03.12.0023_Sicilia_Tanuwijaya_+_03.12.0027_Danik_Aneswati.pdf

210
TUGAS AHKIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata Oleh: Sicilia Tanuwijaya Danik Aneswati NIM: 03.12.0023 NIM: 03.12.0027 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG JULI 2007

Transcript of 03.12.0023_Sicilia_Tanuwijaya_+_03.12.0027_Danik_Aneswati.pdf

  • TUGAS AHKIR

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI

    MANADO

    Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1)

    Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata

    Oleh:

    Sicilia Tanuwijaya Danik Aneswati NIM: 03.12.0023 NIM: 03.12.0027

    JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

    SEMARANG JULI 2007

  • viii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Halaman Judul i

    Lembar Pengesahan ii

    Kata Pengantar iv

    Lembar Asistensi v

    Daftar Isi viii

    Daftar Tabel xii

    Daftar Gambar xiv

    Daftar Notasi xvi

    Daftar Lampiran xxiii

    BAB I PENDAHULUAN 1

    1.1.Nama Proyek 1

    1.2.Maksud dan Tujuan Proyek 1

    1.3.Lokasi Proyek 1

    1.4.Tujuan Penulisan Tugas Akhir 3

    1.5.Tujuan Perencanaan Struktur Gedung 4

    1.6.Pembatasan Masalah 4

    1.7.Sistematika Penulisan 5

    BAB II PERENCANAAN STRUKTUR 7

    2.1.Uraian Umum 7

    2.2.Tinjauan Pustaka 8

    2.2.1. Peraturan-peraturan 8

  • ix

    2.2.2. Beban yang Bekerja pada Struktur 10

    2.3.Landasan Teori 11

    2.3.1. Pembebanan 11

    2.3.2. Pembebanan gempa menggunakan statik ekivalen 13

    2.3.3. Perhitungan pondasi tiang pancang 15

    2.4.Asumsi-asumsi 17

    BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR 25

    3.1.Perhitungan atap 25

    3.1.1. Perhitungan panjang batang 25

    3.1.2. Perhitungan gording 41

    3.1.3. Perhitungan trekstang 46

    3.1.4. Perhitungan kuda-kuda 47

    3.1.4.1. Perhitungan kuda-kuda K1 47

    3.1.4.2. Perhitungan kuda-kuda K1 51

    3.1.4.3. Perhitungan kuda-kuda KP 55

    3.1.4.4. Perhitungan kuda-kuda KT1 58

    3.1.4.5. Perhitungan kuda-kuda KT2 62

    3.1.4.6. Perhitungan kuda-kuda K1 66

    3.1.4.7. Perhitungan kuda-kuda Jurai 70

    3.1.5. Cek penampang batang tekan ( LRFD ) 73

    3.1.6. Cek penampang batang tarik ( LRFD ) 85

    3.1.7. Perhitungan sambungan baut 91

    3.1.8. Perhitungan base plate 97

    3.2.Perhitungan pelat lantai 99

    3.2.1. Pembebanan pelat lantai 99

  • x

    3.2.2. Penulangan pelat lantai dua arah (two way slab) 100

    3.2.3. Penulangan pelat lantai satu arah (one way slab) 104

    3.3. Perhitungan tangga 110

    3.4.Perhitungan gaya gempa ` 114

    3.4.1. Perhitungan gaya geser dasar horisontal total akibat

    gempa 114

    3.4.2. Distribusi gaya geser horisontal total akibat gempa 128

    3.5.Perhitungan penulangan balok 133

    3.5.1. Penulangan lentur balok 133

    3.5.2. Penulangan geser balok 141

    3.5.3. Penulangan torsi balok 148

    3.6.Perhitungan penulangan kolom 153

    3.6.1. Penulangan lentur kolom 153

    3.6.2. Penulangan geser kolom 157

    3.7. Perhitungan pondasi 161

    3.7.1. Pemilihan tipe pondasi 161

    3.7.2. Menentukan daya dukung tiang pancang 161

    3.7.3. Menentukan jarak antar tiang pancang 163

    3.7.4. Menentukan effisiensi kelompok tiang pancang 164

    3.7.5. Cek kekuatan tiang pancang dalam kelompok tiang 165

    3.7.6. Penulangan tiang pancang 168

    3.7.7. Penulangan pile cap 173

    3.7.8. Penulangan tie beam 185

    BAB IV RENCANA KERJA DAN SYARAT PEKERJAAN STRUKTUR 187

  • xi

    BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA 257

    5.1. Analisa Perhitungan Harga Satuan. 257

    5.2. Rencana Anggaran Biaya 265

    5.3. Kurva S 270

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • BAB I PENDAHULUAN

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. 1 Nama Proyek

    Nama proyek yang data-data dan gambarnya digunakan untuk keperluan

    pembuatan Tugas Akhir perencanaan struktur gedung ini adalah Perencanaan

    Struktur Gedung STIKES Sam Ratulangi Manado.

    1. 2 Maksud dan Tujuan Proyek

    Peningkatan kebutuhan akan tenaga medis yang terampil dan siap kerja

    mendorong Yayasan Kesehatan Sam Ratulangi Manado untuk menyediakan suatu

    lembaga pendidikan kesehatan yaitu STIKES Sam Ratulangi. Untuk mendukung

    kegiatan belajar mengajar, STIKES Sam Ratulangi dilengkapi dengan ruang

    ruang kuliah dan laboratorium beserta sarana sarana pendukung kegiatan medis

    di laboratorium.

    Dengan dibangunnya STIKES Sam Ratulangi ini diharapkan dapat

    membantu rumah sakit rumah sakit yang membutuhkan tenaga medis yang

    terampil dan siap kerja sehingga pelayanan rumah sakit pada masyarakat dapat

    ditingkatkan.

    1. 3 Lokasi Proyek

    Letak gedung STIKES Sam Ratulangi ini berada di Jl. Sam Ratulangi 256

    Manado. Gedung kampus ini berada di atas tanah seluas 1700 m2 dengan tinggi

  • BAB I PENDAHULUAN

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 2

    total bangunan 26,53 m dan luas total bangunan 6391,20 m2, dengan perincian

    sebagai berikut:

    a. Lantai 1 ( 0,00 m) Luas = 1278,24 m2

    Berfungsi sebagai ruang rektorat, ruang dosen, ruang rapat, ruang

    perpustakaan, ruang arsip, gudang, kantin,mushola dan hall.

    b. Lantai 2 ( + 3,80 m )

    Luas = 1278,24 m2

    Berfungsi sebagai ruang kuliah, ruang audio video, laboratorium komputer,

    laboratorium bahasa, ruang arsip, gudang dan hall.

    c. Lantai 3 ( +7,60 m )

    Luas = 1278,24 m2

    Berfungsi sebagai ruang kuliah, gudang dan hall.

    d. Lantai 4 (+11,40 m)

    Luas = 1278,24 m2

    Berfungsi sebagai laboratorium medis, ruang arsip, gudang, tribun dan hall.

    e. Lantai 5 (+15,20 m)

    Luas = 1278,24 m2

    Berfungsi sebagai ruang serba guna.

  • BAB I PENDAHULUAN

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 3

    Gambar 1.1 Denah situasi

    1. 4 Tujuan Penulisan Tugas Akhir

    Tujuan yang hendak dicapai dari penyusunan tugas akhir ini yaitu:

    a. untuk lebih memahami dan mendalami langkah-langkah perhitungan

    dalam perencanaan struktur gedung dengan menerapkan disiplin ilmu

    yang telah diterima selama mengikuti pendidikan di Jurusan Teknik

    Sipil,

    b. dapat melakukan perhitungan dengan teliti dan mengambil asumsi yang

    tepat dalam menyelesaikan perhitungan struktur sehingga dapat

    mendukung tercapainya keamanan dan keekonomisan gedung,

    c. dapat menggunakan program SAP dan ETABS untuk perhitungan

    mekanika struktur.

    Rumah Duka

    Pom Bensin

    Jl. Sam R

    atulangi

    Jl. Hassanudin Jl. Hassanudin

    Jl. Sam R

    atulangi

    UTARA

  • BAB I PENDAHULUAN

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 4

    d. dapat menerapkan hasil perhitungan mekanika struktur ke dalam

    perhitungan struktur beton maupun struktur baja dan gambar kerja,

    e. perencanaan ini dapat digunakan sebagai latihan awal sebelum

    menerapkan ilmu yang dipelajari dalam dunia kerja pada khususnya dan

    masyarakat pada umumnya.

    1. 5 Tujuan Perencanaan Struktur Gedung

    Tujuan dari perhitungan struktur gedung ini adalah untuk membuat

    perhitungan dan gambar bagian-bagian dari struktur gedung yang terkait dengan

    bidang teknik sipil yaitu atap, pelat, balok, kolom dan pondasi. Langkah

    selanjutnya adalah menyusun Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Rencana

    Anggaran Biaya (RAB), Time Schedule dan Network Planning (NWP) pekerjaan

    struktur.

    1. 6 Pembatasan masalah

    Perencanaan struktur merupakan salah satu pekerjaan yang sangat rumit

    karena didalamnya terdapat banyak unsur yang saling berhubungan. Untuk

    mempermudah perhitungan maka ada beberapa batasan yang diambil dalam

    perencanaan struktur ini antara lain:

    a. perhitungan pembebanan dan penulangan tangga dilakukan terpisah dari

    perhitungan portal utama,

    b. Rencana Anggaran Biaya (RAB), NWP dan Time Schedule

    Perhitungannya hanya sebatas pekerjaan struktur (1 minggu = 6 hari

    kerja).

  • BAB I PENDAHULUAN

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 5

    c. balok anak langsung dimasukkan dalam portal dengan menggunakan

    rigid frame, sehingga beban pelat langsung didistribusikan ke balok

    induk dan balok anak,

    d. dalam perencanaan ini mix design beton tidak dihitung karena dianggap

    beton dapat dipesan sesuai dengan mutu yang diinginkan,

    e. perhitungan pembebanan pada struktur akibat gempa menggunakan

    statik ekivalen.

    1. 7 Sistematika Penyusunan

    Sistematika penyusunan ini dibuat untuk memudahkan para pembaca dalam

    memahami isi Tugas Akhir ini. Sistematika penyusunan tersebut adalah sebagai

    berikut:

    BAB I : Pendahuluan

    Pada bagian pendahuluan ini diterangkan mengenai nama proyek,

    maksud dan tujuan proyek, tujuan penulisan Tugas Akhir, tujuan

    perencanaan struktur gedung, pembatasan masalah, dan sistematika

    penyusunan Tugas Akhir.

    BAB II : Perencanaan Struktur

    Dalam bab ini penulis membahas tentang uraian umum perencanan

    gedung, tinjauan pustaka meliputi peraturan-peraturan dan

    pembebanan yang digunakan pada struktur gedung, serta landasan teori

    yang mencakup rumus-rumus yang digunakan serta asumsi-asumsi

    yang dipakai.

  • BAB I PENDAHULUAN

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 6

    BAB III : Perhitungan Struktur

    Perhitungan struktur meliputi perhitungan kuda kuda, perhitungan

    pelat, perhitungan tangga dan bordes, perhitungan portal utama (balok

    dan kolom), serta perhitungan pondasi.

    BAB IV : Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    Pada bagian ini penulis menguraikan tentang rencana kerja beserta

    aturan-aturan dan syarat-syarat teknis yang harus dipenuhi dalam

    pelaksanaan pekerjaan.

    BAB V : Rencana Anggaran Biaya (RAB)

    Pada bagian ini penulis menguraikan tentang Rencana Anggaran Biaya

    (RAB) yang meliputi perhitungan volume, analisa harga satuan,

    rencana anggaran biaya sampai dengan time schedule (kurva S) dan

    network planning (NWP) dari pekerjaan Struktur Gedung STIKES

    Sam Ratulangi Manado.

  • 7 BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 7

    BAB II

    PERENCANAAN STRUKTUR

    2. 1 Uraian Umum

    Gedung yang direncanakan akan dibangun 5 lantai ini dalam perencanaan

    struktur harus memenuhi empat kriteria utama yaitu :

    a. Ketetapan

    Kriteria ini meliputi tata letak ruang dalam gedung, bentang, ketinggian

    plafon, serta segi estetika yang sesuai dengan persyaratan yang ada.

    b. Persyaratan struktur

    Struktur yang digunakan harus:

    1) kuat : struktur dapat memikul semua beban yang direncanakan dengan

    aman,

    2) nyaman : struktur tidak melendut secara berlebihan, terangkat, bergetar,

    retak dan hal-hal lain yang dapat mengganggu fungsi bangunan,

    3) awet : struktur harus dapat digunakan sesuai dengan fungsinya dalam

    waktu yang relatif lama.

    c. Praktis

    Desain harus memungkinkan pemeliharaan minimum dan dapat dilakukan

    secara sederhana.

    d. Ekonomis

    Pemilihan model konstruksi perlu diperhatikan karena menentukan besarnya

    biaya proyek dan biaya perawatan bangunan.

  • 7 BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 8

    Konstrusi Gedung STIKES Sam Ratulangi yang direncanakan terdiri dari 5

    lantai ini dilengkapi dengan fasilitas tangga dan lift.

    2. 2 Tinjauan Pustaka

    2.2.1 Peraturan-peraturan

    Perhitungan konstruksi gedung ini dirancang dengan memperhatikan

    ketentuan ketentuan yang berlaku yang terdapat pada buku-buku pedoman

    antara lain:

    a. Building Code Requirement for Structural Concrete (ACI 318-02) and

    Commentary (ACI 318R-02), diterbitkan oleh ACI Committee 318.

    Beberapa ketentuan yang diambil dari Building Code Requirement for

    Structural Concrete (ACI 318-02) and Commentary (ACI 318R-02) dalam

    perencanaan Tugas Akhir ini adalah:

    1) modulus elastisitas beton ( Ec),

    2) kuat perlu ( U ),

    3) faktor reduksi kekuatan ( ), 4) faktor 1, 5) tebal selimut beton.

    b. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-

    2002, diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.

    Beberapa ketentuan yang diambil dari Tata Cara Perencanaan Struktur Baja

    Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002 dalam perencanaan Tugas Akhir

    ini adalah:

  • 7 BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 9

    1) modulus elastisitas baja (Es),

    2) mutu baja,

    3) tegangan-tegangan baja (tegangan ijin, tegangan geser, tegangan leleh),

    4) ketentuan-ketentuan mengenai sambungan.

    c. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 03-

    1726-2002, diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.

    Beberapa ketentuan yang diambil dari Tata Cara Perencanaan Ketahanan

    Gempa untuk Bangunan Gedung SNI-1726-2002, dalam perencanaan Tugas

    Akhir ini adalah:

    1) cara-cara analisis gempa,

    2) faktor respons gempa ( C ),

    3) faktor keutamaan ( I ),

    4) faktor reduksi gempa ( R ),

    5) wilayah/zone gempa.

    d. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.

    Beberapa ketentuan yang diambil dari Peraturan Pembebanan Indonesia untuk

    Gedung 1983 dalam perencanaan Tugas Akhir ini adalah:

    1) berat sendiri bahan bangunan,

    2) beban hidup lantai gedung,

    3) beban angin.

  • 7 BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 10

    2.2.2 Beban yang bekerja pada struktur

    Berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, 1983,

    struktur gedung harus direncanakan kekuatannya terhadap pembebanan-

    pembebanan sebagai berikut:

    a. Beban mati

    Adalah semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala

    unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap

    yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu (PPIUG 1983 -

    pasal 1.0. ayat 1). Beban mati yang direncanakan pada Tugas Akhir ini

    diambil dari Tabel 2.1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.

    b. Beban hidup

    Adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu

    gedung, dan kedalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari

    beban-beban yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tidak

    merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama

    masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan dalam

    pembebanan lantai dan lantai tersebut. Khusus pada atap, kedalam beban

    hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan, baik akibat genangan

    maupun akibat tekanan jatuh ( energi kinetik) butiran air (PPIUG 1983 - pasal

    1.0. ayat 2).Beban hidup yang direncanakan pada Tugas Akhir ini diambil dari

    Tabel 3.1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.

  • 7 BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 11

    c. Beban angin

    Adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang

    disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara (PPIUG 1983 pasal 1.0 ayat

    3). Beban angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan

    negatif (isapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya

    tekanan ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dan koefisien angin

    (PPIUG 1983 pasal 4.1).

    d. Beban gempa

    Adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian

    gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa (PPIUG

    1983 pasal 1.0 ayat 4).

    2. 3 Landasan Teori

    2.3.1 Pembebanan

    Struktur gedung direncanakan kekuatannya terhadap pembebanan-

    pembebanan sebagai berikut :

    A. Kombinasi beban pada struktur beton (ACI 318-02):

    U = 1,4(D+F) (2.1)

    U = 1,2(D + F + T) + 1,6(L+H) + 0,5(Lr or S or R) (2.2)

    U = 1,2D + 1,6(Lr or S or R)+ (1,0L or 0,8W) (2.3)

    U = 1,2D + 1,6W + 1,0L + 0,5(Lr or S or R) (2.4)

    U = 1,2D + 1,0E + 1,0L +0,2S (2.5)

  • 7 BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 12

    U = 0,9D + 1,6W + 1,6H (2.6)

    U = 0,9D + 1,0E + 1,6H (2.7)

    dengan :

    U adalah kuat perlu untuk menahan beban terfaktor atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya.

    D adalah beban mati, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya. F adalah beban akibat berat atau tekanan fluida dengan massa jenis tertentu dan

    ketinggian tertentu, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya. T adalah efek kumulatif akibat temperatur, rangkak, susut, penurunan yang tidak

    seragam. L adalah beban hidup, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya. H adalah beban akibat berat dan tekanan tanah, air tanah atau material lain, atau

    momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya. Lr adalah beban hidup pada atap, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan

    dengannya. S adalah beban salju, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya. R adalah beban air hujan, atau momen dan gaya dalam yang berhubungan

    dengannya. W adalah beban angin, atau momen gaya dalam yang behubungan dengannya.

    Beban angin (menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983), direncanakan:

    tekanan tiup : 35 kg/m2

    koefisien angin : di pihak angin < 65 (0,02 0,4) di belakang angin untuk semua (0,4)

    E adalah beban gempa, atau momen gaya dalam yang behubungan dengannya.

    B. Kombinasi beban pada struktur baja (SNI-1729-2002):

    U = 1,4D (2.8)

    U = 1,2D + 1,6L + 0,5(La atau H) (2.9)

  • 7 BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 13

    U = 1,2D + 1,6(La atau H) + (L . L atau 0,8 W) (2.10) U = 1,2D + 1,3W + L . L + 0,5(La atau H) (2.11) U = 1,2D 1,0E + L . L (2.12) U = 0,9D (1,3W atau 1,0E) (2.13)

    dengan :

    U adalah kekuatan yang diperlukan untuk menahan beban terfaktor atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya.

    D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk

    dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan layan tetap. L adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaaan gedung termasuk beban

    kejut , tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dan lain-lain. La adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja,

    peralatan dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak

    H adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan air. W adalah beban angin

    E adalah beban gempa yang ditentukan menurut SNI 03-1726-2002.

    L = 0,5 bila L< 5 kPa, dan L = 1 bila L 5 kPa

    2.3.2 Pembebanan gempa menggunakan analisa statik ekivalen

    Pada Tugas Akhir ini pengaruh gempa diperhitungkan atas dasar analisa

    statik ekivalen mengingat tinggi struktur utamanya 26,53 m. Gaya gempa yang

    bekerja pada sistem struktur diasumsikan sebagai gaya frontal (lateral horisontal)

    yang bekerja pada setiap lantai gedung .

  • 7 BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 14

    VzW

    zWF n

    iii

    iii.

    =

    =1

    (2.14)

    dengan:

    Fi = beban gempa pada lantai tingkat ke-i (ton)

    Wi = berat lantai tingkat ke-I, termasuk beban hidup yang sesuai (ton)

    zi = ketinggian lantai tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral

    V = beban geser dasar nominal (ton)

    Sedangkan beban gempa dasar gedung yaitu beban horisontal lateral yang

    bekerja dari gedung terhadap pondasi dihitung dengan persamaan:

    tWRICV = 1 (2.15)

    dengan:

    V = beban geser dasar nominal (ton)

    C1 = faktor respons gempa

    I = faktor keutamaan gedung

    R = faktor reduksi gempa

    Wt = berat total gedung (ton)

    Untuk bangunan gedung perkantoran yang menggunakan struktur rangka

    beton bertulang dengan kategori gedung umum maka I = 1,0 dan R = 3,36 (SNI-

  • 7 BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 15

    1726-2002). Koefisien beban gempa dasar dapat diketahui jika kita sudah

    menghitung waktu getar alami gedung (T), dimana T didapat dari perhitungan

    vibrasi 3 dimensi menggunakan ETABS.

    Semua rencana dan perhitungan gempa di atas disesuaikan dengan SNI-1726-

    2002 yaitu dengan menggunakan persamaan ( 2.8 ) dan ( 2.9 ).

    2.3.3 Perhitungan pondasi tiang pancang

    Rumus-rumus lain yang digunakan dalam perhitungan ini antara lain :

    a. Perhitungan daya dukung pondasi dengan rumus Briaud

    End bearing (Qp) :

    ppp AqQ = (2.16)

    ( ) 36,0607,19 Nq rp = (2.17)

    221

    60NNN += (2.18)

    dengan:

    Qp = daya dukung ujung tiang (ton)

    qp = tahanan ujung tiang (kN/m2)

    N60 = nilai NSPT rata-rata pada kedalaman penanaman

    N1 = nilai NSPT pada kedalaman 1D di atas penanaman

    N2 = nilai NSPT pada kedalaman 2D di bawah penanaman

    r = tegangan referensi = 100 kPa

  • 7 BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 16

    Ap = luas penampang ujung tiang (m2)

    D = sisi / diameter penampang ujung tiang (m)

    Skin friction :

    sss AfQ = (2.19)

    ( ) 29,060224,0 Nf rs = (2.20) dengan:

    Qs = daya dukung selimut tiang (ton)

    fs = tahanan selimut tiang (kN/m2)

    N60 = nilai NSPT rata-rata sepanjang tiang

    r = tegangan referensi = 100 kPa

    As = luas selimut tiang (m2)

    b. Menentukan jarak antar tiang pancang

    Jarak antar tiang pancang diambil berdasarkan perhitungan daya dukung tiang

    pancang oleh Direktorat Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, sebagai

    berikut :

    2,5D S < 3D (2.21)

    dengan : S = jarak antar tiang (cm)

    D = sisi / diameter penampang ujung tiang (cm)

  • 7 BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 17

    Perhitungan efisiensi kelompok tiang pancang

    Menurut rumus dari Converse Labbarre adalah sebagai berikut :

    +=nm

    n) (mm )(n Eff 1190

    1 (2.22)

    dengan :

    = arc tan (D / S) D = sisi / diameter penampang ujung tiang (cm)

    S = jarak antar tiang pancang (cm)

    n = banyaknya tiang pancang tiap baris

    m = banyaknya baris

    2.4 Asumsi-asumsi

    Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perencanaan gedung ini adalah :

    a. Gedung STIKES Sam Ratulangi ini direncanakan 5 lantai atau lebih

    tinggi 1 lantai dari gedung yang sudah ada. Sedangkan bentang gedung

    direncanakan 76,8 m atau lebih panjang 7,2 m dari gedung semula.

    b. Struktur utama dibuat dari beton bertulang sedangkan atap menggunakan

    rangka kuda-kuda baja.

    c. Beban mati yang digunakan:

    1) beton bertulang = 2400 kg/m3

    2) pasir = 1800 kg/m3

    3) spesi = 21 kg/m2

    4) pasangan bata merah tebal setengah batu = 250 kg/m2

  • 7 BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 18

    5) plafon dan penggantung = 18 kg/m2

    6) keramik = 15 kg/m2

    7) talang AC = 10 kg/m2

    8) penutup atap genting beton = 50 kg/m2

    qDL = 4564 kg/m2

    d. Beban hidup yang digunakan:

    1) beban hidup lantai kampus = 250 kg/m2

    2) beban hidup balkon luar = 300 kg/m2

    3) beban hidup tangga dan bordes kampus = 300 kg/m2

    4) beban hidup lantai leufel = 100 kg/m2

    5) beban hidup atap = 100 kg

    e. Perhitungan dimensi dan profil kuda-kuda mengacu pada Load and

    Resistance Factor Design (LRFD).

    f. Profil kuda-kuda yang digunakan 70.70.7 , 50.50.5 , 40.40.4. Sedangkan gording menggunakan profil [ 150.65.20.3,2

    g. Mutu beton yang digunakan untuk semua elemen struktur adalah

    30 MPa.

    h. Mutu baja yang digunakan ada 2 macam:

    1) baja profil untuk struktur baja : BJ -37

    2) baja tulangan dengan

  • 7 BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 19

    dengan modulus elastisitas Es = 2 105 MPa

    i. Faktor-faktor reduksi kekuatan beton

    1) lentur : 0,90

    2) geser dan torsi : 0.75

    3) aksial tarik dengan lentur : 0,90

    4) aksial tekan dengan lentur : 0,75 untuk beugel spiral

    0,65 untuk beugel biasa

    j. Pelat lantai beton

    Tebal pelat lantai ada dua macam yaitu: tebal 12 cm untuk pelat utama,

    tebal 10 cm untuk pelat dak

    k. Balok

    Tipe balok yang direncanakan adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.1 Tabel Dimensi Balok

    Tipe Dimensi Tipe Dimensi

    B1 25 70 BA1 20 40

    B2 20 40 BA2 25 40 B3 25 60 BA3 20 30 B4 30 50 BA4 25 50 B5 25 40 BA5 25 50 B6 25 30

    B7 25 50

  • 7 BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 20

    l. Kolom

    Tipe kolom yang direncanakan adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.2 Tabel Dimensi Kolom

    Tipe Dimensi Tipe Dimensi

    K1A 30 60 K2C 30 50

    K1B 30 60 K2D 30 50 K1C 30 60 K3A 30 40 K2A 30 50 K3B 30 40

    K2B 30 50 K4A 30 70

    m. Beban merata (q) yang berasal dari beban pelat ekivalen maupun berat

    sendiri balok dan pelat akan diterima oleh balok anak dan atau balok

    induk. Sistem pembebanan didasarkan pada anggapan bahwa balok anak

    dan balok induk merupakan konstruksi yang menerima beban secara

    bersamaan. Beban-beban tersebut akan didistribusikan ke kolom oleh

    balok induk yang kemudian diteruskan ke pondasi.

    n. Tebal dinding direncanakan pasangan batu bata setengah batu dengan

    tebal 15 cm termasuk plesteran dan acian.

    o. Perhitungan mekanika menggunakan aplikasi software komputer yaitu

    ETABS versi 8.08 untuk portal utama, sedangkan untuk perhitungan

    rangka atap dengan SAP 2000 versi 7.40.

    p. Pondasi adalah struktur bagian bawah yang paling penting, karena

    pondasi berfungsi sebagai media atau perantara untuk meneruskan

    seluruh beban dari atas kepada tanah pendukung. Untuk gedung ini

    direncanakan menggunakan pondasi tiang pancang bujur sangkar dengan

  • 7 BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 21

    sisi 40 cm dengan pertimbangan letak tanah keras yang cukup dalam dan

    kondisi lingkungan jauh dari pemukiman. Rumus yang digunakan untuk

    tiang pancang menggunakan Metode Briaud (Couduto, 1994).

    Penyambungan antar tiang pancang menggunakan las. Yang perlu

    diperhatikan pada saat penyambungan tiang pancang adalah kualitas

    sambungan las. Di bawah ini adalah contoh penyambungan tiang

    pancang yang baik.

    q. Data mekanika tanah

    Penyelidikan yang telah dilakukan pada tanah dasar pondasi adalah uji

    Sondir (CPT), Standard Penetration Test (SPT) dan boring test. Dari

    hasil penyelidikan tanah di lapangan didapat data tanah sebagai berikut:

    1) Hasil uji sondir (CPT)

    a. Dari permukaan hingga kedalaman -3,00 m didapat nilai qc rata-

    rata 15 kg/cm2.

    Diisi las

    Tiang pancang

    Tiang pancang

    Plat besi

  • 7 BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 22

    b. Dari kedalaman -3,00 hingga -14,80 m didapat nilai qc rata-rata 5

    kg/cm2.

    c. Dari kedalaman -15,00 hingga -20,00 m didapat nilai qc rata-rata

    30 kg/cm2.

    2) Hasil uji boring test dan Standard Penetration Test (SPT)

    a. Dari permukaan hingga kedalaman -1,75 m merupakan tanah

    urugan padas warna coklat. Muka air tanah didapat pada

    kedalaman -1,50 m.

    b. Dari kedalaman -1,75 m hingga kedalaman -14,80 m merupakan

    tanah lunak warna abu-abu dengan nilai NSPT = 2.

    c. Dari kedalaman -14,80 m hingga kedalaman -21,00 m merupakan

    lempung kelanauan warna abu-abu dengan nilai NSPT = 26.

    d. Dari kedalaman -21,00 m hingga kedalaman -25,00 m merupakan

    lempung kepasiran warna abu-abu dengan nilai NSPT = 21.

    e. Dari kedalaman -25,00 m hingga kedalaman -30,00 m merupakan

    tanah padas muda dengan batuan warna coklat. Nilai NSPT > 60

    pukulan tercapai pada kedalaman 30,00 m.

    r. Data teknis lift

  • 7 BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 23

    Lift yang digunakan pada gedung ini memiliki spesifikasi seperti di

    bawah ini:

    1. Speed : 60 m/min

    2. Capacity : 15 persons (1000 kgs)

    3. Clear Opening (OP) : 900 mm

    4. Car

    Internal (CA CB) : 1600 mm 1500 mm

    External (A B) : 1660 mm 1655 mm

    5. Hoistway

    1 Car (X1) : 2050 mm

    2 Car (X2) : 4200 mm

    Depth (Y) : 2150 mm

    6. M/C Room

    1 Car (X1) : 2300 mm

    2 Car (X2) : 4400 mm

    Depth (Y) : 3850 mm

    7. M/C Reaction

    R1 : 5450 kgs

    R2 : 4300 kgs

  • 7 BAB II PERENCANAAN STRUKTUR

    PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG STIKES SAM RATULANGI MANADO 24

    8. Overhead (OH) : 4600 mm

    9. Pit (P) : 1500 mm

    10. M/C Room Height (MH) : 2200 mm

  • BAB III

    PERHITUNGAN STRUKTUR

    3.1 Perhitungan atap

    3.1.1 Perhitungan panjang batang

    A. Kuda-kuda tipe K1 ( 50.50.5 ; 40.40.4 )

    1. Panjang batang vertikal

    V1 = 1,5 tan 35 = 1,05 m V2 = (1,05 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,18 m V3 = (1,18 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,31 m V4 = 1,45 m

    1.50

    A1

    1.83

    1.62

    1.331.33 1.33

    A2

    A3

    A4

    B1

    B2

    B3

    B4

    V1

    V2

    V3

    V4

    D1

    D2

    D3

  • 2. Panjang batang atas

    A1 = o35cos5,1 = 1,83 m

    A2 = A3 = A4 = o35cos33,1 = 1,62 m

    3. Panjang batang bawah

    B1 = 1,5 m

    B2 = B3 = B4 = o964,30cos33,1 = 1,55 m

    4. Panjang batang diagonal

    D1 = ( )( )22 9641,33tan30,1,051,33 o+ = 1,35 m D2 = ( )( )22 964,30tan33,118,133,1 o+ = 1,38 m D3 = ( )( )22 964,30tan33,131,133,1 o+ = 1,43 m

    Panjang batang 50.50.5 = (A1+A2+A3+A4) + (B1+B2+B3+B4) + V1

    = 13,89 m

    Panjang batang 40.40.4 = (D1+D2+D3) + (V2+V3)

    = 6,65 m

    Jumlah titik buhul = 9 buah

  • B. Kuda-kuda tipe KP ( 50.50.5 ; 40.40.4 )

    1.251.25

    2.00

    A1 A2

    B2B1

    V1 V2 V3

    1. Panjang batang vertikal

    V1 = 1,85 m

    V2 = V3 = V4 = 2,00 m

    2. Panjang batang atas

    A1 = o35cos5,1 = 1,83 m

    A2 = A3 = 1,25 m

    3. Panjang batang bawah

    B1 = ( )( ) 222 5,135tan50,100,285,1 + o = 1,75 m B2 = B3 = 1,25 m

  • 4. Panjang batang diagonal

    D1 = ( )22 35tan5,125,1 o+ = 1,78 m D2 = D3 = 22 25,12 + = 2,36 m

    Panjang batang 50.50.5 = (A1+A2+A3+A4) + (B1+B2+B3) + V2

    = 10,58 m

    Panjang batang 40.40.4 = (D1+D2+D3) + V3

    = 8,50 m

    Jumlah titik buhul = 8 buah

    C. Kuda-kuda tipe K1 ( 50.50.5 ; 40.40.4 )

    1.50

    1.83

    1.62

    1.331.33 1.33

    A1

    1.331.33 1.33

    A2

    A3

    A4

    A5

    A6

    A7

    B1

    B

    B3

    B4

    B5

    B7

    B6

    V1

    V

    V3

    V4

    V5

    V6

    V7

    D1

    D2

    D3

    D4

    D5

    D6

  • 1. Panjang batang vertikal

    V1 = 1,5 tan 35 = 1,05 m V2 = (1,05 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,18 m V3 = (1,18 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,31 m V4 = (1,31 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,44 m V5 = (1,44 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,57 m V6 = (1,57 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,70 m V7 = 1,85 m

    2. Panjang batang atas

    A1 = o35cos5,1 = 1,83 m

    A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = o35cos33,1 = 1,62 m

    3. Panjang batang bawah

    B1 = 1,5 m

    B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = B7 = o964,30cos33,1 = 1,55 m

    4. Panjang batang diagonal

    D1 = ( )( )22 964,30tan33,105,133,1 o+ = 1,35 m D2 = ( )( )22 964,30tan33,118,133,1 o+ = 1,38 m

  • D3 = ( )( )22 964,30tan33,131,133,1 o+ = 1,43 m D4 = ( )( )22 964,30tan33,144,133,1 o+ = 1,48 m D5 = ( )( )22 964,30tan33,157,133,1 o+ = 1,54 m D6 = ( )( )22 964,30tan33,170,133,1 o+ = 1,61 m

    Panjang batang 50.50.5 = ( A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 ) +

    (B1 + B2 + B3 + B4 + B5 + B6 + B7 +B8 ) + V1 = 25,36 m

    Panjang batang 40.40.4 = ( D1 + D2 + D3 + D4 + D5 + D6 + D7 ) + (

    V2 + V3 + V4 + V5 + V6 + V7 ) = 19,5 m

    Jumlah titik buhul = 15 buah

    D. Kuda-kuda tipe Jurai ( 50.50.5 ; 40.40.4 )

    2.12 1.89

    A1

    1.89 1.89 1.89 1.89 1.89 2.12

    A2

    A3

    A4

    A5

    A6

    A7

    A8

    B1

    B2

    B3

    B4

    B5

    B6

    B7

    B8

    V1

    V2

    V3

    V4

    V5

    V6

    V7

    V8

    D1

    D2

    D3

    D4

    D5

    D6

    D7

  • 1. Panjang batang vertikal

    V1 = 2,12 tan 26,34 = 1,05 m V2 = (1,05 1,89 tan 23) + 1,59 tan 26,34 = 1,18 m V3 = (1,18 1,89 tan 23) + 1,59 tan 26,34 = 1,31 m V4 = (1,31 1,89 tan 23) + 1,59 tan 26,34 = 1,44 m V5 = (1,44 1,89 tan 23) + 1,59 tan 26,34 = 1,57 m V6 = (1,57 1,89 tan 23) + 1,59 tan 26,34 = 1,70 m V7 = (1,70 1,89 tan 23) + 1,59 tan 26,34 = 1,83 m

    2. Panjang batang atas

    A1 = A8 = o34,26cos12,2 = 2,37 m

    A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = A7 = o34,26cos89,1 = 2,11 m

    3. Panjang batang bawah

    B1 = 2,2 m

    B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = B7 = o23cos89,1 = 2,05 m

    B8 = o23cos12,2 = 2,3 m

    4. Panjang batang diagonal

    D1 = ( )22 23tan89,105,189,1 o+ = 1,91 m

  • D2 = ( )22 23tan89,118,189,1 o+ = 1,93 m D3 = ( )22 23tan89,131,189,1 o+ = 1,96 m D4 = ( )22 23tan89,144,189,1 o+ = 1,99 m D5 = ( )22 23tan89,157,189,1 o+ = 2,04 m D6 = ( )22 23tan89,170,189,1 o+ = 2,09 m D7 = ( )22 23tan89,183,189,1 o+ = 2,15 m

    Panjang batang 50.50.5 = ( A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 +

    A8 ) + (B1 + B2 + B3 + B4 + B5 + B6 + B7 +B8 ) + V1 = 34,12 m

    Panjang batang 40.40.4 = ( D1 + D2 + D3 + D4 + D5 + D6 + D7 ) + (

    V2 + V3 + V4 + V5 + V6 ) = 14,07 m

    Jumlah titik buhul = 17 buah

  • E. Kuda-kuda tipe K1 ( 70.70.7, 50.50.5 ; 40.40.4 )

    1.50 1.331.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.501.33 1.331.51.33 1.331.5 1.331.33

    A1

    A2

    A3

    A4

    A5

    A6

    A7

    A8 A9

    A10

    A11

    A12

    A13

    A14

    A15

    A16

    B1

    B2

    B3

    B4

    B5

    B6

    B1

    B7 B8

    B9

    B10

    B11

    B12

    B13

    B14

    B15

    V1

    V2

    V3

    V4

    V5

    V6

    V8

    V7V9

    V10

    V11

    V12

    V13

    V14

    V15D1

    D2

    D3

    D4

    D5

    D6

    D7 D8

    D9

    D10

    D11

    D12

    D13

    D14

    1. Panjang batang vertikal

    V1 = V15 = 1,5 tan 35 = 1,05 m V2 = V14 = (1,05 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,18 m V3 = V13 = (1,18 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,31 m V4 = V12 = (1,31 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,44 m V5 = V11 = (1,44 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,57 m V6 = V10 = (1,57 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,70 m V7 = V9 = 1,85 m

  • 2. Panjang batang atas

    A1 = A8 = A9 = A16 = o35cos5,1 = 1,83 m

    A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = A7 = A10 = A11 = A12 = A13 = A14 = A15

    = o35cos33,1 = 1,62 m

    3. Panjang batang bawah

    B1 = B16 = 1,5 m

    B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = B7 = B10 = B11 = B12 = B13 = B14 = B15

    = o96,30cos33,1 = 1,55 m

    B8 = B9 = o96,30cos50,1 = 1,75 m

    4. Panjang batang diagonal

    D1 = D14 = ( )22 96,30tan33,105,133,1 o+ = 1,35 m D2 = D13 = ( )22 96,30tan33,118,133,1 o+ = 1,38 m D3 = D12 = ( )22 96,30tan33,131,133,1 o+ = 1,43 m D4 = D11 = ( )22 96,30tan33,144,133,1 o+ = 1,48 m D5 = D10 = ( )22 96,30tan33,157,133,1 o+ = 1,54 m D6 = D9 = ( )22 96,30tan33,170,133,1 o+ = 1,61 m

  • D7 = D8 = ( )22 96,30tan33,183,133,1 o+ = 1,68 m

    Panjang batang 70.70.7 = ( A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 +

    A8 + A9 + A10 + A11 + A12 + A13 + A14 + A15 + A16 ) + ( B1 + B2 +

    B3 + B4 + B5 + B6 + B7 +B8 + B9 + B10 + B11 + B12 + B13 + B14 +

    B15 +B16 ) + V8

    = 51,86 m

    Panjang batang 50.50.5 = ( V1 + V2 + V3 + V4 + V5 + V6 + V7 +

    V9 + V10 + V11 + V12 + V13 + V14 + V15 ) = 20,16 m

    Panjang batang 40.40.4 = ( D1 + D2 + D3 + D4 + D5 + D6 + D7 +

    D8 + D9 + D10 + D11 + D12 + D13 + D14 ) = 20,94 m

    Jumlah titik buhul = 32 buah

  • F. Kuda-kuda tipe KT2 ( 70.70.7, 50.50.5 ; 40.40.4 )

    1.50 1.331.33 1.33 1.33 1.33 1.33 1.501.33 1.331.51.33 1.331.5 1.331.33

    A1

    A2

    A3

    A4

    A5

    A6

    A7

    A8 A9

    A10

    A11

    A12

    A13

    A14

    A15

    A16

    B1

    B1

    B2

    B3

    B4

    B5

    B6B7 B8

    B9

    B10

    B11

    B12

    B13

    B14

    B15

    V1

    V2

    V3

    V4

    V5

    V6

    V7V8

    V9

    V10

    V11

    V12

    V13

    V14

    V15D1

    D2

    D3

    D4

    D5

    D6

    D7 D8 D9

    D10

    D11

    D12

    D13

    D14

    1. Panjang batang vertikal

    V1 = V15 = 1,5 tan 35 = 1,05 m V2 = V14 = (1,05 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,18 m V3 = V13 = (1,18 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,31 m V4 = V12 = (1,31 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,44 m V5 = V11 = (1,44 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,57 m V6 = V10 = (1,57 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,70 m V7 = V8 = V9 = 2,00 m

  • 2. Panjang batang atas

    A1 = A16 = o35cos5,1 = 1,83 m

    A2 = A3 = A4 = A5 = A6 = A7 = A10 = A11 = A12 = A13 = A14 = A15

    = o35cos33,1 = 1,62 m

    A8 = A9 = 1,5 m

    3. Panjang batang bawah

    B1 = B8 = B9 = B16 = 1,5 m

    B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = B7 = B10 = B11 = B12 = B13 = B14 = B15

    = o96,30cos33,1 = 1,55 m

    4. Panjang batang diagonal

    D1 = D14 = ( )22 96,30tan33,105,133,1 o+ = 1,35 m D2 = D13 = ( )22 96,30tan33,118,133,1 o+ = 1,38 m D3 = D12 = ( )22 96,30tan33,131,133,1 o+ = 1,43 m D4 = D11 = ( )22 96,30tan33,144,133,1 o+ = 1,48 m D5 = D10 = ( )22 96,30tan33,157,133,1 o+ = 1,54 m D6 = D9 = ( )22 96,30tan33,170,133,1 o+ = 1,61 m D7 = D8 = 22 25,1 + = 2,5 m

  • Panjang batang 70.70.7 = ( A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 +

    A8 + A9 + A10 + A11 + A12 + A13 + A14 + A15 + A16 ) + ( B1 + B2 +

    B3 + B4 + B5 + B6 + B7 +B8 + B9 + B10 + B11 + B12 + B13 + B14 +

    B15 +B16 ) + V8

    = 50,87 m

    Panjang batang 50.50.5 = ( V1 + V2 + V3 + V4 + V5 + V6 + V7 +

    V9 + V10 + V11 + V12 + V13 + V14 + V15 ) = 20,50 m

    Panjang batang 40.40.4 = ( D1 + D2 + D3 + D4 + D5 + D6 + D7 +

    D8 + D9 + D10 + D11 + D12 + D13 + D14 ) = 22,58 m

    Jumlah titik buhul = 32 buah

    G. Kuda-kuda tipe KT1 ( 70.70.7, 50.50.5 ; 40.40.4 )

    1.50 1.331.33 1.33 1.33 1.33

    A1

    1.33 1.501.33 1.331.51.33 1.331.5 1.331.33

    A2

    A3

    A4

    A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12

    A13

    A14

    A15

    A16

    B1

    B2

    B3

    B4

    B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12

    B13

    B14

    B15B16

    V1

    V2

    V3

    V4V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12

    V13

    V14

    V15D1

    D2

    D3

    D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12

    D13

    D14

  • 1. Panjang batang vertikal

    V1 = V15 = 1,5 tan 35 = 1,05 m V2 = V14 = (1,05 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,18 m V3 = V13 = (1,18 1,33 tan 30,964) + 1,33 tan 35 = 1,31 m V4 = V5 = V6 = V7 = V8 = V9 = V10 = V11 = V12 = 1,45 m

    2. Panjang batang atas

    A1 = A16 = o35cos5,1 = 1,83 m

    A2 = A3 = A4 = A13 = A14 = A15 = o35cos33,1 = 1,62 m

    A5 = A6 = A7 = A10 = A11 = A12 = 1,33 m

    A8 = A9 = 1,5 m

    3. Panjang batang bawah

    B1 = B8 = B9 = B16 = 1,5 m

    B2 = B3 = B4 = B10 = B11 = B12 = B13 = B14 = B15

    = o96,30cos33,1 = 1,55 m

    B5 = B6 = B7 = B10 = B11 = B12 = 1,33 m

    4. Panjang batang diagonal

    D1 = D14 = ( )22 96,30tan33,105,133,1 o+ = 1,35 m

  • D2 = D13 = ( )22 96,30tan33,118,133,1 o+ = 1,38 m D3 = D12 = ( )22 96,30tan33,131,133,1 o+ = 1,43 m D4 = D5 = D6 = D9 = D10 = D11 = ( )22 96,30tan33,144,133,1 o+ = 1,97 m

    D7 = D8 = 22 245,1 + = 2,09 m

    Panjang batang 70.70.7 = ( A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + A6 + A7 +

    A8 + A9 + A10 + A11 + A12 + A13 + A14 + A15 + A16 ) + ( B1 + B2 +

    B3 + B4 + B5 + B6 + B7 +B8 + B9 + B10 + B11 + B12 + B13 + B14 +

    B15 +B16 ) + V8

    = 47,64 m

    Panjang batang 50.50.5 = ( V1 + V2 + V3 + V4 + V5 + V6 + V7 +

    V9 + V10 + V11 + V12 + V13 + V14 + V15 ) = 20,13 m

    Panjang batang 40.40.4 = ( D1 + D2 + D3 + D4 + D5 + D6 + D7 +

    D8 + D9 + D10 + D11 + D12 + D13 + D14 ) = 24,32 m

    Jumlah titik buhul = 32 buah

  • 3.1.2 Perhitungan gording Perhitungan Gording

    A. Ukuran profil (Bj 37)

    65

    20

    20

    3.2

    150

    Sb. Y

    Sb. X

    Dicoba light lip channel 150 x 65 x 20 x 3,2

    Data dan ukuran profil (BJ 37)

    Ag = 9,567 cm

    w = 7,51 kg/m

    Cx = 2,1 cm

    Ix = 332 cm4

    Iy = 53,8 cm4

    Sx = 44,3 cm3

    Sy = 12,2 cm3

    Mencari modulus plastis

    Zx = ( ) ( ) ( )4,632,38,1624,732,36529,352,38,712 ++ = 53847,94 mm3 = 41038,5 mm3

    Zy = ( ) ( ) ( )3,422,38,1624,112,36521,212,34,148 ++ = 19310,46 mm3 = 41093,1 mm3

  • Tegangan-tegangan profil BJ 37

    fu = 370 MPa

    fy = 240 MPa

    ijin = 160 MPa

    Diambil jarak gording = 1,83 m

    Dipakai gording [ 150.65.20.3,2

    B. Pembebanan

    1. Beban mati

    Berat penutup atap (genting) = 83,150 = 91,5 kg/m Berat sendiri gording = 7,51 kg/m +

    = 99,01 kg/m

    Berat baut = 01,99%10 = 9,90 kg/m = 108,911 kg/m 110 kg/m

    2. Beban hidup

    Berat orang + peralatan = 100 kg

    3. Beban angin

    Diambil beban angin = 35 kg/m2

    Koefisien angina ( = 35) Koefisien di pihak angin (ct) = ( ) 4,002,0 Koefisien di belakang angin (ch) = -0,4 = 0,3

    Muatan angin (q) = anginbebangordingjarakanginkoef

  • q di pihak angin = ( )( ) 2/ 35 83,14,03502,0 mkgm o = 19,22 kg/m (tekan) q di belakang angin = 2/ 35 83,14,0 mkgm = -25,62 kg/m (hisap)

    C. Perhitungan momen pada gording dengan 1 trekstang ( L= 4,4 m )

    1) Akibat beban mati

    qx = q sin = 110 cos 35 = 63,093 kg/m qy = q cos = 110 sin 35 = 90,107 kg/m Mx = 1/8 qy lx2 = 1/8 90,107 (3,6)2 = 105,971 kgm

    =35 Dipasang 1 buah trekstang, jadi gording dengan bentang 4,4 m dibagi menjadi 2 bagian (@ 2,2 m).

    My = 1/8 qx ly2 = 1/8 63,093 (2,2)2 = 38,171 kgm

    2) Akibat beban hidup

    Px = P sin = 100 cos 35 = 57,358 kg Py = P cos = 100 sin 35 = 81,915 kg Mx = 1/4 Py lx = 1/4 57,358 4,4 = 63,094 kgm

    =35 My = 1/4 Px ly = 1/4 81,915 2,2 = 45,053 kgm

    3) Akibat beban angin tekan

    qy qx = 0

    qy = 19,22 kg/m

    Mx = 1/8 qy lx2 = 1/8 19,22 (4,4)2 = 46,512 kgm

    =45 My = 0

    qx qy

    q

    Py

    Px

    P

  • 4) Akibat beban angin hisap

    qy qx = 0

    qy = -25,62 kg/m

    Mx = 1/8 qy lx2 = 1/8 -25,62 (4,4)2 = -62 kgm

    =45 My = 0

    Tabel 3.1 Momen Ultimit pada Gording

    Momen 1,4 MDL 1,2MDL+1,6MLL+

    0,8MWt 1,2MDL+1,6MLL+

    0,8MWh 0,9MDL -0,3MWh

    0,9MDL+ 0,3MWt

    Mu x 305,28 kgm 399,83 kgm 313,021 kgm 214,85 kgm 177,65 kgm

    Mu y 53,44 kgm 117,89 kgm 117,89 kgm 34,35 kgm 34,35 kgm

    Momen ekstrim : xu

    M = 399,831 kgm = 399,831 104 Nmm

    yuM = 117,89 kgm = 117,89 104 Nmm

    D. Cek dimensi gording dengan metode LRFD

    nu MM <

    1,0+y

    y

    x

    x

    n

    u

    n

    u

    M

    M

    MM

    Profil C. 150. 50. 20. 3,2

    Zx = )( tA BA +4

    = 150 3,2 )654

    150( +

    = 49200 mm3

    Zy = ))()()2

    (( 22 YyY CBtCtCAt ++

  • = 3,2(150(21,1-22,3 )+(21,1-3,2)2 +(65-21,1)2)

    = 16552,384 mm3

    Sx = 4,43 104 mm3 Sy = 1,22 104 mm3 b . xnM = b . fy . Zx

    = 0,9 240 N/mm2 49200 mm3 = 1,06272 107 Nmm b . ynM = 0,5 b fy . Zy

    = 0,5 0,9 240 N/mm2 16552,384 mm3 = 1,78762 106Nmm b . ynM = 0,5 1,5 b fy Sy

    = 0,5 0,9 1,5 240 N/mm2 1,22 104 mm3 = 1,9764 106 Nmm jadi gunakan b . ynM = 1,9764 106 Nmm

    b . xnM = 1,06272 107 Nmm100

    1) untuk gording dengan 1 trekstang

    xu

    M = 26754,5 kg.cm

    yu

    M = 82,704 kgm = 8270,4 kgcm

    =+y

    y

    x

    x

    n

    u

    n

    u

    M

    M

    MM

    Ok 1,0 0,65 kgcm 19688,4kgcm 8270,4

    kgcm 116311,68kgcm 26754,5 =+ !

    2) untuk gording dengan 2 trekstang

    xu

    M = 430,68 kgm = 43068 kgcm

    yu

    M = 70,354 kgm = 7035,4kgcm

    =+y

    y

    x

    x

    n

    u

    n

    u

    M

    M

    MM

    Ok 1,0 0,727 kgcm 19688,4kgcm 7035,4

    kgcm 116311,68kgcm 43068 =+ !

  • Untuk gording dengan 1 trekstang

    xuM = 399,831 104 Nmm

    yuM = 117,89 104 Nmm

    =+y

    y

    x

    x

    n

    u

    n

    u

    M

    M

    MM

    Ok 1,0 0,97 10 1,976410 117,89

    10 1,06272 10 399,831

    4

    4

    4

    4

    =+

    !

    3.1.3 Perhitungan trekstang Dipakai perhitungan1 trekstang pada tengah bentang gording

    Dq = 63,093 kg/m

    DT = 63,093 kg/m 2,2 m = 138,805 kg = 1388,05 N Lq = 81,915 kg/m

    DT = 81,915 kg/m 2,2 m = 180,213 kg = 1802,13 N Tu = 1,2 TD +1,6 TL

    = 1,2 1388,05 +1,6 1802,13 = 4549,068 N

    2mm857,21370750750

    068,4549750

    A, ,

    A

    f, TA

    D

    D

    u

    uD

    Digunakan trekstang 6 mm AD = 0,25 62 = 28,274 mm2

  • 3.1.4 Perhitungan kuda-kuda

    3.1.4.1 Perhitungan kuda-kuda K1 ( 50.50.5 , 40.40.4 ) A. Pembebanan kuda-kuda

    1. Beban mati

    a. Beban gording

    Beban gording = 7,51 kg/m.

    P1 = 7,50 m 7,51 kg/m' = 56,33 kg.

    P2 = 6,00 m 7,51 kg/m' = 45,06 kg.

    P3 = 5,24 m 7,51 kg/m' = 39,35 kg.

    P4 = 3,62 m 7,51 kg/m' = 27,19 kg.

    P5 = 2,00 m 7,51 kg/m' = 15,02 kg.

    b. Beban penutup atap

    Beban genting beton = 50 kg/m2.

    P1 = 0,5 1,83 m 7,50 m 50 kg/m2 = 343,13 kg.

    P2 = 0,5 (1,83 + 1,62) m 6,00 m 50 kg/m2 = 517,50 kg.

    1.50

    P1

    1.83

    1.62

    1.331.33 1.33

    P3

    P2

    P4

    P5

  • +

    P3 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 5,24 m 50 kg/m2 = 424,44 kg.

    P4 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,62 m 50 kg/m2 = 293,22 kg.

    P5 = 0,5 (2,00 + 1,62) m 2,00 m 50 kg/m2 = 181,00 kg.

    c. Beban profil

    Beban profil = 2[(13,89 m 3,77kg/m) + (6,65 m2,42 kg/m)]

    = 136,92 kg.

    P1 = kgmm 92,136

    70,6 83,15,0 = 18,70 kg.

    P2 = kgmmkg 92,136

    70,6 62,15,0 70,18 + = 35,25 kg.

    P3 = P4 = kgmm 92,136 70,6 62,1 = 33,10 kg.

    P5 = kgmm 92,136

    70,6 62,15,0 = 16,56 kg.

    d. Beban plafond + ME

    Beban plafond + penggantung = 18 kg/m2

    Beban ME = 10 kg/m2

    = 28 kg/m2

    P1 = 0,5 1,83 m 7,50 m 28 kg/m2 = 192,15 kg.

    P2 = 0,5 (1,83 + 1,62) m 6,00 m 28 kg/m2 = 289,80 kg.

    P3 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 5,24 m 28 kg/m2 = 237,69 kg.

    P4 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,62 m 28 kg/m2 = 164,20 kg.

    P5 = 0,5 (2,00 + 1,62) m 2,00 m 28 kg/m2 = 101,36 kg.

    2. Beban hidup

    Beban hidup atap = 100 kg

  • P1 = P5 = 0,5 100 kg = 50 kg.

    P2 = P3 = P4 = 100 kg.

    3. Beban angin

    a. Beban angin (w) = 35 kg/m2.

    Kemiringan atap () = 35

    Beban angin tekan

    qt = (0,02 - 0,4)w = (0,0235 - 0,4) 35kg/m2 = 10,50

    kg/m2.

    P1 = 0,5 1,83 m 7,50 m 10,50 kg/m2 = 72,06 kg.

    P2 = 0,5 (1,83 + 1,62) m 6,00 m 10,50 kg/m2 = 108,68 kg.

    P3 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 5,24 m 10,50 kg/m2 = 89,13 kg.

    P4 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,62 m 10,50 kg/m2 = 61,58 kg.

    P5 = 0,5 (2,00 + 1,62) m 2,00 m 10,50 kg/m2 = 38,01 kg.

    b. Beban angin hisap

    qh = -0,4 w = -0,4 35 kg/m2 = -14 kg/m2.

    P1 = 0,5 1,83 m 7,50 m (-14) kg/m2 = -96,08 kg.

    P2 = 0,5 (1,83 + 1,62) m 6,00 m (-14) kg/m2 = -144,90 kg.

    P3 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 5,24 m (-14) kg/m2 = -118,84 kg.

    P4 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,62 m (-14) kg/m2 = -82,10 kg.

    P5 = 0,5 (2,00 + 1,62) m 2,00 m (-14) kg/m2 = -50,68 kg.

  • B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda K1

    Perhitungan reaksi dengan program SAP 2000, diperoleh :

    R1 menumpu pada ringbalk

    R2 menumpu pada kuda-kuda KT1

    R1 akibat DL = 2389,65 kg

    R1 akibat LL = 268,8 kg

    R1 akibat Wt = 275,12 kg

    R1 akibat Wh = -365,96 kg

    R2 akibat DL = 674,5 kg

    R2 akibat LL = 131,2 kg

    R2 akibat Wt = 27,78 kg

    R2 akibat Wh = -37,42 kg

    R2

    R1

  • 3.1.4.2 Perhitungan kuda-kuda K1 ( 50.50.5 , 40.40.4 ) A. Pembebanan kuda-kuda

    P8

    KT2

    1.50

    P1

    1.83

    1.62

    1.331.33 1.33 1.331.33 1.33

    P3

    P2

    P4

    P5

    P6

    P7

    1. Beban mati

    a. Beban gording

    Beban gording = 7,51 kg/m.

    P1 = P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = 3,50 m 7,51 kg/m' = 56,33 kg.

    P7 = (1,50 + 1,62) m 7,51 kg/m' = 23,43 kg.

    P8 = 1,50 m 7,51 kg/m' = 11,27 kg.

    b. Beban penutup atap

    Beban genting beton = 50 kg/m2.

    P1 = 0,5 1,83 m 3,50 m 50 kg/m2 = 160,13 kg.

    P2 = 0,5 (1,83 + 1,62) m 3,50 m 50 kg/m2 = 301,88 kg.

    P3 = P4 = P5=P6= 0,5(1,62+1,62)m3,50m50kg/m2=283,50 kg.

    P7 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,12 m 50 kg/m2 = 252,72 kg.

    P8 = 0,5 (1,50 + 1,62) m 2,00 m 50 kg/m2 = 117,00 kg.

  • +

    c. Beban profil

    Beban profil =2[(25,36 m 3,77 kg/m) + (19,5 m 2,42 kg/m)]

    = 285,60 kg.

    P1 = kgmm 60,285

    1,551 83,15,0 = 22,63 kg.

    P2 = kgmmkg 60,285

    1,551 62,15,0 2,632 + = 42,65 kg.

    P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = kgmm 60,285 1,551

    62,1 = 40,06 kg.

    P8 = kgmm 60,285

    1,551 62,15,0 = 20,03 kg.

    d. Beban plafond + ME

    Beban plafond + penggantung = 18 kg/m2

    Beban ME = 10 kg/m2

    = 28 kg/m2

    P1 = 0,5 1,83 m 3,50 m 28 kg/m2 = 89,68 kg.

    P2 = 0,5 (1,83 + 1,62) m 3,50 m 28 kg/m2 = 169,06 kg.

    P3 = P4 = P5 = P6 = 0,5(1,62+1,62)m3,50m28 kg/m2

    =158,76 kg.

    P7 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,12 m 28 kg/m2 = 141,52 kg.

    P8 = 0,5 (1,50 + 1,62) m 2,00 m 28 kg/m2 = 65,52 kg.

    2. Beban hidup

    Beban hidup atap = 100 kg

    P1 = P8 = 0,5 100 kg = 50 kg.

    P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = 100 kg.

  • 3. Beban angin

    Beban angin (w) = 35 kg/m2.

    Kemiringan atap () = 35

    a. Beban angin tekan

    qt = (0,02 - 0,4) w = (0,02 35 - 0,4) 35 kg/m2 = 10,50 kg/m2.

    P1 = 0,5 1,83 m 3,50 m 10,50 kg/m2 = 33,63 kg.

    P2 = 0,5 (1,83 + 1,62) m 3,50 m 10,50 kg/m2 = 63,39 kg.

    P3 = P4 = P5 = P6 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,50 m 10,50 kg/m2

    = 59,54 kg.

    P7 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,12 m 10,50 kg/m2 = 53,07 kg.

    P8 = 0,5 (1,50 + 1,62) m 2,00 m 10,50 kg/m2 = 24,57 kg.

    b. Beban angin hisap

    qh = -0,4 w = -0,4 35 kg/m2 = -14 kg/m2.

    P1 = 0,5 1,83 m 3,50 m (-14) kg/m2 = -44,84 kg.

    P2 = 0,5 (1,83 + 1,62) m 3,50 m (-14) kg/m2 = -84,53 kg.

    P3 = P4 = P5 = P6 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,50 m (-14) kg/m2

    = -79,38 kg.

    P7 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 3,12 m (-14) kg/m2 = -70,76 kg.

    P8 = 0,5 (1,50 + 1,62) m 2,00 m (-14) kg/m2 = -32,76 kg.

  • B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda K1

    R1

    R2

    R3

    KT2

    Perhitungan reaksi dengan program SAP 2000, diperoleh :

    R1 menumpu pada ringbalk

    R2 menumpu pada kuda-kuda KT1

    R3 menumpu pada kuda-kuda KT2

    R1 akibat DL = 1383,15 kg

    R1 akibat LL = 253,83 kg

    R1 akibat Wt = 151,56 kg

    R1 akibat Wh = -202,08 kg

    R2 akibat DL = 1627,61 kg

    R2 akibat LL = 327,92 kg

    R2 akibat Wt = 112,45 kg

    R2 akibat Wh = -149,91 kg

    R3 akibat DL = 538,85 kg

  • 3.1.4.3 Perhitungan kuda-kuda KP ( 50.50.5 , 40.40.4 ) A. Pembebanan kuda-kuda

    P3

    1.251.25

    P1 P2

    2.00

    1. Beban mati

    a. Beban gording

    Beban gording = 7,51 kg/m.

    P1 = P3 = 2 225,1 m 7,51 kg/m' = 9,39 kg.

    P2 = 2 1,25 m 7,51 kg/m' = 18,78 kg.

    b. Beban penutup atap

    Beban genting beton = 50 kg/m2.

    P1 = P3 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 225,1 m 50 kg/m2 = 50,63 kg.

    P2 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 1,25 m 50 kg/m2 = 101,25 kg.

    c. Beban profil

    Beban profil = 2 [(7,00 m3,77 kg/m)+ (6,72 m 2,42 kg/m)]

    = 85,30 kg.

  • +

    P1 = P3 = kgmm 30,85

    ,502 25,15,0 = 21,33 kg.

    P2 = kgmm 30,85 ,502 25,1 = 42,65 kg.

    d. Beban plafond + ME

    Beban plafond + penggantung = 18 kg/m2

    Beban ME = 10 kg/m2

    = 28 kg/m2

    P1 = P3 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 225,1 m 28 kg/m2 = 28,35 kg.

    P2= 0,5 (1,62 + 1,62) m 1,25 m 28 kg/m2 = 56,70 kg.

    2. Beban hidup

    Beban hidup atap = 100 kg

    P1 = P3 = 0,5 100 kg = 50 kg.

    P2 = 100 kg.

    3. Beban angin

    Beban angin (w) = 35 kg/m2.

    Kemiringan atap () = 35

    a. Beban angin tekan

    qt = (0,02 - 0,4) w = (0,02 35 - 0,4) 35 kg/m2 = 10,50 kg/m2.

    P1 = P3 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 225,1 m 10,50 kg/m2 = 10,63 kg.

    P2 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 1,25 m 10,50 kg/m2 = 21,26 kg.

    b. Beban angin hisap

    qh = -0,4 w = -0,4 35 kg/m2 = -14 kg/m2.

  • P1 = P3 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 225,1 m (-14) kg/m2 = -14,75 kg.

    P2 = 0,5 (1,62 + 1,62) m 1,25 m (-14) kg/m2 = -28,35 kg.

    B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda KP

    2.00

    R2R1

    Perhitungan reaksi dengan program SAP 2000, diperoleh :

    R1 menumpu pada kuda-kuda Jurai

    R2 menumpu pada kuda-kuda K1

    R1 akibat DL = 265,85 kg

    R1 akibat LL = 186,48 kg

    R1 akibat Wt = 16,8 kg

    R1 akibat Wh = -31,13 kg

    R2 akibat DL = 307,44 kg

    R2 akibat LL = 147,24 kg

    R2 akibat Wt = 29,73 kg

    R2 akibat Wh = 42,93 kg

  • 3.1.4.4 Perhitungan kuda-kuda KT1 ( 70.70.7 , 50.50.5 , 40.40.4 ) A. Pembebanan kuda-kuda

    1.50

    P1

    1.331.33 1.33

    P3

    P2

    P4

    1.33

    P5

    1.33

    P7P6 P8 P3P9 P10 P11 P13P12

    P14

    P15

    P16

    P17

    1.33 1.501.33 1.331.51.33 1.331.5 1.331.33

    1. Beban mati

    a. Beban gording

    Beban gording = 7,51 kg/m.

    P1 = P17 = 56,33 kg.

    P2 = P16 = 49,06 kg.

    P3 = P15 = 30,35 kg.

    P4 = P14 = 27,10 kg.

    P5 = P13 = 15,02 kg.

    b. Beban penutup atap

    Beban genting beton = 50 kg/m2.

    P1 = P17 = 183 kg.

    P2 = P16 = 345 kg.

    P3 = P15 = 324 kg.

  • P4 = P14 = 324 kg.

    P5 = P13 = 324 kg.

    c. Beban profil

    Beban profil (P1 P4) = 2 [(12,84 m 7,38 kg/m) (3,54 m

    3,77 kg/m) + (4,16 m 2,42 kg/m)] = 236,34 kg.

    Beban profil (P14 P17) = 236,34 kg.

    Beban profil (P5 P13) = 2 [(21,96 m 7,38 kg/m) (13,05 m

    3,77 kg/m) + (16 m 2,42 kg/m)] = 499,98 kg.

    P1 = P17 = kgmm 34,236

    ,495 83,15,0 = 39,40 kg.

    P2 = P16 = kgmmkg 34,236

    ,495 62,15,0 9,403 + = 74,26 kg.

    P3 = P4 = P14 = P15 = 34,236 ,495 62,1 kgmm = 69,74 kg.

    P5 = P13 = kgmmkg

    mm 98,499

    0,981 33,15,0 34,236

    ,495 62,15,0 +

    =65,14 kg.

    P6 = P7 = P11 = P12 = kgmm 98,499 0,981

    33,1 = 60,56 kg.

    P8 = P10 = kgm

    m 98,499 0,981

    )50,1 33,1(5,0 + = 64,44 kg.

    P9 = kgmm 98,499 0,981

    50,1 = 68,30 kg.

    d. Beban plafond + ME

    Beban plafond + penggantung = 18 kg/m2

  • + Beban ME = 10 kg/m2

    = 28 kg/m2

    P1 = P17 = 102,48 kg.

    P2 = P16 = 193,20 kg.

    P3 = P15 = 181,44 kg.

    P4 = P14 = 181,44 kg.

    P5 = P13 = 181,44 kg.

    2. Beban hidup

    Beban hidup atap = 100 kg

    P1 = P17 = 0,5 100 kg = 50 kg.

    P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P8 = P9 = P10 = P11 = P12 = P13 = P14

    = P15 = P16 = 100 kg.

    3. Beban angin

    Beban angin (w) = 35 kg/m2.

    Kemiringan atap () = 35

    a. Beban angin tekan

    qt = (0,02 - 0,4) w = (0,02 35 - 0,4) 35 kg/m2 = 10,50 kg/m2.

    P1 = P17 = 72,06 kg.

    P2 = P16 = 108,68 kg.

    P3 = P15 = 89,13 kg.

    P4 = P14 = 61,58 kg.

    P5 = P13 = 38,01 kg.

  • b. Beban angin hisap

    qh = -0,4 w = -0,4 35 kg/m2 = -14 kg/m2.

    P1 = P17 = -96,08 kg.

    P2 = P16 = -144,90 kg.

    P3 = P15 = -118,84 kg.

    P4 = P14 = -82,1 kg.

    P5 = P13 = -50,68 kg.

    B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda KT1

    R1 R2

    Perhitungan reaksi dengan program SAP 2000, diperoleh :

    R1 menumpu pada ringbalk

    R2 menumpu pada ringbalk

    R1 akibat DL = 5484,95 kg

    R1 akibat LL = 1524,7 kg

    R1 akibat Wt = 449,76 kg

    R1 akibat Wh = -599,91 kg

    R2 akibat DL = 5484,95 kg

    R2 akibat LL = 1524,7 kg

  • R2 akibat Wt = 449,76 kg

    R2 akibat Wh = -599,91 kg

    3.1.4.5 Perhitungan kuda-kuda KT2 ( 70.70.7 , 50.50.5, 40.40.4 ) A. Pembebanan kuda-kuda

    1.50

    P1

    1.33

    P11

    P4

    1.331.331.33 1.33 1.33

    P2

    P3

    1.51.33 1.331.5

    P5

    P6

    P7

    P8 P10P9P3

    P14

    1.331.331.33 1.501.33

    P16

    P15

    P17

    P13

    P12

    1. Beban mati

    a. Beban gording

    Beban gording = 7,51 kg/m.

    P1 = P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P8 = P10 = P11 = P12 = P13

    = P14 = P15 = P16 = P17 = 30,04 kg.

    Beban penutup atap

    Beban genting beton = 50 kg/m2.

    P1 = P17 = 183 kg.

    P2 = P8 = P10 = P16 = 345 kg.

    P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = 324 kg.

  • +

    b. Beban profil

    Berat profil (P1 P8) = 2 [(22,35 m 7,38 kg/m) (7,20 m

    3,77 kg/m) + (8,79 m 2,42 kg/m)] = 426,72 kg.

    Berat profil (P8 P10) =.2 [(7,85 m 7,38 kg/m) (3,70 m

    3,77 kg/m) + (5,00 m 2,42 kg/m)] = 167,96 kg.

    Berat profil (P10 P17) = 2 [(22,35 m 7,38 kg/m) (7,20 m

    3,77 kg/m) + (8,79 m 2,42 kg/m)] = 426,72 kg.

    P1 = P17 = kgmm 72,426

    1,551 83,15,0 = 33,81 kg.

    P2 = P16 = kgmmkg 72,426

    1,551 62,15,0 3,813 + = 63,73 kg.

    P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 =

    72,426 1,551

    62,1 kgmm = 59,85 kg.

    P8 = P10 = kgkgm

    m 96,1673

    5,15,0 72,426 1,551

    )50,1 33,1(5,0 ++

    = 71,92 kg.

    P9 = kgmm 96,167 ,003 50,1 = 83,98 kg.

    c. Beban plafond + ME

    Beban plafond + penggantung = 18 kg/m2

    Beban ME = 10 kg/m2

    = 28 kg/m2

    P1 = P17 = 102,48 kg.

    P2 = P8 = P16 = P10 = 193,20 kg.

  • P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14

    = P15 = 181,44 kg.

    2. Beban hidup

    Beban hidup atap = 100 kg

    P1 = P17 = 0,5 100 kg = 50 kg.

    P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P8 = P9 = P10 = P11 = P12 = P13 = P14

    = P15 = P16 = 100 kg.

    3. Beban angin

    Beban angin (w) = 35 kg/m2.

    Kemiringan atap () = 35

    a. Beban angin tekan

    qt = (0,02 - 0,4) w = (0,02 35 - 0,4) 35 kg/m2 = 10,50 kg/m2.

    P1 = P17 = 38,43 kg.

    P2 = P16 = 72,45 kg.

    P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = 68,04 kg.

    P8 = P10 = 76,86 kg

    b. Beban angin hisap

    qh = -0,4 w = -0,4 35 kg/m2 = -14 kg/m2.

    P1 = P17 = -51,24 kg.

    P2 = P16 = -96,60 kg.

    P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = -90,72 kg.

    P8 = P10 = 76,86 kg

  • B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda KT2

    Perhitungan reaksi dengan program SAP 2000, diperoleh :

    R1 menumpu pada ringbalk

    R2 menumpu pada ringbalk

    R1 akibat DL = 5262,82 kg

    R1 akibat LL = 1120,59 kg

    R1 akibat Wt = 446,12 kg

    R1 akibat Wh = -594,83 kg

    R2 akibat DL = 5262,82 kg

    R2 akibat LL = 1120,59 kg

    R2 akibat Wt = 446,12 kg

    R2 akibat Wh = -594,83 kg

    R2

    R1

  • 3.1.4.6 Perhitungan kuda-kuda K1 ( 70.70.7 , 50.50.5, 80.80.8 ) A. Pembebanan kuda-kuda

    1.50

    P1

    1.331.33 1.33

    P3

    P2

    P4

    1.33

    P5

    1.33

    P8

    P9

    P10

    1.33 1.501.33 1.331.51.33 1.331.5 1.331.33

    P6

    P7 P11

    P12

    P13

    P14

    P15

    P16

    P17

    1. Beban mati

    a. Beban gording

    Beban gording = 7,51 kg/m.

    P1 = P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P8 = 30,04 kg.

    P9 = 60,08 kg

    b. Beban penutup atap

    Beban genting beton = 50 kg/m2.

    P1 = P17 = 183 kg.

    P2 = P8 = P10 = P16 = 345 kg.

    P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = 324 kg.

    c. Beban profil

  • +

    Berat profil (P1 P8) = 2 [(51,86 m 7,38 kg/m) (20,16 m 3,77

    kg/m) + (20,94 m 2,42 kg/m)] = 509,40 kg.

    P1 = P17 = kgmm 4,509

    6,362 83,15,0 = 17,68 kg.

    P2 = P16 = P8 = P10 = kgmmkg 4,509

    6,362 62,15,0 7,681 + = 33,33 kg.

    P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 =

    4,509 6,362

    62,1 kgmm = 30,31 kg.

    P9 = kgmm 4,509 6,362

    83,1 = 35,36 kg.

    d. Beban plafond + ME

    Beban plafond + penggantung = 18 kg/m2

    Beban ME = 10 kg/m2 +

    = 28 kg/m2

    P1 = P17 = 102,48 kg.

    P2 = P8 = P16 = P10 = 193,2 kg.

    P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14

    = P15 = 181,44 kg.

    P9 = 204,96 kg.

    2. Beban hidup

    Beban hidup atap = 100 kg

    P1 = P17 = 0,5 100 kg = 50 kg.

    P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P8 = P9 = P10 = P11 = P12 = P13 = P14

    = P15 = P16 = 100 kg.

  • 3. Beban angin

    Beban angin (w) = 35 kg/m2.

    Kemiringan atap () = 35

    c. Beban angin tekan

    qt = (0,02 - 0,4) w = (0,02 35 - 0,4) 35 kg/m2 = 42 kg/m2.

    P1 = P17 = 38,43 kg.

    P2 = P16 = P8 = P10 = 72,45 kg.

    P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = 68,04 kg.

    P9= 76,86 kg

    d. Beban angin hisap

    qh = -0,4 w = -0,4 35 kg/m2 = -56 kg/m2.

    P1 = P17 = P8 = P10 = -51,24 kg.

    P2 = P16 = -96,60 kg.

    P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = P11 = P12 = P13 = P14 = P15 = -90,72 kg.

    P9 = -102,48 kg

  • B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda K1

    R1 R1

    Perhitungan reaksi dengan program SAP 2000, diperoleh :

    R1 menumpu pada ringbalk

    R2 menumpu pada ringbalk

    R1 akibat DL = 4703,49 kg

    R1 akibat LL = 800 kg

    R1 akibat Wt = 493,56 kg

    R1 akibat Wh = 654,94 kg

    R2 akibat DL = 4703,49 kg

    R2 akibat LL = 800 kg

    R2 akibat Wt = 493,56 kg

    R2 akibat Wh = 654,94 kg

  • 3.1.4.7 Perhitungan kuda-kuda Jurai ( 70.70.7 , 50.50.5 40.40.4) A. Pembebanan kuda-kuda

    1. Beban mati

    a. Beban gording tidak diperhitungkan

    b. Beban penutup atap tidak diperhitungkan

    c. Beban profil

    Berat profil = 2 [ (35,17 m 3,77 kg/m) + (14,07 m 2,42 kg/m)]

    = 333,28 kg.

    P1 = P9 = kgmm 2,333

    7,381 37,25,0 = 22,72 kg.

    P2 = P8 = kgmmkg 28,333

    7,381 11,25,0 2,722 + = 42,96 kg.

    2.12 1.89 1.89 1.89 1.89 1.89 1.89 2.12

    P1

    P2

    P3

    P4

    P5

    P6

    P7

    P8

    P9

  • P3 = P4 = P5 = P6 = P7 = 28,333 7,381

    2,11,5072,22 kgmm + = 42,96 kg.

    P9 = kgmm 4,509 6,362

    83,1 = 35,36 kg.

    d. Beban plafond + ME

    2. Beban hidup tidak diperhitungkan

    3. Beban angin

    a. Beban angin tekan tidak diperhitungkan

    b. Beban angin hisap tidak diperhitungkan

    B. Menentukan reaksi pada kuda-kuda K1

    R1 menumpu pada ringbalk

    R2 menumpu pada ringbalk

    R1

    R2

    R3

    R4

  • R1 akibat DL = 106,42 kg

    R1 akibat LL = 248,15 kg

    R2 akibat DL = 127 kg

    R2 akibat LL = 315,8 kg

    R3 akibat DL = 83,87 kg

    R3 akibat LL = 202,34 kg

    R4 akibat DL = 16,37 kg

    R4akibat LL = 33,72 kg

  • 3.1.5 Cek penampang batang tekan (LRFD)

    A. Cek penampang profil 40. 40. 4

    40 5 40

    40

    sb. y

    sb. x

    5 44

    4e

    ee

    Data profil siku 40.40.4 :

    Ag = 308mm2 Ix = Iy = 44800 mm4 i = 15,2 mm

    e = 11,2 mm ix = iy = 12,1 mm i = 7,8 mm

    BJ 37 fy = 240 MPa fu = 370 Mpa

    Ambil gaya tekan akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 1117,20 kg

    dengan panjang bentang L = 1680 mm.

    a) cek tekuk lokal

    f = tb =

    440 = 10 r =

    yf200 =

    240200 = 12,91

    f < r (OK) b) estimasi jarak kopel minimum

    diambil k = 1

    dicoba menggunakan 6 buah plat kopel

    1L = 161680 = 336 mm

    1 = min

    1

    rL =

    8,7336 = 43,08 < 50 (OK)

  • c) kelangsingan arah sumbu bahan (sumbu x)

    x = x

    x

    iLk =

    1,1216801 = 138,84

    x = 138,84 > 1 = 51,69 (OK) d) kelangsingan arah sumbu bebas bahan (sumbu y)

    Iy =

    ++

    2

    22 pygy

    teAI

    =

    ++

    2

    252,11308448002

    = 205217,04 mm4

    profilA = gA2 = 3082 = 616 mm2

    iy total = profil

    y

    AI

    = 616

    04,205217 = 18,2522 mm

    y = toty

    ky

    iLk

    = 2522,1816801 = 92,0435

    e) kelangsingan ideal

    iy = 212 2 m

    y +

    = 22 0769,43220435,92 +

    = 101,6249 > i2,1 = 51,69 (OK) Karena x > y , tekuk terjadi pada sumbu bahan

    cx = Ef

    yx

    = 5102240

    14,384,138

    = 1,53 > 1,2

    x = 225,1 cx = 253,125,1 = 2,93

  • fcr = yf =

    2,93240 = 81,91 Mpa

    f) daya dukung nominal komponen struktur tekan

    nN = crg fA 85,0

    = 93,2

    24061685,0

    = 50460,78 N = 5046,08 kg

    uN = 1117,20 kg < Nn = 5046,08 kg (OK)

    n

    u

    NN = 08,5046

    20,1117 = 0,26 < 1 (OK)

    g) perhitungan dimensi pelat kopel

    syarat kekakuan pelat kopel

    t = 5 mm

    a = 2e + t = 2 11,2 + 5 = 27,40 mm I1 = Imin = 44800 mm4

    L1 = 336 mm

    1

    110LI

    aIp

    aht 3121

    1

    110LI

    4,275 3121 h

    3364480010

    h 44,43 mm 50 mm maka diambil h = 50 mm dan t = 5 mm

    h) cek kekuatan pelat kopel

    Du = uN02,0 = 20,111702,0 = 22,34 kg Gaya sebesar 22,34 kg dibagikan ke 6 pelat kopel, maka masing-masing

    kopel memikul 3,72 kg.

  • Kuat geser pelat kopel :

    w = th =

    550 = 10

    pv = y

    n

    fEK 1,1 ;dimana nK = 255

    +

    ha

    = 2

    504,27

    55

    + = 21,65

    = 240

    10.24863,181,15

    = 147,75

    w < pv ; sehingga: Vn = wy Af 6,0 = ( )5502406,09,0

    = 32400 N = 3240 kg

    Vu = 3,72 kg < Vn = 8294,4 kg (OK)

    n

    u

    VV

    = 3240

    72,3 = 0,00148 < 1 (OK)

  • B. Cek penampang profil 50. 50. 5

    5

    sb. y

    sb. x

    5

    e

    ee

    5 5

    5

    50

    50500

    Data profil siku 50.50.5 :

    Ag = 480 mm2 Ix = Iy = 110000 mm4 i = 19 mm

    e = 14 mm ix = iy = 15,1 mm i = 9,8 mm

    BJ 37 fy = 240 MPa fu = 370 Mpa

    Ambil gaya tekan akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 6987,17 kg

    dengan panjang bentang 1050,31 mm.

    a) cek tekuk lokal

    f = tb =

    550 = 10 r =

    yf200 =

    240200 = 12,91

    f =10 < r = 12,91 (OK) b) estimasi jarak kopel minimum

    diambil k = 1

    dicoba menggunakan 4 buah plat kopel

    1L = 1431,1050

    = 350,10 mm

    1 = min

    1

    rL =

    8,910,350 = 35,72 < 50 (OK)

  • c) kelangsingan arah sumbu bahan (sumbu x)

    x = x

    x

    iLk

    = 1,15

    31,10501 = 69,56

    x = 69,56 > 1 = 42,8699 (OK) d) kelangsingan arah sumbu bebas bahan (sumbu y)

    Iy =

    ++

    2

    22 pygy

    teAI

    =

    ++

    2

    251,154801100002

    = 517369,6 mm4

    profilA = gA2 = 4802 = 960 mm2

    iy total = profil

    y

    AI

    = 960

    6,517369 = 23,2148 mm

    y = toty

    ky

    iLk

    = 2148,23

    31,10501 = 45,2432

    e) kelangsingan ideal

    iy = 212 2 m

    y +

    = 22 72,35222432,45 +

    = 57,6473 > i2,1 = 42,87 (OK) Karena x > iy , tekuk terjadi pada sumbu bahan

    cx = Ef

    yx

    = 5102240

    14,356,69

    = 0,78

  • x = cx 67,06,1

    43,1 = 78,067,06,1

    43,1 = 1,32

    fcr = yf =

    1,32240 = 7,5 MPa

    f) daya dukung nominal komponen struktur tekan

    nN = crg fA 85,0

    = 32,1

    24096085,0

    = 14874,3904 N = 14874,3904 kg

    n

    u

    NN = 3904,14874

    17,6987 = 0,4697 < 1 (OK)

    g) perhitungan dimensi pelat kopel

    syarat kekakuan pelat kopel

    t = 8 mm

    a = 2e + t = 2 11,2 + 5 = 33 mm

    1

    110LI

    aIp dimana I1 = Imin = 11104 mm4

    aht 31212

    1

    110LI

    3352

    312

    1 h 1038,350101110

    4

    h 62,8985 mm 65 mm maka diambil h = 65 mm dan t = 5 mm

    h) cek kekuatan pelat kopel

    Du = uN02,0 = 17,698702,0 = 139,7434 kg Gaya sebesar 139,7434 kg dibagikan ke 4 pelat kopel, maka masing-

    masing kopel memikul 34,9359 kg.

    Kuat geser pelat kopel :

    w = th =

    565 = 13

  • pv = y

    n

    fEK 1,1 ;dimana nK = 255

    +

    ha

    = 2

    653355

    + = 24,3985

    = 240

    10.23985,241,15

    = 142,5907

    w < pv ; sehingga: Vn = wy Af 6,0 = ( )5652406,09,0

    = 42120 N = 4212 kg

    Vu = 34,9359 kg < Vn = 4212 kg (OK)

    n

    u

    VV

    = 4212

    9359,34 = 0,0083 < 1 (OK)

  • C. Cek penampang profil 70. 70. 7

    70 5 70

    70

    sb. y

    sb. x

    5 77

    7e

    ee

    Data profil siku 70.70.7 :

    Ag = 940 mm2 Ix = Iy = 424000 mm4 i = 26,7 mm

    e = 19,7 mm ix = iy = 21,2 mm i = 13,7 mm

    BJ 37 fy = 240 MPa fu = 370 Mpa

    Ambil gaya tekan akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 20015,68kg

    dengan panjang bentang 1,623 m.

    a) cek tekuk lokal

    1 = 10770 ==

    tb r =

    240200200 =

    yf = 12,91

    1 < r (Ok!) i) estimasi jarak kopel minimum estimasi jarak kopel minimum

    diambil k = 1

    dicoba menggunakan 4 buah plat kopel

    1L = 146302,1623 = 541,2101 mm

  • 1 = min

    1

    rL =

    7,132101,541 = 39,5044 < 50 (OK)

    b) kelangsingan arah sumbu bahan (sumbu x)

    x = 2,216302,1623=

    x

    x

    iLk

    = 76,5863

    x = 76,5863 > 1,2 1 = 47,4053 (OK) c) kelangsingan arah sumbu bebas bahan (sumbu y)

    Iy = 2 ( Iy + A (ex + 0,5 t)2 )

    = 2 (424000 + 940 (19,7 + 2,5)2 )

    = 1774539,2 mm4

    Ag = 2 . Ag1 = 2 . 940 = 1880 mm2

    iy total = 18802,1774539=

    g

    y

    AI

    = 30,723 mm

    y = 723,306320,1623=

    y

    ky

    iLk

    = 52,8474

    d) kelangsingan ideal

    iy = 22212 5044,39228474,52

    2+=+ my = 65,9807

    e) cek elemen-elemen batang harus lebih stabil dari batang majemuk

    x = 65,9807 > 1,2 1 = 47,4053 (OK) f) kestabilan batang majemuk

    iy = 97,03 > x = 132,08 (jadi tekuk terjadi pada sumbu bahan)

    cx = Efy

    x

    = 5102240

    14,35863,76

    = 0,8445

    0.25< cx

  • fcr = 1,3827240=

    yf = 173,5734 MPa

    g) daya dukung nominal komponen struktur tekan

    Nn = 0,85 Ag fcr = 0,85 1880 173,5734 = 277364,078 N = 27736,4078 kg Nu = 20015,68 kg < Nn = 27736,4078 kg (Ok!) 7216,0

    4078,2773668,20015 ==

    n

    u

    NN < 1

    h) perhitungan dimensi pelat kopel

    syarat kekuatan pelat kopel

    a = 2e + t = 2 19,7 + 5 = 44,4 mm

    1

    110LI

    aIp dimana I1 = Ix = Iy = 424000 cm4

    2 1

    13

    121

    10LI

    aht

    2 2101,541

    424000104,44

    5 3121 h

    0,0282 h3 23541,9766 h 94,1596 mm maka diambil h = 95 dan t = 5 mm

    i) cek kekuatan pelat kopel

    Du = 0,02 Nu = 0,02 20015,68 = 400,3136 kg untuk 3 daerah ada 4 kopel maka

    masing-masing kopel memikul 100,0784 kg.

    Kekuatan geser pelat kopel :

    w = 595=

    th = 19

    pv = 1,1 y

    n

    fEK

    dimana Kn = 5 + 95

    4,44 22555 +=

    ha

    = 27,8903

  • = 1,1 240

    1028903,27 5 = 167,6983

    w < pv maka :

    Vn = 0,65 0,6 fy Aw = 0,9 0,6 240 95 5 = 61560 N = 6156 kg

    Vu = 100,0784 kg < Vn = 6156 kg (Ok!)

    61560784,100=

    n

    u

    VV < 1

  • 3.1.6 Cek penampang batang tarik (LRFD)

    A. Cek penampang profil 40. 40. 4

    5

    sb. y

    sb. x

    5

    e

    ee

    4 4

    4

    40

    4040

    Data profil siku 40.40.4 :

    Ag = 308mm2 Ix = Iy = 44800 mm4 i = 15,2 mm

    e = 11,2 mm ix = iy = 12,1 mm i = 7,8 mm

    w = 22 Dbaut = 12 mm

    BJ 37 fy = 240 MPa fu = 370 MPa

    Ambil gaya tarik akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 6918,79 kg

    40 m m 40 m m

    2 2 m m

    18 m m

  • Leleh penampang Bruto

    Tn = y 2 Ag fy = 0,09 2 308 240 = 164160 N

    Tahanan pada penampang netto

    An = Ag n ( db + 2 ) t = 308 1 ( 12 + 2) 4 = 252 mm2

    U =

    Lx1

    =

    40

    2,111 = 0,72 mm2

    Tn = f U 2 An fu = 0,75 0,72 2 252 370 =100699,2 N

    Tahanan geser blok

    0,6 fu 2Anv = 0,6 370 (2 236)= 104784 N Anv = (80 1,5 (12+2)) 4 = 236 mm

    fu 2Ant = 370 2 ( 22 0,5(12+2) 4 = 44400 N

    Karena fu 2Ant < 0,6 fu 2An gunakan persamaan Tn = 0,6 fu 2Anv + fy 2Agt

    = 104784 + (240 2(22 4) = 147024 N

    Jadi Tn = 100699,2 N

    Tn = 0,75 100699,2 = 75524,4 N = 7552,4 kg Tn > Tu (6918,79 kg)

  • B. Cek penampang profil 50. 50. 5

    5

    sb. y

    sb. x

    5

    e

    ee

    5 5

    5

    50

    5050

    Data profil siku 50.50.5 :

    Ag = 480 mm2 Ix = Iy = 110000 mm4 i = 19 mm

    e = 14 mm ix = iy = 15,1 mm i = 9,8 mm

    w = 30 mm Dbaut = 16 mm

    BJ 37 fy = 240 MPa fu = 370 MPa

    Ambil gaya tarik akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 10737,89 kg

    5 0 m m

    3 0 m m

    2 0 m m

    5 0 m m

  • Leleh penampang Bruto

    Tn = y 2 Ag fy = 0,09 2 480 240 = 207360 N

    Tahanan pada penampang netto

    An = Ag n ( db + 2 ) t = 480 1 ( 16 + 2) 5 = 390 mm2

    U =

    Lx1

    =

    50141 = 0,72 mm2

    Tn = f U 2 An fu = 0,75 0,72 2 390 370 =155844 N

    Tahanan geser blok

    0,6 fu 2Anv = 0,6 370 (2 365)= 162060 N Anv = (100 1,5 (16+2)) 5 = 365 mm

    fu 2Ant = 370 2 ( 30 0,5(16+2) 5= 77700 N

    Karena fu 2Ant < 0,6 fu 2An gunakan persamaan Tn = 0,6 fu 2 Anv + fy 2Agt

    = 162060 + (240 2(30 5) = 234060 N

    Jadi Tn = 155844 N

    Tn = 0,75 155844 = 116883 N = 11688,3 kg Tn > Tu (10737,89 kg)

  • C. Cek penampang profil 70. 70. 7

    70 5 70

    70

    sb. y

    sb. x

    5 77

    7e

    ee

    Data profil siku 70.70.7 :

    Ag = 940 mm2 Ix = Iy = 424000 mm4 i = 26,7 mm

    e = 19,7 mm ix = iy = 21,2 mm i = 13,7 mm

    w = 40 mm Dbaut =

    BJ 37 fy = 240 MPa fu = 370 MPa

    Ambil gaya tarik akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 3667,24 kg

    60 mm60 mm

    30 mm

    40 mm

    Leleh penampang Bruto

    Tn = y 2 Ag fy

  • = 0,09 2 940 240 = 406080 N Tahanan pada penampang netto

    An = Ag n ( db + 2 ) t = 480 1 ( 16 + 2) 7 = 814 mm2

    U =

    Lx1

    =

    60

    7,191 = 0, 6717 mm2

    Tn = f U 2 An fu = 0,75 0,6717 2 814 370 =1303452,909 N

    Tahanan geser blok

    0,6 fu 2Anv = 0,6 370 (2 651)= 289044 N Anv = (120 1,5 (16+2)) 7 = 651 mm

    fu 2Ant = 370 2 ( 430 0,5(16+2) 7= 160580 N

    Karena fu 2Ant < 0,6 fu 2An gunakan persamaan Tn = 0,6 fu 2Anv + fy 2Agt

    = 289044+ (240 2(40 7) = 423444 N

    Jadi Tn = 303453,909 N

    Tn = 0,75 303453,909 = 227590,432 N = 22759 kg Tn > Tu (3667,24 kg)

  • 3.1.7 Perhitungan sambungan baut

    Diambil contoh titik buhul 1 pada batang 1 kuda-kuda K1

    Dari tabel gaya batang didapatkan gaya batang maksimum Ru = -11594.33 kg

    Diketahui :

    tebal pelat = 5 mm

    diameter baut = = 12mm

    1) Tahanan geser baut

    r1 = 0,5 untuk baut tanpa ulir pada bidang geser

    f = 0,75 m = jumlah bidang geser =2

    fub = tegangan tarik putus baut = 825 MPa

    mdfrR ufn = 2b1 0,25 Rn = 0,75 0,5 825 0,25 3,14 122 2 = 69943,5 N = 6994,35 kg

    2) Tahanan tumpu baut

    f = 0,75 db = diameter baut

    tp = tebal pelat

    fu = tegangan tari putus yang terendah antara baut dan pelat = 370 Mpa

    un ftdR = pbf2,4 = 2,4 0,75 12 5 370 = 39960 N = 3996 kg

    3) Menentukan jumlah baut

    Tahanan nominal baut dipilih yang terkecil di antara tahanan geser dan

    tahanan tumpu baut Rn = 3996 kg

    Jumlah baut (n) = Ru / Rn = -11594,33/ 3996 = 2,991 ~ 3 baut

  • 3.1.8 Perhitungan base plate

    Dari perhitungan mekanika menggunakan SAP 2000 pada kuda-kuda

    didapatkan reaksi maksimum Ru = 7424,36 kg

    Diambil pelat baja tebal = 10 mm, b = 30 cm,h = 50 cm

    max= bxhP +

    WM

    = 503036,7424

    x+ 25030

    1001262x

    = (4,950 + 13,350) kg/cm2

    = 18,3 kg/cm2 < beton min= (4,950 - 13,350) kg/cm2 = -8,4 kg/cm2

    Tegangan minimum yang harus ditahan oleh angker

    x

    xx60 = 5,13

    4,8

    13,5x = 504 8,4x

    x = 9,21

    504

    T = 23,014 30 ( 8,4 ) = 2899,764 kg

  • F = T

    = 1400

    764,2899

    = 2,071 cm2

    Dipergunakan angker 19 mm = 2,835 cm2

    Dipasang 4 19 mm, panjang = 50 cm

  • 3.2 Perhitungan pelat lantai

    3.2.1 Pembebanan pelat lantai

    Berat mati lantai

    a) berat sendiri pelat lantai = 0,12 2400 = 288 kg/m2 b) urugan pasir = 0,05 1800 = 90 kg/m2 c) spesi = 3 21 = 63 kg/m2 d) ubin keramik = 0,5 15 = 7,5 kg/m2 e) talang AC = 10 kg/m2 +

    qDL = 458,5 kg/m2

    Berat mati lantai kamar mandi

    a) berat sendiri pelat lantai = 0,15 2400 = 360 kg/m2 b) urugan pasir = 0,05 1800 = 90 kg/m2 c) spesi = 3 21 = 63 kg/m2 d) ubin keramik = 0,5 15 = 7,5 kg/m2 e) plafond penggantung = 11 + 7 = 18 kg/m2

    f) talang AC = 10 kg/m2 +

    qDL = 530,5 kg/m2

    Berat hidup lantai dan kamar mandi = 250 kg/m2

    Berat hidup hall dan selasar = 300 kg/m2

    Kombinasi beban :

    qu = 1,2 qDL + 1,6 qLL

  • 3.2.2 Penulangan pelat lantai dua arah (two way slab)

    Diambil contoh perhitungan pelat tipe B

    Data-data perencanaan :

    lx =4 m

    ly = 4,4 m

    lx

    ly

    Asumsi : jepit elastis

    Dari PBI 71 tabel 13.3.2 didapatkan: kx = 42, ky = 37

    qu = 1,2 qDL + 1,6 qLL

    = 1,2 458,5 + 1,6 250

    = 950,2 kg/m2

    f /c = 30 MPa = 0,9 fy = 240 MPa Cv = 20 mm

    tul = 10 mm

    1,1=lxly

  • A. Penulangan arah x

    M1x = -Mtx = ( ) xxu klq 2001,0 = ( ) 100004242,950001,0 2 = 6385344 N.mm

    Mn = uM =

    0,96385344 = 7094826,667 N.mm 7,1106 N.mm

    d = 2 vch = 2

    1020120 = 95 mm

    Mn = Cc z

    Mn =

    2

    '85,0 adbaf c

    7,1106 =

    2

    9510003085,0 aa

    a = 2,98 mm

    Ts = Cc

    As fy = baf c '85,0

    As = 240100098,23085,0

    = 316,09 mm2

  • Pembatasan luasan tulangan :

    As min = 0,018 % b h = 0,0018 1000 120 = 216 mm2 Digunakan As pakai = As min = 316,09 mm2

    Jarak (S) = 09,316

    100010241 = 248,34 mm

    Digunakan 10 200 mm untuk tulangan arah x Tulangan bagi = 25% tulangan utama = 0,25 316,09 mm2 = 79,02 mm2

    Jarak (S) = 02,79

    10006241 = 357,81 mm

    Digunakan tulangan bagi 6 300 mm

    B. Penulangan arah y

    M1x = -Mtx = ( ) yxu klq 2001,0 = ( ) 100003742,950001,0 2 = 5625184 N.mm

    Mn = uM =

    0,95625184 = 6250204,444 N.mm 6,3106 N.mm

    d = 23 vch = 102

    320120 = 85 mm

    Mn = Cc z

    Mn =

    2

    '85,0 adbaf c

  • 6,3106 =

    2

    8510003085,0 aa

    a = 2,93 mm

    Ts = Cc

    As fy = baf c '85,0

    As = 240

    100093,23085,0

    = 311,74 mm2

    Pembatasan luasan tulangan :

    As min = 0,018 % b h = 0,0018 1000 120 = 216 mm2 Digunakan As pakai = As min = 311,74 mm2

    Jarak (S) = 74,311

    100010241 = 251,81 mm

    Digunakan 10 250 mm untuk tulangan arah x Tulangan bagi = 25% tulangan utama = 0,25 311,74 mm2 = 77,94 mm2

    Jarak (S) = 94,77

    10006241 = 362,77 mm

    Digunakan tulangan bagi 6 300 mm

  • 3.2.3 Penulangan pelat lantai satu arah (one way slab)

    Diambil contoh perhitungan pelat tipe 2

    1/241/24

    1/8

    1.00

    lx = 0,9 m

    ly = 4 m

    lx

    ly

    Data-data perencanaan :

    qu = 1,2 qDL + 1,6 qLL

    = 1,2 298 + 1,6 250

    = 757,6 kg/m2

    4,4=lxly

  • f /c = 30 MPa = 0,9 fy = 240 MPa Cv = 20 mm

    tul = 10 mm panjang bentang ( l ) = 4,0 m

    tebal pelat (h) = 20l =

    244000 = 148,15 mm 150 mm

    A. Penulangan daerah lapangan

    MA= MB = 2241 lqu = 1000046,75724

    1 2 = 5050667 N.mm

    MC = 281 lqu = 1000046,7578

    1 2 = 15152000 N.mm

    Penulangan pelat bagian lapangan menggunakan MC = 15152000 N.mm

    Mn lap = 90,

    M u = 9,0

    15152000 = 16835556 N.mm 1,6107 N.mm

    d = 2 vch = 2

    1220150 = 124 mm

    Mn = Cc z

    Mn =

    2

    '85,0 adbaf c

    1,6107 =

    2

    12410003085,0 aa

    a = 5,18 mm

  • Ts = Cc

    As fy = baf c '85,0

    As = 240100018,53085,0

    = 550,38 mm2

    Pembatasan luasan tulangan :

    As min = 0,18% b h = 0,0018 1000 150 = 270 mm2

    Digunakan As pakai = As min= 550,38 mm2

    Jarak (S) = 38,550

    100012241 = 205,39 mm

    Digunakan 12 200 untuk tulangan utama (lapangan) Tulangan bagi = 25% tulangan utama = 0,25 550,38 mm2 = 137,60 mm2

    Jarak (S) = 60,137

    100010241 = 570,52 mm

    Digunakan tulangan bagi 10 300 mm

    B. Penulangan daerah tumpuan (momen jepit tak terduga)

    MA= MB = 2241 lqu = 1000046,75724

    1 2 = 5050667 N.mm

    Penulangan pelat bagian tumpuan menggunakan MA = 5050667 N.mm

    Mn tump = 90,

    M u = 9,0

    5050667 = 5611852 N.mm 5,6106 N.mm

    d = 2 vch = 2

    1220150 = 124 mm

  • Mn = Cc z

    Mn =

    2

    '85,0 adbaf c

    5,6105 =

    2

    12410003085,0 aa

    a = 2,37 mm

    Ts = Cc

    As fy = baf c '85,0

    As = 240100037,23085,0

    = 251,92 mm2

    Pembatasan luasan tulangan :

    As min = 0,18% b h = 0,0018 1000 150 = 270 mm2

    Digunakan As pakai = As min= 270 mm2

    Jarak (S) = 270

    100012241 = 418,67 mm

    Digunakan 12 250 untuk tulangan utama Tulangan bagi = 25% tulangan utama = 0,25 270 mm2 = 67,5 mm2

    Jarak (S) = 5,67

    100010241 = 1