003 TEKNIKA
-
Upload
muzayin-akhmad -
Category
Documents
-
view
131 -
download
14
description
Transcript of 003 TEKNIKA
-
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan dunia teknologi modern diberbagai
bidang bergerak sangat cepat, demikian juga dalam bidang tranportasi
laut. Salah satu faktor pendukung atau unsur dari transportasi laut
adalah kapal. Untuk menunjang transportasi di laut digunakan kapal-
kapal berbagai jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan kondisi
daerah operasi dan kegunaannya.
Pada awalnya Crew Boat dibuat dengan ukuran yang terbilang
kecil dengan panjang kapal kurang dari 25 meter dan gross ton di
bawah 100 ton serta kapasitas muat orang yang terbatas, sejak tahun
2007 ukuran Crew Boat telah ada dibuat dengan ukuran dan panjang
kapal 60 meter dan GRT 785 ton. Hal ini merupakan contoh
perkembangan tentang kapal, Perkembangan ini didorong oleh
tuntutan kebutuhan industri dan persaingan diantara perusahaan
pengeboran minyak lepas pantai.
Penulis memperoleh informasi jenis-jenis tipe kapal Crew Boat
ketika penulis bekerja di perusahaan Gagasan offshore Sdn Bhd, Tipe
kapal penulis saat bertugas adalah tipe yang dibuat dengan fungsi
ganda. Kapal ini dapat digunakan untuk mengangkut penumpang
dalam jumlah besar yang dikenal dengan (Fast Crew Boat Utility
Support Vessel). Disamping juga dapat digunakan untuk stand by boat
ditengah laut. Kecepatan kapal crew boat menjadi faktor yang
diutamakan oleh penyewa kapal sehingga persaingan di dunia
pengeboran (Offshore) tidak kalah dengan perusahaan yang
mempunyai jenis kapal tipe lain, seperti AHTS (Anchor Handling Tug
Supply).
-
2
Salah satu mesin bantu yang penting dalam olah gerak kapal
dikapal CB BAYCORP KELANG adalah Bow Thruster
Bow thruster merupakan sebuah pesawat bantu ketika olah
gerak berupa baling-baling yang ditempatkan melintang di bagian
lambung haluan kapal, berguna untuk membantu mendorong haluan
kapal ke arah kanan atau kiri sesuai dengan keinginan operator pada
saat berolah gerak. Keberadaan bow thruster sangat membantu
kelancaran olah gerak kapal terutama pada saat cuaca buruk, seperti
pada keadaan ombak, arus, dan angin yang kuat. Karena pentingnya
peralatan ini maka harus diupayakan selalu siap pakai, sehingga
perwira mesin berkewajiban melaksanakan perawatan berkala secara
teratur.
Penulis pernah mengalami dan mendapatkan masalah selama
bekerja di atas kapal, tepatnya pada tanggal 10 November 2013
didapati suhu minyak hidrolik bow thruster tinggi dan menurunnya
tenaga bow thruster pada saat kapal olah gerak. Hal ini menyebabkan
terganggunya kelancaran operasional kapal.
Berdasarkan uraian tentang pentingnya bow thruster di kapal,
Maka penulis tertarik untuk membuat makalah dengan judul
Perawatan Berkala Peralatan Bow Thruster Untuk Menunjang
Operasional Pada Kapal CB BAYCORP KELANG .
B. Tujuan Dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan penulisan
a. Untuk mengetahui penyebab permasalahan bow thruster
untuk menunjang operasional pada kapal CB BAYCORP
KELANG.
-
3
b. Untuk mengetahui dan menganalisis penyebab dari gangguan
teknis yang terjadi pada bow thruster sehingga dapat
menanggulangi permasalahannya dengan cepat dan tepat.
c. Untuk mendapatkan solusi terhadap perawatan berkala
secara teratur agar dapat mengurangi masalah yang
mengganggu sistem bow thruster pada waktu kapal olah
gerak.
2. Manfaat penulisan
a. Manfaat bagi dunia akademik
Sebagai bahan pengetahuan untuk kawan-kawan
seprofesi pada bidang ilmu bow thruster.
b. Manfaat bagi dunia praktisi
Sebagai bahan masukan dan berguna dijadikan acuan
untuk pelaksanaan perawatan sesuai PMS (Planned
Maintenance System) bow thruster pada armada lainya
terutama yang sejenis.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup perawatan berkala peralatan Bow Thruster
sangat luas yang dapat dikaji, maka penulis membatasi masalah pada
cara-cara perawatan berkala yang benar dan sesuai standar
perawatan yang dilakukan di atas kapal CB Baycorp Kelang dimana
penulis bekerja sebagai Masinis Dua dengan kontrak kerja terakhir
pada bulan November 2013 di perusahaan Gagasan Offshore
-
4
Sdn.Bhd.Malaysia. Data crew list di CB BAYCORP KELANG dapat
dilihat pada Lampiran 1
D. Metode Penyajian
1. Metode Pengumpulan Data
a. Studi Lapangan
1) Pengalaman dan pengamatan Penulis selama bekerja di
atas kapal CB Baycorp Kelang
2) Diskusi dengan sesama Pasis diklat pelaut -I Teknika
terkait permasalahan tentang bow thruster.
3) Penulis melakukan penelitian langsung selama berada di
atas kapal CB Baycorp Kelang
b. Studi Pustaka 1) Data instruction book manual Scanding Petters Hydrolic
Bow Thruster.
2) Buku-buku yang tersedia di perpustakaan di BP3IP yang
dapat menunjang kelengkapan penulisan makalah ini.
2. Metode Analisis Data
Penulis dalam makalah ini menganalisa data bow thruster
dimulai dengan menghimpun data pengamatan secara langsung
di lapangan selama bekerja di atas kapal CB Baycorp Kelang
sebagai masinis dua, kemudian membandingkannya dengan
landasan teori tentang perawatan bow thruster sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi dan buku referensi lainnya, untuk
selanjutnya dicari solusi pemecahan yang optimal.
-
5
BAB II FAKTA DAN PERMASALAHAN
A. Fakta
1. Objek Penelitian
Berdasarkan pengalaman yang penulis alami pada saat
pertama naik CB BAYCORP KELANG, setelah melaksanakan
serah terima jabatan dengan masinis dua yang lama, penulis
segera melakukan pengamatan terhadap semua peralatan-
peralatan yang ada.
Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang penyebab dari masalah yang terjadi dan
menganalisa metode perawatan bow thruster. Prinsip kerja bow
thruster ini merupakan sudah ketentuan dari perusahaan kami
bahwa pada saat penggunaan bow thruster disaat kapal sedang
dalam proses kerja atau olah gerak di area offshore (pengeboran)
harus menggunakan bow thruster demi keselamatan dan
kelancaran operasional pada kapal CB BAYCORP KELANG.
Sistem yang menggunakan bow thruster di atas kapal, tenaga
penggeraknya mengunakan tenaga listrik yang bersumber dari
gerator yang diparalel.
Jenis kapal CB BAYCORP KELANG ini sangat
membutuhkan keselamatan yang tinggi, dikarenakan kapal ini
terlalu sangat ringan yang bahannya keseluruhan terbuat dari
Aluminium, sehingga proses kerja disaat kapal olah gerak di area
offshore (pengeboran) sangat membutuhkan bow thruster, apalagi
kapal jenis ini membawa passenger dan muatan-muatan untuk
keperluan di rig (pengeboran lepas pantai).
-
6
Peralatan atau komponen yang menunjang pada proses
menjalankan sistem bow thruster adalah sebagai berikut :
a. Bow Thruster
Type : S-80-150
Manufacture : Scandia Trading Petters Marine
Hydraulic A.S
Built : 2008
Horse Power : 92
Bow thruster merupakan suatu pesawat penggerak bantu
yang berguna untuk membantu mendorong haluan kapal
pada saat berolah gerak.
b. Electro Motor
Manufacture : TECHNO ELECT PTE.LTD
Type : AEEBKA 040125 FM-Tec
Induction Motor
Serial : C7C066
Pole : 4
HP : 125
Kwh : 380 415
Hz : 50
Ampere : 168 154
Voltage : 420
IP : 54
Electro Motor digerakkan dengan tenaga listrik bertegangan
bolak balik 420 volt yang bersumber berasal dari generator.
Electro Motor berguna untuk memutar Hydraulic pump
-
7
c. Hydraulic Pump
Type : T6EC 062-B20-1R-00-C1
Model : 83303210
Serial No : 90900-494 (495, 493, 496)
Oil pressure : 200 Bar
Oil Flow : 380 L/Minute
Hydraulic pump ini dihubungkan ke engine generator
melalui rubber coupling dan short couple shaft untuk dibantu
memompa minyak hidrolik dari ruang generator ke ruang bow
thruster yang akan digunakan untuk memutar sudu-sudu
hydrolik motor.
d. Hydraulic Motor
Type : SAI
Model : S-3-550
Hydraulic Motor terpasang sejajar dengan poros baling-
baling bow thruster, berguna untuk merubah tekanan minyak
hidrolik menjadi daya putar yang disalurkan ke poros dan
baling-baling bow thruster.
e. Solenoid valve Tipe : 3D06-35-B01-14D1-GOQQ 10
Solenoid valve berguna untuk mengatur arah aliran
minyak hidrolik yang akan masuk ke dalam sudu-sudu
hidraulic motor sehingga putaran baling-baling bow thruster
dapat berubah searah atau berlawanan dengan jarum jam.
Solenoid valve bekerja menggunakan arus listrik searah ( DC )
yang diatur dari skala pergeseran tingkat potensio meter yang
-
8
terpasang pada throttle bow thruster. Throttle diletakan di
anjungan bagian depan dan belakang berdekatan dengan
throttle mesin induk agar memudahkan operator atau
pengguna pada saat berolah gerak.
f. Hydraulic oil cooler
Type : BOWMAN GL140X2
Manufacture : E.J. BOWMAN LTD.Birmingham
England
Hydraulic oil cooler berguna untuk mendinginkan
minyak hidrolik setelah digunakan untuk memutar sudu-sudu
hydraulic motor. Karena tekanan yang tinggi dan gesekan
yang kuat secara terus-menerus maka minyak hidrolik akan
menjadi panas dan harus dijaga suhunya agar tidak lebih dari
80 0 C. Hal ini bertujuan agar kekentalan minyak hidrolik
terjaga dan tekanannya tidak turun sehingga tenaga bow
thruster juga tidak menurun. Cooler yang digunakan adalah
jenis tabung atau biasa disebut dengan tube cooler dengan
menggunakan media pendingin air laut.
g. Sea water cooling pump (Dina Prime X 201)
Type : Centrifugal impeller.
Model No : 74101.0
Voltage : 220 250
Hz : 50
Ampere : 4.0
HP : 1
IP : 55 HDM
KW : 0.75 (P1)/ 0.37 (P2)
N : 2401
C/A : 89267W
-
9
Sea water cooling pump digunakan untuk memompa air
laut sebagai media pendingin minyak hidrolik pada cooler atau
heat exchanger. Untuk mencegah masuknya kotoran kedalam
pompa dan cooler maka dipasang saringan atau sea chest
strainer. Sea chest strainer sekaligus berguna untuk
memantau kondisi air laut sebelum dihisap oleh sea water
cooling pump. Sea chest merupakan saluran hisap yang
dipasang pada lambung bagian bawah kapal dan
berhubungan langsung dengan sisi luar kapal, untuk
keamanan maka setiap sea chest harus dilengkapi dengan
katup. Katup berguna untuk menutup saluran hisap bila akan
di lakukan pembersihan saringan atau bila sewaktu-waktu
terjadi kebocoran pada saluran hisap.
h. Hydraulic oil tank Hydraulic oil tank atau tangki penampung minyak
hidrolik di buat dari bahan Aluminium agar tahan karat. Di CB
Baycorp Kelang tangki penampung minyak hidrolik bow
thruster berkapasitas 450 liter. Tangki ini dilengkapi dengan
gelas duga dan di dalamnya terpasang thermometer.
Perlengkapan tersebut berguna untuk memantau volume dan
suhu minyak di dalam tangki. Untuk menjaga kebersihan
minyak hidrolik pada saluran masuk di pasang strainer atau
saringan agar kotoran-kotoran yang terbawa oleh minyak
hidrolik setelah mengalir melewati sistem dapat tersaring.
Kotoran yang ada pada minyak hidrolik berupa butiran-butiran
logam yang bersumber dari sisa-sisa gesekan logam di dalam
sistem, untuk mengikat kotoran-kotoran tersebut di pasanglah
magnet pada saringan untuk mencegah menumpuknya
kotoran pada dinding saringan yang dapat membuat saringan
menjadi buntu. Magnet yang terpasang pada saringan juga
-
10
berguna untuk memudahkan pembersihan saringan, karena
kotoran yang berupa butiran-butiran logam terkumpul pada
magnet. Tangki penampung minyak hidrolik dipasang
berdekatan dengan pompa hidrolik agar kerja pompa hidrolik
lebih ringan serta memudahkan pengawasan dan perawatan
bow thruster.
i. Electronic Control Panel Box Electronic control panel box merupakan pusat
rangkaian listrik pengendali operasional bow thruster, di
dalamya terdapat kontaktor utama, relay-relay, dan
perlengkapan elektronik lainnya. Bagian ini berguna untuk
mengatur jalannya bow thruster dengan menerima signal dari
pusat kendali yang berada di anjungan kapal. Di dalam
electronic control panel box juga di lengkapi relay-relay
pengaman yang berguna untuk memberikan tanda peringatan
dan selanjutnya akan memutus daya listrik untuk mematikan
bow thruster apabila terjadi permasalahan seperti over load,
over heat, low pressure oil, low level oil. Hal ini bertujuan
untuk menghindari agar tidak terjadi kerusakan yang fatal
pada komponen- komponen bow thruster.
j. Generator ( Auxilary Engine )
Number of generators : 2 Units
Make / Type : Cummin C8T 5.9 DM
Generators : 2 x 85 KW
Vessel Power Supply : 415 / 220 Volts AC 50Hz
Generator adalah sumber tenaga utama untuk proses
kegiatan bow thruster. Generator harus diparalel untuk
mengoperasikan Bow Thruster.
-
11
Sebenarnya instalasi bow thruster cukup sederhana
dan mudah untuk dipahami cara pengoperasian dan
perawatannya. Akan tetapi ada beberapa penyebab terjadinya
gangguan kinerja bow thruster yang berawal dari ketidak
perdulian perwira mesin untuk merawat komponen-komponen
bow thruster tersebut. Keadaan cuaca dan kepadatan
kegiatan kapal selalu dijadikan alasan yang biasa
diungkapkan ABK kepada pihak manajemen saat melaporkan
terjadinya kerusakan pada suatu peralatan. Untuk menutupi
seolah-seolah perawatan telah dilaksanakan, ABK mengisi
laporan daftar pemeriksaan dan perawatan serta mencatatnya
kedalam log book, tetapi tanpa melaksanakan kegiatan
tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan peralatan menjadi
rusak atau tidak berfungsi dengan baik. Untuk memahami dan
menguasai perawatan bow thruster memerlukan kemauan dan
kedisiplinan dari perwira mesin yang bersangkutan, peran aktif
kepala kamar mesin sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan
perawatan bow thruster yang baik dan benar sesuai dengan
buku panduan perawatan yang ada. Pelaksanaan perawatan
yang telah berjalan dengan baik juga harus dipertahankan dan
pada saat ada pergantian kepala kamar mesin harus
diteruskan agar tercipta proses manajemen yang
berkesinambungan.
Pada pelaksanaannya perawatan bow thruster yang
berkesinambungan tidak dapat berjalan dengan baik, hal ini di
sebabkan karena masa kontrak ABK di atas kapal hanya 3
(tiga) bulan dan sering terjadinya pergantian ABK baru yang
tidak berpengalaman dibidang Offshore khususnya Crew
Boat.
-
12
2. Fakta dan Kondisi
Pada saat bow thruster dioperasikan atau bergerak akan
menimbulkan suara berisik karena adanya getaran yang sangat
kuat akibat putaran baling-baling bow thruster. Apalagi bila kapal
sering menggunakan bow thruster dalam olah gerak yang kadang
kala pemakaiannya serta durasi penggunaan bow thruster bisa
kurang lebih 30 menit bahkan bisa 1 jam lebih. Kejadian ini pernah
terjadi di laut perairan Malaysia di daerah Miri atau Serawak
sekitar tanggal 10 November 2013 dimana suhu minyak hidrolik
tinggi sampai 80oC yang seharusnya atau normalnya suhu minyak
hidrolik di bawah 60oC kondisi tersebut mengakibatkan
menurunnya tenaga bow thruster pada waktu kapal olah gerak.
Penanganan masalah dan perbaikan pada bow thruster
dapat kita kerjakan secepat mungkin demi kelancaran operasional
kapal. Penulis sebagai masinis dua (second engineer) selalu
mengingatkan dan memberi arahan perintah kepada crew mesin
baik perwira jaga mesin dan juru minyak jaga disaat sistem bow
thruster sedang bergerak segera untuk mengecek semua sistem
bow thruster untuk pengecekan tetapi harus dengan hati-hati demi
keselamatan karena di khawatirkan sangat bahaya akibat
tekanan minyak hidrolik. Jika ada masalah yang sangat serius di
sistem bow thruster penulis juga memberikan arahan segera
hubungi kepala kamar mesin untuk tindakan selanjutnya dan
menjaga demi menunjang kelancaran operasional kapal tersebut.
B. Permasalahan
Berdasarkan pengalaman penulis selama bekerja di atas kapal
CB Baycorp Kelang sebagai masinis dua bersama crew mesin lainnya
dalam sistem kerja bow thruster ini sering mendapatkan masalah yang
-
13
terlihat dan tidak terlihat ataupun pemantauan yang kurang sempurna.
Dari hasil identifikasi terhadap kondisi yang ada,penulis mendapatkan
permasalahan sebagai berikut.
1. Identifikasi Permasalahan
a. Tekanan Minyak hidrolik Bow Thruster Menurun/Tidak Normal
Dalam situasi dan kondisi kapal yang sering melakukan
olah gerak pada CB BAYCORP KELANG sering tanpa
disadari kekuatan tekanan sistem bow thruster sangat besar
tetapi tidak selamanya maksimal seperti yang diinginkan,
sehingga penulis menyadari dan meneliti sistem pelumasan
minyak hidrolik sangat berperan penting untuk
menggerakkan baling-baling bow thruster. Kekuatan dan
besarnya tekanan minyak hidrolik serta kecepatan putaran
baling-baling pada sistem bow thruster berpengaruh dengan
adanya getaran-getaran (Vibration) yang mengakibatkan
kebocoran pada pompa hirolik dan kurangnya media
pelumasan minyak hidrolik disistem bow thruster tidak
sempurna bekerja, dan dapat juga mengakibatkan
penurunan tenaga bow thruster atau tidak normal.
b. Hydraulic Oil Overheat Hal ini terjadi pada saat bow thruster dioperasikan 30
menit maka minyak hidrolik menjadi panas sehingga
melebihi batas suhu tertinggi yaitu 80 C dan sensor
hydraulic oil over heat trip bekerja memberikan signal ke
relay untuk memutus arus listrik yang masuk ke electromotor
sehingga bow thruster berhenti. Menurut laporan dari perwira
deck hal ini sebelumnya telah terjadi berulang-ulang,tanpa
-
14
ada penanganan lebih lanjut. Seharusnya indikasi tersebut
harus segera direspon dan dicari penyebabnya serta segera
melaksanakan langkah-langkah perbaikan. Jika hal ini
dibiarkan terjadi dan sudah berlangsung lama maka akan
berdampak negatif terhadap ketahanan dari bow thruster
tersebut, karena tidak menutup kemungkinan terjadi
kerusakan fatal pada bagian-bagian utama bow thruster.
c. Suhu Minyak Hidrolik Bow Thruster Tinggi
Kapal CB BAYCORP KELANG selama bekerja di
perairan malaysia dan seringnya keluar masuk dari
pelabuhan (shorebase) ke lokasi pengeboran lepas pantai
(offshore) dengan kecepatan yang tinggi (full speed) dimana
saat tiba di lokasi kerja persiapan bow thruster dan berjalan
olah gerak kapal tiba-tiba terdengar alarm suhu berbunyi di
anjungan yang di dapatkan di tangki utama minyak hidrolik di
kamar mesin menunjukkan nilai suhu 800c .
Sesuai dengan jenis tipe kapalnya dan perjanjian
kontrak antara pihak yang punya kapal (owner) dan penyewa
kapal (charterer) bahwa untuk kecepatan kapal (full speed)
kapal CB Baycorp Kelang mempunyai ekonomi 20 knot
sampai maximum 25 knot, jadi mengingat dan melihat
kondisi laut pelayaran di perairan malaysia yang begitu
banyaknya kapal-kapal ikan dan sampah-sampah serta
kotoran lainnya yang terdapat di saringan-saringan air laut
(sea chest) . Kondisi ini sangat perlu diperhatian lebih dalam
tugas kerja di atas kapal karena sebelum terjadi masalah
sistem bow thruster dan permesinan lainnya ini dapat
diketahui melalui sensor dan alarm, sehingga dalam
Perawatan Berkala Peralatan Bow Thruster Untuk
-
15
Menunjang Operasional pada Kapal CB BAYCORP
KELANG dan masalah suhu permesinan bantu lainnya
betul-betul harus lebih serius antisipasinya.
d. Menurunnya tenaga bow thruster pada saat kapal olah
gerak.
Bow thruster merupakan pesawat bantu yang sangat
membantu kelancaran kapal pada saat olah gerak terutama
pada saat cuaca buruk. Karena pentingnya pesawat bantu ini
maka perwira mesin harus memahami prosedur
pengoperasian dan perawatan yang dapat mengakibatkan
menurunnya tenaga bow thruster pada saat kapal olah
gerak.
Dengan memahami prosedur pengoperasian dan
perawatan dapat segera mengetahui apabila terjadi
kerusakan yang fatal pada bagian-bagian utama bow
thruster, sehingga tidak terjadi kecelakaan pada saat
melakukan olah gerak karena kapal CB BAYCORP KELANG
kerja sebagai stand by boat yang harus mengantar
passenger dari platform ke platform.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan turunnya
tenaga bow thruster diantaranya :
a. Akibat penurunan daya generator pembangkit sebagai
sumber tenanga utama untuk memutar elektro motor.
b. Elektro motor mengalami keausan pada bearing atau
melemahnya daya karena turunnya nilai kemagnetan
kumparan/rotor dan stator
c. Minyak hidrolik terlalu panas sehingga kekentalannya
menurun yang berpengaruh terhadap turunnya tekanan
minyak hidrolik dan mengakibatkan melemahnya daya
-
16
motor dalam usaha memutar poros baling-baling bow
thruster.
d. Ada benda yang menghambat putaran baling-baling
berupa tali yang membelit pada bagian poros sehingga
mengakibatkan putaran baling-baling menjadi berat atau
lambat.
Dari penjelasan diatas maka Perwira mesin harus
mengetahui prosedur pengoperasian dan perawatan bow
thruster, sehingga tenaga bow thruster bisa optimal pada
saat kapal melakukan olah gerak
2. Penentuan Masalah Utama
Dari hasil identifikasi terhadap kondisi yang ada, penulis
mendapatkan permasalahan yang dominan adalah sebagai
berikut :
1. Suhu minyak Hidrolik Bow Thruster tinggi.
2. Menurunnya tenaga bow thruster pada saat kapal olah gerak.
-
17
BAB III PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Menurut Rozaimi Yatim dalam bukunya yang berjudul
Kodefikasi Manajemen Perawatan Internasional (ISM Code)
menjelaskan bahwa mesin yang bekerja secara terus menerus tentu
akan mengalami gangguan-gangguan bahkan mungkin akan
mengalami kerusakan berat apabila tidak dirawat dengan baik.
Menurut Goenawan Danuasmoro dalam bukunya Manajemen
Perawatan menjelaskan bahwa perawatan adalah faktor paling
penting dalam mempertahankan keandalan suatu peralatan. Semua
tahu bahwa perawatan memerlukan biaya yang besar, dan adalah
sangat menggoda untuk selalu mencoba menunda pekerjaan
perawatan agar dapat menghemat biaya.namun jika dituruti godaan
itu,akan segera disadario bahwa sebenarnya penundaan itu akan
mengakibatkan kerusakan dan justru membutuhkan biaya perbaikan
yang lebih besar dari biaya perawatan yang seharusnya dikeluarkan.
Fungsi dari Bow Thruster sangat penting pada kapal Crew Boat
karena membutuhkan proses olah gerak yang cepat. Disebabkan
medan kerja di lokasi dan kondisi fisik kapal yang terbuat dari
Alumunium begitu ringan sehingga melakukan operasional proses
menggunakan Bow Thruster harus dimengerti karena untuk mencegah
atau menghindari bahaya tubrukan yang tidak diinginkan.
Proses dalam menjalankan Bow Thruster harus mengikuti
prosedur kerja yang sudah ditetapkan baik dari perusahaan maupun
permintaan dari anjungan yang memberikan perintah dan permintaan
menjalankan Bow Thruster 30 menit sebelum kapal tiba di lokasi kerja,
-
18
sehingga semua persiapan yang di kamar mesin harus sudah
disiapkan.
Dalam menunjang perawatan bow thruster yang baik demi
terwujudnya kelancaran operasional kapal selama pelayaran, perlu
diperhatikan teori-teori mengenai manajemen perawatan yang
dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang Iebih berat.
Perawatan dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu :
1. Perawatan Insidentil
Perawatan insidentil artinya kita membiarkan mesin bekerja
sampai rusak baru kemudian dilakukan perawatan atau perbaikan.
Pada umumnya metode ini sangat mahal oleh karena itu beberapa
bentuk sistem perencanaan diterapkan dengan mempergunakan
sistem perawatan berencana, tujuannya untuk memperkecil
kerusakan dan beban kerja dari suatu pekerjaan perawatan yang
diperlukan.
2. Perawatan Berencana
Perawatan berencana artinya kita merencanakan mesin
untuk di operasikan setiap saat dibutuhkan. Perawatan berencana
di bagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Perawatan korektif
Perawatan korektif adalah perawatan yang ditujukan
untuk memperbaiki kerusakan yang sudah diperkirakan, tetapi
bukan untuk mencegah karena tidak ditujukan untuk alat-alat
yang kritis atau yang penting bagi keselamatan atau
penghematan. Strategi ini membutuhkan perhitungan atau
-
19
penilaian biaya dan ketersediaan suku cadang kapal yang
teratur.
b. Perawatan Pencegahan.
Perawatan pencegahan adalah perawatan yang
ditujukan untuk mencegah kegagalan atau berkembangnya
kerusakan, atau menemukan kegagalan sedini mungkin.
Dapat dilakukan melalui penyetelan secara berkala, rekondisi
atau penggantian alat-alat atau berdasarkan pemantauan
kondisi.
3. Perawatan Berkala
Perawatan berkala biasanya melibatkan pembongkaran,
penggantian spare part berkala terhadap mesin berdasarkan
waktu pengoperasian atau jam kerja .
4. Perawatan Berdasarkan Pantauan Kondisi (Pemeliharaan Prediktif)
Perawatan berdasarkan kondisi dilakukan berdasarkan
hasil pengamatan (monitoring) dan analisa untuk menentukan
kondisi dan kapan pemeliharaan akan dilaksanakan.
B. Analisis Penyebab Masalah
Pada Sub bab ini akan diuraikan tentang penyebab dari dua
permasalahan yang dominan, terjadinya permasalahan tersebut pada
saat kondisi penulis bekerja dikapal CB BAYCORP KELANG :
-
20
1. Suhu Minyak Hidrolik Bow Thruster Tinggi Pada saat penulis melakukan perawatan berkala peralatan
Bow Thruster Untuk Menunjang Operasional Pada Kapal CB
BAYCORP KELANG ternyata sistem perawatan bow thruster
tidak berjalan dengan baik, setelah dilakukan pemeriksaan pada
Log Book terdapat faktor-faktor atau peralatan pendukung dari
Bow Thruster bekerja kurang optimal, Faktor-faktor atau peralatan
pendukung tersebut yang menjadi penyebab dari suhu minyak
hidrolik Bow Thruster tinggi adalah sebagai berikut :
a. Kurangnya Pendinginan Minyak Hidrolik Bow Thruster
Pompa pendingin yang tidak berfungsi menyebabkan
tidak ada air laut yang mengalir ke dalam cooler sehingga
kotoran dan lumpur yang menempel di pipa-pipa air menjadi
mengeras karena panasnya minyak hidrolik yang mengalir di
dalam cooler. Hal ini akan mengakibatkan kebuntuan pada
pipa-pipa air di cooler, yang akan menghambat aliran air laut
sehingga cooler tidak berfungsi secara maksimal. Keadaan ini
mengakibatkan minyak hidrolik menjadi panas dan
mengganggu kinerja bow thruster, seperti terjadinya over heat
hydraulic oil trip dan apabila dibiarkan terjadi terus menerus
dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan
kerusakan yang lebih parah pada komponen-komponen
utama yang lain.
b. Pompa Air Laut Pendingin Minyak Hidrolik Rusak
Sea chest yang tersumbat menyebabkan kerja pompa
pendingin menjadi berat, dan air laut yang mengalir ke cooler
menjadi sedikit sehingga proses pendinginan minyak hidrolik
-
21
tidak maksimal. Minyak hidrolik menjadi panas dan
mengakibatkan bow thruster trip atau berhenti mendadak.
Karena hal ini telah terjadi berulang-ulang dalam jangka waktu
yang lama maka terjadilah kerusakan pada pompa pendingin.
Pompa pendingin mengalami kevakuman atau masuk angin
sehingga impeller-nya panas dan aus, hal ini mengakibatkan
pompa macet karena water seal menjadi bocor dan bearing
rusak. Dengan macetnya pompa pendingin maka tidak ada
proses pendinginan minyak hidrolik karena cooler tidak
berfungsi.
2. Menurunnya tenaga bow thruster pada saat kapal olah gerak
Menurunnya tenaga bow thruster di kapal CB BAYCORP
KELANG disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Kurangnya pemahaman Perwira Mesin pada prosedur pengoperasian dan perawatan
Keadaan suatu kapal apapun baik yang baru ataupun
yang sudah lama dalam menangani permasalahan tanpa tidak
adanya suatu rencana yang sesuai dengan PMS dapat
menimbulkan permasalahan yang sangat serius, Hal ini di
karenakan proses perawatan tidak akan berjalan dengan baik
karena kurangnya dalam mengatisipasi terhadap rutinitas
kerja diatas kapal.
Kemauan dan kemampuan perwira mesin untuk
memahami peralatan dibutuhkan untuk menjaga keandalan
sebuah peralatan, dengan pengetahuan yang cukup terhadap
karakteristik dan prinsip kerja peralatan-peralatan yang ada
merupakan syarat utama bagi seorang operator dalam hal ini
-
22
adalah awak kapal baik deck maupun mesin. Disamping
mengoperasikan, awak kapal juga dituntut mampu
melaksanakan perawatan bahkan perbaikan terhadap
peralatan-peralatan yang ada sesuai dengan bidang
dantanggung jawab masing-masing. Sudah banyak
kecelakaan terjadi diatas kapal yang diakibatkan oleh
kesalahan yang dilakukan awak kapal yang bersumber dari
ketidak pahaman dalam mengoperasikan peralatan-peralatan
yang ada,hal ini tentunya sangat membahayakan dan
merugikan semua pihak.
Penulis menemukan bahwa perawatan bow thruster
khususnya pada komponen-komponen pendukung seperti sea
chest,pompa air laut pendingin,cooler,electromotor, begitu
juga perawatan terhadap minyak hidraulik dan saringannya
tidak terlaksanakan. Dari pengamatan yang penulis lakukan
terhadap permasalahan ini ditemukan komponen-komponen
tersebut tidak terawat dengan baik. Perwira mesin tidak
melaksanakan perawatan Bow Thruster sesuai dengan
prosedur dan PMS.
b. Perawatan Bow Thruster tidak berjalan dengan baik
Instalasi bow thruster sebenarnya cukup sederhana
dan mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya dan
perawatannya. Akan tetapi jika perawatannya tdak
diperhatikan secara serius dapat menyebabkan terjadinya
gangguan, seperti turunnya tenaga bow thruster yang berawal
dari ketidak pedulian perwira mesin untuk merawat
komponen-komponen bow thruster tersebut. Kepadatan
kegiatan kapal selalu dijadikan alasan yang biasa
diungkapkan ABK kepada pihak manajemen, saat melaporkan
-
23
terjadinya kerusakan pada suatu peralatan. Untuk menutupi
seolah-olah perawatan telah dilaksanakan, anak buah kapal
(ABK) mengisi laporan daftar pemeriksaan dan perawatan
serta mencatatnya kedalam log book, tetapi tanpa
melaksanakan kegiatan tersebut. Hal inilah yang
mengakibatkan peralatan menjadi rusak atau tidak berfungsi
dengan baik
B. Analisis Pemecahan Masalah 1. Suhu Minyak Hidrolik Bow Thruster Tinggi
Adapun pemecahannya adalah sebagai berikut :
a. Pemecahan terhadap kurangnya pendinginan minyak hidrolik bow thruster
Pemecahan masalah kurangnya pendinginan minyak
hidrolik bow thruster dapat dilakukan perawatan secara
berkala. Ada beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
menunjang analisis sebagai perawatan berkala sistem
pendinginan minyak hidrolik adalah sebagai berikut :
1) Perawatan Strainer Sea Chest
Pastikan strainer sea chest selalu dalam keadaan
bersih karena jika tidak dapat menghambat proses
penyerapan panas dari minyak hidrolik. Jika stainer sea
chest penuh dengan sampah maka mengurangi daya
hisap dari pompa pendingin. Setelah dilakukan
pembersihkan terhadap strainer sea chest diperhatikan
-
24
juga zink anode sehingga strainer sea chest tidak cepat
rusak akibat korosi.
2) Perawatan Pipa-Pipa Tube Cooler.
Kerusakan dan kotornya pipa-pipa cooler dapat
menimbulkan pendinginan tidak sempurna terhadap
minyak hidrolik bow thruster karena tidak ada peyerapan
dan pengurangan panas. Kondisi hal ini tersebut
diakibatkan kebuntuan dan kotoran yang terbawa air laut
seperti: adanya lumpur dan sampah-sampah kecil lainya
yang menghambat.
b. Pemecahan terhadap pompa Air Laut Pendingin Minyak Hidrolik Rusak
Pemecahan masalah pompa air laut pendingin minyak
hidrolik rusak adalah sebagai berikut :
1) Perawatan berkala bagian sistem pendinginan bow
thruster dilakukan secara teratur sesuai jam kerja .
2) Perawatan kualitas suku cadang atau spare part pompa
air laut pendingin minyak bow thruster.
3) Membersihkan saringan air laut (sea chest) yang kotor
akibat sampah-sampah plastik dan sampah lainnya serta
ada kotoran lumpur yang terhisap.
-
25
2. Menurunnya tenaga bow thruster pada saat kapal olah gerak
Adapun pemecahannya adalah sebagai berikut:
a. Kurangnya pemahaman perwira mesin pada prosedur
pengoperasian dan perawatan.
Awak kapal harus mempunyai ketrampilan dan
mengetahui prosedur-prosedur kerja yang sesuai
PMS.dengan adanya pengetahuan prosedur kerja maka
sasaran-sasaran dan prioritas dan pelaksanaan pekerjaan
tercapai.
Sehingga memudahkan untuk awak kapal dalam
memahami prosedur pengoperasian instalasi bow thruster
yang tepat. Dalam pengoperasian bow thruster dikapal CB
BAYCORP KELANG diperlukan tahap-tahap untuk
menjalankan yang terencana oleh masinis jaga dengan
mengikuti check list yang sudah baku:
1) Confirmation: Apabila bow thruster akan dijalankan, Nakhoda
Atau Mualim jaga selalu menginformasikan kepada Kepala
kamar mesin atau masinis jaga (informasi sebelum kapal
berolah gerak)
2) Preparetion :
a) Menyiapkan sumber tenaga bow thruster dengan
memparalelkan dua generator.
b) Memeriksa kesiapan instalasi bow thruster,memastikan
semua komponen dalam keaadan baik dan layak jalan.
c) Setelah semua siap masinis jaga melaporkan kepada
Nakhoda atau Mualim jaga dianjungan bahwa bow
thruster sudah boleh dijalankan dari anjungan
-
26
d) Melakukan pemantauan kinerja bow thruster dan indikator
yang ada dianjungan maupun secara langsung diruang
bow thruster.
3) Operation prosedur : setelah mualim jaga mendapat
konfirmasi dari masinis jaga bahwa bow thruster telah siap
untuk dijalankan maka mualim jaga segera menjalankan bow
thruster dari anjungan, dengan mengikuti petunjuk
pengoperasianyang telah ditentukan sesuai dengan panduan
manual.Cara thruster contohnya apabila bow thruster
mengalami lepas kendali atau tidak dapat dikontrol dengan
throttle maka operator dalam hal ini mualaim jaga diwajibkan
menekan tombol Emergency stop untuk mematikan bow
thruster langsung dari anjungan,untuk menghindari kejadian
yang membahayakan kapal.Apabila langkah ini gagal maka
tugas masinis jaga untuk segera mematikan bow thruster
langsung dari panel utama yang ada diruang bow
thruster.atau dari sumber tenaga utama yaitu generator main
power switch dikamar mesin,Apabila system kendali anjungan
tidak berfungsi,bow thruster dapat dioperasikan secara
manual dari ruang bow thruster dengan menekan pin manual
over ride solenoid valve dengan obeng.Hal ini dikerjakan oleh
masinis jaga dibantu dengan radio untuk berkomunikasi
dengan anjungan.Langkah ini bersifat sementara,dilakukan
apabila bow thruster benar-benar dibutuhkan dalam olah
gerak.
b. Pemecahan terhadap perawatan Bow Thruster tidak berjalan dengan baik
Adapun pemecahan masalah perawatan bow thruster
tidak berjalan dengan baik :
-
27
1) Masinis berkewajiban melakukan perawatan melakukan
perawatan dan pengecekan sebelum bow thruster
dijalankan. Metode pelaksanaan perawatan bow thruster
sebaiknya mengikuti 4 langkah berikut
a) Merencanakan jadwal pekerjaan/perawatan rutin
sesuai dengan petunjuk manual book yang dicatat
detailsebagai data keadaan nyata, sebagai petunjuk
masinis lain untuk melanjutkan perawatan
repair/maintenance.
b) Pelaksanaan pekerjaan realitas seperti diatas dengan
mengadakan pengontrolan intensif,untuk
mencegah/antisipasi kerusakan yang lebih besar.
c) Dibuat laporan kerja berkala dalam buku tersendiri
disamping pada log book termasuk pergantian suku
cadang dan penyetelan yang sudah dilaksanakan
d) Inspeksi dan perawatan berkala harus dijalankan
dengan ketat, catatan dan hasil inpeksi bow thruster
harus tersimpan rapi untuk mengevaluasi tahap
pemeriksaan berikutnya serta sebagai bukti
perawatan yangtelah dilakukan dan akan dilaporkan
ke kantor manajemen setiap akhir bulan
2) Jadwal perawatan rutin harus dilaksanakan dengan tertib
sesuai dengan ketentuan yang ada berdasarkan
Maintenance Task. Untuk suksesnya pengoperasian
sistem bow thruster ada beberapa komponen yang perlu
mendapatkan perhatian khusus.
A) Komponen yang berhubungan dengan sistem
pendingin, yaitu :
-
28
1) Pengecekan dan pembersihan sea chest pompa
air laut pendingin minyak hidrolik dilaksanakan
seminggu sekali. sebelum bow thruster
dijalankan sea chest harus dalam keadaan
bersih, dan selama bow thruster dijalankan harus
dijaga tidak tersumbat kotoran, tritip atau tiram
yang menempel di dinding sea chest harus
dibersihkan. untuk mengurangi korosi pada pipa-
pipa dan cooler sebaiknya.
2) Hydraulic oil cooler harus dijaga kebersihannya,
sehingga fungsi pendinginannya bagus, serta
menghindari tertutupnya pipa-pipa air laut yang
dapat menyebabkan rusaknya pompa pendingin.
Pembersihan cooler dilaksanakan setiap 500 jam
kerja, tetapi apabila sebelum 500 jam suhu
minyak hidrolik naik lebih dari 60c maka perlu
dilakukan pembersihan sea chest, apabila sea
chest bersih kemungkinan cooler kotor dan
harus dibersihkan. Pembersihan cooler
dilakukan dengan membuka kedua sisi tutupnya
dan lubang-lubang pipa air laut dibersihkan
dengan menggunakan batang rotan atau batang
kawat tembaga yang ujungnya dipasang sikat
ulir halus untuk menghindari kebocoran pipa air
laut.
3) Volume minyak hidrolik didalam tangki
penampungan harus dijaga dalam kondisi
penuh, dan dilakukan pengambilansample tiap
tiga bulan sekali atau telah melewati 1500 jam
kerja untuk diuji dilaboratorium. Minyak hidrolik
diganti setiap 10000 jam kerja.
-
29
4) Saringan minyak hidrolik utama harus
dibersihkan setiap 1500 jam kerja,akan tetapi
bila sebelum 1500 jam tekanan minyak hidrolik
telah turun maka perlu dilakukan pemeriksaan
atau bersihkan saringan serta diganti bila
dianggap perlu
5) Pemeriksaan terhadap pipa-pipa dan
sambungan serta selang sistem hidrolik maupun
air pendingin dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Apabila dalam pemeriksaan ditemukan
kebocoran, maka harus segera dilakukan
pergantian atau perbaikan.
B) Komponen yang berhubungan dengan motor
penggerak bow thruster, yaitu :
1) Greasing dilakukan pada bearing elektro motor
setiap 500 jam kerja, hal ini berguna untuk
mempertahankan agar pelumasannya bagus
sehingga putarannya lancer. Perlu dicatat bahwa
greasing yang berlebihan dapat mengakibatkan
kerusakan elektro motor, karena terlalu banyak
grease yang tertampung didalam bearing dapat
bocor dan mengalir kedalqam kumparan motor
yang menyebabkan rusaknya isolasi kumparan,
sehingga akan mengakibatkan motor short atau
mengalami arus pendek. Untuk menghindari hal
itu maka greasing disesuaikan dengan seberapa
seringnya bow thruster dijalankan atau mengikuti
jam kerja.
2) Minyak pelumas bantalan yang tertampung
dalam ferrule tank harus dijaga volumenya selalu
dalam keadaan penuh untuk menghindari
-
30
rusaknya bantalan atau bearing shaft baling-
baling bow thruster.
3) Sirkulasi udara pada ruangan bow thruster juga
harus normal, oleh karena itu blower ruangan
harus bekerja dengan baik agar suhu bow
thruster dapat terjaga dalam batas normal,
maksimal 40c.
4) Pemeriksaan kekencangan baut-baut pondasi
elektro motor dan pompa hidrolik serta baut
pengikat lainnya dilakukan setiap tiga bulan
sekali
5) Pemeriksaan dan pembersihan magnet kontaktor
pada power supply elektrik panel box pada
periode satu tahun atau setelah melewati 5000
jam kerja. Selain pembersihan juga dilakukan
pengecekan kekencangan baut-baut pengikat
sambungan pada terminal kabel serta tes isolasi
kabel.
6) Tes tahanan isolasi kumparan stator elektro
motor dilakukan setiap periode enam bulan atau
melewati 2500 jam kerja.
Dari semua kegiatan pemeriksaan dan perawatan
harus selalu dicatat dalam lembar daftar pemeriksaan dan
log book sebagai data laporan bulanan yang akan dikirim
kekantor pusat.
-
31
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kapal CB BAYCORP KELANG merupakan kapal yang terbuat
dari bahan Almunium sehingga sangat ringan, maka dibutuhkan bow
thruster sebagai peralatan pendukung dalam melakukan olah gerak
dan kelancaran operasional kapal. Dari bab-bab sebelumnya penulis
dapat menentukan kesimpulan dari makalah ini sebagai berikut :
1. Pendingin minyak hidrolik bow thruster tidak baik, disebabkan
kurangnya perawatan dan penjadwalan rutinitas pada cooler.
2. Pompa air laut pendingin rusak, hal tersebut sering berulang kali
terjadi akibat kualitas suku cadang yang tidak baik.
3. Perwira mesin kurang memahami dan menguasai perawatan
terhadap bow thruster.
4. Kurangnya pengawasan perusahaan dalam mengevaluasi dan
memotifasi hasil kerja awak kapal dalam melakukan perawatan
berkala terhadap bow thruster.
B. Saran Dalam menyikapi kinerja untuk perawatan berkala sistem bow
thruster maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Perwira mesin dan ABK mesin di kapal perlu mengetahui sistem
Pendinginan Minyak Bow Thruster supaya dilakukan perawatan
secara berkala. Solusinya cooler dan perawatan serta saringan
air laut tersebut jangan menunggu timbulnya alarm untuk
-
32
membersihkan dengan cara menyogok cooler tersebut namun
perlu dilakukan dengan penjadwalan sesuai PMS dan bisa di luar
itu apabila kondisi perairan tersebut sangat memprihatinkan dan
perlu pengawasan yang sangat rutin.
2. Kepada perusahaan pelayaran agar memperhatikan suku cadang
pompa air laut pendingin dan pengawasan secara visual oleh crew
mesin yang sedang bertugas jaga.
3. Disarankan kepada perusahaan agar mengadakan pelatihan-
pelatihan sebelum awak kapal bekerja dikapal, sehingga akan
menambah pengetahuan tentang perawatan permesinan kapal
dan seleksi penerimaan crew yang selektif.
4. Diupayakan mengadakan briefing antara Technical
Superintendant dengan Engineer tentang perawatan dan
perbaikan Bow thruster dan mengoptimalkan perawatan Bow
thruster saat kapal berada dipelabuhan.
-
33
DAFTAR PUSTAKA
Danuasmoro Goenawan (2003), Manajemen Perawatan, Jakarta,
Yayasan Bina Citra Samudera
Yatim Rozaimi (2003), Kodetifikasi Manajemen Pemeliharaan , Jakarta Yayasan Bina Samudera
(2011), SIDE THRUSTER Manual Book, Malaysia, CB
Baycorp Kelang
Jusak J.H (2007), Manajemen Perawatan dan Perbaikan Kapal, ATT II, Jakarta.
A. Latar BelakangB. Tujuan Dan Manfaat PenulisanC. Ruang LingkupD. Metode Penyajian