03_Isi

44
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Berdasarkan Undang- Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, disebutkan bahwa kawasan pelestarian alam mempunyai fungsi perlindungan system penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Kawasan tersebut terdiri dari taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam dapat dilakukan untuk berbagai kepentingan antara lain wisata alam. Pada akhir-akhir ini kawasan konservasi tersebut banyak mendapat tekanan dan gangguan a.l. perambahan dan perladangan liar dari masyarakat yang punya kepentingan atau dari para pengunjung yang melakukan vandalism dan pencemaran lingkungan. Kondisi ini sangat memprihatinkan karena terus meningkat dari waktu ke waktu. Ada beberapa faktor penyebab gangguan tersebut antara lain adalah rendahnya tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat akan Konservasi SDAH&E. Sebagai solusinya diharapkan dengan kegiatan bina cinta alam dapat tersampaikan pesan-pesan konservasi kepada masyarakat. Bina Cinta Alam dengan kegiatan kemah konservasi dalam rangka pendidikan konservasi dan pengembangan wisata alam merupakan sarana pembelajaran yang bermuatan Konservasi SDAH&E dengan tujuan menumbuhkan dan Pedoman Kemkon 1

description

kemenhut

Transcript of 03_Isi

Page 1: 03_Isi

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Berdasarkan Undang- Undang No. 5 tahun 1990 tentang

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya,

disebutkan bahwa kawasan pelestarian alam mempunyai fungsi

perlindungan system penyangga kehidupan, pengawetan

keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan

secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Kawasan tersebut terdiri dari taman nasional, taman hutan raya

dan taman wisata alam dapat dilakukan untuk berbagai

kepentingan antara lain wisata alam.

Pada akhir-akhir ini kawasan konservasi tersebut banyak

mendapat tekanan dan gangguan a.l. perambahan dan

perladangan liar dari masyarakat yang punya kepentingan atau

dari para pengunjung yang melakukan vandalism dan

pencemaran lingkungan. Kondisi ini sangat memprihatinkan

karena terus meningkat dari waktu ke waktu. Ada beberapa

faktor penyebab gangguan tersebut antara lain adalah

rendahnya tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat akan

Konservasi SDAH&E. Sebagai solusinya diharapkan dengan

kegiatan bina cinta alam dapat tersampaikan pesan-pesan

konservasi kepada masyarakat.

Bina Cinta Alam dengan kegiatan kemah konservasi dalam

rangka pendidikan konservasi dan pengembangan wisata alam

merupakan sarana pembelajaran yang bermuatan Konservasi

SDAH&E dengan tujuan menumbuhkan dan meningkatkan

kesadaran masyarakat dari usia anak-anak, remaja, generasi

muda dan masyarakat pada umumnya akan nilai-nilai

Konservasi SDAH&E.

Agar kemah konservasi dikelola secara optimal dan professional

diperlukan Pedoman Pengelolaan Kemah Konservasi yang

mengatur tentang pengelolaan kemah konservasi dan

pengelolaan pelaksanaan/kegiatan kemah konservasi mulai dari

Pedoman Kemkon 1

Page 2: 03_Isi

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi sampai

dengan pelaporan. Disamping itu, Pedoman dimaksud juga

mengatur jejaring kemitraan yang diperlukan guna mendapatkan

dukungan dari para pihak.

Materi kemah konservasi yang disajikan dalam pedoman ini

mengacu pada beberapa pedoman yang berkaitan dengan

kemah konservasi yang pernah diterbitkan yaitu oleh Direktorat

Taman Nasional dan Hutan Wisata, Balai Besar Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango yang telah berpengalaman dalam

melaksanakan kemah konservasi serta Saka Wanabhakti

(Pramuka) yang telah berpengalaman dalam mengelola bumi

perkemahan.

2. Maksud dan Tujuan

a. Maksud :

Maksud Pedoman Kemah konservasi sebagai acuan bagi :

1) Pengelola Kemah Konservasi ;

2) Pelaksana kegiatan kemah konservasi;

3) Pihak-pihak yang berminat dalam penyadartahuan

Konservasi SDAH&E melalui kemah konservasi.

b. Tujuan :

1) Agar kemah konservasi berjalan optimal dan professional

sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku;

2) Untuk memupuk dan menumbuhkembangkan rasa cinta

alam dan konservasi sumberdaya alam hayati dan

ekosistemnya;

3) Untuk peningkatkan kepedulian dan peranserta generasi

muda dalam upaya menjaga kualitas, keseimbangan

dan pelestarian alam.

3. Sasaran

a. Terbangunnya kesadaran, kepedulian dan partisipasi

generasi muda dalam upaya Konservasi Sumberdaya Alam

Hayati dan Ekosistemnya;

Pedoman Kemkon 2

Page 3: 03_Isi

b. Terlaksananya kegiatan Kemah Konservasi SDAH&E di

kawasan pelestarian alam sesuai pedoman yang berlaku.

4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman kemah konservasi meliputi pengelolaan

bumi perkemahan yang meliputi Fungsi, Prinsip, Klasifikasi,

Perencanaan serta Pengelolaan dan Penyelenggaraan Bumi

Perkemahan serta Pengelolaan pelaksanaan/kegiatan kemah

konservasi yang meliputi Perencanaan, Pengorganisasian,

Pelaksanaan, Evaluasi dan Pelaporan pelaksanaan kegiatan

kemah konservasi.

5. Landasan Hukum

Landasan Hukum Kemah Konservasi dan pengembangan wisata

alam, adalah sebagai berikut :

a. Undang-undang No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber

Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 tahun 1985

tentang Perlindungan Hutan;

c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 tahun 1994

tentang Pengusahaan Pariwisata Alam Di Zona Pemanfaatan

Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Dan Taman Wisata

Alam;

d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.68 tahun 1998

tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;

e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. P. 02 tahun

2007 Tentang Pedoman Harga Satuan Pokok Kegiatan Lingkup

Departemen Kehutanan;

Pedoman Kemkon 3

Page 4: 03_Isi

f. Peraturan Menteri Kehutanan No.19/Menhut-II/2004 tentang

Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan

Pelestarian Alam;

g. Keputusan Menteri Kehutanan No.446/Kpts-II/94 tentang Tata

Cara Permohonan, Pemberian dan Pencabutan Ijin

Pengusahaan Pariwisata Alam;

h. Keputusan Menteri Kehutanan No.447/Kpts-II/94 tentang

Pembinaan Dan Pengawasan Pengusahaan Pariwisata Alam;

i. Keputusan Menteri Kehutanan No.167/Kpts-II/94 tentang

Sarana dan Prasarana Pengusahaan Pariwisata Alam di

Kawasan Pelestarian Alam;

6. Batasan dan Pengertian

a. Kemah Konservasi adalah kegiatan pembelajaran konservasi

yang dilakukan di alam terbuka dengan alat bantu kemah

sebagai tempat tidur maupun belajar (berbagi pengalaman).

b. Pendidikan Konservasi SDAH&E adalah suatu cara atau

proses kegiatan dalam memberikan informasi dan

penyadaran masyarakat, khususnya dalam pedoman ini

ditujukan bagi anak-anak, remaja, pelajar dan

pemuda/generasi muda maupun para tokoh masyarakat

untuk meningkatkan pengetahuan dan peran serta

masyarakat di bidang Konservasi SDAH&E.

c. Wisata Alam adalah adalah kegiatan perjalanan atau

sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara

sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala

alam, keunikan dan keindahan alam di kawasan pelestarian

alam;

d. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang

pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk

menjamin kesinambungan persediannya dengan tetap

Pedoman Kemkon 4

Page 5: 03_Isi

memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman

dan nilainya.

e. Kawasan Pelestarian Alam adalah kawasan dengan ciri khas

tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai

fungsi perlindungan system penyangga kehidupan,

pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa,

serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati

dan ekosistemnya.

f. Sumber Daya Alam Hayati adalah unsur-unsur hayati di alam

yang terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan

sumber alam hewani (satwa) yang bersama dengan unsur

non hayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk

ekosistem.

g. Berbagi pengalaman adalah menceritakan pengalaman

kepada peserta lain dan mendengarkan pengalaman dari

peserta lain disertai tanya jawab diantara peserta.

h. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta dengan mentor

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

i. Anak-anak adalah sekelompok masyarakat yang berumur

antara 5 sampai dengan 10 tahun.

j. Remaja adalah sekelompok masyarakat yang berumur 11

sampai dengan 16 tahun.

k. Generasi muda adalah adalah sekelompok masyarakat yang

berumur antara 17 – 30 tahun.

l. Masyarakat adalah komunitas manusia yang tinggal bersama-

sama, merupakan jaringan perhubungan antara berbagai

individu.

m. Mentor adalah pembimbing peserta kegiatan kemah

konservasi yang bertugas sebagai fasilitator, narasumber dan

motivator.

n. Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan

lingkungan.

Pedoman Kemkon 5

Page 6: 03_Isi

BAB II

PENGELOLAAN BUMI PERKEMAHAN

Bumi perkemahan merupakan areal yang dibutuhkan untuk

mendirikan tenda, bengkel kerja, sarana dan prasarana guna

melaksanakan kemah konservasi. Pembangunan bumi perkemahan

di kawasan pelestarian alam perlu memperhatikan unsur-unsur

berikut ini :

1. Fungsi dan Prinsip

a. Fungsi :

1) Fungsi Konservasi

Sebagai sarana dan wahana konservasi, bumi

perkemahan dapat memadukan kepentingan

pemanfaatan dan konservasi sehingga dapat

meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul;

2) Fungsi Pendidikan

Sebagai sarana dan wahana konservasi, bumi

perkemahan memberikan keleluasaan dalam

penyelenggaraan kemah konservasi yang tujuannya

Pedoman Kemkon 6

Page 7: 03_Isi

disatu sisi untuk menanamkan kesadaran akan

Konservasi SDAH&E dan disisi lain untuk

mengembangkan bakat, kecakapan dan keterampilan

serta memupuk persabatan diantara peserta kemah

konservasi;

3) Fungsi Pariwisata

Sebagai sarana dan wahana konservasi yang memberi

kesempatan kepada peserta untuk menikmati keindahan

alam, keunikan , fenomena serta gejala alam yang

menarik di kawasan pelestarian alam.

b. Prinsip

1) Tata letak (lay out) bumi perkemahan khususnya di

kawasan pelestarian alam tidak akan merubah alam dan

lingkungan;

2) Luasan bumi perkemahan dapat menampung kegiatan

kemah konservasi sesuai dengan klasifikasi bumi

perkemahan (tipe sederhana, sedang dan lengkap) yang

telah direncanakan sehingga memungkinkan pengawasan

secara efektif.

3) Pembangunan dan pemanfaatannya tidak menimbulkan

kerusakan atau penurunan potensi kawasan pelestarian

alam;

4) Mampu memberikan perlindungan dan keamanan baik

bagi kawasan pelestarian alam maupun bagi pemakai

areal bumi perkemahan;

5) Prasarana, sarana dan fasilitas akomodasi cukup

memadai sehingga dapat memberikan kepuasan bagi

pemakai areal bumi perkemahan;

6) Pengelolaan dan pemeliharaan areal bumi perkemahan

tidak membutuhkan biaya yang besar/tinggi

2. Klasifikasi Bumi Perkemahan

a. Bumi perkemahan dengan fasilitas sederhana.

1) Luas areal ± 2500 m2 sampai dengan 10.000 m2;

Pedoman Kemkon 7

Page 8: 03_Isi

2) Dikembangkan secara terbatas pada zona pemanfaatan;

3) Modifikasi secara minimal dilakukan guna memberikan

perlindungan yang lebih baik terhadap potensi

sumberdaya alam dan lingkungan, memudahkan

pengelolaan kegiatan kemah konservasi serta

kenyamanan pada pemakai areal bumi perkemahan.

4) Suasana alami tetap dipertahankan dan bersifat

dominan,sehingga dapat dirasakan suasana alami, liar,

penuh tantangan dan jauh dari kehidupan rutin.

Modifikasi atau suasana buatan dibatasi pada tingkat

skala 10 – 20 % dari suasana alam lingkungan yang ada.

5) Fasilitas yang disediakan terbatas pada areal

perkemahan sbb:

a) areal api unggun;

b) fasilitas sanitasi termasuk supply air;

c) listrik;

d) jalan setapak;

e) pos jaga;

f) MCK;

g) Tempat sampah;

h) gudang untuk tempat fasilitas pengelolaan.

Tata Letak Bumi Perkemahan tipe sederhana disajikan dalam

lampiran I

b. Bumi perkemahan dengan fasilitas sedang.

1) Mempunyai ukuran luas sedang antara 10.000 m2 sampai

dengan 20.000 m2;

2) Dikembangkan secara terbatas pada zona pemanfaatan;

3) Modifikasi secara minimal dilakukan guna memberikan

perlindungan yang lebih baik terhadap potensi sumberdaya

Pedoman Kemkon 8

Page 9: 03_Isi

alam dan lingkungan, serta kenyamanan pada pemakai areal

bumi perkemahan.

4) Suasana alami tetap dipertahankan, sehingga dapat

dirasakan sepenuhnya dan suasana buatan dibatasi pada

tingkat skala 30 % dari suasana alam lingkungan yang ada.

5) Fasilitas yang disediakan terbatas pada areal perkemahan

sbb:

a) areal api unggun;

b) plaza;

c) fasilitas sanitasi termasuk supply air;

d) dapur umum;

e) jalan setapak,

f) pondok jaga,

g) gudang untuk tempat fasilitas

pengelolaan.

Tata Letak Bumi Perkemahan tipe sedang disajikan dalam

lampiran II

c. Bumi perkemahan dengan fasilitas lengkap.

1) Mempunyai ukuran luas sedang antara 20.000 m2 sampai

dengan 30.000 m2;

2) Dikembangkan pada zona pemanfaatan;

3) Modifikasi secara minimal dilakukan guna memberikan

perlindungan yang lebih baik terhadap potensi sumberdaya

alam dan lingkungan, serta kenyamanan pada pemakai areal

bumi perkemahan.

4) Suasana alami tetap dipertahankan, sehingga dapat

dirasakan sepenuhnya dan suasana buatan dibatasi pada

tingkat skala 40 % dari suasana alam lingkungan yang ada.

5) Fasilitas yang disediakan terbatas pada areal perkemahan

sbb:

a) areal api unggun;

b) plaza;

Pedoman Kemkon 9

Page 10: 03_Isi

c) fasilitas sanitasi termasuk supply air;

d) listrik;

e) dapur umum;

f) jalan trail,

g) jalan mobil;

h) areal parkir;

i) pusat informasi;

j) pondok jaga,

k) gudang untuk tempat fasilitas pengelolaan.

l) Pusat P3K;

m) taman;

n) pintu gerbang.

6) Bumi Perkemahan tipe lengkap dikelola pada tingkat

manajemen intensive

Tata Letak Bumi Perkemahan tipe lengkap disajikan dalam

lampiran III

Matriks Persyaratan fasilitas bagi masing-masing tipe Bumi

Perkemahan disajikan pada lampiran IV;

3. Perencanaan Pembangunan Bumi Perkemahan

a. Kualifikasi Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan dalam

Pembangunan Bumi Perkemahan adalah sbb :

1) Arsitek landscape yang bertanggung jawab dalam disain

dan layout;

2) Ahli dibidang tehnik yang bertanggung jawab dalam

perencanaan dan pembangunan fasilitas dan akomodasi;

3) Ahli dibidang sosial yang bertanggung jawab untuk

memadukan kepentingan dan keinginan pengunjung dalam

kemah konservasi;

Pedoman Kemkon 10

Page 11: 03_Isi

4) Ahli ekologi, kehutanan dan biologi yang bertanggung

jawab dalam aspek pengelolaan bumi perkemahan dan

upaya konservasi SDAH&E.

d. Rencana Pengelolaan Bumi Perkemahan

Rencana Pengelolaan Bumi Perkemahan yang disusun harus

diselaraskan dengan Rencana Pengelolaan Kawasan;

e. Orientasi pembangunan

Pembangunan berorientasi pada hubungan antara potensi

sumber daya alam dan lingkungan dengan potensi pengunjung.

Orientasi yang dimaksud adalah bahwa pembangunan bumi

perkemahan :

1) tidak merubah keaslian alam, disain landscape maupun

bangunan fasilitas dan akomodasi menyerasikan dan

menyelaraskan dengan lingkungan alam;

2) memperhatikan budaya tradisional setempat, untuk itu

perlu pula dipelajari penyelarasan budaya dengan

lingkungan khususnya dari segi arsitektur, sehingga

konsep tersebut dapat menjadi panduan dalam

pembangunan bumi perkemahan;

3) menggunakan bahan/materi yang selaras dengan alam

lingkungan serta seminimal mungkin mengeksploitasi

bahan dari lingkungan dan tidak merusak;

4) mempunyai struktur dan bentuk disain/bangunan yang

dapat dikembangkan dalam berbagai variasi, sehingga

mudah diadakan penyesuaian sesuai dengan kebutuhan;

5) para perancang bangunan harus memiliki wawasan

dibidang pemeliharaan bangunan dan lingkungan,

sehingga biaya pemeliharaan tidak menjadi beban

anggaran yang berat dikemudian hari;

Pedoman Kemkon 11

Page 12: 03_Isi

6) mengutamakan keselamatan dan keamanan baik terhadap

manusia, satwa, tumbuhan dan ekosistemnya serta

lingkungan alamnya;

Beberapa faktor dan dasar pertimbangan dalam pengelolaan

bumi perkemahan :

1. Karakteristik biofisik

Melalui karakteristik biofisik ini, dapat diketahui faktor-

faktor pembatas dan penunjang, potensi site yang dapat

dikembangkan serta kelayakan site, bagi peruntukan areal

bumi perkemahan;

2. Karakteristik pengunjung

Melalui karakteristik pengunjung dapat diketahui latar

belakang, jenis, sikap, perilaku dari pengunjung yang dapat

dipadukan dengan pengertian akan permintaan dan pilihan

fasilitas dan akomodasi pelayanan serta pengaturan dan

pengelolaan pengunjung.

3. Daya dukung site

Dengan dipertimbangkannya daya dukung site dalam

pengelolaan bumi perkemahan dapat diketahui perkiraan

jumlah pengunjung yang dapat ditampung persatuan luas

areal bumi perkemahan. Daya dukung ini ditentukan oleh

potensi karakteristik biofisik, intensitas pengelolaan,

pasilitas dan akomodasi yang tersedia, serta sikap pilihan

pengunjung.

4. Obyek Wisata alam

Guna memadukan program kegiatan kemah konservasi,

obyek wisata alam yang terdapat di dalam kawasan baik

yang berupa keunikan, gejala alam serta keindahan alam,

perlu dijadikan dasar pertimbangan dalam pengelolaan

bumi perkemahan;

Pedoman Kemkon 12

Page 13: 03_Isi

5. Fasilitas dan akomodasi pelayanan

Fasilitas dan akomodasi pelayanan yang dibutuhkan dalam

menyelenggarakan kegiatan kemah konservasi ini,

dijadikan salah satu dasar pertimbangan, khususnya

dalam menunjang kemudahan, kepuasan dan

kenyamanan terhadap pengunjung serta kemudahan

dalam pelaksanaan program kemah konservasi.

Faktor-faktor dan unsur-unsur yang memerlukan kajian dan

penilaian dalam proses penyusunan rencana bumi perkemahan di

kawasan pelestarian alam disajikan dalam suatu proses disain pada

lampiran V

f. Pemilihan Lokasi Site

Beberapa pertimbangan untuk pemilihan lokasi site yang

direncanakan untuk dikembangkan adalah sebagai berikut :

a. Lokasi terlindung

dari keramaian, mudah dicapai, tidak terlalu jauh dari pintu

gerbang, memungkinkan pembangunan jala/jalan trail yang

diperkeras;

b. Merupakan tanah tinggi dengan topografi relative datar

(kemiringan ±7%), bukan pada daerah lembah atau puncak

bukit;

c. Tersedia air yang bersih dan dapat diminum serta

mempunyai kuantitas yang siap untuk dikembangkan bagi

kebutuhan bumi perkemahan;

d. Tanah mempunyai aerasi yang baik, tidak liat dan becek

dimusim hujan atau berlumpur/berawa;

e. Penutupan vegetasi yang memungkinkan dijadikan sebagai

tempat bernaung dan memberikan kenyamanan peserta.

f. Hindari lokasi yang berbahaya bagi peserta kemah seperti di

tepi jurang, ngarai sungai, daerah rawa, homerange satwa

liar;

Pedoman Kemkon 13

Page 14: 03_Isi

Tahapan Proses Perencanaan Pembangunan Bumi Perkemahan

disajikan pada lampiran VI.

4. Pengelolaan dan Penyelenggaraan bumi Perkemahan

Pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan perkemahan di

kawasan pelestarian alam secara umum akan mencakup

kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Pengelolaan areal bumi perkemahan

Merupakan kegiatan pengelolaan yang berkaitan dengan

upaya pemeliharaan kebersihan lingkungan, pemeliharaan,

rehabilitasi dan pengembangan gedung dan bangunan bumi

perkemahan agar tetap berfungsi dan berguna pada saat

dipergunakan;

b. Pengelolaan penyelenggaraan kegiatan kemah konservasi

Merupakan kegiatan pengelolaan yang berkaitan dengan

upaya untuk mengatur dan mengkoordinasi kegiatan peserta

perkemahan agar lebih terarah mencapai tujuan dan sasaran

sesuai dengan fungsi dan kegunaan bumi perkemahan

kawasan pelestarian alam.

Pengelolaan penyelenggaraan kegiatan perkemahan di kawasan

pelestarian alam dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Pengelompokan kegiatan yang berkaitan dengan

pengaturan peserta kemah konservasi seperti pengaturan

pemesanan tempat, registrasi peserta, pengaturan

penempatan peserta, menjaga keamanan dan menjaga

keselamatan peserta, pengawasan dan pengendalian atas

pelaksanaan peraturan dan tata tertib yang harus ditaati oleh

peserta kemah konservasi dan lain sebagainya. Dengan

demikian :

1) jumlah peserta kemah konservasi dapat diawasi dan

dikendalikan sesuai dengan daya dukung yang tersedia.

Pedoman Kemkon 14

Page 15: 03_Isi

2) fasilitas dan akomodasi dapat dimanfaatkan secara

optimal tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap

kelestarian potensi ekosistem kawasan pelestarian alam.

b. Pengelompokan kegiatan yang berkaitan dengan program

acara kemah konservasi seperti pengaturan acara yang

menyangkut tata waktu dan tata kegiatan selama

penyelenggaraan kegiatan kemah konservasi. Dengan

pertimbangan bahwa kegiatan kemah konservasi merupakan

media guna meningkatkan disiplin, pengetahuan, pengalaman

dan keterampilan dalam pembelajaran tentang konservasi

SDAH&E.

Guna memberikan ketrampilan kepada peserta kemah

konservasi, peserta perlu dibekali dengan beberapa hal

seperti :

1) cara menanam dan memelihara tanaman/pohon;

2) cara memadamkan api dll.

Program Acara perlu dikoordinasikan :

a. Program acara yang telah disusun perlu

dikoordinasikan dengan pengelola bumi perkemahan

secara terencana berdasarkan situasi dan kondisi bumi

perkemahan dan peserta kemah konservasi.

b. Program acara mencakup program

interpretasi kawasan pelestarian alam karena kegiatan

tersebut merupakan kesempatan untuk memberikan

pengetahuan konservasi SDAH&E, dalam pengelolaan

kawasan pelestariaan alam. Untuk itu, perlu ditunjang

dengan fasilitas dan areal interpretasi pada lokasi bumi

perkemahan di kawasan pelestarian alam.

5. Organisasi dan SDM Pengelolaan

Guna menampung/memberikan wadah terhadap kegiatan

pengelolaan dan penyelenggaraan bumi perkemahan di kawasan

pelestarian alam, diperlukan Organisasi dan Sumber Daya

Pedoman Kemkon 15

Page 16: 03_Isi

Manusia (SDM) Pengelola Bumi Perkemahan. Organisasi

Pengelolaan yang dimaksud merupakan bagian terpadu dari

organisasi Unit Pelaksanan Teknis di daerah yang memangku

kawasan pelestarian alam, ini mencakup bagian yang

menangani pengelolaan areal perkemahan dan bagian yang

menangani pengelolaan penyelenggaraan kegiatan perkemahan.

Ruang lingkup tugas SDM Pengelola Bumi Perkemahan meliputi

tugas pemeliharaan kebersihan lingkungan, serta pemeliharaan,

rehabilitasi dan pembangunan fasilitas dan akomodasi gedung

dan bangunan bumi perkemahan;

Dalam organisasi pengelolaan bumi perkemahan dan

penyelenggaraan tidak ada pembatasan atau standar tentang

jumlah SDM pengelola dan penyelenggarabumi perkemahan,

tetapi setiap bumi perkemahan dengan klasifikasi lengkap

diperlukan SDM minimal 10 orang.

Struktur organisasi Pengelolaan dan Penyelenggaraan bumi

perkemahan disajikan dalam lampiran VII.

Pedoman Kemkon 16

Page 17: 03_Isi

BAB III

PENGELOLAAN KEGIATAN KEMAH KONSERVASI

Kemah konservasi merupakan salah satu kegiatan pendidikan

konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya yang pada

pelaksanaannya melibatkan banyak orang. Untuk itu, kemah

konservasi perlu dikelola dengan baik agar tujuannya dapat tercapai

sesuai dengan rencana dan mendapatkan hasil yang optimal, yaitu

terselenggaranya pembelajaran tentang Konservasi SDAH&E

kepada para pelajar, generasi muda dan masyarakat pada umumya.

Dengan demikian tujuan akhir kemah konservasi untuk

menyadarkan masyarakat dan menurunkan tingkat gangguan

terhadap kawasan konservasi tercapai. Disisi lain terwujudnya

pelestarian kekayaan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Pengelolaan kegiatan/pelaksanaan kemah konservasi meliputi hal-

hal sebagai berikut :

1. Perencanaan dalam Pengelolaan kegiatan

Perencanaan pengelolaan kegiatan kemah konservasi meliputi

menentukan lokasi kegiatan, komponen kebutuhan dana , SDM

pelaksana, materi yang akan diberikan kepada peserta kemah

konservasi, prasarana, sarana dan perlengkapan yang

dibutuhkan untuk melaksanakan kemah konservasi.

Pedoman Kemkon 17

Page 18: 03_Isi

a. Lokasi Kegiatan

Pemilihan lokasi untuk peserta kemah konservasi disesuaikan

dengan tujuan yang dipilih peserta yaitu :

1) Untuk kegiatan berkemah di hutan dengan tujuan

pendidikan/ pembelajaran di alam, dipilih lokasi di bumi

perkemahan di dalam kawasan dengan obyek-obyek satwa

dan tumbuhan yang akan dipelajari yang antara lain

diselenggarakan melalui permainan yang telah disiapkan.

2) Untuk kegiatan berkemah di hutan dengan tujuan

mengadakan semi penelitian/riset, dipilih lokasi di bumi

perkemahan di dalam kawasan dengan obyek-obyek satwa

dan tumbuhan yang akan diteliti yang antara lain

diselenggarakan melalui permainan yang telah disiapkan.

b. SDM Pengelola/Pelaksana Kegiatan

Sumber Daya Manusia sebagai pelaksana kemah konservasi

terdiri dari :

1) Panitia Pelaksana

Panitia pelaksana ini bekerja secara tim untuk

mengorganisasi kegiatan mulai dari menyusun

perencanaan, mengorganisasi, melaksanakan,

mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan kegiatan

kemah konservasi.

2) Mentor/Pembimbing

Mentor/pembimbing berperan untuk membimbing dan

memandu peserta selama kegiatan kemah konservasi

berlangsung.

Peranan pembimbing/mentor sangat menentukan, apakah

kegiatan yang dipandu menarik, tidak membosankan,

menimbulkan kesan yang mendalam dan pada saat

diskusi, membuat diskusi menjadi hidup.

Persyaratan Mentor/Pembimbing adalah sebagai berikut :

Pedoman Kemkon 18

Page 19: 03_Isi

a) Memiliki pengetahuan dan menguasai materi kemah

konservasi;

b) Bersikap dan bertutur kata sopan;

c) Cara menyampaikan pesan tidak menggurui, sifatnya

berbagi dan tukar pengalaman;

d) Menghargai pendapat, minat dan keingintahuan peserta;

e) Memberi kesempatan peserta untuk menikmati alam,

mengamati dan merasakan sendiri petualangan di alam

terbuka;

f) Kreatif dalam menciptakan aktifitas untuk seluruh anggota

kelompok termasuk membantu peserta untuk aktif baik

dalam kegiatan dan diskusi;

g) Bersikap netral, tidak memihak salah satu anggota

kelompok.

c. Materi

Materi pembelajaran konservasi SDAH&E diberikan kepada

peserta kemah konservasi untuk memotivasi peserta agar

lebih memahami tentang Konservasi SDAH&E, aktif berdiskusi

dan berbagi pengalaman. Sehingga pada akhir pembelajaran

materi yang disajikan dapat menyentuh hati, menggugah

kesadaran dan kepedulian terhadap upaya Konservasi

SDAH&E.

1) Jenis Materi :

Jenis materi Kemah Konservasi digolongkan menjadi 4

yaitu Pengenalan Kekayaan alam (hayati dan non hayati),

Pengenalan ekologi, Manajemen Kawasan Konservasi dan

Penunjang (perkenalan, pengakraban dan penyegaran)

yaitu sebagai berikut :

a) Pengenalan kekayaan alam;

Pedoman Kemkon 19

Page 20: 03_Isi

Materi : Konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya, flora, fauna dan ekosistemnya.

Tujuan:

Peserta dapat merasakan perubahan suasana

sekaligus mengamati segala sesuatu yang unik di

kawasan hutan;

Peserta mendapatkan pengalaman dari

pengamatannya sendiri maupun dari peserta lain.

Peserta belajar menganalisa dan merenungkan

tentang berbagai perilaku satwa dan tumbuhan

yang mereka jumpai misalnya mengapa ada

jamur/serangga bersinar pada malam hari, bola

mata kucing hutan bulat pada waktu malam hari

dan menyempit pada siang hari.

Peserta belajar mengenali dan menganalisa

manfaat tumbuhan obat-obatan, tumbuhan hias,

jamur dll;

mengetahui dan mengenali tumbuhan (jamur dll)

yang ada di hutan yang dapat dimakan dan tidak

mengandung racun.

Metoda :

Melalui beragam permainan peserta dibawa masuk ke

hutan, mengamati tumbuhan dan satwa yang dijumpai

dengan membiarkan indera penglihatan, pendengaran,

penciuman dan peraba bekerja; memperkenalkan dan

menjelaskan keunikan tumbuhan dan satwa yang

dijumpai serta diakhiri dengan berbagi pengalaman dan

berdiskusi hasil pengamatan;

b) Pengenalan Ekologi

Pedoman Kemkon 20

Page 21: 03_Isi

Materi yang tercakup antara lain fungsi lindung, jaringan

makanan, proses siklus hara ekosistem keanekaragaman

hayati, lingkungan, sampah, banjir dan kekeringan.

Tujuan :

Agar peserta mendapatkan gambaran tentang :

fungsi lindung dari hutan ;

Interaksi yang terjadi dalam suatu ekosistem ;

Ekosistem (proses siklus hara) keanekaragaman hayati

di lantai hutan;

Ekosistem (proses siklus hara) keanekaragaman hayati

di kehidupan sungai;

Masalah sampah dan penanggulangannya;

Penyebab dan penanggulangan banjir dan kekeringan;

Metoda :

1) Pembelajaran dilakukan melalui permainan dan berbagi

pengalaman :

Gambaran tentang fungsi lindung kawasan

Gambaran tentang interaksi jaringan makanan

2) Pembelajaran dilakukan melalui pengamatan langsung :

Ekosistem (siklus hara) keanekaragaman hayati di

daratan/ perairan;

Lingkungan hidup di hutan, kebun, pemukiman;

Peserta diminta menceritakan perbedaan suhu di

tenda atau kendaraan tertutup dengan suhu di alam

terbuka.

Masalah sampah, penyebab,akibat yang ditimbulkan

dan penanggulangannya.

Melalui pemutaran slide peserta diberikan informasi

tentang penyebab kekeringan, banjir dan bagaimana

penang-gulangannya.

c) Pengenalan Kawasan Konservasi

Materi :

Pedoman Kemkon 21

Page 22: 03_Isi

Materi yang diberikan kepada peserta kemah konservasi

dalam rangka pengenalan kawasan konservasi meliputi

informasi tentang :

Perlindungan sistem penyangga kehidupan berikut

contohnya;

Pengawetan keanekaragaman jenis Tumbuhan dan

satwa beserta ekosistemnya berikut contohnya;

Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar berikut

contohnya;

Isu lingkungan;

Keberadaan masyarakat di sekitar dan didalam

konservasi termasuk upaya pemberdayaan masyarakat;

Upaya Konservasi SDAH&E dilingkup bina cinta alam

contohnya pembentukan dan pembinaan Kader

Konservasi, program pendidikan konservasi SDAH&E,

mitra bina cinta alam dll.

Tujuan : agar peserta mendapatkan gambaran tentang :

Prinsip Konservasi SDAH&E;

Upaya konservasi SDAH&E khususnya dibidang bina

cinta alam;

Fungsi dan manfaat kawasan konservasi;

Kondisi sosial ekonomi masyarakat disekitar hutan dan

dalam kawasan hutan dan kebijakan/upaya

pemberdayaan masyarakat

Metoda :

Memberikan informasi tentang kawasan konservasi dan

manfaatnya, tekanan dan gangguan serta

penanggulangannya.

Memberikan pemahaman kepada peserta tentang

masalah lingkungan dan penanggulangannya;

Pedoman Kemkon 22

Page 23: 03_Isi

Memberikan informasi cara penanggulangan kebakaran

hutan dan pelatihan penanganan bencana alam di

kawasan hutan;

2) Bentuk Materi

Materi yang akan diberikan kepada peserta kemah konservasi

di-sesuaikan dengan kegiatan yang dipilih para peserta

kemah konservasi sbb:

a) Untuk peserta yang memilih berwisata di alam dan

tujuannya untuk mengenal dan menikmati keindahan

alam di kawasan konservasi, diperlukan brosur/leaflet

yang berisi informasi tentang kawasan pelestarian alam

yang dikunjungi;

b) Untuk peserta yang memilih bermalam dalam tenda di

hutan dan tujuannya untuk pendidikan/ pembelajaran di

alam. Materi disiapkan dalam bentuk :

brosur/leaflet;

buku panduan berkemah di alam,

buku panduan pengamatan satwa/tumbuhan;

buku informasi pengenalan kekayaan alam (hayati dan

non hayati), ekologi dan kawasan konservasi.

c) Untuk peserta yang memilih bermalam dalam tenda di

hutan dengan tujuan mengadakan semi penelitian/riset.

Materi yang disiapkan dalam bentuk :

brosur/leaflet;

buku panduan berkemah di alam,

informasi tentang pengenalan kekayaan alam (hayati

dan non hayati), ekologi dan kawasan konservasi.

panduan pengamatan satwa/tumbuhan;

panduan identifikasi tumbuhan bermanfaat misalnya

tumbuhan obat, jamur yang tidak beracun dll

d. Prasarana dan Sarana/fasilitas

Pedoman Kemkon 23

Page 24: 03_Isi

Prasarana dan sarana/fasilitas serta perlengkapan yang

dibutuhkan untuk kemah konservasi :

1) Prasarana

a) Areal bumi perkemahan

b) Plaza (theatre terbuka/gazebo) seluas 300 m2;

c) MCK;

d) Bengkel Kerja;

e) Jalan trail;

f) Instalasi air bersih;

g) Instalasi pembuangan limbah;

h) Instalasi listrik;

i) Tempat sampah;

2) Sarana/fasilitas :

a) tenda, sleeping bag, senter,

b) peralatan pengamatan (kompas, barometer, pedometer,

peta

c) peralatan komunikasi;

d) pengendalian kebakaran;

e) alat peraga/ alat bantu;

f) slide proyektor;

g) spanduk;

h) APK/ATK (tinta, kertas,alat tulis dll);

i) dokumentasi;

j) P3K;

k) Transportasi;

l) Perlengkapan memasak dan makan/minum;

m) Dll.

e. Pengorganisasian Kegiatan.

Pihak Pengelola kegiatan Kemah Konservasi (Kemkon)/Panitia

mengorganisasi pelaksanaan kegiatan kemah konservasi sebagai

berikut :

1) Informasi dan Promosi kegiatan

Pedoman Kemkon 24

Page 25: 03_Isi

Dalam rangka menarik minat para pelajar, generasi muda dan

masyarakat pada umumnya, pihak pelaksana kegiatan/Panitia

melakukan koordinasi dengan para pihak guna

menginformasikan program acara kemah konservasi serta

menyebarluaskan /menempatkan beberapa leaflet/brosur di

beberapa tempat seperti di Sekolah-sekolah,

Kampus/Perguruan Tinggi, Bandara udara, terminal bus,

stasiun Kereta Api, Biro Perjalanan dll.

2) Penyusunan program dan acara/jadwal

Dalam rangka penyusunan program dan acara/jadwal perlu

dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait termasuk

konfirmasi tentang jumlah peserta, tata waktu yang telah

disepakati, dan penyelesaian administrasi yang terkait dengan

kegiatan kemkon.

3) Perijinan dalam rangka kegiatan

Untuk kegiatan kemah konservasi dengan menginap untuk

beberapa hari di bumi perkemahan dengan tujuan pendidikan

atau semi penelitian pihak Panitia perlu melapor dan

meminta persetujuan/ rekomendasi ke pihak Kekepolisian, ini

dilakukan guna menjaga ketertiban dan keamanan peserta

selama pelaksanaan kegiatan;

Koordinasi dengan pihak pengelola bumi perkemahan guna

memastikan lokasi, sarana dan prasarana,

peralatan/perlengkapan berkemah, keamanan peserta dll.

4) Memastikan kesiapan materi, obyek kegiatan, sarana

pengamanan;

5) Menginformasikan Panduan Berkemah di alam :

berkemah tanpa merusak lingkungan;

perlengkapan pribadi yang harus dibawa masing-masing

(ransel, pakaian, kaos kaki, penutup kepala, jas hujan,

obat-obatan, sandal, senter, tustel, alat tulis, perlengkapan

mandi);

Pedoman Kemkon 25

Page 26: 03_Isi

cara-cara menyelamatkan diri pada waktu terjadi bencana

dll.

f. Pelaksanaan.

Guna memperlancar pelaksanaan kegiatan kemah konservasi

Panitia perlu menentukan beberapa hal sebagai berikut :

1) Waktu

a) Kegiatan kemah konservasi yang memerlukan peserta

harus menginap di bumi perkemahan, harus

dipertimbangkan agar memudahkan pengelolaan

kegiatan misalnya dilakukan pada waktu liburan sekolah

atau dalam rangka memperingati hari-hari besar yang

berkaitan dengan konservasi SDAH&E antara lain Hari

Cinta Puspa dan Satwa Nasional serta Hari Konservasi

Alam Nasional. Lama waktu berkemah antara 2 s/d 3

hari.

b) Kegiatan Wisata Alam/outbond

Kegiatan ini tidak memelukan peserta harus menginap di

bumi perkemahan maka bisa dilaksanakan pada hari-hari

biasa, hari kerja atau hari libur dengan lama waktu

pelaksanaan hanya 1 hari;

2) Metoda Pembelajaran :

a) Pemberian pengetahuan (afektif) dan menggugah

kesadaran (kognitif);

b) Penyajian materi pembelajaran dalam bentuk rekreatif

edukatif dialam terbuka dengan cara :

Perkenalan antar peserta;

Menciptakan situasi akrab antar peserta;

Membangkitan semangat;

Membantu peserta untuk konsentrasi;

Berbagi pengalaman sesama peserta dan mentor;

g. Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Kemah Konservasi

Pedoman Kemkon 26

Page 27: 03_Isi

Evaluasi terhadap pelaksanaan kemah konservasi dilakukan oleh

Panitia selaku Penanggung jawab kegiatan guna :

1) mengetahui keberhasilan penyampaian materi dan permainan

sebagai pendukung;

2) merencanakan tindak lanjut kegiatan kemah konservasi yaitu

bhakti lingkungan :

Gerakan bersih kawasan konservasi, bersih perairan

(sungai, laut, danau), bersih gunung dan bersih lingkungan;

Gerakan penanaman/penghijauan di lingkungan Sekolah,

Rumah dll

2) Pelaporan

a) Setelah selesai kegiatan kemah konservasi, Panitia/Pengelola

kegiatan, membuat laporan tentang pelaksanaan kemah

konservasi dengan dilampiri jumlah, asal peserta, hasil angket

tanggapan pengunjung terhadap pelaksanaan Kemah

Konservasi;

b) Laporan Pelaksanaan Kemah Konservasi disampaikan kepada

Pengelola Kawasan Pelestarian Alam

(BBKDSA/BBTN/BKSDA/BTN) selaku penanggung jawab

kegiatan kemah konservasi.

Pedoman Kemkon 27

Page 28: 03_Isi

BAB IV

PANDUAN BERKEMAH

Panduan berkemah diperlukan bagi peserta kegiatan kemah

konservasi agar selama mengikuti program kemah konservasi,

peserta kemah konservasi dapat melaksanakan kegiatan sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak Pengelola.

Beberapa ketentuan dimaksud yang dapat mencerminkan tata

tertib, etika dan saran praktis dalam berkemah adalah sebagai

berikut sebagai berikut :

Peserta dilarang :

1. Melakukan tindakan yang sifatnya merusak seperti menggali

tanah, menoreh batang pohon, mecoret-coret pohon, prasarana/

sarana/perlengkapan berkemah (papan informasi, shelter, batu-

batuan dll), merubah rambu-rambu/papan petunjuk/papan

informasi yang ada dalam kawasan;

2. Menyalakan api untuk kepentingan lain selain untuk memasak

dan membuat api unggun seijin petugas;

3. Membuang sampah sembarangan;

4. Menimbulkan suara gaduh seperti membunyikan alat elektronika

(radio, tape recorder), alat musik (gitar, harmonica dll), berbicara

Pedoman Kemkon 28

Page 29: 03_Isi

dengan volume keras (berteriak). Hal ini dilarang dilakukan

supaya suasana keheningan alam di hutan tetap terjaga;

5. Membawa satwa/tumbuhan keluar kawasan konservasi.

6. Merokok karena percikan api dikhawatirkan dapat membakar

hutan.

Berjalan di hutan tidak seperti berjalan di tempat-tempat umum

diatas jalan trotoar yang bebas hambatan. Lebih sering harus

melalui jalan setapak, memanjat tebing, menurun dan meniti jalan

atau menyusuri jalan yang berliku-liku. Berjalan dalam kondisi

tersebut ditambah beban (ransel) dipunggung tidaklah mudah.

Guna memudahkan perjalanan :

1. pada waktu berjalan :

a. Berjalan dengan langkah-langkah kecil, tidak memaksakan

langkah terlalu lebar, ini akan menghasilkan nafas yang

teratur dan dengan cara ini peserta dapat menghemat

tenaga;

b. perhatikan medan yang dihadapi, ikuti lintasan jalan yang

sudah ada dengan saksama.

c. hafalkan ciri-ciri khas pada setiap lintasan, ini berguna jika

anda kehilangan arah dalam perjalanan;

d. berjalan dengan zig-zag pada medan yang curam, ini

membantu dalam mengatur nafas dan irama langkah kaki;

2. pada waktu beristirahat :

duduk dengan kaki melonjor lurus sedikit diatas badan untuk

mengembalikan darah agar normal, karena pada waktu

berjalan seluruh darah telah turun dan terpusat dikaki;

usahakan tidak beristirahat ditempat yang berangin, karena

udara dingin dapat mengerutkan otot yang sedang istirahat;

boleh meneguk sedikit minuman (bukan minuman keras)

dan makan makanan ringan;

Pedoman Kemkon 29

Page 30: 03_Isi

Tidak boleh istirahat terlalu lama (10 menit cukup), karena

otot-otot yang sudah panas dan kencang akan mengendur

dan membutuhkan pemanasan lagi.

Perlengkapan pribadi :

Perlengkapan pribadi untuk mengikuti kegiatan kemah konservasi

diperlukan guna kelancaran berkemah sbb :

1. Ransel, jacket/baju hangat/jas hujan, topi, sepatu lapangan, kaos

kaki;

2. Perlengkapan mandi (handuk, sabun, sikat gigi);

3. Obat-obatan pribadi;

4. Kamera dan buku catatan dll.

BAB V

KERJASAMA KEMITRAAN

Dalam melaksanakan Kegiatan pendidikan konservasi dan

pengembangan wisata alam melalui kegiatan kemah konservasi

diperlukan peranserta secara aktif baik dari Pengelola Bumi

Perkemahan, pengelola kegiatan kemah konservasi dan dukungan

dari pihak-pihak (stakeholder) terkait lainnya guna pencapaian

tujuan dan sasaran yang telah.

Dalam penyelenggaraan kegiatan kemah konservasi dan

pengembangan wisata alam dilakukan dengan melibatkan pihak-

pihak yang terkait langsung/berkepentingan. Peranan dari masing-

masing pihak dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengelola Kawasan (Balai Taman Nasional /Balai KSDA)

a. Melakukan koordinasi dengan lembaga formal/non formal

(Bidang Pendidikan) dalam rangka Visit to School dengan

Pedoman Kemkon 30

Page 31: 03_Isi

program informasi dan promosi kemah konservasi dan wisata

alam/outbond;

b. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait

(Pemda/Dishut/Diknas/Dinas Pariswisata /Perguruan

Tinggi/LSM/ Pemegang IPPA) dalam rangka :

Pelibatan dalam penyusunan materi serta penyiapan

Mentor dan Intrepreuter/Pemandu Wisata Alam dari

instansi terkait melalui pelatihan atau penyegaran;

Menjalin kemitraan/berkolaborasi dengan mitra terkait

dalam rangka fasilitasi materi pembelajaran/permainan,

prasarana, sarana serta alat peraga/alat bantu;

dukungan prasarana, sarana dan fasilitas yang dibutuhkan;

2. Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah setempat diharapkan mempunyai peran

dalam pelaksanaan kegiatan kemah konservasi dalam hal :

a. dukungan prasarana dan akses jalan menuju lokasi;

b. dukungan program, kegiatan dan pendanaan.

3. Sekolah/Perguruan Tinggi.

Sekolah/Perguruan Tinggi setempat diharapkan mempunyai

peran dalam pelaksanaan kegiatan kemah konservasi dalam hal :

a. penyiapan program kemah konservasi;

b. penyiapan materi Kemah konservasi;

c. penyiapan materi pelatihan Mentor/Pembimbing;

d. pelatihan Mentor/Pembimbing Kemah Konservasi.

4. Organisasi Pramuka

Organisasi Pramuka diharapkan berperan dalam hal :

Program, materi dan kegiatan;

Selaku Mentor/Pembimbing atau peserta kemah konservasi ;

Pedoman Kemkon 31

Page 32: 03_Isi

Dukungan sarana bumi perkemahan, tenda, perlengkapan dan

peralatan berkemah (Untuk UPT yang belum mempunyai

sarana bumi perkemahan).

5. Mitra Bina Cinta Alam (Kader Konservasi, Kelompok Pecinta Alam,

KSM/LSM dan Kelompok Profesi)

Peran yang diharapkan dari para Mitra Bina Cinta Alam :

a. Sebagai Mentor/Pembimbing atau sebagai Peserta;

b. Mitra dalam penyelenggaraan pelaksanaan kemah konservasi.

6. Pemegang IPPA

Peran yang diharapkan dari para pemegang IPPA :

a. Koordinasi program, kegiatan dan pendanaan;

b. Memfasilitasi prasarana dan sarana (Bumi Perkemahan,

Wisma Tamu, Sarana Air Bersih, Tenda dll);

c. Peluang usaha untuk wisata alam/outbond.

5. Koperasi Kehutanan

Peran yang diharapkan dalam hal :

a. Peluang usaha paket wisata melalui kegiatan kemah

konservasi dan wisata alam/outbond;

b. Peluang usaha pembuatan dan penjualan Cinderamata

(tas/ransel, kaos, topi berlogo taman nasional, satwa,

tumbuhan endemik dll);

c. Peluang usaha makanan dan minuman.

6. LSM/NGO

Peran yang diharapkan dalam hal :

a. Koordinasi program, kegiatan dan pendanaan;

b. Memfasilitasi pendidikan bina cinta alam dan interpretasi :

1) Menyusun program interpretasi;

2) Pengembangan media, sarana dan prasarana interpretasi;

c. Memfasilitasi pengembangan SDM dalam rangka pengelolaan

kemah konservasi :

1) Pendidikan/pelatihan Mentor dan petugas pengamanan;

2) Pelatihan ketrampilan terhadap masyarakat pembuatan

cinderamata, makanan dan minuman khas daerah;

Pedoman Kemkon 32

Page 33: 03_Isi

d. Program dan kegiatan lanjutan pasca kegiatan kemah

konservasi (kegiatan penanaman dll)

7. Dinas Pariwisata

Peran yang diharapkan dalam hal :

a. Koordinasi program, kegiatan dan pendanaan.

b. Memfasilitasi pendidikan bina cinta alam dan interpretasi :

1) Menyusun program interpretasi;

2) Pengembangan media, sarana dan prasarana interpretasi;

c. Memasukan program kemah konservasi dalam agenda

pariwisata nasional/domestik melalui promosi dalam negeri.

8. Dinas Pendidikan Propinsi

Peran yang diharapkan dalam hal :

a. Koordinasi program, kegiatan dan pendanaan.

b. Memberikan peluang kegiatan kemah konservasi masuk

dalam muatan pembelajaran konservasi SDAH&E melalui

kegiatan ekstrakurikuler;

9. Masyarakat Setempat / Sekitar Kawasan

Peranserta masyarakat dalam kemah konservasi dan wisata

alam/out bound :

a. Peluang usaha untuk pembuatan dan penjualan Cinderamata

(tas/ransel, kaos, topi berlogo taman nasional, satwa,

tumbuhan endemik dll);

b. Peluang usaha untuk pembuatan dan penjualan makanan

dan minuman;

c. Tenaga pelayanan lepas dalam pengelolaan kemah

konservasi.

Pedoman Kemkon 33

Page 34: 03_Isi

BAB VI

PENUTUP

Kemah konservasi merupakan sarana pendidikan konservasi

dan pengembangan wisata alam yang diselenggarakan dalam

rangka penyebarluasan informasi tentang konservasi sumber daya

alam hayati dan ekosistemnya. Adapun tujuannya adalah untuk

menumbuhkembangkan serta meningkatkan peranserta

masyarakat dari berbagai kalangan mulai dari usia anak-anak,

remaja, generasi muda serta masyarakat pada umumnya dalam

upaya Konservasi SDAH&E.

Keberhasilan kemah konservasi dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain adalah adanya Pedoman Kemah Konservasi yang

dapat digunakan sebagai acuan bagi oleh pengelola bumi

Pedoman Kemkon 34

Page 35: 03_Isi

perkemahan maupun pelaksana kegiatan kemah konservasi.

Dengan adanya Pedoman yang berlandaskan pada aturan yang

berlaku diharapkan pengelolaan kemah konservasi dapat

dilaksanakan secara professional sehingga tercapailah sasaran yang

telah ditetapkan yaitu :

terbangunnya kesadaran, kepedulian dan partisipasi generasi

muda dalam upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan

ekosistemnya;

terlaksananya kegiatan Kemah Konservasi SDAH&E di kawasan

pelestarian alam sesuai pedoman yang berlaku.

Kegiatan kemah konservasi dalam rangka melestarikan

kawasan konservasi diharapkan dapat menekan gangguan kawasan

seminimal mungkin dan pada akhirnya melalui kemah konservasi

diharapkan masyarakat akan sadar dan secara sukarela

berperanserta dalam upaya Konservasi SDAH&E.

Pedoman Kemkon 35