02 Metode Manajemen K3L & Cycle
-
Upload
hadiprasetyo91 -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of 02 Metode Manajemen K3L & Cycle
-
8/18/2019 02 Metode Manajemen K3L & Cycle
1/10
METODE MANAJEMEN LINGKUNGAN & KESEHATAN KERJA
Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan. Dalam
melaksanakan Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara
lain yang menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Untuk itu Kegiatan konstruksi
harus dikelola dengan memperhatikan standar dan ketentuan K3 yang berlaku.
Manajemen keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan proyek atau project safety &
environment management
ini dipergunakan untuk penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3), untuk pekerjaan Pembangunan Gedung Dosen IAIN Jember tahun anggaran
2016. Sehingga tercipta kondisi tempat kerja yang aman, nyaman dan sehat serta efisien dan
produktif dalam mendukung jalannya pelaksanaan proyek sesuai dengan target dan mutu
pekerjaan dan juga untuk menganalisa metode pelaksanaan konstruksi yang ramah lingkungan.
1. KEBIJAKAN K3
Kami berkomitmen untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan menyediakan
tempat kerja yang sehat dan aman bagi pekerja dan pelanggan dengan penerapan
program perbaikan berkelanjutan melalui Sistim Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, dengan cara :
- Menetapkan tujuan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sasaran dan
program K3 secara berkala agar selaras, baik dengan perkembangan kondisi
perusahaan, peraturan atau standar yang berlaku.
- Mematuhi perundang-undangan & persyaratan lainnya yang berkaitan dengan K3, serta
mengintegrasikannya ke dalam semua aspek kegiatan operasi.
- Melakukan identifikasi bahaya sesuai dengan sifat dan skala resiko - resiko K3.- Menyediakan kerangka kerja bagi penetapan dan peninjauan sasaranK3.
- Menyediakan sumberdaya yang cukup untuk mengimplementasikan Sistim Manajemen
K3.
- Mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara Sistim Manajemen K3.
- Memelihara program Lindungan Lingkungan terhadap kegiatan di semua lokasi proyek.
- Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran kebijakan ini kepada semua personil
secara berkala
- Mengelola dan menangani semua material, baik yang berbahaya maupun yang tidak
berbahaya, termasuk mengendalikan potensi bahaya terhadap pekerja.
- Meningkatkan kompetensi pekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
- Meninjau aspek Manajemen K3 secara periodik agar selalu relevan.
- Penerapan kebijakan ini menjadi kewajiban semua pihak yang bekerja untuk PT.
LAZZUARDY PUTRA TEKNIKA sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing –
masing
2. PERENCANAAN K3
a) Pemilihan sistim dan peralatan
- Metode kerja
-
Penggunaan peralatan beratb) Perhitungan kekuatan dan stabilitas dari sarana kerja seperti:
- Platform
- Jaring pengaman
- Tangga darurat
- Penutup lubang, dll
c) Penentu prosedur kerja
d) Penempatan prasarana kerja baik bahan maupun peralatan
-
8/18/2019 02 Metode Manajemen K3L & Cycle
2/10
e) Mengidentifikasi potensi bahaya dengan mengantisipasinya:
- Terjatuhnya dari ketinggian
- Kebakaran
- Peledakan akibat mesin atau listrik
- Benda yang jatuh dari atas
- Merencanakan biaya yang diperlukan
Kunci utama yang harus dilakukan pekerja untuk menghindari terjadinya
krecelakaan kerja yaitu disiplin dalam bekerja serta selalu menjaga tempat kerjanya agar
tetap bersih, rapi dan tertata denganbaik. Selain itu hal lain yang dapat dilakukan untuk
terus menumbuhkan kesadaran pekerjaan adalah :
- Mengadakan Kampanye dan penyuluhan K3 secara teratur untuk menumbuhkan
kesadaran mengenai arti penting K3.
- Mengadakan latihan dan demonstrasi K3 bagi para pekerja maupun staf
kontraktor.
- Melakukan pengecekan secara teratur.
- Memasang poster-poster dan tanda-tanda K3 pada tempat-tempat yang strategis.
- Memberikan sanksi yang tegas bagi mereka yang tidak disiplin dan mematuhi
peraturan K3 serta memberi penghargaan bagi mereka yang disiplin dan patuh
melaksanakan K3.
- Diskusi dan dialog tentang K3 baik dengan pekerja maupun staf, sebelum mulai
atau setelah selesai bekeraja, selama proyek berjalan dan dilakukuan secara
berkala.
3. SISTEM ANALISA LINGKUNGAN
Implementasi analisa lingkungan untuk menganalisa metode dan prosespelaksanaan pekerjaan konstruksi yang ramah lingkungan yaitu dengan :
- Melakukan identifikasi aspek lingkungan (yeng berpotensi dampak/ mencemari
lingkungan) dari segala kegiatan kerja konstruksi yang akan dilakukan.
- Mengevaluasi aspek lingkungan dan menetapkan tingkat dampak dari aspek lingkungan
yang terjadi
- Untuk tingkat dampak lingkungan yang tinggi atau signifikan dibuat program mitigasi dan
atau pencegahannya atau bias disebut Upaya Kelola Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantau dan Lingkungan (UPL)
- Menerapkan program mitigasi dan atau pencegahan pencemaran lingkungan sesuai
dengan rencana dan standar serta peraturan yang berlaku baik secara teknis maupunnon teknis, juga berwawasan 4R yaitu :
Reduce : upaya mengurangi atau mencegah pembelanjaan dan penggunaan bahan-
bahan yang dapat merusak lingkungan yang biasa disebut dengan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
Reuses : upaya pemakaian kembali material dan peralatan yang digunakan sehingga
dapat mengurangi atau mencegah pemborosan sumberdaya alam. Dengan
demikian, dapat ikut berperan dalam upaya pelestarian alam
Recycle ; upaya bekerja sama dengan pihak-pihak yang mempunyai ijin untuk
memproses daur ulang dari bahan-bahan dan peralatan yang sudah tidak
dapat digunakan kembali untuk pelaksanaan proyek
Repair : upaya perbaikan demi lingkungan yaitu dengan memperbaiki barang-barang
yang rusak agar dapat digunakan kembali atau memperbaiki kondisi yang
dapat mempengaruhi pengrusakan lingkungan, seperti :
Memperbaiki bekisting yang rusak hingga dapat dipergunakan kembali
Membuat resapan atau drainase di lokasi proyek, yang dapat menimbulkan
bahaya banjir atau longsor.
-
8/18/2019 02 Metode Manajemen K3L & Cycle
3/10
4. KONTROL KEBISINGAN
Tempat/ ruangan kerja yang berdekatan atau terdapat alat produksi yang
mengeluarkan suara bising (seperti Genzet, beton molen, gerinda, dll) harus diperiksa
atau di ukur intensitas kebisingannya agar diketahui tingkat kebisingannya.
Jika tingkat kebisingan melebihi dari nilai ambang batas (NAB) normal dapat
dipersyaratkan wajib pakai alat pelindung diri pendengaran yang harus digunakan oleh
tenaga kerjaatau tamu yang berada di tempat kerja tersebut.Dan jika akan mengganggu atau menilmbulkan protes masyarakat sekitarnya
maka perlu diupayakan :
Menurunkan tingkat intensitas kebisingan pada sumber atau alat
produksinya dengan menempatkan alat peredam pada sumber getarannya
Pengaturan waktu operasi, jika memungkinkan
Penempatan penghalang pada jalan transmisi secara baik dengan cara
mengisolasi mesin/ sumbernya.
5. PENCEGAHAN KECELAKAAN AKIBAT ANGKUTAN, PENGGUNAAN ALAT DAN
LALU LINTAS
Penempatan bahan, alat pada lokasi proyek direncanakan sebaik-baiknya, agar
pada waktu bahan dan alat tersebut akan diangkut dan digunakan tidak membahayakan
para pekerja dan tidak mengganggu lalu lintas di tempat kerja. Ketentuan penggunaan
peralatan perpindahan tanah,dirinci dalam :
- Ketentuan persyaratan alat pemindahan tanah itu sendiri.
- Alat harus dalam keadaan baik untuk digunakan, perlengkapan peralatan
diantaranya data dan informasi alat, lampu sain, lampu sinyal, alat peredam dan
lain-lain harus lengkap dan dalam keadaan baik;
- Ketentuan persyaratan operatornya, antara lain keterampilannya, alat
perlindungannya, perlemgkapan dan lain-lain;
- Cara penggunaan dari cara menghidupkan mesin, cara mengoperasikan, cara
memarkir dan lain-lain.
6. PENCEGAHAN KECELAKAAN YANG DISEBABKAN OLEH KEJATUHAN BENDA
- Untuk menghindari benda-benda yang jatuh dari bangunan perlu dipasang
jaring/jala.
- Benda-benda yang tidak terpakai tidak boleh dibuang dengan cara menjatuhkan ke
bawah.
- Bila memindahkan benda yang berat dan sulit harus ada alat pengaman agar tidak
menimbulkan bahaya.
- Bangunan bantu seperti perancah harus dibuat yang kokoh agar tidak roboh.
- Pekerja harus menggunakan helm
7. PENCEGAHAN KECELAKAAN YANG DISEBABKAN TERGELINCIR, TERPUKUL,
TERKENA BENDA TAJAM/KERAS
- Jalan kerja dan injakan kaki, harus dijaga agar tetap bersih dan tidak licin.
- Cara kerja harus dalam posisi dan sikap yang betul.
- Jangan menggunakan alat kerja yang bukan semestinya, misalnya pahat untuk
memukul kayu.
- Pakailah sepatu kerja, sarung tangan kerja dan helm.
8. PENCEGAHAN KECELAKAAN KARENA JATUH DARI TEMPAT YANG TINGGI
Kecelakaan jatuh dari tempat yang tinggi sering terjadi pada pekerjaan atap,
pembuatan dinding yang tinggi seperti plesteran maupun keramik dinding, pekerja langit-
-
8/18/2019 02 Metode Manajemen K3L & Cycle
4/10
langit dan lain-lain sehingga perlu menggunakan perancah. Pencegahan kecelakaan
karena jatuh dari tempat yang tinggi, antara lain :
- Perancah harus dibuat yang baik dam kokoh, tidak ada perancah yang dibuat
secara darurat.
- Perancah harus terkait pada bangunan sehingga tidak roboh.
- Perancah tidak bo leh dimuati melampaui kekuatanya.
- Papan untuk injakan kait dibuat dari papan kayu yang kuat dan harus lebih dari
satu papan. Maksudnya bila ada satu papan yang patah masih ada papan yang
lain.
- Papan injakan/plat form agar diberi tanda maximum kemampuan atau 80% x
kemampuan.
- Injakan harus diberi pegangan.
- Lantai perancah harus tetap bersih dan tidak licin.
- Pekerja menggunakan sabuk dan tali pengaman.
9. PENCEGAHAN AKIBAT TERKENA LAIRAN LISTRIK DAN KEBAKARAN
Kecelakaan akibat terkena aliran listrik dan kebakaran jarang terjadi tetapi
berakibat fatal. Orang terkena kecelakaan ini mengalami luka parah bahkan meninggal.
Oleh karena itu pencegahan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Aliran listrik perlu ditangani oleh orang yang trampil dan ahli.
- Tempat-tempat yang ada aliran listrik/kabel-kabel harus diberi tanda yang jelas.
- Pada waktu pemasangan diawasi oleh pengawas yang berkompeten dan sampai
uji coba penggunaanya.
- Kebakaran biasanya dimulai dari api kecil dan api menjadi besar bila disekeliling
sumber api terdapat bahan-bahan yang mudah terbakar. Oleh karena itu hindari
api sekecil apapun.- Bahan yang mudah terbakar, seperti persediaan minyak, minyak cat, kayu harus
jauh dari sumber api. Di tempat bahan-bahan yang mudah terbakar harus diberi
tanda dilarang merokok.
- Bila di lokasi ada bedeng tempat menginap, harus dikontrol secara rutin. Aliran
listrik perlu mendapat pengamanan yang baik dan pengecekan secara rutin.
10. PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
Penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja merupakan suatu hambatan pada
tingkat pengamanan maupun keamanan dalam bekerja. Hal ini tentu dapat menghambat
produktivitas kerja. Untuk itu perlu adanya pengenalan terhadap lingkungan kerja,pengendalian lingkungan kerja, pengertian serta usaha pencegahan, baik untuk
keselamatan maupun kesehatan kerja, serta perlu adanya hubungan baik antara sesama
tenaga kerja maupun pimpinan.
Usaha pencegahan akibat kekurangan segi teknis dibidang konstruksi dapat
dilakukan dengan desain kerja yang baik, serta organisasi/pengaturan kerja.
Pencegahan penyakit akibat kerja dilakukan dengan:
- Substitusi : Mengganti bahan-bahan yang membahayakan tubuh manusia dengan
bahan yang tidak berbahayakan tanpa mengurangi hasil dan mitos.
- Isolasi : Menjauhkan atau memisahkan suatu proses pekerjaan yang mengganggu
atau membahayakan pekerja.
- Ventilasi : Membuat ventilasi ditempat kerja , sehingga sirkulasi udara dapat
terjaga.
- Alat pelindung diri (APD) : Alat pelindung diri berupa aksesoris yang telah
dirancang agar mampu melindungi pekerja dari penyakit atau kecelakaan kerja.
Alat ini berbentuk pakaian, topi pelindung kepala, sarung tangan, sepatu yang
dilapisi baja bagian depan untuk menahan beban yang berat, masker khusus untuk
-
8/18/2019 02 Metode Manajemen K3L & Cycle
5/10
melindungi alat pernafasan terhadap debu atau gas yang berbahaya, kacamata
khusus dan sebagainya.
- Latihan informasi sebelum bekerja : Agar pekerja mengetahui dan lebih berhati-
hati terhadap kemungkinan adanya bahaya kecelakaan kerja maka dianjurkan
sebelum bekerja diberi pengetahuan tentang pendidikan keselamatan dan
kesehatan kerja secara teratur sehingga para pekerja sadar akan resiko dari
pekerjaan yang mereka jalani dan mampu bekerja secara lebih berhati – hati.- Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : Melakukan pemeriksaan kesehatan
sebelum bekerjadan secara berkala untuk mengetahui faktor penyebab dari
gangguan kesehatan yang timbul pada pekerja.
- Istirahat dalam bekerja : dianjurkan pada saat bekerja semua pekerja diberi waktu
untuk istirahat lebih kurang sepuluh menit secara serentak
11. PENGENDALIAN POTENSI BAHAYA
Dalam lingkungan kerja, sering kali manusia dihadapkan dengan berbagai macam
hazard dan resiko yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Manifestasi dari
bahaya industri tidak hanya terjadi pada tenaga kerja, melainkan pada masyarakat dan
lingkungan sekitarnya. Potensi bahaya ini perlu dikelola melalui empat tahap yaitu:
a) Mengenal potensi bahaya (hazard identification)
- Mempelajari dan mengenal standar atau prosedur misalnya pada petunjuk teknis,
brosur,leaflet, MSDS dan sebagainya
- Menggunakan daftar periksa(check list) atau berdasarkan pada pengalaman pada
unit/bagian sejenis dan diskusi
- Memakai metode identifikasi bahaya, sekaligus analisisnya
b) Menganalisis potensi bahaya (hazard analysis)- Menentukan besarnya bahaya
- Seberapa seriusnya bahaya
- Seberapa besar kemungkinan hazard akan terjadi.
c) Meniadakan dan mengendalikan potensi bahaya (hazard elimination and control)
- Upaya menemukan solusi untuk mencegah bahaya
- Upaya penanggulangan potensi bahaya
d) Tindakan penanggulangan potensi bahaya (hazard recovery)
- Penanganan bahaya jika upaya pengendalian bahaya mengalami kegagalan- Upaya mengurangi akibat
- Rehabilitasi
12. ANALISIS KECELAKAAN KERJA
Analisa kecelakaan kerja dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi,
menentukan penyebab kecelakaan, mengukur resiko kecelakaan, menentukan
kecendrungan kecelakaan serta mengembangkan pengawasan yang harus dilakukan.
Analisis ini sangat diperlukan sehingga kecelakaan yang sama tidak terulang kembali.
Kecelakaan yang perlu dianalisis yaitu :
- Setiap kecelakaan baik yang membawa kerugian maupun tidak membawa
kerugian.
- Keadaan nyaris celaka (near-miss)
Untuk menganalisis kecelakaankerja yang harus dilakukan adalah :
- Analisa dilakukan oleh petugas yang berwenang dan terlatih, pengawas kerja, atau
menejer madya
-
8/18/2019 02 Metode Manajemen K3L & Cycle
6/10
- Mengumpulkan semua informasi terkait dengan kecelakaan kerja, serta
melengkapinya dengan laporan teknis.
- Semua informasi yang telah didapat kemudian dianalisa dengan mencari
hubungan yang logis.
13.PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (PPPK)
Pada setiap lokasi pekerjaan konstruksi perlu disiapkan kemampuan untuk dapatmelakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) serta tindak lanjutnya. Untuk
dapat melakukan PPPK dan tindak lanjutnya di proyek, perlu adanya orang yang dapat
melakukan PPPK, alat dan bahan PPPK, daftar nama, alamat, nomor telepon dari orang,
instansi yang harus dihubungi apabila terjadi kecelakaan atau musibah, seperti klinik,
rumah sakit, pemadam kebakaran, dan lain-lain.
a) Orang yang dapat melakukan PPPK.
Orang ini dapat sebagai petugas khusus tentang PPPK ataupun mereka yang
pernah mengikuti latihan PPPK. Mereka itu boleh staf kontraktor maupun para tukang
yang pernah mengikuti kursus PPPK. Bila dipandang perlu dapat mengutus orang untuk
mengikuti latihan PPPK.
b) Alat dan bahan.
Alat, bahan dan alat-alat PPPK dilokasi proyek harus disediakan oleh pihak
kontraktor. Setidak-tidaknya tersedia kotak PPPK beserta isi yang lengkap. Kotak PPPK
harus dikontrol setiap saat, jangan sampai terjadi pada saat yang diperlukan, isi kotak
PPPK kurang atau jumlahnya tinggal sedikit.
c) Daftar nama, alamat, nomor telepon.
Pada kantor proyek harus tersedia daftar nama, alamat, nomor kantor, nomorinstansi yang harus dihubungi bila terjadi keadaan darurat yang perlu bantuan pihak lain.
d) Petunjuk.
Petunjuk yang jelas, berupa poster ataupun papan-papan petunjuk yang dipasang
dikantor proyek atau ditempat tempat yang strategis harus dilakukan dalam jumlah yang
memadai. Petunjuk mengingatkan kepada semua pihak untuk berhati-hati. Petunjuk yang
ditempelkan pada papan yang menghalangi sering sangat membantu bahwa sekitar
tempat tersebut berbahaya.
e) Cara memberikan petolongan pertama.Berikut ini akan disampaikan contoh pertolongan pertama, yaitu memberikan nafas
buatan bila terjadi pernafasan terhenti, maka dapat dicoba dengan memberika
pernafasan buatan ke mulut korban dengan cara :
- Mengindarkan suatu hambatan dari mulut, dengan jalan membuka mulut si korban
dengan jari-jari;
- Tangan yang masuk ke dalam mulut si korban harus bersih, untuk menghindari
kuman dan benda asing;
- Memegang tengkuk atau leher si korban dengan hati-hati dan membaringkannya
sambil kepalanya dibawahkan;
- Tekan sudut rahangnya ke depan dari belakang untuk meyakinkan bahwa lidahnya
terjulur dan nafasnya bebas;
- Buka mulutnya lebar-lebar dan tarik nafas dalam-dalam. Pijit lubang hidungnya
dan padukan dengan mulutnya. Hembuskan dengan keras ke dalam paru-parunya
sampai penuh. Lepaskan mulutnya dan perhatikan gerakan si korban. Ulangi lagi
cara di atas sampai si korban bernafas kembali.
-
8/18/2019 02 Metode Manajemen K3L & Cycle
7/10
Bila bekerja sendirian, pijitan jantung masih dapat diterapkan sambil melakukan
pernafasan dari mulut ke mulut.
- Berlutut di samping korban dekat dadanya;
- Lakukanlah beberapa kali pernafasan buatan seperti yang telah diuraikan
sebelumnya;
- Gantilah dengan cara pijitan jantung dan tekanlah lima kali selang satu detik;
- Berilah hembusan lagi;- Ulangi pijitan lima kali, lanjutkan pernafasan buatan ini berganti-ganti, yaitu satu
kali hembusan dan lima kali penekanan dada sampai pertolongan datang.
Bila memingkinkan ada seseorang yang membantu, yakni dengan melakukan
pemijitan jantung guna mebantu meningkatkan peredaran darah yakni:
- Berlutut samping korban dekat dadanya;
- Letakkan tangan pada tulang rusuk dada korban;
- Tekan kedua tanganmu dengan kuat kedepan si korban sampai kira-kira 5 cm
(tidak boleh lebih dari 5 cm);
- Ulangi gerakan ini terus menerus selang satu detik dan lakukan dengan hati-hati,
karena bila dikerjakan dengan kekerasan akan berbahaya.
14. PEMERIKSAAN KESEHATAN
Pemeriksaan kesehatan kerja perlu dilakukan secara teratur, terutama bila
diketahui adanya penyakit berjangkit secara cepat di tempat kerja. Misalnya sakit mata
yang biasanya dianggap sakit ringan itu, bila terjadi pada pekerja maka sakit mata
tersebut sebaiknya mendapat perhatian karena penyakit tersebut mudah atau cepat
menular. Bayangkan sebagian pekerja sakit mata, bisa menimbulkan pekerjaan
terganggu. Untuk pekerja yang bertugas pada pekerjaan yang berpolusi menimbulkanpenyakit, perlu dilakukan pengobatan secara kontinu.
Pemeriksaan kesehatan secara berkala ditangani oleh petugas yang diberikan
wewenang untuk mengatur pengelolaannya dan memberikan informasi kepada setiap
staf/kariawan yang telah tiba waktunya untuk mengontrol kesehatan serta memberikan
rekomendasi/rujukan pada tempat/rumah sakit yang dituju.
15. ALAT PELINDUNG DIRI
Alat Perlindungan Diri pada Pekerjaan Konstruksi yaitu :
a) Topi keselamatan (Safety Helmet) untuk bekerja di tempat beresiko karena benda
jatuh atau melayang, dan dilengkapi dengan ikatan kedagu untuk menghalangiterlepasnya helmet dari kepala akibat menunduk atau karena benda jatuh
b) Sepatu keselamatan (safety booth) untuk mengindari kecelakaan yang diakibatkan
tersandung bahan keras seperti logam atau kayu, terinjak atau terhimpit beban berat
atau mencegah luka bakar pada waktu mengelas. Sepatu boot karet bila bekerja
pada pekerjaan tanah dan pengecoran beton.
c) Sabuk pengaman (safety belt) untuk mencegah cedera yang lebih parah pada
pekerja yang bekerja di ketinggian (tinggi > 2m)
d) Kaca mata pelindung (protective goggles) untuk melindungi meta dari percikan
logam cair, percikan bahan kimia, seta kacamata pelindung untuk pekerjaan
menggerinda dan pekejaan berdebu.
e) Masker gas dan masker debu adalah alat perlindungan untuk melindungi
pernafasan dari gas beracun dan berdebu.
f) Masker pelindung pengelasan yang dilengkapi kaca pengaman (shade of lens) yang
disesuaikan dengan diameter las (welding rod). Untuk welding rod 1/16” sampai
5/32 gunakan shade no 10. untuk welding rod 3/16” sampai 1/4 “ gunakan shade no
13
-
8/18/2019 02 Metode Manajemen K3L & Cycle
8/10
g) Pelindung pendengaran untuk mencegah rusaknya pendengaran akibat suara bising
di atas ambang aman seperti pekerjaan plat logam
h) Sarung tangan untuk pekerjaan yang dapat menimbulkan cedera lecet atau terluka
pada tangan seperti pekerjaan pembesian fabrikasi dan penyetelan, pekerjaan les,
membawa barang-barang berbahaya dan korosif seperti asam dan alkali.
Ada berbagai sarung tangan yang dikenal antara lain :
- Sarung tangan kulit digunakan untuk pekerjaan pengelasan, pemindahan pipa dll.- Sarung tangan katun digunakan pada pekerja besi beton, pekerjaan bobokan dan
batu, pelindung pada waktu harus menaiki tangga untuk pekerjaan ketinggian.
- Sarung tangan karet untuk peker jaan listrik yang dijaga agar tidak ada yang
dirobek supaya tidak terjadi bahaya kena arus listrik
Disamping alat pelindung diri diatas, pekerja harus berpakaian yang komplit sesuai
dengan jenis pekerjaan yang ditanganinya seperti tukang las harus dilengkapi jaket/rompi
kulit atau minimal harus memekai kaos dan celana panjang.
APD akan berfungsi dengan sempurna apabila telah sesuai dengan standar yang
ditentukan dan dipakai secara baik dan benar. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
- Sediakanlah APD yang telah teruji dan telah memiliki SNI atau standar
Internasional lainnya yang diakui.
- Pakailah APD yang sesuai dengan jenis pekerjaan walaupun pekerjaan tersebut
hanya memerlukan waktu yng singkat.
- APD harus dipakai dengan tepat dan benar
- Jadikanlah kebiasaan memakai APD menjadi budaya. Ketidaknyamanan dalam
memakai APD jangan dijadikan alas an untuk menolak memakainya
- APD tidak boleh diubah-ubah pemakaiannya , kalau memang terasa tidak nyaman
dipakai harus dilaporkan kepada atasan atay pemberi kewajiban pemakaian alat
tersebut.- APD dijaga agar tetap berfungsi dengan baik.
- Semua pekerja, pengunjung dan mitra kerja yang ada dilokasi proyek konstruksi
harus memakai APD yang diwajibkan, seperti topi keselamatan,
-
8/18/2019 02 Metode Manajemen K3L & Cycle
9/10
16. STRATEGI PENERAPAN K3 DI PROYEK KONSTRUKSI
1. Identification
Mengidentifikasi permasalahan di lingkungan kerja secara dini.
2. Evaluasi
Tahapan CSMS
Risk AssessmentBertujuan untuk mengetahui tingkat resiko suatu pekerjaan yang akan diserahkan kepada
kontraktor.
Untuk menyesuaikan potensi bahaya dengan kemampuan kontraktor menjalankan
pekerjaan dengan Setiap proyek memiliki karakteristik berbeda, misalnya proyek
bangunan bertingkat, pembangunan bendungan, pabrik dsb.
Lakukan identifikasi potensi bahaya dalam kegiatan konstruksi yang akan dilaksanakan.
Buat mapping potensi bahaya menurut area atau bidang kegiatan masing-masing.
3. Develop the Plan
Adakan evaluasi tentang potensi bahaya untuk menentukan skala prioritas berdasarkan
Hazards Rating.
Susun Risk Rating dari semua kegiatan konstruksi yang akan dilakukan
Berdasarkan hasil Identifikasi dan Evaluasi susun rencana pengendalian dan
pencegahan kecelakaan
Terapkan konsep Manajemen Keselamatan Kerja yang baku
4. Implementation
Susun Program Implementasi dan program-program K3 yang akan dilakukan (buat dalam
bentuk elemen kegiatan)Implementasi K3 dalam Kegiatan Proyek
Dikembangkan dengan mempertimbangkan berbagai aspek antara lain :
- Skala Proyek
- Jumlah Tenaga Kerja
- Lokasi Kegiatan
- Potensi dan Resiko Bahaya
- Peraturan dan standar yang berlaku
- Teknologi proyek yang digunakan
Rencana kerja yang telah disusun implementasikan dengan baik.
Sediakan sumberdaya yang diperlukan untuk menjalankan program K3Susun Kebijakan K3 terpadu.
5. Monitoring
Buat program untuk memonitor pelaksanaan K3 dalam perusahaan.
Susun sistim audit dan inspeksi yang baik sesuai dengan kondisi perusahaan.
-
8/18/2019 02 Metode Manajemen K3L & Cycle
10/10
METODE SAFETY WORK CYCLE K3
Konsep dasar siklus k3 adalah dengan mengkombinasikan kualitas konstruksi dan
keselamatan konstruksi yang ditekankan pada kebijakan dan manajemen K3 perusahaan
sehingga dapat meningkatkan metode pelaksanaan pekerjaan yang semakin aman, nyaman
dan sehat. Tujuan dari siklus kerja yang aman adalah untuk mengintegrasikan aspek kualitas
dan keamanan konstruksi sehingga pertimbangan yang memadai telah diambil untuk setiap
aspek untuk mencapai biaya proyek konstruksi yang efektif. Pada proyek pembangunan
Gedung Dosen IAIN Jember tahun anggaran 2016, akan digunakan evaluasi siklus K3 bulanan
yang meliputi siklus dari kegiatan sebagai berikut :
a) Inspeksi Bulanan
Inspeksi bulanan bertujuan untuk mengecek dan meningkatkan pengelolaan
peralatan, bahan-bahan dan metode kerja yang aman dan sehat.
b) Pelatihan K3 Bulanan
Pelatihan K3 bulanan bertujuan untuk memperkuat konsep dan kesadaran K3,
serta memberikan pengetahuan yang relevan dan menumbuhkan sikap yang
benar dengan mempelajari penyebab kecelakaan sehingga kecelakaan serupa
dapat dihindari.
c) Pertemuan K3 Bulanan
Pertemuan K3 bulanan dilaksanakan bersama-sama seluruh tenaga kerja pada
pagi hari sebelum dimulainya pekerjaan dengan mempromosikan kegiatan
keselamatan dan kesehatan kerja dan meningkatkan kesadaran tenaga kerja
tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam pertemuan ini juga akan
diberikan reward/ penghargaan atas kepatuhan dan kepeduliannya dalam hal K3sehingga meningkatkan semangat untuk bekerja dengan aman dan sehat.
d) Rapat Comitee Keselamatan K3
Rapat Komite Keselamatan bulanan bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian
program K3 yang telah dijalankan pada bulan sebelumnya sehingga dapat di
sempurnakan pada bulan berikutnya untuk mencapai kondisi kerja yang lebih
aman dan dapat mengurangi potensi kecelakaan kerja.