01 Ho 5 1 Dan Ho 5 2 Bahan Ajar Supervisi Pembelajaran

33
BAHAN PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SUPERVISI PEMBELAJARANPADA KURIKULUM 2013 TERHADAP GURU DANKEPALASEKOLAH BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN T U T W U R I H A N D A Y A N I

description

Soal Ujian Sekolah TIK XII A

Transcript of 01 Ho 5 1 Dan Ho 5 2 Bahan Ajar Supervisi Pembelajaran

BAHAN PELATIHANIMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

SUPERVISI PEMBELAJARANPADAKURIKULUM 2013

TERHADAP GURU DANKEPALASEKOLAH

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKANDAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TUT

WURI HANDAYANI

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas berkat dan rahmat-Nya Badan Pengembangan Sumber DayaManusia Pendidikan dan Kebudayaaan dan Penjaminan MutuPendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapatmenyelesaikan buku tentang materi pendidikan danpelatihanimplementasi kurikulum 2013 bagi pengawas sekolahuntuk menunjang efektivitas pelaksanaan program pendidikan danpelatihan pengawas sekolah.

Pengawas sekolah memiliki peran yang sangat signifikandalam meningkatkan profesionalisme guru dan kepala sekolahdalam melaksanakan tugas pokoknya, khususnya dalam mengawalimplementasi kurikulum di sekolah. Oleh karena itu dari waktu kewaktu peran pengawas sekolah harus selalu ditingkatkan seiramadengan tuntutan perubahan dalam dunia pendidikan, salah satunyaperubahan dan pembaruan kurikulum.

Dalam rangka mengawal suksesnya implementasi kurikulum2013, peran pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas pokoksupervisi akademik perlu mendapat pencerahan dan penguatanulang agar pengawas sekolah dapat melaksanakan tugas tersebutsesuai dengan tujuan, tuntutan, kebutuhan dan karakteristikkurikulum 2013. Untuk itu dikembangkan materi supervisipembelajaran pada kurikulum 2013 terhadap guru dan kepalasekolah.

ii

Semoga materi ini dapat digunakan oleh para pelatih maupunpara pengawas sekolah dalam melaksanakan tugasnya dalammempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi implementasikurikulum 2013.

Jakarta, April 2013Kepala Badan PengembanganSumberdaya ManusiaPendidikan dan Kebudayaandan Penjaminan MutuPendidikan

Prof. Dr. Syawal Gultom, M.PdNIP. 196202031987031002

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI iiiI. PENDAHULUAN

A. Latar BelakangB. TujuanC. Indikator PencapaianD. Ruang Lingkup MateriE. Skenario Pembelajaran

12223

II. URAIAN MATERIA. KEGIATAN BELAJAR 1

Topik 1: Konsep Dasar dan Tujuan Supervisi Pembelajaran1. Pengantar2. Uraian Materi pokok3. Latihan4. Rangkuman

Topik 2: Model Supervisi Pembelajaran1. Pengantar2. Uraian Materi pokok3. Latihan4. Rangkuman

444478888

1515

B. KEGIATAN BELAJAR 2Topik 1: Simulasi SupervisiPembelajaran1. Pengantar2. Uraian Materi pokok3. Latihan4. Rangkuman

Topik 2: Penilaian BerbasisKreativitas1. Pengantar2. Uraian Materi pokok3. Latihan4. Rangkuman

1616161620212121222424

iv

III. EVALUASI KETERCAPAIAN INDIKATORA. Proses PenilaianB. Refleksi dan Tindak Lanjut

REFERENSI

2525

26

1

BAHAN AJARMODEL SUPERVISI PEMBELAJARAN

KURIKULUM 2013TERHADAP GURU DANKEPALASEKOLAH

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Materi supervisi pembelajaran sangat penting bagi pengawassekolah untuk mengawal suksesnya implementasi kurikulum 2013,khususnya dalam melakukan supervisi terhadap proses pembelajaranyang dilakukan oleh guru dan dalam membantu kepala sekolah dalammelakukan supervisi pembelajaran kepada guru-guru disekolah yangdipimpinnya. Untuk itu pengawas sekolah harus memiliki kemampuanuntuk memilih dan melakukan model supervisi pembelajaran yangpaling relevan dengan tuntutan implementasi kurikulum 2013disekolah binaan masing-masing.

Untuk meningkatkan pemahaman dan pengalaman tentangmodelsupervisi pembelajaran tersebut pengawas sekolah perlu melakukanpraktek melakukan perencanaan, melaksanakan atau simulasi,mengevaluasi sertamembuat tindak lanjutnya. Dalam kaitan dengankegiatan simulasi supervisi pembelajaran, pengawas sekolah perlumemahami penggunaan instrumen penilaian otentik untukmeningkatkan kreativitas.

2

B. TujuanSetelah mengikuti kegiatan ini peserta pelatihan dapat:1. Menyusun rancangan supervisi pembelajaran yang bersifat

klinisyangrelevan dengan tuntutan kurikulum 20132. Melaksanakan simulasi model supervisi pembelajaran klinis pada

kurikulum 20133. Mengaplikasikan penilaian berbasis kreativitas dalam supervisi

pembelajaran.

C. Indikator PencapaianIndikator pencapaian setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini pesertamampu:1. Mengidentifikasi relevansi aspek tujuan, metode, materi dan

instrumen supervisi pembelajarankurikulum 2013.2. Mempraktekan model supervisi pembelajaran secara klinis.3. Mengaplikasikanpenilaian otentikuntuk meningkatkan kreativitas

dalam supervisi pembelajaran.4. Mengolah hasil supervisi pembelajaran.5. Melakukan simulasi tindak lanjut hasil supervisi pembelajaran

dengan teknik coaching.6. Melakukan pembelajaranyang mandiri, kreatif, kerja sama,dan

tanggung jawab,

D. Ruang lingkup materiRuang lingkup materi supervisi pembelajaran dalampelatihan initerdiri dari:1.Pengantar supervisi pembelajaran yang meliputikonsep, tujuan,

modeldan langkah-langkah pelaksanaannya.2.Simulasi supervisi pembelajaran.3. Umpan balik dan rencana tindak lanjut supervisi pembelajaran.4. Penilaianuntuk meningkatkan kreativitas dalam supervisi

pembelajaran.

3

E. Skenario PembelajaranSkenario yang akan Saudara lakukan dalam pelatihan secaraumum adalah sebagai berikut:

Bahan Diklat

Skenario Pembelajaran/ Standar Operational Prosedur(SOP)

Strategi /Aktifitas Waktu Output

Supervisi pembelajaranpada implementasikurikulum 2013

• Model supervisipembelajaran padakurikulum 2013 bagiguru dan kepala sekolah

• Simulasi model supervisipembelajaran danpenilaian berbasiskreativitas

Brainstorming tujuanmata diklat, indikator,alokasi waktu, skenariopenyajian, hasilpelaksanaan pelatihan.

15 menit

Diskusi terfokus dantanya jawab,Konsepdasar dan tujuan Modelsupervisi pembelajaran

30 menit Laporan hasildiskusi terfokus

Kerja Kelompok dandiskusi terfokus, modelsupervisi pembelajaran

30 menit Laporan kelompokdan atau individu

Kerja kelompok danreview instrumen Modelsupervisi Pembelajaran

60 menit Laporan hasil kerjakelompok

Studi kasus dan kerjakelompok, modelsupervisi pembelajaran.

40 menit Laporan hasil Studikasus

Simulasi model supervisei pembelajaran(teknik coaching denganmodel GROW ME)

45 menit Laporan hasilsimulasi

Kerja kelompok dansimulasi ,Model supervisi pembelajaran danpenilaian berbasiskreatifitas.

105 menitLaporan hasil kerjakelompok, modelsimulsi

Diskusi terfokus dankerja kelompok,Penilaian berbasiskreatifitas

45 menit Laporan diskusiterfokus dan kerjakelompok

4

II. URAIAN MATERI

A. Kegiatan Belajar 1: Model Supervisi Pembelajaran Kurikulum 2013

Dalam kegiatan Belajar 1Saudara akan mendapatkan dua topikpembelajaran, yaitu topik konsep dasar dan tujuan supervisipembelajaran, serta topik tentang model supervisi pembelajaran.

Topik 1: Konsepdan Tujuan Supervisi Pembelajaran

1. Pengantar

Pada topik ini, Saudara akan mempelajari konsep dasar dan tujuansupervisi pembelajaransebagai landasan untuk melakukansupervisi terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh gurudan dalam membantu kepala sekolah dalam melakukan supervisipembelajaran kepada guru-guru di sekolah yang dipimpinya dalamkaitan dengan implementasi kurikulum 2013. Kegiatanpembelajaran pada topik ini, Saudara lakukan melalui diskusi dantanya jawab. Bila Saudara dengan sungguh-sungguh mempelajaripembelajaran ini, Saudara akan memahami konsep dasar dan

Penyusunan actionPlant(RTL) Supervisipembelajaran padaimplementasi kurikulum2013

60 menit Format RTL yangsudah diisi

Refleksi dan evaluasibersama antara pesertadengan fasilitatortentang manfaatpelatihan.

20 menit

450 menit(10 jam @45)

5

model supervisipembelajaranyang relevan dengan implementasikurikulum 2013.

2. Uraian Materi PokokBacalah materi pokok ini dengan seksama sebagai pemantikdiskusi Saudara dalam memahami konsep dasar dan tujuansupervisi pembelajaran.

a. Konsep Supervisi PembelajaranSupervisi pembelajaran secara umum merupakan bantuan

profesional kepada guru dalam meningkatkan kualitas prosespembelajaransehingga guru dapat membantu peserta didikuntukbelajar lebih aktif, kreatif, inovatif, efektif, efisein danmenyenangkan. Dalam konteks kurikulum 2013, kualitas prosespembelajaran yang harus ditingkatkan adalah bagaiman gurumembantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuankreativitas mereka melalui kegiatan mengamati, menanya,menalar, mencoba, dan membentuk jejaring dalam prosespembelajaran.Oleh karena itu, supervisi pembelajaran ini harusdilakukan secara terencana.

Selain itu, kegiatan supervisi pembelajaran harusmembantu guru agar mampu melakukan proses pembelajaranyang berkualitasagar dapat meningkatkan hasil belajarpesertadidik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan denganmandiri. Hal ini senada dengan pendapat Spears (1953) yangmenyatakan bahwa supervisi pembelajaran merupakan “...theprocess of bringing about improvement in instruction by workingwith people who are helping the pupils. It is a process ofstimulating growth and a means of helping teachers to helpthemselves....”Artinya, bahwa supervisi pembelajaranmerupakan proses mengupayakan peningkatan prosespembelajaran melalui kerjasama dengan orang yangmembimbingpeserta didik, proses melakukan stimulasi

6

perkembangan, dan sebagai media bagi guru untuk memperbaikidiri. Dengan demikian, supervisi pembelajaran lebih menekankanpada memberi doronganperbaikan mandiri guru dalammeningkatkan proses pembelajaran.

Fungsi dukungan dalam supervisi pembelajaran adalahmenyediakan bimbingan profesional dan bantuan teknis padaguru untuk meningkatkan proses pembelajaran.Logikanya, denganmengajar lebih baik berarti membantu peserta didikuntuk belajarlebih bermakna, lebih berkualitas, lebih cepat, lebih mudah, lebihmenyenangkan,lebih banyak, lebih aplikatif dan efektif.

Dalam konteks implementasi kurikulum 2013, kegiatanuntuk membantu peserta didiktersebut diharapkan dapatmemberi pengalaman proses pembelajaran yang tidakhanyameningkatkanpengetahuansaja, tetapi harus meningkatkankreativitas, inovasi, berfikir kritis, dan berkarakter kuat,diantaranyabertanggung jawab, mandiri, toleran, produktif,bekerja sama, dan lain-lain, disamping dukungan kemampuanmemanfaatkan informasi dan berkomunikasi.Oleh karena itu, gurumembutuhkan bantuan dan dukungandalam memahami danmempraktekkan strategi dan teknikpembelajaran yang dapatmeningkat hasil belajar peserta didiksesuai dengan tuntutankurikulum.

Beberapa upaya yang dapat mendukung guru adalahmeningkatkan proses pembelajaran, diantaranya:1. Menggunakan buku petunjuk guru dan peserta didik dan

bahan pembantu lainnyasecara efektif.2. Mengembangkan metodologi dan teknik pembelajaran yang

bervariasi dan fleksibel sesuai dengan tujuan.3. Memanfaatkanlingkungan sekitar sebagai sumber belajar.4. Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.5. Mengenali karakteristik peserta didik baik fisik, psikis, bakat,

minat, maupun kebutuhannya sebagai bahan pertimbanganproses pembelajaran yang akan dilakukan.

7

6. Meningkatkan kemampuan mengamati, menanya, menalar,mencoba, dan membentuk jejaring.

7. Mengevaluasi peserta didikdengan lebih akurat, teliti, danholistik.

8. Mengoptimalkan informasi dan teknologi untuk meningkatkaninovasi dan kreatifitas layanan pembelajaran.

9. Melakukan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan.

b. Tujuan Supervisi PembelajaranTujuan supervisi pembelajaran pada prinsipnya sama

dengan tujuan supervisi akademik secara umum.Glickman (1981)menyatakan bahwa kegiatan supervisi akademik adalah untukmembantu guru mengembangkan kemampuan mencapai tujuanpembelajaran yang direncanakan bagi murid-muridnya. Dengandemikian tujuan yang paling pokok dalam supervisi pembelajaranbagaimana guru mencapai tujuan pembalajaran yang telahditetapkan.

Selain itu, supervisi pembelajaran bertujuan untukmeningkatkan pertumbuhan, pengembangan, interaksi,penyelesaian masalah yang bebas kesalahan, dan sebuahkomitmen untuk membangun kapasitas guru.Unruh dan Turner(1970) menyatakan bahwa supervisi merupakan sebuah prosessosial dari stimulasi, pengasuhan, dan memprediksipengembangan professional gurudan pengawas sebagaipenggerak utama dalam pengembangan kondisi pembelajaransecara optimum.

Tujuan lainnya dari supervisi pembelajaranmenurutbeberapa ahli adalah untuk: (1) meningkatkaninteraksi (3)meningkatkan kualitas belajar peserta didik, (4) membangunkepercayaan, dan (4) mengubah hasil pembelajaran danpengembangan kehidupan yang lebih baik untuk guru dan pesertadidik.

8

3. LatihanUntuk meningkatkan pemahaman terhadap Topik 1 diatas,marilah kita melakukan kegiatan diskusi dan tanya jawabberdasarkan pertanyaan sebagai berikut:a. Apa yang Saudara ketahui tentang tujuan dan fungsi supervisi

pembelajaran?b. Apa pemahaman Saudara berkaitan dengan supervisi

pembelajaran dalam implementasi krikulum 2013?c. Diskusikan fokus yang harus menjadi perhatian kegiatan

supervisi pembelajaran dalam implementasi kurilulum 2013?d. Peran apa yang bisa dilakukan oleh pengawas sekolah dalam

melakukansupervisi pembelajaran yang relevan denganimplementasi kurilulm 2013?

4. Rangkuman

Supervisi pembelajaran yang dilaksanakan secara tepat danberkesinambungan akan meningkatkan kualitas prosespembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pembelajaran yangberkualitas akan berdampak positif terhadap kualitas hasil belajarpeserta didik. Oleh karena itu pengawas sekolah dituntut untukmampu merencanakan, melaksanakan, menganalisis, danmelaksanakan rencana tindak lanjut supervisi pembelajaran agarmenghasilkan guru yang mampu menghasilkan outcomepembelajaran berkualitas dan sesuai tuntutan kurikulum 2013.

Topik 2: Model Supervisi Pembelajaran

1. PengantarSelamat! Saudara telah mamahami konsep dasar dan tujuansupervisi pembalajaran bagi guru dan kepala sekolah. SelanjutnyaSaudara akan mendiskusikan salah satu model supervisipembelajaran padakurikulum 2013 bagi guru

9

dankepalasekolah.Salah satu model yang dikembangkan adalahmodel supervisi pembelajaran yang bersifat klinis. Setelahmempelajari topik ini, Saudara mampu menentukan memilih danmemilah langkah dalam melakukan supervisi pembelajaran untukmeningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

2. Uraian Materi PokokBacalah materi pokok ini dengan seksama sebagai pemantikdiskusi Saudara dalam memahami salah satu modelsupervisipembelajaran.

a. Konsep Supervisiklinis

Supervisiklinis pada dasarnya merupakan pembinaankinerja guru dalam mengelola proses belajar mengajaryangdidesain dengan praktis dan rasional, baik desain maupunpelaksanaannya dilakukan atas dasar analisis data mengenaikegiatan-kegiatan di kelas, selanjutnya data tersebut olehsupervisor dijadikandasar penyusunan rencana, program danprosedur, sertastrategi pembinaan guru.

Acheson dan Gall (1987) menyatakan bahwa tujuansupervisi klinis adalah meningkatkan pengajaranguru dikelas.Tujuan ini dirinci lagi ke dalam tujuan yang lebih spesifik, yaituuntuk: (1) memberikanumpan balik yang obyektif terhadap guru,(2) mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalahpengajaran, (3) membantu guru mengembangkan pengetahuan,sikap dan keterampilannya, (4) mengevaluasi guru untukberbagai kepentingan (promosi jabatan dan keputusan lainnya),dan (5) membantu guru mengembangkan satu sikap positifterhadap pengembangan profesional yang berkesinambungan.b. Langkah-langkah Supervisiklinis

Proses supervisiklinis dilakukan melalui tiga tahap esensialyang berbentuk siklus, yaitu (1) tahap pertemuan awal, (2) tahapobservasi mengajar, dan (3) tahap pertemuan balikan. Ketigatahapa tersebut dapat diuraiakan sebagai berikut:

10

1) Tahap Pertemuan AwalTahap pertama dalam proses supervisiklinis adalah tahap

pertemuan awal (pre-conference).Pertemuan ini dilakukansebelum melaksanakan observasi kelas oleh karena itu disebutpre-observation conference.Menurut Sergiovanni (1982) tidakada tahap yang lebih penting daripada tahap pertemuan awal ini.

Goldhammer, dkk. (1981) mendeskripsikan satu agendayang harus dilakukan pada akhir pertemuan awal, yaitu:(a) Menetapkan kontrak atau persetujuan antara supervisor dan

guru tentang apa saja yang akan diobservasi, misalnya: Tujuan instruksional umum dan khusus pengajaran. Hubungan tujuan pengajaran dengan keseluruhan program

pengajaran yang diimplementasikan. Aktivitas yang akan diobservasi dan kemungkinan

perubahannya. Deskripsi spesifik tentang masalah-masalah yang ingin

mendapat balikan.(b) Menetapkan mekanisme atau aturan-aturan observasi

meliputi: Waktu (jadwal) observasi. Lamanya observasi. Tempat observasi.

(c) Menetapkan rencana spesifik untuk melaksanakan observasimeliputi: Tempat duduk supervisor selama observasi. Perlu tidaknya tujuan observasi dan jwaktunya. Tindakan khusus. Interaksi supervisor dengan murid-murid. Perlukah adanya material atau persiapan khusus. Kegiatan akhir observasi.

2)Tahap Observasi PembelajaranTahap kedua dalam proses supervisiklinis adalah tahap

observasi proses pembelajaran secara sistematis, obyektif, danholistik. Fokus observasi supervisi klinis adalah pada sikap,pengetahuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan prosespembelajaran di kelas. Proses observasi ini dilakukan sesuai

11

dengan kesepakatan bersama antara supervisor dan guru padawaktu mengadakan pertemuan awal.

Untuk menghindari pelaksanaan observasi ini tidakmengalami kesulitan diperlukan bermacam-macamketerampilan. Daresh (1989) menyatakan bahwa ada dua aspekyang harus diputuskan dan dilaksanakan oleh supervisor sebelumdan sesudah melaksanakan observasi mengajar, yaitumenentukan aspek-aspek yang akan diobservasi mengajar danbagaimana cara mengobservasinya.Aspek-aspek yang akandiobservasi harus sesuai dengan hasil diskusi dan kesepakatanantara supervisor dan guru pada waktu pertemuan awal.

Senada dengan ini,Oliva (1984) menegaskan bahwa:“If we follow through with the cycle of clinical supervisor the

teacher and supervisor in the preobservation conference havedecided on the specific behaviors of teacher and students whichthe supervisor will observe. The supervisor concentrates on thepresence or absence of the spesific behaviors.” Artinya, bahwajika kita mengikuti fokus spesifik yang akan diamati dalam siklussupervisi klinis oleh supervisorkepada guru yang telahdiputuskan melalui kesepakan dalam pertemuan awal, makasupervisor harus berkonsentrasi pada ada atau tidak adanyafokus spesifik yang telah diputuskan tersebut.

Sedangkan mengenai bagaimana mengobservasi juga perlumendapatkan perhatian. Maksud baik supervisi akan tidakberarti apabila usaha-usaha observasi tidak bisa memperolehdata yang seharusnya diperoleh. Tujuan utama pengumpulandata adalah untuk memperoleh informasi yang nantinya akandigunakan untuk mengadakan tukar pikiran dengan gurusetelah observasi aktivitas yang telah dilakukan di kelas. Disinilah letak pentingnya teknik dan instrumen oberservasi yangbisa digunakan untuk mengobservasi guru mengelola prosesbelajar mengajar.

Sehubungan dengan teknik dan instrumen ini, sebenarnyapada peneliti telah banyak yang mengembangkan bermacam-macam teknik yang bisa digunakan dalam mengobservasipengajaran. Acheson dan Gall (1987) mereview beberapa teknik

12

dan mengajurkan kita untuk menggunakannya dalam prosessupervisi klinis beberapa teknik tersebut adalah sebagai berikut:(a)Selective verbatim. Di sini supervisor membuat semacam

rekaman tertulis, yang bisa dibuat dengan secara rinci. Sudahbarang tentu tidak semua kejadian verbal harus direkam dansesuai dengan kesepakatan bersama antara supervisor danguru pada pertemuan awal, hanya kejadian-kejadian tertentuyang harus direkam secara selektif. Transkrip ini bisa ditulislangsung berdasarkan pengamatan dan bisa juga menyalindari apa yang direkam terlebih dahulu melalui tape recorder.

(b)Rekaman observasional dalam grafik atau gambar. Di sini,supervisor mendokumentasikan perilaku-perilaku murid-murid sebagaimana mereka berinteraksi dengan seorang guruselama pengajaran berlangsung. Seluruh kompleksitasperilaku dan interaksi di deskripsikan secara bergambar.Melalui penggunaan grafik atau gambar ini, supervisor bisamendokumentasikan secara visual interaksi guru denganmurid-murid dengan murid. Sehingga dengan mudahdiketahui apakah guru hanya berinteraksi dengan semuamurid atau hanya dengan sebagian murid, apakah semuamurid atau hanya sebagian murid yang terlibat proses belajarmengajar.

(c) Wide-lens techniques. Di sini supervisor membuat catatanyang lengkap mengenai kejadian-kejadian di kelas dan ceritayang panjang lebar. Teknik ini bisa juga disebut dengananecdotal record.

(d)Checklist and timeline coding. Di sini supervisormengobservasi dan mengumpulkan data perilaku belajarmengajar.Perilaku pembelajaran ini sebelumnya telahdiklasifikasi atau dikategorikan.

3) Tahap Pertemuan BalikanTahap ketiga dalam proses supervisiklinis adalah tahap

pertemuan balikan. Pertemuan balikan dilakukan segera setelahmelaksanakan observasi pengajaran, dengan terlebih dahuludilakukan analisis terhadap hasil observasi. Tujuan utamapertemuan balikan ini adalah menindaklanjuti apa saja yangdilihat oleh supervisor, sebagai observer, terhadap proses belajar

13

mengajar. Pembicaraan dalam pertemuan balikan ini adalahditekankan pada identifikasi dan analisis persamaan danperbedaan antara perilaku guru dan murid yang direncanakandan perilaku aktual guru dan murid, serta membuat keputusantentang apa dan bagaimana yang seharusnya akan dilakukansehubungan dengan perbedaan yang ada.

Pertemuan balikan ini merupakan tahap yang pentinguntuk mengembangkan perilaku guru dengan cara memberikanbalikan tertentu. Balikan ini harus deskriptif, spesifik, konkrit,bersifat memotivasi, aktual, dan akurat sehingga betul-betulbermanfaat bagi guru (Sergiovanni, 1987). Paling tidak ada limamanfaat pertemuan balikan bagi gurusebagaimana dikemukakanoleh Goldhammer, dkk. (1981), yaitu: (1) guru bisa diberipenguatan dan kepuasan kerja, sehingga bisa termotivasi dalamkerjanya, (2) isu-isu dalam pengajaran bisa didefinisikan bersamasupervisor dan guru dengan tepat, (3) supervisor bila mungkindan perlu, bisa berupaya mengintervensi secara langsung guruuntuk memberikan bantuan didaktik dan bimbingan, (4) gurubisa dilatih dengan teknik ini untuk melakukan supervisiterhadap dirinya sendiri, dan (5) guru bisa diberi pengetahuantambahan untuk meningkatkan tingkat analisis profesionalismediri pada masa yang akan datang.

Sebelum mengadakan pertemuan balikan supervisorterlebih dahulu menganalisis hasil observasi dan merencanakanbahan yang akan dibicarakan dengan guru. Begitu puladiharapkan guru menilai dirinya sendiri.Setelah itu dilakukanpertemuan balikan ini.Dalam pertemuan balikan ini sangatdiperlukan adanya keterbukaan antara supervisor danguru.Sebaiknya, sedari awal supervisor menanamkankepercayaan pada diri guru bahwa pertemuan balikan ini bukanuntuk menyalahkan guru melainkan untuk memberikan masukanperbaikansebelum melanjutkan dengan analisis bersama setiapaspek pengajaran yang menjadi perhatian supervisi klinis.

Berikut ini beberapa langkah penting yang harus dilakukanselama pertemuan balikan:(a)Menanyakan perasaan guru secara umum atau kesannya

terhadap pengajaran yang dilakukan, kemudian supervisorberusaha memberikan penguatan.

14

(b)Menganalisis pencapaian tujuan pengajaran. Di sini supervisorbersama guru mengidentifikasi perbedaan antara tujuanpengajaran yang direncanakan dan tujuan pengajaran yangdicapai.

(c) Menganalisis target keterampilan dan perhatian utama guru.Di sini (supervisor bersama guru mengidentifikasi targetketrampilan dan perhatian utama yang telah dicapai dan yangbelum dicapai. Bisa jadi pada saat ini supervisor menunjukkanhasil rekaman observasi, sehingga guru mengetahui apa yangtelah dilakukan dan dicapai, dan yang belum sesuai dengantarget keterampilan dan perhatian utama guru sebagaimanadisepakati pada tahap pertemuan awal. Apabila dalamkegiatan observasi supervisor merekam proses belajarmengajar dengan alat elektronik, misalnya denganmenggunakan alat syuting, maka sebaiknya hasil rekaman inidipertontonkan kepada guru sehingga ia dengan bebasmelihat dan menafsirkannya sendiri.

(d)Supervisor menanyakan perasaannya setelah menganalisistarget keterampilan dan perhatian utamanya.

(e)Menyimpulkan hasil dari apa yang telah diperolehnya selamaproses supervisiklinis. Dalam kegiatan ini supervisimemberikan kesempatan kepada guru untuk menyimpulkantarget keterampilan dan perhatian utamanya yang telahdicapai selama proses supervisi klinis.

(f) Mendorong guru untuk merencanakan latihan-latihan berikutsekaligus menetapkan rencana berikutnya.

Urutan kegiatansupervisi pembelajaran secara klinis dapatdigambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Proses Supervisi Klinis

15

Dalam pelaksanaan supervisi klinis sangat diperlukan iklimkerja yang baik dalam pertemuan awal, observasi pengajaran,maupun dalam pertemuan balikan.Faktor yang sangatmenentukan keberhasilan supervisiklinis sebagai satupendekatan supervisi pengajaran adalah kepercayaan (trust)pada guru bahwa tugas supervisor semata-mata untukmembantumengembangkan pengajaran guru.Upayamemperoleh kepercayaan guru ini memerlukan satu iklim kerjayang oleh para teoritisi disebut dengan istilah kolegial (collegial).

Pelaksanaan supervisiklinis bisa dikatakan telah memilikiiklim kolegial apabila antara supervisor dan guru bukanlahhubungan atasan dan bawahan atau tetapi hubungansesamapeer to peer (Daresh, 1989). Hal lain penentu keberhasilansupervisiklinis adalah kesediaan dan kebersamaan supervisor danguru untuk meluangkan waktumasing-masing dalam semuatahapan yang harus dilakukan.

3. Latihan

Untuk meningkatkan pemahaman terhadap Topik 2 diatas,marilah kita melakukan kegiatan diskusi dan kerjakelompokberdasarkan kegiatansebagai berikut:

16

a. Ungkapkan pendapat Saudara tentang kelebihan dankekurangan model supervisi pembelajaran yang bersifat klinis.

b. Temukan relevansi antara tujuan, metode, fokus materi daninstrumensupervisi pembelajaran yang bersifat klinisuntukmengawalimplementasi krikulum 2013.

c. Susunlah rencana simulasi kegiatan supervisi pembelajaranklinissecara berkelompok dalam konteks kurikulum 2013.

4. Rangkuman

Supervisiklinismerupakan merupakan pembinaan kinerjaguru mengelola proses belajar mengajar yang didesain denganpraktis, komprehensif,dan rasional untuk memberikan umpanbalik, mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah, danmemotivasi pengembangan profesional yang berkesinambungan.Proses supervisi klinis dilakukan melalui tiga tahap esensial,yaitupertemuan awal, observasi mengajar, dan pertemuanbalikan.Pertemuan balikanmerupakan tahap yang penting, olehkarena itu harus dilakukan secara spesifik, konkrit, memotivasi,aktual, dan akurat. Sebelum mengadakan pertemuanbalikanterlebih dahulu melakukan analisis hasil observasi danmerencanakan bahan yang akan dibicarakan atasdasarkepercayaan dan kolegial.

B. Kegiatan Belajar 2: Simulasi model supervisi pembelajarandanpenilaianuntuk meningkatkan kreativitas

Dalam Kegiatan Belajar 2, Saudara akan mendapatkan dua topikpembelajaran, yaitu topiksimulasi model supervisi pembelajaran dantopik tentang penilaian otentik untuk meningkatkan kreativitas.

17

Topik 1: Simulasi Model Supervisi Pembalajaran

1. PengantarSelamat! Saudara telah mampu memahami salah satumodelsupervisi pembelajaran yang relevan dengan tuntutankurikulum 2013. Saudara pasti sudah siap untuk berlatihmelaksanakan simulasi supervisi pembelajaran tersebut. Salahsatu kegiatan pokok dalam simulasi ini adalah cara melakukanfeed backatau balikan. Cara yang dipilih dalam melakukan balikantersebut menggunakan teknik coaching dengan model GROW ME.Kegiatan ini sangat penting Saudara lakukan sebagai wahanauntuk berbagi pengalaman,menemukan kekuatan dan kelemahan,dan melakukan perbaikan dalam melakukan simulasiuntukpelaksanaan yang sesungguhnya di lapangan ketika melakukansupervisi pembelajaran kepada guru dan kepala sekolahbinaanmasing-masing lebih sempurna.

2.Uraian Materi Pokok

Bacalah materi pokok ini dengan seksama sebagaipemantik diskusi Saudara dalam melakukan simulasi supervisi

pembelajaran.

Melaksanakan kegiatan supervisi pembelajaran secara

klinis, khususnya dalam implementasi kurikulum 2013harusdilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsipsupervisiklinis. Paling tidak kegiatan supervisi tersebutdilakukan dengancara konstruktif, kreatif, inovatif, logis, sistematis, dankomprehensif dalam melakukan seluruh rangkaian supervisi klinisini. Apalagi ketika melakukan proses mengamati aspek-aspekpokok proses pembelajaran.

18

Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi atau diamatidalam proses pembelajaran meliputi:a. Aktivitas guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.b. Perilaku dan kreativitas guru dalam proses pembelajaran.c. Variasi metode pembelajaran.d. Cara penggunaan media pengajaran.e. Ketepatan penggunaan metod sesuai dengan tujuan

pembelajaran.f. Interaksi peserta didik dalam proses pembelajaran.g. Strategi atau teknik penilaian untuk meningkatkan proses dan

mencapai tujuan pembelajaran.Selain proses mengamati proses pembelajaran, langkahselanjutnya dalam supervisi pembelajaran adalah melakukananalisis hasilsupervisi dan memberikan balikandan tindak lanjutuntuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme gurudalam melaksanakan proses pembelajaran tersebut. Umpan balikini merupakan sentuhan akhir yang sangat dinantikan oleh guruyang diseupervisi.Oleh karena itu, seorang supervisor harusmemiliki teknik yang tepat untuk melakukannya. Salah satu teknikyang dapat digunakan adalah teknik coaching.

a. Teknik CoachingSecara sederhanacoaching merupakan proses mengantar

atau mendampingiorang yang dibinadari kondisi saat ini kepadakondisi yang lebih baik sesuai dengan kebutuhannya. Hayes(2003)menulis bahwacoaching adalah kunci dari keberhasilandalam suatu proses managemen, karena coaching membawaorang-orang untuk selalu berkontribusi dan berpartisipasi sebagaimitra kerja yang aktif. Coaching yang efektif adalah proses yangdapat memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Ng (2005)mengatakan bahwa coaching adalah suatu filosofi pengembanganyang professional dan merupakan suatu alat untuk mendorongpembelajaran dan meningkatkan capaian berdasarkan

19

peningkatan kesadaran diri dan tanggung jawab pribadi. Hal iniselaras dengan Parsloe (1999) yang juga mengatakan bahwacoaching adalah suatu proses yang memungkinkan pembelajarandan pengembangan diri terjadi sehingga meningkatkankan kinerja.

Pelaksanaan coaching di sekolah oleh pengawas, kepalasekolah dan guru sangat penting dilakukan dalam mendukungimplementasi kurikulum 2013. Agar pelaksanaannya berjalanoptimal maka coaching harus dilakukan dengan menggunakanprinsip kerjasama, berbagi, menjembatani gap,formal daninformal,kemitraan,motivasi, fokus, saling percaya dan rasahormat. Oleh karena itu seorang coach harus memilikikarakteristik, diantaranya: (1) selalu membuat perencanaan yangtepat, (2) mampu melihat potensi dalam diri pembelajar, (3)sebagai sumber motivasi, mengenali coachee dengan baik,(4)pembelajar yang unggul, dan (5) terampil berkomunikasi secaraefektif.

b. Coaching dengan Model GROW ME

Teknik coaching dengan menggunakan model GROW MEmerupakan model coaching yang berorientasi padapengembanganmanusia. Model ini dikembangkan oleng Ng(2005) dengan tahapansebagai berikut:

Goal

Evaluation Realitas

COACHING

Monitoring Option

What’s Next? (Will)

20

1) Goals (G)- Tujuan

Coacheemenentukan sendiri tujuan.

Coach bertanya tentang tujuan, makna dan indikatorsukses sampai tujuan.

2) Reality (R)- Realitas

Coacheemenilai dirinya sendiri, bagaimana kondisisekarang, dan mengapa begitu.

Coachbertanya tentang kondisi dan alasannya, dan upayayang pernah dilakukan.

3) Options (O) – Alternatif

Coacheebertanya kepada dirinya tentang solusiuntukmencapai ujuan.

Coachmeminta pembelajar mengeksplorasi berbagaialternatif dan menawarkan saran-saran dengan hati-hati.

4) What’s Next?/ Will (W) – Langkah Selanjutnya.

Coachee mengungkapkan rencana alternatif pemecahanmasalah berikut tahapan, serta potensi hambatan danpemecahannya, serta alokasi waktunya.

Coach meminta coachee memegang teguh pilihan rencanatindakandan mengidentifikasi langkah, hambatan,dukungan, caramengatasi, serta waktu yang diperlukan.

Coach dan coachee membuat komitmen tentang rencanatersebut dan didokumentasikan.

5) Monitoring (M)

Coachee mengecek dan mereview kemajuan pencapaiantujuantahapan GROW.

Coach bertanya tentangproses mencapai tujuan, posisi,konsitensi waktu, dukungan yang dibutuhkan.

Coachdan coacheeberbagi pengalaman tentang hasilpengamatannya.

Coach memberi umpan balik yang kreatif, akurat,konstruktif danmemotivasi.

21

6) Evaluasi (E)

Coachee mengecek evalausi pencapai tujuan yang telahditetapkan dan alasannya.

Coachbertanya tentang hasil evalusi pencapaian tujuan danalasannya, bagian yang signifikan, serta komentar.

Coach memberikan hasil evaluasi, bila mana hasil evalusijauh berbeda diperlukan menyamakan persepsi dankrtieria.

Coachee merayakan kesuksesan dan coach menyatakandukungan atas usaha-usaha yang telah dilakukan coachee.

3. LatihanUntuk meningkatkan pemahaman terhadap Topik 3 diatas,marilah kita melakukan kegiatan diskusi dan kerjakelompokberdasarkan kegiatansebagai berikut:a. Menyusun rubrik penilaian simulasi secara berkelompok.b. Simulasi model supervisi pembelajaran secara klinis.c. Mengobservasi simulasi supervisi pembelajaran secara klinis.d. Melaksanakan balikan supervisi pembelajaran secara klinis

dengan menggunakanGROW ME secara berkelompok.e. Melakukan refleksi secara berkelompok

4. Kesimpulan

Pelaksanaansupervisi pembelajaran dalam implementasikurikulum 2013 harus dilaksanakansecara konstruktif, kreatif,logis,sistematis, dan komprehensif serta ditindaklanjuti dengankegiatanumpan balik yang tepat. Salah satu umpan balik yang baikadalah teknik coaching.Teknik ini dapat memaksimalkan potensiyang dimiliki guru jika dilaksanakan secara bertahap denganmenggunakan prinsip kemitraan,saling percaya, salingmenghormati, dan memotivasi.Tahapan yang sering digunakanadalah menggunakan model GROW ME yang terdiri dari (1)

22

goals(tujuan),(2) reality(kondisi nyata), (3) options (alternatif ataupilihan), (4) what’s next/will (langkah selanjutnya), (5) monitoring,dan (6) evaluation.

Topik 2: Model Penilaian Berbasis Kreativitas

1. PengantarSelamat! Saudara telah memiliki pegalaman melakukansimulasisatu model supervisi pembelajaran yang relevan dengantuntutan kurikulum 2013, khususnya cara melakukan feed backdengan menggunakan teknik coaching dengan model GROWME.Selanjutnya, Saudara akan mendiskusikan salah satu modelpenilaian untuk meningkatkan kreativitas. Setelah mempelajaritopik ini, Saudara mampu membedakan teknik dan bentukpenilaian otentik, salah satunya penilaian portofolio dan lainnyasebagai tindak lanjut proses pembelajaran yang dilakukan olehguru dalam konteks implemntasi kurikulum 2013.

2. Uraian Materi Pokok

Bacalah materi pokok ini dengan seksama sebagai pemantikdiskusi Saudara dalam mendiskusikan penilaian berbasiskreativitas baik dalam konteks supervisi pembelajaran maupun dalam

konteks proses pembelajaran.

a. Penilaian dalam supervisi pembelajaranProses penilaian merupakan proses yang amat penting

dalam proses pembelajaran, karena penilaianmerupakanpengujian terhadap manfaat, kualitas,makna, jumlah, bobot atauderajat, fokus dari situasi dan kondisi yang akan dinilai. Hasilpenilaian ini memiliki dampak terhadap perbaikan proses danhasil pembelajaran .

23

Dalam konteks supervisi pembelajaran, prosespenilaianmemiliki keterkaian yang erat dengan proses supervisipembelajaran karena pada umumnya sebelum, selama dansesudah kegiatan supervisi pembalajaran terjadi prosespenilaian. Dengan demikian merakit dan menggunakaninstrumen dalam proses penilaian yang akurat dalam kegiatansupervisi pembelajaran merupakan salah satu keterampilanutama yang harus dimiliki oleh seorang pengawas sekolah.

b. Penilaian untuk Meningkatkan KreativitasSalah satu bentuk penilaian yang harus dikembangkan

dalammendukung suksesnya implementasi Kurikulum 2013 adalahpenilaian yang mampu meningkatkan kreativitas. Artinya, prosespenilaian yang dilakukan oleh guru harus mampu membangkitkanpotensi kreativitas peserta didik. Sharp (2004) dalam artikelnyaDeveloping young children’s creativity: what can we learn fromresearch? Mengatakan bahwa guru dapat membuat peserta didikberani berperilaku kreatif melaluiproses penilaian yang memilikiciri, antara lain:1) tugas yang memiliki beberapa alternatif jawaban yang benar;2) menghargai jawaban yang nyeleneh;3) menekankan pada proses bukan hanya hasil;4) membuat peserta didik berani dalam mencoba menentukan

sendiri informasi yang kurang jelas,dan memiliki interpretasisendiri terkait dengan pengetahuan atau kejadian yangdiamatinya;

5) memberikan keseimbangan antara jawaban atau informasiyang terstruktur dan yang spontan atau ekspresif.

Atas dasar itu,Dalam kegiatan pembalajarandiperlukankegiatan penilaian yang menekankan pada proses dan hasil

pembelajaran peserta didikyang komprehensif dan mampumeningkatkan kreatifitas peserta didik. Salah satu bentuk penilaian yang

24

dapat dikembangkan untuk keperluan tersebut adalah teknik danbentuk penilaian otentik, diantaranya penilaianportofolio.

Penilaian otentik merupakan sebuah penilaian prosesyang di dalamnya melibatkanberbagai kinerja yang mencerminkanbagaimana peserta didik belajar, capaian hasil, motivasi, dan sikapyang terkait dengan aktivitas pembelajaran (Callison,2009).Dengan demikian,penilaian otentik memotret proses danhasil pembelajaran yang ditampilkan dandidemonstrasikanpeserta didik yangmencerminkan situasi kehidupan nyatasehinggalebih bermakna.

Salah satu jenis penilaianotentikadalah penilaianportofolio. Popham (1995:163) mengemukakan bahwa portofolioadalah koleksi karya seseorang yang bersifatsistematis.Sedangkan, Surapranata & Hatta (2004:27-28)mengartikan portofolio sebagai kumpulan hasilevidence, hasilbelajar, atau karya peserta didik yang menunjukkan usaha,perkembangan, prestasi belajar dari waktu kewaktu dan dari satumata pelajaran ke mata pelajaran yang lain. Penilaian portofolioyang baik harus relevan dengan tujuan atau kompetensi yanghendak diukur apakahaspek kognitif, psikomotor, ataupun afektif.

Sharp (2004)mengingatkan sebaiknya penilaian itu mengukur

tingkat berpikir peserta didikmulai dari tingkat berpikir rendahsampai berpikir tingkat tinggi, menekankan pada pertanyaan yangmembutuhkan pemikiran mendalam atau bukan sekedar hapalan,mengukur proses dan hasil kerja peserta didik, dan menggunakanrekam jejak dan portofolio pembelajaran peserta didik

3. RangkumanSalah satu jenis penilaian yang digunakan dalam

mensukseskanimplementasi kurikulum 2013 adalah penilaianotentik, salah satunya dengan menggunakanbentuk penilaianportofolio. Penilaian ini secaraholistik dan komprehensifmengukur aspek kognitif, psikomotor, maupun afektif serta

25

mampu membangkitkan potensi kreativitas peserta didikkarenadicirikan dengan (1) adanya alternatif jawaban yangbenar,(2) menekankan pada proses, dan (3) keseimbangan antarajawaban terstruktur dan yang jawaban spontan atau ekspresif.Penilaian otentik lebih bermakna karena memotret proses danhasil pembelajaran yang ditampilkan dan didemonstrasikanpeserta didiksecara nyata.

4. LatihanUntuk meningkatkan pemahaman terhadap Topik 4 diatas,marilah kita melakukan kegiatan diskusi dan kerja kelompokberdasarkan kegiatan sebagai berikut:a. Menganalisis persamaan dan perbedaan penilaian pada

kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.b. Menganalisis jenis dan bentuk penilaian berbasis kreativitas

secara berkelompok.c. Melakukan refleksi secara berkelompok

III. EVALUASI KETERCAPAIAN INDIKATOR

A. Proses PenilaianUntuk mengevaluasi ketercapaian seluruh indikator pelatihan

tentang supervisi pembelajaran pada kurikulum 2013 bagi guru dankepala sekolah dilakukan melalui proses penilaian yang komprehensifdengan menggunakan beberapa teknik dan bentuk instrumen baik tesmaupun non test baik selama proses maupun setelah proses pelatihanberlangsung, misalnya menggunakan Pre-Post Test Pilihan Ganda, Rubrik,penilian projek, produk dan portofolio, dan lainnya.

B. Refleksi dan Tindak Lanjut

Dalam melakukan kegiatan refleksi dan tindak lanjut, Saudaradimohon untukmengungkapkan hal-hal berikut:

26

1. Wawasan dan pengalaman baru apa saja yang Saudara dapatkanselama mengikuti pelatihan supervisi pembelajaran dalamKurikulum 2013?

2. Bagaimana kesan Saudara berkiatan dengan suasana, pelayanan,dan prosespelatihan supervisi pembelajaran dalam Kurikulum2013?

3. Tindak lanjutapa saja yang akan Saudara lakukan setelahmengikutipelatihan supervisi pembelajaran dalam Kurikulum 2013?

REFERENSI

Acheson, K. A., & Gall, M. D. (1997) Techniques in the Clinical Supervision ofthe Teachers: Preservice and Inservice Applications (4th ed.). WhitePalins, NY: Longman.

Callison, D. (2007) Authentic Assessment. Chicago: American LibraryAssociation.

Daresh, J.C. (1989) Supervision as a Proactive Process. White Plains, NY:Longman.

27

Hayes, K. (2003) Leadership Coaching: A practical guide. Frenchs Forest,NSW: Pearson Education.

Glickman, C.D. (1981). Developmental supervision : Altenative practices forhelping teachers. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Goldhammer, R., Anderson, R., and Krajewski, R. (1981) Clinical Supervision.New York: Holt, Rinehart & Winston, 1981

Ng, P.T. (2005) GROW ME! – Coachingfor Schools. Singapore: Prentice Hall.

Oliva, P.F. (1984) Supervison for Today’s School. 2nd Ed. New York: Longman.

Parsloe, E. (1999) The Manager as Coach and Mentor (ManagementShapers). Oxford: Chartered Institute of Personnel & Development

Popham, W.J. (1995) Classroom Assessment, What Teachers Need to Know.Boston: Allyan and Bacon.

Sergiovanni, T. J. (1982) "Toward a Theory of Supervisory Practice:Integrating the Scientific, Clinical, and Artistic Views." In Supervisionof Teaching, ed. Thomas J. Sergiovanni. Alexandria, VA: Association ofSupervision and Curriculum Development.

Sharp, C. (2004) Developing young children’s creativity: what can we learnfrom research? [On line] http:// nfer.ac.uk/publications/55502/index.htm (Diunduh 17 Pebruari 2013)

Spears, H. (1953) Improving the Supervision of Instruction. New York:Prentice-Hall, Inc.

Surapranata, S. dan Hatta, M. (2004) Penilaian Portofolio, ImplementasiKurikulum. Jakarta: Rosda.

Unruh, A. & Turner, H.E. (1970) Supervision for Change and Innovation.Boston: Houghton-Mifflin.

28