03 SUPARNO

download 03 SUPARNO

of 13

Transcript of 03 SUPARNO

  • 8/18/2019 03 SUPARNO

    1/13

    Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.2 No.2 Oktober 2014 ISSN 2!02"2##!

    40 http://www.jpeb.net  

    THE EFFECTS OF PBL METHOD USING THE HYPERMEDIA TO THESTUDENTS’ CRITICAL THINKING SKILL ON THE SOCIAL STUDIES

    SUBJECT

    (Experimental Study in Nurul Fikri Integrated Islamic Middle School, Depok,Academic Year of 2012/2013) 

    SUPARNODICKY IRANTO

    Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

    ABSTRACT

    Education as human’s process to gain knowledge is very important tocreate thinking skill for the human being. Related to that thing, implemented thelearning with Problem Based Learning method which is the learning that isoriented to enhance the students’ critical thinking skill. In the constructivismlearning theory, the students should be able to construct the knowledge throughproblem solving so they got the truth which is useful for the existence.

    This research is using the quasi experiment method with non-equivalentgroup design. The conclusion of this research shows that there is enhancementto the students’ critical thinking skill significantly and suggested to use thismethod on another topic, schools gives the hypermedia facilities, andresearching another learning competences.

    Keywords: Problem Based Learning, Hypermedia, Critical Thinking Skill

    PENDAHULUANPendidikan sebagai proses

    manusia memperoleh ilmu

    pengetahuan sangat penting dalammembentuk kemampuan berpikir.Keberhasilan siswa dalam belajarakan mempengaruhi perkembanganpeserta didik secara keseluruhan,sehingga masalah yang perlu dikajiadalah rendahnya kemampuanberpikir kritis siswa.

    Melalui berpikir kritis siswaakan bertanya, mengaitkan ide,

    berpikir secara logis, mengetahuistruktur suatu ilmu, baik dan buruk,benar dan salah, serta akibat suatu

    pemikiran. Konstruksi pengetahuanyang diperoleh dalam prosespembelajaran akan digunakansebagai ide dan solusi dalamkehidupan.

    Pembelajaran yang terjadi disekolah masih bersifat kon-vensional, orientasi pembelajaranmasih mengejar nilai denganbanyak mengerjakan latihan soal,

  • 8/18/2019 03 SUPARNO

    2/13

    Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.2 No.2 Oktober 2014 ISSN 2!02"2##!

    http://www.jpeb.net   41

    inovasi pembelajaran yangdilakukan guru juga masih kurang.

    Pelaksanaan pembelajaran masihteacher oriented   atau teks bookoriented  dimana guru masih sangatdominan dalam pembelajaran dantidak terjadi improfisasi kreatifitasguru dalam mengajar. Efek daripembelajaran tersebut adalah siswaakan pasif dan kemampuan berpikirkritisnya tidak berkembang.

    Tantangan masa depanmenuntut pembelajaran untuk lebih

    mengembangkan kemampuanberpikir kritis, karena padahakekatnya tujuan akhir pendidikanadalah keterampilan berpikir. Olehkarena itu, strategi pembelajaran disekolah tidak hanya mengajarkankonsep-konsep pokok saja, namun juga membangun kemampuanberpikir kritis siswa sertaketerampilan memecahkan masalahagar dapat meningkatkan mutupendidikan.

    Guru harus mampu memilihdan menggunakan metodepembelajaran sesuai dengan materiyang dipilihnya. Salah satu metodepembelajaran yang mendorongsiswa untuk mampu memecahkanmasalah melalui proses berpikir,sehingga mampu mengkonstruksimakna pembelajaran bagi

    kehidupan adalah Problem BasedLearning   (PBL) yang memacusiswa untuk terlibat secara aktifdalam pembelajaran, menekankanpada proses dan pelatihan berulangyang akan bermuara padapenguasaan keahlian menghadapidan memecahkan masalah. PBLmerupakan salah satu alternatifmetode pembelajaran yang

    memungkinkan siswa dapatmengembangkan kemampuan

    berpikir kritis, karena di dalam PBLsiswa dihadapkan pada masalahsebagai stimulus yang menjadifokus dan harus dipecahkan dalamaktivitas belajar.

    Dalam PBL siswa dipacuuntuk terlibat secara aktif mencarimakna dalam pembelajaransehingga mampu diterapkan padakehidupan yang akan datang.Pembelajaran tersebut berlangsung

    secara terpola melalui proses yangbermuara pada penguasaankeahlian dalam memecahkanmasalah.

    Dalam pembelajaran kitamampu mengamati siswa yangfokus memperhatikan pembelajaranserta yang sekedar hadir dikelas.Dalam kajian Attention DeficitHyperactivity Disorder   (ADHD),James Le Fanu (2008:195)menyampaikan sebagai berikut:“Secara umum ada tiga perilakuyang bisa dihubungkan denganADHD ini, inatentif   (tidakmemperhatikan) atau distraktif(mudah terusik), impulsif (semaunyasendiri) dan, hiperaktif ”. Kita mampumengarahkan siswa kita untuk aktifbelajar mengoptimalkanperhatiannya dengan media

    pembelajaran.Penggunaan metodepembelajaran yang tepat diharapkanakan mampu mempengaruhiinteraksi pembelajaran dan polaberpikir siswa yang pada akhirnyaakan mempengaruhi keberhasilanpembelajaran.

    Guru dalam pembelajaranmempersiapkan Rencana Pelak-

  • 8/18/2019 03 SUPARNO

    3/13

    Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.2 No.2 Oktober 2014 ISSN 2!02"2##!

    42 http://www.jpeb.net  

    sanaan Pembelajaran (RPP) yangdidalamnya terdapat metode dan

    media. Dalam pembelajarankonvensional guru dan buku adalahsumber dan media utama, tetapipembelajaran konstruktivismemembutuhkan penguasaan guruterhadap media dan pembelajarandengan metode yang mampumengantarkan siswa pada prosesberpikir dan memecahkan masalah.

    Media yang digunakan gurudalam menyampaikan pesan

    mampu menghadirkan pembela- jaran lebih banyak kepada siswamelintasi batas waktu, tempat, danmenghadirkan secara nyata faktadan masalah dalam pembelajaran.

    Penelitian yang dilakukanBobbi De Porter (Niken Ariani danDany Haryanto, 2010: 6)PenggagasQuantum learning mengungkapkan,manusia dapat menyerap suatumateri sebanyak 70% dari apa yangdikenakannya, 50% dari apa yangdidengar dan dilihat (audio visual),dan 30% dari yang dilihatnya, dariinformasi 20% dan dari yang dibaca10%. Dengan media pembelajarandiharapkan mampu meningkatkankesadaran belajar berbasis audiovisual.

    Hypermedia   akan digunakandalam metode PBL ini untuk

    meningkatkan kemampuan berpikirkritis siswa dengan mengoptimalkansarana dan prasarana sekolah yangdidukung adanya ruang e-learning  dan multimedia.

    Rumusan MasalahMasalah dalam penelitian ini

    sebagai dirumuskan sebagaiberikut:

    1. Apakah terdapat perbedaankemampuan berpikir kritis siswa

    antara sebelum dan sesudahperlakuan pada kelas yangmenggunakan metode problembased learning   (PBL) denganhypermedia  (kelas eksprimen)?

    2. Apakah terdapat perbedaankemampuan berpikir kritis siswaantara sebelum dan sesudahperlakuan pada kelas yangmenggunakan metode diskusidengan multimedia (kelas

    kontrol)?3. Apakah terdapat perbedaan

    peningkatan kemampuan berpikirkritis siswa pada kelas yangmenggunakan metode problembased learning   (PBL)menggunakan hypermedia   (kelaseksprimen) dengan kelas yangmenggunakan metode diskusidengan multimedia   (kelaskontrol)?

    DESKRIPSI TEORITIS1. Kemampuan Berpikir Kritis

    Berpikir kritis termasukproses berpikir tingkat tinggi, karenapada saat mengambil keputusanatau menarik kesimpulkanmenggunakan kontrol aktif, yaitureasonable , reflective , responsible ,dan skillful thinking . Seperti yang

    sampaikan Livingston (1997) salahsatu ciri dari berpikir tingkat tinggiadalah proses yang melibatkankontrol aktif selama proses kognitifitu berlangsung.

    Keterampilan berpikir dike-lompokkan menjadi keterampilanberpikir dasar dan keterampilanberpikir tingkat tinggi. MenurutCosta (1985) yang termasuk kete-

  • 8/18/2019 03 SUPARNO

    4/13

    Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.2 No.2 Oktober 2014 ISSN 2!02"2##!

    http://www.jpeb.net   43

    rampilan berpikir dasar meliputikualifikasi, klasifikasi, hubungan

    variabel, tranformasi, dan hubungansebab akibat. Sedangkan kete-rampilan berpikir kompleks meliputiproblem solving , pengambilankeputusan, berpikir kritis danberpikir kreatif.

    Jadi seseorang yang berpikirkritis maka ia biasa mengajukanpertanyaan yang tepat,menggabungkan informasi yangrelevan, secara efesien dan kreatif

    menyusun informasi, mempunyainalar yang masuk akal atasinformasi yang dimiliki, dankesimpulan kesimpulannya kon-sisten serta dapat dipercayasehingga dapat dimanfaatkan untukkehidupan manusia dan bisamemetik keberhasilan.

    Berpikir kritis adalahpengambilan keputusan secararasional atas apa yang diyakini dandikerjakan. Menurut Michael Scrivenand Richard Paul (EbiendeleEbosele Peter, 2012:1)mengatakan:Critical thinking is the intelectuallydisciplined process of actively andskillfully conceptualizing, applying,analyzing, sinthesizing, and/orevaluating information gatheredfrom orgenerated by observation,experience, reflection, reasoning, or

    communication, asguide to beliefand action .Tampak dari definisi tersebut bahwaberpikir kritis melibatkan aspek-aspek kognitif semisal aplikasi,analisis, sintesis, dan evaluasi.

    Berpikir kritis merupakanaspek penting dan topik yangvitaldalam pendidikan modern sehinggapara pendidik tertarik untuk

    mengembangkan berpikir kritiskepada siswa. Dengan kemampuan

    berpikir kritis siswa akanmengembangkan pengetahuan danpola pikirnya interpretasi, analisis,evaluasi, dan berargumen.

    Menurut Faccione (1998)mengacu pada konsensus para ahlidalam American PhilosopicalAssociation   pada tahun 1990memperkenalkan lima langkahdalam proses berpikir yaitu:interpretasi, analyisis, evaluasi,

    keahlian menyimpulkan, berar-gumen dan berefleksi. Kemampuanberpikir kritis berdasarkankonsensus yang dihadiri 46 ahli dariUniversitas Terkemuka yangdilakukan oleh AmericanPhilosophical Association merekasampai pada konsensus berkenaandengan berpikir kritis yangdiwujudkan dalam pernyataansebagai berikut:

    Kita memahami berpikir kritissangatlah bertujuan, melakukanpenilaian sendiri yang menghasilkanpenafsiran, analisis, evaluasi, dankesimpulan penjelasan berdasarkanbukti, konsep, metode, criteria ataupertimbangan kontekstual yangmenjadi dasar penilaian. Berpikirkritis merupakan hal mendasarsebagai alat penemuan. Dengan

    demikan berpikir kritis merupakankekuatan yang membebaskandalam pendidikan dan merupakansumber daya yang berharga dalamkehidupan sipil seseorang. Berpikirkritis tidak bisa disamakan denganberpikir dengan baik sebab berpikirkritis merupakan fenomena yangmeralat dan meresap dalam hidupmanusia. Pemikir kritis yang ideal

  • 8/18/2019 03 SUPARNO

    5/13

    Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.2 No.2 Oktober 2014 ISSN 2!02"2##!

    44 http://www.jpeb.net  

    adalah yang terbiasa mempertanya-kan, penuh pengetahuan, terper-

    caya pemikirannya, berpikir terbuka,lentur, adil dalam menilai, jujurdalam menghadapi bias pribadi,bijaksana dalam menilai, ikhlasuntuk mempertimbangkan kembali, jelas terhadap issu, tertata dalammasalah yang kompleks, rajinmencari informasi yang relevan,masuk akal dalam memilih kriteria,terfokus pada penemuan, dan ajegdalam menemukan hasil subjek

    yang rinci dan memungkinkan iklimpenemu-an. Jadi, mendidik pemikir

    kritis ditujukan pada idealisme iniyaitu dengan mengkombinasikan

    pe-ngembangan keahlian berpikirkritis dengan menanamkan disposisiyang secara konsisten meng-hasilkan wawasan yang bermanfaatdan yang menjadi dasar bagimasyarakat rasional dan demokrasi.Facione, P. A. (1998:2) 

    Berdasarkan pemaparanpendapat para ahli dalammendifinisikan kemampuan berpikirkritis di atas dapat diterjemahkan

    dalam tabel sebagai berikut:

    Konsensus Para ahli terhadap Definisi Berpikir Kritis

    Penafsiran ‘memahami dan mengungkapkan arti atau pentingnya perbedaanpengalaman, situasi, data, kejadian, penilaian, penemuan, keyakinanaturan, prosedur atau criteria’

    Analisis ‘mengidentifikasi kecenderungan dan kesimpulan aktual hubunganantara pernyataan, pertanyaan, konsep, deskripsi atau bentuk lainrepresentasi yang dimasudkan untuk menyatakan keyakinan,penilaian, pengalaman, pemikiran, informasi dan pendapat.

    Evaluasi ‘ untuk menilai kredibilitas pernyataan atau represnetasi lain yangpenting atau peggambaran persepsi orang, pengalaman, situasi,penilaian, keyakinan, atau pendapat; dan untuk menilai kekuatan logiskesimpulan aktual atau kecenderungan hubungan antarpernyataan,deskripsi, pertanyaan atau bentuk representasi lainnya

    Kesimpulan ‘untuk mengnali dan meyakini elemen yang dibutuhkan untuk menarikkesimpulan yang masuk akal; untuk membentuk hipotesis dan danperkiraan; untuk memperhitungkan informasi relevan danmemperhitungkan konsekuensi yang mengalir dari data, pernyataan,prinsip, bukti, penilaian, keyakinan, pendapat, konsep, deskriopsi,pertanyaan, atau bentuk lain representasi.

    Penjelasan ‘untuk menyatakan hasil pemikiran; untuk mengesahkan pemikirandalam kerangka bukti, konsep, method, criteria dan pertimbangankontekstual yang menjadi dasar pemikiran seseorang; dan untukmenyajikan pemikiran orang dalam bentuk argument yang kuat.

    Sumber: Marrapodi Jean (2003:7)

    Berdasarkan kajian di atasmaka pengertian kemampuanberpikir kritis adalah suatu

    kemampuan berpikir tingkat tinggiyang tujuannya untuk mengkajisebuah situasi, fenomena,

  • 8/18/2019 03 SUPARNO

    6/13

    Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.2 No.2 Oktober 2014 ISSN 2!02"2##!

    http://www.jpeb.net   45

    pertanyaan, atau masalah untukmendapatkan sebuah hipotesis atau

    kesimpulan sebagai prosespengambilan keputusan secara

    rasional atas apa yang diyakini dandikerjakan secara nyata melalui

    aspek penafsiran, analisis, evaluasi,kesimpulan dan penjelasan.

    2. Problem Based Learning (PBL)PBL sebagai metode

    pembelajaran dimana siswa belajarmelalui pemecahan masalahdifasilitasi yang berpusat padamasalah kompleks yang tidakmemiliki jawaban yang benardisampaikan oleh Hmelo-Silver

    (Savery, J. R. 2006:12) bahwa“ PBLas an instructional method in whichstudents learn through facilitatedproblem solving that centers on acomplex problem that does not havea single correct answer ”, sedangkanmenurut Duch, Groh, & Allen (Watson,G. 2002: 1) menyampaikanPBL sebagai metode pembelajaranyang menantang siswa untuk"belajar untuk belajar," bekerjasama dalam kelompok untukmencari solusi untuk masalahseperti pernyataannya sebagaiberikut: ‘Problem-based lear- ning(PBL) is an instructional methodthat challenges studentsto "learn tolearn," working cooperatively ingroups to seek solutions toproblems ‘.

    Dalam metode pembelajaran

    PBL memberikan keterampilankhusus, dan merupakan pembela- jaran berbasis konstruktivisme.Dalam pandangannya tentangmetode PBL Taplin (Baturay.M.H,Bay.O.F, 2009: 44) mengemukakanbahwa PBL merupakan metodepembelajaran yang inovatifdidukungoleh teori pembelajaran sosial danpendekatan konstruktivis. Ada

    banyak alasan mengapa PBLditerapkan dengan sukses sebagaimetode pembelajaran.Alasan yangpaling mendesak adalah bahwatuntutan dunia kerja saat inisebagian besar mengajukankesempatan untuk lulusan yangdilengkapi dengan tempat kerjakhusus keterampilan yang

    diperlukan. Kingsland (Baturay.M.H,Bay.O.F, 2009: 44) menyampaikanbahwa dalam lingkungan PBL,siswa merasa perlu untuk belajarpengetahuan baru sebelum merekadapat memecahkan masalah,karena itu, keterampilan tingkattinggi pemikiran mereka direkam.Hal tersebut disamapaikan sebagaiberikut: ‘In a PBL environment,students feel the need to learn newknowledge before they can solve aproblem; therefore, their higher levelthinking skills are tapped ‘.

    Dalam pandangannyatentang metode PBL Brooke, S. L.(2006:1) menyampaikanbahwa:“Problem-based learning (PBL) is aninstructional method that challengesstudents to actively learn by workingcooperatively in groups to seek

    solutions to real world problems ”.Pembelajaran berbasis masalah(PBL) merupakan metodepembelajaran yang menantangsiswa untuk aktif belajar denganbekerja sama dalam kelompokuntuk mencari solusi untuk masalahdunia .“PBL is a learner-centeredinstructional method that enhancesstudents’ ability to analyze,

  • 8/18/2019 03 SUPARNO

    7/13

    Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.2 No.2 Oktober 2014 ISSN 2!02"2##!

    46 http://www.jpeb.net  

    synthesize, and evaluate problems”.Ramsay, J. dan Sorrell, E. (2006:2).

    PBL adalah pembelajar berpusatpada metode pengajaran yangmeningkatkan kemampuan siswauntuk menganalisis, mensintesis,dan mengevaluasi masalah.

    Ramsay, J. dan Sorrell, E.(2006) menyampaikan PBL sebagaimetode instruksional dalampembelajaran dalam pandangannyasebagai berikut:

    PBL is an instructional method

    that utilizes real problems as theprimary pathway of learning. Theproblems used in PBL activities arecomplex and rooted in real-worldsituations. They are current andreflect a typical problem encounteredin the work environment specific to aparticular discipline.

    Diterjemahkan menjadi PBLmerupakan metode instruksionalyang memanfaatkan masalah nyatasebagai jalur utama belajar.Masalah yang digunakan dalamPBL kegiatan yang kompleks danberakar pada situasi dunianyata.Mereka saat ini danmencerminkan masalah khas yangdihadapi di lingkungan kerja yangspesifik untuk disiplin tertentu.

    Berdasarkan kajian di atasProblem Based Learning (PBL)

    didefinisikan sebagai metodepembelajaran yang menjadikanpermasalahan yang berkaitandengan topik-topik dalam kurikulum

    sebagai titik tolak dalam prosespembelajaran mandiri dan

    kolaboratif. Tahapan dalam PBLterdiri dari langkah - langkah seba-gai berikut: (a) mengorientasikansiswa pada masalah; (b) meng-organisasikan siswa untuk belajar;(c) membimbing pemeriksaanindividual atau kelompok;(d)mengembangkan dan menyajikanhasil karya; (e) menganalisis danmengevaluasi proses pemecahanmasalah.

    PBL mengembangkanpembelajaran berpusat pada siswadan yang pemecahan masalahsecara efektif dan kritis melalui limatahap sebagai berikut:

    Teori belajar konstruktivismemenyatakan bahwa siswa harusmenemukan sendiri danmentransformasikan informasikompleks, mengecek informasi barudengan aturan lama danmerevisinya apabila aturan – aturanitu tidak berlaku dan tidak lagisesuai. Siswa harus mampumemecahkan masalah, mengemu-kakan ide–ide, serta mencarikebenaran. Membangun sendiripengetahuannya tanpa harusbergantung pada guru adalahsalahsatu penekanan pembelajarankonstruktivisme. Dalam pembe-

    lajaran ini guru hanya sebagaifasilitator yang mengatur membe-rikan kemudahan bagi siswa untukbelajar.

  • 8/18/2019 03 SUPARNO

    8/13

    Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.2 No.2 Oktober 2014 ISSN 2!02"2##!

    http://www.jpeb.net   47

    Menurut pengajaran JohnDewey (Trianto, 2011:17) metodereflektif didalam memecahkanmasalah, yaitu suatu proses berpikiraktif, hati hati. Pengalaman siswadalam pembelajaran akan terbentukdengan adanya alternatif pilihan dan

    resiko yang diambil dari suatukeputusan. Siswa akan menjadiseorang pemikir kritis dan mencarikebenaran dengan menjadipengambil resiko terbaik atas suatukeputusan yang diambil dalammenyelesaikan suatu masalahhidup.

    3. Hypermedia  sebagai MediaPembelajaran

    Media pembelajaran meliputisegala sesuatu yang dapatmembawa pesan dan informasiyang disampaikan pengajarsebagai komunikasi kepada siswa

    dalam menyampaikan materipembelajaran, sehingga dapat me-ningkatkan pengetahuan, motivasi,daya pikir dan pemahaman pesertadidik terhadap materi pembelajaranyang disampaikan.

    Pembelajaran dengan meng-gunakan media mengundangperhatian siswa dalam belajar. Hal

  • 8/18/2019 03 SUPARNO

    9/13

    Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.2 No.2 Oktober 2014 ISSN 2!02"2##!

    48 http://www.jpeb.net  

    tersebut mampu mengambilperhatian siswa sehingga siswa

    akan aktif. Eric Jensen (2011:75)menyampaikan pendapatnyasebagai berikut: “Dapatkanperhatian otak dengan pergerakan,kontras, dan perubahan warna.Sistem visual kita diciptakan untukmenaruh perhatian pada unsur –unsur tersebut, karena merekamemiliki potensi memberi sinyalbahaya” Dengan warna, animasi,audio-visual yang mampu kita

    tampilkan melalui mediapembelajaran, akan lebih menariksiswa mempelajari materi yang kitasampaikan dikelas.

    Hypermedia sebagai bagiandari pembelajaran berbasis komputer(computer based system )memanfaatkan hiperterteks   denganmerangkum berbagai media denganadanya penghubung (link ) daripengguna yang dihubungkan dengannodes   meliputi video, suara, musik,teks, animasi, film, image dan data.Hal tersebut disampaikan olehBlanchard dan Rotenberg (Munirdan Halimah Badioze Zaman,1999:5) sebagai berikut:Hypermedia adalah gabunganberbagai media yang dikawal oleh hiperteks. Hypermedia dapatmerangkumi pelbagai media: video,

    suara, muzik, teks, animasi, film,grafik dan imej . Dalam hypermedia  ada dua konsep dasar yangmenjadi ciri khusus yaitu peng-hubung (link) dan yang dihubungkan (nodes). Nodes adalah bahagian-bahagian dari sumber maklumatyang ada dalam hypermedia   yangmeliputi ; video, suara, musik, teks,animasi, film, grafik, imej dan data.

    Sedangkan link  adalah penghubungatau yang membuat hubungan

    antara nodes   dengan pengguna.Hiperteks   dalam hypermedia  berfungsi sebagai link.  Jadi nodes  tidak mempunyai arti apa-apa dalamhypermedia   tanpa adanya perananhyperteks sebagai link.

    METODE PENELITIANPenelitian ini merupakan

    penelitian kuasi eksperimen atau“eksperimen semu”  yang terdiri dari

    dua kelompok penelitian yaitu kelaseksperimen melakukan pembe-lajaran dengan metode ProblemBased Learning (PBL) menggu-nakan hypermedia dan kelas kontrolmelakukan pembelajaran konven-sional, desain dalam penelitian iniberbentuk desain Nonequivalent(Pretest and Posttest) Control GroupDesign . Langkah-langkah dalamdesain ini sama dengan pretest- posttest experimental control groupdesign.

    McMillan & Schumacher (2001),Fraenkel & Walen (1993) Keterangan :

    O1 = Tes awal pada kelomppokeksperimen dan kelompokkontrol

    O2 = Tes akhir pada kelompokeksperimen dan kelompokkontrol

    X = Perlakuan dengan menggu-nakan Pembelajaran MetodeProblem Based Learning  danHiper Media

  • 8/18/2019 03 SUPARNO

    10/13

    Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.2 No.2 Oktober 2014 ISSN 2!02"2##!

    http://www.jpeb.net   49

    Populasi dalam penelitian iniadalah seluruh Siswa SMPIT Nurul

    Fikri, Kota Depok tahun pelajaran2012/2013 yang berjumlah 423siswa. Sampel penelitian ini adalahsiswa kels 8 semester 1 SMPITNurul Fikri. Sampel pada penelitianini terdiri dari dua kelas, yaitu kelaseksperimen dengan metode PBLmenggunakan hypermedia   dansebagai kelas kontrol denganpembelajaran konvensional. Penen-tuan sampel dilakukan dengan

    menggunakan teknik purposivesamplin g sebanyak 2 dari 12 kelasdan dipilih kelas 8A dan 8B denganpertimbangan siswa kelas 8 telahmendapat materi prasyaratsehingga dapat dijadikan dasaruntuk melaksanakan tindakanpembelajaran sesuai dengan yangdikehendaki dalam penelitian ini,dan kemampuan kelas 8 yangdiperkirakan telah dapat mengikutiproses pembelajaran yang akandiberikan. Dari kedua kelas tersebutditentukan kelas 8A yang terdiri dari36 orang siswa sebagai kelaseksperimen yang mendapatpembelajaran dengan metode PBLmenggunakan hypermedia , se-dangkan kelas 8B sebagai kelaskontrol terdiri dari 35 orangmahasiswa yang mendapat pembe-

    lajaran dengan metode diskusimenggunakan multimedia.

    DESKRIPSI HASIL PENELITIANData hasil tes kemampuan

    berpikir kritis siswa terdiri dari pretesdan postes yang diperoleh melaluites tertulis berbentuk pilihangandadiperoleh angka signifikansipadapretest   1 adalah 0,324 dan

    0,323. Pretest  tahap 2 adalah 0,855serta pretest   tahap 3 adalah 0,513

    dan 0,512maka kemampuan awalberpikir kritis siswa kedua kelas(eksperimen dan kontrol) adalahsam

    Setelah diberikan pembe-lajaran pada kelas eksperimenmenggunakan metode problembased learning   dengan hypermedia  dan kelas kontrol menggunakanmetode diskusi dengan multimedia ,siswa diberikan soal tesakhir

    (posttest) diperoleh angkasignifikansi pada postest 1 adalah0,020, postest   tahap 2 adalah0,001 serta postest  tahap 3 adalah0,003. Oleh karena angkasignifikansi lebih kecil dari 0,05,maka kemampuan berpikir kritissiswa dalam skala pengukuran akhirkedua kelas (eksperimen dankontrol) adalah terdapat perbedaansecara signifikan.

    Setelah mengetahuikemampuan awal dan kemampuanakhir kemampuan berpikir kritissiswa pada kelas eksperimen dankelas kontrol melalui analisis pretest  dan postest   di atas, selanjutnyaadalah membandingkan kemampu-an awal dan kemampuan akhir darimasing-masing kelas diperolehbahwa kemampuan berpikir kritis

    siswa kelas eksperimen dan kelaskontrol sama-sama terjadiperubahan yang signifikan namunperubahan pada kelas eksperimen jauh lebih besar dari kelas kontrol.

    Untuk mencari perbedaanpeningkatan (N-Gain) kemampuanberpikir kritis siswa diperolehdengan cara membandingkan n-gain kelas kontrol dengan n-gain

  • 8/18/2019 03 SUPARNO

    11/13

    Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.2 No.2 Oktober 2014 ISSN 2!02"2##!

    50 http://www.jpeb.net  

    pada kelas eksperimen. Didapatbahwa masing-masing kelas, baik

    kelas eksperimen maupun kelaskontrol terjadi peningkatankemampuan berpikir kritisnya padatest tahap 1 kelas eksperimenpeningkatan yang terjadi sebesar0,43 (43%), pada test tahap 2 kelaseksperimen peningkatan yangterjadi sebesar 0,42 (42%), padatest tahap 3 kelas eksperimenpeningkatan kemampuan berpikirkritis siswa terjadi sebesar 0,52

    (52%).

    KESIMPULANBerdasarkan hasil temuan

    penelitian, analisis dan pemba-hasan yang telah dilakukan padamengenai pembelajaran denganmetode problem based learningmenggunakan hypermedia   padaSMP Islam Terpadu Nurul Fikri KotaDepok diperoleh beberapakesimpulan yang merupakan jawa-ban atas pertanyaan-pertanyaanyang diajukan dalam rumusanmasalah. Kesimpulan-kesimpulantersebut adalah:

    1. Pembelajaran dengan metodeproblem based learning   (PBL)menggunakan hypermedia mam-pu meningkatkan kemampuanberfikir kritis siswa dalam

    pembelajaran Ilmu PengetahuanSosial. Hal tersebut menunjukkanpembelajaran PBL mengguna-kan hypermedia   adalah metodeyang tepat dipilih guru dalampembelajaran untuk meningkat-kan kemampuan berfikir kritissiswa.

    2. Pembelajaran dengan metodediskusi menggunakan multimedia  

    mampu meningkatkankemampuan berfikir kritis siswa

    dengan tingkat signifikansirendah. Hal tersebut menunjuk-kan kemampuan berfikir kritissiswa belum berhasil ditingkatkandengan metode diskusimenggunakan multimedia. 

    3. Pembelajaran dengan metodeproblem based learning   (PBL)menggunakan hypermedia lebihbaik dibandingkan pembelajaranmenggunakan metode pembela-

     jaran yang lain dalam meni-ngkatkan kemampuan berfikirkritis siswa. Hal inimenunjukkanbahwa pembelajaran denganmetode problem based learning  (PBL) menggunakan hypermedia  yang telah dilaksanakan sudahberhasil diterapkanpada siswauntuk aspek kemampuan berpikirkritis, walaupunpeningkatankemampuan berfikir kritis yangdiperoleh siswa masih dalamkategori sedang.

    Saran Beberapa saran atau reko-

    mendasi yang dapat dikemukakan:1.  Kemampuan berpikir kritis siswa

    dalam pembelajaran IPS dapatditingkatkan dengan pembela- jaran yang menggunakan

    metode problem based learningdengan hypermedia oleh karenaitu diperlukan pengembanganyang lebih jauh untuk topikpermintaan, penawaran danharga keseimbangan dalampembelajaran IPS.

    2.  Dalam pembelajaran denganmetode PBL menggunakanhypermedia perlu adanya

  • 8/18/2019 03 SUPARNO

    12/13

    Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.2 No.2 Oktober 2014 ISSN 2!02"2##!

    http://www.jpeb.net   51

    penguasaan media oleh siswadan guru. Selain itu sekolah

    perlu menyediakan fasilitasruang e-learning   yang mampumengakomodasi hypermedia  dengan koneksi internet secaraon-line .

    3.  Kepada peneliti selanjutnyadapat melakukan penelitiantentang metode PBL menggu-nakan hypermedia   untukmeningkatkan kompetensibelajar yang lain.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ariani, N dan Haryanto, D. (2010).Pembelajaran Multi Media diSekolah: PedomanPelaksanaan PembelajaranInspiratif, Konstruktif, danProspektif. Jakarta: PrestasiPustaka Publisher

    Baturay.M.H, Bay.O.F. (2009). “Theeffects of problem-basedlearning on the classroomcommunity perceptions andachievement of web-basededucation students”Computers & EducationanInternational Journal .55,43–52.

    Brooke, S. L. (2006). Using theCase Method to Teach Online

    Classes: Promoting SocraticDialogue and Critical ThinkingSkills. International Journal ofTeaching and Learning inHigher Education, Volume 18,(2), 142-149. Avaliable:http://www.isetl.org/ijtlhe/pdf/IJTLHE58.pdf (17 Mei 2012)

    Costa and Pressceisen. (1985).Developing Minds: A Resource

    Book for Teaching Thinking .Alexandria: ASCD.

    Facione, P. A. (1998). CriticalThinking: A Statement ofExpert Consensus forPurposes of EducationalAssessment andInstruction“The Delphi Report”. (Online). Available at:http://assessment.aas.duke.edu/documents/Delphi_Report.pdf (Mei 10, 2012)

    Fanu, J. L. (2008).Deteksi dini

    masalah masalah Psikologianak dan proses terapinya .Jogjakarta: think

    Jean, M. (2003). Critical ThinkingAnd Creativity an Overview andComparison of The Theories. (Online). Tersedia:http://www.applestar.org/capella /CRITICAL%20THINKING%20AND%20CREATIVITY.pdf (4 Juli2012)

    Jensen, E. (2011). PembelajaranBerbasis Otak: Brain BasedLearning . Jakarta: PT Indeks

    Livingston, J.A. (1997).Metacognition . [Online].Tersedia: http://www.gse.buffalo.edu/fas/shuell/cep564/ Metecog.htm. [23 Januari2012].

    Peter, Ebiendele Ebosele (2012).

    “Critical thinking: Essence forteaching mathematics andmathematics problem solvingskills ”. African Journal ofMathematics and ComputerScience Research Vol. 5(3),pp. 39-43, University oflouisville. (Online) Tersedia:http://louisville.edu/ideastoactio

  • 8/18/2019 03 SUPARNO

    13/13

    Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (JPEB) Vol.2 No.2 Oktober 2014 ISSN 2!02"2##!

    52 http://www.jpeb.net  

    n/what/critical-thinking/what-is-critical-thinking (4 Juli 2012)

    Ramsay, J. and Sorrell, E. (2006).Problem-Based Learning: ANovel Approach to TeachingSafety, Health andEnvironmental Courses. InJournal of SH&EResearch  (Online), Vol. 3, ( 2), Page 8.Avaliable:http://www.asse.org/academicsjournal/archive/vol3no2/06summer_ramsay.pdf (17 Mei 2012)

    Savery, J. R. (2006).  “ Overview ofProblem-basedLearning:Definitions andDistinctions”. TheInterdisciplinary Journal ofProblem-based Learning(Online). Volume 1, (1), Page:9 - 20. Avaliable:http://www.tne.uconn.edu/Case%20Method/Savery,%202006.pdf (17 Mei 2012)

    Trianto, (2011). PembelajaranInovatif berorientasiKonstruktivistik. Konsep,landasan teoristis – praktis danimplementasinya . Jakarta:Prestasi Pustaka Publisher

    Watson,G. (2002, 30 April). UsingTechnology to Promote

    Success in PBL Courses. APublication of Michigan VirtualUniversity (Online), Page 5.Tersedia:http://ts.mivu.org/default.asp?show=article&id=969. (17 Mei2012)

    Zaman, M. H. B. (1999). AplikasiMultimedia dalam Pendidikan.Jurnal BTP 1 (Online). Volume1 (1), Hal: 1 – 16. Tersedia

    Online:http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_KOMPUTER/196603252001121-MUNIR/Artikel_TIK/Aplikasi_Multimedia_Dalam_Pendidikan_ 2.pdf. (10 Mei 2012)