02 LapAkhir Revit Sda_BAB II_Tinjauan Kebijakan

download 02 LapAkhir Revit Sda_BAB II_Tinjauan Kebijakan

of 59

description

kebijakan revitalisasi

Transcript of 02 LapAkhir Revit Sda_BAB II_Tinjauan Kebijakan

BAB TINJAUAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOTA SIDOARJO

2.1. Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SidoarjoKebijakan pengembangan merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang. Adapun beberapa kebijakan yang terkait dengan tujuan pengembangan wilayah perencanaan yaitu :a. Menetapkan fungsi utama kawasan.b. Mendistribusikan fungsi pendukung dan pusat kegiatan dalam unit-unit wilayah yang lebih kecil sesuai dengan hirarki pelayanannya.c. Mengembangkan pola ruang wilayah perencanaan untuk mengakomodasi homogenitas kegiatan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung ruang serta keserasian antar kegiatan.d. Mengendalikan penyimpangan fungsi dan intensitas kegiatan pemanfaatan ruang melalui penetapan intensitas dan tata massa bangunan (amplop ruang).e. Mewujudkan pengembangan kawasan strategis yang telah ditetapkan dalam rencana tata ruang wilayah kabupaten.f. Mengembangkan prasarana dan sarana wilayah secara terpadu dan terintegritas guna mendukung perwujudan struktur ruang, pola ruang dan kawasan strategis di wilayah kabupaten.g. Meninjau kembali program pembangunan dan kebijakan ijin pemanfaatan ruang yang bertentangan dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten.h. Menetapkan arahan pemanfaatan ruang yang mendukung perwujudan struktur ruang dan pola ruang serta kawasan.

2.1.1. Peran dan Fungsi Kota Sidoarjo dalam Konteks Pengembangan Jawa TimurDi dalam konstelasi penataan struktur ruang wilayah nasional, wilayah Kabupaten Sidoarjo merupakan bagian dari PKN Gerbangkertosusila. Kabupaten Sidoarjo memiliki peran sebagai kawasan andalan yang memiliki sektor unggulan berupa pertanian, industri dan pergudangan, perikanan, perkebunan dan pariwisata. Fungsi Kabupaten Sidoarjo di dalam RTRW Provinsi Jawa Timur (bagian dari SWP Gerbangkertosusila Plus) diarahkan sebagai kawasan pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, transportasi dan industri.

2.1.2. Rencana Struktur Ruang Kota SidoarjoRencana Struktur Ruang Wilayah Darat Kabupaten Sidoarjo ditetapkan dalam 5 Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP), yang didasarkan pada homogenitas karakteristik, dan potensi wilayah. Wilayah perencanaan Revitalisasi Pemanfaatan Ruang Perkotaan Kota Sidoarjo berada di SSWP II meliputi sebagian wilayah Kecamatan Sidoarjo, sebagian Kecamatan Buduran, dan sebagian Kecamatan Candi, dengan pusat SSWP berada di Kawasan Sidoarjo. Fungsi utama SSWP II adalah permukiman, pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa dengan pusat pertumbuhan berada di Kawasan Sidoarjo. Untuk lebih jelasnya lihat di Gambar 2.1 dan Tabel 2.1.

1. BWK IMemiliki luas wilayah 862 Ha yang mencakup 11 desa yaitu Bulu Sidokare, Lemah Putro, Celep, Magersari, Pekauman, Pucang, Pucang Anong, Sidoakre, Sidoklumpuk, Sidokumpul dan sebagian wilayaha sekardagangan. BWK I menjadi pusat pertumbuhan dengan pusat berada di sekitar alun-alun Sidoarjo. Pusat Pelayanan Kawasan (PKK) yang menjadi pusat BWK terletak di sekitar GOR Sidoarjo, sedangkan pusat pelayanan lingkungan tersebar pada masing-masing unit lingkungan (UL). Wilayah BWK terdiri atas beberpa unit lingkungan yang di dalamnya secara spesifik terbentuk atas beberapa blok peruntukan. Pembagian unit lingkungan dan blok pada BWK I adalah sebagai berikut :a. Unit Lingkungan (UL) A memiliki luas 203,9 Ha, terbagi atas 4 blok utama dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) berada di sekitar GOR Sidoarjo.

P e m e r i n t a h P r o v i n s i J a w a T i m u rDinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Laporan Akhir - Revitalisasi Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan Kota Sidoarjo

MITRA KARSA UTAMAENGINEERING AND MANAGEMENT CONSULTANTJL. Medayu Pesona XIII/26 Surabaya 60295Telp/Fax : 031-8782801 Email: [email protected] - 58

Tabel 2.1 Sistem Perkotaan Kabupaten SidoarjoKecamatanCakupan Wilayah PerkotaanLuas Kota (ha)Proyeksi Penduduk (jiwa)Kepadatan Penduduk (jiwa/ha)KelasArah Dominasi KegiatanJalan Akses Utama

Jenis KegiatanSkala pelayanan/Tipe

SidoarjoMeliputi seluruh wilayah kecamatan, kecuali wilayah pesisir desa Gebang, Sekardangan dan Pucanganom.3.460312.41550Sedang Industri Industri non-kawasan (kecil dan menengah) serta sentra industri kecil, skala kabupaten Jalan arteri primer

Perdagangan dan Jasa Jalan kolektor primer

Perdagangan besar dan TPI skala kabupaten; Jalan lokal primer

Perdagangan retail skala lokal dan informal; Jalan Lingkar Timur

Jasa pemerintahan skala kabupaten; Jalan KA dan KA komuter

Jasa pelayanan penginapan skala kabupaten; Rencana jalan lingkar luar timur

Jasa perkantoran/swasta skala lokal dan kabupaten Rencana jalur komuter

Pariwisata Pariwisata skala kabupaten

Permukiman Perumahan Real Estate, Rusun atau kondominium, dan rumah biasa/kampung

Fasilitas umum dan fasilitas sosial Fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, peribadatan, dan fasilitas olahraga skala lokal dan skala kabupaten

Ruang terbuka hijau Ruang terbuka hijau taman kota, skala kabupaten

BuduranMeliputi desa/kel. Buduran, Damarsi Prasung, Dukuh Tengah, Banjarsari, Wadungasih, Sidomulyo, Pagerwojo, dan Sidokerto.2.112141.27734Sedang Industri Industri non-kawasan (industri besar, menengah, dan kecil), industri pengolahan dan perakitan, serta sentra industri kecil skala kabupaten Jalan arteri primer

Jalan kolektor primer

Jalan lokal primer

Jalan Lingkar Timur

Perdagangan dan Jasa Perdagangan retail skala lokal dan informal ; Jalan KA dan KA komuter

Perdagangan besar dan SIK skala kabupaten; Rencana Jalan Lingkar Timur Lanjutan

Jasa pemerintahan skala kabupaten; Rencana jalan lingkar luar timur

Jasa perkantoran/swasta skala lokal dan kabupaten

Pariwisata Wisata alam (Pentai Kepetingan), wisata sejarah (monument Mangudiprojo) dan wisata religi skala kabupaten

Mix Use Perdagangan dan industri skala kabupaten

Permukiman Perumahan Real Estate dan rumah biasa/kampung

Fasilitas umum dan fasilitas sosial Fasilitas pendidikan skala kabupaten;

Fasilitas kesehatan, peribadatan, dan fasilitas olahraga skala lokal/kecamatan

Candi Meliputi seluruh wilayah kecamatan kecuali desa Kedungpeluk.2.666208.55151Sedang Permukiman Perumahan Real Estate dan rumah biasa/kampung Jalan arteri primer

Jalan kolektor primer

Jalan lokal primer

Jalan KA dan KA komuter

Industri Industri non-kawasan (kecil, menengah, dan besar), industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan, serta sentra industri kecil Jalan Lingkar Timur

Perdagangan dan Jasa Perdagangan retail skala lokal dan informal; Rencana jalan lingkar luar timur

Perdagangan besar skala kabupaten; Rencana jalur komuter

Jasa pemerintahan skala lokal/ kecamatan dan kabupatenRencana relokasi rel KA Sidoarjo Gununggang-sir

Pariwisata Wisata alam (pantai Gesik Cemandi) skala kabupaten

Kawasan pengembang-an komoditi perikanan (KAPUK Perikanan) KAPUK skala kabupaten

Pertanian Pertanian tanaman bahan makanan dan peternakan skala kabupaten

Sumber : RTRW Sidoarjo Tahun 2009-2029

Sumber: RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029Gambar 2.1. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Sidoarjob. Unit Lingkungan (UL) B memiliki luas 180,4 Ha, terbagi atas 3 blok utama dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) berada di sekitar Jalan Jenggolo.c. Unit Lingkungan (UL) C memiliki luas 224,6 Ha, terbagi atas 2 blok utama dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) berada di sekitar Jalan Gajahmada.d. Unit Lingkungan (UL) D memiliki luas 253,7 Ha, terbagi atas 3 blok utama dengan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) berada di sekitar Jl. Diponegoro (Stasiun Kota Sidoarjo).

2. BWK IIMemiliki luas wilayah 365 Ha, ,emcakup 2 desa yaitu Desa Lebo dan Cemengkalang. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang menjadi pusat BWK berada di sekitar Jl. Lingkar Barat sedangkan pusat pelayanan lingkungan tersebar pada masing-masing unit lingkungan (UL). Pembagain UL dan Blok pada BWK II sebagai berikut :a. Unit Lingkungan (UL) E memiliki luas 104 Ha, terbagi atas 2 blok utama dengan pusat pelayanan lingkungan (PPL) berada di sekitar pusat pelayanan kawasan (Lingkar Barat).b. Unit Lingkungan (UL) F memiliki luas 120 Ha, terbagi atas 2 blok utama dengan pusat pelayanan lingkungan (PPL) berada di sekitar Jl. Jati (sekitar Kantor desa Jati).c. Unit Lingkungan (UL) G memiliki luas 141,3 Ha, terbagi atas 2 blok utama dengan pusat pelayanan lingkungan (PPL) berada di sekitar Jl. Cemengkalang (sekitar kantor desa Cemengkalang).

3. BWK IIIMemiliki luas wilayah 421 Ham mencakup 2 desa yaitu Lebo dan Suko. Pusat Pelayanan kawasan (PPK) sekaligus menjadi pusat BWK III berada di sekitar Kantor Jl. Raya Suko (Pasar Suko).

4. BWK IVMemiliki luas wilayah 565 Ha, mencakup 4 desa yaitu Cemengbakalam, Sarirogo, Sumput dan Urangagung Jedogn. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang menjadi pusat BWK berada di sekitar Jl. Sumput-Sarirogo sedangkan pusat pelayanan lingkungan tersebar pada masing-masing unit lingkungan (UL). Pembagian UL dan Blok pada BWK IV sebagai berikut :a. Unit Lingkungan (UL) K memiliki luas 165,7 Ha, terbagi atas 3 blok utama dengan pusat UL berada di sekitar Jl. Raya Sumput.b. Unit Lingkungan (UL) L memiliki luas 224,6 Ha, terbagi atas 3 blok utama dengan pusat UL berada di sekitar Kantor Desa Urangagung Jedong.c. Unit Lingkungan (UL) Mmemiliki luas 174,6 Ha, terbagi atas 3 blok utama dengan pusat UL berada di sekitar Jl. Raya Sarirogo (menyatu dengan pusat BWK, disekitar kanot desa Sarirogo).

5. BWK VMemiliki luas wilayah 595 Ha, mencakup 3 desa yaitu Bluru Kidul, sebagian Desa Kemiri dan Desa Rangkah Kidul. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang menjadi pusat BWK berada di sekitar Jl. Lingkar Timur sedangkan pusat pelayanan lingkungan tersebar pada masing-masing unit lingkungan. Pembagian UL dan Blok pada BWK V sebagai berikut :a. Unit Lingkungan (UL) N memiliki luas 217,9 Ha, terbagi atas 3 blok utama dengan pusat UL berada di sekitar Kantor Desa Kemiri.b. Unit Lingkungan (UL) O memiliki luas 184,9 Ha, terbagi atas 2 blok utama dengan pusat UL berada di sekitar Jl, lingkar Timur (rencana blok komersial).c. Unit Lingkungan (UL) P memiliki luas 192,3 Ha, terbagi atas 2 blok utama dengan pusat UL berada di sekitar Jl. Lingkar timur (menyatu dengan pusat BWK).

6. BWK VIMemiliki luas wilayah 647 Ha, mencakup 3 desa yaitu Desa Rangkah Kidul dan sebagian Desa Gebang. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang menjadi pusat BWK berada di sekitar Jl. Lingkar Timur (Depo Perikanan) sedangkan pusat pelayanan lingkungan tersebar pada masing-masing unit lingkungan (UL). Pembagian UL dan Blok pada BWK VI sebagai berikut :a. Unit lingkungan (UL) Q memiliki luas 103,5 Ha dengan pusat UL berada di sekitar Kantor desa Gebang.b. Unit lingkungan (UL) R memiliki luas 184,9 Ha dengan pusat UL berada di Depo Perikanan (menyatu dengan pusat BWK).c. Unit lingkungan (UL) S memiliki luas 254,4 Ha dengan pusat UL berada di sekitar Kompleks Fasilitas Pendidikan.

7. BWK VIIMemiliki luas wilayah 2805 Ha, mencakup 3 desa yaitu sebagian Pucang Anom, sebagian Sekardangan dan sebagian Gebang, Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang menjadi pusat BWK berada di sekitar Desa Pucukan Seberang.2.1.3. Rencana Pola Ruang Kota SidoarjoRencana pola ruang menggambarkan letak, ukuran, dan fungsi dari kegiatan-kegiatan budidaya dan lindung baik di wilayah darat maupun pesisir dan laut yang dituangkan dalam beberapa blok peruntukan sebagai berikut:

2.1.3.1. Rencana Pengembangan Kawasan LindungA. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan BawahannyaKawasan ini memberikan perlindungan kawasan bawahannya pada skala lokal di kawasan sekitar atau skala kabupaten dan berfungsi sebagai kawasan resapan air, pencegahan banjir, erosi, dan untuk melindungi ekosistem di kawasan tersebut. Kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan lindung bagi kawasan bawahannya adalah kawasan konservasi di bagian timur Kabupaten Sidoarjo yaitu dalam wilayah SSWP V meliputi pesisir di Kecamatan Sedati, pesisir Kecamatan Buduran, pesisir Kecamatan Sidoarjo, pesisir Kecamatan Jabon termasuk tanah oloran seluas 3.541,02 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.2.

Sumber: RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029Gambar 2.2. Rencana Pola Ruang Kabupaten Sidoarjo

Tabel 2.2 Rencana Kawasan Konservasi dan Resapan Air di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029NoKecamatanLuas (Ha)

1.Sidoarjo780,84

2.Buduran536,90

3.Jabon1.244,95

4.Sedati978,33

Jumlah3.541,02

Sumber : RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029Kriteria kawasan konservasi dan resapan air adalah :a. Kawasan dengan curah hujan rata-rata lebih dari 1.000 mm per tahun.b. Lapisan tanahnya berupa pasir halus berukuran minimal 1/16 mm.c. Mempunyai kemampuan meluluskan air dengan kecepatan lebih dari 1 meter per hari.d. Kedalaman muka air tanah lebih dari 10 meter terhadap muka tanah setempat.e. Kelerengan kurang dari 15 %.f. Kedudukan muka air tanah dangkal lebih tinggi dari kedudukan muka air tanah dalam.B. Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan perlindungan setempat, terdiri dari kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan pantai berhutan bakau/mangrove dan kawasan waduk. 1) Sempadan PantaiKawasan sempadan pantai di Kabupaten Sidoarjo terdapat di sepanjang pantai di sebelah Timur wilayah kabupaten. Kebijaksanaan pemanfaatan ruang bagi perlindungan kawasan sempadan pantai meliputi : Pencegahan dan pembatasan kegiatan budidaya disekitar pantai yang mengganggu fungsi utamanya; Pengendalian kegiatan yang sudah ada dengan pembangunan jalan lingkar luar timur Sidoarjo sehingga ada barier antara kegiatan utama dengan kegiatan tambak; Melakukan konservasi pada kawasan sempadan pantai, yang secara umum dengan ketentuan minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi kearah darat disepanjang pantai Sidoarjo; Penanaman mangrove di sepanjang pantai untuk meminimalisasi dampak abrasi pantai.Arahan rencana kawasan sempadan pantai di Kabupaten Sidoarjo berada di beberapa kecamatan yaitu Sedati, Buduran, Sidoarjo, Jabon. Luas sempadan pantai lebih kurang 341,93 Ha. Lihat tabel 2.3. rencana sempadan pantai Kabupaten Sidoarjo.2) SungaiSungai termasuk salah satu kawasan lindung yang perlu dijaga kelestarian dan keberadaannya karena potensinya bisa memberikan kontribusi terhadap perekonomian Kabupaten Sidoarjo pada umumnya serta untuk masyarakat sekitar khususnya. Dalam perkembangan kota hendaknya memperhatikan keberadaan sungai, jangan sampai mengganggu ekosistem didalamnya serta jangan pula berdampak pada pencemaran lingkungan sungai. Tabel 2.3 Rencana Sempadan Pantai di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029NoSSWPKecamatanLuas (Ha)

1SSWP VSidoarjo20,48

Buduran10,06

Jabon125,66

Sedati185,73

Jumlah341,93

Sumber : RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-20293) Sempadan SungaiSungai-sungai yang memerlukan perlindungan dalam bentuk sempadan sungai dengan lebar 50-100 m antara lain adalah : Sungai Mangetan, Sungai Porong, Kali Buntung, Sungai Brantas, Sungai Mas.Ketentuan perlindungan untuk sempadan sungai adalah sebagai berikut : Sedapat mungkin meminimalkan pemanfaatan sempadan sungai untuk kegiatan budidaya, sungai besar di luar kawasan permukiman sekurang-kurangnya 50 meter pada kiri kanan sungai sedangkan untuk sungai di sekitar kawasan permukiman sekurang-kurangnya 10 - 15 meter. Diharapkan jalan yang terdapat di sepanjang sungai tidak hanya berfungsi sebagai jalan pemeliharaan sungai tetapi dapat difungsikan juga untuk jalan umum. Memfungsikan sungai sebagai tempat rekreasi air seperti, tempat pemancingan, wisata perahu dll. Memanfaatkan kawasan sempadan sungai sebagai ruang terbuka hijau/RTH dengan partisipasi aktif penduduk. Pengaturan sempadan sungai dengan prinsip sungai sebagai arah orientasi.Rencana sempadan sungai Kabupaten Sidoarjo di wilayah studi dapat dilihat pada tabel 2.4 di bawah ini.Tabel 2.4 Rencana Sempadan Sungai di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029NoKecamatanLuas (Ha)

1Sidoarjo69,73

2Buduran103,27

3Candi85,61

415 kecamatan lainnya2.384,79

Jumlah2.643,40

Sumber : RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-20294) Kawasan sekitar WadukWaduk yang ditetapkan sebagai daerah lindung adalah 3 Ha. Waduk-waduk (bisa berupa long storage) ini direncanakan berada dalam kawasan water front city di Kecamatan Tarik.Upaya pemantapan kawasan sekitar waduk yang ada tersebut, dalam rangka perlindungan antara lain adalah : Secara umum sempadan waduk minimal 50 meter dari titik pasang tertinggi kearah darat disekeliling tepian dengan luasan yang proporsional dengan bentuk dan kondisi waduk. sedangkan waduk dengan skala kecil kawasan perlindungannya minimal 25 meter. Penggunaan waduk untuk kegiatan pariwisata (rekreasi dan olahraga) diperbolehkan dengan tetap mematuhi ketentuan-ketentuan fungsi lindungnya. 5) Kawasan Pantai Berhutan BakauKawasan pantai berhutan bakau terdapat di pantai Timur Sidoarjo, sekitar pantai selat Madura dengan luas 1.045,73 Ha sangat penting keberadaannya.Arahan rencana kawasan pantai berhutan bakau di Kabupaten Sidoarjo berada di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Sedati, Buduran, Sidoarjo, Jabon. Tabel 2.5 menyajikan rencana pantai berhutan bakau di Kabupaten Sidoarjo. Kebijakan yang diambil untuk pengembangan dan pengelolaan hutan bakau dengan ketentuan kawasan pantai berhutan bakau di tetapkan selebar 350 meter diukur dari garis pantai. Kebijaksanaan tersebut diambil dengan mengacu pada aturan dan disesuaikan dengan kondisi yang ada dilapangan.Tabel 2.5 Rencana Pantai Berhutan Bakau di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029SSWPKecamatanLuas (Ha)

SSWP VSidoarjo64,74

Buduran30,84

Jabon314,21

Sedati635,94

Jumlah1.045,73

Sumber : RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-20296) Kawasan Ruang Terbuka HijauProporsi luas Ruang Terbuka Hijau untuk kawasan perkotaan ditetapkan dan diupayakan secara bertahap sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari luas wilayah perkotaan, yang terdiri dari ruang Terbuka Hijau publik (20 %) dan Ruang Terbuka Hijau privat (10%). Proporsi 30% merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan, sistem hidrologi dan keseimbangan mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau harus dipertahankan serta ditingkatkan fungsi lindungnya untuk peningkatan kualitas lingkungan Kabupaten. Pemanfatan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau diatur sebagai berikut :a) Jalur hijau, berbentuk jalur memanjang tempat tumbuhnya tanaman vegetasi yang berada dibahu serta median jalan;b) Taman Kabupaten, berbentuk taman-taman yang berada pada lokasi-lokasi strategis dan jalur utama Kabupaten dengan berbagai ornamen untuk memperindah estetika kabupaten;c) Taman lingkungan, berbentuk taman-taman yang berada pada suatu kawasan atau lingkungan yang juga berfungsi sebagai sarana hiburan dan interaksi sosial bagi masyarakat.Potensi pengembangan Ruang Terbuka Hijau meliputi: jalur hijau (1,5 m x 2 m), lahan di bawah jaringan listrik SUTM, lahan di bawah jaringan telepon, sempadan saluran drainase tersier, kawasan perdagangan dan jasa, sempadan sungai, sempadan rel kereta api, lahan di sekitar bangunan publik, kawasan permukiman padat, lahan terlantar, makam, kebun binatang, lapangan olah raga, dan lahan di bawah fly over atau jalan layang. Untuk menentukan luas RTH berdasarkan jumlah penduduk, dilakukan dengan mengalikan antara jumlah penduduk yang dilayani dengan standar luas RTH per kapita sesuai peraturan yang berlaku.Standar Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah PendudukNoUnit LingkunganTipe RTHLuas Minimal/ unit (m2)Luas Minimal/Kapita (m2)Lokasi

1250 jiwaTaman RT2501,0Di tengah lingkungan RT

22500 jiwaTaman RW1.2500,5Di pusat kegiatan RW

330.000 jiwaTaman Kelurahan9.0000,3Dikelompokka dengan sekolah/pusat kelurahan

4120.000 jiwaTaman Kecamatan24.0000,2Dikelompokkan dengan sekolah/ pusat kecamatan

Pemakamandisesuaikan1,2Tersebar

5480.000 jiwaTaman kota144.0000,3Di pusat wilayah/kota

Hutan kotaDisesuaikan4,0Di dalam/ kawasan pinggiran

Untuk fungsi-fungsi tertentudisesuaikan12,5Disesuaikan dengan kebutuhan

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan PerkotaanTempat Pemakaman Umum merupakan bagian dari Ruang Terbuka Hijau yang pelaksanaan pembangunannya dilakukan sebagai berikut :a) Pembangunan Tempat Pemakaman Umum dilakukan dengan pengembangan makam-makam yang telah ada maupun pembangunan makam baru, dan didukung dengan penyediaan prasarana dan sarana permakaman;b) Pembangunan Tempat Pemakaman Umum (TPU) skala Kabupaten, lokasinya diarahkan di tiap SSWP di sesuaikan dengan arah pengembangan perumahan baru;c) Pada skala lingkungan pembangunan tempat pemakaman umum dilakukan dengan pembangunan makam baru pada lahan fasilitas umum atau dengan optimalisasi dan pengembangan lahan makam yang telah ada sesuai dengan kapasitas, kebutuhan, dan lingkup pelayanannya.Rencana luas untuk fasilitas olah raga dan ruang terbuka di Kabupaten Sidoarjo tahun 2018 adalah 727,9 Ha dan pada tahun 2028 meningkat mejadi 1028.9 Ha. Fasilitas yang perlu ditambahkan adalah tempat bermain, taman dan lapangan olah raga.Rencana pengembangan kawasan Ruang Terbuka Hijau meliputi :a) Menambah jalur hijau jalan di sepanjang jaringan jalan yang ada terutama jalan arteri primer (Surabaya-Sidoarjo). Untuk jalur hijau jalan, RTH dapat disediakan dengan penempatan tanaman antara 2030% dari ruang milik jalan (rumija) sesuai dengan klas jalan.b) Intensifikasi dan ekstensifikasi RTH di sepanjang sempadan sungai, jaringan jalan, saluran udara tegangan tinggi, sempadan jalan, dan jalan bebas hambatan. Untuk jaringan listrik dan telepon lebar lahan yang harus disediakan dan dapat dimanfaatkan sebagai RTH adalah sebesar 1,5 m hingga 2 m. Untuk sistem saluran drainase tersier, membutuhkan luas lahan yang sama yaitu 1,5 m hingga 2 m. Sedangkan untuk sistem saluran drainase sekunder membutuhkan lahan seluas 2m. Sempadan sungai sendiri memiliki ketentuan, yaitu 5 m hingga 10 m dari bibir sungai (5 m untuk lansekap kota dan 5 m sisanya untuk ruang pengerukan sungai atau escavator). Lahan di bawah fly over atau jalan layang merupakan salah satu komponen yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai RTH.c) Intensifikasi dan ekstensifikasi RTH di kawasan taman kota, pemakaman umum, serta di sekitar danau buatan dan mata air. Bentuk upaya Intensifikasi ruang terbuka hijau dapat dilakukan dengan pemilihan jenis tanaman, letak tanaman, ruang antar permukiman, taman-taman rumah, selain itu dilakukan juga diantaranya melalui penataan ulang makam dan taman kota. Untuk ekstensifikasi RTH dilakukan dengan pembuatan RTH-RTH baru.d) Penerapan mekanisme insentif dan disinsentif kepada penduduk dalam pengembangan RTH di wilayahnya. Pemberian insentif ini dapat dilakukan dengan cara kemudahan pemberian ijin (mekanisme perijinan) bagi pihak pihak-pihak yang telah mengembangkan RTH, public image yaitu mempublikasikan RTH yang indah dan dapat dijadikan contoh bagi masyarakat yang lain, dan mekanisme perpajakan yaitu keringanan pajak bagi pihak yang ingin mengembangkan RTH. Sedangkan disinsentif diberikan pada pihak-pihak yang tidak memenuh iaturan yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu berupa peringatan, pencabutan ijin, penertiban, dan penarikan denda bagi pihak pengembang yang tidak mampu menyediakan RTH sesuai dengan aturan pemerintah. Pengembangan RTH secara vertikal ini juga dapat digunakan sebagai salah satu disinsentif bagi bangunan-bangunan yang tidak dapat memenuhi proporsi KDH yang telah ditetapkan.e) Peningkatan kerjasama dengan pihak swasta untuk menambah kuantitas dan kualitas RTH terutama RTH publik.f) Selain itu lahan di sekeliling TPA juga berpotensi untuk dikembangkan menjadi RTH, yaitu sebagai buffer zone.Kawasan perlindungan setempat di Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat pada tabel 2.6 dibawah ini.Tabel 2.6 Klasifikasi Kawasan Perlindungan SetempatKlasifikasi Kawasan Perlindungan SetempatRincianLokasi

Sempadan PantaiDi sepanjang pantai di sebelah Timur wilayah kabupatenKecamatan Waru, Sedati, Buduran, Sidoarjo, Jabon

Sempadan SungaiSempadan sungai dengan lebar 50-100 mSungai Mangetan, Sungai Porong, Kali Buntung, Sungai Brantas, Sungai Mas.

Kawasan Sekitar WadukKawasan sekitar wadukTersebar

Kawasan Pantai berhutan BakauKawasan pantai berhutan bakau terdapat di pantai Timur SidoarjoKecamatan Waru, Sedati, Buduran, Sidoarjo, Jabon

Kawasan Ruang Terbuka HijauTaman kota, taman rekreasi, taman lingkungan perumahan dan permukiman, taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial, hutan kota, pemakaman umum, lapangan olah raga, lapangan upacara, parkir terbuka, lahan pertanian perkotaan, jalur di bawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET), sempadan sungai/pantai/ bangunan, jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian, kawasan dan jalur hijau, daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara, taman atap (Roof Garden) dan unsur penunjang melalui titik- titik reklameTersebar

Sumber : RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029

C. Kawasan Pelestarian AlamUntuk wilayah Kabupaten Sidoarjo benda cagar budaya yang ada berupa Situs Purbakala yang berupa candi yang terdapat di kecamatan Porong sebanyak 3 buah dengan luas kurang lebih 3 ha, Kecamatan Wonoayu terdapat sebuah dengan luas 2 ha, dan di Kecamatan Sedati terdapat sebuah dengan luas 2 ha. Selain candi terdapat juga benda cagar budaya yang berupa makam yaitu makam Dewi Sekardadu di Desa Kepetingan Kecamatan Buduran. Klasifikasi dan lokasi kawasan cagar budaya dan suaka alam dapat dilihat pada tabel 2.7.Tabel 2.7 Klasifikasi Kawasan Pelestarian AlamKlasifikasi KawasanRincianLokasi

Cagar BudayaPabrik GulaKecamatan Candi, Kecamatan Tulangan, Kecamatan Krembung, Kecamatan Wonoayu

Prasasti Candi Kecamatan Krian, Tarik, Wonoayu, Tulangan, Porong, Krembung, dan Sedati

Situs PurbakalaKecamatan Krian, Tarik, Prambon, Sukodono, Krembung

Makam makam Dewi Sekardadu di Desa Kepetingan Kecamatan Buduran

Wisata AlamPantai KepetinganKecamatan Buduran

Pantai Gesik CemandiKecamatan Candi

Pantai TimurKecamatan Sedati

Sumber : RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029Kebijakan yang ditetapkan untuk pengembangan kawasan cagar budaya adalah sebagai berikut :a) Melestarikan dan menjaga bangunan budaya (candi) sesuai dengan karakteristik dan keasliannya.b) Mengembangkan pusat penelitian dan pengembangan sebagai sarana pusat informasi dan pengelolaan wisata budayac) Mengadakan upaya-paya restorasi, renovasi serta preservasi yang dilakukan pada masing-masing kawasan dengan partisipasi masyarakat.d) Meningkatkan peran bangunan-bangunan tersebut sebagai pusat kegiatan budaya.e) Meningkatkan perawatan dan perbaikan terhadap wisata makam yang ada.f) Mengembangkan makam kuno menjadi kawasan wisata, dengan peningkatan fasilitas serta sarana dan prasarana transportasi sebagai penunjang.g) Mengembangkan kawasan cagar budaya sebagai sektor penggerak perekonomian wilayah dengan pemberdayaan masyarakat sekitar.Kebijakan yang ditetapkan untuk pengembangan kawasan wisata alam ini adalah:a) Memelihara ekosistem yang terdapat pada lokasi dengan mengembangkan kawasan konservasi terpadu b) Mengendalikan perubahan fungsi lahan sebagi instrumen pemeliharaan lingkungan pantaic) Peningkatan prasarana dan sarana wisata untuk mendukung konsep wisata ekologi atau ecotourisme. d) Pelibatan secara aktif masyarakat nelayan dalam usaha-usaha pengembangan kawasan wisata alam tersebut.D. Kawasan Rawan Bencana AlamKawasan rawan bencana alam antara lain kawasan rawan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir. Kawasan rawan gelombang pasang dapat ditemui di sepanjang Pantai Timur Sidoarjo yang meliputi Kecamatan Waru, Sedati, Sidoarjo, dan Tanggulangin. Sebagian besar pantai yang ada di sebelah timur Kabupaten Sidoarjo mempunyai potensi pasang air laut, yang menyebabkan intrusi air laut ke daratan. Kebijakan yang ditetapkan untuk pengembangan kawasan ini adalah :a) Pemeliharaan dan penanaman mangrove di sepanjang pantai timur Sidoarjo secara berkala.b) Pengendalian pemanfaatan lahan di sempadan pantai timur Sidoarjo.c) Pemeliharaan saluran drainae yang menuju ke laut.Kawasan rawan bencana lainnya adalah kawasan rawan banjir. Kawasan rawan banjir ini banyak dijumpai di Kota Sidoarjo, Kecamatan Waru, Kawasan perkotaan Bluru Kidul, Rangaka, Gebang, Kemiri, Suko. Adanya bencana banjir menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi kawasan yang mengalaminya. Kebijakan yang ditetapkan untuk pengembangan kawasan rawan banjir adalah :a) Pengendalian banjir melalui peningkatan dan perbaikan kualitas dan kuantitas saluran drainase terutama di kawasan tersebutb) Peningkatan pengendalian sempadan sungai dari okupansi lahan untuk permukiman dan industric) Pembangunan perumahan baru hendaknya memperhatikan kondisi fisik dasar dan lingkungan sekitar.d) Peningkatan open space sebagai sarana mengalirnya limpasan air hujan.Kawasan rawan bencana yang saat ini terjadi di kawasan perencanaan adalah terjadinya semburan lumpur panas Lapindo yang menenggelamkan area seluas 401,56 Ha. Dampak dari bencana lumpur tersebut mengakibatkan 5 desa (Desa Mindi, Siring, Jatirejo, Glagaharum, dan Renokenongo) menjadi tidak layak huni dikarenakan lingkungan perumahan mereka terendam lumpur. Kebijakan yang dapat diterapkan untuk penangan kawasan bencana ini adalah :a) Penetapan kawasan/zona resiko bencana sebagai optimalisasi penanganan bencanab) Mempercepat proses penanganan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari adanya bencana ini.c) Penguatan bangunan-bangunan pengendali lumpur dan pengamanan sarana dan prasarananya.d) Mengendalikan kegiatan/aktifitas di sekitar kawasan rawan bencana.e) Relokasi kegiatan dan infrastruktur yang terkena dampak bencana.E. Kawasan Lindung LainnyaKawasan lindung lainnya, adalah kawasan lindung geologi di area bencana luapan lumpur Porong. Kawasan lindung geologi ini terdapat di Kecamatan Porong dan Tanggulangin. Kebijakan untuk pemantapan kawasan lindung ini dapat dilakukan dengan:a) Mengendalikan kegiatan/aktifitas di sekitar kawasan rawan bencana.b) Melakukan pemetaan terhadap risiko bencana yang terjadi sehingga dapat digunakan untuk proses penataan dan relokasi pendudukc) Penambahan ruang terbuka hijau di sekitar lokasi bencana sebagai upaya pengurangan polusi udara.d) Penyiapan dan pengelolaan sistem managemen bencana terutama dalam penyiapan jalur evakuasi dan peningkatan kapasitas penduduk tentang bencana2.1.3.2. Rencana Pengembangan Kawasan BudidayaKawasan budidaya di Kabupaten Sidoarjo meliputi kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan permukiman, kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan perdagangan, dan kawasan mix use.A. Kawasan Peruntukan PermukimanKawasan peruntukan permukiman terdiri dari kawasan permukiman perdesaan dan kawasan permukiman perkotaan. Rencana luas kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Sidoarjo pada tahun perencanaan adalah 5.584,57 Ha. Arahan kawasan pemukiman perdesaan berada di Kecamatan Candi, Sidoarjo, Krian, Taman, Tulangan, Prambon, Wonoayu, Sukodono, Porong, Tanggulangin dan Tarik, dengan uraian seperti pada Tabel 2.8 di bawah ini.Tabel 2.8 Rencana Kawasan Permukiman Perdesaan di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029NoSSWPKecamatanLuas (Ha)

1.SSWP IISidoarjo291,85

Buduran0,21

Candi192,40

2.SSWP IIITanggulangin95,95

Jabon31,04

Porong283,92

Tulangan628,04

Krembung678,13

3.SSWP ITaman384,92

Waru59,92

Gedangan12,77

Sukodono557,52

4.SSWP IVKrian558,91

Tarik416,19

Prambon543,55

Wonoayu592,04

Balongbendo257,18

Jumlah5.584,57

Sumber : RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029Rencana pemantapan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut : Perubahan penggunaan tanah menjadi kawasan terbangun permukiman dilakukan pada lahan yang kurang produktif. Pengembangan perumahan yang sudah ada maupun pembangunan perumahan baru. Pembangunan perumahan baru dilakukan secara intensif (vertikal dan horisontal) dengan pemanfaatan lahan secara optimal pada kawasan- kawasan di luar kawasan lindung dengan fungsi kegiatan perumahan/permukiman; Pembangunan perumahan baru secara horisontal berupa perumahan real estate direncanakan dikembangkan secara merata di bagian timur dan barat Kabupaten, yaitu pada Kecamatan Waru, Kecamatan Gedangan, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Taman dan Kecamatan Sedati yang termasuk dalam SSWP I dan Kecamatan Sidoarjo, sebagian Kecamatan Buduran, dan sebagian Kecamatan Candi yang termasuk dalam SSWP II. Pada pembangunan perumahan real estate, pelaksana pembangunan perumahan/developer wajib menyediakan prasarana lingkungan, utilitas umum, dan fasilitas sosial dengan proporsi 40% (empat puluh persen) dari keseluruhan luas lahan perumahan, dan selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Pembangunan perumahan secara intensif vertikal dilakukan dengan pembangunan rumah susun baik pada kawasan perumahan baru maupun kawasan padat hunian yang dilakukan secara terpadu dengan lingkungan sekitarnya yang diarahkan pada kawasan Waru dan Sidoarjo. Pengembangan lokasi perumahan lama dan perkampungan kabupaten ditekankan pada peningkatan kualitas lingkungan, dan pembenahan prasarana dan sarana perumahan. Pemerataan pertumbuhan permukiman perkotaan (untuk penyebaran pembangunan). Pembangunan permukiman perkotaan sesuai dengan daya dukung dan daya tampung sehingga dapat mempertahankan kualitas lingkungan hidup. Minimal 20% dari permukiman perkotaan harus disiapkan untuk budidaya dan RTH. Intensifikasi pembangunan permukiman perkotaan untuk menambah ketersediaan RTH. Pembangunan permukiman yang terpadu dengan pengembangan sarana dan prasarana kota. Peremajaan permukiman kumuh yang legal dengan berbasis pemberdayaan masyarakat.Rencana luas kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Sidoarjo pada tahun perencanaan adalah 19.340,93 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dan tabel 2.9.Tabel 2.9 Rencana Kawasan Permukiman Perkotaan di Kabupaten SidoarjoNoSSWPKecamatanLuas (Ha)

1.SSWP IWaru1.532,42

Sedati3.469,33

Gedangan1.478,72

Taman1.246,21

Sukodono1.716,80

2.SSWP IIBuduran1.233,51

Sidoarjo1.406,52

Candi2.172,41

3.SSWP IIITanggulangin940,73

Tulangan579,69

Krembung270,25

Porong566,33

Jabon 60,00

4.SSWP IVKrian868,23

Balongbendo290,01

Tarik604,22

Prambon509,17

Wonoayu396,38

Jumlah19.340,93

Sumber : RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029B. Kawasan Peruntukan PertanianRencana mengembangan kawasan pertanian tanaman pangan (lahan sawah) di Kabupaten Sidoarjo seluas 13.733,60 Ha. Kebutuhan konsumsi beras Tahun 2007 sebesar 155.760 ton sedangkan produksi beras mencapai 117.125 ton/tahun sehingga kekurangan beras mencapai 38.635 ton/tahun. Produksi tersebut dicapai pada kondisi luas lahan sawah 23.261,8 Ha dan luas panen padi seluas 31.147 Ha dengan produksi panen 1.853.561 Kwintal (produktivitas 59,51 Kw/Ha). Dengan penetapan kawasan pertanian seluas 13.733,60 Ha, maka untuk mempertahankan produksi yang telah ada, produktifitas yang harus dicapai sebesar 90,09 Kw/Ha. Selain itu setiap tahunnya dibutuhkan lahan seluas 6000 Ha untuk kebutuhan lahan tanaman tebu.Rencana mengembangan kawasan pertanian tanaman pangan (lahan sawah) di Kabupaten Sidoarjo seluas 13.563,80 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.10.Tabel 2.10 Rencana Kawasan Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029NoSSWPKecamatanLuas (Ha)

1.SSWP I dan IISidoarjo149,00

Candi266,00

Sukodono600,00

2.SSWP IIITanggulangin935,00

Porong564,99

Tulangan1.412,54

Krembung1.604,15

Jabon369,40

3.SSWP IVKrian571,00

Balongbendo1.189,70

Tarik2.084,00

Prambon2.085,00

Wonoayu1.733,02

Jumlah13.563,80

Sumber : RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029C. Kawasan Peruntukan PerikananKawasan perikanan (agropolitan perikanan) tambak ditempatkan pada SSWP V yaitu kawasan pesisir dan laut di sekitar wilayah timur Kabupaten. Kawasan ini meliputi Kecamatan Sedati, pesisir Kecamatan Buduran, pesisir Kecamatan Sidoarjo, pesisir Kecamatan Candi, pesisir Kecamatan Porong, Pesisir Kecamatan Tanggulangin, dan pesisir Kecamatan Jabon. Luas rencana pengembangan kawasan tambak pada tahun 2008-2028 adalah 12.500 Ha. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 2.11.Tabel 2.11 Rencana Kawasan Perikanan Tambak di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029NoSSWPKecamatanLuas (Ha)

1.SSWP IWaru 402,2

Sedati1070,0

2.SSWP IIBuduran1731,2

Sidoarjo3127,9

Candi1031,7

3.SSWP IIITanggulangin 496,6

Porong 496,3

Jabon 4144,1

Jumlah12.500,0

Sumber : RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029D. Kawasan Peruntukan PertambanganKawasan pertambangan yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo, adalah Kecamatan Porong yaitu pertambangan gas bumi (sudah berproduksi), Kecamatan Tanggulangin, dan Kecamatan Krembung. E. Kawasan Peruntukan IndustriJenis kawasan industri di Kabupaten Sidoarjo dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu : Kawasan industriJenis industri yang dilakukan bersifat khusus yang mempunyai pola perkembangan mengelompok, pengelolaan kawasan industri dilakukan oleh swasta. Kawasan industri di kabupaten Sidoarjo antara lain adalah; kawasan industri Jabon, kawasan industri Berbek, dan kawasan industri Tambak sawah. Zona industriDisamping kawasan industri, diarahkan pula/ ditata kegiatan industri yang mengelompok tapi perorangan di sepanjang by pass Krian. Industri non kawasanRencana jenis industri untuk non kawasan adalah industri non polutan dengan lokasi tersebar di setiap kecamatan.Kawasan industri ditetapkan pada SSWP yang direncanakan untuk lokasi pengembangan industri yaitu di kecamatan Waru dan home industri di Geluran, Taman yang termasuk dalam wilayah SSWP I, kecamatan Jabon, dan kecamatan Krian, yang masing-masing termasuk dalam wilayah SSWP III dan IV. Lokasi-lokasi industri terpisah (individual) yang masih berada di luar kawasan industri dan terindikasi atau berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan akan direlokasi secara bertahap ke kawasan-kawasan yang direncanakan sebagai kawasan industri, sedangkan lokasi Industri kecil dan rumah tangga dapat berada di kawasan perumahan sejauh tidak mengganggu fungsi lingkungan hunian.Luas rencana kawasan perindustrian di Kabupaten Sidoarjo adalah 6.967,86 Ha. Luas kawasan perindustrian terbesar berada di Kecamatan Jabon yaitu 2444,4 Ha. Rencana kawasan perindustrian di wilayah Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat pada Tabel 2.12.

Tabel 2.12 Rencana Kawasan Perindustrian di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029NoSSWPKecamatanLuas (Ha)

1.SSWP IWaru554,92

Sedati255,86

Gedangan567,36

Taman1.083,55

Sukodono199,95

2.SSWP IIBuduran290,80

Sidoarjo111,27

Candi60,52

3.SSWP IIITanggulangin302,41

Tulangan42,01

Krembung10,79

Porong130,14

Jabon1.288,30

4.SSWP IVKrian798,73

Balongbendo438,08

Tarik348,42

Prambon32,50

Wonoayu452,26

Jumlah6.967,86

Sumber : RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029F. Kawasan Peruntukan PariwisataKawasan wisata di Kabupaten Sidoarjo antara lain berupa wisata bahari/pantai, wisata pertanian (agrowisata) dan wisata perikanan, yang pembangunannya dilakukan sebagai berikut :a) Wisata bahari/pantai ditetapkan pada SSWP V yaitu di pantai timur Kabupaten dimana pembangunannya harus tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan ekosistem di wilayah pantai/pesisir; Pantai Kepetingan di Kecamatan Buduran dan Pantai Gesik Cemandi di Kecamatan Candi;b) Wisata pertanian (agrowisata) berada pada SSWP IV yang juga berfungsi sebagai pusat pengembangan pertanian dalam bentuk kawasan Agropolitan;c) Wisata perikanan berada pada SSWP V yang juga berfungsi sebagai pusat pengembangan budidaya perikanan dalam bentuk kawasan Kawasan Pengembangan Utama Komoditi (KAPUK) perikanan;d) Wisata budaya berupa situs candi berada di Kecamatan Candi, Kecamatan Tulangan, Kecamatan Krembung, Kecamatan Wonoayu, Kecamatan Krian, Kecamatan Tarik, Kecamatan Krian, Prambon, Sukodono, Kecamatan Porong, Kecamatan Sedati dan Kecamatan Buduran;e) Wisata Minat Khusus berada di Kecamatan Sidoarjo, Kecamatan Tanggulangin, Kecamatan Buduran, Kecamatan Candi, Kecamatan Tulangan, Kecamatan Waru, Kecamatan Sedati.G. Kawasan Fasilitas UmumFasilitas Sosial meliputi Fasilitas Pendidikan, Kesehatan, Peribadatan, Kesenian dan Budaya, Gedung Pertemuan/Serbaguna, Fasilitas Olahraga, Rekreasi/Wisata dan kebudayaan, dan pemakaman umum serta pemerintahan, dengan uraian sebagai berikut:a) Pembangunan dan pengembangan fasilitas pendidikan tingkat perguruan tinggi ditetapkan pada wilayah SSWP II;b) Peningkatan kualitas prasarana dan sarana kesehatan yang telah ada dilakukan pada Rumah Sakit yang dikelola oleh Pemerintah dan/atau swasta yang terdapat pada SSWP II, selain itu berupa pengembangan Rumah Sakit/klinik Swasta, dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang tersebar di setiap wilayah Kecamatan dan pada lokasi-lokasi fasilitas umum;c) Pembangunan TPU ini dapat dilakukan pada lahan-lahan yang terpusat pada masing-masing pusat pengembangan SSWP di Kabupaten Sidoarjo.d) Tempat ibadah skala Kabupaten dapat dilakukan pada lahan-lahan fasilitas umum di sekitar lokasi pusat kegiatan SSWP dengan memperhatian lingkup pelayanan, luas lahan yang tersedia, dan kemudahan pencapaian dari dan menuju lokasi. Tempat ibadah skala lingkungan dapat dilakukan pada lahan-lahan fasilitas umum di kawasan perumahan sesuai dengan kebutuhan dan lingkup pelayananya.e) Pembangunan Fasilitas Olahraga dilakukan dengan pengembangan fasilitas yang telah ada atau pembangunan fasilitas baru pada SSWP yang di dalamnya terdapat lahan fasilitas umum dengan memperhatikan lingkup pelayanan, luas lahan yang tersedia, serta kemudahan pencapaian dari dan menuju lokasi.H. Kawasan Peruntukan Perdagangan dan JasaKawasan perdagangan dan jasa ditetapkan tersebar pada setiap SSWP terutama di sekitar lokasi pusat- pusat pertumbuhan sehingga dapat mengurangi kepadatan dan beban pelayanan di pusat Kabupaten. Pada kawasan perdagangan/pusat perbelanjaan modern hendaknya memperhatikan sektor informal dengan menyediakan setidaknya 5 10% dari total luas lahannya untuk kegiatan PKL atau UKM.I. Kawasan Mix UseKawasan Mix use direncanakan pada kawasan yang dilewati jalan arteri primer (By Pass Krian), kawasan perikanan, kawasan agropolitan dan Kawasan Jabon (termasuk industri). Untuk kawasan perikanan direncanakan di SSWP V dengan arahan kawasan produksi ikan sebagai kegiatan primer dan kegiatan permukiman terbatas sebagai kegiatan sekunder. Secara lebih rinci, rencana pengembangan Kawasan Mix Use di Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut:a) Kawasan Mix Use Jabon, dengan komposisi Perumahan beserta sarana dan prasarana OR dan public space lainnya 15% (yang terdiri dari 60% terbangun dan 40% ruang terbuka); Industri 60% (70% terbangun dan 30% ruang terbuka); Perdagangan dan jasa 10% (60% terbangun dan 40% ruang terbuka); serta pergudangan 15% (70% terbangun dan 30% ruang terbuka);b) Kawasan Mix Use Sidoarjo, Buduran dan Candi, dengan komposisi perumahan 60% (60% terbangun dan 40% ruang terbuka); Industri termasuk industri kecil 20% (70% terbangun dan 30% ruang terbuka); Jasa dan perdagangan 15% (60% terbangun dan 40% ruang terbuka); serta pergudangan 5% (70% terbangun dan 30% ruang terbuka). Industri yang diperbolehkan dikembangkan di kawasan ini hanya industri yang mendukung industri agro perikanan;c) Kawasan Mix Use Sedati, dengan komposisi perumahan 40% (60% terbangun dan 40% ruang terbuka), industri 20% (terbangun 70% dan ruang terbuka 30%); Jasa dan Perdagangan 35% (60% terbangun dan 40% ruang terbuka), serta pergudangan 5% (70% terbangun dan 30% ruang terbuka). Industri yang diperbolehkan dikembangkan di kawasan ini hanya industri yang mendukung industri agro perikanan;d) Kawasan Mix Use Waru, dengan komposisi Perumahan 15% (yang terdiri dari 60% terbangun dan 40% ruang terbuka); Industri 20% (70% terbangun dan 30% ruang terbuka); Perdagangan dan jasa 60% (60% terbangun dan 40% ruang terbuka); serta pergudangan 5% (70% terbangun dan 30% ruang terbuka);e) Kawasan Mix Use Sukodono, dengan komposisi Perumahan 20% (yang terdiri dari 60% terbangun dan 40% ruang terbuka), industri 30% (70% terbangun dan 30% ruang terbuka), 20% Perdagangan dan Jasa (60% terbangun dan 40% ruang Terbuka), serta 10% Pergudangan (70% terbangun dan 30% ruang terbuka), 20% untuk lapangan OR dan RTH (public space). Industri yang diperbolehkan dikembangkan di kawasan ini hanya industri yang mendukung industri agro pertanian;f) Kawasan Mix Use Wonoayu, dengan komposisi Perumahan 20% (yang terdiri dari 60% terbangun dan 40% ruang terbuka), industri 20% (70% terbangun dan 30% ruang terbuka), 15% Perdagangan dan Jasa (60% terbangun dan 40% ruang Terbuka), serta 15% Pergudangan (70% terbangun dan 30% ruang terbuka), 20% untuk lapangan OR dan RTH (public space). Industri yang diperbolehkan dikembangkan di kawasan ini hanya industri yang mendukung industri agro pertanian.

2.1.4. Rencana Kawasan Strategi Kota SidoarjoBerdasarkan RTRW Kabupaten Sidoarjo (Perda No. 6 Tahun 2009), kawasan strategis yang berada di wilayah perencanaan meliputi :a. Kawasan Siborian Kawasan Siborian merupakan kawasan yang mencakup Sidoarjo, Jabon dan Krian dimana fungsi utama kawasan tersebut diarahkan sebagai kawasan industri dan perdagangan. Untuk Kecamatan Sidoarjo, orientasi pengembangan terletak di sepanjang koridor lingkat timur.b. Kawasan AgroperikananKawasan agroperikanan di Kecamatan Sidoarjo dikembangkan di sekitar pantai timur Sidoarjo dengan komoditas utama berupa udang dan bandeng.c. Kawasan Industri Kecil dan Mah ditetapkan tersebut, seluruhnya telenengahKawasan industri kecil dan menengah di Kecamatan Sidoarjo dikembangkan secara tersebar sesuai dengan potensi yang dimiliki.d. Kawasan Pantai Timur SidoarjoKawasan ini diarahkan fungsinya sebagai kawasan konservasi pantai dan budidaya perikanan.Dari keempat kawasan strategi yang telah ditetapkan tersebut, seluruhnya telah memenuhi kriteria penetapan dasar sebagai mana diatur dalam Permen PU No. 16 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten dan beberapa hasil penelitian terkait dengan kriteria variabel sebagai berikut.Dengan mencermati rencana pola ruang Kabupaten Sidoarjo dan kondisi eksisting yang saat ini berkembang di wilayah perencanaan, penilaian terhadap perwujudan kawasan strategis yang ada di wilayah perencanaan dapat dilihat berdasarkan kriteria yaitu : Memiliki aksesibilitas untuk berkembang terkait dengan ketersediaan prasarana (jaringan jalan, listrik, telekomunikasi dan air bersih) dan aglomerasi sarana (kawasan industri, pelabuhan, pendidikan tinggi) serta sumber daya manusia yang memadai. Memiliki potensi sumber daya alam dan buatan yang mendukung dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi wilayah (berperan penting dalam menyumbang pendapatan asli daerah dan PDRB, mempunyai surplus sumber daya dan multiplier effect yang tinggi). Memiliki potensi sumber daya alam yang berperan untuk fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Kebijakan pengembangan dan pembangunan wilayah pada lokasi tersebut yang ditetapkan dalam RTRWN, RTRWP, RTRW Kabupaten terkait dengan PKN, PKW< PKL atau bersinggungan langsung dengan pusat-pusat tersebut. Aspirasi masyarakat terkait dengan potensi yang dimiliki wilayahnya.Konsepsi peruwujudan kawasan strategis Kabupaten yang ditetapkan di Kecamatan Sidoarjo dapat dilihat pada berikut ini :

Gambar 2.3. Konsepsi Perwujudan Kawasan Strategis Agroperikanan dengan Kelengkapan Sarana depo Perikanan dan Industri Pengolahan

2.2. Kebijakan Pengembangan Kawasan BudidayaKawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Penetapan kawasan budidaya dalam pemanfaatan ruang bertujuan untuk melestarikan potensi dan sumberdaya alam, mencegah terjadinya konflik antar kegiatan dan mewujudkan pemanfaatan ruang efesien dan efektif sesuai dengan kemampuan daya tampung dan daya dukung lingkungan.Penetapan kawasan budidaya di Kecamatan Sidoarjo dilakukan dengan memperimbangkan beberapa hal sebagai berikut :a. Kebijakan spasial, kawasan atau kegiatan dengan fungsi tersebut menjadi bagian dari skenario pengembangan kawasan budidaya kabupaten yang ditetapkan melalui rencana tata ruang wilayah Kabupaten Sidoarjo.b. Hasil analisa, kawasan tersebut memnuhi kriteria baik secara teoritis maupun secara normatif sebagai kawasan lindung seperti telah diuraikan secara spesifik pada tahap laporan fakta dan analisa.

2.2.1. Pengembangan Kawasan Perumahan dan Permukiman Kota SidoarjoBerdasarkan hasil analisis prakiraan penyediaan kebutuhan unit rumah, kebutuhan unit rumah hingga akhir tahun rencana diperkirakan mencapai 32.447 unit dengan luas kebutuhan lahan mencapai 668,89 Ha. Sementara jika dibandingkan dengan kondisi eksisting luas perumahan yang telah terbangun yaitu mencapai 1344 Ha. Kondisi tersebut relatif tidak menjadi persoalan mengingat kebutuhan lahan untuk 20 tahun kedepan masih dapat ditampung oleh fasilitas yang saat ini telah terbangun.Dengan mencermati adanya tindak lanjut program pembangunan baru dan pembangunan tahap lanjutan dari para pengembang, luas lahan untuk perumahan secara keseluruhan mencapai 1828,8 Ha. Pengembangan kawasan perumahan baru diarahkan pada beberapa BWK sebagai berikut : BWK II dengan unit lingkungan E (blok E1 dan blok E2), unit lingkungan G (Blok G1 dan Blok G2) BWK III dalam unit lingkungan H (blok H1 dan blok H2) BWK IV dalam unit lingkungan L (blok L1), unit lingkungan M (blok M1, M2, M3) BWK V dalam unit N (blok N1, N2, N3), unit lingkungan P (blok P1) BWK VI dalam unit lingkungan G (blok G1, G2, G3) dan unit lingkungan R (blok R1, R2)Sebaran kawasan perumahan di wilayah perencanaan dilakukan dengan memperhatikan 2 karakter yang berbeda yaitu : Pengembangan perumahan baru Penannganan dalam pengembangan perumahan baru ditekan pada : Pengawasan terhadap implementasi ketentuan teknis yang telah ditentukan. Integrasi jaringan akses dan utilitas Penyediaan prasarana dan sarana penunjang yang memadai Penyatuan dan penyesuaian elemen lingkungan dengan karakter yang sudah terbentuk (perumahan sekitar yang sebelumnya sudah terbangun) Perumahan yang sudah terbangunPenanganan pada perumahan yang sebelumnya sudah ada ditekankan pada upaya revitalisasi kawasan terutama di lingkungan padat maupun kumuh. Konsepsi penataan lingkungan pada perumahan yang sudah terbangun diprioritaskan pada lingkungan yang mempunyai karakter unik seperti halnya kawasan perumahan (kampung) di sepanjang Avour Sidokare yang dikenal sebagai kawasan kota lama Sidoarjo. Ilustrasi pengembangan kawasan perkampungan kota lama dapat dilihat seperti gambar berikut ini :

Gambar 2.4. Penataan Lingkungan di Sekitar Kawasan Kota Lama, Konsolidasi terhadap Bentuk dan Arah Facade (menghadap sungai) serta Kemunduran Bangunan untuk Sarana Akses/Inspeksi

2.2.2. Pengembangan Kawasan PemerintahanKawasan pemerintahan merupakan kawasan yang didominasi pemanfaatan ruangnya adalah untuk penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, baik pemerintahan pusat, propinsi, maupun pemerintahan kabupaten. Kegiatan pemerintahan dengan lingkup penyelenggaraan tingkat kabupaten hingga pusat diarahkan berada pada BWK I, yaitu : Unit lingkungan A (blok A1, blok A2 dan blok A3) Unit lingkungan B (blok B1) Unit lingkungan D (blok D2)Kegiatan pemerintahan untuk penyelenggaraan tingkat lokal/distrik di distribusikan secara merata ke seluruh wilayah BWK dan unit lingkungan. secara keseluruhan luas lahan untuk pengembangan pemerintahan mencapai 33,5 Ha.Konsep desain pengembangan kawasan pemerintahan khususnya disekitar alun-alun Sidoarjo dapat dilihat pada ilustrasi berikut :

Gambar 2.5. Pengembangan Kawasan Pemerintahan dengan Alun-Alun sebagai Unsur Pengikat 2.2.3. Pengembangan Kawasan Fasilitas UmumKawasan fasilitas umum merupakan kawasan yang didominasi pemanfaatan ruangnya sebagai tempat untuk melakukan aktifitas sosial dan pelayanan umum kepada masyarakat. Kawasan yang ditetapkan dalam kategori fasilitas umum meliputi: Fasilitas pendidikan Kawasan pendidikan merupakan kawasan yang didominasi permanfaatan ruangnya adalah untuk penyelenggaraan kegiatan pendidikan dasar, lanjutan, menengah sampai atas dan perguruan tinggi.Pendidikan tinggi di wilayah Kecamatan Sidoarjo diarahkan berada pada BWK I yaitu : Unit lingkungan C (blok C1) Unit lingkungan D (blok D1)Sedangkan untuk kegiatan pendidikan dasar hingga menengah atas akan didistribusikan keseluruh wilayah BWK. Secara keseluruhan luas lahan yang dikembangkan sebagai kawsan pendidikan mencapai 35,5 Ha. Jika dicermati dari rasio tingkat kebutuhan fasilitas penduduk hingga 20 tahun kedepan, luas total yang dibutuhkan untuk kegiatan pendidikan akan mencapai 139,6 Ha terkait dengan hal tersebut maka pengembangan kawasan pendidikan di wilayah kecamatan Sidoarjo akan ditekankan pada : Peningkatan intensitas lantai bangunan (KLB) untuk meminimalisir ketersediaan lahan Pemberlakuan jam masuk secara stimulan (pagi dan siang) Penggunaan fasilitas pendidikan secara bersamaan meski berbeda yayasan pengelolanya. Fasilitas kesehatanKawasan kesehatan merupakan kawasan yang didomonasi pemanfaatan ruangnya adalah untuk penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan. Pengembangan fasilitas kesehatan berskala pelayanan kabupaten dilakukan secara terpusat yaitu terbatas pada : BWK I yaitu dalam unit lingkungan A (blok A3), unit lingkungan C (blok C2) dan unit lingkungan D (blok D2) BWK II yaitu dalam unit lingkungan E (blok E2)Sedangkan untuk skala pelayanan desa dan kecamatan tersebar pada lokasi-lokasi kesehatan di tengah-tengah kawasan perumahan yang sesuai dengan tingkat dan lingkup pelayanannya. Luas lahan yang akan dikembangkan sebagai kawasan kesehatan di wilayah perencanaan mencapai 12,9 Ha. Sementara jika dicermati dari rasio kebutuhan luas lahan untuk kawasan kesehatan 20 tahun kedepan yang optimal tanpa dilakukan upaya pembangunan unit baru.Penanganan kawasan kesehatan di wilayah Kecamatan Sidoarjo lebih ditekankan pada : Peningkatan kapasitas pelayanan khususnya dibidang teknologi kesehatan dan obat Peningkatan kapasitas petugas medis (dokter, perawat, dll) Fasilitas peribadatan Fasilitas peribadatan merupakan kawasan yang didominasi pemanfaatan ruangnya adalah untuk penyelenggaraan kegiatan peribadanan. Fasilitas peribadatan dengan tingkat pelayanan berskala kota diarahkan berada pada BWK I yaitu pada unit lingungan A (blok A3), unit lingkungan B (blok B1) dan unit lingkungan d (blok D3). Sedangkan untuk fasilitas peribadatan dengan lingkup pelayanan lingkungan hingga desa/kelurahan akan didistribusikan pada setiap desa.Secara keseluruhan luas lahan yang akan dikembangkan sebagai kawasn peribadatan mencapai 9,03 Ha. Jika dicermati dari rasio kebutuhan luas lahan untuk peribadatan 20 tahun kedepan yang mencapai 42,6 Ha, luas lahan tersebut di atas tentu jauh dari jumlah yang dibutuhkan. Sehingga dalam pengembangan fasilitas peribadatan di wilayah Kecamatan Sidoarjo akan ditekankan pada : Peningkatan kapasitas unit fasilitas yang sudah ada Penggunaan unit fasilitas bersama (dapat dilakukan bagi masyarakat yang satu keyakinan). Pasar Pasar merupakan kawasan yang didominasi pemanfaatan ruangnya merupakan sentra perdagangan yang ditetapkan dan dikelola oleh pemerintah melalui UPTD terkait. Pengembangan kawasan pasar di wilayah Kecamatan Sidoarjo terbatas pada: BWK I dalam Unit Lingkungan C (blok C2) BWK III dalam Unit Lingkungan H (blok H1) BWK VI dalam Unit Lingkungan Q (blok Q2)Secara keseluruhan luas kawasan pasar di wilayah Kecamatan Sidoarjo mencapai 3,46 Ha.

2.2.4. Pengembangan Kawasan Perdagangan dan JasaKawasan perdagangan dan jasa merupakan kawasan yang didominasi pemanfaatan ruangnya untuk kegiatan komersial perdagangan dan jasa, yang meliputi : Kawasan perkantoran, pertokoan dan pusat perbelanjaan. Kawasan perkantoranPengembangan kawasan perkantoran dengan lingkup pelayanan berskala kota hingga regional di wilayah Kecamatan Sisoarjo diarahkan berada pada ruas utama dalam BWK I yaitu ruas Jenggolo-Majapahit, Pahlawan-Semengkalang, PS Sunandar-Diponegoro. Untuk kawasan perkantoran dengan lingkup pelayanan lokal akan didistribusikan ke seluruh desa. Kawasan pertokoanPengembangan kawasan pertokoan dengan lingkup pelayanan berskala kecamatan hingga kota diarahkan berada di sekitar ruas Jenggolo-Majapahit, Pahlawan-Cemengkalang, PS Sunandar-Diponegoro. Untuk kawasan pertokoan dengan lingkup pelayanan lingkungan hingga desa didistribusikan ke seluruh wilayah dan dialokasikan di sekitar pusat atau ruas penghubung pusat desa. Kawasan pusat perbelanjaanPengembangan kawasan pusat perbelanjaan di wilayah Kecamatan Sidoarjo diarahkan berada sekitar Jl. Pahlawan, Jl. Gajahmada, Jl. Lingkar Timur. Untuk pusat perbelanjaan yang telah mendapatijin lokasi disekitar intercharge tol akan diberlakukan ketentuan khusus yang terkait dengan pengendalian pemanfaatan ruang di sekitar jalan tol dan arteri kota. Kawasan sentra PKLPengembangan kawasan sentra pedagang kaki lima di Kecamatan Sidoarjo di arahkan berada pada kawasan sekitar lokasi pemerintahan (alun-alun Sidoarjo) dan perkantoran.Konsepsi pengembangan kawasan perdagangan dan jasa di wilayah perencanaan secara spesifik ditunjukan pada gambar berikut :

Gambar 2.6. Konsepsi Pengembangan Kawasan Pertokoan dan Sentra PKL

2.2.5. Pengembangan Kawasan Mix UseKawasan mix used merupakan kawasan yang bersifat eksklusif karena memiliki ketentuan yang relatif mudah untuk menyatukan kegiatan pemanfaatan yang beragam. Deliniasi kawasan mix used Sidoarjo pada sisi timur dibatasi oleh rencana jalan lingkar timur luar sedangkan pada batas barat dibatasi oleh jalan lingkar timur. Luas kawasan mix used Sidoarjo mencapai 847,13 Ha mencakup Desa Kemiri, Bluru Kidul, Pucang Anom, Rangkah Kidul dan Gebang. Kawasn mix used Sidoarjo diarahkan fungsinya sebagai:a. Permukiman (60%)b. Industri (20%)c. Perdagangan dan Jasa (15%)d. Pergudangan (5%)Prosentase pada ke 4 kegiatan di atas belum memperhitungkan keberadaan dan alokasi ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka non hijau (jalan, saluran), sehingga proporsi kegiatan akan diasumsikan sebagai berikut : Dari 60% luas permukiman di kawasan mix used, 30% dari luas tersebut akan dialokasikan untuk ruang terbuka hijau kota, dan 10% untuk ruang terbuka non hijau (jalan, saluran, bozem) Dari 20% luas industri di kawasan mix used, 30% dari luas tersebut akan dialokasikan untuk ruang terbuka hijau kota, dan 10% untuk ruang terbuka non hijau (jalan, saluran, bozem) Dari 15% luas perdagangan dan jasa di kawasan mix used, 30% dari luas tersebut akan dialokasikan untuk ruang terbuka hijau kota, dan 10% untuk ruang terbuka non hijau (jalan, saluran, bozem)Berdasarkan asumsi tersebut, perwujudan pola ruang di kawasan mix used Sidoarjo secara spesifik dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.13 Hasil Readjustment Proporsi Kegiatan pada Kawasan Mix UsedNo.JENIS KEGIATANEKSISTINGPROSENTASE EKSISTINGRENCANA POLA RUANGPROSENTASE

(Ha)(%)(Ha)(%)

1.Permukiman 68,508,09320,2138

2.Perdagangan dan Jasa2,690,3280,069

3.Industri--106,7413

4.Gudanng13,451,5926,693

5.Perikanan677,0779,93-

6.Sawah46,575,50-

7.Ruang Terbuka Hijau14,031,66254,1330

8.Lain-Lain (jalan, saluran)24,822,9359,307

TOTAL LUAS MIX USED847,13100847,13100

Sumber : RDTR Sidoarjo2.2.6. Pengembangan Kawasan MiliterKawasan militer merupakan kawasan yang dikembangkan dalam rangka memperkuat pertahanan dan keamanan nasional. Penetapan lokasi pengembangan kawasan militer sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat yang terkait (Departemen pertahanan dan Mabes TNI). Kawasan militer di wilayah Kecamatan Sidoarjo berada pada BWK IV dalam unit lingkungan L (blok L3) dengan luas lahan mencapai 8,19 ha.Dengan mencermati karakter kawasan yang lebih bersifat eksklusif, maka pengembangan kawasan militer lebih ditekankan pada : Penataan dan penyediaan jaringan akses alternatif terutama untuk kawasan perumahan/perkampungan yang bersinggungan langsung. Pengaturan tinggi laintai bangunan dan jenis kegiatan yang dapat mempengaruhi optimasi kegiatan pertahanan dan keamanan (terkait dengan manuver kendaraan berat). Perintegrasian jaringan utilitas kota.2.2.7. Kawasan Pertanian dan PerkebunanKawasan pertanian merupakan kawasan yang didominasi pemanfaatan ruangnya didayagunakan untuk pengembangan budidaya tanaman pangan dan holtikultura. Pengembangan kawasan pertanian dan perkebunan diarahkan pada : BWK III yaitu dalam unit lingkungan H (blok H1), unit lingkungan I (blok I1, I2, I3) dan unit lingkungan J (blok J1, J2, J3, J4) BWK IV yaitu dalam unit lingkungan K (blok K2, K3), unit lingkungan L (blok L1, L2, L3) dan unit lingkungan M (blok M2, M3) BWK VI yaitu dalam unit lingkungan N (blok N1, N2)Secara keseluruhan luas lahan yang akan dikembangkan sebagai kawasan pertanian dan perkebunan di wilayah Kecamatan Sidoarjo mencapai 427,4 Ha. Dengan mencermati kecenderungan luas lahan yang semakin menurun akibat berubah fungsi, pengangan kegiatan pertanian dan perkebunan ditekankan pada : Intensifikasi kegiatan pertanian lebih diarahkan untuk holtikultura dan sayuran (agroponik) Peningkatan kapasitas para petani melalui pendampingan lapang untuk meningkatkan produktifitas hasil pertanian Rehabilitasi saluran irigasi Pengaturan distribusi air secara proporsional dengan pola tanam yang diterapkan petaniKonsepsi pengembangan kawasan pertanian dan perkebunan di wilayah Kecamatan Sidoarjo dapat dilihat pada berikut ini.

Gambar 2.7. Visualisasi pengembangan kawasan pertanian dan perkebunan dengan pola enclave dan integrasi jaringan irigasi serta sentra distribusi dan pengolahan (adobsi konsep Kado Sidoarjo)

2.2.8. Pengembangan Kawasan PerikananKawasan perikanan merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan ruangnya didayagunakan untuk kegitan penangkapan dan budidaya perikanan. Kawasan perikanan di wilayah Kecamatan Sidoarjo dikembangkan pada 2 (dua) BWK ; BWK VI yaitu pada Unit Lingkungan S (blok S1 dan S2) BWK VIISecara keseluruhan luas lahan yang dikembangkan untuk kegiatan perikanan di wilayah Kecamatan Sidoarjo mencapai 2698,9 Ha. Mengembangkan laboratorium dan sekolah lapang untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas sumberdaya petani tambak. Mengembangkan sentra kegiatan produksi dan pengolahan yang mendukung kegiatan perikanan. Memberikan insentif dan subsidi (dapat berupa bibit/benih, vitamin ikan) kepada pelaku usaha perikanan. Rehabilitasi saluran irigasi tambak. Mengembangkan usaha perikanan terpadu yang terintegrasi dengan kegiatan konservasi dan wisata.2.2.9. Pengembangan Kawasan Industri dan PergudanganKawasan industri dan pergudangan merupakan kawasan yang dominasi pemanfaatan ruangnya digunakan untuk proses produksi dan pengolahan serta penyimpanan bahan mentah dan setengah jadi yang akan menghasilkan produk industri. Kawasan industri yang akan dikembangkan mempunyai dua tipikal sebagai berikut. Industri besar dan menengahPengembangan industri besar dan menengah di wilayah Kecamatan Sidoarjo diarahkan berada pada : BWK I Unit Lingkungan A (blok A4) dan Unit Lingkungan B (blok B2) BWK II Unit Lingkungan G (blok G1) dan Unit Lingkungan F (blok F1, F2) BWK III Unit Lingkungan I (blok I3) dan Unit Lingkungan J (blok J1, J2, J3) BWK IV Unit Lingkungan K (blok K1) BWK V Unit Lingkungan N (blok N1, N2) BWK VI Unit Lingkungan Q (blok Q2) dan Unit Lingkungan R (blok R3) Industri kecilPengembangan industri kecil di wilayah Kecamatan Sidoarjo dapat dikembangkan di dalam kawasan perumahan yang tersebar di seluruh desa selama tidak menimbulkan gangguan signifikan bagi lingkungan sekitarnya.Secara keseluruhan luas lahan yang akan dikembangkan untuk kegiatan industri dan pergudangan di wilayah Kecamatan Sidoarjo mencapai 226,9 Ha.

2.3. Kebijakan pengembangan kawasan lindung Kawasan lindung merupakan wilayah yang ditetapkan sebagai fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Penetapan kawasan lindung dalam pemanfaatan ruang bertujuan untuk melestarikan potensi dan sumberdaya alam , mencegah kerusakan lingkungan serta mewujudkan pemanfaatan ruang yang efisien dan efektif sesuai dengan kemampuandaya tamping dan daya dukung lingkungan.Kawasan lindung di kecamatan Sidoarjo terbagi atas kawasan lindung wilayah darat dan kawasan lindung wilayah pesisir dan laut. Kawasan lindung secara umum terdiri atas kawasan kawasan lindung yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya , kawasan perlindungan setempat , kawasan suaka alam dan kawasan rawan bencana alam yang tersebar baik di darat maupun pesisir dan laut. Dari klasifikasi tersebut, kawasan lindung yang terdapat di wilayah Kec. Sidoarjo adalah Kawasan Perlindungan Setempat dan Kawasan Rawan Bancana Alam. Rencana penetapan kawasan lindung, baik di wilayah darat maupun di wilayah laut didasarkan atas pertimbangan :a. Kebijakan spasial, Kawasan atau kegiatan dengan fungsi tersebut menjadi bagian dari scenario pengembangan kawasan lindung kabupaten yang ditetapkan melalui rencana tata ruang wilayah Kabupaten Sidoarjo.b. Hasil analisa, kawasan tersebut memenuhi criteria baik secara teoritis maupun secara normatif.Kawasan perlindungan setempat yang berada di wilayah darat meliputi kawasan sempadan sungai , kawasan sempadan pantai, kawasan sekitar waduk/boezem, kawasan ruang terbuka hijau kota. Berdasarkan hal tersebut diatas penetapan dan arahan pemanfaatan ruang dalam kawasan lindung yang ada di Kec. Sidoarjo secara spesifik akan diuraikan sebagai berikut :a. Kawasan Sempadan SungaiKawasan sepanjang sisi kiri dan sisi kanan sungai, termasuk sungai buatan / kanal/ saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai dan sumberdaya air.Kawasan sempadan sungai di wilayah kecamatan Sidoarjo tersebar di sepanjang das kali sumber, Kali Sumput, Avour Pucang, Kali Bluru, Kali Lebo-Suko, Kali Kukut Sidokare, Avoer Sidokare, Kali Karanggayam, Terusan Kali Gedangan, Kali Kemambang dan beberapa saluran penghubung sekunder lainnya. Dengan 2 tipikal perkembangan pemanfaatan ruang di kawasan sempadan tersebut, arahan penanganannya adalah sebagai berikut : Kawasan sempadan sungai dengan dominasi pemanfaatan sekitarnya berupa jalur hijau baik produktif (taman, pertanian, pembiitan dan budidaya tanaman hias) maupun tidak produktif ( semak dan tanaman non produktif). Dikembangkan dengan ketentuan sebagai berikut : (1) Tidak mempengaruhi kondisi di sekitar sempadan dan bentang sungai, pengembangan tanaman produktif dibatasi pada jenis tanaman yang tidak mengakibatkan terjadinya erosi pada bibir sungai, (2) Tidak menimbulkan pencemaran pada badan sungai , kegiatan pembibitan dan budidaya tanaman hias harus diawasi terutama dalam penggunaan pestisida agar tidak menimbulkan pencemaran berat.

Gambar 2.8 Pendayaguanaan Kawasan Sempadan Sungai Sebagai Sarana Akses dan Interaksi Sosial

Gambar Pendayagunaan Kawasan Sempada Sungai Sebagai Sarana Sosial (Taman dan Hutan Kota) dan Ekonomi (Pertanian Tanaman Produktif) Kawasan sempadan sungai dengan dominasi pemanfaatan sekitarnya berupa jalur inspeksi. Kawasan dengan tipikal seperti ini tetap dipertahankan untuk sarana akses masyarakat dan pemeliharaan sungai (menampung material sedimen pada saat dilakukan normalisasi). Konsepsi pemanfaatan ruang seperti berikut.

Gambar 2.9 Pendayaguanaan Kawasan Sempadan Sungai Sebagai Sarana Akses dan Interaksi Sosial

b. Kawasan Sempadan Rel.Merupakan kawasan yang berada di sepanjang sisi kanan dan kiri garis terluar rel kereta api Surabaya Porong dan Surabaya - Krian. Penetapan sebagai jalur hijau untuk memberikan jarak pandang yang memadai guna pengguna jalan dan masyarakat yang bermukim disekitarnya agar dampak kecelakaan dapat diminimalisir. Konsepsi pengembangan diilustrasikan sebagai berikut.

Gambar 2.10Pendayagunaan kawasan sempadan rel dengan jalur hijau dan signage (Reklame)

c. Kawasan Sempadan Pantai Merupakan kawasan yang berada di 100 m kea arah darat. Penetapan bertujuan untuk mengamankan dari kerusakan yang ditimbulkan oleh gelombang air laut. Mencakup wilayah desa Gebang yang ada di sekitar pantai timur Sidoarjo diarahkan untuk dipertahankan sebagai Kawasan Hutan Mangrove. Kemungkinan masuknya unsure budidaya pada kawasan sempadan pantai dimungkinkan sepanjang tidak merusak fungsi kawasan dan terbatas pada pengoptimalan jasa lingkungan seperti Laboratorium lapang bagi pengembangan teknologi pembibitan bakau dan benih ikan (Silviofishery) Wisata alam bernuansa pendidikan ekologi (ekowisata)d. Kawasan Ruang Terbuka Hijau KotaYaitu kawasan Hijau Pertamanan Kota, Kawasan Hijau Hutan Kota, Kawasan Hijau Pemakaman, Kawasan Hijau Jalur Hijau. Kawasan hijau pertamanan kota adalah jalur tanah atau ruang terbuka yang pemanfaatannya lebih difungsikan sebagai taman kota dengan jenis tanaman tahunan maupun semusim yang bervariasi 90 % dari luas harus dihijaukan. Adalah Alun-Alun Sidoarjo. Kawasan hijau hutan kota adalah jalur tanah atau ruang terbuka yang pemanfaatannya lebih difungsikan sebagai taman kota dengan jenis tanamanan tahunan dengan jarak yang rapat 100% dari luas haru dihijaukan. Adalah Hutan Kota Delta Putri terdapat di sekitar Jl.Pahlawan. Kawasan hijau pemakamanmerupakan ruang terbuka sosial yang difungsikan sebagai rumah peristirahatan terakhir. Terbagi menjadi (1) Makam Kampung atau Desa dilaksanakan oleh kelompok Swadaya Setempat. Tersebar diseluruh wilayah TPU (Tempat Pemakaman Umum), dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kab. Sidoarjo keberadaannya terbatas pada beberapa lokasi seperti Taman Makam Pahlawan di Jl. Pahlawan , Komplek Pemakaman Cina di Banjarbendo.e. Kawasan Hijau Jalur HijauAdalah jalur tanah yang pemanfaatannya difungsikan sebagai penghasil oksigen , pengendali tata air, meminimalisir dampak polusi udara dan kebisingan, pencegahan sedimentasi, dan habitat burung perairan. Ini tidak dikembangkan sepanjang rumija, sempadan pantai , sungai, rel dan tol.f. Kawasan rawan bencanaMerupakan kawasan yang memiliki kerentanan sedang hingga tinggi terjadi potensi bencana baik banjir, maupun kebakaran. Bisa terjadi di lingkungan perumahan, perdagangan dan jasa, industri, dll). Kawasan banjir berada di BWK V (Desa Bluru Kidul), BWK VI (Rangka Kidul), BWK VII (Sumber Peketingan dan Pucukan). Penanganan melalui : (1) Pemberlakuan intensitas bangunan (KDB dan KDH) secara ketat, (2) Pembuatan sumur resapan , boezem (3) Peningkatan kapasitas saluran dan pompa air (4) Pengendalian koefisien dasar lantai bangunan terhadap elevasi saluran (PEIL Banjir). Kawasan rawan kebakaran terdapat di BWK I (Pucang, Pekauman, dan Celep), BWK II(Desa Jati). Penanganan mencakup : (1) Penyediaan sarana pengendali kebakaran dalam bangunan gedung.

2.4. Kebijakan pengembangan kawasan strategis Kawasan strategis merupakan kawasan yang mempunyai nilai tambah/unggulan dilihat dari berbagai sektor kewilayahan, di dalamnya terdapat kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap : tata ruang di wilayah sekitarnya, kegiatan lain dibidang yang sejenus dan kegiatan dibidang lainnya, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks penyusunan Revisi RDTRK Kecamran Sidoarjo, perwujudan struktur dan pola ruang kawasan strategis menjadi bagian dalam upaya mendiring pertumbuhan ekonomi di suatu kawasan yang memperngaruhi pengembangan wilayah kabupaten secara keseluruhan.Berdasarkan RTRW Kabupoaten Sidoarjo (Perda No.6 Tahun 2009), kawasan strategis yang berada di wilayah perencanaan meliputi :a. Kawasan SiborianKawasan siborian merupakan kawasan yang mencakup Sidoarjo, Jabon dan Krian dimana fungsi utama kawasan tersebut diarahkan sebagai kawasan industri dan perdagangan. Untuk kecamatan Sidoarjo orientasi pengembangan terletak disepanjang kmoridor lingkar timur. Rencana pengembangan Kawasan Siborian adalah sebagai berikut: Untuk kawasan Kecamatan Sidoarjo, kawasan industri dan perdagangan yang ditawarkan adalah sepanjang jalan lingkar timur Sidoarjo. Jenis industri yang direncanakan untuk kawasan ini antara lain industri jasa dan perdagangan, perkantoran, perhotelan, hiburan, pertokoan, perbankan dan permukiman/perumahan, meski tidak tertutup kemungkinan pula untuk industri manufaktur dan pabrikasi; Kawasan industri Jabon dirancang secara khusus untuk industri pabrikasi,manufaktur besar dan kawasan mix use. Sekitar 2.444,4 (dua ribu empat ratus empat puluh empat koma empat) hektar lahan telah ditetapkan sebagai lokasi industri; By pass Krian merupakan kawasan industri dan perdagangan yang juga memiliki potensi yang memadai bagi penanaman investasi jasa industri dan perdagangan, karena by pass Krian merupakan jalan akses utama dari ibukota provinsi (Surabaya) ke kota-kota atau kabupaten lain seperti Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Madiun, Kediri, Ngawi Ponorogo, Magetan, Tulungagung dan Trenggalek atau sebaliknya. Oleh karena itu, seperti halnya jalan lingkar timur, By pass Krian sangat tepat untuk investasi usaha perdagangan, perkantoran, perhotelan, pertokoan, perumahan dan permukiman, perbankan serta industri manufaktur atau pabrikasi.b. Kawasan Agropolitan PerikananKawasan agropolitan perikanan di Kecamatan Sidoarjo dikembangkan disekitar pantai timur sidoarjo dengan komoditas utama berupa udang dan bandeng. Rencana pengelolaan untuk kawasan ini adalah sebagai berikut: Pembentukan sentra produksi perikanan pada masing-masing kecamatan yang terpilih; Peningkatan kualitas hasil produksi dengan mengembangkan inovasi baru dalam produksinya; Penyediaan lokasi sentra pengembangan yang strategis baik dari segi bahan baku dan pasar; Penyediaan fasilitas pendukung seperti sarana trasnportasi dan tempat pelelangan ikan; Penerbitan regulasi yang memayungi kegiatan tersebut; Pembentukan kelembagaan yang melibatkan partisipasi masyarakat.c. Kawasan Industri Kecil dan MenengahKawasan industri kecil dan menengah di Kecamatan Sidoarjo dikembangkan secara tersebar sesuai dengan potensi yang dimiliki. Rencana pengelolaan untuk kawasan ini adalah sebagai berikut : Pengembangan produk unggulan dengan bekerjasama dengan pihak akademisi dan ahli kerajinan (pelatihan, kursus, dsb.) Penyelenggaraan-penyelenggaraan bulan-bulan khusus untuk promosi hasil kerajinan Peningkatan kucuran modal lunak untuk para pengusaha sehingga bisa terus bekerja.d. Kawasan Pantai Timur SidoarjoKawasan ini diarahkan fungsinya sebagai kawasan konservasi pantai dan budidaya perikanan.

Dari ke empat kawasan strategis yang telah ditetapkan di dalam Perda Kabupaten Sidoarjo Nomor 6 tahun 2009 tersebut, seluruhnya telah memenuhi kriteria penetapan dasar sebagai mana diatur dalam Permen PU No. 16 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten dan beberapa hasil penelitian terkait dengan kriteria variabel sebagai berikut.Dengan mencermati rencana pola ruang Kabupaten Sidoarjo dan kondisi eksisting saat ini berkembang di wilayah perencanaan, penilaian terhadap perwujudan kawasan strategis yang ada di wilayah perencanaan dapat dilihat berdasarkan kriteria yaitu : Memiliki aksesibilitas untuk berkembang terkait dengan ketersediaan prasaranan (jaringan jalan, listrik, telekomunikasi dan air bersih) dan aglomerasi sarana (kawasan industri, pelabuhan, pendidikan tinggi) serta sumber daya manusia yang memadai. Memiliki potensi sumber daya alam dan buatan yang mendukung dan mempengaruhi perumbuhan ekonomi wilayah yang diidentifikasi berdasarkan sektor basis wilayah (berperan penting dalam menyumbang pendapatan asli daerah dan PDRB, mempunyai surplus sumber daya dan multiplier effect yang tinggi) Memiliki potensi sumber daya alam yang berperan untuk fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Kebijakan potensi sumber daya alam yang berperan untuk fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Kebijakan pengembangan dan pembangunan wilayah pada lokasi tersebut yang ditetapkan dalam RTRWN, RTRWP, RTRW Kabupaten terkait dengan PKN, PKW, PKL atau bersinggungan langsung dengan pusat-pusat tersebut. Aspirasi masyarakat terkait dengan potensi yang dimiliki wilayahnyaKonsepsi perwujudan kawasan strategi kabupaten yang ditetapkan di Kecamatan Sidoarjo dapat dilihat pada Gambar berikut.

Gambar 2.11 Konsepsi Perwujudan Kawasan Strategis Agroperikanan dengan Kelengkapan Sarana Depo Perikanan dan Industri Pengolahan

Tabel 2.14 RENCANA PENGGUNAAN LAHAN 2009-2029 PADA WILAYAH PERENCANAANBWKUNITLINGKUNGANKELURAHAN/DESALUAS LAHAN (Ha)PERUMAHAN (HA)FASILITAS PERNIAGAAN JASA (HA)INDUSTRI/PERGUDANGAN (HA)FASILITAS UMUMKAWASAN MILITER (HA)RUANG TERBUKA HIJAUJALAN DAN SALURANJUMLAH

KESEHATAN (HA)PENDIDIKAN (HA)PERIBADATAN (HA)PEMERINTAHAN (HA)PASAR (HA)SOSIAL (HA)JALUR HIJAU, TAMAN, LAP. (HA)PERTANIAN, KEBUN (HA)TAMBAK (HA)MAKAM (HA)

BWK IAPucang (sebagian), Magersari, Lemah Putro (sebagian), Sidokumpul (sebagian)203,87112,4415,009,140,473,230,9913,38-11,54-7,17--1,2629,25203,87

BPucang (sebagian), Sidokumpul (sebagian), Sidoklumpuk (sebagian), Pucanganom (sebagian)180,49123,6422,5710,04-4,032,134,480,271,53-3,662,14-2,263,74180,49

CPekauman (sebagian), Pucanganom (sebagian), Bulusidokare, Celep (sebagian), Sekardangan (sebagian)224,64162,6611,490,751,396,961,290,74---10,697,50-2,9818,19224,64

DLemahputro (sebagian), Sidokumpul (sebagian), Pekauman (sebagian), Sidokare Celep (sebagian)253,61153,9935,851,099,932,990,945,83-0,65-6,05--2,9033,39253.61

JUMLAH

BWK IIEJari (sebagian), Banjarbendo (sebagian)140,8474,188,61-1,090,210,140,51-0,10-16,30---39,70140,84

FCemengkalang (sebagian), Jati (sebagian), Banjarbendo (sebagian)119,8345,975,7013,26-1,030,031,36---1,9837,69-6,056,76119,83

GCemengkalang (sebagian), Jati (sebagian)104,9172,608,681,15-1,740,492,21---8,21--0,679,16104,91

JUMLAH

BWK IIIHSuko 150,1686,333,704,25-4,480,770,10-0,71-3,1620,53-1,5825,25150,16

ISuko (sebagian), Lebo (sebagian)123,8753,982,156,73-0,770,56-----54,06--5,62123,87

JSuko (sebagian), Lebo (sebagian)147,4034,835,170,07-0,750,241,07---1,7991,34-0,8011,34147,40

JUMLAH

BWK IVKSuko165,7491,681,416,44-0,130,290,09---1,7155,12-0,658,21165,74

LSuko (sebagian), Lebo (sebagian)224,6991,124,53-0,041,540,590,27--8192,34101,30-3,1011,67224,09

MSuko (sebagian), Lebo (sebagian)174,6293,543,10--1,091,180,46-0,29-7,7542,01--25,20565, 05

JUMLAH

BWK VNKemiri (sebagian) + Bluru Kidul (sebagian)218,21153,6113,437,53-2,270,092,74-0,15-3,8314,28-2,9217,36218,21

OKemiri (sebagian) + Bluru Kidul (sebagian)184,3183,0640,07--------3,13---58,05184,31

PBluru kidul (sebagian) + Pucanganom (sebagian)192,6792,2882,08--------3,69---14,62192,67

JUMLAH-2,270,92,74-0,15-3,8314,280,002,9290,03595,19

BWK VIQBluru Kidul (sebagian) + Rangkah Kidul (sebagian) + Gebang (sebagian)115,5465,4315,9810,28----0,37--3,131,44-1,2214,88115,54

RBluru Kidul (sebagian) + Rangkah Kidul (sebagian) + Gebang (sebagian)377,72188,521,25156,24--2,71-0,28------6,04377,72

SGebang (sebagian) + Pucanganom (sebagian)154,2948,9924,52--2,27-------78,02-2,76154,29

JUMLAH166,521,614,320,000,653,190,0023,821,4478,021,2223,68647,55

BWK VIITKemiri (sebagian) + Pucanganom (sebagian) + Gebang (sebagian) + Sekardangan (sebagian)2.758,573,19---2,71----56,02-2.620,87-78,492.758,57

2.5. Arahan pembangunan Kabupaten Sidoarjo terkait Revitalisasi Pemanfaatan Ruang Kawasan PerkotaanArahan pembangunan di Kabupaten Sidoarjo menurut RTRW Kabupaten Sidoarjo 2009-2029 terkait dengan Revitalisasi Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan ditunjukkan pada Tabel 2.15 di bawah ini. Tabel 2.15 Indikasi Program Pembangunan di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029NoSektoralIndikasi ProgramTahapLokasiSumberPembia-yaanInstansiPelaksana

I(2008-2013)II(2013-2018)III(2018-2023)IV(2023-2028)

1Sektor PerumahanProgram pembangunan kawasan perumahan baruSeluruh wil Kabupaten SidoarjoAPBDBappekab, Dinas PU Cipta Karya

Program peningkatan lingkungan perumahan kampung perkotaanSeluruh wil Kabupaten SidoarjoAPBDBappekab, Dinas PU Cipta Karya

Program peningkatan lingkungan perumahan kampung perdesaanSeluruh wil Kabupaten SidoarjoAPBDBappekab, Dinas PU Cipta Karya

Program pengembangan rumah susun sederhanaSeluruh wil Kabupaten SidoarjoAPBDBappekab, Dinas PU Cipta Karya

2Sektor PariwisataProgram pengembangan obyek wisata (wisata alam, wisata budaya, wisata minat khusus dan wisata Bahari); Seluruh wil Kabupaten SidoarjoAPBDBappekab, Dinas Pariwisata

Program pengembangan sarana dan prasarana wisataSeluruh wil Kabupaten SidoarjoAPBDBappekab, Dinas Pariwisata

Program pengembangan wisata bahari (Marina City)Sebagian Kecamatan Waru dan SedatiAPBD, InvestorBappekab, Dinas Pariwisata, Dinas Perikanan dan Kelautan

3Sektor IndustriProgram penyiapan lahan untuk kawasan industri estateKecamatan Jabon, Waru, KrianAPBD, InvestorBappekab, Dinas Perindustrian

Program penyiapan infrastruktur pendukung industri dan perdaganganKecamatan Jabon, Waru, KrianAPBDBappekab, Dinas Perindustrian

Program relokasi industrin non kawasan yang berada di area-area yang tidak diperuntukkan sebagai kawasan industriSeluruh wil Kabupaten SidoarjoAPBDBappekab, Dinas Perindustrian

Program pengembangan dan pembinaan industri kecilTanggulangin, WaruAPBDBappekab, Dinas Perindustrian

4Sektor PerdaganganProgram peningkatan dan perbaikan fasilitas pasar tradisionalSeluruh wil Kabupaten SidoarjoAPBDBappekab, Dinas Perdagangan

Program pengaturan dan pembangunan fasilitas perdaganganSeluruh wil Kabupaten SidoarjoAPBDBappekab, Dinas Perdagangan

Program pengaturan dan pembinaan kegiatan perdagangan di kawasan perdesaanSeluruh wil Kabupaten SidoarjoAPBDBappekab, Dinas Perdagangan

Program pengembangan kawasan ekonomi khusus perdagangan di sekitar bandara JuandaKecamatan SedatiAPBDBappekab, Dinas Perdagangan

Sumber : RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-20292.6. Peluang dan Tantangan Pengembangan Kota di Masa MendatangAda beberapa isu penting yang dapat diutarakan dalam menghadapi peluang dan tantangan pengembangan Kota Sidoarjo di masa mendatang. Isu-isu dalam merespon peluang yang akan datang yang telah diatur di dalam RDTR Kota Kecamatan Sidoarjo yaitu telah diarahkannya pemanfaatan ruang yang intensif dan terkendali, sehingga para pelaku pembangunan nantinya mendapatkan kepastian dan jaminan dalam mengembangkan dan memanfaatkan ruang kawasan yang diinginkannya. Peluang ini diperkuat dengan isu rencana struktur jaringan transportasi yang akan makin tertata baik di pusat perkotaan maupun pada kawasan-kawasan pinggiran. Akan terdapat pemisahan pemanfaatan jalan untuk jalur distribusi barang dan jalur pengguna jalan umum. Kendaraan angkutan barang tidak lagi melalui jalur tengah kota, tetapi melalui jalur-jalur jalan tol dan lingkar luar Kota Sidoarjo. Pola ruang kawasan di dalam perkotaan Kota Sidoarjo juga mengarahkan pemanfaatan ruang yang tetap mempertahankan kawasan-kawasan kota lama agar tidak punah, dengan membuka peluang kepada setiap pelaku pembangunan untuk turut mengembangkan dan merevitalisasi kawasan-kawasan bersejarah seperti Kampung Batik Jetis yang menempati perkampungan pada masa Kabupaten Sidokare (1859) dahulu.Tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan kota dimasa depan adalah masih kuatnya aspek-aspek sosial dan ekonomi mikro yang mempengaruhi pemanfaatan ruang yang telah diatur secara formal. Masih sulitnya penyediaan ruang-ruang bagi para PKL yang direncanakan tertata, harus didorong dengan melibatkan sektor-sektor ekonomi formal untuk dapat menata ruang yang akan dimanfaatkannya dengan menyediakan ruang-ruang potensial bagi para PKL yang telah teregistrasi pada pemerintah darah.Tantangan berikutnya adalah telah padatnya pengembangan fisik pada kawasan-kawasan potensial di pusat perkotaan Kota Sidoarjo, sehingga yang paling mungkin dalam rangka perluasan daya tampung kawasan adalah melalui penataan fisik ruang secara vertikal dan intensif.Di dalam RTRW Kabupaten Sidoarjo 2009-2029, antisipasi berbagai tantangan pada masa depan diantisipasi sebagai berikut:1. Struktur ruang wilayah Kabupaten Sidoarjo menunjukkan pertumbuhan akan meningkat yang diperkirakan akan terjadi pada sistem permukiman perkotaan yang dipengaruhi oleh migrasi penduduk ke daerah lain akibat bencana Lumpur Lapindo. Untuk mendorong perkembangan tersebut, maka diperlukan pengembangan infrastruktur dan pengembangan sentra ekonomi sesuai dengan potensi masing-masing.2. Perkembangan kawasan terbangun secara regional pada awalnya berupa nodal yang berpusat pada kawasan perkotaan. Dalam jangka panjang ternyata pola ini mengalami perkembangan yakni dengan berkembangnya wilayah sisi Barat Kabupaten Sidoarjo serta koridor jalan arteri dan jalan-jalan baru. Untuk itu diperlukan pengembangan kawasan yang tidak hanya berorientasi langsung pada jaringan jalan. Cara lain adalah perlunya melakukan koordinasi dan sinkronisasi pengembangan koridor dengan lebih menekankan pada pembatasan koridor dan pengembangan kawasan baru dalam skala yang lebih besar. Upaya ini juga dilakukan sebagai upaya antisipasi terhadap penggunaan lahan secara intensif sepanjang koridor jalan serta kawasan baru.3. Secara struktural perkembangan wilayah yang diperkirakan akan pesat dan memiliki implikasi yang besar adalah kawasan strategis yang berbatasan secara langsung dengan Kota Surabaya sebagai impact perkembangan kota. Selanjutnya adalah perkembangan wilayah Barat Kabupaten Sidoarjo. Pada wilayah yang mengalami perkembangan pesat tetap harus memperhatikan pembentukan dan pengendalian ruang terbuka hijau.4. Pada kawasan pesisir memerlukan perhatian khusus agar tidak terjadi degradasi fungsi konservasi wilayah. Untuk itu diperlukan gerakan penyesuaian dengan kondisi setempat mulai dari cara reboisasi, penentuan komoditas, maupun cara pengelolaannya. Selain itu diperlukan peningkatan kualitas (hutan bakau) sebagai kawasan lindung, serta mempertahankan sawah yang menjadi komoditas utama Kabupaten Sidoarjo.5. Perkembangan kawasan terbangun selanjutnya diarahkan pada kawasan sekitar perkotaan dan kawasan yang memiliki kesuburan tanah tidak tinggi. Terkait dengan hal ini ternyata sangat banyak perubahan fungsi lahan, khususnya kawasan yang seharusnya merupakan kawasan lindung menjadi kawasan budidaya. Untuk ini guna meningkatkan fungsi lindung yang ada diperlukan penataan pada kawasan yang seharusnya memiliki fungsi lindung.6. Terkait dengan pengembangan wilayah baik dalam konteks mendorong pertumbuhan wlayah, maupun mengurangi kesenjangan antar wilayah, maka peran infrastruktur akan sangat menunjang. Diantara pengembangan infrastruktur ini adalah pengembangan jalan tol, jalan arteri primer, serta jaringan rel KA sebagai pengganti jalan tol, jalan arteri dan rel KA yang terputus akibat bencana Lumpur Lapindo, diperkirakan akan mampu mendorong laju pertumbuhan Kabupaten Sidoarjo yang diindikasi sejak adanya bencana mengalami penurunan. Untuk pengembangan jaringan rel KA sekaligus dibelokkan ke arah Barat guna menghidupkan wilayah bagian Barat kabupaten ini, serta menghubungkan antara wilayah Timur dan pusat kota dengan wilayah bagian Barat ini. Begitu pula rencana jalan lingkar tengah dan Timur sebagai penghubung dari arah Utara ke Selatan atau sebaliknya.Rencana pengembangan jaringan jalan ini meliputi : Pengembangan jalan Lingkar Timur Luar Sidoarjo; Peningkatan ruas jalan yang menghubungkan Kota Surabaya Kabupaten Sidoarjo sampai Kabupaten Mojokerto; Peningkatan Jalan By Pass Krian; Rencana pembuatan jaringan jalan baru : Frontage Road yang terdapat di kiri kanan jalanTol. Pengembangan jalan ini perlu dilakukan untuk meningkatkan akses penduduk ke segala jurusan. Selain itu dengan adanya jalan ini dapat mengembangkan wilayah sekitarnya. Jalan Lingkar Barat Sidoarjo, Jalan Lingkar Barat Tanggulangin, Jalan Lingkar Timur dan Lingkar Luar Timur Sidoarjo, yang berfungsi untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dan mengurangi beban jalan di dalam kota. Jalan Akses Sisi Timur Porong. Jalan Lingkar Luar Barat Sidoarjo, jalan ini berfungsi untuk meningkatkanakses penduduk ke segala jurusan dan pengembangan wilayah ke arah barat. Jalan Lanjutan MERR II, jalan ini berfungsi untuk pengembangan kawasan industri dan kawasan gemopolis. Jalan akses menuju Bandara Udara Juanda Rencana peningkatan fungsi jalan dari lokal primer menjadi kolektor primer, pada: Ruas jalan Taman (jenjang II) Sukodono (jenjang IV) Ruas jalan Balongbendo (jenjang IV)-Tarik (jenjang IV) Ruas jalan Tanggulangin (jenjang III) Tulangan (jenjang IV) Ruas jalan Tulangan (jenjang IV) Wonoayu Rencana pembuatan akses gerbang tol Waru-Porong di Kecamatan Sukodono, serta relokasi jalan tol Porong-Gempol yang direncanakan melewati Desa Kalisampurno dan Desa Ketapang di Tanggulangin serta Desa Wunut, Pamotan, Kesambi, dan Kedungsoko di Kecamatan PorongSedangkan rencana pengembanganjaringan rel KA meliputi : Relokasi jalur kereta api Sidoarjo Gununggangsir yang melewati Desa Sidoka