01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

26
PENGANTAR ILMU PSIKIATRI [ ILMU KEDOKTERAN JIWA ] dr. Prayitno Siswowijoto, Sp.KJ [01] Ilmu kedokteran jiwa atau psikiatri (psychiatry) adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari segala segi kejiwaan manusia baik dalam keadaan sehat maupun terganggu / sakit jiwanya, serta bertujuan untuk meneliti proses terjadinya, menegakkan diagnosa, merencanakan serta melaksanakan pengelolaan dan pengobatan (management and therapy) segala macam gangguan dan penyakit jiwa, termasuk tingkah laku manusia serta berikhtiar dalam masalah-masalah pencegahan (prevention) pemulihan keadaan (restoration) rehabilitasi penderita dengan tujuan mempertinggi taraf kesehatan jiwa manusia. Dulu beranggapan bahwa gangguan/penyakit jiwa ada dalam ekstra mural (di luar dunia/lingkungan) kita. Karena setan, jin dan lain-lainnya maka orang yang menangani adalah mereka yang bekerja/mengurusi jin, setan dan sebagainya. Pendapat sekarang, bahwa penyebab gangguan/sakit jiwa ada dalam dunia (lingkungan) kita (intra mural). Ilmu ini baru berkembang pada satu abad terakhir ini. Para sarjana di bidang ini berusaha baik secara empiris maupun secara ilmiah menelitinya sehingga ilmu kedokteran jiwa merupakan satu disiplin ilmu kedokteran yang kokoh. Namun sampai sekarang masih terdapat pandangan yang tidak menguntungkan. 1. Unsur tahayul masih banyak terdapat di mana-mana, baik di lingkungan kota maupun pedesaan. Ini dimungkinkan karena kurangnya pendidikan atau sosialisasi hal-hal kedokteran jiwa. 2. Fenomena gangguan jiwa sering tidak mudah dikenali sebagai penyakit oleh lingkungannya: - lingkungan keluarga - lingkungan masyarakatnya - lingkungan pekerjaannya - lingkungan pelaksana kesehatan. 3. Gangguan dan penyakit jiwa sangat berbeda dengan penyakit fisik, karena kebanyakan tidak dapat ditemukan dasar kelainan fisiknya. 4. Perjalanan penyakit, pada gangguan kelainan dan penyakit jiwa ada yang menahun (kronis) sehingga sering penderita menjadi cacat selama hidupnya. Blok Kesehatan Jiwa >> 1

description

gvvuv

Transcript of 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

Page 1: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

PENGANTAR ILMU PSIKIATRI[ ILMU KEDOKTERAN JIWA ]

dr. Prayitno Siswowijoto, Sp.KJ [01]

Ilmu kedokteran jiwa atau psikiatri (psychiatry) adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari segala segi kejiwaan manusia baik dalam keadaan sehat maupun terganggu / sakit jiwanya, serta bertujuan untuk meneliti proses terjadinya, menegakkan diagnosa, merencanakan serta melaksanakan pengelolaan dan pengobatan (management and therapy) segala macam gangguan dan penyakit jiwa, termasuk tingkah laku manusia serta berikhtiar dalam masalah-masalah pencegahan (prevention) pemulihan keadaan (restoration) rehabilitasi penderita dengan tujuan mempertinggi taraf kesehatan jiwa manusia.

Dulu beranggapan bahwa gangguan/penyakit jiwa ada dalam ekstra mural (di luar dunia/lingkungan) kita. Karena setan, jin dan lain-lainnya maka orang yang menangani adalah mereka yang bekerja/mengurusi jin, setan dan sebagainya.

Pendapat sekarang, bahwa penyebab gangguan/sakit jiwa ada dalam dunia (lingkungan) kita (intra mural). Ilmu ini baru berkembang pada satu abad terakhir ini. Para sarjana di bidang ini berusaha baik secara empiris maupun secara ilmiah menelitinya sehingga ilmu kedokteran jiwa merupakan satu disiplin ilmu kedokteran yang kokoh.

Namun sampai sekarang masih terdapat pandangan yang tidak menguntungkan.1. Unsur tahayul masih banyak terdapat di mana-mana, baik di lingkungan kota maupun pedesaan. Ini

dimungkinkan karena kurangnya pendidikan atau sosialisasi hal-hal kedokteran jiwa.2. Fenomena gangguan jiwa sering tidak mudah dikenali sebagai penyakit oleh lingkungannya:

- lingkungan keluarga- lingkungan masyarakatnya- lingkungan pekerjaannya- lingkungan pelaksana kesehatan.

3. Gangguan dan penyakit jiwa sangat berbeda dengan penyakit fisik, karena kebanyakan tidak dapat ditemukan dasar kelainan fisiknya.

4. Perjalanan penyakit, pada gangguan kelainan dan penyakit jiwa ada yang menahun (kronis) sehingga sering penderita menjadi cacat selama hidupnya.

Selintas Sejarah Ilmu Kedokteran Jiwa

Secara garis besarnya dibagi atas dua zaman 1. Zaman pra-ilmiah

a. Zaman primitif Dari zaman purbakala telah didapati tanda-tanda bahwa pada waktu itu manusia telah mengenal gangguan jiwa (Orang Mesir dan Ibrani) Sejarah timbulnya Ilmu Kedokteran Jiwa baru dapat dikatakan terjadi oleh seorang Yunani bernama Hypocrates {460-375 6.M.) Hypocrates sebagai bapak Ilmu Kedokteran, ia mengatakan bahwa letak penyebab gangguan jiwa itu ada diotak.Epilepsi yang disebut penyakit suci (sacred disease, morbus Sacer), sebenarnya adalah penderitaan manusia seperti juga penyakit lainnya. Ia telah mengajarkan juga tentang temperamen dan penggolongan penyakit jiwa dalam penyakit mania, melankolia

Blok Kesehatan Jiwa >> 1

Page 2: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

Tiga tokoh pada zaman dulu yang menonjol. 1. Cornelius Celsus (30 M) .

Ia menggolongkan penyakit jiwa menjadi tiga golongan, serta mengenal beberapa gangguan yang dapat dibedakan tentang sifat akut dan kroniknya. Ia mengajukan azas pengobatan secara psikologik dan fisik. Secara psikologik, misalnya bagi mereka - yang mempunyai waham miskin misalnya,ia mencoba pengobatan dengan membawa berita soal adanya warisan untuk penderita. Pengobatan fisiknya dengan cara kekerasan misalnya dilecut dengan cemeti atau dengan rotan.

2. Soranus (100 M) Ia melukiskan tentang waham besar dan ketakutan yang amat sangat dalam penyakit jiwa. Ia menolak pengobatan secara kekerasan.

3. Aretaeus (150.M) Kesemua cendekiawan ini berpendapat bahwa gangguan dan penyakit jiwa disebabkan oleh kelainan organik.

b. Zaman keagamaan Setelah kekaisaran Roma jatuh, kurang lebih pada masa atau zaman pertengahan atau disebut masa keagamaan yng berkuasa, disebut juga masa demonologis, yaitu anggapan bahwa gangguan atau penyakit jiwa disebabkan oleh kekuatan gaib, makhluk halus atau setan, atau disebut juga kausa gangguan dan peyakit jiwa berada diluar dunia kita (axtra mural), maka pengobatannya adalah mengusir setan dan dengan kekerasan.

Dalam masa ini banyak didirikan RSJ oleh kaum beragama Islam, misalnya di Turki. Pada abad ke 14 di Inggris kaum Kristen mendirikan RSJ. Pada abad ke 17 dan abad ke 18 didirikan Rumah Perawatan penderta gangguan jiwa di Eropa. Di Perancis pada akhir revolusi abad ke 18 terjadi perubahan dalam tempat penampungan penderita penderita gangguan jiwa.

Phillipe Pinel (1745-1826), pengawas Rumah sakit Bicetre (untuk penderita pria) dan Rumah sakit Salpitriere (untuk penderita perempuan) melepaskan belenggu penderita penyakit jiwa. Ia menekankan pentingnya pengamatan klinis dan faktor psikologik sebagai penyebab gangguan jiwa, ia menyarankan pengobatan secara moral.

2. Masa Ilmiah Baru pada akhir abad ke 19, penyelidikan & sebab-sebab gangguan jiwa dan jenis-jenisnya mulai dikerjakan secara ilmiah a. Marlon Charcot (1825-1893)

Seorang ahli penyakit saraf, melukiskan histeri dan mendemontrasikan penyembuhan- nya dengan hipnosa.

b. Emil Kraepelin (1855-1926) Seorang penyelidik yang tekun dan berorientasi kepada akademi, pada tahun 1883 menulis buku. Buku ini banyak kali mengalami perubahan dan mencerminkan aspek pancaroba psikiatri selama 40 tahun. Sumbangan Kraepelin yang besar ialah mengenai perbedaan antara psikosa mani-depresif dan demensia praecox.

Dari dulu manusia mencari korelasi antara konstitusi atau bentuk badan dan tipe kepribadian, temperamen serta gangguan emosi. Maka timbulah beberapa tipologia. Sheldon

membagi bentuk badan manusia menjadi a. Endomorfik, ciri-ciri khas

- kemontokan - jaringan lemak berlebihan dibawah kulit

b. mesomorfik, ciri-ctri khas - jaringan otot yang berlebihan

c. aktomorfik, ciri-ciri khas - jaringan otot dan jaringan lemak dibawah kulit sangat kurang

b. Kretschmer Membag bentuk badan manusia menjadi - Tipe piknikus = endomorfik (sheldon) - Tipe atletikus = mesomorfik (sheldon) - Tipe leptosom = aktomorfik (sheldon)

Blok Kesehatan Jiwa >> 2

Page 3: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

Pada waktu sekarang tipologi itu tidak lagi dianut. Bersama Kraepelin (1855-1926), muncul beberapa pelopor psikiatri dinamik atau psikiatri modern, diantaranya: 1. Sigmund Freud (1856-1939); teori libido, struktur kepribadian (id, ego dan superego) dan topografi jiwa

(alam bawah sadar, pra sadar dan alam sadar). 2. Carl Gustav Jung (1876-1961): teori alam bawah sadar kolektif, individualisasi, introversidan

extroversi. 3. Alfred Adler (1857-1937) : teori motivasi manusia yang tertarik kepada kekuasaan, perfeksi dan

totalitas.4. Eugen Bleuler (1857- 1939): studi tentang skizofrenia.5. Adolf Meyer (1866- 1950): teori psikobiologi, gangguan jiwa dianggap sebagai reaksi 6. Karen Horney (1885- 1952): pandangan holistik terhadap manusia, yaitu dipandang menyeluruh,

artinya manusia terdiri atas orgno biologik, psikoedukatif dan sosiokultural. 7. Harry Stack Sullivan Gan Erich Fromm berusaha menetapkan konsep psikoanalisa ke dalam

pergolakan sosiobudaya dewasa ini (aliran neo-Freudian).

Sejarah singkat usaha kesehatan jiwa di Indonesia

Diperkirakan bahwa 2-3% dari jumlah penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa berat. Umumnya penderita gangguan jiw berat memerlukan perawatan di rumah sakit.

Bagaimana penderita gangguan jiwa diperlakukan di Indonesia dahulu kala ?

Kemungkinan karena ada anggapan penyebab gangguan jiwa extra mural, maka penderita diasingkan dari masyarakat misalanya dipasung, dibelok dsb. Jaman kolonial sebelum ada rumah sakit jiwa, penderita gangguan jiwa ditampung di rumah sakit umum sipil maupun rumah sakit militer, di Jakarta, Semarang, Surabaya.

Pada umumnya yang ditampung itu penderita gangguan jiwa berat (psikosa) ternyata tempat yang disediakan di RSU tak cukup, maka pemerintah Hindia Belanda mengadakan ‘sensus’ penderita gangguan jiwa dipulau Jawa dan Madura. Hasilnya kira-kira 600 orang penderita gangguan jiwa di pulau Jawa dan Madura, 200 orang di tempat lain. Tahun 1906 Leykles melaporkan bahwa 1400 tempat tidur untuk penderita gangguan jiwa di Indonesia sudah memadai.

Dengan perkiraan bahwa gangguan berat sebanyak 2-3% dari jumlah bangsa Indonesia ternyata tempat tidur sebanyak 10.000, tak mencukupinya. Menyadari bahwa makin hari makin banyak penderita baru, maka untuk menjaga terjadinya stagnasi penderita, tak terelakkan pembentukan RSJ baru.

RS jiwa di Hindia Belanda yang pertama-tama dibangun adalah RS Jiwa Bogor, dibuka 1 Juli 1882. Berturut-turut :

- RSJ Lawang (23 Juni 1902)- RSJ Magelang (1923)- RSJ Sabang (1927)

- RSJ-RSJ ini termasuk RSJ yang besar (kapasitas 1000-2000 tempat tidur). Dalam tahun 1940 RSJ Lawang berkapasitas untuk menampung penderita menahun (kronis).

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda dikenal 4 macam tempat perawatan penderita psikiatrik.1. Rumah sakit jiwa (“kranzinnegen”) di Bogor, Magelang, Lawang dan Sabang.2. “Doorgangshuizen” (rumah sakit sementara). Merupakan tempat penampungan pertama bagi pasien

psikotik akut, mereka : dipulangkan setelah sembuh; dan yang memerlukan perawatan lebih lama dikirim ke RSJ. Doorgangskuizen didirikan di Jakarta, Semarang, Ujung Pandang, Palembang, Bali (Bangli), Padang, Lubuk Pakam (Padang), Banjarmasin, Menado dan Glugur (Medan).

3. “Verpleegtehuizen” (rumah perawatan). Berfungsi sebagai doorgangshuizen tetapi dikepalai oleh seorang perawat berijazah di bawah pengawasan seorang dokter umum.

4. “Koloni”, merupakan tempat penampungan pasien psikiatrik yang sudah tenang, tingal di rumah penduduk, tuan rumahnya diberi ‘uang kas’. Bekerja di bidang pertanian, pasien masih tetap di bawah pengawasan

Rumah-rumah semacam ini dibangun jauh dari kota dan masyarakat. Perawatan pasien bersifat dijauhkan dari masyarakat berupa ‘isolasi’ dan penjagaan (‘Custodial care’). Suntikan sebagai obat penenang adalah morphin-atropin atau luminal scopolamin intra musculer dan somniverum intravena. Bila mau minum obat, diberi neronal untuk menenangkn.

Blok Kesehatan Jiwa >> 3

Page 4: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

Terapi mandi (direndam atau disemprot). Dijemur di panas, disamping diberi kesibukan dan pekerjaan. Masa perang dunia ke-2 dan pendudukan Jepang, adalah masa suram bagi sejarah kesehatan jiwa di Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan membawa babak baru, juga bagi perkembangan usaha kesehatan jiwa. Pada bulan Oktober 1947, pemerintah RI membentuk Jawatan Kesehatan Jiwa yang pertama kali dipimpin oleh dr. Marzuki Mahdi (1947-1978), digantikan oleh dr. Salekan (1958-1971) dengan nama Bagian Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan RI, yang kemudian berganti nama Direktorat Kesehatan jiwa Departemen Kesehatan RI dibawah pimpinan Prof. Kusumanto Setyonegoro (1972-1987) selaku kepala Direktorat Kesehatan jiwa yang pertama.

Perkembangan Ilmu Kedokteran Jiwa pesat sekali, etiologi dan psikopatologi’ berbagai gangguan jiwa makin jelas, tidak sederhana sebagaimana sebelumny (terbatas pada psikosis skizofrenia, mani-depresi, paranoid).

Para dokter ahli jiwa Indonesia (psikiater) telah berhasil menyusun Buku Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJI).- PPDGJI I : tahun 1973- PPDGJI II revisi : tahun 1983- PPDGJI III : tahun 1993

Kemajuan dalam bidang psikiatri biologik, penemuan obat psikotropik, jenis dan ragamnya makin banyak, misalnya obat-obat anti cemas, anti psikotik, anti depresi dan lain-lainnya, telah mengubah pandangan dan memberikan harapan lebih besar terhadap penyembuhan penderita gangguan jiwa.

Dengan penemuan-penemuan psikotropik ini maka lengkaplah dalam usaha kesehatan jiwa. Dalam usaha kesehatan jiwa kita kenal :1. Usaha prevensi2. Usaha Kurasi (organobiologik) : psiko-farmaka, fisik3. Usaha rehabilitasi

Kemajuan lain adalah dikembangkannya konsep-konsep psikiatri modern :- Pendekatan elektik-holistik (Kusumanto Setyonegoro, 1967).- Orientasi psikiatri klinik ke psikiatri sosial dan psikiatri komunitas (Dadang Hawari, 1972).

Konsekuensi dari perkembangan psikiatri modern ini adalah dikotomi yang selam ini mengisolasi psikiatri dari Ilmu Kedokteran induknya ditinggalkan. Psikiatri adalah bagian yang tidak terpisah dari ilmu kedokteran, dan kedudukannya setara dengan cabang ilmu kedokteran lainnya.

Dengan ditemukannya jenis obat psikotropika long acting tranquilizer, serta penelitan dan pemakainnya dalam upaya pelayanan kesehatan jiwa masyarakat terhadap penderita skizofrenia, sebagai hasil :1. mengurangi penderita rawat ulang2. mengurangi hari perawatan3. memungkinkan hidup di lingkungan masyarakat4. mencegah kekambuhan

Sehingga memungkinkan bahwa pelayanan kesehatan jiwa/perawatan penderita sakit jiwa adalah di lingkungan keluarga, lingkungan masyarakatnya (dan puskesmas), RSJ atau fasilitas kesehatan jiwa berfungsi mempersiapkan kehidupan di lingkungan keluarga atau masyarakat. Sehingga pengamalan psikiatri sosial dan psikiatri masyarakat adalah pelayanan kesehatan jiwa masyarakat, maka :a. masalah kesehatan jiwa dalam masyarakat merupakan masalah kesehatan masyarakat, oleh karena

kepentingannya sejajar dengan masalah-masalah kesehatan lainnyab. integrasi azas dan usaha kesehatan jiwa dalam masyarakat merupakan keharusan dalam rangka

integrated health service dan comprehensive health care bagi masyarakat Indonesia

APAKAH ITU KESEHATAN JIWA

Ditinjau dari segi istilahnya,maka Kesehatan Jiwa dapat diartikan macam-macam.1. Paham Pertama, Kesehatan Jiwa dapat diartikan suatu kondisi,suatu keadaan mental-emosional.2. Paham Kedua : Kesehatan Jiwa dapat diartikan sebagai suatu ilmu baru, yang membahas, bagaimana

manusia menghadapi kesulitan hidupnya dan berusaha mengatasinya,sambil menjaga kesejahteraannya.

Blok Kesehatan Jiwa >> 4

Page 5: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

3. Paham Ketiga : Kesehataan Jiwa dapat diartikan sebagai suatu bidang kegiatan, yang mencangkup usaha pembinaan kesehatan jiwa, serta rehabilitasi gangguan kesehatan jiwa.

4. Paham Keempat : Kesehatan Jiwa dapat diartikan suatu gerakan, yang sekarang menyebar kemana-mana,dan yang bertujuan memberitahukan pada seluruh dunia bahwa maslah kesehatan jiwa perlu diperhatikan sepenuhnya oleh semua kalangan. Gerakan itu tampil dengan jelas dengan adanya The World Federation for Mental Health, suatu federasi sedunia yang berstatus swasta.

PENDEKATAN MANUSIA DALAM KESEHATAN JIWA

I. Dasar Pendekatan

Dasar pendekatan manusia dalam kesehatan jiwa :

1. Dengan kasih sayang

Artinya kita bersyukur diberi kesempatan menolong, tidak ditolong.Hal ini dapat kita hayati, apabila kita telaah :

a. Bahwa kita sebagai manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai mahluk didunia dalam bentuk sebaik-baiknya (Al-Quran : Surat At-Tiin : 4)

b. Bahwa manusia sebagai mahluk tertinggi di dunia dihikmahi diantaranya pikiran,perasaan dan keyakinan yang tidak terdapat pada mahluk lain.

c. Bahwa dalam diri manusia terdapat kemampuan dasar atau fitrah baik rohaniah maupun jasmaniah, yang pengungkapan dan pengembangannya tergantung kepada lingkungan dan memerlukan jalan, ialah pendidikan.

d. Bahwa hanya manusialah yang mempunyai ratio kecerdasan dan kemauan (Aristoteles).

2. Manusia harus dipandang menyeluruh

Artinya : Bahwa manusia secara hakiki merupakan :

a. Manusia sebagaai mahluk individu (individual) artinya mahluk yang tidak dapat dibagi-bagikan.

Menurut Aristoteles : Manusia merupakan penjumlahan dari beberapa kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja tersendiri misalnya :- kemampuan-kemampuan vegetatif = makan,berkembang biak- kemampuan sensitif = mengamati, bernafsu, berperasaan (proses rohaniah)- kemampuan intelektif = berkemauan, berkecerdasan.

Menurut Wilhelm Wundt :Jiwa manusia merupakan satu kesatuan jiwa raga yang berkegiatan, misalnya :Dalam kita mengamati sesuatu ,disini tidak hanya mata saja, tetapi keseluruhan jiwa raga terlibat dalam kegiatan mengamati, jadi disini terlibat :- kegiatan mata untuk melihat- minat dan perhatian yang dicurahkan kepada obyek yang diamati- mata dan perhatian dipengaruhi niat dan kebutuhan- pengalaman-pengalaman kita dalam menafsirkan segala sesuatu yang kita amati.

Hal ini terlihat, pada pendapat Allport mengenai kepribadian manusia, yang diutarakan sebagai berikut:- Kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem-sistem psiko-fisik dalam individu yang ikut

menentukan cara-cara yang khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Jadi pribadi masing-masing individu merupakan keseluruhan jiwa raga yagn khas, baik struktur maupun kecakapannya.

b. Manusia sebagai mahluk sosial dan lingkungan- Manusia dalam hidupnya maupun perkembangannya dipengruhi oleh lingkungan, baik semasa

bayi maupun masa-masa selanjutnya (lihat Bab V c. Tahap-tahap pembentukan kepribadian).- Manusia pada dasarnya tak sanggup seorang diri tanpa lingkungan psikis, walaupunsecara

biologis - fisiologis dapat mempertahankan diri pada tingkat kehidupan vegetatif.

Blok Kesehatan Jiwa >> 5

Page 6: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

c. Manusia sebagai Mahluk berketuhanan.Hal manusia sebagai mahluk individual, sebagai mahluk sosial, sebagai mahluk lingkungan,sebagai mahluk berketuhanan sudah kita bicarakan juga pada pembicaraan Aspek-aspek didalam Pendidikan (Dari Manusia Perkembangan mental emosional kemanusian) atau dengan perkataan lain manusia terdiri atas tiga segi :- Organo - biologik- Psiko - dinamik- Sosio - kultural

Jadi pendekatan nya harus tiga segi ini tidak dipisah-pisah, harus bersamaan atau dengan perkataan lain menyeluruh.

II. APA YANG HARUS DIKETAHUI UNTUK MENGHAYATI DASAR-DASAR PENDEKATAN MANUSIA DALAM KESEHATAN JIWA

Untuk menghayati dasar-daar pendekatan manusia dalam kesehatn jiwa, keta perlu mengetahui :

1. Hak dan Kewajiban warga negara Indonesia

Didalam UUD 1945 tercantum bahwa tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (pasal 27 ayat 2). Juga dalam suatu negara merdeka, tiap anggota masyarakat mempunyai hak-hak dan kewajiban. Tidak pandang apakah anggota itu dewasa, anak-anak, sehat ataupun sakit, begitu pula orang-orang yang terganggu jiwanya mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban walaupun hak-haknya tidak dapat diberikan sempurna sebagaimana nestinya dan kewajiban-kewajibannya tak dapat dituntut dengan wajar, namun hal ini merupakan kewajiban masyarakat untuk mengusahakannya sehingga kewajiban dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya serta haknya dapat diberikan semestinya.

Jadi bertitik tolak dari hal-hal diatas, penderita - penderita gangguan jiwa berhak mendapatkan perawatan dari negara, masyarakat maupun keluarga.

2. Sehat

a. Yang dimaksud dengan kesehatan adalah meliputi kesehatan rohaniah (mental dan sosial, bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan (UU no.9 tahun 1960 pasal 2)).

b. Tiap-tiap warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan perlu diikut sertakan dalam usaha-usaha kesehatan (UU Nomor 9 tahun 1960 pasal 1).

c. Pertumbuhan anak yang sempurna dalam lingkungan hidup yang sehat ialah penting untuk mencapai generasi yang sehat dan bangsa yang kuat. (UU Nomor 9 Th 1960 ps.3 ayt.1)

3. Kesehatan Jiwa

a. Menurut UU No.3 tahun 1966 tentang Kesehatan Jiwa Bab I pasal 1 ayat.1 :"Kesehatan Jiwa adalah keadaan jiwa yang sehat menurut Ilmu Kedokteran sebagai unsur dari keseehatan yang dimaksudkan dalam pasal 2 Undang-Undang Pokok tentang Kesehatan (UU tahun 1960 Lembaran Negara No.131).

Dimana dalam penjelasannya tertulis :"Kesehatan Jiwa menurut Ilmu Kedokteran pada waktusekarang adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional yang optimal dari seorang dan perkembangan iru berjalan selaras dengan keadaan orang lain."

b. Kriteria Mare Yahora : Disini ada 5 (lima) kriteria :- Tidak adanaya penyakit/gangguan jiwa.- Tingkah laku (behavior) yang normal- Penyesuaian diri pada lingkungan - Keutuhan kesatuan yang benar pada relita.- Dari Kepribadian.

Blok Kesehatan Jiwa >> 6

Page 7: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

4. Konsep dasar kesehatan jiwa masyarakat

Kesehatan Jiwa Masyarakat adalah Ilmu dan ketrampilan untuk mengadakan segala kegiatan yang hubungannya dengan perbaikan dan peningkatan keadan kesehatan jiwa, pencegahan gangguan jiwa, pengobatan, pembatasan cacat dan rehabilitasi gangguan penderita jiwa dalam suatu kesatuan masyarakat, melalui suatu Tim Kerja yang ada hubungannya dengan kesehatan jiwa.

Dengan melihat hal-hal diatas dapat disimpulkan bahwa :a. Kesehatan Jiwa adalah merupakan unsur kesehatan umum yang tak dapat dipisah-pisahkan dari

unsur fisik dan sosial.b. Kesehatan Jiwa adalah keadaan dinamis dimana mengandung pengertian yang positif, yang dapat

dilihat dari :- Keharmonisan tingkah laku- Penyesuaian diri yang baik dengan lingkungan- Keutuhan dari kepribadian- Pengenalan yang benar pada realita.

Dan bukan hanya merupakan keadaan tanpa :- Penyakit- Gangguan dan- Penyakit Jiwa.

c. Kesehatan pada umumnya dan kesehatan jiwa pada khususnya adalah hak tiap warga negara dan pencapaiannya adalah kewajiban pemerintah dan masyarakat.

III. KELUARGA

Yang dimaksud keluarga pada umumnya adalah sekelompok manusia yang terdiri atas ayah, ibu, anak. Secara tradisional keluarga merupakan (dianggap) masyarakat mini (dari masyarakat), karenanya dianggap sebagai salah satu dasar organisasi sosial.

Ditinjau dari sudut tingkah laku (behavioral) :- Keluarga merupakan kancah utama dari proses sosialisasi dan edukasi generasi muda- Dalam keluarga merupakan tempat berkembang maupun bertemunya berbagai usaha untuk

mendalami hal ihwal agama- Keluarga adalah penyelenggara utama dari sekuritas, proteksi dari anggota keluarganya, juga hal

aspek afektifnya

Untuk keharmonisan dan keutuhan keluarga dibutuhkan :1. Kebutuhan vital (pokok) : makanan, pakaian, tempat tinggal2. Kebutuhan biologis : kebutuhan-kebutuhan yang menyangkut atas terbentuknya generasi-generasi

mendatang3. Kebutuhan psikologis (kejiwaan). Dimana kebutuhan ini banyak menyangkut soal-soal emosi,

diantaranya kebutuhan perlindungan, keamanan, hiburan, pendidikan, pribadi dsb.

Umumnya dalam keluarga yang bertanggung jawab atas jalannya roda keharmonisan keluarga ditangani oleh orang tua, di sini sikap dan tingkah laku orang tua amat menentukan dalam keharmonisan keluarga maupun dalam perkembangan kepribadian anak. Sikap dan tingkah laku orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian manusia.

Kecocokan kepribadian antara suami isteri

Kecocokan kepribadian antara suami dan isteri ini mempunyak peranan penting dalam penentuan keharmonisan keluarga. Misalnya tak ada kecocokan pribadi antara kedua orang tua, sehingga timbul :a. Pertentangan-pertentangan pribadi antara orang tua.

Pengaruhnya terhadap anak, akan timbul kegelisahan yang terus meneru, ketegangan maupun rasa tidak terjamin diri, tak ada tempat berlindung yang aman. Sehingga si anak menafsirkan bahwa dunia luar merupakan tempat yang bentuknya dimusuhi (disalahkan) akibatnya si anak menjadi agresif.

b. Orang tua bercerai

Blok Kesehatan Jiwa >> 7

Page 8: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

- Di sini karena perceraian, bimbingan bagi si anak hilang, sehingga terjadi kepribadian yang kurang aman yang menghasilkan kecemasan serta kegelisahan dan rasa terasing diri serta timbulnya rasa setia yang berlawanan terhadap ayah dan ibu yang mengalami perceraian.

- Pengganti orang tua dapat menyelamatkan hal di atas kalau si pengganti tersebut dapat berfigur sebagai orang tua yang tahu kewajiban terhadap anaknya. Walaupun demikian perceraian itu merupakan kejadian yang dikenang jelek (traumatis) dalam kehidupan si anak selanjutnya.

Sikap dan tindakan terhadap anak

Ini penting sekali di dalam kehidupan baik untuk si anak msyarakat keseluruhannya. Sikap dan tingkah laku orang tua yang perlu kita ketahui yang dapat memberi kesukaran dalam perkembangan kepribadian anak ialah :- orang tua terlalu melindungi- orang tua terlalu mencemaskan/mengkhawatirkan- orang tua terlalu memanjakan- orang tua terlalu menguasai- penolakan/perlmusahan orang tua terhadap anak

Sebagian besar dari perasaan hati orang tua terhadap anak merupakan hasil proses yang tak disadari, misalnya :- mengapa seorang ibu menaruh kasih sayang terhadap anaknya, ia hampir tidak tahu (tak mengetahui)

sebab-sebabnya- demikian pula seorang ibu yang tak menyayangi anaknya, ia tak mudah mengetahui mengapa ia

bersikap (berperasaan) demikian. Biasanya hal ini baru dirasakan setelah timbul akibat dari sikapnya itu.

Kekeliruan sikap serta tindakan seseorang tua dapat terjadi karena :a. memang orang tidak tahub. salah informasic. memang orang tua tak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya

A. Orang tua terlalu melindungi puteranyaMenurut Levy sebagai manifestasi dari perawatan yang berlebihan. Menurut Koner, sebagai mother love. Sikap ini dapat berupa :a. Adanya kontrol yang berlebihan

- Perawatan yang berlebihan- Kasih sayang yang berlebihan, misalnya si anak selalu ditemani tidur atau tidur bersama

walaupun anak sudah tidak harus ditemanib. Tetap menganggap/memperlakukan sebagai kanak-kanak, umpama memberi aktifitas, perawatan

yang berlebihan, menunggui atau menyuapi makan, mengenakan pakaian, memandikan dan sebagainya yang sebetulnya sudah dapat dilakukannya sendiri

c. Pencegahan terhadap kebebasan diriIni adalah hasil daripada mempertahankan si anak sebagai anak. Biasanya karena kerinduan seorang ibu, atau ketakutan si ibu kalau-kalau anaknya tertimpa sesuatuContoh yang lazim adalah :- Larangan terhadap anak untuk bergaul dengan anak tetangga yang dianggap kasar, kotor

dalam bermain, dilarang mengadakan aktifitas badaniah, sport, berenang dan lain-lainnya, karena takut kalau-kalau terjadi hal-hal yang tak diinginkan

- Jadi pokoknya dalam hal-hal yang terlalu mencemaskan si orang tuaB. Terlalu banyak atau kurang mengontrol

- Hal ini berhubungan dengan sikap yang terlalu menurut atau terlalu memanjakan. Levy mengatakan bahwa terlalu memanjakan merupakan kelemahan pengawasan/kontrol orang tua.

- Pengaruh terlalu melindungi ini akan terlihat dari perkembangan tingkah laku si anak. Padahal seorang anak dalam perkembanganny harus melalui tingkatan-tingkatan tingkah laku sehingga terjadi kanak-kanak yang normal, untuk kemudian manjadi orang dewasa yang dapat diterima oleh masyarakat. Misalnya pada seorang anak kecil untuk meminta sesuatu, ia menangis. Ini adalah normal, tetapi kalau ini terjdi pada seseorang anak yang sudah besar, ini jelas merupakan hambatan dari perkembangan reaksi, emosi dan keadaan sosial dari anak tersebut. Dalam terlalu melindungi disertai terlalu menguasai ada dua hal yaitu :a. Terlalu melindungi disertai terlalu menguasai

Dalam hal ini bila orang ta terlalu melindungi pula terlalu menguasai, maka akibatnya yang diterima si anak adalah adanya ketergantungan orang tua / menurut, tak punya kepercayaan

Blok Kesehatan Jiwa >> 8

Page 9: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

terhadap dirinya sendiri, taat pada perintah, merasa rendah diri, merasa tak mampu dalam segala hal, ataupun mencemasi akan kesehatannya

b. Terlalu melindungi disertai terlalu menurutiDalam hal seperti ini kita dapatkan adanya ciri-ciri khas untuk anak-anak yang dimanjakan ialah :- Egois- banyak menuntut- kejam- bengal, kurang ajar, atau cenderung untuk mengindahkan dengan keras atau justeru

dengan menangani dengan cara yang berlebihan

akibat dari keadaan ini sehari-hari timbul perselisihan antara orang tua dan si anak, bil seorang tua menjadi marah-marah dan menghukumnya, maka si anak akan menentangnya, sehingga tarung antara kekuasaan. Dalam hal ini bila seorang tua tidak bijaksana dan tidak membangun harga dirinya sebagai orang tua maka yang mendapat akibat besar adalah anak-anak.

Orang tua mengadakan penolakan terhadap puteranya

- sikap penolakan ini antara lain berupa si anak ini kurang diperhatikan atau dibenci/dimusuhi- kehamilan/kelahiran si anak yang tak diinginkan- orang tua sendiri belum siap/belum matang bersikap sebagai orang tua- ketidakcocokan dalam perkawinan atau kebencian dari salah satu pasangan diproyeksikan terhadap

anak- penolakan dari orang tua ini dapat terjadi secara terang-terangan dan dapat secara sembunyi-

sembunyi, tetapi hasil akibatnya sama saja yaitu menimbulkan kegagalan dalam membimbing masa depan si anak

- orang tua mengadakan penolakan ini juga memperlihatkan ciri-ciri khas yaitu : terlalu banyak memberikan kritik serta koreksi terhadap si anak. Kaku dalam disiplin sering memukul, membentak, menghukum dan cenderung untuk bertindak kejam, bila ada hal yang kurang memuaskandari si anak maka sia anak akan mendapatkan cemooh dan dianggap remeh.

Tetapi ada kalanya sekarang orang tua menginsafi merasa bersalah dan berakibat kekecewaan akan hari depan si anak, maka timbul over compensasi, sehingga timbul pertentangan dalam mendidik anak antara penolakan dan pemanjaan.

Orang tua terlalu menguasa anaknya

Wajar, orang tua menginginkan segala sesuatu yang baik untuk anaknya, baik tingkah laku, kehidupan, karier dan lain-lainnya. Tetapi apabila ini keterlaluan aka akan timbul hal-hal yang tak diinginkan serta berakibat sikap maupun tindakan orang tua menjadi terlalu menguasai, jadi diktator, terlalu ambisius serta terlalu mengharapkan si anak yang mendapat kesukaran-kesukaran yang gawat dalam kehidupannya.

Adapun karena orang tua tabiat kebiasannya untuk menguasai mereka yang berhubungan dengan dia tidak berhasil kemudian hal ini dialihkan jadi menguasai keluarganya secara keseluruhan. Jadi sebagai kesimpulan uraian di atas adalah pembentukan manusia sangat berpengaruh dalam penentuan figus si manusia itu.

Perbedaan antara sifat-sifat orang yang sehat jiwanya dan sifat-sifat orang yang sakit/terganggu jiwanya.

Sifat-sifat disini hanya sebagai pegangan karena sulitnya mengatakan kata-kata yang sederhana dan jiwa manusia adalah dinamis. Sedangkan sifat-sifat disini diambil dari adanya hubungan yang erat antara kesehatan jiwa dengan pikiran, perasaan, pembicaraan dan tingkah laku.

1. Mereka yang sehat jiwanya :a. Mereka yang mempunyai emosi yang tenang; artinya mereka :

- cukup bahagia- dapat bergaul dengan :

o anak-anaknyao keluarganya

Blok Kesehatan Jiwa >> 9

Page 10: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

o teman-temannyao teman sekerjanyao lingkungannya

b. Mereka cukup dapat memelihara keseimbangan secara mantap, artinya :- tabah- penuh pengertian- dapat mengambil keputusan- dapat menghadapi serta menikmati kehidupan serta persoal-persoalannya

c. Mereka biasanya mempunyai masa kanak-kanak yang bahagia, hal ini sangat penting untuk perkembangan jiwa manusia pada masa-masa selanjutnya; artinya mereka mendapat :- cinta kasih- dorongan- ketertiban yang sehat

atau dengan singkat bahwa pada masa kanak-kanak, pada masa (tahap) tahun pembentukan kepribadian mendapat cinta kasih ibu/orang tua/keluarganya.

2. Tanda-tanda (sifat-sifat) orang yang sakit/terganggu jiwanya :- Kelainan dalam penampakan umum (dirinya tak terpelihara)- Kelainan dalam hubungan dengan orang lain (menyendiri, mudah tersinggung, agresif)- Kelainan dalam gerakan tubuh (gelisah, terhambat)- Kelainan dalam bicara (tak dapat dimengerti, banyak bicara, pembicaraan terhambat,

membisu)- Gangguan pikiran (waham, ilusi, tanpa dasar merasa dirinya ancam/diracun atau dikejar untuk

dibunuh)- Gangguan emosi, sedih, kegembiraan tanpa dasar, tak acuh, bereaksi tanpa emosi,

kecenderungan bunuh diri- Gangguan tidur, nafsu makan, fungsi- Gangguan pada fungsi intelek, tak dapat mengikuti pelajaran, sukar konsentrasi, pelupa,

bodoh, tak dapat merawat dirinya- Keluhan pada bagian tubuh, tanpa kelainan jasmani/organik (nyeri, sakit kepala, rasa sakit di

ulu hati, deg-degan/palpitasi, kelemahan umum, rasa sakit ditempat lain).

Penyebab sakit/gangguan jiwa

1. Kalau kita tinjau dari unsur-unsur :- Organobiologik- Psikodinamik- Sosiokulturalmaka penyebab sakit/gangguan jiwa dapat berasal dari gangguan :- Organik (jasmani)- Psikogenik (rokhani)- Sosio kultural (sosial)dimana gangguannya dapat bersifat organik maupun psikogenik

2. Kalau kita lihat dari arah 4 (empat) dimensi sikap hidup manusia, dimana disebutkan bahwa manusia sebagai makhluk :- individu- sosial- berketuhanan- lingkunganmaka penyebat sakit/gangguan jiwa dapat berasal dari :a. Individunya; disini gangguan jiwa bersifat organik dan psikogenikb. - Sosial

- Lingkungan- Berketuhanan

Ketiga hal tersebut merupakan lingkungan hidup individu yang memungkinkan sebagai penyebab sakit/gangguan yang bersifat organik maupun bersifat psikogogenik.

Dengan melihat uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa penyebab gangguan jiwa dapat berupa gangguan :a. Jasmani (organik)b. Rohani (psikogenik)

Blok Kesehatan Jiwa >> 10

Page 11: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

atau dapat dikatakan penyebab penyakit gangguan jiwa ada dalam :a. Individunyab. Lingkungannya

Jenis Penyakit Jiwa

1. Penyakit jiwa yang ditimbulkan oleh atau aa hubunganya dengan kelainan di dalam otak (organik fisiogenik)a. Penyakit otak akut

- Karena infeksi intracranial : encephalitis, meningitis- Keracunan : timah, air raksa, alkohol- Ruda paksa kepala (trauma capitis) : gegar otak- Gangguan circulasi : hypertensi, arterio sklerose vitium cordis- Tumor otak

b. Penyakit otak kronis- Pengaruh prenatal- Lues- Keracunan alkohol- Ruda paksa kepala (trauma)- Gangguan circulasi- Tumor otak

2. Penyakit jiwa yang ditimbulkan oleh faktor kejiwaan (psikogenik)a. Psikoneurosab. Psikosomatikc. Psikosad. Penyakit kepribadian (personality disorders)

3. Cacat mental

Insidens

1. Penyakit jiwa- Psikosa (gila) 1 ‰ jumlah penduduk (populasi)- Psikoneurosa 10 % jumlah penduduk (populasi)- Psikosomatik Dalam waktu kritis naik sampai 20% jumlah penduduk (populasi)

2. Penyakit mental (oligofrenia)- Jumlah rata-rata oligofrenia antara 5-15 ‰ jumlah anak sekolahJenisnya :a. Cacat mental berat (= Idiot) : IQ : 0 - 25b. Cacat mental moderat (= Imbecil) : IQ : 25 - 50c. Cacat mental ringan (= Debil) : IQ : 50 - 70d. Lemah pikiran (= Zwaak begaafden) : IQ : 75 - 90

Rumus Binet - Simon (1905)

Penggolongan kemampuan anak atas dasar perhitungan IQI Q Taraf kemampuan anak

140 – 160 Superior dan genius

120 – 140 Pandai

100 – 120 Cukup pandai

86 – 100 Normal rendah

68 – 85 Retardasi mental taraf perbatasan (border line)

52 – 67 Retardasi mental taraf ringan (mild)

36 – 51 Retardasi mental taraf sedang (moderate debile)

20 – 35 Retardasi mental taraf berat (severe, imbecile)

Blok Kesehatan Jiwa >> 11

Page 12: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

0 – 20 Retardasi mental taraf sangat berat (idiot

Diambil dari : Ilmu Kedokteran Jiwa FM. Roan Edisi Pertama, 1979.

Blok Kesehatan Jiwa >> 12

Page 13: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

Anggapan masyarakat tentang gangguan/penyakit jiwaA. Yang Salah B. Yang Betul

1. Gangguan jiwa bukan penyakit, tetapi karena gangguan setan, jin, maka tak usah diobati secara medis tetapi dibawa ke dukun

1. Gangguan jiwa adalah penyakit, sebagaimana penyakit pada umumnya, maka harus diobati secara medis, jadi harus dibawa ke fasilitas kesehatan

2. Penderita gangguan jiwa harus diasingkan dari masyarakat, ditempatkan pada Rumah Sakit Jiwa yang terpisah dari masyarakat

2. Penderita gangguan jiwa harus tidak diasingkan dari masyarakat

3. Rumah Sakit Jiwa tempat pengasingan/penampungan penderita penyakit jiwa

3. Rumah Sakit Jiwa tempat melatih/mempersiapkan penderita penyakit jiwa untuk kembali ke masyarakat

4. Penderita sakit/gangguan jiwa tak dapat sembuh

4. Penderita penyakit/gangguan jiwa dapat sembuh, asal :

- Pemeriksaan dini- Betul-betul diobati- Tidak dipisahkan dari masyarakat

5. Gangguan jiwa menodai keluarga 5. Gangguan jiwa tak menodai keluarga, karena merupakan penyakit sebagaimana penyakit jasmani dan umumnya

Usaha Kesehatan Jiwa

TRI UPAYA BINA JIWA- Adalah doktrin usaha kesehatan jiwa di Indonesia- Artinya tiga usaha pokok usaha kesehatan jiwa, yaitu :

1. Usaha prevensi2. Usaha kurasi (pengobatan)3. Usaha rehabilitas

Ketiganya harus dijalankan bersama-sama (Tri Upaya = tiga usaha pokok; Bina jiwa = untuk mencapai kesehatan jiwa)

1. Usaha PrevensiPrevensi dalam kesehatan jiwa agak berbeda dengan kesehatan umum di mana prevensi disini lebih bersifat pembinaan. Pembinaan : a. Pembinaan individu

Disini mengusahakan/membina jiwa individu supaya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan mempertinggi daya tahan individu terhadap stress dan strain (tekanan dan kekecewaan).Usaha ini dijalankan sejak ;- individu dalam kandungan- semasa bayi dan kanak-kanak- semasa kanak-kanak- semasa perkawinan- semasa usia lanjut

b. Pembinaan lingkunanDisini berarti mempersiapkan masyarakat untuk terciptanya kondisi hidup yang sempurna guna pertumbuhan dan perkembangan individu serta untuk mengurangi adanya stress dan strain (tekanan dan kekecewaan).

Menurut G. Caplan :Usaha prevensi dalam kesehatan jiwa dibagi tiga tingkat usaha :1. Prevensi primair :

Adalah usaha mengurani segala macam gangguan atau penyakit jiwa.2. Prevensi secundair :

Adalah usaha memperpendek jangka waktu penderita sakit, dengan mengadakan diagnosa dini dan pengobatan yang intensif.

3. Prevensi tertiair :Yaitu usaha mengurangi kemungkinan cacat yang ditimbulkan oleh gangguan/penyakit jiwa.

Blok Kesehatan Jiwa >> 13

Page 14: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

Jadi perbedaan prevensi pada gangguan/penyakit jasmani dan pada gangguan/penyakit rohani

Gangguan/penyakit jasmani Gangguan/penyakit jiwaPrevensi 1. Pencegahan 1. Lebih bersifat pembinaan

a. Individub. Lingkunan

Dibagi :a. Prevensi primair = prevensi dalam gangguan

jasmaniahb. Prevensi secundair = kurasic. Prevensi tertiair = rehabilitasi

2. Usaha KurasiPerbedaan usaha kurasi pada perawatan dulu dan sekarang

Dulu Sekarang1. Lebih bersifat pengurangan dan

pengasingan1. Bersifat lebih humanistis dan realistis, yaitu

bersifat medis dan sosial2. Perawatannya di RS Jiwa saja 2. Di fasilitas kesehatan, Puskesmas, RSU,

RSJ, dan lebih ditekankan di lingkungan keluarga/masyarakat

3. Pengobatan hanya terbatas beberapa cara

3. Dengan bermacam-macam cara :a. Terapi organobiologik

- fisik : RCT, dsb.- dengan obat (psikofamaka)

b. Terapi psikologik-psikoterapi/terapi wawancara

c. Terapi sosial :- Terapi kerja- Terapi rekreasi- Terapi kesenian- Terapi motorik- Terapi lingkungan/manipulasi

lingkunan- Terapi industri

d. Terapi sosial :- Berlandaskan agama (dari mana,

dimana, kemana)4. RSJ untuk orang yang

berpenyakit gila (psikosis)4. Bersama-sama dengan semua bentuk

gangguan jiwa5. RSJ sebagai tempat

penampungan orang berpenyakit gila (psikosis)

5. RSJ sebagai tempat resosialisasi (mempersiapkan penderita kembali ke masyarakat)

3. Usaha Rehabilitasi- Usaha rehabilitasi ini merupakan usaha yang ketiga disamping prevensi dan kurasi (lihat : Bab

I. Pendahuluan; pada B. Pelaksanaan Rehabilitasi Penderita Sakit Jiwa);- Rehabilitasi adalah usaha yang kompleks yang meliputi segi-segi : medis, psikologis,

pendidikan, sosial dan vokasional yang terkoordinir menjadi suatu proses yang bertujuan untuk memulihkan penderita jiwa/bekas, menjadi individu yang swasembada dan berguna bagi masyarakat dan negara.

A. Dasar pemikiran pelaksanaan rehabilitasi penderita penyakit jiwa

Dengan melihat (Dari Manusia - Perkembangan Mental Emosional ke Manusia) tentang timbulnya penyakit jiwa dengan meninjau sistem kepribadian, dapat kita ambil kesimpulan bahwa :1. Pada penderita penyakit jiwa umumnya dan Schizophrenia khususnya terjadi ketidakkompakan

dalam aspek-aspek :a. Kontak psikik (hubungan antara penderita dan orang orang-orang lain/pemeriksa)b. Perhatian dan inisiatifc. Daya menghayati realitad. Proses berfikir

Blok Kesehatan Jiwa >> 14

Page 15: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

e. Keadaan afektif dan hidup emosif. Dorongan dan perbuatan instinktual

Dimana kekompakan aspek-aspek tersebut merupakan syarat mutlak bagi individu dalam kehidupan.pergaulannya dalam masyarakat, - sebagai manusia individu, - sebagai manusia sosial, - sebagai manusia lingkungan, - sebagai manusia berketuhanan.Jadi dengan singkat penderita penyakit jiwa mengalami gangguan/kemunduran dalam sosialisasinya.2. Dengan mundurnya sosialisasi juga terjdi kemunduran dalam kepandaian atau dikatakan seolah-

olah kepandaiannya terpendam, dan terjadi juga kemunduran intelegensinya, karena antara intelegensi, sosialisasi, kepandaian ada korelasinya (hubungan satu sama lainnya).

3. Dengan meninjau hal-hal di atas dan melihat perkembangan kepribadian, maka seolah-olah pada penderita penyakit jiwa terjadi kemunduran kepribadian kembali ke masa kanak-kanak.

4. Dimana faktor lingkungan sangat berpengaruh pada kesembuhan penderita, terutama lingkungan yang terdekat dengan penderita, yaitu keluarga dan pembinanya (lihat Bab V) dimana mereka diharapkan dapat bertindak atau berfigur sebagai orang tua dalam keluarga, yang sangat menetukan keharmonisan keluarga atau sangat menentukan hasil rehabilitasi nanti.Untuk itu si pelaksana/pembina rehabilitasi harus dapat bersikap :a. Ing ngarsa sung tulada

Artinya : dapat memberi tauladan berupa contoh, sikap maupun perbuatan.b. Ing madya mangun karsa

Artinya : si pelaksana mampu membangkitkan semangat atau kemampuan untuk berkreasi atau berswakarsa.

c. Tut wuri handayaniArtinya : mampu mendorong si penderita/manusia berani berjalan di muka atau bertanggung jawab.

5. Dengan pelaksanaan rehabilitasi ini baik medis, psikologis, sosial vokasional kita harapkan sosialisasi penderita jadi baik. Dengan menjadi baiknya sosialisasi diharapkan kepandaian yang sudah terbenam kembali, intelegensi penderita baik kembali. Sehingga kekompakan aspek-aspek pada no. 1 di atas tercapai kembali di masa aspek-aspek ini merupakan sarat mutlak bagi individu dalam kehidupannya dalam masyarakat :- sebagai manusia individu, - sebagai manusia sosial, - sebagai manusia lingkungan, - sebagai manusia berketuhanan.

B. Pelaksanaan Rehabilitasi Penderita Sakit Jiwa

1. Pendahuluana. Rehabilitasi ialah usaha-usaha untuk mengembalikan penderita jiwa ke masyarakat sebagai

warga yang swasembada dan berguna melalui cara-cara yang teratur dan direncanakan (Raker Nas. Kes. Jiwa Th. 1970).

b. Di dalam aktifitas kerja pada rehabilitasi sedapat mungkin dapat diteruskan di masyarakat dan dapat menghidupinya di kemudian hari.

c. Jadi kalau kita telah definisi rehabilitasi tersebut mengandung unsur-unsur :- Mempersiapkan individu kembali ke masyarakat, baik melatih individu dalam pekerjaan

maupun di dalam hal-hal yang berlaku di masyarakat.- Di samping itu mempersiapkan masyarakat supaya mau menerima kembali si penderita- Penyaluran penderita

d. Menurut pengalaman kami justru yang sulit ialah mempersiapkan masyarakat supaya mau menerima kembali penderita dalam lingkungannya sehingga mempersulit juga penyalurannya. Untuk mengurangi atau menghilangkan kesulitan ini, maka faktor keluarga sebagai lingkunan penderita yang paling kecil memegang peranan yang sangat penting dalam keberhasilan rehabilitasi.

e. Sehingga kesembuhan penderita atau berhasilnya rehabilitasi, keluarga harus ikut aktif, untuk mengaktifkan keluarga ini keluarga perlu pengertian-pengertian :- Kepribadian- Perawatan penderita dalam keluarga- Gambaran timbulnya gangguan jiwa dengan meninjau sistem kepribadian- Dasar pemikiran pelaksanaan rehabilitasi

Blok Kesehatan Jiwa >> 15

Page 16: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

2. Pada Pelaksanaan RehabilitasiSiapa yang harus menangani penderita penyakit pada umumnya dan rehabilitasi penderita penyakit jiwa pada khususnya. Untuk menjawab ini mari kita tinjau kembali hal-hal sebagai berikut:a. Manusia sebagai individu terdiri dari tiga segi yaitu :

- Organo - biologik- Psikodinamik- Sosio kulturalJadi memandang manusia harus seutuhnya, artinya memandangnya dari ketiga segi seperti tersebut di atas, jangan hanya melalui satu segi saja.

b. Penyebab sakit jiwa- Organik- Psikogenik- Sosial Jadi yang bertanggung jawab/menangani penderita penyakit jiwa pada umumnya dan rehabilitasi penyakit jiwa khususnya adalah berupa team yang anggotanya terdiri atas orang-orang yang disiplin/Departemen-departemen yang bekerja dalam bidang :- Organobiologik : misalnya para perawat, dokter umum, psikiater- Psikodinamik : misalnya psikoloh- Sosio kultural, misalnya :

- para paedagog/pendidik- para social worker- ahli sosial/sosioloh ahli agama- para ahli dalam bidang perindustrian- dan sebagainya.

3. Arah atau pegangan dalam pelaksanaan/penyelenggaraan rehabilitasi penderita sakit jiwa- Apa yang hidup di masyarakat ?- Setiap masyarakat berkebudayaan sendiri- Untuk keperluan analisa kebudayaan dibagi atas unsur-unsur yang universal ialah :

a. Sistem religi dan upacara keagamaanb. Sistem organisasi kemasyarakatanc. Sistem pengetahuand. Bahasae. Kesenianf. Sistem mata pencahariang. Sistem teknologi dan peralatan

(Koentjaraningrat : Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan)- Dalam merehabilitasi penderita kita perlu berorientasi kepada ke tujuh unsur-unsur tersebut di

atas, sehingga penderita siap kembali ke lingkungannya.- Tentu saja dalam melaksanakan rehabilitasi diharapkan agar dapat memenuhi ke tujuh unsur

tadi. Instansi kesehatan mendapat kesukaran untuk melaksanakan sendiri sehingga diperlukan kerja sama dengan instansi lain yang berkecimpung dalam tiap-tiap unsur tersebut di atas umpamanya dalam :1. Sistem religi dan upacara keagamaan : Departemen Agama2. Sistem organisasi kemasyarakatan : Departemen Sosial3. Sistem pengetahuan4. Bahasa5. Kesenian6. Sistem mata pencaharian : Departeman Tenaga Kerja & Transkop7. Sistem teknologi dan peralatan : Departeman Perindustrian

4. Bagaimana Pelaksanaan Pemberian AktivitasKita pakai buah pikiran Fidler & Fidler, di mana aktifitasnya dapat berupa :a. Akto sentrik (pemberian aktifitas) berguna :

- mendorong pasien bekerja/aktif dengan mencari hal-hal yang dapat menarik pasien- diharapkan kontak sosial pasien ditingkatkan

b. Produkto sentrik- Non Direktif : disini pemberian aktivitas bergantung pada keadaan pasien- Direktif : disini aktifitas ditentukan oleh therapis sesuai dengan keadaan jiwanya

Blok Kesehatan Jiwa >> 16

Departemen P dan K

Page 17: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

Handikap

Handikap pada penderita penyakit jiwa :1. Psikomotilitas yang lambat dalam belajar, menunjukkan respons yang kurang terhadap inisiatif,

tetapi mereka sudah menunjukkan respons bila insentif ditarik akan relaps/kumat kembali.2. Deteriosasi simptomatik di dalam lingkungan masyarakat, artinya : bagi mereka yang biasanya

mengadakan interaksi emosional yang erat dengan lingkungan, berubah menjadi tidak bereaksi lagi terhadap rangsangan sosial sama sekali.

3. Pada penderita yang kronis/menahun, lebih lambat, kurang inisiatif dan mundur kapasitasnya bila dilepas dari pengendalian, tidak dapat mengambil keputusan yang agak sulit dan kurang dalam ketrampilan tangan.

4. Handikap sekundair pada penderita-penderita yang lama tinggal di rumah sakit, makin berkurang kemauan untuk hidup di luar rumah sakit.

5. Hal-hal kehidupan/kebiasasan sehari-hari seperti :- mengerjakan pekerjaan rutin- menepati waktu- berusaha untuk hidup maju- penyesuaian diri terhadap standar hidup lingkungannya, seperti : berpakaian, mandi dan

kebiasaan-kebiasaan lain,- tidak dijalankan dengan teratur.

6. Pandangan masyarakat yang dirasa masih negatif terhadap penderita penyakit jiwa.

GAMBARAN SELINTAS PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN MANUSIA

A. Manusia :- Si penerima rahmat Tuhan- Kalifah Allah (dimuka bumi)

Tugas :Membudayakan alam untuk mempersiapkan kebahagiaan langgeng.1. Menjalani hidup dan kehidupan

- manusia merasakan susah, sakit, celaka, mati2. Menjalankan hidup dan kehidupan

- manusia dihikmahi usaha dan pengharapan

B. Untuk memungkinkan menjalankan tugas dan kewajibannya :1. Manusia dibentuk sesempurna mungkin, lebih sempurna dari makhluk lain.

Terdiri atas :a. Organo-biologik = Jasmanib. Psiko-edukatif = Rohanic. Sosio-kultural = SosialDihikmahiNya :- pikiran- perasaan- keyakinan

2. Dikaruniai “Kalam Allah” yaitu Al Qur’an; Kitab Suci yang diwahyukanNya kepada Nabi Muhammad s.a.w. sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia dalam hidup dan kehidupannya.

3. DikaruniaNya duta Allah, yang berkewajiban menyampaikan firman dan wahyu Allah yang diterimaNya kepada manusia, yaitu Nabi Muhammad s.a.w. sebagai rasulNya.

C. Manusia berkembang :- Perkembangannya bertahap- Tiap tahap mempunyai ciri-ciri khas- Perkembangannya dipengaruhi oleh : faktor dalam dan faktor luar

D. Apakah Jiwa itu ?Untuk menjawabnya adalah sukar. Tetapi kita akan mengerti, kalau kita mendengar orang mengatakan bahwa seseorang dalam keadaan puas, tenang, bahagia, pikiran kacau, perasaan bimbang, keyakinan goyah, sehat jiwanya atau sebaliknya.

Blok Kesehatan Jiwa >> 17

Page 18: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

Hal ini dimungkinkan karena kita mengerti, bahwa jiwa itu dinamis.Kedinamisan jiwa ini dapat kita evaluasi/dipelajari dengan meninjau sistim kepribadian.Kepribadian :a. Definisi : Segala corak kebiasaan seseorang yang khas bagi tiap individu, guna bereaksi

terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/orang lain.b. Berkembang :

Perkembangannya bertahap, tiap tahap mempunyai ciri-ciri khas. Berkembangnya dipengaruhi oleh faktor :

- Dalam (disebut bahan kepribadian)- tubuh- pembawaan- temperamen- intelegensi

- Luar- orang tuanya; keluarganya; guru-gurunya;

lingkungannya : - masyarakatnya, - pekerjaannya, - pergaulannya.

- tokoh-tokoh : - masyarakat, - sejarah, - fiktif : film, wayang, dll

c. Hasil reaksinya disebut tingkah-laku.Yang berupa :a. Tingkah laku normalb. Timbul penyakit jiwac. Timbul gangguan fungsi-gunsi jiwa/kepribadian yang menampakkan diri bisa secara :

1) Fisik : - gangguan nerosa- gangguan psikosomatik

2) Psikis : berupa berbagai gangguan penyesuaian diri manusia yang menampakkan diri dalam berbagai masalah :- kesulitan mendidik anak- kesulitan dalam perkawinan- kesulitan pengabdian diri dalam pekerjaan- timbulnya masalah-masalah sosial, misalnya :

- kenakalan remaja- penyalah gunaan obat- kesulitan tempat tinggal- dan lain-lain

KONSEP GANGGUAN JIWA

Istilah yang digunakan dalam PPDGJ adalah Gangguan Jiwa atau Gangguan Mental (mental disorder), tidak mengenal istilah "penyakit jiwa" (mental disease/mental illness).

Konsep Gangguan Jiwa dari PPDGJ II yang merujuk ke DSM-III: Sindrom atau pola perilaku, atau psikologik seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya (impairment/disability) di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia. Sebagai tambahan, disimpulkan bahwa disfungsi itu adalah disfungsi dalam segi perilaku, psikologik, atau biologik, dan gangguan itu tidak semata-mata terletak di dalam hubungan antara orang itul dengan masyarakat.

Konsep gangguan jiwa dari DSM-IV (yang merupakan rujukan dari PPDGJ-III) : Mental Disorder is conceptualized as clinically significant behavioural or psychological syndrome or pattern that occurs in an individual and that is associated with present distress (eg., a painful symptom) or disability (ie., impairment in one or more important areas of functioning) or with a significant increased risk of suffering death, pain, disability, or an important loss of freedom.

Konsep "Disability" dari "The ICD-10 Classification of Mental and Behavioural Disorders" :

Blok Kesehatan Jiwa >> 18

Page 19: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

Gangguan kinerja (performance) dalam peran sosial dan pekerjaan tidak digunakan sebagai komponen esensial untuk diagnosis gangguan jiwa, oleh karena hal ini berkaitan dengan variasi sosial-budaya yang sangat luas.

Yang diartikan sebagai “Disability” adalah keterbatasan/kekurangan kemampuan untuk melaksanakan suatu aktivitas pada tingkat personal, yaitu melakukan kegiatan hidup sehari- hari yang biasa dan diperlukan untuk perawatan diri dan kelangsungan hidup (mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, buang air besar dan kecil)

Dari konsep tersebut diatas, dapat dirumuskan bahwa di dalam Konsep Gangguan Jiwa, didapatkan butir-butir : 1. Adanya Gejala Klinis yang bermakna, berupa :

- Sindrom atau Pola Perilaku - Sindrom atau Pola Psikologik

2. Gejala klinis tersebut menimbulkan "penderitaan" (distress), antara lain dapat berupa: rasa nyeri, tidak nyaman, tidak tenteram, terganggu, disfungsi organ tubuh, dll.

Gejala klinis tersebut menimbulkan "disabilitas" (disability) dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan diperlukan untuk perawatan diri dan kelangsungan hidup (mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, dll)

Prinsip Pendekatan Manusia dalam Kesehatan Jiwa1. Dengan kasih sayang, artinya : Kita bersyukur bahwa kita diberi kesempatan menolong, tidak ditolong2. manusia dipandang menyeluruh (secara holistik)

Manusia terdiriPenyebab

gangguang/sakit jiwa

Yang menangani berupa tim, terdiri atas :

Pembagian tugas dalam usaha

Prevensi Kurasi Rehabilitasi

1. Organobiologik

1. Organik 1. Perawat, bidan, dokter umum, psikhiater

1. Melakukan seleksi penderita dengan pemeriksaan klinik untuk dikirim ke bagian yang sesuai

1. Melakukan pengobatan fisik dan psikiatrik

1. Melakukan pengawasan, pengobatan dan perawatan lanjutan

2. Psikodi-namik

2. Psikologik 2. Ahli Ilmu Jiwa (psikolog)

2. Melakukan usaha prevensi & evaluasi sosial kebudayaan

2. Melakukan pengobatan/ bimbingan penderita gangguan/ penyakit jiwa dan kelangsungan kepribadian

2. Melakukan pengawasan, pengobatan dan perawatan lanjutan

2. Sosiokul-tural

3. Sosial 3. Ahli pendidik, ahli sosial, ahli teknologi, ahli pertanian, ahli agama, sosioworker, masyarakat

3. Melakukan prevensi & evaluasi sosial kebudayaan

3. Melakukan usaha ke arah penyembuhan penderita dalam soaial budaya

3. Melakukan pengawasan, pengobatan dan perawatan lanjutan

LANDASAN AGAMA

NO NAMA SURAT NO SURAT NO AYAT1.2.3.4.5.6.7.8.

Al-Mu’minunAs SajdahAn-NahlAl-Israa’At-TiinAl-‘AlaqAl-BaqarahAt-Tahrim

233216179596266

12, 13, 149

78854

1, 2, 3 4, 5, 8183

69.10.11.

Manusia dilahirkan fitrah… .. (H.R. Muslim)Iman ialah pengakuan dengan hati…… (H.R. Tabrani)Apabila anak sudah dapat membedakan antara tangan kanan dan tangan kiri……(H.R. Abu Daud dan Baiihaqi)

RALAT :Hal 1 : Baris ke 6 dari atas, setelah kalimat menegakkan diagnosa, kalimat merencanakan serta melaksanakan diagnosa seharusnya tidak adaHal 6 : 3. Kesehatan Jiwa.

b. Kriteria Mare Yahora yang betul kriteria Marie Yahoda

Blok Kesehatan Jiwa >> 19

Page 20: 01 Dr Prayit Pengantar Ilmu Psikiatrii

Hal 13 : 2. Usaha Kurasi3.d. Terapi sosial yang betul terapi spiritualHal 15 : Baris 1 dan 2 dari bawah : seharusnya tidak ada

Blok Kesehatan Jiwa >> 20