04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab...

33
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum Dalam menyusun skripsi ini diperlukan teori-teori yang digunakan untuk mendukung hasil analisis yang telah dilakukan. Berikut adalah teori-teori umum yang sering digunakan untuk menjelaskan atau mendefinisikan teori-teori yang dipakai dalam pembahasan skripsi ini. 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut McLeod (2001, p.11), sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Mulyadi (2001, p.2), sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Hall (2001, p.5), sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistem- subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose). Menurut Turban (2001, p.34), sistem adalah sekumpulan objek seperti manusia, sumber daya, konsep, dan prosedur yang bertujuan untuk menampilkan fungsi yang dapat diidentifikasikan atau untuk mendukung keputusan.

Transcript of 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab...

Page 1: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-teori Umum

Dalam menyusun skripsi ini diperlukan teori-teori yang digunakan untuk

mendukung hasil analisis yang telah dilakukan. Berikut adalah teori-teori umum

yang sering digunakan untuk menjelaskan atau mendefinisikan teori-teori yang

dipakai dalam pembahasan skripsi ini.

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut McLeod (2001, p.11), sistem adalah sekelompok elemen yang

terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Mulyadi (2001, p.2), sistem adalah sekelompok unsur yang

erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk

mencapai tujuan tertentu.

Menurut Hall (2001, p.5), sistem adalah sekelompok dua atau lebih

komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau subsistem-

subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).

Menurut Turban (2001, p.34), sistem adalah sekumpulan objek seperti

manusia, sumber daya, konsep, dan prosedur yang bertujuan untuk

menampilkan fungsi yang dapat diidentifikasikan atau untuk mendukung

keputusan.

Page 2: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

10

2.1.2 Pengertian Data

Menurut Hall (2001, p.14), yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf,

data adalah fakta yang dapat atau tidak dapat diproses (disunting, dirangkum,

atau diperbaiki) dan tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai.

Menurut McLeod (2007, p.9), data terdiri dari fakta- fakta dan angka-

angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai; fakta mentah yang belum

diolah.

Menurut O’Brien (2005, p.696), data adalah fakta mentah atau

observasi, biasanya tentang fenomena fisik, atau transaksi bisnis.

Menurut Williams dan Sawyer (2005, p.12), data terdiri dari fakta-fakta

yang belum diolah dan belum diproses menjadi informasi.

2.1.3 Pengertian Informasi

Menurut McLeod (2007, p.9), informasi adalah data yang telah diproses

atau data yang memiliki arti.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p.1), informasi adalah data yang

berguna dan dapat diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil

keputusan yang tepat.

Menurut O’Brien (2005, p.703), informasi adalah data yang sudah

diubah menjadi suatu konteks yang bermanfaat dan berarti untuk end-user

tertentu.

Menurut Hollander dkk (2000, p.7) informasi adalah data yang memiliki

arti atau manfaat bagi pengguna informasi.

Page 3: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

11

2.1.4 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Hall (2001, p.7), sistem informasi adalah sebuah rangkaian

prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan

didistribusikan kepada para pemakai.

Menurut O’Brien (2005, p.703), sistem informasi dapat merupakan

kombinasi teratur apapun dari manusia, hardware, software, jaringan

komputer, dan sumber data yang mengumpulkan, mentransformasikan, dan

menyebarkan informasi di dalam suatu organisasi.

Menurut Laudon (2007, p.14) sistem informasi adalah sekumpulan

komponen yang saling berhubungan yang bekerjasama mengumpulkan (atau

mengambil), memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk

mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengawasan dalam suatu

organisasi.

Menurut Potter dkk (2001, p.17), sistem informasi ialah komponen yang

berhubungan yang saling bekerja sama untuk mengumpulkan, memproduksi,

menyimpan dan menyebarkan informasi yang mendukung koordinasi pembuat

keputusan, penanganan, analisa dan perancangan di dalam suatu organisasi.

2.1.5 Pengertian Analisis Sistem

Menurut Bodnar et al (2001, p.21), analisis sistem meliputi formulasi

dan evaluasi solusi-solusi masalah sistem. Penekanan dalam analisis sistem

adalah pada tujuan keseluruhan sistem. Dasar dari semua ini adalah analisis

untung-rugi diantara tujuan-tujuan sistem.

Page 4: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

12

Menurut McLeod (2007, p.74), analisis sistem adalah penelitian atas

sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau

memperbaharui sistem yang telah ada.

Menurut Mulyadi (2001, p.41), dalam tahap analisis sistem, analisis

sistem membantu pemakai informasi dalam mengidentifikasikan informasi

yang diperlukan oleh pemakai untuk melaksanakan pekerjaannya.

2.1.6 Pengertian Analisis Sistem Informasi

Menurut Whitten dkk (2004, p.186), information system analysis adalah

suatu fase pengembangan dalam sebuah proyek pengembangan sistem

informasi yang utamanya difokuskan pada masalah dan persyaratan–

persyaratan bisnis, terpisah dari teknologi apapun yang dapat atau akan

digunakan untuk mengimplementasikan solusi pada masalah tersebut.

2.1.7 Pengertian Perancangan Sistem

Menurut Bodnar (2001, p.21), perancangan sistem adalah proses

menspesifikasikan rincian solusi yang dipilih oleh proses analisis sistem.

Perancangan sistem termasuk evaluasi efektivitas dan efisiensi relatif dalam

perancangan sistem dalam lingkup kebutuhan keseluruhan sistem.

Menurut Mulyadi (2001, p.51), perancangan sistem adalah proses

penerjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam alternatif rancangan

sistem yang diajukan kepada pemakai informasi untuk dipertimbangkan.

Menurut McLeod et al (2001, p.192), perancangan sistem adalah

penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem yang baru.

Page 5: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

13 2.2 Teori-teori Khusus

Dalam menyusun skripsi ini diperlukan teori-teori yang digunakan untuk

mendukung hasil analisis yang telah dilakukan. Berikut adalah teori-teori khusus

yang sering digunakan untuk menjelaskan atau mendefinisikan teori-teori yang

dipakai dalam pembahasan skripsi ini.

2.2.1 Pengertian Enterprise Resource Planning (ERP)

Menurut Brady dkk (2001, p.153), ERP (Enterprise Resource Planning)

adalah sebuah sistem yang membantu untuk mengatur proses bisnis seperti

marketing, produksi, pembelian dan accounting dalam suatu kesatuan yang

terintegrasi. ERP menyimpan semua transaksi dalam suatu database yang

digunakan sistem informasi perusahaan dan menyediakan manajemen

reporting tools.

Menurut Whitten (2004, p.33), ERP adalah aplikasi yang sepenuhnya

mengintegrasikan sistem informasi yang kecil maupun inti fungsi business

(termasuk proses transaksi dan manajemen informasi untuk fungsi bisnis itu

sendiri).

Menurut O’Brien (2005, p.699) Enterprise Resource Planning adalah

software lintas fungsi terpadu yang merekayasa ulang proses manufaktur,

distribusi, keuangan, sumber daya manusia, dan proses bisnis dasar lainnya

dari suatu perusahaan untuk memperbaiki efisiensi, kelincahan, dan

profitabilitasnya.

Page 6: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

14

Menurut situs Wikipedia, Enterprise Resource Planning (ERP) adalah

sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa

yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang

berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan

bersangkutan. ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP

II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material Requirement

Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular

biasanya menangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan

(inventory), pengapalan, invoice, dan akuntansi perusahaan. Sistem ERP akan

membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi,

manajemen persediaan, manajemen kualitas, dan sumber daya manusia.

Sistem ERP dirancang berdasarkan proses bisnis yang dianggap 'best

practice' proses umum yang paling layak ditiru. Misalnya, bagaimana proses

umum yang sebenarnya berlaku untuk pembelian (purchasing), penyusunan

stok di gudang dan sebagainya. Untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-

besarnya dari sistem ERP, maka industri kita juga haurs mengikuti 'best

practice process' (proses umum terbaik) yang berlaku. Di sini banyak timbul

masalah dan tantangan bagi industri kita di Indonesia. Tantangannya misalnya,

bagaimana merubah proses kerja kita menjadi sesuai dengan proses kerja yang

dihendaki oleh sistem ERP, atau, merubah sistem ERP untuk menyesuaikan

proses kerja kita.

Modul-modul yang terdapat dalam Enterprise Resource Planning (ERP)

Systems antara lain :

Page 7: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

15

1. Item Master Management (IMM)

2. Bill Of Material (BOM)

3. Demand Management (DM)

4. Sales and Order Management (SOM)

5. Master Production Scheduling (MPS)

6. Material Requirements Planning (MRP)

7. Capacity Requirement Planning

8. Inventory Mangement (INV)

9. Shop Floor Control (SFC)

10. Purchasing Management (PUR)

11. General Ledger (GL)

12. Account Payable (AP)

13. Account Receivable (AR)

14. Cost Control (CO)

15. Financial Reporting (FIR)

(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/ERP)

2.2.2 ERP Education

Menurut Targowski dan Tarn (2007, p.28), ERP education saat ini

terlihat sebagai sebuah batu loncatan dari sistem informasi pendidikan secara

umum, dan merupakan bagian dari begitu banyaknya model kurikulum yang

telah disajikan, dimana ERP dapat disesuaikan dengan beberapa bagian pada

kurikulum model IS’97. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa konsep seperti

pemodelan proses bisnis yang telah menjadi sangat penting bahkan bagi

Page 8: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

16

komunitas yang besar seperti bisnis konsultasi secara keseluruhan. Sebagai

tambahan, ini adalah sebuah wilayah perubahan, sama seperti pemasok yang

mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas baru seperti e-

business, Supply Chain Management (SCM), Customer Relationship

Management (CRM), ataupun aplikasi data mining.

2.2.3 Pengertian Proses Bisnis

Menurut Jeston dan Nelis (2006, p.10) proses bisnis adalah proses-

proses yang memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan strategis dari

organisasi. Implementasi dari Business Process Management pasti

memberikan dampak pada bisnis dengan mendapatkan keuntungan melalui

proses-proses yang dijalankan.

Menurut Burlton (2001, p.72), proses bisnis adalah urutan kegiatan yang

terjadi dari awal sampai akhir untuk memberikan hasil yang memuaskan bagi

pelanggan. Proses bisnis dimulai dari masukan berupa bahan mentah,

informasi, pengetahuan, komitmen dan status yang akan diubah menjadi suatu

keluaran atau hasil yang berguna. Perubahan itu terjadi sesuai dengan

pedoman proses yang berlaku, seperti kebijakan, standar, prosedur, peraturan

dan pengetahuan masing-masing individu. Untuk mendukung perubahan

tersebut, dibutuhkan sumber daya seperti fasilitas, perlengkapan, teknologi

dan sumber daya manusia. Hasil dari suatu proses bisnis adalah kemampuan

proses tersebut menghasilkan produk ataupun pelayanan yang baik dan

memuaskan pelanggan.

Page 9: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

17

Menurut Smith dkk (2002, p.4), proses bisnis memiliki karakteristik:

• Besar dan kompleks, melibatkan arus bahan, informasi dan komitmen

bisnis.

• Sangat dinamis menanggapi permintaan dari pelanggan dan mengubah

kondisi pasar.

• Didistribusikan secara luas dan disesuaikan melewati batas di dalam bisnis.

• Pelaksanaan yang lama, seperti sebuah contoh proses permintaan untuk

kas dapat berjalan dalam jangka waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-

tahun.

• Terotomatisasi, setidaknya dalam bagian aktivitas rutin seharusnya

dilakukan dengan komputer apabila memungkinkan, demi kecepatan dan

kehandalan. Otomatisasi ini dapat digunakan dengan menggunakan

aplikasi workflow.

• Ketergantungan terhadap intelejensi dan penilaian manusia. Manusia

melakukan tugas-tugasnya yang tidak terstruktur untuk didelegasikan

kepada komputer atau yang memerlukan interaksi pribadi dengan

pelanggan.

• Sulit untuk membuatnya terlihat. Di dalam banyak perusahaan, proses-

proses tidak dengan sengaja atau dengan tegas dilakukan, tetapi tidak

didokumentasikan dan harus lengkap, menanamkannya dalam sejarah

organisasi.

Menurut situs Wikipedia, proses bisnis adalah suatu kumpulan

pekerjaan yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.

Page 10: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

18

Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang masing-

masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan

dari superprosesnya. Analisis proses bisnis umumnya melibatkan pemetaan

proses dan subproses di dalamnya hingga tingkatan aktivitas atau kegiatan.

Banyak definisi yang telah dijabarkan oleh para ahli manajemen

mengenai proses bisnis. Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus

dimiliki suatu proses bisnis adalah:

1. Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, masukan, serta

keluaran yang jelas.

2. Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai

waktu dan ruang.

3. Pelanggan: Suatu proses bisnis harus mempunyai penerima hasil proses.

4. Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan

nilai tambah pada penerima.

5. Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus

terkait dalam suatu struktur organisasi.

6. Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup

beberapa fungsi.

Sering kali pemilik proses, yaitu orang yang bertanggung jawab

terhadap kinerja dan pengembangan berkesinambungan dari proses, juga

dianggap sebagai suatu karakteristik proses bisnis.

(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_bisnis)

Page 11: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

19

2.2.4 Pengertian Manajemen Proses Bisnis

Menurut Jeston dan Nelis (2006, p.11), BPM (Business Process

Management) adalah pencapaian dari tujuan organisasi melalui improvement,

pengaturan dan kontrol dari proses bisnis yang esensi.

Menurut Burlton (2001, p.73), Manajemen Proses Bisnis merupakan

suatu proses yang memastikan perkembangan yang berkesinambungan dalam

kinerja perusahaan. Seperti beberapa proses, manajemen proses bisnis

memerlukan pimpinan dan panduan. Kadang-kadang, manajemen proses

bisnis ini berarti melakukan suatu perubahan secara radikal, yang berarti

terjadinya pengecekan kembali seluruh proses yang sedang berjalan dan

memperbaharui keseluruhan proses tersebut. Namun, dapat juga hanya sebatas

pemantauan yang berkesinambungan atas proses yang berjalan dan terjadi

peningkatan dengan melakukan sedikit perubahan.

Menurut situs Wikipedia, BPM singkatan dari bahasa Inggris "Business

Process Management" ("manajamen proses bisnis"), adalah suatu metode

penyelarasan secara efisien suatu organisasi dengan keinginan dan kebutuhan

organisasi tersebut. BPM merupakan suatu pendekatan manajemen holistik

untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi bisnis seiring upaya untuk

mencapai inovasi, fleksibilitas dan integrasi dengan teknologi. BPM berupaya

untuk melakukan perbaikan proses secara berkelanjutan atau bisa juga disebut

sebagai suatu proses 'optimalisasi proses'.

(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/BPM)

Page 12: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

20

2.2.5 BPM Success Tool

Menurut Jeston dan Nelis (2006, p.47), kunci sukses dari Business

Process Management (BPM) atau disebut BPM success tool, dipengaruhi

oleh :

• Proses

Dimana harus memiliki inovasi proses bisnis pada level yang sesuai atau

mendisain ulang strategi organisasi dan tujuan proses, dan seluruh

persetujuan pengakuan dari pentingnya proses yang terjadi di dalam

organisasi.

Gambar 2.1 BPM Success Tool

(Jeston dan Nelis, 2006, p.48)

Page 13: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

21

• Orang

Sebagaimana sebuah manajemen di organisasi mencapai tahap kedewasaan,

akan dipahami bahwa orang merupakan kunci untuk

mengimplementasikan proses baru yang diinginkan. Organisasi harus

memiliki penilaian kinerja yang sesuai dan struktur manajemen untuk

lintas proses kunci. Proses pengaturannya haruslah proaktif dan juga dapat

memprediksikan apa yang akan terjadi, dan bukannya reaktif. Diantara

semua hal, aspek orang yang terlibat merupakan poin yang paling penting

dari proyek BPM.

• Teknologi

Dalam hal ini mengacu pada tools pendukung semua proses dan orang

yang terlibat dalam proyek BPM. Namun tidak pasti merupakan komponen

atau aplikasi dari software BPM (walaupun mungkin saja).

• Pengaturan proyek

Komponen terakhir ini menggabungkan keseluruhan komponen proses,

orang dan teknologi. Apabila tanpa proyek yang berjalan baik maka

implementasi akan mengarah pada kegagalan.

Page 14: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

22

2.2.6 BPM Project framework

Menurut Jeston dan Nelis (2006, p.53), terdapat 10 fase dalam kerangka

kerja pembuatan Business Process Management. Berikut 10 fase tersebut

(lihat gambar) adalah :

Gambar 2.2 BPM Project Framework

(Jeston dan Nelis, 2006, p.49)

I. Fase Organization Foundation - memastikan strategi organisasi, visi,

tujuan strategik, arah bisnis dan eksekutif secara jelas dimengerti oleh

anggota tim proyek. Strategi harus dikomunikasikan dan disebarkan ke

seluruh stakeholder (terutama manajemen dan staff) sehingga menjadi

budaya organisasi yang solid. Strategi perlu diketahui dan dimengerti oleh

tim proyek, untuk memastikan ruang lingkup proyek dan arah untuk

menambah nilai pada proyek.

Page 15: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

23

Pada fase ini terdiri dari:

• Aspek internal organisasi

• Aspek eksternal organisasi

• Visi dan misi organisasi

• Tujuan organisasi

• Sasaran organisasi

• Struktur organisasi

• Nama unit dan deskripsi umum

• Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran

• Strategi implementasi organisasi

• Pembeda utama organisasi

• Sumber daya

• Strategi pembeda utama

II. Fase Process Foundation - fase ini mendisain arsitektur proses yang

diinginkan. Arsitektur proses organisasi menentukan aturan-aturan,

prinsip, pedoman, dan model untuk implementasi BPM lintas organisasi.

Arsitektur proses menyediakan dasar untuk mendisain dan merealisasikan

langkah awal proses BPM, dimana teknologi informasi dan arsitektur

bisnis dapat searah dengan strategi organisasi.

Pada fase ini kita akan menentukan :

• Arsitektur awal proyek

• Gambaran proses organisasi

• Daftar proses end-to-end

Page 16: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

24

III. Fase Technology Foundation - fase ini memiliki hasil utama yaitu :

• Gambaran dan blue print arsitektur teknologi informasi

• Penentuan peralatan dan teknologi yang dibutuhkan

• Identifikasi sistem yang sedang berjalan

• Canonical data dan data sources dictionary

• Portofolio fungsionalitas bisnis awal

• Penentuan tim proyek teknis yang dibutuhkan

Ketika unit dan proses bisnis ditentukan kemudian tujuan dari proses

disepakati, proyek harus bisa menghasilkan kesuksesan semaksimal

mungkin. Arsitektur informasi yang direkomendasikan adalah SOA

(Service Oriented Architecture).

IV. Fase BPM Foundation - fase ini tidak hanya menyediakan cara untuk

memulai proyek, tetapi juga akan menyelesaikan langkah-langkah yang

diperlukan untuk membuat proyek menjadi sukses. Langkah-langkah

tersebut termasuk :

• Definisi pihak yang berkepentingan dalam proyek

• Harapan pihak berkepentingan yang disetujui dan

didokumentasikan

• Process Selection Matrix

• Daftar proses bisnis yang teridentifikasi dan metrik awal (Process

Worth Matrix)

• Proses yang diprioritaskan untuk tahap elaborasi

• Manajemen proyek

Page 17: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

25

V. Fase Elaboration - merupakan fase kreatif dari proyek dan seringkali

merupakan tahap yang menarik. Tidak hanya melibatkan anggota tim

proyek dan bisnis, tetapi juga seluruh stakeholder yang relevan - baik

internal maupun eksternal. Langkah-langkah tersebut termasuk :

• Appropriate Metrics to Establish a Baseline for Future

Improvement

• Root cause analysis

• People Capability Matrix

• Knowledge and Information Need Map

• Improvement Priorities

VI. Fase Improvement - membangun komponen-komponen untuk mendukung

implementasi proses yang baru. Fase ini dimulai dari :

• Redesigning Process Models

• Simulation Models & ABC details

• Future ABC

• People Capability Matrix dan Capacity Planning

• Feasibility Validation and Gap Analysis Report

• An Update Business Case

VII. Fase People and Technology Development - merupakan fase kritikal

dalam framework dan memberikan resiko pada pengembangan proyek

selanjutnya jika tidak ditangani dengan teliti dan menggunakan standar

yang tinggi.

Page 18: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

26

Tujuan dari fase ini adalah memastikan penilaian setiap aktivitas, peran

dan penampilan kinerja sesuai dengan strategi organisasi dan tujuan dari

proses melalui:

• Dissection & Amalgamation of New Process into Activities

• Redesigning Role Descriptions and Goals

• Performance Management & Measurement for Appropriate Roles

• People Core Capability Gap Analysis

• A New Process-Based Organization Structure

• Business Process Orchestration

• SOA Lifecycle

• User Interface

• Software Test Script and Result

• Solution Testing

VIII. Fase Deployment - semua aspek dari proyek (pengajuan proses baru,

pengajuan deskripsi peran baru, kinerja manajemen dan pengukurannya,

dan pelatihan) dimulai dari :

• Improved or New Processes That Work Satisfactorily

• Trained and Motivated Staff

IX. Fase Monitor and Benefit Realization - tujuannya adalah memastikan

bahwa proyek memperoleh keuntungan dan dilaksanakan. Fase ini

didasarkan oleh:

• Benefit Summary Plan

• Benefit Realization Register

Page 19: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

27

• Benefit Milestone Matrix

• Benefit Delivery Matrix

X. Fase Continuous Improvement - sangat penting bagi tim proyek bekerja

menghasilkan proses bisnis yang terstruktur sehingga kita bisa

memastikan bahwa perubahan proses terus berjalan dan peningkatan terus

terjadi. Fase ini meliputi:

• Mechanism to Manage Business Process and Identify and Realize

Opportunities for Process Improvements

2.2.7 Integrated Enterprise Ecosystem

Gambar 2.3 Integrated Enterprise Ecosystem Portal

(Jeston dan Nelis, 2006, p.121)

Menurut Jeston dan Nelis (2006, p.121), portal dalam suatu perusahaan

terdapat beberapa faktor yang saling terintegrasi atau berhubungan dimana

antara satu dan yang lainnya saling mendukung seperti yang dijelaskan

gambar diatas sangatlah penting. Dengan adanya portal tersebut, maka

semakin memudahkan dan memperlancar proses bisnis yang ada di perusahaan.

Page 20: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

28

2.2.8 BPM Maturity Model

Menurut Jeston dan Nelis (2006, p.300) BPM Maturity Model adalah

perlengkapan pendukung untuk membantu organisasi untuk lebih sukses

dengan BPM, dimana hasilnya adalah pencapaian yang lebih besar dalam hal

operasional dan keuntungan dalam kinerja bisnis. Terdapat perbandingan

antara low dan high maturity yang mengklarifikasikan kelengkapan dan

lingkup dari BPM Maturity. Acuan yang digunakan sebagai model untuk

mengukur tingkat maturity dari berbagai sisi BPM adalah Capability Maturity

Model (CMM).

Menurut Jeston dan Nelis (2006, p.302) terdapat 5 tahapan maturity dari

initiative BPM (lihat gambar):

Tahap 1 : Initial State

Sebuah organisasi yang berada pada tahap initial state akan

memiliki BPM yang belum terkoordinasi dan terstruktur.

Tahap 2 : Repeatable

Sebuah organisasi yang memiliki BPM Maturity tahap 2 sudah

memiliki pengalaman dalam membuat BPM dan akan membuat

BPM capability juga meningkatkan jumlah orang yang mengawasi

organisasi dari perpektif proses bisnis.

Page 21: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

29

Tahap 3 : Defined

Sebuah organisasi yang memiliki tingkat maturity pada tahap ketiga

akan mengalami momentum peningkatan dalam pencarian untuk

mengembangkan BPM capability dan memperluas jumlah orang

yang terlibat dalam menilai organisasi dari perspektif proses bisnis.

Tahap 4 : Managed

Sebuah organisasi yang berada pada BPM Maturity tahap 4 akan

merasakan keuntungan dari memiliki BPM yang benar-benar kuat

dasarnya untuk pengembangan stratejik perusahaan.

Tahap 5 : Optimized

Sebuah organisasi yang berada pada BPM Maturity tahap 5 akan

merasakan keuntungan dari memiliki BPM yang benar-benar kuat

dasarnya sebagai bagian inti dari pengaturan operasional dan

strategik dalam organisasi.

Gambar 2.4 Perbandingan Low dan High Comparison dan 5 Tahap Maturity

Page 22: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

30

2.2.9 Best Practice

Menurut Wikipedia, best practice dapat didefinisikan sebagai suatu

cara paling efisien (upaya paling sedikit) dan efektif (hasil terbaik) untuk

menyelesaikan suatu tugas, berdasarkan suatu prosedur yang dapat diulangi

yang telah terbukti sukses untuk banyak orang dalam jangka waktu yang

cukup lama. Istilah ini juga sering digunakan untuk menjelaskan proses

pengembangan suatu cara standar untuk melakukan suatu hal yang dapat

digunakan oleh berbagai organisasi misalnya dalam bidang manajemen,

kebijakan, atau sistem perangkat lunak.

(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Praktik_terbaik)

Menurut Hasanbasri, best practice digunakan untuk menggambarkan

metode terbaik atau praktek inovatif yang berkontribusi bagi peningkatan

kinerja suatu organisasi, yang biasanya diakui sebagai yang terbaik oleh

organisasi sejenis. Dalam pengertian ini tercakup juga kemampuan untuk

selalu up-to-date dalam mengikuti cara – cara organisasi beroperasi baik

dalam satu industri maupun industri yang berbeda. Terkait dalam hal itu pula,

kemampuan untuk mengukur posisi diri relatif terhadap yang lain juga

menjadi aspek penting best practice.

(Sumber : musyrid.files.wordpress.com/2008/08/rute-menuju-best-practic e-

ver2.pdf).

Page 23: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

31

2.2.10 Business Process Management Initiative (BPMI.org)

Menurut Gca, Business Process Management Initiative adalah sebuah

organisasi yang independen yang senantiasa setia pada pengembangan dari

spesifikasi terbuka untuk manajemen dari proses e-business yang mengaitkan

dengan aplikasi yang banyak, departemen perusahaan, dan rekan bisnis,

dengan menggunakan firewall dan melalui internet. BPMI.org mendefinsikan

spesifikasi terbuka seperti Business Process Modelling Language (BPML)

dan Business Process Query Language (BPQL) yang memungkinkan

manajemen yang berbasiskan standar dari proses e-business dengan Business

Process Management Systems (BPMS) yang akan datang. BPML mendukung

siklus hidup dari perjalanan proses perusahaan, perancangan, penerapan,

eksekusi, pemeliharaan, analisis, dan pengoptimasian. Aplikasi yang

meningkatkan BPML akan membuatnya menjadi gesit, fleksibel, dan akan

menjadi terintegrasi dengan yang di luar maupun yang di dalam perusahaan.

BPMS menyajikan pertemuan dari EAI dan teknologi serta solusi B2Bi,

dalam rangka mencapai apa yang diharapkan perusahaan.

(Sumber :http://www.gca.org/papers/xmleurope2001/papers/html/s24-2.html).

Menurut Service-Architecture, BPMI.org bekerja berdasarkan standar

untuk mengatur proses bisnis yang melibatkan aplikasi yang dibutuhkan,

departemen perusahaan, dan rekan bisnis.

(Sumber : http://www.service-architecture.com/web-services/ articles /busin

ess process modeling initiative bpmi. org.html).

Page 24: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

32

2.2.11 Business Process Modelling Notation (BPMN)

Menurut Lankhorst (2005, p.33), notasi pemodelan proses bisnis adalah

salah satu standar yang dikembangkan oleh BPMI (Business Process

Management Initiative).

Menurut Business Process Management Initiative (BPMI.org) (2004,

p17) telah membuat standar Business Process Modeling Notation (BPMN).

Tujuan dari pembuatan BPMN adalah untuk menyediakan notasi yang siap

digunakan dan sudah terstandarisasi untuk setiap bisnis user, mulai dari

analis bisnis yang membuat perencanaan awal dari proses, sampai pada

technical developer yang bertanggung jawab mengimplementasi teknologi

yang akan menjalankan proses, dan terarkhir sampai kepada orang-orang di

bisnis yang akan mengatur dan memonitor proses.

Menurut Alonso, dkk (2007, p.80), notasi pemodelan proses bisnis

adalah sebuah seperangkat standar bangunan visual untuk menggambarkan

diagram proses bisnis.

Menurut Jeston dan Nelis (2006, p.196) Business Process Modeling

Notation (BPMN) adalah notasi standar yang dapat berupa ikon atau gambar

untuk pemodelan proses bisnis.

Page 25: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

33

2.2.12 Business Process Diagram

Menurut Business Process Management Initiative (BPMI.org) (2004,

p.17), menyebutkan bahwa Business Process Diagram merupakan spesifikasi

notasi dan semantik yang menunjukkan gabungan dari best practice di dalam

komunitas pemodelan bisnis. Business Process Diagram menunjukkan

ringkasan dari gambaran elemen BPMN dan hubungannya. Empat (4) elemen

dasar dari business process diagram adalah:

• Flow object

• Connecting object

• Swimlanes

• Artifacts

Tiga (3) flow object yang menggambarkan proses bisnis:

Element Notation

Events

Activities

Gateways

Tabel 2.1 Flow Object Notation

(BPMI.org, 2004, p.31)

Page 26: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

34

Terdapat 3 cara untuk menghubungkan flow object atau dengan informasi

yang lain, yaitu dengan connecting object dalam bentuk :

Element Notation

Sequence flow

Message flow

Associations

Tabel 2.2 Connecting Object Notation

(BPMI.org, 2004, p.29)

Ada 2 cara untuk mengelompokkan “swimlane”:

Tabel 2.3 Swimlane Notation

(BPMI.org, 2004, p.29)

Element Notation

Pools

Lanes

Page 27: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

35

2.2.13 Balanced Scorecard

Menurut Khoshafian (2007, p.407), Balanced Scorecard (BSC)

adalah metodologi pengukuran dalam ilmu manajemen untuk mengukur dan

mengikat berbagai performa manajemen untuk mengindikasikan tujuan dari

proses sekarang juga dukungan pencapaian di masa yang akan datang.

Menurut situs Wikipedia, Balance Scorecard (BSC) atau kartu skor

berimbang adalah suatu konsep untuk mengukur apakah aktivitas-aktivitas

operasional suatu perusahaan dalam skala yang lebih kecil sejalan dengan

sasaran yang lebih besar dalam hal visi dan strategi.

Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan dan digunakan pada

perusahaan Analog Devices pada tahun 1987. Dengan tidak berfokus hanya

pada hasil finansial melainkan juga masalah manusia, Balanced Scorecard

membantu memberikan pandangan yang lebih menyeluruh pada suatu

perusahaan yang pada gilirannya akan membantu organisasi untuk bertindak

sesuai tujuan jangka panjangnya. Sistem manajemen strategis membantu

manajer untuk berfokus pada ukuran kinerja sambil menyeimbangkan

sasaran finansial dengan perspektif pelanggan, proses, dan karyawan. Pada

tahun 1992, Robert S. Kaplan dan David P. Norton mulai mempublikasikan

BSC melalui rangkaian artikel-artikel jurnal dan buku The Balanced

Scorecard pada tahun 1996. Sejak diperkenalkannya konsep aslinya, BSC

telah menjadi lahan subur untuk pengembangan teori dan penelitian, dan

banyak praktisi yang telah menyimpang dari artikel asli Kaplan dan Norton.

Page 28: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

36

Kaplan dan Norton sendiri melakukan tinjauan ulang terhadap konsep ini

satu dasawarsa kemudian berdasarkan pengalaman penerapan yang mereka

lakukan.

(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kartu_skor_berimbang)

Menurut Tunggal (2002, p.2), Balanced scorecard adalah kumpulan

ukuran kinerja yang terintegrasi yang diturunkan dari strategi perusahaan yang

mendukung strategi perusahaan secara keseluruhan.

Menurut Luis dan Biromo (2007, p.16), Balanced scorecard

didefinisikan sebagai suatu alat manajemen kinerja (performance management

tool) yang dapat membantu organisasi untuk menerjemahkan visi dan strategi

ke dalam aksi dengan memanfaatkan sekumpulan indikator finansial dan non-

finansial yang ke semuanya terjalin dalam suatu hubungan sebab akibat.

Adapun empat perspektif dalam Balanced scorecard, yakni :

• Perspektif keuangan (financial perspective)

• Perspektif pelanggan (customer perspective)

• Perspektif bisnis internal (internal business process perspective)

• Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth

perspective)

Page 29: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

37

2.2.14 Key Performance Indicators (KPI)

Menurut Khoshafian (2007, p.28) KPI (key performance indicators)

adalah penilaian dari kinerja yang menunjukkan progress dari setiap taktik

untuk mencapai tujuan.

Menurut situs Wikipedia, KPI (Key Performance Indicators) adalah

metric financial ataupun non-finansial yang digunakan untuk membantu

suatu organisasi menentukan dan mengukur kemajuan terhadap sasaran

organisasi. KPI digunakan dalam intelijen bisnis untuk menilai keadaan kini

suatu bisnis dan menentukan suatu tindakan terhadap keadaan tersebut. KPI

sering digunakan untuk menilai aktivitas yang sulit diukur seperti keuntungan

pengembangan kepemimpinan, perjanjian, layanan dan kepuasan. KPI

umumnya dikaitkan dengan strategi organisasi yang contohnya diterapkan

oleh teknik-teknik seperti Balanced Scorecard. KPI berbeda tergantung sifat

dan strategi organisasi. KPI merupakan kunci suatu sasaran terukur yang

terdiri dari arahan, KPI, tolok ukur, target, serta kerangka waktu.

(Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Key_performance_indicator).

2.2.15 Activity Based Costing (ABC)

Menurut Ray dkk (2006, p.440), perhitungan biaya berdasarkan

aktivitas-Activity Based Costing (ABC) adalah metode perhitungan biaya

(costing) yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer

untuk keputusan strategis dan keputusan lainnya yang mungkin akan

mempengaruhi kapasitas dan juga biaya ‘tetap’.

Page 30: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

38

ABC biasanya digunakan digunakan sebagai pelengkap, bukan sebagai

pengganti, sistem biaya yang dipakai perusahaan.

Dalam ABC:

• Biaya produksi dan nonproduksi dibebankan ke produk.

• Beberapa biaya produksi tidak dimasukkan ke biaya produk.

• Ada sejumlah pengelompokan biaya overhead, setiap pengelompokan

dialokasikan ke produk dan objek perhitungan biaya (costing) lainnya

dengan menggunakan ukuran aktivitas masing-masing yang khusus.

• Basis alokasi biasanya berbeda dengan basis alokasi dalam sistem

akuntansi biaya tradisional.

• Tarif overhead atau tarif aktivitas disesuaikan dengan kapasitas aktivitas

dan bukannya dengan kapasitas yang dianggarkan.

Tahapan untuk menerapkan ABC:

• Mengidentifikasikan dan mendefinisikan aktivitas dan pul aktivitas.

• Bila mungkin, menelusuri biaya overhead secara langsung ke aktivitas

dan objek biaya.

• Membebankan biaya ke pul biaya aktivitas.

• Menghitung tarif aktivitas.

• Membebankan biaya ke objek biaya dengan menggunakan tarif aktivitas

dan ukuran aktivitas.

• Menyiapkan laporan manajemen.

Page 31: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

39

ABC mengestimasi biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh objek

biaya seperti produk dan pelanggan. Pendekatan dalam ABC mengasumsikan

bahwa objek biaya menimbulkan aktivitas yang pada akhirnya mengonsumsi

sumber daya. Aktivitas membentuk hubungan antara biaya dengan objek

biaya. ABC memfokuskan pada biaya overhead-baik overhead produksi

maupun overhead penjualan, umum dan administrasi. Akuntansi untuk

tenaga kerja langsung dan bahan langsung tidak terpengaruh.

Menurut Jeston dan Nelis (2006, p.387), ABC menjelaskan sebuah alat

tambahan yang sangat penting untuk sistem akuntansi biaya yang sudah ada.

ABC membuat kesuksesan dari pengukuran proyek BPM, dan membuat

transparansi dalam pemahaman sehingga membuat kontrol yang potensial

dari biaya proses. ABC ini adalah alat yang membantu mengamankan

keputusan organisasional strategic pada sudut pandang biaya dan untuk

mendapatkan pengurangan biaya dalam jangka panjang. Kemampuan untuk

menghasilkan dan memanfaatkan keuntungan kompetitif yang memanfaatkan

pengetahuan dari biaya yang benar.

Keuntungan utama dari ABC ini adalah:

• Kemampuan untuk memahami komponen biaya dari proses,

menghasilkan biaya dan harga yang lebih sesuai.

• Kemampuan untuk membandingkan berbagai proses dan

mengidentifikasi area untuk pengembangan, yang menghasilkan biaya

yang lebih rendah.

Page 32: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

40

2.2.16 Service Oriented Architecture (SOA)

Menurut Erl (2005, p.14), Service Oriented Architecture (SOA) adalah

cara untuk merepresentasikan sebuah model dimana logika otomatisasi

dibuat menjadi lebih kecil, dengan membedakan logika masing-masing unit.

Menurut Khosafian (2007, p.37), Service Oriented Architecture (SOA)

adalah framework yang mendukung penemuan, pertukaran pesan, dan

integrasi dalam servis yang berhubungan secara bebas dengan menggunakan

standar industri.

Menurut Laudon (2007, p.201), Service Oriented Architecture (SOA)

adalah kumpulan dari servis yang dapat mengisi sendiri dan dapat

berkomunikasi dengan satu sama lain untuk menciptakan aplikasi perangkat

lunak. SOA adalah cara baru untuk membuat perangkat lunak dalam sebuah

perusahaan.

Menurut situs Wikipedia, SOA (Service Oriented Architecture,

arsitektur berorientasi layanan) adalah suatu gaya arsitektur sistem yang

membuat dan menggunakan proses bisnis dalam bentuk paket layanan

sepanjang siklus hidupnya. SOA juga mendefinisikan dan menentukan

arsitektur teknologi informasi (TI) yang dapat menunjang berbagai aplikasi

untuk saling bertukar data dan berpartisipasi dalam proses bisnis. Fungsi-

fungsi ini tidak terikat dengan sistem operasi dan bahasa pemrograman yang

mendasari aplikasi-aplikasi tersebut. SOA membagi fungsi-fungsi menjadi

unit-unit yang berbeda (layanan), yang dapat didistribusikan melalui suatu

jaringan dan dikombinasikan serta digunakan ulang untuk membentuk

aplikasi bisnis. Layanan-layanan ini saling berkomunikasi dengan

Page 33: 04. BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00244-KA bab 2.pdf · Bill Of Material (BOM) 3. ... mengembangkan produknya dan memasukkan fungsionalitas

41

mempertukarkan data antar mereka atau dengan mengkoordinasikan aktivitas

antara dua atau lebih layanan. Konsep SOA sering dianggap didasari atau

berkembang dari konsep-konsep yang lebih lama dari komputasi terdistribusi

dan pemrograman modular.

(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/SOA).

2.2.17 Arti Penting Fungsi Manajemen Keuangan

Menurut Wimadiun, manajemen keuangan merupakan salah satu bidang

manajemen fungsional dalam suatu perusahaan, yang mempelajari tentang

penggunaan dana, memperoleh dana dan pembagian hasil operasi perusahaan.

Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab

manajer keuangan. Meskipun tugas dan tanggung jawabnya berlainan di

setiap perusahaan, tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi:

keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian

dividen suatu perusahaan.

(Sumber : http://chandrakirana.wimamadiun.com/materi/BAB%20I%20 ma

na jemen%20keuangan%201.pdf).