013 Indonesia brochure 2013... · tingkat nasional dan propinsi dimana peta tersebut berperan...

6
2013

Transcript of 013 Indonesia brochure 2013... · tingkat nasional dan propinsi dimana peta tersebut berperan...

Page 1: 013 Indonesia brochure 2013... · tingkat nasional dan propinsi dimana peta tersebut berperan penting dalam mengidentifkasi daerah-daerah rawan pangan

20

13

Page 2: 013 Indonesia brochure 2013... · tingkat nasional dan propinsi dimana peta tersebut berperan penting dalam mengidentifkasi daerah-daerah rawan pangan

Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia, karena itu pemenuhannya tidak hanya untuk memuaskan kebutuhan manusia atau sekedar konsekuensi tanggung jawab moral terhadap sesama manusia, namun lebih sebagai investasi. Tercapainya ketahanan pangan bagi semua merupakan investasi sosial dan ekonomi sebuah negara demi hadirnya generasi yang lebih baik. Pemerintah Indonesia menyadari sepenuhnya peran strategis untuk mencapai ketahanan pangan di dalam negeri dengan merevitalisasi sektor kehutanan dan perikanan sejak 2005. Dengan bangga saya sampaikan dalam lima tahun terakhir pembangunan, Indonesia telah berhasil mengurangi jumlah penduduk rentan pangan. Menurunnya jumlah penduduk rentan pangan merupakan bukti komitmen pemerintah Indonesia pada dunia dalam upaya mengurangi jumlah populasi global yang rentan pangan seperti yang disepakati dalam Millenium Development Goals. Saya menyadari

sepenuhnya bahwa pencapaian ini belum sepenuhnya sesuai keinginan para pemegang kepentingan. Namun, dengan hadirnya The Food Security and Vulnerability Atlas of Indonesia 2009 (FSVA), pemerintah dapat lebih fokus dan memprioritaskan sumber daya yang ada untuk menangani masalah kerawanan pangan secara menyeluruh. FSVA berperan sebagai panduan agar tercapai pemahaman yang lebih baik dari permasalahan dasar guna membangun kebijakan-kebijakan yang tepat dan strategis dalam mengurangi jumlah populasi rentan pangan. Saya juga melihat FSVA dapat memberikan analisis menyeluruh bagi para pemimpin daerah seperti para gubernur, bupati ataupun walikota atas ketahanan dan kerawanan pangan di wilayahnya masing – masing. Dengan tersedianya analisis dan perangkat, Dewan Ketahanan Pangan di tingkat propinsi dan kabupaten/walikota dan mengambil langkah-langkah penting untuk mengurangi tingkat kerawanan pangan di wilayah masing-masing. The Food Security and Vulnerability Atlas of Indonesia 2009 akan membawa manfaat bagi para pemangku kepentingan dan dapat digunakan sebagai acuan dalan usaha bersama kita untuk meningkatkan jumlah produksi pangan dan ketahanan pangan sebagai bagian program pemerintah hingga 2014.

Pesan Presiden Republik Indonesia (Peluncuran FSVA Nasional tahun 2009)

Versi ke 3 akan diluncurkan tahun 2013

Page 3: 013 Indonesia brochure 2013... · tingkat nasional dan propinsi dimana peta tersebut berperan penting dalam mengidentifkasi daerah-daerah rawan pangan

Latar Belakang

Sekilas WFP Indonesia Ketika Badan Pangan Dunia Persatuan Bangsa-Bangsa (the United Nations World Food Programme/ WFP) pertama kali dibentuk, Indonesia merupakan salah satu negara pertama penerima bantuan WFP. Pada 1964, bantuan pangan senilai 1 juta dolar amerika diberikan ke korban letusan Gunung Agung di Bali. Bantuan dilanjutkan dengan dukungan perbaikan jalan-jalan, lahan, rekonstruksi perumahan, rehabilitasi saluran irigasi dan penanaman tanaman pangan. WFP terus beroperasi di Indonesia selama 33 tahun dengan fokus pada program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan – pelatihan, kegiatan-kegiatan yang mendatangkan penghasilan dan bantuan pangan bagi korban-korban konflik. WFP berhenti beroperasi di Indonesia pada 1996 ketika Indonesia menunjukkan kemajuan pesat ke arah kemandirian pangan.

WFP kembali hadir di Indonesia pada tahun 1998 merespons bencana kekeringan akibat El Nino dan Krisis Keuangan Asia dengan tujuan jelas yakni subsidi beras bagi masyarakat rentan dan intervensi gizi yang terarah. Satu hal yang konsisten sejak 1998 adalah respon WFP pada bencana alam seperti bencana alam hebat tsunami di Aceh pada 2004. Sejak 1998, WFP telah membantu lebih dari 20 juta masyarakat rentan pangan di Indonesia, terutama di daerah-daerah pasca bencana alam dan pergolakan ekonomi.

Program WFP Indonesia tahun 2012 – 2015 merefleksikan transformasi Indonesia yang dinamis dari status negara berpenghasilan rendah ke berpenghasilan menengah dengan memastikan kelompok masyarakat rentan dapat melepaskan diri dari lingkaran kelaparan dan kekurangan gizi seiring kemajuan ekonomi bangsa. Program WFP Indonesia juga merefleksikan bergesernya peran WFP dari hubungan langsung operasional ke arah pengembangan kapasitas pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi tantangan – tantangan ketahanan pangan dan gizi. WFP mendukung pemerintah dalam meningkatkan kapasitasnya menangani daearh rentan pangan dan gizi serta dalam kesiapsiagaan bencana melalui bantuan teknis, proyek – proyek percontohan serta dukungan kebijakan.

Seiring dengan pengembangan kapasitas mitra-mitra lokal, WFP juga menjawab kebutuhan mendesak atas kebutuhan pangan dan gizi melalui strategi pendekatan inovatif dan kemitraan. Melalui pendekatan dua jalur yang beriringan, WFP memastikan kepemilikan lokal dan kesinambungan, pemanfaatan kemitraan strategis dan membangun keberhasilan yang bertahap.

WFP memfokuskan diri terutama pada daerah rawan pangan di propinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Papua serta tetap menghadirkan kantor penghubung di Aceh.

Ringkasan Fakta dan Angka

Populasi: 237.55 million (2010 BPS) Anak dibawah umur Lima Tahun 9.2% (2010 BPS) Indeks Peringkat Perkembangan Sumber Daya Manusia: 124 (2011 UNDP report) Indeks Perkembangan Jender: 100 dari 146 Negara (2011 UNDP report) PDB Per Kapita: US$ 3, 494 (2011 World Bank report) Garis Kemiskinan Nasional: 12.36% di bawah garis kemiskinan nasional (US$ 1.55 ppp/person/day) - 2011 BPS Tingkat Melek Huruf : Pria - 94.56% Perempuan- 88.39% (total, 92.6%) (2010 BPS) Angka Kehadiran Sekolah Dasar: Anak laki-laki - 94.79 % Anak Perempuan- 94.65 % (2010 BPS) Angka Kematian Ibu: 220 per 100,000 kelahiran hidup (2010 MDG report) Gizi Anak Balita: Gizi Kurang- 18.00% (status kurang baik, 10-19%) (2010 RISKESDAS) Stunting: Malnutrisi Kronis- 35.60% (Serius, 30-39%) (2010 RISKESDAS) Wasting: Malnutrisi Akut - 13.30% (Serius, 10-14%) (2010 RISKESDAS)

Page 4: 013 Indonesia brochure 2013... · tingkat nasional dan propinsi dimana peta tersebut berperan penting dalam mengidentifkasi daerah-daerah rawan pangan

2012-2015 Country Programme

Prioritas Strategi dan Implementasi WFP tahun 2012 – 2015 Dengan populasi 237 juta, Indonesia merupakan negara berpenduduk terpadat ke empat di dunia. Lebih dari 17,00 pulau tersebar dalam tiga wilayah waktu, dengan keragaman mulai dari hutan, ladang pertanian hingga pegunungan es, serta 300 suku bangsa dengan 250 bahasa berbeda, Indonesia merupakan sebuah negara dengan tingkat keragaman dan penyebaran geografi yang luas. Indonesia kini berada di titik persimpangan penting. Di satu sisi, Indonesia mulai muncul sebagai negara berpenghasilan menengah (MIC), anggota G20, negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi terbesar di ASEAN dan salah satu negara dengan kehidupan demokrasi yang dinamis dan terdesentralisasi.

Namun, sejauh ini pembangunan tidak merata. Di dalam negeri, meskipun produksi pangan terus bertambah dengan pasti, kesenjangan gizi masih banyak dijumpai, khususnya di bagian timur negeri. Berdasarkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan WFP dan Pemerintah Indonesia tahun 2009 (FSVA 2009) yang diluncurkan Presiden Yudhoyono pada Mei 2010, 87 juta masyarakat Indonesia masih berada dalam status rawan pangan. Tantangan ini diperparah oleh rentannya negeri ini akan terjadinya bencana alam serta semakin meningkatnya dampak perubahan iklim.

Visi dan strategi WFP Indonesia adalah untuk bermitra dengan pemerintah Indonesia sebagai pemicu dalam upaya pencapaian ketahanan pangan sekaligus meletakkan fondasi bagi Indonesia untuk menjadi negara unggul di dunia dalam memerangi kelaparan. Tiga prioritas strategi selama 2012 – 2015 adalah: 1. Menguatkan kapasitas Indonesia dalam menangani kerawanan pangan

melalui kemampuan pengawasan, analisis dan pemetaan yang lebih baik 2. Menguatkan kapasitas Indonesia untuk siap siaga dan tanggap akan

bencana dan guncangan 3. Menguatkan kapasitas Indonesia untuk mengurangi kerawanan gizi

dibawah garis kritis

Bantuan Pangan

Project

Approach

Pelaksanaan

Kemitraan

Solusi Jangka Panjang

Programme

Approach

Kepemilikan

Kemitraan Strategis

Empat Langkah Kunci Transisi Dalam Rencana Strategis WFP

tahun 2012 - 2015

Page 5: 013 Indonesia brochure 2013... · tingkat nasional dan propinsi dimana peta tersebut berperan penting dalam mengidentifkasi daerah-daerah rawan pangan

WFP melihat perubahan iklim sebagai risiko berlapis atas ketahanan pangan sekaligus ancaman terhadap upaya dalam menghilangkan kerawanan pangan dan kemiskinan. Keadaan ini mempengaruhi mata pencaharian masyarakat yang rawan pangan. Perubahan iklim menyebabkan seringnya bencana alam yang berhubungan dengan iklim dan berakibat pada mening-katnya jumlah masyarakat yang rawan pangan. Hal tersebut membawa dampak

negatif di setiap dimensi ketahanan pangan termasuk kerawanan gizi.

WFP menggunakan teknologi pencitraan satelit, sistem informasi geografi, pemetaan kerawanan di sejumlah populasi tertentu, peringatan dini dan kesiapan darurat untuk membantu pemerintah dan mitra agar siaga mengantisipasi bencana alam. Bersama pemerintah Indonesia, WFP telah mengembangkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA) untuk tingkat nasional dan propinsi dimana peta tersebut berperan penting dalam mengidentifkasi daerah-daerah rawan pangan dan kemudian mengidentifikasi kelompok masyarakat paling rentan dengan probabilitas terkena dampak terburuk dari bencana alam dan perubahan iklim.

WFP telah beroperasi di banyak daerah dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap risiko perubahan iklim dan bencana-bencana alam. Melalui progam Padat Karya Pangan (Food for Assets – FFA), WFP berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia membuka kesempatan bagi keluarga rentan untuk membangun fasilitas pertanian skala kecil serta aset infrastruktur pedesaan yang menguntungkan bagi komunitas mereka. Aset-aset tersesbut dirancang untuk menguatkan ketahanan mereka atas perubahan iklim dan dapat segera membantu kelansungan mata pencaharaian dan ketahanan pangan.

Memanfaatkan pelajaran dari pengalaman sebelumnya, WFP akan lebih jauh lagi menguatkan kapasitas pemerintah untuk membantu masyarakat-masyarakat rentan meningkatkan ketahanan mereka atas perubah iklim melalui alternatif mata pen-caharian, sistem pertanian yang berkesinambungan, manajemen sumber daya alam dan pelestarian hutan. WFP juga akan terus menggunakan pengawasan ketahanan pangan, analisis dan pemetaan agar memudahkan para pembuat keputusan dan para praktisi dalam memprioritaskan sumber daya yang ada melalui bukti lapangan dan intervensi – intervensi terarah.

Komitment WFP pada Kesetaraan Jender

SEBELUM SESUDAH

Komitmen WFP menghadapi Perubahan Iklim

Hampir dua pertiga masyarakat dunia yang mengalami kelaparan kronis adalah kaum perempuan dan anak perempuan. Meskipun demikian banyak kaum perempuan berperan sebagai aktor yang mengupayakan pengentasan kelaparan di lingkungan mereka. Di banyak negara, petani perempuan berperan sebagai tulang punggung ekonomi pertanian: mereka menggarap lahan, menabur benih dan memanen hasil pertanian yang menghasilkan pangan bagi keluarga.

WFP bekerja untuk meningkatkan akses kaum perempuan atas pangan dan kelangsungan mata pencaharian melalui program padat karya pangan dan program-program pelatihan pangan yang menitikberatkan pada pemenuhan kebutuhan dasar dan prioritas utama.

Pencapaian-pencapaian WFP dalam penyetaraan jender termasuk: 1. Penyetaraan gender dalam Rencana Aksi Pembangunan Pangan dan Gizi propinsi dan kabupaten (Provincial and District

Food and Nutrition Action Plan – FNAP) 2012-1025 dan Rencana Aksi Strategis Propinsi dalan Ketahanan Pangan dibawah Perubahan Iklim 2011 – 2015.

2. Fokus pada perempuan dan anak perempuan memunculkan mereka sebagai target penerima manfaat sekaligus pelaku ketahanan pangan keluarga.

3. Menjadikan perempuan sebagai target penerima hak pangan telah meningkatkan akses perempuan atas pangan. 4. Peningkatkan kuota minimal 50 persen bagi perempuan dalam kepanitiaan pangan telah meningkatkan partisipasi

perempuan yang sepadan di lembaga pembuat keputusan. 5. Akses pendidikan bagi anak perempuan menjadi lebih ditingkatkan agar orang tua mengirimkan anak perempuannya ke

sekolah. 6. Pengumpulan data berdasarkan perbedaan jender secara rutin dilaksanakan. 7. Kaum perempuan kini memiliki akses lebih besar dalam skema program pelatihan pangan (Food for Training/ FFT). 8. Peningkatan pemahaman jender dikalangan staff dan mitra pemerintah untuk terlibat dalam menyampaikan tantangan

jender di beragam komponen program.

Komitmen pencapaian kesetaraan jender dalam setiap aspek operasional WFP tetap merupakan prioritas. Kaum perempuan memainkan peran penting dalam menjamin ketahanan pangan keluarga dan di setiap keterlibatannya, WFP berusaha menciptakan lingkungan yang menjunjung kesetaraan jender serta mendorong perempuan menjawab beragam tantangan berkenaan dengan ketahanan pangan dan gizi.

Page 6: 013 Indonesia brochure 2013... · tingkat nasional dan propinsi dimana peta tersebut berperan penting dalam mengidentifkasi daerah-daerah rawan pangan

Website: wfp.org/countries/Indonesia Food Security and Vulnerability Atlas Indonesia

http://www.foodsecurityatlas.org/idn/country Facebook: http://www.facebook.com/wfp.indonesia

Twitter: @WFPIndonesia Phone: +6221 570 9004 Fax: +6221 570 9001

Publikasi WFP Indonesia (2011-2012)