03_Isi
-
Upload
mohd-yunus -
Category
Documents
-
view
215 -
download
1
description
Transcript of 03_Isi
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan Undang- Undang No. 5 tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya,
disebutkan bahwa kawasan pelestarian alam mempunyai fungsi
perlindungan system penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan
secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Kawasan tersebut terdiri dari taman nasional, taman hutan raya
dan taman wisata alam dapat dilakukan untuk berbagai
kepentingan antara lain wisata alam.
Pada akhir-akhir ini kawasan konservasi tersebut banyak
mendapat tekanan dan gangguan a.l. perambahan dan
perladangan liar dari masyarakat yang punya kepentingan atau
dari para pengunjung yang melakukan vandalism dan
pencemaran lingkungan. Kondisi ini sangat memprihatinkan
karena terus meningkat dari waktu ke waktu. Ada beberapa
faktor penyebab gangguan tersebut antara lain adalah
rendahnya tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat akan
Konservasi SDAH&E. Sebagai solusinya diharapkan dengan
kegiatan bina cinta alam dapat tersampaikan pesan-pesan
konservasi kepada masyarakat.
Bina Cinta Alam dengan kegiatan kemah konservasi dalam
rangka pendidikan konservasi dan pengembangan wisata alam
merupakan sarana pembelajaran yang bermuatan Konservasi
SDAH&E dengan tujuan menumbuhkan dan meningkatkan
kesadaran masyarakat dari usia anak-anak, remaja, generasi
muda dan masyarakat pada umumnya akan nilai-nilai
Konservasi SDAH&E.
Agar kemah konservasi dikelola secara optimal dan professional
diperlukan Pedoman Pengelolaan Kemah Konservasi yang
mengatur tentang pengelolaan kemah konservasi dan
pengelolaan pelaksanaan/kegiatan kemah konservasi mulai dari
Pedoman Kemkon 1
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi sampai
dengan pelaporan. Disamping itu, Pedoman dimaksud juga
mengatur jejaring kemitraan yang diperlukan guna mendapatkan
dukungan dari para pihak.
Materi kemah konservasi yang disajikan dalam pedoman ini
mengacu pada beberapa pedoman yang berkaitan dengan
kemah konservasi yang pernah diterbitkan yaitu oleh Direktorat
Taman Nasional dan Hutan Wisata, Balai Besar Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango yang telah berpengalaman dalam
melaksanakan kemah konservasi serta Saka Wanabhakti
(Pramuka) yang telah berpengalaman dalam mengelola bumi
perkemahan.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud :
Maksud Pedoman Kemah konservasi sebagai acuan bagi :
1) Pengelola Kemah Konservasi ;
2) Pelaksana kegiatan kemah konservasi;
3) Pihak-pihak yang berminat dalam penyadartahuan
Konservasi SDAH&E melalui kemah konservasi.
b. Tujuan :
1) Agar kemah konservasi berjalan optimal dan professional
sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku;
2) Untuk memupuk dan menumbuhkembangkan rasa cinta
alam dan konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya;
3) Untuk peningkatkan kepedulian dan peranserta generasi
muda dalam upaya menjaga kualitas, keseimbangan
dan pelestarian alam.
3. Sasaran
a. Terbangunnya kesadaran, kepedulian dan partisipasi
generasi muda dalam upaya Konservasi Sumberdaya Alam
Hayati dan Ekosistemnya;
Pedoman Kemkon 2
b. Terlaksananya kegiatan Kemah Konservasi SDAH&E di
kawasan pelestarian alam sesuai pedoman yang berlaku.
4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman kemah konservasi meliputi pengelolaan
bumi perkemahan yang meliputi Fungsi, Prinsip, Klasifikasi,
Perencanaan serta Pengelolaan dan Penyelenggaraan Bumi
Perkemahan serta Pengelolaan pelaksanaan/kegiatan kemah
konservasi yang meliputi Perencanaan, Pengorganisasian,
Pelaksanaan, Evaluasi dan Pelaporan pelaksanaan kegiatan
kemah konservasi.
5. Landasan Hukum
Landasan Hukum Kemah Konservasi dan pengembangan wisata
alam, adalah sebagai berikut :
a. Undang-undang No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 tahun 1985
tentang Perlindungan Hutan;
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 tahun 1994
tentang Pengusahaan Pariwisata Alam Di Zona Pemanfaatan
Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Dan Taman Wisata
Alam;
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.68 tahun 1998
tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;
e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. P. 02 tahun
2007 Tentang Pedoman Harga Satuan Pokok Kegiatan Lingkup
Departemen Kehutanan;
Pedoman Kemkon 3
f. Peraturan Menteri Kehutanan No.19/Menhut-II/2004 tentang
Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam;
g. Keputusan Menteri Kehutanan No.446/Kpts-II/94 tentang Tata
Cara Permohonan, Pemberian dan Pencabutan Ijin
Pengusahaan Pariwisata Alam;
h. Keputusan Menteri Kehutanan No.447/Kpts-II/94 tentang
Pembinaan Dan Pengawasan Pengusahaan Pariwisata Alam;
i. Keputusan Menteri Kehutanan No.167/Kpts-II/94 tentang
Sarana dan Prasarana Pengusahaan Pariwisata Alam di
Kawasan Pelestarian Alam;
6. Batasan dan Pengertian
a. Kemah Konservasi adalah kegiatan pembelajaran konservasi
yang dilakukan di alam terbuka dengan alat bantu kemah
sebagai tempat tidur maupun belajar (berbagi pengalaman).
b. Pendidikan Konservasi SDAH&E adalah suatu cara atau
proses kegiatan dalam memberikan informasi dan
penyadaran masyarakat, khususnya dalam pedoman ini
ditujukan bagi anak-anak, remaja, pelajar dan
pemuda/generasi muda maupun para tokoh masyarakat
untuk meningkatkan pengetahuan dan peran serta
masyarakat di bidang Konservasi SDAH&E.
c. Wisata Alam adalah adalah kegiatan perjalanan atau
sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala
alam, keunikan dan keindahan alam di kawasan pelestarian
alam;
d. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang
pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk
menjamin kesinambungan persediannya dengan tetap
Pedoman Kemkon 4
memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman
dan nilainya.
e. Kawasan Pelestarian Alam adalah kawasan dengan ciri khas
tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai
fungsi perlindungan system penyangga kehidupan,
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa,
serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya.
f. Sumber Daya Alam Hayati adalah unsur-unsur hayati di alam
yang terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan
sumber alam hewani (satwa) yang bersama dengan unsur
non hayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk
ekosistem.
g. Berbagi pengalaman adalah menceritakan pengalaman
kepada peserta lain dan mendengarkan pengalaman dari
peserta lain disertai tanya jawab diantara peserta.
h. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta dengan mentor
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
i. Anak-anak adalah sekelompok masyarakat yang berumur
antara 5 sampai dengan 10 tahun.
j. Remaja adalah sekelompok masyarakat yang berumur 11
sampai dengan 16 tahun.
k. Generasi muda adalah adalah sekelompok masyarakat yang
berumur antara 17 – 30 tahun.
l. Masyarakat adalah komunitas manusia yang tinggal bersama-
sama, merupakan jaringan perhubungan antara berbagai
individu.
m. Mentor adalah pembimbing peserta kegiatan kemah
konservasi yang bertugas sebagai fasilitator, narasumber dan
motivator.
n. Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan.
Pedoman Kemkon 5
BAB II
PENGELOLAAN BUMI PERKEMAHAN
Bumi perkemahan merupakan areal yang dibutuhkan untuk
mendirikan tenda, bengkel kerja, sarana dan prasarana guna
melaksanakan kemah konservasi. Pembangunan bumi perkemahan
di kawasan pelestarian alam perlu memperhatikan unsur-unsur
berikut ini :
1. Fungsi dan Prinsip
a. Fungsi :
1) Fungsi Konservasi
Sebagai sarana dan wahana konservasi, bumi
perkemahan dapat memadukan kepentingan
pemanfaatan dan konservasi sehingga dapat
meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul;
2) Fungsi Pendidikan
Sebagai sarana dan wahana konservasi, bumi
perkemahan memberikan keleluasaan dalam
penyelenggaraan kemah konservasi yang tujuannya
Pedoman Kemkon 6
disatu sisi untuk menanamkan kesadaran akan
Konservasi SDAH&E dan disisi lain untuk
mengembangkan bakat, kecakapan dan keterampilan
serta memupuk persabatan diantara peserta kemah
konservasi;
3) Fungsi Pariwisata
Sebagai sarana dan wahana konservasi yang memberi
kesempatan kepada peserta untuk menikmati keindahan
alam, keunikan , fenomena serta gejala alam yang
menarik di kawasan pelestarian alam.
b. Prinsip
1) Tata letak (lay out) bumi perkemahan khususnya di
kawasan pelestarian alam tidak akan merubah alam dan
lingkungan;
2) Luasan bumi perkemahan dapat menampung kegiatan
kemah konservasi sesuai dengan klasifikasi bumi
perkemahan (tipe sederhana, sedang dan lengkap) yang
telah direncanakan sehingga memungkinkan pengawasan
secara efektif.
3) Pembangunan dan pemanfaatannya tidak menimbulkan
kerusakan atau penurunan potensi kawasan pelestarian
alam;
4) Mampu memberikan perlindungan dan keamanan baik
bagi kawasan pelestarian alam maupun bagi pemakai
areal bumi perkemahan;
5) Prasarana, sarana dan fasilitas akomodasi cukup
memadai sehingga dapat memberikan kepuasan bagi
pemakai areal bumi perkemahan;
6) Pengelolaan dan pemeliharaan areal bumi perkemahan
tidak membutuhkan biaya yang besar/tinggi
2. Klasifikasi Bumi Perkemahan
a. Bumi perkemahan dengan fasilitas sederhana.
1) Luas areal ± 2500 m2 sampai dengan 10.000 m2;
Pedoman Kemkon 7
2) Dikembangkan secara terbatas pada zona pemanfaatan;
3) Modifikasi secara minimal dilakukan guna memberikan
perlindungan yang lebih baik terhadap potensi
sumberdaya alam dan lingkungan, memudahkan
pengelolaan kegiatan kemah konservasi serta
kenyamanan pada pemakai areal bumi perkemahan.
4) Suasana alami tetap dipertahankan dan bersifat
dominan,sehingga dapat dirasakan suasana alami, liar,
penuh tantangan dan jauh dari kehidupan rutin.
Modifikasi atau suasana buatan dibatasi pada tingkat
skala 10 – 20 % dari suasana alam lingkungan yang ada.
5) Fasilitas yang disediakan terbatas pada areal
perkemahan sbb:
a) areal api unggun;
b) fasilitas sanitasi termasuk supply air;
c) listrik;
d) jalan setapak;
e) pos jaga;
f) MCK;
g) Tempat sampah;
h) gudang untuk tempat fasilitas pengelolaan.
Tata Letak Bumi Perkemahan tipe sederhana disajikan dalam
lampiran I
b. Bumi perkemahan dengan fasilitas sedang.
1) Mempunyai ukuran luas sedang antara 10.000 m2 sampai
dengan 20.000 m2;
2) Dikembangkan secara terbatas pada zona pemanfaatan;
3) Modifikasi secara minimal dilakukan guna memberikan
perlindungan yang lebih baik terhadap potensi sumberdaya
Pedoman Kemkon 8
alam dan lingkungan, serta kenyamanan pada pemakai areal
bumi perkemahan.
4) Suasana alami tetap dipertahankan, sehingga dapat
dirasakan sepenuhnya dan suasana buatan dibatasi pada
tingkat skala 30 % dari suasana alam lingkungan yang ada.
5) Fasilitas yang disediakan terbatas pada areal perkemahan
sbb:
a) areal api unggun;
b) plaza;
c) fasilitas sanitasi termasuk supply air;
d) dapur umum;
e) jalan setapak,
f) pondok jaga,
g) gudang untuk tempat fasilitas
pengelolaan.
Tata Letak Bumi Perkemahan tipe sedang disajikan dalam
lampiran II
c. Bumi perkemahan dengan fasilitas lengkap.
1) Mempunyai ukuran luas sedang antara 20.000 m2 sampai
dengan 30.000 m2;
2) Dikembangkan pada zona pemanfaatan;
3) Modifikasi secara minimal dilakukan guna memberikan
perlindungan yang lebih baik terhadap potensi sumberdaya
alam dan lingkungan, serta kenyamanan pada pemakai areal
bumi perkemahan.
4) Suasana alami tetap dipertahankan, sehingga dapat
dirasakan sepenuhnya dan suasana buatan dibatasi pada
tingkat skala 40 % dari suasana alam lingkungan yang ada.
5) Fasilitas yang disediakan terbatas pada areal perkemahan
sbb:
a) areal api unggun;
b) plaza;
Pedoman Kemkon 9
c) fasilitas sanitasi termasuk supply air;
d) listrik;
e) dapur umum;
f) jalan trail,
g) jalan mobil;
h) areal parkir;
i) pusat informasi;
j) pondok jaga,
k) gudang untuk tempat fasilitas pengelolaan.
l) Pusat P3K;
m) taman;
n) pintu gerbang.
6) Bumi Perkemahan tipe lengkap dikelola pada tingkat
manajemen intensive
Tata Letak Bumi Perkemahan tipe lengkap disajikan dalam
lampiran III
Matriks Persyaratan fasilitas bagi masing-masing tipe Bumi
Perkemahan disajikan pada lampiran IV;
3. Perencanaan Pembangunan Bumi Perkemahan
a. Kualifikasi Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan dalam
Pembangunan Bumi Perkemahan adalah sbb :
1) Arsitek landscape yang bertanggung jawab dalam disain
dan layout;
2) Ahli dibidang tehnik yang bertanggung jawab dalam
perencanaan dan pembangunan fasilitas dan akomodasi;
3) Ahli dibidang sosial yang bertanggung jawab untuk
memadukan kepentingan dan keinginan pengunjung dalam
kemah konservasi;
Pedoman Kemkon 10
4) Ahli ekologi, kehutanan dan biologi yang bertanggung
jawab dalam aspek pengelolaan bumi perkemahan dan
upaya konservasi SDAH&E.
d. Rencana Pengelolaan Bumi Perkemahan
Rencana Pengelolaan Bumi Perkemahan yang disusun harus
diselaraskan dengan Rencana Pengelolaan Kawasan;
e. Orientasi pembangunan
Pembangunan berorientasi pada hubungan antara potensi
sumber daya alam dan lingkungan dengan potensi pengunjung.
Orientasi yang dimaksud adalah bahwa pembangunan bumi
perkemahan :
1) tidak merubah keaslian alam, disain landscape maupun
bangunan fasilitas dan akomodasi menyerasikan dan
menyelaraskan dengan lingkungan alam;
2) memperhatikan budaya tradisional setempat, untuk itu
perlu pula dipelajari penyelarasan budaya dengan
lingkungan khususnya dari segi arsitektur, sehingga
konsep tersebut dapat menjadi panduan dalam
pembangunan bumi perkemahan;
3) menggunakan bahan/materi yang selaras dengan alam
lingkungan serta seminimal mungkin mengeksploitasi
bahan dari lingkungan dan tidak merusak;
4) mempunyai struktur dan bentuk disain/bangunan yang
dapat dikembangkan dalam berbagai variasi, sehingga
mudah diadakan penyesuaian sesuai dengan kebutuhan;
5) para perancang bangunan harus memiliki wawasan
dibidang pemeliharaan bangunan dan lingkungan,
sehingga biaya pemeliharaan tidak menjadi beban
anggaran yang berat dikemudian hari;
Pedoman Kemkon 11
6) mengutamakan keselamatan dan keamanan baik terhadap
manusia, satwa, tumbuhan dan ekosistemnya serta
lingkungan alamnya;
Beberapa faktor dan dasar pertimbangan dalam pengelolaan
bumi perkemahan :
1. Karakteristik biofisik
Melalui karakteristik biofisik ini, dapat diketahui faktor-
faktor pembatas dan penunjang, potensi site yang dapat
dikembangkan serta kelayakan site, bagi peruntukan areal
bumi perkemahan;
2. Karakteristik pengunjung
Melalui karakteristik pengunjung dapat diketahui latar
belakang, jenis, sikap, perilaku dari pengunjung yang dapat
dipadukan dengan pengertian akan permintaan dan pilihan
fasilitas dan akomodasi pelayanan serta pengaturan dan
pengelolaan pengunjung.
3. Daya dukung site
Dengan dipertimbangkannya daya dukung site dalam
pengelolaan bumi perkemahan dapat diketahui perkiraan
jumlah pengunjung yang dapat ditampung persatuan luas
areal bumi perkemahan. Daya dukung ini ditentukan oleh
potensi karakteristik biofisik, intensitas pengelolaan,
pasilitas dan akomodasi yang tersedia, serta sikap pilihan
pengunjung.
4. Obyek Wisata alam
Guna memadukan program kegiatan kemah konservasi,
obyek wisata alam yang terdapat di dalam kawasan baik
yang berupa keunikan, gejala alam serta keindahan alam,
perlu dijadikan dasar pertimbangan dalam pengelolaan
bumi perkemahan;
Pedoman Kemkon 12
5. Fasilitas dan akomodasi pelayanan
Fasilitas dan akomodasi pelayanan yang dibutuhkan dalam
menyelenggarakan kegiatan kemah konservasi ini,
dijadikan salah satu dasar pertimbangan, khususnya
dalam menunjang kemudahan, kepuasan dan
kenyamanan terhadap pengunjung serta kemudahan
dalam pelaksanaan program kemah konservasi.
Faktor-faktor dan unsur-unsur yang memerlukan kajian dan
penilaian dalam proses penyusunan rencana bumi perkemahan di
kawasan pelestarian alam disajikan dalam suatu proses disain pada
lampiran V
f. Pemilihan Lokasi Site
Beberapa pertimbangan untuk pemilihan lokasi site yang
direncanakan untuk dikembangkan adalah sebagai berikut :
a. Lokasi terlindung
dari keramaian, mudah dicapai, tidak terlalu jauh dari pintu
gerbang, memungkinkan pembangunan jala/jalan trail yang
diperkeras;
b. Merupakan tanah tinggi dengan topografi relative datar
(kemiringan ±7%), bukan pada daerah lembah atau puncak
bukit;
c. Tersedia air yang bersih dan dapat diminum serta
mempunyai kuantitas yang siap untuk dikembangkan bagi
kebutuhan bumi perkemahan;
d. Tanah mempunyai aerasi yang baik, tidak liat dan becek
dimusim hujan atau berlumpur/berawa;
e. Penutupan vegetasi yang memungkinkan dijadikan sebagai
tempat bernaung dan memberikan kenyamanan peserta.
f. Hindari lokasi yang berbahaya bagi peserta kemah seperti di
tepi jurang, ngarai sungai, daerah rawa, homerange satwa
liar;
Pedoman Kemkon 13
Tahapan Proses Perencanaan Pembangunan Bumi Perkemahan
disajikan pada lampiran VI.
4. Pengelolaan dan Penyelenggaraan bumi Perkemahan
Pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan perkemahan di
kawasan pelestarian alam secara umum akan mencakup
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Pengelolaan areal bumi perkemahan
Merupakan kegiatan pengelolaan yang berkaitan dengan
upaya pemeliharaan kebersihan lingkungan, pemeliharaan,
rehabilitasi dan pengembangan gedung dan bangunan bumi
perkemahan agar tetap berfungsi dan berguna pada saat
dipergunakan;
b. Pengelolaan penyelenggaraan kegiatan kemah konservasi
Merupakan kegiatan pengelolaan yang berkaitan dengan
upaya untuk mengatur dan mengkoordinasi kegiatan peserta
perkemahan agar lebih terarah mencapai tujuan dan sasaran
sesuai dengan fungsi dan kegunaan bumi perkemahan
kawasan pelestarian alam.
Pengelolaan penyelenggaraan kegiatan perkemahan di kawasan
pelestarian alam dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Pengelompokan kegiatan yang berkaitan dengan
pengaturan peserta kemah konservasi seperti pengaturan
pemesanan tempat, registrasi peserta, pengaturan
penempatan peserta, menjaga keamanan dan menjaga
keselamatan peserta, pengawasan dan pengendalian atas
pelaksanaan peraturan dan tata tertib yang harus ditaati oleh
peserta kemah konservasi dan lain sebagainya. Dengan
demikian :
1) jumlah peserta kemah konservasi dapat diawasi dan
dikendalikan sesuai dengan daya dukung yang tersedia.
Pedoman Kemkon 14
2) fasilitas dan akomodasi dapat dimanfaatkan secara
optimal tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap
kelestarian potensi ekosistem kawasan pelestarian alam.
b. Pengelompokan kegiatan yang berkaitan dengan program
acara kemah konservasi seperti pengaturan acara yang
menyangkut tata waktu dan tata kegiatan selama
penyelenggaraan kegiatan kemah konservasi. Dengan
pertimbangan bahwa kegiatan kemah konservasi merupakan
media guna meningkatkan disiplin, pengetahuan, pengalaman
dan keterampilan dalam pembelajaran tentang konservasi
SDAH&E.
Guna memberikan ketrampilan kepada peserta kemah
konservasi, peserta perlu dibekali dengan beberapa hal
seperti :
1) cara menanam dan memelihara tanaman/pohon;
2) cara memadamkan api dll.
Program Acara perlu dikoordinasikan :
a. Program acara yang telah disusun perlu
dikoordinasikan dengan pengelola bumi perkemahan
secara terencana berdasarkan situasi dan kondisi bumi
perkemahan dan peserta kemah konservasi.
b. Program acara mencakup program
interpretasi kawasan pelestarian alam karena kegiatan
tersebut merupakan kesempatan untuk memberikan
pengetahuan konservasi SDAH&E, dalam pengelolaan
kawasan pelestariaan alam. Untuk itu, perlu ditunjang
dengan fasilitas dan areal interpretasi pada lokasi bumi
perkemahan di kawasan pelestarian alam.
5. Organisasi dan SDM Pengelolaan
Guna menampung/memberikan wadah terhadap kegiatan
pengelolaan dan penyelenggaraan bumi perkemahan di kawasan
pelestarian alam, diperlukan Organisasi dan Sumber Daya
Pedoman Kemkon 15
Manusia (SDM) Pengelola Bumi Perkemahan. Organisasi
Pengelolaan yang dimaksud merupakan bagian terpadu dari
organisasi Unit Pelaksanan Teknis di daerah yang memangku
kawasan pelestarian alam, ini mencakup bagian yang
menangani pengelolaan areal perkemahan dan bagian yang
menangani pengelolaan penyelenggaraan kegiatan perkemahan.
Ruang lingkup tugas SDM Pengelola Bumi Perkemahan meliputi
tugas pemeliharaan kebersihan lingkungan, serta pemeliharaan,
rehabilitasi dan pembangunan fasilitas dan akomodasi gedung
dan bangunan bumi perkemahan;
Dalam organisasi pengelolaan bumi perkemahan dan
penyelenggaraan tidak ada pembatasan atau standar tentang
jumlah SDM pengelola dan penyelenggarabumi perkemahan,
tetapi setiap bumi perkemahan dengan klasifikasi lengkap
diperlukan SDM minimal 10 orang.
Struktur organisasi Pengelolaan dan Penyelenggaraan bumi
perkemahan disajikan dalam lampiran VII.
Pedoman Kemkon 16
BAB III
PENGELOLAAN KEGIATAN KEMAH KONSERVASI
Kemah konservasi merupakan salah satu kegiatan pendidikan
konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya yang pada
pelaksanaannya melibatkan banyak orang. Untuk itu, kemah
konservasi perlu dikelola dengan baik agar tujuannya dapat tercapai
sesuai dengan rencana dan mendapatkan hasil yang optimal, yaitu
terselenggaranya pembelajaran tentang Konservasi SDAH&E
kepada para pelajar, generasi muda dan masyarakat pada umumya.
Dengan demikian tujuan akhir kemah konservasi untuk
menyadarkan masyarakat dan menurunkan tingkat gangguan
terhadap kawasan konservasi tercapai. Disisi lain terwujudnya
pelestarian kekayaan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Pengelolaan kegiatan/pelaksanaan kemah konservasi meliputi hal-
hal sebagai berikut :
1. Perencanaan dalam Pengelolaan kegiatan
Perencanaan pengelolaan kegiatan kemah konservasi meliputi
menentukan lokasi kegiatan, komponen kebutuhan dana , SDM
pelaksana, materi yang akan diberikan kepada peserta kemah
konservasi, prasarana, sarana dan perlengkapan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan kemah konservasi.
Pedoman Kemkon 17
a. Lokasi Kegiatan
Pemilihan lokasi untuk peserta kemah konservasi disesuaikan
dengan tujuan yang dipilih peserta yaitu :
1) Untuk kegiatan berkemah di hutan dengan tujuan
pendidikan/ pembelajaran di alam, dipilih lokasi di bumi
perkemahan di dalam kawasan dengan obyek-obyek satwa
dan tumbuhan yang akan dipelajari yang antara lain
diselenggarakan melalui permainan yang telah disiapkan.
2) Untuk kegiatan berkemah di hutan dengan tujuan
mengadakan semi penelitian/riset, dipilih lokasi di bumi
perkemahan di dalam kawasan dengan obyek-obyek satwa
dan tumbuhan yang akan diteliti yang antara lain
diselenggarakan melalui permainan yang telah disiapkan.
b. SDM Pengelola/Pelaksana Kegiatan
Sumber Daya Manusia sebagai pelaksana kemah konservasi
terdiri dari :
1) Panitia Pelaksana
Panitia pelaksana ini bekerja secara tim untuk
mengorganisasi kegiatan mulai dari menyusun
perencanaan, mengorganisasi, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan kegiatan
kemah konservasi.
2) Mentor/Pembimbing
Mentor/pembimbing berperan untuk membimbing dan
memandu peserta selama kegiatan kemah konservasi
berlangsung.
Peranan pembimbing/mentor sangat menentukan, apakah
kegiatan yang dipandu menarik, tidak membosankan,
menimbulkan kesan yang mendalam dan pada saat
diskusi, membuat diskusi menjadi hidup.
Persyaratan Mentor/Pembimbing adalah sebagai berikut :
Pedoman Kemkon 18
a) Memiliki pengetahuan dan menguasai materi kemah
konservasi;
b) Bersikap dan bertutur kata sopan;
c) Cara menyampaikan pesan tidak menggurui, sifatnya
berbagi dan tukar pengalaman;
d) Menghargai pendapat, minat dan keingintahuan peserta;
e) Memberi kesempatan peserta untuk menikmati alam,
mengamati dan merasakan sendiri petualangan di alam
terbuka;
f) Kreatif dalam menciptakan aktifitas untuk seluruh anggota
kelompok termasuk membantu peserta untuk aktif baik
dalam kegiatan dan diskusi;
g) Bersikap netral, tidak memihak salah satu anggota
kelompok.
c. Materi
Materi pembelajaran konservasi SDAH&E diberikan kepada
peserta kemah konservasi untuk memotivasi peserta agar
lebih memahami tentang Konservasi SDAH&E, aktif berdiskusi
dan berbagi pengalaman. Sehingga pada akhir pembelajaran
materi yang disajikan dapat menyentuh hati, menggugah
kesadaran dan kepedulian terhadap upaya Konservasi
SDAH&E.
1) Jenis Materi :
Jenis materi Kemah Konservasi digolongkan menjadi 4
yaitu Pengenalan Kekayaan alam (hayati dan non hayati),
Pengenalan ekologi, Manajemen Kawasan Konservasi dan
Penunjang (perkenalan, pengakraban dan penyegaran)
yaitu sebagai berikut :
a) Pengenalan kekayaan alam;
Pedoman Kemkon 19
Materi : Konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya, flora, fauna dan ekosistemnya.
Tujuan:
Peserta dapat merasakan perubahan suasana
sekaligus mengamati segala sesuatu yang unik di
kawasan hutan;
Peserta mendapatkan pengalaman dari
pengamatannya sendiri maupun dari peserta lain.
Peserta belajar menganalisa dan merenungkan
tentang berbagai perilaku satwa dan tumbuhan
yang mereka jumpai misalnya mengapa ada
jamur/serangga bersinar pada malam hari, bola
mata kucing hutan bulat pada waktu malam hari
dan menyempit pada siang hari.
Peserta belajar mengenali dan menganalisa
manfaat tumbuhan obat-obatan, tumbuhan hias,
jamur dll;
mengetahui dan mengenali tumbuhan (jamur dll)
yang ada di hutan yang dapat dimakan dan tidak
mengandung racun.
Metoda :
Melalui beragam permainan peserta dibawa masuk ke
hutan, mengamati tumbuhan dan satwa yang dijumpai
dengan membiarkan indera penglihatan, pendengaran,
penciuman dan peraba bekerja; memperkenalkan dan
menjelaskan keunikan tumbuhan dan satwa yang
dijumpai serta diakhiri dengan berbagi pengalaman dan
berdiskusi hasil pengamatan;
b) Pengenalan Ekologi
Pedoman Kemkon 20
Materi yang tercakup antara lain fungsi lindung, jaringan
makanan, proses siklus hara ekosistem keanekaragaman
hayati, lingkungan, sampah, banjir dan kekeringan.
Tujuan :
Agar peserta mendapatkan gambaran tentang :
fungsi lindung dari hutan ;
Interaksi yang terjadi dalam suatu ekosistem ;
Ekosistem (proses siklus hara) keanekaragaman hayati
di lantai hutan;
Ekosistem (proses siklus hara) keanekaragaman hayati
di kehidupan sungai;
Masalah sampah dan penanggulangannya;
Penyebab dan penanggulangan banjir dan kekeringan;
Metoda :
1) Pembelajaran dilakukan melalui permainan dan berbagi
pengalaman :
Gambaran tentang fungsi lindung kawasan
Gambaran tentang interaksi jaringan makanan
2) Pembelajaran dilakukan melalui pengamatan langsung :
Ekosistem (siklus hara) keanekaragaman hayati di
daratan/ perairan;
Lingkungan hidup di hutan, kebun, pemukiman;
Peserta diminta menceritakan perbedaan suhu di
tenda atau kendaraan tertutup dengan suhu di alam
terbuka.
Masalah sampah, penyebab,akibat yang ditimbulkan
dan penanggulangannya.
Melalui pemutaran slide peserta diberikan informasi
tentang penyebab kekeringan, banjir dan bagaimana
penang-gulangannya.
c) Pengenalan Kawasan Konservasi
Materi :
Pedoman Kemkon 21
Materi yang diberikan kepada peserta kemah konservasi
dalam rangka pengenalan kawasan konservasi meliputi
informasi tentang :
Perlindungan sistem penyangga kehidupan berikut
contohnya;
Pengawetan keanekaragaman jenis Tumbuhan dan
satwa beserta ekosistemnya berikut contohnya;
Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar berikut
contohnya;
Isu lingkungan;
Keberadaan masyarakat di sekitar dan didalam
konservasi termasuk upaya pemberdayaan masyarakat;
Upaya Konservasi SDAH&E dilingkup bina cinta alam
contohnya pembentukan dan pembinaan Kader
Konservasi, program pendidikan konservasi SDAH&E,
mitra bina cinta alam dll.
Tujuan : agar peserta mendapatkan gambaran tentang :
Prinsip Konservasi SDAH&E;
Upaya konservasi SDAH&E khususnya dibidang bina
cinta alam;
Fungsi dan manfaat kawasan konservasi;
Kondisi sosial ekonomi masyarakat disekitar hutan dan
dalam kawasan hutan dan kebijakan/upaya
pemberdayaan masyarakat
Metoda :
Memberikan informasi tentang kawasan konservasi dan
manfaatnya, tekanan dan gangguan serta
penanggulangannya.
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang
masalah lingkungan dan penanggulangannya;
Pedoman Kemkon 22
Memberikan informasi cara penanggulangan kebakaran
hutan dan pelatihan penanganan bencana alam di
kawasan hutan;
2) Bentuk Materi
Materi yang akan diberikan kepada peserta kemah konservasi
di-sesuaikan dengan kegiatan yang dipilih para peserta
kemah konservasi sbb:
a) Untuk peserta yang memilih berwisata di alam dan
tujuannya untuk mengenal dan menikmati keindahan
alam di kawasan konservasi, diperlukan brosur/leaflet
yang berisi informasi tentang kawasan pelestarian alam
yang dikunjungi;
b) Untuk peserta yang memilih bermalam dalam tenda di
hutan dan tujuannya untuk pendidikan/ pembelajaran di
alam. Materi disiapkan dalam bentuk :
brosur/leaflet;
buku panduan berkemah di alam,
buku panduan pengamatan satwa/tumbuhan;
buku informasi pengenalan kekayaan alam (hayati dan
non hayati), ekologi dan kawasan konservasi.
c) Untuk peserta yang memilih bermalam dalam tenda di
hutan dengan tujuan mengadakan semi penelitian/riset.
Materi yang disiapkan dalam bentuk :
brosur/leaflet;
buku panduan berkemah di alam,
informasi tentang pengenalan kekayaan alam (hayati
dan non hayati), ekologi dan kawasan konservasi.
panduan pengamatan satwa/tumbuhan;
panduan identifikasi tumbuhan bermanfaat misalnya
tumbuhan obat, jamur yang tidak beracun dll
d. Prasarana dan Sarana/fasilitas
Pedoman Kemkon 23
Prasarana dan sarana/fasilitas serta perlengkapan yang
dibutuhkan untuk kemah konservasi :
1) Prasarana
a) Areal bumi perkemahan
b) Plaza (theatre terbuka/gazebo) seluas 300 m2;
c) MCK;
d) Bengkel Kerja;
e) Jalan trail;
f) Instalasi air bersih;
g) Instalasi pembuangan limbah;
h) Instalasi listrik;
i) Tempat sampah;
2) Sarana/fasilitas :
a) tenda, sleeping bag, senter,
b) peralatan pengamatan (kompas, barometer, pedometer,
peta
c) peralatan komunikasi;
d) pengendalian kebakaran;
e) alat peraga/ alat bantu;
f) slide proyektor;
g) spanduk;
h) APK/ATK (tinta, kertas,alat tulis dll);
i) dokumentasi;
j) P3K;
k) Transportasi;
l) Perlengkapan memasak dan makan/minum;
m) Dll.
e. Pengorganisasian Kegiatan.
Pihak Pengelola kegiatan Kemah Konservasi (Kemkon)/Panitia
mengorganisasi pelaksanaan kegiatan kemah konservasi sebagai
berikut :
1) Informasi dan Promosi kegiatan
Pedoman Kemkon 24
Dalam rangka menarik minat para pelajar, generasi muda dan
masyarakat pada umumnya, pihak pelaksana kegiatan/Panitia
melakukan koordinasi dengan para pihak guna
menginformasikan program acara kemah konservasi serta
menyebarluaskan /menempatkan beberapa leaflet/brosur di
beberapa tempat seperti di Sekolah-sekolah,
Kampus/Perguruan Tinggi, Bandara udara, terminal bus,
stasiun Kereta Api, Biro Perjalanan dll.
2) Penyusunan program dan acara/jadwal
Dalam rangka penyusunan program dan acara/jadwal perlu
dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait termasuk
konfirmasi tentang jumlah peserta, tata waktu yang telah
disepakati, dan penyelesaian administrasi yang terkait dengan
kegiatan kemkon.
3) Perijinan dalam rangka kegiatan
Untuk kegiatan kemah konservasi dengan menginap untuk
beberapa hari di bumi perkemahan dengan tujuan pendidikan
atau semi penelitian pihak Panitia perlu melapor dan
meminta persetujuan/ rekomendasi ke pihak Kekepolisian, ini
dilakukan guna menjaga ketertiban dan keamanan peserta
selama pelaksanaan kegiatan;
Koordinasi dengan pihak pengelola bumi perkemahan guna
memastikan lokasi, sarana dan prasarana,
peralatan/perlengkapan berkemah, keamanan peserta dll.
4) Memastikan kesiapan materi, obyek kegiatan, sarana
pengamanan;
5) Menginformasikan Panduan Berkemah di alam :
berkemah tanpa merusak lingkungan;
perlengkapan pribadi yang harus dibawa masing-masing
(ransel, pakaian, kaos kaki, penutup kepala, jas hujan,
obat-obatan, sandal, senter, tustel, alat tulis, perlengkapan
mandi);
Pedoman Kemkon 25
cara-cara menyelamatkan diri pada waktu terjadi bencana
dll.
f. Pelaksanaan.
Guna memperlancar pelaksanaan kegiatan kemah konservasi
Panitia perlu menentukan beberapa hal sebagai berikut :
1) Waktu
a) Kegiatan kemah konservasi yang memerlukan peserta
harus menginap di bumi perkemahan, harus
dipertimbangkan agar memudahkan pengelolaan
kegiatan misalnya dilakukan pada waktu liburan sekolah
atau dalam rangka memperingati hari-hari besar yang
berkaitan dengan konservasi SDAH&E antara lain Hari
Cinta Puspa dan Satwa Nasional serta Hari Konservasi
Alam Nasional. Lama waktu berkemah antara 2 s/d 3
hari.
b) Kegiatan Wisata Alam/outbond
Kegiatan ini tidak memelukan peserta harus menginap di
bumi perkemahan maka bisa dilaksanakan pada hari-hari
biasa, hari kerja atau hari libur dengan lama waktu
pelaksanaan hanya 1 hari;
2) Metoda Pembelajaran :
a) Pemberian pengetahuan (afektif) dan menggugah
kesadaran (kognitif);
b) Penyajian materi pembelajaran dalam bentuk rekreatif
edukatif dialam terbuka dengan cara :
Perkenalan antar peserta;
Menciptakan situasi akrab antar peserta;
Membangkitan semangat;
Membantu peserta untuk konsentrasi;
Berbagi pengalaman sesama peserta dan mentor;
g. Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Kemah Konservasi
Pedoman Kemkon 26
Evaluasi terhadap pelaksanaan kemah konservasi dilakukan oleh
Panitia selaku Penanggung jawab kegiatan guna :
1) mengetahui keberhasilan penyampaian materi dan permainan
sebagai pendukung;
2) merencanakan tindak lanjut kegiatan kemah konservasi yaitu
bhakti lingkungan :
Gerakan bersih kawasan konservasi, bersih perairan
(sungai, laut, danau), bersih gunung dan bersih lingkungan;
Gerakan penanaman/penghijauan di lingkungan Sekolah,
Rumah dll
2) Pelaporan
a) Setelah selesai kegiatan kemah konservasi, Panitia/Pengelola
kegiatan, membuat laporan tentang pelaksanaan kemah
konservasi dengan dilampiri jumlah, asal peserta, hasil angket
tanggapan pengunjung terhadap pelaksanaan Kemah
Konservasi;
b) Laporan Pelaksanaan Kemah Konservasi disampaikan kepada
Pengelola Kawasan Pelestarian Alam
(BBKDSA/BBTN/BKSDA/BTN) selaku penanggung jawab
kegiatan kemah konservasi.
Pedoman Kemkon 27
BAB IV
PANDUAN BERKEMAH
Panduan berkemah diperlukan bagi peserta kegiatan kemah
konservasi agar selama mengikuti program kemah konservasi,
peserta kemah konservasi dapat melaksanakan kegiatan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak Pengelola.
Beberapa ketentuan dimaksud yang dapat mencerminkan tata
tertib, etika dan saran praktis dalam berkemah adalah sebagai
berikut sebagai berikut :
Peserta dilarang :
1. Melakukan tindakan yang sifatnya merusak seperti menggali
tanah, menoreh batang pohon, mecoret-coret pohon, prasarana/
sarana/perlengkapan berkemah (papan informasi, shelter, batu-
batuan dll), merubah rambu-rambu/papan petunjuk/papan
informasi yang ada dalam kawasan;
2. Menyalakan api untuk kepentingan lain selain untuk memasak
dan membuat api unggun seijin petugas;
3. Membuang sampah sembarangan;
4. Menimbulkan suara gaduh seperti membunyikan alat elektronika
(radio, tape recorder), alat musik (gitar, harmonica dll), berbicara
Pedoman Kemkon 28
dengan volume keras (berteriak). Hal ini dilarang dilakukan
supaya suasana keheningan alam di hutan tetap terjaga;
5. Membawa satwa/tumbuhan keluar kawasan konservasi.
6. Merokok karena percikan api dikhawatirkan dapat membakar
hutan.
Berjalan di hutan tidak seperti berjalan di tempat-tempat umum
diatas jalan trotoar yang bebas hambatan. Lebih sering harus
melalui jalan setapak, memanjat tebing, menurun dan meniti jalan
atau menyusuri jalan yang berliku-liku. Berjalan dalam kondisi
tersebut ditambah beban (ransel) dipunggung tidaklah mudah.
Guna memudahkan perjalanan :
1. pada waktu berjalan :
a. Berjalan dengan langkah-langkah kecil, tidak memaksakan
langkah terlalu lebar, ini akan menghasilkan nafas yang
teratur dan dengan cara ini peserta dapat menghemat
tenaga;
b. perhatikan medan yang dihadapi, ikuti lintasan jalan yang
sudah ada dengan saksama.
c. hafalkan ciri-ciri khas pada setiap lintasan, ini berguna jika
anda kehilangan arah dalam perjalanan;
d. berjalan dengan zig-zag pada medan yang curam, ini
membantu dalam mengatur nafas dan irama langkah kaki;
2. pada waktu beristirahat :
duduk dengan kaki melonjor lurus sedikit diatas badan untuk
mengembalikan darah agar normal, karena pada waktu
berjalan seluruh darah telah turun dan terpusat dikaki;
usahakan tidak beristirahat ditempat yang berangin, karena
udara dingin dapat mengerutkan otot yang sedang istirahat;
boleh meneguk sedikit minuman (bukan minuman keras)
dan makan makanan ringan;
Pedoman Kemkon 29
Tidak boleh istirahat terlalu lama (10 menit cukup), karena
otot-otot yang sudah panas dan kencang akan mengendur
dan membutuhkan pemanasan lagi.
Perlengkapan pribadi :
Perlengkapan pribadi untuk mengikuti kegiatan kemah konservasi
diperlukan guna kelancaran berkemah sbb :
1. Ransel, jacket/baju hangat/jas hujan, topi, sepatu lapangan, kaos
kaki;
2. Perlengkapan mandi (handuk, sabun, sikat gigi);
3. Obat-obatan pribadi;
4. Kamera dan buku catatan dll.
BAB V
KERJASAMA KEMITRAAN
Dalam melaksanakan Kegiatan pendidikan konservasi dan
pengembangan wisata alam melalui kegiatan kemah konservasi
diperlukan peranserta secara aktif baik dari Pengelola Bumi
Perkemahan, pengelola kegiatan kemah konservasi dan dukungan
dari pihak-pihak (stakeholder) terkait lainnya guna pencapaian
tujuan dan sasaran yang telah.
Dalam penyelenggaraan kegiatan kemah konservasi dan
pengembangan wisata alam dilakukan dengan melibatkan pihak-
pihak yang terkait langsung/berkepentingan. Peranan dari masing-
masing pihak dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengelola Kawasan (Balai Taman Nasional /Balai KSDA)
a. Melakukan koordinasi dengan lembaga formal/non formal
(Bidang Pendidikan) dalam rangka Visit to School dengan
Pedoman Kemkon 30
program informasi dan promosi kemah konservasi dan wisata
alam/outbond;
b. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait
(Pemda/Dishut/Diknas/Dinas Pariswisata /Perguruan
Tinggi/LSM/ Pemegang IPPA) dalam rangka :
Pelibatan dalam penyusunan materi serta penyiapan
Mentor dan Intrepreuter/Pemandu Wisata Alam dari
instansi terkait melalui pelatihan atau penyegaran;
Menjalin kemitraan/berkolaborasi dengan mitra terkait
dalam rangka fasilitasi materi pembelajaran/permainan,
prasarana, sarana serta alat peraga/alat bantu;
dukungan prasarana, sarana dan fasilitas yang dibutuhkan;
2. Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah setempat diharapkan mempunyai peran
dalam pelaksanaan kegiatan kemah konservasi dalam hal :
a. dukungan prasarana dan akses jalan menuju lokasi;
b. dukungan program, kegiatan dan pendanaan.
3. Sekolah/Perguruan Tinggi.
Sekolah/Perguruan Tinggi setempat diharapkan mempunyai
peran dalam pelaksanaan kegiatan kemah konservasi dalam hal :
a. penyiapan program kemah konservasi;
b. penyiapan materi Kemah konservasi;
c. penyiapan materi pelatihan Mentor/Pembimbing;
d. pelatihan Mentor/Pembimbing Kemah Konservasi.
4. Organisasi Pramuka
Organisasi Pramuka diharapkan berperan dalam hal :
Program, materi dan kegiatan;
Selaku Mentor/Pembimbing atau peserta kemah konservasi ;
Pedoman Kemkon 31
Dukungan sarana bumi perkemahan, tenda, perlengkapan dan
peralatan berkemah (Untuk UPT yang belum mempunyai
sarana bumi perkemahan).
5. Mitra Bina Cinta Alam (Kader Konservasi, Kelompok Pecinta Alam,
KSM/LSM dan Kelompok Profesi)
Peran yang diharapkan dari para Mitra Bina Cinta Alam :
a. Sebagai Mentor/Pembimbing atau sebagai Peserta;
b. Mitra dalam penyelenggaraan pelaksanaan kemah konservasi.
6. Pemegang IPPA
Peran yang diharapkan dari para pemegang IPPA :
a. Koordinasi program, kegiatan dan pendanaan;
b. Memfasilitasi prasarana dan sarana (Bumi Perkemahan,
Wisma Tamu, Sarana Air Bersih, Tenda dll);
c. Peluang usaha untuk wisata alam/outbond.
5. Koperasi Kehutanan
Peran yang diharapkan dalam hal :
a. Peluang usaha paket wisata melalui kegiatan kemah
konservasi dan wisata alam/outbond;
b. Peluang usaha pembuatan dan penjualan Cinderamata
(tas/ransel, kaos, topi berlogo taman nasional, satwa,
tumbuhan endemik dll);
c. Peluang usaha makanan dan minuman.
6. LSM/NGO
Peran yang diharapkan dalam hal :
a. Koordinasi program, kegiatan dan pendanaan;
b. Memfasilitasi pendidikan bina cinta alam dan interpretasi :
1) Menyusun program interpretasi;
2) Pengembangan media, sarana dan prasarana interpretasi;
c. Memfasilitasi pengembangan SDM dalam rangka pengelolaan
kemah konservasi :
1) Pendidikan/pelatihan Mentor dan petugas pengamanan;
2) Pelatihan ketrampilan terhadap masyarakat pembuatan
cinderamata, makanan dan minuman khas daerah;
Pedoman Kemkon 32
d. Program dan kegiatan lanjutan pasca kegiatan kemah
konservasi (kegiatan penanaman dll)
7. Dinas Pariwisata
Peran yang diharapkan dalam hal :
a. Koordinasi program, kegiatan dan pendanaan.
b. Memfasilitasi pendidikan bina cinta alam dan interpretasi :
1) Menyusun program interpretasi;
2) Pengembangan media, sarana dan prasarana interpretasi;
c. Memasukan program kemah konservasi dalam agenda
pariwisata nasional/domestik melalui promosi dalam negeri.
8. Dinas Pendidikan Propinsi
Peran yang diharapkan dalam hal :
a. Koordinasi program, kegiatan dan pendanaan.
b. Memberikan peluang kegiatan kemah konservasi masuk
dalam muatan pembelajaran konservasi SDAH&E melalui
kegiatan ekstrakurikuler;
9. Masyarakat Setempat / Sekitar Kawasan
Peranserta masyarakat dalam kemah konservasi dan wisata
alam/out bound :
a. Peluang usaha untuk pembuatan dan penjualan Cinderamata
(tas/ransel, kaos, topi berlogo taman nasional, satwa,
tumbuhan endemik dll);
b. Peluang usaha untuk pembuatan dan penjualan makanan
dan minuman;
c. Tenaga pelayanan lepas dalam pengelolaan kemah
konservasi.
Pedoman Kemkon 33
BAB VI
PENUTUP
Kemah konservasi merupakan sarana pendidikan konservasi
dan pengembangan wisata alam yang diselenggarakan dalam
rangka penyebarluasan informasi tentang konservasi sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya. Adapun tujuannya adalah untuk
menumbuhkembangkan serta meningkatkan peranserta
masyarakat dari berbagai kalangan mulai dari usia anak-anak,
remaja, generasi muda serta masyarakat pada umumnya dalam
upaya Konservasi SDAH&E.
Keberhasilan kemah konservasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain adalah adanya Pedoman Kemah Konservasi yang
dapat digunakan sebagai acuan bagi oleh pengelola bumi
Pedoman Kemkon 34
perkemahan maupun pelaksana kegiatan kemah konservasi.
Dengan adanya Pedoman yang berlandaskan pada aturan yang
berlaku diharapkan pengelolaan kemah konservasi dapat
dilaksanakan secara professional sehingga tercapailah sasaran yang
telah ditetapkan yaitu :
terbangunnya kesadaran, kepedulian dan partisipasi generasi
muda dalam upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya;
terlaksananya kegiatan Kemah Konservasi SDAH&E di kawasan
pelestarian alam sesuai pedoman yang berlaku.
Kegiatan kemah konservasi dalam rangka melestarikan
kawasan konservasi diharapkan dapat menekan gangguan kawasan
seminimal mungkin dan pada akhirnya melalui kemah konservasi
diharapkan masyarakat akan sadar dan secara sukarela
berperanserta dalam upaya Konservasi SDAH&E.
Pedoman Kemkon 35