iwapi

Dari IDeP-SLC dapat dibuat matrik rencana tindak jangka menengah (1 s/d 5 tahun) Rencana tindak diharapkan bisa ditungkan dalam semacam Paket Kebijakan Pengembangan KJK. 

RENCANA TINDAK JANGKA

MENENGAH

MATRIK KEBIJAKAN (POLICY MATRIC)

1. Lembaga Pengembangan dan Pengawasan KJK

2. Audit /Penilaian Kesehatan KJK3. Lembaga Penjamin Simpanan KJK4. Pengembangan sistem tanggung

renteng5. Rating bagi KJK6. Sertifikasi pengelola jasa KJK

INTEGRATED DEVELOPMENT PROGRAM

FOR SAVING AND LOAN COOPERATIVES (IDEP-

SLC).

OUT PUT PETA KEBUTUHAN PEMBIAYAAN

Page 24: 04 iwapi
Page 25: 04 iwapi

Bagaimana Pembiayaan KUMKM dapat Mengentaskan Kemiskinan?

Perputaran Usaha

Income

Modal Usaha(Modal Sendiri + Modal

Pinjaman)

Laba Bersih Usaha

Pendapatan Keluarga

Konsumsi Keluarga

Tabungan Keluarga

Potensi Keluar dari Garis

Kemiskinan

Page 26: 04 iwapi

ASUMSI-ASUMSI

• Dengan kriteria Bank Dunia : sesorang dinyatakan miskin, jika pendapatannya < US$1 per hari (setara Rp 10.000,00 per hari) Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan 2 orang anak maka

garis kemiskinan keluarga adalah Rp.10.000,00 x 4 = Rp.40.000,00 per hari atau Rp 1.200.000,00 per bulan

• Stoler (1977) dalam makalah Peran Perempuan Dalam Pengembangan Keuangan Mikro oleh Dr. Djoko Sulistyo, MA : ”Pada Rumah tangga yang berpendapatan rendah (wanita yang

mempunyai penghasilan dari perdagangan, kerajinan dan buruh tani) memberi kontribusi sepertiga atau lebih untuk income rumah tangga”.

• Dalam makalah Peran Perempuan Dalam Pengembangan Keuangan Mikro VS Peran Perkembangan Keuangan Mikro Dalam Pemberdayaan Perempuan oleh Neksi Triwianti dikemukakan bahwa: ”hasil kegiatan ekonomi produktif yang dilakukan istri, dengan

modal Rp. 500.000,- mendapat untung bersih sebesar Rp.150.000,- ” (kira-kira 30%)

Page 27: 04 iwapi

MODAL LABA USAHA PER BULAN

PENDAPATAN (INCOME) PER

BULAN

PENDAPATAN KELUARGA PER

BULAN

Asumsi Tambahan modal 100% dari modal awal

30% dari modal

Laba usaha = pendapatan

30% nya kontribusi pendapatan istri

Modal awal(ditetapkan)

MisalkanRp. 500.000

Modal bantuan Rp. 500.000

Total modal Rp. 1.000.000

SKENARIO LABA USAHA

Pesimis (25%)

Rp. 1.000.000 Rp. 75.000 Rp. 75.000 Rp. 250.000

Moderat (50%)

Rp. 1.000.000 Rp. 150.000 Rp. 150.000 Rp. 500.000

Optimis (100%)

Rp. 1.000.000 Rp. 300.000 Rp. 300.000 Rp. 1.000.000

Simulasi Korelasi antara Modal Usaha dan Pendapatan Keluarga

• Dimisalkan/ditetapkan pengusaha mikro perempuan mempunyai modal awal Rp. 500.000

• Bantuan modalnya adalah Rp. 500.000• Perhitungan dilakukan pada skenario pesimis, moderat dan optimis

Page 28: 04 iwapi

• Jika variasi bantuan modal adalah Rp. 500.000 s/d Rp. 4.000.000, maka dengan model perhitungan ini dapat diperkirakan potensi pengentasan kemiskinan sebagai manfaat dari program dana bergulir

• Bantuan dana tersebut juga harus dilaksanakan secara simultan dengan upaya pemberdayaan usaha lainnya agar skenario laba usaha yang optimis dapat tercapai

Besar Bantuan Modal Pendapatan Keluarga Per Bulan yang sudah Ditambah dari Laba Usaha Penerima Bantuan Berdasarkan Skenario Laba Usaha

Garis Kemiskinan

Pesimis Moderat Optimis

Rp. 500.000 Rp. 250.000 Rp. 500.000 Rp. 1.000.000 Rp. 1.200.000

Rp. 1.000.000 Rp. 375.000 Rp. 750.000 Rp. 1.500.000 Rp. 1.200.000

Rp. 1.500.000 Rp. 500.000 Rp. 1.000.000 Rp. 2.000.000 Rp. 1.200.000

Rp. 2.000.000 Rp. 625.000 Rp. 1.250.000 Rp. 2.500.000 Rp. 1.200.000

Rp. 2.500.000 Rp. 750.000 Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000 Rp. 1.200.000

Rp. 3.000.000 Rp. 875.000 Rp. 1.750.000 Rp. 3.500.000 Rp. 1.200.000

Rp. 3.500.000 Rp. 1.000.000 Rp. 2.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 1.200.000

Rp. 4.000.000 Rp. 1.125.000 Rp. 2.500.000 Rp. 4.500.000 Rp. 1.200.000

Page 29: 04 iwapi

• Jika asumsi (berdasarkan penelitian sebelumnya) bahwa laba usaha adalah 30% dari modal usaha tercapai maka dengan bantuan modal tambahan Rp. 1.000.000 seorang pengusaha mikro wanita anggota koperasi yang memiliki modal awal Rp. 500.000 berpotensi membawa keluarga keluar dari garis kemiskinan

• Jika laba usaha jauh di bawah 30% maka bantuan tambahan modal hingga Rp. 4.500.00 masih belum dapat mengeluarkan keluarga penerima bantuan tersebut keluar dari garis kemiskinan

• Dapat dikatakan bahwa Perkuatan Permodalan terindikasi berpotensi secara efektif mengeluarkan keluarga penerima bantuan dari garis kemiskinan

Jika plafon per koperasi Rp. 100 juta

• Rata-rata permintaan modal adalah Rp. 2 juta• Dalam setahun terdapat 2 kali perguliran dana,

maka :

Per koperasi terdapat 100 pengusaha mikro penerima bantuan modal

Page 30: 04 iwapi

Jumlah Koperasi per Program

Jumlah Penerima Bantuan Modal 2006 – 2009 Total Jumlah Penerima Bantuan2006 2007 2008 2009

Program Th I : 200 koperasi

20.000 20.000 20.000 20.000 80.000

Program Th. II : ditambah 50 koperasi baru

- 25.000 25.000 25.000 75.000

Program Th. III : ditambah 1500 koperasi baru

- - 150.000 150.000 300.000

Program Th. IV: ditambah 1050 koperasi baru

- - - 105.000 105.000

Total 20.000 45.000 195.000 300.000 560.000

Hingga akhir Th. IV, jumlah orang yang diperkirakan dapat keluar dari garis kemiskinan sebagai manfaat Perkuatan Permodalan adalah :560.000 bantuan modal x 4 anggota keluarga = 2.240.000 masyarakat miskin dapat dientaskan

ASUMSI PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PERKUATAN PERMODALAN

Page 31: 04 iwapi

Indikasi bahwa Perkuatan Permodalan berpotensi secara efektif mengeluarkan keluarga penerima bantuan dari garis kemiskinan diharapkan juga didukung pemenuhan beberapa indikator pengentasan kemiskinan yaitu :

Indikator Peningkatan Usaha

• Jumlah anggota koperasi wanita meningkat• Omzet usaha mikro yang dikelola perempuan

meningkat• Penyaluran kredit dari koperasi wanita meningkat• Permintaan kredit modal usaha ke koperasi wanita

meningkat• Tingkat pengembalian kredit semakin lancar/baik

Indikator Peningkatan Kesejahteraan Keluarga

• Pengeluaran konsumsi keluarga untuk makanan meningkat

• Pengeluaran menyekolahkan anak meningkat • Kemampuan memenuhi kebutuhan dasar meningkat

Page 32: 04 iwapi

PERKUATAN PERMODALAN DAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA BARU

Jika setiap penerima bantuan modal berkembang usahanya dan memerlukan 1 (satu) orang karyawan tambahan, maka

560.000 pengusaha penerima bantuan modal x 1 karyawan baru = 560.000 lapangan kerja baru tercipta

Secara umum indikator Perluasan Lapangan Pekerjaan

• Jumlah usaha mikro yang dikelola perempuan meningkat

• Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada usaha yang dikelola perempuan meningkat