003 TEKNIKA

33
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia teknologi modern diberbagai bidang bergerak sangat cepat, demikian juga dalam bidang tranportasi laut. Salah satu faktor pendukung atau unsur dari transportasi laut adalah kapal. Untuk menunjang transportasi di laut digunakan kapal- kapal berbagai jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan kondisi daerah operasi dan kegunaannya. Pada awalnya Crew Boat dibuat dengan ukuran yang terbilang kecil dengan panjang kapal kurang dari 25 meter dan gross ton di bawah 100 ton serta kapasitas muat orang yang terbatas, sejak tahun 2007 ukuran Crew Boat telah ada dibuat dengan ukuran dan panjang kapal 60 meter dan GRT 785 ton. Hal ini merupakan contoh perkembangan tentang kapal, Perkembangan ini didorong oleh tuntutan kebutuhan industri dan persaingan diantara perusahaan pengeboran minyak lepas pantai. Penulis memperoleh informasi jenis-jenis tipe kapal Crew Boat ketika penulis bekerja di perusahaan Gagasan offshore Sdn Bhd, Tipe kapal penulis saat bertugas adalah tipe yang dibuat dengan fungsi ganda. Kapal ini dapat digunakan untuk mengangkut penumpang dalam jumlah besar yang dikenal dengan (Fast Crew Boat Utility Support Vessel). Disamping juga dapat digunakan untuk stand by boat ditengah laut. Kecepatan kapal crew boat menjadi faktor yang diutamakan oleh penyewa kapal sehingga persaingan di dunia pengeboran (Offshore) tidak kalah dengan perusahaan yang mempunyai jenis kapal tipe lain, seperti AHTS (Anchor Handling Tug Supply).

description

Perawatan Berkala Peralatan Bow Thruster Untuk Menunjang Operasional Pada Kapal CB BAYCORP KELANG

Transcript of 003 TEKNIKA

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dewasa ini perkembangan dunia teknologi modern diberbagai

    bidang bergerak sangat cepat, demikian juga dalam bidang tranportasi

    laut. Salah satu faktor pendukung atau unsur dari transportasi laut

    adalah kapal. Untuk menunjang transportasi di laut digunakan kapal-

    kapal berbagai jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan kondisi

    daerah operasi dan kegunaannya.

    Pada awalnya Crew Boat dibuat dengan ukuran yang terbilang

    kecil dengan panjang kapal kurang dari 25 meter dan gross ton di

    bawah 100 ton serta kapasitas muat orang yang terbatas, sejak tahun

    2007 ukuran Crew Boat telah ada dibuat dengan ukuran dan panjang

    kapal 60 meter dan GRT 785 ton. Hal ini merupakan contoh

    perkembangan tentang kapal, Perkembangan ini didorong oleh

    tuntutan kebutuhan industri dan persaingan diantara perusahaan

    pengeboran minyak lepas pantai.

    Penulis memperoleh informasi jenis-jenis tipe kapal Crew Boat

    ketika penulis bekerja di perusahaan Gagasan offshore Sdn Bhd, Tipe

    kapal penulis saat bertugas adalah tipe yang dibuat dengan fungsi

    ganda. Kapal ini dapat digunakan untuk mengangkut penumpang

    dalam jumlah besar yang dikenal dengan (Fast Crew Boat Utility

    Support Vessel). Disamping juga dapat digunakan untuk stand by boat

    ditengah laut. Kecepatan kapal crew boat menjadi faktor yang

    diutamakan oleh penyewa kapal sehingga persaingan di dunia

    pengeboran (Offshore) tidak kalah dengan perusahaan yang

    mempunyai jenis kapal tipe lain, seperti AHTS (Anchor Handling Tug

    Supply).

  • 2

    Salah satu mesin bantu yang penting dalam olah gerak kapal

    dikapal CB BAYCORP KELANG adalah Bow Thruster

    Bow thruster merupakan sebuah pesawat bantu ketika olah

    gerak berupa baling-baling yang ditempatkan melintang di bagian

    lambung haluan kapal, berguna untuk membantu mendorong haluan

    kapal ke arah kanan atau kiri sesuai dengan keinginan operator pada

    saat berolah gerak. Keberadaan bow thruster sangat membantu

    kelancaran olah gerak kapal terutama pada saat cuaca buruk, seperti

    pada keadaan ombak, arus, dan angin yang kuat. Karena pentingnya

    peralatan ini maka harus diupayakan selalu siap pakai, sehingga

    perwira mesin berkewajiban melaksanakan perawatan berkala secara

    teratur.

    Penulis pernah mengalami dan mendapatkan masalah selama

    bekerja di atas kapal, tepatnya pada tanggal 10 November 2013

    didapati suhu minyak hidrolik bow thruster tinggi dan menurunnya

    tenaga bow thruster pada saat kapal olah gerak. Hal ini menyebabkan

    terganggunya kelancaran operasional kapal.

    Berdasarkan uraian tentang pentingnya bow thruster di kapal,

    Maka penulis tertarik untuk membuat makalah dengan judul

    Perawatan Berkala Peralatan Bow Thruster Untuk Menunjang

    Operasional Pada Kapal CB BAYCORP KELANG .

    B. Tujuan Dan Manfaat Penulisan

    1. Tujuan penulisan

    a. Untuk mengetahui penyebab permasalahan bow thruster

    untuk menunjang operasional pada kapal CB BAYCORP

    KELANG.

  • 3

    b. Untuk mengetahui dan menganalisis penyebab dari gangguan

    teknis yang terjadi pada bow thruster sehingga dapat

    menanggulangi permasalahannya dengan cepat dan tepat.

    c. Untuk mendapatkan solusi terhadap perawatan berkala

    secara teratur agar dapat mengurangi masalah yang

    mengganggu sistem bow thruster pada waktu kapal olah

    gerak.

    2. Manfaat penulisan

    a. Manfaat bagi dunia akademik

    Sebagai bahan pengetahuan untuk kawan-kawan

    seprofesi pada bidang ilmu bow thruster.

    b. Manfaat bagi dunia praktisi

    Sebagai bahan masukan dan berguna dijadikan acuan

    untuk pelaksanaan perawatan sesuai PMS (Planned

    Maintenance System) bow thruster pada armada lainya

    terutama yang sejenis.

    C. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup perawatan berkala peralatan Bow Thruster

    sangat luas yang dapat dikaji, maka penulis membatasi masalah pada

    cara-cara perawatan berkala yang benar dan sesuai standar

    perawatan yang dilakukan di atas kapal CB Baycorp Kelang dimana

    penulis bekerja sebagai Masinis Dua dengan kontrak kerja terakhir

    pada bulan November 2013 di perusahaan Gagasan Offshore

  • 4

    Sdn.Bhd.Malaysia. Data crew list di CB BAYCORP KELANG dapat

    dilihat pada Lampiran 1

    D. Metode Penyajian

    1. Metode Pengumpulan Data

    a. Studi Lapangan

    1) Pengalaman dan pengamatan Penulis selama bekerja di

    atas kapal CB Baycorp Kelang

    2) Diskusi dengan sesama Pasis diklat pelaut -I Teknika

    terkait permasalahan tentang bow thruster.

    3) Penulis melakukan penelitian langsung selama berada di

    atas kapal CB Baycorp Kelang

    b. Studi Pustaka 1) Data instruction book manual Scanding Petters Hydrolic

    Bow Thruster.

    2) Buku-buku yang tersedia di perpustakaan di BP3IP yang

    dapat menunjang kelengkapan penulisan makalah ini.

    2. Metode Analisis Data

    Penulis dalam makalah ini menganalisa data bow thruster

    dimulai dengan menghimpun data pengamatan secara langsung

    di lapangan selama bekerja di atas kapal CB Baycorp Kelang

    sebagai masinis dua, kemudian membandingkannya dengan

    landasan teori tentang perawatan bow thruster sesuai dengan

    permasalahan yang dihadapi dan buku referensi lainnya, untuk

    selanjutnya dicari solusi pemecahan yang optimal.

  • 5

    BAB II FAKTA DAN PERMASALAHAN

    A. Fakta

    1. Objek Penelitian

    Berdasarkan pengalaman yang penulis alami pada saat

    pertama naik CB BAYCORP KELANG, setelah melaksanakan

    serah terima jabatan dengan masinis dua yang lama, penulis

    segera melakukan pengamatan terhadap semua peralatan-

    peralatan yang ada.

    Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan

    penelitian tentang penyebab dari masalah yang terjadi dan

    menganalisa metode perawatan bow thruster. Prinsip kerja bow

    thruster ini merupakan sudah ketentuan dari perusahaan kami

    bahwa pada saat penggunaan bow thruster disaat kapal sedang

    dalam proses kerja atau olah gerak di area offshore (pengeboran)

    harus menggunakan bow thruster demi keselamatan dan

    kelancaran operasional pada kapal CB BAYCORP KELANG.

    Sistem yang menggunakan bow thruster di atas kapal, tenaga

    penggeraknya mengunakan tenaga listrik yang bersumber dari

    gerator yang diparalel.

    Jenis kapal CB BAYCORP KELANG ini sangat

    membutuhkan keselamatan yang tinggi, dikarenakan kapal ini

    terlalu sangat ringan yang bahannya keseluruhan terbuat dari

    Aluminium, sehingga proses kerja disaat kapal olah gerak di area

    offshore (pengeboran) sangat membutuhkan bow thruster, apalagi

    kapal jenis ini membawa passenger dan muatan-muatan untuk

    keperluan di rig (pengeboran lepas pantai).

  • 6

    Peralatan atau komponen yang menunjang pada proses

    menjalankan sistem bow thruster adalah sebagai berikut :

    a. Bow Thruster

    Type : S-80-150

    Manufacture : Scandia Trading Petters Marine

    Hydraulic A.S

    Built : 2008

    Horse Power : 92

    Bow thruster merupakan suatu pesawat penggerak bantu

    yang berguna untuk membantu mendorong haluan kapal

    pada saat berolah gerak.

    b. Electro Motor

    Manufacture : TECHNO ELECT PTE.LTD

    Type : AEEBKA 040125 FM-Tec

    Induction Motor

    Serial : C7C066

    Pole : 4

    HP : 125

    Kwh : 380 415

    Hz : 50

    Ampere : 168 154

    Voltage : 420

    IP : 54

    Electro Motor digerakkan dengan tenaga listrik bertegangan

    bolak balik 420 volt yang bersumber berasal dari generator.

    Electro Motor berguna untuk memutar Hydraulic pump

  • 7

    c. Hydraulic Pump

    Type : T6EC 062-B20-1R-00-C1

    Model : 83303210

    Serial No : 90900-494 (495, 493, 496)

    Oil pressure : 200 Bar

    Oil Flow : 380 L/Minute

    Hydraulic pump ini dihubungkan ke engine generator

    melalui rubber coupling dan short couple shaft untuk dibantu

    memompa minyak hidrolik dari ruang generator ke ruang bow

    thruster yang akan digunakan untuk memutar sudu-sudu

    hydrolik motor.

    d. Hydraulic Motor

    Type : SAI

    Model : S-3-550

    Hydraulic Motor terpasang sejajar dengan poros baling-

    baling bow thruster, berguna untuk merubah tekanan minyak

    hidrolik menjadi daya putar yang disalurkan ke poros dan

    baling-baling bow thruster.

    e. Solenoid valve Tipe : 3D06-35-B01-14D1-GOQQ 10

    Solenoid valve berguna untuk mengatur arah aliran

    minyak hidrolik yang akan masuk ke dalam sudu-sudu

    hidraulic motor sehingga putaran baling-baling bow thruster

    dapat berubah searah atau berlawanan dengan jarum jam.

    Solenoid valve bekerja menggunakan arus listrik searah ( DC )

    yang diatur dari skala pergeseran tingkat potensio meter yang

  • 8

    terpasang pada throttle bow thruster. Throttle diletakan di

    anjungan bagian depan dan belakang berdekatan dengan

    throttle mesin induk agar memudahkan operator atau

    pengguna pada saat berolah gerak.

    f. Hydraulic oil cooler

    Type : BOWMAN GL140X2

    Manufacture : E.J. BOWMAN LTD.Birmingham

    England

    Hydraulic oil cooler berguna untuk mendinginkan

    minyak hidrolik setelah digunakan untuk memutar sudu-sudu

    hydraulic motor. Karena tekanan yang tinggi dan gesekan

    yang kuat secara terus-menerus maka minyak hidrolik akan

    menjadi panas dan harus dijaga suhunya agar tidak lebih dari

    80 0 C. Hal ini bertujuan agar kekentalan minyak hidrolik

    terjaga dan tekanannya tidak turun sehingga tenaga bow

    thruster juga tidak menurun. Cooler yang digunakan adalah

    jenis tabung atau biasa disebut dengan tube cooler dengan

    menggunakan media pendingin air laut.

    g. Sea water cooling pump (Dina Prime X 201)

    Type : Centrifugal impeller.

    Model No : 74101.0

    Voltage : 220 250

    Hz : 50

    Ampere : 4.0

    HP : 1

    IP : 55 HDM

    KW : 0.75 (P1)/ 0.37 (P2)

    N : 2401

    C/A : 89267W

  • 9

    Sea water cooling pump digunakan untuk memompa air

    laut sebagai media pendingin minyak hidrolik pada cooler atau

    heat exchanger. Untuk mencegah masuknya kotoran kedalam

    pompa dan cooler maka dipasang saringan atau sea chest

    strainer. Sea chest strainer sekaligus berguna untuk

    memantau kondisi air laut sebelum dihisap oleh sea water

    cooling pump. Sea chest merupakan saluran hisap yang

    dipasang pada lambung bagian bawah kapal dan

    berhubungan langsung dengan sisi luar kapal, untuk

    keamanan maka setiap sea chest harus dilengkapi dengan

    katup. Katup berguna untuk menutup saluran hisap bila akan

    di lakukan pembersihan saringan atau bila sewaktu-waktu

    terjadi kebocoran pada saluran hisap.

    h. Hydraulic oil tank Hydraulic oil tank atau tangki penampung minyak

    hidrolik di buat dari bahan Aluminium agar tahan karat. Di CB

    Baycorp Kelang tangki penampung minyak hidrolik bow

    thruster berkapasitas 450 liter. Tangki ini dilengkapi dengan

    gelas duga dan di dalamnya terpasang thermometer.

    Perlengkapan tersebut berguna untuk memantau volume dan

    suhu minyak di dalam tangki. Untuk menjaga kebersihan

    minyak hidrolik pada saluran masuk di pasang strainer atau

    saringan agar kotoran-kotoran yang terbawa oleh minyak

    hidrolik setelah mengalir melewati sistem dapat tersaring.

    Kotoran yang ada pada minyak hidrolik berupa butiran-butiran

    logam yang bersumber dari sisa-sisa gesekan logam di dalam

    sistem, untuk mengikat kotoran-kotoran tersebut di pasanglah

    magnet pada saringan untuk mencegah menumpuknya

    kotoran pada dinding saringan yang dapat membuat saringan

    menjadi buntu. Magnet yang terpasang pada saringan juga

  • 10

    berguna untuk memudahkan pembersihan saringan, karena

    kotoran yang berupa butiran-butiran logam terkumpul pada

    magnet. Tangki penampung minyak hidrolik dipasang

    berdekatan dengan pompa hidrolik agar kerja pompa hidrolik

    lebih ringan serta memudahkan pengawasan dan perawatan

    bow thruster.

    i. Electronic Control Panel Box Electronic control panel box merupakan pusat

    rangkaian listrik pengendali operasional bow thruster, di

    dalamya terdapat kontaktor utama, relay-relay, dan

    perlengkapan elektronik lainnya. Bagian ini berguna untuk

    mengatur jalannya bow thruster dengan menerima signal dari

    pusat kendali yang berada di anjungan kapal. Di dalam

    electronic control panel box juga di lengkapi relay-relay

    pengaman yang berguna untuk memberikan tanda peringatan

    dan selanjutnya akan memutus daya listrik untuk mematikan

    bow thruster apabila terjadi permasalahan seperti over load,

    over heat, low pressure oil, low level oil. Hal ini bertujuan

    untuk menghindari agar tidak terjadi kerusakan yang fatal

    pada komponen- komponen bow thruster.

    j. Generator ( Auxilary Engine )

    Number of generators : 2 Units

    Make / Type : Cummin C8T 5.9 DM

    Generators : 2 x 85 KW

    Vessel Power Supply : 415 / 220 Volts AC 50Hz

    Generator adalah sumber tenaga utama untuk proses

    kegiatan bow thruster. Generator harus diparalel untuk

    mengoperasikan Bow Thruster.

  • 11

    Sebenarnya instalasi bow thruster cukup sederhana

    dan mudah untuk dipahami cara pengoperasian dan

    perawatannya. Akan tetapi ada beberapa penyebab terjadinya

    gangguan kinerja bow thruster yang berawal dari ketidak

    perdulian perwira mesin untuk merawat komponen-komponen

    bow thruster tersebut. Keadaan cuaca dan kepadatan

    kegiatan kapal selalu dijadikan alasan yang biasa

    diungkapkan ABK kepada pihak manajemen saat melaporkan

    terjadinya kerusakan pada suatu peralatan. Untuk menutupi

    seolah-seolah perawatan telah dilaksanakan, ABK mengisi

    laporan daftar pemeriksaan dan perawatan serta mencatatnya

    kedalam log book, tetapi tanpa melaksanakan kegiatan

    tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan peralatan menjadi

    rusak atau tidak berfungsi dengan baik. Untuk memahami dan

    menguasai perawatan bow thruster memerlukan kemauan dan

    kedisiplinan dari perwira mesin yang bersangkutan, peran aktif

    kepala kamar mesin sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan

    perawatan bow thruster yang baik dan benar sesuai dengan

    buku panduan perawatan yang ada. Pelaksanaan perawatan

    yang telah berjalan dengan baik juga harus dipertahankan dan

    pada saat ada pergantian kepala kamar mesin harus

    diteruskan agar tercipta proses manajemen yang

    berkesinambungan.

    Pada pelaksanaannya perawatan bow thruster yang

    berkesinambungan tidak dapat berjalan dengan baik, hal ini di

    sebabkan karena masa kontrak ABK di atas kapal hanya 3

    (tiga) bulan dan sering terjadinya pergantian ABK baru yang

    tidak berpengalaman dibidang Offshore khususnya Crew

    Boat.

  • 12

    2. Fakta dan Kondisi

    Pada saat bow thruster dioperasikan atau bergerak akan

    menimbulkan suara berisik karena adanya getaran yang sangat

    kuat akibat putaran baling-baling bow thruster. Apalagi bila kapal

    sering menggunakan bow thruster dalam olah gerak yang kadang

    kala pemakaiannya serta durasi penggunaan bow thruster bisa

    kurang lebih 30 menit bahkan bisa 1 jam lebih. Kejadian ini pernah

    terjadi di laut perairan Malaysia di daerah Miri atau Serawak

    sekitar tanggal 10 November 2013 dimana suhu minyak hidrolik

    tinggi sampai 80oC yang seharusnya atau normalnya suhu minyak

    hidrolik di bawah 60oC kondisi tersebut mengakibatkan

    menurunnya tenaga bow thruster pada waktu kapal olah gerak.

    Penanganan masalah dan perbaikan pada bow thruster

    dapat kita kerjakan secepat mungkin demi kelancaran operasional

    kapal. Penulis sebagai masinis dua (second engineer) selalu

    mengingatkan dan memberi arahan perintah kepada crew mesin

    baik perwira jaga mesin dan juru minyak jaga disaat sistem bow

    thruster sedang bergerak segera untuk mengecek semua sistem

    bow thruster untuk pengecekan tetapi harus dengan hati-hati demi

    keselamatan karena di khawatirkan sangat bahaya akibat

    tekanan minyak hidrolik. Jika ada masalah yang sangat serius di

    sistem bow thruster penulis juga memberikan arahan segera

    hubungi kepala kamar mesin untuk tindakan selanjutnya dan

    menjaga demi menunjang kelancaran operasional kapal tersebut.

    B. Permasalahan

    Berdasarkan pengalaman penulis selama bekerja di atas kapal

    CB Baycorp Kelang sebagai masinis dua bersama crew mesin lainnya

    dalam sistem kerja bow thruster ini sering mendapatkan masalah yang

  • 13

    terlihat dan tidak terlihat ataupun pemantauan yang kurang sempurna.

    Dari hasil identifikasi terhadap kondisi yang ada,penulis mendapatkan

    permasalahan sebagai berikut.

    1. Identifikasi Permasalahan

    a. Tekanan Minyak hidrolik Bow Thruster Menurun/Tidak Normal

    Dalam situasi dan kondisi kapal yang sering melakukan

    olah gerak pada CB BAYCORP KELANG sering tanpa

    disadari kekuatan tekanan sistem bow thruster sangat besar

    tetapi tidak selamanya maksimal seperti yang diinginkan,

    sehingga penulis menyadari dan meneliti sistem pelumasan

    minyak hidrolik sangat berperan penting untuk

    menggerakkan baling-baling bow thruster. Kekuatan dan

    besarnya tekanan minyak hidrolik serta kecepatan putaran

    baling-baling pada sistem bow thruster berpengaruh dengan

    adanya getaran-getaran (Vibration) yang mengakibatkan

    kebocoran pada pompa hirolik dan kurangnya media

    pelumasan minyak hidrolik disistem bow thruster tidak

    sempurna bekerja, dan dapat juga mengakibatkan

    penurunan tenaga bow thruster atau tidak normal.

    b. Hydraulic Oil Overheat Hal ini terjadi pada saat bow thruster dioperasikan 30

    menit maka minyak hidrolik menjadi panas sehingga

    melebihi batas suhu tertinggi yaitu 80 C dan sensor

    hydraulic oil over heat trip bekerja memberikan signal ke

    relay untuk memutus arus listrik yang masuk ke electromotor

    sehingga bow thruster berhenti. Menurut laporan dari perwira

    deck hal ini sebelumnya telah terjadi berulang-ulang,tanpa

  • 14

    ada penanganan lebih lanjut. Seharusnya indikasi tersebut

    harus segera direspon dan dicari penyebabnya serta segera

    melaksanakan langkah-langkah perbaikan. Jika hal ini

    dibiarkan terjadi dan sudah berlangsung lama maka akan

    berdampak negatif terhadap ketahanan dari bow thruster

    tersebut, karena tidak menutup kemungkinan terjadi

    kerusakan fatal pada bagian-bagian utama bow thruster.

    c. Suhu Minyak Hidrolik Bow Thruster Tinggi

    Kapal CB BAYCORP KELANG selama bekerja di

    perairan malaysia dan seringnya keluar masuk dari

    pelabuhan (shorebase) ke lokasi pengeboran lepas pantai

    (offshore) dengan kecepatan yang tinggi (full speed) dimana

    saat tiba di lokasi kerja persiapan bow thruster dan berjalan

    olah gerak kapal tiba-tiba terdengar alarm suhu berbunyi di

    anjungan yang di dapatkan di tangki utama minyak hidrolik di

    kamar mesin menunjukkan nilai suhu 800c .

    Sesuai dengan jenis tipe kapalnya dan perjanjian

    kontrak antara pihak yang punya kapal (owner) dan penyewa

    kapal (charterer) bahwa untuk kecepatan kapal (full speed)

    kapal CB Baycorp Kelang mempunyai ekonomi 20 knot

    sampai maximum 25 knot, jadi mengingat dan melihat

    kondisi laut pelayaran di perairan malaysia yang begitu

    banyaknya kapal-kapal ikan dan sampah-sampah serta

    kotoran lainnya yang terdapat di saringan-saringan air laut

    (sea chest) . Kondisi ini sangat perlu diperhatian lebih dalam

    tugas kerja di atas kapal karena sebelum terjadi masalah

    sistem bow thruster dan permesinan lainnya ini dapat

    diketahui melalui sensor dan alarm, sehingga dalam

    Perawatan Berkala Peralatan Bow Thruster Untuk

  • 15

    Menunjang Operasional pada Kapal CB BAYCORP

    KELANG dan masalah suhu permesinan bantu lainnya

    betul-betul harus lebih serius antisipasinya.

    d. Menurunnya tenaga bow thruster pada saat kapal olah

    gerak.

    Bow thruster merupakan pesawat bantu yang sangat

    membantu kelancaran kapal pada saat olah gerak terutama

    pada saat cuaca buruk. Karena pentingnya pesawat bantu ini

    maka perwira mesin harus memahami prosedur

    pengoperasian dan perawatan yang dapat mengakibatkan

    menurunnya tenaga bow thruster pada saat kapal olah

    gerak.

    Dengan memahami prosedur pengoperasian dan

    perawatan dapat segera mengetahui apabila terjadi

    kerusakan yang fatal pada bagian-bagian utama bow

    thruster, sehingga tidak terjadi kecelakaan pada saat

    melakukan olah gerak karena kapal CB BAYCORP KELANG

    kerja sebagai stand by boat yang harus mengantar

    passenger dari platform ke platform.

    Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan turunnya

    tenaga bow thruster diantaranya :

    a. Akibat penurunan daya generator pembangkit sebagai

    sumber tenanga utama untuk memutar elektro motor.

    b. Elektro motor mengalami keausan pada bearing atau

    melemahnya daya karena turunnya nilai kemagnetan

    kumparan/rotor dan stator

    c. Minyak hidrolik terlalu panas sehingga kekentalannya

    menurun yang berpengaruh terhadap turunnya tekanan

    minyak hidrolik dan mengakibatkan melemahnya daya

  • 16

    motor dalam usaha memutar poros baling-baling bow

    thruster.

    d. Ada benda yang menghambat putaran baling-baling

    berupa tali yang membelit pada bagian poros sehingga

    mengakibatkan putaran baling-baling menjadi berat atau

    lambat.

    Dari penjelasan diatas maka Perwira mesin harus

    mengetahui prosedur pengoperasian dan perawatan bow

    thruster, sehingga tenaga bow thruster bisa optimal pada

    saat kapal melakukan olah gerak

    2. Penentuan Masalah Utama

    Dari hasil identifikasi terhadap kondisi yang ada, penulis

    mendapatkan permasalahan yang dominan adalah sebagai

    berikut :

    1. Suhu minyak Hidrolik Bow Thruster tinggi.

    2. Menurunnya tenaga bow thruster pada saat kapal olah gerak.

  • 17

    BAB III PEMBAHASAN

    A. Landasan Teori

    Menurut Rozaimi Yatim dalam bukunya yang berjudul

    Kodefikasi Manajemen Perawatan Internasional (ISM Code)

    menjelaskan bahwa mesin yang bekerja secara terus menerus tentu

    akan mengalami gangguan-gangguan bahkan mungkin akan

    mengalami kerusakan berat apabila tidak dirawat dengan baik.

    Menurut Goenawan Danuasmoro dalam bukunya Manajemen

    Perawatan menjelaskan bahwa perawatan adalah faktor paling

    penting dalam mempertahankan keandalan suatu peralatan. Semua

    tahu bahwa perawatan memerlukan biaya yang besar, dan adalah

    sangat menggoda untuk selalu mencoba menunda pekerjaan

    perawatan agar dapat menghemat biaya.namun jika dituruti godaan

    itu,akan segera disadario bahwa sebenarnya penundaan itu akan

    mengakibatkan kerusakan dan justru membutuhkan biaya perbaikan

    yang lebih besar dari biaya perawatan yang seharusnya dikeluarkan.

    Fungsi dari Bow Thruster sangat penting pada kapal Crew Boat

    karena membutuhkan proses olah gerak yang cepat. Disebabkan

    medan kerja di lokasi dan kondisi fisik kapal yang terbuat dari

    Alumunium begitu ringan sehingga melakukan operasional proses

    menggunakan Bow Thruster harus dimengerti karena untuk mencegah

    atau menghindari bahaya tubrukan yang tidak diinginkan.

    Proses dalam menjalankan Bow Thruster harus mengikuti

    prosedur kerja yang sudah ditetapkan baik dari perusahaan maupun

    permintaan dari anjungan yang memberikan perintah dan permintaan

    menjalankan Bow Thruster 30 menit sebelum kapal tiba di lokasi kerja,

  • 18

    sehingga semua persiapan yang di kamar mesin harus sudah

    disiapkan.

    Dalam menunjang perawatan bow thruster yang baik demi

    terwujudnya kelancaran operasional kapal selama pelayaran, perlu

    diperhatikan teori-teori mengenai manajemen perawatan yang

    dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang Iebih berat.

    Perawatan dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu :

    1. Perawatan Insidentil

    Perawatan insidentil artinya kita membiarkan mesin bekerja

    sampai rusak baru kemudian dilakukan perawatan atau perbaikan.

    Pada umumnya metode ini sangat mahal oleh karena itu beberapa

    bentuk sistem perencanaan diterapkan dengan mempergunakan

    sistem perawatan berencana, tujuannya untuk memperkecil

    kerusakan dan beban kerja dari suatu pekerjaan perawatan yang

    diperlukan.

    2. Perawatan Berencana

    Perawatan berencana artinya kita merencanakan mesin

    untuk di operasikan setiap saat dibutuhkan. Perawatan berencana

    di bagi menjadi dua jenis yaitu :

    a. Perawatan korektif

    Perawatan korektif adalah perawatan yang ditujukan

    untuk memperbaiki kerusakan yang sudah diperkirakan, tetapi

    bukan untuk mencegah karena tidak ditujukan untuk alat-alat

    yang kritis atau yang penting bagi keselamatan atau

    penghematan. Strategi ini membutuhkan perhitungan atau

  • 19

    penilaian biaya dan ketersediaan suku cadang kapal yang

    teratur.

    b. Perawatan Pencegahan.

    Perawatan pencegahan adalah perawatan yang

    ditujukan untuk mencegah kegagalan atau berkembangnya

    kerusakan, atau menemukan kegagalan sedini mungkin.

    Dapat dilakukan melalui penyetelan secara berkala, rekondisi

    atau penggantian alat-alat atau berdasarkan pemantauan

    kondisi.

    3. Perawatan Berkala

    Perawatan berkala biasanya melibatkan pembongkaran,

    penggantian spare part berkala terhadap mesin berdasarkan

    waktu pengoperasian atau jam kerja .

    4. Perawatan Berdasarkan Pantauan Kondisi (Pemeliharaan Prediktif)

    Perawatan berdasarkan kondisi dilakukan berdasarkan

    hasil pengamatan (monitoring) dan analisa untuk menentukan

    kondisi dan kapan pemeliharaan akan dilaksanakan.

    B. Analisis Penyebab Masalah

    Pada Sub bab ini akan diuraikan tentang penyebab dari dua

    permasalahan yang dominan, terjadinya permasalahan tersebut pada

    saat kondisi penulis bekerja dikapal CB BAYCORP KELANG :

  • 20

    1. Suhu Minyak Hidrolik Bow Thruster Tinggi Pada saat penulis melakukan perawatan berkala peralatan

    Bow Thruster Untuk Menunjang Operasional Pada Kapal CB

    BAYCORP KELANG ternyata sistem perawatan bow thruster

    tidak berjalan dengan baik, setelah dilakukan pemeriksaan pada

    Log Book terdapat faktor-faktor atau peralatan pendukung dari

    Bow Thruster bekerja kurang optimal, Faktor-faktor atau peralatan

    pendukung tersebut yang menjadi penyebab dari suhu minyak

    hidrolik Bow Thruster tinggi adalah sebagai berikut :

    a. Kurangnya Pendinginan Minyak Hidrolik Bow Thruster

    Pompa pendingin yang tidak berfungsi menyebabkan

    tidak ada air laut yang mengalir ke dalam cooler sehingga

    kotoran dan lumpur yang menempel di pipa-pipa air menjadi

    mengeras karena panasnya minyak hidrolik yang mengalir di

    dalam cooler. Hal ini akan mengakibatkan kebuntuan pada

    pipa-pipa air di cooler, yang akan menghambat aliran air laut

    sehingga cooler tidak berfungsi secara maksimal. Keadaan ini

    mengakibatkan minyak hidrolik menjadi panas dan

    mengganggu kinerja bow thruster, seperti terjadinya over heat

    hydraulic oil trip dan apabila dibiarkan terjadi terus menerus

    dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan

    kerusakan yang lebih parah pada komponen-komponen

    utama yang lain.

    b. Pompa Air Laut Pendingin Minyak Hidrolik Rusak

    Sea chest yang tersumbat menyebabkan kerja pompa

    pendingin menjadi berat, dan air laut yang mengalir ke cooler

    menjadi sedikit sehingga proses pendinginan minyak hidrolik

  • 21

    tidak maksimal. Minyak hidrolik menjadi panas dan

    mengakibatkan bow thruster trip atau berhenti mendadak.

    Karena hal ini telah terjadi berulang-ulang dalam jangka waktu

    yang lama maka terjadilah kerusakan pada pompa pendingin.

    Pompa pendingin mengalami kevakuman atau masuk angin

    sehingga impeller-nya panas dan aus, hal ini mengakibatkan

    pompa macet karena water seal menjadi bocor dan bearing

    rusak. Dengan macetnya pompa pendingin maka tidak ada

    proses pendinginan minyak hidrolik karena cooler tidak

    berfungsi.

    2. Menurunnya tenaga bow thruster pada saat kapal olah gerak

    Menurunnya tenaga bow thruster di kapal CB BAYCORP

    KELANG disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :

    a. Kurangnya pemahaman Perwira Mesin pada prosedur pengoperasian dan perawatan

    Keadaan suatu kapal apapun baik yang baru ataupun

    yang sudah lama dalam menangani permasalahan tanpa tidak

    adanya suatu rencana yang sesuai dengan PMS dapat

    menimbulkan permasalahan yang sangat serius, Hal ini di

    karenakan proses perawatan tidak akan berjalan dengan baik

    karena kurangnya dalam mengatisipasi terhadap rutinitas

    kerja diatas kapal.

    Kemauan dan kemampuan perwira mesin untuk

    memahami peralatan dibutuhkan untuk menjaga keandalan

    sebuah peralatan, dengan pengetahuan yang cukup terhadap

    karakteristik dan prinsip kerja peralatan-peralatan yang ada

    merupakan syarat utama bagi seorang operator dalam hal ini

  • 22

    adalah awak kapal baik deck maupun mesin. Disamping

    mengoperasikan, awak kapal juga dituntut mampu

    melaksanakan perawatan bahkan perbaikan terhadap

    peralatan-peralatan yang ada sesuai dengan bidang

    dantanggung jawab masing-masing. Sudah banyak

    kecelakaan terjadi diatas kapal yang diakibatkan oleh

    kesalahan yang dilakukan awak kapal yang bersumber dari

    ketidak pahaman dalam mengoperasikan peralatan-peralatan

    yang ada,hal ini tentunya sangat membahayakan dan

    merugikan semua pihak.

    Penulis menemukan bahwa perawatan bow thruster

    khususnya pada komponen-komponen pendukung seperti sea

    chest,pompa air laut pendingin,cooler,electromotor, begitu

    juga perawatan terhadap minyak hidraulik dan saringannya

    tidak terlaksanakan. Dari pengamatan yang penulis lakukan

    terhadap permasalahan ini ditemukan komponen-komponen

    tersebut tidak terawat dengan baik. Perwira mesin tidak

    melaksanakan perawatan Bow Thruster sesuai dengan

    prosedur dan PMS.

    b. Perawatan Bow Thruster tidak berjalan dengan baik

    Instalasi bow thruster sebenarnya cukup sederhana

    dan mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya dan

    perawatannya. Akan tetapi jika perawatannya tdak

    diperhatikan secara serius dapat menyebabkan terjadinya

    gangguan, seperti turunnya tenaga bow thruster yang berawal

    dari ketidak pedulian perwira mesin untuk merawat

    komponen-komponen bow thruster tersebut. Kepadatan

    kegiatan kapal selalu dijadikan alasan yang biasa

    diungkapkan ABK kepada pihak manajemen, saat melaporkan

  • 23

    terjadinya kerusakan pada suatu peralatan. Untuk menutupi

    seolah-olah perawatan telah dilaksanakan, anak buah kapal

    (ABK) mengisi laporan daftar pemeriksaan dan perawatan

    serta mencatatnya kedalam log book, tetapi tanpa

    melaksanakan kegiatan tersebut. Hal inilah yang

    mengakibatkan peralatan menjadi rusak atau tidak berfungsi

    dengan baik

    B. Analisis Pemecahan Masalah 1. Suhu Minyak Hidrolik Bow Thruster Tinggi

    Adapun pemecahannya adalah sebagai berikut :

    a. Pemecahan terhadap kurangnya pendinginan minyak hidrolik bow thruster

    Pemecahan masalah kurangnya pendinginan minyak

    hidrolik bow thruster dapat dilakukan perawatan secara

    berkala. Ada beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan untuk

    menunjang analisis sebagai perawatan berkala sistem

    pendinginan minyak hidrolik adalah sebagai berikut :

    1) Perawatan Strainer Sea Chest

    Pastikan strainer sea chest selalu dalam keadaan

    bersih karena jika tidak dapat menghambat proses

    penyerapan panas dari minyak hidrolik. Jika stainer sea

    chest penuh dengan sampah maka mengurangi daya

    hisap dari pompa pendingin. Setelah dilakukan

    pembersihkan terhadap strainer sea chest diperhatikan

  • 24

    juga zink anode sehingga strainer sea chest tidak cepat

    rusak akibat korosi.

    2) Perawatan Pipa-Pipa Tube Cooler.

    Kerusakan dan kotornya pipa-pipa cooler dapat

    menimbulkan pendinginan tidak sempurna terhadap

    minyak hidrolik bow thruster karena tidak ada peyerapan

    dan pengurangan panas. Kondisi hal ini tersebut

    diakibatkan kebuntuan dan kotoran yang terbawa air laut

    seperti: adanya lumpur dan sampah-sampah kecil lainya

    yang menghambat.

    b. Pemecahan terhadap pompa Air Laut Pendingin Minyak Hidrolik Rusak

    Pemecahan masalah pompa air laut pendingin minyak

    hidrolik rusak adalah sebagai berikut :

    1) Perawatan berkala bagian sistem pendinginan bow

    thruster dilakukan secara teratur sesuai jam kerja .

    2) Perawatan kualitas suku cadang atau spare part pompa

    air laut pendingin minyak bow thruster.

    3) Membersihkan saringan air laut (sea chest) yang kotor

    akibat sampah-sampah plastik dan sampah lainnya serta

    ada kotoran lumpur yang terhisap.

  • 25

    2. Menurunnya tenaga bow thruster pada saat kapal olah gerak

    Adapun pemecahannya adalah sebagai berikut:

    a. Kurangnya pemahaman perwira mesin pada prosedur

    pengoperasian dan perawatan.

    Awak kapal harus mempunyai ketrampilan dan

    mengetahui prosedur-prosedur kerja yang sesuai

    PMS.dengan adanya pengetahuan prosedur kerja maka

    sasaran-sasaran dan prioritas dan pelaksanaan pekerjaan

    tercapai.

    Sehingga memudahkan untuk awak kapal dalam

    memahami prosedur pengoperasian instalasi bow thruster

    yang tepat. Dalam pengoperasian bow thruster dikapal CB

    BAYCORP KELANG diperlukan tahap-tahap untuk

    menjalankan yang terencana oleh masinis jaga dengan

    mengikuti check list yang sudah baku:

    1) Confirmation: Apabila bow thruster akan dijalankan, Nakhoda

    Atau Mualim jaga selalu menginformasikan kepada Kepala

    kamar mesin atau masinis jaga (informasi sebelum kapal

    berolah gerak)

    2) Preparetion :

    a) Menyiapkan sumber tenaga bow thruster dengan

    memparalelkan dua generator.

    b) Memeriksa kesiapan instalasi bow thruster,memastikan

    semua komponen dalam keaadan baik dan layak jalan.

    c) Setelah semua siap masinis jaga melaporkan kepada

    Nakhoda atau Mualim jaga dianjungan bahwa bow

    thruster sudah boleh dijalankan dari anjungan

  • 26

    d) Melakukan pemantauan kinerja bow thruster dan indikator

    yang ada dianjungan maupun secara langsung diruang

    bow thruster.

    3) Operation prosedur : setelah mualim jaga mendapat

    konfirmasi dari masinis jaga bahwa bow thruster telah siap

    untuk dijalankan maka mualim jaga segera menjalankan bow

    thruster dari anjungan, dengan mengikuti petunjuk

    pengoperasianyang telah ditentukan sesuai dengan panduan

    manual.Cara thruster contohnya apabila bow thruster

    mengalami lepas kendali atau tidak dapat dikontrol dengan

    throttle maka operator dalam hal ini mualaim jaga diwajibkan

    menekan tombol Emergency stop untuk mematikan bow

    thruster langsung dari anjungan,untuk menghindari kejadian

    yang membahayakan kapal.Apabila langkah ini gagal maka

    tugas masinis jaga untuk segera mematikan bow thruster

    langsung dari panel utama yang ada diruang bow

    thruster.atau dari sumber tenaga utama yaitu generator main

    power switch dikamar mesin,Apabila system kendali anjungan

    tidak berfungsi,bow thruster dapat dioperasikan secara

    manual dari ruang bow thruster dengan menekan pin manual

    over ride solenoid valve dengan obeng.Hal ini dikerjakan oleh

    masinis jaga dibantu dengan radio untuk berkomunikasi

    dengan anjungan.Langkah ini bersifat sementara,dilakukan

    apabila bow thruster benar-benar dibutuhkan dalam olah

    gerak.

    b. Pemecahan terhadap perawatan Bow Thruster tidak berjalan dengan baik

    Adapun pemecahan masalah perawatan bow thruster

    tidak berjalan dengan baik :

  • 27

    1) Masinis berkewajiban melakukan perawatan melakukan

    perawatan dan pengecekan sebelum bow thruster

    dijalankan. Metode pelaksanaan perawatan bow thruster

    sebaiknya mengikuti 4 langkah berikut

    a) Merencanakan jadwal pekerjaan/perawatan rutin

    sesuai dengan petunjuk manual book yang dicatat

    detailsebagai data keadaan nyata, sebagai petunjuk

    masinis lain untuk melanjutkan perawatan

    repair/maintenance.

    b) Pelaksanaan pekerjaan realitas seperti diatas dengan

    mengadakan pengontrolan intensif,untuk

    mencegah/antisipasi kerusakan yang lebih besar.

    c) Dibuat laporan kerja berkala dalam buku tersendiri

    disamping pada log book termasuk pergantian suku

    cadang dan penyetelan yang sudah dilaksanakan

    d) Inspeksi dan perawatan berkala harus dijalankan

    dengan ketat, catatan dan hasil inpeksi bow thruster

    harus tersimpan rapi untuk mengevaluasi tahap

    pemeriksaan berikutnya serta sebagai bukti

    perawatan yangtelah dilakukan dan akan dilaporkan

    ke kantor manajemen setiap akhir bulan

    2) Jadwal perawatan rutin harus dilaksanakan dengan tertib

    sesuai dengan ketentuan yang ada berdasarkan

    Maintenance Task. Untuk suksesnya pengoperasian

    sistem bow thruster ada beberapa komponen yang perlu

    mendapatkan perhatian khusus.

    A) Komponen yang berhubungan dengan sistem

    pendingin, yaitu :

  • 28

    1) Pengecekan dan pembersihan sea chest pompa

    air laut pendingin minyak hidrolik dilaksanakan

    seminggu sekali. sebelum bow thruster

    dijalankan sea chest harus dalam keadaan

    bersih, dan selama bow thruster dijalankan harus

    dijaga tidak tersumbat kotoran, tritip atau tiram

    yang menempel di dinding sea chest harus

    dibersihkan. untuk mengurangi korosi pada pipa-

    pipa dan cooler sebaiknya.

    2) Hydraulic oil cooler harus dijaga kebersihannya,

    sehingga fungsi pendinginannya bagus, serta

    menghindari tertutupnya pipa-pipa air laut yang

    dapat menyebabkan rusaknya pompa pendingin.

    Pembersihan cooler dilaksanakan setiap 500 jam

    kerja, tetapi apabila sebelum 500 jam suhu

    minyak hidrolik naik lebih dari 60c maka perlu

    dilakukan pembersihan sea chest, apabila sea

    chest bersih kemungkinan cooler kotor dan

    harus dibersihkan. Pembersihan cooler

    dilakukan dengan membuka kedua sisi tutupnya

    dan lubang-lubang pipa air laut dibersihkan

    dengan menggunakan batang rotan atau batang

    kawat tembaga yang ujungnya dipasang sikat

    ulir halus untuk menghindari kebocoran pipa air

    laut.

    3) Volume minyak hidrolik didalam tangki

    penampungan harus dijaga dalam kondisi

    penuh, dan dilakukan pengambilansample tiap

    tiga bulan sekali atau telah melewati 1500 jam

    kerja untuk diuji dilaboratorium. Minyak hidrolik

    diganti setiap 10000 jam kerja.

  • 29

    4) Saringan minyak hidrolik utama harus

    dibersihkan setiap 1500 jam kerja,akan tetapi

    bila sebelum 1500 jam tekanan minyak hidrolik

    telah turun maka perlu dilakukan pemeriksaan

    atau bersihkan saringan serta diganti bila

    dianggap perlu

    5) Pemeriksaan terhadap pipa-pipa dan

    sambungan serta selang sistem hidrolik maupun

    air pendingin dilakukan setiap tiga bulan sekali.

    Apabila dalam pemeriksaan ditemukan

    kebocoran, maka harus segera dilakukan

    pergantian atau perbaikan.

    B) Komponen yang berhubungan dengan motor

    penggerak bow thruster, yaitu :

    1) Greasing dilakukan pada bearing elektro motor

    setiap 500 jam kerja, hal ini berguna untuk

    mempertahankan agar pelumasannya bagus

    sehingga putarannya lancer. Perlu dicatat bahwa

    greasing yang berlebihan dapat mengakibatkan

    kerusakan elektro motor, karena terlalu banyak

    grease yang tertampung didalam bearing dapat

    bocor dan mengalir kedalqam kumparan motor

    yang menyebabkan rusaknya isolasi kumparan,

    sehingga akan mengakibatkan motor short atau

    mengalami arus pendek. Untuk menghindari hal

    itu maka greasing disesuaikan dengan seberapa

    seringnya bow thruster dijalankan atau mengikuti

    jam kerja.

    2) Minyak pelumas bantalan yang tertampung

    dalam ferrule tank harus dijaga volumenya selalu

    dalam keadaan penuh untuk menghindari

  • 30

    rusaknya bantalan atau bearing shaft baling-

    baling bow thruster.

    3) Sirkulasi udara pada ruangan bow thruster juga

    harus normal, oleh karena itu blower ruangan

    harus bekerja dengan baik agar suhu bow

    thruster dapat terjaga dalam batas normal,

    maksimal 40c.

    4) Pemeriksaan kekencangan baut-baut pondasi

    elektro motor dan pompa hidrolik serta baut

    pengikat lainnya dilakukan setiap tiga bulan

    sekali

    5) Pemeriksaan dan pembersihan magnet kontaktor

    pada power supply elektrik panel box pada

    periode satu tahun atau setelah melewati 5000

    jam kerja. Selain pembersihan juga dilakukan

    pengecekan kekencangan baut-baut pengikat

    sambungan pada terminal kabel serta tes isolasi

    kabel.

    6) Tes tahanan isolasi kumparan stator elektro

    motor dilakukan setiap periode enam bulan atau

    melewati 2500 jam kerja.

    Dari semua kegiatan pemeriksaan dan perawatan

    harus selalu dicatat dalam lembar daftar pemeriksaan dan

    log book sebagai data laporan bulanan yang akan dikirim

    kekantor pusat.

  • 31

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Kapal CB BAYCORP KELANG merupakan kapal yang terbuat

    dari bahan Almunium sehingga sangat ringan, maka dibutuhkan bow

    thruster sebagai peralatan pendukung dalam melakukan olah gerak

    dan kelancaran operasional kapal. Dari bab-bab sebelumnya penulis

    dapat menentukan kesimpulan dari makalah ini sebagai berikut :

    1. Pendingin minyak hidrolik bow thruster tidak baik, disebabkan

    kurangnya perawatan dan penjadwalan rutinitas pada cooler.

    2. Pompa air laut pendingin rusak, hal tersebut sering berulang kali

    terjadi akibat kualitas suku cadang yang tidak baik.

    3. Perwira mesin kurang memahami dan menguasai perawatan

    terhadap bow thruster.

    4. Kurangnya pengawasan perusahaan dalam mengevaluasi dan

    memotifasi hasil kerja awak kapal dalam melakukan perawatan

    berkala terhadap bow thruster.

    B. Saran Dalam menyikapi kinerja untuk perawatan berkala sistem bow

    thruster maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

    1. Perwira mesin dan ABK mesin di kapal perlu mengetahui sistem

    Pendinginan Minyak Bow Thruster supaya dilakukan perawatan

    secara berkala. Solusinya cooler dan perawatan serta saringan

    air laut tersebut jangan menunggu timbulnya alarm untuk

  • 32

    membersihkan dengan cara menyogok cooler tersebut namun

    perlu dilakukan dengan penjadwalan sesuai PMS dan bisa di luar

    itu apabila kondisi perairan tersebut sangat memprihatinkan dan

    perlu pengawasan yang sangat rutin.

    2. Kepada perusahaan pelayaran agar memperhatikan suku cadang

    pompa air laut pendingin dan pengawasan secara visual oleh crew

    mesin yang sedang bertugas jaga.

    3. Disarankan kepada perusahaan agar mengadakan pelatihan-

    pelatihan sebelum awak kapal bekerja dikapal, sehingga akan

    menambah pengetahuan tentang perawatan permesinan kapal

    dan seleksi penerimaan crew yang selektif.

    4. Diupayakan mengadakan briefing antara Technical

    Superintendant dengan Engineer tentang perawatan dan

    perbaikan Bow thruster dan mengoptimalkan perawatan Bow

    thruster saat kapal berada dipelabuhan.

  • 33

    DAFTAR PUSTAKA

    Danuasmoro Goenawan (2003), Manajemen Perawatan, Jakarta,

    Yayasan Bina Citra Samudera

    Yatim Rozaimi (2003), Kodetifikasi Manajemen Pemeliharaan , Jakarta Yayasan Bina Samudera

    (2011), SIDE THRUSTER Manual Book, Malaysia, CB

    Baycorp Kelang

    Jusak J.H (2007), Manajemen Perawatan dan Perbaikan Kapal, ATT II, Jakarta.

    A. Latar BelakangB. Tujuan Dan Manfaat PenulisanC. Ruang LingkupD. Metode Penyajian