04 iwapi
-
Upload
pristiyanto -
Category
Documents
-
view
32 -
download
3
description
Transcript of 04 iwapi
DEPUTI MENTERI NEGARA BIDANG PEMBIAYAAN
Kebijakan dan Program Pembiayaan Dalam Rangka Menguatkan Pertahanan
dan Ketahanan KUKM Di Tengah Krisis Global
Disampaikan pada :MUSDA IWAPI DKI JAKARTA
JAKARTA, 26 NOVEMBER 2008
KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA
TANTANGAN DAN PELUANG PEMBIAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN
MENENGAH (KUMKM)
I. LATAR BELAKANG
1. Besarnya Kredit macet LPI, membuatnya kekurangan Likuiditas.2. Untuk membayar kewajibannya LPI menjual portofolionya baik yang
berupa saham, bond.3. Penjualan dalam jumlah besar ini mengakibatkan nilai jualnya turun4. Terjadinya penjualan saham dalam volume yang sangat besar oleh
LPI, membuat kepanikan pasar.5. Para investor lainpun melepas sahamnya untuk menghindari
kerugian dari turunnya indeks nilai saham yang mereka pegang
Aksi jual investor secara besar-besaran ini mengakibatkan harga saham semakin anjlok
Menkoinfo, 2008
DAMPAK KRISIS PENANGGULANGAN KRISIS DI AS DAN EROPA
1. Bank / Institusi Keuangan / Korporasi Bangkrut
1. Menurunkan Suku Bunga
2. Bank / Institusi Keuangan / Korporasi Merugi
2. Menasionalisasi Perusahaan
3. Inflasi meningkat 3. Mengambil alih untuk penyehatan
4. Pertumbuhan Ekonomi berkurang 4. Pemberian Dana Talangan (Bailout)
5. Indeks Bursa Saham Runtuh 5. Meningkatkan Jaminan Deposito
6. Melarang Short Selling
Menkoinfo, 2008
Ari Beberapa Media Massa, 2008
1. Indeks harga bursa turun;
2. Meningkatnya suku bunga perbankan;
3. Menurunnya daya beli masyarakat;
4. Menurunnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar;
5. Inflasi sebesar 12,14 persen (Per September 2008);
1. Keterbatasan likuiditas keuangan (meningkatnya kewajiban dan menurunnya laba perusahaan);
2. Semakin sulitnya akses kredit;
3. Menurunnya volume produksi (terutama produk berorientasi ekspor dan berbahan baku import);
4. Menurunnya volume penjualan produk import
5. Penurunan kemampuan perusahaan membayar upah dan peluang terjadinya PHK;
1. Menaikkan suku bunga
2. Membeli kembali saham (buy back)
3. Insentif bagi eksportir
4. Penutupan bursa5. Meningkatkan
jaminan deposito6. Melarang short
selling
PENANGGULANGAN KRISIS
DAMPAK UMUM DAMPAK KHUSUS
Ari Beberapa Media Massa, 2008
1. Menurunnya volume eksport produk kerajinan, tekstil, mebel;
2. Kenaikan harga barang import dan barang pengguna bahan baku import
KHUSUSNYA INDUSTRI BERORIENTASI EKSPOR
DAN MENGGUNAKAN PRODUK IMPORT
SECARA UMUM UMK DALAM
JANGKA PENDEK BELUM TERKENA
DAMPAK LANGSUNG
KRISIS GLOBAL
UMK LEBIH LENTUR TERHADAP GEJOLAK EKONOMI GLOBAL;
Namun Dalam Jangka Panjang Harus Di Antisipasi Karena Penurunan Daya Beli
Masyarakat dan Minimnya Akses Pembiayaan
III. PELUANG PENGEMBANGAN UMKM
1. UMKM merupakan mayoritas pelaku usaha di Indonesia;2. Masih besarnya pasar dalam negeri bagi produk UMKM;3. UMKM lebih banyak menggunakan bahan baku lokal
dengan dukungan Sumber Kekayaan Alam Indonesia;4. Komposisi modal sendiri lebih besar dari pada modal
luar;5. Kebutuhan pembiayaan yang tidak terlalu besar;6. NPL Kredit Perbankan UMKM masih dibawah 5 %;
KELENTURAN TERHADAP KRISIS GEJOLAK EKONOMI GLOBAL
1. NPL Kredit Perbankan UMKM masih dibawah 5 %;
2. Masih minimnya fasilitasi kredit mikro bagi UMKM;
Peningkatan Pendapatan dan Kesejahteraan
Masyarakat
PENINGKATAN KREDIT BAGI
UMKMK
MENGEM-BANGKAN SEKTOR
RIIL
Peningkatan Pendapatan dan
Kesejahteraan Rakyat
UMKM49,8 Juta
Unit
1. memperluas lapangan kerja
2. pengentasan kemiskinan
Peningkatan tabungan
Peningkatan Kemampuan Pembiayaan
TEPAT JUMLAH,TEPAT WAKTU
TEPAT SASARANPROSEDUR SEDERHANA
Peningkatan Kemampuan
Membayar Kredit
1. Semua kalangan harus tetap optimis, dan bersinergi untuk memelihara momentum pertumbuhan ekonomi dan mengelola serta mengatasi dampak krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat. Oleh sebab itu, kita semua tidak boleh panik dan harus tetap menjaga kepercayaan masyarakat.1. Dengan kebijakan dan tindakan yang tepat, serta dengan kerja keras dan
upaya maksimal, nilai pertumbuhan ekonomi tetap dipertahankan sebesar 6%. Komponen yang perlu dijaga antara lain: konsumsi, belanja pemerintah, investasi, ekspor, dan impor. Tindakan yang perlu dilakukan adalah pemanfaatan perekonomian domestik dan mengambil pelajaran dari krisis 1998, di mana sabuk pengaman perekonomian domestik adalah sektor UMKM, pertanian, dan sektor informal.
– Optimasi APBN 2009 untuk memacu pertumbuhan dan membangun social safety net. Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu:o penyediaan infrastruktur dan stimulasi pertumbuhano alokasi anggaran penanggulangan kemiskinantetap menjadi prioritaso defisit anggaran harus “tepat” dan “rasional” atau tidak mengganggu
pencapaian sasaran“kembar” (growth with equity)
Menkoinfo, 2008
1. Dunia usaha khususnya sektor riil harus tetap bergerak, agar penerimaan negara tetap terjaga dan pengangguran tidak bertambah.
– Semua pihak agar cerdas menangkap peluang untuk melakukan perdagangan dan kerjasama ekonomi dengan negara sahabat.
– Galakkan kembali penggunaan produk dalam negeri sehingga pasar domestik akan bertambah kuat.
– Memperkokoh sinergi dan kemitraan (partnership) pemerintah dengan perbankan dan dunia usaha.
– Semua kalangan diminta menghindari sikap egosektoral dan memandang remeh masalah. Harus ada kerjasama yang terkoordinir antar instansi terkait.
– Mengutamakan kepentingan rakyat diatas kepentingan golongan dan pribadi.
– Semua pihak diminta melakukan komunikasi dengan tepat dan bijak kepada rakyat.
Menkoinfo, 2008
UU No. 9/1995 ttg Usaha KecilPP No. 32/198 ttg Pembinaan dan Pengembangan Usaha
KecilInpres No. 10/1989 ttg Pemberdayaan Usaha Menengah
SUMBER : DIOLAH DARI DATA UMKM TAHUN 2007, BERITA RESMI STATISTIK No. 28 BPS 2008
Kekayaan Bersih = total nilai kekayaan usaha (asset) – total nilai kewajiban,tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.Hasil Penjualan = hasil penjualan bersih (netto) dari barang dan jasa dlm 1 th buku
Usaha Mikro :Kekayaan Bersih/th Maksimal Rp 50 Jt Hasil Penjualan maksimal Rp 300Jt
Usaha Kecil :Kekayaan Bersih/th > Rp 50 Jt s.d 500 JtHasil Penjualan > Rp 300 Jt s.d 2,5 M
Usaha Menengah :Kekayaan Bersih/th > Rp 500 Jt s.d 10 MHasil Penjualan > Rp 2,5 M s.d 50 M
Usaha Besar :Kekayaan Bersih/th Lebih dari 10 MHasil Penjualan Lebih dari 50 M
UU NO. 20/2008 TTG UMKM
A. KONDISI EKSISTING UMKM
Usaha Besar/Konglomerat : • Omzet/th lebih dari Rp 50 M
• Asset lebih dari Rp 10 M • Jumlah ± 4,52 ribu (0,01%)
Usaha Menengah:• Omzet/th dari Rp 1 M s/d Rp 50 M
• Asset dari Rp 200 jt s.d Rp 10 M• Jumlah ± 120,25 ribu (0,24%)
Usaha Kecil :• Omzet/th dari Rp 200 jt - Rp 1 M
• Asset s.d Rp 200 jt• Jumlah ± 2,02 Juta (4,05%)
Usaha Mikro :• Omzet/th s.d Rp 200 jt
• Asset s.d Rp 50 jt• Jumlah ± 47,70 juta (95,70%)
I. PENDAHULUANII. KONDISI EKSISTING UMKM DAN KOPERASI
B. PERAN DAN KONTRIBUSI UMKM
Sebagai mayoritas jumlah pelaku usaha(49,8 juta unit usaha atau 99,99%)
1
2
Kontribusinya terhadap PDB(Rp 2.121,3 triliun atau 53,6% )
3
Nilai investasi yang cukup signifikan(Rp 462,01 triliun atau 46,2%)
4
Kinerja ekspor non-migas(Rp 142,8 triliun atau 20%)
5
Penyerap tenaga kerja terbanyak(91, 8 juta pekerja atau 97,3%)
JUMLAH KOPERASI 141.326
UNIT DENGAN
ANGGOTA 27,7 JUTA DAN
TOTAL SIMPANAN ANGGOTA
RP 16,79 TRILIUN
1. KOPERASI
Total Asset Rp 38 triliun
dengan Volume Usaha Rp 62,7 triliun.
C. KONDISI EKSISTING KOPERASI
2. KSP/USP KOP dan
KJKS
Jumlah KSP/USP-Koperasin dan KJKS /UJKS adalah 38.083 Koperasi yang terdiri dari 1.598 KSP/KJKS (3,46%)
dan 36.485 USP-Kop./UJKS (96,54%).
Total asset Rp 8,917 triliun dengan
jumlah anggota 5,47 juta.
Simpanan yang diterima 1.779 milyar,
dengan volume usaha (total pinjaman
yang diberikan) sebesar Rp 14.650 m.
Bank
Non Bank
BPR/BPRSPengaturan = UU Perbankan No. 10/1998Perijinan = Bank IndonesiaPengawasan = Bank Indonesia
Unit Mikro Bank (BRI Unit, Danamon SP, Unit Mikro MandiriPengaturan = UU Perbankan No. 10/1998Perijinan = Bank IndonesiaPengawasan = * Bank Indonesia
Badan Kredit Desa (BKD)Pengaturan = Bank Act No. 10/1998Perijinan = Bank IndonesiaPengawasan = BRI PBI No 6/27/PBI/2004
Formal
Non FormalLKM B3K
Total = 3.314 unit KCKredit = Rp. 25,1TDeposits = Rp 20,6 T
Total = 5.456 unitKredit = Rp 119,53 TDeposits = Rp. -
Total = 5.345 unitKredit = Rp. 0,147 TDeposits = Rp. 0,24 T
KSP/USP, KJKS/UJKSPengaturan = UU Koperasi No. 25/1992Perijinan = Kementerian Negara Koperasi dan UKMPengawasan = Kementerian Negara Koperasi dan UKM
Total LKM/Kop.= 38.083 unitVolume Kredit = Rp. 14,65 TDeposits = Rp. 1,78 T
• UED-SP, UPPKS, LEPM3, P4KPengaturan : Dibentuk sbg Program Pemerintah
• LDKP: BKK, BUKP, LPD, LPN, BKPD, KURK
Pengaturan : Pemda Setempat & Adat• BMT, LSM, KSM
Pengaturan : Inisiatif Masyarakat
Komite Penag. Kemiskinan, 2005GTz ProFI, 2005
Total = 637.838 unitKredit = Rp. 64 TDeposits = Rp. -
LKM
SPI,Vol 6 No. 9, Agust 2008
Lap. Th. 2007 Bank MandiriSuryaOnline, 25 Agust 2007Antara News, 27 Maret 2008
SMEMM, APEC THAILAND 2003, SEKI BI, 2005
KEMENTERIAN KUKM 2005
D. KONDISI EKSISTING LKM
Keterangan :Visi Meningkatnya Kesejahteraan melalui Peningkatan Pendapatan Rakyat (Pelaku UMKM-K)Misi Peningkatan Produksi dan peningkatan Jasa UMKM-KKebijakan dan Strategi
1. Pengembangan SDM 2. Pengembangan Kapasitas Usaha 3. Pengembangan Infrastruktur (Fisik dan Non Fisik)
Konsep Dasar 1. Sistem Ekonomi Kerakyatan : Berbasis Kelompok
(Contoh : Koperasi dan Kelompok Usaha Masyarakat) • Sistem Ekonomi Swasta : Berbasis Individu dan
Modal (Contoh : PT; CV; FIRMA)• Sistem Ekonomi Kemitraan : Berbasis Kerjasama
(Contoh : Subkontrak;Waralaba, lisensi;PKS-IntiPlasma;dll.)
Diagram Pola Pikir Landasan dan Tujuan Pembangunan Ekonomi melalui Pemberdayaan UMKM-K
E. POLA PIKIR LANDASAN & TUJUAN PEMBANGUNAN EKONOMI
III. TANTANGAN PENGEMBANGAN UMKMK
1. Pengelolaan usaha umumnya masih tradisional;2. Masih rendah kualitas SDM pengelola LKM;3. Terbatasnya kemampuan manajemen dan penggunaan
teknologi informasi modern;4. Kemampuan pemasaran yang terbatas5. Akses informasi yang rendah6. Legalitas formal dan perlindungan usaha yang belum
memadai;7. Terbatasnya akses kredit kepada lembaga
keuangan,khususnya perbankan.
A. PERMASALAHAN UMUM UMKMK
1. Terbatasnya fasilitasi kredit mikro bagi UMKM dari perbankan2. Prosedur dan persyaratan kredit perbankan relatif rumit dan birokratis3. Ketidakmampuan dalam menyediakan jaminan tambahan4. Tingginya bunga kredit perbankan terutama untuk modal investasi5. Terbatasnyan jangkauan pelayanan kredit perbankan di daerah
B. PERMASALAHAN PEMBIAYAAN UMKMK
IV. PELUANG PENGEMBANGAN UMKM
1. UMKM merupakan mayoritas pelaku usaha di Indonesia;2. Masih besarnya pasar dalam negeri bagi produk UMKM;3. UMKM lebih banyak menggunakan bahan baku lokal
dengan dukungan Sumber Kekayaan Alam Indonesia;4. Komposisi modal sendiri lebih besar dari pada modal
luar;5. Kebutuhan pembiayaan yang tidak terlalu besar;6. NPL Kredit Perbankan UMKM masih dibawah 5 %;7. Lebih lentur terhadap krisis gejolak ekonomi global;
1. NPL Kredit Perbankan UMKM masih dibawah 5 %;
2. Masih minimnya fasilitasi kredit mikro bagi UMKM;
PENINGKATAN KREDIT BAGI
UMKMK
MENGEM-BANGKAN SEKTOR
RIIL
UMKM49,8 Juta
Unit
1. memperluas lapangan kerja
2. pengentasan kemiskinan
Peningkatan tabungan
Peningkatan Kemampuan Pembiayaan
TEPAT JUMLAH,TEPAT WAKTU
TEPAT SASARANPROSEDUR SEDERHANA
Peningkatan Kemampuan
Membayar Kredit
Peningkatan Pendapatan dan
Kesejahteraan Rakyat
V. STRATEGI PENGEMBANGAN KUMKM
A. STRATEGI UMUM
1
2
3
4
5
IV. STRATEGI PEMBIAYAAN BAGI KUMKM
B. STRATEGI KHUSUS
PENDEKATAN PENGEMBANGAN AKSES PEMBIAYAAN KUMKM YANG
TERPADU ATAU INTEGRATED DEVELOPMENT PROGRAM FOR
SAVING AND LOAN COOPERATIVES (IDEP-SLC).
PELIBATANSELURUH
STAKEHOLDER
Cetak biru (blue print) Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan (KJK) merupakan kebijakan dan program terpadu Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS).
Pada intinya berisi pokok-pokok :• kebijakan, • strategi, • rencana, dan • program pengembangan KJK yang terintegrasi.
Blue print KJK akan dijadikan pedoman atau guidance bagi instansi terkait dan para pelaku (stakeholder) Koperasi dan UMKM untuk jangka waktu lima tahun yaitu 2009- 2014.
Dari IDeP-SLC dapat dibuat matrik rencana tindak jangka menengah (1 s/d 5 tahun) Rencana tindak diharapkan bisa ditungkan dalam semacam Paket Kebijakan Pengembangan KJK.
RENCANA TINDAK JANGKA
MENENGAH
MATRIK KEBIJAKAN (POLICY MATRIC)
1. Lembaga Pengembangan dan Pengawasan KJK
2. Audit /Penilaian Kesehatan KJK3. Lembaga Penjamin Simpanan KJK4. Pengembangan sistem tanggung
renteng5. Rating bagi KJK6. Sertifikasi pengelola jasa KJK
INTEGRATED DEVELOPMENT PROGRAM
FOR SAVING AND LOAN COOPERATIVES (IDEP-
SLC).
OUT PUT PETA KEBUTUHAN PEMBIAYAAN
Bagaimana Pembiayaan KUMKM dapat Mengentaskan Kemiskinan?
Perputaran Usaha
Income
Modal Usaha(Modal Sendiri + Modal
Pinjaman)
Laba Bersih Usaha
Pendapatan Keluarga
Konsumsi Keluarga
Tabungan Keluarga
Potensi Keluar dari Garis
Kemiskinan
ASUMSI-ASUMSI
• Dengan kriteria Bank Dunia : sesorang dinyatakan miskin, jika pendapatannya < US$1 per hari (setara Rp 10.000,00 per hari) Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan 2 orang anak maka
garis kemiskinan keluarga adalah Rp.10.000,00 x 4 = Rp.40.000,00 per hari atau Rp 1.200.000,00 per bulan
• Stoler (1977) dalam makalah Peran Perempuan Dalam Pengembangan Keuangan Mikro oleh Dr. Djoko Sulistyo, MA : ”Pada Rumah tangga yang berpendapatan rendah (wanita yang
mempunyai penghasilan dari perdagangan, kerajinan dan buruh tani) memberi kontribusi sepertiga atau lebih untuk income rumah tangga”.
• Dalam makalah Peran Perempuan Dalam Pengembangan Keuangan Mikro VS Peran Perkembangan Keuangan Mikro Dalam Pemberdayaan Perempuan oleh Neksi Triwianti dikemukakan bahwa: ”hasil kegiatan ekonomi produktif yang dilakukan istri, dengan
modal Rp. 500.000,- mendapat untung bersih sebesar Rp.150.000,- ” (kira-kira 30%)
MODAL LABA USAHA PER BULAN
PENDAPATAN (INCOME) PER
BULAN
PENDAPATAN KELUARGA PER
BULAN
Asumsi Tambahan modal 100% dari modal awal
30% dari modal
Laba usaha = pendapatan
30% nya kontribusi pendapatan istri
Modal awal(ditetapkan)
MisalkanRp. 500.000
Modal bantuan Rp. 500.000
Total modal Rp. 1.000.000
SKENARIO LABA USAHA
Pesimis (25%)
Rp. 1.000.000 Rp. 75.000 Rp. 75.000 Rp. 250.000
Moderat (50%)
Rp. 1.000.000 Rp. 150.000 Rp. 150.000 Rp. 500.000
Optimis (100%)
Rp. 1.000.000 Rp. 300.000 Rp. 300.000 Rp. 1.000.000
Simulasi Korelasi antara Modal Usaha dan Pendapatan Keluarga
• Dimisalkan/ditetapkan pengusaha mikro perempuan mempunyai modal awal Rp. 500.000
• Bantuan modalnya adalah Rp. 500.000• Perhitungan dilakukan pada skenario pesimis, moderat dan optimis
• Jika variasi bantuan modal adalah Rp. 500.000 s/d Rp. 4.000.000, maka dengan model perhitungan ini dapat diperkirakan potensi pengentasan kemiskinan sebagai manfaat dari program dana bergulir
• Bantuan dana tersebut juga harus dilaksanakan secara simultan dengan upaya pemberdayaan usaha lainnya agar skenario laba usaha yang optimis dapat tercapai
Besar Bantuan Modal Pendapatan Keluarga Per Bulan yang sudah Ditambah dari Laba Usaha Penerima Bantuan Berdasarkan Skenario Laba Usaha
Garis Kemiskinan
Pesimis Moderat Optimis
Rp. 500.000 Rp. 250.000 Rp. 500.000 Rp. 1.000.000 Rp. 1.200.000
Rp. 1.000.000 Rp. 375.000 Rp. 750.000 Rp. 1.500.000 Rp. 1.200.000
Rp. 1.500.000 Rp. 500.000 Rp. 1.000.000 Rp. 2.000.000 Rp. 1.200.000
Rp. 2.000.000 Rp. 625.000 Rp. 1.250.000 Rp. 2.500.000 Rp. 1.200.000
Rp. 2.500.000 Rp. 750.000 Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000 Rp. 1.200.000
Rp. 3.000.000 Rp. 875.000 Rp. 1.750.000 Rp. 3.500.000 Rp. 1.200.000
Rp. 3.500.000 Rp. 1.000.000 Rp. 2.000.000 Rp. 4.000.000 Rp. 1.200.000
Rp. 4.000.000 Rp. 1.125.000 Rp. 2.500.000 Rp. 4.500.000 Rp. 1.200.000
• Jika asumsi (berdasarkan penelitian sebelumnya) bahwa laba usaha adalah 30% dari modal usaha tercapai maka dengan bantuan modal tambahan Rp. 1.000.000 seorang pengusaha mikro wanita anggota koperasi yang memiliki modal awal Rp. 500.000 berpotensi membawa keluarga keluar dari garis kemiskinan
• Jika laba usaha jauh di bawah 30% maka bantuan tambahan modal hingga Rp. 4.500.00 masih belum dapat mengeluarkan keluarga penerima bantuan tersebut keluar dari garis kemiskinan
• Dapat dikatakan bahwa Perkuatan Permodalan terindikasi berpotensi secara efektif mengeluarkan keluarga penerima bantuan dari garis kemiskinan
Jika plafon per koperasi Rp. 100 juta
• Rata-rata permintaan modal adalah Rp. 2 juta• Dalam setahun terdapat 2 kali perguliran dana,
maka :
Per koperasi terdapat 100 pengusaha mikro penerima bantuan modal
Jumlah Koperasi per Program
Jumlah Penerima Bantuan Modal 2006 – 2009 Total Jumlah Penerima Bantuan2006 2007 2008 2009
Program Th I : 200 koperasi
20.000 20.000 20.000 20.000 80.000
Program Th. II : ditambah 50 koperasi baru
- 25.000 25.000 25.000 75.000
Program Th. III : ditambah 1500 koperasi baru
- - 150.000 150.000 300.000
Program Th. IV: ditambah 1050 koperasi baru
- - - 105.000 105.000
Total 20.000 45.000 195.000 300.000 560.000
Hingga akhir Th. IV, jumlah orang yang diperkirakan dapat keluar dari garis kemiskinan sebagai manfaat Perkuatan Permodalan adalah :560.000 bantuan modal x 4 anggota keluarga = 2.240.000 masyarakat miskin dapat dientaskan
ASUMSI PENGENTASAN KEMISKINAN MELALUI PERKUATAN PERMODALAN
Indikasi bahwa Perkuatan Permodalan berpotensi secara efektif mengeluarkan keluarga penerima bantuan dari garis kemiskinan diharapkan juga didukung pemenuhan beberapa indikator pengentasan kemiskinan yaitu :
Indikator Peningkatan Usaha
• Jumlah anggota koperasi wanita meningkat• Omzet usaha mikro yang dikelola perempuan
meningkat• Penyaluran kredit dari koperasi wanita meningkat• Permintaan kredit modal usaha ke koperasi wanita
meningkat• Tingkat pengembalian kredit semakin lancar/baik
Indikator Peningkatan Kesejahteraan Keluarga
• Pengeluaran konsumsi keluarga untuk makanan meningkat
• Pengeluaran menyekolahkan anak meningkat • Kemampuan memenuhi kebutuhan dasar meningkat
PERKUATAN PERMODALAN DAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA BARU
Jika setiap penerima bantuan modal berkembang usahanya dan memerlukan 1 (satu) orang karyawan tambahan, maka
560.000 pengusaha penerima bantuan modal x 1 karyawan baru = 560.000 lapangan kerja baru tercipta
Secara umum indikator Perluasan Lapangan Pekerjaan
• Jumlah usaha mikro yang dikelola perempuan meningkat
• Jumlah tenaga kerja yang bekerja pada usaha yang dikelola perempuan meningkat