01.RAHIM Cok Sawitri.
Transcript of 01.RAHIM Cok Sawitri.
-
7/23/2019 01.RAHIM Cok Sawitri.
1/8
Monolog
Rahimkarya Cok Sawitri
-
7/23/2019 01.RAHIM Cok Sawitri.
2/8
NAMA saya Nagari. Umur, tiga puluh tahun. Tanpa harus dijelaskan, saya sudah paham.
Sore itu, sehabis mandi dan rambut saya masih basah, pintu kamar kontrakan saya
diketuk berulang kali. Tiga orang lelaki dengan sorot mata sopan menjemput saya. arijip yang menanti di halaman, kemudian dari deru mesinnya yang tipis, tak kalah tipis dari
udara sore itu, ditambah lagi tutur sapa mereka yang berat dan tegas, tanpa harus
dijelaskan, saya paham apa yang tengah terjadi.
Mereka, tiga orang lelaki itu, membawa saya ke sebuah rumah. Sebuah rumah dengan
lantai li!in dan dingin. "antai yang membentuk lorong panjang, membelah puluhanpintu#pintu kamar yang saling berhadapan. $emudian langit#langitnya begitu tinggi dan
bila melangkah atau berbisik, tembok#temboknya memantulkan kembali suara#suara
ber!ampur desir yang aneh. Rumah itu mirip hotel tua yang sudah dipensiunkan. Udara
yang bergerak di dalamnya terasa demikian u%ur.
Sampailah saya pada sebuah kamar. Tiga orang lelaki itu mempersilakan saya masuk ke
dalam hanya dengan isyarat tangan. an, ketika tubuh saya melewati batas pintu, se!ara
naluriah saya menangkap isyarat#isyarat asing, menerka#nerka kamar ma!am apa yangtengah saya masuki.
Sebuah meja yang tidak terlalu besar, tidak juga terlalu ke!il, terbuat dari bahan kayu
besi. "alu dua buah kursi yang diletakkan berseberangan saling berhadapan, jam dinding
yang memantulkan suara detak jam pada tiap kali geraknya membuat jantung lebih !epatberkerut. &elum lagi udara yang memasuki hidung begitu sarat mengandung debu yang
seketika membikin tenggorokan ter!ekat perih.
'intu di belakang tubuh saya otomatis menutup sendiri. Sisa desir anginnya, membuatsaya seperti merasa didorong ke kubangan pasir, menyebabkan leher terasa demikian
berat dan kaku. Sekali lagi, detak jarum jam dinding itu membuat pori#pori saya
mengembang membentuk lubang dingin. Menggigilkan hati.
Saat itu, saya tidak memerlukan penjelasan apa pun, se!ara naluri saya mengerti,
mengapa mereka, tiga orang lelaki itu, memasukkan saya ke kamar ini.$arena sebelumnya, entah suatu kebetulan, seminggu yang lalu, seorang sahabat telah
mengingatkan saya akan kemungkinan sema!am ini. Tetapi peringatan sahabat saya itu,
sungguh sulit saya per!ayai. Memang, sudah sering saya dengar kabar#kabar tentang
berbagai kejadian aneh dan tidak logis yang menimpa banyak orang. Misalnya, ketikaseorang teman dengan mata tertutup dibawa di tengah malam oleh sekelompok lelaki.
Teman saya itu diajak berputar#putar, tetapi entah kemana, teman saya tak pernah ingat.
ia hanya ingat diajak berkeliling( Tanpa henti dan tidak pernah berhenti. ia juga ingat,selama perjalanan berputar#putar itu tak ada satu pun orang dari para lelaki yang
membawanya itu menyapa dia dengan sepatah kata sekalipun( Teman saya hanya
mendengar suara langkah sepatu dihentak#hentak silih berganti dengan letup kosonggerakan pelatuk pistol, membentuk irama dingin dan men!ekam ulu hati. )ntah apa
namanya peristiwa itu. Teror. *ntimidasi. 'engalaman gelap. )ntahlah. Saya tidak paham.
Sebab teman saya itu akhirnya dikembalikan seperti sedia kala ke rumahnya. Sampai kini
dia tetap hidup normal. +uga tidak ada seke!il apa pun sebagai suatu tanda pernah
Monolog Rahim karya Cok Sawitri
-
7/23/2019 01.RAHIM Cok Sawitri.
3/8
mengalami suatu peristiwa. -ang tersisa dari peristiwa itu, sebuah sorot mata, yang bila
saya ajak bertukar pandang, membuat perasaan seperti tersedot pusaran angin. Atau
se!ara pongah saya seolah melihat di lubang matanya telah tumbuh sebatang pohon besardengan akar ketakutan yang demikian hebat.
-a, memang besar perbedaannya antara mendengarkan !erita dengan saat mengalamisendiri, bahwa kejadian semalam itu, yang dialami oleh teman saya itu, yang semula
hanyalah !erita#!erita penghangat disaat minum kopi dapat menjelma sebagai kenyataan.
ialami oleh siapa saja. Tetapi, saya sulit per!aya apabila itu kemudian terjadi terhadapdiri saya.
Nyatanya, saya mengalami, tetapi saya merasa lebih beruntung dibandingkan dia.
Setidaknya, saya paham, sesuatu telah diren!anakan untuk saya dan saya siapmengalaminya. $arena itu saya tidak perlu penjelasan. $amar saya ini sudah lebih !ukup
dari selembar kertas penuh kalimat penjelas.
NAMA saya Nagari. 'ekerjaan //// kadang saya menulis, kadang saya bernyanyi,kadang 0kalau apa yang selama ini saya kerjakan, bisa disebut pekerjaan1.
-a itulah pekerjaan saya. Tepatnya, menghibur orang(
2Alamat342&ukankah &apak telah tahu,4 saya berusaha menenangkan hati. Men!oba menatap mata
lelaki di hadapan saya, yang saya kira matanya 0barangkali1 tidak bersara5 karena nyaris
tak pernah mengedip. 0Seperti mata ular. $onon ular tak pernah berkedip sepanjang
hidupnya(1.2*ni prosedur biasa. Alamat saudari3(4 ulangnya dengan suara kalem
2i rumah kontrakan 6.4
"elaki itu mengatup bibirnya. &ajunya putih berjaket kulit dengan lengan yang ujung#
ujungnya nampak kumal. &ibirnya hitam karena kebanyakan nikotin. +emarinya tampak
gemuk dan kasar. Tetapi wajahnya dalam siraman !ahaya lampu yang saya perkirakansebesar 7 watt, tampak berkilat#kilat, penuh semangat.
2Saya harapkan kerja sama Saudari. &iar kita bisa segera pulang. Saya sudah !apek.
Saudari juga !apek. +adi, mari kita bekerja sama /..4
Suara lelaki itu entah kenapa terdengar di telinga saya seperti lelu!on#lelu!on yang
biasanya disisipkan oleh teman#teman bila ngobrol santai di ka5e. Suara yang sengajadisopan#sopankan, suara sopan manis para birokrat bila diwawan!arai reporter T8.
2Saudari mengerti maksud saya34 Tanya lelaki itu tiba#tiba.2Tidak(4 re5leks saya menyahuti pertanyaannya. an, jawaban saya yang re5leks
membuat alisnya terangkat tinggi. "alu, entah disebabkan apa, senyumnya tiba#tiba
mengembang, !ukup manis, begitu otomatis jemarinya merogoh saku, mengeluarkan
Monolog Rahim karya Cok Sawitri 9
-
7/23/2019 01.RAHIM Cok Sawitri.
4/8
rokok,
2Saudari merokok34
2$adang /.42:anita modern biasanya merokok /.,4 gumamnya dengan hidung kembang kempis.
2Saudari tentu mengerti. Saya ini jujur saja. Saya tahu, Saudari adalah seorang wanita
terpelajar. &anyak yang suka tulisan Saudari. Mendengar nyanyian Saudari /.. Saya puntermasuk salah satu orang dari jutaan orang, yang merasa seperti kehilangan bila di pagi
hari tidak menemukan tulisan Saudari(4 lanjutnya. $ali ini mirip suara penyair di tele;isi
swasta.
"alu lelaki itu menghembuskan asap rokok ke !ahaya lampu, memberikan kesempatan
pada asap membentuk gores#gores abstrak, kadang mirip awan, kadang mirip binatang,
mungkin juga kadang membentuk sebuah symbol.
2Sebagai seorang teman/ Maa5( Sebagai penggemar( Saya ingin sekali tahu, apakah
tindakan operasi pembuangan rahim yang saudari lakukan tanggal esember yang lalu
itu dilatarbelakangi semangat lain34
Maksudnya3 Saya berusaha konsentrasi terhadap pertanyaan lelaki itu. $etika sayamengerti arti pertanyaannya, saya betul#betul terpana. +adi, ini alasannya. Sialan, spontan
hati saya memaki. +ujurnya, semula saya mengira saya dibawa ke mari karena tulisan
saya yang terbit minggu lalu di sebuah $oran, menjadi sebab saya dapat kehormatandiundang ke kamar ini.
Ternyata, perkiraan saya jauh meleset. )ntah mengapa, rasa ke!ewa itu mun!ul. Ternyata,
bukan karena pikiran#pikiran saya, ide#ide saya, bukan karena kritik#kritik saya. Tetapikarena peristiwa tanggal esember itu3(
2Apa maksudnya34
Saya bertanya dengan ke!ewa juga karena bingung. 2Rahim3 Maksud &apak operasi
rahim setahun yang lalu itu34
2*ya. -ang Saudari lakukan pada tanggal esember, jam 66.9< :ita, di rumah sakit
swasta/4 "elaki itu melepas suaranya dengan tekanan, mendorong saya sedikit merasa
gelisah.
2Saya tidak mengerti, 'ak/4
2Saya paham bila saudari tidak mengerti. &egini, Saudari mungkin tidak menyadari ataumula#mula Saudari mengira, apa yang Saudari lakukan adalah sesuatu yang wajar. =ak
Saudari. Asasi Saudari. $amipun mengerti hal itu. Amat mengerti/((4 "elaki itu tiba#
tiba terbatuk lama. ahinya berkerut#kerut.
2$ami hanya ingin tahu, apa latar belakang tindakan Saudari(4 lanjutnya dan batuknya
otomatis terhenti. an, keheningan tiba#tiba saja menyergap. Saya berkesempatan
kembali menatap wajah lelaki itu.
Monolog Rahim karya Cok Sawitri >
-
7/23/2019 01.RAHIM Cok Sawitri.
5/8
2i bawah !ahaya lampu 7 watt, kulitnya menyilaukan saya. Membuat pelipis
berdenyut sakit.
2Masud &apak /.. soal operasi rahim saya itu34 Mungkin kedengarannya bodoh, dengan
menahan rasa sakit di pelipis, saya mengulang pertanyaan lelaki itu.2*ya /.4 Suaranya kini mantap, matanya membentuk bintik hitam.
Melihat kemantapannya, saya ke!ewa. i lubuk hati saya, saya sering berkhayal, suatusaat nanti, saya akan mengalami peristiwa sema!am ini. "alu orang#orang ribut di $oran#
koran, menjadi bahan pergunjingan. Menjadi gosip. Ramai. Sampai luluh lantak tanpa
ujung pangkal. -a, di lubuk hati saya yang terdalam, terlalu sering saya bayangkan diri
dilukai berkali#kali kemudian darah menetes sebagai bukti bahwa saya telahmemperjuangkan sesuatu dan membuat orang#orang terharu.
Akan tetapi, kini saya ditanyai soal rahim busuk( Rahim yang menasibkan hidup saya
tidak lagi gagah mengakui diri sebagai perempuan.
2Sesungguhnya, saya heran /.,4 akhirnya, saya ungkapkan keke!ewaan.2Saya tahu, Saudari akan heran /.. karena baru sekarang kami menanyakannya. Tidak
setelah Saudari keluar dari rumah sakit /.4 "elaki itu menyela !epat. Matanya tajam,
seolah mengerti geletar hati saya.2Saya operasi karena rahim saya ditumbuhi daging. *tu logika medis. Aneh sekali bila hal
itu menjadi daya tarik bagi &apak34 dengan suara yang ditenang#tenangkan, saya
men!oba menjelaskan sesuatu yang sebetulnya tidak memerlukan penjelasan, sesuatu
yang bila makin jelas akan membuat saya kian ke!ewa.
Mendengar penjelasan saya, lelaki itu tersenyum lebar sekali. $emudian di tengah#tengah
senyumnya itu seekor !i!ak berteriak nyaring, gemanya memantulkan ke mana#mana.2Sudahlah, seperti yang saya sampaikan dari awal. Marilah kita bekerja sama( $ita sudah
sama#sama tahu. Saudari tahu, apa yang ingin kami tahu( Terus terang saja, kami sudah
berpengalaman sejak tahun 6?@6(4
Saya berusaha tidak gemetar, tetapi lidah saya berkhianat, lidah saya bergetar. 2Saya
tidak mengerti. Soal operasi rahim, sejujurnya, bagi saya, itu peristiwa menyedihkan
sekali.42Sedih3 Maksudnya, Saudara melakukan hal itu dengan terpaksa34 Tanya lelaki itu
dengan sorot mata yang membuat saya merasa seperti diserang 5lu.
2Tentu saya terpaksa. Andai boleh, tentu saya tidak akan melakukannya, 'ak(4 sayamenyahutinya dengan pelan. Manalah ada perempuan yang suka rela rahimnya dibuang(
2Siapa yang memaksa Saudari34
2Maksud &apak342Sudahlah, Saudari tidak usah takut. $ami ada dipihak Saudari. $ami merasa bersalah
tidak bisa !epat menyelamatkan Saudari /.4
Monolog Rahim karya Cok Sawitri 7
-
7/23/2019 01.RAHIM Cok Sawitri.
6/8
2Maksud &apak3 'elipis saya terasa berdenyut keras.
2Siapa yang memaksa Saudari melakukan operasi itu3(4
2Tidak ada yang memaksa saya, 'ak(42Saudari tadi katakan, Saudari terpaksa /..
2$atakanlah, siapa yang memaksa Saudari(4
"elaki itu mengerutkan dahinya. $ilat kulit wajahnya memantul kemana#mana. Sayater!ekat. *si otak saya bergerak !epat. Ada apa3 Apa maunya lelaki ini( Saya buntu.
&etul#betul tak paham. Tepatnya, saya mulai merasa meriang. an, detak jarum jam
dinding di kamar itu, membuat saya tiba#tiba teringat kamar kontrakan, Ah, saya belumkun!i jendela( Saya teringat nasi yang belum dihangati.
Saya mual dengan dengan gerak pikiran saya sendiri. Mengapa mereka ingin tahu soal
operasi rahim saya. Mengapa3
2*ndikator yang kami pelajari. akta yang kami kumpulkan. Telah menujukkan arah yangbenar. Saudari tahu, gerakan membuang rahim ini telah menjadi pola gerakan teror baru,
tujuannya mengganggu re5ormasi. *ni sudah menjadi bagian gerakan politik direkayasa
oleh kekuatan luar( *ni sebabnya kami minta tolong pada Saudari. Agar kami tahu, siapa
dibalik semua ini34 Suara lelaki itu kini berdetam di kepala saya.Aneh( Aneh betul bila dikaitkan ke hal#hal yang menurut saya sungguh#sungguh luar
biasa. Memang, kalau dipaksa agar ada kaitannya, pasti saja ada kaitannya, kaitan aneh,misalnya. Apa rahim busuk pun bisa menjadi alasan untuk di!urigai telah terkait hal#hal
yang yang luar biasa itu3( Apakah tindakan penyelamatan nyawa 0operasi rahim itu1 yang
sebetulnya wajar dan normal dapat se!ara ajaib dihayati sebagai bisul berbahayamengan!am kehidupan masyarakat umum sema!am ledakan bom setiap minggu atau
penimbunan sembako yang pernah ramai dibi!arakan itu 3( "uar biasa. Sungguh luar
biasa rangkaian imajinasi otak lelaki di hadapan saya ini.
Saya mulai membujuk pikiran untuk menerka#nerka. Apa sebetulnya yang telah bergerakdi dalam pikiran lelaki yang duduk tegak di hadapan saya itu. Sebuah pengabdian,
penyelamatan Negara atau/ suatu kebingungan akibat gajinya yang ke!il031. Atau
dengan nakal pikiran saya bergerak, kekhawatiran lelaki itu benar adanya. Andai sajabenar ada suatu gerakan penimbunan rahim. 'ara perempuan menimbunannya di suatu
gudang, melakukan embargo terhadap jutaan sperma lelaki, sema!am gerakan mogok
hamil dan mogok melahirkan . "uar biasa(( $alau saja hal ini benar terjadi, saya dapatmengerti ke!urigaannya terhadap operasi rahim saya itu Tetapi /
2$ami telah mendeteksi, ada kelompok yang menginginkan para perempuan tidak
memiliki rahim, dengan tujuan membatalkan seluruh kesempatan kelahiran generasi
baru( $ami telah pelajari hal ini . Sejak lama. &ertahun#tahun kami kumpulkanin5ormasi. $ami godok. $ami analisa/ Saudari tahu, apa argument mereka34
2aripada melahirkan anak tetapi tidak dirawat dengan baik, tidak dilindungi oleh aturan
yang baik. "ebih baik rahim kami dibuang(( Saudari tentu tahu hal itu, bukan34 "elaki itumenyahuti pertanyaannya sendiri dengan penuh semangat, busa tipis memer!ik dari
mulutnya yang hitam.
Astaga(
Saya benar#benar takjub. Andai saja saya punya pikiran sema!am itu. Alangkah
menakjubkannya. Semua perempuan membuang rahimnya( $lak ( Tidak ada kelahiran
baru. Semua tua lalu mati( $lak ( Tidak perlu lagi gerutuan soal sembilan bahan pokok,
Monolog Rahim karya Cok Sawitri B
-
7/23/2019 01.RAHIM Cok Sawitri.
7/8
tidak perlu lagi ini atau itu/ karena hidup berakhir sudah. &ayangkan saja, mereka telah
dijebak oleh imajinasi bahwa para perempuan akan membuang rahimnya, ada indikasi
politik( Sebagai suatu an!aman. Meraka bahkan bertanya, 2Siapa berdiri di balik idekalian (4
Aneh. Mereka terus bi!ara politik, bi!ara oknum#oknum yang memiliki kemungkinanmmempengaruhi saya. "uar biasa sekali imajinasi mereka.
Akan tetapi pikiran jernih itu melintas tegas di kepala saya.Memotong lambungan pikiran
saya. Saya menatap lelaki itu dan berusaha menata kata#kata, setenang dan sejelasmungkin.
2Sejujurnya, saya operasi rahim karena rahim saya dibuang lantaran ada tumor di
dalamnya. *tu demi keselamatan nyawa saya, 'ak. Sungguh, saya tidak mengerti yang&apak pertanyakan kepada saya. *ni bukan persoalan aneh. ari sudut kesehatan, ini
seuatu yang lumrah, 'ak(4
"elaki itu tersenyum ke!il. Menghela na5as. Matanya untuk pertama kali berkedip.Takjub saya dibuatnya. an, saat itulah dari jauh saya dengar detak#detak langkah
mendekat. Tak lama kemudian pintu di belakang punggung saya terbuka. Anginmendesir. Tiga lelaki yang menjemput saya datang kembali. Tanpa bi!ara dengan isyarat
tangan mengajak saya melangkah meninggalkan kamar itu. Meninggalkan rumah itu.
"elaki itu tersenyum ke!il. Menghela napas. Matanya untuk pertama kali berkedip.
Takjub saya dibuatnya. an, saat itulah, dari jauh saya dengar detak#detak langkahmendekat. Tak lama kemudian pintu di belakang punggung saya terbuka. Angin
mendesir. Tiga lelaki yang menjemput saya datang kembali. Tanpa bi!ara dengan isyarat
tangan mengajak saya melangkah meninggalkan kamar itu. Meninggalkan rumah itu.
'A* itu, saya memperhatikan kalender, kemudian saya perhatikan gerak jarum jam. i
luar sana terdengar suara gemuruh berisi jeritan dan tepuk tangan. Saya membuka jendela
kamar, melihat keluar, di sana, terlihat spanduk#spanduk dikibarkan, bertuliskan D
Selamatkan Rahim 'erempuan, demi Masa epan unia(Astaga.
Tiba#tiba perut saya terasa nyeri. $etukan pintu itu terdengar lagi. Saya enggan
membukanya. Saya merasa tiga orang lelaki mendekati kamar saya.
2$ami lihat apa akibat dari tindakanmu itu. Segera umumkan pada mereka, bahwa kamu
tidak pernah membuang rahimmu. $atakan pada mereka, bahwa apa yang kamu lakukanitu bukan gerakan keprihatinan yang berkaitan dengan harga makanan yang mahal(( +uga
katakan, mereka tidak perlu khawatir, kelak generasi mendatang tidak akan terlahir bodoh
dan kurang gi%i. $atakan( Mereka tidak perlu membuang rahim mereka( Seperti yang
sudah kamu lakukan((4
Monolog Rahim karya Cok Sawitri @
-
7/23/2019 01.RAHIM Cok Sawitri.
8/8
'erut saya menegang. Rasa sakit itu sungguh luar biasa. Membuat segalanya gelap gulita.
Sayup saya dengar suara lelaki di kamar itu tengah berpidato( Suara lelaki dengan detakjam yang menusuk#nusuk jantung.
2Tenanglah Saudara#saudara, tenanglah( Saudari Nagari sebentar lagi akan siuman. Sayaharap Saudara#saudara memberikan kesempatan kepada tim kami untuk melaksanakan
tugas. emi keselamatan Saudari Nagari /4
Saya berusaha membuka mata dengan paksa. "ampu itu saya kenal. +umlah !ahayanya 7
watt. +am dinding itu saya kenal. Ce!ak itu pun saya ingat. Saya pandang sebuah wajah.
:ajah itu saya kenal.
Saya paham. Tidak perlu dijelaskan. Seperti biasa, seperti berbagai kejadian yang saya
dengar dari teman#teman. Eaman ini tidak memerlukan penjelasan, tidak memerlukan
kejelasan. Sebab penjelasan justru akan menebalkan kekaburan.
"alu sayup suara aneh terdengar /.. Nama Nagari. Umur tiga puluh. 'ekerjaan
serabutan. +enis kelamin wanita( Nomor kamar 6. CatatanD korban kriminal.Rahimnya dikoyak dengan pisau belati oleh gerakan anti kelahiran generasi baru.
Saya ter!engang. Rasanya, baru kemarin sore saya duduk di rumah kontrakan. Tidak
pernah ada terjadi kejadian yang luar biasa. &enarkah rahim saya dikoyak dengan pisaubelati3 Aneh sekali( Untuk apa dikatakan seperti itu3 Toh, semua teman saya tahu, rahim
saya dibuang karena memang ada tumor di dalamnya.
'huah. $epada siapakah saya harus menanyakan, apa sebab riwayat rahim busuk itumenjadi demikian hebat kisahnya. Tele;isi, $oran dan radio ramai#ramai mengupasnya.
$omentator baru soal politik rahim lahir beratus#ratus dalam seminggu.
ari dalam kamar ini. Saya mendengar sorak#sorai ber!ampur jeritan#jeritan. Sayapejamkan mata sambil mengingat#ingat, barangkali, pernah saya melihat rahim busuk itu.
Tetapi saya gagal membayangkannya. &arangkali, tidak akan pernah saya tahu seperti apa
wajah rahim busuk itu. 'adahal, dia ada dalam tubuh saya. Saya raba perut. Terasakosong dan tiba#tiba saja saya merasa teramat kehilangan.
Saya hidupkan T8, isi beritanyaD Antrean panjang terjadi di seluruh rumah sakit besar di
kota#kota besar. engan hati ke!ut saya menanyakanD 2Mengapa mereka antre di situ(4Mereka tak menjawab. Mereka nampak khusuk. Seperti menanti namanya dipanggil saat
menanti giliran memasuki kamar operasi(
Nagari( Usia tiga puluh tahun, /.. di T8 saya lihat wajah saya( &egitu aneh. Teramat
aneh.
Monolog Rahim karya Cok Sawitri F