01 Critical Review Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID...

6
Telaah Konseptual Reviewer: Tim Peneli PPKK Fisipol UGM 1. Drs. Bambang Purwoko, M.A. 2. Dr. Gabriel Lele 3. Isep Parid Yahya, M.Sc. 4. Danang Wahyuono, M.Sc. 5. Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia, S.I.P. 6. Rizqi Agung Fauzan, S.I.P. Critical Review Crical Review: Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah 1 Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah Judul Buku: “Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah: Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis dan Manajemen”, Kementerian Dalam Negeri RI, 2020. Judul Buku: “Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah: Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis dan Manajemen”, Kementerian Dalam Negeri RI, 2020. Ÿ Penanganan Covid-19 di Indonesia perlu dipandang sebagai prakk tata kelola pemerintahan dalam konteks krisis. Krisis merujuk pada suatu kondisi di mana pembuat kebijakan dihadapkan pada ngginya risiko dan dampak permasalahan yang harus ditangani dalam waktu singkat dan dalam kondisi yang dak menentu (Hart, Rosenthal, dan Kouzmin 1993). Dalam situasi seper itu, model tata kelola pemerintahan run (termasuk pembagian kewenangan dan relasi antar lembaga pemerintahan baik secara horizontal maupun verkal) dak relevan. Ÿ Oleh karena itu, model tata kelola pemerintahan yang run perlu diadaptasi supaya sejalan dengan kondisi krisis. Terdapat berbagai model adaptasi yang biasa dilakukan dalam kondisi krisis terutama menekankan pada fleksibilitas penggunaan kewenangan dan sentralitas koordinasi. Lebih lanjut dalam arkel berjudul “Crisis Decision Making: The Centralizaon Thesis Revisited” (Hart, dkk, 1993) dijelaskan bahwa umumnya di dalam kondisi krisis, pengambilan keputusan administraf menjadi terpusat. Arkel tersebut diakhiri dengan hipotesis munculnya pola struktural alternaf dalam mengatasi krisis dan seruan untuk pemikiran yang lebih menyeluruh dan reflekf tentang masalah manajemen krisis, yakni struktur yang mampu memotret peran kelompok kecil dalam pengambilan keputusan krisis, intervensi pemerintah pusat dalam situasi krisis, dan doktrin pemerintah krisis.

Transcript of 01 Critical Review Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID...

  • Telaah Konseptual

    Reviewer: Tim Peneli� PPKK Fisipol UGM 1. Drs. Bambang Purwoko, M.A.

    2. Dr. Gabriel Lele

    3. Isep Parid Yahya, M.Sc.

    4. Danang Wahyuono, M.Sc.

    5. Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia, S.I.P.

    6. Rizqi Agung Fauzan, S.I.P.

    Critical Review

    Cri�cal Review: Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah1

    Pedoman UmumMenghadapi Pandemi COVID-19Bagi Pemerintah Daerah

    Pedoman UmumMenghadapi Pandemi COVID-19Bagi Pemerintah Daerah

    Judul Buku: “Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah: Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis dan Manajemen”, Kementerian Dalam Negeri RI, 2020.

    Judul Buku: “Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah: Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis dan Manajemen”, Kementerian Dalam Negeri RI, 2020.

    Ÿ Penanganan Covid-19 di Indonesia perlu dipandang sebagai prak�k tata kelola pemerintahan dalam konteks krisis. Krisis merujuk pada suatu kondisi di mana pembuat kebijakan dihadapkan pada � n g g i n y a r i s i k o d a n d a m p a k permasalahan yang harus ditangani dalam waktu singkat dan dalam kondisi yang �dak menentu (Hart, Rosenthal, dan Kouzmin 1993). Dalam situasi seper� itu, model tata kelola pemerintahan ru�n (termasuk pembagian kewenangan dan relasi antar lembaga pemerintahan baik secara horizontal maupun ver�kal) �dak relevan.

    Ÿ Oleh karena itu, model tata kelola pemerintahan yang ru�n perlu diadaptasi supaya sejalan dengan kondisi krisis. Terdapat berbagai model adaptasi yang biasa dilakukan dalam kondisi krisis terutama menekankan pada fleksibilitas penggunaan kewenangan dan sentralitas koordinasi.

    Lebih lanjut dalam ar�kel berjudul “Crisis Decision Making: The Centraliza�on Thesis Revisited” (Hart, dkk, 1993) dijelaskan bahwa umumnya di dalam kondisi krisis, pengambilan keputusan

    administra�f menjadi terpusat. Ar�kel tersebut diakhiri dengan hipotesis munculnya pola struktural alterna�f dalam mengatasi krisis dan seruan untuk pemikiran yang lebih menyeluruh dan reflek�f tentang masalah manajemen krisis, yakni struktur yang mampu memotret peran kelompok kecil dalam pengambilan keputusan krisis, intervensi pemerintah pusat dalam situasi krisis, dan doktrin pemerintah krisis.

  • Telaah Kri�s

    Cri�cal Review: Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah2

    Kedua, penanganan umum dilakukan bagi orang-orang yang mengalami gejala namun �dak terjadi gangguan kesehatan serius. Para pasien hanya diminta beris�rahat, diberikan terapi supor�f, dan konsumsi nutrisi yang baik.

    Ÿ Buku “Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah: Pencegahan, Pengendalian, Diagnosis dan Manajemen” dirancang dengan berpedoman kepada Panduan Menghadapi COVID-19 yang sudah dilakukan oleh negara lain seper� model Republik Rakyat China (RRC) yang dirilis oleh People's Medical Publishing House dan disimpulkan dari beberapa sumber lainnya.

    Ke�ga, penanganan pasien kri�s dan parah dilakukan melalui terapi secara simptoma�k, mencegah terjadinya komplikasi supaya �dak terjadi infeksi sekunder. Dan semua organ diberi dukungan secara tepat (alat bantu).

    Ÿ Buku ini menjadi pedoman yang sangat pen�ng bagi pengambil keputusan ataupun pejabat Pemerintah Daerah untuk membantu menemukenali pokok permasalahan pandemi Covid-19, melakukan diagnosis secara akurat terhadap kondisi masyarakat, melakukan upaya pencegahan dan pengobatan secara proak�f dan efek�f, sampai ke u p a y a m e n i n g k a t k a n j u m l a h kesembuhan.

    Dapat dikatakan bahwa cara RRC menangani kasus COVID-19 telah terbuk� berhasil dengan fakta bahwa Kota Wuhan yang merupakan pusat pandemi ini secara cepat mengalami penurunan kasus posi�f hingga angka nol, sehingga dapat membuka kembali ak�vitas publik. Kondisi yang berangsur p u l i h t e r s e b u t m e n u n j u k k a n keberhasilan RRC dalam menangani kasus pandemi COVID-19. Keberhasilan itu terletak pada upaya mendiagnosis penyakit berdasarkan �ngkat keparahan pasien.

    Ÿ Metode yang dilakukan RRC seper� disederhanakan dalam buku ini merujuk pada �ga strategi. Pertama, penentuan lokasi perawatan di mana semua kasus terduga dan terkonfirmasi harus diisolasi dan ditangani di rumah sakit rujukan secara efek�f dan protek�f. Para terduga pengidap kasus COVID-19 ditangani di ruang terpisah dengan para pengidap posi�f. Sementara itu, bagi kasus posi�f yang berada dalam kondisi kri�s harus dimasukkan ke dalam ruang ICU.

    Ÿ Secara umum, pemer intah te lah mengupayakan penanganan Pandemi COVID-19 dengan membentuk Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19 yang dipimpin Kepala BNPB. Namun demikian, kebijakan ini belum disertai pemaparan strategi yang komprehensif dan transparan untuk membangun kepercayaan dan op�misme publik. Jika keberadaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 difungsikan sebagai pemegang mandat nasional, maka bagaimana relasi antara lembaga ini dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

    Namun demikian, secara garis besar buku ini belum menghadirkan pendekatan baru dalam tata kelola pemerintahan dalam situasi krisis. Terlepas dari bahasan de�l mengenai apa yang seharusnya dilakukan berkaitan dengan pencegahan maupun penanganan, tapi �dak memberikan penegasan dan pende�lan tentang bagaimana cara melakukannya. Oleh karena itu, aspek manajerial luput dalam buku ini sehingga perlu mendapatkan kri�k yang membangun.

  • Cri�cal Review: Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah3

    Namun demikian, beberapa contoh lemahnya koordinasi dapat dilihat pada hal-hal yang lebih de�l terkait aspek manajerial seper�:

    2. Belum dijelaskan pedoman berkaitan dengan alur pemberian bantuan sosial yang diterima masyarakat terdampak dan dan mengukur akurasi data penerima bantuan. Hal ini sangat diperlukan karena masih banyak m a s y a r a k a t t e r d a m p a k y a n g ke b i n g u n g a n a p a k a h m e re k a mendapat bantuan dari pemerintah atau �dak;

    Akan lebih baik jika pembagian tugas dan kewenangan Gugus Tugas Nasional juga ditampilkan sebagaimana tugas dan wewenang Gugus Tugas Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota agar Pemerintah Daerah dan seluruh lapisan masyarakat dapat memahami pembagian tugas dari masing-masing level pemerintahan.

    Ÿ Sinergitas poli�k era pandemi di Indonesia itu terlihat dari bagaimana pemerintah pusat dan daerah berupaya untuk saling bersinergi, menentukan pilihan strateginya, hingga memutuskan pembatasan sosial berskala besar (PSBB); bukan karan�na wilayah atau penutupan (lockdown).

    1. Belum ada pembahasan ataupun pedoman mengenai hal-hal yang harus dilakukan dan �dak boleh d i l a k u k a n m a s y a r a k a t ke � k a wilayahnya dalam kondisi PSBB dan non-PSBB;

    Ÿ Berkaitan dengan penguatan model koordinasi, buku ini belum secara tegas m e n a m p i l k a n p e n� n g nya m o d e l koordinasi yang sentralis�s sesuai dengan kewenangan yang dimiliki. Sebagai contoh, pembahasan yang terdapat dalam Bab 7 dan Bab 8 perlu lebih dipertegas karena sesuai dengan tugas dan fungsi Kemendagri untuk melakukan supervisi kepada pemerintah daerah sampai ke �ngkat desa.

    Bab 7 dan 8 menjadi pedoman pen�ng bagi daerah karena menampilkan p e n g u a t a n k a p a s i t a s p e m d a , penganggaran daerah, dan kesiapsiagaan desa. Bagaiamana pembagian peran antara kementerian terkait (termasuk Kemendagri) dengan BNPB dan Gugus Tugas Covid-19?

    Berkaitan dengan kewenangan daerah, pembahasan mengenai upaya revisi anggaran di daerah (seper� dalam hal memotong anggaran kunjungan kerja, diklat, pembangunan infrastruktur, dll) dan penekanan pada upaya membantu masyarakat yang paling terdampak secara tepat sasaran belum diberi p e n e g a s a n ya n g d e � l t e r m a s u k bagaimana mekanismenya baik dari sisi perencanaan hingga pelaporan.

    3. Panduan tersebut luput membahas tantangan dan solusi menjawab persoalan mobilitas/ perpindahan manusia dari satu daerah ke daerah lain dalam rangka mudik Lebaran.

    4. Perlu dimasukkan pedoman alur kebijakan apabila pandemi COVID-19 berlangsung lebih lama dari perkiraan pemerintah (Juni 2020) dan langkah-langkah pemulihan pasca pandemic dari berbagai sektor.

    Ÿ Sistem hubungan pemerintah pusat dan daerah menjadi catatan pen�ng dalam efek�vitas koordinasi poli�k pandemi. Isu terkait popularitas antar-tokoh poli�k sering kali �dak bisa dihindarkan dan melulu merujuk kepada kontestasi pemilihan umum kepala daerah maupun presiden. Padahal yang terpen�ng ialah semua pemimpin baik di level pusat maupun daerah hadir dan efek�f kepemimpinannya.

    Ÿ P a n d e m i C O V I D - 1 9 j u g a t e n t u berdampak pada pemil ihan umum serentak baik pada level provinsi, kabupaten/kota maupun pada �ngkat desa. Buku ini belum secara komprehensif

  • Cri�cal Review: Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah4

    Catatan Teknis

    membahas dampak-dampak Covid-19 bagi kegiatan pemilihan umum. Menteri Dalam Negeri baru menginstruksikan agar pemilihan kepela desa (Pilkades) serentak ditunda tetapi belum secara langsung menggariskan kebijakan terkait pelkada Pilkada Gubernur ataupun Bupa�/Walikota.

    Alangkah baiknya jika Mendagri juga usulan kepada Presiden agar pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah juga ditunda sampai batas waktu yang (berdasarkan prediksi dari sisi kesehatan umum) benar-benar kondusif untuk berlangsungnya kegiatan poli�k yang melibatkan masyarakat luas.

    Ÿ Dalam petunjuk pelaksanaan halaman 53, pada poin 2, 3, 5, 6, 7, dan 8 terdapat tulisan tanpa spasi sehingga m e n y u l i t k a n p e m b a c a u n t u k memahami isi tulisan dengan baik.

    Ÿ D e m i m e m p e r m u d a h p r o s e s p e m b a c a a n d i s a r a n k a n u n t u k membuat bagan al ir (flowchart) tentang cara mendiagnosis kasus COVID-19

    Ÿ BAB 2: Diagnosis dan Penanganan COVID-19Ÿ Proses pengambilan gambar 3.1

    hingga 3.5 �dak diolah terlebih dahulu (hanya copy paste), sehingga gambar dan tulisan �dak terlihat jelas.

    Ÿ Stuktur pada halaman 38 dan 29 juga �dak memiliki penomoran.

    Ÿ BA B 4 : Prosedur Pe lacakan dan Manajemen Kontak DekatŸ Proses pengambilan gambar 5.1 dan

    5.2 �dak diolah terlebih dahulu (hanya copy paste), sehingga gambar dan tulisan �dak terlihat jelas.

    Ÿ BAB I: Karakteris�k COVID-19 dan Diagnosis Klinis.

    Ÿ BAB 5: Strategi Mi�gasi Untuk Keluarga dan Komunitas

    Ÿ Proses pengambilan gambar 2.1 �dak diolah terlebih dahulu (hanya copy paste), sehingga gambar dan tulisan �dak terlihat jelas.

    Ÿ Tulisan pada poin 1-6 dalam poster mengenai cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir (halaman 60) �dak terlihat dan �dak disertai penomoran gambar.

    Ÿ Terdapat grafik pada halaman 31 yang �dak diberikan penomoran.

    Ÿ Terdapat kesalahan dalam penomoran gambar/grafik yang �dak sesuai dengan nomor BAB. Misalnya, pada B A B I , t e t a p i n o m o r g a m b a r menunjukkan 2.1.

    Ÿ Pembagian tugas pelaksana Gugus Tugas di �ngkat Kabupaten/Kota masih bersifat umum, kurang tegas dan jelas.

    Ÿ BAB 3 : Keb i jakan Penangan dan Pengendalian COVID-19

    Ÿ Pada gambar 3.2 juga �dak terdapat penjelasan masing-masing warna yang bisa menunjukkan �ngkat kerawanan

    pandemic COVID-19 di masing-masing negara.

    Ÿ BAB 6: Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

    Ÿ BAB 7: Penguatan Pemerintah Daerah dalam Penangan dan Pengendalian COVID-19Ÿ Proses pengambilan gambar pada

    halaman 67 �dak diolah terlebih dahulu (hanya copy paste), sehingga gambar dan tulisan �dak terlihat jelas.

  • Rekomendasi

    Cri�cal Review: Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah5(0274)563 362 ext 232/233

    Ÿ Perlu adanya pedoman prak�s yang berisi penguatan sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Salah satu kekuatan bangsa Indonesia ke�ka menghadapi krisis adalah menguatnya in i s ia�f dan inovas i masyarakat di berbagai bidang usaha yang sifatnya lokal. Inisia�f dan inovasi untuk saling membantu secara sosial, ekonomi, dan bahkan medis ini perlu mendapatkan respon posi�f dan penyaluran dari pemerintah. Karena itu sangat diperlukan adanya pedoman tentang bagaimana pemerintah dan khususnya pemerintah daerah merespon inisia�f masyarakat ini.

    Ÿ Sebagai buku pedoman bagi pemerintah daerah, alangkah baiknya jika buku-buku tersebut disusun dengan lebih ringkas dan jelas sehingga memudahkan pembaca ataupun para pejabat pemerintah daerah untuk memahami dan melaksanakan pedoman tersebut.

    Ÿ S e k i r a nya m a s i h m e m u n g k i n k a n dilakukan perbaikan, buku pedoman penanganan bencana ataupun pedoman manajemen pemerintahan era krisis hendaknya diawali dengan penegasan pembagian kewenangan antara �ngkat pemerintahan. Perlu ada bagian yang i s i n y a m e m p e r t e g a s p e m b a g i a n kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

    Pembagian kewenangan ini akan secara langsung berimplikasi pada kejelasan kebijakan yang bisa diambil oleh masing-masing �ngkat pemerintahan, khususnya menyangkut keb i jakan s t rateg is , manajerial, dan operasional.

    Ÿ Manajemen Pemerintahan era krisis m e m b u t u h k a n d i l a k s a n a k a n n y a kepatuhan hirarkis yang tegas. Penegasan struktur hirarki atas-bawah ataupun pusat-daerah sangat diperlukan untuk memas�kan berfungsinya manajemen pemerintahan secara baik. Dalam konteks hubungan pusat-daerah, implementasi kebijakan sentralis�s yang adap�f dengan konteks lokal sangat perlu untuk diterapkan.

    Ÿ Menghadapi situasi darurat karena kondisi pandemi Covid-19 sebagaimana sedang terjadi saat ini, sangat diperlukan adanya ketegasan dari pemegang otoritas kebijakan di pusat. Dengan ketegasan inilah, kepatuhan hirarkis antara pusat dan d a e r a h d a p a t d i t e g a k k a n , d a n implementasi kebijakan nasional yang sinergis bisa dilaksanakan.

    Ÿ Buku pedoman penanggulangan Covid-1 9 d a n p e d o m a n m a n a j e m e n pemerintahan di era krisis semes�nya bisa menjadi buku manual yang berisi langkah-langkah tak�s dan strategis yang harus d i l akukan pemer intah pusat dan pemerintah daerah dalam segala upaya untuk melindungi masyarakat. Sebagai buku manual maka petunjuk prak�s disertai skema atau bagan alur maupun infografis yang lebih prak�s harus lebih dominan dalam buku ini. Narasi panjang yang justru bisa mengaburkan fungsi pedoman prak�s harus dihindari.

  • Cri�cal Review: Pedoman Umum Menghadapi Pandemi COVID-19 Bagi Pemerintah Daerah6

    Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerjasama (PPKK) adalah unit kerja di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poli�k (Fisipol), Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. PPKK mempunyai visi menjadi Lembaga terbaik di Indonesia dalam pengembangan kapasitas dan penguatan masyarakat berbasis riset.

    PPKK ak�f menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga pemerintah/swasta baik di �ngkat pusat maupun daerah dan dengan perguruan �nggi serta lembaga-lembaga internasional.

    P ro g ra m - p ro g ra m ya n g d i ra n c a n g d a n dikembangkan oleh PPKK Fisipol UGM antara lain adalah; (1) Pendidikan dan Pela�han, (2) Peneli�an, (3) Pendampingan dan Advokasi Kebijakan, (4) Konsultasi, (5) Publikasi.

    Seluruh ak�vitas tersebut adalah upaya mensinergikan pendidikan, peneli�an dan p e n g a b d i a n m a sya ra k a t d a l a m ra n g k a menwujudkan tata kelola pemerintahan untuk Indonesia yang lebih demokra�s dan sejahtera.

    Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerjasama (PPKK)Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poli�k, Universitas Gadjah Mada

    [email protected] 3155 4271 ppkk.fisipol.ugm.ac.id

    ppkkfisipolugmPPKK Fisipol UGM PPKK Fisipol UGM

    Gedung BF Fisipol UGM, Jl. Sosio Jus�sia No.2, Bulaksumur, Sleman, DIY. Telp 0274 563362 - pswt 232

    Penutup

    Ÿ Kri�k dan masukan yang kami sampaikan di atas didasari niat kami untuk proses penyempurnaan lebih lanjut terhadap kedua buku tersebut . J ika mas ih m e m u n g k i n k a n d i l a k u k a n penyempurnaan menjadi buku pedoman yang lebih ringkas, jelas, dan tegas; bisa dipas�kan bahwa buku semacam ini akan mempunyai manfaat yang sangat besar. Buku ini akan menjadi rujukan wajib bagi se�ap lembaga pemerintahan baik di pusat maupun di daerah, khususnya d a l a m u p a y a m e n c e g a h d a n menanggulangi bencana karena wabah penyakit.

    Ÿ Inisia�f Tim Kementerian Dalam Negeri RI untuk menyusun Buku Pedoman p e n a n g a n a n C o v i d - 1 9 h a r u s mendapatkan apresiasi yang �nggi, apalagi kedua buku ini pas�nya disusun dalam waktu yang sangat pendek di tengah suasana pandemi. Kerja keras Tim Penyusun buku di bawah arahan langsung dari Menteri Dalam Negeri menunjukkan kinerja konkret untuk mensinergikan semua stakeholders dalam upaya m e n c e g a h d a n m e n a n g g u l a n g i persebaran pendemi Covid-19 ini.

    Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6